Bulletin ats tsabat edisi 4 09 13

Page 1

Ats-Tsabat

Buletin Jum’at Group KAMMI Lintas Generasi

Edisi 4 / 09-2013

MENJADI ‘PENJAGA’ ILMU *diambil dari bab “Takutlah kepada Allah” kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Athaillah

ENGKAU BUKANLAH pemilik ilmu bila engkau masih terikat pada yang semu. Pengetahuanmu tentang agama dan Tuhan mestinya makin membuatmu merasakan keluasan. Hatimu senantiasa terikat dengan-Nya dan rindu untuk selalu menemui-Nya. Bila keadaan ini yang engkau rasakan, maka ilmumu telah mendekatkanmu kepada-Nya. Engkau tidak lagi tertipu bayang-bayang, engkau makin hidup dengan kemesraan dengan Yang Maha Penyayang. Tak ada lagi selubung yang menutup dan hatimu tak lagi terkatup. Jiwamu merasakan puas, hatimu dipenuhi ikhlas. Engkau menjadi hambaNya yang dekat, dan hubunganmu denganNya pun semakin rekat. Pelajarilah ilmu yang tak membuatmu khianat, yang membuatmu makin amanat untuk dunia dan akhirat. HADIRKANLAH RASA takut yang sangat agar ilmumu membuatmu selalu ingat. Semakin Engkau mengenalnya, semakin Engkau takut kepada-Nya. Maka Ats-Tsabat

4 / 9-2013

engkau akan semakin dekat dengan-Nya. Hanya rasa takut kepada-Nya sajalah yang membuat kita justru harus mendekati-Nya, bukan berlari dari-Nya. Ilmu apapun yang diiringi rasa takut padanya akan memberikan kekuatan pada pemiliknya. Kepekaan, kesadaran, dan kehati-hatian hadir dari ilmu yang didasari rasa takut pada-Nya. Dan inilah yang terbaik. HIASILAH ILMUMU dengan rasa takut maka semua manfaat akan terangkut. Sebab, bila tidak hadir dalam hatimu rasa takut, engkau akan dihinggapi penyakit akut. Lihatlah betapa ilmumu akan mewarnai diri dan kehidupan di sekelilingmu. Sungguh, ilmu apapun yang engkau miliki, jika tidak disertai rasa takutmu kepada Allah, bisa menghancurkanmu. Bangga terhadap diri sendiri adalah perilaku berbahaya yang tidak terlihat, dengan kesombongan adalah perilaku berbahaya yang terlihat. Keduanya adalah penyebab ilmumu tercerabut dari rahmat. Sumber hadirnya

1


semua bentuk karunia yang bermanfaat. Mungkin saja ilmumu menghadirkan manfaat bagi kalangan luas, tapi apalah artinya bila dirimu yang malah terlindas? Seperti lilin yang memancarkan cahaya, tapi perlahan tapi pasti dirinya hancur binasa. Sungguh aniaya. JANGAN SEDIH bila engkau tak didengar, sebab bisa jadi engkau masih harus belajar mendengar. Inilah sikap penempuh jalan menuju-Nya yang sejati, yang telah sampai kepada-Nya dengan sepenuh hati. Penilaian-Nya yang senantiasa jadi perhatiannya sehingga tidak khawatir pada pandangan selain-Nya. Ia selalu tetap dalam kebaikan meski orang-orang disekitarnya berusaha mencemarkan. Setiap sikap manusia kepadanya adalah pelajaran yang membuatnya terus meniti kesadaran. Ia tak sedikitpun mencari alasan untuk pembelaan, meski tergantung di seputarnya celaan. Yang dilakukannya hanyalah terus bermuhasabah dan berbicara sepenuh hati di hadapan-Nya dengan tunduk dan tabah. Tak pikirkan sakit hati, sebab lebih mengutamakan berbenah diri sepenuh hati. JANGAN MERASA diri rendah hati, sebab itu justru menunjukkan bahwa engkau memiliki tinggi hati. Bagaimana bisa engkau merasa memiliki sifat tawaduk bila hatimu belum benar-benar tunduk. Perasaanmu yang seperti itu hanyalah bukti bahwa engkau sebenarnya tidak pernah tunduk. Bukankah sikap mengaku-aku adalah bukti bahwa perilakumu palsu? Bila engkau benar rendah hati, mestinya engkau tunduk pada keagungan-Nya. Dan engkau akan merasa bersikaplah tulus agar adab dan perilakumu makin halus. Bersikaplah wajar agar engkau bisa terus belajar. Jangan suka mengaku memiliki gelar, padahal belajar pun engkau tak pernah kelar. Cobalah bersikap ikhlas agar semua kesombongan terlepas. Jadikanlah Allah satu-satunya tujuan!

Ats-Tsabat

4 / 9-2013

2


KOLOM LEKMI

Lembaga Kebudayaan KAMMI

BONEKA Aku hidup di negeri boneka, dimana rakyat dikendalikan seperti laiknya muppet show Kami semua digerakkan atas arahan dalang, bertindak sepenuhnya atas kemauan dalang, bersuara dan bersikap sesuai keinginan dalang Ya beginilah rakyat di negeri boneka Lupa rasanya bermimpi, lupa rasanya tertawa lepas, lupa rasanya menggerakkan diri dengan bebas. Sementara di luar sana, para penonton menonton kami dengan puas “rakyat bodoh yang mudah digerakkan.� Begitu kata mereka Aku hidup dalam sebuah pemerintahan boneka Skenario pemerintahan di negeri kami telah ditetapkan oleh tangan-tangan yang berkepentingan. Suasana politik ricuh, kacau, babak belur Tak ada inisiatif, stagnan, mati, (Minimal bergerak di tempat) Aku diperintah oleh seorang pemimpin boneka Ia selalu menyajikan komedi ironis lagi tragis Ia sering termangu dan menyanyikan lagu resah gelisah Saat tampilnya ia di pentas, tangan-tangan jahil dalang-dalang nakal bersliweran, menutup fokus pada dirinya Lalu ia kembali termangu, menampilkan raut sedih Menanti komando para dalang yang begitu banyak (hingga bingung pilih ikut yang mana) Aku turut resah, Jangan-jangan guru dalang bohong padaku Katakan pancasila ke dua adalah “Kemanusiaan yang adil dan beradab Aku tak lihat ada manusia disini Yang kulihat hanya boneka-boneka dengan raut muka seragam! Alikta Hasnah Safitri, Pegiat Kultural KAMMI Daerah Solo

Ats-Tsabat 4 / 9-2013

Di saat manusia terjebak pada ruang kenestapaan budaya atas nama kebebasan Di saat anak bangsa terjerumus dalam budaya yang serba 'memabukkan' atas nama kontes Maka ujungnya hanya akan menghasilkan manusia yang doyan digilas dan bahkan bertambah bebal. Ketertundukkan itu bukan hempasan kosong, ia adalah penghinaan paling kejam abad ini. Paha, payudara dan kemaluan juga tubuh lainnya 'dipamer' bahkan 'dijualbelikan' dengan baju akademis yang minus adab. Apakah itu yang disebut cantik atau ratu cantik? Kalau hanya kulit dan gaya, maka percayalah kambing, kucing dan kerbau betina yang mampu menjaga malu dan kemaluannya lebih terhormat dari 'kontes-kontes' dan penyelenggara 'kontes-kontes' itu!-Syamsudin Kadir, salah satu posting di grup KAMMI Lintas Generasi

Lembaga Kebudayaan KAMMI adalah wadah bagi kader-kader KAMMI yang memiliki ketertarikan di bidang sastra dan budaya pada umumnya. Dicetuskan pertama kali ketika Sarasehan KAMMI untuk Indonesia di Jakarta, 15-17 Maret 2013.

3


OPINI KADER Mari Meninjau Kembali Miss World!

P

embicaraan tentang Miss World yang ingin diadakan di Indonesia kian menuai berbagai macam kontroversi dari berbagai kalangan. Banyak orang yang membicarakan agenda Miss World dari sudut pandang keagamaan maupun etika, moral, dan bahkan dari perspektif budaya masyarakat Indonesia sendiri. Meskipun begitu, sejatinya kita pun sebaiknya melihat agenda Miss World ini dari dari sudut pandang ekonomi-politik juga. Pertanyaannya, apakah dengan kehadiran Miss World Indonesia akan menguntungkan pendapatan Indonesia itu sendiri baik dari sektor pariwisata maupun produk lokal? Menarik untuk membaca pernyataan Dr. Daoed Joesoef, menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1977-1982) tentang kontes kecantikan pada masa itu. Katanya: ”Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di s am p ing p e l e c e han t e rhadap hak ik at keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah. Sebagai ekonom aku tidak a priori anti kegiatan bisnis. Adalah normal mencari keuntungan dalam berbisnis, namun bisnis tidak boleh

Ats-Tsabat 4 / 9-2013

mengenyampingkan begitu saja etika. Janganlah menutup-nutupi target keuntungan bisnis itu dengan dalih muluk-muluk, sampaisampai mengatasnamakan bangsa dan negara” Selanjutnya, Daoed Joesoef menulis, ”Pendek kata kalau di zaman dahulu para penguasa (raja) saling mengirim hadiah berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang berkedok lembaga kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik, mengirim perempuan pilihan untuk turut ”meramaikan” pesta kecantikan perempuan di forum internasional.” Lalu, di dalam salah satu pernyataannya Daoed Joesoef bertanya, ”Setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?”. Logika berpikir yang disampaikan oleh Daoed Josoef jauh-jauh hari tersebut memberikan angin segar bagi kita hari ini tentang bagaimana seharusnya pemerintah berpikir strategis terhadap agenda Miss World dalam dua pendekatan, yaitu: (1) Ketika kita membaca potensi industri lokal di bidang kecantikan hari ini, kita masih terlampau sangat jauh baik secara kualitas maupun kuantitas yang akan menyebabkan kalah saing dari produk asing itu sendiri. Artinya, Indonesia hanya akan dijadikan pangsa pasar strategis

4


luar negeri di tengah budaya konsumerisme masyarakat yang semakin tinggi terhadap glamouritas life style dalam rangka meningkatkan derajat sosialnya sebagai masyarakat 'modernis'. (2) Dengan dilaksanakannya Miss World, secara tidak langsung kita telah menciptakan degradasi nilai kebangsaan Indonesia yang sudah sejak lama tertanam bahwa kecantikan seseorang tidak dilihat dari sudut pandang yang bersifat materialistik atau pun fisik seseorang, melainkan dari kecantikan kepribadiannya. Budi pakerti menjadi hal yang utama ketimbang hanya mempertontonkan paras tubuhnya semata. Di titik inilah, kita akan bertemu pada dua kesimpulan bahwasanya dengan adanya Miss World Indonesia akan dirugikan secara ekonomi-politik dan budaya yang justru akan semakin memberikan ruang Indonesia semakin jauh dari kedaulatan ekonomi-politik dan budaya yang sesungguhnya. Oleh karena itulah, sudah saatnya Indonesia bersikap! Penulis : Fachri Aidulsyah (Pegiat Gerakan Indonesia Berdaulat, Kader KAMMI Komsat UGM)

AGENDA KULTURAL Salam Juang! Mengundang rekan-rekan dalam Forum Diskusi Kultural bertajuk “Memahami Neoloberalisme� dengan Pemantik Pak Awalil Rizky (Penulis Buku, Ketua II Perhimpunan BMT) di sekretariat KAMMI UIN Kalijaga, Ahad (8/9) pukul 15.30 WIB tempat diskusi : Perum Polri Blok C-4, Gowok, Sleman (masuk Gang samping Social AgencyJl Solo, belok kiri, sebelum masjid belok kanan, pertigaan dekat Burjo ada plang sekretariat KAMMI UIN/PAS) Mari Mencintai KAMMI dengan sederhana, kembali pada khittah Intelektual Profetik!

Ats-Tsabat 4 / 9-2013

5


HARAPAN TERHADAP PERAN

IDEAL

KAMMI

Bulletin Ats-Tsabat menerima tulisan dari kader KAMMI di seluruh Indonesia mengenai harapan harapan mereka terhadap peran ideal KAMMI pasca 15 tahun kelahirannya di Indonesia. Tulisan tersebut merupakan bentuk harapan dan kepedulian kader KAMMI terhadap peran KAMMI, baik di bidang keagamaan, kemahasiswaan, kepemimpinan, kebudayaan, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Tulisan bukanlah sebuah artikel, esai, maupun karya ilmiah yang membutuhkan waktu lama dalam penulisannya. Kader KAMMI hanya diminta menulis harapannya mengenai peran ideal KAMMI seperti layaknya orang menulis surat, mengajukan pendapat dalam sebuah diskusi, ataupun posting di media sosial dalam bentuk yang sederhana. Harapannya, tulisan-tulisan tersebut ini mampu menjadi bahan renungan, bahkan menjadi bagian dari rencana strategis untuk kemudian ditindaklanjuti dalam perumusan kebijakan publik dalam setidaknya satu periode kepengurusan ini. Tulisan dapat diposting di grup facebook KAMMI Lintas Generasi atau dikirim melalui pesan ke akun facebook Diskusi Kultural. Salam Redaksi Bulletin Ats-Tsabat.

Bulletin Ats-Tsabat diterbitkan oleh admin Group facebook ‘KAMMI Lintas Generasi. Insya Allah akan terbit setiap hari Jum’ at. Isi dari bulletin ini akan diambil dari berbagai posting di group KAMMI Lintas Generasi dan sumber lain. Hal ini sekaligus menjadi himbauan kepada warga group KLG untuk mari memposting hal-hal positif, konstruktif, sehingga semakin menguatkan ke-Islam-an dan ke-KAMMI-an kita. Silahkan menggandakan dan menyebarkan Bulletin ini

Ats-Tsabat 4 / 9-2013

6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.