4 minute read
A. Latar Belakang
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Advertisement
Sejak Pandemi Maret 2020, salah satu yang terdampak adalah Bidang Pendidikan, Proses
Pembelajaran menjadi berubah dan keharusan menggunakan teknologi dalam pembelajaran menjadi satu keharusan yang tidak dapat dihindari. Guru merubah cara pembelajaran dalam kelas menjadi daring, orang tua selama masa pandemi merasa kewalahan dengan proses pembelajaran yang terjadi, merasa Pendidikan anak menjadi beban, Guru dan orangtua bernegosiasi dengan perspektif masing masing. Bagaimanakah Proses Pembelajaran yang dilakukan saat ini dan apa saja intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menerapkan konsep proses pembelajaran berkualitas untuk memenuhi hak Pendidikan bagi semua anak Indonesia.
Konsep Proses Pembelajaran Berkualitas tidak dapat berdiri sendiri ada Trimitra Pendidikan yang harus dilibatkan yaitu Orang tua, Guru, dan Sekolah, masing-masing pihak memiliki fungsi dan perannya sebagai kontrol atau pengendali proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang berkualitas dapat terjadi dengan sebagaimana mestinya sesuai harapan semua pihak walaupun masa pandemic.
Proses pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang berkualitas mencakup 5 unsur (UNICEF, 2000), yaitu:
1. Peserta didik yang berkualitas: sehat jasmani dan rohani dan siap untuk berpartisipasi dan belajar, proses belajarnya didukung oleh keluarga dan lingkungannya. Konsep pelajar
Pancasila sebagai pelajar berkarakter menjadi tujuan dari proses pembelajaran yang digagas oleh Kemendikbud Ristek saat ini. 2. Lingkungan belajar yang berkualitas: sehat, aman, protektif dan gender-sensitive, dan menyediakan sumber belajar dan fasilitas belajar yang memadai. Konsep “Sekolah
Penggerak” berasal dari visi dan misi untuk melibatkan sekolah sebagai “tempat” dan
“media” yang dinamis menjadi intervensi yang dilakukan agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang berkesinambungan, konsep Sekolah Penggerak menjadi unggulan
Kemendikbud Ristek untuk menjawab tantangan kualitas pembelajaran saat ini. 3. Konten yang berkualitas: tercermin dalam kurikulum dan materi ajar yang relevan demi tercapainya keterampilan dasar, khususnya di bidang literasi, numerasi dan kecakapan hidup, pengetahuan dalam hal gender, kesehatan, nutrisi, pencegahan HIV/AIDS dan perdamaian. (a)Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan menjawab tantangan saat ini dengan membawa perbaikan kualitas pembelajaran melalui “ Merdeka Belajar”, kurikulum ini merupakan inisiasi yang sudah dilakukan sejak 2020 dan mengalami transformasi dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum “Merdeka Belajar”, adaptasi dan tahapan yang dilakukan diharapkan memberikan pilihan bagi siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga harapannya hasil dari konsep ini berdampak pada hasil belajar yang terstandar mutu dan perbaikan kualitas. (b)Asesmen Nasional adalah konsep mutu atau kualitas. Asesmen merupakan salah satu proses penting dalam pendidikan yang berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum. Proses asesmen sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi sekaligus memperbaiki proses pembelajaran..(c)Konsep manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sarana stategis kepada indikator yang komprehensif atau biasanya disebut dengan istilah Balance
Scorecard. Konsep scorecard digunakan karena disana dapat menyatukan alat dalam
laporan manajemen yang utuh dalam upanya mengoptimalkan pencapaian tujuan dalam penyelenggaran kegiatan, dalam hal ini ditujukan dalam perencanaan penyelenggaraan di lembaga pendidikan atau sekolah. 4. Guru yang berkualitas adalah guru yang terlatih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik di dalam kelas yang dikelola dengan baik, penilaian yang baik untuk memfasilitasi belajar dan mengurangi kesenjangan. (a) Konsep Guru
Penggerak, Konsep inilah yang disebut “Guru Penggerak” sebagai guru yang berkualitas, inisiasi yang mencoba mendeskripsikan guru dengan peningkatan kualitas menjadi bagian dari mekanisme proses pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang berkualitas.(b)Konsep Kepala Sekolah Penggerak Pasal 1 ayat (1) Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 menyatakan bahwa "Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri." 5. Outcomes yang berkualitas: lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta berpartisipasi positif di dalam masyarakat.
Pada uraian tentang proses pembelajaran berkualitas di atas, jelas terlihat bahwa proses pembelajaran berkualitas sangat ditentukan oleh guru yang berkualitas. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dimaksud dengan guru yang berkualitas. DarlingHammond (1997) seperti dikutip oleh UNICEF (2000), guru yang berkualitas adalah guru yang menguasai materi pelajaran (konten) yang diajarkan dan pedagogi. Namun, seiring perkembangan teknologi, guru yang berkualitas sekarang diartikan sebagai guru yang menguasai pengetahuan teknologi pedagogi dan konten, yang dikenal dengan istilah TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Menurut Heick (2014), suatu pembelajaran dikatakan aktif, efektif, dan berkualitas bila memiliki karakteristik sebagai berikut (1)peserta didik aktif bertanya - pertanyaan yang baik, (1)pertanyaan dihargai lebih dari jawaban, (2)gagasan atau ide datang dari berbagai sumber, (3)berbagai model pembelajaran digunakan, (4)penilaian dilakukan secara persisten, otentik, transparan, dan tidak bersifat menghukum, (5)kebiasaan belajar (learning habits) terus diterapkan, (6)ada kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan. Di samping itu, Muhtadi (2005) mengemukakan 6 iklim kelas yang kondusif dan berkualitas yaitu, (1)pendekatan belajar yang student-centered, (2)guru menghargai partisipasi aktif dari peserta didik, (3)guru bersikap demokratis, (4)guru mengutamakan dialog dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan peserta didik, (5)lingkungan kelas yang memotivasi peserta didik untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelas, berbagai sumber belajar tersedia. Efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam pembelajaran. Guru harus berusaha agar peserta didik mendapatkan layanan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.