Selasa, 4 Desember 2012
Terbit 12 Halaman
JANGAN HILANGKAN JASA PKS Cellica :
Cellica
Komitmen dan Etika Politik Harus Dijaga Pijat Asoy Ala Neng Kinclong ENTAH kerena persaingan bisnis yang sangat ketat, atau karena pengen cepat laris, yang pasti, Neng Kinclong punya trik tersendiri buat menggaet para konsumennya. Triknya kagak rumit-rumit banget dan kagak pake bohong kayak politisi yang mau jadi kepela daerah atau jadi legislator yang lain di bibir lain di kenyataan. Trik Neng Kinclong, cuma ngasih jasa tambahan dalam bisnisnya. Penasaran jasa apakah itu? Nih ku kasih tahu. Neng Kinclong adalah sosok perempuan muda tapi dewasa. Wajahnya sih biasa aja (nilai 7,5), tapi bodinya luar biasa (nilai 9). Berkulit putih mulus, berisi, tinggi, dan (maap) buah dadanya mancung (mirip gunung tangkuban perahu). Perempuan single berusia 25 tahun ini, bisnisnya di bidang jasa pemijatan. Biasalah, namanya juga bisnis kecil-kecilan. “Out-
let” bisnis jasanya yang berlokasi di kawasan kota agak ke pinggiran Karawang itu, selintas tampak kecil. Dari pintu masuk “outlet” itu, yang pertama terlihat hanyalah sebuah meja penerima tamu dan satu unit meja tamu (meja dengan enam buah kursi), plus sebuah kamar untuk terapi pemijatan. Dalam menjalankan usaha jasanya itu, Neng Kinclong benar-benar mandiri. Semuanya dia lakukan sendiri tanpa asisten. Mulai dari urusan menerima
Ke Halaman 11
KARAWANG- Wakil Bupati Karawang, dr. Cellica Nurachadiana yang juga kader Partai Demokrat, sangat menyayangkan sikap Bupati Karawang, H. Ade Swara terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Karawang, bahwa dirinya tidak merasa takut terhadap salah satu partai pengusung (PKS) yang telah menjadikannya bupati.
Menurutnya, pernyataan tersebut sangat disayangkan. Seharusnya, kalaupun bupati sudah merasa tidak sejalan lagi tidak harus diungkapkan didepan publik. Pasalnya, hal itu akhirnya akan mengganggu hubungan antar partai pengusung. “Kaget saya kalau bapak (bupati-red) menyatakan pernyataan seperti itu, dan sangat disayangkan sekali
Dadang S Muchtar :
Sikapi Kritikan dengan Santun
KARAWANGPasca tersebarnya pernyataan Bupati Karawang, H. Ade Swara soal dirinya tidak takut terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS), terkait adanya upaya hengkang PKS dari koalisi dinilai Dadang S Muchtar, mantan Bupati Karawang ada hal yang keliru dilakukan oleh Ade Swara selaku bupati. Pernyataan sikap yang dikeluarkan bupati tersebut, seharusnya tidak perlu terjadi. Apalagi, kata Dadang, bupati menyatakan itu saat berada didepan umum. Menurut Dadang, ini membuktikan jika Ade Swara selaku pemimpin di Karawang tidak mampu meredam emosinya. “Seorang pemimpin kalau sdh tidak bisa menahan emosi sangat berbahaya. Karena hal itu akan berpengaruh terhadap kinerjanya, terlebih kaitannya kepada kebijakan publik. Dan itu terbukti, dengan ramainya pembicaraan publik terhadap
sikap bupati tersebut,” kata Dadang, Senin (3/12) kemarin. Dirinya, selaku orang yang pernah berada diposisi Ade Swara saat ini hanya bisa mengingatkan kepada bupati, kedepan untuk lebih hati-hati dalam mengambil sikap. Terlebih urusan politik, seorang pemimpin harus siap dikritik. “Satu hal yang harus dijaga betul oleh seorang bupati, yaitu bias membaca dan menganalisa segala permasalahan. Seorang bupati jangan pernah mengedepankan emosi dalam mengambil kebijakan. Karena hal itu akan berbahaya tidak saja buat pribadinya. Tetapi juga akan berbahaya terhadap hubungan dengan mitra kerjanya,” tegas Dadang.
Ke Halaman 11
Ke Halaman 11
RSUD Klaim Hanya Menjalankan Perbup
Takut Sama Kucing USIANYA, boleh dibilang muda. Tapi cara pikir dan tingkahnya, sudah bisa dibilang dewasa. Di usianya yang baru 23 tahun, gadis bernama Mutia Azizah ini sudah bisa mandiri alias tidak bergantung dan tidak minta duit lagi sama orang tua. Muti, demikian dia akrab disapa, mengaku bangga dengan pekerjaannya sebagai PR (public relation) di sebuah hotel di Karawang. Sebab menurut dia, dengan pekerjaannya ini, dia bisa hidup sendiri alias tidak bergantung lagi pada orang tua. “Asik lah. Mau apa aja tinggal beli, kan sudah punya gaji
pernyataan tersebut bisa keluar dari sosok beliau, yang merupakan pimpinan di Karawang ini,” ujar Cellica, Senin (3/12) kemarin. Bagaimanpun PKS, kata Cellica adalah partai yang telah
Dadang S Muchtar
KARAWANG – Soal kabar yang menyebutkan kalau RSUD Karawang mempersulit pasien miskin meninggal yang tak bisa dibawa pulang lantaran harus membayar sewa ambulan, dibantah pihak rumah sakit berplat merah tersebut. Pihak RSUD mengklaim, justru sebaliknya, pihaknya lah yang memberikan kemudahan. Prihal biaya ambulan yang mesti dibayar keluarga pasien, diklaim pihak RSUD, itu su-
dah merupakan keputusan dari bupati yang tertuang dalam Perbup No 70 tahun 2012. Dan penyusunnya, adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. “Pasien meninggal itu sudah bisa dibawa pulang kok oleh keluarganya, kemarin. Memang, sebelumnya pihak keluarga dibebani biaya untuk ambulan sebesar Rp 392 ribu. Beban biaya sebesar itu merupakan peraturan dari bupati. Tapi meski demikian, kami
Soal Pasien Meninggal yang Sulit Dibawa Pulang tetap memberikan kemudahan kok. Pihak keluarga hanya mempunyai biaya sebesar Rp 200 ribu. Dan kita terima,” ujar Kabid Pelayanan Medik RSUD Karawang, dr Dwi Susilo, SH, saat ditemui Fakta Karawang, Senin (3/12) di ruang kerjanya.
Ke Halaman 11
Mutia Azizah sendiri, walaupun kecil,” ujarnya, saat Fakta Karawang menemuinya, Senin (3/12) di tempat kerjanya.
Redaksi dan Iklan : Jl. Ir. H. Juanda No. 62 Karawang | Telp. 0267 8490864 | Fax : 0267 8490867
Ke Halaman 11
MEGAH: Bangunan RSUD Karawang terlihat megah.
website : http://www.faktakarawang.com