I.
Pendahuluan A. Latar Belakang Sejak Pandemi Maret 2020, salah satu yang terdampak adalah Bidang Pendidikan, Proses Pembelajaran menjadi berubah dan keharusan menggunakan teknologi dalam pembelajaran menjadi satu keharusan yang tidak dapat dihindari. Guru merubah cara pembelajaran dalam kelas menjadi daring, orang tua selama masa pandemi merasa kewalahan dengan proses pembelajaran yang terjadi, merasa Pendidikan anak menjadi beban, Guru dan orangtua bernegosiasi dengan perspektif masing masing. Bagaimanakah Proses Pembelajaran yang dilakukan saat ini dan apa saja intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menerapkan konsep proses pembelajaran berkualitas untuk memenuhi hak Pendidikan bagi semua anak Indonesia. Konsep Proses Pembelajaran Berkualitas tidak dapat berdiri sendiri ada Trimitra Pendidikan yang harus dilibatkan yaitu Orang tua, Guru, dan Sekolah, masing-masing pihak memiliki fungsi dan perannya sebagai kontrol atau pengendali proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang berkualitas dapat terjadi dengan sebagaimana mestinya sesuai harapan semua pihak walaupun masa pandemic. Proses pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas mencakup 5 unsur (UNICEF, 2000), yaitu: 1. Peserta didik yang berkualitas: sehat jasmani dan rohani dan siap untuk berpartisipasi dan belajar, proses belajarnya didukung oleh keluarga dan lingkungannya. Konsep pelajar Pancasila sebagai pelajar berkarakter menjadi tujuan dari proses pembelajaran yang digagas oleh Kemendikbud Ristek saat ini. 2. Lingkungan belajar yang berkualitas: sehat, aman, protektif dan gender-sensitive, dan menyediakan sumber belajar dan fasilitas belajar yang memadai. Konsep “Sekolah Penggerak” berasal dari visi dan misi untuk melibatkan sekolah sebagai “tempat” dan “media” yang dinamis menjadi intervensi yang dilakukan agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang berkesinambungan, konsep Sekolah Penggerak menjadi unggulan Kemendikbud Ristek untuk menjawab tantangan kualitas pembelajaran saat ini. 3. Konten yang berkualitas: tercermin dalam kurikulum dan materi ajar yang relevan demi tercapainya keterampilan dasar, khususnya di bidang literasi, numerasi dan kecakapan hidup, pengetahuan dalam hal gender, kesehatan, nutrisi, pencegahan HIV/AIDS dan perdamaian. (a)Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan menjawab tantangan saat ini dengan membawa perbaikan kualitas pembelajaran melalui “ Merdeka Belajar”, kurikulum ini merupakan inisiasi yang sudah dilakukan sejak 2020 dan mengalami transformasi dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum “Merdeka Belajar”, adaptasi dan tahapan yang dilakukan diharapkan memberikan pilihan bagi siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga harapannya hasil dari konsep ini berdampak pada hasil belajar yang terstandar mutu dan perbaikan kualitas. (b)Asesmen Nasional adalah konsep mutu atau kualitas. Asesmen merupakan salah satu proses penting dalam pendidikan yang berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum. Proses asesmen sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi sekaligus memperbaiki proses pembelajaran..(c)Konsep manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sarana stategis kepada indikator yang komprehensif atau biasanya disebut dengan istilah Balance Scorecard. Konsep scorecard digunakan karena disana dapat menyatukan alat dalam 40