3 minute read
Gairah Kerja
yang diwajibkan oleh perusahaan. Bekerja sesuai dengan tugas dan kewajiban kelihatan seperti hal yang normal. Meski demikian, dalam prakteknya pekerja seringkali diwajibkan untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar yang tertulis dalam aturan resmi perusahaan. Pekerja yang „hanya“ terfokus pada tugas dan pekerjaannya, seringkali mendapat cap atau bahkan perlakuan negatif dari kolega, pekerja di bagian lain, atau bahkan atasan
Ada peribahasa dalam bahasa Jerman yang berbunyi: „Hidup bukanlah konser permintaan “
Advertisement
Peribahasa ini kurang lebih berarti bahwa tidak semua yang kita minta dapat dipenuhi. Meski tidak semua permintaan di tempat kerja dapat terpenuhi, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak dapat melakukan sesuatu untuk membuat tempat kerja menjadi lebih nyaman, baik secara psikis maupun fisik.
Sebab-Musabab
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya komitmen kerja. Kehilangan perspektif/makna positif dalam bekerja, kurangnya apresiasi, masalah gaji, stagnasi karir, kurangnya kebebasan dalam bekerja, atau atmosfer kerja yang buruk dapat menjadi beberapa penyebab quite quitting Dalam hal ini, tanda- tanda yang ditunjukkan oleh pekerja dapat berupa perilaku pasif agresif, telat atau bahkan jarang masuk kerja, atau bahkan sabotase Lebih lanjut, pekerja dapat berhenti kerja dan berganti tempat kerja karena quite quitting. Secara psikis, quite quitting dapat mengakibatkan boredown, depresi, atau bahkan penyakit fisik yang disebabkan karena hal psikis. Hal ini bukan berarti bahwa setiap pekerja yang mengalami quite quitting akan langsung berhenti bekerja. Hal ini lebih dapat diartikan bahwa pekerja yang mengalami quite quitting memiliki kecenderungan untuk tidak bekerja secara maksimal.
Meski demikian, tidak semua hal yang berhubungan dengan quite quitting bersifat negatif Terdapat aspek positif dalam quite quitting.
Individu yang bekerja sesuai yang tertera dalam deskripsi pekerjaan akan memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Dalam porsi yang tepat, individu yang mengalami quite quitting dapat menggunakan waktu di luar jam kerja untuk kesehatan psikis dan fisik atau untuk mengembangkan diri.
Perusahaan & Manajemen
Lalu apa yang dilakukan perusahaan dan manajemen untuk mencegah dan mengurangi tingkat quite quitting? Gaya kepemimpinan dapat menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan komitmen kerja Penelitian
Walsch dan Arnold tahun
2020 menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat berpengaruh secara positif terhadap kesejahteraan karyawan.
Kepemimpinan transformasional adalah tipe kepemimpinan yang mengedepankan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan inovasi di tempat kerja.
Dalam hal ini, karyawan dapat menuangkan ide, kreativitas, dan inovasi di tempat kerja.
Pemimpin sebagai pelayan.
Hal ini bukanlah jargon dari pengawai pemerintah
Istilah ini diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 lewat essay yang berjudul „The Servant As Leader“
(pelayan sebagai pemimpin). Pemimpin jenis ini tidak menunjukkan sifat kepemimpinannya melalui otoritas dan kekuasaan, melainkan melalui empati dan penghargaan terhadap karyawan.
Pemimpin macam ini memberikan ruang gerak dan ruang untuk berkembang bagi karyawannya keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan inovasi di tempat kerja
Dalam hal ini, karyawan dapat menuangkan ide, kreativitas, dan inovasi di tempat kerja.
Kemampuan mendengar yang baik juga dapat menjadi kunci untuk meningkatkan komitmen kerja karyawan. Penelitian
Kluger & Itzchakov tahun
2021 menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki kemampuan mendengar yang baik dapat meningkatkan ikatan antar karyawan, menghasilkan ideide baru, serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Apresiasi di tempat kerja juga termasuk salah satu hal yang dapat mempengaruhi pekerjaan secara positif
Biasanya, karyawan sering memperhatikan atasan untuk mengetahui waktu yang baik dalam mengkomunikasikan sesuatu. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, dimana atasan memperhatikan karyawan ketika ingin mengkomunikasikan sesuatu, hal ini akan membawa keuntungan bagi tim Penelitian Frieder dkk pada tahun 2019 menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki kemampuan politik dapat menunjukkan kemampuan memperkirakan situasi dengan tepat Yang dimaksud dengan kemampuan politik disini adalah bahwa kepuasan kerja dan kinerja. kemampuan memahami dan menganalisis situasi. Kemampuan politik yang baik dapat menghasilkan kemampuan merespon yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Kemampuan politik inilah yang kemudian berpengaruh positif terhadap
Dukungan manajemen dan pola komunikasi dalam organisasi juga terbukti dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan di tempat kerja
Penelitian Brown dan Leite di tahun 2022 terhadap 188 pekerja di Inggris menunjukkan bahwa dukungan organisasi dan pola komunikasi dalam organisasi berperan signifikan dalam hal ini. Yang dimaksud dengan dukungan perusahaan antara lain adalah sikap mendukung secara positif proses kerja karyawan, ketersediaan alat dan informasi yang dibutuhkan untuk bekerja, serta responsif dan komunikatif terhadap karyawan. Pola komunikasi dalam organisasi juga tak kalah pentingnya Sistem intra komunikasi antar karyawan serta karyawan dengan pimpinan berhubungan dengan pertukaran informasi, jalur komunikasi, serta kemudahan dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun melalui alat dan baik secara formal maupun informal.
Sikap penerimaan terhadap
karyawan baru juga berperan penting untuk meningkatkan kohesivitas dalam tim Penelitian Liu dkk pada tahun 2022 terhadap
151 hubungan pemimpin dan karyawan baru menunjukkan bahwa sikap pemimpin terhadap karyawan baru dapat mempengaruhi kualitas hubungan dalam tim (leadermember exchange). Sikap penerimaan pemimpin yang positif akan mengganggap bahwa karyawan baru bukanlah pesaing dan ancaman, melainkan bagian dari tim
Hal-hal yang telah disebutkan di sebelumnya adalah beberapa hal yang dapat diterapkan di tempat kerja. Kesemua hal itu belum tentu cocok di semua tempat kerja. Selain itu, tentu saja masih terdapat banyak cara lain untuk meningkatkan komitmen karyawan di tempat kerja. Hal yang patut diingat adalah bahwa kesemua hal ini ditujukan untuk mencegah dampak negatif quite quitting.
Dampak positif quite quitting tidak dibahas dalam artikel ini karena pekerja yang secara sadar dan mengambil sisi positif dari quite quitting adalah orang yang menjaga keseimbangan antara kerja dan waktu luang (work-life-balance).
Tipe individu ini biasanya cenderung tidak mengalami masalah dalam pekerjaan dan memiliki kinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya. Hal ini berbeda dengan tipe quite quitting yang negatif yang butuh motivasi dan dorongan eksternal untuk dapat meningkatkan komitmen dalam pekerjaan. (Christi)