9 minute read
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dan Modern di Desa Tonggondoa
PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN MODERN DI DESA TONGGONDOA
Ruslan
Advertisement
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang Surel: ruslanruslaan821@gmail.com
ABSTRAK: Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembangunan pertanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan, produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah jumlah modal dan skill. Dalam konteks pertanian berkelanjutan pada dasarnya berarti kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumberdaya. Atribut modern sebagai wawasan kemajuan pertanian, modern adalah predikat yang menunjuk kepada adanya sikap rasional orientasi pasar, jaringan kelembagaan impersonal, orientasi masa depan dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai piranti untuk melaksanakan pekerjaan dan mencapai tujuan.
Kata-kata kunci : Desa Tonggondoa, modern, pembangunan pertanian berkelanjutan
Sistem pertanian di berbagai belahan dunia telah mengalami evolusi sepanjang abad sebagai dampak kemajuan teknologi dan meningkatnya pengetahuan manusia. Diawali dengan kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan sistem pertanian berkembang menjadi pertanian primitif, pertanian tradisional, hingga ke pertanian modern. Menjelang abad ke 21, di Negara-negara yang sedang berkembang,termasuk Indonesia terjadi suatu perubahan paradigma pembangunan secara drastis. Pada masamasa awal sesudah memperoleh kemerdekaannya, paradikma di negara – negara tersebut adalah industrialisasi. Namun menjelang abad ke -21 paradigma tersebut tiba-tiba berubah. Perekonomian negara-negara yang sedang
336
berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan, yang semula dibanggakan akan dan telah menjadi negaranegara industri baru, dilanda krisis moneter yang dhasyat. Industriindustri yang telah dibangun dengan investasi besar, rendah karena timbulnya krisis ekonomi. Di Indonesia ratusan industri dari berbagai jenis terpaksa menghentikan produksi, karena meningkatnya ongkos produksi yang disebabkan oleh menurunnya mata uang rupiah terhadap mata uang dollar. Akibatnya jutaan buruh industri kehilangan pekerjaan mereka. Hal yang sama juga terjadi pada sektor bangunan dan sektor perbankan. Namun, tidak demikian halnya dengan sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan. Ketahanan sektor pertanian dalam menghadapi krisis menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir dari para perencana pembangunan di negaranegara yang sedang berkembang. Jika semula industrialisasi diandalkan sebagai suatu model pembangunan yang akan mampu memecahkan masalah keterbelakangan negara-negara tersebut, pembangunan sektor pertanian kemudian menjadi harapan baru dalam pembangunan di negara dunia ketiga. Pembangunan pertanian atau lebih tepat perkembangan dari kemajuan pertanian pada dasarnya adalah suatu rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan produktivitas tenaga kerja pertanian, disertai dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan sosialnya, sebagai manifestasi dari akumulasi modal dan kekayaan material serta organisasi dan managemen. Dengan demikian maka pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kebudayaan dari masyarakat (khususnya di pedesaan) untuk meningkatkan kapasitas,
337
kualitas, profesionalitas dan produktivitas dirinya, sehingga mereka mampu secara dinamik memanfaatkan peluang dan mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merupakan kendala bagi mereka untuk meraih kesejahteraan yang diidamkannya. Tulisan ini merupakan gambaran mengenai sejarah perkembangan pertanian pembangunan pertanian, yang diharapkan bahwa pembangunan pertanian dapat berkelanjutan sehingga menuju pertanian yang modern.
KONDISI PERTANIAN DI DESA TONGGONDOA
Desa Tonggondoa merupakan salah satu yang ada kecamatan Palibelo Kabupaten Bima dengan jumlah penduduk lebih kurang 2.085 jiwa. Desa Tonggondoa terdiri dari 08 RT,4 RW dan 2 dusun yaitu Dusun Dorotoi dan Dusun Panonci. Dilihat dari letak geofrafisnya Desa Tonggondoa memiliki lahan yang cukup subur sehinnga secara ekonomis usaha pertaniannya menguntungkan. Mata pencaharian penduduknya mayoritas petani dan buruh tani dengan lahan pertanian sawah . Lahan sawah mengandalkan pengairan setengah teknis meskipun Desa Tonggondoa ini memiliki pengairan setegah teknis akan tetapi hasil pertanianya masih rendah karena petani belum mengembangkan potensinya secara optimal sehingga produksi dan produtivitas tidak sesuai yang harapkan. Masalah pertanian disebabkan oleh kebijakan pertanian yang lebih memfokuskan pada peningkatan produksi pertanian dan kurang memperhatikan kualitas hidup para petani. Keberpihakan pada petani sangat kurang dan nilai tambah pertanian justru tidak dinikmati para
338
petani. Alih-alih meningkatkan produksi yang terjadi justru semakin terpuruknya sektor pertanian maupun petani.
Pertanian tradisional ditandai sejak manusia mulai menetap dan berladang pada satu lokasi. Sistem pertanian ini merupakan model pertanian yang masih sangat sederhana yang sifatnya ekstensif dan tidak memaksimalkan penggunaan input seperti teknologi, pupuk kimia dan pestisida. Hasil pertanian yang diperoleh sangat tergantung pada kesuburan tanah, ketersediaan air, iklim dan topografi. Karena ketergantungannya yang sangat tinggi terhadap alam, pertanian tradisional bersifat tak menentu sehingga produksinya tidak mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Kondisi ini mendorong berkembangnya pertanian dengan sistem pertanian modern. Salah satu andalan petani adalah budidaya padi akan tetapi sistem budidaya masih dilakukan secara tradisional sehingga mempengaruhi hasil produksi dan produktivitas. Melihat dari permasalah di atas maka perlu dilakukan pengembangan pertanian berkelanjutan secara modern.
PERTANIAN BERKELANJUTAN YANG MODERN
Menurut Effendi Pasandaran dkk (2017), ciri utama pertanian modern dan berkelanjutan adalah implementasi pembangunan pertanian berbasis kekuatan dan kemampuan inovasi sehingga memiliki keunggulan efisiensi dan daya saing sesuai dengan tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Implementasi konsep pertanian modern dengan memadukan konsep modernisasi pertanian dapat menjadi alternatif strategi untuk terus mendorong pertumbuhan pertanian. Konsep ini berprinsip pada keseimbangan aspek ekonomi,
339
sosial dan ekologi secara berkelanjutan. Upaya percepatan implementasi pembangunan pertanian modern dan berkelanjutan memerlukan beragam inovasi tepat guna dan futuristik guna membangun precision agriculture di sepanjang rantai pasok dari hulu hingga hilir. Pembangunan pertanian modern memiliki karakteristik berdaya saing tinggi dan inklusif yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, berkontribusi bagi perbaikan kesejahteraan petani. Selain itu, mampu mewujudkan keberlanjutan sistem pangan dan pertanian serta memperkuat ketahanan pangan, air dan energi. Pembangunan pertanian Indonesia saat ini dan ke depan diarahkan pada sistem pertanian bioindustri berkelanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Implementasi sistem pertanian ini sangat relevan dengan spirit dan upaya mewujudkan pertanian modern berkelanjutan. Diharapkan dapat membangun pertanian modern yang disesuaikan dengan kondisi agroekosistem, perkembangan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Pembangunan pertanian modern ini membutuhkan dukungan semua pihak terutama dukungan kebijakan dan komitmen politik baik pusat maupun daerah. Aspek teknis juga bisa dikembangkan dengan mengembangkan pertanian yang berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan adalah cara pertanian konvensional dengan inovasi pakar maupun petani dalam proses produksi pertanian, seharusnya aman bagi lingkungan dan hemat biaya (Padmowijoto, 2006). Teknologi yang berkembang selama ini bisa diadopsi oleh petani tapi petani melakukannya dengan menerapkan teknologi tepat guna yang mereka kembangkan sendiri.
340
Saat ini mulai berkembang teknologi pertanian organik tapi model pertanian ini masih dianggap berbiaya tinggi. Memang dalam jangka panjang biaya tinggi bisa dipangkas sehingga sama dengan teknologi revolusi hijau tapi waktu normal untuk mencapai hal tersebut adalah 8 musim (Sodikin, 2006). Alternatif yang paling masuk akal adalah memberikan peluang bagi masyarakat petani untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan yaitu menerapkan teknologi secara proporsional dan menerapkan teknik subtitusi yang bisa menghemat biaya di samping menghindarkan diri dari kemerosotan tingkat kehidupan petani. Pertanian berkelanjutan secara modern yang lagi dikembangkan sekarang adalah tanam padi secara jajar legowo. Menurut Sembiring (2001), sistem tanam padi jajar legowo merupakan salah satu komponen PPT padi sawah yang apabila dibandingkan dengan dengan sistem tanama lainya, sehingga dapat meningkatan aktivitas fotosintesis yang terdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman. Sistem tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit. Pada baris kosong, di antara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda). Namun, kemudian pola tanam ini berkembang untuk memberikan hasil yang
341
lebih tinggi akibat dari peningkatan populasi dan optimalisasi ruang tumbuh bagi tanaman. Sistem tanam legowo merupakan salah satu bentuk rekayasa teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman padi dengan pengaturan populasi sehingga tanaman mendapatkan ruang tumbuh dan sinar matahari yang optimum (Suriapermana dkk, 2000). Terutama pada musim penghujan dengan intensitas matahari yang rendah. De Datta (1981) dalam Zaini (2009), menyatakan bahwa peningkatan populasi tanaman sangat penting untuk meningkatkan hasil gabah dan efisiensi pemanfaatan pupuk N karena jumlah anakan yang terbentuk pada kondisi tersebut menjadi lebih rendah. Sistem tanam jajar legowo pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun demikian, penerapan jajar legowo di lapangan masih menunjukkan banyak variasi. Hal ini dimungkinkan akibat dari pemahaman mengenai sistem tanam legowo masih sangat beragam walaupun memiliki kesamaan konsep dasar yang pahami. Oleh karena itu, dibutuhkan buku pedoman penerapan sistem tanam legowo dengan harapan dapat mempermudah penerapan di lapangan dan tidak menyimpang dari konsepnya. Penanaman padi dengan sistem jajar legowo ternyata dapat meningkatkan produktivitas padi. Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan
342
kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pinggir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Selain itu, sistem tanam jajar legowo juga meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam.
Dalam mewujudkan pertanian modern yang kompetitif disamping keperluan akan orientasi yang mengarah kepada perekonomian pasar, efisiensi, produktifitas, kualitas sumberdaya manusia dan penguasan iptek. Tidak kalah pentingnya adalah mengusahakan terciptanya institusi atau kelembagaan yang mampu merekomendasikan iklim perekonomian yang lebih kondusif. Dengan skenario yang demikian itu setiap individu diharapkan mampu berpartisipasi dalam berbagai bidang pembangunan, khususnya yang terkait dengan pertanian dengan efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Industrialisasi merupakan jalan menuju kesana. Industrialisasi yang dimaksud bukanlah dalam pengertian fisik semata seperti berdirinya pabrik-pabrik, tetapi lebih bersifat perubahan kebudayaan sebagaimana budaya yang hidup di negara industri, karena dasar dari industri adalah rekayasa dan pemanfaatan iptek untuk meningkatkan nilai tambah setinggi mungkin. Dengan rekayasa dan penerapan teknologi secara tepat baik masukan, proses maupun pengendalian kualitasnya, akan diperoleh produk-produk yang bukan hanya memenuhi pasar yang ada saja, tetapi juga membentuk pasar atau permintaan baru. Adaptasi teknologi yang berkembang dari pengalaman memproduksi dan pemantauan keinginan selera
343
konsumen, membuat produk-produk industri menjadi fleksibel dan mudah disesuaikan. Produk-produk industri menjadi fleksibel dan mudah disesuaikan. Produk-produk sudah semakin terspesialisasi dan metoda produksi tidak terikat lagi pada produksi masal yang harus menghasikan barang yang seragam. Dalam proses itulah industri memperoleh nilai tambah. Makin tepat hasilnya memenuhi keinginan konsumen, makin tinggi nilainya. Kearah itulah usaha pertanian perlu dikembang. Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
PENUTUP Simpulan
Pembangunan pertanian berkelanjutan secara modern yaitu perkembangan dari kemajuan pertanian pada dasarnya adalah suatu rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan produktivitas tenaga kerja pertanian, disertai dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan sosialnya, sebagai manifestasi dari akumulasi modal dan kekayaan material serta organisasi dan managemen. Dengan demikian maka pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kebudayaan dari masyarakat (khususnya di pedesaan) untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, profesionalitas dan produktivitas dirinya, sehingga mereka mampu secara dinamik memanfaatkan peluang dan mengatasi segala bentuk ancaman,
344
tantangan, hambatan dan gangguan yang merupakan kendala bagi mereka untuk meraih kesejahteraan yang diidamkannya.
Saran
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan alternatif bagi masyarakat tani demi meningkatkan produktivitas dalam berusaha tani. Penulis berharap apa yang dituliskan diatas dapat dijadikan pedoman atau acuan bagi masyarakat tani untuk meningkatkan hasil produktivitas dalam berusaha tani.Tentu saja masyarakat tani perlu adaptasi dengan teknologi baru yang dikembangkan.
DAFTAR RUJUKAN
Amir Sodikin. 2006. Perlawanan Bisu Kaum Tani Tertindas, Fokus Kompas, 25 Nov 2006.
Effendi Pasandaran, dkk. 201. Menuju Pembangunan Pertanian Modern dan Berkelanjutan. Jakarta.
Sembiring H. 200. Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Utara.58 p.
Soemitro Padmowijoto. 2006. Pertanian Berkelanjutan Seharusnya Hemat, Kompas.com, update 23 November 2006.
Suriapermana S, dkk. 2000. Teknologi budidaya padi dengan cara tanam legowo pada lahan sawah irigasi.
345
ZainiZ. 2009. Memacu peningkatan produktivitas Padi sawah melalui inovasi teknologi Budi daya pesifik lokasi dalam erarevolusi hijau lestari. Pengembangan Inovasi Pertanian. 2(1): p 3547.
346