Sabtu, 01 Desember 2012
Terbit 12 Halaman
Bupati Ade Swara
foto: bayu
TAK KUNJUNG RAMPUNG. Pengerjaan jembatan penghubung Karawang Kota dengan Galuh Mas tak kunjung selesai.
Jembatan Galuh Mas Bermasalah
Pengerjaan Lamban, Kondisi Licin, Tiap Sore Macet
KARAWANG – Proyek pembangunan jembatan di Jalan Alun-Alun Karawang menuju Galuh Mas, dikeluhkan warga. Sebagian warga pengguna jalan yang biasa menggunakan jalur tersebut untuk akses menuju tempat beraktivitasnya merasa tak nyaman. Pasalnya, selain debu, jalur tersbut juga kerap macet, juga licin di waktu hujan. Wawan (34), warga Galuh Mas, yang ditemui Fakta Karawang mengomel. Kata dia, sudah lebih dari satu tahun proyek jembatan tersebut tak juga kunjung selesai. Dia juga menyesalkan pada pihak pemerintah atau pengembang proyek yang terkesan memperlambat pembangunan tersebut. “Ini jalur yang paling tak nyaman buat saya. Sudah lebih dari setahun proyek ini tak juga selesai,” ujar Wawan.
Senada dengan Wawan, Nani (26), warga Perum Karawang, juga merasa kesal dengan jalur tersebut. Menurut dia, proyek yang sudah lebih dari setahun itu kerap membuat aktivitasnya terganggu. “Pada jam-jam tertentu di sini selalu macet mas. Seharusnya proyek seperti ini bisa cepat dilakukan pembangunannya,” ujarnya. Tak hanya Wawan dan Nani, beberapa warga pengguna jalan yang ditemui pun mengungkapkan kekesalan yang sama. Yadi (33), warga Kaum Karawang, mengungkapkan, jalur tersebut juga kalau sehabis hujan suka becek dan licin. “Makanya kalau sehabis hujan lewat jalur sini harus hati-hati,” kata yadi. Ke Halaman 11
Lidya Natali Lesmana
Tak Ada yang Tak Mungkin UNTUK menggapai bintang di langit, memang sesuatu yang mustahil bisa dilakukan. Tapi lain halnya dengan cewek siempunya nama Lidya Natali Lesmana. Baginya, di dunia ini tidak ada yang mustahil. Cewek bermata tajam ini mempunyai keyakinan kalau segala sesuatu yang menjadi harapan semua manusia, bisa terwujud. Asalkan, dengan perjuangan dan kerja keras juga doa. “Semua berawal dari mimpi. Dan bagi saya mimpi
indah itu perlu. Dan mimpi berubah jadi kenyataannya juga penting, loh,” ucapnya, saat berbincang dengan Fakta Karawang, Jumat (30/11). Nati, begitu pemilik kulit putih ini akrab disapa, tidak ingin masa mudanya berakhir begitu saja tanpa ada arti. Masa muda yang hanya datang sekali dalam hidup ini, baginya harus digunakan sebaik mungkin untuk mengejar karir dan mewujudkan mimpi. Ke Halaman 11
Nati Ke Halaman 11
TIDAK TAKUT PKS
BOLA PANAS BUPATI vs PKS
Senin 26 Nopember Ketua Fraksi PKS Karmin Amrullah menyatakan siap hengkang dari koalisi jika hasil survey kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Bupati Ade Swara tidak memuaskan.
Selasa, 27 Nopember Ketua Fraksi PBN dr Suherno Hendra Permana menyatakan bahwa sikap politik PKS yang tidak mau terbawa citra buruk oleh masyarakat sebagai pendukung pak Ade Swara dianggap berlebihan.
Bupati Karawang H. Ade Swara
Hengkang dari Koalisi KARAWANG – Bola panas ancaman yang digelindingkan PKS terkait siap hengkangnya dari koalisi pendukung bupati ditanggapi emosional oleh Bupati Ade Swara. Dengan nada tinggi dan tegas, saat dikonfirmasi hal tersebut, bupati mengatakan bahwa dirinya tidak takut, sekalipun PKS akan menarik dukungannya, termasuk hengkang dari koalisi. “Saya tidak takut kok, saya masih punya Allah. Ngapain harus takut sama PKS,” kata Ade Swara d e n g a n nada tinggi. Pernyataan terseb u t dis-
Nanda Suhanda
ampaikan Ade seusai melaksanakan Salat Jum’at di Aula Husni Hamid Pemda Karawang di depan beberapa wartawan dan beberapa pejabat Pemda Karawang, Jum’at (30/11). Bupati malah mengatakan bahwa saat ini PKS lah yang membutuhkan dirinya, apalagi saat ini menjelang pelaksanaan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat. ”Siapa yang butuh sekarang? Orang PKS ko yang butuh saya saat ini. Ingat ya sekarang ini menjelang pilgub,” seloroh Ade Swara. Bupati juga mengatakan, bahwa ketua Fraksi PKS, Karmin Amrullah dan anggota Fraksi PKS Nanda Suhanda sudah merapat ke dirinya dan mengklarifikasi pernyataan para petinggi PKS di Fakta beberapa hari hari ini. “Orang tadi (kemarin-red) mereka menghadap saya ko. Dan mereka mengklarifikasi pernyataan mereka di media, mereka membantah membuat pernyataan tersebut,” katanya. Bahkan Bupati menuding pernyataan para petinggi Fraksi PKS tersebut adalah permainan media dan ditumpangi
oleh kepentingan tertentu. “Saya tahu ko siapa dibalik semua ini,” tuding Bupati. Dirinya juga membantah pernyataan Nanda yang menyatakan bahwa dirinya telah banyak mengingkari komitmen politik dengan PKS. “Tidak ada komitmen yang saya langgar. Ada ko orang-orang PKS yang sering ketemu saya, meski pertemuan itu tidak formal,” tandas Bupati. Bupati kembali menegaskan bahwa dirinya tidak takut, jika dukungan politik PKS terhadapnya dicabut. Dia juga merasa bahwa persoalan komitmen dan “hal-hal lain” terkait dengan komitmen koalisi sudah diselesaikan. Dan yang lebih mengagetkan adalah saat Ade Swara menuding bahwa dua petinggi PKS itu sudah merapat dan mengaku tidak pernah memberikan ancaman akan hengkang dari koalisi.
Ke Halaman 11
Rabu, 28 Nopember Pengamat Politik dari Sosial Policy and Politic Studies, Muslim Hafidz mengatakan PKS jangan hanya gertak sambal. Alasannya, waktu dua tahun dianggap cukup untuk mengevaluasi kinerja Bupati.
Kamis, 29 Nopember Anggota Fraksi PKS Nanda Suhanda mengatakan bahwa Bupati Ade Swara banyak melanggar komitmen politik dengan PKS. Padahal komitmen politik tersebut terjalin sebelum Ade Swara menjadi Bupati Karawang.
Jumat, 30 Nopember Bupati Ade Swara menyatakan bahwa dirinya tidak takut ditinggalkan oleh PKS, karena menurutnya saat ini PKS lah yang membutuhkan dirinya apalagi saat ini menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Maknyos With si Denok di Warung, BB jadi HP Jadul Kali ini, Oyib ber-maknyos ria di sebuah bangunan bekas kelas (sekolah) yang tak terpakai di belakang warung. Dan saking maknyos-nya, Oyib pun rela menukar BB-nya (Black Berry tea) dengan HP jadul si pemilik warung. Mo tau ceritanya? Begini………… OYIB emang klenger. Hang out sampai ke daerah pelosok yang lumayan jauh dari kawasan Kota Karawang. Tanpa tujuan jelas, Oyib melesatkan kendaraannya mengikuti arah jalan yang dilihatnya. Dimulai dari jalan besar dan berhotmix, hingga menyusuri jalan berlumpur, masuk ke bawah fly over hingga menemui jalanan setengah jadi. Sungguh perjalanan yang mengasikan (ya bagi Oyib). Hingga akhirnya dia menemukan sebuah jalan kecil ber-
lumpur di pinggiran kali (irigasi). Ya emang klenger, meski waktu sudah menunjukkan jam 00.30 WIB, baginya masih dianggap sore. Jalan kecil (hanya cukup dua mobil) pinggir kali yang terjal dengan pasir dan berlubang plus genangan air, terus disusurinya. Setelah sekitar 500 meter dari pintu masuk jalan, mata Oyib tiba-tiba disuguhkan dengan pemandangan indah di malam hari. Banyak cewek belia berjejer di pinggir jalan (depan warung-warung
Redaksi dan Iklan : Jl. Ir. H. Juanda No. 62 Karawang | Telp. 0267 8490864 | Fax : 0267 8490867
kecil). Cewek-cewek belia dengan penampilan aduhai itu seolah sengaja pasangan pose menggoda sambil berseloroh, ”A sini dong…….Ayo mampir….” Sok jual mahal, Oyib pun terus melaju (tapi merayap, loh). Panggilan dan godaan cewek-cewek bohaiy itu pun tak dihiraukannya. Tapi laju kendaraan Oyib tak berlangsung lama. Sekitar 200 meter dari sana, tiba-tiba dia mengerem kendaraannya. Tepat di depan warung kecil berbilik dengan warna cat putih yang sudah memudar. Matanya mengarah pada so-
sok cewek di beranda warung. Cewek bertangtop itam plus rok pendek (pendek baget) berwarna merah, yang lagi duduk (termenung) sambil memutar-mutar HP yang digenggamnya. Pandangan Oyib pun terus meruncing bagai busur panah. Cewek berambut panjang (lurus), berperawakan sintal plus kulit putih mulus itu, sesekali terlihat gelisah. Rambutnya yang terurai sesekali disibakkan sambil dipegangi bagian bawahnya. Dari seberang jalan yang jaraknya hanya empat meteran itu, mata Oyib tak lepas memandang. Dan, bagai punya
Ke Halaman 11
website : http://www.faktakarawang.com