TITIK TEMU: Kumpulan Karya Mata Kuliah Budaya Visual Indonesia Desain Komunikasi Visual Universitas

Page 1



Kumpulan Karya Mata Kuliah Budaya Visual Indonesia Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan

Brian Alvin Hananto, Lala Palupi Santyaputri, Lia Herna, Yulia Amanda


TITIK TEMU: Kumpulan Karya Mata Kuliah Budaya Visual Indonesia Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan ISBN: 978-602-17184-5-2 Penulis Brian Alvin Hananto Lala Palupi Santyaputri Lia Herna Yulia Amanda Penyunting Kartika Magdalena Desain Sampul Brian Alvin Hananto Eldad Timothy

Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Penanggung Jawab Martin Luqman Katoppo Redaksi Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Lippo Karawaci, Tangerang - 15811 T 021 5460901 F 021 5460910 Email: sod.uph@uph.edu Cetakan Pertama, Agustus 2018

Tata Letak Kartika Magdalena Shella Subagia Felicia Kristella

4

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.


5


Kata Pengantar:

Indonesia Warga Dunia Bismillah, Sebagaimana kita ketahui dan rasakan keanekaragaman seni dan budaya nusantara dari lahir sampai dewasa kini. Apa benar kita tahu apa itu Budaya Indonesia yang bisa saja secara visual terbiasa menikmati dan melihat wastra tenun, batik, wayang, candi dan lain-lain dari seluruh pelosok nusantara. Tapi apa kita generasi muda Indonesia mengerti, maksud tujuan nenek moyang hingga terbentuknya masing-masing peninggalan mahakarya itu yang membuat bangsa Indonesia menjadi unik, istimewa, dan kaya rasa? Dengan demikian, syukur kepada Yang Maha Esa atas karunia-Nya untuk nusantara kita. Dari akulturasi seni budaya kita belajar harmoni, saling menghargai juga mencintai perbedaan dan perubahan. Beruntung kami tim pengajar mendapat kesempatan berbagi kecintaan ini, salah satu medianya melalui mata kuliah Budaya Visual Indonesia ini. Temanteman mahasiswa melewati semester pertamanya mengenal lebih dalam pra-sejarah sampai dengan sejarah pengaruh seni budaya masuknya Hindu-Buddha-Cina-Islam-Kolonial-Jepang ke dalam kebudayaan lokal. Tidak hanya tatap muka di kelas dengan materi presentasi, namun juga 6


studi lapangan ke Museum Nasional, Museum Tekstil belajar tentang batik dan membuat batik tulis, menyaksikan langsung perjalanan seni budaya modern Indonesia di Galeri Nasional, Pertunjukkan Wayang Orang Bharata (Klasik), Teater “Sie Jin Koei” (Modern) oleh Teater Koma. Sematamata karena kami meyakini, kecintaan itu lahir dari melihat-mengenalmerasakan sesuai dengan pepatah “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Hasil dari seluruh pengalaman-pengenalan-pemahaman di atas dituangkan dalam jurnal visual masing-masing mahasiswa. Sampai di sini, harapan kami ketertarikan telah sampai tidak hanya pada pemahaman tapi juga kencintaan. Dikarenakan, selanjutnya satu tugas utama menanti yaitu “DNA Journey” mengajak teman-teman mengarungi sejarah leluhur masing-masing yang dipastikan sangat beragam. Darimana mereka berasal, percampuran dengan budaya lokal sampai terjadinya akulturasi memiliki cerita menarik sendiri, sehingga sejarah “pribadi” ini menjadi “passion” karena cerita “ini” yang menjadikan mereka “kini”. Kami meminta mereka untuk menggali potensi dari (artefak) seni budaya ini untuk kemudian tercipta desain ragam hias batik khas masing-masing individu. Khas, karena ragam hias ini merupakan cerita dari keluarga mereka sendiri yang biasanya berbeda dengan keluarga lain. Referensi cerita didapatkan dari beraneka-macam artefak warisan keluarga, yaitu: benda seni budaya, tradisi, resep kuliner, dan sebagainya. Penciptaan desain ragam hias ini tentu melalui proses. Riset penelusuran, bentuk artefak sampai cerita latar belakang sejarahnya dilakukan sebagai nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dalam Jurnal Visual. Proses selanjutnya yang menjadi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) adalah pembuatan konsep karya dan karya jadi. Konsep diutamakan sebagaimana nenek moyang kita dulu menghasilkan mahakaryanya selalu terdapat do’a pengharapan (maksud & tujuan) untuk apa dan siapa, maka begitupula untuk tugas ini. Pengembangan artefak menjadi ragam hias dimulai dari sketsa kasar, sketsa halus, kemudian alternatif pewarnaan, komposisi yang kemudian berakulturasi dengan wastra khas daerah asal masing-masing sebagai referensi.

Karya-karya ini akan mengusung tema TITIK TEMU berupa pameran dengan judul yang serupa yaitu: TITIK TEMU 7.0. Pameran ini sebenarnya meneruskan dari tema pameran almamater sebelumnya kembali ke tahun 2010 lalu, TITIK TEMU 1.0 dari mata kuliah Cross Culture. Seiring berjalannya waktu, akulturasi budaya di Indonesia semakin kaya karena masih menganut prinsip leluhur pendahulu kita: budaya baru (asing), ambil unsur-unsur baiknya, serbukkan (funcundation) kepada kekayaan seni budaya yang lama (lokal). Maka sesuai dengan proses dan inspirasi desain ragam hias yang diambil dari berbagai macam latar belakang seni & budaya invidu, inspirasi maupun sejarah, kami sepakat untuk mempertemukannya dalam satu titik melanjutkan tema ini untuk Pameran karya mahasiswa 2017 mata kuliah Budaya Visual Indonesia di fakultas School of Design - Universitas Pelita Harapan (UPH). Tujuan akhir selain cinta terhadap seni budaya indonesia, kemudian adalah bangga menjadi anak Indonesia sebagai identitasnya. Karena “Anak Zaman Now” yang kami visi-kan adalah lepas dari jenjang Universitas, menapaki dunia luas menjadi individu modern yang enggan lupa, lanjut mewarisi dan selalu membawa identitas bangsa kelak kepada mata dunia. Walau bagaimanapun, Indonesia adalah warisan budaya dunia, maka itu kita istimewa. Demikian dengan bangga, kami tim pengajar mempersembahkan Pameran Karya UAS Mahasiswa School of Design - UPH, yang telah dibuat dengan sepenuh hati oleh teman-teman semua. Selamat Menikmati suguhan visual seni budaya kaya rasa!

Agustus, 2018 Yulia Amanda Koordinator Mata Kuliah Budaya Visual Indonesia 2016/2017

7


Daftar Isi 6

Kata Pengantar:

Indonesia Warga Dunia oleh Yulia Amanda 10

Bukan Batik Biasa oleh Lia Herna

46

Diwarisi dan Mewarisi Batik oleh Brian Alvin Hananto

76

Batik Sebagai Identitas oleh Lala Palupi Santyaputri

8


b

Kelas 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Adrian Owen Albert Gunawan Aprilia Debora Kuma’at Averini Carissa Catherine karenina Chrisya Cut Adina Zhara Farah Alyssa Dea Gabriela Elvina Angelica Hadirahardja Erfrien Erwin Eunike Florencia Felivia Devanie Sundoro Hana Irena Jennifer Djaja Jesslyn Kotandi Jesslyn Suryaudaya Kevin Rahardjo Kezia Rachel Agista Pangaribuan Kezia Stacey Maurens Rachel Michelle Roselin Natasha Christina Gondo Nessie Gunardi Patricia Nathaniel Wijaya Phrasasti Catelleya Putri Irlan Rahel Kristhea Ronaldo Kilimandu Dinguamah Sylvia Adelin Naramuda Tamara Kristin The, Jemima Deka Jenaya Tiffany Valdy Yonatan

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74

Albert Lorents Alvin Darmawan Andrean Yehezkiel Austin Vioryn Clarissa Laurencia Cselya Yohada Darvin Diva Victoria Salsabila Syahirah Edwin Miduk Wijaya Erlis Leoni Euro Linus Felesia Karina Hernandityo Yehezkiel Yunanto Inge Permata Sari James Hartono Jasmine Putri Arrachman Jordy Yapri Amrullah Kelvin Kevin Justin Laeticia Viorentine Andjani Monica Veralda Nadifa Hasnasari Regina Fortunata Sonia Winner Nursalim Yehezkiel Penalosa

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

Abraham Brian Wijaya Abraham Joshua Hubert Adrian Pratama Putra Angela Christopher Bryant Xavier Jusuf Celly Emily Patricia Erica Josephine Euen Ji Lee Evelyn Patricia Jerry Loenard Jessie Rose Komala Karina Olivia Hernawan Mara Gloria Utaridiva Marcel Marcel Adinegara Marcella Cecilia Michelle Widjaya Nadya Thalita Wiradian Natasha Tamarani Nathalie Suhendi Hutomo Samuel David Shelvensia Thenata Valencia Elden Cianathan Yuventia Kalonica Larissa Sanchia

c

Kelas

Kelas 9


Bukan Batik Biasa oleh Lia Herna

10


Siapa yang tidak mengenal batik? Batik merupakan suatu karya seni, dapat dilihat dari proses pembuatannya dari awal sampai kain itu menjadi karya bernilai estetis tinggi, memiliki nilai budaya yang sangat dalam serta tidak dapat dipungkiri mempunyai nilai ekonomis.

dalam setiap ragam hias yang ada dalam motif batik? Proses seperti apa yang harus dilalui pembatik dalam membuat suatu karya batik? Berapa lama proses itu harus dilalui untuk mendapatkan suatu karya yang memiliki nilai estetis, budaya dan ekonomi yang tinggi?

Batik sudah mendunia, sejak UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) tanggal 2 Oktober 2009. Saat itu masyarakat Indonesia sangat bangga. Sebelumnya sempat terjadi sengketa hak cipta antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia.

Batik bukan sekedar kain bermotif, batik bukan sekedar baju, batik bukan sekedar aksesoris, batik lebih dari itu. Setiap motif dari batik mengandung arti tersendiri, berisi doa, harapan dari pembatik kepada seseorang yang dicintai dan dikagumi. Dari doa dan harapan tertuang dengan tulus motif ragam hias yang punya arti yang mendalam. Disini, kami sebagai tim pengajar mencoba memperkenalkan proses membuat batik ini kepada generasi muda, khususnya mahasiswa. Dimulai dari konsep tersebut, proyek ini dimulai. Mahasiswa mulai menggali konsep mereka, berdasar pada doa dan harapan mereka kepada orang-orang yang mereka cintai dan kagumi, seperti seluruh anggota keluarga, Ibu, Ayah, Kakak perempuan, Bapak Gubernur Jakarta terdahulu dan lain sebagainya.

Era batik pun dimulai, bukan hanya sebagai busana tradisional, batik pun menjelma sebagai euforia tren. Di mana-mana kita dapat melihat orang-orang mulai memakai atribut bertemakan batik. Dari pakaian, tas, aksesoris pria dan wanita dan banyak lagi. Fashion designer tanah air mulai banyak yang mendapat kesempatan menunjukan eksistensinya di luar negeri lewat Fashion Show karya-karya batik yang mereka buat. Bahkan artis-artis Hollywood pun mulai memakai batik. Mancanegara mulai mengapresiasi kebudayaan lokal Indonesia. Di Indonesia, orang tua mulai memakai lagi koleksi batik yang dulu mereka miliki. Anak muda mulai memakai pakaian batik yang dulu mereka anggap batik hanyalah sebagai pakaian yang dipakai oleh “orang tua� pada saat acara resmi atau acara perkawinan. Batik yang dahulu dianggap bersifat kaku yang membosankan, kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan anak-anak di sekolah mulai dikenali dengan batik, seragam dengan tema batik menjadi wajib bagi mereka. Sekarang, setiap hari Jumat, bukan hanya anak-anak, pegawai kantoran, dan hampir seluruh instansi baik swasta maupun pemerintah mewajibkan berpakaian batik.

Memvisualkan konsep dengan membuat ragam motif batik, menggabungkan berbagai latar belakang budaya yang dimiliki, hingga menjadi suatu karya seni yang memiliki nilai budaya dan nilai estetis. Diharapkan setelah melalui proses tersebut, mereka tidak lagi memadang batik dengan sebelah mata, pekerjaan yang mudah, pekerjaan yang membuang waktu, tidak mempunyai nilai estetis dan sebagainya. Dengan mulai mencari tau arti setiap motif dan doa atau harapan apa yang terkandung dalam setiap batik yang mereka lihat dan temui. Sudahkah Anda pakai batik hari ini?

Rasanya senang sekali melihat euforia batik di tanah air. Tapi apakah generasi muda Indonesia mengerti dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu karya batik? Apa makna yang terkandung 11


12


“

Batik bukan sekedar kain bermotif, batik bukan sekedar baju, batik bukan sekedar aksesoris, batik lebih dari itu.

Lia Herna

13


Adrian Owen Adrian Owen Batik ini memiliki makna kekeluargaan dan semangat, oleh karena itu batik ini ditujukan untuk keluarga tionghoa untuk dipakai saat imlek dengan harapan diberikan keberuntungan dan kesatuan dan juga semangat baru di awal tahun yang baru.

14


Albert Gunawan Latar belakang batik yang saya buat berasal dari campuran kebudayaan china dan kota surabaya, yang saya ambil dari kebudayaan china yaitu misoa, yang melambangkan umur panjang, kemudian ada kue bulan yang melambangkan adanya kesatuan keluarga, kemudian kota surabaya saya mengambil landmark dari kota surabaya yaitu hiu sura dan buaya. Kemudian batik ini menceritakan seberat apapun perjuangan kita di luar rumah, seperti sekolah, pus, dunia perkerjaan, semua itu dapat hilang dari pikiran kita saat kita berkumpul bersama keluarga.

15


Aprilia Debora Kuma’at 16

Aprilia Debora Kuma’at Saya membuat batik ini khusus untuk mama saya, dengan membawa harapan semoga mama bisa kuat dalam menghadapi masalah, sehat selalu hingga tua nanti, menyayangi anak-anaknya dengan tulus, juga bahagia senantiasa.


Averini Carissa Batik ini dipersembahkan kepada generasi muda yang hidup dengan akultuasi budaya tionghoa dan betawi agar semakin mengenal kebudayaan sendiri dan dapat memaknai filosofi dibaliknya.

17


Catherine Karenina 18

Catherine Karenina Untuk seorang yang berhasil membuka mata rakyat bahwa masih ada harapan bagi Indonesia. Kaum kecil selalu ada dipikiran beliau. Perjuangan terdahulu masih dilanjutkannya . Beliau memiliki visi yang sama dengan soekarno “membangun bangsa�. Semanggi berdaun empat pada batik merupakan doa untuknya. Batik ini dibuat untuk mengapresiasi Basuki Tjahaja Purnama dan mengajak generasi millennia melanjutkan perjuangannya.


Chrisya Batik ini dipersembahkan kepada orangtua saya dengan harapan bahwa mereka akan hidup makmur, diberkati, panjang umur, dan bahagia. Jenis batik yang saya buat adalah batik pagi sore. Terdapat motif bunga teh dan peony sehingga saya membuatnya menjadi motif batik buketan.

19


Cut Adina Zhara 20

Cut Adina Zhara Farah Alyssa


Dea Gabriela Batik ini dipersembahkan untuk ibu saya, sebagai rasa terimakasih saya sebagai anaknya, ibu saya sudah memberi kelangsungan hidup dengan melahirkan saya dan bisa menginspirasi saya menjadi sosok yang fleksibel dan kuat.

21


Elvina Angelica H 22

Elvina Angelica Hadirahardja Batik ini merupakan persembahan untuk orang tua yang mengandung permohonan agar Orang tua selalu mendapat perlindungan yang dilambangkan dengan kilin, dan senantiasa mendapatkan kebahagiaan, kemakmuran, cinta, dan juga nasib baik yang dilambangkan dengan bunga peony.


Erfrien Erwin Batik ini dibuat dari makanan yang paling sering dibuat oleh keluarga besar yang berada di Karawang. Batik ini dibuat untuk keluarga saya dengan harapan agar tidak saling melupakan kepada sesama anggota keluarga.

23


Eunike Florencia 24

Eunike Florencia Batik ini saya buat untuk kakak perempuan saya yang tinggal jauh dari saya, melalui batik ini saya berharap ia terus diberi keberanian untuk hidup mandiri serta diberikan kemakmuran, namun tetap hidup dalam kesederhanaan dan selalu ingat akan rumah asalnya.


Felivia Devanie Sundoro Batik ini saya buat untuk keturunan saya di masa depan dan untuk semua keluarga saya untuk selalu mengingat untuk melestarikan keindahan alam yang ada di sekitar kita dan juga kebudayaan kita yang sudah di teruskan turun temurun agar tetap terjaga. Latar belakang dari pembuatan batik ini ialah saya memilih bunga tulip dan teratai untuk menggambarkan background keluarga saya yang memiliki keturunan belanda dan cina dan juga terdapat bumbu bumbu masakan yang menjadi resep turun temurun keluarga saya seperti rawon dan sup kacang merah.

25


Hana Irena Hana Irena Batik ini saya persembahkan untuk keluarga saya. Saya menggunakan padi sebagai lambang pertumbuhan, serta motif spiral dan anyaman sebagai lambang keinginan untuk terus berkarya. Menggunakan jenis batik pagi-sore sebagai lambang keinginan untuk memberi dampak positif bagi orang lain.

26


Jennifer Djaja Batik ini dipersembahkan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat untuk melindungi sesama dan dapat menjadi cahaya kemakmuran untuk sesama.

27


Jesslyn Kotandi

Jesslyn Kotandi Batik ini merupakan tanda terima kasih saya untuk papa dan mama yang telah membesarkan, mengajarkan, dan membiayai saya sampai sekarang dapat sekolah tinggi. Isinya merupakan doa-doa untuk papa dan mama agar dipenuhi berkat dan sehat selalu.

28


Jesslyn Suryaudaya Batik ini dipersembahkan kepada masyarakat indonesia bahwa perbedaan uka dan budaya bukan menjadi penghalang kehidupan bahagia dan makmur bangsa indonesia.

29


Kevin Rahardjo

Kevin Rahardjo Batik ini saya persembahkan Ayah, Ibu dan Adik yang bertempat tinggal di Surabaya sedangkan saya berada di Tangerang. Saya berharap komunikasi terjaga dan waktu berkumpul lebih dengan keluarga yang sekarang masih jarang karena kesibukan masing-masing dan juga adik saya yang masih di SMA supaya lebih berkembang dan tidak sombong.

30


Kezia Rachel Agista Pangaribuan Konsep Batik saya adalah “Pengharapan kepada keluarga Pangaribuan untuk dapat berharmon- isasi perbedaan menjadi kekuatan�. Walaupun keluarga saya datang dari daerah dan budaya yang berbeda, saya harap kita dapat menerima perbedaanya dan menghargai sesama dengan yang lain.

31


Kezia Stacey Kezia Stacey Batik ini berdasarkan dari beberapa artefak keluarga yaitu; teko bermotif walet yang melambangkan kebahagiaan, motif bunga mei hwa melambangkan keteguhan, selain itu motif padi yang melambangkan kemakmuran, dan onde-onde, bentuknya yang bulat melambangkan hubungan keluarga yang tak terpisahkan (harmonis).

32


Maurens Rachel Batik ini untuk masyarakat luas agar dapat hidup saling berkerabat dan sejahtera.

33


Michelle Roselin

Michelle Roselin Ayam Bangkok melambangkan orang yang rajin, sayap dari kedua ayam itu di angkat yang mengutamakan sang batu akik, batu akik sendiri melambangkan harapan yang baik, dan bunga melati memiliki makna harum dan indah, bunga melati ini sendiri mengelilingi sang ayam yang artinya harumnya sampai kapanpun tidak akan pernah habis ataupun mati.

34


Natasha Christina Gondo Batik ini dibuat dengan harapan supaya orang tua senantiasa dalam keadaan sehat selalu, sejahtera, makmur, serta panjang umur. Saat ini banyak anak yang cenderung kurang menghargai orang tuanya sehingga batik ini bisa menjadi mengingatkan kita semua sebagai anak.

35


Nessie Gunardi

Nessie Gunardi Motif yang saya buat merupakan doa untuk keluarga agar selalu ingat akan ibadah, selalu utuh, bahagia, harmonis, dan sejahtera.

36


Harapan untuk ibu saya agar diberikan kebaha- giaan juga rasa ucap syukur telah membimbing anak-anaknya hingga saat ini Warna-warna yang digunakan memiliki arti-arti yang melambang- kan harapan saya.

Patricia Nathaniel W

Patricia Nathaniel Wijaya

37


Phrasasti Catelleya P I 38

Phrasasti Catelleya Putri Irlan Tidak dapat dipungkiri bahwa generasi muda zaman kini semakin cemerlang. Sayangnya masih banyak di antaranya yang masih belum percaya diri dengan identitas diri. Justru seringkali terhilang dalam badai pengaruh luar. Maka itu, saya ingin mempersembahkan batik ini sebagai simbol keragaman harta karun budaya bangsa, siap untuk bersaing secara global tanpa kehilangan identitas diri sebagai generasi muda Indonesia.


Rahel Kristhea Batik ini dipersembahkan untuk pengantin perempuan agar pernikahannya diberkati dengan keturunan, serta dapat melindungi dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kesabaran sehingga dapat menjadi panutan yang baik.

39


Ronaldo Kilimandu D 40

Ronaldo Kilimandu Dinguamah Batik ini ditujukan untuk semua masyarakat Pulau Sumba, NTT, agar selalu berani berevolusi, berpendirian teguh, dan percaya diri, seperti kuda Sandalwood yang kecil tapi berbadan tegap dan lincah, dan selalu bercahaya dimanapun kami berada.


Tamara Kristin Batik ini menyampaikan akan keindahan & kedamaian atas keberagaman budaya serta kepercayaan yang ada di Nusantara.

41


Sylvia Adelin N

Sylvia Adelin Naramuda Batik ini merupakan batik untuk anak anak karena memiliki warna warna yang cerah. Batik ini bertujuan agar anak anak (khusunya anak perempuan) lebih berwibawa dan berguna bagi masyarakat di masa yang akan datang.

42


The, Jemima Deka Jenaya Motif yang saya buat merupakan doa untuk kakek dan nenek agar panjang umur, makmur, harmonis, dan berkembang di dalam perbedaan.

43


Tiany Tiany Batik ini kubuat sebagai ucapan terima kasihku untuk mama yang telah membesarkan aku. Mama rela mengorbankan banyak hal untukku tanpa pamrih dan menyangangiku dengan sepenuh hati. Batik ini adalah persembahanku untuk menunjukkan betapa berterima kasihnya aku mempunyai orangtua seperti mama.

44


Valdy Yonatan Batik ini saya buat dengan berbagai harapan untuk keluarga saya. Tema yang saya pilih adalah kemakmuran dan kesatuan dalam keluarga. Masing-masing unsur yang ada dalam batik ini menggambarkan harapan saya untuk keluarga.

45


Diwarisi dan Mewarisi Batik oleh Brian Alvin Hananto

Batik adalah salah satu artefak kebudayaan Indonesia yang terkenal. Tidak hanya di Indonesia, kepopuleran batik juga sudah merambah ke negara-negara lain. Ujungnya adalah pengakuan UNESCO pada tahun 2009, bahwa batik adalah salah satu warisan dunia yang berasal dari Indonesia. Berbicara mengenai ‘warisan’, kita pasti akan membayangkan sesuatu yang diturunkan atau diteruskan — ketika seseorang mendapatkan warisan dari orang tuanya, maka orang itu mendapatkan sesuatu yang tadinya milik orang tuanya. Apakah memang benar batik merupakan warisan? Apakah batik memang merupakan pemberian dari orang-orang yang ada sebelum kita? Lalu jika iya, memangnya kenapa jika batik merupakan sebuah warisan? Tulisan sederhana ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan meminjam pemahaman desain dari Bryan Lawson dalam bukunya, “How Designers Think: The Design Process Demystified”, saya akan memulai penjelasan sederhana ini. Dalam bukunya, Lawson memperkenalkan satu jenis desain, yaitu ‘Blacksmith design’. Blacksmith design, atau desain ala pandai besi, adalah istilah Lawson untuk menggambarkan proses desain yang dilakukan secara turun temurun tanpa adanya panduan pasti akan obyek yang didesain. Dalam

46


fenomena desain ini, yang memandu desainer adalah kemampuan sang desainer untuk mereplika dan pengalaman empiris sang desainer akan obyek dan proses mendesain itu sendiri. Sederhananya, desainer mendesain sesuatu dengan cara meniru apa yang ada dan apa yang telah diajarkan oleh sang guru yang melatihnya. Nah, kita dapat mensubstitusi kata desainer dengan pebatik, lalu obyek desain dengan batik itu sendiri. Pebatik membuat batik dengan melihat batik-batik yang sudah ada, dan proses membuat batik pun merupakan proses tradisional yang diajarkan secara turun-temurun dari pebatik senior ke juniornya. Rasanya tidak salah apabila membatik sendiri masuk dalam definisi blacksmith design dari Bryan Lawson. Lalu mengapa jika membatik adalah sebuah desain ala pandai besi? Hal itu menunjukan bahwa membatik adalah sebuah proses yang sangat kental dan mendarah daging dalam masyarakat Indonesia. Cara membatik telah diturunkan dari generasi menuju generasi selanjutnya, dan setiap generasi perlu terjun dan turun tangan langsung dalam proses membatik untuk bisa mempelajarinya, sama seperti seorang pandai besi. Membatik bukan merupakan sebuah prosedur pasti yang memiliki banyak aturan tertulis; yang seolah-olah hanya dengan mengikuti langkah demi langkah kita “pasti bisa membatik�. Membatik adalah sebuah tradisi, dimana didalam tradisi itu terdapat disiplin yang perlu ditempuh untuk memahami proses itu sendiri. Perlu latihan dan kepekaan untuk akhirnya bisa meniru apa yang ditunjukkan atau diajarkan. Dengan demikian proses membatik menjadi suatu hal yang unik: semua orang bisa melakukannya apabila mencoba, namun tidak semua orang itu dapat melakukan atau membuat batik yang baik. Dari pandangan tersebut, saya rasa membatik sendiri sudah memiliki kedalaman dan kekayaan hanya dengan menjadi desain ala pandai besi. Berbicara mengenai potensi, bayangkan apabila proses membatik mengalami pengembangan atau diperkaya dengan bantuan disiplin ilmu lainnya. Namun tidak perlu dibayangkan, karena faktanya membatik

telah mendapat banyak perkembangan dengan adanya inovasiinovasi teknologis, contohnya ketika dulu menggambar pola batik hanya dilakukan dengan tangan, baik menggunakan canting ataupun cap, sekarang sudah ada mesin print yang mampu memproduksi kain-kain dengan motif batik. Contoh lain adalah warna batik yang awalnya hanya menggunakan pewarna alam telah berkembang dengan hadirnya pewarna sintetik. Proses pewarnaan sendiri yang awalnya berupa mencelupkan ke cairan pewarna telah berkembang dengan adanya tekhnik pewarnaan gradasi, teknik pewarnaan batik jumputan, dan penggabungan dengan teknik cetak lainnya. Secara output, Kain batik yang dulu digunakan untuk pakaian-pakaian formal juga telah dikembangkan ke busana-busana yang lebih kasual dan juga kontemporer. Jika batik sudah ‘membuka diri’ akan sumbangsih dari disiplin ilmu yang lain, dan disiplin ilmu lain juga sudah mulai memberi kontribusi untuk batik, bagaimana dengan disiplin ilmu desain komunikasi visual? Apa yang dapat diberikan oleh para desainer komunikasi visual untuk tradisi membatik yang sudah ada? Pertanyaan mengenai kontribusi desainer komunikasi visual adalah pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan bersama-sama, dan perenungan itu tidak sebentar. Sebagai seorang desainer komunikasi visual (apapun peminatannya nanti) dan juga sebagai seorang warga Indonesia, kita memiliki tanggung jawab atas warisan dan talenta yang diberikan kepada kita. Ibarat warisan yang diturunkan dari generasi terdahulu, dan kemudian dikembangkan lebih lagi oleh generasi-generasi selanjutnya, begitulah gambaran kurang lebihnya mengenai apa yang harus kita lakukan terhadap warisan batik itu. Desainer adalah orang-orang yang dilengkapi dengan kemampuan untuk berfikir inovatif, permasalahannya adalah apakah desainer itu mau untuk berfikir inovatif untuk seuatu yang sangat tradisional? Saya pribadi percaya bahwa perubahan positif dibawa oleh desainer-desainer, dan saya pribadi percaya bahwa batik yang merupakan warisan ini kelak akan diwariskan dengan jauh lebih baik lagi oleh para desainer-desainer. 47


�

Apakah memang benar batik merupakan warisan? Apakah batik memang merupakan pemberian dari orang-orang yang ada sebelum kita? Lalu jika iya, memangnya kenapa jika batik merupakan sebuah warisan?

Brian Alvin 48


“

Membatik adalah sebuah tradisi, dimana didalam tradisi itu terdapat disiplin yang perlu ditempuh untuk memahami proses itu sendiri.

Brian Alvin

49


Albert Lorents Albert Lorents Batik ini saya persembahkan untuk keluarga saya dan keturunannya agar menjadi orang orang yang cerdik, bersih pikiran dan hatinya dan agar memiliki keseimbangan dalam hidupnya.

50


Alvin Darmawan Saya membuat motif batik ini untuk keluarga saya dengan harapan agar relasi kebersamaan antara saya dan keluarga saya tetap terjaga dengan baik karena saya yang berkuliah di Karawaci jauh dari rumah dan keluarga.

51


Andrean Yehezkiel 52

Andrean Yehezkiel Desain batik ini saya persembahkan untuk keluarga saya dengan tujuan mempererat tali kekeluargaan dan juga membangun kesuksesan sesuai dengan artefak yang ada dalam silsilah keluarga kami guna mencapai keberhasilan bersama.


Austin Vioryn Saya membuat batik ini sebagai hadiah terakhir untuk nenek saya yang sudah meninggal dengan harapan agar dia bahagia di sana. Batik ini melambangkan cinta kasih dan rasa hormat keluarga saya kepada nenek saya.

53


Clarissa Laurencia 54

Clarissa Laurencia Batik ini dipersembahkan untuk mahasiswa dan mahasiswi UPH yang berusaha mencapai kemakmuran. Dalam hal ini, mahasiswa dan mahasiswi UPH memperoleh kebersamaan dan kenyamanan melalui proses atau keseharian yang telah dilalui pada masa perkuliahan. Secara keseluruhan, semua proses merupakan sebuah berkah tersendiri.


Cselya Yohada Batik ini saya persembahkan untuk keluarga dan cucu-cucu perempuan nenek saya, bertujuan agar keluarga saya tetap akur dan hangat/harmonis, diharapkan cucu-cucu perempuannya memiliki hati yang lembut dan anggun.

55


Darvin Darvin Batik ini saya persembahkan kepada kedua orangtua saya menggunakan guci melambangkan kehokian, daun teh, melambangkan kesehatan dan kesuburan sedangkan kalung giok melambangkan perlindungan dari hal-hal yang tidak menyenangkan.

56


Diva Victoria Salsabila Syahirah Batik saya berjudul batik tiga saudari bertujuan untuk saya dan kakak-kakak saya. Dengan pengharapan kami menjadi orang yang bermanfaat, menjadi orang-orang yang beruntung atau memberi keberuntungan dan menjadi kebanggaan untuk masyarakat dan keluarga.

57


Edwin Miduk W

Edwin Miduk Wijaya Batik ini saya persembahkan kepada keluarga saya yang memiliki makna agar keluarga saya selalu memliliki cinta dan kasih sayang yang tinggi dan kehidupan keluarga saya selalu makmur, serta terhindar dari segala bencana dan musibah.

58


Erlis Leoni Batik ini didedikasikan untuk keluarga saya sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih atas bimbingan dan cinta kasih yang membentuk pribadi saya yang mandiri, kuat, dan bermoral dalam menjalani tantangan dan sukacita dalam kehidupan.

59


Euro Linus Euro Linus Saya membuat batik ini untuk keluarga saya dengan harapan agar keluarga saya dapat terus tetap hangat seperti makanan steamboat yang selalu hangat apabila akan dimakan, kemudian agar keluarga saya akan terus mengingat satu dengan yang lainnya.

60


Felesia Karina Batik ini diperuntukan kepada orang dewasa baik perempuan dan laki laki. Bertujuan agar mereka memiliki wibawa yang tinggi, menarik rejeki dari segala arah, kemurniaan pikiran dan jiwa dan juga kekekalan hidup.

61


Hernandityo Yehezkiel Y 62

Hernandityo Yehezkiel Yunanto Batik beraksen jawa ini merupakan persembahan saya bagi keluarga saya, agar selalu harmonis, terjalin ikatan kekeluargaan yang kuat, dan pantang menyerah berlari disulitnya kehidupan menuju akhir yang bahagia.


Inge Permata Sari Batik yang saya buat ini saya persembahkan untuk keluarga saya agar keluarga saya selalu diberikan panjang umur, selalu diberikan banyak rejeki selama hidupnya dan nama keluarga saya selalu harum di masyarakat

63


James Hartono James Hartono Saya mempersembahkan batik ini kepada keluarga besar Universitas Pelita Harapan dengan penuh harapan agar universitas ini kedepannya memiliki murid yang semakin banyak dengan kualitas yang semakin baik, dan para alumni memiliki kualitas yang baik untuk terjun ke dalam industri. Terlebih agar di dalam proses belajar mengajar, semua hal dapat dijalankan tanpa ada kendala.

64


Jasmine Putri Arrachman Batik ini di persembahkan untuk keluarga agar membawa harapan yang baik dan perdamaian di keluarga serta diberikan kemudahan dalam rezeki dan keberuntungan di dalam keluarga

65


Jordy Yapri A Jordy Yapri Amrullah

66


Kelvin Batik ini merupakan wujud terimakasih kepada orangtua saya. Saya menggunakan teko teh dan hot pot sebagai unsur utama dalam batik ini. Teko teh melambangkan wujud terimakasih, sedangkan hot pot melambangkan kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga.

67


Kevin Justin Kevin Justin Batik ini dipersembahkan untuk keluarga generasi selanjutnya agar diberikan kecerdasan, kenyamanan, dan perasaan bangga. Symbol kue bulan melambangkan kebanggaan, dan kesetiaan. Simbol Mie melambangkan kenyamanan. Simbol Mandarin menunjukan kecerdasan.

68


Laeticia Viorentine Andjani Dipersembahkan teruntuk keluargaku. Mengenang nenek yang gemar mengarang cerita dari pajangan-pajangan yang ada di dalam rumah hijau yang hangat dan nyaman, serta penuh kenangan.

69


Monica Veralda

Monica Veralda Batik ini saya buat sebagai pengingat bahwa waktu adalah hal yang berharga dalam hidup kita. Motif jam, mie, dan bunga sedap wangi memiliki cerita masingmasing berkaitan dengan waktu.

70


Nadifa Hasnasari Batik ini sebagian besar terinspirasi dari rumah Dalem Tjokrosoemartan yang merupakan peninggalan keluarga besar yang ada di Solo. Batik ini adalah perwujudan harapan untuk menjaga tali silaturahmi antara keluarga inti saya dengan keluarga besar yang berada di Solo, yang jika dibandingankan dengan saudara keluarga besar di Jakarta memang sudah sangat jarang berhubugan dengan keluarga besar yang ada di Solo.

71


Regina Fortunata 72

Regina Fortunata Batik ini dipersembahkan untuk para penerus bangsa masa sekarang atau modern agar berkesadaran untuk menjaga tradisi, dan kebudayaan khas keluarga mereka masing-masing.


Sonia Winner Nursalim Batik ini dipersembahkan untuk keluarga saya dengan harapan keluarga saya diberikan keharmonisan, kebahagiaan, dan panjang umur.

73


Yehezkiel Penalosa 74

Yehezkiel Penalosa Konsep batik ini adalah harapan keluarga Thio agar keturunan kedepannya mempunyai gaya hidup yang mandiri, mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa, serta dengan harapan setiap keturunan keluarga Thio selanjutnya mempunyai paras yang rupawan.


75


Batik Sebagai Identitas oleh Lala Palupi

Batik memiliki arti denotatif yaitu kain dan konotatif yang artinya metode atau teknik membuat. Kata Batik awal mulanya Bathik dengan lafal ‘h’, berasal dari adalah Amba dan Nithik yang dalam Bahasa Jawa memiliki arti Amba adalah ‘luas’ dan Nithik berarti ‘Titik’. Hal inilah yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai Representatidve List of Intaginble Cuktural Heritage of Humanity, yaitu warisan turun-temurun bangsa Indonesia diakui merupakan batik dengan metode atau teknik membuat. Metode pembuatan batiklah yang membedakan batik dengan kain yang lain. Pentingnya teknik dan kemampuan yang tinggi dalam pembuatan kain, karena setiap kain diperlakukan istimewa dan dirancang berdasarkan filosofi tertentu. Hasil berdasarkan pembuatan batik dengan cara yang diterbitkan UNESCO adalah batik tradisional yaitu batik tulis, yang harganya sangat mahal karena setiap kain dibuat dari handmade dan memiliki hal yang berbeda dalam setiap hasil karya, ada metode tradisional lain yang dianggap untuk produksi besar adalah dengan metode cap, metode ini dibuat untuk batik dengan harga lebih murah karena metode penggandaan yang digunakan untuk produksi masif. Untuk keperluan produksi dan permintaan yang tinggi saat ini bahkan menggunakan

76


metode sablon, atau motif batik sebagai motif garmen. Perlakuan istimewa pada batik tradisional tidak terlepas dari keperuntukan batik sebagai kebutuhan primer, pelindung dan penutup tubuh. Motif batik dibuat berdasarkan makna sosial, keperuntukan motif dan penggunaannya sangat beragam. Pada masa kerajaan Majapahit, motif batik digunakan sebagai identitas pengguna dan waktu pengunaan juga terbatas. Hanya kalangan tertentu saja yang dapat menggunakan motif Sido Luhur. Perempuan yang belum menikah tidak diperkenankan memakai batik dengan motif Parang Rusak. Pengantin Jawa menggunakan motif Sido Mukti untuk memberikan pengharapan kemakmuran. Dan masih banyak motif lainnya. Inilah identitas yang digunakan ketika menggunakan batik. Identitas ini bergeser ketika batik digunakan pada masa ini, motif-motif dan perlakuan pada batik lebih membumi dan beragam. Penggunaan batik bukan hanya untuk orang Jawa dan kalangan tertentu saja tetapi digunakan dari berbagai latar belakang dan suku. Batik bahkan digunakan sebagai seragam kantor, sekolah, pegawai negeri, dengan motif-motif modern dan beragam. Memiliki kebanggaan tersendiri bila menggunakan batik. Batik sering dipilih sebagai pakaian yang digunakan pada saat istimewa, digunakan pada pesta keluarga ataupun pesta dengan skala internasional, batik dapat menjadi formal ketika digunakan dalam acara dengan skala internasional dan menjadi informal ketika digunakan dirumah sebagai daster. Saya akan mengutip kalimat dari seorang warga negara asing bernama Lauri Lahi yang sudah lama bertugas di Indonesia karena bekerja di salah satu United Nation beliau mengemukakan bahwa Batik tidak hanya

menghubungkan orang asing dengan warga Indonesia saja. Batik juga menyatukan orang Indonesia yang satu dan yang lain. Dari Sumatra hingga Papua. Semua suku punya budaya asli yang berbeda-beda. Namun semuanya tahu apa itu batik. Batik adalah identitas bersama masyarakat Indonesia. Untuk saya pribadi ketika mengikuti beberapa acara dengan skala internasional maka pilihan saya akan jatuh pada batik. Dengan pertimbangan bahwa batik menambah percaya diri dan menunjukan identitas kebangsaan saya. Hal ini dimulai ketika saya pertama kali mengikuti konferensi Internasional di Hong Kong dan ada orang asing yang mengenali Batik bahkan menanyakan apakah saya dari Indonesia. Berdasarkan kejadian itulah saya memutuskan untuk menggunakan batik dalam acara formal Intenasional. Karena ini menunjukan identitas saya yang berbeda dengan manusia lainnya. Saya akan mengutip teori Stuart Hall mengenai identitas. Menurut Hall: identitas merupakan persoalan hak untuk menjadi diakui. Ini ada dalam masa depan dan masa lalu. Identitas bukan sesuatu yang sudah terbentuk dan tidak bisa berubah, tetapi ini terus berubah sesuai berjalannya waktu. Jadi ini menyangkut kemampuan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu. Karya-karya mahasiswa yang dipamerkan saat ini merupakan salah satu cara untuk menggali identitas dalam salah satu karya warisan yang dimiliki bangsa Indonesia, diharapkan dengan proses penggalian salah satu artefak bangsa ini maka kita makin dapat menghargai apa yang sudah kita punya. 77


�

Identitas ini bergeser ketika batik digunakan pada masa ini, motif-motif dan perlakuan pada batik lebih membumi dan beragam. Penggunaan batik bukan hanya untuk orang Jawa dan kalangan tertentu saja tetapi digunakan dari berbagai latar belakang dan suku.

Lala Palupi 78


79


Abraham Brian W 80

Abraham Brian Wijaya Batik yang diperuntukkan seorang ibu agar di dalam rumah tangganya selalu dapat menjadi pelengkap dan juga dapat mampu menjaga perdamaian anggota karena terciptanya komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain.


Abraham Joshua Hubert Diperuntukkan pemuda yang diharapkan dapat membawa kelimpahan dan keberuntungan bagi orang sekitar, tangguh dan berani. serta dapat menjadi pemimpin yang bijaksana.

81


Adrian Pratama P 82

Adrian Pratama Putra Batik ini saya buat untuk satu-satunya nenek saya yg masih hidup.


Angela Christopher Konsep ini terinspirasi oleh kelahiran sepupu kembar saya, yang baru merayakan ‘Mua Yue’ beberapa minggu yang lalu. Dari desain batik ini, saya berdoa agar mereka sehat, banyak rejeki dan selalu panjang umurnya.

83


Bryant Xavier J 84

Bryant Xavier Jusuf


Celly Batik ini dipersembahkan untuk generasi mendatang yang kelak menjadi manusia yang suci, baik, dan jauh dari sifat buruk. Bunga kenanga dan bunga cina melambangkan kesuburan, keindahan, keanggunan, kecantikan, rezeki dan segala kebaikan.

85


Emily Patricia

Emily Patricia Batik ini dibuat untuk keluarga Dotulong dengan keinginan menghidupkan kesatuan dan cinta kepada dua negeri kami, oleh karena mama saya dari North Carolina, Amerika dan papa saya dari Manado, Indonesia.

86


Erica Josephine Batik ini dibuat untuk wanita yang baru menikah, agar dapat menjadi seorang ibu yang kuat dan lembut. Terdapat burung hong pada batik dikarenakan burung hong melambangkan kelembutan seorang wanita, dan menggunakan warna yang mencolok pada motif tertentu agar terkesan kuat.

87


Euen Ji Lee Euen Ji Lee Batik ini dibuat untuk melambangkan ciri khas keluarga saya sendiri. Seperti lambang terbesar di tengah melambangkan ayah saya sebagai kepala keluarga yang dirinya mempunyai shio kelinci. Melambangkan perdamaian dan keamanan dalam keluarga.

88


Evelyn Patricia Karya ini saya tujukan untuk anak-anak dengan harapan semoga mereka dapat tumbuh menjadi sosok yang berguna, bijaksana, serta menjadi sosok yang dapat berkembang dan membawa pengaruh baik bagi siapa pun dan dimana pun mereka berada.

89


Jerry Loenard Jerry Loenard Batik ini diberikan untuk teman maupun keluarga untuk selalu mengingatkan mereka untuk bertahan dalam perjalanan hidup walaupun halangannya amat berat dan untuk mengingatkan mereka untuk lebih menghargakan diri sendiri.

90


Jessie Rose Komala Batik ini ditujukan untuk para ibu rumah tangga di musim hujan yang kesulitan mencuci dan menjemur pakaian karena panas matahari sulit didapatkan. Elemen bawang dan cabai dimasukkan ke dalam batik ini karena memiliki makna panas atau membawa hawa panas.

91


Karina Olivia H

Karina Olivia Hernawan Batik ini dipersembahkan untuk keluarga yang merindukan kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga, sehangat Singapore Bread yang baru saja dikeluarkan dari oven.

92


Mara Gloria Utaridiva Batik ini dipersembahkan untuk ibu saya, karena sebagian besar motifnya terinspirasi oleh kebudayaan keluarga ibu saya. Batik ini juga menjadi lambang keindahan dan kecantikan. Batik ini juga mengingatkan saya akan ibu saya sebagai orang yang bersemangat dan anggun.

93


Marcel Marcel Dipersembahkan untuk keluarga modern dimana harus ada keseimbangan antara kebudayaan tradisional dan modern, dimana kebudayaan tradisional terancam terhapus oleh modernisasi kehidupan. Kemampuan kita untuk menjaga tradisi itulah yg menjadi kekuatan tradisi kita, dan yg membiarkannya bisa hidup.

94


Marcel Adinegara Batik ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya agar mereka sehat selalu selalu kuat secara fisik dan jauh dari penyakitpenyakit dan agar semua permintaan dan doa-doa di kabulkan.

95


Marcella Cecilia

Marcella Cecilia Karya ini memiliki konsep yaitu untuk orangtua agar selalu setia kepada pasangannya masingmasing serta selalu sejahtera dengan keluarga dan selalu panjang umur.

96


Michelle Widjaya Batik ini dipersembahkan untuk keluarga, terutama tante saya. Anak pertama dari tujuh bersaudara dan juga pemimpin dari berbagai tradisi keluarga ini.

97


Nadya Thalita W 98

Nadya Thalita Wiradian Batik ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya sebagai representasi akan kenangan saya akan rumah, mereka, beserta nasehat nya, untuk menunjukkan rasa terimakasih dan bahwa hal-hal kecil yang mereka tanamkan sejak saya kecil tak pernah saya lupakan dan selalu terkenang.


Natasha Tamarani Konsep pada batik ini melambangkan kekeluargaan dan kehangatan yang ditujukan untuk keluarga dari sisi mama dan papa dari pembuat. Hal ini diperkuat dengan motif kacang merah, pantiau, dan bunga anggrek bangka. Masing-masing elemen yang diambil memiliki kekhasan dari daerah asal anggota keluarga saya.

99


Nathalie Suhendi H 100

Nathalie Suhendi Hutomo Terinspirasi oleh batik Cirebon, ini didedikasikan untuk keluargaku, dan menceritakan tentang siklus perjuangannya kepercayaan dalam penipuan cinta. Kutukan yang tidak bisa dihindari tanpa penderitaan, dengan mempertanyakan kebaikannya harapan.


Samuel David Batik ini dibuat untuk adik sebagai tanda sayang dan agar adik tumbuh menjadi wanita yang cantik dari dalam dan luar, selalu dilindungi dan memberi pengharapan dalam hidupnya yang panjang.

101


Shelvensia Thenata 102

Shelvensia Thenata Batik ini ditujukan untuk Oco (Oma Mama) saya yang memiliki arti sebagai ungkapan rasa sayang dan mengharapkan kebahagiaan, kesehatan, dan nasib baik untuk Oco saya di masa tuanya. Serta berharap agar rasa kekeluargaan yang dibangun oleh Oco dapat terus bertahan dalam keturunannya.


Valencia Elden Cianathan Batik ini dibuat untuk ibu yang selalu memberikan keceriaan, kehangatan, dan ibu adalah wanita yang indah juga pelengkap dalam keluarga.

103


Yuventia Kalonica L S 104

Yuventia Kalonica Larissa Sanchia Mengungkapan rasa rindu saya kepada ayah. Ayah sangat menyukai misua buatan Ibu, jika tidak ada makanan, pasti mintanya misua. Misua mengingatkan saya kepada Ayah, dan juga harapan saya agar Ayah dapat berumur panjang.


105


Tim Pameran Titik Temu 7 Ketua Panitia Ferra Fergiani Tim Desain Eldad Timothy Felicia Kristella Kartika Magdalena Samantha Jolene Shella Subagia Tim Perlengkapan Jeffry Imanuel Kevin Imanuel Tim Dokumentasi Richard Varian William Gunawan

106


Nama Mahasiswa Deskripsi karya nya Ehendus adi nis as et qui bla consere nis estiusam et, eum inventu scipienis restiis consedi qui aut pos et eosam, cupidel idunto et et fugiant quis moluptat. Os maionsequas mi, aut voluptiost porisit fugiatumquo od et essitem. Faccum fugia quam nosam, cusae nis deni cuscill iquamus mi, quaeptatur aut voloriossed magnat asit, quist, volorae ni ut fugia dem re sequi doluptum is nam nonsect atibeat aceaquuntio. Icid ulluptu reiciendaest expliquatem estiaerro quatio blaborae core volupta tempossunt qui nulluptaqui odis erios doluptaspis alis est et ipsunt.

107


t

Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.