3 minute read

dan Penerapan Kurikulum

Next Article
A. Kesimpulan

A. Kesimpulan

Cara mengetahui siswa punya kemahiran tertentu melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan da nada instrumen pengukuran untuk mengecek penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa. Kualitas proses pembelajaran bertumpu pada guru, sumber pembelajaran (buku, jurnal, media), fasilitas pembelajaran, alat-alat peraga, interaksi didaktika, dan kurikulum (konten, materi, silabus).

Harus dilihat juga perbaikan berkelanjutan dalam pembelajaran siswa melalui identifikasi hasil belajar siswa, identifikasi tujuan, menentukan proses penilaian, mengumpulkan dan menganalisis data, berbagi hasil dan membuat perubahan. Merujuk pada pendekatan HOTS maka harus merujuk pada taksonomi bloom yang melihat bahwa setiap anak punya kompetensi yang terbagi pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga-tiga aspek ini harus tumbuh dan berkembang secara bersamaan.

Advertisement

HOTS memperkuat kemampuan kognitif, menajamkan kemampuan intelektual, mengasah keterampilan mental, berkenaan penguasaan dan pengembangan pengetahuan. Diharapkan kegiatan pembelajaran di sekolah mendukung pembelajaran HOTS dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

A. Aspek Utama dalam Program/Kegiatan Kemendikbudristek terkait dengan Pengembangan dan Penerapan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum salah satu yang menjadi focus adalah bagaimana kompetensi yang perlu dibangun untuk para peserta didik sesuai dengan kebutuhan kondisi saat ini dan kondisi yang akan datang.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh kemendikbudristek bahwa keterampilan masa depan untuk keterampilan abad 21 jika dilihat dari kondisi saat ini dan sebelumnya sudah mulai adanya perubahan. Dimana, sebelum abad 21 keterampilan yang dibutuhkan itu adalah lebih banyak pada keterampilan yang sifatnya fisik maka di masa depan pada abad 21 ini kemampuankemampuan itu akan semakin berkurang.

Kemampuan-kemampuan yang semakin dibutuhkan terutama di dunia kerja adalah kemampuan memecahkan masalah, kemampuan proses, dan kemampuan sosial. Kemampuan-kemampuan inilah yang akan dicari di tempat-tempat kerja pada masa yang akan datang. Dimana saat ini pekerjaan-pekerjaan dengan kemampuan fisik mulai hilang dan digantikan dengan teknologi. Oleh karena itu harus dipersiapkan bagaimana keterampilan-keterampilan ini bisa dikuasai dengan baik oleh siswa.

Saat ini negara-negara luar sudah mengadaptasi system pendidikan yang harapannya memenuhi perubahan system pendidikan yang sangat cepat di masa yang akan datang sehingga pembelajaran diharapkan mendorong para siswanya mempunyai kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir system, kemampuan mengasah skillnya.

Ada 3 hal yang diperlukan untuk kompetensi abad 21, yaitu: • literasi dasar

• kompetensi yang dibangun • kualitas karakter.

Terkait dengan kompetensi yang dibangun terdiri dari kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Kualitas karakter, kompetensi, dan literasi dasar sudah dilakukan dan diintegrasikan dalam kurikulum 2013 yang dicapai melalui intrakurikuler dan kokurikuler, ekstrakurikuler dan budaya sekolah didukung dengan bahan ajar dalam bentuk fisik dan digital, serta sarana prasarana. Hal ini sudah dilakukan namun hasilnya saat ini belum optimal.

Pada tahun ini secara resmi melalui program sekolah penggerak dan melalui program SMK merdeka, melalui program merdeka belajar telah disusun kurikulum prototype terkait dengan pengembangan kurikulumnya.Terkait dengan kurikulum merdeka belajar ada beberapa hal yang akan diperkuat tentang karakter/kemampuan yang akan dimiliki peserta didik, yaitu karakter siswa bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan beraklak mulia, berkebhinekaan global, dan bergotong royong. Karakter ini merupakan dimensi profil Pelajar Pancasila.

Munculnya keenam dimensi profil pelajar pancasila ini sudah disintesiskan dari berbagai kebijakan dan berbagai kompetensi. Pertama mengkaji dari pembukaan UUD 1945, tujuan pendidikan nasional, dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, dari penguatan pendidikan karakter, dan dari kompetensi abad 21. Sehingga dirumuskan dari keenam dimensi itu harapannya adalah bisa mewadahi siswa-siswa yang siap kedepannya untuk abad 21 dimana perubahan zaman yang terjadi secara cepat.

Sudah ditentukan pula profil lulusan siswa seperti apa yang dihasilkan melalui profil pelajar pancasila. Kompetensi abad 21 dalam kaitannya dengan dimensi profil pelajar pancasila, yaitu: kegiatan kolaborasi sudah terwadahi di dimensi gotong royong, komunikasi terwadahi di dimensi gotong royong dan kebhinekaan global, berpikir kritis sudah terwadahi secara eksplisit di dalam dimensi bernalar kritis, dan kemampuan berpikir kreatif sudah terwadahi dalam dimensi kreatif.

Dari 17 karakter telah dipetakan dalam keenam dimensi profil pelajar pancasila. Dan penerapan profil pelajar pancasila melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Nilai -nilai kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah pada Kurikulum sebelumnya cenderung banyak dititipkan pada kegiatan intrakurikuler dan kalaupun ada kegiatan kokurikuler masih kurang dioptimalkan karena dalam kokurikulernya cenderung dilakukan di luar jam sekolah.

Pada saat ini melalui program sekolah penggerak, kurikulum prototype yang coba dilakukan pengembangannya adalah dengan cara merubah atau memperbaiki terkait dengan konsep struktur kurikulumnya. Jika selama ini yang diperhitungkan sebagai beban mengajar lebih cenderung pada intrakurikulernya dimana pembelajarn tatap muka cenderung dalam kelas maka sekarang dalam struktur itu kegiatan kokurikuler dipilah langsung dan dihitung sebagai beban mengajar.

Jika ada project yang sifatnya lintas mata pelajaran maka diambil porsi 20-30% yang dihitung sebagai beban mengajar dan memastikan yang dilakukan dalam project tersebut membangun karakter keenam dimensi profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila melalui capaian

This article is from: