Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Page 1

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Tulisan ini merupakan kegelisahan sekaligus kritik terhadap sisi lain kemajuan, pengembangan, penerapan dan pemanfaatan teknologi dan sains modern. Kata punah atau pemunahan dalam tulisan ini diartikan seakan-akan tidak bersesuain antara harapan dan kenyataan yang ada. Atau proses, cara, perbuatan memunahkan. Judul dalam tulisan Ini mungkin kebanyakan orang mengganggap sebuah ilusi belaka. Tapi opini ini dapat menjadi fakta yang tak terelakan jika kita menyimak kemajuan teknologi telah memunculkan terkotakkotaknya berbagai bidang keilmuan. Berbagai bidang ilmu menawarkan sudut pandangnya masing masing. tembok-tembok keilmuan terlihat jelas. Dampaknya, melahirkan pengetahuan yang secara langsung mengkotak kotakan penerapannya dalam kehidupan. Kemajuan teknologi juga berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, kesenjangan sosial ekonomi global yang sangat besar, apatisme dan depresi hidup manusia serta tersebarnya radikalisme dan fanatisme buta. Dampak tersebut menuntut manusia untuk mengubah cara berpikirnya. Apa itu Ilmu Pengetahuan? Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya. Ilmu pengertahuan menurut Helmy A. Kotto bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan yang terus menerus sampai dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri. Sedangkan Mappadjantji Amien, merumuskan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan menemukenali diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah.


Sedangkan menurut Syahruddin Kasim, menyatakan bahwa “ilmu pengetahuan� adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah Sang Pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional, empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan. Tiga fungsi ilmu pengetahuan yang utama yaitu: Ilmu pengetahuan itu menjelaskan (explaining, Describing), Meramalkan (prediction), Mengendalikan (controlling). Dengan syarat-syaratnya; Logis atau masuk akal, Objektif, Metodik, Sistematik, berlaku umum atau universal, dan Kumulatif berkembang dan tentative (ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar (sifatnya tentatif). Memunahkan ilmu? Kita semua mengetahui, sekarang ini kita dihadapkan pada era disrupsi (perubahan). Salah satu tantangan yang akan muncul pada era disrupsi ini punahnya ilmu pengetahuan karena munculnya berbagai kecerdasan buatan. Selain itu tantangan lain yaitu masuk pada era keberlimpahan informasi dan pengetahuan. Penerapan teknologi nano menjadi ancaman lain bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Ada beberapa hal yang masuk dalam konsep era disrupsi; Pembelajaran trans disiplin, kreativitas, penerapan triple helix dan yang terpenting adalah value. Tapi bukan hal disrupsi yang akan saya bahas pada tulisan ini, tapi saya coba menggurai dampak dari kemajuan teknologi sebagai bagian dari produk ilmu pengetahuan.

Di dalam sejarahnya, teknologi berkembang dari tradisi pencerahan Eropa. Di dalam tradisi ini, hal menjadi penting adalah; Pertama adalah budaya egaliter, atau kesetaraan antar manusia. Manusia memiliki kedudukan setara di hadapan alam dan Tuhan. Kedua, pengembangan budaya berpikir kritis. Artinya, pertanyaan harus terus diajukan terhadap tradisi maupun praktek-praktek sosial yang sudah ada. Tradisi dan pola pikir lama bukanlah kebenaran mutlak yang harus disembah. Sebaliknya, ia justru harus dipertanyakan ulang, supaya bisa menjawab perubahan jaman. Dengan berpikir kritis melahirkan budaya berpikir logis. Dalam arti, logika adalah seni berpikir lurus. Membantu orang mengambil kesimpulan yang lurus dari data-data yang ada. Logika menghindarkan orang dari prasangka dan kesalahan berpikir di dalam pengambilan keputusan. Ketiga, Pengembangan budaya berpikir rasional. Dalam arti ini, berpikir rasional adalah upaya untuk memahami hubungan sebab akibat yang membentuk suatu peristiwa dengan menggunakan penalaran akal sehat. Penjelasan mistik dan teologis dihindari. Rasionalitas adalah kunci dari tradisi Pencerahan Eropa yang melahirkan teknologi dan sains modern. Keempat, Pengembangan pola berpikir sistemik. Berpikir sistemik berarti melihat dari sudut pandang keseluruhan. Pola pikir ini berkembang setelah perkembangan sains dan teknologi modern. Ia dilihat

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Menurut Wikipedia, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi dipergunakan untuk mempermudah kerja manusia. Harus diakui, perkembangan teknologi telah mengubah wajah dunia. Berbagai sisi kehidupan manusia dipermudah, berkat kelahiran berbagai teknologi, mulai dari telepon, pesawat, mesin cuci sampai dengan komputer. Harga yang harus dibayar pun juga cukup mahal, mulai dari kerusakan alam sampai dengan berkembangnya apatisme dan depresi hidup manusia di tingkat global.

2


sebagai upaya untuk mengurangi sisi merusak dari teknologi. Di dalam pola berpikir sistemik, kepentingan seluruh ekosistem, termasuk hewan dan tumbuhan, juga dilihat sebagai sesuatu yang amat penting. Perkembangan teknologi dan sains modern lahir dari perkembangan budaya tertentu yang mendahuluinya. Tanpa perubahan budaya secara mendasar, teknologi hanya menjadi gincu permukaan yang menutupi borok di belakangnya. Teknologi bukan sebagai kebenaran tertinggi yang menjadi ukuran kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi tanpa penguatan ilmu pengetahuan akan berubah menjadi ideologi yang menghabisi kebebasan dan sikap hidup alamiah manusia. Pola berpikir sistemik, yang amat dekat dengan spiritualitas universal, juga perlu dikembangkan pada konteks ini. Jangan sampai kita terjatuh pada sikap naif buta terhadap perkembangan dan penerapan teknologi. Kita tidak boleh lupa, bahwa teknologi modern adalah hasil ciptaan masyarakat dengan budaya tertentu. Niat baik untuk mengembangkan teknologi, tetapi tidak mau mengubah budaya lama; tidak hanya tak berguna, tetapi juga berbahaya. Kita semua harus memikirkan kembali hal ini; kita sering terlena dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Kemajuan teknologi tidaklah selalu sempurna. Ia memiliki cacat mendasar yang melahirkan pengrusakan alam secara masif, menganggu keseimbangan tatanan hidup manusia, penjajahan ekonomi terhadap negara negara berkembang dan misikin. Ini tentunya harus menjadi catatan di dalam perkembangan teknologi di tanah air.

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia dalam menjelaskan secara sistematis dan teroganisir dari hasil pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT, sebagai ayatayat karuniyah ilahi.�Science is the organized exploration of the universe and the systematic accumulatio of knowledge.� Sedangkan teknologi adalah upaya sistematis dalam penerapan ilmu pengetahuan untuk mempermudah pemenuhan hajat kebutuhan hidup manusia. “Technology is the purposeful application of knowledge to solve problems and to meet human needs.�

3

Secara esensial tidak ada ilmu pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan ajaran agama. Hanya saja dalam proses kemajuan teknologi dan penerapannya yang terkait dengan nilai-nilai agama yang bersifat spritual dan moral seringkali diabaikan. Akibatnya kehidupan sosial budaya, peradaban manusia, kelestarian alam dan mahluk lainnya menjadi terganggu dan cenderung rusak. Dalam penggunaan hasil teknologi informasi dan komunikasi misalnya, salah satu bentuk ketegangan dan kemelut yang terjadi akibat dari penetrasi media informasi adalah hancurnya nilai-nilai tradisional yang luhur dan masuknya nilai-nilai modern yang destruktif. Media informasi mutakhir sarat dengan pesan-pesan yang mendorong gairah seksual (sexsual permissiveness) serta perilaku keras (aggressivasiness), budaya konsumenisme, dan peradaban hidup sekuleristis. George Orwel (1984) dalam novelnya bercerita bahwa perkembangan teknologi menimbulkan kegelisahan unviersal dengan dikembangkan transfer embrio, genetic engineering dan teknologi komputer yang memprogram robot, serta teknologi nuklir. Hal itu menjadikan negara yang maju teknologinya mempunyai sense of power diangap yang paling penting berkuasa di dunia. Disamping itu kata dia bahwa dengan teknologi, manusia cenderung serakah dengan memakan yang lemah (simbosis parasitik), serta menimbulkan rasa ketergantungan manusia terhadap sains dan teknologi semakin kuat (obyektivitasi manusia). Kehidupan dan peradaban manusia semakin individualistis, sekuleristis dalam pola kehidupan materialistis.


Masih banyak lagi produk teknologi yang disalah gunakan manusia tanpa batas moral yang mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan manusia banyak. Maka dirasa perlu dalam rekayasa budaya dan peradaban manusia sebuah “kode ethik teknologi� karena kuncinya terletak pada diri manusianya. Dalam persoalan dunia masa depan (Future World Problems) dinyatakan perlunya kontrol teknologi (Controle of Technology Growth). Karena kenyataannya teknologi robot yang diprogram dengan komputer yang bertendensi efisiensi mengakibatkan pengangguran semakin banyak. Orientasi kebendaan semakin menonjol, kompetisi dalam kehidupan manusia semakin meningkat/ketat. Budaya hidup keras semakin meraba, kesenjangan sosial semakin melebar, dan kecemburuan sosial semakin meningkat, maka pada gilirannya gejolak sosial akan muncul dipermukaan sebagai malapetaka peradaban yang sebenarnya sama sekali tidak dinginkan. Berbagai bentuk teknologi ditemukan guna mempermudah kehidupan manusia. Namun, dengan berjalannya waktu, berbagai tantangan baru yang lebih rumit datang mengunjungi. Empat tantangan terbesar di era ini adalah masalah kerusakan lingkungan hidup, kesenjangan sosial ekonomi global yang sangat besar, tersebarnya radikalisme dan kedangkalan moral dan agama. Empat tantangan tersebut menuntut manusia untuk mengubah cara berpikirnya. Dilain sisi, kemajuan teknologi telah memunculkan terkotak-kotaknya berbagai bidang keilmuan, berbagai bidang ilmu menawarkan sudut pandangnya masing masing. tembok-tembok keilmuan terlihat jelas. Dampaknya, melahirkan pengetahuan yang secara langsung mengkotak kotakan penerapannya dalam kehidupan. Kemajuan dan perkembangan teknologi hendaknya mengembalikan Ilmu pengetahuan ke asal muasal semua pengetahuan, yakni bersifat menyeluruh. Visinya adalah kesatuan, tujuannya adalah memahami dengan lebih jernih dan kritis keadaan manusia, alam, dan dunia sekarang ini.

Sikap kritis adalah alat utama untuk pengembangan pengetahuan.Sikap kritis juga menjauhkan orang dari kepatuhan buta. Radikalisme, fundamentalisme dan fanatisme lenyap secara alamiah di hadapan sikap kritis. Mengajak orang untuk meninggalkan ilusi, serta melihat kenyataan sebagaimana adanya. Kesatuan ilmu pengetahuan, dengan sikap kritis, akan mendorong pengetahuan melampaui batas-batasnya sendiri, dan menyentuh kebijaksanaan. Banyak orang mengira bahwa kemajuan teknologi telah menyelamatkan dunia. Memberi kita begitu banyak kemudahan dalam hidup. Namun, apa artinya semua itu, jika keseimbangan kehidupan manusia terganggu, bumi beserta isinya rusak; jutaan hewan dan tumbuhan menjadi korbannya, air, tanah, hutan hancur? Apakah sebegitu pentingnya teknologi, sehingga menghancurkan alam, hewan dan tumbuhan demi kenikmatan sesaat belaka, pada akhirnya, menghancurkan tatanan dan keseimbangan hidup manusia dan alam. Jawabannya, ada pada cara berpikir dasar dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Kemajuan teknologi dan sains modern telah membuat manusia memisahkan-misahkan alam ke dalam berbagai kelompok. Menganalisis segala sesuatu ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Dengan cara berpikir ini menyebabkan kehilangan pandangan keseluruhan tentang ilmu pengetahuan. Mereka bisa memahami sesuatu melalui bagian-bagiannya, tetapi buta pada pandangan secara keseluruhan.

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Kemajuan teknologi membuat sikap kritis keilmuan mulai memudar. Padahal, sikap kritis amatlah penting di dalam pola pikir keilmuan. Melemahnya sikap kritis, membuat orang menerima begitu saja apa yang ia lihat dan dengar. Orang tidak lagi mempertanyakan anggapan-anggapan tersembunyi yang ada di dalam cara berpikirnya.

4


Tak heran, seorang ahli biologi bisa bekerja sama dengan perusahaan yang hendak merusak hutan demi memperoleh uang lebih banyak. Tak heran, ahli kimia bisa disuap untuk melakukan penelitian palsu untuk menipu orang banyak. Tak heran, ahli pangan tidak paham, mengapa harga beras naik terus setiap tahunnya. Ahli IT menciptakan software untuk menyebarkan data dan informasi palsu. Inilah orang-orang cerdas yang sekaligus juga buta. Cara berpikir ilmiah yang dikembangkan sekarang ini hendak memisahkan dan memanipulasi segala hal yang ada di muka bumi ini. Merusak semuanya demi memperoleh cara baru untuk meraup keuntungan dan kenikmatan sesaat. Cara berpikir ilmiah, yang dipuji banyak orang, ironisnya, justru menjadi biang keladi kehancuran alam dan kehancuran manusia itu sendiri. Mengapa demikian? Karena mereka melihat alam terpisah dan berbeda dari manusia Inilah yang disebut sebagai pandangan subyek-obyek yang amat dalam mengakar di dalam cara berpikir ilmiah kekinian. Alam dilihat sebagai bahan mentah. Diambil dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan manusia yang tak terbatas. Jelas, pada akhirnya, alam akan hancur, dan manusia pun akan hancur bersamanya. Cara berpikir ilmiah yang memisahkan dan membeda-bedakan segalanya secara teoritis harus dihentikan, karena menjadi biang keladi dari liarnya teknologi yang merusak tatanan sosial dan alam, termasuk hewan, tumbuhan dan manusia itu sendiri. Jika kita terus memuja cara berpikir ilmiah tanpa sikap kritis, kita secara tidak sadar telah ambil bagian dalam penghancuran segalanya.

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Cara berpikir yang bisa dipertimbangkan dalam menyikapi kemajuan teknologi adalah memahami dan membiarkan segala sesuatu apa adanya. tanpa manipulasi untuk kepentingan dan keinginan manusia semata. Manusia sebagai bagian dari alam, dan alam juga dilihat sebagai bagian dari manusia. Keduanya adalah satu dan sama. Ia tidak bisa dipisah-pisahkan.

5

Ilmu pengetahuan harus kembali di dudukan pada tempatnya semula, tidak dipahami sebagai sesuatu yang terkotak kotak, seperti gaya berpikir dan analisis dibidang teknologi sekarang ini. Ilmu pengetahuan yang sesungguhnya melihat alam dan manusia sebagai satu kesatuan. Teknologi bukanlah hal-hal yang perlu dipuja dan dipuji, melainkan sebaliknya, ia perlu digugat dan dilampaui! Walaupun peran technologi dan sains modern tetaplah amat besar bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Tapi hal yang perlu dilakukan adalah perubahan paradigma, yaitu Paradigma baru pengembangan, penerapan dan pemanfaatan teknologi dan sains modern agar tetap menjaga keberlangsungan hidup manusia, kelestarian alam beserta isinya. Ketika kemajuan ilmu pengetahuan hanya dimaknai dari satu sisi kemajuan teknologi tanpa melibatkan Akal, pikiran, hati yang jernih dan agama didalamnya, maka yang akan terjadi adalah eksploitasi alam semesta, perampasan hak atas individu berupa hilangnya pekerjaan manusia karena tergantikan dengan mesin, hilangnya social human dan arogansi moralistic. Negara yang dianggap sebagai bangsa maju dan modern – jika dilihat – dari sisi kemajuan teknologi, industri. Ketika menggunakan pola pemikiran dalam memaknai kemajuan dan modernisasi tidak akan pernah tercapai kedamaian dan kesejahteraan manusia, karena hal tersebut hanya menjadikan emperisme materialistik sebagai standar dari peradaban dan pembangunan kemanusiaan.


Oleh karena itu, ketika memaknai kemajuan teknologi dan sains modern harus sesuai dengan worldview sebagai manusia yang religious moralistic–manusia yang memiliki sifat kebertuhanan dan kemanusiaan. Dikatakan kebertuhanan karena manusia memiliki hak untuk menentukan kebenaran yang membawa pada kebaikan dan penjagaan terhadap alam semesta serta mampu membedakan kebaikan dan keburukan. Sedangkan kemanusiaan yang menjadikan dirinya berbeda dengan sifat kebinatangan yang rakus, bermusuhan, merusak dan individualis (hanya untuk kepentingan dirinya). Manusia sebagai makhluk yang memiliki moral, akhlak, adab atau tatakrama mampu bersosial dan memberikan manfaat untuk manusia yang lain. Kemajuan teknologi dan sains modern harus memiliki kompleksitas konsep baik dari sisi kemajuan materi dan maknawi. Sisi kemajuan materi yang dimaksud berupa: tekhnologi, industrialisasi, perdagangan dan seni, dsb. Sedangkan sisi maknawi berkaitan dengan nilai-nilai spiritualitas, kaidah-kaidah moralitas, produk pemikiran, karya sastra, dsb. Kemajuan teknologi dan sains modern tidak dapat meninggalkan salah satunya untuk bisa mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Jika melepaskan atau menonjolkan salah satunya akan tampak kekurangannya dan tidak layak disebut sebagai produk ilmu pengetahuan yang sempurna. Bisa jadi suatu bangsa maju dari sisi teknologi, industrialisasi, perdagangan, tetapi rusak tatanan social dan alam serta hilang yang namanya nilai-nilai spiritual, maka akan terjadi kepincangan dalam hubungan manusia dengan penciptanya yang kemudian akan melahirkan produk pemikiran sekuler dan memunculkan kaidah-kaidah moralitas yang seakan-akan baik, namun sesungguhnya menghancurkan tatanan kehidupan manusia dan alam semesta.

Kata kuncinya adalah ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan yang tak memisahkan manusia, alam, dan sang maha pencipta. Teknologi sebagai produk ilmu pengetahuan harus menghubungkan berbagai bidang keilmuan sebagai satu kesatuan. Ini adalah pendekatan yang menyeluruh untuk menjawab berbagai tantangan yang muncul di dunia sekarang ini. inilah yang harus semakin dikembangkan di era revolusi industry 4.0

Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan

Pada titik ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dan sains modern tidak lagi sekedar menjadi kepentingan manusia semata. Keduanya menjadi alat untuk mengembangkan wawasan, kebijaksanaan sekaligus mendorong perubahan kehidupan manusia dan kelestarian alam beserta isinya. Ke arah inilah seharusnya dunia ilmu pengetahuan dibawa.

6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.