9 minute read
C. Tari Sandjojo, Psi (Sekolah Cikal
Sejati di Papua: (1) STEM Project dan outdoor learning/pembelajaran di alam terbuka dengan cara memfasilitasi siswa untuk mengeksplor alam sebagai sumber belajar, (2) kegiatan pendampingan guru, (3) pembelajaran di alam sebagai pusat unggulan sekolah melalui pengembangan budidaya kantong semar.
Dalam melakukan kegiatan seperti pendampingan guru selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan. Intervensi pendampingan dilakukan tiga tahun untuk satu kali pendampingan dalam satu kelompok sekolah dan pendekatannya menggunakan pendekatan per kabupaten untuk literasi baca tulis. Ada piloting dan pengimbasan dengan menyasar KKG untuk sekolah yang tidak mendapatkan intervensi kemudian direplikasi. Sehingga model-model ini dirasa efektif ketika memperluas layanan pendampingan. Dalam skema program ini tidak hanya dengan pendonor tetapi juga memberi jatah kepada pemda untuk mengintervensi beberapa sekolah walaupun jumlahnya kecil agar dapat menambah sekolah layanan.
Advertisement
Fasilitator-fasilitator digunakan tidak semuanya dari ormas-ormas pendidikan tetapi juga ada fasilitator kabupaten yang merupakan pengawas sekolah. Pengawas ini diseleksi sesuai dengan keterikatan program dan konsisten mengikuti kegiatan sampai akhir mengingat ada kebutuhan prioritas program yang harus dilaksanakan. Dari sisi pendampingan menyentuh 3 aras, yaitu: (1) advokasi kepada pemda terkait apa-apa saja yang dilakukan dengan tujuan setelah tiga tahun selesai masa intervensi pemda memiliki informasi yang lengkap untuk kemudian menjadi mandiri; (2) pilar 1 mendampingi sekolah dalam hal ini kepala sekolah tentang manajemen berbasis sekolah dan pendampingan kepada guru dalam proses pembelajaran, untuk tenaga kependidikan melalui revitalisasi perpustakaan dan administrasi sekolah; (3) pilar 2 karena Papua adalah masyarakat adat maka setelah kunjungan sekolah maka fasilitator melakukan kunjungan ke pemerintah kampung dan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian anak terhadap pendidikan, memberdayakan orang tua atau pemuda kampung menjadi tutor.
C. Tari Sandjojo, Psi (Sekolah Cikal)
Usaha Inovatif Sekolah Cikal untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dari awal Cikal berkomitmen untuk menjadi sekolah yang inovatif. untuk menjadi sekolah inovatif tidak ada panduannya dan berpegang pada kurikulum berbasis kompetensi, dan pendidikan berpusat pada anak. Inovasi dalam pendidikan harus dibarengi dengan kesadaran untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran siswa tetap terbaik dan sesuai dengan tujuan.
Setelah pandemic setiap institusi pendidikan melakukan inovasi untuk tetap bisa memberikan proses belajar yang baik dan menarik bagi siswa termasuk Cikal. Sekolah Cikal memiliki 5 kompetensi yang menjadi tujuan bersama, yaitu (1) self-regulated learner, (2) emotionality, morality, and spirituality rich, (3) skillful and and effective thinker, (4) broadminded and physically sound, dan (5 empowering member of just, sustainable and peaceful global society. Kompetensi kemudian diturunkan menjadi dimensi yang berkaitan erat dengan karakter (14 karakter). Memastikan semua program atau mata pelajaran di sekolah difokuskan pada dimensi tertentu. Selama dua tiga tahun terakhir ini sekolah cikal berusaha mengurangi learning objectives (tujuan pembelajaran) yang hanya berpusat pada pengetahuan dan memperbanyak tujuan pembelajaran yang bisa dikaitkan dengan dimensi-dimensi yang lain.
Mata pelajaran di Cikal sama dengan sekolah lainnya hanya yang membedakan pada program Culminating project yang merupakan usaha dari sekolah Cikal untuk memastikan bahwa setiap akhir jenjang project-based bisa diterapkan dan dilakukan di TK B, kelas VI, Kelas IX, dan kelas XII. Program grup lain di Cikal adalah pendidikan inklusi cikal yang merupakan salah satu program penting karena setiap anak itu unik, memiliki profil yang berbeda, kemampuankemampuan dan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu guru-guru harus memiliki kemampuan untuk melihat kebutuhan pendidikan anak secara personal agar pendidikan bagi anak dapat dioptimalkan dan terjadi pemerataan pendidikan.
Usaha lain yang dilakukan oleh Cikal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran murid adalah personalisasi. Setiap murid bisa memilih program yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan. Pemetaan minat dilakukan melalui observasi proses, hasil belajar, dan berdiskusi dengan anak. Bahan-bahan tersebut dikomunikasikan dengan baik dan intens kepada orang tua sehingga nantinya bagaimana anak melaksanakan pembelajaran di sekolah merupakan kesepakatan bersama antara anak, sekolah, dan orang tua. Peran wali kelas menjadi sangat penting dalam kolaborasi dan komunikasi dengan orang tua untuk memahami kebutuhan murid dan orangtua terutama selama masa pandemic. Karena setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda maka layanan konseling untuk murid juga menjadi sangat penting.
Dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti saat field trip sekolah Cikal penting sekali melibatkan orang tua agar orang tua melihat bagaimana proses belajar, proses diskusi, proses memfasilitasi dalam proses belajar anak sehinga kemudian dapat diterapkan di rumah serta diskusi orang tua dan anak.Setiap perkembangan anak memiliki satu isu atau konflik yang sangat spesifik sehingga perlu adanya parenting workshop untuk orang tua itu penting supaya orang tua tau apa yang sedang dialami oleh anaknya. Panduan sekolah Cikal untuk memastikan pembelajaran berkualitas bagi anak adalah melalui integrasi digital sehingga semua guru harus memiliki kemampuan integrasi digital seperti mengulik suatu aplikasi pembelajaran, mencoba, dan memanfaatkan semua fitur aplikasi pembelajaran.
Melalui digital integrated, murid punya opsi lebih banyak untuk sumber belajar yang mudah didapat, murid punya waktu lebih fleksibel sehingga murid akan memiliki manajemen waktu belajar yang baik, dan murid punya pilihan moda belajar lain karena ada pelajaran tertentu dapat belajar secara online. Berorientasi pada masa depan ada kaitannya dengan kemampuan guru untuk mengatasi masalah, bekerja sama, berkolaborasi, membuat impactful kegiatan yang bisa membuat banyak perubahan. Future oriented bertujuan untuk membuka sebanyak mungkin kesempatan murid untuk berkolaborasi dengan banyak komunitas agar mereka bisa terlibat sejak sekarang, murid belajar sebanyak mungkin melalui guru tamu dan melalui program magang untuk peningkatan keterampilan soft skill. Sebanyak mungkin project based approach diterapkan untuk anak-anak.
Bentuk sistem manual sekolah Cikal dalam bentuk flow chart, dalam bentuk kesepakatan mengenai suatu tujuan besar yang kemudian menjadi HOSW (hor our school work). Ada hal-hal baik yang sudah dilakukan di sekolah Cikal untuk kemudian bisa diturunkan ke institusi-institusi pendidikan lain melalui pendampingan dari kampus guru Cikal. Tujuan future oriented adalah murid bisa punya kontribusi kepada sekolah lain di luar komunitas sekolah Cikal melalui program
service learning dimana dalamnya ada mata pelajaran cikal aksi-aksi yang isinya kolaborasi dengan murid-murid dari sekolah lain. Selain itu, guru-gurunya juga saling berkoordinasi.
Jika ada suatu perubahan maka yang dilakukan sekolah Cikal adalah mengidentifikasi kebutuhan anak terkait apa yang terlebih dahulu dibutuhkan anak, kemudian guru-guru harus seperti apa untuk memenuhi kebutuhan anak, dan kemudian ke orang tua. Proses personalisasi juga dilakukan untuk guru-guru sekolah cikal karena guru-guru juga mengalami isu domesticFocus dari peningkatan pembelajaran di sekolah tergantung pada peran kunci dari guru dan tenaga kependidikan, dan sebagaimana diketahui kondisi guru masih sangat beragam dan masih banyak yang belum linear sesuai dengan tuntutan kompetensi. Bagaimana sekolah dapat menggerakkan sumber daya guru dengan berbagai macam kelebihan dan juga tantangan-tantangannya untuk bisa mempercepat atau mewujudkan sekolah inovatif, Sekolah penggerak perlu support dan kolaborasi dari berbagai pihak baik itu dari pemda maupun sekolah-sekolah rintisan/unggulan.
Perlunya pendampingan langsung ke sekolah-sekolah. Sekolah penggerak saat ini dalam proses pelaksanaan pendampingan oleh guru penggerak, dan fasilitator. Pengajar praktik dalam melakukan pendampingan selama 9 bulan di Kab. Serang, benar-benar melakukan proses pendampingan terhadap guru penggerak dan program-program yang dilaksanakan
Diharapkan sekolah penggerak dapat mencapai 1-2 level lebih baik dari kondisi sekarang. Siapa yang akan melakukan asesmen ini? Dan bagaimana justifikasi untuk asesmen penggerak sekolah. Sejauh mana intervensi dari Kemendikbudristek untuk sekolah-sekolah yang lain.
Sejak tahun 2018 Kemenag sudah mempunyai pola perubahan yang ditandai dengan terbitnya KMA No. 184 tahun 2019 tentang pedoman implementasi kurikulum yang isinya terkait dengan revolusi pembelajaran. Berdasarkan presentasi 5 narsum ada inspirasi tambahan yang signifikan, yaitu (1) untuk mengarah ke hal yang baru terjemahan pada suatu kegiatan masih sangat konvensional seperti bimtek yang sudah banyak dilakukan namun tidak menyentuh persoalan, (2) terlalu sektoral di dalam mengatasi persoalan, (3) pembinaan guru yang sangat signifikan melalui pendekatan-pendekatan langsung dan praktis di lapangan seperti yang dilakukan di Papua oleh Yayasan Nusantara Sejati.
Kemenag telah mengeluarkan Pedoman supervisi pembelajaran yang memberikan ruang agar supervisi tidak mengangkangi kreativitas dalam pembelajaran. Pedoman supervisi pembelajaran memberikan ruang kepada guru dan kepala madrasah untuk berinovasi dan mengeluarkan daya adaptifnya terhadap kebutuhan siswa.
Terkait kurikulum prototype oleh BSKAP, perihal mengenai pengimplementasian yang tidak hanya dikaitkan dengan sekolah penggerak karena hak untuk mendapatkan pembelajaran berkualitas adalah hak dari semua satuan pendidikan. Sasaran yang menjadi sekolah penggerak sangat bervariasi dimana 60% dengan kategori menengah bawah. Sehingga apa yang dirancang, harapannya bisa diimplementasikan baik di sekolah yang bagus, sekolah menengah, dan sekolah yang kurang karena karakteristik dari sekolah dan SDM sudah mewakili hal tersebut.Secara bersamaan dalam pengembangannya dilakukan monitoring dan evaluasi.
Dalam proses pengembangan kurikulum tidak dapat langsung diimplementasikan secara nasional dan belum menjadi kebijakan nasional, dan belum diterapkan di sebagian besar sekolah karena dalam proses pengembangan selalu ada tahapan implementasi terbatas atau prototyping. Sehingga dokumen yang disusun diimplementasikan bagaimana hasilnya melalui evaluasi dan monitoring terhadap dokumennya. Monitoring evaluasi sudah dilakukan mulai dari struktur, capaian pembelajaran termasuk buku teks. Saat ini juga dalam proses perbaikan dokumen karena masih dalam tahap prototyping sebelum kurikulumnya dapat digunakan dimana rencananya tahun 2022. Tim kurikulum Kemendikbudristek melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi sehingga apa yang sudah didesain dan sudah didokumenkan disesuaikan dengan variasi dari setiap sekolah. Harapannya di tahun 2022, sekolah-sekolah penggerak yang ingin menggunakan kurikulum ini dapat menggunakannya setelah ada proses perbaikan. Jika sudah dinilai baik maka ada opsi untuk digunakan oleh sekolah-sekolah lain.
Semangat dari kurikulum ini adalah: (1) fleksibilitas artinya dapat berinovasi tidak dibatasi oleh struktur yang terlalu ketat dan tentunya tidak menyalahi regulasi, (2) bagi satuan pendidikan yang dirasa belum mampu mengembangkan, masih perlu dituntun maka disiapkan beragam perangkat ajar, (3) penguatan kompetensi dan karakter anak dalam hubungannya dengan profil pelajar pancasila sehingga akan memiliki profil lulusan siswa yang jelas. Uji coba kurikulum prototype tahun 2021 dilakukan di 2500 sekolah penggerak dan 901 SMK PK.
Strategi pendampingan pada Pemda dan satuan Pendidikan, Seberapa jauh efektifitas strategi pendampingan pada pemda dan satuan pendidikan. Dalam siklus pendampingan terkait perencanaan berbasis data, terkait hasilnya efektif atau tidak, saat ini belum dilaksanakan karena profil dan rapor pendidikan juga belum keluar jadi saat ini masih pada tahap perencanaan tetapi paling tidak sudah mempunyai ancang-ancang untuk merancang strategi pendampingan seperti pendampingan door to door yang dilakukan oleh Yayasan Nusantara Sejati. Namun ini adalah pendampingan dari lembaga ke lembaga maka untuk Direktorat SMP akan melekat di kab/kota dan sistemnya akan berbagi zona. Konsepnya akan seperti perwalian.
Sekolah Cikal poin yang paling memudahkan sehingga guru atau kepala sekolah dari satuan pendidikan lain bisa cepat memahami cara pendekatan dan metode yang baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak, Basisnya yang didampingi adalah hasil evaluasi dari profil dan rapor pendidikan yang akan dikeluarkan nantinya dan akan diberi pendampingan ketika sekolah melakukan evaluasi dan merumuskan rekomendasinya.
Hasil pemikiran akan dikontribusikan ke daerah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan keputusan dikembalikan ke daerah. Salah satu instrumen di daerah yang dapat digunakan untuk pendampingan yaitu di dinas pendidikan kab/kota ada pengawas sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendampingi sekolah. Oleh karena itu perlu ada revitalisasi dari peran dan fungsi pengawas sekolah sehingga pengawas ini nantinya benar-benar menjadi seorang pendamping di satuan pendidikan. Pengawas akan menjadi seorang tekniktor asisten yang benar-benar membantu dalam memajukan proses pembelajaran dan penilaian. Menyiapkan instrumen penilaian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menjadi suatu tantangan bagi guru. Sehingga menjadi salah satu komponen dalam pendampingan dan menjadi satu paket dengan proses pembelajaran.