The Story of Breotic

Page 1

The Story of Breotic Geraldine Karnadi Jessine Suliang Kimberly Mulia



The Story of Breotic Geraldine Karnadi Jessine Suliang Kimberly Mulia

i


The Story of Breotic ISBN 978-623-7489-43-6 ISBN (pdf) 978-623-7489-42-9 Tim Penulis Geraldine Karnadi Jessine Suliang Kimberly Mulia Therisnajaya Editor Brian Alvin Hananto, S.Sn, M.Ds. Desainer Sampul & Tata Letak Geraldine Karnadi Jessine Suliang Kimberly Mulia Therisnajaya Penanggung Jawab Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Alamat Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Gedung B Lantai 2 Universitas Pelita Harapan Jl. M. H. Thamrin Boulevard 1100 Lippo Village Tangerang, Banten 15811 Tel. +6221 5460901 Fax +6221 54609010 Sod.uph@uph.edu Cetakan pertama, Februari 2021 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk & cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ii


The Story of Breotic Geraldine Karnadi Jessine Suliang Kimberly Mulia

iii


Pengantar Ketua Program Studi Dr. Lala Palupi Santyaputri S.Sn., M.Si. Kemasan adalah salah satu elemen fisik yang menghubungkan konsumen dan merek. Oleh karena itu, kemasan memiliki kuasa untuk pengambilan keputusan akhir dalam meyakinkan calon pembeli. Desain kemasan membutuhkan pendekatan visual. Komunikasi visual yang baik dalam kemasan adalah mengimplementasikan desain unik untuk menumbuhkan kesadaran merek dalam lingkungan yang kompetitif. Studi kolaborasi dan kemitraan dengan Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan mensimulasikan mahasiswa untuk terlibat dengan industri. Memiliki klien meningkatkan bentuk penelitian mendalam antara produk dan audiens. Penelitian tersebut meliputi mengidentifikasi kompetitor dan kompleksitas pemasaran. Mendesain perpaduan elemen unik dapat membuat produk dapat dibedakan dalam hitungan detik. Desain kemasan hanyalah cara lain untuk menceritakan sebuah narasi dan menyampaikan pesan kepada audiens. Storytelling sebagai key values Desain Komunikasi Visual-Universitas Pelita Harapan, memiliki manfaat lebih bagi mahasiswa. Sebagai desainer untuk membuat komposisi dengan kombinasi warna, gambar, simbol, dan tipe huruf, iv

storytelling menjadi rahasia desain visual dan dapat menghasilkan keunggulan kompetitif. Pengetahuan mengenai produk membantu menentukan apakah elemen tertentu diperlukan untuk kemasan. Kemasan produk harus menarik bagi target audiens. Sebuah merek memiliki estetika tertentu, karakteristik dan semua spesifikasi tersebut akan dibuat & unik untuk disampaikan kepada audiens. Kemasan mampu mengirim sinyal kepada audiens dan menyampaikan perasaan tertentu. Misalnya perasaan menyenangkan atau ramah. Seperti merek dan kemasan Breotic yang disampaikan dalam buku ini, memiliki maksud dan tujuan di balik jenis keputusan desain ini untuk menunjukkan kepada pembeli bahwa Breotic adalah alternatif makanan dan produk sehat yang dibuat dari bahan terpilih. Diantara penelitian dan proses pembuatan buku ini, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh tim dosen Peminatan Desain Grafis yang telah mendukung mahasiswa-mahasiswa untuk melakukan tugas ini. Sehingga memiliki hasil yang berharga untuk membentuk masa depan dengan membimbing mereka, meskipun di masa pandemi ini.


Pengantar Editor Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Buku “The Story of Breotic” adalah salah satu buku yang merupakan rekaman proses pembelajaran dan perancangan yang dilakukan oleh para penulis dalam perkuliahan Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis tahun akademik 2020/2021. Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, Studio Utama 3 bekerja sama dengan Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan untuk merancang logo, desain kemasan, dan juga desain media promosi untuk produk-produk yang dikembangkan untuk acara Food Explore 13. Perbedaan antara pelaksanaan kali ini dan juga tahun sebelumnya adalah kondisi pandemi yang menggeser perkuliahan dari ruang kelas menjadi ruang virtual, dimana perkuliahan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Perkuliahan desain yang sebelumnya mengandalkan perjumpaan fisik dan luaran-luaran konkret dan taktil menjadi perkuliahan yang mengandalkan interaksi secara digital, yang akhirnya menggeser metodologi pendidikan tersebut. Pembelajaran selama empat bulan ini akhirnya

menjadi pembelajaran bukan hanya dari segi ilmu atau materi dalam mata kuliah tersebut, tapi juga bagaimana desainer, pengajar, dan mahasiswa beradaptasi dalam lingkungan dan tantangan baru ini. Namun terlepas dari tantangan yang dihadapi dalam perkuliahan tersebut, tim penulis tetap mampu menyelesaikan dan menghasilkan desain-desain yang baik, seperti yang dapat dilihat dalam buku ini. Dokumentasi proses perancangan dalam bentuk buku ini tidak hanya digunakan sebagai instrumen penilaian perkuliahan, tapi juga sebagai sebuah manifesto dari apa yang mampu dilakukan oleh mahasiswamahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan. Kedepannya buku ini dapat menjadi artefak yang mengindikasikan pencapaian tim penulis, dan juga referensi untuk pembelajaran angkatanangkatan selanjutnya. Semoga para pembaca dapat menelaah lebih lanjut dan memetik pembelajaranpembelajaran baru dari buku ini.

v


Kata Pengantar Oleh Jessine Suliang, Geraldine Karnadi, & Kimberly Mulia, selaku desainer dan penulis. Puji syukur kepada TYME yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas penelitian yang berjudul ‘The Story of Breotic’ dengan benar dan tepat waktu. Pada mata kuliah Studio Utama 3 di tahun pembelajaran ke-3, Jurusan Desain komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan bekerjasama dengan jurusan Teknologi Pangan untuk acara Food Explore yang diadakan jurusan teknologi pangan setiap tahun. Dengan ini, penulis sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual dalam mata kuliah Studio Utama 3 memiliki fokus pembelajaran membangun identitas visual dan juga desain kemasan untuk sebuah produk makanan yang dikembangkan pihak Teknologi Pangan.

vi

Proyek ini membantu serta melatih penulis dalam membangun sebuah identitas visual sesuai yang diminta klien, dalam hal ini/projek ini dari mahasiswa teknologi pangan. Dalam buku ini telah dijelaskan serta didokumentasi perkembangan pembangunan identitas visual Breotic mulai dari riset mengenai produk dengan mengumpulkan data-data, brainstorming, membangun dan mencoba 3 alternatif desain yang berbeda dan serta beberapa kali berdiskusi dengan klien dan pada akhirnya desain final yang telah dipilih dapat merepresentasikan produk tersebut.




Table of Contents 12 Summary

CHAPTER 1 18 Product 20 20 21 21 21 21

Background About the Product Basic Ingredients Product Advantages Product Consumer Product Value

CHAPTER 2 24 Brand 26 27 27 27 27

Target Audience Value Proposition Design Demand Tone & Manner Keywords

CHAPTER 3 28 Logo 30 Design Concept 30 Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative 34 Final Logo Design

CHAPTER 4 36 Visual Identity 38 Design Concept 38 Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative 40 Final Visual Identity Design

CHAPTER 5 46 Packaging Design 48 Design Concept 49 Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative 50 Final Packaging Design 58 Seasonal Packaging Design

CHAPTER 6 66 Digital Media Design 68 70 76 85

Persona & User Journey Design Concept & Exploration Final Digital Media Design Promotional Strategy

90 Closing 91 Reference List 91 Image List


Summary About the Brand Breotic adalah alternatif roti sehat yang menggunakan tempe sebagai sumber protein dan probiotik. Produk Breotic dibuat dari bahan-bahan yang natural dan bebas dari pengawet, sehingga sehat untuk dikonsumsi anak-anak dan dewasa.

1.1 Target Market Breotic ditujukan kepada anak-anak yang berumur 6-12 tahun, dan orangtua yang memiliki anak dengan umur tersebut. Produk ini juga ditujukan kepada masyarakat yang paham dan ingin menjalani gaya hidup yang sehat.

1.2 Product Advantages Manfaat dari Breotic adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran kepada masyarakat khususnya untuk anak kecil mengenai kurangnya probiotik dan supaya mereka dapat mengkonsumsi probiotik dengan mudah melalui makanan yang enak. Karena produk Breotic menekankan aspek kesehatan pada produknya maka mungkin kurang menjadi ancaman bagi toko roti artisan, yang menekankan produk rotinya pada rasa yang bervariasi dan produk roti yang mengejar keindahan, bukan menekankan manfaat. Dalam pasar juga produk Breotic merupakan produk yang baru dan juga 12

kandungan dan manfaat dari produk itu sendiri, maka audiens mungkin kurang tertarik karena produk ini masih kurang dikenal dalam masyarakat. Akan tetapi sisi baiknya adalah karena Breotic merupakan produk roti pertama yang menggunakan tempe sebagai bahan utamanya, maka belum ada saingan yang menjadi ancaman yang besar sehingga audiens hanya akan mencari produk tersebut. Breotic ingin meningkatkan kepedulian kesehatan pada masyarakat, melalui produk Breotic yang sehat tetapi juga enak. Produk Breotic ini bukan hanya sehat tetapi juga etis, maka itu bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan lokal dari para petani Indonesia untuk membantu dan meningkatkan daya saing. Selain itu, merk Breotic ingin mengurangi juga pemakaian single-use plastic, maka itu Breotic menggunakan bahan-bahan yang lebih mudah degenerasi seperti bahan duplex. Breotic juga memiliki misi selain menyadarkan audiens mengenai gaya/pola hidup yang sehat, tetapi juga ingin menunjukkan gaya/pola hidup yang sustainable untuk mengurangi limbah sampah di bumi.

1.3 Ingredients Breotic menggunakan tempe sebagai bahan utama karena tempe adalah sumber probiotik yang alami dan juga merupakan sumber protein sehingga mengandung probiotik dan protein


2.1 Alternatif I yang lebih tinggi daripada roti lain pada umumnya. Probiotik merupakan bakteri baik yang masih hidup dan disebut juga sebagai flora usus, berguna untuk menjaga dan mengembalikan keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri patogen di usus, agar kesehatan pencernaan terjaga baik. Probiotik utama adalah Laktobasilus (Lactobacillus) dan Bifidobakteri (Bifidobacteria) yang membantu proses pencernaan, proses sintesa vitamin B (terutama asam folat), menurunkan kadar amonia dan kolesterol darah, menetralkan racun, dan meningkatkan sistem imun. Selain menggunakan tempe sebagai bahan utama, produk Breotic juga menggunakan keju dan ube untuk varian rasa yang lain. Adanya varian rasa adalah supaya konsumen tidak bosan dengan 1 rasa saja, dan juga menambah manfaat pada produk roti Breotic.

Logo Setelah melakukan analisa terhadap target audiens dan juga brand image yang ingin dicapai, Breotic menggunakan 3 kata kunci yang menjadi basis dari perancangan desain Breotic. Ketiga kata kunci tersebut adalah energetic, fun, dan healthy. Karena sasaran pasar Breotic adalah untuk anak-anak yang berumur 6-12, penulis ingin merancang visual kemasan yang menyenangkan dan baru, namun tetap menunjukkan aspek kesehatan dan manfaat yang baik pada produk Breotic sehingga audiens dari segala umur dan kalangan dapat tertarik pada produk yang baru ini.

Alternatif desain pertama didasari oleh kata kunci ‘energetic’. Alternatif pertama menunjukkan sisi energik dari anak-anak yang merupakan target utama dari Breotic sehingga dapat mencerminkan target audiens dari Breotic. Pada alternatif pertama ini, penulis ingin memikat anak-anak secara langsung sehingga penggunaan gaya ilustrasi dijadikan lebih kekanakkanakan. Logo dari alternatif pertama ini didapat dari bentuk roti sendiri dan dijadikan focal point dari logo. Untuk perancangan packaging, penulis menambahkan window pada bagian depan packaging supaya pembeli dapat melihat produk secara langsung karena produk Breotic sendiri yang masih terdengar asing. Penggunaan kotak pada packaging dikarenakan keinginan klien untuk menjaga bentuk dari roti sehingga tidak terganggu.

2.2 Alternatif II Alternatif desain kedua didasari oleh kata kunci ‘fun’ untuk menunjukkan sifat playful dan menyenangkan pada anak-anak. Logo untuk alternatif kedua ini ingin menyerupai bentuk roti supaya jelas akan apa yang brand ini jual, kemudian penulisan ‘Breotic’ itu sendiri dibuat berlikuk-likuk dan rounded, dan mengikuti bentuk roti supaya adanya kesan ‘playful’ pada logo, juga ingin menyerupai sistem pencernaan yang bersifat sempit dan berlikuk-likuk juga. Ilustrasi yang lain untuk alternatif pertama ini diatur dengan adanya pola supaya terlihat lebih playful untuk anak-anak. Palet warna untuk alternatif pertama ini juga menggunakan warnawarna yang mencolok dan terang 13


supaya mudah dikenali oleh audiens. Dalam alternatif kedua ini juga didapati adanya maskot pada setiap varian rasa supaya adanya interaksi antara brand dengan audiens, dan supaya anak-anak lebih tertarik.

2.3 Alternatif III Alternatif desain ketiga didasari oleh kata kunci ‘healthy’. Pada alternatif ketiga ini ingin menunjukkan aspek manfaat yang didapatkan dari mengonsumsi breotic yaitu kesehatan tubuh dan juga pencernaan yang lancar. Dari warna hijau dan juga elemen-elemen visual yang menunjukan bahan-bahan natural yang dipakai dalam Breotic tersebut, tetapi masih kelihatan ‘fun’ dari gaya ilustrasi. Dalam logo alternatif ketiga, bentuk terlihat sangat organik yang memiliki banyak lengkungan dan juga terdapat representasi gandum pada huruf ‘B’. Hal ini dikarenakan logo alternatif ketiga ingin menunjukan aspek ‘healthy’.

2.4 Final Logo Logo yang akhirnya dipakai menjadi final logo yaitu alternatif yang pertama karena mampu menggambarkan produk Breotic dengan desainnya yang friendly, fun, dan energetic juga dapat terlihat dengan jelas dari logonya bahwa Breotic adalah produk roti, yaitu dari huruf ‘o’ yang digambarkan menyerupai bentuk roti. Dengan logo tersebut juga digunakan tekstur grain supaya konsisten dengan identitas visualnya, dan supaya tidak terlihat terlalu kaku.

Visual Identity Breotic ingin menunjukkan suatu perasaan yang ramah, menyenangkan 14

dan juga sehat, yang senada dengan visi dan misi Breotic, maka itu dibuatlah identitas visual yang memiliki kesatuan yang kuat dan unik, sesuai dengan image Breotic. Melalui visual yang dinamis juga warna yang fun maka terciptalah keseimbangan pada desain secara keseluruhan. Warna yang digunakan untuk visual identity Breotic terdapat 5 warna yaitu; hijau muda, hijau tua, pink muda, putih dan juga kuning. Penggunaan warna yang cukup sedikit tersebut digunakan untuk membangun sebuah identitas yang kuat dimana audiens lebih mudah untuk mengingat visual Breotic. Warna tersebut diaplikasikan dengan flat color, dan juga menggunakan tekstur grain. Ilustrasi Breotic yang utama adalah ilustrasi bahan-bahan Breotic seperti; kacang kedelai, gandum, dan tempe yang diatur menjadi sebuah pattern. Selain itu terdapat juga maskot berbentuk manusia khususnya anakanak, dan juga maskot berbentuk dari bahan-bahan tersebut. Maskot anakanak digambarkan dengan pose seperti sedang loncat dan bermain perosotan untuk membangun suasana yang menyenangkan.

3.1 Color Breotic memiliki tiga varian rasa yang akan dijelaskan lebih lanjut, dengan hal ini maka dibuat kombinasi colour palette yang berbeda untuk setiap rasa, contohnya: packaging untuk rasa keju memiliki colour palette dengan penggunaan warna dominan orange. Selain penggunaan warna, maskot untuk setiap rasa juga berbeda. Pada rasa original menggunakan maskot kacang kedelai, pada rasa keju menggunakan maskot berbentuk keju.


3.2 Typography Tipografi yang digunakan adalah Chelsea Market dan Zilla Slab. Chelsea market adalah typeface sans serif yang memiliki irregular borders dan juga typeface ini memiliki kesan ‘childish’ seperti tulisan tangan, karena hal ini penggunaan typeface tersebut dapat membantu membangun suasana yang menyenangkan. Typeface ini lebih sering digunakan sebagai headlines, tetapi juga masih digunakan dalam sebuah paragraf. Zilla slab merupakan typeface serif slab yang kontemporer. Meskipun serif, tetapi typeface ini cukup modern dan juga simpel sehingga dapat membantu membangun suasana yang ‘fun’ tersebut. Typeface ini lebih sering digunakan dalam sebuah paragraf dibandingkan sebagai sebuah headline.

Packaging Packaging Breotic ingin menunjukkan ‘healthy’ dan juga memperlihatkan sisi ‘fun’ dan ‘energetic’. Hal ini dilakukan dengan menggunakan visual identity yang telah dikembangkan dengan warnawarna, tipografi, dan ilustrasi tersebut. Bahan untuk packaging primer dan sekunder menggunakan duplex box dengan laminasi plastik di dalamnya untuk menjaga kebersihan dan higiene pada produk. Breotic menggunakan bahan tersebut karena memiliki misi juga untuk mengurangi limbah, dan walaupun memang tetap di laminasi akan tetapi dengan cara tersebut dapat mempermudah proses degenerasi packaging. Breotic memiliki beberapa jenis packaging yang berbeda, yaitu primary packaging, variant size packaging,

secondary packaging, tertiary packaging, dan seasonal packaging yaitu untuk merayakan valentine’s day.

4.1 Primary Packaging Primary packaging merupakan packaging yang bersentuhan langsung dengan produk roti sehingga tetap harus mengutamakan kebersihan untuk produk. Dalam primary packaging terdapat beberapa informasi mengenai produk tersebut dan juga sekilas mengenai brand Breotic. Aplikasi logo pada packaging-packaging Breotic memiliki skala yang cukup besar dengan tujuan audiens saat melihat packaging Breotic, akan melihat logo terlebih dulu atau akan mempermudah mereka mencari dan mengenali logo pada packaging tersebut. Hal ini dikarenakan Breotic merupakan produk yang baru dalam pasar sehingga membutuhkan pengenalan terlebih dulu. Packaging ini juga menjadi pelindung untuk produk, sehingga berbentuk persegi panjang untuk menjaga bentuk roti dan melindunginya supaya tidak mudah tertekan/rusak jika bertumpuk. Di dalam primary packaging terdapat tray dari aluminum foil pada bagian bawah sebagai alas roti. Primary packaging tersebut juga terdapat window yang berbentuk persegi panjang melengkung agar pembeli bisa melihat terlebih dahulu seperti apa produk Breotic, bagaimana kondisinya dan juga untuk mengecek apakah roti tersebut terlihat fresh dan dalam kondisi baik. Ukuran primary packaging adalah 20x10x10 cm yang berisi 10 potongan roti. Bahan yang dipakai untuk packaging adalah 15


bahan duplex dengan ketebalan 260 gsm dan di laminasi pada bagian dalam. Pemakaian laminasi digunakan karena roti biasa mengeluarkan sedikit minyak dan saat bersentuhan langsung dengan kertas duplex, minyak akan tembus. Maka laminating plastik digunakan untuk menahan minyak menembus dan juga untuk alasan higienis. Primary packaging juga memiliki 3 varian rasa yaitu original, cheese dan ube. Masing-masing rasa memiliki warna dan ilustrasi, dan maskot masingmasing. Untuk rasa original memiliki warna dominan hijau, keju dengan warna oranye, dan ube dengan warna ungu. Dengan warna yang berbedabeda namun visual yang konsisten maka konsumen dapat dengan mudah mengenali produk Breotic meskipun hanya melihat dengan sekilas.

4.2 Size Variant Packaging Variant size packaging juga merupakan packaging yang bersentuhan langsung dengan produk roti, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, yaitu 10x10x10 cm yang berisi 5 potongan roti. Ukuran tersebut adalah setengah dari ukuran primary packaging untuk porsi yang lebih sedikit dan untuk konsumen yang ingin makan roti lebih sedikit atau ingin mencoba terlebih dahulu.

4.3 Secondary Packaging Secondary packaging Breotic merupakan bundle berukuran 30x20x10 cm yang dapat berisi 3 primary packaging dengan 3 rasa yang berbeda. Hal ini dibuat untuk memudahkan konsumen jika ingin beli produk berupa bundle, dan juga memiliki harga 16

potongan dibanding dengan jika beli satu-satu. Karena packaging ini berisi produk dengan 3 rasa yang berbeda, maka digunakan label setiap rasa dengan mockup perwakilan masingmasing rasa dan juga warna setiap rasa agar konsumen dapat secara langsung mengidentifikasi bahwa produk tersebut terdapat 3 rasa tersebut, bukan hanya dengan teks varian rasa. Pada packaging ini juga terdapat handle supaya memudahkan konsumen jika ingin membawanya. Ketebalan untuk packaging ini lebih tebal dari yang primary, karena menahan lebih banyak produk. Maka itu dipakai bahan duplex box dengan ketebalan 310 gsm untuk menjaga keamanan produk. Untuk packaging ini juga menggunakan sistem latching supaya dapat memudahkan pekerja untuk menumpuk packaging jika belum dipakai, dan mudah dirakit ketika ingin dipakai.

4.4 Tertiary Packaging Tertiary packaging adalah bagian packaging paling luar yang berukuran 40 x 30 x 30 cm yang dapat berisi 6 secondary packaging. Tertiary packaging menggunakan bahan cardboard box dan hanya menggunakan 2 warna karena pertimbangan penghematan biaya. Konsumen saat berbelanja tidak akan melihat tertiary packaging tersebut, Tertiary box digunakan hanya untuk proses pengiriman dari supplier ke retail seperti supermarket. Karena itu packaging ini hanya menggunakan sedikit warna cukup untuk mengetahui bahwa box tersebut milik Breotic.


4.5 Seasonal Packaging Valentine’s edition packaging adalah packaging-packaging yang memiliki edisi seasonal yaitu valentines. Primary packaging, variant size packaging, secondary packaging dan juga tertiary packaging semua memiliki valentine’s edition packaging yang banyak menggunakan visual bentuk hati dan juga warna mascot ditambahkan warna merah muda untuk memperlihatkan valentines. Desainer telah mempertimbangkan hal tersebut supaya merk Breotic tetap terlihat jelas walaupun dengan banyaknya tambahan visual valentine’s.

Digital Media Design Akun Breotic terdapat pada berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube dan juga dalam marketplace online Tokopedia. Pada akun Instagram dan Facebook terdapat informasi yang lengkap mengenai Breotic, dari pengenalan awal kepada masyarakat untuk meningkatkan awareness, fakta-fakta unik mengenai Breotic untuk meningkatkan interest, manfaat Breotic untuk tubuh dan dampaknya pada masyarakat dan bumi untuk meningkatkan desire, dan periklanan mengenai promosi dan giveaway untuk meningkatkan call to action. Pada setiap akun media sosial juga dapat dijadikan jalur komunikasi antara masyarakat dan Breotic untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pada akun Youtube

menggunakan Youtube Ads yang berupa video pengenalan produk Breotic supaya dapat menaikkan publikasi dan pengenalan mengenai produk Breotic kepada masyarakat. Dalam setiap platform media sosial juga akan tertera akun media sosial lainnya dan ke toko online Breotic di Tokopedia menggunakan Linktree untuk memudahkan konsumen dalam mencari akun Breotic yang lainnya dan jika ingin membeli produk Breotic.

17


Chapter One CHAPTER 1 Product Background About the Product Basic Ingredients Product Advantages Product Consumer Product Value

18


1 PRODUCT

19


1.1 Background Breotic adalah produk roti tempe. Nama Breotic diambil dari gabungan antara kata ‘bread’ (roti) dan kata ‘probiotik’ itu sendiri. Tempe digunakan sebagai salah satu komposisi utama karena tempe adalah sumber probiotik yang alami dan juga merupakan sumber protein sehingga mengandung probiotik dan protein yang lebih tinggi daripada roti lain pada umumnya. Probiotik adalah bakteri-bakteri sehat yang khususnya membantu memperlancar pencernaan. Breotic membuat produk ini dengan tujuan supaya anak-anak senang mengkonsumsinya. Selain untuk kesehatan tubuh, Breotic juga menggunakan tempe untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat tempe yang beragam dan untuk membantu para petani dan pengelola tempe pada desa-desa terpencil.

1.2 About the Product Breotic merupakan roti yang tidak hanya sehat, tetapi juga enak dan bervariasi dengan adanya 3 varian rasa, yaitu original, keju dan ube. Jika pembeli ingin mencoba terlebih dahulu maka ukuran kemasan Breotic juga memiliki 2 ukuran, yang besar yaitu berisi 10 potongan dan yang lebih kecil yang berisi 5 potongan. Produk Breotic juga tidak menggunakan pengawet ataupun bahan-bahan kimia lainnya, sehingga aman untuk dikonsumsi segala usia. 20


1.3 Basic Ingredients Produk Breotic yang merupakan roti tempeh dibuat dari bahan-bahan utama yaitu tempe dan tepung. Selain itu juga terdiri dari susu, gula, ragi aktif, telur, garam, mentega dan minyak kelapa. Untuk setiap varian rasa ditambah perasa masing-masing rasa.

1.4 Product Advantages 1. Aman untuk dikonsumsi segala usia. 2. Produk ini memiliki banyak nutrisi probiotik dibandingkan dengan produk roti lainnya sehingga konsumen dapat meningkatkan sistem pencernaannya. 3. Produk ini bebas dari penggunaan bahan-bahan pengawet sehingga konsumen tidak usah khawatir akan zat-zat buruk.

Fig 1.1 1st Product Trial

1.5 Product Consumer Produk roti tempe Breotic menjadi alternatif asupan probiotik dan Probiotic anak-anak yang tidak suka makan sayur. Selain anak-anak adalah dewasa dimana beberapa orang dewasa juga tidak suka makan sayur.

1.6 Product Value Breotic adalah produk roti yang terbuat dari tempe. tempe mengandung probiotik yang tinggi, yang membantu melancarkan pencernaan dan juga menjadi asupan protein. Breotic ingin memberikan alternatif yang sehat dan dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia terutama anak-anak yang membutuhkan asupan probiotik dan juga protein.

Fig 1.2 2nd Product Trial

21


umentation Doc

Fig 1.3 Breotic Food Explore Presentation

Fig 1.4 Virtual Meeting with Lecturers

22


umentation Doc

Fig 1.5 Virtual Meeting with Lecturers

Fig 1.7 Online Team Discussion

Fig 1.8 Virtual Meeting with Client Fig 1.6 Online Team Discussion

23


Chapter Two CHAPTER 2 Brand Target Audience Value Proposition Design Demand Tone & Manner Keywords

24


2 BRAND

25


2.1 Target Audience 2.2.1 Primary Target Dewasa yang memiliki anak (20-35 tahun). Orangtua menjadi target utama Breotic karena merekalah yang akan membeli produk secara langsung untuk mereka sendiri, keluarga mereka, dan juga anakanak mereka.

2.2.2 Secondary Target Anak-anak berumur 6-12 tahun. Anakanak berusia 6-12 tahun merupakan target Breotic karena produk Breotic dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.

2.2.3 Gender Target audiens Breotic gender neutral karena produk Breotic dapat dinikmati oleh siapapun mulai dari anak-anak hingga lansia.

2.2.4 Social Status Status sosial yang ditargetkan adalah kelas menengah, namun Breotic bertujuan untuk membuat produk yang dapat dinikmati dan dikonsumsi oleh semua kalangan sosial.

2.2.5 Lifestyle Orang-orang yang memperhatikan kesehatannya dan sadar dan juga mengerti mengenai pola makan yang sehat dan nutrisi yang dibutuhkan.

26


2.2 Value Proposition Breotic memberikan produk roti tempeh pertama di Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan natural dengan tujuan untuk mencukupi asupan probiotik dan protein dalam bentuk roti yang dapat dinikmati dengan berbagai cara.

2.3 Design Demand Klien menginginkan design yang menunjukan ‘fun’ karena target market Breotic adalah anak-anak umur 6-12. Anak-anak pada umur tersebut biasa tidak suka makan sayur, maka Breotic ingin anak-anak tersebut makan roti yang membantu pencernaan dan

meningkatkan kesehatan, maka dari itu kami ingin menonjolkan ‘fun’ agar menarik perhatian mereka. Klien tidak menginginkan desain visual yang menggunakan warna-warna membosankan dan pucat karena tidak akan cocok dengan target audiens.

2.4 Tone & Manner Fun, Playful, Healthy, Energetic

2.5 Keywords Fun, Visual Identity, Bread

Fig 2.1 Moodboard

27


Chapter Three CHAPTER 3 Logo Design Concept Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative Final Logo Design

28


3 LOGO

29


3.1 Design Concept Logo untuk sebuah brand sangatlah penting untuk membantu pelanggan dan calon pelanggan untuk mengidentifikasi brand. Untuk menciptakan logo yang dapat diientifikasi dengan mudah, rancangan logo untuk Breotic didasarkan oleh beberapa kata kunci yang telah dipilih. Setiap alternatif rancangan logo dirancang berdasarkan satu kata kunci. Ketiga kata kunci yang digunakan adalah energetic, healthy, dan fun. Kata kunci yang telah dipilih merepresentasikan Breotic sebagai sebuah brand dan harapannya adalah supaya brand Breotic dapat menciptakan ciri khas tersendiri dan juga dapat diperkenalkan ke pasaran sebagai brand roti tempe yang unik dan juga sehat. Selain itu, brand image yang ingin diciptakan Breotic adalah bahwa Breotic dapat dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang dewasa sebagai makanan sehat yang dapat dikonsumsi sehari-hari dan secara teratur. Roti tempe ini juga dapat dijadikan pengganti sayur-sayuran bagi mereka yang kurang suka mengkonsumsi sayuran terutama anak-anak. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, arahan desain yang diambil adalah untuk fokus terhadap aspek sehat dan juga fun dari Breotic.

30

3.2 Design Exploration 3.2.1 Alternative I Alternatif pertama ini menekankan kata kunci energetic. Logo alternatif 1 terinspirasi dari bentuk roti sendiri dan juga dari seberapa aktifnya anak-anak. Logo ini juga memiliki edge yang rounded supaya lebih terlihat fun dan friendly. Penempatan huruf dibuat curve supaya terlihat dinamis dan energetik. Pada logo pertama ini, huruf o pada logo dibuat sehingga menyerupai bentuk roti yang fluffy. Bentuk huruf o inilah yang dijadikan titik fokus dalam logo alternatif pertama ini. Pada alternatif ini, warna yang digunakan untuk logo adalah warna-warna cerah untuk menekankan aspek energik dan ceria.


THE FIRST TEMPEH BREAD

Fig 3.1 Alternative I Logo Explorations

Fig 3.2 Further Logo Explorations

Fig 3.3 Alternative I Final Logo

31


3.2.2 Alternative II Pada alternatif kedua, kata kunci yang ingin ditonjolkan adalah healthy. Logo tersebut terinspirasi dari tanamantanaman yang menjadi bahan dasar produk Breotic dan juga manfaat yang didapatkan konsumen saat mengkonsumsi Breotic yaitu melancarkan sistem pencernaan.

Maka dari itu bentuk dari logo tersebut dibuat dinamis dan organik dan memiliki banyak lengkungan. Pada huruf ‘B’ terdapat bentuk gandum yang merupakan salah satu bahan dasar produk roti Breotic. Representasi gandum tersebut menambah kesan healthy pada logo alternatif kedua.

Fig 3.4 Alternative II Logo Explorations

Fig 3.5 Alternative II Final Logo

32


3.2.3 Alternative III Pada alternatif logo ketiga ini ingin menunjukkan kesan playful dan fun pada warna dan bentuk dari logo tersebut. Logo alternatif ketiga ini menggunakan bentuk roti supaya dapat terlihat jelas bahwa brand tersebut adalah brand roti. Tulisan ‘Breotic’ kemudian ada dalam bentuk roti tersebut dalam bentuk negative space dari bentuk roti itu sendiri

Penempatan & bentuk kata yang berlikuliku dan padat juga ingin menyerupai sistem pencernaan untuk menekankan manfaat dari produk. Warna yang dipilih ingin menunjukkan karakter anak-anak yang menyenangkan & cerah supaya audiens dapat mengenali dengan mudah produk Breotic meskipun dilihat dari jauh/sekilas. .

Fig 3.6 Alternative 3 Logo Explorations

Fig 3.7 Alternative III Final Logo

33


3.3 Final Design 3.3.1 Design Concept Produk Breotic, yaitu roti tempe, tergolong asing dan baru bagi para pelanggan sehingga perancangan desain logo sangatlah penting untuk menarik perhatian para calon pelanggan. Seperti yang dikatakan Paul Rand, “A logo doesn’t sell (directly), it identifies”. Logo untuk sebuah brand sangatlah penting untuk membantu pelanggan dan calon pelanggan untuk mengidentifikasi brand.

3.3.2 Logo Design Logo final Breotic secara keseluruhan terlihat lebih sederhana dan natural. Logo ini merupakan hasil dari logo alternatif pertama yang dikembangankan. Huruf ‘o’ dalam logo ini membentuk bentuk roti dan tetap menjadi titik fokus dari keseluruhan logo. Supaya huruf bagian ‘o’ ini terlihat jelas, ukuran dari huruf lain disesuaikan supaya setiap huruf tidak saling bersaing dan huruf ‘o’ tetap menjadi titik fokus paling utama. Upaya untuk terlihat menyenangkan dan dinamis pun tetap terlihat dari penempatan setiap huruf yang disusun membentuk lengkungan. Logo juga diberikan efek tekstur yang lebih terlihat saat diperbesar. Upaya ini adalah supaya

Fig 3.9 Final Logo Breotic (White) 34

logo Breotic terlihat natural dan tidak terlalu kaku. Alasan tekstur tidak dibuat terlalu ekstrim adalah supaya logo tetap terlihat padat dan jelas saat dalam ukuran yang kecil.

3.3.3 Color Pemilihan warna untuk logo ini cukup sulit karena memiliki banyak pertimbangan, contohnya adalah warna harus dapat membantu logo menunjukkan sisi energetik dan fun, namun juga harus menunjukkan sisi healthy. Alasan penggunaan warna hijau adalah supaya terlihat natural dan sisi sehatnya pun terlihat. #ffffff C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0 R: 255 G: 255 B: 255 #70c71a C: 59 M: 0 Y: 100 K: 0 R: 112 G: 199 B: 26

Fig 3.8 Primary Color Logo

3.3.4 Typography

Untuk logo, ada 2 typeface yang

Fig 3.10 Final Logo Breotic (Green)


digunakan, yaitu Silverkids dan Lindsay. Gaya tipografi yang dipilih betujuan untuk menekankan sisi fun dari Breotic sehingga gaya typeface yang digunakan adalah gaya tulisan tangan anak-anak sehingga anak-anak lebih merasa terkoneksi dengan produknya. Typeface untuk logo juga dimodifikasi dan disesuaikan dengan image brand Breotic. Pertama, setiap sudut dari bentuk huruf di

3.3.5 Changes

Fig 3.11 First Logo

1. Silverkids (Logo) abcdefghijklmnopqrstuvwxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ1234567890

2. Lindsay (Tagline) abcdefghijklmnopqrstuvwxyzABCDEFGH IJKLMNOPQRSTUVWXY Z1234567890 Fig 3.12 Final Logo 1. Perubahan weight dari setiap huruf terlihat cukup signifikan, logo akhir memiliki weight yang rata. 2. Huruf ‘o’ lebih ditekankan supaya terdapat emphasis dan dapat menjadi titik fokus logo. 3. Typeface untuk tagline diubah menjadi lebih sesuai dan supaya terlihat lebih jelas. 4. Permainan penempatan huruf pada logo dikurangkan supaya fokus tetap pada huruf ‘o’.

35


Chapter Four CHAPTER 4 Visual Identity Design Concept Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative Final Visual Identity Design

36


4 Visual Identity 37


4.1 Design Concept Produk roti Breotic ini merupakan sesuatu yang baru dalam pasar, maka itu dibutuhkan adanya identitas visual yang kuat yang dapat membedakan produk Breotic dengan produk roti lainnya. Setiap alternatif identitas visual didasari dengan keywords yang sama dengan logo, untuk menciptakan suatu konsep/ desain yang konsisten. Karena target market Breotic tergolong menjadi 2 bagian (anak-anak yang berusia 6-12 tahun, dan orangtua yang memiliki anak yang berumur 6-12 tahun) maka itu perancangan identitas visual Breotic harus mampu mencakup kedua belah pihak, sehingga harus adanya keseimbangan pada desain supaya terlihat approachable dan friendly untuk anak-anak maupun orangtuanya.

4.2 Design Exploration 4.2.1 Alternative I Elemen visual maupun ilustrasi yang digunakan dalam alternatif pertama cenderung memiliki style yang lebih kekanak-kanakan. Penggunaan warna pun merupakan warna-warna cerah supaya visual terlihat seru dan dapat memikat dan menarik perhatian anakanak. Ada pula penggunaan maskot supaya anak-anak dapat berinteraksi dan dapat memiliki sebuah kepercayaan terhadap produk. Menurut sebuah tinjauan sistematis dari 11 studi ilmiah eksperimental, sebuah kartun karakter yang asing dapat meningkatkan nafsu makan dan pilihan anak terhadap makanan sehat daripada yang tidak menggunakan kartun karakter sama sekali. 38

4.2.2 Alternative II Elemen visual pada alternatif ini berfokus kepada kata kunci healthy tetapi juga menunjukan fun dan energetic. Warna yang digunakan tidak terlalu banyak, terdapat 5 warna sehingga lebih identitas visual lebih mudah dkenali. Penggunaan warna hijau yang menjadi warna dominan dikarenakan ingin menunjukan sisi sehat dari Breotic. Warna yang digunakan adalah warna flat serta tekstur yang kasar. Selain ilustrasi bahan-bahan roti Breotic, maskot juga dibuat yang menggambarkan anak-anak seperti sedang loncat, untuk menunjukan mereka sedang bersenangsenang.

4.2.3 Alternative III Pada alternatif ketiga ini mengikuti keywords dari logo yaitu fun/playful, maka itu konsep yang digunakan untuk alternatif ketiga ini yaitu menggunakan warna yang cerah dan bentuk-bentuk yang mudah dikenali atau bentuk yang sederhana, supaya orangtua maupun anaknya mampu mengidentifikasikan varian rasa dari produk Breotic. Terdapat juga 3 maskot untuk setiap varian rasa supaya terkesan friendly dan interaktif kepada audiens.


Fig 4.1 Alternative I Visual Identity

Fig 4.2 Alternative II Visual Identity

Fig 4.3 Alternative III Visual Identity 39


4.3 Final Design 4.3.1 Design Concept Untuk menjadi sebuah brand yang menonjol dan bertahan lama, identitas visual dari sebuah brand harus memiliki karakter dan ciri khas yang kuat sehingga mudah diingat oleh pembeli dan calon pembeli. Dalam desain identitas visual Breotic, ada penggunaan karakterkarakter dan maskot supaya membantu membangun hubungan antara target audiens dengan brand. Karena Breotic memiliki sebuah keunikan, yaitu merupakan roti tempe pertama di Indonesia, maka hal tersebut di-highlight dalam rancangan identitas visual.

4.3.2 Visual Identity Design Identitas visual yang akhirnya digunakan merupakan perkembangan dari rancangan alternatif kedua karena perancangan dan konsep dari desain

tersebut sudah memiliki identitas yang kuat dan unik. Identitas visual tersebut mampu menunjukkan aspek dari fun dan juga healthy sehingga mampu digunakan dan dikembangkan lagi untuk membangun image brand Breotic. Ilustrasi yang digunakan memilki ciri khas tersendiri dengan style flat design dan juga tekstur grain yang muncul pada setiap rancangan.

4.3.3 Shape Identitas visual tersebut memiliki bentuk yang bulat dan dinamis, sehingga terlihat friendly untuk audiens. Identitas visual tersebut juga diberikan efek tekstur yang menyerupai logo yang dipilih supaya adanya kesatuan dalam seluruh perancangan desain. Hal tersebut juga supaya terlihat natural dan tidak kaku.

Fig 4.4 Final Visual Identity Design 40


Fig 4.5 Final Visual Identity Design (Ube)

Fig 4.5 Final Visual Identity Design (Cheese)

41


4.3.4 Typography

4.3.5 Color

Tipografi yang digunakan adalah Chelsea Market dan Zilla Slab. Chelsea Market adalah typeface sans serif yang memiliki irregular borders dan juga typeface ini memiliki kesan ‘childish’ seperti tulisan tangan, karena hal ini, penggunaan typeface tersebut membantu membangun suasana yang menyenangkan. Typeface ini lebih sering digunakan sebagai headlines, tetapi juga masih digunakan dalam paragraf.

Warna untuk identitas visual yang dipilih mencakup palet warna yang berbeda-beda untuk setiap varian rasa. Warna yang digunakan ingin menunjukkan aspek dari fun yang ingin brand tonjolkan, tetapi tetap ingin memperlihatkan aspek natural juga. Warna yang digunakan kontras dengan satu sama lain sehingga terciptakan emphasis pada identitas visual yang digunakan.

Zilla Slab merupakan typeface serif slab yang kontemporer. Meskipun serif, tetapi typeface ini cukup modern dan juga simple sehingga dapat membantu membangun suasana yang ‘fun’ tersebut. Typeface ini lebih sering digunakan sebagai paragraf dibandingkan sebagai headlines.

1. Chelsea Market abcdefghijklmnopqrstuv wxyzABCDEFGHIJKLMN OPQRSTUVWXYZ1234567890

2. Zilla Slab Regular abcdefghijklmnopqrstuvwxyzABCDEFGH IJKLMNOPQRSTUVWXYZ1234567890

SemiBold abcdefghijklmnopqrstuvwxyzABCDEFGH IJKLMNOPQRSTUVWXYZ1234567890

4.3.5.1 Original Flavor Ada 5 warna yang digunakan untuk identitas visual rasa original yaitu, white, grass green, dark green, flamingo pink, dan lemon yellow.

#ffffff C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0 R: 255 G: 255 B: 255 #70c71a C: 59 M: 0 Y: 100 K: 0 R: 112 G: 199 B: 26 #28823f C: 84 M: 25 Y: 100 K: 11 R: 40 G: 130 B: 63 #f9c5be C: 0 M: 27 Y: 18 K: 0 R: 249 G: 197 B: 190 #fae00a C: 4 M: 6 Y: 100 K: 0 R: 250 G: 224 B: 10

Fig 4.6 Original Color Palette 42


4.3.5.2 Ube Flavor Ada 6 warna yang digunakan untuk identitas visual varian rasa ube yaitu, white, purple amethyst, purple aubergine, flamingo pink, lemon yellow, dan marigold.

4.3.5.3 Cheese Flavor Ada 5 warna yang digunakan untuk identitas visual varian rasa cheese yaitu, white, tiger orange, burgundyt, flamingo pink, lemon yellow, dan marigold.

#ffffff C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0 R: 255 G: 255 B: 255

#ffffff C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0 R: 255 G: 255 B: 255

#9b62a9 C: 43 M: 72 Y: 0 K: 0 R: 154 G: 98 B: 168

#f15625 C: 0 M: 82 Y: 98 K: 0 R: 241 G: 86 B: 37

#722469 C: 62 M: 100 Y: 27 K: 13 R: 114 G: 36 B: 105

#b91f42 C: 200 M: 100 Y: 71 K: 9 R: 184 G: 31 B: 66

#f9c5be C: 0 M: 27 Y: 18 K: 0 R: 249 G: 197 B: 190

#f9c5be C: 0 M: 27 Y: 18 K: 0 R: 249 G: 197 B: 190

#fae00a C: 4 M: 6 Y: 100 K: 0 R: 250 G: 224 B: 10

#fae00a C: 4 M: 6 Y: 100 K: 0 R: 250 G: 224 B: 10

#f78d29 C: 0 M: 54 Y: 95 K: 0 R: 247 G: 141 B: 40

#f78d29 C: 0 M: 54 Y: 95 K: 0 R: 247 G: 141 B: 40

Fig 4.7 Ube Color Palette

Fig 4.8 Cheese Color Palette

43


4.3.6 Changes Sebelum 1. Maskot anak-anak hanya ada 2. 2. Ilustrasi-ilustrasi ingredients ada banyak dan beberapa mirip dengan satu sama lain. Sesudah 1. Maskot anak-anak ditambah menjadi 3. 2. Ilustrasi ingredients beberapa di eliminasi karena terlalu banyak varian dan beberapa mirip dengan satu sama lain, jadi yang dipakai hanya yang sangat berbeda. 3. Menambahkan maskot kacang kedelai.

44


Fig 4.3 Final Visual Identity Design

Fig 4.9 Illustration Explorations

Fig 4.10 Final Illustration

45


Chapter Five CHAPTER 5 Packaging Design Design Concept Design Exploration 1st Alternative 2nd Alternative 3rd Alternative Final Packaging Design Seasonal Packaging Design

46


5 PACKAGING 47


5.1 Design Concept Breotic memiliki target market anakanak berumur 6-12 tahun dan juga orang tua yang memiliki anak. Design packaging ingin menunjukan visual yang menyenangkan sehingga menarik perhatian anak-anak dan juga orang tua. Karena anak-anak memiliki kebiasaan yang tidak suka mengonsumsi sayur, maka Breotic akan membantu mereka mengonsumsi Probiotik dalam bentuk roti tempe. Dalam setiap alternatif packaging tetap menggunakan kata kunci fun, healthy dan energetic, hanya saja setiap alternatif packaging memiliki satu kata kunci yang lebih ditonjolkan.

48


5.2 Design Exploration 5.2.1 Alternative I Alternatif pertama ini menekankan kata kunci energetic. Logo alternatif 1 terinspirasi dari bentuk roti sendiri dan juga dari seberapa aktifnya anak-anak. Logo ini juga memiliki edge yang rounded supaya lebih terlihat fun dan friendly. Penempatan huruf dibuat curve supaya terlihat dinamis dan energetik.

Pada logo pertama ini, huruf o pada logo dibuat sehingga menyerupai bentuk roti yang fluffy. Bentuk huruf o inilah yang dijadikan titik fokus dalam logo alternatif pertama ini. Pada alternatif ini, warna yang digunakan untuk logo adalah warnawarna cerah untuk menekankan aspek energik dan ceria.

Fig 5.1 Alternative I Packaging Design

49


5.2 Design Exploration 5.2.2 Alternative II Desain packaging pada alternatif kedua juga ingin menunjukan sisi kesehatan dari produk Breotic. Dengan menggunakan ilustrasi bahan-bahan produk Breotic seperti; gandum, kacang kedelai, tempe, dll, bertujuan untuk menonjolkan bahanbahan natural yang digunakan Breotic. Ilustrasi tersebut juga menggunakan gaya penggambaran yang kekanak-kanakan yang memiliki flat color dengan texture yang grainy.

Selain itu, pada alternatif ini juga mengilustrasikan anak-anak yang sedang bermain perosotan. Perosotan tersebut merupakan sebuah representasi dari pencernaan usus yang lancar dan untuk memberi tahu konsumen bahwa dengan mengkonsumsi Breotic, konsumen dapat memiliki sistem pencernaan yang lancar.

Fig 5.2 Alternative II Packaging Design 50


5.2 Design Exploration 5.2.2 Alternative III Pada alternatif ketiga ini desain kemasan dirancang dengan dibuatnya pola menggunakan ikon-ikon setiap rasa untuk mencapai suatu konsep/identitas yang kuat pada setiap varian rasanya, juga ada setiap maskot pada kemasan supaya dapat lebih berinteraktif untuk anakanak. Pada kemasan ini juga terdapat window supaya pembeli dapat melihat produk roti Breotic didalam kemasan.

Setiap varian rasa pada kemasan juga memiliki warna yang berbeda-beda supaya mempermudah dikenalinya. Pada bagian belakang setiap desain kemasan juga terdapat ilustrasi yang berbedabeda yang mampu menunjukkan kegiatan anak-anak yang aktif dan sehat.

Fig 5.3 Alternative III Packaging Design 51


5.3 Final Design Final packaging design yang terakhir menggunakan ide utama dari packaging alternatif kedua. Packaging terdiri dari Primary packaging, Secondary packaging, dan tertiary packaging. Namun selain itu juga memiliki packaging untuk varian size, dan juga packaging valentine’s edition.

5.3.1 Design Concept 5.3.1.1 Primary Packaging Primary packaging merupakan packaging yang bersentuhan langsung dengan

produk roti tersebut. Primacy packaging berukuran 20x10x10 cm. Didalam Primary packaging terdapat alas yang berupa tray foil yang menjadi alas roti. Bahan yang digunakan adalah duplex 300 gsm dengan laminating bagian dalam untuk menjaga kebersihan roti tersebut. Window juga digunakan pada bagian depan agar konsumen bisa melihat kondisi dan seperti apa produk Breotic tersebut terlihat.

Fig 5.4 Final Packaging Design 52


Fig 5.5 Packaging Template 53


5.3.1.2 Secondary Packaging Secondary packaging merupakan bundle yang berukuran 30 x 20 x10 cm yang berisi tiga original size (primary packaging) dengan tiga rasa berbeda yaitu; original, cheese, dan ube. Ketiga rasa ini terdapat label dengan perwakilan warna yang dominan digunakan pada setiap rasa pada primary packaging. Original-hijau tua, Cheeseoranye, Ube-ungu. Bahan yang digunakan untuk secondary packaging sama dengan primary, yaitu duplex 300 gsm dengan laminating bagian dalam. Untuk template, menggunakan sistem locking bagian bawah untuk memudahkan proses merakit. Bagian yang dilem hanya satu bagian sehingga saat pengiriman dari pabrik ke retail, bisa digepengkan saja dan tidak perlu dilem satu-satu saat sampai ke retailer.

Fig 5.6 Secondary Packaging Design 54


Fig 5.7 Secondary Packaging Mockup

Fig 5.8 Secondary Packaging Template

55


5.3.1.3 Tertiary Packaging Tertiary packaging adalah packaging paling luar. Tertiary packaging berukuran 40 x 30 x 30 cm yang berisi 6 secondary packaging. Bahan yang digunakan untuk tertiary packaging adalah cardboard box karena dibutuhkan bahan yang tebal untuk menyangga isinya. Pada packaging ini warna yang digunakan hanya 2 warna untuk menghemat biaya tinta dan juga karena pembeli tidak akan melihat tertiary packaging tersebut, hanya saat pengiriman dari pabrik ke retail untuk dapat mengidentifikasi bahwa box tersebut berisi produk Breotic. 11234 Jakarta-Indonesia

Prod 11234

Net Weight : 1,8 kg (6 packs)

Net W

Produced By : PT. BREOTIC

Orig Che

inal

es

Ube

Tem

m e Te

Tem

peh

peh

peh

Brea Brea

Brea

d

d

d

MD M RI BPO 2918 23

Net W

Fig 5.9 Tertiary Packaging Mockup

Fig 5.10 Tertiary Packaging Template 56


Fig 5.11 Size Variant Mockup 5.3.1.4 Size Variant Packaging Kemasan varian size merupakan kemasan yang berisi produk roti setengah dari ukuran asli yaitu berisi 5 potong untuk konsumen yang ingin mengonsumsi roti dengan porsi lebih sedikit dari ukuran original. Ukuran kemasan adalah 10x10 cm dan menggunakan bahan yang sama (duplex) serta window seperti pada primary packaging.

Fig 5.12 Size Variant Template

57


Valentine’s Edition CHAPTER 5 Valentine’s Edition Primary Packaging Secondary Packaging Tertiary Packaging Size Variant Packaging

58


SEASONAL

59


5.4 Seasonal Design 5.4.1 Primary Packaging Seasonal Packaging berupa valentine’s edition yang juga terdapat pada primary packaging. Kesan valentines tersebut ditunjukan salah satunya dengan warna yang digunakan yaitu 3 warna merah muda yang berbeda dari terang ke lebih tua. Penambahan ilustrasi bentuk hati juga dilakukan dan di aplikasikan ke bagian background.

Selain itu, Ilustrasi dimodifikasi agar cocok dengan tema valentines tersebut dengan menambahkan laki-laki dan perempuan yang sedang bermain ayunan bersama.

Fig 5.13 Seasonal Prima Packaging Design 60


Fig 5.14 Seasonal Primary Packaging Template 61


5.4.2 Secondary Packaging Seasonal Packaging berupa valentine’s edition yang juga terdapat pada secondary packaging. Kesan valentines tersebut ditunjukan salah satunya dengan warna yang digunakan yaitu 3 warna merah muda yang berbeda dari terang ke lebih tua.Penambahan ilustrasi bentuk hati juga dilakukan dan

diaplikasikan ke bagian background. Selain itu, Ilustrasi dimodifikasi agar cocok dengan tema valentines tersebut dengan menambahkan laki-laki dan perempuan yang sedang bermain ayunan bersama.

Fig 5.15 Secondary Packaging Mockup

Fig 5.16 Secondary Packaging Template 62


5.4.3 Tertiary Packaging Tertiary packaging seasonal tersebut juga menggunakan 2 warna yaitu pink dan putih dengan alasan yang sama pada original tertiary packaging. Tetapi menggunakan warna pink untuk merepresentasikan produk-produk valentines edition.

Produced By : PT. BREOTIC 11234 Jakarta-Indonesia

Produced By : PT. BREOTIC 11234 Jakarta-Indonesia

Net Weight : 1,8 kg (6 packs)

Net Weight : 1,8 kg (6 packs)

Orig C

inal

e hees

Ube

Tem Te

Tem

peh

mpeh

peh

Brea Brea

Brea

d

Orig

d

Che

d

inal

Tem

Te ese

Ube

Tem

peh

mpe

peh

Brea

h Br

Brea

d

ead

d

MD M RI BPO 2918 23

MD M RI BPO 2918 23

Net Weight : 1,8 kg (6 packs)

Fig 5.17 Tertiary Packaging Design

Fig 5.18 Tertiary Packaging Template 63


Fig 5.19 Size Variant Packaging Mockup

5.4.4 Size Variant Packaging Seasonal Packaging berupa valentine’s edition yang juga terdapat pada Variant size packaging. Seperti pada primary valentines packaging, visual yang diaplikasikan sama. Perbedaannya hanya terdapat pada size, dan juga ilustrasi pada packaging di sesuaikan di kotak 10x10 cm tersebut.

Fig 5.20 Size Variant Packaging Template

64


umentation Doc

65


Chapter Six CHAPTER 6 Digital Media Design Design Concept Design Exploration Final Digital Media Design

66


6 DIGITAL MEDIA 67


Persona Nama

: Stevani

Gender

: Perempuan

Usia

: 32 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga/Pemilik online shop

Range Pendapatan

: IDR 10.000.000 - IDR 15.000.000

Tingkat pendidikan

: S1

Kondisi keluarga

: Menikah, 2 anak

Hobi

: Masak

Kondisi kesehatan

: Sehat

Gaya hidup

: Aktif, modern, sehat

Impian

: Membesarkan bisnis online

Ketakutan

: Work life balance yang tidak baik

Fig 6.0 Breotic’s Persona Subject 68


User Journey

69


6.1 Design Concept Karakteristik dari rancangan digital media dari Breotic adalah menyenangkan, interaktif, dan juga cerah. Ketiga hal tersebut sangatlah penting untuk rancangan digital media Breotic karena ketiga hal tersebut dapat membantu meletakkan Breotic sebagai brand yang terepercaya dan dapat berkompetisi di pasaran walaupun merk ini merupakan pendatang baru.

6.2 Design Exploration 6.2.1 Instagram Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh kebanyakan orang, sehingga memiliki akun Instagram merupakan hal yang bisa dibilang wajib. Karena target audiens Breotic termasuk para orangtua muda yang pastiny sangat sadar tentang teknologi, Instagram merupakan pilihan yang tepat. 6.2.1.1 Feed/Posts Melalui media sosial seperti Instagram, calon pembeli dan juga customer dapat berinteraksi secara langsung dan juga mendapatkan berbagai informasi-informasi yang penting melalui instagram post yang dirancang secara menyenangkan dan playful.

Fig 6.1 Instagram Feeds Exploration 70


6.2.1.2 Stories Sama seperti desain untuk feed, desain untuk story Instagram selalu memiliki tema yang menyenangkan dan warna yang digunakan juga warna-warna cerah dan latar belakang bertekstur supaya ada kesatuan dalam semua rancangannya.

Fig 6.2 Instagram Stories Explorations

71


6.2.1.3 Highlights Sama seperti desain untuk feed, desain untuk story Instagram selalu memiliki tema yang menyenangkan dan warna yang digunakan juga warna-warna cerah dan latar belakang bertekstur supaya ada kesatuan dalam semua rancangannya.

Fig 6.3 Instagram Highlights Cover

6.2.2 Facebook 6.2.2.1 Facebook Cover Dalam eksplorasi ini, facebook cover menggunakan ilustrasi-ilustrasi dengan gaya ciri khas Breotic.

You can also find us on our official website

Fig 6.4 Facebook Cover Exploration

72


6.2.2.2 Promotional Poster Poster pun dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu, awareness, interest, desire, call to action

Fig 6.5 Promotional Poster Explorations

73


6.2.3 Tokopedia 6.2.3.1 Catalog Eksplorasi rancangan katalog pada Tokopedia dibuat menyenangkan dan menggunakan warna-warna dari color palette Breotic. Tambahan ilustrasi juga untuk menunjukkan berbagai varian rasa dari Breotic.

Fig 6.6 Tokopedia Catalog & Banner 74


6.2.4 Youtube Ads 6.2.4.1 Thumbnail Thumbnail untuk iklan ini menunjukkan roti dan juga kemasan dari Breotic supaya orang yang menonton dapat mendapatkan informasi tentang iklan ini dengan cepat.

Fig 6.7 Youtube Ads Thumbnail Exploration

75


6.3 Final Design 6.3.1 Instagram 6.3.1.1 Feed/Posts Dalam media sosial Instagram, Breotic dengan pelanggan dapat berinteraksi secara langsung. Contoh-contoh informasi yang disampaikan melalui Instagram adalah mengenai produk seperti keunggulan produk, apa itu Breotic, lokasi toko, event-event tertentu seperti giveaway, dan masih banyak lagi. Kemudian feed diatur secara konsisten dengan penggunaan warna, fotografi, dan juga ilustrasi. Penggunaan teks dalam setiap post juga tidak terlalu banyak agar setiap orang yang melihat dapat mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan efektif. Post untuk Instagram ini akhirnya dibagi menjadi kurang lebih 4 kategori, yaitu post untuk meningkatkan awareness, untuk meningkatkan interest audiens, meningkatkan desire konsumen, dan yang terakhir untuk memfasilitasi call to action pembeli. 6.2.1.1 Feed/Posts

Fig 6.8 Instagram Feeds Arrangement 76

Fig 6.9 Final Instagram Feed


6.3.1.2 Stories Instagram stories pun dibagi menjadi 4 kategori yang sama seperti instagram post. Namun, di story biasanya informasi akan lebih lengkap dan direct. Kata kunci yang digunakan untuk merancang Instagram story adalah fun and energetic.

Fig 6.10 Final Instagram Stories Design 77


6.3.1.3 Highlights

Fig 6.11 Instagram Highlights Cover

6.3.2 Facebook 6.3.2.1 Facebook Cover Ada penambahan teks ‘the first tempeh bread’ alam eksplorasi final ini supaya facebook cover tetap memberikan informasi.

Fig 6.12 Facebook Cover Exploration 78


6.3.2.2 Promotional Poster Poster pun dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu, awareness, interest, desire, & call to action. Identitas visual untuk poster tetap sama dengan media-media lainnya.

Fig 6.13 Facebook Promotional Poster

79


Fig 6.14 Facebook Promotional Poster

6.3.3 Tokopedia 6.3.3.1 Catalog & Banner Katalog pada Tokopedia akan berisi 3 foto untuk per produk. Akan ada 4 varian produk dalam katalog Tokopedia, varian original flavor, cheese flavor, ube flavor, dan varian ukuran original flavor. Sedangkan banner digunakan untuk promosi-promosi dan informasi penting. 80


Fig 6.15 Tokopedia Store

Breotic - Original Tempeh Bread (10 slices)

Original Flavor

Fig 6.16 Product Catalog

81


Fig 6.17 Tokopedia Catalog Carousell

82


BREOTIC

Fig 6.18 Tokopedia Banner

83


6.3.4 Youtube Ads 6.3.4.1 Thumbnail Youtube ads dirancang secara efektif dan to the point supaya orang dapat melihat produk Breotic dengan cepat tanpa harus menonton video terlalu lama.

Fig 6.19 Final Youtube Ads Design

84


6.4 Promotional Strategy 6.4.1 Timeline

6.

Giveaway

5.

Promotion + Online Store

4.

Location Announcement Desire Post

3.

Brand Information

2.

Product Introduction

1.

Teaser & Brand Launching

85


6.4.2. Creating Awareness Karena Breotic merupakan merk dan inovasi yang baru, maka pemasaran Breotic dilakukan dalam berbagai platform media sosial supaya masyarakat dapat dengan mudah mengenal merk Breotic. Pada akun Instagram pertama-tama akan posting identitas Breotic itu sendiri, kemudian mulai memperkenalkan apa itu Breotic dengan menunjukkan manfaat-manfaat, varian rasa, dan packaging Breotic supaya audiens dapat membangun familiaritas pada produknya. Akun Instagram Breotic juga aktif dalam posting story supaya dapat menaikkan engagement sehingga semakin banyak yang melihat profil Breotic. Selain Instagram, Breotic juga melakukan promosi melalui akun Facebook, dimana akan ada pengumuman-pengumuman seperti giveaway dan promo, juga pada Youtube Ads supaya dapat memperkenalkan produk Breotic pada masyarakat. Dari masing-masing platform media sosial tersebut akan ada link yang dapat mengarahkan customer pada platform media sosial yang lainnya supaya audiens tidak kesulitan jika ingin melihat akun Breotic yang lainnya. Fig 6.20 Awareness Posts

86


6.4.3. Generating Interest Pada tahap ini, interest dibangun pada setiap audiens agar lebih tertarik dengan produk Breotic. Salah satu cara untuk membangun sebuah ketertarikan adalah dengan membangun identitas visual yang menarik dan kuat, serta pembuatan maskot-maskot Breotic. Maskot Breotic terdapat 2 macam, yaitu maskot anak-anak dan juga maskot dengan karakter kacang kedelai. Kedua maskot ini membantu mengekspresikan dan membangun hubungan dengan para audiens. Maskot ini pun membantu mengenalkan varian rasa produk-produk Breotic yaitu original, cheese, dan ube. Setiap rasa memiliki 2 jenis maskot anakanak dan maskot ingredient. Contohnya, pada rasa keju terdapat maskot dengan karakter keju. Dalam sosial media seperti Instagram juga diberikan informasi mengenai Breotic yang merupakan merk pertama yang memiliki produk roti tempe. Breotic bukan hanya sekedar produk roti tawar biasa tetapi memiliki kandungan probiotik dan juga protein dari tempe. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan interest audiens.

Fig 6.21 Interest Posts

87


6.4.4. Securing Desire Setelah interest telah dibangun, keinginan audiens harus dipertahankan karena saat audiens sudah memiliki keinginan, ada kemungkinan dimana mereka lupa akan produk tersebut atau keinginan mereka menurun. Maka dibutuhkan cara untuk mempertahankan keinginan pembeli. Salah satu cara adalah dengan melakukan promosi. Promosi yang dilakukan Breotic adalah dengan mengadakan diskon 20% pada pembelian bundle 3 rasa. Promosi tersebut bisa membuat calon pembeli lebih tertarik lagi untuk membeli produk Selain promosi juga dilakukan sebuah ‘giveaway’ pada Instagram dimana audiens harus follow dan tag 3 teman mereka pada postingan giveaway Breotic untuk memenangkan hadiah bread cutter yang berbentuk tetris agar anak-anak dapat makan roti dengan lebih menyenangkan. Dengan adanya giveaway, audiens akan ingin memenangkan hadiah tersebut.

Fig 6.22 Desire Posts

88


6.4.5. Facilitating Action Breotic terdapat beberada cara supaya audiens dapat membeli produk. Yang paling mudah adalah dengan pesan lewat akun Tokopedia Breotic, yang dapat diarahkan dari berbagai media sosial Breotic seperti Instagram, Facebook, dan Youtube. Karena memesan secara online merupakan sesuatu yang mudah dan terjangkau, apalagi dengan adanya promo di Tokopedia seperti free ongkir maka audiens cenderung menggunakan layanan tersebut. Pada akun tersebut juga audiens dapat menghubungi CS Breotic jika ingin bertanya-tanya terlebih dahulu. Dari akun Breotic di Instagram dan Facebook juga dapat digunakan sebagai jalur komunikasi antara pembeli dengan CS Breotic. Terdapat juga toko offline supaya audiens dapat berbelanja secara langsung, dan produk Breotic terdapat pada Farmers Market. Informasi mengenai toko offline Breotic dapat dilihat dari akun Instagram Breotic. Dengan berbelanja pada toko offline maka audiens dapat memegang dan merasakan produk terlebih dahulu sebelum membelinya, yang merupakan pengalaman yang berbeda dengan berbelanja pada toko online.

Fig 6.23 Facilitating Action

89


CLOSING Dalam perkuliahan Studio Utama III, tentunya banyak sekali ilmu yang telah kami dapatkan. Salah satunya adalah mengenai bagaimana merancang kemasan dengan baik dan juga halhal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan seperti penggunaan logo pada kemasan untuk brand yang baru pada pasar. Selain itu kami juga belajar cara merepresentasikan sebuah brand dalam desain packaging, digital media, dan lain-lain. Menurut kelompok kami, hasil perancangan identitas brand Breotic cukup memuaskan. Kami cukup senang dengan hasil desain kami yang cukup eye-catching dan cukup memiliki identitas yang kuat untuk sebuah brand. Tetapi, ada beberapa hal yang kami sayangkan dan tidak bisa kami realisasikan karena adanya keterbatasan waktu. Contohnya, packaging box untuk roti yang mendatangkan sisi pro dan kontra sehingga menjadi salah satu hal yang kami sayangkan untuk proyek kali ini. Selain itu, karena perkuliahan yang dijalankan secara online, banyak sekali hambatan-hambatan dalam mengerjakan proyek Studio Utama 3 ini. Salah satunya adalah mengenai proses percetakan yang dilakukan secara online yang sangat menyulitkan komunikasi antara kami dan pihak printing yang terus melakukan kesalahan berulangulang kali.

90

Dalam kuliah online ini, komunikasi antar anggota kelompok juga cukup sulit khususnya saat tahap-tahap awal dimana kita harus melakukan brainstorming mengenai identitas yang akan dibangun dan juga ide-ide logo. Tetapi pada akhirnya anggota kelompok kami dapat memiliki gambaran yang sama sehingga tidak terjadi banyak miskomunikasi pada perancangan desain kedepannya. Kami juga menyayangkan sekali tahun ini Studio Utama 3 tidak dapat mengadakan pameran dan membuat booth seperti biasanya sehingga kami tidak memiliki pengalaman yang sama dengan angkatan sebelumnya. Namun sisi positif yang kami dapatkan dengan melakukan tugas ini secara online adalah kami tidak mengeluarkan biaya sebanyak jika kita melakukan tugas ini secara offline.


REFERENCE LIST Turangan, Lily. 2016. “Prebiotik Dan Probiotik, Ini Beda Manfaatnya.” Kompas. Com. 2016. https://lifestyle.kompas.com/read/2016/01/29/090300623/prebiotik. dan.probiotik.ini.beda.manfaatnya?page=all. Kraak, V I, and M Story. “Influence of Food companies’ Brand Mascots and Entertainment companies’ Cartoon Media Characters On Children’s Diet and Health: A Systematic Review and Research Needs.” NCBI. December 17, 2014. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4359675/. Dapur Kobe. “50 Fakta Tempe Menarik Dan Unik.” Accessed December 5, 2020. http://www.dapurkobe.co.id/fakta-tempe-unik-menarik. Sakoo. “Aida s Model Yang Wajib di Ketahui Oleh Marketer Dan Cara Menerapkannya?.” April 4, 2019. https://sakoo.id/aidas-model-yang-wajib-diketahui-oleh-marketer-dan-cara-menerapkannya/. Thedigitalfellow. “Evolution.” Accessed December 2, 2020. https://medium. com/@TheDFellow/evolution-anatomy-of-our-logos-5ebc29f50378#:~:text=7%20 min%20read-,%E2%80%9CA%20logo%20doesn’t%20sell%20(directly),it%20 identifies%E2%80%9D%2C%20Paul%20Rand.

91


IMAGE LIST

92


IMAGE LIST https://simpleveganblog.com/tempeh/ https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00199155.html https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00199155.html https://www.theslowroasteditalian.com/2013/06/simple-amish-white-breadrecipe.html https://www.stayathomemum.com.au/recipes/traditional-white-bread/ https://www.ebay.com.au/c/7030342437 https://www.loveandlemons.com/tempeh/

93


Thank you! Penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami kesempatan dan kekuatan untuk menjalankan dan menyelesaikan proyek dan buku ini. Kemudian kepada orang tua kami yang selama ini memberikan kami semangat juga dukungan. Juga kepada Universitas Pelita Harapan, kepada para dosen-dosen yang telah membimbing kami di mata kuliah Studio Utama 3 ini, Bapak Brian Alvin Hananto, Bapak Ade Maradhona, Bapak Siswanto Sidharta, Ibu Rerry Isfandriani, Ibu Anastasia Callista. Serta Asisten Mahasiswa, Jesslyn Kotandi, beserta Tiffany Wong.

94

Penulis juga ingin berterima kasih kepada pihak Teknologi Pangan, terutama kepada Felix Madison yang telah memberikan kesempatan dalam kelangsungan proyek ini. Kemudian kepada para dosen Teknologi Pangan, selaku pembimbing mahasiswa Teknologi Pangan dan acara Food Explore 13: ibu Yuniwaty Halim, M Sc. & ibu Natania, M.Eng. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan terhadap segala proses dari pembuatan desain beserta buku ini.


Tentang Penulis JESSINE SULIANG Jessine adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 12 Agustus 1998. Ia juga memiliki gelar Diploma dalam bidang Fashion Business. Ketertarikannya terhadap dunia desain muncul sejak ia masih kecil namun ia mulai mendalami dunia desain sejak ia berkuliah di LaSalle College Jakarta. Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Pelita Harapan sebagai mahasiswi desain grafis. Menurutnya, dunia desain merupakan dunia yang sangat beragam dan desain merupakan bagian dari kehidupan manusia seharihari. Ia berharap untuk dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam dunia fashion maupun desain grafis dan menggabungkan keduanya. Selain itu, ia juga berharap dapat menciptakan karyakarya yang membanggakan, membawa kebaikan, serta membawa perubahan menjadi yang lebih baik.

95


Tentang Penulis GERALDINE KARNADI Lahir di Jakarta pada 24 oktober 2000, Nadine adalah anak kedua dari 3 bersaudara yang dibesarkan di Denpasar. Nadine memiliki ketertarikan pada seni dari masa kecilnya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi mahasiswa Desain Komunikasi Visual pada tahun 2018 di usia 18. Pada hari ini Nadine mendesain banyak hal dan salah satunya yang ia tertarik adalah desain kemasan. Gaya desain yang ia sukai ciricirinya adalah menggunakan perpaduan warna yang complementary, dan juga desain yang mengambil unsur-unsur masa lalu atau vintage yang terkadang juga digabungkan dengan desain modern. Ia juga memiliki ketertarikan dalam film dan ilustrasi digital maupun manual. Cita-citanya adalah bekerja sebagai desainer grafis untuk perfilman atau menjadi desainer grafis yang juga membuat ilustrasi.

96


Tentang Penulis KIMBERLY MULIA Kimberly adalah seorang mahasiswa yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2000 dan adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dilahirkan dan dibesarkan di pusat ibukota Indonesia membuat Kimberly menjadi anak yang terekspos dengan berbagai kesempatan dan mencoba pengalaman yang berbedabeda, sampai akhirnya Kimberly tertarik dalam dunia desain. Menurutnya desain dalam Indonesia memiliki potensial yang besar, dan ia ingin mempelajarinya dengan lebih dalam lagi, maka itu ia menjadi mahasiswa Desain Komunikasi Visual di UPH pada tahun 2018. Selain memiliki ketertarikan dalam desain, Kimberly juga menggemari travelling, seni musik, fotografi, film, dan apapun yang termasuk dalam bidang desain. Menurutnya desain tidak ada batasan dan sangat menarik baginya untuk melihat perkembangan seni seiring waktu. Cita-citanya yaitu untuk bekerja dalam suatu museum yang terkemuka di luar negeri atau menjadi seorang desainer/fotografer freelance yang dapat dilakukan selagi travelling.

97


98


99



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.