Support By. LSP3I
OPINI PENDIDIKAN
Yusrin Ahmad Tosepu
Kompetensi Dosen dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0 Keberhasilan Indonesia untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik; dosen, maupun tenaga pendidik lainnya. Para pendidik dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global. Perguruan tinggi harus mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan, terutama yang sangat terkait erat dengan persiapan SDM dalam menghadapi era revolusi Industri ke-4. Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan hapalan harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter. Pemanfaatan dan penerapan ICT sangat membantu dosen maupun peserta didik dalam proses belajar mengajar. Materi pembelajaran dapat tercapai setiap semester untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Harus kita pahami, bahwa pertemuan atau tatap muka di ruang kelas (face to face system) sering tidak memadai waktunya untuk penyampaian suatu topik bahasan secara menyeluruh atau komprehensif. Dengan adanya bantuan teknologi seperti internet, maka materi yang kurang lengkap dapat dikirimkan dosen kepada mahasiswa sehingga transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa peserta didik kita masih lemah dalam kecakapan kognitif order tinggi (higher order thinking skill/HOTS); seperti menalar, menganalisis, dan mengevaluasi. Fakta tersebut mendorong upaya penguatan kemampuan penalaran peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan mengerjakan soal-soal yang mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan solusi, sebagai salah satu kecakapan untuk bersaing di abad ke21. Namun yang terjadi sekarang dan masih menjadi kendala adalah peserta didik banyak terbebani materi pelajaran yang membuat daya kritis mereka justru tidak muncul. Hal ini dikarenakan orientasi pendidikan hanya untuk memenuhi kebutuhan industrialisasi. Di sisi lain, fungsi pengajar (dosen) belum mampu memberikan perubahan yang besar bagi peserta didiknya. Itu artinya, dosen belum siap mengantarkan peserta didiknya untuk menjawab tantangan pendidikan di masa mendatang. Oleh karenanya perlu ada transformasi mendasar pada praktek sistem pendidikan kita. Sistem yang dimaksud berupa pendidikan yang benar-benar memberikan ruang kreativitas bagi peserta didik dengan para dosen yang bisa menjadi motivator dalam meningkatkan kompetensi mereka. Perguruan tinggi seharusnya menggunakan metode belajar yang tidak hanya abstraksi, namun lebih memandang kepada persoalan nyata atau tematik dan itu membutuhkan paradigma yang berkembang di masa mendatang. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.
Yusrin Ahmad Tosepu
Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan peserta didik menghadapi tiga hal: 1. Menyiapkan peserta didik untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; 2. Menyiapkan peserta didik untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul, dan 3. Menyiapkan peserta didik untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan. Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi dosen yang berkualitas. Pasalnya, di era pendidikan 4.0 profesi dosen makin kompetitif. Ke depan masalah peserta didik bukan pada kesulitan memahami materi ajar, tapi lebih terkait masalah psikologis, stres akibat tekanan keadaan yang makin komplek dan berat. Setidaknya terdapat lima kualifikasi dan kompetensi dosen yang dibutuhkan di era Pendidikan 4.0. Kelimanya meliputi: (1) Educational competence, kompetensi mendidik/ pembelajaran berbasis internet of thing sebagai basic skill di era ini; (2) Competence for technological commercialization, punya kompetensi membawa peserta didik memiliki sikap entrepreneurship (kewirausahaan) dengan teknologi atas hasil karya inovasi peserta didik; (3) Competence in globalization, dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap berbagai budaya, kompetensi hybrid, yaitu global competence dan keunggulan memecahkan problem nasional; (4) Competence in future strategies, dunia mudah berubah dan berjalan cepat, sehingga punya kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya, dengan cara joint-lecture, joint-research, jointresources, staff mobility dan rotasi, paham arah SDG’s, dan lain sebagainya.
(5) Conselor competence, mengingat ke depan masalah peserta didik bukan pada kesulitan memahami materi ajar, tapi lebih terkait masalah psikologis, stres akibat tekanan keadaan yang makin komplek dan berat. Selain itu, penyediaan fasilitas ICT di perguruan tinggi akan memungkinkan dosen dapat memberikan materi ajar yang mutahir sesuai perkembangan zaman, karena langsung dapat menayangkan materi dalam ruang kelas secara online. Dengan kata lain, pembangunan atau penyediaan fasilitas jaringan ICT sebagai bagian integrasi dengan jaringan teknologi pendidikan di perguruan tinggi akan mencip-takan berbagai kemudahan, baik dalam adminsitrasi akademik, non akademik, dan proses belajar mengajar, yang bermuara kepada peningkatan kualitas SDM output dari perguruan tinggi. Bila hal ini dapat terwujud secara merata di seluruh perguruan tinggi di tanah air maka dosen di Indonesia mampu memasuki era pendidikan 4.0. Dosen sebagai salah satu pilar penting dalam perguruan tinggi memegang peranan strategis bagi pendidikan tinggi dalam menghadapi era digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0. Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan siap berkompetisi di era RI 4.0 dibutuhkan dosen yang memiliki kompetensi inti keilmuan (core competence) yang kuat, mempunyai soft skill, ‘critical thinking’, kreatif,komunikatif dan mampu berkolaborasi dengan baik dengan mahasiswa. Dosen harus mampu mengikuti perkembangan teknologi sehingga mampu menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. Dosen juga berperan menebar ‘passion’ dan menginspirasi mahasiswa. Dosen juga menjadi teman bagi mahasiswa ,dosen juga harus teladan dan berkarakter. Perguruan tinggi harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen yang dimilikinya. Salah satu kunci untuk menghadapi RI 4.0 adalah inovasi di bidang pengajaran-pembelajaran, dan riset .
Dosen hebat itu merencanakan aksi bukan hasil