al-islam.my.id
Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Keluarga:
Mencetak Bintang
2015
Al-Hikam:
Mewaspadai Riya’
Adi Sasono: Perjuangan Membela Kaum Lemah
Do’a Do’a agar Diberi Kedudukan yang Mulia
“ “Ya Allah, tempatkan aku di tempat yang berkah, dan Engkau adalah sebaik‐baik pemberi tempat.” (QS. Al-Mukminun [23]: 29)
2
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Redaksi
Daftar Isi 5 | Bahasan Utama: Makanan Kita: Mengapa Harus Halal dan Thayyib? 12 | Bahasan Utama: Satu Halal, Dua Thayyib, Tiga Berakhlak, Empat Sehat, Lima Sempurna 15 | Bahasan Utama: Pentingnya Label Halal 21 | Tasawuf: Berani Jujur (pada Diri), Itu.. Mantap! 24 | Sastra: Syibli dan Taubat Mantan Gubernur 27 | Keluarga: Mencetak Bintang, Memahami ’Gaya’ Belajar Anak 31 | Horizon: Universitas Peradaban: Membangun ‘Standford University’ di Bumi Ayu 35 | Profil: Adi Sasono: Tiada Akhir: Perjuangan Membela Kaum Lemah! 41 | Pojok Kajian Al-Hikam: Mewaspadai Riya’
Foto Sampul Depan: @Sergey Kotenev Foto Sampul Belakang: @Bader al-Ghailani
Al-ISLAM my Identity Awak Media Penasehat: Nashir Budiman, Johansyah Pemimpin Usaha : M. Fuad Soffa Pemimpin Redaksi : Dijan Soebromo Dewan Redaksi: Heru Prabowo, Suharjono Harjodiwirjo Redaktur Pelaksana: Tri Boedi Hermawan, Nilna Iqbal, Reno Andryono Keuangan: Ahmad Hamdani, Syahrial Muharam. Dukungan Teknologi: Fathansyah, Zamakshari Sidiq Alamat Redaksi: Rumah Alumni, Salman ITB, Jalan Ganesha No.7, Bandung Alamat Email: redaksi@al-Islam.my.id Twitter: @alislammyid | Google+ & YouTube Channel: alislam.my.id@gmail.com Website: www.al-islam.my.id
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
3
Al-ISLAM my Identity
Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa-Barakatuh.
Sahabat Al Islam yang dimuliakan Allah, Tidak terasa waktu terus beranjak, mengajak kita untuk terus mempersiapkan diri dan menata diri lebih baik di mana pun kita berada. Semoga kita semua senantiasa dikuatkan Allah dengan ilmu dan iman sehingga terselenggara berbagai manfaat dalam kehidupan. Sahabat, isu paling menonjol selama awal tahun baru Islam hingga sekarang dan membutuhkan energi perhatian kita adalah persoalan Makanan Halal. Demikian pentingnya hal pokok ini, maka kami undang para ahli untuk dapat menguraikan berbagai hal terkait isu halal yang akhir-akhir ini sungguh merisaukan umat. Pada sajian kali ini kita harapkan bahwa umat Islam kelak memahami sebuah konstruksi ‘’Kedaulatan Pangan Halal’’, yang rupanya sampai kini pun, hal itu masih menjadi tandatanya besar dan mengundang perhatian kita dengan seksama. Terlebih, dengan kompisisi umat mayoritas di negeri muslim terbesar yang sangat berkepentingan pada kehalalal pangan inilah, maka sejauh itu pula kita semua menuntut diri dan komunitas muslim untuk bersinergi dalam membangun kesadaran dan tindakan menuju terbangunnya ‘Kedaulatan Pangan Halal’’ tersebut. Semoga hal ini bukan menjadi cita-cita belaka, semenjak kita niatkan dengan tulus untuk secara bersama memperhatikan, menyimak, meneliti, membangun kesadaran, dan membangun segenap infrastruktur publik yang harus memberikan pemihakan dan dukungan pada kepentingan khalayak umat muslim Indonesia tersebut. Semoga sajian ini menjadi bahan rujukan dan dialog dalam kerangka pembangunan kesadaran halal yang saat ini membutuhkan perhatian kita secara bersama dan seksama.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb., Redaksi
4
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Bahasan Utama
Oleh: Nurdini Amalia Shalihat
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul”. Allah berfirman, "Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih" (TQS. Al- Mukminun [23]:51). Dan Dia (Allah) berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu" (TQS. Al Baqarah [2]:172). Kemudian beliau (Rasulullah SAW) menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Rabbku, wahai
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
5
Rabbku", sedangkan makanannya haram, mi- [2]:29). Namun demikian manusia tidak boleh numannya haram, pakaiannya haram, dan mengeksploitasinya dengan semena-mena dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan serakah. Sementara itu tidak semua jenis haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan doanya." (HR. Muslim).
S
esuai sunatullah, untuk hidup dan kehidupannya manusia membutuhkan makanan dan minuman. Makanan merupakan kebutuhan primer. Untuk urusan makan, selain anggaran dan dana, banyak sekali waktu yang terpakai. Misalnya, jika saja setiap hari kita makan tiga kali dan kudapan dua kali, maka ada sekitar dua jam yang kita habiskan. Belum lagi untuk persiapan: belanja, memasak dan membersihkan alat-alat makan. Sungguh sayang. Saat ini sebagian kita menganggap makan adalah aktivitas fisik dan duniawi belaka – tanpa dibarengi kesadaran spiritual – tidak berhubungan dengan batin dan akhirat. Paradigmanya mulai bergeser: makan bukan lagi untuk hidup atau menyambung hidup, tetapi hidup untuk makan. Dan aktifitas makan tidak lagi sederhana karena ukurannya kelezatan, lokasi yang nyaman dan mewah, bahkan harga. Makan sudah menjadi hobi, ajang wisata bahkan gengsi. Seringkali seseorang rela menempuh jarak jauh “hanya sekedar” untuk makan siang. Kadang-kadang menunggu lama karena antrian yang panjang. Tampaknya cara berpikir kita sudah dikendalikan iklan. Tak heran jika resto masakan asing menjamur dan selalu dipenuhi pengunjung. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa alam atau bumi ini diciptakan sebagai anugerah bagi manusia untuk dimanfaatkan bagi kehidupannya. “Dialah Allah SWT yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit, dan Dia Maha Mengetahui Segala Sesuatu”, (TQS.Al-Baqarah
6
Foto: @Kristiyan Mitsov
makanan dan minuman yang ada boleh dikonsumsi. Ada kriteria yang harus dipenuhi.
Halalan Thayyiban Ajaran Islam memberikan tuntunan: makan yang halal dan thayyibah (baik) dan tidak berlebihan. Firman-Nya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (TQS. AnNahl [16]:114). “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (TQS. AlA’raf [7]:31).
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Sementara Rasulullah SAW menyatakan: “Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan sekadar untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak, maka buatlah perutnya sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara napasnya”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Soal makanan yang halal dan thayyib, Nabi SAW menegaskan, “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat di Baitul Maqdis yang terus-menerus menyeru setiap malam, ‘Barangsiapa memakan yang haram, maka tidak akan diterima ibadah sunatnya dan fardhunya’.” Mengacu pada hadits tersebut, Abdullah bin Umar – seperti dikutip Imam Al-Ghazali dalam Kitabul Arba’in fi Ushuluddin – memperkuatnya: “Andaikata kamu shalat hingga seperti lengkuk dan puasa hingga kurus seperti senar, maka Allah tidak akan menerima dari shalat dan puasamu itu hingga kamu bersikap amat wara’ (berhati-hati atas makanan haram).” Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya seseorang. “Apa yang bisa melembutkan hati, Wahai Abu Abdillah?”. Sejenak Imam Hambal merenung, lalu beliau menjawab, “Makanan halal”. Jadi ada unsur dimensi spiritual yang harus kita perhatikan. Kita tidak boleh melanggar ramburambunya. Sebagaimana pedoman umum: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam” (TQS. Al-Anam [6]:162). Untuk urusan makanan dan minuman, bagi seorang muslim rambu-rambunya sangat jelas: harus halal dan thayyib (baik). Tidak bisa ditawar.
Yang dimaksudkan halal dan baik tentu saja sejak rezeki yang diperoleh, jenis makanan (khususnya hewan ternak) yang disembelih, cara menyembelih, sampai pada proses memasak, penyajian bahkan pengepakan, dan pengirimannya. Tidak boleh ada kontaminasi dengan unsur-unsur yang haram. Mencari rezeki harus yang halal dan dengan cara yang halal pula. Bukan berasal dari hasil menipu, berbuat curang, mencuri dan juga riba. Rasulullah SAW bersabda: “.... Maka bertakwalah kalian kepada Allah, perbaguslah dalam mencari (rezeki). Ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah). “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman”, (TQS. Al-Baqarah [2]:278). Dari sisi etimologi, halal – menurut Al-Raghib alIsfahani – berasal dari kata halla-yahullu-hallan wa halalan wa hulalan yang berarti membolehkan, menguraikan, dan membebaskan. Dari akar kata tersebut, halal disebut Al-Qur’an sebanyak 25 kali, 22 kali terkait dengan masalah muamalah (makanan, pernikahan, mencari rezeki) dan tiga kali terkait soal akidah. Adapun thayyib – masih menurut Al-Isfahani – berasal dari kata thaba-yathibu-thayyibthayyibah yang menggambarkan sesuatu yang benar-benar menyenangkan, baik, menarik, harum/wangi. Para ahli tafsir menjelaskan kata thayyiban dalam konteks perintah makanan menyatakan bahwa thayyiban berarti makanan yang tak kotor dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa) atau dicampuri benda najis. Ada juga yang mengartikan sebagai makanan yang mengandung selera bagi yang akan memakannya atau tidak membahayakan fisik atau akalnya. Thayyib adalah makanan yang sesuai dengan fitrah manusia yang selalu sehat dan proporsional dalam menikmatinya, yang lezat dan tidak ada unsur yang membahayakan
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
7
bagi pemakannya, bersih, tidak ada kotoran dan bahkan bisa berarti halal.
Nahl [16]:114, Allah pun berfirman: “Hai sekalian manusia, makanlah yang Ukuran thayyiban banyak didasarkan pada halalan thayyiban dari apa pertimbangan yang diungkapkan oleh sains dan yang terdapat di bumi, dan teknologi. Manusia, melalui proses makan dan janganlah kamu mengikuti minum, membutuhkan berbagai zat yang langkah-langkah syaitan; bermanfaat bagi tubuhnya. Zat-zat tersebut karena sesungguhnya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, syaitan itu adalah musuh mineral (dalam jumlah sangat kecil). Harus ada yang nyata bagimu”. (TQS. keseimbangan dalam komposisi zat-zat yang Al-Baqarah [2]:168). “Dan menjadi asupan bagi kita setiap harinya. Jadi makanlah makanan yang ukuran thayyib lebih banyak dari tinjauan halalan thayyiban dari apa kandungan gizi dan kemanfaatan bagi tubuh. yang Allah telah rizkikan Menurut Achmad D. Sediaoetama, seorang ahli kepadamu, dan gizi, definisi thayyib (baik) adalah relatif artinya bertakwalah kepada Allah definisi tersebut bisa berbeda menurut yang kamu beriman kepada masyarakat atau bangsa meskipun sesama umat -Nya”, (TQS. Al-Maidah Islam. Dasar thayyib dapat berhubungan dengan [5]:88). “Maka makanlah kondisi kesehatan atau berdasar norma dari sebagian rampasan kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang perang yang telah kamu diajarkan para pendahulu. ambil itu, sebagai makanan yang halalan thayyiban, Definisi makanan thayyib yang berdasarkan ilmu dan bertakwalah kepada dan berkaitan dengan kesehatan lebih mudah Allah; sesungguhnya Allah ditentukan, karena dapat dibuktikan dengan jelas Maha Pengampun lagi dalam eksperimen atau percobaan ilmiah. Maha Penyayang”, (TQS. Sementara sifat thayyib yang berdasarkan norma Al-Anfal [8]:69). kebudayaan lebih sulit menentukannya karena norma kebudayaan berbagai masyarakat berbeda Imam Al-Ghazali dan bahkan mungkin dapat saling bertentangan. berpendapat bahwa Dalam suatu masyarakat, makanan tersebut sesuatu dikatakan halalan dianggap baik (thayyib) tetapi dianggap tidak baik thayyiban dari segi zat di masyarakat yang lain. Sebagai contoh jeroan bendanya sendiri itu (babat, usus) binatang ternak tidak dimakan oleh diperoleh dengan cara masyarakat di negara-negara Barat, tetapi untuk yang baik, tidak binatang peliharaan rumah. Sedangkan berbahaya, tidak masyarakat timur (termasuk Indonesia), jeroan memabukkan dan merupakan makanan dengan kelezatan khusus dikerjakan menurut syariat dan banyak penggemarnya, seperti soto babat agama. Jadi halalan dan sebagainya. thayyiban adalah segala sesuatu yang dihalalkan Allah dan bermanfaat Adapun syarat makanan yang dikonsumsi dengan bagi manusia itu sendiri baik fisik maupun redaksional halalan thayyiban, Al-Qur’an mentalnya. menyebutkan dalam empat ayat. Selain QS. An-
8
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
(QS. Al-Maidah [5]:88 dan QS. Al-Anfal [8]:69), sementara QS. Al-Baqarah [2]:168 mengingatkan agar kita tidak mengikuti langkah-langkah syaitan. Keempat ayat tersebut memang dimaksdukan, dalam soal makanan halalan thayyiban ini agar manusia (khususnya orang-orang beriman) selamat hidupnya di dunia dan akhirat. Itu adalah petunjuk Allah SWT yang menginginkan kebagian bagi manusia sebagai hambaNya.
Makanan dan Minuman Haram Bagi Allah, tentu sangat mudah jika seluruh makanan dan minuman, khususnya dalam bentuk fisik dan asalnya – bukan proses penyembelihan – baik yang berasal dari nabati maupun hewani halal semuanya. Memang aslinya makanan itu halal kecuali yang diharamkan. Muhammad Yusuf Qardhawi, dalam buku Halal dan Haram dalam Islam, menyatakan bahwa asal segala adalah halal (mubah). Karena itu, sesungguhnya jumlah jenis makanan dan minuman yang diharamkan sangat sedikit. Berdasarkan Al-Qur’an (QS. AlBaqarah [2]:29 dan QS. AlFoto: @Aussieshutterbug Jatsiyah [45]:13), para ulama berkesimpulan bahwa pada prisipnya segala sesuatu yang ada di alam raya ini Sangat menarik bahwa dari keempat ayat soal adalah halal untuk digunakan, termasuk makanan perintah memakan makanan yang halalan thayyiban, diiringi dengan perintah untuk bersyukur yang terdapat di dalamnya adalah halal. Yang (QS. An-Nahl [16]:114), perintah untuk bertakwa menentukan dan menetapkan makanan/minuman
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
9
itu halal atau haram merupakan hak prerogatif Allah SWT dan Rasul-Nya. Al-Qur’an surat Yunus ayat 59 mengecam mereka yang mengharamkan rezeki halal dari Allah untuk manusia. Nabi SAW menyatakan: “Bahwasanya yang halal itu ialah yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya, dan yang haram ialah yang diharamkan Allah dalam kitabNya. Apa-apa yang Allah mendiamkannya (tidak menyinggungnya) maka ia termasuk hal yang dimaafkan Allah.” Jadi, pengecualian atau pengharaman atas makanan harus bersumber dari Allah – baik melalui Al-Qur’an, maupun Rasul melalui hadits. Pengecualian itu lahir dan disebabkan untuk kebaikan manusia, karena berbagai kondisi manusia yaitu ada makanan yang berdampak negatif terhadap jiwa dan psikologis serta raganya. Atas dasar ini turun perintah-Nya, antara lain dalam surah Al-Baqarah [2]:168. Sumber makanan yang dikonsumsi manusia berasal dari nabati, hewani dan bahan makanan
olahan (bisa berasal dari nabati, hewani dan campuran keduanya). Yang berasal dari nabati tidak ada yang haram, kecuali yang memabukkan dan merusak seperti ganja dan opium. Sementara ulama berbeda pendapat soal rokok, walau ternyata dalam rokok ada sekitar 4000 partikel yang berbahaya bagi perokok aktif maupun pasif. Secara nash, tidak ditemukan satu ayat pun yang secara ekpslisit melarang makanan nabati tertentu. Jika kemudian terdapat tumbuhtumbuhan tertentu, yang kemudian terlarang, maka larangan tersebut merupakan dalam larangan yang bersifat umum memakan sesuatu yang buruk, atau merusak kesehatan. Ada pun makanan dari hewani, menurut AlQur’an, yang haram adalah bangkai, darah, babi dan hewan ternak yang disembelih tidak membaca dan atas nama/asma Allah SWT. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Foto: @Jakub Wilczek
10
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, (TQS. AlBaqarah [2]:173). Hal yang senada diungkapkan QS. Al-Maidah [5]:3, QS. Al-Anam [6]:145 dan QS. An-Nahl [16]:115. Berbeda dengan hewan darat, seluruh hewan yang hidup di laut seluruhnya halal. “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (TQS. An-Nahl [16]:14). Lihat pula QS. Al-Maidah [5]:96. "Laut adalah suci airnya dan halal bangkainya", (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa'i). Ada beberapa hadits Nabi SAW yang mengharamkan beberapa hewan, yaitu hewan yang bertaring, memiliki cakar yang runcing, yang hidup di dua alam dan sebagainya. Tetapi sebagian ulama tidak sepakat karena mereka mengacu pada bunyi Al-Baqarah ayat 173 dan AnNahl ayat 115 di atas, yang diawali kalimat penegasan: innamaa, yang berarti sebuah penegasan akan kepastian.
Adapun makanan dari sumber lain yang berupa hasil olahan manusia, kita harus sangat berhatihati, karena di dalamnya bisa saja ada campuran dan unsur yang haram. Termasuk seringkali kita temui makanan yang tidak halal dan thayyib karena proses penyembelihannya, pengolahannya, penyajiannya, pengepakan dan transportasinya. Yang harus kita waspadai di antaranya obat-obatan yang kita pakai ketika sakit. Adapun jenis minuman hasil olahan yang dengan sangat jelas diharamkan adalah khamar. “Wahai orang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat keberuntungan.” (TQS.Al-Maidah [5]:90). Khamar bisa dibuat dari proses permentasi anggur yang diperas, kurma, air nira aren/kelapa dan sebagainya.
Khatimah Sebagai Al-Khalik, Allah SWT tentu saja menginginkan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya. Termasuk kita diperintahkan memakan makanan yang halalan thayyiban dalam rangka untuk kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia. Ada pun fakta bahwa sesungguhnya makanan dan minuman yang haram itu yang sangat sedikit itu merupakan batu ujian bagi manusia: apakah kita mau taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, atau menentang ketetapan itu. Itu sebuah pilihan bagi kita manusia yang berakal dan merdeka, yang tentu saja masing-masing pilihan ada reward dan punishment-nya.
Nurdini A. Shalihat, S.Psi., Peminat Masalah Pendidikan, Keluarga dan Psiko-sosial.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
11
Bahasan Utama
Foto: @Patricia Hofmeester
Oleh: Muhammad Sobirin
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al- Baqarah [2] :57)
B
etapa pentingnya perkara makan bagi kita muslimin, sampai sampai Al-Qur’an memberi penegasan berulang kali. Di dalam Al-Qur’an kita menjumpai setidaknya ada 40 ayat yang mengandung perintah ) كلواmakanlah( .Tentu, ini menjadi hal penting yang harus kita perhatikan seksama. Bagi seorang mukmin, pastilah kita cukup mengenal bahwa perkara makan bukan sekadar sesuatu yang mubah. Kita tentu ingat ungkapan yang menyatakan bahwa ‘’makan itu
12
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
untuk hidup, dan bukan hidup untuk makan’’. Aktivitas makan dan minum, jika demikian, merupakan aktivitas penting dan harus bernilai ibadah. Aktivitas mengkonsumsi makanan itu sendiri bagi seorang mukmin harus dimaknai sebagai ibadah. Karena bernilai ibadah, maka ia harus memenuhi ketentuan-ketentuan ini.
Satu Halal Ketahuilah, bahwa makanan yang halal jauh lebih banyak daripada yang diharamkan. Menjaga kehalalan makanan juga akan berdampak pada diterima atau tidaknya ibadah dan pengabulan doa. “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul doanya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapa pun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya.” (HR. AthThabrani) Thariq bin Suwaid RA bertanya kepada Nabi SAW tentang khamar (arak) dan beliau melarangnya. Lalu Thariq berkata, “Aku hanya menjadikannya campuran untuk obat.” Lalu Nabi SAW berkata lagi, “Itu bukan obat tetapi penyakit.” (HR. Ahmad)
yang berpenyakit asam urat.
Jadi perhatikan kandungan gizi dan dampaknya terhadap tubuh kita dari setiap makanan yang kita santap. Contohnya Rasulullah bersabda “Tidak ada susu yang lebih baik (unggul) dari pada air susu ibunya (ASI)”. (HR. Ar-Ridha)
Tiga Berakhlak “Wahai anak, ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang ada di hadapanmu”. (HR. Bukhari) “Apabila kamu lupa menyebut “Bismillah” pada awal makan hendaklah mengucapkan: ‘Bismillaahi awwalahu waa hizah’. “Bismillah pada awal dan akhirnya”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) “Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya”. (HR. Ahmad) “Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah hendaklah menjauhi kita atau menjauhkan diri dari masjid kita dan sebaiknya tinggal di rumahnya.” (HR. Bukhari) “Hidangan makanan untuk dua orang seharusnya cukup untuk tiga orang dan makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang.” (HR. Bukhari) “Dinginkanlah makanan, sesungguhnya yang panas-panas tidak ada berkahnya.” (HR. Al Hakim dan Ad-Dailami)
Dua Thayyib
Rasulullah SAW melarang orang meniup-niup makanan atau minuman. (HR. Abu Dawud)
Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 57 menyebutkan “...Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami Berikan kepadamu...” Makanan halal belum tentu menjadi kebaikan bagi seseorang yang mempunyai indikasi kontradiksi dengan kesehatannya. Misalkan daging kambing itu halal, tetapi belum tentu baik bagi orang
Rasulullah SAW melarang kami minum dan makan dengan perkakas makan dan minum dari emas dan perak. Beliau juga melarang kami berpakaian sutera dan yang dibordir dengan benang sutera dengan sabdanya, “Itu untuk kaum musyrikin di dunia dan untuk kamu di
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
13
akhirat.’’ (Mutafaq’alaih)
Rasulullah SAW melarang orang yang minum dengan membalik mulut kendi langsung ke mulutnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Empat Sehat Dari Miqdam bin ma’di Kariba, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya sendiri, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya, jika pun ingin berbuat lebih, maka sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Lima Sempurna Yang menyempurnakan makan minum kita menjadi bernilai ibadah adalah saat kita
meninggalkan isyraf (berlebihan) dalam makanan. Baik dari sisi dzat makanannya, cara memperolehnya dan sikap saat makannya. Dari Umar bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi bersabda, ’’makanlah, minumlah, berpakaianlah dan shadaqahlah tanpa berlebihan dan sikap sombong’’. (HR. Baihaqi pada Bab Iman) “Sesungguhnya termasuk pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya.” (HR. Ibnu Majah) Untuk tetap hidup, manusia memang syariatnya membutuhkan makan dan minum. Akan tetapi keliru bila kita menjadikan hidup kita hanya untuk makan dan minum saja. Semoga, aktivitas makan dan minum kita menjadi bernilai ibadah.
Muhammad Sobirin, Ustadz, Direktur Yayasan Masjid Nusantara.
Foto: @Dave Maschka
14
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Bahasan Utama
Foto: @Robert Mix
Oleh: Ahmad M. Natsir Abdulrahim
Bagi seorang muslim, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib (baik) adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Makanan haram yang masuk ke dalam tubuh kita menghalangi doa-doa kita. Rasulullah SAW bersabda : “Allah itu suci, tidak menerima kecuali perkara yang suci”. (HR. Ibnu Majjah). Itulah dimensi spiritual dalam soal makanan dan minuman.
S
ementara itu, memang betul bahwa lebih banyak makanan dan minuman yang halal ketimbang yang haram. Karena bumi ini diperuntukkan bagi manusia. Dengan alasan itulah beberapa orang menyatakan bahwa labelisasi halal kurang tepat. Yang tepat adalah labelisasi haram. Sebelum menyatakan bahwa ide labelisasi haram tersebut betul atau salah, mari kita simak pengalaman berikut. Suatu pagi kami melewati seseorang yang sedang bekerja. Rupanya orang tersebut sedang memotong ayam. Ia bekerja sendirian. Ada beberapa ekor ayam yang siap disembelih. Di sampingnya teronggok sebuah wadah cukup besar dengan air mendidih di dalamnya. Begitu ayam dipotong, si bapak langsung memasukkan ayam tersebut ke dalam panci berisi air mendidih tadi. Kita tidak tahu
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
15
apakah ayam tersebut mati karena disembelih atau mati karena “dicemplungkan” ke dalam air mendidih. Pada kesempatan lain, kami sarapan di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Setelah makan aneka buah dan minum jus sebagai pembuka, kami mencari makanan yang agak “berat”. Kami menemukan patung kepala babi sebesar kepal tangan orang dewasa yang dipasang di suatu tempat. Maksudnya, mungkin, makanan yang ada patung kepala babinya tersebut tidak halal. Persoalannya: di dekat tempat itu, sangat dekat bahkan, ada makanan yang berkatagori “halal”. Kita tidak tahu apakah makanan halal tersebut terkontaminasi oleh yang haram, yang ditandai dengan kepala babi tadi.
Foto: @Gable Denims
Pernah pula kami memesan makanan di suatu tempat. Karena berupa open kitchen, kami dapat melihat proses memasaknya. Ketika memasak pesanan, si koki lalu menambahkan suatu cairan. Seketika masakan tersebut “terbakar”. Kita tidak tahu dengan pasti apakah cairan tersebut sejenis khamar atau bukan, tetapi mengapa api menyambarnya? Kalau dalam proses memasak makanan ditambahkan khamar apakah makanan tersebut halal, walau khamarnya menguap atau habis terbakar? Kita pun sering membaca berita soal daging celeng (babi hutan) yang dioplos ke daging sapi
16
dan dijual bebas di pasar-pasar. Atau pedagang baso dengan bahan daging babi yang menjual bebas kepada konsumennya tanpa peringatan apa pun. Kalau kasus ini memang sangat vulgar, dan ada unsur ingin mencari untung besar dari sang pedagang dalam waktu sesaat. Sebagai pembanding, mari kita tengok kondisi negara tetangga Singapura yang sebagian kita menganggapnya sebagai “negara kafir”. Ketika itu kami mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di sana. Sebagaimana biasa, peserta pelatihan mendapat fasilitas makan siang dan rehat kopi. Ketika itu kami diminta mengisi daftar isian soal makanan. Di situ tersedia pilihan:
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
halal food. Dalam penyajiannya, halal food terpisah menyebut atau atas nama Allah SWT diulang cukup jauh dengan yang lain. Sebagai muslim kita dalam QS. Al-Maidah [5]:3, QS. Al-Anam [6]:145 menjadi nyaman. dan QS. An-Nahl [16]:115. Sementara pedagang kaki limanya memiliki kepedulian. Jika kita memasuki “jongko” yang tidak halal sementara penjual mengidentifikasi bahwa kita sebagai muslim mereka dengan terus terang mengatakan: “Jangan di sini Pak/Bu, masakan kami tidak halal untuk bapak/ibu”. Makanan yang kita konsumsi sangat berpengaruh terhadap tubuh, baik itu secara langsung atau tidak langsung. Bukan hanya tubuh saja yang dipengaruhi makanan, otak sebagai pusat ingatan, sangat membutuhkan nutrisi dari makanan. Begitu pula tubuh yang lainnya, butuh makanan yang seimbang untuk pertumbuhan maupun menjaga kesehatan atau kebugaran. Untuk itu, sangat penting bagi kita menjaga asupan makanan dan nutrisi yang dikandungnya. Artinya makanan harus baik (thayyib).
Sedangkan jenis minuman yang diharamkan adalah khamar. “Wahai orang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat keberuntungan.” (TQS.Al-Maidah [5]:90). Bangkai, darah, babi dan khamar bukan hanya haram untuk dimakan/diminum langsung tetapi juga haram memperjual-belikannya: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual-beli khamar, bangkai, babi dan berhala”, (HR. Muslim).
Hewan Sembelihan
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyembelihan hewan harus sesuai dengan Islam Tuntunan bahwa makanan yang kita konsumsi (yang sudah dikemukakan oleh empat madzhab harus halalan thayyiban sangat jelas, berdasar hadist yang diriwayatkan para sahabat sebagaimana firman Allah SWT: “Hai sekalian Nabi SAW). Hadist yag diriwayatkan oleh Muslim manusia, makanlah yang halalan thayyiban dari dari Syadad bin Aus mengenai persyaratan untuk apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu berlaku kasih dalam semua tindakan adalah: mengikuti langkah-langkah syaitan; karena “Sesungguhnya Allah mengharuskan perbuatan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang baik dalam semua tindakan. Jika kamu diharuskan nyata bagimu”. (TQS. Al-Baqarah [2]:168). Hal senada diungkapkan dalam QS. An-Nahl [16]:114, membunuh maka lakukanlah dengan cara yang penuh kasih sayang, dan jika kamu diharuskan QS. Al-Maidah [5]:88 dan QS. Al-Anfal [8]:69. menyembelih maka lakukanlah dengan cara-cara Adapun makanan yang diharamkan sangat jelas, yang penuh kasih sayang.” sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya Sembelihan yang boleh dimakan oleh orang Islam Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, ada dua macam. Yang pertama, sembelihan orang darah, daging babi, dan binatang yang (ketika Islam dengan sesuatu yang tajam (pisau/golok, disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi bukan dengan gigi/kuku) di leher binatang yang barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya akan disembelih (dan hendaklah putus urat dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada lehernya), dan dengan mengucapkan asma Allah. Penyembelihan harus dilakukan dengan cepat dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha supaya ringan dan tidak menyakiti. Yang kedua, Pengampun lagi Maha Penyayang”, (TQS. AlBaqarah [2]:173). Haramnya bangkai, darah, babi sembelihan dari ahlul kitab, yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. Tentang hal ini Allah SWT dan binatang ternak yang disembelih tidak
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
17
menyatakan: “…Makanan (sembelihan) orangorang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka….” (TQS. Al Maidah [5]:5). Jadi, hewan ternak yang halal adalah yang disembelih dengan mengucapkan asma Allah SWT, dan sembelihan para ahli kitab. Dengan demikian hewan yang mati karena tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk binatang lain, dan diterkam binatang buas hukumnya haram. Sementara itu ada sebagian yang berpendapat dalam rangka mempermudah urusan ini dengan pertimbangan bahwa Nabi SAW pernah ditanya seorang sahabat, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada suatu kaum yang datang kemari dengan membawa daging, sedang kami tidak tahu apakah mereka menyebut nama Allah atau tidak pada saat menyembelihnya.”. Kemudian beliau (Rasulullah SAW) bersabda: “Sebutlah nama Allah atasnya dan makanlah.” (HR. Bukhari). Dari peristiwa ini, sebagian ulama menetapkan kaidah bahwa apa yang ghaib (tidak terlihat) bagi kita tidak perlu kita pertanyakan. Apabila kita mengetahui suatu makanan dari ahli kitab, kemudian kita sebut nama Allah pada waktu hendak memakannya, maka hal itu dianggap sudah cukup. Namun demikian, cara menyembelihnya harus diketahui dan harus disebut nama Allah ketika melakukannya. Demikianlah syarat yang harus dipenuhi menurut sebagian kaum muslim.
dengan segala keterbatasannya, dapat mengetahui sedikit dan menguak “rahasia” di baliknya.
Mengapa Diharamkan? Perintah untuk mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban, tentunya dalam rangka kebaikan manusia, sebagai hamba Allah SWT. Begitu pula maksud dan tujuan pengharaman bangkai, darah, babi, hewan yang disembelih dengan tidak membaca Bismi Allah, serta khamar. Kita tidak dapat mengetahu dengan pasti mengapa demikian. Namun ilmu pengetahuan,
18
Foto: @6ftmama
Khamar sangat berbahaya bagi syaraf dan otak penggunanya. Tak jarang peminum alkohol melakukan tindakan kriminal dan asusila. Dalam penggunaan jangka panjang alkohol/khamar berbahaya bagi kesehatan jantung, liver, ginjal dan organ dalam vital lainnya. Ibnu Khaldun pernah menyatakan bahwa pemakan daging babi tidak memiliki
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
kecemburuan atas pelanggaran kehormatan. Ketika ke dalam kandang seekor kambing jantan dan betina dimasukkan seekor lagi kambing jantan, kambing jantan “pemilik kandang” langsung menyeruduk dan menyerang kambing jantan pendatang haram. Sementara tidak terjadi hal yang demikian jika seekor babi jantan dimasukkan ke kandang yang dihuni seekor babi jantan dan babi betina. Kedua babi jantan malah bersekutu “mengerjai” sang babi betina. Ada unsur watak/karakter negatif yang melekat pada babi, selain babi memakan makanan kotor dari berbagai kotoran, termasuk kotorannya sendiri. Sementara itu, diketahui bahwa dalam daging babi ada hewan parasit yang sangat berbahaya. Seperti: cacing pita (Taenia Solium). Cacing ini panjangnya 3-7 m dan menempati usus. Babi merupakan hewan yang merupakan sumber paling dominan dalam hal penularan penyakit cacing pita. Di dunia, ada lebih dari 4 juta jiwa penderita akibat tertular cacing pita. Jika sampai ke otak, cacing pita menyebabkan gangguan syaraf, cacat parsial, ayan hingga kematian. Lalu ada cacing rambut spiral (Trichinella Spiralis). Cacing yang halus seperti rambut, dengan panjang sekitar 4 mm, itu menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, sesak napas dan gagal jantung. Sementara cacing Bilharzia Jepang (Schistosomiasis), bisa hidup dalam tubuh manusia hingga lama, potensial menyebabkan komplikasi dan kematian. Kalau cacing hati Cina, yang berkembang biak di saluran cairan empedu, dapat menyebabkan pembengkakan liver. Ada pun sacing Ascaris Suum, dengan panjang sekitar 25
cm, menyebabkan radang paru-paru, radang tenggorokan dan penyumbatan lambung. Cacing ini hanya bisa dikeluarkan dari tubuh manusia dengan cara operasi. Darah merupakan media yang dapat membantu bakteri berkembang biak, penyakit bakterial pada lambung dan liver. Hewan yg tidak disembelih (bangkai) warnanya kebiruan, akibat adanya penyumbatan darah pada jaringannya. Mudah terserang bakteri ecoli dan mercurial proteus. Bakteri tersebut berkembang sangat cepat, daging pun akan mengembung karena gas yang muncul dari proses pembusukan. Itulah mengapa bangka sangat cepat menimbulkan bau yang tidak sedap. Bisa jadi pula binatang itu mati (bangkai) karena berbagai penyakit, seperti salmonela, rabies, anthrax. Tentu saja darah dan bangkai sangat riskan untuk dikonsumsi manusia.
Pentingnya Labelisasi Halal Makanan halalan thayyiban sangat penting bagi manusia. Bagi pertumbuhan fisiknya dan ruhaniahnya. Karena itu, sebagai umat, kita sangat berkepentingan dengan kondisi yang kondusif soal produksi makanan halalan thayyiban. Makanan yang berasal dari olahan atau pabrikasi sangat sulit untuk diidentifikasi oleh orang per orang. Harus ada lembaga kompeten yang melakukannya. Mengapa? Contoh dari pengalaman berikut mungkin bisa menggambarkan. Beberapa tahun lalu, di kemasan makanan kaleng (seperti biskuit) ada disebutkan shortening sebagai salah satu bahannya. Shortening berfungsi sebagai pengembang dan pengempuk biskuit. Ternyata shortening terbuat dari lemak hewani, dan sangat lemak babi sangat potensial sebagai bahan bakunya. Setelah diungkap dalam surat pembaca di sebuah
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
19
majalah terkenal ibu kota, lama kelamaan shortening “menghilang”. Sekarang, bahan makanan olahan seringkali membutuhkan bahan tambahan, walau dalam jumlah sangat sedikit. Misalnya untuk warna atau preservative (bahan pengawet), anti oksidan, gelling, stabiliser dan sebagainya. Biasanya secara teknis bahan tambahan tersebut ditulis: E-Codes. E-Codes ini ada yang halal, haram maupun syubhat. Dalam industri obat-obatan sudah lumrah jika obat ditambahi alkohol. Itu kalau ditinjau dari sisi kehalalan. Bahan atau komponen dari babi memang merupakan yang paling “dicurigai” banyak digunakan dalam makanan olahan. Itu bisa dimengerti. Lihat saja populasi babi yang berkembang biak jauh di atas sapi, kambing, atau hewan ternak berkaki empat lainnya. Berapa persen daging babi yang dikonsumsi non muslim, lalu dijual dan untuk apa “sisanya”? Belum lagi lemaknya, tulang maupun kulitnya. Ditenggarai banyak jelly dan gelatin yang beredar sekarang di pasaran berasal dari komponen babi. Data berikut menggambar produktivitas babi: setiap melahirkan jumlah anak 7-14 ekor, umur untuk dikawinkan pertama kali bagi betina 10-12 bulan, lama kebuntingan kira-kira 114 hari (kurang dari 4 bulan), induk umumnya melahirkan dua kali setahun. Bandingkan dengan sapi yang masa bunting 9 bulan, dengan jumlah anak setiap melahirkan seekor (rata-rata).
pembuatan kosmetik. Bahan-bahan tersebut tentu sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Saat ini LP POM MUI merupakan lembaga yang memberikan sertifikat halal. Namun masih banyak sekali makanan olahan yang tidak berlabel halal yang dikeluarkan MUI. Penjualannya di pasaran pun, baik super market maupun pasar tradisional, bercampur antara yang bersertifikat halal dengan yang tidak. Masyarakat, yang sebagian besar umat Islam pun, seakan tak peduli. Padahal ini sangat penting. Pada bulan Oktober 2014 lalu, DPR RI telah mengeluarkan Undang-Undang nomor 33 soal sertifikasi makanan atau jaminan produk halal. Setiap produk harus mendapat sertfikasi halal. Jika ada produsen tidak bersedia barang produksinya mendapat stempel halal – dengan berbagai alasan – maka dalam kemasannya harus atau wajib dicantumkan tulisan: Non Halal. Undang-undang ini lebih tegas dalam menjaga kepentingan konsumen dari produsen yang tidak bertanggung jawab. Umat Islam harus mengawal dengan ketat agar Undang-Undang ini bisa diimplementasikan.
Kita semua hendaknya, memang, harus sadar sepenuhnya tentang makanan yang kita konsumsi itu haruslah halal. Baik asal muasal rezeki, maupun jenis dan barang-barang yang dikonsumsi. Semoga kesadaran itu menjadi budaya, sehingga kita akan malu jika memakan Sementara itu, dari tinjauan thayyiban, fakta di makanan yang haram. Sementara produsen malu lapangan sering kali menyebabkan kita gelengmenjual makanan yang haram. Indah dan geleng kepala. Betapa tidak. Tak jarang produsen menyenangkan jika itu terjadi. Kita harus menggunakan bahan berbahaya, seperti formalin memulainya dari diri sendiri dan sekarang juga. (pengawet mayat) untuk membuat ikan asin atau mie. Boraks digunakan untuk membuat baso. Ahmad M. Natsir, S. Si., MBA: Peminat SoalBelum lagi penggunaan bahan pewarna pakaian soal Pendidikan dan Sosial-Budaya dalam produksi makanan dan minuman, karena bahan pewarna ini jauh lebih murah daripada bahan pewarna untuk makanan. Lalu, penambahan logam berat seperti mercury untuk
20
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Tasawuf
Foto: @Manolis Smalios
Z
aman yang berubah, waktu terus berputar. Fenomena alamiah terus saja terjadi mengikuti Sunnah-Nya. Matahari yang terik menerobos celah-celah saung yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu yang kokoh dan indah di lereng perbukitan sejuk itu. Para santri gundah mendengar perbincangan khalayak yang terus saja mengomentari perilaku manusia durjana yang abai akan aba-aba kebajikan. Nilai-nilai diri yang dianut serba berkebalikan. Rasa gundah begitu memuncak sampai di ujung hari ketika Guru Bijak hendak memulai kajian akhlak di sore hari yang panas. Seperti hari-hari yang lain, Padepokan Tashawuf tetap semarak walau dibalut perasaan beraneka rupa para santri. Tiba-tiba Guru Bijakbestari (GB) mencetuskan pertanyaan yang tajam kepada para santri: GB : Wahai Anak-anakku, walaupun waktu seolah terasa lebih kencang jalannya.. pernahkah engkau perhatikan bahwa Allah tetap menjaga fitrah ciptaan-Nya dengan sempurna. (hening, diam sejenak, juga para santri). Nah.. kini tahukah kalian salah satu cara untuk menjaga dan memperkuat fitrah dalam diri kita? Santri-santri: Tidak Guru.., apakah gerangan memperkuat fitrah diri itu?
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
21
GB: Jujur pada diri sendiri.. Iya, dengan jujur pada diri sendiri banyak manfaat yang akan kita peroleh dalam kehidupan kita. Baik secara individual maupun tatkala kita bermasyarakat.. S: Ya Guru, apa sajakah manfaat-manfaatnya bagi kita, Guru? GB: Manfaatnya.. di antaranya: Memperkuat sifat jujur.. merupakan salah satu ciri akhlak mulia. Akhlak kita kuat karenanya. Jujur.. menguatkan suara hati nurani kita, yang merupakan suara kebenaran dalam diri kita. Jujur.. memperkuat dasar-dasar keyakinan kita terhadap nilai-nilai kebenaran universal. Dengan kejujuran pula .. menguatkan kepekaan kita terhadap suara-suara dalam batin kita. S : Guru, lalu bagaimana caranya agar kita bisa jujur pada diri sendiri? GB: Anakku, sesungguhnya jujur pada diri sendiri adalah hal paling sederhana yang Allah lekatkan pada kita sebagai ciptaan-Nya. Dalam diri kita Allah telah menciptakan perangkat non material, yaitu hati nurani (hati yang tercahayai oleh Nur Ilahi, untuk membedakan dengan hati yang terkuasai dengan hal-hal jahat dalam diri) dan akal sehat (akal yang konsisten dan taat pada kaidah-kaidah berpikir benar, untuk membedakan dengan akal yang tidak taat dengan kaidah-kaidah berpikir benar). Dua instrumen ini merupakan perpanjangan suara Allah dalam diri kita. Nah, untuk bisa jujur pada diri sendiri, kita hanya membutuhkan kemampuan mendengarkan suara-suara Ilahi ini, dan memenangkan dalam pertempuran melawan suara-suara yang lain. Allah dalam surah Az-Zumar ayat 33 memfirmankan bahwa hamba yang benar dan jujur membenarkan adalah hamba yang bertakwa,
22
"Dan orang yang benar dan jujur membenarkannya, mereka itulah orangorang yang bertakwa". (TQS. AzZumar [39]:33) Dengan demikian .. Jujur juga merupakan salah satu ciri hamba yang takwa. S : Bisa dipahami Guru. Namun Guru, mengapa pada kebanyakan kita, sepertinya merasa kesulitan berlaku jujur pada diri sendiri ini, sehingga ruparupa keburukan kita temui di masyarakat kini? GB: Ya anakku. Itulah fenomenanya. Seorang dewasa akan kesulitan berbuat jujur pada diri sendiri jika yang bersangkutan terbiasa melakukan hal-hal berikut ini.. Coba kita teliti.. Orang itu akan kesulitan jujur apabila..
Beranggapan bahwa tidak ada suara (yang menuntun kepada kebenaran) dari dalam diri manusia Menurutkan hawa nafsu Terlalu berorientasi atau rakus pada harta, menumpuk sesuai ukuran kebahagiaannya Menjadikan kehormatan diri di mata manusia sebagai ukuran keberhasilan hidupnya
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Dia tidak membiasakan melakukan perenungan atau tafakkur atas semua kejadian Terbiasa lebih mendengarkan saran-saran orang lain dari pada suara dari dalam dirinya
kita senantiasa melatih diri di tengah hirukpikuk dunia ini untuk terus bersikap dan berperilaku jujur pada diri kita sendiri. Kita berlatih dan sekaligus mempraktekkannya pada berbagai-bagai situasi dan kesempatan. Dan dengan itu semua, semoga Allah kuatkan fitrah kita dan hidup selaras dengan Dia dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Santri-santri: Subhanallah Guru betapa beratnya, namun kita harus selalu berusaha melatih diri untuk itu. Baiklah Guru, mohon doanya Guru agar kami senantiasa bisa Dan masih banyak menjadi hamba yang takwa dengan mampu lagi bila disebutkan. jujur pada diri sendiri terlebih dahulu.. Nah anakku, kalian GB : Insya Allah anak-anakku, tiada kekuatan masih ingat selain Allah memberikannya kepada kita perbincangan di semua. Nah, kuliah hari ini saya cukupkan depan.. sampai di sini, karena adzan maghrib sudah Dua instrumen yang berkumandang, marilah kita bersiap-siap merupakan melaksanakan shalat maghrib berjamaah di perpanjangan suara masjid. Allah dalam diri kita Demikianlah. Senja hari itu memerah. Para inilah yang lalai santri berlarian menuruni tebing dan digunakan. Ingat, mendapati pancuran air dari suluh yang selalu untuk bisa jujur mengucurkan air jernih dingin. Seperti senjapada diri sendiri, senja hari sebelumnya, di Padepokan kita hanya Tashawuf. Kehidupan mengalir jernih, dan Foto: @RA membutuhkan senantiasa tenang dalam pangkuan majelis kemampuan ilmu yang selalu menjadi oase bagi santrimendengarkan suara-suara Ilahi ini, dan santri muda yang penuh kepedulian. Ketika memenangkan dalam pertempuran melawan Takbiratul Ikram dilaksanakan, hati-hati yang suara-suara yang lain. Instrumen penting ini bergemuruh menjadi tenteram. Senandung tidak boleh kita tanggalkan. bacaan shalat yang dilantunkan terasa berat Dan, hendaknya kita sebagai hamba yang namun indah. Suara berat dan serak basah dari beriman, senantiasa memohon petunjuk dan lidah fasih Sang Guru Bijakbestari saat kekuatan Allah SWT agar kita mampu untuk memimpin shalat begitu tenang, seolah membiasakan diri, berbuat jujur pada diri kita menyelusup dalam relung-relung jiwa jamaah sendiri. Sikap ini utama, agar kita pun shalat. Memenuhi ruang batin yang senantiasa kemudian terbiasa jujur pada Allah maupun merindu-rindu kalam Ilahi yang makhluk-makhluk-Nya yang lain. Nah, marilah menggetarkan.. TBH
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
23
Sastra
Abu Bakar Dulaf bin Jahdar Asy Syibli atau Syibli, dibesarkan di Khurasan. Menurut sebagian riwayat ia lahir di Baghdad tahun 759 M. Riwayat lain menyebutkan ia lahir di Samarra. Ayahnya adalah seorang pemuka istana. Ketika dewasa Syibli mengabdi kepada negara. Ia kemudian ditunjuk menjadi gubernur provinsi Demavend. Suatu hari datang utusan khalifah meminta ia datang ke Baghdad untuk pelantikan. Syibli berangkat bersama rombongan gubernur provinsi Rayy. Setelah dilantik dan diberi jubah kehormatan, mereka pulang. Di
24
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
tengah perjalanan, gubernur Rayy bersin dan mengusapkan jubah kehormatan itu ke hidung dan mulutnya. Perbuatan itu kemudian dilaporkan orang kepada khalifah. Sang khalifah marah dan memerintahkan agar jubah kehormatan itu dilepaskan dari gubernur Rayy. Gubernur malang itu kemudian dipecat dan dicambuk.
sanggup membelinya dan jika kuberikan kepadamu, karena begitu mudah mendapatkannya, engkau tidak akan menyadari betapa tinggi nilainya. Oleh karena itu lakukanlah seperti yang telah aku lakukan. Dengan kepala terlebih dahulu, masukilah lautan kehidupan ini. Apabila engkau menanti dengan penuh kesabaran, niscaya engkau akan mendapatkan mutiara hidupmu sendiri.”
P
“Jadi apa yang harus kulakukan?” Syibli bertanya. “Hendaklah engkau berjualan belerang selama setahun,” jawab Junaid.
eristiwa itu membuka mata Syibli. Ia merenung, “ Seseorang menggunakan jubah pemberian manusia sebagai sapu tangan. Orang itu kemudian patut dipecat dan dihina dan lepaslah jubah dinasnya itu. Bagaimana pula halnya dengan seseorang yang menggunakan jubah anugerah Raja Alam Semesta sebagai sapu tangan? Apa yang akan terjadi pada dirinya?” Syibli segera menghadap khalifah dan berkata: “Wahai Pangeran, sebagai manusia yang akan mengalami kematian, engkau tidak suka jubah pemberianmu diperlakukan secara tidak hormat, dan semua orang tahu berapa harga jubahmu itu. Sedangkan Raja Alam Semesta telah menganugerahkan kepadaku sebuah jubah kehormatan, Cinta dan Pengetahuan Ilahiah. Betapakah Dia akan suka apabila aku menggunakannya sebagai sapu tangan ketika mengabdi kepada seorang manusia?” Syibli meninggalkan istana khalifah. Tak lama kemudian ia berguru kepada ulama ternama, Khair an Nassaj. Di sana ia mendapatkan pengalaman yang menyentuh jiwanya. Khair kemudian mengirim Syibli kepada ulama besar: Junaid Al Baghdadi. Maka pergilah Syibli menghadap Junaid. “Engkau dikenal sebagai ahli tentang mutiara. Berilah atau juallah kepadaku sebutir,” Syibli berkata kepada Junaid. “ Jika kujual kepadamu, engkau tidak akan
Syibli mematuhinya. Setelah setahun berlalu Junaid memberinya tugas baru. “Tugasmu sekarang akan mencemarkanmu. Mengemislah setahun lamanya, engkau tak usah disibukan dengan hal-hal lain.” Setahun pula Syibli menyusuri jalan-jalan kota Baghdad. Tetapi tak seorangpun yang mau memberinya sedekah. Ia kembali kepada Junaid dan menyampaikan keadaannya.
“Sekarang sadarilah nilai dirimu, karena dirimu tidak ada artinya dalam pandangan orang lain. Janganlah engkau membenci mereka, tetaplah lihat mereka dengan tulus. Sekarang pergilah ke Demavend. Berapa lama engkau jadi bendahara di sana. Berapa lama engkau menjabat sebagai gubernur di sana. Berilah santunan kepada setiap rakyat yang telah dirugikan dan telah diperlakukan tidak adil.” Syibli kembali ke Demavend. Ia mendatangi rumah penduduk dari pintu ke pintu. Sampai ia ingat ada satu orang korban ketidakadilan, tetapi tak diketahui di mana keberadaannya. “Aku telah membagikan seratus ribu dirham. Tetapi tanpa memberi santunan kepada orang itu, diriku tak mendapatkan ketenangan.” Empat tahun berlalu. Ia kembali menemui Junaid. “Masih ada sisa-sisa keangkuhan dalam dirimu. Mengemislah engkau setahun lagi,” kata Junaid.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
25
“Setiap aku mengemis”, kata Syibli, “semua yang kuperoleh keserahkan kepada Junaid dan Junaid membagi-bagikannya kepada orang miskin. Pada malam hari aku dibiarkan lapar.” Setahun kemudian berkatalah Junaid, “Kini kuterima engkau sebagai sahabatku, tetapi dengan satu syarat, engkau harus menjadi pelayan bagi sahabat-sahabatku yang lain.” Setahun lamanya Syibli menjadi pelayan. Setelah itu berkatalah Junaid kepadanya, “Abu Bakar, bagaimana pandanganmu terhadap dirimu sendiri?” “Aku memandang diriku sebagai orang terhina di antara makhluk-makluk Allah,” jawab Syibli. “Jika demikian, sempurnalah keyakinanmu,” kata Junaid.
*****
26
Kisah di atas diambil dari buku klasik Tadzkiratul Auliya karya Fariduddin Attar. Menurut sebagian riwayat, Fariduddin Attar meninggal tahun 1221 M ketika invasi tentara Mongol ke wilayah Nisyapur. Attar ditawan. Suatu hari datang seseorang bermaksud menebus Attar dengan ribuan keping perak. Attar menyarankan kepada tentara Mongol agar tebusan itu diabaikan karena akan datang yang lebih baik. Beberapa waktu kemudian datanglah seseorang membawa sekarung jerami sebagai tebusan. Attar mengatakan itulah tebusan yang layak baginya. Merasa dipermainkan Attar, tentara Mongol yang menawannya marah dan kemudian membunuh Attar. Sesungguhnya Fariduddin Attar tidak mempermainkan siapapun. Ketika orang lain menilai dirinya layak dibebaskan dari tawanan dengan tebusan ribuan keping emas atau perak, Attar benar-benar merasa dirinya pantas ditebus hanya dengan sekarung jerami. (DD) Dodi Darsiyan. Peminat Sastra Sufistik.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Keluarga
Foto: @Ahmad Saufi Zahri
Anak, dalam masa tumbuh kembangnya memerlukan dukungan dan pemahaman. Rumah dan lingkungan – termasuk sekolah, perlu mengenal bagaimana anak berperilaku. Kesalahan dalam memahami anak mungkin akan menimbulkan potensi gangguan psikososial dari grafiknormal tumbuh-kembang anak.
T
okoh-tokoh besar dalam sejarah peradaban, bukanlah makhluk ideal yang tumbuh dalam masyarakat yang ramah. Namun, keluarga yang penuh pengertianlah yang menyelamatkan segalanya. Albert Einstein kecil, dikenal suka melamun.Maka guru-gurunya di Jerman menga-
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
27
takan, ‘’Dia tidak akan pernah berhasil di bidang apapun’’. Kita tahu, Einstein bukan saja dikenal sebagai ahli fisika, dia tak ayal merupakan ilmuwan visioner yang paling paling banyak diistimewakan sejarah kemanusiaan hingga kini.
Ada cerita lagi yang berbeda. Seorang murid yang tidak pernah bisa menerima penjelasan guru atau orang tua apabila mereka hanya menuturkan sesuatu pelajaran dengan ‘’lisan’’. Serta merta bila dijelaskan lisan mereka berkomentar,“Nggak bisa nangkap”. Baru, setelah guru atau orangtua Nasib Thomas Alva Edison kecil juga serupa. Edi mengambil kertas, mencoret-coret maksud pelakecil, juga pernah dipukul di sekolah dengan sejaran di kertas dan dia melihatnya, dengan mudah buah ikat pinggang kulit lantaran gurunya sekali anak ini memahami maksud pembelajarn menganggap dia “mempermainkan” guru, karena itu. mengajukan begitu banyak pertanyaan. Dia sering sekali dihukum sehingga akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah. Untunglah ibu Edison adalah Soal Gaya Belajar seorang perintis proses belajar sejati. The World Apa arti semua ini? Ya, itulah gaya belajar. Setiap Book Encyclopedia menulis, “Dia memiliki pengertian yang tidak lazim pada waktu itu bahwa orang memiliki kepekaan saluran belajar yang belajar dapat menjadi kegiatan yang mengasyik- berbeda-beda. Setiap orang memiliki perbedaan, kan. Dia membuat permainan untuk mengajarinya tidak sama satu sama lainnya. Namun inilah yang kemudian menjadi masalah. Ketika kebanyakan – dia menyebutnya eksplorasi- dunia pengesekolah ataupun di rumah-rumah orangtua kutahuan yang mengasyikkan…”. rang mampu memahami gaya belajar anak, maka Begitulah. Einstein dan Edison. Ternyata, mereka bukan apresiasi yang didapat. Justru mereka memiliki gaya belajar khas yang berbeda, yang menganggap anak dengan gaya belajar berbeda tak banyak dipahami sekolah yang hanya paham adalah anak bermasalah. pada ‘’gaya’’ belajar normatif anak rata-rata. SuUmumnya sekolah mengasumsikan gaya belajar dah dapat diterka, melihat tingkah polah anak cerdas ini, sistem sekolah ‘’biasa’’ akan serta mer- setiap orang itu identik, sama. Para guru pun akhirnya mengajar dengan cara yang sama pula. ta “menolak” mereka. Akibatnya, bisa dipastikan, hanya kurang dari 20% Masih ingat bagaimana perilaku anak-anak saja yang benar-benar bisa menerima pelajaran “nakal” di kelas-kelas kita dahulu. Mereka selalu dengan baik. Mereka inilah yang akhirnya memmembuat gaduh, mengganggu teman-teman lain, iliki nilai dan prestasi yang baik di sekolah. Seatau membuat berbagai keonaran. Nilai mereka dangkan sisanya mereka kategorikan ‘anak gagal’! memang rata-rata di bawah standar. PersoaInilah anehnya! Barangkali, memang benar kenlannya, mengapa mereka gagal? yataan ini: hanya di altar pendidikan -- sekolah, Amati juga anak-anak kita. Ketika disuruh belajar, satu-satunya sistem yang menolerir “kegagalan”. dia bahkan tidak kunjung tenang dan fokus pada Kita tahu, seluruh sistem terbaik di dunia ini, selapelajarannya. Baru saja duduk, melirik ke kiri lu diprogram untuk berhasil. Semua sistem penkanan, lalu loncat dan berlari-lari, dan berbagai erbangan berupaya keras agar 100% selamat. Seulah lainnya. Banyak orang tua akhirnya jadi luruh laporan keuangan perusahaan dirancang frustasi dan merasa jengkel dengan perilaku anakagar 100% benar. Dokter tidak diizinkan nya. Persepsinya, anak-anak ini sukar diatur, nakal melakukan kesalahan walau sekecil apapun.. dan tidak mau belajar. Pendek kata, orang tua Namun di sekolah, atau sistem pembelajaran berkesimpulan anak seperti ini akan banyak justru sebaliknya tidak didesain demikian. Sistem menemui kegagalan.
28
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
pendidikan, jika kita cermati, memang memberi peluang atau ‘’diprogram’’ untuk proses yang bermuatan kegagalan, atau sistem yang mengizinkan kegagalan terjadi. Hanya 20% sampai 30% siswa saja yang kemudian digolongkan ‘’unggul’’. Walaupun demikian, sistem ini tetaplah merupakan ironi. Sekolah nyatanya memiliki standar kelulusan begitu rendah. Bahkan, banyak guru sengaja membuat soal-soal yang sukar sehingga dia senang ketika melihat anak-anak didiknya “kecewa” karena soal yang keluar di ujian di luar perkiraan mereka.
Langkah Penting: Memahami Perbedaan.
Kini tibalah saatnya kita mengevaluasi semua itu. Ya, guru sebagai pendidik atau orang tua yang peduli dengan anak-anak didiknya, mesti mengerti dan memahami keunikan gaya belajar anak yang berbeda. Temukanlah apa dan bagaimana gaya belajar mereka dan kemudian layanilah sesuai dengan gaya belajar meraka sebagai sebuah upaya untuk menunjang tumbuh kembang anak yang sehat. Saran Barbara Prashing, dalam The Power of Diversity sebaiknya kita dengarkan. “Kunci menuju sukses belajar dan bekerja adalah menemukan keunikan gaya belajar dan gaya bekerja Anda sendiri”, kata pakar motivasi ini. Paling tidak, kita seharusnya mengenal gaya belajar kita yang merupakan kombinasi dari tiga faktor ini: Pertama, bagaimana kita menyerap informasi secara lebih mudah. Periksa jalur mana yang lebih enak dan lebih mudah, apakah dengan cara melihat, mendengar atau bergerak/ menyentuh (visual, auditori, atau kinestesis)?
“Sistem yang ada melahirkan hasil yang ada. Jika diinginkan hasil yang lain, sistem harus diubah”, kata Sir Christopher Ball dalam More Means Different. Itulah pemandangan sekolahsekolah kita dari dahulu hingga kini pada umumnya.
Kedua, bagaimana biasanya kita mengatur dan Foto: @reidz photography memproses informasi? Apakah lebih didominasi otak kiri atau otak kanan, analitis atau global. Mereka yang “berotak kiri”, lebih mampu menyerap informasi secara logis dan linear. Lain halnya yang “berotak kanan”. Mereka lebih senang menemukan gambaran menyeluruh terlebih da-
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
29
hulu, dan senang dengan prestasi yang melibatkan visualisasi, imaginasi, dan intuisi. Ketiga, kondisi yang mempengaruhi kemampuan belajar kita. Misalnya lingkungan fisik (suara, cahaya, suhu, tempat duduk, dan sikap tubuh), kebutuhan emosional, ataupun kebutuhan sosial (menyendiri atau bersama rekan). Maka tidak heran ada sebagian orang bertipe “orang pagi”, sebagian lagi bertipe “burung hantu”. Hasil penelitian menunjukkan para siswa lebih mudah belajar ketika sesuai dengan “waktu” mereka.
berharap mereka yang memiliki gaya belajar ini akan melipat tangan di meja dan mendengarkan pelajarn dengan tekun. Cobalah dengan berbagai ide mengenai kreativitas tangan dan tantangan aktivitas yang menuntut ‘gerak fisik’, pasti mereka akan sangat suka. Guru dan orang tua yang peka juga bisa mengenali gaya belajar anak dengan ‘’Bahasa Tubuh’’ mereka. Jeannette Vos, merumuskan dengan singkat mengenai hal ini.
Seorang Pelajar Visual, biasanya duduk tegak dan Nah, sebagai pendidik dan orang tua yang paham mengikuti penyaji dengan matanya. akan perbedaan itu, kini pertanyaan muncul di Seorang Pelajar Auditorial sering mengulang hadapan kita tentang bagaimana kita dengan lembut kata-kata yang diucapkan penyaji, menemukan gaya belajar yang sesuai dan disukai atau sering menganggukkan kepala. Pelajar ini anak atau para siswa kita. Tentu saja, jalan paling sering “memainkan sebuah kaset dalam kepalanmudah mengetahui hal ini adalah dengan cara ya” saat ia mencoba mengingat informasi. Jadi bertanya kepada masing-masing anak. Tetapi bila mungkin ia akan memandang ke atas saat ia hal itu sulit, kita juga bisa mencoba dengan mulai melakukannya. mendengarkan suara mereka. Atau, melihat respons-respons mereka saat komunikasi kita jalan- Seorang Pelajar Konestesis sering menunduk saat ia mendengarkan. Ia suka bermain-main dengan kan. benda saat ia mendengarkan, mengklik pulPelajar Visual, tentu lebih memperhatikan objek pennya, atau bermain dengan kertas sambil visual. Pendek kata mereka suka melihat. Bacakan mendengarkan seseorang.. padanya resep masakan dengan gambar penuh warna, alih-alih mengerjakan praktik memasak Wow, ternyata, sungguh berbeda ciptaan Aldari buku teks. Maka dia dengan sendirinya akan lah yang sangat istimewa: anak-anak dan ingin melihat dan mempelajarinya sendiri. murid-murid kita. Beragai gaya belajar mereUmumnya mereka cenderung teratur, rapi dan ka menuntut pemahaman lebih para pendidik berpakaian necis. Pelajar Auditori, biasanya tidak suka membaca buku atau buku petunjuk. Dia lebih suka bertanya untuk mendapatkan informasi. Kalau dia memahami sebuah informasi dia sering berkata, “Saya dengar apa yang Anda katakan”. Mereka akan sangat senang cara bertutur kita, jawabanjawaban kita atas persoalan mereka dan kiat-kiat yang kita ungkapkan akan memancing kreativitas mereka. Sedangkan Pelajar Kinestesis selalu ingin bergerak, tak betah duduk lama. Maka jangan pernah
30
dan orang tua. Dan, percayalah, pemahaman Anda akan cara belajar dan gaya belajar anak ini, kelak akan memberikan asuransi bagi anak-anak kita – untuk dapat berhasil mencapai bintangnya, yang kita tak dapat lagi membayangkannya, dengan logika yang normal-normal saja.. Selamat belajar, anak-anakku. Semoga Allah senantiasa menghadirkan malaikat yang mulia di sekelilingmu.. NI
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Horizon
Rancangan pembangunan Kampus I (tampak di belakang menara masjid)
Sebuah Universitas sekelas Standford University digagas berdiri di kawasan pedesaan sejuk di Lereng Gunung Slamet, Kab. Brebes. Memberi kesempatan anak-anak muslim di desa mengenyam pendidikan tinggi modern. Universitas Peradaban: sebuah gagasan berani menjembatani kesenjangan dan memacu tumbuhnya pusat peradaban baru komunitas muslim.
B
ak mimpi, namun bukan isapan jempol. Kampus impian yang merupakan gagasan sebuah kampus terpadu di atas lahan seluas 2000 hektar di lereng Gunung Slamet, itu memang tengah dipersiapkan para pemikir peradaban yang terbilang istimewa. ‘’Universitas ini kelak diimpikan akan menjadi rujukan pendidikan dan bergengsi bagi komunitas muslim. Ya, sekelas Stanford University-lah’’, tegas Prof. Dr. Yahya Muhaimin, mantan mendikbud yang asli Brebes mengenai pembangunan kampus di kampung halamannya itu. Bersama Ir. Achmad Chirzun, kemenakan yang sedesa pula, universitas itu kini tengah ditata dalam satu landscap yang megah layaknya univeritas riset terkemuka Standford University, di Palo Alto, Cali-
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
31
fornia yang merupakan salah satu kampus terbesar dan terluas di Amerika. Bukan main impian pembangunan ‘’Universitas Peradaban’’, demikian nama yang diusung lulusan Profesor lulusan IAIN dan UGM yogya serta menyandang gelar doktor ilmu politik dari MIT yang sempat dipublikasikan dan menuai heboh di jaman Orba. Mantan Mendikbud di era Presiden Gus Dur ini menyadari betul komunitas muslim memerlukan satu lagi simbol kebanggaan yang bisa mendunia, dan itu bisa diwujudkan dengan berbagai upaya kerjasama yang dibangun dalam gagasan besar seperti universitas riset dengan fundraising paling hebat seperti Standford University di Utara Silicon Valey, US.
Huda, yang tak lain merupakan ‘warisan’ keluarga Muhaimin berdiri. Sudah cukup lama Yayasan ini berdiri, yakni sejak 1916. Sebelum ‘berpikir’ tentang perguruan tinggi, yayasan ini telah mengelola Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanakkanak, Seolah Dasar, SMP, dan SMA. Di lingkungan Bumi Ayu dan Brebes pada umumnya, mutu pendidikan dasar dan menengah yang dikelola yayasan ini cukup menonjol. Yang paling moncer adalah SMA Islam Ta’allamul Huda (SITH), yang rupanya menjadi basis pemikiran pendirian Universitas Peradaban.
Meskipun para penggagas sekolah kebanyakan dari kalangan aktivis Muhammadiyah, namun lingkungan sekolah pada umumnya adalah keluarMemang berbeda nuansa komunitasnya, namun ga-keluarga NU. Maka, jadilah situasi ini menjadi rintisan itu kini sudah mulai disambut banyak sinergitas yang menarik dan menggelora. SITH pihak untuk terealisasikan. Terletak di Kecamatan dibangun dengan visi kemodernan dengan nilaiBumiayu, di sisi barat Gunung Slamet, Kab. bilai keislaman yang moderat dan menonjol pada Brebes, wilayah sejuk dengan ketinggian 690 me- praktik pengajarannya. “Walaupun di desa, di ter di atas permukaan laut itu memang sangat sekolah diterapkan teknologi garda depan dengan ideal untuk dijadikan tempat belajar. Wilayah ini sepenuhnya pembelajaran bernuansa kesalihan. sempat menjadi salah satu kota perdagangan la- Setiap pagi, di awal pelajaran, setiap kelas wajib ma di jaman penjajahan, antara lain dibuktikan tilawah Al-Quran selama 15 menit”, demikian H. dengan adanya perkebunan teh Kaligua. Komuni- M. Tasrifin AM, S.Pd, menuturkan kepada Al Istas muslim sekitar 180.000 jiwa kebanyakan ber- lam. tani dan beragama Islam, memang harus dirawat Pembangunan keilmuan tak bisa dilepaskan dari oleh tokoh-tokohnya. Muhaimin, anak desa Bumi pengajaran karakter Quraini yang didisain secara Ayu yang pernah mengenyam pendidikan tinggi sistemik melalui interaksi pembelajaran Gurudi negara manca sungguh merasa prihatin dengan Murid yang memiliki target tertentu. SLA Islam ini anak-anak petani miskin di wilayah ini, yang namkini memiliki 15 kelas, dengan 5 kelas untuk maspak tak akan jauh dari mimpi orangtua mereka. ing-masing tingkat. Segera akan ditingkatkan ‘’Anak-anak petani muslim ini perlu mengukir menjadi 18-30 kelas. Sistem absensi bagi murid mimpi yang melampaui orangtuanya sehingga tidak seperti sekolah kebanyakan, yang masih membawa perubahan bagi diri, keluarga dan manual, tetapi sudah menggunakan finger print bangsanya’’, tambah penulis buku yang yang reportnya bisa disampaikan ke orang tua ‘menghebohkan’ Bisnis dan Politik di era 80’an ini. masing-masing melalui hand phone. Orang tua bisa memonitor anaknya masuk atau membolos. ‘’Tentu, pendidikan karakter dan morallah yang Tekad Yang Harus Dimulai menjadi bagian terpenting dan menjadi fokus Universitas Peradaban, yang digagas ini dimulai yang tidak mungkin diabaikan di era modern kini’’, ketika sejak sebuah Yayasan Wakaf yang berkhid- tambah Tasrifin. mad di bidang pendidikan bernama Ta’allumul
32
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Universitas Peradaban, resmi didirikan tahun 2014 lalu, di atas tanah wakaf keluarga Muhaimin yang tak lain merupakan pengembangan pendidikan menengah yang telah dikelola dalam yasasan Ta’allamul Huda. Ketika Yayasan merasakan perlunya pengembangan pendidikan tinggi pasca SLA, pada 2009 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) berdiri dan disusul Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Islam yang
selama 5 tahun sejak 2009-2014. Pada 2014 itulah, dengan ditandai selesainya pembangunan Gedung A di kampus I ‘’Standford University’’ yang terletak di Desa Pegojengan, Bumi Ayu ini kemudian dideklarasikan gagasan Universitas Peradaban ini. Target pertama yang dibidik adalah pengembangan fisik seiring dengan pertumbuhan kampus dan pengelolaan pendidikannya. ‘’ Pada 5 tahun ke depan kita akan terus tingkatkan
Rencana Kampus Terpadu (insya Allah akan mulai dibangun mulai 2025, secara bertahap)
dibuka 2012. Sebelum menamai Universitas Peradaban (UP), kedua sekolah tinggi itu telah mendidik 1350 mahasiswa. Pada awal perkuliahan tahun 2015, selain telah mendeklarasikan diri menjadi universitas, UP menerima mahasiswa baru melalui 4 fakultas yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta dilengkapi dengan dua fakultas baru yakni Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik dan Fakultas Sains & Teknologi. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana serta fakultas dan prodi selanjutnya dilakukan bertahap. Setelah persiapan pada 20082009 gagasan menuju universitas mulai dibangun
infrastruktur pendidikan dan kualitasnya dengan pembangunan Gedung B, C, dan D (Rektorat). Kemudian disusul gedung pusat kegiatan mahasiswa, klinik dan prodi keperawatan dan kebidanan, dengan target jumlah mahasiswa 4500 orang’’, tambah Prof. Yahya bersemangat. Tahapan pengembangan itu akan digagas dalam proyeksi mulai tahun 2025. ‘’Pada tahun itu akan dimulai pembangunan kampus terpadu dengan luas 2000 hektar, dan penambahan beberapa fakultas dan prodi sesuai kebutuhan – seperti Fakultas Kedokteran yang kita harapkan akan muncul Standford University di lereng Gunung Slamet ini’’, tambah Profesor Ilmu Politik UGM pengusung gagasan peran penting pendidikan
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
33
non-formal ini.
pada 18 Oktober 2014 lalu’’, tambah Chirzun.
Melengkapi Yahya, Ketua Bidang Pendidikan Tinggi Yayasan Taallumul Huda, Achmad Chirzun menyebut, di kawasan itu, kelak akan dijadikan kawasan pendidikan dan komunitas terpadu yang lengkap. Ada lahan peruntukan 300 hektar untuk kegiatan kampus Universitas Peradaban dengan daya tampung untuk 25.000 mahasiswa. Di sana akan dilengkapi rumah sakit yang diproyeksikan memakan lahan 80 hektar, perumahan dosen dan karyawan, 120 hektar , pendidikan dasar dan menengah (PAUD – SMA), 100 hektar. Ada fasilitas umum yang dikembangkan seluas 200 hektar, perumahan untuk publik 1000 hektar, pusat rekreasi 200 hektar dan Pusat Bisnis dan Perkantoran.. ‘’Melalui pembangunan kawasan terpadu berbasis kampus inilah pembangunan karakter komunitas Islam dibagun sebagai lokomotif perubahan karakter bangsa pada umumnya. Kampus dan aktivitas lingkungannya akan menjadi penggerak aktivitas ekonomi dan bisnis serta semangat perubahan nilai masyarakat di daerah Bumi Ayu pada khususnya’’, ungkap Chirzun.
Tidak ada hal yang tidak mungkin apabila dikerjakan dengan kesungguhan. Bagi kita tentu saja masih melihat jarak yang menjulang antara gagasan dan apa yang tengah dikerjakan saat ini. Namun bila kita melihat semangat yang terbangun serta wawasan serta pengalaman yang dimiliki para tokoh di belakang pendirian kampus ini, rasanya tidak ada hal mustahil. Kalau kita melihat, memang bukan main partisipasi yang dibangun bersama komponen masyarakat dan tokoh-tokoh muslim yang selama ini dijalin para penggagas. Rupanya mungkin inilah cara menjembatani universitas Peradaban dengan impian Standford. Sebagaimana kita tahu, Standfrod University adalah universitas terkemuka di Amerika yang antara lain dibangun dengan inovasi fundraising (pengumpulan dana) yang paling luar biasa bagi pengembangan kampus riset terluas dan terdepan di US itu.
Dan keyakinan itulah yang kini ada di benak prof. Yahya bersama Chirzun. Sampai saat ini perkembangan Universitas Peradaban berada pada track yang direncanakan. “Kita harus optimistis sebagaimana semangat keberagamaan kita dalam Mengikuti Jejak Stanford University menjangkau sesuatu. Kita harus punya mimpi beMelihat anemo dan dukungan atas gagasan ini sar. Mimpi besar itulah yang akan mengarahkan Chirzun merasa tidak sedang bermimpi jika dalam kita pada tindakan nyata”, tambah Chirzun bersetarget pengembangan kampus Universitas mangat. Peradaban, pendidikan terpadu ini bervisi menDengan segenap doa, kita semua berharap agar jadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Jawa gagasan membanggakan ini dapat terwujud semTengah pada tahun 2024. ‘’Kita akan kejar target purna. Kelak, komunitas muslim petani di Bumi menjadi salah satu dari 20 PTS Terbaik di IndoneAyu akan mengenang bahwa mimpi seorang anak sia pada Tahun 2035 dan menjadi salah satu dari desa telah mampu mewujudkan kampus sekelas 10 PTS Terbaik di Indonesia pada Tahun 2045’’, Standford University di Lereng Gunung Slamet tambahnya penuh semangat. Menjadi seperti nan sejuk dan dipenuhi keberkahan itu. Stanford University? ‘’ Ya, benar. Semoga kita bisa menjadi salah satu universitas terkemuka JS seperti Standford University sebagaimana disampaikan Prof. Dr. Ir. Hermawan K. Dipojono, Direktur Kerjasama Antar Lembaga, Ditjen Dikti, yang mewakili Mendiknas, Prof. Dr. Muhammad Nuh, ketika meresmikan Universitas Peradaban
34
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Profil
Kiprahnya dalam perkoperasian dan ekonomi kerakyatan telah menjadikan tokoh sekaligus penggagas ICMI ini menjadi perhatian dunia. Seribu gagasan dan ribuan praktik ”pembebasan” kaum lemah telah menjadikan Adi Sasono, aktivis dan jebolan ITB ini sarat dengan pengalaman yang patut dijadikan rujukan.
K
ita harus mandiri secara ekonomi. Dan kita harus mampu menjadikan ekonomi kerakyatan tuan di negeri sendiri. Melalui koperasi kita harus menjadi bangsa mandiri. Jangan mau dijadikan bangsa kuli oleh bangsa lain di negeri sendiri”, inilah pembuka percakapan yang asyik bagi para penimba ilmu yang beranjangsana di kediaman Adi Sasono, tokoh ekonomi kerakyatan, mantan Menteri, mantan Ketua Dewan Penasihat Tim Nasional Reformasi era Presiden BJ Habibie.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
35
Malang melintang di dunia pergerakan sejak muda, menjadikan urat kepedulian Adi terbakar oleh situasi yang membelenggu kaum muda di era Orba. Melalui berbagai fora dan kegiatan non-govermental-nya Adi, 72, lelaki kelahiran Pekalongan 16 Februari 1943 ini terus mendobrak dan mengibarkan semangat perlawanan bagi kaum lemah dan khususnya umat Islam. Anak pasangan Adnan Martawiredja-Sasinah Ranuwihardjo, yang aktivis Muhammadiyah dan aktivis dialog pri dan non pribumi di Pekalongan ini memang melahirkan ‘’hero’’ bagi pergerakan rakyat. Dari spirit kedua orangtuanya inilah, Adi “belajar” kepedulian kepada si miskin dan mengajak kita semua untuk peka pada amanat penderitaan mereka. Perjalanan aktivisme di zaman Orba yang sangar bukan menjadikan Adi tokoh kompromis, namun menjadikannya tokoh reformis yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat kecil yang terpinggirkan. Tak heran, selama mudanya ia telah menjelajahi alam pemikiran para buruh, tukang becak, nelayan, pedagang kaki lima, hingga pemulung dan mencari ‘’seribu jalan’’ bagi kemandirian ekonomi mereka, utamanya dengan model ekonomi koperasi yang diwariskan Bapak-bapak pendahulu bangsa.
Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Bandung, 1966-1967; dan Sekretaris Jenderal Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia, 1966 -1967. Pendek kata, pada masa itu Adi adalah garda depan perlawanan mahasiswa dan intelektual Bandung terhadap kungkungan rezim Orla dan Orba yang sarat dengan berbagai tekanan. Bersama KAMI dan HMI, di awal hari Adi Sasono berhadapan dengan aktivitas kaum komunis selama masa pergerakan PKI seputar 1965.
Aktivis Mahasiswa Pro Rakyat Anak pertama dari delapan bersaudara ini memilih Teknik Sipil ITB sejak lulus SLA di Pekalongan, 1961. Kuliah di Bandung pada masa ‘’panas’’ perlawanan dengan Orba menjadikan ‘’sumbu aktivisme’’ Adi meledak dari awal. Aktivitas perlawanannya muncul sejak pagi, dan terasah melalui berbagai organisasi masa kepemudaan yang diikutinya. Leadership yang hebat menjadikan Adi kemudian sebagai Ketua Umum HMI Cabang Bandung, 1964-1965; Ketua Dewan Mahasiswa ITB, 1965-1966; Ketua
36
Sebagai sebuah pilihan, aktivisme bahkan tak pernah menghalangi Adi untuk terus mencari cara membangun bangsa dengan kapasitas dan keterampilan yang dimiliki. Gagal memperoleh ijazah dari ITB karena telanjur menjadi tokoh pergerakan, Adi kemudian melanjutkan kuliah di Industri Welding Philips Las Centrum, Utrecht Belanda (1974). Tanpa ijazah, bukan berarti tanpa prestasi yang membanggakan. Justru dengan kemampuan tekniknya yang memiliki
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
manfaat luar biasa bagi pembangunan bangsa, ITB kemudian menganugerahinya penghargaan Ganesha Bakti Prajamanggala Adiutama yang diserahkan Rektor ITB tahun 2009 lalu. Kiprah profesional Adi Sasono pertama setelah lulus dari Utrech adalah bergabung dengan PT. Krama Yudha Motor. Bosan dengan kursi empuk dan gaji besar menyalakan pemberontakan baru bagi Adi untuk kembali ke dunianya di pergerakan dengan membangun LSM bersama beberapa kawannya. Ia kemudian bersama
Kaltim, melalui pendekatan “membangun tanpa menggusur”. Adi dan LSP kemudian diganjar penghargaan internasional lingkungan bergengsi, Agha Khan Award dalam program pembangunan ini. Kiprah dan kepedulian terhadap pembangunan kota dan desa terus dikembangkan Adi melalui LSP. Di Bandung, misalnya, LSP mengusulkan proyek low cost housing, kemudian pengelolaan sampah, dan berbagai aktivitas development yang memang kerap menjadi problem pembangunan yang bermuara pada kesusahan kaum miskin. Untuk itu, Adi tak mau ketinggalan dengan mengkader para aktivis ITB dan kampus di Bandung lainnya untuk turut terjun menguji konsep pembangunan berwawasan kerakyatan. Masih di Bandung, Adi juga salah satu penggagas Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK). Dari aktivitas ini bersama para anak muda di Bandung dan kemudian di bawa ke tingkat nasional di belantara UKM, nama Adi kian bersinar. Tahun 1990 kiprahnya mengundang penghargaan Upakarti dari Pemerintahan Orba yang lama menjadi lawannya. BJ Habibie, kemudian menganugerahkan Bintang Maha Putra Adi Pradana, karena kesuksesan Adi mengembangkan industri kecil saat ia menjabat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) bersama Kabinet Presiden BJ Habibie yang hanya berusia setahun.
teman-teman aktivis mendirikan Lembaga Studi Pembangunan (LSP). Dengan kapasitas keilmuan dan praksisnya di dunia teknik, kepercayaan pada LSP sebagai lembaga nirlaba yang konsen pada persoalan pembangunan terus menebal. Pada tahap awal sejumlah pemerintah daerah yang akan merancang kota yang bervisi berhasil dibantu kelompok ini. Salah satu yang bisa disebut adalah keberhasilan LSP merancang dan menata kota Samarinda,
Walau hanya sebentar menjadi Menteri, Adi berupaya membangkitkan sektor mikro yang menjadi basis ekonomi kerakyatan. Ia nekad menjalankan program ekonomi kerakyatan tersebut walau sebenarnya tidak masuk agenda yang ditetapkan International Monetary Fund (IMF). Krisis ekonomi yang melanda Indonesia ketika itu (1998-1999) menyebabkan Pemerintah RI meminta bantuan IMF. Pemerintahan pun tertekan. Habibie diminta
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
37
menjalankan program yang ditetapkan IMF, sebagai prasyarat bantuan. Namun Adi Sasono berani mengabaikan persyaratan yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI) tersebut. Bahkan ia mendirikan Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 1 Juni 1999. “PNM dibentuk untuk mengembangkan koperasi dan usaha kecil menengah yang dibutuhkan rakyat”, demikian alasan Adi. Menurutnya pemerintah harus tetap memberikan perhatian terhadap koperasi dan usaha kecil menengah sampai kapan pun. Untuk kepentingan permodalan bagi PNM, ketika itu pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 10 triliun.
kerakyatannya demi mesin politik yang tengah dibangunnya. Faktanya, memang banyak pengurus koperasi di daerah yang merangkap jabatan sebagai pengurus PDR. Save by the bell. Aktivitas ini terhenti saat PDR gagal dan tidak memenuhi electoral threshold, sebagai syarat minimal keikutsertaan Pemilu.
Kegagalan PDR dalam pemilu 1999 tak menyebabkan ayah dari lima anak itu patah arang. Pada tahun 2002 Adi mendirikan Partai Merdeka. Untuk menghadapi pemilu 2004, ia kembali mengusung jargon ekonomi kerakyatan. Ketika itu Adi juga sedang memegang jabatan Ketua Sebagai bukti keberpihakannya pada rakyat kecil, Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Adi memberikan alokasi kredit bagi sektor dengan 35 juta anggota. Wajar jika muncul pertanian, kredit usaha tani (KUT). Ketika itu kembali kekhawatiran bahwa koperasi bakal besaran alokasi KUT yang diberikan sebesar Rp dijadikan sebagai mesin politik. 10,8 triliun. Untuk permodalan bagi rakyat kecil Terhadap tuduhan itu Adi tak bergeming. Ia itu, ia mengenakan bunga KUT sebesar 10-15 menyangkal telah menyalahgunakan kekuasaan. persen. Padahal ketika itu, bunga kredit komersial Adi Sasono dengan tegas membantah keberdi atas 30 persen. pihakannya kepada rakyat kecil, melalui koperasi Sekalipun langkah ini banyak ditentang kalangan maupun UKM, hanya sebatas untuk mencari popyang kontra, Adi menganggap bahwa langkah ularitas dan kepentingan sesaat. “Saya tidak ingin inilah yang selayaknya dipilih sebagai bentuk mencari popularitas politik murahan dengan mekongkrit kebijakan yang berpihak pada rakyat manfaatkan rakyat kecil”, tegasnya mantap. kecil. “Perjuangan membangun ekonomi rakyat Bagi sahabat-sahabatnya, Adi adalah sosok yang diarahkan agar terbentuk kelas menengah tidak pernah lelah memperjuangkan ekonomi sebagai mayoritas masyarakat bangsa yang kerakyatan. Dituding miring, rekan-rekan Adi pun mendukung pembangunan sejati yang membela. Rangkuti, misalnya. Direktur Nasional berkelanjutan. Ini akan menjadi dasar bagi Lingkar Madani untuk Indonesia, penulis buku terbentuknya masyarakat yang demokratis”, Rakyat Bangkit Bangun Martabat. “Saya telah katanya. lama mengenal Bang Adi. Selalu, setiap ketemu beliau, satu hal yang tetap teguh terpancar: pemihakan pada ekonomi kerakyatan dan Kontroversial – Membela Ekonomi Kerakyatan keyakinan bahwa kemajuan bangsa ini hanya Langkah populis Adi selama menjabat Menteri dapat dicapai dengan keteguhan jati diri’’, Koperasi tak luput dari kritikan. Suami Mala Maria katanya. ini selain dianggap menghamburkan uang, juga Widi Yarmanto, mantan Pemimpin Redaksi dituding mempolitisir gerakan koperasi. Ini antara Majalah Gatra, bahkan tahu persis, ‘’Adi Sasono lain terkait aktivitasnya saat mendirikan Partai bukan tipe pemimpin yang suka menonjolkan keDaulat Rakyat (PDR), tahun 1999. Ia pun dituding aku-annya, apalagi menggolkan kepentingan memanfaatkan koperasi dan aktivitas politik tertentu untuk dirinya”, sergahnya.
38
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Sedangkan Thaha M. Alhamid, aktivis LSM dari Papua, menilai Adi Sasono sebagai sosok yang konsisten pada pemikiran dan cita-citanya. “Dia tidak bisa menukar keyakinannya dengan apapun termasuk jabatan. Bahkan bila perlu dia berani mengorbankan jabatannya bila dirasa cita-citanya mendapat banyak halangan.”
operatives Organization (ACO), yang mencakup 11 negara Asia Tenggara. Ia juga menjadi Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia; Presiden Direktur PT. iPasar Indonesia, Pasar Fisik Komoditas; Wakil Ketua Dewan Penasihat Masyarakat Agrobisnis dan Agroindustri Indonesia.
Melanjutkan Perjuangan
Tokoh dan Pendiri ICMI ini di pentas politik nasional juga tercatat sebagai Komisaris Utama Darah aktivis dan pejuang rupanya diwariskan dari PT. Republika Media Mandiri yang menerbitkan kakek Adi yang tak lain adalah Mr. Mohammad Harian Republika; Wakil ketua Dewan Penyantun Roem (founding father bangsa Indonesia yang Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta. dikenal dalam perundingan Roem-Royyen). Dan Ketika BJ Habibie menjadi Ketua Umum ICMI, Adi darah perjuangan bagi bangsa inilah yang dimuarakan Adi melalui perjuangan ekonomi melalui perkoperasian dan UMKM. Selain pernah menjadi Menteri Koperasi dan UKM, dan Ketua Umum Dekopin, Adi pernah merintis berbagai ikon perkoperasian. Sampai saat ini ia telah membukukan berbagai aktivitas antara lain sebagai Ketua Dewan Pengawas Koperasi Selaras; Ketua Umum Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara; Ketua Umum CO-OP Indonesia Foundation; Ketua Umum Koperasi Syariah 165; Anggota Dewan Penasihat Masyarakat Ekonomi Syariah. Pada 2007, Adi terpilih sebagai Executive Committee International Cooperatives Alliance (ICA) wilayah Asia Pasifik. ICA adalah organisasi koperasi dunia yang beranggotakan 800 juta orang, didirikan tahun 1905. Pada tahun yang sama, ia pun terpilih sebagai Presiden Asean Co-
menjabat sebagai Sekjen-nya, lalu menggantikan Habibie sebagai Ketua Umum. Pada 1992-1998, ia tercatat sebagai ilmuwan senior di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam mewadahi aktivitas intelektual muda, Adi pernah menggagas Centre for Strategic and International Studies (CIDES), sebuah lembaga pusat pemikiran strategis yang banyak mendiskusikan konsep dan aplikasi pembangunan.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
39
The Indonesia’s Most Dangerous Man
Keterbelakangan"; "Modal Asing, Beban Utang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia"; "Menjadi Adi Sasono menginginkan Indonesia yang mandiri Tuan di Negeri Sendiri: Pergulatan Kerakyatan, dan berdaulat. Jelas, bukanlah sebuah cita-cita Kemartabatan dan yang mudah dan gampang. Untuk mewujudkannKemandirian"; ya membutuhkan keberpihakan pemerintah, "Rakyat Bangkit selain usaha yang ekstra keras. Karena itu Adi beBangun Martabat." rusaha keras membangun dan membina koperasi dan ekonomi kerakyatan yang selama ini terbukti Mencermati aktivitas tangguh dalam menghadapi badai dan resesi dan sepak terjangnya ekonomi. yang demikian padat dan konsisten, Adi sangat yakin bahwa kemiskinan terjadi akibat sejumlah pihak sistem ekonomi yang tidak memberi akses luas sepakat menyatakan kepada rakyat kecil. Sebaliknya, akses ekonomi bahwa Adi adalah hanya diberikan dan dikuasai oleh segelintir orang sosok yang memang sehingga sekelompok kecil manusia itu kini tanpa lelah berjuang. menguasai perekonomian Indonesia. Menandai usia ke-70 Apalagi ketergantungan pada Negara Asing yang sekira dua tahun lalu, dinilainya memangkas spirit mandiri. “Sebagai buku biografinya bangsa dan negara besar serta kaya, kita tidak yang berisi antara layak bergantung kepada bangsa asing”, demikian lain komentar para tegas sahabat politisi vokal Malaysia, Anwar sahabat ‘pembaca’ Ibrahim itu. Adi sangat optimis bahwa konsep Adi Sasono tertuang ekonomi kerakyatan, yang dipadu dengan dalam buku biografi ekonomi Islam, dapat membebaskan negeri ini bertajuk ‘’Adi dari krisis sekaligus lepas dari cengkeraman Sasono, Seribu kapitalisme global. Gagasan, Seribu Tindakan’’. Sosok Kegigihan Adi memperjuangkan ekonomi senior ini, di usia kerakyatan ternyata membuat ketar-ketir para yang sudah komprador ekonomi yang berlindung di selimut melampaui angka ‘’7’’ visi ekonomi kapitalis. Majalah Far Eastern Ecoterasa masih tetap nomic Review (FEER), edisi Desember 1998 misalmemancarkan nya menyitir judul yang menghentak dengan semangat juang, memberi julukan The Indonesia’s Most Dangerous keteladanan, pengorbanan, dan kepedulian tanpa Man saat itu. Sementara The Economist, majalah pamrih. Bila ada di antara kita yang ingin ekonimi terbitan Inggris, bahkan secara sarkastis menjejaki jalannya, terbayang sudah betapa terjal menggelari ia sebagai Robin Hood van Java, Si dan berat apa yang sudah ditempuh sosok Adi Robin Hood dari Jawa. Sasono dalam jagat pergerakan Indonesia Bagi kita yang ingin melihat visi Adi Sasono soal modern. Kepercayaan diri, keberanian dan keyaekonomi kerakyatan, kita bisa menyimak kinannya belum se-senti pun tergerus.. Luar biasa. beberapa buku tulisannya antara lain, "Menuju JS Rakyat Berdaulat, Indonesia Ketergantungan dan
40
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
Pojok Kajian Al-Hikam
Foto: @Monz
Foto: @John K
"Adakalanya masuknya riya' (suka pamer amal) ke dalam amal perbuatanmu dari arah yang tak seorang pun yang memandang ke arahmu".
S
alah satu bab penting yang menjadi perhatian kita dalam beramal ialah persoalan akhlak yang terkait kehalusan rasa bathiniyah. Syaikh Ibnu Aththailah rahimahullah dalam Al Hikamnya memberikan sejumlah panduan penting bagi penempuh perjalanan ibadah untuk senantiasa memperhatikan akhlak mulia. Dalam kaitan ini, aspek penting perilaku yang sangat penting untuk di-
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
41
waspadai adalah munculnya penyakit hati yang berbahaya yakni kecenderngan pamer, atau riya'.
Arti Riya' Ulama Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”. Sedangkan Imam Al-Ghazali, mengartikan riya’ sebagai “mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan”. Pada kitab lainnya, Imam Habib Abdullah Haddad berpendapat bahwa riya’ mengandung arti menuntut kedudukan atau meminta dihormati orang banyak dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
adalah salah satu di antara ‘tanda bahaya’ bagi orang mukmin karena ia tergolong amalan orang yang mendustakan agama. Perhatikan petikan ayat ini: ".. (Yaitu) orang-orang yang riya'" (TQS. Al-Ma'un [107]:6). Riya' disebut sebagai faktor bahaya khususnya menyangkut kemampuannya menggugurkan nilai keikhlasan amal perbuatan kita. Rasulullah SAW dalam salah satu sabda beliau menyatakan,"Awaslah kamu jangan sampai mencampuradukkan antara taat pada Allah dengan riya’, niscaya gugur amalanmu." (HR. AdDailami). Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda:
Dalam banyak kitab akhlak, menjaga posisi hati untuk senantiasa beramal sesuai dengan contoh dan diikuti praktik keikhlasan merupakan keutamaan yang wajib dimiliki setiap mukmin dalam beramal. Oleh karena itu, dalam sebagian besar ajaran yang disampaikan Rasul, mukminin yang berupaya membersihkan amal senantiasa diminta menjaga kecenderungan hati dalam beramal agar tidak sampai jatuh pada kategori riya’, yang tak lain adalah semua amal yang dilakukan karena mengharap pujian manusia dan tentu supaya mendapat keuntungan darinya (seperti penghormatan, kesan dan lain sebagainya). Menurut para ulama akhlak, riya' merupakan salah satu penyakit hati yang memang perlu diwaspadai oleh kita semua, karena ia menjadi perusak keikhlasan.
Bahaya Riya’ Sebagaimana dalam bahasan akhlak yang luas, persoalan riya’ ini dipandang penting dalam ajaran akhlak umum. Sebagaimana Al-Qur’an dalam surah Al-Ma'un menyatakan bahwa riya'
42
"Sesuatu yang paling aku khawatirkan terhadapmu ialah syirik kecil”, lalu beliau ditanya oleh sahabat, "Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah?" Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Itulah riya’". (HR. Ahmad dan Baihaqi). Penegasan Al-Qur’an dan Sunnah tersebut sungguh menjadi perhatian kita seksama akan
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H
Maret 2015
betapa berbahayanya riya' dalam merusak segala amal perbuatan baik kita. Kaum mukminin sudah selayaknya mewaspadai hal ini.
Cara Mengantisipasi Riya' Beberapa ulama akhlak dan tauhid menasihatkan cara-cara agar kita tidak ‘diserang’ penyakit riya', antara lain dengan cara:
buhkan rasa tenang serta ridha dalam hati kita. Dengan mendawamkan hal ini pada setiap keadaan menyebabkan hasrat untuk memperoleh pujian manusia menjadi berkurang, bahkan bisa lenyap sama sekali tergantikan ketenangan iman. 3. Mempersering membaca, mentafakuri Al-Qur’an dan mengamalkan, terutama ayat-ayat yang berkenaan tentang akhirat
Merenungkan tentang akhirat, surga, neraka dan kriteria penghuninya menyebabkan kita sedikit atau banyak mengabaikan ukuran kesenangan Dengan memperdalam ilmu tentang Allah Ta'ala, dan kemuliaan duniawi. Dan hal ini sangat efektif maka kita akan mengerti dan memahami, betapa untuk meredam keinginan untuk riya' di dalam tidak berharganya sesuatu selain Allah, jika diperhati kita. 1. Memperdalam Ilmu tentang Allah SWT
4. Sering bergaul dengan insan yang menurut kita telah berhasil selamat dari riya' Kita bisa belajar dan meminta tips dari hambahamba Allah yang shalih, yang telah selamat dari riya' ini. Karena riya’ merupakan kondisi yang cukup berat dan mengancam kualitas amal yang digerakkan qalb (hati) kita, maka jika pun seseorang telah selamat darinya, dia pasti sudah melalui perjuangan yang tidak ringan untuk melawan kecenderungan riya’ itu. Nah, belajar dari pengalaman orang-orang yang mampu mengatasi riya’ merupakan salah satu kiat agar kita berhasil dalam melawan kecenderungan riya' dalam diri kita. Demikianlah, Syaikh Ibnu Aththailah RA telah menegaskan dalam bait hikmahnya yang meminta kita untuk senantiasa mewaspadai riya', si perusak amal, terutama yang berasal dari halFoto: @Julio Sanjuan hal yang umumnya luput dari perhatian kita! bandingkan dengan Dia Ta'ala. Hal ini jika direSemoga Allah senantiasa memberikan perlinnungkan secara istiqamah akan meredam hasrat dungan kepada kita dalam beramal shalih yang untuk dipuji oleh manusia, yang merupakan benih ikhlas. unggul dari riya'. Laa haula wa laa quwwata illa billah.. 2. Mengistiqamahkan Dzikrullah, terutama istighfar TBH/DS. Sumber: Al-Hikam Syaikh Ibnu AthDengan mempersering dzikrullah, terutama isthaillah RA. Hikmah 171 Terjemah Ust. Salim tighfar (memohon ampunan), akan menumBahresy.
al-Islam.my.id | Edisi 6 Tahun II Jumadil Awal 1436 H Maret 2015
43
Al-ISLAM my Identity
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah)