Tulaboocha Progress Book

Page 1

by

fa n f i T

y

Progress Boo k



Progress Book


Pr og re ss Bo ok

ISBN 978-623-7489-122 Penulis Tiffany Penyunting Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Desain buku Tiffany Penerbit Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Redaksi Jl. M.H. Thamrin Boulevard 1100 Lippo Village, Tangerang Banten 15811 Telp +62-21-5460901 Fax +62-21-5460910 sod.uph@uph.edu Cetakan pertama, Februari 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin dari penerbit


by

fa n f i T

y

Progress Book


i

o l e h D r. Marti n L . Ka toppo, S. T. , M. T. se l aku D e kan S chool of Desi g n U nive r s i tas Pel i ta Harapa n Selamat datang di dunia imajinasi dan eksplorasi mahasiswa/i Desain Komunikasi Visual di Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis! Buku yang sedang berada dalam genggaman anda dan sebentar lagi anda baca adalah buku ekplorasi tugas desain visual identitas (branding) dan kemasan (pacakaging) mahasiswa/i MK. Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, School of Design (SoD), Universitas Pelita Harapan (UPH) dari berbagai macam produk makanan. Yang menarik adalah bahwa tugas ini adalah hasil kolaboratif antara mahasiswa/i Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, UPH dan mahasiswa/i Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FaST), UPH pada semester yang sama dengan MK. yang dijalankan di Prodi masing-masing. Kolaborasi ini digagas dan dijalankan sejak 3 tahun terakhir oleh kedua Prodi atas inisasi kreatif Koordinator MK. Studio Utama


ii

3, Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Keunikan kolaborasi adalah bagaimana satu disiplin ilmu dapat memperkuat disiplin ilmu yang lain. Anda akan dapat melihat hal tersebut dalam buku ini, karena mahasiswa/i Prodi Teknologi Pangan benar-benar memproduksi makanan/minuman dengan bereksplorasi bahan-bahan makanan alami khas Indonesia dan mahasiswa/i Prodi Desain Komunikasi Visual harus mempelajari sifat dan karakter dari makanan yang akan dibuatkan identitas dan kemasannya. Luaran akhir adalah berupa pameran dan display produk nyata dari produk makanan dengan identitas dan kemasan yang semua terdesain. Buku yang ada pegang ini mengeksplorasi desain visual identitas dan kemasan produk makanan yang dikembangkan dari teh manis, jamur fermentasi dan daun tulsi: Tulaboocha. Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, Universitas Pelita Harapan memiliki key values: menghadirkan

’Design as storytelling/designer as storyteller with holistic narratives that position design as stewardships’ dan mendidik seorang untuk menjadi ‘Designer as culture shaper through mass media visual communication’. Buku ini secara jelas menunjukkan key values tersebut, saat bagaimana desain berperan membentuk narasi identitas yang ingin ditumbuhkan dari suatu Produk. Selain itu yang perlu juga digaris bawahi adalah semangat kolaborasi, lintas disiplin kelimuan yang telah dilakukan – ini sejalan dengan apa yang saat ini menjadi arah kebijaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia yang mensyaratkan para mahasiswa/i-nya belajar lintas disiplin sebagai refleksi sesungguhnya situasi kerja yang tak pernah terbatas disiplin ilmu. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan teruslah bangun semangat ber-kolaborasi!


iii

o l e h A l f i an Zul ka rn a i n , S. S n. , M. Ds. se l aku Ke tua Prog ram Studi D e sai n Ko mun i kasi Vi sual U n ive r s i tas Pel i ta Harapa n Perancangan label desain kemasan harus memenuhi tiga aspek, yaitu aspek informatif, aspek persuasif dan aspek estetis. Sebuah label desain kemasan yang informatif mengandung komunikasi visual akan fungsi, rasa, keunggulan, mood, brand value, dan bahkan inovasi dari produk itu sendiri. Untuk dapat menghasilkan informasi yang tepat, kemampuan seorang desainer untuk benar-benar memahami, bahkan menguasai, produk dan brand dari produk tersebut menjadi hal yang ditantang. Sedangkan sebuah label desain kemasan yang persuasif harus mampu menarik perhatian target audiens yang dituju. Tidak hanya membuat mata menoleh sejenak saja, namun desain yang menarik dan unik akan menghasilkan impresi yang kuat di benak audiens untuk terus diingat. Riset akan aspek demografis dan psikografis dari audiens secara mendalam akan membantu mengarahkan strategi visual yang mampu dipahami dan disukai oleh audiens yang dituju. Terakhir, aspek estetis sebuah perancangan visual label kemasan memberikan nilai seni pada produk industri. Penguasaan teori, sejarah, dan praktek


iv

seni rupa yang diaplikasikan ke dalam produk industri kiranya akan memberikan nilai tambah bagi produk kemasan tersebut. Aspek-aspek tersebut menjadi bagian dalam proses mendesain label kemasan yang dibuat oleh Tiffany dalam buku ini. Proses perancangan yang hadir dalam buku ini merupakan komitmen dari mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan untuk memenuhi ketiga aspek tersebut, demi hasil akhir desain yang baik. Buku Tulaboocha Progress Book merupakan luaran hasil dari Mata Kuliah Studio Utama 3 Desain Grafis pada tahun akademik yang mana mengajarkan tentang keilmuan desain dalam merancang label kemasan suatu produk industri. Capaian pembelajaran yang dituju adalah untuk menghasilkan mahasiswa DKV UPH yang mampu menghasilkan desain label kemasan dan menjabarkan proses perancangannya berdasarkan analisa studi kasus dan data yang disediakan. Untuk melengkapi kompetensi mahasiswa melalui studi kasus dan data yang riil dan valid, Prodi DKV UPH beker-

jasama dengan Prodi Teknologi Pangan UPH dalam sebuah bentuk kerjasama yang dapat saling mendukung pembelajaran para mahasiswanya. Mahasiswa Teknologi Pangan menghasilkan produk makanan inovatif, dan mahasiswa DKV merancang desain kemasan untuk produk tersebut. Dengan demikian Tiffany tidak hanya mendapatkan ilmu tentang merancang desain kemasan saja, namun juga memiliki pengalaman mengerjakan proyek desain yang nyata dan bersifat kolaboratif antar disiplin ilmu. Karya desain ini sudah dipamerkan ke publik dan industri dalam Event Food Explore 12 yang diadakan di Lippo Mal Puti pada tanggal 30 Oktober 2019 sampai dengan 3 November 2019. Buku ini menjadi artefak pencapaian mahasiswa dan juga Prodi DKV UPH dalam menghasilkan karya desain melalui pendidikan holistik dan interdisiplin. Semoga Buku Tulaboocha Progress Book dapat juga menjadi informasi, persuasi, dan inspirasi akan desain label kemasan bagi yang membacanya. Tuhan Memberkati.


v

o l e h B r i an Al vi n Han a n to, S. S n . , M. Ds. se l aku D o sen Pen g a mpu Mata kul ia h Studio Utama 3 merupakan matakuliah studio terakhir yang perlu diambil mahasiswa-mahasiswa dalam program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan. Matakuliah ini dipandang sebagai ujung tombak dari matakuliah yang sifatnya eksploratif terhadap keilmuan peminatan desain yang dipilih mahasiswa/i. Hal ini yang menyebabkan matakuliah Studio Utama 3 memiliki tuntutan lebih dibandingkan matakuliah perancangan lainnya. Dalam matakuliah Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, mahasiswa/i diminta untuk menggagas solusi desain grafis dari permasalahan-permasalahan desain yang dihadirkan. Solusi desain yang efektif mampu mempengaruhi atau mengubah perilaku seseorang (Landa, 2011, p. 2). Persepsi atau penilaian seseorang terhadap sebuah produk, jasa atau perusahaan dapat ‘dibentuk’ dengan adanya komunikasi yang koheren dan juga konsisten. Dalam desain grafis, komunikasi tersebut dicapai dengan adanya representasi dari


Vi

produk, jasa atau perusahaan tersebut dalam bentuk tanda-tanda visual yang koheren dan konsisten. Jika pada Studio Utama 2 para mahasiswa/i diajar untuk membuat sebuah representasi visual melalui desain logo dan identitas visual; pada Studio Utama 3, mahasiswa/i diajak untuk belajar mengimplementasikan desain tersebut secara menyeluruh pada brand touchpoints yang menjadi perpanjangan dari identitas sebuah brand (Wheeler, 2009, p. 3). Dengan adanya repetisi dan juga konsistensi dari elemen-elemen visual, maka identitas visual sebuah brand dapat dibangun. Program branding kerap diawali dengan perancangan sebuah logo, yang kemudian dikembangkan menjadi elemen-elemen identitas visual yang kemudian diimplementasikan dengan lebih partikular kepada berbagai medium (Hananto, 2019, p. 31). Hal ini mungkin menjadi suatu hal yang lumrah bagi desainer yang sudah terjun dalam rutinitas desain, namun gagasan tersebut mungkin sulit dipahami bagi

mahasiswa/i yang sedang dalam studi. Pembelajaran desain memerlukan sebuah fondasi yang dapat distrukturkan dan juga dikomunikasikan (Heskett, 2002, pp. 47–48). Guna mengajarkan pemahaman desain tersebut kepada mahasiswa/i dalam matakuliah ini, Studio Utama 3 memiliki sebuah metodologi desain yang dapat dipraktekkan oleh mahasiswa/i dalam rangka membuat solusi desain grafis itu sendiri. Metodologi desain yang dipraktekkan mahasiswa/i dalam Studio Utama 3 didokumentasikan secara personal dalam report book. Dokumentasi dari metodologi desain inilah yang akhirnya dikembangkan dan juga dikemas kembali dalam bentuk yang lebih proposional dan fungsional. Buku ini adalah sebuah rekaman dari solusi desain yang telah digagas dalam perkuliahan Studio Utama 3. Selain itu, buku ini juga diharapkan mampu memberikan perspektif dari proses perancangan yang dapat dijadikan referensi dalam studi mendatang.


Vii

o l e h T i ffan y se l aku d e sa in er da n pen ul i s Mata kuliah Studio Utama 3 adalah mata kuliah studio terakhir yang disediakan oleh jurusan Desain Komunikasi Visual UPH Karawaci, dimana penulis menjunjung ilmu. Fokus dari mata kuliah tersebut adalah desain branding, dan pada kesempatan ini, DKV UPH bekerjasama dengan jurusan Teknik Pangan UPH Karawaci. Jurusan Teknik Pangan UPH Karawaci memiliki acara tahunan berskala besar, yaitu Food Explore. Acara Food Explore ini merupakan ajang dimana mahasiswa dari jurusan tersebut dapat menampilkan karya-karya pengembangan pangan yang telah dibuat. Pada kerjasama antara DKV dan Teknik Pangan, mahasiswa dari Studio Utama 3 dituntut untuk mendesain hasil pengembangan pangan yang akan dipamerkan pada acara tersebut. Pada tahun 2019, acara Food Explore diadakan di Lippo Mal Puri. Hal ini merupakan sebuah kejutan yang sangat menyenangkan, karena hasil desain mahasiswa dapat dipamerkan kepada masyarakat umum.


VIii

Tiap mahasiswa akan dibagikan produk pangannya masing-masing, dan produk pangan tersebut pun dikembangkan oleh mahasiswa Teknik Pangan UPH. Karena itu, mahasiswa DKV pun harus bekerjasama dengan mahasiswa Teknik Pangan dalam pengembangan desain merk, agar desain merk sesuai dengan keperluan produk ataupun keinginan pengembang produk. Mahasiswa Teknik Pangan dapat dikatakan sebagai ‘klien’ pertama dari mahasiswa DKV sejak awal berkuliah. Memiliki ‘klien’ dalam proses desain merupakan sebuah hal yang menyegarkan namun juga menakutkan, karena menambah ‘human factor’ dalam sebuah desain. Selama 4 bulan durasi mata kuliah dan juga pengerjaan desain, banyak sekali pengalaman yang didapat dari kesempatan ini. Mulai dari menjaga sintaks sampai dengan membuat desain kemasan yang baik dan memuaskan. Pengalaman ini pun merupakan pen-

galaman pertama bagi banyak mahasiswa dimana hasil desain yang telah dibuat dipamerkan kepada masyarakat umum. Reaksi dan umpan balik yang didapat pun tentunya sangat berbeda dengan apa yang didapatkan pada kelas akademis, walaupun terkadang menuju suatu hasil yang serupa. Dokumentasi pengerjaan desain ini sebetulnya merupakan sebuah kewajiban setiap mahasiswa Studio Utama 3 untuk keperluan nilai Ujian Akhir Semester, namun dengan adanya buku penulis dapat melihat balik proses desain merk yang tidak akan dilupakan. Dengan adanya buku ini diharapkan solusi-solusi visual yang telah dibuat untuk hasil akhir desain merk dapat dijelaskan dan juga dibenarkan. Buku ini pun diharapkan dapat menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan desain merk ini, dari sebuah produk pengembangan pangan yang tidak bermerk sampai menjadi sebuah produk bermerk, dengan desain merk yang unik dan simbolik, yang siap dijual di pasar produk tersebut.


i

fore word by

fore word by

iv

e ge g

1

a a

visual id e

e b rief

n

p

V

fo re word by

d osen p e n g amp u

7

mata ku l iah

vii

p en u l is

10 12

5 ma tri x

log o ex plo ra tio ns

fir st alt er na tiv e de sig n

se co nd alt er na tiv e de sig n

15 22

fin ali ze d de sig n

ch an ge s co mp ar iso n

26 29

e ge g

mo rp ho log ica l

8

fo re word by

a a

se as on al de sig n

pr og re ss do cu me nta tio n

ty

D KV

ti

ke p al a p rog ram st u di

at

iii

cre

d esig n U P H

p

d ekan sch ool of


e ge g

30

a a

nc ep t de si gn co

32

si gn po st er de

42 43

ch an ge s

46

pa ck ag in

se as o na l pr og re ss

n

do cu m en

52

g

56

ta ti o n

p

nal des

ig

e ge g

50

e booth d n

e ge g

about m

66

de sign conce pt

67 73

m e diu m s

prom otiona l strate gy

e ge g

87

a a

e

:)

64

a a

uas display

p

o

o

pr

m

o ti

a a

uts display

food explore booth

60

p

48

co m pa ri so

gn

p

pack

ign

si

i

des

g

ag

n


1

BY 2 SCO

fig.

se

e

fig.

la 1 da u n t h u

WH A T I S A THU LASEE P L A NT? Thulasee (Ocimum tenuiflorum) (fig. 1) atau yang lebih dikenal sebagai holy basil, adalah sebuah tanaman aromatik yang dikultivasi untuk keperluan obat-obatan religius dan tradisional, dan juga untuk essential oil. Daun tulsi banyak digunakan sebagai teh herbal, dan sering digunakan pada Ayurveda, dan juga pada tradisi Hinduisme Vaishnava, dimana orang-orang menggunakan daun atau bunganya untuk penyembahan. Daun thulasee juga digunakan pada beberapa masakan Thai.

B E N EFI TS? Dengan penambahan daun tulsi dan mint, Tulaboocha menjadi salah satu minuman penyegar yang sehat dan kaya akan kebaikan untuk tubuh. Penambahan daun tulsi

membuat Tulaboocha lebih manjur untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan meningkatkan kesehatan tubuh. Tulaboocha juga dibuat melalui proses yang alami & tanpa penambahan bahan kimia.

WHAT IS A K O MB UC H A ? Kombucha adalah teh fermentasi yang sedikit beralkohol. Dispekulasikan bahwa kombucha berasal dari Russia atau Manchuria. Nama kombucha datang dari beberapa huruf Jepang ć˜†ĺ¸ƒčŒś yang memiliki arti kelp tea. Kombucha dibuat dengan teh hitam atau hijau yang manis, difermentasi dengan SCOBY (fig. 2). Pada tahap ini solusi teh manis dan SCOBY mengeluarkan alkohol dan gas. Minuman kombucha harus selalu disimpan dalam lemari es. Jika dibiarkan dalam suhu ruangan, kombucha akan terus bereaksi dan berfermentasi, yang akhirnya akan menghasilkan gas yang berlebihan.


2

ABOU T TU LABOOCHA Tulaboocha adalah alternatif minuman bersoda yang sehat, dan merupakan raw kombucha yang ramah lingkungan dan memiliki khasiat lebih daripada merk kombucha lainnya. Tulaboocha memiliki brand personality yang friendly agar target market maupun audiens tidak terintimidasi untuk mengenali brand. Nama Tulaboocha sendiri merupakan gabungan antara dua kata. Tula dari tulasi, ejaan lain dari daun thulasee, dan boocha dari kombucha.

TARGET MARKET & AU DI ENCE Kombucha secara umum, jika ditempatkan pada hierarki kebutuhan Maslow, berada pada tingkat self-actualization. Karena itu, target market Tulaboocha berada di kasaran umur 25-28 tahun, dimana target market sudah lebih stabil daripada umur remaja dan sedang mencoba untuk meningkatkan personal growth. Demografis target market lebih sentris ke wanita, karena wanita cenderung lebih mementingkan hidup sehat, memiliki penghasilan menengah keatas dan tinggal di wilayah perkotaan. Target market memiliki hidup sehat, dan menyukai produk ramah lingkungan.

Kombucha merupakan sebuah produk yang masih kurang dikenal oleh orang-orang Indonesia. Karena itu, Tulaboocha menjadi sebuah merk yang memperkenalkan gaya hidup baru kepada target audiens. Target audiens Tulaboocha dapat menjadi teman, rekan kerja atau saudara target market, maupun orang-orang yang terkena market touchpoints yang akan dibuat sebagai strategi marketing merk, seperti booth, point of purchase, dan social media.

COMP E T I T I V E F R A ME Melalui studi lapangan, dapat dilihat dari pasar Indonesia bahwa kebanyakan kompetitor langsung merupakan produk home industry. Kompetitor tidak langsung merupakan cold pressed juice (Re-Juve, Naked Press).

BRAN D O B J E C T I V E Mengenalkan kombucha kepada masyarakat agar Tulaboocha dapat diterima dalam pasar Indonesia. Membuat desain yang friendly, inviting dan tidak intimidating agar masyarakat merasa ‘terundang’ untuk mengenal merk Tulaboocha.


3

W H A T I S TU LABOOCHA? Tulaboocha adalah teh fermentasi (kombucha) yang dibuat dengan teh hitam, daun tulsi, gula, dan mint. Nama Tulaboocha datang dari penggabungan dua kata yaitu: thulasee dan kombucha, dan pengejaan nama merk diubah agar dapat berkesan lebih modern dan dapat membuat komunikasi yang lebih efektif dengan target market.

A B O U T TU LABOOCHA Tulaboocha dibuat tidak hanya dengan daun teh hitam, tetapi juga dengan daun tulsi dan mint. Penambahan daun tulsi ini dimaksudkan agar menambah khasiat dari teh kombucha yaitu menjadi lebih manjur untuk menurunkan gula darah dan juga meningkatkan kesehatan tubuh. Daun mint juga digunakan agar Tulaboocha terasa lebih segar daripada merk lainnya. Tulaboocha sendiri dibuat sendiri melalui proses yang alami dan tanpa bahan kimia. Dengan rasa yang manis dan menyegarkan, Tulaboocha cocok dan aman untuk dikonsumsi semua usia.

B R A N D CONCERN Kombucha merupakan produk yang relatif baru untuk masyarakat In-

donesia. Butuh pengenalan produk lebih sehingga dapat diterima oleh lebih banyak audiens.

BRAND PO T E N T I A L merupakan produk yang populer dikalangan clean eaters dan memiliki potensi konsumebesar menaikkan gengsi pengkonsumsi potensi variatif

MISSION memperkenalkan kombucha secara kepada masyarakat umum mengenalkan Tulaboocha sebagai alternatif minuman ringan menjadikan merk tersebut unggul daripada kompetitornya memberikan solusi bagi kelemahan produk sejenis di pasar

COMPETIT I V E F R A ME key competitors > Kombuchi Brewing Co.; Hakko Kombucha; Kyntamanis substitutes > bottled cold pressed juice seperti ReJuve; Mama Roz; Acaii; Naked Press; Life Juice


4

VISU A L P A R A ME T E R APPRO A C H

T A RGET CONSU MERS berumur 25-28 tahun gender neutral, namun lebih sentris kepada perempuan status sosial menengah keatas berdomisili di wilayah perkotaan (Jakarta Selatan / Jakarta Pusat) memiliki ketertarikan kepada hidup sehat dan ramah lingkungan

BRAN D D I R E C T I O N Tulaboocha menjadi sebuah brand yang memperkenalkan dan mengundang gaya hidup baru, juga mewadahi gaya hidup sehat dengan menjual produk yang ramah lingkungan dan natural.

ADVE R T I S I N G T O N E healthy, environmentally conscious, modern, young, trendy, fit, guilt-free

P O SI TI ONI NG Tulaboocha merupakan raw kombucha yang ramah lingkungan dan juga merupakan sebuah alternatif sehat untuk minuman bersoda.

P R ODU CT PU RCHASING

PROD UC T A D V A N T A G E S lebih berkhasiat daripada produk serupa; minuman yang enak dan menyegarkan, tidak menaikkan berat badan; dengan bahan alami dan tanpa pengawet; minuman bergengsi

O N MARKET Tulaboocha tidak dijual di acara Food Explore 12. Selanjutnya produk berpotensi untuk dijual di grocery store ataupun bulk store.

PROD UC T D I S A D V A N T A G E S tidak dapat disimpan pada suhu ruangan; belum lab-tested


d

s p ar t thi

c is

us

s

abo es

ut...

v i sua l i d e n t i t y d e si gn morphological matrix 1st alte rnative 2nd alte rnative final design


PART


7

fig. 3 morphological matrix untuk merk Tulab

oocha

1ST ALTE R N A T I V E

M O R PHOLOGI CAL MATRIX Ide tersebut pun memiliki sifat-sifat yang berbeda. Dari ide-ide ini desainer mencapur, menyalin ataupun mereferensikan semua ide menjadi sebuah desain yang konkret. Terkadang ide-ide ini dapat dilupakan karena banyaknya informasi yang harus diolah. Untuk mempermudah pengelolaan ide, muncullah sebuah metode berpikir kreatif yaitu dengan morphological matrix. Morphological matrix (fig. 3) berfungsi untuk mempermudah kita sebagai desainer untuk membuat sebuah kombinasi ide yang telah dipikirkan.

Pengumpulan ide untuk sisi seru dan asik merk membuah sebuah ide besar yang akhirnya menjadi desain untuk alternatif pertama. Pada alternatif pertama, ide-ide yang dikumpulkan cenderung lebih seru dan animatif. Warna-warnanya pun lebih ceria dan terang.Bentuk-bentuk dasarnya juga lebih organis dengan tambahan bentuk tajam dari natur produk.

2ND ALTE R N A T I V E Dari sisi zen dan refreshing pun terkumpullah beberapa ide yang akhirnya pun menjadi desain untuk alternatif kedua. Pada alternatif, ide-ide yang dikumpulkan lebih toned down dan dewasa. Warna-warna pun tidak seceria alternatif pertama. Bentuk-bentuk dasar dari alternatif pertama lebih kaku dan sempurna untuk merepresentasikan sisi profesional merk.


8


9


10

fig. 4 alternatif logo pertama

fig. 5 alternatif identitas visual pertama

LOGO DESI GN Pembuatan produk kombucha sangat unik, yaitu dengan mengfermentasi jamur SCOBY pada teh manis. SCOBY tersebut bertumbuh menyesuai wadahnya. Sifat tersebut ingin ditonjolkan pada logo ini. Huruf-huruf saling memenuhi sebuah wadah imajinatif. Font yang digunakan pun terinspirasi dari tipografi yang ada di India.

VISU A L E L E ME N T S S ha p e Tulaboocha ingin mengenalkan kombucha kepada pasar yang lebih umum, karena itu desain Tulaboocha harus friendly dan inviting. Dengan itu bentuk-bentuk dasar bulat digunakan untuk desain. Lalu ada bentuk tajam yang juga digunakan untuk merepresentasikan sifat kombucha yang bersoda. Bentuk tajam ini dibuat agar terkesan friendly walaupun tajam, menggunakan derajat yang besar untuk setiap sudutnya.


11

fig. 6 alternatif gaya ilustrasi pertama Color Warna yang digunakan adalah hijau, kuning, dan pink, dengan sedikit sentuhan merah. Warna-warna ini digunakan untuk merepresentasikan warna-warninya India. Lalu warnanya pun sedikit muted agar tidak berkesan norak. Typ ogra p h y India terkenal dengan keramaiannya, dan beragam warna yang digunakan untuk mendekorasinya. Hal yang paling menonjol pada suasana India ini adalah eksterior toko dan juga lukisan pada truk-truk yang ada di India. Kedua hal ini yang menginspirasi gaya tipografi Tulaboocha. Sebagai contoh, beberapa teks pada desain Tulaboocha menggunakan bayangan solid, seperti seni-seni yang ada di truk India.

Il l ust rat i o n Budaya India yang merupakan keunggulan produk sangat kaya, dan budaya tersebut ingin ditonjolkan pada desain identitas visual Tulaboocha. Karena itu, ilustrasi Tulaboocha hanya menggunakan pose-pose yoga, sebuah praktis yang asal-usulnya dari India. Lalu ilustrasinya pun menggunakan siluet pose yang diilustrasikan dengan gaya ilustrasi yang sederhana dan kaku. Gaya tersebut diputuskan untuk digunakan agar menyerupai bentuk logo dan menyeimbangi bentuk dasar desain yang cenderung berbentuk bulat.


12

fig. 7 alternatif logo kedua

fig. 8 alternatif desain identitas kedua

LO G O DE S IGN

V IS UAL ELEMENTS

Jika alternatif desain pertama mengangkat tema India dari nilai keunggulan produk, alternatif kedua mengangkat tema oriental Jepang yang diambil dari asal nama kombucha. Lalu kesan ‘zen’ juga ditampilkan untuk memberi kesan bahwa Tulaboocha merupakan sebuah minuman yang menyegarkan.

S ha p e Bentuk yang digunakan serupa dengan desain alternatif pertama, yaitu bulat. Bentuk-bentuk yang digunakan lebih rapih jika dibandingkan dengan alternatif pertama. Walaupun hal ini membuat desain terkesan kurang friendly, namun kesan profesionalnya menjadi lebih menonjol agar mendapat kepercayaan.


13

ĺ…¸

fig. 9 alternatif gaya ilustrasi kedua

Color

Il l ust rat i on

Warna yang digunakan lebih kalem dan tidak sewarna-warni alternatif pertama. Warna hijau, walaupun berbeda jenis, tetap digunakan untuk merepresentasikan daun thulasee dan sifat produk yang natural. Lalu, warna marun digunakan untuk mengelevasi kesan profesional merk.

Desain alternatif kedua menggunakan ilustrasi yang lebih banyak daripada alternatif pertama. Karena gaya desain yang relatif kaku, gaya ilustrasinya ingin memiliki kesan yang serupa namun juga berkesan friendly agar tidak mengintimidasi audiens. Karena itu, gaya ilustrasi alternatif kedua mengambil inspirasi dari lukisan oriental seperti Jepang, Cina, atau Korea. Lalu konten ilustrasinya lebih relaxed dan mengandung sedikit gurauan, yang dapat dilihat dari fig. 9. Selain itu, pada kemasan (fig. 8) memiliki ilustrasi yang diambil dari Great Waves Off Kanagawa oleh seniman Jepang Hokusai.

Typ ogra p h y Tipografi alternatif kedua terinspirasi dari desain Jepang vintage. Font Montserrat juga digunakan karena width nya yang mirip dengan huruf kanji Jepang. Secara keseluruhan, tipografi alternatif kedua terinspirasi dari desain Jepang yang sederhana namun berkesan profesional agar lebih menjual.


FINA

e d z i L G I N S E D


15

D E S I GN CONCEPT Kombucha adalah minuman fermentasi yang akar sejarahnya sudah ada sejak beribu-ribu tahun lamanya. Cerita awal mula penemuan kombucha pun banyak dan tidak pasti, dan semua cerita tersebut berpotensi menjadi sebuah konsep desain identitas visual. Untuk Tulaboocha, ada tambahan potensi konsep, yaitu dari unique selling point nya: penambahan daun tulsi. Daun tulsi merupakan daun yang memiliki cerita yang menarik di India. Di agama Hindu, daun tulsi dipercaya sebagai salah satu jelmaan dari dewi Lakshmi, dan persembahan daun tulsi yang suci menurut agama Hindu merupakan sebuah elemen penting dalam ritual penyembahan dewa Wisnu. Pembuatan kombucha juga merupakan proses yang sangat menarik dan unik, yaitu menggunakan sebuah bakteri bernama SCOBY yang bentuknya seperti jelly. Ketika ditanyakan kepada masyarakat sekitar, hampir semua masih

asing dengan minuman kombucha, dan ketika dijelaskan bahwa pembuatan minuman dengan bakteri, kebanyakan kaget dan menjadi takut mencoba. Dari sanalah dibuatnya brand personality Tulaboocha, yaitu fun, friendly, dan inviting agar orang-orang tidak terintimidasi untuk mengenal brand lebih lanjut. Brand juga dipasarkan sebagai sebuah alternatif sehat bagi soda agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat agar dapat lebih diterima oleh masyarakat, terutama pengunjung Food Explore 12 di Lippo Mall Puri. Jika topik India sedang diangkat, hal pertama yang dapat terpikirkan adalah betapa ramai dan penuh warna suasana di India. Hal tersebut juga sejalan dengan konsep dasar Tulaboocha yang ingin menjadi sebuah brand yang inviting dan friendly. Karena itu, suasana India digunakan sebagai konsep dasar desain identitas Tulaboocha.


16

fig. 10 logo alternatif pertama

fig. 11 finalisasi logo alternatif pertama

fig. 12 logo final dengan bingai stik er

L OGO DESI GN Logo Tulaboocha, seperti tipografi desain, terinspirasi dari tipografi yang ada di India. Tetapi yang membuat logo Tulaboocha unik dan berbeda dengan tipografi desain identitas Tulaboocha adalah tiap huruf dimuatkan pada negative space huruf lainnya agar logo lebih padat, tanpa negative space yang ‘mengganggu’. Upaya ini dilakukan penulis untuk merepresentasikan SCOBY. SCOBY adalah bakteri yang mengfermentasi kombucha, dan SCOBY selalu tumbuh mengikuti wadahnya. Dalam kasus logo, huruf-huruf ‘tumbuh’ dan memenuhi sebuah ‘wadah’ imajinatif. Secara tidak langsung tipografi pada logo pun membentuk Efek Pragnanz. Efek Pragnanz yang dimaksud ialah kemampuan persepsi manusia untuk menyimplifikasi bentuk-bentuk kompleks menjadi bentu yang lebih sederhana (Wertheimer, 1923). Lalu, dua ‘o’ pada logo Tulaboocha dibedakan warnanya dan diberi

ilustrasi 2 tipe muka. Muka pada ‘o’ pertama menggambarkan seorang wanita dengan bindi (titik merah pada dahi) yang sedang menutup mata dan tersenyum. Muka pada ‘o’ kedua menggambar seseorang yang sedang melirik kesamping arah ‘o’ pertama. Kedua ilustrasi ini sedang menggambarkan interaksi yang diinginkan oleh brand, yaitu muka tenang dan refreshed yang merepresentasikan Tulaboocha, sebuah produk kombucha yang refreshing dan menenangkan, dan muka penasaran merepresentasikan keiingintahuan masyarakat terhadap produk yang dipasarkan oleh Tulaboocha. Warna yang dibedakan, kuning, juga merepresentasikan SCOBY yang cenderung berwarna kuning. Representasi ini ditujukan agar identitas produk dan sisi brand yang ingin mengenalkan kombucha dapat tertanam dalam logo, yang merupakan salah satu aspek paling penting dalam desain sebuah brand.


17

fig. 13 label untuk kemasan utama

VISU AL E L E ME MT S

fig.

a 14 la am bel pada kemasan ut

Desain Tulaboocha menggunakan 2 layer desain. Layer atas adalah layer yang menyerupai sticker. Layer bawah adalah layer yang hanya berupa teks dan sebuah elemen visual, yaitu 4 titik merah yang diatur pada sisi sebuah wajik. Kedua layer ini digunakan agar memberi kesan kedalaman kepada desain karena semua elemen desain brand cenderung bersifat tidak berdimensi, dan juga sebuah referensi terhadap penambahan SCOBY kepada larutan teh. Konsep dua layer ini juga dipertahankan dalam desain identitas visual brand karena klien menyukai efek stamp yang dibuat untuk alternatif yang tidak terpilih. Penggunakan konsep dua layer dapat memungkinkan elemen visual diperlakukan seperti stamp, sebuah konsep yang diambil dari desain alternatif kedua.


al

m

erk

18

fig .

1

fig. 15

o 6c

h elemen visua l nto

u vis n me ele h o cont

fig. 17 contoh

elemen visual

S ha p e s Kombucha merupakan minuman yang bersoda. Dengan mengobjektifikasi sifat soda, didapatkan bentuk dengan banyak tepi tajam. Bentuk dasar ini digunakan untuk desain identitas visual Tulaboocha agar produk brand dapat direpresentasikan dalam hal tersebut. Lalu, agar sifat brand yang ingin mengenalkan kombucha dapat juga direpresentasikan, Tulaboocha pun menggunakan bentuk bulat, bentuk SCOBY pada umumnya dan juga bentuk yang ‘bersifat ramah’, sebagai bentuk dasar desain. Upaya tersebut awalnya dilakukan agar merepresentasikan produk dan brand dalam desain. Dengan upaya tersebut, identitas visual Tulaboocha yang khas juga secara tidak langsung ditemukan.


19

fig. 18 tabel warna merk

Colour Warna adalah pertimbangan penting dalam sistem identitas visual karena memiliki dampak signifikan pada keadaan emosi orang. Memiliki warna khas tertentu yang digunakan secara konsisten juga sangat menguntungkan, karena orang dapat mengidentifikasi brand melalui warna dengan cepat, bahkan lebih cepat daripada elemen visual ataupun logo (VanAuken, 2006). Warna yang digunakan Tulaboocha seputaran sisi sehat dari produk, karena memang sisi kesehatan dan produk yang ingin ditonjolkan. Warna primer adalah warna yang selalu ada pada setiap desain, sedangkan warna sekunder merupakan warna yang mendukung warna primer dan tidak harus selalu digunakan pada setiap desain. Kedua warna primer hijau merupakan warna utama brand yang melambangkan daun tulsi yang merupakan unique selling point produk. Warna kuning dan merah muda, yang merupakan dua war-

na cerah, melambangkan sisi colorful dari India. Kedua warna primer tersebut memiliki turunan warna yang lebih gelap. Warna sekunder gelap tersebut dapat dijadikan efek bayangan yang terinspirasi dari tipografi storefront India dari penjabaran sebelumnya. Warna hijau memiliki dua warna primer karena warna tersebut dijadikan sebagai warna utama brand. Hal ini dilakukan karena warna hijau dapat secara efektif merepresentasikan beberapa hal yang telah dijabarkan diatas. Warna primer lainnya, yaitu kuning dan merah muda, adalah warna primer pendukung warna utama agar penggunaan semua warna tersebut dapat menyediakan kombinasi warna yang khas untuk brand.Selain itu, ada juga warna tertentu diluar warna primer dan sekunder yang bertujuan untuk merepresentasikan varian rasa. Warna tersebut merefleksikan varian rasa yang ia representasikan, dengan tone yang lebih keabu-abuan.


20

fig. 19 seni lukis truk India

fig. 20 tabel font merk

Ty p og ra p h y Sty l e Referensi storefronts dan truck art di India (fig. 19) yang sangat menarik dan warna-warni juga digunakan untuk inspirasi keseluruhan desain, terutama untuk tipografi Tulaboocha. Hasilnya adalah tipografi yang cenderung berbentuk kotak, dan adanya penggunaan bayangan pada beberapa aspek tipografi desain. Typeface yang digunakan relatif banyak, dengan total 6 typeface yang digunakan untuk keseluruhan desain. Typeface yang digunakan adalah: Timeout Sans, Lazy Olov, Nishiki Teki, Chronic, BB Book, dan Source Sans. Timeout Sans digunakan untuk teks yang membuat pernyataan dan cenderung berkalimat tunggal. Alternatif untuk Timeout Sans adalah Chronic, sebuah typeface yang memiliki kemiripan dengan Timeout Sans namun lebih memberikan kesan fun. Chronic digunakan untuk teks yang seharusnya menggunakan Timeout Sans namun dengan bobot kalimat yang lebih panjang. Lazy Olov adalah typeface yang memiliki bentuk kotak-kotak khas, dan baik digunakan untuk teks pendek yang menonjol. Bentuknya yang khas membuat keterbacaan typeface terse-

but berkurang. Karena itu, Nishiki Teki digunakan untuk menjadi alternatif bagi Lazy Olov dan memiliki nilai hierarki lebih rendah daripada Lazy Olov. Typeface BB Book digunakan hanya untuk teks varian rasa. Terakhir, Source Sans digunakan untuk teks penjabaran. Source Sans, sebuah typeface monospace, sangat rapih, dan cocok dengan typeface lainnya yang digunakan: x-height Source Sans serupa dengan Lazy Olov dan Nishiki Teki, dan kontras dengan Timeout Sans dan Chronic. Perlu diingat bahwa semua typeface tersebut tidak mutlak digunakan pada semua media, dan alternatif disediakan agar dapat disesuaikan untuk berbagai keperluan dan juga agar pengalaman membaca pembaca dapat lebih maksimal. Selain itu, teks juga diolah dengan layout dilatational agar dapat merepresentasikan bentuk bulat SCOBY. Lalu, jika memungkinkan, tulisan akan diolah lebih lanjut menjadi suatu bentuk yang konkret agar kesan fun lebih dapat diimplementasikan pada tipografi desain.


21

fig. 21,22 2 contoh gaya ilustrasi merk

fig. 23,24 2 contoh gaya fotografi merk

Illustrat io n Sty le

P hotog raphy Styl e

Ilustrasi yang digunakan untuk desain brand hanyalah ilustrasi pose tangan (fig. 20, 21). Style ilustrasi tersebut sangat sederhana, berbentuk dasar kotak dan berbentuk siluet dari hal yang ingin diilustrasikan. Pose-pose ilustrasi kebanyakan sedang berpose yoga.

Gaya fotografi merk tentunya harus menyesuai desain identitas merk. Karena itu, hal yang menonjol dari gaya fotografi merk adalah warnanya yang cerah, menyerupai warna desain. Selain itu, beberapa foto yang bersifat artistik memiliki bayangan, sebuah referensi bagi gaya tipografi merk yang beberapa teks headline-nya memiliki bayangan, terinspirasi dari tipografi India.

Konsep ilustrasi yoga ini merepresentasikan beberapa kata kunci, yaitu: India, sehat, dan segar.


22

LOGO Perubahan: Logo awal

1. 2.

3.

1. Ilustrasi maskot diubah menjadi lebih ekspresif dan bundar agar tidak menyerupai buah lemon. 2. Maskot kedua ditambahkan bayan gan agar memberi kesan kedalaman. 3. H diubah menjadi lebih tebal agar weight rata pada seluruh huruf.

Logo final

ILLU STRATION STYLE < gaya ilustrasi awal

Perubahan: 1. Tidak menggunakan ilustrasi bayangan pose badan sedang yoga, melainkan hanya menggu nakan pose tangan yoga.

gaya ilustrasi akhir >


23

C O L O R - F ROM TASTE VARIANTS Perubahan:

Warna varian rasa awal

Warna varian rasa final

1. Warna yang digunakan untuk varian rasa tidak konsisten. Untuk varian rasa unflavored dan sakura yuzu menggunakan warna primer, sedangkan varian rasa ginger lemon menggunakan warna sekunder. Keti daksetaraan ini membuat varian rasa memiliki hierarki berbeda. 2. Akhirnya untuk varian rasa unflavored/ original, tetap menggunakan warna kuning primer karena varian tersebut ingin ditonjolkan, dan memang warna kuning ditujukan untuk merepresen tasikan SCOBY. Namun warna lain dicari dan digunakan untuk varian rasa tambahan. Warna tersebut masih se tema dan skema warna merk, dan hanya digunakan untuk menunjukkan varian rasa yang masing-masing warna representasikan.


24

VI SU AL I DENTITY - FROM PRIMA R Y P A C K A G I N G

Desain pertama

Eksplorasi dari desain awal

Eksplorasi wadah

Desain final

Perubahan: 1. Layout elemen visual secara keseluru han diubah walaupun elemen visual dari tahap awal desain dipertahankan. 2. Bentuk dasar desain digunakan lebih maksimal agar desain bervariasi.

3. Wadah botol diubah menjadi trans paran (dari botol coklat) dan lebih bulat (dari botol ramping). 4. Varian rasa lebih ditonjolkan pada desain identitas visual akhir.


25

V IS U A L I DENTITY - FROM FOOD STAL L P A C K A G I N G

Eksplorasi Desain

D

al aw n i a es

Desai n

akh i

r

Perubahan: 1. Area penulisan nama pembeli berubah dari bentuk tajam menjadi bulat agar area penulisan lebih terbagi rata.

2. Stiker varian rasa, agar menyeimban gi bentuk pada poin pertama, beru- bah dari bentuk bulat menjadi bentuk tajam.


26

SEASONAL PACKAGING Seasonal packaging adalah kemasan yang khusus ditujukan untuk suatu acara ataupun hari raya. Pada kesempatan ini, Tulaboocha mengangkat tema hari raya Natal sebagai kemasan seasonal. Hal yang paling membedakan kemasan seasonal dengan kemasan reguler adalah warnanya. Kemasa reguler menggunakan warna hijau, kuning, dan pink sebagai warna primernya, dengan warna merah sebagai warna sekunder. Hal ini berbanding terbalik dengan kemasan seasonal. Kemasan seasonal menggunakan warna hijau tua, merah, dan putih sebagai warna primer. Hal ini ditujukan agar audiens dapat membedakan kemasan reguler dan seasonal dengan jelas.

Perbedaan warna ini sangat kontras. Agar audiens tetap dapat mengenali merk, elemen grafis Tulaboocha yang khas hampir semua tetap dipertahankan, dengan tambahan beberapa elemen grafis natal. Sebagai contoh, 4 titik merah pada latar tidak diubah bentuknya, tetapi warnanya diubah menjadi putih agar dapat menyerupai salju. Lalu, ada garland yang ditaruh pada beberapa media. Elemen visual garland ini masih masuk dalam design guideline merk karena terdiri dari bentuk tulisan melengkung berwarna hijau, hingga menyerupai objek garland tersebut. Adanya kemasan seasonal ini diharapkan desain merk tidak kehilangan identitasnya, dan membuktikan fleksibilitas desain.


27

Perubahan:

LOGO

1. ‘Maskot’ logo ditambahkan aksesoris bertema natal. Maskot pertama deng- an topi santa (bindi dipertahankan), dan maskot kedua memakai tanduk rusa dan hidung Rudolph (the red nosed reindeer).

Logo reguler

Logo Natal

IL L USTRATI ON STYLE

< gaya ilustrasi versi Natal

gaya ilustrasi reguler >

Perubahan: 1. Penambahan elemen bulat berwarna kuning dan merah yang menyerupai dan mengilustrasikan ornamen dekorasi pohon Natal pada beberapa ilustrasi. 2. Penggunaan tipografi yang dibentuk agar menyerupai objek tertentu. 3. Penggunaan bentuk tajam untuk menglustrasikan bintang.


28

C OLOR

Perubahan:

Warna reguler

1. Warna yang digunakan untuk desain versi natal masih sama, namun warna sekunder merah digunakan sebagai warna primer untuk versi Natal karena kombinasi warna hijau dan merah merupakan sebuah kombinasi yang identik dengan Natal. 2. Penambahan warna putih yang sebelumnya tidak ada pada desain reguler agar menambah kesan Natalnya. Warna putih digunakan untuk ilustrasi maupun elemen yang berbentuk atau merepresentasikan salju, dan juga untuk varian rasa baru yaitu Cranberry Candy Cane.

Warna versi Natal

VI SU AL ELEMENTS - PRIMARY PA C K A G I N G Perubahan:

Label kemasan primer reguler

Label kemasan primer versi Natal

1. Bentuk tajam label utama berubah menjadi bentuk pohon Natal. 2. Penanda & penjelasan varian rasa diu- bah menjadi warna merah dan berben tuk aksesoris pohon natal yang di- pegang oleh ilustrasi tangan tiap varian rasa. 3. Banyak warna yang diubah menjadi merah, walaupun ada warna yang dipertahankan agar masih memiliki sintaks yang jelas dengan desain reguler. 4. Elemen visual titik merah yang berada di latar desain diubah warnanya men jadi putih agar menyerupai salju. 5. Bagian bawah label diberi elemen salju. 6. Stiker bunga lotus diganti dengan bunga Poinsettia, bunga khas Natal. 7. Layout tulisan daun diubah menjadi pohon yang didekorasi dengan or namen bulat khas pohon natal.


29

V I S U AL ELEMENTS - FOOD STALL PA C K A G I N G

Perubahan:

Sleeve kemasan food stall reguler

Seal kemasan food stall reguler

Sleeve kemasan food stall versi Natal

Seal kemasan food stall versi Natal

1. Penambahan salju berwarna putih pada bagian bawah sleeve. 2. Penambahan elemen visual 4 titik putih. 3. Penambahan ilustrasi manusia salju. 4. Salah satu seal diberi border merah agar warna merah tetap hadir pada desain. 5. Seal dibentuk menjadi karakter manusia salju jika dijejerkan, suatu desain yang tidak ada pada desain versi reguler. 6. Penambahan satu varian rasa baru yaitu Cranberry Candy Cane.


29

Pertama kali

uk

mencoba prod

Presentasi pertama bersama anak Food Tech

Presentasi anak Food Tech


d

s p ar t thi

c is

us

s

abo es

ut...

pac k ag agii n g d e si ggn n design concept progress changes se asonal concept documentation


PART


32

PRIMARY P A C K A G I N G Proses fermentasi menghasilkan soda yang secara langsung juga menghasilkan tekanan gas. Karena itu, wadah yang digunakan untuk tidak sembarangan: berbentuk bulat agar tekanan yang terkena kepada dinding wadah seragam. Selain itu, wadah ditutup dengan kain agar partikel kecil tidak dapat masuk ke dalam wadah (Cultures for Health). Karena Tulaboocha ingin mengenalkan kombucha kepada masyarakat Indonesia, packaging yang digunakan dibuat semirip mungkin dengan proses pembuatan kombucha.


33

as

li k em a

sa n

ot ol

wad ah kemasan

n ra

oto fig. 27 f

n tra fig. 25 contoh stiker

a sp

fig.

Tulaboocha menggunakan botol beling bundar bervolume 500ml (fig. 26) agar pelanggan Tulaboocha dapat menyimpan beberapa produk di rumah untuk diminum sendiri ataupun dibagikan kepada kerabatnya. Walaupun ongkos pembuatan yang lebih mahal, penggunaan botol beling selaras dengan konsep brand yang mengikuti behaviour target market, yaitu eco-friendly. Botol beling aman untuk digunakan ulang dan dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya, berbeda dengan plastik yang akan terdegradasi seiring dengan proses daur ulang. Dengan menggunakan botol beling, target market yang health dan environmentally conscious dapat memiliki perasaan bahwa mereka berkontribusi kepada lingkungan dan tidak merasa guilty dengan pembelian produk Tulaboocha. Ongkos produksi

26

b

pun tertutup dengan harga jual yang relatif tinggi karena dijual untuk target market upper middle class. Kemasan ideal juga menggunakan kain sebagai penutup wadah fermentasi kombucha. Kain tersebut berwarna hijau merk, yang diikat dengan pita berwarna masing-masing varian rasa. Sama dengan desain identitas visual merk, label pada kemasan ini memiliki 2 layer. Layer pertama adalah layer yang disablon pada botol (dengan alas tinta putih agar elemen visual lebih terlihat). Layer kedua adalah stiker yang ditempel setelah proses penyablonan botol, dicetak pada sticker vynil doff Quantac. Desain varian rasa diimplementasikan pada sticker layer kedua, dimana warna utama label disesuaikan menurut rasa yang label representasikan.


34

an fig. 29 tekstur bah

t

he

rm a

l

fig. 28 tekstur bahan kain kanvas

fig. 30 foto asli kemasan sekunder

S E C O NDARY PACKAGING Secondary packaging adalah kemasan yang menutupi maupun melindungi primary packaging (The Law Dictionary). Kombucha adalah minuman yang harus selalu disimpan dalam temperatur yang rendah agar menghindari berubahnya kualitas produk. Karena itu, agar kemasan sekunder dapat berfungsi menurut kebutuhan produk, kemasan sekunder untuk Tulaboocha adalah cooler bag. Selaras dengan konsep eco-friendly brand, secondary packaging produk juga didesain agar dapat digunakan ulang. Bahan luar cooler bag merupakan bahan kanvas tebal (fig. 28) yang kuat agar tahan digunakan berulang kali. Bagian

dalam cooler bag dilapisi dengan bahan thermal (fig. 29) untuk menjaga kestabilan temperatur produk, agar konsistensi rasa dan kualitas dapat terjaga. Pada bagian depan cooler bag ada logo merk sebagai pemasaran berjalan brand. Pada bagian belakang ada beberapa elemen visual yang sesuai dengan identitas visual brand. Selain itu, ada juga tag yang diikat pada kemasan sekunder. Tag ini bertujuan untuk memberikan informasi wajib produk. Salah satu tag memiliki bentuk ilustrasi tangan, agar ilustrasi tangan dapat muncul konsisten pada semua kemasan.


35

31 b

n asa otol wadah kem

fig. 32 tekstur dari stiker doff Quantac

fig. 33 foto

asli kema

san

fig.

S I MPLI FI ED PACKAGING Simplified packaging adalah penyerdehanaan dari kemasan ideal diatas. Kemasan simplifikasi tetap menggunakan botol beling. Tetapi, karena kemasan ini adalah simplifikasi, botol beling yang digunakan berukuran lebih kecil dengan bentuk yang lebih ergonomis dan mudah dipegang (fig. 31). Volume botol lebih kecil daripada volume kemasan ideal. Hal ini dilakukan selaras dengan konsep ‘simplifikasi’. Jika kemasan ideal merupakan kemasan untuk produk yang disimpan dan diminum bertahap, kemasan simplifikasi bertujuan untuk mewadahi pembeli yang ingin mencoba produk ataupun yang meminum habis

produk dalam jangka waktu pendek, tanpa harus repot membawa kemasan yang besar kemana-mana. Dengan ukurannya yang lebih kecil, kemasan ini pun lebih mudah untuk dibawa-bawa. Selain itu, kain penutup ditiadakan untuk menyederhanakan kemasan. Kemasan simplifikasi menggunakan 1 layer label dengan bentuk sederhana, yaitu persegi panjang yang dicetak pada sticker vynil doff Quantac (fig. 32). Dengan sticker berbentuk sederhana dan peniadaan beberapa elemen dari kemasan ideal dapat menurunkan ongkos produksi kemasan.


ah

an

P LA

36

s fig. 34 gela

rb be

FOOD STA L L P A C K A G I N G Dalam pasar minuman di Indonesia, yang paling populer saat ini adalah boba, thai tea, dan iced coffee (Sinta, 2017). Ketiga minuman tersebut memiliki sebuah kesamaan, yaitu wadah plastik PP atau PET yang disegel atau ditutup dengan lid. Konsep ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 2001, ketika brand Quickly membuka gerai pertamanya di Indonesia (Juniman dan Ratnasari, 2019). Dari perkembangan industri minuman di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia telah mengenal konsep minuman berkemasan gelas plastik dengan baik. Karena Tulaboocha adalah sebuah merk yang ingin mengenalkan sebuah produk yang relatif asing bagi masyarakat Indonesia, untuk kemasan food stall


37

fig.

Tulaboocha menggunakan konsep kemasan tersebut. Kemasan tersebut tidak pernah digunakan pada brand kombucha lainnya, dan dapat menjadi sebuah keunikan dari Tulaboocha. Kombucha sebenarnya tidak disarankan untuk menggunakan wadah plastik. Tetapi, karena kemasan food stall bertujuan untuk tidak disimpan melainkan langsung diminum, hal ini tidak akan menjadi sebuah masalah. Penghindaran masalah dilakukan dengan menggunakan gelas yang tidak bervolume besar agar produk dapat cepat habis diminum oleh target audiens. Gelas yang digunakan adalah gelas berbahan PLA. PLA adalah sebuah bioplastic yang dibuat dari cornstarch. Bahan plastik ini lebih ramah lingkungan daripada plastik PP atau PET karena dapat lebih mudah terurai pada fasilitas kompos (Rogers, 2015). Sedotan yang digunakan berbahan kertas, bahan yang

35 f oto

asli

kem a

san

lebih mudah terurai daripada plastik. Sedotan pun memiliki warna dan desain yang sesuai dengan desain merk. Pada dasar gelas ada ilustrasi maskot merk untuk kesan menyenangkan. Selain itu, setiap gelas menggunakan sleeve untuk personalisasi (seperti penulisan nama pembeli dan varian rasa yang dipesan). Penggunaan sleeve juga bertujuan agar gelas dapat lebih menarik perhatian, karena dari studi banding pasar, di Indonesia jarang atau belum ada merk yang menggunakan sleeve pada gelas plastik. Bahan sleeve adalah kertas Conqueror 310gsm. Lalu, gelas menggunakan seal plastik yang memiliki ilustrasi tangan dan quotes yang berhubungan dengan tangan. Pada ilustrasi disediakan area untuk menusuk sedotan agar kemasan lebih interaktif dengan target audiens.


38

P O IN T OF PU RCHASE Menurut John Quelch dan Kristina Cannon-Bonvertre, dua orang ahli bisnis, point of purchase adalah media yang menggunakan berbagai kendaraan komunikasi, termasuk display, pengemasan, promosi, iklan di dalam toko, dan tenaga penjualan, dan bertujuan untuk untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pada artikelnya, Quelch dan Cannon-Bonvertre juga memberi beberapa contoh dari POP, yaitu POP untuk kamera disk Kodak, yang diluncurkan pada Mei 1982. Unit tampilan yang berputar menyajikan informasi kepada konsumen tanpa bantuan tenaga penjual (Quelch & Cannon-Bonventre, 1983). Untuk Tulaboocha, fungsi point of purchase yang dibuat juga memiliki fungsi yang sama. Point of purchase Tulaboocha dibuat agar dapat menjadi media

marketing merk tanpa bantuan tenaga manusia, tetapi juga dapat menjaga produk Tulaboocha. Tulaboocha merupakan merk yang baru, karena itu desain point of purchase harus eye-catching agar dapat menarik perhatian calon pembeli. Produk Tulaboocha, yaitu kombucha, merupakan minuman yang harus selalu disimpan dalam keadaan suhu rendah agar kualitas produk dapat konsisten dan terjaga (Lovett, 2018). Karena itu, medium point of purchase yang ideal untuk Tulaboocha adalah mesin pendingin. Desain point of purchase Tulaboocha juga dapat dilihat dari 4 sisi berbeda, dengan 2 sisi utama. Dua sisi tersebut, posisi A & B, berposisi depan belakang dan memuat mesin pendingin yang masing-masing dapat memuat 18 botol


39

fig. 36 desain POP dari 4 sisi

kemasan simplified dan 15 kemasan ideal. Sisi sebelah kiri dan kanan mesin pendingin, posisi C & D, dihias dengan elemen-elemen visual khas merk, logo-logo wajib, dan juga deskripsi produk agar calon pembeli dapat mengenal produk lebih lanjut dan dapat membuat awareness tentang produk. Point of purchase Tulaboocha juga memuat kemasan Tulaboocha lainnya, yaitu kemasan sekunder dan juga kemasan food stall. Penempatan kedua kemasan ini bertujuan untuk memberi tahu calon pembeli bahwa Tulaboocha juga menjual produk lainnya. Selain itu, point of purchase Tulaboocha juga menempatkan kontak berupa akun Instagram dan barcode yang jika di scan tersambung kepada laman web yang memberi informasi lebih lanjut tentang

produk. Penempatan elemen-elemen yang telah dijabarkan bertujuan agar dapat generate interest calon pembeli untuk melakukan pencarian tentang merk lebih lanjut. Konsep point of purchase Tulaboocha terinspirasi dari display depan kaca toko-toko fesyen, yang penempatan elemen-elemennya tidak terbatas oleh suatu struktur tertentu. Penerapan konsep ini sesuai dengan merk yang lively, dan membuat POP Tulaboocha menarik dan berbeda dengan POP lainnya, yang biasanya menggunakan tingkatan ataupun rak yang sangat terstruktur. Penggunaan POP untuk merk akan efektif karena merupakan sebuah media publikasi yang cocok ditempatkan di grocery store tanpa tenaga manusia.


40

12 ara Food Explore fig. 37 poster di ac

INFOGRA P H I C P O S T E R Poster infografik Tulaboocha bertujuan untuk digunakan pada acara-acara seperti open booth dan display. Tujuan penggunaan poster adalah untuk mengenalkan produk lebih detail, memuat deskripsi produk yang mendeskripsikan nilai keunggulan produk, dan juga proses pembuat produk. Poster dicetak pada bahan Korean Cloth dan ukuran A1, dengan jarak pandang sekitar 40-80cm.


pl

at ..

e steps!

er

!

ea leaf ar k t g ac and su btl f hu lasee lea

add

ScOb

Y to

B r ew, fi LT e r U Ol & cHiLl THE s

Ti

EN

2

TH

oN

1

t

he

ferM Ta

EN

TioN BE

c

hi

lle

d

s GiN

sw

ee

t

t ea

how d o we b rew o ur b

sim

d

w

ch?

ad

I t � s t h e l i v i n g h o m e for the bacteria and

the kombucha. It also outside bacteria while

3

So your booch comes things inside? W e l l , t h a t �s a c t u a l l y S C O B Y. D o n � t wo r r y, i t � s p e r f e c t l y s a f e to consume!

..A

Nd bOTTle

Up !

fig. 38

bagan p

embua

tan pro

duk

Pada poster infografik, proses pembuatan produk Tulaboocha dibagi dalam tahap penambahan bahan. Solusi ini digunakan agar dapat mengakomodasi style ilustrasi merk. Setelah dibagi, tahapan proses pembuatan diilustrasikan dengan ilustrasi siluet tangan yang menggambarkan setiap tahapan agar tidak keluar dari konsep desain identitas visual merk. Typeface yang digunakan adalah Chronic dengan ukuran 32pt dan Nishiki Teki dengan ukuran 28pt. Nishiki Teki digunakan untuk tahapan yang menjelaskan penambahan bahan, dan Chronic digunakan untuk tahapan yang menjelaskan kata kerja selain penambahan. Pada ilustrasi pembuatan produk ini dapat dilihat konsep layout tipografi desain. Deskripsi produk ditempatkan pada sebelah kiri poster dan dibagi menjadi

fig. 39 deskripsi produk pada poster

dua bagian agar muat pada poster. Typeface yang digunakan adalah Timeout Sans, sebuah typeface yang memiliki x-height yang tinggi. Walaupun dengan keterbacaan yang cenderung sulit pada teks panjang (Rabinowitz 2015, 159), typeface ini terpaksa digunakan untuk deskripsi produk agar konsisten dengan desain identitas visual merk. Untuk mengatasi kesulitan pembacaan teks, beberapa kata yang merupakan gagasan utama teks diubah warnanya menjadi hijau terang agar dapat menjadi sorotan dan secara tidak langsung membagi teks dan mempermudah pemembacaan teks. Deskripsi produk menggunakan ukuran font 31pt, ukuran yang cukup besar untuk dibaca pada jarak yang jauh. Ukuran teks deskripsi produk dan proses pembuatan produk serupa karena kedua kelompok teks memiliki hierarki dan kepentingan yang seimbang.


42

fig. 40 poster infografik Tulaboocha

Agar terkelompokkan, poster infografik juga menggunakan bingkai agar dapat menjadi latar belakang logo pada bagian bawah poster. Solusi ini digunakan agar logo dapat terlihat jelas dengan kedudukannya yang tidak kalah penting dengan konten poster, dan juga tidak diganggu dengan perbedaan warna latar belakang poster. Solusi ini tidak diterapkan untuk logo Food Explore 12 pada bagian atas kanan poster karena ukuran logo sudah cukup besar dan penempatan logo berada pada latar belakang yang berwarna kontras dengan

warna logo. Selain itu, dengan template penempatan logo yang telah dibuat dan digunakan untuk semua poster produk Food Explore 12, pengunjung secara langsung akan mengetahui bahwa poster tersebut adalah milik acara. Sekeliling poster juga menggunakan outline agar bingkai bagian bawah poster tidak terlihat janggal. Penggunaan solusi visual tersebut pun sejalan dengan konsep desain identitas visual merk yang memberi outline pada beberapa elemen visual.


43

PRI MARY PACKAGING

Botol pertama

Botol kedua

Botol ketiga

Botol final Alasan Perubahan: 1. Botol pertama: botol berkonotasi buruk karena menyerupai botol minuman keras. 2. Botol kedua: Botol berwarna coklat menyerupai botol obat, tidak meng komplementer warna merk.

3. Botol ketiga: botol transparan jauh lebih baik dari pada botol coklat. Namun, bentuk botol terlalu ramping dan tidak dapat memuat informasi yang diharuskan ada pada botol kemasan primer.


44

F O O D STALL PACKAGING

as an fo

a ak un

n

k

em

se al

Kemasan food stall sebelum revisi

od stall mengg

Alasan Perubahan: 1. Tutup gelas diubah, dari lid menjadi seal. Perubahan ini dilakukan agar desain dapat tetap hadir pada bagian penutup, dan disarankan oleh Pak Brian.

2. Bahan seal diubah dari stiker glossy menjadi stiker doff. Perubahan ini dilakukan karena bahan stiker doff lebih cocok dengan desain.


45

P OI NT OF PU RCHASE

POP pertama

POP ketiga

POP kedua

POP keempat

POP final

Alasan Perubahan: 1. Konsep awal: masih belum diolah. 2. Konsep kedua: slip rak tidak terlalu efektif karena tidak dapat didisplay dengan baik tanpa kulkas. 3. Konsep ketiga: desain merk sudah lebih terlihat daripada konsep sebelumnya, namun terlalu tinggi dan menggunakan hal-hal yang kurang berguna.

4. Konsep keempat: sudah lebih kecil dalam hal tinggi, namun masih terlalu tinggi. Daripada mendisplay semua objek pada satu sisi dan menjadi berlebihan, dapat diper- timbangkan menggunakan 2 sisi agar objek display dapat terbagi. 5. Konsep final: hasil desain setelah proses asistensi.


46

l ata si N r e v er fig. 41 kemasan prim

fig.

42 fo

od stall versi natal

P R IM ARY PACKAGING

FOOD STA L L P A C K A G I N G

Kemasan primer yang digunakan masih serupa, yaitu botol bervolume 500ml berbentuk bulat. Yang membuat kemasan versi Natal berbeda adalah label kemasan tersebut, dan juga kain yang menutupi penutup botol. Kain yang digunakan untuk kemasan Natal adalah kain berwarna merah. Warna kain diubah agar orang-orang dapat dengan sekilas membedakan kemasan reguler dan kemasan Natal. Pita yang mengikat melambangkan setiap varian rasa.

Kemasan food stall yang digunakan pun masih sama, yaitu gelas PLA berukuran 300ml. Yang membuat kemasan versi Natal berbeda adalah sedotan yang digunakan. Berbeda dengan sedotan kemasan reguler yang berwarna hijau, sedotan versi Natal berwarna merah agar memiliki warna yang sama dengan tempat yang disediakan untuk menusuk sedotan. Selain itu, desain label dan seal nya pun berbeda, seperti yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya.


47

fig. 44 tampak depan pa

perbag

onal

omosi rasa seas fig. 43 banner pr

lakang paperbag

fig. 44 tampak be

BANNER

PAPE R B A G

Banner (fig. 43) dibuat untuk keperluan pemasaran varian rasa baru. Banner dibuat berbentuk persegi panjang agar bentuknya unik dan berbeda. Sekeliling banner diberi border berwarna merah agar warna merah konsisten ada pada semua komoditas merk. Banner dicetak pada bahan Artpaper 150gsm.

Paper bag dibuat untuk mengemas kemasan food stall. Paper bag dapat mengemas 2 gelas food stall. Tujuan penyediaan paper bag agar pembeli dapat membeli dan membawa kemasan dengan mudah. Selain itu, paper bag memuat 2 gelas agar desain seal khusus Natal dapat ditonjolkan ketika berjejeran bersama dan membuat sebuah ilustrasi manusia salju.


48


49

IT ’S M E !


d

s p ar t thi

c is

us

s

abo es

ut...

bo ot h d e si gn UTs displ ay food e xplore 1 2 booth uas displ ay


PART


52

fig. 45 keseluruhan display Tulaboocha

U T S DI SPLAY Tulaboocha membuat sebuah display sebagai salah satu kriteria penilaian Ujian Tengah Semester. Pada display dikesempatan ini, ada beberapa komoditas merk yang dipajang. Komoditas-komoditas tersebut merupakan sebuah checkpoint untuk UTS. Komoditas yang di-display antara lain: kemasan simplifikasi,

kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan food stall. Display juga didekorasi agar lebih menarik perhatian dan menaikkan harga jual merk. Display ini dilaksanakan di Student Lounge Gedung B UPH Lippo Karawaci, tanggal 7-9 Oktober 2019.


53

fig. 46 layout display di atas meja. Komoditas yang dipajang antara lain: kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan simplifikasi, dan kemasan food stall.


fig. 47 simplified packaging yang dipajang pada display Tulaboocha. Kemasan ini di-highlight sedemikian rupa karena kemasan tersebut digunakan untuk mengemas & menjual produk di acara Food Explore.


55

fig. 48 sketsa kasar display Tulaboocha

Layout yang digunakan untuk display UTS cukup sederhana. Agar display lebih menarik, objek-objek yang dipamerkan harus ‘berdimensi’. Berdimensi pada kasus ini adalah harus perbedaan tinggi dan posisi tiap objek. Karena itu, tanjakkan digunakan agar memberi dimensi tersebut. Tanjakkan ini dibuat dari styrofoam tebal yang dilapisi dengan kertas Asturo yang memiliki warna serupa dengan warna merk. Meja pun dialaskan dengan kertas Asturo yang berwarna sama. Beberapa label penunjuk pun digunakan untuk menjelaskan tipe kemasan yang dipamerkan pada display.Label ini ditidurkan maupun diberdirikan dekat dengan kemasan yang ditunjukkan.

Untuk latar display, sebuah rak baju digunakan untuk menggantung dekorasi yang sudah disediakan. Rak dan dekorasi ini bertujuan untuk menarik perhatian pengunjung display. Dekorasi yang digunakan adalah elemen visual merk yang dicetak pada Art Carton 310gsm. Elemen visual yang digunakan antara lain adalah logo, catchphrase merk, 4 titik merah, bentuk tajam, dan ilustrasi tangan yang menunjuk kepada meja display. Ilustrasi tangan pun digunakan pada meja untuk menunjuk ke kemasan simplifikasi. Walau kemasan yang dipajang bukan merupakan desain final, namun dengan display ini pengunjung dapat mengetahui ide besar dari desain merk.


fig. 50 keseluruhan display Tulaboocha

fig. 49 keseluruhan display Tulaboocha

56

F O O D EXPLORE BOOTH Tulaboocha juga berkesempatan untuk membuka booth di acara Food Explore 12 pada tanggal 2-3 November 2019 yang lalu. Acara tersebut diselenggarakan di Lippo Mall Puri. Booth yang didirikan lebih kecil daripada display untuk UTS. Objek-objek yang dipajang lebih banyak, seperti tambahan poster infografik berukuran A1 dan point of purchase. Lalu, rekan dari Food Tech juga menyediakan sampel produk pada acara tersebut. Semua hal terse-

but, bersama dengan komoditas yang dipamerkan pada display UTS, adalah objek-objek yang dipamerkan pada booth Food Explore. Yang membuat booth ini spesial adalah kehadirannya point of purchase. POP yang didesain bermuka dua, karena itu diletakkan sedemikian mungkin agar naturnya yang bermuka dua dapat dimaksimalkan. Hasilnya adalah booth Tulaboocha tidak hanya dapat dilihat dari depan, namun juga dari samping.


fig. 51 detail layout display pada acara Food Explore. Ada penambahan point of purchase dibandingkan dengan display UTS di Student Lounge.


fig. 52 dokumentasi berupa foto dari acara Food Explore. Dari foto ini dapat dilihat interasksi antara pengunjung dengan display dan penjaga display.


59

fig. 53 booth dipotret dari sisi kiri

Karena meja yang digunakan lebih kecil daripada meja display UTS, semua letak meja harus digunakan secara maksimal. Kemasan-kemasan yang dibuat diletakkan pada point of purchase agar POP terlihat penuh dan kemasan tidak memenuhi meja. Beberapa kemasan primer dan simplifikasi diletakkan diluar POP agar dapat dilihat lebih mudah. Agar memeri dimensi, tanjakkan yang dibuat untuk display UTS kembali digunakan untuk display ini. Namun kedua tanjakkan tersebut diletakkan berdekatan untuk menghemat area yang dipenuhi. Meja pun dialaskan dengan kain kanvas agar terlihat lebih rapih dibandingkan dengan alas kertas Asturo. Logo merk juga ditempel pada kain kanvas depan display.

Pada acara ini, setiap meja diberikan sebuah panel berwarna hitam untuk emajang poster infografik. Setelah poster dipajang, masih banyak area hitam yang kosong. Karena itu, maskot merk dan beberapa visual elemen ditempel pada panel agar memenuhi bagian kosong panel. Yang dapat di-highlight dari display ini adalah adanya point of purchase yang diletakkan menyamping. Dengan peletakkan demikian, display dapat dilihat dari dua sisi, yaitu depan dan kiri (dari arah Wancha). Agar mendukung POP, ilustrasi tangan pun ditempel menyiku pada sisi samping panel agar natur dua sisi display dapat lebih ter-establish.


60

fig. 54 keseluruhan display Tulaboocha

U A S DI SPLAY Kesempatan display terakhir ada pada display UAS.Display tersebut akan diselenggarakan pada 3 Desember 2019 di ruang B412 UPH. Display ini serupa dengan display UTS, karena dua display ini merupakan kriteria penilaian masing-masing UTS dan UAS. Namun, pada display UAS objek-objek yang dipamerkan lebih banyak, dan merupakan

akumulasi semua komoditas merk dari awal hingga akhir. Penambahan yang jelas adalah penambahan objek-objek untuk kemasan seasonal. Penambahan ini membuat desain keseluruhan display berbeda dengan display UTS maupun booth Food Explore karena desain seasonal menggunakan warna yang berbeda dengan desain reguler.


fig. 55 display kemasan reguler


fig. 56 display seasonal Natal


63

fig. 57 detil meja yang didekorasi dengan hiasan natal khas merk

Karena kemasan seasonal yang diangkat untuk dieksplorasi dan didesain ulang adalah kemasan food stall, booth digunakan sebagai konsep dekorasi display, karena biasa kemasan food stall dijual pada booth-booth bazaar. Booth yang dimaksud adalah booth tipikal yang biasa dibuka pada bazaar dan digunakan untuk menjual makanan. Booth menggunakan infraboard sebagai dua tiang di bagian depan display. Lalu ada panel yang bertulis ‘The Booch Booch’ agar dapat mengindikasikan display kepada merk. Selain itu, bagian bawah meja ditutup oleh infraboard agar lebih berkesan seperti booth. Infraboard didekorasi dengan logo dan dekorasi Natal khas merk agar mengindikasikan tema seasonal yang diangkat. Menu juga ditempel pada salah satu pilar agar mendapat kesan booth.

2 meja disediakan untuk keperluan display kali ini. Karena itu, pembagian dibuat untuk kemasan reguler dan kemasan seasonal. Kemasan reguler ditempatkan di meja dengan dekorasi booth. Sedangkan kemasan seasonal Natal ditempatkan pada meja yang satunya. Penempatan display pun cukup unik. Karena POP yang dibuat bernatur bolak-balik, POP dapat dilihat dari sisi depan ataupun belakang. Karena itu, POP diletakkan pada bagian tengah kedua meja dan mengarah menyerong kesamping. Satu sisi POP mengarah ke kemasan reguler, dan sisi lainnya mengarah ke bagian belakang kemasan reguler. Karena itu, kemasan seasonal di-display dengan arah berlawanan dengan kemasan reguler. Agar mengindikasikan hal tersebut, 2 poster yang digantung pun mengarah ke masing-masing arah depan display yang dituju.


d

s p ar t thi

c is

us

s se

abo

ut...

p ro m ot i o n aall d e si ggn n CONCept instagr am feed instagr am post instagr am story


PART


66

C O N C EPT AIDA/AISAS adalah sebuah model marketing yang dicetuskan oleh Elmo Lewis. Model ini digunakan untuk tujuan marketing Tulaboocha. Pada tiap tahap ada konten yang memfasilitasi audiens agar sampai kepada pembelian produk. Platform yang digunakan untuk pemasaran hanya satu, yaitu Instagram. Menggunakan satu platform mungkin berisiko, tetapi dengan target audiens Tulaboocha, menggunakan platform Instagram sangatlah tepat. Dengan studi banding target audiens, kebanyakan berkata bahwa mereka paling banyak berseluncur di Instagram, sedangkan mereka sudah jarang mengecek akun Facebook dan Twitter.

Selain Instagram, mereka juga masih sering berseluncur di situs Youtube, tetapi kebanyakan menghiraukan iklan Youtube yang berupa video diawal video yang seharusnya ditonton. Target audiens pun menyenangi hal-hal yang praktis dan tidak merepotkan. Dengan fokus menggunakan Instagram sebagai media promosi Tulaboocha, kualitas strategi marketing dapat dimaksimalkan, keefektifan biaya dipertahankan, dan keiinginan target audiens untuk hal-hal praktis pun dikabulkan dengan cara pemesanan produk yang sangat mudah: dengan menge-chat customer care, dibandingkan dengan memesan lewat online marketplace (seperti Tokopedia).


67

posting khusus

posting biasa

fig. 58 pengaturan warna posts Instagram

I N STAGRAM Post s Tulaboocha merupakan sebuah merk yang friendly. Posting Instagram Tulaboocha pun mengangkat kata kunci tersebut sebagai paduan pembuatan posting. Karena itu, bertentangan dengan metode populer, tiap posting Instagram fokus kepada satu desain yang dapat menjadi sebuah template untuk digunakan pada posting selanjutnya, dan tidak menggunakan sebuah desain yang menyambung pada 3 atau lebih posting, karena hal ini akan memberi kesan ‘korporat’.

Posting Instagram Tulaboocha secara besar dibagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama adalah posting biasa dan memiliki latar berwarna 2 warna primer yaitu hijau merk, dan kedua hijau digunakan secara bergantian. Yang kedua adalah posting khusus dan memiliki latar warna primer merk lainnya yaitu pink. Posting khusus mencakup acara, promosi spesial, pengumuman, dan lain lain. Setiap posting harus selalu dibuat dan distrategikan dalam kelompok yang terdiri dari angka pembagian 3 agar feeds rapih.


68

penutupan acara

layout foto #2 pembukaan acara

layout foto #1 post khusus

layout post fig. 59 pengaturan feeds Instagram

Feed s Agar keseluruhan laman Instagram Tulaboocha rapih terstruktur, ada upaya yang diterapkan pada desain Instagram. Pertama, warna latar yang digunakan adalah hijau tua dan hijau muda untuk post reguler harian. Warna tersebut pun harus selang seling dan tidak boleh menggunakan warna sama berturutan. Kedua, acara spesial menggunakan latar berwarna pink. Post nya pun harus 3

berderetan. Untuk acara yang memiliki penutupan, post penutupan juga harus menaati aturan yang sama. Post-post diantara sederet post awal dan akhir acara pun harus dengan jumlah yang memiliki kelipatan tiga. Lalu, foto yang di-post harus diantara: berjumlah dua di kanan dan kiri pada satu baris, atau berjumlah satu di tengah pada satu baris.


69

fig. 60 contoh pengaturan highlight cover Instagram

Hig h lig h t s Highlight adalah salah satu bagian terpenting dalam laman Instagram, karena merupakan bagian kontenyang terletak paling atas. Penyeluncuran highlight pun sangat mudah dan praktis karena dapat dilakukan dengan lebih cepat. Karena itu, Tulaboocha juga akan fokus kepada aspek ini dalam segi promosi. Highlight cover Instagram Tulaboocha menggunakan desain yang dibuat agar

lebih menarik, dengan headline agar dapat lebih mudah dikenal. Cover yang berada paling awal diharuskan merupakan highlight about us, dengan desain cover muka maskot. Hal ini bertujuan agar arah pandang maskot menuju kepada highlight lainnya. Selain highlight about us, cover lainnya memiliki warna hijau yang bergantian. Untuk acara khusus seperti pada fig. 60, cover menggunakan warna khusus acara tersebut.


70

fig. 61, 62 story Instagram dengan konten reguler fig. 63 story Instagram dengan konten khusus

Storie s Instagram story Tulaboocha memiliki konsep desain yang berdasarkan dari kata kunci friendly. Story Instagram didesain, namun desain diberi bagian kosong agar social media handler dapat memberi elemen- elemen tambahan seperti informasi tambahan dan dekorasi yang dapat berupa gifs, emoji, brush strokes, dan lain lain (fig. 75). Konsep ini digunakan agar story dapat memiliki

sentuhan manusia dan secara tidak langsung memberi kesan bahwa Tulabbocha adalah merk yang approachable kepada postingan. Instagram story pun memiliki 2 kategori yang serupa dengan posting Instagram, yaitu hijau yang digunakan berselingan untuk story dengan konten biasa dan pink untuk story dengan konten khusus.


71

fig. 65, 66 stiker yang dapat diunduh gratis jika menambah Tulaboocha sebagai teman di aplikasi Line

MESSA G I N G A P P L in e @

fig. 64 laman

boocha

la akun Line@ Tu

Tulaboocha memiliki sebuah akun Line@ (fig. 64) sebagai sebuah media untuk pemesanan. Akun Line@ dipilih untuk digunakan karena metode penambahannya yang sederhana. Dengan mencari sebuah kata yang mudah diingat yaitu ‘@tulaoocha’ pada aplikasi Line, audiens sudah dapat menambah akun sebagai teman. Berbeda dengan alternatif aplikasi lainnya yaitu Whatsapp. Whatsapp tidak memiliki fitur sebanyak Line dan tidak memungkinkan untuk membuat pernak-pernik akun. Menggunakan 2 akun dipertimbangkan, namun tidak dilakukan agar media yang digunakan lebih berfokus. Bersamaan dengan akun Line@, stiker khusus merk (fig. 65) pun diluncurkan.


72

fig. 66 menu Tulaboocha pad a laman Gofood

DELIVER Y P L A T F O R M Go je k

aboocha pada fig. 67 laman Gofood Tul jek Go si lika ap

Sebagai platform pengiriman yang praktis, aplikasi Gojek digunakan. Gojek dipilih sebagai media pengiriman dibandingkan alternatif lainnya yaitu Grab karena Gojek memiliki desain dan interface yang lebih baik daripada Grab. Desain yang lebih baik pun akan menyenangkan audiens dalam pengalaman pembelian mereka. Walaupun Gojek memberi harga yang cenderung lebih mahal daripada kompetitornya, Gojek tetap dipilih untuk digunakan karena audiens Tulaboocha tidak akan terlalu cemas dengan perbedaan harga kedua aplikasi tersebut. Penggunaan 2 platform dipertimbangkan, namun akhirnya hanya Gojek yang digunakan agar menjaga kualitas pengalaman pembelian.


73

C O N CEPT Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, model AIDA/AISAS digunakan untuk tujuan promosi merk. Material promosi Tulaboocha berfokus pada posting Instagram, dan media lainnya, seperti story, dibuat agar dapat mendukung posting Instagram. Karena Tulaboocha merupakan merk baru pada pasar, konsep yang diusung untuk material promosi merk adalah brand activation. Fig. 68 menjelaskan skema timeline komunikasi merk yang berfokus pada posting Instagram.

Komunikasi merk yang sudah dibuat dapat dibagi menjadi 7 bagian. Yang pertama adalah teaser & launching merk. Kedua adalah pengenalan merk lebih lanjut. Tahap ini tidak hanya diterapkan pada satu bagian, melainkan diulang pada selang bagian lainnya. Ketiga adalah launching kemasan dan varian rasa baru. Keempat adalah pemberitahuan toko offline. Kelima adalah acara pemberitahuan dan dokumentasi acara Food Explore, bersamaan dengan launching kemasan baru. Keenam adalah pemberitahuan penggunaan teh Fair Trade. Dan yang terakhir adalah posting launching kemasan bertema Natal.


74

7. teh Fair Trade

5. offline store

3.

brand introduction

1.

Krisamas*

6.

Food Explore

4. kemasan & varian baru

2. teaser & launch merk

fig. 68 skema komunikasi merk


fig. 69 overview posting Instagram

75


75

fig. 71 stiker gratis

fig. 70 story tentang merk fig. 72 gerai Gofood

Creati n g Aware n e s s Tulaboocha adalah sebuah merk baru, dan butuh upaya lebih agar masyarakat umum dapat mengenal merk. Pada tahap ini, posting Instagram mengunduh beberapa teaser, yang lalu dilanjutkan dengan brand reveal dan penjelasan merk dan produk yang singkat. Beberapa posting pun akan digunakan untuk Instagram Ads agar posting dapat sampai kepada audiens. Kerjasama dengan merk terkemuka dilakukan agar dapat membantu pengenalan merk. Pada kesempatan ini kerjasama dengan Manual Jakarta dilakukan. Selain itu, pada Instagram Tulaboocha sendiri dibuat posting tentang giveaway berhadiah produk. Cara memenangkan giveaway dengan me-repost dan tag akun

Instagram Tulaboocha. Hal ini bertujuan untuk membuat awareness kepada target market sekunder, dan merupakan strategi publikasi yang efektif. Media lain pun turut ikut serta dalam membuat awareness. Pada Instagram story deskripsi produk, deskripsi merk, dan misi merk dijelaskan, yang lalu dikelompokkan dalam satu highlight agar dapat lebih mudah diakses kedepannya.Line@ juga merupakan salah satu media yang membuat awareness. Dengan membuat akun Line@ (fig. 71) dan menyediakan stiker gratis, audiens dapat mengetahui dan menambah akun Tulaboocha sebagai teman atas dasar keinginan bagi stiker gratis. Lapak Gofood (fig. 72) pun dapat membuat awareness.


76

fig. 73 story pada highlight about us

fig. 74 salah satu posting personality merk

Ge n e rat in g I n te re st Pada tahap interest terdapat pengenalan merk lebih lanjut. Pengenalan ini meliputi pengenalan maskot SCOBY yang merupakan sebuah bahan yang digunakan untuk membuat kombucha. Selain itu, karakteristik produk dan juga cara pembuatan produk dijabarkan pada posting dan story Instagram agar dapat menarik minat dan ketertarikan audiens terhadap produk kombucha yang merupakan produk yang relatif belum umum. Dibuat juga posting yang memuat fakta menarik tentang merk ataupun produk agar audiens dapat lebih tertarik & mengenal merk. Ada juga pengenalan produk sebagai minuman bersoda yang guilt-free. Pen-

genalan personality ini dilakukan dengan menggunakan meme terkenal yang menggambarkan bahwa Tulaboocha merupakan sebuah alternatif yang lebih baik bagi minuman bersoda (fig. 85). Natur kemasan produk yang ramah lingkungan pun dijabarkan pada posting Instagram untuk menarik perhatian target market (fig. 86). Lalu, peluncuran kemasan dan varian rasa yang bertahap juga dilakukan untuk menarik perhatian audiens. Pada awal peluncuran merk, Tulaboocha hanya menjual kombucha dalam kemasan 250ml (kemasan simplifikasi). Setelah beberapa tahap, Tulaboocha baru mengenalkan dan meluncurkan kemasan primer dan 2 varian rasa lainnya.


77

fig. 75 sederet posting tentang teh

fig. 76 contoh posting meme

Fair Trade

Kemasan food stall menjadi kemasan terakhir yang diluncurkan, dan dikenalkan bertepatan dengan acara Food Explore 12, Lippo Mall Puri. Selain itu, pada posting Instagram, Tulaboocha juga mengumumkan bahwa Tulaboocha menggunakan teh dari Fair Trade (fig. 74). Serupa dengan di-highlight-nya merk pada akun Instagram Manual Jakarta yang bertujuan untuk ‘menebeng ketenaran’ akun yang lebih terkenal, penggunaan dan pengumuman ini pun bertujuan demikian. Namun, dengan penggunaan teh dari Fair Trade, target market yang peduli akan kesehatan dan wellness pun sekaligus dapat menjadi lebih tertarik dan mendukung misi produk.


78

pada otongan harga fig. 77 story pem os om highlight pr

fig. 78 story pemotongan harga pada highlight promos

S e cu r in g D e s ire Untuk membuat audiens memiliki keinginan untuk memiliki produk, beberapa strategi dibuat untuk post maupun story Instagram. Seperti memberi promo-promo diskon dan freebies. Ada beberapa promosi yang telah dibuat untuk posting & story Instagram. Promosi-promosi ini biasa berdampingan dengan adanya peluncuran ataupun acara-acara tertentu. Promosi pun diunggah pada story Instagram, dan diabadikan di highlight bernama ‘promos’ agar audiens dengan mudah mengetahui promo tertentu (fig. 89). Selain promo, posting pengumuman dan dokumentasi acara pun dibuat untuk membuat audiens ingin mendatangi acara ataupun mencoba produk.

Posting ini berlatar pink agar dapat dibedakan dengan posting biasa. Setiap posting harus tag akun Instagram acara agar dapat direpost dan menjadi sebuah publikasi bagi akun merk. Foto-foto dokumentasi acara tentunya juga harus menggunakan foto yang sesuai, yang menggambarkan suasana bahagia dan ramai. Dokumentasi acara dapat lebih diperlihatkan pada story Instagram (fig. 88). Dengan fitur story ini, suasana acara dapat diabadikan dengan video dan audiens dapat lebih merasakan suasana acara tersebut. Karena itu, sebuah highlight khusus dibuat untuk acara-acara agar dokumentasi acara dapat ditonton untuk jangka waktu yang panjang.


79

fig. 80 story doku

mentasi acara

fig. 79 posting ulang

Highlight ini bernama ‘events’ dan akan memuat semua acara yang dipartisipasi oleh merk. Pembagian tiap acara dilakukan dengan story berlatar pink yang selalu mengawali dan mengakhiri acara tersebut. Lalu, templat foto pun dibuat untuk memposting ulang foto-foto yang diunggah pembeli dengan tagar #BOOCHFORGOOD. Foto-foto ini akan diposting ulang di akun Instagram Tulaboocha menggunakan templat yang sudah dibuat, bersama dengan ulasan pembeli pada posting selanjutnya (fig. 90). Dengan memposting foto pembeli yang tidak direkayasa, diharapkan agar target audiens dapat ingin mencoba produk.


80

fig. 81 gerai Gofood Tulaboocha

fig. 82 ikut serta pada Food Explore Fac ilitat in g Act i o n Untuk memfasilitasi aksi, Tulaboocha menyediakan beberapa cara agar audiens dapat membeli produk. Yang pertama adalah menyediakan media dimana audiens dapat membeli produk, seperti akun Line@. Awalnya Tulaboocha hanya menggunakan direct message Instagram untuk komunikasi dengan pembeli. Namun seiring berkembangnya merk, akun official Line@ pun dibuat agar dapat membagi berita seputar merk. Whatsapp tidak diputuskan untuk digunakan karena menambah akun Whatsapp sebagai teman cenderung lebih rumit, karena audiens harus menghafal suatu set nomor telepon dan menambahkannya kepada kontaknya. Walalupun sekarang penyingkat tautan

seperti LinkTree dapat digunakan dan audiens dapat langsung diarahkan kepada akun Whatsapp, namun pertimbangannya berada pada variasi yang dapat dilakukan oleh pemilik akun bisnis pada akun Line, seperti menyediakan stiker tidak berbayar. Agar audiens mau menambah akun Line@ Tulaboocha, dibuatlah sticker Line yang akan didapat secara gratis jika menambah akun Line@ merk sebagai teman di aplikasi Line. Selain itu, posting pengumuman tentang adanya toko offline dibuat agar audiens dapat mengetahui lokasi toko offline jika ingin membeli langsung.


81

fig. 83 akun Line@ Tulaboocha fig. 84 pengumuman offline store

Pengumuman bersama dengan peta untuk kemudahan pencarian. Lalu, untuk memfasilitasi pembelian yang lebih mudah, Tulaboocha juga bekerjasama dengan Gofood sebagai salah satu gerai penjual minuman. Dengan adanya gerai Tulaboocha di aplikasi Gofood diharapakan audiens dapat lebih mudah membeli produk. Pada aplikasi Gofood ini Tulaboocha pun menyediakan promosi khusus aplikasi dengan bekerjasama dengan Gofood agar memberikan pengalaman pembelian yang lebih praktis dan menyenangkan untuk calon pembeli.


81

fig. 85 biodata Instagram yang memberitahu tentang tagar #boochforgood

Sh are Beberapa upaya dilakukan agar pembeli melakukan publikasi untuk Tulaboocha. Yang pertama adalah stiker Line. Stiker Line bernama ‘Hands on the Booch!’ yang dapat diunggah dan digunakan secara gratis jika menambah akun Line@ Tulaboocha sebagai teman. Dengan menggunakan stiker ini, pengguna secara tidak langsung sedang mempublikasikan Tulaboocha kepada teman. Selain itu, giveaway yang diadakan di posting maupun story Instagram pun merupakan sebuah wadah agar audiens dapat membagikan kesadaran terhadap merk kepada teman-temannya. Sebagai

contoh, sebuah posting yang telah menyelenggarakan giveaway dengan persyaratan bahwa yang mengikuti giveaway diharuskan memposting ulang posting tersebut, tag akun Instagram Tulaboocha, dan juga tag minimal 3 temannya di posting tersebut. Lalu, Tulaboocha juga menyediakan sebuah tagar bernama #BOOCHFORGOOD untuk digunakan pembeli pada postingan foto mereka dengan produk. Tujuan dibuatnya tagar ini adalah agar semua foto tersebut terkumpulkan dan mudah untuk ditelusuri. Selain itu, tagar ini juga diharapkan untuk menaikkan gengsi pembeli dan memberikan perasaan


83

fig. 88 stiker Hands on the Booch!

fig. 86 pemberitahuan tagar

fig. 87 posting giveaway kekeluargaan dan memiliki. Penggunaan tagar ini pun merupakan sebuah publikasi tersendiri untuk merk, karena dengan penggunaan tagar ini dapat memicu orang-orang yang mengikuti akun tersebut untuk menelusuri tagar dan juga akun Instagram Tulaboocha. Selain itu, audiens yang memposting dan tag akun Tulaboocha di story mereka akan diposting ulang oleh akun Tulaboocha. Postingan ini tentunya dikurasi dan dipilih yang cocok dan sesuai dengan personality merk agar desain dapat kurang lebih senada.


84

Troitino, Christina. “Kombucha 101: Demystifying the Past, Present and Future of the Fermented Tea Drink.” Forbes. February 1, 2017. https://www.forbes.com/sites/ christinatroitino/2017/02/01/kombucha-101-demystifying-the-past-present-and-future-of-the-fermented-tea-drink/. Leal, Jessica Martínez, Lucía Martínez Suárez, Rasu Jayabalan, Joselina Huerta Oros, and Anayansi Escalante-Aburto. 2018. “A review on health benefits of kombucha nutritional compounds and metabolites.” Taylor & Francis OnlineFebruary 12, 2018. https:// www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/19476337.2017.1410499. Wikipedia. “Tulsi in Hinduism.” Accessed October 3, 2019. https://en.wikipedia.org/ wiki/Tulsi_in_Hinduism. Cohen, Marc Maurice. “Tulsi - Ocimum sanctum: A herb for all reasons.” US National Library of Medicine National Institutes of Health Accessed October 3, 2019. https://www. ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4296439/. Kombucha Kamp. 2019. “History and Legends of Kombucha.” Accessed October 3, 2019. https://www.kombuchakamp.com/what-is-kombucha/history-and-legends-of-kombucha. Steerman, Anton. “Ergonomics in Bottle Design.” Best in Packaging. July 21, 2013. https://bestinpackaging.com/2013/07/21/ergonomics-in-bottle-design/. Jelec, Anna. (2013). Concreteness of abstract concepts: Objectification as an emergent feature of metaphor (2). McKenzie, Sheena. “Pimp My Ride: The Psychedelic World of Indian Truck Art.” CNN Travel. Last modified August 6, 2015. https://edition.cnn.com/travel/article/india-truckart-travel-design/index.html. VanAuken, Brad. “Brand Identity: The Importance of Color.” Branding Strategy Insider. November 6, 2006. https://www.brandingstrategyinsider.com/2006/11/brand_identity_.html#.XbBn2y-B1QI. Smith, Kate. “Symbolic Colors Of India: Essence of Culture.” Sensational Colors Accessed October 10, 2019. https://www.sensationalcolor.com/symbolic-colors-india/. Wertheimer M. (1923). Untersuchungen zur Lehre von der Gestalt II, in Psycologische Forschung, Vol. 4, 301–350. Available online at: http://psychclassics.yorku.ca/Wert-


85

heimer/forms/forms.htm [Google Scholar] Soegaard, Mads. “The Laws of Figure/Ground, Prägnanz, Closure, and Common Fate - Gestalt Principles (3).” Interaction Design Foundation Accessed October 10, 2019. https://www.interaction-design.org/literature/article/the-laws-of-figure-ground-praegnanz-closure-and-common-fate-gestalt-principles-3. Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga. Secondary Packaging, The Law Dictionary, accessed October 16, 2019, https://thelawdictionary.org/secondary-packaging/ . Cultures for Health. “Choosing Equipment for Brewing Kombucha Tea.” Accessed October 16, 2019. https://www.culturesforhealth.com/learn/kombucha/kombucha-equipment/ . Kombucha Research. “Secondary Packaging.” Accessed October 16, 2019. https://www. kombucharesearch.com/research-articles/keep-kombucha-fridge/ . Roche, Emma. “Green Green Glass: 7 Eco Products Made with Recycled Glass.” One Green Planet. Accessed October 16, 2019. https://www.onegreenplanet.org/lifestyle/ green-green-glass-7-eco-products-made-with-recycled-glass/ Steerman, Anton. “Ergonomics in Bottle Design.” Best in Packaging. July 21, 2013. https://bestinpackaging.com/2013/07/21/ergonomics-in-bottle-design/ . Sinta, “Dari 7 Ragam Minuman Dingin Kekinian Ini, Mana Favorit Kamu?,” The Smarter Way, accessed October 16, 2019, https://www.shopback.co.id/blog/ragam-minuman-dingin-kekinian-mana-favorit-kamu . Juniman, Puput Tripeni, and Elise Dwi Ratnasari. “Karena Boba Tak Pernah 'mati'.” CNN Indonesia. September 8, 2019. https://www.cnnindonesia.com/ gaya-hidup/20190908073556-262-428475/karena-boba-tak-pernah-mati . Tony Rogers, “Everything You Need to Know About Polylactic Acid (Pla),” Creative Mechanisms, October 7, 2015, https://www.creativemechanisms.com/blog/ learn-about-polylactic-acid-pla-prototypes . Quelch, John, and Kristina Cannon-Bonventre. “Better Marketing at the Point of Purchase.” Harvard Business Review. Accessed October 30, 2019. https://hbr.org/1983/11/ better-marketing-at-the-point-of-purchase . “Kodak’s Dazzling Disc Introduction,” Marketing Communications, July 1982, p. 21. Builder, Maxine. “Does Kombucha Need to Be Refrigerated?” My Recipes. Last modified February 7, 2018. https://www.myrecipes.com/extracrispy/how-to-store-kombucha .


86

"Side Talks about Advertising," The Western Druggist, Vol. 21, February 1899, p. 65-66 Rabinowitz, Tova. 2015. Exploring Typography. N.p.: Engage Learning, p. 159. Saul McLeod, “Maslow’s Hierarchy of Needs,” SimplyPsychology, last modified 2018, https:// www.simplypsychology.org/maslow.html. “Mars vs. Venus: The Gender Gap in Health,” Harvard Health Publishing Harvard Medical School, last modified August 26, 2019, https://www.health.harvard.edu/newsletter_article/mars-vs-venus-the-gender-gap-in-health. Silvia Galikano, “Kombucha Mulai Masuk Jalur Mainstream,” CNN Indonesia, April 6, 2016, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160406121452-262-122054/kombucha-mulai-masuk-jalur-mainstream.


87

Semasa kecil Tiffany, anak ketiga dari tiga bersaudara, telah menggemari seni visual, dan akhirnya memutuskan untuk mengejar edukasi di bidang desain. Sekarang Tiffany adalah mahasiswa desain grafis tahun ketiga di Universitas Pelita Harapan. Perempuan berdarah Jakarta ini melalui hari-hari dengan mencoba untuk belajar menjadi lebih baik, karena menurutnya, desain merupakan proses pembeljaran yang tidak akan usai sepanjang masa. Karena itu, sifat keingintahuan merupakan sebuah sifat yang sangat penting dalam dunia desain. Ia memiliki motto “I only know one thing, and that is that I know nothing� dalam hidupnya, yang artinya bahwa ia menyadari bahwa ia tidak tahu apapun dalam dunia ini. Maka dari itu sekarang pun ia memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di kampus. Sekarang Tiffany bergabung dengan Movie Production Club dan juga pernah menjabat sebagai pengurus di Pelita Harapan Photography Club. Selain memiliki ketertarikan dalam bidang desain ia juga memiliki hobi menonton film, membaca buku, dan mendengarkan musik. Baginya semua aspek dari seni sangatlah berhubungan dan dapat saling menginspirasi. Selain itu, Tiffany memiliki cita-cita untuk dapat bekerja di museum-museum terkemuka di luar negeri.


88

Ucapan Terima Kasih Dalam penyusunan buku ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis banyak menerima bimbingan, petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik yang bersifat moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yeses Kristus, karunia-Nya memberikan kekuatan bagi penulis dalam penyelesaian proyek dan buku ini. 2. Orang tua tercinta yang selama ini membantu penulis dalam bentuk perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa.

3. Kepada Bapak Brian Alvin Hananto selaku dosen pengampu mata kuliah; dan Bapak Ade Maradhona Shantio Wijaya, Bapak Siswanto Sidharta, Bapak Christo Wahyudi, dan Ibu Rerry Isfandriani selaku dosen mata kuliah yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan semangat kepada penulis, sehingga proyek dan buku ini dapat terselesaikan. 4. Kepada Bapak Alfian Zulkarnain, selaku kepala program studi fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan, Karawaci, dan Bapak Martin L. Katoppo selaku dekan School of Design Universitas Pelita Harapan, Karawaci. 5. Kepada pihak Food Explore 12 yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melangsungkan penerapan kepada masyarakat, terutama kepada Delvin Kho, kerabat dari jurusan Teknik Pangan Universitas Pelita Harapan Karawaci yang sudah membantu dalam seluruh proses proyek, dan Lucia Crysanthy Soedirga, M.Sc. dan Intan Cidarbulan Matita, Ph.D., selaku dosen dari jurusan Food Technology UPH Karawaci. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan terhadap setiap proses pembuatan desain dan buku ini.







Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.