3 minute read

Eksplorasi Bentonit di Pacitan

Pada bulan November 2020 lalu, saya beserta keenam teman saya yang lain diberi kesempatan untuk melakukan “Kerja Praktek” berupa kegiatan eksplorasi bentonite di Desa Tamanasri, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Pacitan berjarak sekitar 210 km dari kota Surabaya atau apabila ditempuh menggunakan mobil dari kota Surabaya akan memakan waktu sekitar dua hingga empat jam. Desa Tamanasri sendiri merupakan salah satu dari 8 desa yang ada di wilayah Kecamatan Pringkuku, yang terletak 8 km ke arah timur dari pusat kecamatan. Desa Tamanasri mempunyai luas wilayah sekitar 1083 Ha, sedangkan untuk wilayah pertambangan yang menjadi tempat kami melakukan kegiatan eksplorasi memiliki luas wilayah sekitar 148,78 Ha atau 15 persen dari wilayah Desa Tamanasri itu sendiri. Wilayah pertambangan tersebut merupakan wilayah pertambangan dengan jenis Izin Usaha Pertambangan (IUP) perseorangan. Medan dari wilayah tersebut dipenuhi dengan jurang, sawah, hutan, serta pemukiman warga di mana menjadi salah satu hambatan bagi kami untuk melakukan kegiatan eksplorasi di musim penghujan ini. Akibatnya, tidak jarang ketika melakukan pengambilan sampel, saya beserta dengan temanteman lainnya harus berhadapan dengan hujan lebat dan terpaksa mengambil langkah dengan hatihati agar tidak terpeleset. Dalam melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah IUP tersebut, mobilisasi dapat dilakukan dengan meng

Terra Mahitala Hikmah Daluas 12117072

Advertisement

gunakan kendaraan bermotor, namun hal ini tidak berlaku untuk semua titik pengambilan sampel karena terdapat beberapa titik yang tidak memiliki jalur untuk kendaraan bermotor sehingga mobilisasi perlu dilakukan dengan berjalan kaki.

Berdasarkan hasil penelitian H. Samodra, S, Gafoer, Tjokrosaputro ,dkk (1992), diketahui bahwa sejarah dari sedimentasi daerah Kabupaten Pacitan cukup bervariasi mulai dari laut dalam sampai darat, yang berumur Oligosen sampai Plistosen yang secara geologi di susun oleh Formasi Arjosari, Formasi Mandalika, Formasi Wuni, Formasi Jaten, Formasi Nampol, Formasi Wonosari, dan Intrusi batuan beku. Daerah Kabupaten Pacitan dan sekitarnya secara regional merupakan zona peralihan antara jalur subduksi Zaman Kapur dengan Zaman Tersier (Purwanto,1997). Struktur yang berkembang di daerah Pacitan dan sekitarnya adalah lipatan, sesar dan kekar (Sampurna, 1997). Sesar di daerah Pacitan dan sekitarnya umumnya merupakan sesar turun dan sesar geser. Sesarsesar geser pada umumnya mempunyai arah barat lauttenggara dan timur lautbarat daya. Sesar yang berarah timur lautbarat daya mempunyai jenis mendatar mengiri, sedangkan yang berarah barat lauttenggara mempunyai pergerakan menganan (Sudrajat, 1993). Sehingga berdasarkan pola struktur yang berkembang di daerah Pacitan umumnya berarah utaraselatan dan tenggarabarat laut. Daerah Kabupaten Pacitan secara umum tersusun oleh batuan sedimen klastik, batuan gunung api, dan batuanbatuan terobosan (Samodra dkk., 1992). Untuk wilayah IUP yang menjadi tempat kami melakukan kegiatan eksplorasi berada di Formasi Jaten dan Formasi Arjosari serta dilewati oleh Sesar Pucunglangan. Formasi Jaten tersebut terdiri atas litologi batu pasir kuarsa, batu lempung, batu lempung karbonatan, batubara, dan sisipan tipis batu pasir gampingan. Sedangkan, untuk formasi Arjosari terdiri atas konglomerat aneka bahan, seperti batu pasir, batu lanau/ batu gamping, batu lempung, napal pasiran, batu pasir berbatu apung, bersisipan breksi gunung api, lava dan tuf. Untuk umur dari masingmasing formasi, Formasi Jaten sendiri berumur Miosen Awal bagian atas, sedangkan untuk Formasi Arjosari berumur oligomiosen.

Tujuan dari dilakukannya kegiatan eksplorasi pada “Kerja Praktek” ini adalah untuk memetakan bentonit. Bentonit itu sendiri termasuk ke dalam grup smektitmontmorilonit dimana nama montmorilonit berasal dari jenis lempung plastis yang ditemukan pada tahun 1847 di Montmorilonit, Perancis. Bentonit merupakan lempung yang memiliki sifat plastis dan koloidal tinggi dengan kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 8595 %. Rumus teoritik smektit adalah (OH)4SigAI4O20nH2O, dengan komposisi SiO2 66,79%, AI2O3 28,3 % dan H2O 5 %· Secara komersial dikenal dua jenis bentonit yaitu kalsium bentonit dan natrium bentonit. Kalsium bentonit digunakan sebagai bahan penyerap, pemucat minyak goreng, zat perekat pasir cetak dalam proses pengecoran baja, sebagai katalisator dalam industri kimia, pengisi dan sebagainya. Natrium bentonit ini dapat digunakan sebagai lumpur pembilas (drilling mud) dalam pengeboran minyak, gas dan panas bumi, pencampuran semen, bahan penyumbat kebocoran bendungan dan sebagainya.

This article is from: