PROGRESS BOOK
i
ii
iii
BOBUCHA
PROGRESS BOOK ISBN 978-623-7489-39-9 (PDF) 978-623-7489-38-2
PENULIS Jennifer Claudy Shefira Marcelline Sherina EDITOR Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Nama Desainer Sampul & Tata Letak Jennifer Claudy Shefira Marcelline Sherina PENANGGUNG JAWAB (DEKAN): Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. PENERBIT Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan ALAMAT PENERBIT Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Gedung B Lantai 2 Universitas Pelita Harapan Jl. M. H. Thamrin Boulevard 1100 Lippo Village Tangerang, Banten 15811 Tel. +6221 5460901 Fax +6221 54609010 Sod.uph@uph.edu Cetakan pertama, Januari 2021 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. iv
PROGRESS BOOK
Jennifer Claudy Shefira Marcelline Sherina v
Pengantar Dekan Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. Selamat datang kembali di dunia imajinasi dan eksplorasi mahasiswa/i Desain Komunikasi Visual di Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis! Buku ini akan berkisah tentang ekplorasi tugas desain visual identitas (branding) dan kemasan (pacakaging) mahasiswa/i MK. Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, School of Design (SoD), Universitas Pelita Harapan (UPH) dari berbagai macam produk makanan. Yang membuatnya menjadi menarik adalah bahwa tugas ini adalah hasil kolaboratif antara mahasiswa/i Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, UPH dan mahasiswa/i Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FaST), UPH pada semester yang sama dengan MK. yang dijalankan di Prodi masing-masing. Ini adalah bukti kerja sama lintas ilmu yang mumpuni karena sudah dijalankan sejak 4 tahun terakhir oleh kedua Prodi atas inisasi kreatif Koordinator MK. Studio Utama 3, Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.
vi
Tentu keseruannya adalah bahwa kolaborasi ini menunjukkan bagaimana satu disiplin ilmu dapat memperkuat disiplin ilmu yang lain. Anda akan dapat melihat hal tersebut dalam buku ini, karena mahasiswa/i Prodi Teknologi Pangan benar-benar memproduksi makanan/minuman dengan bereksplorasi bahan-bahan makanan alami khas Indonesia dan mahasiswa/i Prodi Desain Komunikasi Visual harus mempelajari sifat dan karakter dari makanan yang akan dibuatkan identitas dan kemasannya.Yang juga menjadi kelebihan sekaligus tantangan adalah bahwa kolaborasi ini dilakukan secara daring oleh para mahasiswa/i dan pengajar di ke-2 Prodi sehingga hasilnya perlu untuk kita lihat bersama. Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, Universitas Pelita Harapan memiliki key values: menghadirkan ’Design as storytelling/designer as storyteller with holistic narratives that position design as stewardships’ dan mendidik seorang untuk menjadi ‘Designer as culture shaper through mass media visual communication’. Buku ini secara jelas menunjukkan key values tersebut, saat bagaimana desain berperan membentuk narasi identitas yang ingin ditumbuhkan dari suatu Produk. Selain itu yang perlu juga digaris bawahi adalah semangat kolaborasi, lintas disiplin kelimuan yang telah dilakukan serta model pembelajaran kolaboratif secara daring yang alih-alih menjadi penghambat, justru terlihat diubah menjadi potensi. Hal ini jelas sejalan dengan apa yang saat ini menjadi arah kebijaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia: Kampus Merdeka yang mensyaratkan para mahasiswa/i-nya belajar lintas disiplin sebagai refleksi sesungguhnya situasi kerja yang tak pernah terbatas disiplin ilmu. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan teruslah bangun semangat ber-kolaborasi! Stay safe, healthy and always be productive! vii
Pengantar Kepala ProDi Dr. Lala Palupi Santyaputri, S.Sn., M.Si. Packaging is the only physical element of connection between consumers and the brand. Therefore, packaging that has the final say in convincing potential buyers. Packaging design, however, requires a mainly visual approach. Good visual communication in packaging is implementing a unique design to foster the brand awareness in a competitive environment. A collaboration study and partnership with Food Technology Department of Universitas Pelita Harapan simulated students to engage with industry. Have a client improved students to research between product and audience. The research include to identify packaging competitor and complexity of marketing. Designing a mix of unique elements can make a product distinguishable at a glance. Package design is just another way to tell a story and convey a message to an audience. Storytelling as Visual Communication Design-Universitas Pelita Harapan key values, is become a beneficial for students. As designers to compositing viii
with the combination of colours, graphics, symbols, and fonts, storytelling became the secret of visual design and can generate a big competitive advantage. Product knowledge helps to determine if there are any required elements for the packaging. A product’s packaging should appeal to its target audience. A brand has specific aesthetics, the characteristics and all of these specifications will be created and unique to delivered to audience. Packaging alone able to send signal to an audience the feeling of fun or friendly. Just like the brand and packaging of Bobucha. The purpose and intention behind these types of design decisions to show their buyers all the alternative healthy soft drink and product has well picked ingredients while the typography is simple and large to indicate their brand. Among the research and process of delivered the book, I would like to appreciate all the team of lecturers of Graphic Design major for supporting the students to do the valuable task of shaping the future by guiding them, even though in this pandemic time. May perhaps this book lead to inform and inspire the reader. ix
Pengantar Editor Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Buku “Bobucha: Progress Book” adalah salah satu buku yang merupakan rekaman proses pembelajaran dan perancangan yang dilakukan oleh para penulis dalam perkuliahan Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis tahun akademik 2020/2021. Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, Studio Utama 3 bekerja sama dengan Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan untuk merancang logo, desain kemasan, dan juga desain media promosi untuk produk-produk yang dikembangkan untuk acara Food Explore 13. Perbedaan antara pelaksanaan kali ini dan juga tahun sebelumnya adalah kondisi pandemi yang menggeser perkuliahan dari ruang kelas menjadi ruang virtual, dimana perkuliahan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Perkuliahan desain yang sebelumnya mengandalkan perjumpaan fisik dan luaran-luaran konkret dan taktil menjadi perkuliahan yang mengandalkan interaksi secara digital, yang akhirnya menggeser metodologi pendidikan tersebut. Pembelajaran selama empat bulan ini akhirnya menjadi pembelajaran bukan hanya dari x
segi ilmu atau materi dalam mata kuliah tersebut, tapi juga bagaimana desainer, pengajar, dan mahasiswa beradaptasi dalam lingkungan dan tantangan baru ini. Namun terlepas dari tantangan yang dihadapi dalam perkuliahan tersebut, tim penulis tetap mampu menyelesaikan dan menghasilkan desain-desain yang baik, seperti yang dapat dilihat dalam buku ini. Dokumentasi proses perancangan dalam bentuk buku ini tidak hanya digunakan sebagai instrumen penilaian perkuliahan, tapi juga sebagai sebuah manifesto dari apa yang mampu dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan. Kedepannya buku ini dapat menjadi artefak yang mengindikasikan pencapaian tim penulis, dan juga referensi untuk pembelajaran angkatanangkatan selanjutnya. Semoga para pembaca dapat menelaah lebih lanjut dan memetik pembelajaran-pembelajaran baru dari buku ini.
xi
Kata Pengantar Oleh Shefira Marcelline Mata kuliah Studio Utama 3 merupakan mata kuliah pada jurusan Desain Komunikasi Visual UPH Karawaci. Fokus utama pada mata kuliah ini ialah dengan mempelajari branding. Hal ini menjadi signifikan karena identitas visual suatu brand merupakan aspek yang penting dari suatu produk. Melalui identitas brand yang jelas, produk tersebut dapat dikenal dan dipandang baik ataupun buruk oleh konsumen. Pelaksanaan materi ini dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama Program Studi Teknologi Pangan UPH. Pembelajaran ini meliputi proses mendesain produk minuman yang telah dikembangkan sebagai bentuk konkrit dari pengembangan brand identity dan brand image yang ingin dimunculkan dari produk itu sendiri. Buku ini akan membahas mengenai proses perancangan desain identitas visual dan desain kemasan yang digunakan dalam produk minuman teh fermentasi bernama Bobucha. Produk ini dikembangkan oleh kedua mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan UPH bernama Angela Maretha dan William Wibowo. Dalam xii
perancangan desain identitas visual, Bobucha melalui beberapa tahapan branding, dimana penulismenggagas tiga alternatif desain yang dikemas dalam beberapa pendekatan yang berbeda. Melalui beberapa riset dan percobaan, penulis kemudian berhasil menggunakan pendekatan yang mature dan friendly. Seiring proses perancangan, penulis menyimpulkan bahwa produk Bobucha akan lebih sesuai jika mengambil pendekatan konsep fun-friendly dan cultural. Maka dari itu, penulis berharap produk ini dapat memberikan kesan dan penilaian yang baik di masyarakat sebab keadaan teh fermentasi yang masih tergolong baru di kalangan khususnya anak muda. Selain itu, buku ini juga dapat bermanfaat dan menjadi arahan bagi produk-produk baru yang serupa dan berkembang di pasaran.
xiii
Table of Contents
01 02 03
About Us 17 Product 20 Product Background 20 About The Product 21 Key Ingredients 21 Product Advantages 22 Target Consumer 22 Positioning 22 About the Brand 26 Target Audience 26 Value Proposition 27 Client Desire 27 Tone & Manner 28 Keywords 28 Logo 32 1st Alternative 32 2nd Alternative 33 3rd Alternative 34
xiv
04 05 06
Visual Identity Design 38 1st Alternative 38 2nd Alternative 42 3rd Alternative 44 Packaging Design 50 1st Alternative 50 2nd Alternative 51 3rd Alternative 52 Finalized Design 54 Digital Media Design 64 Design Concept 64 Design Exlporations 65 Persona 67 Consumer Journey 68 AIDA Promotional Strategy 69 Platform 70 Penutup 78 Refleksi 78 Daftar Pustaka 80 Daftar Gambar 81
xv
16
About Us Program
Studi
khususnya Desain
DKV
pada
Grafis,
UPH,
yang ditentukan. Salah satu
peminatan
pengembangan produk yang
mengadakan
dilakukan
oleh
mahasiswa
pembelajaran branding yang
Teknologi Pangan, yaitu produk
dikemas
minuman teh fermentasi atau
dalam
mata
kuliah
Studio Utama 3. Pada
awal
kombucha. Mahasiswa Desain
mulanya,
Grafis
akan
pembelajaran dimulai dengan
identitas
visual
kolaborasi dengan mahasiswa
dengan memberikan beberapa
dari Program Studi Teknologi
alternatif
Pangan UPH dalam membantu
kemudian akan dikembangkan
membuat
identitas
menjadi suatu brand melalui
visual dari produk. Hal ini juga
perancangan desain identitas
akan
mahasiswa
visual. Secara rinci, produk yang
Desain Grafis untuk mendalami
ditentukan bernama Bobucha,
pemahaman mereka mengenai
yang dikembangkan oleh kedua
brand identity dan bagaimana
mahasiswa
mereka
Maretha dan William Wibowo.
desain
membantu
dapat
proses
membentuk
citra dari brand atau produk 17
membentuk dari
desain
bernama
produk yang
Angela
PRODUCT Product Background Product Details Key Ingredients Product Advantages Target Consumer Positioning
18
19
Product Product Background Kombucha
Kombucha merupakan minuman fermentasi yang berbahan dasar teh hitam dan SCOBY. Asal dari kombucha itu sendiri masih kurang jelas, tetapi banyak yang mengatakan bahwa kombucha awalnya
berasal
dari
Cina
yang
kemudian
menyebar ke negara seperti Jepang, Cina, dan Korea. Kata kombucha itu sendiri berasal dari bahasa Jepang (昆布茶) yang artinya adalah kelp tea. Minuman ini merupakan minuman yang sangat berkhasiat bagi tubuh, karena mengandung kadar antioksidan yang tinggi. Sehingga, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta membantu melawan penyakit. 20
About The Product What is Bobucha?
Bobucha adalah minuman fermentasi teh hitam, gula, dan daun sirsak. Nama Bobucha diambil dari gabungan kata boba dan kombucha. Berbeda dengan kombucha lain, Bobucha menambahkan daun sirsak, jambu biji, dan juga menggunakan popping boba sebagai topping. Penambahan daun sirsak dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
kadar
antioksidan.
Sedangkan
jambu biji digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu melawan virus Covid-19. Selain itu, jambu biji juga berfungsi sebagai perasa alami. Popping boba yang berbahan
dasar
menurunkan
angkak
kadar
bermanfaat
kolesterol,
untuk
meningkatkan
trombosit darah, dan digunakan juga untuk mencegah bakteri dan infeksi.
Key Ingredients Soursop Leaf
Daun sirsak merupakan salah satu bahan yang sangat
berkhasiat
bagi
tubuh.
Daun
sirsak
mengandung kadar antioksidan yang tinggi dan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Guava
Jambu
merah
mengandung
kaempferol,
kuersetin, myricetin, esperidia, dan rhamnetin yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan juga melawan virus Covid-19. Red Yeast Rice
Angkak mengandung lovastatin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan trombosit dara. Selain itu, cinnamaldehyde juga dapat mencegah infeksi pernafasan dan juga sebagai antibakteri. 21
Product Advantages
•
Memiliki
banyak
manfaat
dan
khasiat
dibandingkan produk lain/sejenisnya. •
Bahan - bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan yang alami.
•
Kualitas
rasa
tetap
terjaga
walaupun
minuman kesehatan (memunculkan rasa yang menyegarkan) •
Inovatif
dan
kombucha
unik
pertama
karena yang
merupakan
menggunakan
penambahan popping boba. Benefits
Daun Sirsak: •
Penambahan daun sirsak dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kadar antioksidan.
•
Sedangkan jambu biji ditambahkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat membantu melawan COVID-19.
Jambu Biji: •
Jambu biji juga berfungsi sebagai perasa alami kombucha.
Popping Boba: •
Popping boba yang berbahan dasar angkak bermanfaat
untuk
menurunkan
kadar
kolesterol, meningkatkan trombosit darah, dan digunakan juga untuk mencegah bakteri dan infeksi. Cinnamon: •
Kayu manis juga merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam popping boba sebagai pemanis alami.
fig.1 bahan dan kandungan dari Bobucha
22
Target Consumer
Secara demografis, topping boba diminat oleh kelompok remaja - dewasa, mulai dari umur 18-30 tahun. Kemudian, untuk masyarakat yang tertarik dengan pola hidup sehat berada pada kisaran umur 23-28 tahun dan sesuai range nya kelompok ini tergolong untuk dewasa muda. Menurut sejumlah penelitian, kelompok dewasa muda merupakan periode dimana mereka mengalami perubahan dalam rutinitasnya sehingga mereka dapat mulai memasuki gaya hidup yang sehat Dengan ini, target audiens Bobucha berada pada kisaran umur 20-25 tahun, dimana mereka dapat dikatakan lebih stabil dan sadar untuk meningkatkan diri mereka pada gaya hidup sehat. Kemudian, jika disesuaikan berdasarkan gender, Bobucha tergolong gender neutral, dapat dinikmati oleh laki-laki atau perempuan, namun lebih condong
kepada
perempuan
karena cenderung untuk lebih mengikuti pola hidup sehat. Batasan status sosial yang dituju fig.2 target konsumer dewasa muda
juga
berpenghasilan menengah keatas dan
berlaku dari mahasiswa sampai pekerja. Secara geografis, audiens yang ditargetkan tinggal di wilayah perkotaan dan berada di tengah kawasan perumahan yang ramah lingkungan. Secara Psikologis, audiens tentunya memiliki ketertarikan pada pola hidup sehat dan memiliki rutinitas yang produktif.
Positioning
Bobucha merupakan alternatif minuman sehat (kombucha) dengan tambahan popping boba yang diolah dengan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengembangkan pangan fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
23
BRAND Target Audience Value Proposition Client Desire Tone & Manner Keyword
24
25
About the Brand Target Audience
•
Umur: - Topping boba diminati oleh: remaja sampai dewasa, sekitar 18-30 tahun - Masyarakat dengan pola hidup sehat: umur 23-28 tahun, sesuai dengan range untuk umur dewasa muda. - Dengan ini, target audiens Bobucha berada pada range umur 20-25 tahun, dimana mereka dapat dikatakan lebih stabil dan sadar untuk meningkatkan diri pada gaya hidup sehat. 26
•
Gender: Gender neutral, dapat dinikmati oleh laki-laki atau wanita, namun lebih cenderung kepada perempuan
•
Pekerjaan:
•
Status sosial:
Mahasiswa - pekerja Menengah ke atas •
Wilayah:
•
Ketertarikan:
Perkotaan dan ramah lingkungan Pola hidup yang sehat (minuman sehat)
fig.3 gaya hidup sehat dewasa muda
Value Proposition
•
Merupakan produk alternatif minuman ringan yang dicari oleh masyarakat dengan pola hidup sehat
•
Menjadi trendsetter untuk minuman ringan terbaru karena berbeda dengan yang lain
•
Dapat memunculkan beberapa pilihan produk untuk meningkatkan ketertarikan konsumen
Client Desire
Pihak klien meminta desain yang simple dan minimalist. Meskipun demikian, perancangan yang terlalu simple dan minimalist kurang menunjukkan identitas dari produk itu sendiri yaitu sebuah minuman. Dengan ini, kelompok kami mencoba menawarkan beberapa pendekatan agar lebih sesuai dengan produk yang ditawarkan dan juga target audiens yang dituju. Beberapa pendekatan tersebut ialah kesan yang friendly dan playful, dewasa/mature, dan juga tetap mempertahankan kesederhanaan dan kesan yang minimalist seperti apa diinginkan oleh klien. 27
Tone & Manner
Tone and Manner memiliki hubungan yang erat dengan target market dan audiencenya, dimana dengan gaya bahasa dan karakter suatu brand dapat mempengaruhi bagaimana audiensnya menangkap informasi. Secara keseluruhan, dari dua pendekatan yang ditawarkan, kami menggunakan warna-warna yang vivid/cerah dan tetap dikemas dalam nuansa yang sederhana dan modern. Warna yang vivid ini memberikan kesan yang friendly, baik yang dikemas secara playful maupun yang mature. Teknik ilustrasi yang akan ditunjukkan juga akan bernuansa dinamis dan organis sehingga dapat mendukung kesan yang friendly dan approachable. Hal ini juga dipengaruhi dari target audiensnya yang tergolong dewasa muda, dimana mereka lebih tertarik dengan tampilan yang bernuasa positif (cerah) dan friendly sehingga tidak terkesan kaku dan membosankan. Suasana yang cerah juga bertujuan untuk menunjukkan rasa semangat dan
fig.4 color scheme
kenikmatannya saat mengonsumsi bobucha.
Keywords
Dari dua pendekatan yang telah kami ajukan, kami menetapkan beberapa keywords diantaranya ialah, fun-friendly, kultural, natural, dan organik. Pemilihan keywords ini menjadi pertimbangan kami karena mengingat target audiens Bobucha sendiri merupakan kelompok dewasa muda, dimana kembali lagi kami ingin menunjukkan kesan yang friendly dan approachable sehingga minuman ini dapat memiliki kesan yang fun dan welcoming sehingga tidak ada rasanya terintimidasi dari kalangannya. Kemudian, kami mengambil sisi kultural sebagai indikasi akan 28
asal mula dari kombucha itu sendiri. Melalui sisi yang kultural, kami juga ingin menekankan ilustrasi yang raw dan homemade, sehingga asal dan karakter dari kombucha masih tetap terjaga. Lalu, mengingat bahwa kombucha memiliki bahan dasar yang alami, kami mempertimbanhkan untuk menunjukkan kesan alami tersebut dengan menuangkan suasana alam yang natural dan organik.
Visual Parameter Approach Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data, kelompok kami
memberikan
batasan
visual yang disesuikan dengan keperluan, target market dan karakteristik Bobucha melalui parameter disamping. fig.5 visual parameter approach bobucha
29
LOGO 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative Design Concept Design Exploration
30
31
Logo 1st Alternative Design Concept
Pada alternatif ini, kami ingin menekankan sisi fun-friendly dan kultural dari Bobucha. Dimana kami
ingin
menunjukkan,
bahwa
minuman
sehat dapat digemari oleh berbagai kalangan. Desain alternatif ini cenderung menggunakan pendekatan yang lebih fun dan playful untuk merepresentasikan
sensasi
yang
didapatkan
ketika mengkonsumsi Bobucha. Design Exploration
Pada
awalnya,
logogram
yang
digunakan
merupakan bentuk dari gelas plastik yang sering digunakan untuk minuman seperti boba. Akan tetapi dengan penggunaan logogram tersebut 32
akan membuat audiens keliru dengan minuman yang
semestinya,
yaitu
kombucha
dengan
popping boba. Dengan logogram ini, hanya bagian bobanya saja yang ditonjolkan. Sehingga, kami melakukan revisi pada logogram dan terinspirasi dari cara pembuatan kombucha, yaitu dengan menggunakan wadah kaca yang ditutup dengan kain dan di dalamnya terdapat SCOBY, salah satu bahan dasar untuk membuat kombucha. Namun, logogram ini masih terlihat asing bagi orang awam yang tidak mengetahui tentang kombucha. Pada akhirnya, logogram dibuat menjadi serupa dengan botol yang digunakan untuk kemasan aslinya. Kemudian, untuk memperkuat komponen fig.6 eksplorasi alternatif logo 1
boba, kami menambahkan elemen lingkaran di dalam botol tersebut.
2nd Alternative Design Concept
Melalui alternatif ini, kami ingin menekankan sisi kultural dan hand crafted dari Bobucha dengan menggunakan pendekatan yang lebih dewasa/ mature. Desain juga terinspirasi dari kultur Jepang yaitu kaligrafi Jepang serta penggunaan stamp. Bentuk logogram juga diambil dari bentuk SCOBY itu sendiri untuk menekankan kesan hand crafted.
Design Exploration
Pada alternatif ini, kami ingin menunjukkan sisi Bobucha yang dewasa serta menunjukkan sisi kultural Jepang melalui logo. Pertama-tama, kami membuat logo dengan menggabungkan kata teh dalam bahasa jepang di dalam suatu lingkaran. Lingkaran ini juga digunakan untuk 33
merepresentasikan
sensasi
tenang
ketika
mengkonsumsi Bobucha, sebab lingkaran dalam budaya
Jepang
melambangkan
ketenangan.
Akan tetapi, logo ini memiliki outline yang terlalu tipis, sehingga menjadi kurang efektif dalam penggunaannya. Kemudian,
setelah
melakukan
revisi,
kami
memutuskan untuk menggambarkan bentuk buah jambu yang disederhanakan. Bentuk tersebut juga diberikan tekstur stamp untuk menambahkan karakter
terhadap
logo.
Namun,
logogram
tersebut masih kurang menggambarkan buah jambu, melainkan serupa dengan bunga ataupun buah manggis. Pada akhirnya, kami kembali ke logogram awal dengan melakukan beberapa modifikasi. Seperti menukar penggunaan outline menjadi fig.7 eksplorasi alternatif logo 2
fill. Kemudian, lingkaran juga tidak berbentuk lingkaran SCOBY
sempurna, yang
melainkan
kurang
bentuk
beraturan.
dari
Penulisan
bahasa Jepang juga menggunakan goresan kuas untuk memberikan kesan tulisan tangan dan memunculkan kontras tebal-tipis. Selain itu, tekstur stamp juga diaplikasikan ke dalam logo ini.
3rd Alternative Design Concept
Desain alternatif ketiga pada awalnya terinspirasi dari bahan-bahan dasar kombucha yang alami. Sehingga untuk desainnya dilakukan dengan pendekatan yang natural/organis serta fun. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan bentuk dasar SCOBY dan juga penyusunan logotype yang disusun secara naik-turun.
34
Design Exploration
Untuk alternatif ketiga, kami ingin menekankan sisi natural dan organis dari Bobucha dengan menonjolkan bahan-bahan dasar yang digunakan untuk
membuat
kombucha.
Berbeda
dari
kombucha lainnya, Bobucha menggunakan teh daun sirsak sebagai salah satu bahan dasarnya dan juga menggunakan popping boba sebagai topping. Maka dari itu, terciptalah eksplorasi logo dengan menggunakan daun sirsak serta boba. Namun, logo tersebut masih kurang menunjukkan Bobucha
sebagai
sebuah
brand
minuman
kombucha. Sehingga, kami melakukan revisi dan menggunakan penyusunan yang lebih organis dan juga menambahkan elemen ‘splash’ untuk merepresentasikan
sensasi
kesegaran
ketika
mengkonsumsi Bobucha. Logo tersebut pun masih kurang sesuai dengan Bobucha,
image fig.8 eksplorasi alternatif logo 3
melainkan
menggambarkan
seperti minuman coklat atau kopi. Sehingga pada akhirnya, kami menggunakan SCOBY sebagai logogram dan juga memodifikasi typeface yang digunakan agar terlihat lebih organis dengan penyusunan yang naik-turun serta bentuk huruf yang bergelombang.
35
VISUAL IDENTITY DESIGN Design Concept Design Explorations Visual Identity Components
36
37
Visual Identity Design 1st Alternative Design Concept
Proses
perancangan
suatu
identitas
visual
umumnya dimulai dengan perancangan logo seperti apa yang kami telah jelaskan pada bab sebelumnya. Konsep yang sama tetap diterapkan dan
dikembangkan
kepada
elemen-elemen
identitas visualnya. Jika dilihat dari keseluruhan logo,
kami
menggunakan
bentuk-bentuk
yang organis dan tebal, dengan tujuan untuk memperlihatkan kesan friendly sehingga menjadi 38
lebih approachable bagi pada audiensnya. Hal ini dipengaruhi juga dengan target audiensnya yang masih tergolong kelompok muda sehingga mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lucu dan menyenangkan (fun). Penggambaran pada logo memiliki gaya ilustrasi yang terinspirasi dari Jepang, dimana hal ini ingin kami tunjukkan sebagai sisi originalitas dari asal mulu kombucha itu sendiri. Tipografi yang didampingi juga mengikuti karakteristik bentuk dari logo itu sendiri (rounded). Design Exploration
Pada alternatif pertama ini, terdapat beberapa perubahan dan eksplorasi awal yang menjadi hambatan. Awalnya pewarnaan dari logonya sendiri masih banyak percobaan sehingga belum mendapat warna brand yang tetap. Kemudian, untuk bentuknya sendiri masih terdapat beberapa alternatif bentuk pada logogramnya, dimana terdapat banyaknya pertimbangan mengenai identitas dari kombucha sendiri. Dengan ini, untuk bentuk gelas dan jar SCOBY dianggap kurang dapat merepresentasikan kombucha ke masyarakat awam. Lalu, gaya ilustrasi
untuk
elemen visual, kami mempertimbangkan untuk menggunakan ilustrasi yang dinamis dan warna yang vibrant tetapi, karena pewarnaan ilustrasi yang memuat banyak varian warna, elemen visual menjadi tidak memiliki sintaktik dengan logonya. Maka dari itu, kami mengubah dan menetapkan gaya ilustrasinya dengan perpaduan stroke yang tebal dan menggambarkannya dengan ekspresi karakter yang friendly dan juga warna yang serupa, sehingga memiliki kesatuan dengan logo. fig.9 eksplorasi identitas visual 39
Visual Identity Components
Shape Dengan banyaknya eksplorasi desain yang ada, bentuk pada logo akhirnya menggunakan karakter yang berupa kemasan kombucha pada umumnya. Pertimbangan ini ditentukan agar audiens dapat lebih familiar dengan identitas kombucha itu sendiri dan tidak terjadi salah interpretasi oleh karakternya.
Secara
merinci,
penggambaran
botol pada logogram menunjukkan ekspresi dari sisi friendly dan gestur karakter menyapa yang fig.10 bentuk logo
dibuat untuk menunjukkan welcoming (mengajak audiens untuk menikmati Bobucha). Selain itu, adanya juga penambahan gambar boba di dalam minuman sehingga audiens dapat mengetahui mengenai adanya topping popping boba. Colour Pewarnaan biru pada logo melambangkan akan ketenangan dan kesegaran yang ingin disampaikan melalui minuman Bobucha. Kami bertujuan untuk menunjukkan minuman ini sebagai minuman yang menyegarkan dan sekaligus menenangkan (dari sisi teh dan sebagai minuman sehat). Lalu, untuk
fig.11 primary color
warna merah yang vivid, kami ingin menciptakan suasana
yang
semangat
dan
bahagia
saat
menikmati Bobucha. Untuk secondary color, ketiga warna merupakan turunan
dari
primary
color.
Pewarnaan
ini
digunakan sesuai dengan warna untuk varian rasa yang diadakan di desain kemasan. Tone warna terkesan lebih warm dikarenakan kami ingin menampilkan kesan ketenangan pada kemasan, dimana
ketenangan
yang
dimaksud
ialah
menikmati minuman ringan segar tetapi, audiens fig.12 secondary color
dapat dengan tenang menjaga hidup sehatnya. 40
Typography Dalam logo ini, kami menggunakan 2 typeface yang menjadi dasar dari tipografi logo. Kedua typeface memiliki karakteristik yang rounded dan memiliki kebetalan (weight) yang serupa dengan logo sehingga dapat memiliki kesatuan yang kuat. Typeface “Blorp Regular” digunakan sebagai logotype yang bereja “BOBUCHA”, dimana kami menggunakan uppercase letters untuk melakukan penekanan pada nama brand. Kemudian, bentuk fig.13 primary typeface
font juga memiliki penataan yang tidak beraturan, dimana dengan ini, kami ingin menunjukkan kesan fun dan friendly sehingga tidak terlihat kaku. Kemudian,
typeface kedua yaitu “Boucherie
Flared” digunakan untuk tagline. Perpaduan kedua typeface ini menghasilkan keseimbangan untuk menstabilkan kesan tidak beraturannya. Illustration Style and Graphic Element fig.14 secondary typeface
Suasana kultur Jepang merupakan dasar dari penggambaran gaya ilustrasi. Dengan ini, gaya ilustrasi Bobucha menggunakan karakter-karakter yang rounded dan ekspresi yang ceria juga friendly. Kemudian, ilustrasi yang dibuat juga hanya berupa strokes agar mendukung kesan yang sederhana dan keseragaman dengan logo. Gaya tersebut juga ditetapkan menyeimbangi bentuk dasar desain yang cenderung berbentuk bulat. Beberapa ekspresi yang ditunjukkan juga ingin menunjukkan kesan minuman kombucha itu sendiri yang bersifat masam dan segar. Kemudian, untuk
elemen
grafis,
kami
menggunakan
penggambaran gelembung soda dan dimodifikasi sesuai dengan bentuk yang organis. Dominasi fig.15 illustration & graphic elements
penggunaan stroke juga kembali diterapkan. 41
2nd Alternative Design Concept
Pada proses perancangan ini, kami menggunakan pendekatan keyword kultural. Kami menggunakan penggabungan kata teh dalam bahasa Jepang ( ティー) pada bagian lingkaran logo. Secara keseluruhan, desain dibuat dengan pendekatan yang sederhana (simple), sehingga produk akan lebih terkesan sophisticated dan sesuai dengan target audiens yang mature/dewasa. Kemudian, kami juga memadukan gaya handwriting untuk menunjukkan kesan yang homemade. Pendekatan homemade juga didukung dengan ilustrasi stamp yang menjadi karakter dari suasana kultural Jepang.
Design Exploration
Pada alternatif kedua ini, kami banyak melakukan banyak pertimbangan visual yang memunculkan perubahan pada desain final. Pada bentuk, kami tetap mengutamakan kesan sederhana dengan stroke-stroke tipis seperti kuas (handmade). Meskipun demikian, stroke yang terlalu tipis membuat logo menjadi lemah dan pernuh dilakukannya
perubahan
(penebalan
stroke).
Bentuk yang bulat pada karakter utama logo juga menjadi pertimbangan untuk mengindikasi akan bahan dari kombucha itu sendiri yaitu SCOBY. Kemudian, pada tipografi juga masih mendapati banyaknya
hambatan
untuk
menyesuaikan
dengan logo. Typeface memunculkan 2 tipe yaitu cursive dan juga type sans serif untuk menekankan kesan
handwriting.
Pendekatan-pendekatan
ini juga ditampilkan pada gaya ilustrasi dan elemen visual yang dipakai yaitu dengan outline fig.16 eksplorasi identitas visual
yang menyerupai penggambaran dengan kuas, sehingga handwriting dan kultural Jepang 42
Visual Identity Components
Shape Dengan banyaknya eksplorasi desain yang ada, bentuk pada logo pada akhirnya menggunakan pengembangan outline yang cukup tebal tetapi masih terkesan handwriting. Secara keseluruhan, logo memiliki kesan yang handmade melalui penggunaan stroke yang menyerupai goretan
fig.17 bentuk logo final
kuas. Bentuk logo juga ditetapkan dengan dasar dari bentuk SCOBY yang kemudian diisi dengan tulisan teh (ティー) dalam bahasa Jepang Kemudian,
logo
maupun
visual
elemennya
dipadukan dengan kesan tekstur stamp untuk mempertahankan sisi kultural dan handmade tersebut. Colour Warna utama yang digunakan ialah warna biru dan juga pink. Warna biru itu sendiri juga digunakan untuk merepresentasikan kesehatan dan juga healing. Hal tersebut disambungkan dengan khasiat dari Bobucha, yang merupakan minuman sehat dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, warna pink digunakan untuk menunjukkan sisi feminine dari Bobucha, dimana target audiens Bobucha lebih condong ke fig.18 primary color
perempuan. Typography Pada
sebelumnya
terdapat
pertimbangan
mengenai typeface yg akan dipilih, yaitu antara sans serif, serif atau dengan cursive. Awalnya typeface
yang
dipilih
merupakan
typeface
Sysfalso digunakan untuk menggambarkan kesan fig.19 primary typeface
handmade. Namun dengan pendekatan lain, yaitu dengan kesan brush. Hal ini juga digunakan 43
untuk memberikan kesan kesatuan dengan logo. Dimana logo juga menggunakan stroke brush. Typeface yang digunakan pada logo adalah typeface Monarcha. Penggunaan typeface serif ini digunakan untuk menekankan kesan kultural. Selain itu, adanya kontras tebal-tipis dan axis yang diagonal memberikan kesan handwritten. Untuk menekankan kesan handwritten dan handmade tersebut, penyusunan logotype juga memiliki kesan ‘berantakan’ . Penulisan juga menggunakan lowercase
untuk
menunjukkan
sisi
friendly
dan juga ketenangan dari Bobucha. Dimana penggunaan uppercase dapat memberikan kesan keras. Untuk semakin menekankan sisi kultural Jepang, ditambahkan juga penulisan kombucha dalam bahasa Jepang. Illustration Style and Graphic Element Gaya ilustrasi terinspirasi dari gaya ilustrasi Jepang yang cenderung menggunakan outline dan juga 2 warna. Kemudian, untuk outlinenya itu sendiri juga menggunakan brush untuk menekankan kesan handmade. Selain itu, diaplikaiskan juga fig.20 primary typeface
3rd Alternative Design Concept
tekstur stamp agar muncul sebuah kesatuan antara ilustrasi dengan logo.
Pada alternatif ketiga, desain menggunakan konsep organic/natural dan fun, dikarenakan Bobucha merupakan minuman ringan yang diolah dengan bahan baku alami. Sehingga alternatif tiga memfokuskkan pada kesegaran dari bahan dasar produk Bobucha. Dengan penekanan pada bahan 44
dasarnya, kami mencoba untuk mengolah SCOBY untuk menjadi key point dari identitas visualnya. Pendekatan ini kemudian digali dengan beberapa pertimbangan dan dengan visual approach yang berbeda-beda. Design Exploration
Dengan keyword ini, kami memiliki banyak hambatan
untuk
menyesuaikan
visual
yang
didasarkan dengan konsep alami dan natural. Sepanjang proses perancangan, kami mencoba beberapa pendekatan. Pertama, kami mencoba untuk menggambarkan kesan natural dengan menunjukkan bahan dasar dari Bobucha yaitu daun sirsak dan popping boba. Bentuk dari logo sendiri menyerupai daun sirsak dan pada kata “bobucha”, huruf o akan dimodifikasi dengan penggambaran popping boba. Gaya ilustrasi yang digunakan juga bersifat vector. Kemudian, untuk pendekatan selanjutnya, kami mencoba untuk mengambil pendekatan dengan fokus pada karakter dari teh dan produk minuman itu sendiri. Bentuk yang dibuat juga mengambil pendekatan splash air yang menunjukkan kesegaran yang dihasilkan saat meminum produk Bobucha. Melalui tipografi yang naik-turun, kami juga mencoba untuk menunjukkan kesan fun. Lalu, untuk gaya fig.21 eksplorasi identitas visual
ilustrasi, kami ingin menunjukkan ekspresi yang diberikan saat menikmati Bobucha yaitu ekspresi kecut dan rasa asam. Selain itu, elemen visual yang ditampilkan berasal dari stroke yang tebal agar senada dengan logo. Pewarnaannya juga berpusat pada bahan dasar teh itu sendiri.
45
Visual Identity Components
Shape Pada logo final ini, menggunakan representasikan scoby sebagai logogram untuk menunjukkan sisi bahan alami yang menjadi dasar pembuatan dari produk Bobucha itu sendiri. Penggambaran SCOBY ini diambil dari pandang mikroskop sehingga terlihat adanya mikroorganisme yang
fig.22 bentuk logo final
digunakan
pada
fermentasi
teh
kombucha.
Bentuk-bentuk yang digunakan pada alternarif ketiga dominan dengan bentuk bulat seperti pada perancangan logogram di ambil dari bentuk scoby itu sendiri. Selain itu, penambahan shape splash pada logotype untuk mendukung akan kesegaran yang dihasilkan produk bobucha. Colour Pewarnaan yang digunakan bersifat natural dan friendly bertujuan untuk membuat desain yang less intimidating, dengan arti tujuannya mendekatkan dengan dengan audiens sehingga lebih
approachable
terutama
remaja
untuk dewasa.
segala
kalangan
Secara
spesifik,
penggunaan warna hijau untuk melambangkan kenaturalan dari sisi produk Bobucha dan warna fig.23 primary color
kuning menunjukkan keceriaan yang friendly. Typography Tipografi alternatif ketiga disampingkan dengan kesan fun, yang divisualkan dengan penggunaan font Spooky. Selain itu, terlihat juga style pada tipografi logotype yang naik turun dan rounded.
fig.24 primary typeface
Illustration Style and Graphic Element Bobucha merupakan produk minuman ringan yang menggunakan bahan yang berasal dari 46
bahan-bahan alami. Sehingga konsep visual yang digunakan pada kemasan ialah ilustrasi farm. Dimana melukiskan sebuah pemandangan perkebunan teh area perbukitan yang masih alami terlukis apa adanya dari alam, hal tersebut bertujuan untuk menghidupkan suasana natural dan organic.
fig.25 ilustrasi alternatif 3
47
PACKAGING DESIGN Design Concept Design Exploration Finalized Design
48
49
Packaging Design 1st Alternative Design Concept
Melalui desain kemasan ini, kami ingin menunjukkan adanya kesegaran ketika meminum Bobucha. Dengan menggunakan pendekatan desain yang lebih sederhana agar audiens tidak terintimidasi oleh kemasan tersebut. Kemasan menggunakan bentuk yang menyerupai gelembung udara yang merepresentasikan minuman yang bersoda dan juga kesegaran.
Design Exploration
Pada desain awal, kami menggunakan elemenelemen yang menggambarkan komponen yang terdapat dalam Bobucha. Akan tetapi, pada desain kemasan ini, Bobucha tidak terlihat 50
sebagai sebuah brand minuman, melainkan seperti brand makeup. Oleh karena itu, kami memperbaiki desain kemasan alternatif pertama dengan menggunakan label yang transparan. Selain itu, kami juga membungkus tutup dengan kain putih yang diikat yang terinspirasi dari proses pembuatan kombucha itu sendiri. Selanjutnya, kemasan sekundernya juga didesain dengan menggunakan elemen yang terdapat pada kemasan primer, agar terdapat sebuah kesatuan antara keduanya.
fig.26 desain kemasan awal
fig.27 desain kemasan primer
2nd Alternative Design Concept
fig.28 desain kemasan sekunder
Untuk desain kemasan alternatif kedua, kami ingin menunjukkan kesan mature dari Bobucha. Sehingga, desainnya bersifat lebih simpel dan minimalis. Namun, desain yang dibuat juga tetap mengandung sisi kultural Jepang yang diaplikasikan ke dalam kemasan. Desain kemasan ini juga ingin menunjukkan kesegaran melalui bentuk dasar gelembung udara yang dimodifikasi.
Design Exploration
Desain
kemasan
alternatif
kedua
awalnya
menggunakan logogram yang dijadikan sebuah pattern untuk menggambarkan mikroorganisme 51
yang terus bergerak. Selain itu, stiker pada bagian tutup berperan sebagai segel sekaligus indikator pembeda rasa. Akan
tetapi,
desain
merepresentasikan
kemasan
Bobucha
sebagai
kurang brand
kombucha. Desain kemasan memberikan kesan minuman beralkohol. Kemudian, desain kemasan diubah
dengan
menggunakan
label
yang
transparan. Hal ini dilakukan untuk mendukung kesan kesegaran. Selain itu digunakan juga bentuk buah yang disederhanakan untuk menunjukkan varian rasanya. Untuk desain kemasan sekunder juga sama, kami menggunakan kardus dengan window untuk menunjukkan minuman. Desainnya pun juga tidak jauh dari desain kemasan primernya.
fig.29 desain kemasan awal
3rd Alternative Design Concept
fig.30 desain kemasan primer
Alternatif
fig.31 desain kemasan sekunder
ketiga
ingin
menekankan
kesan
natural dan juga organis melalui ilustrasi alam. Ilustrasi digunakan untuk menekankan bahwa bahan-bahan dasar Bobucha bersifat alami dan berasal dari alam. Dengan ini, desain kemasan juga ingin memberikan kesan kesegaran melalui penggunaan warna yang cerah. Bentuk label yang bergelombang juga menekankan kesan organis. 52
Design Exploration
Kemasan primer pada awalnya menggunakan botol beling yang berwarna coklat. Kemudian pada label kemasan juga menggunakan ilustrasi dengan
ekspresi
untuk
merepresentasikan
sensasi yang didapatkan ketika mengkonsumsi Bobucha, seperti ekspresi asam. Akan tetapi, desain kemasan ini masih kurang sesuai dengan brand Bobucha, sebab dari segi warna juga masih terlalu coklat. Sehingga, menimbulkan adanya persepsi bahwa Bobucha adalah minuman coklat. Selain itu, dengan ilustrasi tersebut juga dapat menunjukkan konotasi yang buruk. Maka,
desain
kemasan
dirubah
dengan
menggunakan ilustrasi alam. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa Bobucha merupakan minuman yang alami dan menggunakan bahanbahan yang berasal dari alam itu sendiri. Kemudian, untuk desain kemasan sekunder juga menggunakan ilustrasi yang sama dengan kemasan primernya. Penggunaan ilustrasi yang sama dilakukan agar muncul kesatuan antara kemasan primer dan sekundernya.
fig.32 desain kemasan awal
fig.33 desain kemasan primer
53
fig.34 desain kemasan sekunder
Finalized Design Proposed Logo
Penggambaran menunjukkan
botol
pada
ekspresi
dari
logogram sisi
ingin
fun-friendly
tersebut dengan gestur karakter yang seperti sedang menyapa juga menunjukkan adanya kesan welcoming (mengajak audiens untuk menikmati Bobucha). Selain itu, adanya penambahan gambar boba di dalam minuman untuk menunjukkan audiens mengenai adanya topping popping boba. Kemudian hal lainnya, kami tunjukkan pada style penggambaran dan tipografi pada logo, yaitu garis yang berlikuk dan tumpul. Penulisan bahasa Jepang (紅茶キノコ) memiliki arti teh fermentasi yaitu kombucha sendiri. Variasi 54
logo (secondary logo), juga kami susun dalam suasana kultur jepang. Warna biru pada logo melambangkan akan ketenangan dan kesegaran yang
ingin
disampaikan
melalui
minuman
Bobucha. Melalui hal ini, kami ingin menunjukkan Bobucha sebagai minuman yang menyegarkan fig.35 desain logo final
dan sekaligus menenangkan. Melalui warna merah muda (pink) yang vivid, kami ingin menciptakan suasana semangat dan bahagia saat menikmati Bobucha, terutama popping boba tersebut.
Visual Identity
Colour Warna biru melambangkan ketenangan dan kesegaran
yang
ingin
disampaikan
melalui
minuman Bobucha. Warna merah yang vivid, menciptakan
suasana
yang
semangat
dan
bahagia. Ketiga warna merupakan turunan dari fig.36 colors (primary & secondary)
primary color dan digunakan sesuai dengan warna untuk varian rasa pada desain kemasan. Typography Typeface “Blorp Regular” digunakan sebagai logotype yang bereja “BOBUCHA”, menggunakan
fig.37 typography
uppercase letters untuk memberi penekanan. Kemudian,
typeface kedua yaitu “Boucherie
Flared” digunakan untuk tagline. Illustration Style and Graphic Element Bobucha menggunakan desain karakter yang rounded
dan
hanya
berupa
strokes
agar
seragam dengan logo. Untuk elemen grafis, fig.38 typography
kami menggunakan penggambaran gelembung soda dan dimodifikasi. Penggunaan stroke juga kembali diterapkan. 55
Packaging Design Primary Packaging
Untuk kemasan primer, kami menggunakan botol plastik bening 500 ml yang tebal agar menghindari adanya pecah belah, serta bahan yang tebal juga akan melindungi popping boba yang rentan untuk pecah. Penggunaan label juga menggunakan stiker transparan agar label tahan air dan tidak hancur. Untuk desainnya itu sendiri, kami mencoba untuk
menggambarkan
gelombang
udara
untuk menunjukkan bahwa Bobucha merupakan minuman yang segar dan mengandung sedikit soda. Bentuk tersebut juga digunakan untuk menggambarkan kesan fun dengan bentuknya yang dinamis dan rounded. Selain itu, indikator pembeda varian rasanya terdapat pada bentuk buah pada bagian kiri kemasan. Bentuk buah tersebut juga didesain dengan gaya yang organis dan tumpul, hal ini diaplikasikan juga ke varian rasa lainnya. Kemudian, tiap varian rasa juga memiliki warna yang merepresentasikan warna dari buah sesungguhnya. Pada bagian tutup kemasan juga menggunakan kain sebagai fig.39 desain final kemasan primer
penutup serta diikat dengan tali dan juga tag. Hal ini terinspirasi dari proses fermentasi kombucha
dimana
proses
tersebut
juga
menggunakan kain putih yang diikat dengan tali.
Pada
bagian
tag
juga
menunjukkan
petunjuk agar tidak mengocok botol serta tanggal kadalursanya. Secondary Packaging
Untuk kemasan sekundernya, kami menggunakan corrugated box karena bahannya yang tebal agar dapat menahan 3 botol ukuran 500 ml. Selain itu, box tersebut juga dilaminasi agar tahan air. Pada 56
bagian dalam box juga kami gunakan sekat. Sekat ini berfungsi untuk menjaga botol agar tidak mudah terguncang atau terjatuh saat proses pengiriman. Kami juga memberikan window pada bagian depan dan belakang box. Penggunaan warna juga disesuaikan dengan warna brand, yaitu krem, biru tua, dan juga merah muda (pink). Untuk desainnya juga kami aplikasikan elemenelemen yang terdapat pada kemasan primer agar terdapat suatu kesatuan. Penggunaan elemen gelembung tersebut juga digunakan agar kemasan sekunder tetap terlihat fun. Pada fig.40 desain final kemasan sekunder tampilan depan (atas), belakang (bawah)
bagian samping kemasan sekunder ini juga kami berikan informasi nutrition facts yang terdapat dalam Bobucha.
Tertiary Packaging
Untuk
kemasan
tersier,
kami
menggunakan
corrugated box yang dilaminasi. Kemasan tersier ini dapat menampung 9 botol berukuran 500 ml. Untuk desainnya, kami menggunakan warna dari brand Bobucha itu sendiri, yaitu krem, biru tua, dan merah muda. Untuk bagian dalam box tidak kami desain untuk menjaga harga produksi supaya tidak terlalu mahal. Kemudian, pada bagian atas fig.41 desain final kemasan tersier
dan bawah box, kami gunakan warna biru tua dengan elemen-elemen visual dari Bobucha. Pada bagian atas box kami juga tambahkan tanda untuk menunjukkan posisi box dan juga tanda pecah belah. Lalu bagian depan box menggunakan elemen-elemen gelembung yang terdapat pada kemasan primer. Hal ini dilakukan untuk memberikan adanya konsistensi dan kesan kesatuan antara setiap kemasan.
57
Size Variant
Untuk
varian
ukuran,
kami
menggunakan
botol plastik dengan ukuran 250 ml. Desain kemasan primer dengan desain kemasan ini tidak jauh berbeda. Kami menghilangkan beberapa komponen seperti tulisan ‘prebiotic tea’ dan juga tagline pada logo. Pengurangan komponen tersebut digantikan dengan elemen gelembung yang diperbanyak. Bagian tutup botol juga masih sama, menggunakan kain putih dan diikat. Namun pada varian ukuran yang lebih kecil ini, fig. 42 desain final kemasan varian ukuran
kami tidak lagi menggunakan tag, melainkan menggunakan stiker pada bagian atas tutup botol dengan tulisan yang sama pada tag.
Seasonal Packaging: Valentine’s Day Primary Packaging
fig.43 eksplorasi desain kemasan seasonal
Pada edisi seasonal (valentine’s day) kami juga tidak merubah banyak hal. Dalam rangka hari valentine, kami menambahkan ornamen-ornamen seperti hati dan bunga untuk mendukung suasana
valentine.
Selain
itu,
kami
juga
membuat varian rasa baru, yaitu rasa plum untuk menunjukkan perpaduan antara warna rasa jambu dengan blueberry, yang menghasilkan warna ungu. Secara garis besar, untuk edisi valentine 58
fig.44 desain final kemasan seasonal
ini, kami ingin menekankan adanya kebersamaan. Selain itu, warna pink juga digunakan untuk mendukung suasana valentine, sedangkan warna ungu digunakan sebagai ciri warna dari varian rasa baru. Kemudian, penggunaan tali coklat diganti menjadi menggunakan pita berwarna pink. Tag yang digunakan juga tidak lagi menggunakan bentuk buah, tetapi diganti menjadi bentuk hati yang berwarna pink juga.
Secondary Packaging
Kemasan sekunder yang kami gunakan untuk edisi valentine berbeda dari kemasan sekunder yang biasa. Pada edisi seasonal ini, kami menggunakan hard box untuk memberikan kesan mewah/ luxurious. Kemasan sekunder ini kami buat
fig.45 eksplorasi desain kemasan sekunder seasonal
seakan-akan sebuah gift box. Dimana setiap pembelian box ini, pembeli akan mendapatkan 3 botol Bobucha edisi valentine, sedotan stainless (reusable straw), dan juga sebuah greeting card. Dengan adanya greeting card ini, pembeli dapat menuliskan pesan kepada orang yang dituju. Sehingga, muncul adanya kesan personalized. Konsep gift box ini juga ingin menunjukkan suasana kebersamaan di hari valentine, dimana
fig.46 desain final kemasan sekunder seasonal
satu kotak ini dapat dinikmati bersama dengan pasangannya.
59
Tertiary Packaging
Untuk kemasan tersier seasonal tidak jauh berbeda dari kemasan tersier biasa. Box tetap dengan bahan yang sama dan dilaminasi juga. Penggunaan warna biru diganti menjadi warna pink. Kemudian, elemen gelembung diganti menjadi berbentuk hati. Elemen lainnya seperti pada bagian atas dan bawah box juga dimodifikasi menjadi versi valentine.
fig.47 eksplorasi desain kemasan tersier seasonal
fig. 48 desain final kemasan tersier seasonal
Size Variant
Pada awalnya, untuk botol ukuran 250 ml edisi valentine ingin menggunakan label untuk membedakan antara ukuran reguler dan ukuran yang lebih kecil. Namun, penggunaan label kurang sesuai dan cocok dengan konsep yang ingin
ditunjukkan.
menggunakan biasa,
Sehingga,
label
beberapa
kami
transparan.
komponen
kembali
Pada
pada
edisi
kemasan
dikurangkan dan disederhanakan. Untuk edisi valentine, hal yang sama diterapkan. Akan tetapi, terdapat beberapa penambahan ornamen lain untuk mendukung suasana valentine, seperti penambahan bentuk hati dan juga bungabunga. Kemudian, gelembung-gelembung pada 60
bagian tengah label juga diganti menjadi ilustrasi valentine khas Bobucha. Selain itu, tali coklat yang digunakan untuk mengikat botol diganti juga menjadi pita berwarna pink. Stiker pada bagian tutup botol juga mengalami beberapa modifikasi. Dimana penggunaan icon Bobucha yang dihias untuk mendukung suasana valentine.
fig.49 eksplorasi desain kemasan varian ukuran seasonal
61
fig.50 desain final kemasan varian ukuran seasonal
DIGITAL MEDIA DESIGN Design Concept Design Exploration Digital Media Design Components Consumer Insight Promotional Strategy Platform
62
63
Digital Media Design Design Concept
Proses perancangan desain media digital memiliki pertimbangan
awal
dengan
metode
AIDA
(Awareness, Interest, Desire, Call to Action). Pada metode ini, setiap tahapannya memiliki konten yang mendorong audiens untuk membeli produk atau brand Bobucha ini. Sesuai dengan target audiens yang telah dijabarkan sebelumnya, platform yang paling sering digunakan ialah Instagram dan juga Youtube. Dengan ini platform yang kami pilih sebagai desain media bebasnya 64
ialah Youtube. Kemudian, platform lainnya yang juga
berpengaruh
merupakan
marketplace,
dimana hal ini disesuaikan dengan cara pemesanan produk Bobucha sendiri yaitu dengan sistem preorder. Dengan ini, marketplace yang kami pilih adalah Tokopedia. Secara keseluruhan, Bobucha merupakan produk yang fun-friendly dan kultural. Dengan ini, postingan dan penetapan desain media digitalnya juga mengarah pada keyword dan suasana yang telah
ditampilkan
pada
identitas
visualnya.
Elemen-elemen visual yang digunakan juga seputar dengan elemen grafis yang telah diadakan pada desain kemasan yaitu gelembung soda. Kemudian, setiap desainnya juga menampilkan bentuk-bentuk yang organis dan memiliki warna yang berpicu pada color scheme dari logo. Penggunaan tipografi pada konten-konten media digitalnya juga tetap menggunakan tipografi yang ada yaitu “Boucherie Flared” dan dipadukan dengan permainan strokes.
Design Exploration
Secara
merinci,
perancangan
desain
media
digital Bobucha memuat beberapa platform yaitu Instagram, Facebook, Marketplace, dan Youtube. Pertimbangan awal yang kami ambil ialah kami mulai menyusun metode AIDA dengan menentukan konten pada setiap platformnya, terutama
pada
dan
Facebook.
Eksplorasi desain yang digagas juga masih berpacu pada kesan yang organis. Meskipun demikian, pada awalnya eksplorasi warna yang diberikan masih kurang memperhatikan akan brand color nya karena yang digunakan mendominasi warna biru. Dengan demikian, pertimbangan kami 65
selanjutnya akan mengutamakan warna yang sesuai dengan logonya. Kemudian, untuk bentuk, penggambaran
organis
yang
disampaikan
menjadi tidak sesuai dengan konsep awal, dimana gelembung soda yang diimplementasikan menjadi berantakan. Kemudian, penggunaan fotografi pada desain media digital juga masih kurang menunjukkan akan ciri khas dari kombucha yaitu kesegarannya. Penggambaran fotografi seharusnya memiliki kesan yang segar dan diperlukannya subjek untuk menarik perhatian audiens lain untuk membeli produk Bobucha. Lalu, mengarah pada tipografinya, dimana untuk penyesuaian pada platform Instagram, sizing pada konten masih tergolong cukup kecil sehingga hal ini dapat mempengaruhi akan keterbacaan dan penyampaian informasi dari produk. Keempat platform yang telah ditentukan juga seharusnya tetap memiliki kesinambungannya antar satu sama lain. Terlihat pada eksplorasi awal ini, kami masih kurang dapat menyampaikan kesan sintatik dari keseluruhan desain media digital. Pewarnaan yang digunakan juga masih menjadi berbeda dari color palette yang telah di tentukan
fig. 51 eksplorasi desain media digital
66
Persona
Nama: Livia Usia: 22 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status: Mahasiswa, jurusan Fakultas Kedokteran Domisili: Tinggal di daerah Karawaci Status Sosial-Ekonomi: Kelompok B (menengah ke atas). Tingkat Pendapatan: ± Rp. 1.000.000 Pekerjaan: Pelajar di Universitas Pelita Harapan Tingkat Pendidikan: Perguruan Tinggi Gaya hidup: Menjalani hidup sehat dan hemat,
fig. 52 persona
memiliki rutinitas yang produktif Hobi: Gambar, workout, membaca, baking Kesibukan: Belajar Cita-cita: Memiliki visi untuk lulus tepat waktu, mendapatkan pekerjaan yang layak, dan menggapai cita-citanya sebagai dokter Ketertarikan: Mengikuti trend terkini pada budaya korea maupun barat Dapat mengatur waktunya dengan baik (teratur), sehingga sangat mementingkan efisiensi waktu Menyusun prioritas utamanya dengan baik Aktif dalam sosial media Tertarik pada hal-hal baru, unik dan dengan tampilan yang memikat
67
Consumer Journey
68
AIDA Promotional Strategy Awareness
Pada kategori awareness kami akan mengunggah konten untuk menarik perhatian audiens. Seperti konten yang memperkenalkan Bobucha, dan membuat audiens menjadi penasaran.
Interest
Untuk kategori interest, kami akan mengunggah konten yang lebih edukatif, seperti fun facts dan fakta-fakta mengenai Bobucha.
Desire
Kami akan mengunggah konten yang lebih interaktif, seperti giveaway dan promosi-promosi untuk meningkatkan keinginan untuk membeli.
Action
Dalam kategori action, konten yang akan diunggah berisi konten yang mendorong audiens untuk membeli Bobucha. Seperti konten marketplace, kemudian cara memesan, dan lainnya.
69
Platform Instagram
Feeds Instagram feeds memenuhi akan unggahan yang menggunakan metoda AIDA. Setiap unggahan yang ditampilkan memiliki makna atau kontennya tersendiri. Pada tahap awal yaitu awareness, kami memfokuskan postingan feeds dengan teaser
fig.53 konten awareness
dan cuplikan akan produk yang akan diedarkan. Setelah
itu,
pengembangkan
teaser
akan
mengarah pada pengenalan akan Bobucha sendiri. Kemudian, berlanjut pada interest, dimana kami memberikan fun-fact dan benefits dari kombucha itu sendiri. Pada tahap ini, interest dominan untuk membicarakan akan introduction dari kombucha. Kemudian
pada
tahan
selanjutnya,
kami
menunjukkan akan promosi dan giveaway untuk menarik perhatian audiens dan meningkatkan keinginan untuk membeli. Dengan demikian, pada tahan terakhir yaitu, Call to Action, kami menunjukkan cara pemesanan dan pembelian dari produk Bobucha. Cara pemesanan ini berupa fig.54 konten interest pada multiple post
pre-order dan dapat dilakukan dengan cara menyalurkan pada marketplace yaitu Tokopedia atau melalui dm dan whatsapp.
fig.55 konten interest
70
fig.56 konten desire dan call to action
fig.57 konten interest, desire dan call to action
fig.58 layout instagram feeds
71
story
72
fig.60 instagram profile picture and highlight
fig.59 instagram overview
Konten facebook mengambil prinsip yang sama dengan Instagram, dimana metodenya juga menggunakan AIDA pada promotional poster atau unggahan pada home page Youtube.
fig.61 facebook awareness
73
fig.62 facebook interest
fig.63 facebook call to action
fig. 64 facebook desire fig.65 facebook banner dan homepage
74
Marketplace
Pada marketplace, kami memilih Tokopedia dengan pertimbangan untuk dapat memenuhi sistem pemesanan pre-order. Desain media pada platform ini berisi mengenai product catalog dan promotional banner.
fig. 66 promotional banner
fig. 67 product catalog dan profile picture
75
Youtube
Sesuai dengan target audiens dan persona yang telah kita tentukan, kami memilih Youtube karena audiens yang dituju sering membuka platform tersebut. Perancangan desain media Youtube dibuat dalam bentuk Youtube ads, yang terdiri atas overlay, display/discovery ads dan juga home page ads
fig.68 home page ads, overlay dan display ads
76
77
Penutup Refleksi
Secara menyeluruh, proses perkuliahan Studio Utama 3 sangat menantang, terutama dalam situasi kelas online seperti saat ini. Secara singkat, kami belajar banyak hal dari kelas Studio Utama 3. Kami sebagai kelompok juga belajar banyak dari kelas ini, untuk bekerja dalam satu kelompok. Kami belajar betapa pentingnya komunikasi dalam kelompok dan mempelajari cara kerja satu sama lain. Secara ilmu desain, kami belajar bagaimana membangun sebuah identitas visual untuk sebuah brand. Terutama membangun konsistensi antara setiap media.
78
Kami pribadi berpikir bahwa hasil desain final yang dihasilkan masih kurang maksimal. Kami masih kurang puas dengan desain pada beberapa media dan kemasan. Akan tetapi, melihat situasi saat ini, kami juga sudah lumayan senang dengan hasilnya, walaupun kurang sesuai dengan ekspektasi yang kami harapkan. Dalam kondisi saat ini, dimana kami terpaksa melakukan
pembelajaran
secara
online,
pembelajaran menjadi kurang efektif menurut kami. Komunikasi antara dosen dengan mahasiswa menjadi lebih sulit, sehingga hal ini juga memengaruhi proses asistensi. Selain itu, dengan keadaan ini juga kami sekelompok sangat jarang bertemu. Dimana hal ini sangat memberikan dampak terhadap komunikasi kelompok kami. Selain itu, pembagian pekerjaan juga menjadi tidak jelas dan tidak merata. Maka dari itu, kami juga merasa bahwa hal ini berdampak pada hasil perancangan kami. Walaupun demikian, kami tetap mendapatkan banyak hal yang dapat kami pelajari dan perbaiki untuk kedepannya, bukan dalam bidang desain saja, tetapi dalam hal kerja kelompok juga.
79
Daftar Pustaka https://www.free-mockup.com/downloads/small-glass-bottle-juice-mockup/ https://www.behance.net/gallery/93553587/Paper-Box-Free-Mockup https://www.free-mockup.com/downloads/paper-box-mockup/ https://www.psdmockups.com/tall-carrier-cardboard-box-psd-mockup/ https://amockup.com/free-square-cardboard-box-packaging-mockup-psd/ https://mockupfree.co/product/juice-bottle-free-psd-mockup Petruzzello, M. (n.d.). Kombucha. Retrieved December 08, 2020, from https://www. britannica.com/topic/kombucha
80
Daftar Gambar fig.1 bahan dan kandungan dari Bobucha fig.2 target konsumer dewasa muda fig.3 gaya hidup sehat dewasa muda
10 11 14-15
81
Biodata Penulis Jennifer Claudy Lahir di Tangerang pada 30 November 2000, saat ini, Jennifer sedang menjalani studi di Universitas Pelita Harapan jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan tahun 2018. Ketertarikannya dalam dunia seni sejak kecil membuat Jennifer ingin belajar lebih lagi mengenai seni ketika kuliah. Semenjak tingkat SD, Jennifer sudah menunjukkan ketertarikan yang tinggi dalam dunia seni. Semakin bertumbuh, Jennifer ingin mengeksplorasi bentuk seni lainnya lebih lagi. Salah satunya adalah melalui seni fotografi. Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, Jennifer ingin mengeksplor dunia seni lebih lagi. Menurut Jennifer, sikap ini merupakan sikap yang penting untuk dimiliki seorang desainer. Dimana Jennifer sendiri berharap bahwa, kemampuannya dalam bidang ini dapat bertumbuh. Selain itu, Jennifer juga memiliki sikap kompetitif yang dapat mendorong dan memotivasi diri-nya untuk terus belajar dan berkembang sebagai seorang desainer maupun secara pribadi.
82
Shefira Marcelline Lahir di Tangerang pada 5 Maret 2001. Sejak kecil, Shefira selalu dilatih untuk mengembangkan potensinya dalam seni, mulai dari seni musik atau seni rupa. Rutinitasnya dalam mempelajari seni membuatnya terbiasa, sehingga pada akhirnya ketertarikan akan seni tersebut muncul. Seiring berkembangnya waktu, ketertarikannya ini terus meningkat hingga pada akhirnya Shefira memutuskan untuk mendalaminya dengan memilih Program Studi Desain Komunikasi Visual sebagai jurusan pendidikannya. Kini, Shefira merupakan mahasiswa desain grafis di Universitas Pelita Harapan. Selain itu, ia juga menerima jasa untuk mendesain sebagai freelance desainer. Faktor utama yang mendorong Shefira dalam menggemari desain adalah keadaan dimana ia dapat mengekspresikan dirinya sendiri dan membagikannya kepada orang lain. Shefira memiliki karakter desain yang mencoba untuk selalu aktif mengikuti trend yang ada dan mengimplementasikannya menjadi style sendiri. Konsep yang dikembangkan juga bertolak pada hal yang sederhana dan teratur atau juga dengan menggunakan elemen-elemen yang unik. Shefira juga selalu mengusahakan semampunya, dengan harap dapat memberikan dampak yang baik bagi orang lain. Selain itu, Shefira juga selalu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini menjadi hal yang penting baginya untuk mengembangkan diri.
83
Sherina Lahir di Tanjungpandan pada 26 Agustus 2000. Masa kecil Sherina dihiasi dengan berbagai seni keterampilan yang ditunjukkan oleh ayahnya. Hal tersebut menginspirasikan Sherina untuk mengikuti jejak ayahnya untuk terjun ke dunia seni. Terlihat saat masa sekolahnya Sherina sangat fokus dalam mengembangkan skill seninya dan tergolong unggul dalam kelas kesenian. Saat kini, Sherina merupakan mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan angkatan tahun 2018. Dengan ketertarikannya semenjak kecil hingga sekarang ia pun masih gigih mengeksplor berbagai bentuk seni. Semasa kuliah Sherina mengembangkan sikap komunikator, yang memvisualisasikan pesan-pesan verbal agar audience dapat dengan mudah dimengerti dan dengan cara yang indah dan menyenangkan. Selain itu, Sherina berharap seninya dapat memberikan dampak positif dan juga memotivasikan orang banyak.
84
Ucapan Terima Kasih Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikannya perancangan identitas visual untuk Bobucha ini, yaitu kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dimampukan untuk menyelesaikan perancangan identitas visual untuk Bobucha, serta buku “Bobucha: Progress Book”. 2. Tim pengajar yang mengampu kelas, terutama Bapak Brian Alvin Hananto, Bapak Ade Maradhona, Ibu Rerry Isfandriani, Ibu Anastasia Callista, dan Bapak Siswanto Sidharta. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para asisten mahasiswa, Jesslyn Kotandi, atas bimbingannya. 3. Dosen Program Studi Teknologi Pangan, pembimbing mahasiswa dan acara Food Explore 13: Yuniwaty Halim, M.Sc. & Natania, M.Eng. Serta Angela Maretha dan William Wibowo, pengembang produk Bobucha. 85
86
87
88