LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I
Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online
(SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mata
Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Disusun oleh :
Nama : Munajat Elhaz Amrullah
NIP : 200006122022031001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkatrahmat, hidayah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN Latihan Dasar CPNS Tahun 2022 Golongan II Angkatan 1 tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salamsemoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya. Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, saran, dorangan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala hormat pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
2. Ibu Verawaty Lenny, SKM., MKM selaku Ketua Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
3. Ibu dr. Diana Dewi Anggraeni, M.Kes selaku Kepala Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Tahun 2022.
4. Ibu Rina Rahmaniati, SKM Kepala Sub Bagian Administrasi Umum yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Tahun 2022.
5. Bapak I Wayan Agus Suradi, SKM., MPH sebagai Penguji yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Tahun 2022.
6. Bapak Dr. Tarli Supriyatna, SE., MM selaku Coach yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun laporan kegiatan aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya.
7. Bapak Dindin Rosidin, SST selaku Kepala Seksi Penunjang sekaligus sebagai mentor yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun laporan kegiatan aktualisasi ini.
8. Seluruh Bapak/Ibu Widyaiswara serta seluruh panitia yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu, terima kasih atas kebaikan Bapak/Ibu semua.
9. Seluruh pegawai Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek yang telah memberikan dukungan dan saran dalam menyusun laporan aktualisasi ini.
10. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan 1 Bapelkes Cikarang yang saya banggakan.
iii
11. Orang tua, keluarga dan sahabat atas segala do’a dan dukungannya
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih tedapat kekurangan dan jauhdarikesempurnaan.Oleh karenaitu,penulis mohonmaafatas segala kekurangan tersebut dan tidak menurup diri untuk mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun.
Akhir kata penulis berhadarap Tuhan Yang Masa Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca.
Karawang, 5 Juli 2022
Penulis
Munajat Elhaz Amrullah, A.Md.Kes NIP. 200006122022031001
iv
v DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................. ii KATA PENGANTAR........................................................................................................iii DAFTAR ISI..................................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................vii DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................9 1. 1 Latar Belakang....................................................................................................9 1. 2Tujuan 11 1. 3Manfaat 12 1. 4Ruang Lingkup.................................................................................................. 12 BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA 14 2. 1Profil Instansi 14 2. 2 Profil Peserta 16 2. 3Role Model ....................................................................................................... 18 2. 4Nilai – nilai Dasar ASN BerAKHLAK...................................................................... 20 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 32 3. 1Deskripsi Isu..................................................................................................... 32 3. 2Penetapan Core Isu........................................................................................... 33 3. 3Analisis Faktor Penyebab CoreIsu....................................................................... 35 3. 4Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu................................................................ 36 3. 5Matriks Rancangan Aktualisasi............................................................................ 37 3. 6Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValueASN (BerAKHLAK).................... 41 3. 7Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................... 41 BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................................................ 42 4. 1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi............................................................................. 42 4. 2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................................ 43 4. 3 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi........................................................................ 43 4. 4 Faktor Pendukung, Hambatan dan Solusi............................................................. 57 BAB V PENUTUP......................................................................................................... 58 5. 1 Kesimpulan ...................................................................................................... 58 5. 2 Saran............................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 60
vi LAMPIRAN ................................................................................................................. 62
vii
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BKMM Cikampek.......................................................... 16 Gambar 3. 1 Diagram Fishbone.................................................................................... 35 Gambar 4. 1 Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan mentor............................... 44 Gambar 4. 2 Mengumpulkan bahan dan menyusun draft SOP dan diagram alur................ 45 Gambar 4. 3 Melakukan konsultasi dengan petugas lainnya mengenai SOP dan diagram yang telah dibuat................................................................................................................ 46 Gambar 4. 4 Meminta persetujuan Kepala BKMM Cikampek ............................................ 46 Gambar 4. 5 Melaksanakan sosialisasi dengan rekan kerja 48 Gambar 4. 6 Data pasien sudah dirujuk dari poli mata melalui SIMRS .............................. 49 Gambar 4. 7 Memanggil pasien dengan jelas sesuai data identitas di status pasien dan SIMRS 50 Gambar 4. 8 Mengucap salam dan meminta pasien menyebutkan ulang identitasnya serta mencocokkan dengan data di SIMRS dan status............................................................. 50 Gambar 4. 9 Melakukan tindakan medis........................................................................ 51 Gambar 4. 10 Mencatat identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien dalam logbook............ 51 Gambar 4. 11 Menginput hasil pemeriksaan lab ke SIMRS............................................... 52 Gambar 4. 12 Melakukan evaluasi terkait kegiatan yang telah dilakukan 53 Gambar 4. 13 Perbandingan jumlah pasien belum dirujuk sebelum dan sesudah aktualisasi54 Gambar 4. 14 Proses rujukan di SIMRS setelah aktualisasi, pasien sudah dirujuk............... 54 Gambar 4. 15 Proses rujukan di SIMRS sebelum aktualisasi, pasien belum dirujuk 54 Gambar 4. 16 Hasil laboratorium terinput di SIMRS........................................................ 55 Gambar 4. 17 Menyusun laporan aktualisasi.................................................................. 56
DAFTAR GAMBAR
viii DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Skala Skor .................................................................................................. 33 Tabel 3. 2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL........................................................... 33 Tabel 3. 3 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG............................................................ 34 Tabel 3. 4 Matriks Rancangan Aktualisasi...................................................................... 37 Tabel 3. 5 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi 41 Tabel 3. 6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi............................................................. 41 Tabel 4. 1 Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi ................................................................. 42 Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi 43
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU No 05 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah warga negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK, serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai. Sesuai PerLAN no. 10 Tahun
2021 CPNS wajib menjalani Masa Prajabatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak tanggal pengangkatan sebagai CPNS. Selama masa prajabat, CPNS wajib mengikuti pelatihan dasar CPNS sebanyak 1 kali. Kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan Kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Kompetensi ini diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan, mengaktualisasi kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI, dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Salah satu ASN yang bertugas dalam pelayanan
kesehatan yaitu Pranata Laboratorium Kesehatan.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 pasal 11 ayat 12 tentang Tenaga
Kesehatan bahwa Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) merupakan jenis tenaga
kesehatan yang termasuk kedalam kelompok tenaga teknik biomedika, ATLM biasa disebut juga sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan. Menurut Permenpan Nomor 08 tahun 2006
pasal 1 ayat 1 Pranata Laboratorium Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan.
Pranata Laboratorium Kesehatan merupakan tenaga teknis medis di Balai Kesehatan
9
Mata Masyarakat Cikampek yang memiliki tugas dan fungsi melakukan pelayanan laboratorium kesehatan sebagai upaya pelayanan terpadu dari pelayanan mata bagi pasien yang berkunjung dengan berbagai keluhan mata di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek, dalam menjalankan pelayanan haruslah sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang berlaku dengan kebijakan Balai Kesehatan Mata Masyarakat.
Laboratorium kesehatan adalah unit kerja yang mempunyai fungsi dan tugas pelayanan laboratorium kesehatan secara menyeluruh meliputi salah satu atau lebih bidang pelayanan yang terdiri dari bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler), biologi dan fisik.
Hasil laboratorium berperan penting dalam menunjang diagnosis dan terapi pasien. Kesalahan baik pada tahap pra-analitik, analitik maupun pascaanalitik atau sering disebut laboratoryerror mempengaruhi akurasi hasil pemeriksaan laboratorium. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar hasil yang tidak tepat bermula dari tahap pra-analitik. Kesalahan pra-analitik menyumbang lebih dari 70% jumlah total kesalahan laboratorium dan memiliki dampak klinis dan ekonomis yang sangat signifikan terhadap pelayanan medis. Tahapan pra-analitik adalah semua hal yang dilakukan terhadap spesimen pasien sebelum dianalisis. Tahapan ini merupakan sumber kesalahan terbesar pada laboratorium yang muncul selama persiapan pasien, pemberian identitas spesimen, pengambilan dan penampungan spesimen, penanganan spesimen, pengiriman spesimen serta pengolahan dan penyiapan spesimen. Kesalahan pra-analitik umumnya disebabkan oleh manusia (humanerror). Beberapa kesalahan pada tahapan pra-analitik antara lain spesimen atau permintaan yang keliru, identifikasi pasien yang salah/tertukar, spesimen hemolisis dan spesimen yang tidak cukup serta ketidaktepatan transportasi dan penyimpanan.
Pengukuran/pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap analitik.
Setiap hasil pengukuran/pemeriksaan spesimen di laboratorium akan selalu mengandung kesalahan/error. Tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan. Kesalahan ini disebut kesalahan teknik, yaitu kesalahan yang timbul pada saat melaksanakan pemeriksaan di laboratorium. Kesalahan teknik merupakan kesalahan yang sudah melekat, bersifat alamiah, selalu ada pada setiap pemeriksaan dan seakan-akan tidak mungkin dapat dihindari. Usaha perbaikan hanya dapat memperkecil kesalahan tapi tidak mungkin
menghilangkannya, misalnya kesalahan dalam mengatur panjang gelombang pada
fotometer atau kesalahan dalam mengatur suhu waterbath atau kesalahan dalam pengenceran larutan standar (Depkes, 2008; Santoso, 2008). Kesalahan teknik atau
10
kesalahan analitik yang terjadi di laboratorium, umumnya dipengaruhi faktor diantaranya adalah Reagen, Peralatan, Kontrol & Bakuan, Metode Analitik dan Ahli Teknologi.
Tahap pasca analitik merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses pengujian di laboratorium. Kesalahan tahap pasca analitis sangat sedikit, tetapi terkadang menjadi kritis, ketika terjadi kesalahan seperti pelaporan hasil yang salah, keterlambatan dalam pelaporan, tau pemberian informasi waktu tes dapat menghambat keputusan klinis yang penting seperti pada tahap analitik, kesalahan pada tahap pasca analitik hanya berkisar 15% - 20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap memegang peranan yang penting (Usman, 2015). Kesalahan pada pra analitik sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan (Cleritical error). Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan pengimputan hasil (Santoso, Witono, dkk, 2008).
Agar mendapatkan hasil yang dapat dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus dikendalikan. Dalam hal ini, penulis menganalisa beberapa isu yang terjadi di laboratorium BKMM Cikampek, dan mengangkat satu isu mengenai belum optimalnya alur pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek untuk dijadikan aktualisasi. Alasan penulis mengangkat isu tersebut karena agar pemanfaatan teknologi yang sudah ada tidak sia-sia dan alur pemeriksaan yang tidak optimal juga dapat menyebabkan ketidakakuratan hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mempengaruhi kesalahan diagnosa ataupun pemberian obat. Oleh karena itu, penulis diharapkan mampu memecahkan isu yang terjadi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Judul yang penulis angkat untuk memecahkan isu tersebut adalah “Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mata Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek”. Dengan dilakukannya kegiatan tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan menghindari tertukarnya pasien yang berakibat fatal untuk tindakan selanjutnya.
1.2 Tujuan
1. Mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN yang mencakup BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) di lingkungan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek.
2. Mampu memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas kepadamasyarakat sesuai dengan peran dan fungsi ASN.
3. Mampu menganalisis masalah/isu yang terjadi pada lingkungan kerja serta
11
menghasilkan karya yang inovatif sesuai dengan nilai-nilai Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek untuk memecahkan masalah/isu yang sedang terjadi.
4. Menerapkan nilai WholeofGovernancedengan melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan beberapa profesi yang terkait rancangan aktualisasiseperti Dokter Spesialis Mata dan Kemitraan.
5. Menjalankan tugas, peran, fungsi dan kedudukan ASN sesuai dengan Undang-undang ASN yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai dasar PNS di Instansi tempat bekerja dan menjadikan pribadi yang akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta dapat membangun habituasi yang baik sehingga mendorong PNS untuk bekerja secara profesional.
2. Bagi Instansi Kerja
Membangun budaya kerja yang kondusif dengan penerapan nilai-nilaiBerAKHLAK, serta menciptakan inovasi bagi peningkatan pelayanan masyarakat sejalan dengan visi dan misi instansi dalam memberikanpelayanan mata yang berkualitas internasional.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik secara komperhensif dari pemberi pelayanan yang akuntabel sehingga terbentuk kualitas mutu yang tinggi dan kepuasan sesuai dengan harapan konsumen.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN (BerAKHLAK), yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
2. Waktu pelaksanaan aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli 2022
sampai dengan 16 Agustus 2022 di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek.
3. Permasalahan yang diangkat dari alur pelayanan pemeriksaan laboratorium
meliputi proses rujukan pasien dari poliklinik mata ke laboratorium (pra analitik)
dan proses input hasil pemeriksaan laboratorium ke SIMRS (pasca analitik)
12
berbasis onlinedi BKMM Cikampek.
4. Output yang diharapkan dari rancangan aktualisasi ini yaitu penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan aktualisasi.
13
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1Profil Instansi
1. Sejarah Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek didirikan pada tahun 1957 dan mulai dipergunakan pada tahun 1958 dengan nama Balai Pengobatan Mata (BP Mata) dalam upaya pemberantasan penyakittrachoma, yang operasionalnya dilaksanakan oleh beberapa orang tenaga dan dikepalai oleh seorang dokter umum dari Dinas Kesehatan Karawang. Pada tahun 1973 masuk seorang dokter ahli mata sebagai dokter tamu yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Karawang. Pada tahun 1982 ditunjuk dokter ahli mata yang
menetap dari KanWil DepKes RI Provinsi Jawa Barat. Secara bertahap mulai mengembangkan tindakan operasi danmenerima rujukan dari beberapa puskesmas kecamatan, sehingga dari tahun ke tahun kunjungan semakin meningkat.
Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek adalah unit pelaksana teknis di lingkungan DepKes RI yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Diresmikan pada tanggal 8 Januari 1992 dengan SK, MenKesRI No.350.a/MenKes/SK/VI/1991 tertanggal 20 Juni 1991 atas dasarpersetujuan
Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara dengan surat No. B.372/I/1991 tanggal 2 Mei 1991 dan diperbaharui oleh Permenkes No.1652/MENKES/PER/XII/2005 tertanggal 16
Desember 2005 atas dasar 5 persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam suratNo. B/1999/M.PAN/10/2005 tertanggal 24 Oktober 2005.
BKMM Cikampek mempunyai provinsi binaan di wilayah Indonesiabarat dan diharapkan menjadi “Center of Excellence” dalam pelayanan kesehatan mata.
2. Visi dan Misi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
a. Visi “Menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri melalui program pelayanan kesehatan mata”
b. Misi
1) Meningkatkan derajat kesehatan indera pengelihatan melalui pelayanan kesehatan mata yang prima, merata dan terjangkau
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam kesehatan indera pengelihatan melalui promosi kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
3) Menjadikan pusat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu
14
pengetahuan dan teknologi kesehatan indera penglihatan masyarakat.
4) Menciptakan tata kelola administrasi yang transparan, mandiri, akuntabel, responsibel dan wajar dengan berbasis Teknologi Informatik.
c. Nilai
Adapun tata nilai yang berlaku di BKMM Cikampek adalah“TERPIKAT” :
1) Terdepan dalam pelayanan
2) Profesional
3) Komitmen
4) Aman
5) Nyaman
6) Terpercaya
d. Motto/Branding Nyaman, Terjangkau, Berkualitas.
e. Tugas Pokok Permenkes No. 1652/Menkes/Per/XXII/2015
1) Memberikan pelayanan
2) Pendidikan dan pelatihan teknis
3) Penelitian dan pengembangan
4) Peningkatan kemitraan di bidang kesehatan mata masyarakat
3. Tujuan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Tersusunnya landasan pemikiran sebagai dasar untuk penataan dan pembentukan Balai Kesehatan Indera Masyarakat Cikampek di Cikampek, yang mempunyai tugas pokok untuk meningkatkan derajat kesehatan indera masyarakat jawa Barat dan sebagai pusat rujukan masalah kesehatan indera di wilayah Indonesia bagian Barat, melalui penyediaan pelayanan kesehatan indera dalam bentuk pelayanan kesehatan spesialistik Kesehatan Mata dan THT.
4. Strategi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
a. Meningkatkan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan intansi terkait dalam membentuk Forum Kordinasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.
b. Meningkatkan advokasi di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan sektor dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.
15
d. Menggalang kemitraan dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan dengan instansi terkait.
e. Menggalang kemitraan dengan LSM dalam dan luar negeri.
f. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang terlibat dalam upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.
5. Struktur organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BKMM Cikampek
6. Kegiatan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Sesuai dengan SK Menkes no.1982/Menkes/SK/XII/2010 tentangSPM BKMM
a. Pelayanan kesehatan mata dalam gedung
b. Pelayanan Kesehatan mata luar gedung
c. Meningkatkan SDM tenaga kesehatan
d. Meningkatkan kegiatan kemitraan
e. Penelitian dan pengembangan
2.2 Profil Peserta
1. Identitas Peserta
Nama : Munajat Elhaz Amrullah, A.Md.Kes
NIP : 200006122022031001
Pangkat/golongan : Pengatur – II/C
Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
Unit Kerja : Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
2. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan berdasarkan SKP
1) Menyusun rencana kegiatan
16
2) Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pengambilan spesimen/sampel di laboratorium
3) Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara sederhana
4) Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen / sampel secara sederhana
5) Melakukan pemeriksaan secara reaksi/setara
6) Mempersiapkan pasien secara sederhana
7) Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pengambilan spesimen/sampel di lapangan
8) Menerima spesimen/sampel
9) Mengambil spesimen/sampel dengan tindakan sederhana
10) Mengambil spesimen/sampel di lapangan secara sederhana
11) Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara sederhana
12) Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara khusus
13) Membuat sediaan
14) Mempersiapkan spesimen/sampel secara sederhana
15) Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen / sampel secara khusus
16) Melakukan pemeriksaan secara makroskopik atau organoleptik
17) Melakukan pemeriksaan secara elektrometik
18) Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara mikroskopik
19) Melakukan pemeriksaan dengan metode cepat
20) Menghitung hasil pemeriksaan manual
21) Melakukan pemeriksaan EIA/setara
22) Melakukan pemeriksaan di lapangan secara sederhana
23) Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum
24) Memasang peralatan untuk pemantauan kualitas lingkungan di lapangan
25) Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara khusus
26) Mempersiapkan spesimen/sampel secara khusus
27) Membuat laporan hasil pemeriksaan umum
28) Memelihara peralatan laboratorium
29) Melakukan sterilisasi dan desinfeksi
30) Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pembuatan media/ reagen/ bahan biologis
31) Melakukan perbaikan peralatan laboratorium sederhana
17
32) Memusnahkan sisa spesimen/sampel dan bahan penunjang
33) Menguji mutu bahan penunjang secara sederhana
34) Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan dan kondisi peralatan dan atau bahan penunjang
35) Menguji alat secara sederhana
36) Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta
37) Menjadi anggota organisasi profesi sebagai anggota
2.3Role Model
1. Profil Ridwan Kamil
Dr. (H.C.) H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. (lahir 4 Oktober 1971), dikenal dengan sapaan Kang Emil adalah seorang arsitek dan politisi Indonesia. Saat ini, dia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat sejak 2018. Ia terpilih bersama Uu Ruzhanul Ulum pada Pilgub Jabar. Sebelumnya, Ridwan menduduki posisi Wali Kota Bandung.
Lahir di Bandung, Ridwan Kamil adalah anak kedua dari seorang akademisi di Universitas Padjadjaran, yakni Atje Misbach Muhjiddin. Ia menjalani sekolah di SMP Negeri 2 Bandung antara tahun 1984 1987 dan SMA Negeri 3 Bandung antara tahun 1987 1990. Ridwan Kamil kemudian melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung dan lulus pada tahun 1995 dengan gelar Sarjana Teknik di bidang arsitektur. Kemudian, ia melanjutkan studinya di Universitas California, Berkeley selama dua tahun hingga memperoleh gelar MasterofUrbanDesign.
Beliau memasuki dunia politik pada 2013 dengan mengajukan diri sebagai Calon Wali Kota Bandung. Ia pun diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera. Bersama dengan Oded Muhammad Danial, mereka memenangkan Pilkada Bandung dengan memperoleh 45,24% suara. Beliau berhasil mengembangkan Kota Bandung menjadi Kota kreatif dan inovatif. Prestasinya menjadi Wali Kota menghantarkan beliau menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2018 – 2023. Salah satu prestasi beliau adalahInternationalYoungDesignEntrepreneurOfTheYear fromBritishCouncilIndonesia.
2.
Bapak Ridwan Kamil merupakan salah satu tokoh Indonesia inspiratif yang menurut saya mencerminkan nilai – nilai BerAKHLAK.
18
Nilai – nilai BerAKHLAK yang dimiliki oleh Ridwan Kamil
a. Berorientasi Pelayanan
Sikap berorientasi pelayanan terlihat dari aktivitas beliau yang terjun langsung ke masyarakat serta mengayomi dan mampu menjawab keluhan masyarakat dengan mengeluarkan terobosan Jabar Quick Respons. Hal tersebut tentunya memudahkan masyarakat melakukan pengaduan bagi permasalahan yang bersifat kemanusiaan dan darurat.
b. Akuntabel
Pada tahun 2021 di bawah pemerintahan Ridwan Kamil sebagai Gubernur
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan hasil pemeriksaan dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2020 berupa Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang merupakan pencapaian Opini WTP ke-10 yang diperoleh Pemprov Jabar.
c. Kompeten
Mampu terpilihnya Ridwan Kamil dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat pada tahun 2018 menunjukkan keyakinan masyarakat akan nilai kompeten yang dimiliki oleh Ridwan Kamil sebagai pemimpin yang mana sebelumnya ditunjukkan selama beliau menjabat sebagai Wali Kota Bandung, seperti diperolehnya nilai A untuk prestasi kinerja birokrasi Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2018.
d. Harmonis
Saling menjaga satu sama lain, saling peduli dan menghargai perbedaan apapun latar belakang suku, golongan, agama dan ras. Bapak Ridwan Kamil melalui Bank BJB menggagas kredit tanpa bunga dan agunan untuk warga miskin melalui rumah ibadah, tidak hanya di masjid saja, tetapi juga di gereja, pura, vihara ataupun kelenteng.
e. Loyal
Loyal dalam core value ASN dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Salah satu panduan perilaku loyal adalah memegang teguh ideologi Pancasila. Untuk menanamkan nilai – nilai
Pancasila sejak dini, Bapak Ridwan Kamil bersama Pemprov Jabar mengenalkan permainan anak Pancamain, yang terdiri dari Pancagasing, Papancakan, Bola Lima, Balap Jajar, dan Catur Teuku Umar. Permainan yang interaktif dan menyenangkan dinilai efektif meningkatkan minat anak dalam mempelajari nilai – nilai Pancasila.
f. Adaptif
Adaptif merupakan kualitas dimana seseorang dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan dan terus berinovasi, Bapak Ridwan Kamil
19
mengimplementasikan nilai ini dengan kerap memperkenalkan pemanfaatan teknologi yang mampu meningkatkan hasil produksi masyarakat di berbagai bidang seperti, FishFinderyang membantu memudahkan nelayan untuk mencari ikan, InternetOf Things yaitu pemberian pakan ikan lele lewat sistem digital yang dikendalikan Smartphone, Apartemen Ayam dimana makanan, minuman dan kotoran akan dikendalikan secara digital melalui Smartphone.
g. Kolaboratif
Berkolaborasi dan membangun kerja sama yang sinergis tidak hanya dilakukan dengan sesama masyarakat Indonesia saja, tetapi juga dengan masyarakat luar negeri. Bapak Ridwan Kamil bersama Pemprov Jabar menggandeng Kedutaan Inggris dan British Council mengadakan program English For Ulama untuk menyiapkan Ulama Jawa Barat agar mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris untuk memperkenalkan Islam dan Indonesia kepada masyarakat luar negeri.
Setelah mengulas penerapan nilai – nilai BerAKHLAK pada Ridwan Kamil, kita sebagai ASN hendaknya meneladani nilai – nilai tersebut dan menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan kebijakan dan melakukan pelayanan publik.
2.4 Nilai – nilai Dasar ASN BerAKHLAK
1. Berorientasi Pelayanan
a. Pengertian Pelayanan Publik
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Agus Dwiyanto menawarkan alternatif definisi pelayanan publik sebagai semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen dunia internasional. Dalam penjelasan lebih lanjut, Dwiyanto mengatakan bahwa dari segi mekanisme penyediaannya, pelayanan publik tersebut
20
tidak harus dilakukan oleh pemerintah sendiri, akan tetapi dapat dilakukan oleh sektor swasta (mekanisme pasar).
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
b. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
a) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
c) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai dengan cepat dan tepat waktu;
21
solutif ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan yang diberikan.
3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
b) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. Dalam perkembangannya budaya pelayanan harus dipandang sebagai sebuah proses belajar yang menghasilkan bentuk baru serta pengetahuan dan kepandaian yang baru. Sebagai sebuah proses belajar budaya pelayanan harus dapat melakukan perubahan kebiasaan, perubahan nilai, dan perubahan pola pikir atau paradigma pelayanan.
2. Akuntabel
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
22
disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
b. Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan
1) Transparansi dan Akses Informasi
Keterbukaan informasi telah dijadikan standar normatif untuk mengukur legitimasi sebuah pemerintahan. Dalam payung besar demokrasi, pemerintah senantiasa harus terbuka kepada rakyatnya sebagai bentuk legitimasi (secara substantif). Partisipasi ini dapat berupa pemberian dukungan atau penolakan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah ataupun evaluasi terhadap suatu kebijakan.
2) Praktek Kecurangan dan Perilaku Korup
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokratuntuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
3) Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
Untuk kelancaran aktivitas pekerjaan, hampir semua instansi pemerintah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti telepon, komputer, internet dan sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan semua instansi pemerintah memiliki aset-aset lain, seperti rumah dinas, mobil dan kendaraan dinas lainnya. Kesemuanya itu dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam melayani publik. Oleh karena itu disebut sebagai fasilitas publik. Fasilitas publik dilarang pengunaannya untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh motor atau mobil dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai aturan dan prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi.
4) Penyimpanan dan Penggunaan dan Informasi Pemerintah proses suatu organisasi akuntabel karena adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh
23
masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah lainnya.
Informasi ini dapat berupa data maupun penyampaian/penjelasan terhadap apa yang sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang akan dilakukan. Jadi, akuntabilitas dalam hal ini adalah bagaimana pemerintah atau aparatur dapat menjelaskan semua aktifitasnya dengan memberikan data dan informasi yang akurat terhadap apa yang telah mereka laksanakan, sedang laksanakan dan akan dilaksanakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah akses dan distribusi dari data dan informasi yang telah dikumpulkan tersebut, sehingga pengguna/stakeholders mudah untuk mendapatkan informasi tersebut.
3. Kompeten
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
b. Perilaku Kompeten
1) Berkinerja yang BerAkhlak:
Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2) Meningkatkan kompetensi diri:
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan.
24
Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori net-centric, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis onlinenetwork
Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
3) Membantu Orang Lain Belajar:
Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (KnowledgeFairsandOpen Forums).
Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (KnowledgeRepositories).
Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expertnetwork), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessonslearned).
4) Melakukan kerja terbaik:
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
25
4. Harmonis
a. Pengertian Harmonis
Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai havingapleasingmixtureofnotes.Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi. Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti pengretian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan. Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
b. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
1) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
2) PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen
26
pegawai, penyusunan program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.
3) PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
4) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
5) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker). Oleh sebab itu , setiap ucapan dan tindakannya senantiasa menjadi ikutan dan teladan warganya. Dia tidak boleh melakukan tindakan, ucapan, perilaku yang bertentangan dengan norma norma sosial dan susila, bertentangan dengan agama dan nilai local yang berkembang di masyarakat.
5. Loyal
a. Pengertian Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Perancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Panduan Perilaku Loyal
1) Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar sebagaimana termuat pada Pasal 4 UU ASN. Beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN
yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang pertama ini diantaranya:
Memegang teguh ideologi Pancasila;
Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
27
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; dan
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
2) Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya:
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.
3) Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara Sementara itu, Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang ketiga ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
6. Adaptif
a. Pengertian Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan
28
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual.
Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi tuntutan perubahan. Di dunia usaha hal ini lebih mudah dimengerti ketika terjadi perubahan pada selera pasar akan memaksa pelaku usaha untuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pasar.
b. Panduan Perilaku Adaptif
Selain berlaku pada lembaga/organisasi, perilaku adaptif juga berlaku dan dituntut terjadi pada individu. Individu atau sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja ataupun industri yang juga semakin kompetitif. Karenanya, memiliki softskilldan kualifikasi mumpuni pada spesifikasi bidang tertentu, serta mampu mentransformasikan teknologi menjadi produk nyata dengan nilai ekonomi tinggi menjadi syarat SDM unggul tersebut.
Terkait amanat UU 5/2014 bahwa UU ASN bisa terlaksana dengan baik, asal ada upaya penyempurnaan sistem pelayanan oleh para abdi negara. Tidak hanya menjadikan ASN sebagai pelayan masyarakat melalui penerapan e-Government saja, tetapi sekaligus menggerakkan ruhnya sebagai penyelenggara pemerintahan. Jadi, agar dapat memberikan pelayanan pemerintahan yang excellent, maka semua PNS harus selalu bersikap adaptif terhadap perkembangan IT, sehingga dalam kinerjanya dapat memaksimalkan pemanfaatan pesatnya teknologi informasi untuk menuju reformasi birokrasi.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai keadaan. Contonya, di masa pandemi Covid19 saat ini, ASN sejatinya tampil di depan dalam hal pelayanan masyarakat, terutama ASN yang berada pada garda terdepan pelayanan publik seperti tenaga kesehatan (nakes).
7. Kolaboratif
a. Pengertian Kolaborasi
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah nilai yang dihasilkan dari aliansi antara dua atau lebih perusahaan bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas
29
bersama. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah proses meskipun pihak-pihak dengan keahlian yang berbeda, yang melihat aspek yang berbeda dari masalah, secara konstruktif dapat mengeksplorasi perbedaan dan menemukan solusi baru untuk masalah yang akan terjadi lebih sulit untuk dipecahkan tanpa perspektif orang lain
Selain diskursus tentang definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu collaborative governance. Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”.
b. Panduan Perilaku Kolaboratif
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki collaborativecultureindikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
7) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.
Ansen dan gash mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
30
1) Trustbuilding: membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguhsungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownershipdalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5) Menetapkan outcomeantara.
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan.
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Semua ASN Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
31
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Isu
1. Isu Ke-1 : Belum optimalnya tata cara pemanggilan pasien di Laboratorium
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
a. Kondisi Saat Ini
Masih terdapat pelaksanaan pemanggilan pasien hanya menyebutkan nama saja sehingga pasien tertukar, dikarenakan pemanggilannya manual dan tidak ada standar operasional prosedur.
b. Dampak Jika Tidak Diselesaikan
Salah identitas pasien menyebabkan kesalahan pelaporan hasil laboratorium, kemudian dapat berakibat pada salah diagnosis dan tidak tepatnya tata laksana serta terapi pasien
2. Isu Ke-2 : Belum optimalnya pengolahan data hasil laboratorium yang menyebabkan kesalahan pelaporan dan penginputan hasil pemeriksaan ke aplikasi SIMRS di Laborartorium Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
a. Kondisi Saat Ini
Penggunaan alat-alat laboratorium manual dan tes cepat yang belum terintegrasi langsung dengan Sistem Informasi Laboratorium dan/atau SIMRS menyebabkan masih terjadinya kesalahan penginputan hasil laboratorium
b. Dampak Jika Tidak Diselesaikan
Kesalahan input hasil menyebabkan hasil pemeriksaan tidak akurat yang kemudian dapat berakibat pada salah diagnosis dan tidak tepatnya tata laksana serta terapi pasien
3. Isu Ke-3 : Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek
a. Kondisi Saat Ini
Sistem informasi yang mendukung proses pelayanan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek sudah ditunjang dengan aplikasi SIMRS (digital). Namun dalam masa transisi dari sistem manual ke sistem informasi digital ini, penggunaan dan pelaksanaannya belum optimal karena masih terdapat proses seperti rujukan & pelaporan hasil secara manual, penulisan TAT manual, dan keterlambatan input hasil laboratorium ke SIMRS. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena belum
32
adanya SOP yang menjadi pedoman dalam melaksanakan alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online Ruang lingkup alur pelayanan pemeriksaan laboratorium meliputi proses pra analitik, analitik dan pasca analitik. Namun permasalahan yang menjadi konsen dalam isu ini hanya meliputi proses rujukan dari poliklinik mata ke laboratorium dan proses input hasil laboratorium ke SIMRS. Proses pemanggilan pasien merupakan bagian dari tahap pra analitik tetapi dipisahkan karena masuk ke dalam isu ke -1.
b. Dampak Jika Tidak Diselesaikan
Alur pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemanfaatan sarana teknologi yang tidak optimal dapat menyebabkan kesalahan non teknis (pra analitik dan pasca analitik) sehingga mempengaruhi kualitas hasil laboratorium dan efektifitas sumber daya.
3.2 Penetapan Core Isu
Dari isu tersebut selanjutnya dilakukan teknik tapisan penyelesaian isu dan analisa penetapan prioritas isu untuk menentukan isu mana yang harus segera diselesaikan dengan menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, Layak) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) yang disesuaikan dengan Sasaran Kinerja Pegawai, dengan indikator skor :
5
1
Perumusan dan penetapan CoreIssuemelalui analisis APKL, sebagai berikut:
Tabel
Cikampek.
5
5 4 3 17 2
33
Skala Indikator
Tabel 3. 1 Skala Skor
Sangat Besar
Besar
Sedang
Kecil
4
3
2
Sangat Kecil
No ISU A P K L JUMLAH PRORITAS
3. 2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
Masyarakat
1 Belum optimalnya tata cara pemanggilan pasien di Laboratorium Balai Kesehatan Mata 3 5 3 16 3
2 Belum optimalnya pengolahan data hasil laboratorium yang menyebabkan kesalahan 5
pelaporan dan penginputan hasil
pemeriksaan ke aplikasi SIMRS di Laborartorium Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek
3 Belum optimalnya alur pelayanan
pemeriksaan laboratorium berbasis online
(SIMRS) di BKMM Cikampek
Keterangan :
5 5 4 4 18 1
A (Aktual) : Isu yang sedang hangat dibicarakan atau isu terkini
K (Kekhalayakan) : Berdampak pada banyak orang
P (Problematik) : Memiliki potensi menjadi masalah yang kompleks
L (Kelayakan) : Isu masuk akal, realistis, logis dan dapat diselesaikan sesuai tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab.
Perumusan dan penetapan CoreIssuemelalui analisis USG, sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG
1 Belum optimalnya tata cara pemanggilan pasien di Laboratorium Balai Kesehatan
2 Belum optimalnya pengolahan data hasil laboratorium yang menyebabkan kesalahan
pelaporan dan penginputan hasil pemeriksaan ke aplikasi SIMRS di Laborartorium Balai Kesehatan Mata
3 Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online
di BKMM Cikampek
Keterangan :
4 4 4 12 1
Urgency : Seberapa mendesak dikaitkan dengan waktu yang tersedia
Seriousness : Apabila masalah tidak ditangani maka akan timbul masalah lain yang lebih besar
Growth : Apabila masalah dibiarkan maka masalah akan memburuk
34
No Isu Kriteria Total Ranking U S G
Mata Masyarakat
4 4 3 11 2
Cikampek
Masyarakat Cikampek 4 4 3 11 3
(SIMRS)
Berdasarkan deskripsi isu dan analisis APKL dan USG diatas, dapat diketahui bahwa isu ke-1 dan ke-3 menjadi isu yang hampir sama pentingnya yang mana dapat dilihat dari skor analisis APKL dan USG yang beda tipis, akan tetapi pada isu ke-1 memiliki aspek L (keLayakan) yang lebih rendah dibandingkan dengan isu ke-3, hal tersebut disebabkan karena isu ke-1 kurang masuk akal dan realistis untuk dapat diselesaikan sesuai tugas dan wewenang peserta, karena salah satu penyelesaiannya membutuhkan pengadaan display untuk membantu proses pemanggilan pasien dimana hal tersebut memiliki costyang relatif mahal dan perlu proses yang panjang untuk pengadaannya. Maka dari itu, isu yang dipilih adalah sebagai berikut : “Alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek”, dengan rumusan isu : “Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek”.
3.3 Analisis Faktor Penyebab CoreIsu
1. Diagram Fishbone
Surroundings Systems
Permintaan dokter Terjadinya peningkatan jumlah pasien laboratorium
Kurangnya SDM di laboratorium
Beban kerja tumpang tindih
Belum tersedia SOP dan diagram alur
Petugas kurang mengerti pengoperasian aplikasi SIMRS
Kurangnya kepatuhan petugas
Supplies Skills
Gambar 3. 1 Diagram Fishbone
Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek
35
Berdasarkan analisis Diagram Fishbone tersebut maka penyebab belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek adalah sebagai berikut :
a. Surroundings
1) Permintaan dokter
2) Terjadinya peningkatan jumlah pasien laboratorium
b. Systems
1) Beban kerja tumpang tindih
2) Belum tersedia SOP dan diagram alur
c. Supplies
1) Kurangnya SDM di laboratorium
d. Skills
1) Petugas kurang mengerti pengoperasian SIMRS
2) Kurangnya kepatuhan petugas
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut di atas, dengan merujuk pada penyebabnya adalah ”Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
Berbasis Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mata
Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek”. Gagasan tersebut terkait dengan
nilai – nilai dasar ASN (BerAKHLAK), dan menunjang visi misi organisasi serta penguatan nilai organisasi tempat unit bekerja. Berikut rancangan kegiatan yang dibuat untuk pemecahan isu terpilih :
1. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
2. Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan
3. Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online kepada rekan kerja
4. Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online
5. Melakukan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan
6. Membuat laporan mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan
36
3.5
Unit kerja : Laboratorium Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
Isu yang diangkat : Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu
Pelayanan Kesehatan Mata Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
1 Melakukan konsultasi kepada ketua tim
penunjang kesehatan
selaku mentor
mengenai rancangan aktualisasi yang akan
dilakukan
1.Melakukan pertemuan dengan ketua tim
penunjang kesehatan
2.Mengutarakan maksud dan tujuan dengan sopan dan santun
3.Meminta saran sekaligus persetujuan dari ketua tim penunjang kesehatan
1. Terlaksana pertemuan dengan ketua tim penunjang kesehatan
2. Maksud dan tujuan tersampaikan
3. Mendapatkan arahan dan persetujuan
Akuntabel
Jujur dan transparan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan
Harmonis
Menyampaikan rencana
kegiatan dengan hormat, sopan dan komunikatif Kolaboratif
Meminta koreksi dan saran
dari atasan
Dengan mendapat arahan dan persetujuan Ketua tim penunjang kesehatan
terkait maksud dan tujuan kegiatan aktualisasi ini mendukung misi BKMM
Cikampek yaitu
Menciptakan tata kelola administrasi yang transparan, mandiri, akuntabel, responsibel dan wajar dengan
berbasis Teknologi
Informatik. Juga sesuai
dengan misi Menjadikan pusat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
indera penglihatan
masyarakat
Sesuai dengan nilai profesional, aman dan terpercaya
37
Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. 4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
Terjadi perdebatan dan kemungkinan konflik dengan mentor jika dalam proses penentuan isu tidak menerapkan nilai-nilai dasar asn dan kedudukan peran asn dalam NKRI
2 Membuat SOP dan
diagram alur
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium berbasis online dan ditanda
tangani pimpinan
1.Mengumpulkan bahan
untuk menyusun draft
SOP dan diagram alur
pelayanan
2.Menyusun draft SOP dan diagram alur pelayanan
3.Melakukan konsultasi
dengan petugas lainnya
mengenai SOP dan
diagram alur pelayanan
yang telah dibuat
4.Melakukan finalisasi dan
meminta persetujuan
kepala BKMM Cikampek
1.Didapatkannya bahan
untuk menyusun SOP
dan diagram
2.Tersusunnya draft
SOP dan diagram
3.Saran dan revisi dari
petugas lain
4.Persetujuan kepala
BKMM Cikampek
dengan
ditandatanganinya
surat pedoman
Berorientasi pelayanan
Membuat SOP adalah
solusi dari permasalahan
dalam pelayanan
laboratorium
Adaptif
Membuat SOP juga
merupakan upaya
membuat sesuatu yang
baru
Kolaboratif
Melakukan konsultasi
mengenai surat pedoman
kepada petugas lab lain
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
Dengan Membuat SOP dan diagram alur pelayanan
pemeriksaan laboratorium
berbasis online, maka hal
ini sesuai dengan misi
organisasi yaitu
Meningkatkan derajat
kesehatan indera
pengelihatan melalui
pelayanan kesehatan
mata yang prima, merata dan terjangkau
Kegiatan membuat
surat pedoman ini
menguatkan nilai
BKMM Cikampek yaitu
terdepan dalam
pelayanan dan profesional dalam
melakukan persiapan
pemeriksaan dan dapat menjadikan
organisasi yang
berkinerja tinggi
dalam memberikan
pelayanan
SOP dan diagram alur pelayanan tidak sesuai dengan nilai-nilai pelayanan publik dan dapat menimbulkan konflik dengan atasan dan teman sejawat
3 Melakukan sosialisasi
tentang alur
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium berbasis
online kepada rekan
kerja terkait
1.Melaksanakan sosialisasi rancangan aktualisasi dan SOP dengan rekan kerja terkait
2.Mencatat hasil sosialisasi
1.Terjadinya sosialisasi dan pemahaman yang
sama antar rekan
kerja terkait
2.Catatan/notulen
mengenai hasil sosialisasi
Kompeten
Saling membantu dalam
mempelajari sesuatu
Harmonis
Menyamakan pemahaman
agar proses pekerjaan
kondusif
Kolaboratif
Sosialisasi dan saling tukar
pikiran antar rekan kerja
adalah bentuk kerja sama
Dengan melakukan sosialisasi rencana
perubahan kepada rekan
kerja terkait, maka hal ini
sesuai dengan misi
organisasi yaitu
Meningkatkan derajat
kesehatan indera
pengelihatan melalui
pelayanan kesehatan
mata yang prima, merata dan terjangkau
dan juga turut mendukung
misi Meningkatkan
kemandirian
masyarakat dalam
kesehatan indera
Sesuai dengan nilai
Terdepan dalam
pelayanan, Profesional dan Nyaman
38
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
Proses sosialisasi tidak bisa dilakukan dan mungkin dapat menimbulkan konflik dengan sejawat
4 Melakukan proses alur pelayanan
pemeriksaan laboratorium berbasis online
1.Memastikan data pasien sudah dirujuk dari poli mata melalui SIMRS
2.Memanggil pasien dengan jelas sesuai data identitas di status pasien dan SIMRS
3.Mengucap salam dan meminta pasien menyebutkan ulang identitasnya
4.Mencocokkan dengan data di SIMRS dan status pasien
5.Melakukan tindakan medis
6.Mencatat identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien dalam logbook
7.Menginput hasil pemeriksaan lab ke SIMRS
1.Informasi mengenai data pasien yang sudah dirujuk
2.Terpanggilnya pasien dan masuk ke laboratorium
3.Terjalinnya komunikasi dan informasi mengenai identitas pasien
4.Identitas pasien yang benar dan lengkap
5.Terlaksananya tindakan medis dengan identitas yang benar
6.Tercatatnya identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien di logbook
7.Terinputnya hasil pemeriksaan lab di SIMRS
Berorientasi pelayanan
Melakukan tindakan
pelayanan kesehatan
adalah upaya memenuhi
kebutuhan masyarakat
Akuntabel
Bertanggung jawab terhadap penggunaan
BMN secara efektif
Kompeten
Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
Harmonis
Tidak membeda-bedakan
pasien
Loyal
Melaksanakan tugas
sesuai SOP dan peraturan
yang berlaku serta
Menjaga rahasia pasien
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
Berpengaruh kepada hasil dan akan mengurangi nilai kepuasan terhadap pelayanan publik
5 Melakukan evaluasi
mengenai kegiatan
yang telah dilakukan
1.Mengumpulkan bahan evaluasi
1.Terkumpulnya bahan evaluasi
2.Terlaksananya
evaluasi dari kegiatan
pengelihatan melalui promosi kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
Dengan melakukan proses
alur pelayanan
pemeriksaan laboratorium
berbasis online dapat
mendukung misi organisasi
yaitu Meningkatkan
derajat kesehatan
indera pengelihatan
melalui pelayanan
kesehatan mata yang
prima, merata dan terjangkau
Sesuai dengan nilai
Terdepan dalam
pelayanan, Komitmen, Aman dan Terpercaya
Berorientasi Pelayanan
Berusaha melakukan
perbaikan pelayanan tiada
henti
Melakukan evaluasi
bertujuan untuk meninjau
kembali hasil kegiatan
yang juga dapat
Sesuai dengan nilai
Profesional dan Aman
39
2.Melakukan evaluasi
dengan rekan kerja di laboratorium
yang telah dilakukan yang meliputi
kelebihan dan hambatan sebagai
saran kegiatan
selanjutnya
Kompeten
Evaluasi termasuk upaya
meningkatkan kompetensi
Adaptif
Kegiatan evaluasi juga
merupakan proses
penyesuaian diri/keadaan
terhadap permasalahan
baru
Kolaboratif
Kerja sama dengan rekan
kerja
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
Data dan eviden yang tersedia diragukan kredibilitasnya dan tidak dapat dipercaya sebagai bukti
6 Membuat laporan
mengenai hasil
kegiatan yang telah
dilakukan
1.Mengumpulkan bahan
laporan
2.Menyusun laporan
3.Mengkonsultasikan
laporan kepada ketua tim penunjang kesehatan
4.Melaporkan kepada kepala
Balai
1.Terkumpulnya bahan untuk menyusun laporan
2.Laporan hasil kegiatan
3.Adanya saran dan revisi dari ketua tim penunjang kesehatan terkait laporan hasil kegiatan
4.Adanya persetujuan mengenai laporan hasil kegiatan
Akuntabel
Melakukan pelaporan
kegiatan dengan jujur dan bertanggung jawab
Harmonis
Melakukan pelaporan
kepada kepala Balai
dengan sopan dan komunikatif
Kolaboratif
Melakukan konsultasi
terkait laporan dengan
rekan kerja
mendukung misi
Meningkatkan derajat
kesehatan indera
pengelihatan melalui
pelayanan kesehatan
mata yang prima, merata dan terjangkau
Dengan melakukan
pelaporan kegiatan kepada
pihak terkait, hal ini sesuai
dengan misi organisasi
yaitu Menciptakan tata
kelola administrasi
yang transparan, mandiri, akuntabel, responsibel dan wajar
dengan berbasis
Teknologi Informatik
Sesuai dengan nilai Profesional, Nyaman dan Terpercaya
Laporan
40
Analisa dampak jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan
aktualisasi tidak dapat dipertanggungjawabkan
3.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValueASN (BerAKHLAK)
3.7
1. Kegiatan Ke-1 konsultasi kepada mentor
2. Kegiatan Ke-2 membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan lab
3. Kegiatan Ke-3 sosialisasi kepada rekan kerja
4. Kegiatan Ke-4 melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan lab
5. Kegiatan Ke-5 evaluasi kegiatan
6. Kegiatan Ke-6 penyusunan laporan aktualisasi
41
Tabel 3. 5 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi
Tabel 3. 6 Rencana
Kegiatan Aktualisasi No Mata Pelatihan Kegiatan (Ke-) Jumlah Aktualisasi per MP 1 2 3 4 5 6 1. Berorientasi Pelayanan 1 1 2 1 1 0 6 2. Akuntabel 1 0 0 1 0 1 3 3. Kompeten 0 1 1 1 1 0 4 4. Harmonis 1 1 1 1 0 1 5 5. Loyal 0 0 0 1 0 0 1 5. Adaptif 0 1 0 0 1 0 2 6. Kolaboratif 1 1 1 0 1 1 5 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 4 5 5 5 4 3 No Kegiatan JULI AGUSTUS I II III IV I II III
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Jadwal
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
4. 1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
Hasil kegiatan aktualisasi dicapai berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK. Dalam melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan, peran mentor merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan dari tanggal 6 Juli – 16 Agustus 2022 dengan jumlah kegiatan sebanyak enam (6) kegiatan. Kegiatan ini dimulai dari membuat rancangan aktualisasi yang kemudian diterapkan pada saat offcampus.Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang sebelumnya merupakan sebuah gagasan pemecahan isu. Isu yang dipilih adalah “Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek.” Dari isu inilah, maka gagasan pemecahan isunya adalah “Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu
Pelayanan Kesehatan Mata Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek.” Kegiatan ini diterapkan dalam proses pelayanan laboratorium di BKMM Cikampek.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan di BKMM Cikampek merupakan rancangan yang telah dirumuskan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
2. Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan
3. Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online kepada rekan kerja
4. Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online
5. Melakukan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan
6. Membuat laporan mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan
1 Melakukan konsultasi kepada atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
3
42
No Nama Kegiatan Jumlah Tahapan Keterangan
Tabel 4. 1 Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi
Terlaksana
4.
No Kegiatan JULI AGUSTUS I II III IV I II III
1. Kegiatan Ke-1 konsultasi kepada mentor
2. Kegiatan Ke-2 membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan lab
3 Kegiatan Ke-3 sosialisasi kepada rekan kerja
4 Kegiatan Ke-4 melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan lab
5 Kegiatan Ke-5 evaluasi kegiatan
6 Kegiatan Ke-6 penyusunan laporan aktualisasi
4.
Kegiatan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan dalam off campus. Berikut adalah kegiatan yang telah dilaksanaan selama kegiatan aktualisasi:
1. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung (mentor) mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
Tahapan kegiatan :
1) Melakukan pertemuan dengan kepala bagian penunjang kesehatan (mentor)
2) Mengutarakan maksud dan tujuan dengan sopan dan santun
43
diagram
pelayanan
laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan 4 Terlaksana
Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online kepada rekan kerja 2 Terlaksana
Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online 7 Terlaksana
Melakukan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan 2 Terlaksana
Membuat laporan mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan 4 Terlaksana
2 Membuat SOP dan
alur
pemeriksaan
3
4
5
6
2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
3 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
3) Meminta saran sekaligus persetujuan dari kepala bagian penunjang kesehatan
Waktu Kamis dan Jumat, 7 dan 8 Juli 2022
Output/Hasil Dari kegiatan yang dilaksanakan didapatkan hasil berupa terlaksananya pertemuan dengan Ketua tim penunjang kesehatan (mentor), maksud serta tujuan tersampaikan dan mendapatkan arahan dan persetujuan dari Kepala tim penunjang kesehatan (mentor).
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Akuntabel
Jujur dan transparan mengenai kegiatan yang akan dilakukan Harmonis
Menyampaikan rencana kegiatan dengan hormat, sopan dan komunikatif
Kolaboratif
Meminta koreksi dan saran dari atasan
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai
organisasi
Dengan mendapat arahan dan persetujuan ketua tim penunjang kesehatan terkait maksud dan tujuan kegiatan aktualisasi ini mendukung misi BKMM Cikampek yang ke 4
yaitu Menciptakan tata kelola administrasi yang transparan, mandiri, akuntabel, responsibel dan wajar dengan berbasis Teknologi Informatik. Juga
sesuai dengan misi ke 3 Menjadikan pusat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu
44
Gambar 4. 1 Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan mentor
pengetahuan dan teknologi kesehatan indera penglihatan masyarakat.
Kegiatan konsultasi dengan kepala bagian penunjang kesehatan ini memberikan penguatan terhadap nilai organisasi yaitu nilai profesional, aman dan terpercaya
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan dalam kegiatan konsultasi pada ketua tim penunjang kesehatan akan terjadi perdebatan dan kemungkinan konflik dengan mentor jika dalam proses penentuan isu tidak menerapkan nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN dalam NKRI
2. Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan
Tahapan kegiatan :
1) Mengumpulkan bahan untuk menyusun draft SOP dan diagram alur pelayanan
2) Menyusun draft SOP dan diagram alur pelayanan
Gambar 4. 2 Mengumpulkan bahan dan menyusun draft SOP dan diagram alur
3) Melakukan konsultasi dengan petugas lainnya mengenai SOP dan diagram alur pelayanan yang telah dibuat
45
Output/Hasil
Didapatkan bahan untuk penyusunan draft SOP dan diagram alur pelayanan laboratorium serta tersusunnya SOP dan diagram tersebut dengan beberapa saran dan revisi dari rekn kerja di laboratorium dan juga didapatkan persetujuan dari Kepala BKMM Cikampek.
46
4) Melakukan finalisasi dan meminta persetujuan kepala BKMM Cikampek
Waktu
Senin - Kamis, 11 - 14 Juli 2022
Gambar 4. 3 Melakukan konsultasi dengan petugas lainnya mengenai SOP dan diagram yang telah dibuat
Gambar 4. 4 Meminta persetujuan Kepala BKMM Cikampek
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Berorientasi pelayanan
Membuat SOP adalah solusi dari permasalahan dalam pelayanan laboratorium
Adaptif
Membuat SOP juga merupakan upaya membuat sesuatu yang baru
Kolaboratif
Melakukan konsultasi mengenai surat pedoman kepada petugas lab lain
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai organisasi
Dengan Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online, maka hal ini sesuai dengan misi organisasi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan indera pengelihatan melalui pelayanan kesehatan mata yang prima, merata dan terjangkau. Kegiatan membuat surat pedoman ini menguatkan nilai BKMM Cikampek yaitu terdepan dalam pelayanan dan profesional dalam melakukan persiapan pemeriksaan dan dapat menjadikan organisasi yang berkinerja tinggi dalam memberikan pelayanan.
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan dalam kegiatan membuat SOP atau surat pedoman maka surat pedoman atau SOP tidak sesuai dengan nilai-nilai pelayanan publik dan dapat menimbulkan konflik dengan atasan dan sesama rekan.
kepada
Tahapan kegiatan :
47
3. Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online
rekan kerja
Waktu Kamis, 21 Juli 2022
Output/Hasil Dari kegiatan yang dilaksanakan didapatkan hasil berupa terjalinnya sosialisasi dan pemahaman yang sama antar rekan kerja.
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kompeten
Saling membantu dalam mempelajari sesuatu
Harmonis
Menyamakan pemahaman agar proses pekerjaan kondusif
Kolaboratif
Sosialisasi dan saling tukar pikiran antar rekan kerja adalah
bentuk kerja sama
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan sosialisasi rencana perubahan kepada rekan kerja terkait, maka hal ini sesuai dengan misi
organisasi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan indera pengelihatan melalui pelayanan kesehatan
mata yang prima, merata dan terjangkau dan juga
turut mendukung misi Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam kesehatan indera pengelihatan
48
1) Melaksanakan sosialisasi rancangan aktualisasi dengan rekan kerja
2) Mencatat hasil sosialisasi
Gambar 4. 5 Melaksanakan sosialisasi dengan rekan kerja
melalui promosi kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
Kegiatan melakukan sosialisasi ini menguatkan tata nilai BKMM Cikampek yaitu Terdepan dalam pelayanan, Profesional dan Nyaman.
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan dalam kegiatan sosialisasi dengan rekan kerja di laboratorium dan poli rawat jalan maka proses sosialisasi tidak bisa dilakukan dan mungkin dapat menimbulkan konflik dengan teman sejawat.
4. Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online Tahapan kegiatan :
1) Memastikan data pasien sudah dirujuk dari poli mata melalui SIMRS
2) Memanggil pasien dengan jelas sesuai data identitas di status pasien dan SIMRS
49
Gambar 4. 6 Data pasien sudah dirujuk dari poli mata melalui SIMRS
3) Mengucap salam dan meminta pasien menyebutkan ulang identitasnya
4) Mencocokkan dengan data di SIMRS dan status pasien
50
Gambar 4. 7 Memanggil pasien dengan jelas sesuai data identitas di status pasien dan SIMRS
Gambar 4. 8 Mengucap salam dan meminta pasien menyebutkan ulang identitasnya serta mencocokkan dengan data di SIMRS dan status
5) Melakukan tindakan medis
6) Mencatat identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien dalam logbook
51
Gambar 4. 10 Mencatat identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien dalam logbook
Gambar 4. 9 Melakukan tindakan medis
Waktu
25 Juli – 5 Agustus 2022
Output/Hasil Dari kegiatan yang dilaksanakan didapatkan hasil berupa
Informasi mengenai data pasien yang sudah dirujuk, Terjalinnya komunikasi dengan pasien, Identitas pasien yang benar dan lengkap, Terlaksananya tindakan medis dengan identitas yang benar, Tercatatnya identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien di logbook serta Terinputnya hasil pemeriksaan lab di SIMRS. Dengan begitu, alur pelayanan laboratorium berjalan sesuai dengan SOP dan juga didapatkan nilai TAT tanpa ditulis manual karena proses alurnya berjalan secara realtime.
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Berorientasi pelayanan
Melakukan tindakan pelayanan kesehatan adalah upaya memenuhi kebutuhan masyarakat
Akuntabel
Bertanggung jawab terhadap penggunaan BMN secara efektif
Kompeten
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
52
7) Menginput hasil pemeriksaan lab ke SIMRS
Gambar 4. 11 Menginput hasil pemeriksaan lab ke SIMRS
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai organisasi
Harmonis
Tidak membeda-bedakan pasien
Loyal
Melaksanakan tugas sesuai SOP dan peraturan yang berlaku serta Menjaga rahasia pasien
Dengan melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online, dapat mendukung misi organisasi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan indera pengelihatan melalui pelayanan kesehatan mata yang prima, merata dan terjangkau.
Kegiatan melakukan proses alur pelayanan laboratorium berbasis online ini memberikan penguatan terhadap nilai organisasi yaitu Terdepan dalam pelayanan, Komitmen, Aman dan Terpercaya.
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan dalam kegiatan melakukan proses alur pelayanan laboratorium berbasis online maka akan berpengaruh kepada hasil dan akan mengurangi nilai kepuasan terhadap pelayanan publik.
5. Melakukan evaluasi terkait kegiatan yang telah dilakukan
Tahapan kegiatan :
1) Mengumpulkan bahan evaluasi
2) Melakukan evaluasi dengan rekan kerja di laboratorium
53
Gambar 4. 12 Melakukan evaluasi terkait kegiatan yang telah dilakukan
54
Gambar 4. 15 Proses rujukan di SIMRS sebelum aktualisasi, pasien belum dirujuk
Gambar 4. 14 Proses rujukan di SIMRS setelah aktualisasi, pasien sudah dirujuk
Gambar 4. 13 Perbandingan jumlah pasien belum dirujuk sebelum dan sesudah aktualisasi
Gambar 4. 16 Hasil laboratorium terinput di SIMRS
Waktu 12 Agustus 2022
Output/Hasil
Terlaksananya evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan yang meliputi keberhasilan, kelebihan dan hambatan sebagai saran kegiatan selanjutnya.
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Berorientasi Pelayanan
Berusaha melakukan perbaikan pelayanan tiada henti
Kompeten
Evaluasi termasuk upaya meningkatkan kompetensi
Adaptif
Kegiatan evaluasi juga merupakan proses penyesuaian
diri/keadaan terhadap permasalahan baru
Kolaboratif
Kerja sama dengan rekan kerja
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai organisasi
Melakukan evaluasi bertujuan untuk meninjau kembali hasil kegiatan yang juga dapat mendukung misi Meningkatkan
derajat kesehatan indera pengelihatan melalui
pelayanan kesehatan mata yang prima, merata dan terjangkau.
Kegiatan melakukan evaluasi terkait kegiatan yang sudah
dilakukan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Profesional dan Aman.
55
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak
diterapkan dalam kegiatan evaluasi terkait kegiatan yang telah dilakukan maka data dan eviden yang tersedia diragukan kredibilitasnya dan tidak dapat dipercaya sebagai bukti
6. Membuat laporan mengenai kegiatan yang telah dilakukan
Tahapan kegiatan :
1) Mengumpulkan bahan laporan
2) Menyusun laporan aktualisasi
3) Mengkonsultasikan laporan kepada ketua tim penunjang kesehatan
4) Melaporkan kepada Kepala Balai
Waktu 15 Agustus 2022
Output/Hasil
Keterkaitan substansi
mata pelatihan
Didapatkan hasil aktualisasi yang selanjutnya di buat laporan aktualisasinya.
Akuntabel
Melakukan pelaporan kegiatan dengan jujur dan bertanggung jawab
Harmonis
Melakukan pelaporan kepada kepala Balai dengan sopan dan komunikatif
Kolaboratif
56
Gambar 4. 17 Menyusun laporan aktualisasi
Kontribusi terhadap visi misi dan penguatan nilai organisasi
Melakukan konsultasi terkait laporan dengan rekan kerja
Dengan melakukan pelaporan kegiatan kepada pihak terkait, hal ini sesuai dengan misi organisasi yaitu Menciptakan tata kelola administrasi yang transparan, mandiri, akuntabel, responsibel dan wajar dengan berbasis Teknologi Informatik.
Kegiatan membuat laporan ini menguatkan tata nilai BKMM Cikampek yaitu Profesional, Nyaman dan Terpercaya.
Analisa dampak Jika nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan peran ASN tidak diterapkan dalam kegiatan membuat laporan aktualisasi maka laporan aktualisasi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. 4 Faktor Pendukung, Hambatan dan Solusi
Faktor Pendukung
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi yang memuat nilai-nilai dasar profesi ASN di BKMM Cikampek. Penulis menemukan beberapa faktor pendukung diantaranya dukungan dari atasan langsung, yang dalam hal ini adalah mentor juga sabagai Ketua Tim Penunjang Kesehatan, dan rekan di Laboratorium yang selalu memberikan masukan-masukan yang membangun juga dimudahkannya izin melakukan kegiatan aktualisasi.
Hambatan dan Solusi
Kendala yang dihadapi pada kegiatan aktualisasi ini yang pertama yaitu pergantian mentor mendadak sehari sebelum seminar rancangan aktualisasi sehingga menyebabkan kesulitan untuk mematangkan pemilihan isu dimana isunya masih “mengambang” dan kurang spesifik. Kemudian yang kedua adalah kurangnya kepatuhan petugas lain dalam melaksanakan salah satu tahapan alur pemeriksaan laboratorium yaitu proses merujuk pasien di SIMRS.
Solusi untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan cara mendiskusikan kembali isu permasalahan dengan mentor yang sekarang dan yang sebelumnya serta mengingatkan kembali kepada petugas di unit lain tentang pentingnya proses rujukan pasien di SIMRS.
57
BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi yang bertempat di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek ini dilakukan mulai tanggal 06 Juli 2022 sampai tanggal 16 Agustus 2022 dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN. Isu yang diangkat berjudul “Optimalisasi Alur
Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mata Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek”. Hasil laboratorium berperan penting dalam menunjang diagnosis dan terapi pasien. Kesalahan baik pada tahap pra-analitik, analitik maupun pascaanalitik atau sering disebut laboratoryerrormempengaruhi akurasi hasil pemeriksaan laboratorium. Tahapan tersebut dapat dijabarkan dalam alur pelayanan pemeriksaan laboratorium. Masalah utama dalam alur pelayanan laboratorium berbasis online (SIMRS) terdapat di awal dan di akhir proses, yaitu ketika merujuk dan menginput hasil laboratorium pasien.
Hasil dari kegiatan aktualisasi ini adalah adanya surat pedoman (SOP) yang bisa dijadikan sebagai acuan tenaga laboratorium dan petugas terkait lainnya dalam pelaksanaan alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek. Kemudian dari hasil evaluasi didapatkan kegiatan terlaksana 100% dan terjadi peningkatan keoptimalan alur pelayanan laboratorium berbasis online(SIMRS) tersebut.
Nilai-nilai dasar ASN yang diimplementasikan dalam kegiatan aktualisasi ini diantaranya Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Substansi Kedudukan dan Peran ASN juga diimplementasikan yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN.
Kegiatan aktualisasi yang telah penulis laksanakan bertujuan untuk membentuk ASN yang mampu melaksanakan tugas dan perannya untuk mengubah perilaku peserta sehingga lebih disiplin lagi dalam melaksanakan kegiatan dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di BKMM Cikampek.
5. 2 Saran
Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat terus berlanjut dan dilaksanakan secara konsisten oleh penulis dan petugas laboratorium lain di BKMM Cikampek sehingga manfaatnya dapat terus dirasakan kedepannya secara berkelanjutan. Selain itu, nilai-nilai dasar BerAKHLAK
58
diaktualisaikan pada setiap aktivitas kerja sebagai upaya mewujudkan pribadi ASN yang profesional dan berkarakter.
59
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Akuntabel. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Kompeten Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Harmonis. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Loyal. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Adaptif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Kolaboratif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul SMART ASN. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor 8 tahun 2006 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2015 tentang Standar Manajerial Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan
Rahmayani, Wulan Eka. 2021. Optimalisasi Edukasi Mengenai Pentingnya Penggunaan
Kacamata Pada Anak Dengan Kelainan Refraksi Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Cikampek. Karawang: Kementerian Kesehatan RI
Supriyanti, Yusi Triyani. 2021. Meningkatkan Kepatuhan Tenaga Laboratorium Melalui Surat
Pedoman (SOP) Dalam Pemberian Labelling Yang Benar Pada Wadah Sampel Sebagai
Identitas Pasien Puskesmas Tenjolaya. Bogor: Pemerintah Kabupaten Bogor
60
IT Support SIRS. 2019. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek. Dalam https://bkmmcikampek.kemkes.go.id/app/. Diakses pada 23 juni 2022
Wikipedia. 2022. Ridwan Kamil - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ridwan_Kamil. Diakses pada 24 Juni 2022
61
LAMPIRAN
Lampiran 1 SOP yang sudah disetujui
62
63
Lampiran 2 Diagram alir SOP pelayanan laboratorium
64
Lampiran 3 Catatan Hasil Evaluasi
65
Lampiran 4 Lembar Pengendalian Mentor
66
Lampiran 5 Rencana Tindak Lanjut
67
Lampiran 6 Lembar Pengendalian Coach
68
Lampiran 7 Catatan Sosialisasi
69
Lampiran 8 Daftar Hadir Sosialisasi
70
Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis
Online (SIMRS) Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Mata Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek
I WayanAgus Suradi, SKM., MPH Penguji
Coach
Dr. Tarli Supriyatna, SE., MM
Mentor
Dindin Rosidin, SST
Munajat Elhaz Amrullah, A.Md.Kes
Pranata Laboratorium Kesehatan -
Terampil
Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Cikampek
Laporan Aktualisasi
Optimalisasi Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Berbasis Online (SIMRS)
Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Mata
Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek 26 Agustus 2022
Identifikasi Isu
Kondisi saat ini
Dampak jika tidak diselesaikan
1. Sumber daya yg ada tidak digunakan
2. TAT tidak tercatat, mutu menurun
3. Pemeriksaan tidak tercatat dan terhitung, untuk laporan
4. Tidak ada akses untuk stakeholder secara real time
5. Petugas bolak balik ruangan
Belum optimalnya alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online (SIMRS) di BKMM Cikampek
Di awal Di akhir
Rujukan Input hasil
Kepatuhan petugas Dibuat SOP
Peningkatan kepatuhan petugas
Optimalisasi alur
Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
No Nama Kegiatan Jumlah Tahapan Keterangan 1 Melakukan konsultasi kepada atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan 3 Terlaksana 2 Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan 4 Terlaksana 3 Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online kepada rekan kerja 2 Terlaksana 4 Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online 7 Terlaksana 5 Melakukan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan 2 Terlaksana 6 Membuat laporan mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan 4 Terlaksana
Capaian Kegiatan
Kegiatan 1
Melakukan konsultasi kepada ketua tim penunjang kesehatan selaku mentor mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
Tanggal Pelaksanaan : 7, 8 Juli 2022
Tahapan Kegiatan
1. Melakukan pertemuan dengan ketua tim penunjang kesehatan
2. Mengutarakan maksud dan tujuan dengan sopan dan santun
3. Meminta saran sekaligus persetujuan dari ketua tim penunjang kesehatan
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Akuntabel
Jujur dan transparan mengenai kegiatan
yang akan dilakukan
Harmonis
Menyampaikan rencana kegiatan dengan
hormat, sopan dan komunikatif
Kolaboratif
Meminta koreksi dan saran dari atasan
Output
1. Terlaksananya pertemuan
2. Maksud dan tujuan tersampaikan dengan baik
3. Mendapatkan arahan dan persetujuan
Capaian Kegiatan
Kegiatan 2
Membuat SOP dan diagram alur pelayanan pemeriksaan laboratorium berbasis online dan ditanda tangani pimpinan
Tanggal Pelaksanaan :
11 – 14 Juli 2022
Tahapan Kegiatan
1. Mengumpulkan bahan untuk
menyusun draft SOP dan
diagram alur
2. Menyusun draft SOP dan
diagram alur
3. Melakukan konsultasi dengan
petugas lainnya mengenai SOP
dan diagram alur yang telah
dibuat
4. Melakukan finalisasi dan
meminta persetujuan kepala
BKMM Cikampek
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Berorientasi pelayanan
Membuat SOP adalah solusi dari permasalahan
dalam pelayanan laboratorium
Adaptif
Membuat SOP juga merupakan upaya membuat
sesuatu yang baru
Kolaboratif
Melakukan konsultasi mengenai surat pedoman
kepada petugas lab lain
Output
Didapatkannya bahan dan tersusunnya draft
SOP dan diagram alur, saran dan revisi dari
petugas lab yang lain serta persetujuan kepala
dengan ditandatanganinya SOP
Capaian Kegiatan
kegiatan 2
Lanjutan
Capaian Kegiatan
Kegiatan 3
Melakukan sosialisasi tentang alur pelayanan pemeriksaan laboratorium kepada rekan
kerja terkait
Tahapan Kegiatan
1. Melaksanakan sosialisasi
rancangan aktualisasi dan SOP
dengan rekan kerja terkait
2. Mencatat hasil sosialisasi
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kompeten
Saling membantu dalam mempelajari sesuatu
Harmonis
Menyamakan pemahaman agar proses
pekerjaan kondusif
Kolaboratif
Sosialisasi dan saling tukar pikiran antar rekan
Tanggal Pelaksanaan : 21 Juli 2022
Output
1. Terjadinya sosialisasi dan
pemahaman yang sama antar
rekan kerja terkait
2. Catatan mengenai hasil sosialisasi
kerja adalah bentuk kerja sama
Capaian Kegiatan
Kegiatan 4
Melakukan proses alur pelayanan pemeriksaan laboratorium
Tahapan Kegiatan
1. Memastikan data pasien sudah
dirujuk dari poli mata melalui
SIMRS
2. Memanggil pasien dengan jelas
sesuai data identitas di SIMRS
dan status
3. Mengucap salam dan meminta
pasien menyebutkan ulang
identitasnya
4. Mencocokkan dengan data di
SIMRS dan status
5. Melakukan tindakan medis
6. Mencatat identitas dan hasil pemeriksaan lab pasien pada
logbook
7. Menginput hasil lab ke SIMRS
Tanggal Pelaksanaan : 25 Juli – 5 Agustus 2022
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Melakukan tindakan pelayanan kesehatan
adalah upaya memenuhi kebutuhan masyarakat
(Berorientasi pelayanan), Bertanggung jawab
terhadap penggunaan BMN secara efektif
(Akuntabel), Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik (Kompeten), Tidak membeda -
bedakan pasien (Harmonis), Melaksanakan
tugas sesuai SOP dan peraturan yang berlaku
serta Menjaga rahasia pasien (Loyal).
Output
1. Informasi mengenai data pasien yang sudah
dirujuk
2. Terpanggilnya pasien dan masuk ke laboratorium
3. Terjaninnya komunikasi dan informasi mengenai identitas pasien
4. Identitas pasien yang benar dan lengkap
5. Terlaksananya tindakan medis
6. Tercatatnya identitas dan hasil laboratorium pasien di logbook
7. Terinputnya hasil pemeriksaan laboratorium di SIMRS
Capaian Kegiatan
4
Lanjutan kegiatan
Capaian Kegiatan
Kegiatan 5
Melakukan evaluasi terkait kegiatan yang telah dilakukan
Tanggal Pelaksanaan : 12 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan
1. Mengumpulkan bahan evaluasi
2. Melakukan evaluasi dengan
rekan kerja di laboratorium
Output
Terlaksananya evaluasi dari
kegiatan yang telah dilakukan yang
meliputu keberhasilan, kelebihan
dan hambatan sebagai saran
kegiatan selanjutnya
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Berusaha melakukan perbaikan pelayanan tiada henti (Berorientasi pelayanan).
Evaluasi termasuk upaya meningkatkan kompetensi (Kompeten).
Kegiatan evaluasi juga merupakan proses
penyesuaian diri/keadaan terhadap
permasalahan baru (Adaptif).
Kerja sama dengan rekan kerja (Kolaboratif).
Capaian Kegiatan
Kegiatan 6
Membuat laporan mengenai kegiatan yang telah dilakukan
Tanggal Pelaksanaan : 15 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan
1. Mengumpulkan bahan laporan
2. Menyusun laporan aktualisasi
3. Mengkonsultasikan laporan
kepada ketua tim penunjang
kesehatan
4. Melaporkan kepada kepala
Balai
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Akuntabel
Melakukan pelaporan kegiatan dengan jujur dan
bertanggung jawab
Harmonis
Melakukan pelaporan kepada kepala Balai
dengan sopan dan komunikatif
Kolaboratif
Melakukan konsultasi terkait laporan dengan
rekan kerja
Output
Didapatkan hasil aktualisasi yang selanjutnya di buat laporan aktualisasinya
RTL
RTL
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
• Kegiatan aktualisasi terlaksana
• Masalah utama
• Hasil kegiatan (SOP)
• Keberhasilan
• Implementasi Nilai – nilai
BerAKHLAK
Saran
Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat
terus berlanjut dan dilaksanakan secara
konsisten oleh penulis dan petugas
laboratorium lain di BKMM Cikampek
sehingga manfaatnya dapat terus
dirasakan kedepannya secara
berkelanjutan. Selain itu, nilai-nilai dasar
BerAKHLAK diaktualisaikan pada setiap
aktivitas kerja sebagai upaya
mewujudkan pribadi ASN yang
profesional dan berkaraktert.
Daftar Pustaka
• Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul MOOC Pelatihan Dasar ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor 8 tahun 2006 tentang Jabatan FungsionalPranata
Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2015 tentang Standar Manajerial Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatan
• Rahmayani, Wulan Eka. 2021. Optimalisasi Edukasi Mengenai Pentingnya Penggunaan Kacamata Pada Anak Dengan
Kelainan Refraksi Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek. Karawang: Kementerian Kesehatan RI
• Supriyanti, Yusi Triyani. 2021. Meningkatkan Kepatuhan Tenaga Laboratorium Melalui Surat Pedoman (SOP) Dalam Pemberian
Labelling Yang Benar Pada Wadah Sampel Sebagai Identitas Pasien Puskesmas Tenjolaya. Bogor: Pemerintah Kabupaten
Bogor
• IT Support SIRS. 2019. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek. Dalam https://bkmmcikampek.kemkes.go.id/app/.
Diakses pada 23 juni 2022
• Wikipedia. 2022. Ridwan Kamil - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ridwan_
Kamil. Diakses pada 24 Juni 2022
Thank you Super Caelum Est Caelum