2 minute read

IV. Praktik Baik Penyelenggaraan Pembelajaran Berkualitas.............................................................54 A. Praktik Baik di Satuan Pendidikan yang Melaksanakan Sekolah Penggerak (Adang Sutarman, M. Pd (Kepala Sekolah SMPN 3 Petir Satu Atap, Kab. Serang-Banten

Next Article
A. Kesimpulan

A. Kesimpulan

Perencanaan berbasis data melalui advokasi merupakan rekomendasi dan saran-saran kebijakan agar daerah tidak salah membuat keputusan atau kebijakan atau pun menentukan jenis-jenis program untuk mengatasi masalah-masalah dalam profil maupun rapor pendidikan. Advokasi ini diintervensi oleh pusat (Paud Dasmen dan UPT). Daerah melakukan pendampingan kepada sekolah dalam membuat perencanaan berbasis data. Sekolah perlu didampingi ketika sekolah melakukan identifikasi atai evaluasi diri berdasarkan profil dan rapor pendidikan. Tahapan ini diintervensi oleh pemerintah daerah (dinas pendidikan kab/kota) dan bisa bersama UPT di bawah Paud Dasmen.

Memberikan pendampingan perencanaan berbasis data sesuai dengan kebutuhan bisa di level sekolah dan di level dinas pendidikan. Semua unsur bisa terlibat dalam memberi intervensi (GTK Pusat, Paud Dasmen, UPT, dan Pemda). Digitalisasi sekolah melalui penyediaan kontenkonten bahan ajar yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Yang ikut berperan dalam fase ini adalah pusat menyediakan konten dan memberikan inspirasi-inspirasi berupa praktik baik kepada sekolah-sekolah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran (Paud Dasmen), pemerintah daerah dapat bersinergi dengan unit-unit lain di daerah misalnya perguruan tinggi di daerah, dan masyarakat seperti para professional dan pengembang bahan ajar.

Advertisement

IV. Praktik Baik Penyelenggaraan Pembelajaran Berkualitas

A. Praktik Baik di Satuan Pendidikan yang Melaksanakan Sekolah Penggerak (Adang Sutarman, M. Pd (Kepala Sekolah SMPN 3 Petir Satu Atap, Kab. Serang-Banten)

Kab Pandeglang telah melaksanakan program sekolah penggerak pada lokakarya pertama dengan 4 tahapan yang harus dilaksanakan dalam transformasi sekolah penggerak, yaitu level 1, level 2, level 3, dan level 4. Semua elemen dalam sekolah penggerak yaitu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikannya semua bergerak menjalankan sesuai dengan instruksi-instruksi atau instrument-instrumen yang akan dilaksanakan.

Sekolah penggerak perlu didukung sebagai salah satu program nasional yang sangat efektif dan berdampak positif walaupun baru tiga bulan berlangsung. Focus sekolah penggerak pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistic yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Kab Pandeglang telah melakukan kegiatan pendampingan yaitu workshop literasi dimana guru-guru membuat karya, buku, modul. Dan ada kolaborasi semua elemen baik kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk menyukseskan kegiatan ini.

Program sekolah penggerak menyempurnakan poin-poin yang selama ini masih kurang pada kurikulum 13 melalui proses pendampingan oleh tenaga ahli, fasilitator, pengajar praktik. Program sekolah penggerak akan menjadi akselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak ke tahap 1-2 yang lebih maju baik secara literasi dan saling berkolaborasi. Ada tiga orang guru penggerak di kab Pandeglang untuk 42 sekolah penggerak dan diharapkan bisa mengimbas untuk sekolah-sekolah penggerak selanjutnya.

This article is from: