Fro r Fin
Nat Chit God
From Start to Finish
1
From Start to Finish ISBN: 978-623-7489-14-6 Penulis Natasha Christina Gondo Penyunting Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Desain Sampul dan Tata Letak Natasha Christina Gondo Penanggung Jawab Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Gedung B, Universitas Pelita Harapan Lippo Karawaci, Tangerang - 15811 T 021 546901 F 021 5460910 sod.uph@uph.edu Cetakan Pertama, Februari 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
2
From Start to Finish
Ditulis oleh: Natasha Christina Gondo
3
Sambutan Dekan Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. Selamat datang di dunia imajinasi dan eksplorasi mahasiswa/i Desain Komunikasi Visual di Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis! Buku yang sedang berada dalam genggaman Anda dan sebentar lagi Anda baca adalah buku ekplorasi tugas desain visual identitas (branding) dan kemasan (pacakaging) mahasiswa/i MK. Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, School of Design (SoD), Universitas Pelita Harapan (UPH) dari berbagai macam produk makanan. Yang menarik adalah bahwa tugas ini adalah hasil kolaboratif antara mahasiswa/i Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, UPH dan mahasiswa/i Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FaST), UPH pada semester yang sama dengan MK. yang dijalankan di Prodi masing-masing. Kolaborasi ini digagas dan dijalankan sejak 3 tahun terakhir oleh kedua Prodi atas inisiasi kreatif Koordinator MK. Studio Utama 3, Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Keunikan kolaborasi adalah bagaimana satu disiplin ilmu dapat memperkuat disiplin ilmu yang lain. Anda akan dapat melihat hal tersebut dalam buku ini, karena mahasiswa/i Prodi Teknologi Pangan benar-benar memproduksi makanan/minuman dengan bereksplorasi bahanbahan makanan alami khas Indonesia dan mahasiswa/i Prodi Desain Komunikasi Visual harus mempelajari sifat dan karakter dari makanan yang akan dibuatkan identitas dan kemasannya. Luaran akhir adalah berupa pameran dan display produk nyata dari produk makanan dengan identitas dan kemasan yang semua terdesain. Buku yang ada pegang ini mengeksplorasi desain visual identitas dan kemasan produk makanan yang dikenbangkan dari tepung pisang: Banazel.
4
Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, Universitas Pelita Harapan memiliki key values: menghadirkan ’Design as storytelling/designer as storyteller with holistic narratives that position design as stewardships’ dan mendidik seorang untuk menjadi ‘Designer as culture shaper through mass media visual communication’. Buku ini secara jelas menunjukkan key values tersebut, saat bagaimana desain berperan membentuk narasi identitas yang ingin ditumbuhkan dari suatu Produk. Selain itu yang perlu juga digarisbawahi adalah semangat kolaborasi, lintas disiplin kelimuan yang telah dilakukan – ini sejalan dengan apa yang saat ini menjadi arah kebijaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia yang mensyaratkan para mahasiswa/i-nya belajar lintas disiplin sebagai refleksi sesungguhnya situasi kerja yang tak pernah terbatas disiplin ilmu. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan teruslah bangun semangat ber-kolaborasi!
5
Sambutan Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan Alfansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. Perancangan label desain kemasan harus memenuhi tiga aspek, yaitu aspek informatif, aspek persuasif dan aspek estetis. Sebuah label desain kemasan yang informatif mengandung komunikasi visual akan fungsi, rasa, keunggulan, mood, brand value, dan bahkan inovasi dari produk itu sendiri. Untuk dapat menghasilkan informasi yang tepat, kemampuan seorang desainer untuk benar-benar memahami, bahkan menguasai, produk dan brand dari produk tersebut menjadi hal yang ditantang. Sedangkan sebuah label desain kemasan yang persuasif harus mampu menarik perhatian target audiens yang dituju. Tidak hanya membuat mata menoleh sejenak saja, namun desain yang menarik dan unik akan menghasilkan impresi yang kuat di benak audiens untuk terus diingat. Riset akan aspek demografis dan psikografis dari audiens secara mendalam akan membantu mengarahkan strategi visual yang mampu dipahami dan disukai oleh audiens yang dituju. Terakhir, aspek estetis sebuah perancangan visual label kemasan memberikan nilai seni pada produk industri. Penguasaan teori, sejarah, dan praktek seni rupa yang diaplikasikan ke dalam produk industri kiranya akan memberikan nilai tambah bagi produk kemasan tersebut. Aspek-aspek tersebut menjadi bagian dalam proses mendesain label kemasan yang dibuat oleh Natasha Christina Gondo dalam buku ini. Proses perancangan yang hadir dalam buku ini merupakan komitmen dari mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan untuk memenuhi ketiga aspek tersebut, demi hasil akhir desain yang baik.
6
Buku Banazel: From Start to Finish merupakan luaran hasil dari Mata Kuliah Studio Utama 3 Desain Grafis pada tahun akademik yang mana mengajarkan tentang keilmuan desain dalam merancang label kemasan suatu produk industri. Capaian pembelajaran yang dituju adalah untuk menghasilkan mahasiswa DKV UPH yang mampu menghasilkan desain label kemasan dan menjabarkan proses perancangannya berdasarkan analisa studi kasus dan data yang disediakan. Untuk melengkapi kompetensi mahasiswa melalui studi kasus dan data yang riil dan valid, Prodi DKV UPH bekerjasama dengan Prodi Teknologi Pangan UPH dalam sebuah bentuk kerjasama yang dapat saling mendukung pembelajaran para mahasiswanya. Mahasiswa Teknologi Pangan menghasilkan produk makanan inovatif, dan mahasiswa DKV merancang desain kemasan untuk produk tersebut. Dengan demikian Natasha Christina Gondo tidak hanya mendapatkan ilmu tentang merancang desain kemasan saja, namun juga memiliki pengalaman mengerjakan proyek desain yang nyata dan bersifat kolaboratif antar disiplin ilmu. Karya desain ini sudah dipamerkan ke publik dan industri dalam Event Food Explore 12 yang diadakan di Lippo Mal Puri pada tanggal 30 Oktober 2019 sampai dengan 3 November 2019. Buku ini menjadi artefak pencapaian mahasiswa dan juga Prodi DKV UPH dalam menghasilkan karya desain melalui pendidikan holistik dan interdisiplin. Semoga Buku Banazel: From Start to Finish dapat juga menjadi informasi, persuasi, dan inspirasi akan desain label kemasan bagi yang membacanya. Tuhan Memberkati.
7
Sambutan Dosen Pengampu Mata Kuliah Studio Utama 3 Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Studio Utama 3 merupakan matakuliah studio terakhir yang perlu diambil mahasiswamahasiswa dalam program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan. Matakuliah ini dipandang sebagai ujung tombak dari matakuliah yang sifatnya eksploratif terhadap keilmuan peminatan desain yang dipilih mahasiswa/i. Hal ini yang menyebabkan matakuliah Studio Utama 3 memiliki tuntutan lebih dibandingkan matakuliah perancangan lainnya. Dalam matakuliah Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, mahasiswa/i diminta untuk menggagas solusi desain grafis dari permasalahanpermasalahan desain yang dihadirkan. Solusi desain yang efektif mampu mempengaruhi atau mengubah perilaku seseorang (Landa, 2011, p. 2). Persepsi atau penilaian seseorang terhadap sebuah produk, jasa atau perusahaan dapat ‘dibentuk’ dengan adanya komunikasi yang koheren dan juga konsisten. Dalam desain grafis, komunikasi tersebut dicapai dengan adanya representasi dari produk, jasa atau perusahaan tersebut dalam bentuk tanda-tanda visual yang koheren dan konsisten. Jika pada Studio Utama 2 para mahasiswa/i diajar untuk membuat sebuah representasi visual melalui desain logo dan identitas visual; pada Studio Utama 3, mahasiswa/i diajak untuk belajar mengimplementasikan desain tersebut secara menyeluruh pada brand touchpoints yang menjadi perpanjangan dari identitas sebuah brand (Wheeler, 2009, p. 3). Dengan adanya repetisi dan juga konsistensi dari elemen-elemen visual, maka identitas visual sebuah brand dapat dibangun. Program branding kerap diawali dengan perancangan sebuah logo, yang kemudian dikembangkan menjadi elemen-elemen identitas visual yang kemudian diimplementasikan dengan lebih partikular kepada berbagai medium (Hananto, 2019, p. 31). Hal ini mungkin menjadi suatu hal yang lumrah bagi desainer yang sudah terjun dalam rutinitas desain, namun gagasan tersebut mungkin sulit dipahami bagi mahasiswa/i yang sedang dalam studi.
8
Pembelajaran desain memerlukan sebuah fondasi yang dapat distrukturkan dan juga dikomunikasikan (Heskett, 2002, pp. 47–48). Guna mengajarkan pemahaman desain tersebut kepada mahasiswa/i dalam matakuliah ini, Studio Utama 3 memiliki sebuah metodologi desain yang dapat dipraktekkan oleh mahasiswa/i dalam rangka membuat solusi desain grafis itu sendiri. Metodologi desain yang dipraktekkan mahasiswa/i dalam Studio Utama 3 didokumentasikan secara personal dalam report book. Dokumentasi dari metodologi desain inilah yang akhirnya dikembangkan dan juga dikemas kembali dalam bentuk yang lebih proposional dan fungsional. Buku ini adalah sebuah rekaman dari solusi desain yang telah digagas dalam perkuliahan Studio Utama 3. Selain itu, buku ini juga diharapkan mampu memberikan perspektif dari proses perancangan yang dapat dijadikan referensi dalam studi mendatang. Daftar Pustaka Hananto, B. A. (2019). Perancangan Logo Dan Identitas Visual Untuk Kota Bogor. Jurnal Titik Imaji, 2(1), 19–32. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30813/.v2i1.1525 Heskett, J. (2002). Design: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press. Landa, R. (2011). Graphic Design Solutions (4th ed.). Boston: Wadsworth Cengage Learning. Wheeler, A. (2009). Designing Brand Identity (3rd Editio). New Jersey: John Wiley & Sons.
9
Kata Pengantar Natasha Christina Gondo Buku ini merupakan report book atau kompilasi proses pengerjaan Banazel dalam mata kuliah Studio Utama 3. Hal tersebut diwakili secara jelas dalam pemilihan judul buku ini, yaitu Banazel: From Start to Finish. Buku yang awalnya diperuntukkan untuk keperluan mata kuliah Studio Utama 3 kini diproses lebih lanjut untuk keperluan yang lebih luas. Banazel: From Start to Finish disusun secara kronologis untuk mempermudah pembaca dalam memahami proses perancangan visual Banazel secara keseluruhan. Buku ini diawali dengan pembahasan berbagai persiapan yang dilakukan supaya perancangan visual tersebut sesuai dengan konteks yang ada. Setelah melalui serangkaian proses tersebut, penulis mengulas identitas visual dari Banazel yang diaplikasikan ke berbagai jenis kemasan yang ada. Umpan balik yang diterima dari perancangan tersebut kemudian ditindaklanjuti dan ditunjukkan pula dalam buku ini. Tidak berhenti sampai situ, penulis juga membahas tahap selanjutnya dalam proses perancangan visual Banazel, yaitu kemasan seasonal dan strategi media digital. Kedua hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi penulis, dimana keduanya menguji sistem sintaks visual sesuai dengan medianya masing-masing. Penjabaran proses secara bertahap mulai dari abstraksi hingga eksekusi pun dilakukan untuk memberi pemahaman kepada pembaca secara keseluruhan. Penulis meminta maaf bila masih ada kekurangan dalam penyusunan buku ini. Akhir kata, penulis berharap buku ini dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi pengerjaan proyek Studio Utama 3 kedepannya. Thank you and enjoy reading!
10
11
Daftar isi 4 SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS DESAIN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 6 SAMBUTAN
KETUA
PROGRAM
STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 8 SAMBUTAN DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH STUDIO UTAMA 3 10 KATA PENGANTAR 12 DAFTAR ISI 14 CHAPTER 1: PREPARATION 16 Interview 18 Creative Brief 20 Observation 22 Morphological Matrix 24 CHAPTER 2: MIDTERM 26 1st Alternative 29 2nd Alternative 32 Conclusion 35 Final Visual Identity 41 Packaging Design 48 Conclusion
12
54 CHAPTER 3: FINAL TERM 56 Visual Identity 62 Packaging Design 70 Before and After 74 Point of Purchase 80 A1 Poster 84 Food Explore 12 90 Seasonal: Valentine 95 Visual Identity 100 Seasonal Packaging 116 Digital Media Promotion 118 Media Touchpoints 146 CITATIONS 150 UCAPAN TERIMA KASIH
13
A quote said, “A journey of a thousand miles begins with a single step�. A well-prepared step, right? SEBUAH LANGKAH AWAL Bab ini menjabarkan serangkaian proses yang dilakukan sebelum memasuki proses mendesain Banazel, diantaranya adalah wawancara dengan pihak yang turut mengembangkan produk tersebut, dalam hal ini pihak teknologi pangan dan dilanjutkan dengan observasi lapangan. Berbagai metode lainnya juga turut dilakukan seperti penyusunan creative brief dan morphological matrix supaya desain yang dihasilkan nantinya sesuai dari berbagai aspek yang ada.
14
01
Preparation
15
Interview ABOUT THE BRAND “Apa inspirasi serta latar belakang dari Banazel?” Banazel sendiri merupakan singkatan dari banana dan pretzel. Awalnya klien melihat berbagai produk seperti Auntie Anne’s dan terpikir untuk membuat hard pretzel layaknya biskuit. Klien ingin membuat hard pretzel yang lebih bernutrisi mengingat masyarakat yang sudah mulai menyadari pentingnya hidup sehat. Pemilihan pisang sendiri merupakan personal preference dari klien yang menyukai buah pisang. “Apa tujuan yang ingin dicapai Banazel?” Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa camilan bisa lebih sehat dan bernutrisi. “Siapa target market yang ingin dijangkau?” Aspek Demografis Jenis kelamin
: Gender-neutral
Umur
: Remaja berusia 18-22 tahun
Profesi
: Pelajar, mahasiswa
Kondisi edukasi : Pendidikan swasta Kondisi ekonomi: Menengah-keatas Aspek Psikografis Kebiasaan
: Memakan camilan saat waktu senggang
Gaya hidup
: Healthy living, memperhatikan kandungan makanan didalamnya
“Apa kebutuhan utama dari target market yang akan dipenuhi oleh Banazel?” Potassium/kalium untuk tulang, serat kasar/pati resisten untuk pencernaan. “Apa yang membedakan Banazel dengan biskuit lain?” Banazel menawarkan biskuit sehat sehingga lebih bernutrisi dan berbentuk stik sehingga mudah dikonsumsi. “Siapa saja kompetitor dari Banazel?” Aspek nutrisi: Oatbits, Belvita Aspek bentuk: Pocky, Pretz, Pejoy “Bagaimana visual yang ingin ditampilkan dalam kemasan ini?” Vibrant, warm colors.
16
Interview
ABOUT THE PRODUCT “Bagaimana spesifikasi dari Banazel?” Bentuk : Lurus memanjang Dimensi: 8 cm x 0,7 cm x 0,4 cm Warna : Coklat keabuan (luar), abu-abu muda (dalam) Aroma : Pisang Rasa
: Sedikit ada unsur pisang
Tekstur: Keras, mudah rapuh seperti biskuit “Apa saja bahan baku dalam pembuatan Banazel?” Tepung pisang, mentega, gula halus, jinten. “Bagaimana proses pembuatan dari Banazel?” Sama seperti produk biskuit pada umumnya, yaitu mencampur bahan-bahan yang ada lalu dipanggang. “Bagaimana proses penyimpanan dari Banazel?” Sama seperti produk biskuit pada umumnya. “Apa pertimbangan dalam penggunaan tepung pisang dibanding tepung lainnya?” Penggunaan tepung pisang bertujuan untuk menggantikan tepung terigu dan menambah nutrisi dalam produk. Pisang sendiri memiliki banyak kandungan bermanfaat, seperti potassium/kalium untuk tulang dan serat kasar/pati resisten untuk pencernaan. Selain itu, jinten hitam berfungsi untuk menurunkan risiko diabetes. “Apa pertimbangan Banazel dalam membuat hard pretzel yang berbentuk lurus dibanding bentuk pretzel pada umumnya yang menyerupai hati?” Banyak produk yang mengandung gluten, dimana gluten itulah yang membuat suatu bahan menjadi lebih elastis. Tepung pisang yang digunakan bersifat gluten-free, sehingga mengurangi elastisitas bahan dan tidak memungkinkan untuk dibentuk sedemikian rupa seperti pretzel pada umumnya. “Bagaimana pengembangan varian untuk Banazel ke depannya? Apakah berupa topping (tambahan di luar), filling (tambahan di dalam) atau dipping (saus tambahan)?” Sejauh ini belum ada. Jika harus memilih dari tiga opsi tersebut, dipping (saus tambahan) paling memungkinkan.
Interview
17
Creative Brief PRODUCT DESCRIPTION Banazel merupakan hard pretzel gluten-free yang terbuat dari tepung pisang, mentega, gula halus, dan jinten hitam. Kandungan dalam produk ini mengandung beberapa manfaat seperti potassium/kalium untuk tulang dan serat kasar/pati resisten untuk pencernaan yang terdapat pada pisang. Bahan lainnya, yaitu jinten hitam bermanfaat salah satunya untuk menurunkan risiko diabetes. PRODUCT PHYSICAL DESCRIPTION Bentuk : Lurus memanjang Dimensi: 8 cm x 0,7 cm x 0,4 cm Warna : Coklat keabuan (luar), abu-abu muda (dalam) Aroma : Pisang tapi tidak berbau tajam Rasa
: Sedikit tawar tapi tidak hambar
Tekstur: Mudah rapuh seperti biskuit BRAND BACKGROUND Banazel sendiri merupakan singkatan dari banana dan pretzel. Awalnya klien melihat berbagai produk seperti Auntie Anne’s dan terpikir untuk membuat hard pretzel layaknya biskuit. Klien ingin membuat hard pretzel yang lebih bernutrisi mengingat masyarakat yang sudah mulai menyadari pentingnya hidup sehat. Pemilihan pisang sendiri merupakan personal preference dari klien yang menyukai buah pisang. BRAND MESSAGE Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa camilan bisa menjadi lebih sehat dan bernutrisi.
18
Creative Brief
TARGET MARKET Aspek Demografis Jenis kelamin
: Gender-neutral
Umur
: Remaja berusia 18-22 tahun
Profesi
: Pelajar, mahasiswa
Kondisi edukasi : Pendidikan swasta Kondisi ekonomi: Menengah-keatas Aspek Psikografis Kebiasaan
: Memakan camilan saat waktu senggang
Gaya hidup
: Healthy living, memperhatikan kandungan makanan didalamnya
UNIQUE SELLING POINT Banazel menawarkan biskuit sehat yang berbentuk stik sehingga lebih bernutrisi dan mudah dikonsumsi. COMPETITORS Aspek nutrisi: Oatbits, Belvita Aspek bentuk: Pocky, Pretz, Pejoy DESIGN OBJECTIVES Desain yang menarik dengan warna-warna cerah, khususnya bagi kalangan remaja supaya mereka tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. PACKAGING CONSIDERATIONS Kemasan yang praktis sehingga mudah dikonsumsi termasuk saat bepergian sekalipun.
Creative Brief
19
Observation Observasi lapangan merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengamati kondisi kemasan yang beredar di pasaran. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa mendapat gambaran besar mengenai hal-hal yang harus dicapai dalam sebuah kemasan.
Produk Komparasi 1: Pocky Tapak Depan Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, logo SNI, berat bersih, nomor BPOM, keterangan impor Tapak Belakang Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, komposisi, produsen Sumber: Dokumentasi Pribadi
Produk Komparasi 2: Pejoy Tapak Depan Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, logo SNI, berat bersih, nomor BPOM, keterangan impor Tapak Belakang Nama perusahaan, nama produk, deskripsi Sumber: Dokumentasi Pribadi
singkat produk, komposisi, produsen
Produk Komparasi 3: Pretz Tapak Depan Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, logo SNI, berat bersih, nomor BPOM, keterangan impor Tapak Belakang Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, komposisi, produsen Sumber: Dokumentasi Pribadi
20
Observation
Observasi lapangan merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengamati kondisi kemasan yang beredar di pasaran. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa mendapat gambaran besar mengenai hal-hal yang harus dicapai dalam sebuah kemasan.
Produk Komparasi 4: Meiji Lucky Stick Tapak Depan Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, logo SNI, logo Halal, berat bersih, nomor BPOM, lokasi produksi Tapak Belakang Komposisi (dalam bahasa Indonesia & Inggris), informasi nilai gizi, barcode Sumber: Dokumentasi Pribadi
Produk Komparasi 5: Astor Tapak Depan Nama produk, deskripsi singkat produk, logo Halal, berat bersih, nomor BPOM, lokasi produksi Tapak Belakang Nama produk, deskripsi singkat produk, Tanggal kadaluarsa, informasi persuasif Sumber: Dokumentasi Pribadi
Produk Komparasi 6: Twister Tapak Depan Nama perusahaan, nama produk, deskripsi singkat produk, logo Halal, berat bersih, nomor BPOM, lokasi produksi Tapak Belakang Nama perusahaan, nama produk, deskripsi Sumber: Dokumentasi Pribadi
singkat produk, logo Halal, berat bersih, nomor BPOM, lokasi produksi
Observation
21
Morphological Matrix Morphological matrix merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk menciptakan sebuah ide berdasarkan pengelompokan tertentu. Morphological matrix di halaman ini merupakan matriks yang dibuat untuk identitas visual Banazel secara keseluruhan. Kolom sebelah kiri menunjukkan berbagai elemen yang diperlukan dalam sebuah desain, seperti warna, typeface, elemen visual, dan ilustrasi. Kolom sebelah kanan menunjukkan berbagai kata kunci yang tepat untuk desain tersebut. Dari pengelompokanpengelompokan inilah, maka kemungkinan ide yang ada begitu beragam dengan penggabungan antara satu bagian dengan lainnya. Morphological matrix di halaman berikutnya merupakan matriks yang dibuat khusus untuk logo Banazel kedepannya.
22
Morphological Matrix
Morphological Matrix
23
Ups and downs awaits at one’s journey, of course. But, whatever happens, just keep going! SEBUAH PERJALANAN Bab ini menjabarkan serangkaian proses desain yang dilakukan, mulai dari penjabaran alternatif hingga memasuki proses prototype kemasan dan tindak lanjut dari prototype tersebut. Disinilah identitas Banazel mulai dibangun secara visual, mulai dari logo hingga berbagai elemen yang turut membangun identitas tersebut.
24
02
Morphological Matrix
Midterm Morphological Matrix
25
1st Alternative LOGO Logo Banazel sendiri merupakan logo kombinasi yang mencerminkan proses input dan output dari pembuatan produknya. Elemen-elemen yang ada diluar merupakan abstraksi dari beberapa bahan baku yang digunakan. Bahan-bahan ini diproses dan menjadi sebuah pretzel yang akhirnya tampak dalam logotype Banazel ini sendiri. Tipografi ditengahnya mengambil karakteristik pretzel yang tampak dalam overlap elemen hurufnya.
Banazel Brown 1 #D69349 RGB (214,147,73)
CMYK (13,37,64,3)
Banazel Brown 2 #A0642F RGB (160,100,47)
26
UTS 1: Alternatives
CMYK (30,50,75,10)
VISUAL ELEMENTS Elemen visual yang digunakan berupa pattern yang terbentuk dari bentuk-bentuk organik serta bahan baku yang digunakan. Kombinasi dari penggunaan elemen blok warna dan outline bertujuan untuk memberikan variasi. Warna yang digunakan ialah warna merah, kuning, hijau, dan coklat yang memiliki makna tersendiri. Kombinasi warna lainnya juga turut dikembangkan untuk kemungkinan varian rasa.
Sisi bold dari remaja tingkat akhir
Semangat dan sifat energik
Warna bahan baku yang digunakan
Warna bahan baku yang digunakan
Warna bahan baku yang digunakan
UTS 1: Alternatives
27
COMPOSITION Komposisi dari alternatif berupa komposisi centered dimana peletakan logo persis dilakukan di tengah supaya audiens mudah mengenali brand tersebut. Penempatan elemen visual dilakukan dibawah supaya tidak membuat distraksi yang tidak diperlukan dan tidak menganggu hierarki. Keterangan varian rasa
Logo Banazel
Elemen
visual
yang
ditambah
tekstur supaya terlihat natural
28
UTS 1: Alternatives
2nd Alternative LOGO Logo dari alternatif ini menekankan pisang sebagai komponen utama, dimana unsur melengkung dari pisang tampak dalam penyusunan huruf-hurufnya. Warna yang digunakan pun juga berkaitan erat dengan pisang, hanya saja ditambahkan warna coklat supaya lebih mudah terbaca.
Banazel Brown 1
Banazel Brown 2
#D69349
#FCB05A
RGB (214,147,73)
CMYK (13,37,64,3)
RGB (252,176,90)
CMYK (0,31,58,0)
UTS 1: Alternatives
29
VISUAL ELEMENTS Elemen visual yang digunakan ialah ilustrasi pemandangan alam untuk menunjukkan kata kunci natural secara eksplisit. Penempatan pisang sengaja dibuat lebih besar dengan tujuan untuk menekankan pisang sebagai komponen utama dan memberi ruang untuk komposisi yang lebih imaginatif. Penempatan ini pulalah yang turut mencerminkan kata kunci playful dalam alternatif ini.
30
UTS 1: Alternatives
COMPOSITION Komposisi dari alternatif ini pun juga turut mengambil unsur melengkung dari pisang, seperti area untuk logo. Logo diletakkan di tepi atas supaya audiens mudah mengenali brand tersebut. Abstraksi pisang yang paling kuat terlihat dari masking ilustrasi imajinatif yang berbentuk pisang. Ilustrasi imajinatif didalamnya akan menyesuaikan dengan varian rasa yang ada, seperti referensi Smashmallow sebagai berikut. Penanda varian rasa dilakukan dengan keterangan varian rasa dekat masking ilustrasi dan pembedaan warna di beberapa bagian.
Sumber: wonderandcharm.com
UTS 1: Alternatives
31
Conclusion COMPARISON
FEEDBACK
Alternatif pertama lebih mengedepankan
1. Dalam aspek logo, alternatif pertama
proses abstraksi secara implisit, dimana
yang dipilih klien karena lebih simple, tapi
bahan baku dan proses pembuatan pretzel
ada aspek yang perlu diperhatikan seperti
yang lebih ditonjolkan. Alternatif kedua
keterbacaan. Ada kemungkinan logo dibaca
lebih mengedepankan proses abstraksi
menjadi “Bahazel� dan bukan “Banazel.�
secara eksplisit dimana pisang sebagai bahan baku utama dari Banazel banyak
2. Dalam hal komposisi, alternatif pertama
ditampilkan baik dari segi logo maupun
yang disarankan karena lebih simple
dari segi lainnya.
serta lebih mencerminkan natur produk dibandingkan alternatif kedua, dalam hal ini rasa dari produknya yang tidak terlalu kuat. Hal yang perlu diperhatikan ialah detail pattern dan komposisi (penempatan varian dan lainnya).
Alternative 1
32
UTS 1: Conclusion
Alternative 2
LOGO Ada beberapa perubahan yang diterapkan pada
logo,
salah
satunya
adalah
mengganti huruf n menjadi N untuk faktor keterbacaan. Selain itu, perubahan lainnya adalah perubahan bentuk dan komposisi huruf secara menyelutuh .
Alternative 1
Alternative 2
COMPOSITION Perubahan komposisi yang dilakukan salah satunya adalah menerapkan komposisi framing secara tidak langsung. Perubahan lainnya yang dicoba ialah penempatan logo dan varian rasa di bagian bawah untuk menciptakan komposisi yang tidak umum ditemui pada kemasan makanan.
Alternative 1
Alternative 2
UTS 1: Conclusion
33
VISUAL ELEMENTS Elemen
visual
yang
ada
ditambah
dengan beberapa bentuk lainnya yang turut menjadi bahan baku dari Banazel. Penjabaran secara lebih rinci bisa dilihat sebagai berikut.
Before
34
UTS 1: Conclusion
After
Final Visual Identity LOGO Logo ini merupakan hasil pengembangan dari alternatif pertama sebelumnya. Konsep yang diambil masih sama, yaitu logo kombinasi yang mencerminkan proses input dan output dari pembuatan produknya. Elemen-elemen yang ada diluar merupakan abstraksi dari beberapa bahan baku yang digunakan. Bahan-bahan ini diproses dan menjadi sebuah pretzel yang akhirnya tampak dalam logotype Banazel ini sendiri. Tipografi ditengahnya mengambil karakteristik pretzel yang tampak dalam overlap elemen hurufnya.
Banazel Brown 1
Banazel Brown 2
#D69349
#A0642F
RGB (214,147,73)
RGB (160,100,47)
CMYK (13,37,63,3)
CMYK (30,50,75,10)
Banazel Ornament 1
Banazel Ornament 2
#F79522
#C94E23
RGB (247,149,34)
RGB (201,78,35)
CMYK (2,41,84,0)
CMYK (17,66,80,5)
UTS 2: Visual Identity
35
SIGNATURE Komposisi dari logotype yang dibagi menjadi “Bana” dan “Zel” bertujuan untuk penamaan konten-konten yang nantinya akan menjadi ciri khas atau signature penamaan judul konten dari brand ini. Penamaan seperti ini akan mempermudah audiens dalam mengenali konten dari suatu brand. Penggunaan dari signature ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab 3.
Penamaan berbagai layanan yang disediakan Gojek Sumber: gojek.com
36
UTS 2: Visual Identity
TYPOGRAPHY Typeface yang digunakan untuk brand Banazel ialah Lato dan Thousand Lake. Bentuk semi-rounded dari huruf-huruf Lato menunjukkan perasaan hangat dan strukturnya yang stabil menunjukkan stabilitas. Karena karakteristik itulah maka Lato dipilih sebagai typeface untuk penulisan konten. Kemudian, bentuk huruf-huruf Thousand Lake menunjukkan kata kunci organic dan ciri itulah yang menjadikan typeface ini digunakan untuk header atau bagian lainnya yang membutuhkan perlakuan secara khusus.
Xx
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. So, try it right away!
Xx
Lato
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. Thousand Lake So, try it right away!
Lato Regular ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Lato Bold ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Lato Black ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Thousand Lake ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
UTS 2: Visual Identity
37
COLOR Palet warna yang digunakan disesuaikan dengan varian rasa yang ada, seperti palet warna untuk rasa original yang didominasi warna kuning dan coklat. Penggunaan warna analogous banyak dimanfaatkan dalam setiap palet warna yang ada. Palet warna di tengah ditujukan untuk elemen visual, sedangkan palet warna di sisi kanan ditujukan untuk latar belakang pattern organik.
38
UTS 2: Visual Identity
VISUAL ELEMENTS Elemen grafis yang digunakan untuk brand Banazel berupa abstraksi dari bahan-bahan baku yang ada. Ciri-ciri esensial dari objek tersebut diambil lalu mengalami proses penyederhanaan. Pemilihan elemen grafis tersebut bertujuan untuk menggambarkan kata kunci organik. Kata kunci tersebut juga tercermin dari efek guratan yang diaplikasikan disana. Penyusunan elemen-elemen ini tidak diatur sedemikian rupa seperti seamless pattern sehingga bisa leluasa diatur sesuai dengan kebutuhan komposisi. Pewarnaan untuk elemen-elemen ini pun disesuaikan dengan warna indikator untuk varian rasa maupun penanda kemasan tertentu supaya tetap ada keselarasan didalamnya. Keleluasaan ini bertujuan untuk menunjukkan kata kunci playful dalam brand ini serta aspek flexible.
UTS 2: Visual Identity
39
SHAPE Bentuk yang digunakan didominasi bentuk-bentuk melengkung dan organis, sesuai dengan kata kunci organic dan playful yang ditampilkan dalam brand ini. Penggunaan bentuk ini turut membangun komposisi secara keseluruhan.
PHOTOGRAPHY Fotografi yang ada bertujuan untuk menjadi pratinjau tentang produk Banazel ini sendiri sehingga konsumen mendapat gambaran mengenai Banazel. Objek yang ditampilkan dalam bentuk fotografi ialah pretzel berbentuk stik serta varian rasa yang ada. Supaya tampak lebih jelas, fotografi varian rasa selalu diletakkan didepan foto pretzel.
40
UTS 2: Visual Identity
Packaging Design INTRODUCTION Menurut Gordon L. Robertson dalam bukunya, Food Packaging: Principles and Practice, kemasan merupakan bagian dari lingkup sosio-saintifik yang memastikan kondisi produk dalam keadaan terbaik sesuai fungsinya saat melalui pengiriman barang ke konsumen. Gordon menuturkan bahwa kemasan memegang peranan penting dalam lingkungan masyarakat saat ini, dimana kemasan meningkatkan dan melindungi produk yang kita beli, dari mulai proses produksi hingga sampai ke konsumen.
PACKAGING FUNCTIONS Gordon melanjutkan bahwa sebuah kemasan memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah proteksi, kenyamanan, dan komunikasi, yang dijabarkan sebagai berikut. Fungsi Proteksi Fungsi proteksi seringkali dianggap sebagai fungsi primer dari suatu kemasan, yaitu melindungi produk didalamnya dari lingkungan luar seperti air, kelembaban, bau, dan debu. Untuk produk makanan dan minuman, fungsi ini berperan penting dalam menjaga keawetan dari produk tersebut. Contohnya ialah daging yang dikemas secara vakum tidak akan mencapai waktu simpan yang ditentukan bila ada celah masuknya oksigen ke dalam daging tersebut. Fungsi Kenyamanan Kemasan berperan untuk memberikan kenyamanan tersebut disamping kesibukan dan kebiasaan serba cepat yang ada di masyarakat. Kemasan yang ada tidak efisien jika harus dipegang satu persatu. Maka, salah satu perwujudan bentuk kenyamanan tersebut adalah kemasan-kemasan primer yang disatukan dalam sebuah kemasan sekunder, begitu pula dengan kemasan tersier yang terdiri dari kumpulan kemasan sekunder. Fungsi Komunikasi Sebuah kemasan tidak hanya melindungi apa yang dijualnya, tapi juga menjual apa yang dilindunginya. Kemasan menjadi media ekspresi dari suatu produk yang dicapai melalui proses kreatif dimana elemen visual dan fisik saling bekerjasama untuk menyampaikan pesan kepada konsumen (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Hasil tersebut haruslah menampilkan sesuatu yang menonjol, karena tanpa adanya hal-hal yang menonjol dalam sebuah kemasan, maka konsumen akan mengalami kesulitan saat berbelanja suatu produk tertentu.
UTS 2: Packaging
41
Dalam buku Packaging Design: Successful Product Branding from Concept to Shelf, Marianne R. Klimchuk dan Sandra A. Krasovec menuturkan bahwa ada beberapa variabel yang menjadi faktor penentu sebuah kemasan bisa menarik bagi konsumen. Dari segi desain, faktor-faktor tersebut ialah warna, bentuk, simbol dan angka, dan tipografi. Selain itu, kemasan tersebut haruslah sesuai dengan budaya masyarakat, akurat secara linguistik, logis secara visual, dan bisa bersaing. Desain kemasan untuk Banazel sendiri secara umum menekankan fungsi proteksi dan kenyamanan dari segi bentuk dengan tetap memperhatikan efisiensi. Bentuknya yang cenderung berbentuk persegi panjang menjadi petunjuk bahwa produk yang dijual berupa stik memanjang. Faktor-faktor lainnya seperti warna dan lain-lain akan dijelaskan lebih lanjut di bagian berikutnya.
42
UTS 2: Packaging
PRIMARY PACKAGING Kemasan primer merupakan tingkatan pertama dari kemasan yang berhubungan langsung dengan produk didalamnya. Kemasan jenis ini biasanya mengandung pelindung yang memiliki nilai proteksi yang cukup tinggi, seperti kaleng dari metal dan pouch plastik dan biasanya kemasan jenis ini yang didapati konsumen di toko-toko ritel (Robertson, 2005). Kemasan primer dari Banazel berupa kotak persegi panjang dengan dimensi 8 x 3 x 14 cm. Kotak ini dilengkapi dengan sistem pengunci locking tabs untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah melindungi produk dari pengaruh lingkungan luar serta mencegah produk didalamnya tercecer. Fungsi komunikasi dari kemasan ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya ialah hierarki visual. Hierarki secara visual dalam desain kemasan harus berada dalam urutan yang logis (Landa, 2011). Ada informasi penting yang harus bisa dilihat konsumen dalam beberapa detik saat berbelanja. Seorang konsumen pertama akan mencari informasi tertentu dari sebuah kemasan, seperti ukuran, kuantitas, dan rasa. Itulah sebabnya hal tersebut muncul dalam tampak depan kemasan. Alur visual dari bagian ini ialah alur secara vertikal, dimulai dari logo lalu menuju konten lainnya. Logo merupakan identitas dari suatu brand yang pertama kali diingat orang-orang daripada produk ini sendiri sehingga harus ditonjolkan (Airey, 2009). 1
Keterangan: 1. Informasi bagian depan: Logo, keterangan varian rasa, berat bersih serta konten-konten yang didapat secara prosedural seperti logo halal dan nomor BPOM RI.
2. Informasi bagian samping: Informasi tambahan yang dirasa perlu seperti fakta-fakta mengenai Banazel ini sendiri.
3. Informasi bagian belakang: Informasi yang lebih faktual, yaitu tabel
2
3
nutrisi,
penyimpanan,
komposisi, tanggal
cara
kadaluarsa
serta informasi mengenai perusahaan.
UTS 2: Packaging
43
FLAVOR VARIANTS Variasi produk dalam suatu brand memberikan beberapa keuntungan, baik dari segi konsumen maupun pemilik brand (McLeod, 2019). Konsumen akan merasakan kemudahan dalam melakukan perbandingan suatu produk, sementara pemilik brand akan mengalami peningkatan keuntungan. Dari penjelasan diatas, maka penentuan sistem varian rasa untuk sebuah brand sangatlah penting karena memberikan dampak positif dari berbagai aspek. Sistem varian rasa untuk Banazel sendiri dibedakan dari segi warna, bentuk, dan fotografi. Warna menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam kemasan, demikian pula dengan sistem varian rasa (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Penggunaan warna yang tepat dapat memperjelas diferensiasi variasi produk, entah dari segi bahan, rasa, maupun bau. Aspek warna bisa dibedakan dari warna latar belakang kemasan secara keseluruhan sehingga memberi banyak kemudahan bagi audiens untuk membedakan satu rasa dengan rasa lainnya. Warna pattern untuk varian rasa juga turut dibedakan. Dalam hal bentuk, hal yang dibedakan ialah isi dari pattern itu sendiri. Dalam aspek fotografi, hal yang membedakan ialah fotografi dari varian rasa serta tone warna dari pretzel itu sendiri.
44
UTS 2: Packaging
SECONDARY PACKAGING Seperti yang telah disinggung secara singkat di bagian sebelumnya, kemasan sekunder merupakan kemasan yang terdiri dari kumpulan kemasan primer. Kemasan jenis ini didesain sebagai perantara distribusi dan ada kalanya didesain sekaligus untuk peletakan kemasan primer di toko ritel (Robertson, 2005). Bentuk kemasan sekunder dari Banazel ialah kotak dengan dimensi 22 x 10,4 x 27 cm . Kotak ini dilengkapi dengan pegangan di bagian atas untuk memenuhi fungsi kenyamanan dari kemasan. Fungsi kenyamanan yang dipenuhi ialah memudahkan kemasan tersebut dibawa bepergian. Sistem pengunci yang ada di bagian samping bertujuan untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah mencegah supaya kemasan primer didalamnya tidak tercecer. 1
2
2
1. Informasi bagian depan:
2. Informasi bagian samping:
Logo, keterangan kemasan, berat bersih serta
Informasi tambahan yang dirasa perlu seperti fakta-
konten-konten yang didapat secara prosedural
fakta mengenai Banazel ini sendiri, keterangan
seperti logo halal dan nomor BPOM RI.
varian rasa, informasi perusahaan.
UTS 2: Packaging
45
FOOD STALL PACKAGING Kemasan stan makanan dibuat lebih sederhana untuk meningkatkan fungsi kenyamanan dari kemasan ini sendiri, yaitu mudah dibawa saat bepergian. Selain itu, natur dari kemasan ini ialah sekali pakai, sehingga tidak perlu memasukkan banyak informasi didalamnya. Kemasan stan makanan dari Banazel berbentuk seperti kemasan kentang goreng karena bentuk produk ini berupa stik memanjang sehingga memiliki kemiripan bentuk dengan kentang goreng pada umumnya. Informasi yang terkandung pada kemasan ini ialah logo yang berfungsi sebagai media komunikasi dari brand ini sendiri.
46
UTS 2: Packaging
SIMPLIFIED PACKAGING Kemasan yang disederhanakan pada dasarnya merupakan kemasan ritel yang disederhanakan untuk mengurangi biaya produksi sampai pada tahap tertentu. Kemasan untuk Banazel dalam hal ini ialah pouch ziplock. Pemilihan pouch ziplock didasarkan kepada fungsi proteksi dan kenyamanan yang ada didalamnya. Ziplock yang ada berfungsi untuk mencegah udara luar masuk dan mempengaruhi kualitas produk. Disaat yang sama, ziplock yang ada bisa dibuka-tutup dengan mudahnya sehingga memberikan fungsi kenyamanan. Penulis mempertimbangkan perubahan ukuran pouch ziplock untuk meningkatkan efiseiensi dari kemasan itu sendiri sehingga tidak banyak ruang yang terbuang sia-sia. Informasi yang terkandung pada kemasan ini ialah logo yang berfungsi sebagai media komunikasi dari brand ini sendiri.
1. Informasi bagian depan:
2. Informasi bagian belakang:
Logo, keterangan varian rasa, berat bersih serta
Informasi yang lebih faktual, diantaranya adalah
konten-konten yang didapat secara prosedural
tabel nutrisi, komposisi, cara penyimpanan, tanggal
seperti logo halal dan nomor BPOM RI.
kadaluarsa serta informasi mengenai perusahaan. Di sisi ini terdapat pula penjelasan singkat mengenai Banazel yang terdapat di sisi kiri.
UTS 2: Packaging
47
Conclusion PACKAGING ASPECTS Ada beberapa poin yang perlu disoroti, diantaranya adalah:
Posisi locking tabs di depan Locking tabs yang diletakkan di bagian depan kemasan justru bisa merusak tampilan depan kemasan apabila dibuka. Hal ini bisa mempengaruhi identifikasi brand jika bagian depan kemasan cukup banyak mengalami kerusakan.
Ukuran kemasan sekunder yang longgar Lebar kemasan sekunder yang memiliki kelebihan sekitar 1-2 cm menyebabkan kemasan primer didalamnya bergoyang saat
berpindah
tempat.
Hal
ini
mengakibatkan fungsi proteksi kemasan tidak berjalan optimal.
Perbandingan kemasan disederhanakan (simplified packaging) dan kemasan ritel yang tidak proporsional Perbandingan berakibat
yang
pada
demikian
dapat
perbandingan
biaya
produksi yang kurang akurat karena kemasan disederhanakan ialah kemasan ritel yang lebih ekonomis dari segi kemasan dan biaya produksi.
48
UTS 2: Conclusion
VISUAL IDENTITY ASPECTS Ada beberapa poin yang perlu disoroti, diantaranya adalah:
Logo yang terkesan flat Logo yang terkesan flat sehingga tidak menonjol dan tampak menyatu dengan bagian lainnya. Masalah ini krusial karena pada akhirnya brand tidak tampak menonjol sehingga menyulitkan proses identifikasi dalam kemasan. Perbedaan warna yang tidak seimbang Perbedaan warna yang tidak seimbang diantara varian rasa, dimana rasa kacang merah tampak cukup berbeda secara tone, sedangkan rasa original dan teh hijau terasa lebih mirip.
UTS 2: Conclusion
49
LOGO ASPECTS Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan untuk menambah dimensi pada logo, seperti penambahan ketebalan dan pengaplikasian gradasi dengan berbagai pendekatan.
Beberapa
pendekatan
tersebut terinspirasi dari beberapa logo camilan ternama, seperti Kitkat dan Oreo berikut ini. Hal ini bertujuan untuk memperkuat fungsi logo itu sendiri.
Sumber: flickr.com
Sumber: pngdownload.id
50
UTS 2: Conclusion
COMPOSITION ASPECTS Berikut ini adalah beberapa eksplorasi komposisi
yang
dilakukan
untuk
memperbaiki berbagai hal yang terdapat dalam desain sebelumnya. Penjelasan dari masing-masing eksplorasi akan dijelaskan secara rinci di halaman berikutnya.
UTS 2: Conclusion
51
FEEDBACK
DESCRIPTION
Berikut ini adalah beberapa
1. Logo terlihat lebih berdimensi karena penggunaan
masukan yang didapat melalui
gradasi dan penambahan bayangan, ditambah dengan
proses asistensi, diantaranya
objek dibaliknya sehingga tampak menonjol.
adalah: 1. Alternatif ini lebih dinamis
2. Komposisi secara keseluruhan tampak dinamis,
dalam hal komposisi.
dimana pembagian daerah antara pattern dan konten
2. Pengisian ruang lebih baik.
kemasan dipisahkan oleh bentuk organis.
3. Foto pretzel bisa dibuat lebih menonjol lagi.
3. Perbedaan warna antara latar belakang pattern
4. Logo di kemasan sekunder
dengan latar belakang kemasan tampak kontras,
bisa lebih diperbesar.
dimana latar belakang konten diberi warna cream muda demi keterbacaan. 4.
Adanya
variasi
eksplorasi
bentuk
dengan
penggunaan bentuk yang disertai outline guratan kuas.
52
UTS 2: Conclusion
FEEDBACK
DESCRIPTION
Berikut ini adalah beberapa
1. Logo terlihat lebih berdimensi karena penggunaan
masukan yang didapat melalui
gradasi dan penambahan bayangan.
proses asistensi, diantaranya adalah:
2. Pattern dan konten dibuat menyatu sedemikian
1. Penyusunan komposisi perlu berhati-hati
supaya
rupa supaya terlihat lebih menyatu dan harmonis.
konten
tidak menyatu dengan pattern.
3. Alur visual utama yang terjadi dari logo menuju
2. Penggunaan tekstur bisa
bagian lainnya berupa alur secara vertikal dari bawah
diaplikasikan hingga bagian
ke atas, sehingga terbentuk komposisi yang lebih
bawah kemasan.
eksploratif dan tidak tampak “membosankan�.
3. Negative space di kemasan sekunder perlu diperhatikan
4. Desain kemasan sekunder merupakan kemasan
karena ada beberapa ruang
sekunder untuk masing-masing rasa sehingga tidak
yang terbuang.
memerlukan kode warna yang baru.
UTS 2: Conclusion
53
Just some more steps to go, and done! There you go, the destination is here!
SEBUAH GARIS AKHIR Bab ini menjabarkan proses pengembangan Banazel lebih lanjut, mulai dari pematangan konsep untuk sebuah acara bertemakan inovasi makanan, pengembangan untuk sebuah musim tertentu hingga langkah-langkah yang dirancang supaya audiens tertarik dan memutuskan membeli produk Banazel itu sendiri.
54
03
UTS 2: Conclusion
Final Term UTS 2: Conclusion
55
Visual Identity LOGO Logo Banazel sendiri merupakan logo kombinasi yang mencerminkan proses input dan output dari pembuatan produknya. Elemen-elemen yang ada diluar merupakan abstraksi dari beberapa bahan baku yang digunakan. Bahan-bahan ini diproses dan menjadi sebuah pretzel yang akhirnya tampak dalam logotype Banazel ini sendiri. Tipografi ditengahnya mengambil karakteristik pretzel yang tampak dalam overlap elemen hurufnya. Penambahan gradasi berupa block gradient disampingnya bertujuan untuk menambah kesan 3d pada logo. Pertimbangan-pertimbangan diatas bertujuan untuk memenuhi aspek distinctive dari identitas visual.
56
UAS 1: Visual Identity
Warna yang digunakan untuk logo Banazel ialah warna coklat karena memiliki kemiripan warna dengan warna produk Banazel itu sendiri. Warna elemen yang ada disamping logotype ialah warna merah kecoklatan dan kuning kecoklatan untuk menjadi pembeda adalah logotype dan elemen disekitarnya. Bisa dikatakan bahwa perbedaan warna ini bertujuan untuk menciptakan kontras tapi disaat yang sama masih menunjukkan kemiripan.
Banazel Brown 1
Banazel Brown 2
Banazel Brown 2
#F19E37
#DD8227
#BA6B24
RGB (241,158,55)
RGB (221,130,39)
RGB (186,107,36)
CMYK (5,37,74,0)
CMYK (11,45,81,2)
CMYK (21,50,82,8)
Banazel Brown 4
Banazel Brown 5
Banazel Brown 6
#CE6B26
#9E5219
#753C15
RGB (206,107,38)
RGB (158,82,25)
RGB (117,60,21)
CMYK (16,53,80,4)
CMYK (27,57,87,15)
CMYK (35,60,86,30)
Banazel Red Accent 1 Banazel Red Accent 2
Banazel Red Accent 3
#EC562E
#C94E23
#AD401F
RGB (236,86,46)
RGB (201,78,35)
RGB (173,64,31)
CMYK (6,66,74,0)
CMYK (17,66,80,5)
CMYK (24,69,81,11)
Banazel Yellow Accent 1 Banazel Yellow Accent 2
Banazel Yellow Accent 3
#F7BF2F
#F75922
#D07724
RGB (247,191,47)
RGB (247,149,34)
RGB (208,119,36)
CMYK (3,24,79,0)
CMYK (2,41,84,0)
CMYK (15,48,82,4)
UAS 1: Visual Identity
57
COLOR Secara umum, penggunaan warna di Banazel terdiri atas warna cream sebagai warna dasar serta warna pendukung sesuai kebutuhan. Penggunaan warna cream sebagai warna dasar bertujuan untuk mempermudah komposisi khususnya untuk bagian konten, serta mencapai keseimbangan dari bagian atas yang penuh warna dan elemenelemen grafis. Warna pendukung salah satunya digunakan sebagai penanda varian rasa, dimana rasa original diwakili warna kuning, rasa teh hijau diwakili warna hijau, dan rasa kacang merah diwakili warna merah muda. Penanda varian rasa tersebut diletakkan di bagian atas untuk mempermudah konsumen dalam mengenali varian rasa yang ada dalam waktu cepat.
58
UAS 1: Visual Identity
COLOR Selain itu, warna pendukung juga dipakai untuk menjadi penanda kemasan tertentu, seperti warna orange yang digunakan untuk kemasan sekunder berupa assorted pack. Sama halnya dengan warna varian rasa, warna penanda ini juga diletakkan di untuk mempermudah konsumen dalam mengenali jenis kemasan tertentu dalam waktu cepat. Tidak menutup kemungkinan bahwa warna pendukung akan digunakan sebagai penanda kemasan pada hari raya tertentu ke depannya. Pembagian dari warna-warna ini merupakan sebuah upaya untuk mencapai aspek flexible dalam identitas visual. Selain itu, aspek memorable juga ikut tercapai dengan menentukan suatu warna untuk varian rasa atau kemasan tertentu sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenalinya.
UAS 1: Visual Identity
59
SHAPE Bentuk yang digunakan didominasi bentuk-bentuk melengkung dan organis, sesuai dengan kata kunci organic dan playful yang ditampilkan dalam brand ini. Penggunaan bentuk ini turut membangun komposisi secara keseluruhan.
VISUAL ELEMENTS Elemen grafis yang digunakan untuk brand Banazel berupa abstraksi dari bahan-bahan baku yang ada. Ciri-ciri esensial dari objek tersebut diambil lalu mengalami proses penyederhanaan. Pemilihan elemen grafis tersebut bertujuan untuk menggambarkan kata kunci organik. Kata kunci tersebut juga tercermin dari efek guratan yang diaplikasikan disana. Penyusunan elemen-elemen ini tidak diatur sedemikian rupa seperti seamless pattern sehingga bisa leluasa diatur sesuai dengan kebutuhan komposisi. Keleluasaan ini bertujuan untuk menunjukkan kata kunci playful dalam brand ini serta menopang aspek flexible. Penambahan efek guratan pada setiap elemen bertujuan supaya elemen-elemen yang ada lebih mencerminkan kata kunci organik. Intensitas efek guratan disesuaikan dengan ukuran elemen itu sendiri supaya bentuk esensial dari elemen yang ada masih terlihat dengan jelas.
60
UAS 1: Visual Identity
TYPOGRAPHY Typeface yang digunakan untuk brand Banazel ialah Lato dan Caveat Brush. Bentuk semirounded dari huruf-huruf Lato menunjukkan perasaan hangat dan strukturnya yang stabil menunjukkan stabilitas. Karena karakteristik itulah maka Lato dipilih sebagai typeface untuk penulisan konten. Caveat Brush merupakan sebuah typeface tulisan tangan yang didesain oleh Pablo Impallari. Variasi dari tebal-tipis pada huruf-hurufnya menunjukkan kata kunci organic dan ciri itulah yang menjadikan typeface ini digunakan untuk header atau bagian lainnya yang membutuhkan perlakuan secara khusus.
Xx
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. So, try it right away!
Lato
Xx
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. So, try it right away!
Caveat Brush
PHOTOGRAPHY Fotografi yang ada bertujuan untuk menjadi pratinjau tentang produk Banazel ini sendiri sehingga konsumen mendapat gambaran mengenai Banazel. Objek yang ditampilkan dalam bentuk fotografi ialah pretzel berbentuk stik serta varian rasa yang ada. Supaya tampak lebih jelas, fotografi varian rasa selalu diletakkan didepan foto pretzel. Komposisi secara umum disesuaikan dengan kemasan yang ada.
UAS 1: Visual Identity
61
Packaging Design
1
2 3
1. Informasi bagian depan:
3. Informasi bagian belakang:
Logo, keterangan varian rasa, berat bersih
Informasi yang lebih faktual, yaitu tabel
serta konten-konten yang didapat secara
nutrisi, komposisi, cara penyimpanan,
prosedural seperti logo halal dan nomor
tanggal
BPOM RI.
mengenai perusahaan.
2. Informasi bagian samping: Informasi tambahan yang dirasa perlu seperti fakta mengenai Banazel ini sendiri.
62
UAS 1: Packaging
kadaluarsa
serta
informasi
PRIMARY PACKAGING Kemasan primer merupakan tingkatan pertama dari kemasan yang berhubungan langsung dengan produk didalamnya. Kemasan jenis ini biasanya mengandung pelindung yang memiliki nilai proteksi yang cukup tinggi, seperti kaleng dari metal dan pouch plastik dan biasanya kemasan jenis ini yang didapati konsumen di toko-toko ritel (Robertson, 2005). Kemasan primer dari Banazel berupa kotak persegi panjang dengan dimensi 8 x 3 x 14 cm. Kotak ini dilengkapi dengan sistem pengunci locking tabs untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah melindungi produk dari pengaruh lingkungan luar serta mencegah produk didalamnya tercecer. Fungsi komunikasi dari kemasan ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya ialah hierarki visual. Hierarki secara visual dalam desain kemasan harus berada dalam urutan yang logis (Landa, 2011). Ada informasi penting yang harus bisa dilihat konsumen dalam beberapa detik saat berbelanja. Seorang konsumen pertama akan mencari informasi tertentu dari sebuah kemasan, seperti ukuran, kuantitas, dan rasa. Itulah sebabnya hal tersebut muncul dalam tampak depan kemasan. Alur visual dari bagian ini ialah alur secara vertikal, dimulai dari logo lalu menuju konten lainnya. Logo merupakan identitas dari suatu brand yang pertama kali diingat orang-orang daripada produk ini sendiri sehingga harus ditonjolkan (Airey, 2009).
UAS 1: Packaging
63
64
UAS 1: Packaging
FLAVOR VARIANTS Variasi produk dalam suatu brand memberikan beberapa keuntungan, baik dari segi konsumen maupun pemilik brand (McLeod, 2019). Konsumen akan merasakan kemudahan dalam melakukan perbandingan suatu produk, sementara pemilik brand akan mengalami peningkatan keuntungan. Dari penjelasan diatas, maka penentuan sistem varian rasa untuk sebuah brand sangatlah penting karena memberikan dampak positif dari berbagai aspek. Sistem varian rasa untuk Banazel sendiri dibedakan dari segi warna, bentuk, dan fotografi. Warna menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam kemasan, demikian pula dengan sistem varian rasa (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Penggunaan warna yang tepat dapat memperjelas diferensiasi variasi produk, entah dari segi bahan, rasa, maupun bau. Aspek warna bisa dibedakan dari warna latar belakang kemasan secara keseluruhan sehingga memberi banyak kemudahan bagi audiens untuk membedakan satu rasa dengan rasa lainnya. Warna pattern untuk varian rasa juga turut dibedakan. Dalam hal bentuk, hal yang dibedakan ialah isi dari pattern itu sendiri. Dalam aspek fotografi, hal yang membedakan ialah fotografi dari varian rasa serta tone warna dari pretzel itu sendiri.
UAS 1: Packaging
65
1
2
66
2
1. Informasi bagian depan:
2. Informasi bagian samping:
Logo, keterangan kemasan, berat bersih
Informasi tambahan yang dirasa perlu
serta konten-konten yang didapat secara
seperti fakta-fakta mengenai Banazel
prosedural seperti logo halal dan nomor
ini sendiri, keterangan varian rasa, serta
BPOM RI.
informasi perusahaan.
UAS 1: Packaging
SECONDARY PACKAGING Seperti yang telah disinggung secara singkat di bagian sebelumnya, kemasan sekunder merupakan kemasan yang terdiri dari kumpulan kemasan primer. Kemasan jenis ini didesain sebagai perantara distribusi dan ada kalanya didesain sekaligus untuk peletakan kemasan primer di toko ritel (Robertson, 2005). Bentuk kemasan sekunder dari Banazel ialah kotak dengan dimensi 22 x 10,4 x 27 cm . Kotak ini dilengkapi dengan pegangan di bagian atas untuk memenuhi fungsi kenyamanan dari kemasan. Fungsi kenyamanan yang dipenuhi ialah memudahkan kemasan tersebut dibawa bepergian. Sistem pengunci yang ada di bagian samping bertujuan untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah mencegah supaya kemasan primer didalamnya tidak tercecer.
UAS 1: Packaging
67
FOOD STALL PACKAGING Kemasan stan makanan dibuat lebih sederhana untuk meningkatkan fungsi kenyamanan dari kemasan ini sendiri, yaitu mudah dibawa saat bepergian. Selain itu, natur dari kemasan ini ialah sekali pakai, sehingga tidak perlu memasukkan banyak informasi didalamnya. Kemasan stan makanan dari Banazel berbentuk seperti kemasan kentang goreng karena bentuk produk ini berupa stik memanjang sehingga memiliki kemiripan bentuk dengan kentang goreng pada umumnya. Informasi yang terkandung pada kemasan ini ialah logo yang berfungsi sebagai media komunikasi dari brand ini sendiri.
68
UAS 1: Packaging
SIMPLIFIED PACKAGING Kemasan yang disederhanakan pada dasarnya merupakan kemasan ritel yang disederhanakan untuk mengurangi biaya produksi sampai pada tahap tertentu. Kemasan untuk Banazel dalam hal ini ialah pouch ziplock. Pemilihan pouch ziplock didasarkan kepada fungsi proteksi dan kenyamanan yang ada didalamnya. Ziplock yang ada berfungsi untuk mencegah udara luar masuk dan mempengaruhi kualitas produk.
UAS 1: Packaging
69
Before and After
70
UAS 1: Before and After
UAS 1: Before and After
71
72
UAS 1: Before and After
UAS 1: Before and After
73
Point of Purchase INTRODUCTION Point of Purchase (PoP) atau Point of Sales (PoS) merupakan bagian yang teramat penting bagi penjualan suatu produk, karena sekitar 73% keputusan membeli dilakukan di tempat tersebut (Rettie dan Brewer, 2000). Point of Purchase yang baik ialah Point of Purchase yang bisa menarik perhatian konsumen, memfasilitasi inspeksi dan seleksi produk, memiliki ruang bagi beberapa konsumen untuk melihat sekaligus, bersifat informatif, dan menstimulasi pengeluaran tak terduga. (John dan Kristina, 1983). Point of Purchase sendiri memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah hemat biaya dan lebih menjangkau audiens yang dituju. (John dan Kristina, 1983). John dan Kristina menjabarkan bahwa penggunaan Point of Purchase jauh lebih murah dibandingkan penggunaan iklan seperti iklan televisi. Iklan televisi dengan durasi yang begitu singkat jauh lebih mahal dibandingkan penggunaan Point of Purchase. John dan Kristina menjelaskan bahwa penggunaan Point of Purchase bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal atau kelas tertentu secara spesifik.
Sumber: behance.net Lays Pallet - Recliner oleh Denis Krasilnikov (2016)
74
UAS 1: Point of Purchase
TECHNICAL ASPECTS Point of Purchase dari Banazel merupakan Point of Purchase desktop yang diletakkan diatas meja dengan dimensi 36 x 28 x 50 cm. Secara lebih spesifik, alasnya berukuran 36 x 28 cm, bagian samping berukuran 28 x 33 cm serta 28 x 38 cm, dan bagian belakang berukuran 36 x 53 cm. Berdasarkan perincian tersebut, maka alas dan sisi samping tersebut sendiri masih memenuhi bidang A3 dan sisi belakang masih memenuhi bidang A2. Bagian teknis ini diperjelas melalui figur 1 yang ada dibawah ini. Dari penjabaran tersebut maka bisa disimpulkan bahwa ukuran Point of Purchase ini masih tergolong ideal untuk ditaruh diatas meja. Setiap tumpukannya mempunyai penyangga berbentuk persegi panjang sesuai dengan alas tumpukan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah produk tersebut jatuh saat kondisi tidak terlalu stabil sehingga memiliki nilai proteksi. Kapasitas dari penyangga ini bisa memuat enam kemasan primer atau setara dengan setengah lusin kemasan primer. Penyangga ini bisa dilepas untuk keperluan display sehingga bisa memuat sembilan kemasan primer atau 3/4 lusin kemasan. Maka dari itu, penggunaan penyangga ini bisa memiliki beberapa fungsi disesuaikan dengan kebutuhan.
UAS 1: Point of Purchase
75
VISUAL ASPECTS Salah satu aspek yang paling menonjol dari tampilan visual pada Point of Purchase ialah warna. Warna merupakan salah satu faktor yang turut berperan dalam membangun sebuah identitas visual. Warna boleh menjadi sesuatu yang menonjol, tapi harus dibarengi dengan fungsi komunikasi kepada para audiens. Pemilihan warna yang tepat akan mempermudah suatu brand untuk menjangkau target yang dituju (Rider, 2009). Tampilan visual pada Point of Purchase ini terdiri dari warna orange dan cream dengan berbagai intensitas. Warna orange yang merupakan hasil pencampuran dari warna merah dan kuning merupakan warna yang digunakan untuk meningkatkan keterlihatan suatu objek. (Sean dan Terry, 2017). Maka dari itu, penggunaan warna orange bisa memudahkan untuk menarik perhatian konsumen. Warna dari setiap tumpukan disesuaikan dengan varian rasa yang ditampilkan dalam tumpukan tersebut. Warna tumpukan dibuat lebih gelap untuk menciptakan kontras dengan produk yang dipajang sehingga konsumen bisa tertuju ke produk yang ada. Warna dari pattern yang terdapat pada penyangga disesuaikan dengan pattern yang diaplikasikan pada setiap rasanya.
76
UAS 1: Point of Purchase
Sumber: Dokumentasi Pribadi
UAS 1: Point of Purchase
77
78
UAS 1: Point of Purchase
VISUAL SYNTAX Perbandingan antara Point of Purchase dan kemasan yang ada bertujuan untuk menunjukkan kesatuan serta variasi diantara item-item tersebut. Penggunaan pattern yang konsisten serta penggunaan warna-warna yang bervariasi didalamnya menjadi salah satu karakteristik dari Banazel yang bisa diingat oleh konsumen. Aspek memorable merupakan salah satu aspek identitas visual yang ada dalam hal ini dan telah disinggung dalam paper identitas visual sebelumnya. Ada beberapa perbedaan yang mencolok diantaranya ketiganya, salah satunya ialah peletakan pattern. Pattern pada kemasan primer dan sekunder diletakkan di bagian atas, sedangkan pattern Point of Purchase diletakkan di bagian bawah. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi logo untuk bisa menonjol diantara bagian lainnya.
UAS 1: Point of Purchase
79
A1 Poster INTRODUCTION Poster merupakan sebuah media dengan format dua dimensi yang bertujuan untuk memberi informasi, melakukan persuasi, atau promosi (Landa, 2011). Informasi yang dimaksud dalam hal ini bisa berupa data, jadwal, maupun penawaran, sedangkan persuasi atau promosi bisa ditujukan untuk suatu orang, tempat, peristiwa, perusahaan, organisasi, produk, atau jasa. Karena itulah maka poster yang baik merupakan poster yang bisa menarik perhatian audiensnya sehingga bisa memahami konten yang ingin disampaikan. Pencapaian akan hal tersebut bisa dilakukan dengan kombinasi dari katakata dan visual yang efektif diperlukan untuk mencapai hal tersebut.
Sumber: behance.net Saint-Étienne Opera House Brand Design (2015)
80
UAS 1: A1 Poster
Sumber: idearefinery.net Nordstern Program Poster (2013)
EXPLANATION Poster untuk Banazel merupakan poster dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk ini sendiri. Konten yang diberikan antara lain berupa penjelasan singkat mengenai Banazel serta proses pembuatannya. Pengolahan data-data tersebut diwujudkan dalam bentuk infografik. Infografik merupakan visualisasi dari data atau ide yang berupaya untuk mengolah informasi yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami oleh audiens (Smiciklas, 2012). Penggunaan infografik ini didasari oleh otak manusia yang lebih mampu mengenali suatu pola jika data-data yang ada diolah secara visual (Siricharoen, 2013). Infografik yang ada diolah layaknya peta yang juga berguna untuk memberikan suatu arahan tertentu. Karakteristik dari peta tersebut terlihat dari penggunaan elemenelemen dari pisang serta bahan-bahan baku lainnya yang diperkecil dan dikelompokkan sedemikian rupa. Objek-objek tersebut akan tampak seperti legenda dalam sebuah peta yang menandakan suatu hal. Karakteristik peta lainnya yang diambil ialah bentuk organik dari daratan yang digunakan menjadi tempat untuk menaruh konten.
Referensi poster A1 untuk Banazel Sumber: madmap.creatorlink.net Cheongju Bookstore Map
UAS 1: A1 Poster
81
82
UAS 1: A1 Poster
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam poster ialah visual flow. Visual flow secara umum dari poster ini ialah visual flow secara vertikal dan horizontal. Audiens akan memulai proses membaca dari logo Banazel di atas kiri, dilanjutkan dengan pengenalan Banazel secara singkat di atas kanan, dan memasuki tahapan-tahapan pembuatan produk dibawahnya. Tempat untuk konten menggunakan warna cream dan latar belakang yang ada disekitarnya menggunakan warna coklat untuk menunjukkan kontras. Penambahan pattern dilakukan tapi disertai dengan pengurangan opacity supaya pattern tidak mengganggu hierarki secara keseluruhan. Ilustrasi yang digunakan dalam hal ini bersifat representatif terhadap setiap langkah yang dijelaskan. Contohnya adalah tahap pertama, tahap persiapan bahan-bahan, diwakili dengan beberapa ilustrasi bahan baku seperti telur, tepung, dan mentega. Gaya ilustrasi yang digunakan disesuaikan dengan gaya ilustrasi yang diaplikasikan pada pattern sehingga outline berupa garis guratan juga turut hadir disana. Penambahan tekstur grain dilakukan sebagai bentuk penyesuaian dari gaya tersebut serta bertujuan untuk menambah kedalaman dari objek yang digambarkan.
UAS 1: A1 Poster
83
Food Explore 12
84
UAS 1: Food Explore 12
UAS 1: Food Explore 12
85
BOOTH DESIGN Desain booth untuk Food Explore 12 tidak terlalu banyak menggunakan dekorasi supaya warna kemasan dan Point of Purchase bisa menjadi fokus utama dari audiens. Point of Purchase yang mencakup kemasan primer di sisi kiri diimbangi oleh kemasan sekunder dan food stall di kanan dengan menggunakan rak tambahan. Penggunaan tempat dan alas kayu dipilih karena bentuknya yang sederhana dan kontras dengan desain yang didominasi warna cerah. Bahan-bahan baku seperti pisang dan bahan-bahan varian rasa simulatif menjadi properti yang turut mendukung desain booth ini.
86
UAS 1: Food Explore 12
FEEDBACK Berikut ini ialah kumpulan respon dari audiens yang mengunjungi booth Banazel saat Food Explore 12.
Compliments “Overall bagus.”
Inputs 1. Tulisan dibawah logo bisa disesuaikan dengan bentuk masing-masing.
“Keren banget!”
2. Komposisi di bagian belakang bisa diolah lagi.
“Bagus kok, udah bagus!”
3. Adanya lubang di bagian bawah supaya orang bisa melihat bentuk asli dari produk
“Warnanya bagus.”
dan bisa lebih percaya dengan produk tersebut.
“Suka patternnya.”
4. Perkuat elemen pisang sebagai bahan utamanya. Walau sudah muncul di pattern tapi masih bisa ditonjolkan lagi. 5. Alasan mengapa produk tersebut sehat bisa diperjelas.
UAS 1: Food Explore 12
87
HIGHLIGHT Berikut ini ialah beberapa respon dari audiens yang secara spesifik menyoroti hal tertentu. “Secara keseluruhan kemasan ini sudah eye catching, tapi masih bisa ditingkatkan mungkin dari saturation atau cara lainnya. Kemudian, foto produknya bisa diperbesar sehingga saat dimasukkan ke rak fotonya masih bisa terlihat. Untuk komposisi fotonya sendiri, rasa red bean terlihat janggal, tapi rasa original dan green tea tidak bermasalah.” -Megan, Pelajar “Secara keseluruhan warnanya sudah cukup mewakili. Mungkin sistem kemasan bisa dibuat robekan seperti Pocky. Kemudian, untuk kemasan sekunder, warnanya bisa dibuat lebih kontras dibandingkan kemasan originalnya. Walau sudah dibuat coklat sedemikian rupa tapi masih terasa ada kemiripan. Pegangan bisa diperbesar lagi sekitar 1-1,5 cm karena untuk tangan wanita dewasa saja sudah cukup sempit.” -Cynthia, Wirausaha “Jika ditinjau dari segi unique selling point, yaitu pretzel yang lebih sehat, maka desain kemasan ini sudah sesuai dengan aspek tersebut. Jika ditinjau dari target market, yaitu pelajar kalangan menengah keatas yang aware dengan kesehatan, maka desain kemasan ini sudah cocok dengan aspek tersebut. Kesan sehatnya sudah terasa. Gambaran produk mengenai pretzel itu sendiri masih bisa lebih diperkuat dari pengolahan visualnya.” -Monica, Pelajar
88
UAS 1: Food Explore 12
SELF EVALUATION Berikut ini ialah beberapa hasil evaluasi berdasarkan sudut pandang penulis.
Masih ada bagian yang bisa dirapikan, seperti pengolahan bentuk pada bagian depan dan penyusunan komposisi bagian belakang kemasan.
Aspek Visual Penggunaan warna dan pattern yang kurang
maksimal
dan
masih
bisa
ditingkatkan, seperti penggunaan pop-up di bagian bawah. Aspek Fungsional Ruang di bagian samping seharusnya bisa dimanfaatkan untuk informasi tertentu.
Bahan baku inti seperti jinten dan kayu manis seharusnya ditunjukkan pula, tidak hanya pisang dan bahan-bahan varian rasa simulatif. Bagian bawah booth yang dilapisi kain masih bisa dimanfaatkan, seperti peletakan logo dan lainnya.
UAS 1: Food Explore 12
89
Seasonal: Valentine Hari Valentine merupakan hari yang identik dengan kasih sayang yang dirayakan setiap 14 Februari. Berikut ini adalah kumpulan objek yang bisa mewakili hari tersebut dan nantinya bisa digunakan dalam komposisi secara keseluruhan.
Sumber: amistyledigitalart.com, creativemarket.com, freepik.com
90
UAS 2: Seasonal Packaging
DESIGN EXPLORATIONS Berikut ini adalah beberapa sketsa yang dibuat sebelum memasuki proses digitalisasi. Sketsa yang ada secara umum menggambarkan kemungkinan-kemungkinan sistem untuk kemasan seasonal. Gambar kanan bawah menunjukkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengerjaan kemasan seasonal supaya lebih sistematis.
UAS 2: Seasonal Packaging
91
Berikut ini adalah beberapa sketsa yang dibuat sebelum memasuki proses digitalisasi. Sketsa yang ada secara umum menggambarkan kemungkinan-kemungkinan sistem untuk kemasan seasonal. Sketsa kali ini juga mengolah komposisi secara keseluruhan karena sketsa-sketsa di halaman sebelumnya seakan-akan masih sangat terpaku dengan desain kemasan versi aslinya.
92
UAS 2: Seasonal Packaging
Berikut ini ialah kumpulan eksplorasi desain yang dilakukan untuk musim Valentine. Eksplorasi dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari warna, elemen visual hingga komposisi secara keseluruhan. Eksplorasi dimulai dari rasa kacang merah karena memiliki kode warna merah muda yang identik dengan warna hari Valentine sehingga tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding rasa lainnya.
UAS 2: Seasonal Packaging
93
94
UAS 2: Seasonal Packaging
Visual Identity LOGO Logo Banazel sendiri merupakan logo kombinasi yang mencerminkan proses input dan output dari pembuatan produknya. Logo yang digunakan untuk kemasan seasonal ini ialah logo yang sama yang digunakan sejak UAS1. Logo ini tidak menerapkan sistem dynamic logo dengan tujuan untuk mempertahankan makna yang terkandung didalamnya yang telah dipaparkan sebelumnya.
Banazel Brown 1
Banazel Brown 2
Banazel Brown 2
#F19E37
#DD8227
#BA6B24
RGB (241,158,55)
RGB (221,130,39)
RGB (186,107,36)
CMYK (5,37,74,0)
CMYK (11,45,81,2)
CMYK (21,50,82,8)
Banazel Brown 4
Banazel Brown 5
Banazel Brown 6
#CE6B26
#9E5219
#753C15
RGB (206,107,38)
RGB (158,82,25)
RGB (117,60,21)
CMYK (16,53,80,4)
CMYK (27,57,87,15)
CMYK (35,60,86,30)
Banazel Red Accent 1 Banazel Red Accent 2
Banazel Red Accent 3
#EC562E
#C94E23
#AD401F
RGB (236,86,46)
RGB (201,78,35)
RGB (173,64,31)
CMYK (6,66,74,0)
CMYK (17,66,80,5)
CMYK (24,69,81,11)
Banazel Yellow Accent 1 Banazel Yellow Accent 2
Banazel Yellow Accent 3
#F7BF2F
#F75922
#D07724
RGB (247,191,47)
RGB (247,149,34)
RGB (208,119,36)
CMYK (3,24,79,0)
CMYK (2,41,84,0)
CMYK (15,48,82,4)
UAS 2: Seasonal Packaging
95
COLOR Ada palet warna tambahan yang digunakan untuk kemasan seasonal Valentine, yaitu merah merah muda, dan coklat. Warna merah dan merah muda dominan digunakan karena warna itulah yang identik dengan kasih sayang. Warna coklat digunakan sebagai aksen yang diterapkan pada bagian tertentu.
96
#5F321E
#F6765C
RGB (95,50,30)
RGB (246,118,92)
CMYK (38,61,74,39)
CMYK (2,54,51,0)
#B54337
#D1503B
#F6765C
RGB (181,67,55)
RGB (209,80,59)
RGB (246,118,92)
CMYK (22,69,65,8)
CMYK (14,66,65,3)
CMYK (2,54,51,0)
#F5A9A1
#F6D0CF
RGB (245,169,161)
RGB (246,208,207)
CMYK (2,33,24,0)
CMYK (2,18,10,0)
#F9B667
#D7B982
RGB (249,182,103)
RGB (215,185,130)
CMYK (2,28,53,0)
CMYK (13,22,41,3)
#B9924A
#724329
#5F321E
RGB (185,146,74)
RGB (114,67,41)
RGB (95,50,30)
CMYK (21,32,64,8)
CMYK (35,55,69,31)
CMYK (38,61,74,39)
UAS 2: Seasonal Packaging
SHAPE Bentuk hati menjadi salah satu bentuk tambahan yang muncul dalam kemasan seasonal Valentine, mulai dari latar belakang logo hingga latar belakang komposisi secara keseluruhan. Penggunaan bentuk-bentuk organik dan melengkung dalam komposisi tetap dipertahankan dengan tujuan tetap mewakili kata kunci organic dan playful.
UAS 2: Seasonal Packaging
97
VISUAL ELEMENTS Elemen visual yang biasa digunakan, yaitu pattern yang tersusun dari bahan baku tetap dipertahankan karena merupakan salah satu karakteristik dari identitas visual Banazel. Beberapa elemen visual yang ditambahkan diantaranya adalah vignette tanaman dan mawar. Elemen-elemen ini ditambahkan pada konten-konten khusus hari Valentine.
PHOTOGRAPHY Fotografi yang ada bertujuan untuk menjadi pratinjau tentang produk Banazel ini sendiri sehingga konsumen mendapat gambaran mengenai Banazel. Objek yang ditampilkan dalam bentuk fotografi ialah pretzel berbentuk stik serta varian rasa yang ada. Supaya tampak lebih jelas, fotografi varian rasa
selalu diletakkan didepan foto pretzel.
Komposisi secara umum disesuaikan dengan kemasan yang ada.
98
UAS 2: Seasonal Packaging
TYPOGRAPHY Typeface yang digunakan untuk brand Banazel ialah Lato dan Caveat Brush. Bentuk semirounded dari huruf-huruf Lato menunjukkan perasaan hangat dan strukturnya yang stabil menunjukkan stabilitas. Karena karakteristik itulah maka Lato dipilih sebagai typeface untuk penulisan konten. Caveat Brush merupakan sebuah typeface tulisan tangan yang didesain oleh Pablo Impallari. Variasi dari tebal-tipis pada huruf-hurufnya menunjukkan kata kunci organic dan ciri itulah yang menjadikan typeface ini digunakan untuk header atau bagian lainnya yang membutuhkan perlakuan secara khusus.
Xx
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. So, try it right away!
Xx
Banazel is a hard pretzel, shaped like a stick, made specially with banana flour. So, try it right away!
Lato
Caveat Brush
Lato Regular ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Lato Bold ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Lato Black ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
Caveat Brush ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklm nopqrstuvwxyz 0123456789
UAS 2: Seasonal Packaging
99
Seasonal Packaging Sebuah hal bisa dikatakan sistem bila terciptanya keteraturan dari berbagai hal yang dikaitkan. Dalam hal ini, sistem seasonal packaging membantu menjaga identitas Banazel tetap nampak dengan tetap menunjukkan season tertentu yang ditentukan secara jelas. Hal ini penting karena tanpa adanya sistem yang jelas, maka eksplorasi seasonal packaging yang melewati batas bisa berakibat pada hilangnya identitas brand tersebut atau bahkan menunjukkan identitas dari brand lain. Berikut ini adalah beberapa hal untuk sistem kemasan seasonal yang tidak hanya berlaku untuk kesempatan kali ini, dalam hal ini hari Valentine, tapi juga bisa digunakan untuk musim lainnya.
Objek latar belakang yang digunakan dalam kesempatan kali ini, dalam hal ini hari Valentine, berupa hati. Berikut ini adalah kemungkinan objek yang bisa digunakan untuk musim lainnya:
100
UAS 2: Seasonal Packaging
Banatastic sendiri merupakan permainan kata dari fantastic yang disesuaikan dengan nama brand Banazel. Ucapan ini bisa disesuaikan dengan season yang ingin ditampilkan saat itu. -Halloween
: Spooky banatastic
-Chinese New Year : Prosperous banatastic -Christmas
: Joyful banatastic
Latar belakang yang digunakan dalam kesempatan kali ini, dalam hal ini hari Valentine, berupa campuran dari merah, merah muda, dan coklat disertai ornamen hati. Latar belakang ini bisa disesuaikan dengan season yang ingin ditampilkan saat itu dengan syarat tetap mencantumkan pattern untuk kemasan primer.
UAS 2: Seasonal Packaging
101
1
2 3
1. Informasi bagian depan:
3. Informasi bagian belakang:
Logo, keterangan varian rasa, berat bersih
Informasi yang lebih faktual, yaitu tabel
serta konten-konten yang didapat secara
nutrisi, komposisi, cara penyimpanan,
prosedural seperti logo halal dan nomor
tanggal
BPOM RI.
mengenai perusahaan.
2. Informasi bagian samping: Informasi tambahan yang dirasa perlu seperti fakta mengenai Banazel ini sendiri.
102
UAS 2: Seasonal Packaging
kadaluarsa
serta
informasi
PRIMARY PACKAGING Technical Aspects Kemasan primer dari Banazel berupa kotak persegi panjang dengan dimensi 8 x 3 x 14 cm. Kotak ini dilengkapi dengan sistem pengunci locking tabs untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah melindungi produk dari pengaruh lingkungan luar serta mencegah produk didalamnya tercecer. Fungsi komunikasi dari kemasan ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya ialah hierarki visual. Hierarki secara visual dalam desain kemasan harus berada dalam urutan yang logis (Landa, 2011). Alur visual dari bagian ini ialah alur secara vertikal, dimulai dari logo lalu menuju konten lainnya. Logo merupakan identitas dari suatu brand yang pertama kali diingat orang-orang sehingga harus ditonjolkan (Airey, 2009).
UAS 2: Seasonal Packaging
103
Special Contents Salah satu hal yang bisa memberi nilai lebih dari kemasan seasonal ialah konten seasonal yang terdapat di dalamnya. Di bagian atas kemasan terdapat ucapan yang mengandung food puns. Food puns sendri ialah permainan kata-kata dengan memanfaatkan kosakata makanan. Food puns ini disesuaikan dengan varian rasa yang ada, seperti yang terdapat pada gambar berikut, dan didukung pula oleh ornamen varian rasa disekitarnya. Di bagian belakang kemasan juga terdapat ucapan “Have a lovely banatastic day!�. Banatastic sendiri merupakan permainan kata dari fantastic yang disesuaikan dengan nama brand Banazel. Penyesuaian inilah yang dipakai pula untuk penamaan konten, seperti yang telah dijelaskan di bab 2. Penambahan kata lovely didepan bertujuan untuk memperkuat kesan hari Valentine yang identik dengan cinta dan kasih sayang.
104
UAS 2: Seasonal Packaging
FLAVOR VARIANTS Variasi produk dalam suatu brand memberikan beberapa keuntungan, baik dari segi konsumen maupun pemilik brand (McLeod, 2019). Konsumen akan merasakan kemudahan dalam melakukan perbandingan suatu produk, sementara pemilik brand akan mengalami peningkatan keuntungan. Dari penjelasan diatas, maka penentuan sistem varian rasa untuk sebuah brand sangatlah penting karena memberikan dampak positif dari berbagai aspek. Sistem varian rasa untuk Banazel sendiri dibedakan dari segi warna, bentuk, dan fotografi. Warna menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam kemasan, demikian pula dengan sistem varian rasa (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Penggunaan warna yang tepat dapat memperjelas diferensiasi variasi produk, entah dari segi bahan, rasa, maupun bau. Aspek warna bisa dibedakan dari warna latar belakang kemasan secara keseluruhan sehingga memberi banyak kemudahan bagi audiens untuk membedakan satu rasa dengan rasa lainnya. Warna pattern untuk varian rasa juga turut dibedakan. Dalam hal bentuk, hal yang dibedakan ialah isi dari pattern itu sendiri. Dalam aspek fotografi, hal yang membedakan ialah fotografi dari varian rasa serta tone warna dari pretzel itu sendiri.
UAS 2: Seasonal Packaging
105
SECONDARY PACKAGING Explorations Berikut ini adalah beberapa eksplorasi desain kemasan sekunder untuk kemasan seasonal hari Valentine. Beberapa eksplorasi tersebut diantaranya adalah modifikasi dari paper bag (gambar A), kemasan sekunder (gambar B), kotak coklat (gambar C), hingga buckle box (gambar D) yang memiliki pengunci di sisi depan. Eksplorasi ini bertujuan untuk menemukan kemasan yang cocok dan memiliki nilai tambah tersendiri sehingga audiens tertarik untuk membeli kemasan tersebut. Disitu pula tercantum kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kemasan. Eksplorasi disamping ini merupakan eksplorasi desain kemasan yang disesuaikan dengan komposisi dari kemasan primer. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sintaks visual antar keduanya. Tak menutup kemungkinan pula bahwa eksplorasi-eksplorasi ini bisa dikombinasikan menjadi sesuatu yang utuh nantinya.
106
UAS 2: Seasonal Packaging
UAS 2: Seasonal Packaging
107
108
UAS 2: Seasonal Packaging
Technical Aspects Kemasan sekunder untuk Banazel kali ini menyerupai kotak cokelat atau kotak hadiah dengan dimensi 25,5 x 14,3 x 6,3 cm. Pemilihan konsep ini bertujuan untuk memberikan kesan bahwa kemasan ini eksklusif dan cocok diberikan sebagai hadiah. Kotak ini memiliki window dengan dimensi menyerupai satu kemasan primer yang bertujuan sebagai pratinjau. Dimensi dari kemasan ini diatur supaya tidak banyak ruang yang terbuang sia-sia. Sistem pengunci yang ada dibawahnya bertujuan untuk memenuhi fungsi proteksi dari kemasan. Fungsi proteksi yang dipenuhi ialah mencegah supaya kemasan primer didalamnya tidak tercecer.
UAS 2: Seasonal Packaging
109
110
UAS 2: Seasonal Packaging
Special Contents Ada beberapa konten yang ditambahkan untuk kemasan ini, seperti keterangan “Valentine’s Edition” di bagian depan untuk meningkatkan awareness audiens akan kemasan musiman sekaligus memberi kesan limited edition supaya audiens tertarik untuk membelinya. Selain itu, di bagian belakang kemasan terdapat tempat menuliskan ucapan untuk orang terkasih. Kalimat “Healthy You, Happy You!” Diubah menjadi “Healthy Us, Happy Us!” untuk memberikan pesan bahwa kemasan ini bisa membawa kebahagiaan bagi kedua belah pihak. Di kemasan ini pula disediakan tempat menulis surat untuk orang terkasih di bagian belakang kemasan. Penulis diberikan kebebasan untuk mengekspresikan perasaannya disana, baik secara langsung maupun secara anonim. Di bagian dalam, terdapat kartu ucapan hari Valentine dan tambahan berupa kartu mengenai lima bahasa kasih. Konten lima bahasa kasih bertujuan untuk mengedukasi audiens sekaligus mempermudah audiens dalam mengekspresikan kasih sayangnya kepada orang lain.
UAS 2: Seasonal Packaging
111
112
UAS 2: Seasonal Packaging
POINT OF PURCHASE Technical Aspects Point of Purchase dari Banazel merupakan Point of Purchase desktop yang diletakkan diatas meja dengan dimensi 41 x 34 x 47 cm. Secara lebih spesifik, tempat untuk stack bagian depan berukuran 41 x 19 x 4 cm dan stack di belakangnya berukuran 41 x 9 x 13 cm. Berdasarkan perincian tersebut, maka semua daerah stack masih memenuhi bidang A3 dan sisi belakang masih memenuhi bidang A2. Setiap tempat mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. Tempat stack bagian depan mempunyai kapasitas enam kemasan primer dan dibentuk secara khusus mengikuti alasnya yang berbentuk segitiga atau bagian bawah dari bentuk hati. Stack bagian belakang juga diperlakukan demikian, hanya saja masing-masing memuat tiga kemasan primer. Semua area untuk stack dilapisi dengan bantalan dibawahnya agar bisa berdiri sesuai tinggi yang telah ditentukan sebelumnya. Visual Aspects Tampilan Point of Purchase dari Banazel kali ini didominasi oleh warna merah muda dan merah yang identik dengan warna hari Valentine. Ornamen cream dengan garis putusputus diaplikasikan di beberapa bagian supaya ada kesinambungan dengan background hati dari logo Banazel ini sendiri. Ornamen yang bersifat dekoratif pun nantinya akan minim dilakukan mengingat kemasan primer itu sendiri yang sudah tampak ramai sehingga audiens dapat langsung tertuju ke kemasan yang ditampilkan.
UAS 2: Seasonal Packaging
113
114
UAS 2: Seasonal Packaging
UAS 2: Seasonal Packaging
115
Digital Media Promotion TARGET MARKET Aspek Demografis Jenis kelamin
: Gender-neutral
Umur
: Remaja berusia 18-22 tahun
Profesi
: Pelajar, mahasiswa
Kondisi edukasi : Pendidikan swasta Kondisi ekonomi: Menengah-keatas Aspek Psikografis Kebiasaan
: Memakan camilan saat waktu senggang
Gaya hidup
: Healthy living, memperhatikan kandungan makanan didalamnya
USER JOURNEY
116
UAS 2: Digital Media Promotion
AISAS METHOD Model AIDA ialah suatu model yang digunakan untuk menjabarkan tahapan suatu konsumen dari mengenal suatu produk hingga akhirnya membeli produk tersebut. AIDA sendiri terdiri dari Awareness, Interest, Desire, dan Action. Model AISAS merupakan metode pengembangan dari model AIDA yang muncul seiring dengan kehadiran media sosial. AISAS terdiri dari Awareness, Interest, Search, Action, dan Share. Berikut ini penjabaran dari masing-masing tahapan.
AWARENESS Tahapan dimana seorang konsumen yang awalnya tidak mengetahui brand tersebut menjadi mengenalinya.
TOUCHPOINT 1 INTEREST Tahapan dimana seorang konsumen yang awalnya tidak memiliki ketertarikan akan suatu brand menjadi tertarik akan brand itu.
TOUCHPOINT 2 SEARCH Tahapan dimana seorang konsumen memiliki rasa ingin tahu akan brand tersebut dan berkeinginan mencari tahu lebih lanjut.
TOUCHPOINT 3 ACTION Tahapan dimana seorang konsumen memutuskan untuk membeli produk dari brand tersebut setelah melalui serangkaian proses.
TOUCHPOINT 4 SHARE Tahapan konklusif dimana seorang konsumen memberikan rating atau review kepada orang lain di platform yang telah disediakan.
UAS 2: Digital Media Promotion
117
Media Touchpoints TOUCHPOINT 1 Touchpoint ini merupakan touchpoint yang menjembatani tahap awareness dan tahap interest.
Sesuai penjebaran di halaman
sebelumnya, touchpoint ini bertujuan untuk meningkatkan awareness sekaligus ketertarikan audiens akan suatu brand. Dalam touchpoint ini, brand Banazel ingin menginformasikan kepada audiens bahwa ada produk pretzel yang terbuat dari tepung pisang. Berikut ini adalah beberapa
Tangkapan layar: linimasa Line
ide yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 1. Sponsor di Instagram Story “From banana to a pretzel!?” “A pretzel you haven’t met before.” 2. Filter di Instagram Story “Healthy You, Happy You!” ditambah pattern-pattern 3. Sponsor Line Shopping Informasi
persuasif
yang
disisipkan
dalam artikel yang relevan, seperti artikel “5 Camilan Sehat yang Dijamin Gak Ngebosenin.” 4. Overlay Ads Youtube
Tangkapan layar: instagram.com
118
UAS 2: Digital Media Promotion
Tangkapan layar: youtube.com Daily Routine for Simple Blessing (2019)
UAS 2: Digital Media Promotion
119
120
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
121
TOUCHPOINT 2 Touchpoint ini merupakan touchpoint yang menjembatani tahap interest dan tahap search.
Sesuai penjebaran di halaman
sebelumnya, touchpoint ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan audiens akan suatu brand sampai titik tertentu sehingga audiens ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai suatu brand. Dalam touchpoint ini, brand Banazel ingin menginformasikan kepada audiens tentang unique selling point dan kelebihan produk
Banazel
dengan
berbagai
pendekatan. Berikut ini adalah beberapa ide yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut. 1. Konten informatif Pengenalan Banazel secara umum, faktafakta mengenai bahan baku, misal berupa
Referensi instagram story
fact or myth, did you know, pengenalan
Sumber: Instagram.com (@puyodesserts)
varian rasa, tempat untuk membeli Banazel (#BANAfacts) 2. Konten promosional Partisipasi Banazel dalam berbagai bazaar (#BANAfest), seperti Semasa, Brightspot Market, Pop Up Market, serta berbagai promosi disana. 3. Konten interaktif Permainan baik dalam instagram feed maupun story berupa template.
122
UAS 2: Digital Media Promotion
Contoh konten informatif Sumber: Instagram.com (@manateasoftserve, @starbucks_j, @glico.wings)
Contoh konten promosional Sumber: Instagram.com (@chatimeindo, @starbucksindonesia, @littlemaria.id)
Contoh konten interaktif Sumber: Instagram.com (@chatimeindo, @glico.wings)
UAS 2: Digital Media Promotion
123
Keterangan feeds setiap baris (dimulai dari paling bawah): Baris 1: Brand Introduction Baris 2: Pengenalan Banazel secara umum Baris 3: Pengenalan varian rasa original Baris 4: Bridging berupa konten-konten sampingan
124
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
125
Keterangan feeds setiap baris (dimulai dari paling bawah): Baris 5: Teaser varian rasa baru Baris 6: Pengenalan varian rasa baru Baris 7: Bridging berupa konten-konten sampingan Baris 8: Pengenalan kemasan assorted pack atau kemasan sekunder
126
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
127
Keterangan feeds setiap baris (dimulai dari paling bawah): Baris 9 : Pengumuman Banafest #1: Food Explore 12 Baris 10: Bridging berupa konten-konten yang berhubungan dengan Banafest Baris 11: Banafest #1: Food Explore 12 Baris 12: Bridging untuk peralihan ke konten seasonal, dalam hal ini Valentine’s Day
128
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
129
Keterangan feeds setiap baris (dimulai dari paling bawah): Baris 12: Bridging untuk peralihan ke konten seasonal, dalam hal ini Valentine’s Day Baris 13: Pendahuluan untuk Valentine’s Day Baris 14: Ucapan Valentine’s Day dari Banazel Baris 15: Peluncuran kemasan seasonal, baik kemasan primer maupun sekunder
130
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
131
Highlight cover untuk Instagram
132
UAS 2: Digital Media Promotion
Perbandingan visual antara tema umum dan tema seasonal Valentine
UAS 2: Digital Media Promotion
133
134
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
135
WEBSITE Platform situs dipilih karena situs bisa mengakomodir berbagai konten yang tidak bisa ditampilkan secara optimal. Konten yang dimaksud akan dijelaskan lebih lanjut di halaman selanjutnya. Homepage (banazel.id) Berikut ini ialah tampilan homepage dari Banazel. Tab di bagian atas bertujuan untuk mempermudah navigasi ke halaman lainnya. Homepage ini dibagi menjadi enam bagian, dimana bagian paling atas menjadi pengantar menuju bagian lainnya dan diakhiri dengan kontak dan informasi perusahaan Banazel. Scroll pada laman ini berupa parallax, dimana
setiap
pengguna
melakukan
scroll maka tampilan laman akan berubah dan menjadi bagian yang lain secara keseluruhan. Maka dari itu, di bagian bawah terdapat tombol back to top. Di bagian kiri bawah terdapat extension dari embedsocial, sebuah extension yang menyediakan
tampilan
media
sosial
tertentu untuk diletakkan di sebuah situs. Extension yang digunakan untuk situs ialah extension dari instagram story atau yang lebih dikenal dengan istilah snapgram. Pemilihan extension ini bertujuan supaya audiens bisa sekaligus melihat terkini dari unggahan Instagram.
136
UAS 2: Digital Media Promotion
update
Banafacts (banazel.id/about) Laman ini berisi informasi Banazel yang perlu diketahui oleh audiens dan dibagi menjadi 2 sub-laman, yaitu details dan flavors. Details berisi informasi yang tergolong fundamental seperti bahan-bahan dan khasiat yang terkandung didalamnya. Flavors berisi informasi varian rasa yang telah dikembangkan Banazel.
UAS 2: Digital Media Promotion
137
Banafest (banazel.id/events) Laman ini mencakup kompilasi dari acara-acara yang telah diikuti brand Banazel. Kompilasi seperti ini ditunjukkan supaya audiens bisa mengetahui partisipasi Banazel dalam berbagai acara sekaligus merupakan media untuk menyimpan dokumentasi bagi brand Banazel ini sendiri.
138
UAS 2: Digital Media Promotion
Banashare (banazel.id/share) Laman ini berisi informasi Banazel yang perlu diketahui oleh audiens dan dibagi Laman ini mencakup berbagai konten yang bisa dibagikan audiens kepada orang lain sekaligus menjadi wadah bagi audiens untuk menyuarakan pendapatnya.
UAS 2: Digital Media Promotion
139
TOUCHPOINT 3 Touchpoint ini merupakan touchpoint yang menjembatani tahap search dan tahap action.
Sesuai penjebaran di halaman
sebelumnya, touchpoint ini bertujuan supaya
audiens
memutuskan
untuk
membeli suatu brand. Untuk touchpoint kali ini, pemilihan platform menjadi
penting dan berikut
ini adalah beberapa platform yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
140
Contoh customized homepage Tokopedia
Contoh customized homepage Shopee
Sumber: Tokopedia.com (indomieofficial)
Sumber: Shopee.co.id (maybellineindonesia)
UAS 2: Digital Media Promotion
Contoh customized homepage Tokopedia Sumber: Tokopedia.com (indomieofficial)
Contoh customized homepage Shopee Sumber: Shopee.co.id (maybellineindonesia)
UAS 2: Digital Media Promotion
141
142
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
143
TOUCHPOINT 4 Touchpoint ini merupakan touchpoint yang menjembatani tahap action dan tahap share. Sesuai penjebaran di halaman sebelumnya, touchpoint ini bertujuan supaya
audiens
memutuskan
untuk
memberi tanggapan tentang barang yang dibeli dari suatu brand. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
144
Contoh kolom ulasan di Tokopedia
Contoh highlight ulasan di Instagram
Sumber: Tokopedia.com
Sumber: Instagram.com (@risoles.omaheng)
UAS 2: Digital Media Promotion
UAS 2: Digital Media Promotion
145
Citations Adams, Sean dan Terry Lee Stone. Color Design Workbook: A Real-World Guide to Using Color in Graphic Design. USA: Quarto Publishing Group. 2017. Airey, David. Logo Design Love: A Guide to Creating Iconic Brand Identities. England: New Riders. 2009. American Association of Cereal Chemist (AACC). 2001. The Definition of Dietary Fiber. Anggreni, Tika. “Anak Muda Indonesia Makan Camilan Sampai 3 Kali Sehari”. Bisnis. Juli 11, 2019.https://lifestyle.bisnis.com/read/20190711/220/1122939/anak-mudaindonesia-makan-camilan-sampai-3-kali-sehari. Artntson, Amy E. Graphic Design Basics. Kanada: Thomson Learning. 2003. Backshall, Stephen. 1999. Indonesia: The Rough Guide. Klimchuk, Marianne Rosner. Packaging Design: Successful Product Branding from Concept to Shelf. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. 2006. Landa, Robin. Graphic Design Solutions: 4th Edition. Massachusetts: Cengage Learning. 2011. McLeod, Carina. “When Does It Make Sense to Create Product Variations?”. eCom Engine.
Agustus
13,
2019.
https://www.ecomengine.com/blog/when-to-create-
product-variations. Musita, Nanti. “Kajian Kandungan dan Karakteristik Pati Resisten dari Berbagai Varietas Pisang.” Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian 14, no. 1 (2009). Pascu, Nicoleta Elisabeta. Logo Design and The Corporate Identity. Elsvier Ltd. 2012. Quelch, John dan Kristina Cannon-Bonventre. “Better Marketing at the Point of Purchase.” Harvard Business Review. November 1983. https://hbr.org/1983/11/bettermarketing-at-the-point-of-purchase. Rettie, Ruth dan Carol Brewer. The Verbal and Visual Components of Package Design. 2000.
146
Other Parts
Rider, Rose. Color Psychology and Graphic Design Applications. 2009. Roberfroid, M.B. 2000. Concept and Strategy of Food Science. The European Perspective. Am. J. Cli. Nutr. (71)6: 1660-1664. Robertson, Gordon L. dan Sandra A. Krasovec. Food Packaging: Principles and Practice. Boca Raton: CRC Press. 2005. Sendpoints. Principles for Good Layout Design. China: Sendpoints. 2019. Siricharoen, Waralak V. Infographics: The New Communication Tools in Digital Age. 2013. Smiciklas, Mark. The Power of Infographics: Using Pictures to Communicate and Connect With Your Audiences. Inggris: Que Publishing. 2012. Srinivasan, Krishnapura. “Cumin (Cuminum cyminum) and Black Cumin (Nigella sativa) Seeds: Traditional Uses, Chemical Constituents, and Nutraceutical Effects”. Food Quality and Safety, Volume 2, no. 1 (2018). 1-16. Ware, Megan. “Benefits and Health Risks of Bananas”. Medicalnewstoday. November 28, 2017. https://www.medicalnewstoday.com/articles/271157.php.
Other Parts
147
148
Other Parts
Those sleepless nights and efforts are paid off, at last.
Other Parts
149
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya sehingga penulis bisa mengerjakan buku ini. Terima kasih pula kepada segenap tim dosen Studio Utama 3 yang telah membantu proses pengerjaan buku ini.
Terima kasih pula kepada pihak Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan sebagai pihak yang turut berpartisipasi dalam proyek ini, terlebih kepada Lucia Crysanthy Soedirga, M.Sc. dan Intan Cidarbulan Matita, Ph.D. selaku dosen dan Clarissa Dian selaku pihak yang turut mengembangkan Banazel.
150
Fin.
Other Parts
PROFIL PENULIS
Natasha Christina Gondo Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan konsentrasi Desain Grafis. Dia yang kerap dipanggil Cege memiliki beberapa kegemaran dan ketertarikan, yaitu warna ungu dan earthy tones, organizing dan planning, mendengarkan mashup dan lo-fi, membaca buku, kuliner, dan mengeksplorasi brandbrand lokal, tempat-tempat estetik, serta pameran seni.
Other Parts
151
152
Other Parts