UNIVERSITAS DIPONEGORO
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PROSES PERENCANAAN KABUPATEN JEPARA
Anggota Kelompok 01
Ahmad Yanuar Hakim NIM 40030619650009
02
Dewa Ayu Jesica NIM 40030619650010
03
Alviandhanie Rizqi Nugraha NIM 40030619650039
04
Randy Rasendriya Alfianto NIM 40030619650056
05
Mohamad Iqbal NIM 40030619650084
06
Erna Ratna Ayuning Pupuh NIM 40030619650087
07
M. Fadhil Athallah NIM 40030619650109
08
Karindya Tri Safa NIM 40030619650125
09
Ennora Jihan Firdaus NIM 40030619650052
Gambaran Umum Wilayah Kependudukan, Ketenagakerjaan, Aktifitas Ekonomi, Penggunaan Lahan, Energi dan Telekomunikasi, Infrastruktur
KEPENDUDUKAN Aspek kependudukan berkaitan dengan jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, mobilitas, angka ketergantungan, kualitas dan segala macam yang menyangkut kesejahteraan penduduk.
1)
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Jepara pada tahun 2015 tercatat 1.188.289 jiwa dan pada tahun 2019 tercatat 1.257.912 jiwa terdiri dari laki-laki sebesar 627.007 jiwa dan perempuan sebesar 630.905 jiwa.
5) Depedency Ratio (Angka Ketergantungan) Pada tahun 2019 angka ketergantungan Kabupaten Jepara tercatat sebesar 46,88%. Hal ini berarti setiap
2) Kategori Umur Penduduk
100 orang penduduk usia produktif menanggung
Kategori umur penduduk Kabupaten Jepara pada tahun 2015 penduduk usia produktif, yaitu sebesar 805.505
sekitar 47 orang penduduk usia non produktif.
jiwa yang berusia antara 15-64 tahun atau 68,08% dan usia non produksi sebesar 382.784 jiwa. Sedangkan di tahun 2019 penduduk usia produktif sebesar 856.403 jiwa dan non produktif sebesar 401.509 jiwa.
6) Kepadatan Penduduk Kabupaten Jepara memiliki 16 Kecamatan dengan luas
3) Piramida Penduduk
1.004,132 Km2. Kepadatan penduduk Kabupaten Jepara pada
Piramida penduduk Kabupaten Jepara pada tahun 2019 berbentuk piramida stationary atau
tahun 2019 adalah 1.253 jiwa/km², dengan sebaran kepadatan
piramida penduduk dewasa karena banyak penduduk dari tiap kelompok umur hampir sama
penduduk terbanyak di Kecamatan Jepara sebanyak 3.769
banyak dan mengecil pada kelompok usia tua, kecuali pada kelompok umur tertentu.
jiwa/km² yang memiliki 16 desa dengan luas 24,179 Km2.
4) Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
7) Penduduk Miskin
Sex ratio Kabupaten Jepara pada tahun 2015 tercatat sebesar 99,44% dan tahun 2019
Pada tahun 2015 penduduk miskin Kabupaten Jepara tercatat
tercatat sebesar 99,38%. Yang artinya pada tahun 2019 setiap 100 penduduk perempuan
sebanyak 100,61 ribu atau 8,50%, sedangkan pada tahun 2019
terdapat 99 penduduk laki-laki.
penduduk miskin tercatat sebanyak 83,47 ribu atau 6,66%.
KETENAGAKERJAAN Penduduk Usia Kerja (PUK) atau penduduk yang berusia 15 tahun keatas di Kabupaten Jepara pada tahun 2019 tercatat
Ketenagakerjaan atau Tenaga
sebesar 949.938 orang yang terdiri atas angkatan kerja sebanyak
Kerja adalah setiap orang laki-laki
648.233 orang dan bukan angkatan kerja 301.705 orang.
atau wanita yang sedang dalam
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Jepara pada tahun 2015 tercatat sebesar 3,12%, sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan tercatat sebesar 4,84 dan pada tahun 2019 mengalami penurunan tercatat sebesar 2,97%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Jepara pada tahun 2015 tercatat 68,13%, sedangkan pada tahun 2016 mengalami kenaikan tercatat sebesar 69,85% dan pada tahun 2019 mengalami penurunan tercatat sebesar 68,24%.
dan/atau
akan
melakukan
pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi
masyarakat.
kebutuhan
AKTIFITAS EKONOMI
Pada tahun 2015-2019, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Kabupaten Jepara mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar Rp 17.210.367 dan pada tahun 2019 sebesar Rp 21.384.284.
Sektor Perikanan Produksi ikan laut basah di Kabupaten Jepara pada tahun 2016 sebesar 10.867 ton, kemudian mengalami penurunan selama 2 tahun pada tahun 20172018. Pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 10.208 ton.
Sektor Peternakan Produksi hewan ternak Kabupaten Jepara pada tahun 2019 terdiri atas produksi daging ternak kuda, sapi, kerbu, kambing, domba, dan babi. Produksi yang paling tinggi yaitu produksi daging ternak sapi sebesar 409.360 kg.
Sektor Pertanian Produksi pertanian tanaman pangan utama di Kabupaten Jepara pada tahun 2015 tercatat sebesar 638.111 ton dan tahun 2018 tercatat sebesar 519.170 ton. Pada tahun 2019 mengalami sedikit peningkatan tercatat sebesar 529.408 ton.
Sektor Industri Terdapat tiga industri menengah berdasarkan OSS Tertinggi Kabupaten Jepara yaitu Industri Futniture, Industri Pengelolahan Lainnya, dan Industri Kayu, barang dari Kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
Sentra industri kecil yang unggul di Kabupaten Jepara berada pada Kecamatan Tahunan dengan jumlah sebanyak 3.027 sentra industri kecil, Pecangaan sebanyak 1.484 sentra industri dan Kalinyamatan sebanyak 1.040 sentra industri.
Kabupaten Jepara didominasi oleh Industri Mebel dengan jumlah 3.945 unit industri mebel lalu diikuti oleh industri makanan dengan jumlah 1.141 unit lalu industri Konveksi dan Industri Tenun dengan jumlah industri sama-sama berjumlah 631 unit industri.
Penggunaan Lahan Dalam wilayah Kabupaten Jepara memiliki keadaan relief yang terdiri dari dataran tinggi (di sekitar Gunung Muria dan Gunung Clering), dataran rendah, dan daerah pantai. Kondisi Topografi antara 0 – 1.301 meter diatas permukaan air laut. Yang pada wilayah Kabupaten Jepara, penggunaan/ pemanfaatan lahan diperuntukan pada lahan berikut.
1
Pemukiman & industri seluas 29.692,264 Ha (29,57%)
6
Rawa yang tidak ditanami seluas 21,000 Ha (0,02%)
2
Lahan sawah seluas 26.581,636 Ha (26,47%)
7
Tambak dan Kolam seluas 1.068,589 Ha (1,06%)
3
Areal berhutan seluas 17.518,164 Ha (17,45%)
8
Tanah Untuk Tanaman kayu-kayuan seluas 1.295,356 Ha (1,29%)
4
Tegalan seluas 17.758,324 Ha (17,69%)
9
Perkebunan Negara seluas 3.942,665 Ha (3,93%)
5
Padang rumput seluas 8,000 Ha (0,01%)
10 10
Sisanya berupa tanah lainnya seluas 2.527,191 Ha (2,52%)
Energi Dan Telekomunikasi Telekomunikasi, Di Kabupaten Jepara memiliki menara BTS ditiap kecamatannya yaitu telkomsel, XL Axiata, Indosat, H3I, Protelindo, Tower Bersama Group (TGB), Mitratel, Solusi Tunas Pratama, Centratama, dan Inti Bangun Sejahtera
Energi, Seluruh desa di Kabupaten Jepara sudah dapat menikmati fasilitas listrik PLN, fasilitas listrik PLN di Kabupaten Jepara telah menjangkau seluruh wilayah melaui jaringan transmisi tenaga listrik. Berikut tabel data banyaknya desa/kelurahan per kecamatan yang sudah ada fasilitas listrik PLN di Kabupaten Jepara.
Infrastruktur Infrastruktur dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Infrastruktur Transportasi 2. Sarana Umum 3. Sanitasi
Infrastruktur Transportasi
Terdapat 3 jenis moda trasnportasi di jepara yaitu udara, darat dan laut, untuk laut seperti kapal yang mneyebrang ke karimun jawa dan sebaliknya, lalu darat seperti kendaraan lainnya yang berada di Kabupaten Jepara yaitu bus, minibus, taxi,, becak dan lainnya, dan udara yaitu bandar udara Dewa Daru di Pulau Kemujan.
Secara umum, kondisi jalan yang baik, berada di pusat kota dan jalan yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Jepara terdapat beberapa jalan yang rusak, dan biasanya jalan yang rusak ini adalah jalan yang menghubungkan antar desa terutama yang berada di luar pusat kota.
SARANA UMUM
1. Sarana Umum Pendidikan Dari grafik diatas banyaknya sarana pendidikan di kabupaten jepara pada tahun 2012 maka dapat diketahui bahwa kabupaten jepara didominasi oleh sarana pendidikan SD dengan jumlah 600 sarana pendidikan, sarana pendidikan SMP dengan jumlah 79 sarana pendidikan, sarana pendidikan SMA dengan jumlah 23 sarana pendidikan dan Perguruan tinggi dengan jumlah 4 sarana pendidikan.
2. Sarana Umum Kesehatan Dari grafik diatas banyaknya sarana kesehatan di kabupaten jepara pada tahun 2012 maka dapat diketahui bahwa kabupaten jepara didominasi oleh Pos Yandu dengan jumlah 1111 sarana kesehatan, Bidan dengan jumlah 304 sarana kesehatan, Apotek dengan jumlah 77 sarana kesehatan, puskesmas dengan jumlah 21 sarana kesehatan, puskesmas pembantu dengan jumlah 45 sarana kesehatan, dokter umum dengan jumlah 57 sarana kesehatan, balai pengobatan dengan jumlah 47 sarana kesehatan, RS dengan jumlah 8 sarana kesehatan, dan toko obat dengan jumlah 3 sarana kesehatan.
3. Sarana Umum Peribadatan Banyaknya sarana peribadatan di kabupaten jepara pada tahun 2012 maka dapat diketahui bahwa kabupaten jepara didominasi oleh mushola dengan jumlah 4068 sarana peribadatan, masjid dengan jumlah 978 sarana peribadatan, gereja protestan dengan jumlah 106 sarana peribadatan, pura dengan jumlah 36 sarana peribadatan, vihara dengan jumlah 4 sarana peribadatan, gereja katholik dengan jumlah 3 sarana peribadatan dan klenteng dengan jumlah 2 sarana peribadatan.
Air Bersih Terdapat 3 daerah yang dibawah standar batas ambang bawah yaitu daerah Kali Bate, Swawal dan Plajan Kecamatan Mlonggo.Secara fisik
S
umumnya tidak berbau dan tidak berasa, adapun wama sebagian besar tidak berwama (bening) hanya terdapat beberapa yang berwama coklat Kali Sebagor, Kali Tanjung dan Kali Margoyoso. Hal ini menunjukan adanya pengikisan tanah yang terbawa oleh air sungai yang cukup intensif.
A
Air Limbah Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Jepara belum dapat dikatakan baik karena masih didominasi oleh jamban cemplung dan bukan jamban pribadi dengan tangki penampungan permanen (septik tank). Limbah tinja hanya dikelola secara individu oleh Dinas Ciptaru dan
N
Kebersihan Kabupaten Jepara dengan memakai 1 unit truk tinja dengan rata-rata mengangkut limbah tinja masyarakat 1 rit per-hari dan selanjutnya dibawa ke IPLT Bandengan.
Drainase
I T A S
Sistem drainase pada Kabupaten Jepara menggunakan sistem drainase terbuka dan tertutup. Drainase di Kabupaten Jepara dibuat mengikuti pola jaringan jalan. Presentase panjang jalan kabupaten yang memiliki drainase dengan kondisi baik pada tahun 2015 sebesar 4,05% meningkat menjadi 10,45% pada tahun 2019, masih terdapat 89,55% jalan Kabupaten Jepara yang belum memiliki saluran drainase yang memadai sehingga akan menimbulkan banjir dan genangan saat musim hujam yang akan mengakibatkan kerusakan.
Persampahan Pengelolaan sampah pada Kabupaten Jepara meliputi Penyapuan yang dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, pewadahan sampah di Kabupaten Jepara dengan cara individual yang disediakan oleh Dinas Cipta Karya dan Kebersihan, pengumpulan dilakukan dengan cara
I
menggunakan gerobak sampah maupun dari para penyapu jalan untuk selanjutnya dikumpulkan terlebih dahulu dalam TPS, pemindahan sampah yang dibaawa oleh alat pengumpul dipindahkan langsung ke TPS tau Kontainer yang nantinya dibawa oleh alat pengangkut dan pengangkutan dilayani dengan menggunakan kendaraan truk jenis dump truk, arm roll dan pick up.
Potensi dan Permasalahan Keadaan Fisik, Keadaan Non-Fisik, Keadaan Infrastruktur dan Layanan, Keadaan social kemasyarakatan
Pertanian &
Produk Unggulan Kab. Jepara
Perkebunan pengolahan hasil pertanian dan perkebunan
konveksi & pengolaha makanan
Basis perkonomian daerah yang potensial
Industri Pengolahan kayu, ukir, meubel dan kerajinan
EXISTING
KEADAAN FISIK
Sektor Fisik Alam Sektor Tata Ruang
Potensi – Masalah Lokasi
Sektor Pariwisata
FUTURE
POTENSI
Kawasan resapan air & Kawasan Industri
EXISTING
kawasan perlindungan plasma nutfah
Permasalahan Kehutanan kawasan hutan produksi tetap Permasalahan Pertambangan kawasan lahan perikanan budidaya air payau Permasalahan Abrasi
kawasan pertambangan mineral logam
FUTURE Berkembangnya pertambangan merusak ekosistem
Permasalahan Kawasan pantai (Abrasi pantai)
MASALAH
KABUPATEN JEPARA Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110°9'48,02" sampai 110°58'37,40" Bujur Timur dan 5°43'20,67" sampai 6°47'25,83" Lintang Selata. Kabupaten Jepara terletak di Pantura Timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa.
Potensi & Masalah Geologi Potensi Eksisting ada kemungkinan bahwa ke depannya perkebunan di Jepara akan meningkat. Mengingat pula bahwa terdapat tanah andosol yang kaya kan unsur hara dan air.
Masalahan Eksisting
mudah terjadinya bencana banjir apabila sistem sanitasinya tidak cukup baik.
Potensi Future Lahan di kawasan Kabupaten Jepara cocok digunakan untuk budidaya tambak perkebunan atau budidaya pertanian ringan
Masalah Future
Untuk permasalahan Geologi yang terdapat di Kabupaten Jepara yaitu Lahan di Kabupaten Jepara terdapat banyak kawasan yang merupakan hasil dari pengendapan tanah yang terkena air sungai atau laut akibat abrasi yang sulit difungsikan dan terkadang berubah menjadi daerah rawa yang hanya bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman tertentu
KEADAAN NON FISIK Pemangku Kepentingan Perencanaan Kabupaten Jepara menggunakan bentuk perencanaan partisipatif, aparatur pemerintah diwajibkan untuk melibatkan stakeholder lain dalam perencanaan, termasuk kepada swasta dan masyarakat, terutama dalam hal perencanaan pariwisata dan industri yang mana sangat memiliki potensi tinggi dalam pengembangannya. Dalam keberjalannya setiap stakeholder memiliki keterkaitan peran dan andil masing-masing dalam menykseskan perencanaan Kabupaten Jepara. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Tahapan proses penyusunan RTRW : 1. Tahapan persiapan penyusunan; 2. Tahapan pengumpulan data; 3. Tahapan pengolahan dan analisis data; 4. Tahapan perumusan konsep RTRW kota; 5. Penyusunan rancangan peraturan daerah (raperda) RTRW kota; 6. Penetapan RTRW kota.
POTENSI MASALAH KEPENDUDUKAN KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2015-2019 mengalami peningkatan. Dimana jumlah penduduk yang tertinggi berada pada Kecamatan Tahunan dan yang terendah di Kecamatan Karimunjawa. Dan berdasarkan data yang telah di analisis pada gambaran umum, maka dirumuskan potensi dan masalah berikut.
POTENSI KEPENDUDUKAN Potensi Eksisting
Kondisi Kabupaten Jepara sebagian besar adalah penduduk usia produktif dari jumlah usia tidak produktif (kurang dari 14 tahun dan diatas 15 tahun) serta angka ketergantungan di Kabupaten Jepara mengalami penurunan. Kabupaten Jepara saat ini berpotensi mengalami bonus demografi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Potensi Future Dengan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk yang tiap tahunnya mengalami peningkatan, potensi yang akan datang dialami Kabupaten Jepara adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) banyak, yang dapat dimanfaatkan dengan baik akan memberikan dampak yang positif bagi Kabupaten Jepara.
MASALAH KEPENDUDUKAN
Masalah Eksisting Kepadatan penduduk di Kabupaten Jepara tiap tahunnya mengalami peningkatan, jika tidak dibarengi dengan pembukaan lapangan kerja mengakibatkan sulitnya mencari pekerjaan. Selain itu, ketersediaan atau kebutuhan lahan juga meningkat. Potensi Future Di awal tahun 2020 dengan adanya bencana nasional mewabanya Covid 19 di Indonesia, berdampak pada perekonomian diproyeksikan turun tajam di masa pendemi. Hal ini akan mengakibatkan naiknya angka kemiskinan.
POTENSI MASALAH KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN Jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2015-2019 mengalami peningkatan. Dimana jumlah penduduk yang tertinggi berada pada Kecamatan Tahunan dan yang terendah di Kecamatan Karimunjawa. Dan berdasarkan data yang telah di analisis pada gambaran umum, maka dirumuskan potensi dan masalah berikut.
MASALAH KETENAGAKERJAAN
POTENSI KETENAGAKERJAAN
Masalah Eksisting
Potensi Eksisting 1. Pengembangan kualitas SDM dengan mengarahkan pelatihan keterampilan SDM. Secara langsung sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Jepara akan membutuhkan banyak tenaga kerja yang terampil. Dengan adanya penyerapan tenaga akan mengurangi tingkat pengangguran di Wilayah Kabupaten Jepara. 2. Lebih cepatnya terserap tenaga kerja di Lapangan Pekerjaan Kabupaten Jepara, karena banyak pencari kerja pada usia kerja yang siap bekerja dan semakin banyak pula tenaga kerja yang terlatih. Hal ini dibuktikan persentase tenaga kerja yang siap kerja semakin naik dari 1,14% tahun 2015 menjadi 3,51% tahun 2019. Potensi Future 1.Kabupaten Jepara dengan keunggulan khas dibidang industri pengolahan kayu yaitu kerajinan ukir dan mebel. Berpotensi di masa datang dengan pengembangan kualitas atau keterampilan SDM dengan membuka program pelatihan dan akan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di tahun yang mendatang.
1.
2.
1.
TPT Kabupaten Jepara pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 4,84%, hal ini dipicu oleh kesempatan orang dalam angkatan kerja untuk dapat bekerja atau terserap dalam pasar kerja semakin sedikit sehingga meningkatkan angka pengangguran. TPAK di Kabupaten Jepara mengalami penurunan tiap tahunnya, semakin rendah nilai TPAK di Kabupaten Jepara semakin rendah pula pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk menunjang perekonomian di Kabupaten Jepara. Potensi Future
TPAK tiap tahunnya semakin turun, akam berdampak pada tahun yang akan datang. Hal ini kurangnya partisipasi dari penduduk untuk bekerja.
AKTIFITAS EKONOMI POTENSI EKONOMI
MASALAH EKONOMI
Potensi Eksisting 1. Kenaikan PDRB murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Jepara pada tahun 2019 dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menduduki peringkat pertama dalam perekonomian Kabupaten Jepara. 2. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jepara mengalami peningkatan dan sektor pariwisata menjadi kontribusi pertumbuhan PDRB terbesar setelah sektor industri pengolahan yang dimotori mebel dan ukir. Sektor pariwisata dijadikan prioritas sebagai lokomotif baru perekonomian di Kabupaten Jepara karena mulai menunjukan hasilnya. Potensi Future 1. Pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil tambang, dan perikanan, dengan strategi mengembangkan industri mebel ukir, tenun ikat, konveksi, perhiasan, makanan, keramik dan rokok. 2. Pengembangan Pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian di Kabupaten Jepara. Dalam hal ini Kecamatan dengan hasil produksi dan produktivitas pertanian yang rendah, sehingga pengembangannya diarahkan ke pengembangan teknologi pertanian agar dapat menghasilkan atau mendorong pertumbuhan perekonomian dalam sektor pertanian di Kabupaten Jepara. 3. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan bertumpu pada budaya lokal. Pada hal ini pengembangannya di tujukan pada pariwisata bahari kawasan pesisir Kabupaten Jepara. Potensial untuk pengembangan pariwisata, salah satunya adalah kawasan Karimunjawa yang ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
1. 2.
Masalah Eksisting Pemerataan potensi dan kemampuan setiap wilayah masih terjadi ketimpangan, Salah satunya Kecamatan Jepara lebih tinggi potensinya dibandingkan kecamatan lainnya. Hasil produksi pertanian tanaman pangan utama Kabupaten Jepara pada 4 tahun terakhir mengalami penurunan (20152018), pada tahun 2019 mengalami sedikit peningkatan. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya teknologi pertanian di Kabupaten Jepara. Potensi Future
1. Optimalisasi kesiapan ekonomi yang masih belum bisa dioptimalkan secara masif dengan memajukan potensi wilayah masing-masing.
KETERKAITAN POTENSI DAN MASALAH
Analisis SWOT Weaknesses
Strengths Pariwisata Industri Pengolahan Sektor Perdagangan Beragam Topografi Sumber Daya Alam
S O
Oportunity Akses Pariwisata Kerajinan Mebel ukir dikenal Diminati banyak investor
W T
Kualitas SDM rendah Kinerja Pelayanan rendah Prasarana belum optimal Mitigasi bencana belum efektif
Threat Daya saing rendah Memiliki banyak potensi bencana Tidak ada regenerasi industry ukir Perkembangan industry masif
METODE ANALISIS SWOT Dalam menentukan keterkaitan antara potensi dan masalah, diperlukannya sebuah analisis internal maupun eksternal terlebih dahulu berupa analisis SWOT guna perumusan konsepsinya dapat selaras dengan keadaan yang ada. Pemahaman dengan penuh kewaspadaan terhadap aspek-aspek ini dapat membantu dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan terbaik pada sistem yang dianalisis. Dalam analisisnya, maka diperlukan konsep berfikir yang akan dilakukan melalui tahapan berikut :
Membandingkan analisis SWOT Kabupaten Jepara (berdasarkan review RPJP) dengan hasil analisis Kabupaten Jepara.
Menyusun SWOT baru yang akan disusun berdasarkan kesesuaian dan apabila terdapat poin SWOT yang tidak tercantum pada keduanya, maka akan disesuaikan apakah sesuai dengan urgensi yang ada.
Menentukan keterkaitan potensi dan masalah yang ada melalui hasil analisis SWOT yang telah disusun baru.
MATRIKSTOWS Berikut merupakan matriks TOWS guna menganalisis strategi untuk antisipasi ancaman dan peluang dengan mengacu pada kekuatan dan kelemahan permasalahan di Kabupaten Jepara.
O
T
Oportunity
Threats
TOWS
W Wekanesses
S Strengths
Matriks TOWS merupakan matriks strategi guna mengantisipasi ancaman dan peluang berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang ada. Matriks TOWS terdiri atas empat kluster strategi antara lain (i) Strategi S-O; (ii) Strategi W-O; (iii) Strategi S-T; dan (iv) Strategi W-T.
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Mengoptimalkan sektor pariwisata agar dapat mendorong tingkat pendapatan daerah
1. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana infrastruktur
2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada untuk sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan
2. Mengoptimalkan penggunaan lahan hutan produksi untuk ketersediaan bahan baku
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Penegakan hukum bagi penduduk yang melakukan ekploitasi tanpa memperhatikan aspek lingkungan
1. Meningkatkan kualitas pengolahan SDA untuk menjaga ekosistem lingkungan.
2. Pembentukkan regulasi bagi para pelaku industri yang ingin melakukan ekploitasi SDA
2. Meningkatkan kualitas SDM dan memberikan pendampingan dari pemerintah untuk masyarakat.
ANALISIS ISU POHON MASALAH
ANALISIS POHON MASALAH
Berdasarkan teknik analisis yang menggunakan alat bantu pohon masalah didapatkan isu utama perencanaan di Kabupaten Jepara adalah “Pembangunan Kabupaten Jepara belum Optimal.” Dimana isu tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan yaitu kualitas sumber daya manusia yang rendah, kinerja pelayanan Kabupaten Jepara rendah, kualitas lingkungan hidup menurun, kurangnya upaya mitigasi bencana.
Dari masalah kualitas sumber daya manusia yang akan mengakibatkan kualitas Kesehatan rendah, ketimpangan gender, dan kualitas Pendidikan rendah. Yang mana adanya dalam kualiatas Kesehatan rendah terdapat angka fertilitas rendah, rendahnya akses ke fasilitas Kesehatan, dan tingginya angka gizi buruk. Selain itu, adanya ketimpangan gender yang mana kurangnya pemberdayaan perempuan. Serta kualitas Pendidikan rendah, yang terdapat kurangnya pelatihan skill untuk warga, dan rendahnya akses ke fasilitas Pendidikan.
IDE GAGASAN
1
Opportunities - Strengths (Kuadran I) Kabupaten Jepara memiliki dalam sektor pariwisata, sebagai contoh Karimunjawa yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Adanya pembangunan Bandara Denwaru dapat meningkatkan akses pariwisata Karimunjawa. Selain itu, adanya pembangunan Bandara Denwaru di Karimunjawa juga bisa dengan mudah untuk akses para investor yang berminat untuk menanamkan modalnya, terutama pada sektor pariwisata di Karimunjawa, Kabupaten Jepara ini. Sektor pariwisata di Kabupaten Jepara juga disokong oleh wisata industri seperti industri tenun di Desa Troso Pecangaan; wisata air seperti air terjun songgolangit di Bucu kembang; wisata pedesaan seperti Desa Tempur; wisata cagar budaya seperti benteng portugis di Donorojo; dan wisata pantai yang sangat banyak sekali seperti salah satunya Pantai Tirto Samudera di Bandengan. Dari banyak wisata di Kabupaten Jepara, ini memungkinkan para wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Kabupaten Jepara untuk sekedar berekreasi maupun berinvestasi. Fakta ini diperkuat dengan Jumlah wisatawan ke tempat wisata tercatat Kabupaten Jepara tahun 2018 mencapai 2.601.528 pengunjung. Kebanyakan dari mereka adalah wisatawan domestik yaitu mencapai 98,95%, dan turis mancanegara hanya menyumbang 1,05%. Selain dalam sektor pariwisata yang memadai, sektor sosial budaya juga menjadi daya tarik para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Jepara ini. Sosial budaya Kabupaten Jepara yang identik dengan sejarah seperti Kabupaten Jepara menjadi tempat kelahiran pahlawan besar R.A. Kartini, kerajinan ukir, dan kesenian seperti Pesta Lomban, Perang Obor, dan Festival Baratan. (S1, S5, O1, O3)
1
Opportunities - Weaknesses (Kuadran II)
Di Kabupaten Jepara pada sektor pariwisata dan indsutri pengelolaan banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya peluang tersebut ditambah dengan tersedianya dukungan regulasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Namun dari peluang tersebut maka dapat memberikan ancaman prasarana sanitasi yang tersedia belum optimal dan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup akibat masih ditemukannya pengelolaan sampah yang buruk dan IPAL industri pengolahan yang tidak memenuhi standar. (O3,O5,W3)
Dengan potensi kerajianan mebel ukir, kabupaten jepara dijuluki sebagai “Kota Ukir” di Indonesia. Namun masih memiliki keterbatasan sumber daya alam (bahan baku) dan teknologi produksi pendukung industri. (O2,W1)
Threats - Strengths (Kuadran III) Sumber daya alam di Kabupaten Jepara masih sangat melimpah. Namun, tidak adanya regenerasi industri ukiran kayu sehingga mampu mengancam industri pengolahan kayu di Kabupaten Jepara dan mengancam identitas Kabupaten Jepara sebagai ‘Kota Ukir’. Maraknya aktivitas penduduk yang mencemari lingkungan dan tidak ditangani oleh pihak berwajib mengancam keberadaan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Jepara. Padahal, sumber daya alam di Kabupaten Jepara sangat melimpah yang dapat dibudidayakan, baik dari sumber daya pesisir, pertanian, hingga perkebunan. (T3, T4, S4) Sisi lain dari sektor indutri pengolahan yang besar, terdapat perkembangan industri berskala besar secara masif. Ini dapat mengancam keberadaan sektor primer serta kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Jepara. Tidak adanya regenerasi pohon – pohon kayu juga memperlihatkan perkembangan industri secara masif tanpa memperhatikan kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Jepara (T3, T5, S2)
Threats - Weaknesses (Kuadran IV) Kabupaten jepara memilki kekayaan Sumber Daya Alam namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi terutama pada industri pengolahan maka yang Sumber Daya Alam sebagai bahan baku produksi pendukung industri menjadi terbatas. Selain itu pada pengelolaan Sumber Daya Alam di Kabupaten Jepara masih terdapat kelemahan yaitu dalam pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak ramah lingkungan. Dari kelemahan-kelemahan tersebut maka dapat memberikan ancaman untuk Kabupaten Jepara yang mana dikenal khalayak luas sebagai “Kota Ukir”, hal tersebut mungkin terjadi jika regenerasi industri ukiran kayu yang berkurang karena keterbatasan bahan baku dan pengelolaan SDA yang tidak efisien.(W1,W3,T3)\
Dengan belum optimalnya pemberdayaan kelembagaan masyarakat yang ada di Kabupaten Jepara hal tersebut dapat menjadikan kelemahan di Kabupaten Jepara dan daya saing yang tergolong rendah apabila dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Tengah. (W8,T1)
Pembobotan Alternatif Tujuan Dari hasil analisis dengan menerapkan metode pembobotan pada Tujuan alternatif maka, gagasan perencanaan di Kabupaten Jepara yang diprioritaskan untuk mengembangkan potensi dari berbagai aspek di Kabupaten Jepara yaitu Meningkatkan kualitas SDM dan memberikan pendampingan dari pemerintah untuk masyarakat, serta Mengoptimalkan sektor pariwisata agar dapat mendorong tingkat pendapatan daerah.
TERIMA KASIH