LAPORAN HASIL AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN 5 TAHUN 2022
PENGURANGAN RESIKO HIPOTERMIA PADA PASIEN GERIATRI YANG MENJALANI
PEMBIUSAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL
DI KAMAR BEDAH RSCM KIRANA
Disusun Oleh :
Nama : Ika Tambunan
NIP : 199109062022032002
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
2022
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :
nama : Ika Tambunan
NIP : 199109062022032002
pangkat / golongan : Pengatur / II C
jabatan : Asisten Penata Anestesi Terampil
unit kerja : Kamar Bedah Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu RSCM
Kertas Kerja Laporan Aktualisasi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri sipil dimana pun. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Angkatan 5 Tahun 2022 ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, sesuai arahan coach dan mentor. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantunkam dalam daftar Pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalm pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.
Jakarta, 23 September 2022
Yang Membuat Pernyataan
IKA TAMBUNAN
NIP : 199109062022032002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga Laporan Aktualisasi dapat diselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan Tugas Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 5 Bapelkes Cikarang. Saya menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Verawati Lenny, SKM, MKM selaku Ketua Pelatihan Dasar Balai Besar Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan II tahun 2022.
2. dr. Lies Dina Liastuti, SpJP ( K ), MARS, FIHA , selaku direktur utama RSCM dan dr Mutmainah SpM ( K ) sebagai Kepala Instalasi RSCM Kirana yang telah memfasilitasi kegiatan Latsar CPNS saya sehingga saya dapat mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama Latsar CPNS tahun 2022 .
3. Muhamad Syarifuddin, AMK selaku mentor saya selama Latsar CPNS Terima kasih atas kesabaran dan kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan pencerahan kepada saya dalam menjalankan Latsar CPNS.
4. Ir. Miftahur Rohim, ST, M.Kes selaku coach atas kesabaran, pengarahan,kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya selama acara Latsar CPNS 2022
5. Teman sejawat saya Penata Anestesi Kirana , yang bersedia membantu dan memberikan masukan dan juga dukungan penuh agar dapat terwujudnya kegiatan ini
6. Semua teman-teman kamar bedah RSCM Kirana yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namanya, terima kasih atas kerjasamanya agar terselenggaranya kegiatan ini
7. Peserta Latsar Gol II Angkatan 5 Sub Kelompok D sebagai teman berbagi dalam penyelesaian tugas ini
8. Dan spesial buat suami dana anak saya yang memberikan dukungan penuh dan doa dalam menyelesaikan laporan ini
Akhir kata penulis berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa semoga berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pelayanan khususnya di Kamar Bedah RSCM Kirana .
Jakarta, 23 September 2022
Ika Tambunan
v
vi
Halaman Judul / Cover ..........................................................................i Halaman Persetujuan .............................................................................ii Surat Pernyataan Originalitas . ................................................................iii Kata Pengantar ......................................................................................iv Daftar Isi ...............................................................................................vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...............................................................................1 1.2. Tujuan ..........................................................................................3 1.3. Manfaat .........................................................................................3 BAB II. PROFIL INSTANSI 2.1. Visi dan Misi ...................................................................................4 2.2. Nilai-nilai Organisasi ........................................................................4 2.3. Tugas Organisasi ............................................................................5 2.4. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta .............................................5 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual ...................................................8 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance ................................8 3.3. Memilih dan Menapis Isu .................................................................13 3.4. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif ....................17 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI 4.1. Matriks Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...............................................21 4.2. Matrix Rencana dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi................................22 4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi................ 38 BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI 5.1 Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................40 5.2 Hasil Kegiatan dan Pembahasan....................................................41 5.3 Kualitas dan Kemanfaatan Aktualisasi ............................................58 5.4 Rencana Tindak Lanjut .................................................................59
DAFTAR ISI
vii BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan..................................................................................60 6.2 Komitmen Keberlanjutan Aktualisasi ..............................................60 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan juga menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Usaha menciptakan bangsa Indonesia dengan masyarakat yang menaati peraturan dan hukum, maju, kontemporer, demokratis, sejahtera, adil, dan
berkarakter maka Aparatur Sipil Negara menjadi kunci utama dalam mewujudkan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang
Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Sebagai pegawai pemerintah, ASN memiliki tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas, dan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan tugas ini ASN menjadi perpanjangan tangan antara masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Selaras dengan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, seorang ASN dituntut untuk dapat memberikan contoh yang baik terutama dalam berperilaku dilingkungan kerja maupun sekitar. ASN memiliki fungsi, tugas dan peran untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, oleh
karena itu ASN harus memprioritaskan kepentingan publik dan masyarakat luas, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, taat kepada
peraturan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut di atas kepentingan pribadinya. Melalui proses pelatihan dasar, CPNS mendapatkan penjelasan,
1
pendalaman, penghayatan, dan penguasaan kompetensi. Selayaknya proses belajar
yang baik, suatu konsep akan dapat dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam
proses keseharian. Penerapan nilai - nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses
perencanaan yang dimulai dengan pengenalan unit kerja, penetapan masalah dan pemecahan isu untuk kemudian merujuk kepada penerapan nilai-nilai dasar dalam
kegiatan tersebut.
RSCM atau Rumah Sakit Pusat Nasional Umum Dr. Cipto Mangunkusumo
adalah rumah sakit umum milik pemerintah dengan pelayanan terlengkap di Indonesia. Status tersebut diberikan melalui SK Menkes no YM.01.10/III/2212/2009.
Sejarah berdirinya rumah sakit ini dimulai sejak masa pendudukan Belanda di Jakarta.
Tepat pada tanggal 19 November 1919, Belanda mendirikan Centrale Burgulijke
Ziekenhuis (CBZ) atau Pusat Kesehatan Rakyat sebagai sarana praktikum bagi para siswa STOVIA. STOVIA (Sekolah Dokter Jawa) sendiri adalah sekolah kedokteran
pertama di Jakarta yang merupakan cikal bakal terbentuknya Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Pendirian rumah sakit ini berkaitan erat dengan berdirinya
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kedua instansi ini saling mengisi satu sama
lain. Dalam perkembangannya, CBZ kemudian berganti nama menjadi Ika Daigaku
Byongin (Rumah sakit perguruan tinggi) pada masa pendudukan Jepang tahun 1942.
Hingga pada masa kemerdekaan, CBZ diubah menjadi Roemah Sakit Oemoem Negeri, pimpinan Prof Dr Asikin Widjayakoesoema. Sejak 13 Juni 1994, sesuai SK Menkes
nomor 553/Menkes/SK/VI/1994, pemerintah mengubah namanya menjadi Rumah
Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo. RSCM merupakan rumah sakit
rujukan bagi masyarakat umum, terutama untuk masyarakat menengah ke bawah.
RSCM mempunyai peranan penting dalam sejarah perkembangan kesehatan masyarakat Indonesia. Terbukti bahwa RSCM telah melayani satu abad untuk negeri ini. Saat ini RSCM terus berupaya untuk terus aktif dan berkontribusi dalam meningkatkan layanan kesehatan dan bekerja untuk menyehatkan masyarakat Indonesia serta memberi informasi kepada masyarakat.
Sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional tentulah banyak jenis layanan yang diberikan untuk memenuhi dan menjawab kebutuhan masyarakat, salah satunya Pelayanan
Pembedahan di Kamar operasi. Dengan banyaknya jenis tindakan dan kasus yang
ditemui di kamar operasi, maka RSCM hadir dengan segala upaya terbaiknya. Tetapi
tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai manusia masih punya keterbatasan unyuk menuju
sempurna, salah satunya masih sering menemukan kejadian yang seharusnya tidak
2
terjadi. Tetapi karena keterbatasan pemenuhan kebutuhan maka belum bisa diatasi
secara maksimal. Hal yang sering ditemui saat memberikan pelayanan di kamar bedah
adalah tentang kejadian hipotermia yang terjadi pada pasien geriatri.
Hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembedahan merupakan hal yang cukup sering ditemukan. Hipotermia memiliki dampak negatif terhadap pasien yang menjalani pembedahan, antara lain meningkatnya lama pemulihan pascaanestesia, rasa tidak nyaman post tindakan anestesi dan komplikasi kardiovaskular. Dengan kejadian ini maka peserta mengajukan usul sebagai ide gagasan kreatif yaitu PENGURANGAN RESIKO HIPOTERMIA PADA PASIEN
GERIATRI YANG MENJALANI PEMBIUSAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN
ALUMINIUM FOIL DI KAMAR BEDAH RSCM KIRANA.
1.2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan rancangan aktualisasi ini adalah “menjadi ASN yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK
b. Tujuan Khusus
1) Mengurangi risiko kejadian hipotermia di Kamar Bedah pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum
2) Meningkatkan rasa nyaman saat dilakukan tindakan pembedahan pada pasien geriatri dengan pembiusan umum
3) Mencegah terjadinya komplikasi post pembedahan pasien geriatri dengan pembiusan umum
1.3. MANFAAT
a. Bagi Individu
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam melaksanakan pelayanan publik berdasarakan tugas dan fungsi sebagai seorang asisten penata anestesi.
b. Bagi Organisasi
Meningkatkan kualitas mutu layanan Rumah Sakit sehingga dapat mencapai visi dan misi Rumah Sakit.
c. Bagi Masyarakat
3
“
Sebagai penerima layanan akan meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang cepat dan tanggap
4
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1. VISI dan MISI INSTANSI ( RSCM ) Visi
Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan dalam Layanan, Pendidikan, dan Penelitian yang Berstandar Internasional Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional berstandar internasional
2) Menyelenggarakan layanan kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas melalui AHS ( Academic Health System )
3) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang menghasilkan tenaga kedokteran dan kesehatan unggul
4) Menyelenggarakan Rumah Sakit berbasis Smart Hospital
5) Menyelenggarakan Managemen Rumah Sakit dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel
2.2. NILAI, MAKNA NILAI dan PERILAKU UTAMA RSCM
No Nilai Makna Nilai Perilaku Utama
1 Integritas Keselarasan antara perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral dan kemanusiaan
2 Profesionalisme Kompeten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas
Beriman dan Bertaqwa
Jujur dan Konsisten
Memegang Teguh Etika
Kompeten dan Belajar Berkelanjutan
Bertanggungjawab dan Berdedikasi
Disiplin dan Taat pada Aturan
3 Kepedulian Melayani dengan empati, tulus dan peduli
Peduli dan Empati
Cepat Tanggap
Saling Menghargai
5
4 Kolaborasi Bekerjasama secara terpadu
dalam kesetaraan untuk mencapai
tujuan Bersama
5 Keunggulan Menghasilkan yang terbaik secara kreatif, inovatif dan berkelanjutan
Proaktif Bekerjasama
Saling Menolong dan Bersinergi
Integrasi dalam
Kesetaraan
Berorientasi pada standar Tertinggi
Inovatif, Kreatif dan Mutakhir
Terbuka Terhadap
Perubahan dan Berwawasan ke Depan
2.3. TUGAS ORGANISASI
Tugas dan fungsi organisasi Rumah sakir Dr Cipto Mangunkusumo sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019
1) Penyusunan rencana program dan anggaran
2) Pengelolaan pelayanan medis
3) Pengelolaan pelayanan penunjang medis
4) Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis
5) Pengelolaan pelayanan keperawatan
6) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan
7) Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang
pelayanan kesehatan
8) Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
9) Pengelolaan sumber daya manusia
10) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
11) Pelaksanaan kerja sama
12) Pengelolaan sistem informasi
13) Pelaksanaan urusan umum
14) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
2.4. URAIAN/RINCIAN TUGAS PESERTA
Uraian tugas di Kamar Bedah sebagai Asisten Penata Anestesi :
6
1) Melaksanakan persipaan alat dan mesin anestesi
2) Mempersiapkan dokumen pasien yang dibutuhkan dalam pelayanan anestesi
3) Melakukan pengecekan administrasi pasien
4) Menyiapkan peralatan dan obat – obatan sesuai dengan perencanaan Teknik anestesi
5) Melakukan persiapan alat – alat untuk anestesi regional
6) Melakukan monitoring tanda vital selama tindakan anestesi ( tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen dan suhu )
7) Melakukan pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesi selanjutnya
8) Melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan ( jika pasien sadar )
9) Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan selama proses pelayanan anestesi
10) Melakukan pencatatan pelaporan selama proses anestesi
11) Melakukan pelayanan terapi inhalasi
12) Menjadi anggota organisasi profesi Nasional
13) Melakukan penyusunan rencana kerja harian, bulanan dan tahunan
14) Melakukan penyusunan rencana kebutuhan alat anestesi, obat, dan bahan anestesi habis pakai harian
15) Melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat, dan bahan anestesi habis pakai bulanan
7
FARMASI
Yuli Anggraini Amd Farm
Guti Nuryani, AMF
STRUKTUR ORGANISASI STAFF KAMAR BEDAH RSCM KIRANA
KEPALA INSTALASI
dr.
ADMINISTRASI
Triana Dian Permata, AMD
PERAWAT ASSOCIATE
Supriyanto, Susilawati, Veny Dwi Petriana, Sugeng Mujiono, Weda Marashi, Iwan Hermawan , Nuri Heliyanti, Aditia Prasetio, Rizki Azni Desvianti, Ade Ira Cahyanti
PERAWAT ASSOCIATE
Himelda, Ratih Widyastuti, Rina Suhartatik, Kus Ardiyanto, Mardiani, Andriyanto, Herwit Daya
Tani, Indah Isnialita, Kholid syaifulloh, Yola Syahrian
7
Mutmainah, SpM (K) KA SUB BAGIAN PELAYANAN DR Rina Ladistia Nora, SpM. PhD
PJ KAMAR BEDAH ( dr. Ardiella, SpM ( K)
HEAD NURSE ( Ns Erliani Siregar S.Kep)
IPCN – LINK Nur Awinah, AMK CSSD Sunar Cahyadi, AMK (PJ) Rahmat PERAWAT PRIMER Ns. Ully Ferany S.Kep
Kodrat Prio Utomo S.Kep
NURSE OFFICER ( Ferdanella S.Kep )
PENATA ANESTESI Ns.
Ika Tambunan, AMK Emi Saputri STr. Kes
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi
dan Analisis Isu Aktual
1) Resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
2) Kurang optimalnya pelayanan kepada pasien dengan BMHP yang tersedia di Kamar Bedah RSCM Kirana
3) Kurangnya pemahaman tentang tindakan anestesi pada pasien bedah mata di RSCM
Kirana
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Agar mampu menginternalisasi nilai – nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas sebagai seorang ASN maka CPNS diwajibkan untuk melakukan habituasi berupa aktualisasi nilainilai dasar ASN dalam pelaksanaan kegiatan pemecahan isu terkait permasalahan di instansi kerja. Sebagai seorang asisten penata anestesi di Kamar Bedah RSCM Kirana ada beberapa isu permasalahan terkait penerapan pelaksanaan pelayanan yang seharusnya dapat terlaksana dengan baik diantaranya adalah sebagai berikut
1) Resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
Hipotermia adalah komplikasi pascaanestesia yang sering ditemukan di ruang operasi dan ruang pemulihan, baik pada anestesia umum maupun regional. Hipotermia adalah suatu keadaan dengan temperature inti 1° C lebih rendah di bawah temperature rata-rata inti tubuh manusia pada keadaan istirahat dengan suhu lingkungan yang normal. Satu dari tiga pasien akan mengalami hipotermia selama operasi jika tidak dilakukan intervensi. Dengan suhu 36° C dipakai sebagai Batasan hipotermia maka didapatkan insiden hipotermia mencapai 70% dari populasi pasien yang menjalani pembiusan. Salah satu komplikasi yang sering dijumpai pada pasien geriatri adalah hipotermia perioperatif Hipotermia didefinisikan dengan temperatur suhu tubuh inti < 36° C. Penelitian di Cina menyebutkan bahwa insiden hipotermia
intraoperatif mencapai 44.3% dari 3132 kasus pembedahan elektif yang menjalani anestesia umum Jumlah penduduk usia lanjut (lansia) di seluruh dunia meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai perubahan fisik terkait proses menua menjadikan para
8
BAB III
lansia ini rentan terkena penyakit, tak terkecuali yang memerlukan pembedahan. Data RSCM pada rentang waktu Oktober 2016 - Januari 2017 menunjukkan terdapat 82 pasien usia 60-70 tahun yang menjalani berbagai jenis tindakan pembedahan. Pada rentang usia lebih tua, jumlah tersebut menurun drastis menjadi 24 kasus dan 5 kasus pada pasien usia 71-80 tahun dan usia >80 tahun.3 Data demografi ini menunjukkan adanya tantangan tambahan bagi tenaga medis, karena lebih dari 50% dari populasi ini pasti membutuhkan 1 atau 2 tindakan operasi selama hidupnya. Jumlah pasien yang mengalami hipotermia perioperatif mencapai 20-60%. Geriatri lebih rentan terhadap hipotermia karena perubahan anatomi dan fisiologi. Kejadian hipotermia telah dilaporkan menjadi penyebab kematian pada 13.970 penduduk di Amerika antara tahun 1979 hingga 1998 atau sekitar 700 kejadian tiap tahunnya. Hampir setengah kejadian terjadi pada usia lebih dari 65 tahun, dimana rasio antar laki-laki dan perempuan adalah 2.5:1.5 Penelitian tentang kejadian hipotermia pada pasien geriatri telah dilakukan di RSCM dengan metode studi kohort prospektif terhadap 110 subjek penelitian selama November 2018 - Januari 2019. Pada penelitian ini didapatkan proporsi kejadian hipotermia intraoperasi pada pasien geriatri adalah sebanyak 67,3% dengan median usia adalah 64 tahun dengan rentang 60 tahun hingga 83 tahun dengan 65,5% subjek adalah laki-laki. Pada penelitian ini didapatkan bahwa dalam 1 jam pertama didapatkan jumlah proporsi pasien geriatri yang mengalami hipotermia adalah sebanyak 57,2%. Sedangkan dalam 2 jam pertama didapatkan jumlah pasien geriatri yang mengalami hipotermia meningkat menjadi 59%.Kejadian hipotermia peripoeratif telah diteliti kembali oleh Sentosa di RSCM pada tahun 2021, dimana terdapat kejadian hipotermia intraoperatif sebanyak 44,7%. Berdasarkan penelitian yang lain oleh Melati dkk (2019) mengenai hubungan hipotermia intraoperatif pada pasien geriatri yang menjalani pembedahan dalam anestesia umum dengan lama rawat di rumah sakit, kekerapan kejadian infeksi luka operasi dan komplikasi kardiovaskular pascabedah pada 110 pasien di Instalasi Bedah Terpadu RSCM pada bulan November 2018 sampai Januari 2019 didapatkan kejadian hipotermia adalah 67.3% dengan 30% pasien menggunakan penghangat aktif. Kejadian hipotermia pascainduksi sebesar 60%, dalam satu jam pertama ditemukan 57,2% pasien mengalami hipotermia dan meningkat menjadi 59% pada jam kedua dan suhu cenderung semakin menurun seiring dengan memanjangnya durasi pembedahan. Pada studi prospektif observasional Harahap dkk, angka kejadian hipotermia pada geriatri di RS Hasan Sadikin Bandung bulan Oktober 2011-Maret 2012 adalah 87.6%. Hipotermia perioperatif sering terjadi pada geriatri
9
akibat anestesia dan pembedahan, dimana terjadi peningkatan kehilangan panas dan menghambat mekanisme pembentukan panas tubuh. Konsekuensi klinis terjadinya hipotermia perioperatif adalah pasien tidak nyaman, shivering, disfungsi trombosit, koagulopati, peningkatan vasokonstriksi yang berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi pada luka, kejadian kardiak pascaoperasi lebih tinggi. Hipotermia juga mempengaruhi farmakokinetik dan memperpanjang waktu penyembuhan postoperatif serta lama perawatan. Intervensi diperlukan untuk mengurangi kejadian hipotermia pada geriatric . Proporsi subjek penelitian yang mengalami hipotermia berdasarkan pembedahan
JENIS
10
PEMBEDAHAN PROPORSI PASIEN GERIATRI YANG MENGALAMI HIPOTERMIA MATA 28/42 ( 66,7 % ) THT 14/20 ( 70 % ) DIGESTIF 13/17 (76,7 % ) GIGI MULUT 4/11 (36,3 % ) ONKOLOGI 9/10 ( 90 % ) ORTOPEDI 2/4 ( 50 % ) LAIN LAIN 2/6 (33,3 %)
( penghangat di Kamar Bedah RSCM Kirana )
KETERSEDIAAN PENGHANGAT DI KAMAR BEDAH RSCM TAHUN 2022
Dan jika merujuk secara keseluruhan terhadap ketersedian penghangat di RSCM, maka didapatkan bahwa masih sangat terbatasnya penghangat yang tersedia di RSCM sesuai dengan kebutuhan Bed Kamar Bedah. Secara khusus di ruangan kerja saya Kamar Bedah RSCM Kirana yang mempunyai mesin penghangat atau warmer ( yang tersedia hanya 2 alat dengan kebutuhan bed operasi 7 dan ruang pulih 4 bed ) maka perlu penanganan secara serius tentang hipotermia ini salah satunya dengan pemanfaatan aluminium foil atau biasa disebut survival thermal blanket untuk menjaga suhu tubuh pasien
2) Belum optimalnya pelayanan kepada pasien dengan BMHP yang tersedia di Kamar Bedah RSCM Kirana
Sebagai masyarakat awam yang mempercayakan dirinya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sudah seharusnya instansi Rumah Sakit memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik, salah satunya dengan penggunaan BMHP yang baik. BMHP atau sering disebut Barang Medis Habis Pakai ini mempunyai berbagai jenis kualitas tergantung kebutuhan dan kesanggupan Rumah Sakit untuk menetapkan mana yang layak dipakai atau tidak. Saat ini RSCM memiliki banyak jenis BMHP dengan berbagai merk terutama yang ramah di kantong. Sebagai pemberi layanan kesehatan atau sebagai user tentulah kita harus menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kita, memanfaatkan apa yang disediakan Rumah Sakit dengan maksimal. Skil dan
11
Unit Kerja Jumlah Bed Operasi Jumlah Bed Ruang Pulih Jumlah Warmer Jumlah Blower KIRANA 7 4 2 0 KENCANA 4 5 4 5 ULB 1 0 1 0 PJT 2 0 2 0 KIARA 10 5 5 0 PESC 6 3 0 0 IPBT 14 6 3 11 KINTANI 2 2 0 2 IGD 6 5 3 1 CCC 2 4 1 0 TOTAL 54 34 21 19
3)
kemampuan untuk menggunakan dan mengoperasikan berbagai alat ini harus terus dilatih supaya pasien juga merasa aman. Sebagai contoh penggunaan IV Line Catheter untuk pemasangan infus. Dengan ketersediaan BMHP saat ini, kita dituntut untuk mampu memasang infus dengan tepat dan benar dengan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
pemahaman tentang tindakan anestesi pada pasien Bedah mata di RSCM Kirana
Tindakan anestesi umum merupakan prosedur pemberian obat bius untuk membuat pasien kehilangan kesadaran secara penuh selama prosedur medis dilakukan. Biasanya, anestesi umum diberikan saat pasien harus menjalani operasi-operasi besar yang berlangsung lama dan dapat memicu rasa sakit yang hebat, dan juga biasanya untuk pasien pasien pediatrik dan geriatri serta pasien yang tidak kooperatif. Sebelum melakukan tindakan anestesi diperlukan penjelasan yang jelas dan rinci tentang jenis tindakan dan efek samping dari pembiusan. Seringkali
ditemukan bahwa pasien belum mengetahui secara jelas jenis tindakan yang akan
12
Kurangnya
diberikan dan juga efek samping yang akan terjadi setelah pembiusan. Sebagai pelayan publik sudah seharusnya kita bisa menyampaikan informasi dengan benar dan rinci sehingga pasien atau keluarga memahami dan juga merasa tenang dan lebih siap untuk menjalani operasi.
3.3. MEMILIH DAN MENAPIS ISU
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini digunakan metode APKL untuk menetapkan prioritas masalah. Metode APKL merupakan salah satu metode yang
13
digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik skoring dalam penetapan prioritas isu
1) Aktual ( A )
Benar benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di masyarakat
2) Problematik ( P )
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusi segera
3) Kekhalayakan ( K )
Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
4) Kelayakan ( L )
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah
KRITERIA PENILAIAN UNTUK INDIKATOR AKTUAL NILAI KRITERIA MAKNA KRITERIA
5 Sangat Aktual Benar benar terjadi dengan fakta dan data yang
lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
4 Aktual Benar benar terjadi dengan fakta dan data yang
kurang lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
3 Cukup Aktual Belum tentu terjadi namun sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
2 Kurang Aktual Belum tentu terjadi namun tidak sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
1 Tidak Aktual Tidak terjadi dan tidak dibicarakan di masyarakat
14
ISU AKTUAL
1 5 5 5 5 20 1 2 4 4 4 4 16 2 3 2 3 2 3 10 3
MATRIK PENILAIAN KUALITAS ISU DENGAN ANALISIS APKL
PROBLEMATIK KEKHALAYAKAN KELAYAKAN JUMLAH PRIORITAS
Berdasarkan penilaian kualitas isu dengan analisis APKL di atas dapat disimpulkan bahwa isu atau masalah yang memiliki pengaruh paling signifikan serta harus segera dicarikan solusinya adalah isu no 1 yaitu “resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana” dengan jumlah score 20.
15
DIAGRAM FISHBONE SURROUNDINGS PEOPLE SYSTEM
SUHU KAMAR OPERASI TERLALU DINGIN
KONDISI & METABOLISME TUBUH YANG BERBEDA
STANDAR SUHU KAMAR OPERASI TIDAK BISA DIUBAH MENDADAK
KETERBATASAN MESIN PENGHANGAT
MESIN PENDINGIN KURANG BERFUNGSI DENGAN BAIK
HIPOTERMIA DI KAMAR BEDAH RSCM KIRANA
KURANG PENGETAHUAN TENTANG HIPOTERMIA
KETIDAKMAMPUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PASIEN
HARGA ALAT MAHAL
KETERBATASAN MESIN PENGHANGAT KETERBATASAN
SELIMUT TEBAL
SKILLS PRICE SUPPLIERS
16
3.4. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Penulis menentukan ide gagasan yang terpilih untuk menyelesaikan isu yaitu Pengurangan resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum dengan menggunakan aluminium foil di kamar bedah
RSCM Kirana. Gagasan pemecahan isu yang dibuat oleh penulis pada aktualisasi ini berdasarkan dengan Tusi jabatan Asisten Penata Anestesi yaitu melakukan monitoring tanda vital selama tindakan anestesi ( tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen dan suhu ) . Kegiatan dari gagasan yang dilakukan sesuai dengan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN BERAKHLAK), dan menunjang visi misi RSCM, serta penguatan nilai organisasi tempat unit bekerja
17
No Kegiatan Sumber
1 Penyusunan rencana kegiatan tentang perizinan rancangan
aktualisasi pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
2 Pembuatan tata cara penggunaan dan pengaplikasian
aluminium foil kepada pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
3 Sosialisasi kepada rekan sejawat tentang pemakaian
aluminium foil pada pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
4 Penerapan pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
5 Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil pada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
Tusi Jabatan
Inovasi
Tusi Jabatan
Tusi Jabatan
Inovasi
Tusi Jabatan
Tusi Jabatan
Ide gagasan ini merupakan pengamalan dari agenda 3 terkait peran dan kedudukan ASN yaitu manajemen ASN dan juga pelayanan publik.
Penggunaan Aluminium Foil ini merupakan alternatif yang bisa dipakai saat ini untk mengurangi atau mencegah terjadinya hipotermia pada pasien di Kamar Bedah RSCM
Kirana khusunya pasien geriatri dengan pembiusan umum. Dengan adanya gagasan penggunaan Aluminium Foil ini merupakan gagasan untuk meningkatkan pelayanan publik dimana hal ini merupakan tugas profesi sebagai ASN yang dibutuhkan oleh penata anestesi dalam memberikan pelayanan prima salah satunya mencegah terjadinya hipotermia pada pasien geriatri.
Draft Instruksi kerja (IK) merupakan turunan dari SOP yang merupakan sekumpulan langkah dan panduan urutan kerja dalam menggunakan aluminium foil dalam pencegahan hipotermia. Dengan adanya IK ini penggunaan aluminium foil ini mempunyai prosedur dasar dalam menjalankan kebijakan yang ditetapkan dan penjamin mutu pelayanan publik yang profesional terkait pelayanan yang diberikan
oleh penata anestesi sebagai pemberi layanan publik.
18
1) ALUMINIUM FOIL ( SURVIVAL THERMAL BLANKET )
Banyak studi menunjukkan bahwa penggunaan forced air warmer mengurangi risiko hipotermia perioperatif. Forced air warmer merupakan penghangat aktif yang terdiri dari blower dan perforated air blanket sekali pakai. Namun perforated air blanket tidak selalu tersedia dan harga relatif mahal untuk penggunaan selama beberapa jam operasi sehingga seringkali blower digunakan dengan kain draping sebagai pengganti perforated air blanket untuk menghantarkan panas dari blower.
Kain bukan merupakan media penghantar panas yang baik, sehingga kejadian hipotermia pascaoperasi cukup tinggi, yaitu sebanyak 26-28%.
Selimut aluminium Foil atau sering disebut survival thermal blanket merupakan selimut berbahan dasar aluminium foil mylar, juga dari campuran bahan poliester atau jenis aluminium lainnya dan lembaran plastik tak berpori dan berlapis aluminium foil. Bahan ini yang bekerja dengan memantulkan panas radiasi yang seringkali digunakan oleh pendaki gunung sebagai selimut emergensi pada suhu yang dingin. Bahan ini dapat mengurung panas seseorang yang berlindung di dalamnya sehingga tetap hangat pada cuaca dingin. Survival thermal blanket juga bersifat waterproof dan windproof dengan bentuk yang sangat tipis dan mudah dibawa-bawa. Meskipun tipis, kemampuannya dalam menahan panas cukup bagus. Ditambah lagi, produk ini biasanya dijual dengan harga terjangkau. Pada tahun 1960, survival thermal blanket sangat populer digunakan untuk manajemen pasien hipotermia. permukaan metal digunakan untuk merefleksikan kehilangan panas akibat radiasi yang merefleksikan gelombang elektromagnetik sehingga dapat menahan panas tubuh hingga 80%. Karena radiasi merupakan mekanisme utama kehilangan panas, penggunaan survival thermal blanket dapat meminimalisir kehilangan panas dan menurunkan shivering pascaoperasi. Survival thermal blanket merupakan selimut dengan karakteristik permukaan perak atau emas pada salah satu sisinya yang merupakan proteksi hipotermia yang digunakan oleh pelayanan medis emergensi dan olahragawan di aktivitas lapangan. Buggy dkk melakukan penelitian pada 86 pasien yang menjalani operasi dengan pembiusan umum dan didapatkan penggunaan preemptif survival thermal blanketmenurukan angka shiveringpascaoperasiDengan harga yang jauh lebih murah, diharapkan penggantian warmer dengan survival thermal blanket atau aluminium foil pada pasien yang menjalani operasi dapat menjadi alternatif untuk mencegah kehilangan panas tubuh dan mempertahankan pasien pada suhu
19
normotermia. Ada juga yang menyebut emergency blanket dengan nama survival blanket atau rescue blanket.
Berikut adalah bahan-bahan yang umum digunakan pada survival thermal blanket.
Polyester: Polyester merupakan istilah umum untuk kain yang dibuat menggunakan benang atau serat polyester. Serat atau kain polyester dibuat dari senyawa kimia, ethylene glycol, dan asam tereftalat. Bahan ini sering dikombinasikan dengan polyethylene terephathalate (PET) yang berasal dari minyak bumi (petroleum). Jenis bahan ini cocok digunakan untuk pelapis antipanas pada emergency blanket.
Thermal/aluminium: Emergency blanket dengan bahan thermal atau
aluminium biasa disebut juga sebagai selimut panas. Thermal blanket merupakan selimut tipis yang terbuat dari lembaran plastik tak berpori dan berlapis
aluminium foil. Bahan ini dapat mengurung panas seseorang yang berlindung di dalamnya sehingga tetap hangat pada cuaca dingin.
Bahan bulu/wol: Bahan ini terkenal sangat hangat dan ringan, cocok untuk dijadikan lapisan dalam pada sleeping bag. Bahan ini juga memiliki insulasi yang baik dan dapat mengisolasi panas tubuh Anda agar tidak kedinginan. Harganya sedikit lebih mahal dibandingkan bahan lainnya, tetapi desain dan ukurannya juga lebih beragam.
Mylar/polyethylene: Bahan ini pertama muncul tahun 1964 dan dikembangkan oleh NASA. Saat itu, bahan ini menjadi bahan dari selimut luar angkasa atau disebut juga selimut mylar. Bahan ini terlihat seperti kertas timah yang dapat membuat tubuh Anda tetap hangat. Emergency blanket dari bahan ini termasuk yang paling populer dan banyak digunakan karena efisien dan mudah dibawa.
20
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Matrix Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi Pengurangan resiko hipotermia pada pasien geriatri yang
menjalani pembiusan umum dengan menggunakan aluminium foil di Kamar
Bedah RSCM Kirana akan dilaksanakan pada 5 Agustus - 9 September 2022. Berikut merupakan waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi .
1
Penyusunan rencana kegiatan tentang
perizinan rancangan aktualisasi pemakaian
aluminium foil kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
Pembuatan tata cara penggunaan dan pengaplikasian aluminium foil kepada
2
pasien geriatri dengan pembiusan umum di
Kamar Bedah RSCM Kirana
Sosialisasi kepada rekan sejawat tentang
pemakaian aluminium foil kepada pasien
3
geriatri dengan pembiusan umum di Kamar
Bedah RSCM Kirana
Penerapan pemakaian aluminium foil
4
kepada pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil
5
pada pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
21
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Agustus September 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4.2. Matrix Rencana dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi ( Nilai – Nilai Dasar PNS )
Nama : Ika Tambunan
NIP : 199109062022032002
Jabatan : Asisten Penata Anestesi Terampil
Unit Kerja : Kamar Bedah RSCM Kirana
Isu Yang diangkat : Resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
Gagasan Pemecah Isu : Pengurangan resiko hipotermia pada pasien geriatri yang menjalani pembiusan umum
dengan menggunakan aluminium foil di Kamar Bedah RSCM Kirana
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Kegiatan Keterkaitan
dengan substansi
mata pelatihan
agenda 2
Kontribusi
terhadap visi
misi organisasi
Penguatan
nilai organisasi
1. Penyusunan
rencana kegiatan
tentang pelaksanaan
dan perizinan
rancangan aktualisasi
1. Mendiskusikan dengan mentor tentang rencana
kegiatan aktualisasi
Disepakatinya
kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam
aktualisasi
Menyampaikan
rencana kegiatan
rancangan
aktualisasi kepada
mentor dengan
transparan dan
kejelasan maksud
dan tujuan
Sesuai dengan
misi organisasi yaitu
menyelenggarakan
sistem manajemen
RS dengan
tatakelola yang
Kegiatan ini
menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
22
dengan mentor tentang waktu dan tempat
pelaksanaan
aktualisasi
Disepakatinya waktu dan tempat
pelaksanaan aktualisasi
( Akuntabel )
Menjalin dan mempertahankan
komunikasi yang
baik saat diskusi ( Berorientasi
Pelayanan )
Dengan nilai saling
peduli dan
menghargai
perbedaan dalam
diskusi untuk
mencapai mufakat ( Harmonis )
Cermat dan teliti
dalam
menentukan waktu dan tempat
kegiatan ( Akuntabel )
andal dan akuntabel
23
2. Mendiskusikan
3. Mendiskusikan
dengan mentor
tentang rencana
perizinan kepada
Kepala Ruangan
terkait pelaksanaan
kegiatan
Dengan nilai saling peduli dan menghargai perbedaan dalam
diskusi bersama
untuk pencapaian
mufakat ( Harmonis )
Menjalin dan
mempertahankan
komunikasi yang
baik saat diskusi ( Berorientasi
Pelayanan )
Disepakatinya waktu
untuk meminta izin
kepada Kepala
Ruangan Kamar
Bedah RSCM Kirana
Berkomunikasi
dengan baik dengan mentor
saat berdiskusi ( Berorientasi
Pelayanan )
Dengan nilai saling
peduli dan
24
4. Mengajukan izin
kepada penanggung
jawab Kamar
Bedah RSCM
Kirana terkait
pelaksanaan
rancangan
aktualisasi
Tersedianya surat
izin untuk
melaksanakan
rancangan
aktualisasi dari
Kepala ruangan
Kamar Bedah RSCM
Kirana
menghargai
perbedaan dalam
diskusi untuk
mencapai mufakat ( Harmonis )
Merupakan bagian
dari
tanggungjawab
sebagai pegawai
untuk meminta
izin dalam
melakukan suatu
kegiatan inovatif
kepada atasan
langsung yang
berkaitan dengan
bidang tugasnya ( Akuntabel )
Meminta izin
dengan sopan
santun
25
5. Meminta izin
kepada pimpinan
instalasi untuk
melaksanakan
kegiatan
rancangan aktualisasi
Tersedianya surat
izin untuk
melaksanakan
rancangan
aktualisasi dari
Kepala Instalasi
RSCM Kirana
( Berorientasi
Pelayanan )
Membangun
hubungan yang
selaras dengan
atasan ( Harmonis )
Transparan dalam
menyampaikan
aspirasi dan
informasi dengan
kejelasan tentang
maksud dan
tujuan terkait ide
gagasan ( Akuntabel )
Menyampaikan
informasi terkait
rancangan dengan
santun serta
menggunakan
26
tata cara penggunaan dan pengaplikasian
aluminium foil
Mutu RSCM Kirana
untuk Meminta panduan
pembuatan Instruksi Kerja
Tersedianya panduan
pembuatan Instruksi
Kerja
komunikasi efektif ( Berorientasi
Pelayanan )
Meminta izin
dengan sopan ( Berorientasi
Pelayanan )
Menyampaikan
aspirasi terkait
inovasi dalam
pelayanan serta
proaktif dalam
meminta izin (
Adaptif )
Menghubungi unit
terkait dengan
cara yang sopan ( Berorientasi
Pelayanan )
Menyampaikan
maksud dan tujuan
Sesuai dengan
misi organisasi yaitu
menyelenggarakan
sistem manajemen
RS dengan
tatakelola yang
Kegiatan ini
menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
27
2. Pembuatan
1. Menghubungi PJ
2. Membaca dan mempelajari
Panduan
penyusunan
Instruksi Kerja
3. Menyusun draft instruksi kerja
Dipahaminya cara
penyusunan instruksi
kerja
Tersusunnya Draft
Instruksi Kerja
dengan jelas ( Akuntabel )
Meminta
kesediaan unit
terkait untuk
berkontribusi
dalam penyusunan
instruksi kerja ( Kolaboratif )
Membaca dan mempelajari
dengan cermat
dan teliti suatu
panduan ( Akuntabel )
andal dan akuntabel
Membuat Prosedur
dan cara kerja
yang benar
sebagai
perwujudan dari
28
4. Mendiskusikan
dan meminta
masukan Mentor
terkait draft
Instruksi Kerja
yang telah disusun
Disepakatinya draft
instruksi kerja yang
telah disusun
profesionalisme ( Akuntabel )
Melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik
dalam penerapan
pembuatan
prosedur yang
baik dan tepat ( Kompeten )
Mendiskusikan
hasil kerja secara
transparan ( Akuntabel )
Dengan nilai
persatuan diskusi
bersama untuk
pencapaian mufakat ( Loyal )
Mendiskusikan dan
meminta pendapat
29
5. Melakukan
Konsultasi kepada
PJ Mutu terkait
Draft Instruksi
Kerja yang telah disusun
Disepakatinya dan
disetujuinya Draft
Instruksi Kerja
dengan sopan
kepada mentor ( Berorientasi Pelayanan)
Mendiskusikan
hasil kerja secara
transparan ( Akuntabel )
Dengan nilai
persatuan diskusi
bersama untuk
pencapaian
mufakat ( Loyal )
Mendiskusikan dan meminta pendapat
dengan sopan ke
bagian mutu
pelayanan ( Berorientasi Pelayanan)
30
Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat tentang pemakaian aluminium foil
1. Meminta izin
kepada Kepala Ruangan untuk menyampaikan sosialisasi kepada rekan sejawat
Tersedianya surat
izin sosialisasi dari
kepala ruangan
Meminta izin
kepada atasan
dengan sopan ( Berorientasi
Pelayanan )
Menyampaikan
maksud dan
tujuan dengan
jelas ( Akuntabel )
Sesuai dengan
misi organisasi yaitu
menyelenggarakan
sistem manajemen
RS dengan
tatakelola yang
andal dan
akuntabel
Kegiatan ini
menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
tempat, waktu pelaksaan dan peserta yang
terlibat dalam
sosialisasi
Disepakatinya
tempat dan waktu
pelaksanaan
sosialisasi
Disepakatinya
peserta yang terlibat
dalam sosialisasi
Bersikap sopan
dan ramah dalam
berdiskusi ( Berorientasi
Pelayanan )
Dengan
menerapkan nilai
persatuan dalam
diskusi untuk
mencapai
31
3.
2. Menyepakati
3. Membuat undangan sosialisasi
Tersedianya surat undangan sosialisasi
kesepakatan
bersama ( Loyal )
Membuat
undangan dengan
rapi dengan
kejelasan maksud
dan tujuan ( Kompeten )
4. Membagikan / mendistribusikan undangan sosialisasi
Undangan diterima
peserta sosialisasi
Mendistribusikan
undangan dengan
tepat sasaran ( Akuntabel )
Membagikan
undangan dengan
sopan dan ramah
( Berorientasi
Pelayanan)
5. Menyiapkan tempat dan peralatan yang
dibutuhkan untuk sosialisasi
Tersedianya tempat sosialisasi
Tertatanya tempat sosialisasi
Menyiapkan
tempat sosialisasi
dengan rapi ( Berorientasi
Pelayanan )
32
6. Menyiapkan formulir tandatangan sosialisasi
Tersedianya peralatan untuk sosialisasi
Menyiapkan peralatan dengan
cermat ( Akuntabel )
Tersedianya Form tandatangan
Meyiapkan Form tandatangan
dengan rapi ( Akuntabel )
7. Melakukan sosialisasi
Sosialisasi terlaksana
dengan baik
Menjelaskan
kepada teman
sejawat dengan
Bahasa yang
mudah dipahami ( Kolaboratif )
Menyampaiakn
maksud dan
tujuan kegiatan
secara transparan ( Akuntabel )
33
4. Penerapan
pemakaian
aluminium foil
kepada pasien
geriatri dengan
pembiusan
umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
8. Meminta tandatangan peserta sosialisasi
Form tandatangan terisi lengkap
Meminta tandatangan
dengan sopan dan santun ( Berorientasi Pelayanan )
9. Membuat laporan kegiatan sosialisasi
1. Memilih pasien yang akan diuji
cobakan dengan
aluminium foil
Tersedianya
Laporan Kegiatan sosialisasi
Tersedianya dan
terisinya ceklist
pasien yang akan
dilakukan uji coba
pemakaian
aluminium foil
Membuat laporan
kegiatan dengan rapi ( Akuntabel )
Memilih pasien
dengan tepat
sesuai kriteria ( Kompeten )
Sesuai dengan
misi organisasi
yaitu menyelenggarakan
sistem manajemen
RS dengan
tatakelola yang
andal dan akuntabel
Kegiatan ini
menguatkan nilai
organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
2. Mengevaluasi
uji coba Tersedianya form pemantaun suhu
Membuat hasil uji
coba dengan
34
hasil
pemakaian
aluminium foil
3. Melaporkan hasil
uji coba kepada mentor dan kepala
ruangan
4. Mempersiapkan pasien ( memilih pasien sesuai
kriteria ) dengan
pembiusan umum
berdasarkan
penjadwalan
sehari sebelum
tindakan melalui
EHR ( Electronic Health Record )
5. Melakukan
pengecekan
tanda- tanda vital
cermat ( Akuntabel )
Tersedianya laporan
dan tandatangan
mentor dan kepala
ruangan
Tersedianya dan
terisinya ceklist
pasien yang akan
mengunakan
aluminium foil
Melaporkan hasil
uji coba secara
transparan ( Akuntabel )
Memahami dan
memenuhi
kebutuhan pasien
serta
mempersiapkan
pasien sebelum
dilakukan tindakan
dengan baik ( Berorientasi
Pelayanan )
Terdokumentasinya
tanda tanda vital
pasien
Melakukan
tindakan dengan
cekatan sebagai
35
5. Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil pada pasien
sesaat setelah
pasien masuk ke
kamar bedah
6. Memasangkan
aluminium foil ke
permukaan tubuh pasien
1. Mengumpulkan
semua ceklist pasien yang
memakai
aluminium foil
Terdokumentasinya
Form pemantauan suhu
wujud untuk
memberikan
pelayanan terbaik ( Berorientasi
Pelayanan )
Memenuhi dan
memberikan rasa
nyaman pada pasien
(Berorientasi
Pelayanan)
Tersedianya
rekapan ceklist pasien
Mengumpulkan
ceklist dengan
cermat dan teliti (
Akuntabel )
Sesuai dengan
misi organisasi yaitu
menyelenggarakan
sistem manajemen
RS dengan
tatakelola yang
andal dan
akuntabel
Kegiatan ini
menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
36
2. Mengumpulkan dan rekap semua hasil pemantauan suhu dan tanda vital pasien
Tersedianya rekapan hasil pemantauan suhu dan tanda vital pasien
Mengumpulkan hasil pemantauan suhu dengan cermat ( Akuntabel )
37
4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
No Pihak Peran
1 Kepala Ruangan
Kamar Bedah RSCM
Kirana
2 Kepala Instalasi
Memberikan arahan dan dukungan dalam pelaksanaan aktualisasi
Membantu mengarahkan teman sejawat dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
RSCM Kirana Memberikan pengarahan atas rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan di Instalasi.
3 Dokter Spesialis
Anestesi dan PPDS
4 Teman Sejawat
Kamar Bedah
Ikut berkontribusi dalam mendukung pemakaian aluminium foil sebagai media untuk mencegah hipotermia
Ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
5 Penata Anestesi Membantu dalam mensukseskan kegiatan aktualisasi
Ikut serta dalam pengawasan dan monitoring pelaksanaan aktualisasi ini
6 Coach Memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses pembelajaran, rancangan aktualisasi dan pelaksanaan aktualisasi.
Memberikan materi pembelajaran selama proses rancangan aktualisasi hingga pelaksanaan aktualisasi
Memberikan motivasi dan dukungan dalam proses pembelajaran, rancangan aktualisasi dan pelaksanaan aktualisasi.
7 Mentor Pembimbing dalam menentukan dan memberikan
arahan terhadap penetapan isu
Memberikan masukan dan arahan dalam proses rancangan aktualisasi.
Memberikan bahan materi untuk keperluan rancangan aktualisasi
38
Membantu dalam menjalin kerja sama antar unit dalam rancangan aktualisasi.
Memberikan arahan dalam penyususnan Draft Instruksi Kerja.
8 Ka Sub Mutu dan Pelayanan
Memberikan arahan dalam penyusunan Draft Instruksi Kerja
39
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1. Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK dilaksanakan di RSCM Kirana dalam
periode 5 Agustus sampai dengan 9 September 2022. Kegiatan terdiri dari 5 jenis
kegiatan dengan beberapa tahapan di dalam masing-masing kegiatan Dalam
laporan ini disertakan pula bukti pendukung bahwa kegiatan sudah dilaksanakan.
Tabel … Daftar Realisasi Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. Penyusunan rencana kegiatan
tentang perizinan rancangan
aktualisasi pemakaian aluminium foil
kepada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah
5 – 9 Agustus 2022
Tercapai
RSCM Kirana
2. Pembuatan tata cara penggunaan dan
pengaplikasian aluminium foil kepada
pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
3. Sosialisasi kepada rekan sejawat
tentang pemakaian aluminium foil
kepada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
4. Penerapan pemakaian aluminium foil
kepada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
5. Evaluasi hasil pemakaian aluminium
foil pada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
9 – 12 Agustus 2022
Tercapai
10 – 12 Agustus 2022
Tercapai
15 Agustus 2022 –
Tercapai
9 September 2022
9 September 2022
Tercapai
Tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan telah dilaksanakan tepat waktu sesuai
40
rencana.
5.2. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (berorientasi layanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) telah diimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan aktualisasi. Rincian mengenai kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Proses Aktualisasi Kegiatan 1
Kegiatan 1 adalah penyusunan rencana kegiatan tentang perizinan rancangan aktualisasi pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah RSCM Kirana. Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Kamar Bedah RSCM Kirana.
Tanggal Terlaksana 5-9 Agustus 2022
Output Kegiatan
a. Foto diskusi dengan mentor
b. Surat izin dari PJ Kamar Bedah dan foto dokumentasi
Tahapan Kegiatan
a. Mendiskusikan dengan mentor tentang rencana kegiatan aktualisasi
b. Mendiskusikan dengan mentor tentang waktu
dan tempat pelaksanaan aktualisasi
c. Mendiskusikan dengan mentor tentang rencana perizinan kepada Kepala Ruangan terkait
pelaksanaan kegiatan
d. Mengajukan izin kepada penanggung jawab
Kamar Bedah RSCM Kirana terkait pelaksanaan
rancangan aktualisasi
e. Meminta izin kepada pimpinan instalasi untuk melaksanakan kegiatan rancangan aktualisasi
Keterkaitan Mata
Pelatihan Agenda 2
a. Akuntabel
Menyampaikan rencana kegiatan
rancangan aktualisasi kepada mentor
dengan transparan dan kejelasan maksud
dan tujuan
41
Cermat dan teliti dalam menentukan waktu dan tempat kegiatan
Merupakan bagian dari tanggungjawab sebagai pegawai untuk meminta izin dalam
melakukan suatu kegiatan inovatif kepada atasan langsung yang berkaitan dengan
bidang tugasnya
Transparan dalam menyampaikan aspirasi dan informasi dengan kejelasan tentang maksud dan tujuan terkait ide gagasan
b. Berorientasi Pelayanan
Menjalin dan mempertahankan komunikasi yang baik saat diskusi
Berkomunikasi dengan baik dengan mentor
saat berdisku
Meminta izin dengan sopan santun
Menyampaikan informasi terkait rancangan dengan santun serta menggunakan
komunikasi efektif
c. Harmonis
Dengan nilai saling peduli dan menghargai perbedaan dalam diskusi untuk mencapai
mufakat
Membangun hubungan yang selaras
dengan atasan
d. Adaptif
Menyampaikan aspirasi terkait inovasi dalam pelayanan serta proaktif dalam
meminta izin
Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
Sesuai dengan misi organisasi yaitu
menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan
tatakelola yang andal dan akuntabel
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu
integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi
42
dan keunggulan
Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Jumat, 05 Agustus 2022
Berdiskusi dengan mentor terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi baik berupa tempat, waktu pelaksanaan serta permintaan izin kepada pimpinan. Saran dari mentor supaya segera membuat surat izin untuk disampaikan kepada Kepala
Ruangan dan Kepala Instalasi.
Senin, 8 Agustus 2022
Mengajukan izin kepada Kepala Ruangan dan berdiskusi tentangkegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil dari kegiatan ini adalah disetujuinya untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi. Dalam kesempatan ini Kepala ruangan membaca surat permohonan izin yang akan disampaikan kepada Kepala Instalasi dan memberikan masukan tentang isi dan format suratnya.
Selasa, 9 Agustus 2022
Melakukan pertemuan dengan Kepala Instalasi untuk menyampaiakn rencana kegiatan dan meminta izin melaksankaan kegiatan aktualisasi. Hasil dari pertemuan ini adalah disetujuinya kegiatan yang akan dilaksanakan tetapi untuk surat izin akan disusulkan kemudian
Dokumentasi
43
2) Proses Aktualisasi Kegiatan 2
Kegiatan 2 Pembuatan tata cara penggunaan dan pengaplikasian aluminium foil.
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Kamar Bedah RSCM Kirana.
Tanggal Terlaksana 9 - 12 Agustus 2022
Output Kegiatan
a. Panduan pembuatan Instruksi Kerja
b. Foto dan dokumentasi kegiatan konsultasi
dengan PJ Mutu RSCM Kirana
Tahapan Kegiatan
a. Menghubungi PJ Mutu RSCM Kirana untuk
meminta panduan penyusunan Instruksi Kerja
b. Membaca dan mempelajari panduan
penyusunan Instruksi Kerja
c. Menyusun draft instruksi kerja
d. Mendiskusikan dan meminta masukan Mentor
terkait draft Instruksi Kerja yang telah disusun
e. Melakukan Konsultasi kepada PJ Mutu terkait
Draft Instruksi Kerja yang telah disusun
Keterkaitan Mata a. Akuntabel
44
Pelatihan Agenda 2
Menyampaikan maksud dan tujuan dengan
jelas
Membaca dan mempelajari dengan cermat dan teliti suatu panduan
Membuat Prosedur dan cara kerja yang benar sebagai perwujudan dari
profesionalisme
Mendiskusikan hasil kerja secara transparan
b. Berorientasi Pelayanan
Menghubungi unit terkait dengan cara yang
sopan
Mendiskusikan dan meminta pendapat dengan sopan kepada mentor
c. Kompeten
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam penerapan pembuatan prosedur yang
baik dan tepat
d. Kolaboratif
Meminta kesediaan unit terkait untuk berkontribusi dalam penyusunan instruksi
kerja
e. Loyal
Dengan nilai persatuan diskusi bersama untuk pencapaian mufakat
Kontribusi terhadap
visi misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
Sesuai dengan misi organisasi yaitu
menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan
tatakelola yang andal dan akuntabel
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
Pelaksanaan dan hasil kegiatan
Selasa, 09 Agustus 2022
45
Menghubungi PJ Mutu RSCM Kirana untuk menyampaikan maksud dan meminta panduan penyusunan Instruksi Kerja untuk dipelajari. Hasil dari kegiatan ini adalah diberikannya panduan penyusunan instruksi kerja, kemudian membaca dan mempelajari panduan tersebut.
Rabu, 10 Agustus 2022
Menyusun draft instruksi kerja sesuai dengan panduan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya draft instruksi kerja.
Kamis, 11 Agustus 2022
Melakukan konsultasi dengan mentor terkait Draft Instruksi Kerja yang disusun. Hasil dari kegiatan ini adalah didapatkannya persetujuan dari mentor dan meminta untuk mengkonsultasikan dengan penanggungjawab mutu RSCM Kirana.
Kemudian meneruskan hasil ke PJ Mutu RSCM Kirana untuk dibaca terlebih dahulu.
Jumat, 12 Agustus 2022
Menemui PJ Mutu RSCM Kirana untuk melakukan konsultasi. Hasil dari pertemuan ini adalah mendiskusikan dan melakukan perbaikan instruksi kerja diantaranya memperbaiki judul dengan pemahaman yang detail, menambahkan tujuan dan manfaat yang utama, ruang lingkup lebih dibedakan kategorinya, persiapan alat ditambahkan, prosedur kegiatan diperbaiki lebih detail. Kemudian PJ Mutu meminta untuk melakukan perbaikan dan mengirimkannya kembali untuk dievaluasi.
Dokumentasi
46
3. Proses Aktualisasi Kegiatan 3
Kegiatan 3 Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Kamar Bedah RSCM Kirana.
Tanggal Terlaksana 10 - 12 Agustus 2022
Output Kegiatan
a. Surat izin dari Kepala Ruangan
b. Surat undangan sosialisasi
c. Form Daftar Hadir
d. Foto dokumentasi kegiatan sosialisasi
Tahapan Kegiatan
a. Meminta izin kepada Kepala Ruangan untuk menyampaikan sosialisasi kepada rekan sejawat
b. Menyepakati tempat, waktu pelaksaan dan peserta yang terlibat dalam sosialisasi
c. Membuat undangan sosialisasi
47
Keterkaitan Mata Pelatihan Agenda 2
d. Membagikan / mendistribusikan undangan sosialisasi
e. Menyiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan untuk sosialisasi
f. Menyiapkan formulir tandatangan sosialisasi
g. Melakukan sosialisasi
h. Meminta tandatangan peserta sosialisasi
i. Membuat laporan kegiatan sosialisasi
a. Akuntabel
Menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas
Mendistribusikan undangan dengan tepat sasaran
Menyiapkan peralatan dengan cermat
Meyiapkan Form tandatangan dengan rapi
Menyampaiakn maksud dan tujuan kegiatan secara transparan
Membuat laporan kegiatan dengan rapi
b. Berorientasi Pelayanan
Meminta izin kepada atasan dengan sopan
Bersikap sopan dan ramah dalam berdiskusi
Membagikan undangan dengan sopan dan ramah
Menyiapkan tempat sosialisasi dengan rapi
Meminta tandatangan dengan sopan dan santun
c. Kompeten
Membuat undangan dengan rapi dengan
kejelasan maksud dan tujuan
d. Kolaboratif
Menjelaskan kepada teman sejawat dengan
Bahasa yang mudah dipahami
e. Loyal
48
Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Dengan menerapkan nilai persatuan dalam diskusi untuk mencapai kesepakatan
bersama
Sesuai dengan misi organisasi yaitu menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tatakelola yang andal dan akuntabel
Penguatan nilai organisasi Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Rabu, 10 Agustus 2022
Meminta izin kepada kepala ruangan untuk melaksanakan sosialisasi serta menyepakati tempat dan waktu pelaksanaan serta peserta yang terlibat dalam sosialisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah ditetapkannya waktu sosialisasi yaitu pada hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 Pukul 14.30 sd selesai bertempat di Ruang
Pemulihan Kamar Bedah RSCM Kirana dengan peserta Rekan- Rekan OK, Penata Anestesi, Dokter Anestesi dan PPDS Anestesi.
Kamis, 11 Agustus 2022
Membuat serta membagikan undangan kepada peserta serta mengajak rekan rekan untuk menghadiri undangan sosialisasi.
Jumat, 12 Agustus 2022
Sebelum menyampaikan sosialisasi pada jam yang telah ditetapkan, terlebih dahulu menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan untuk sosialisasi. Kemudian pada saat tiba jamnya peserta berkumpul di tempat yang telah disiapkan kemudian memulai kegiatan sosialisasi. Pada kegiatan ini dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi bersama. Peserta yang hadir 20 orang. Diakhir kegiatan sosialisasi ini dilakukan simulasi pemakaian aluminium foil kepada salah satu peserta. Kemudian peserta
mengisi daftar hadir dan tandatangan.
Dokumentasi kegiatan
49
50
51
4. Proses Aktualisasi Kegiatan 4
Kegiatan 4 Penerapan pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM KiranaKegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Kamar Bedah RSCM Kirana.
Tanggal Terlaksana 25 Agustus – 9 September 2022
Output Kegiatan
a. Ceklist pasien yang mengunakan aluminium foil
b. Dokumentasi form pemantauan suhu
c. Foto di Kamar Bedah saat
Tahapan Kegiatan
a. Mempersiapkan pasien ( memilih pasien sesuai kriteria ) dengan pembiusan umum berdasarkan
penjadwalan sehari sebelum tindakan melalui
EHR ( Electronic Health Record
b. Melakukan pengecekan tanda- tanda vital sesaat
setelah pasien masuk ke kamar bedah
c. Memasangkan aluminium foil ke permukaan
tubuh pasien
Keterkaitan Mata Pelatihan
Agenda 2
a. Akuntabel
Membuat hasil uji coba dengan cerma
Melaporkan hasil uji coba secara transparan
b. Berorientasi Pelayanan
Memahami dan memenuhi kebutuhan pasien serta mempersiapkan pasien sebelum dilakukan tindakan dengan baik
Melakukan tindakan dengan cekatan sebagai wujud untuk memberikan pelayanan terbaik
Memenuhi dan memberikan rasa nyaman pada pasien
c. Kompeten
Memilih pasien dengan tepat sesuai kriteria
Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Sesuai dengan misi organisasi yaitu menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan
tatakelola yang andal dan akuntabel
Penguatan nilai organisasi Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi
52
dan keunggulan
Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Kamis , 25 Agustus 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien geriatri dengan inisial Tn T dengan usia 76 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien. Ketika pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 27,4 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu akhir 36,10C.
Jumat, 26 Agustus 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien geriatri dengan inisial Tn DS dengan usia 66 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien .
Ketika pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 28,7 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 36,20C.
Rabu, 31 Agustus 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien geriatri dengan inisial Ny S dengan usia 64 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien . Ketika pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 28,4 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 36,00C.
Kamis, 1 September 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien geriatri dengan inisial Ny AS dengan usia 61 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi
lalu dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien .
Ketika pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium
53
foil kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 28,7 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 36,10C.
Jumat, 2 September 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien geriatri dengan inisial Tn S dengan usia 62 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu
dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien . Ketika
pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 28,2 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 36,0 0C.
Kamis , 8 September 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien
geriatri dengan inisial Tn S dengan usia 64 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu
dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien . Ketika
pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil
kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 30,5 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 35,80C.
Jumat, 9 September 2022
Memilih pasien yang akan menggunakan selimut aluminium foil. Ditemukan pasien
geriatri dengan inisial Ny M dengan usia 66 tahun. Saat pasien tiba di kamar operasi lalu
dilakukan pengukuran tanda tanda vital termasuk mengukur suhu tubuh pasien . Ketika
pasien ditidurkan di meja operasi lalu seluruh tubuh ditutupi selimut aluminium foil
kecuali daerah kepala. Data diawal ditemukan suhu 31,3 0C kemudian dilakukan
pemantauan setelah dipasangkan aluminium foil selama operasi dan didapatkan suhu
akhir 35,6 0C.
54
Dokumentasi Kegiatan
55
FORM CEKLIST PASIEN YANG AKAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL TANGGAL NAMA PASIEN UMUR KETERANGAN 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun 08 September Tn S 64 Tahun 09 September Ny M 66 Tahun
5. Proses Aktualisasi Kegiatan 5
Kegiatan 5 Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil pada pasien geriatri dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana . Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Kamar Bedah RSCM Kirana.
Tanggal Terlaksana 9 September 2022
Output Kegiatan
a. Rekapan ceklist pasien
b. Rekapan hasil pemantauan suhu dan tanda vital pasien
c. Terselesaikannya kegiatan aktualisasi latsar cpns 2022
d. Catatan Konsultasi dengan PJ Mutu terkait proses pengesahan dan penandatanganan Instruksi Kerja
Tahapan Kegiatan
a. Mengumpulkan semua ceklist pasien yang memakai aluminium foil
b. Mengumpulkan dan rekap semua hasil pemantauan suhu dan tanda vital pasien
c. Memfollow Up Proses pengesahan atau penandatanganan Instruksi Kerja yang telah dibuat
Keterkaitan Mata Pelatihan
Agenda 2
a. Akuntabel
Mengumpulkan ceklist dengan cermat dan teliti
Mengumpulkan hasil pemantauan suhu dengan cermat
Kontribusi terhadap visi misi organisasi Sesuai dengan misi organisasi yaitu menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tatakelola yang andal dan akuntabel
Penguatan nilai organisasi Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu
integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi dan keunggulan
56
Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil ini dilakukan ditahap akhir kegiatan yaitu di minggu terakhir aktualisasi pada minggu kedua September dengan mengumpulkan semua hasil ceklis pasien yang menggunakan aluminium foil dan hasil pemantauan suhu pasien.
Dokumentasi Kegiatan CEKLIST
57
PASIEN YANG TELAH MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL TANGGAL NAMA PASIEN UMUR KETERANGAN 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun 08 SEPTEMBER Tn S 64 Tahun 09 SEPTEMBER Ny M 66 Tahun HASIL PEMANTAUAN SUHU PASIEN YANG TELAH MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL TANGGAL NAMA PASIEN UMUR SUHU AWAL SUHU AKHIR 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 27,4 0 C 36,1 0 C 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 28,7 0 C 36,2 0 C 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 28,4 0 C 36,0 0 C 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 28,7 0 C 36,1 0 C 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun 28,2 0 C 36,0 0 C 08 SEPTEMBER Tn S 64 Tahun 30,5 0 C 35,8 0 C 09 SEPTEMBER Ny M 66 Tahun 31,3 0 C 35,6 0 C
58
5.3. Kualitas dan Kemanfaatan Aktualisasi
1)Manfaat bagi pencapaian tujuan aktualisasi
Aktualisasi yang kami lakukan selama 6 minggu mendapat dukungan penuh dari seluruh rekan-rekan kerja di tiap unit terkait. Proses ini mendukung nilai-nilai BerAKHLAK dan nilai dari RS kami yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepedulian, Kolaborasi, Keunggulan.
Dengan berlangsungnya aktualisasi ini dan berjalannya penggunaan selimut aluminium foil untuk pasien geriatri dengan pembiusan umum di RSCM Kirana maka diharapkan
berkurangnya angka kejadian hipotermia pada pasien dengan pembiusan umum khususnya pasien geriatri. Hasil evaluasi selama pelaksanaan aktualisasi Agustus –September didapatkan data dari 7 pasien geriatri yang menggunakan selimut aluminium foil dengan kategori resiko paling tinggi mengalami hipotermia yaitu pasien 5 orang
mencapai suhu normotermia ( suhu normal dewasa ) dan 2 orang mendekati normotermia. Dengan adanya selimut aluminium foil ini diharapkan bisa melengkapi kekurangan warmer ( penghangat ) sebagai salah satu kebutuhan khusus untuk mengurangi kejadian hipotermia. Selain itu juga selimut aluminium foil ini juga bersifat waterproof dan windproof sehingga bisa digunakan oleh beberapa pasien. Dengan
bentuk yang sangat tipis juga mudah dibawa-bawa. Meskipun tipis, kemampuannya dalam menahan panas cukup bagus. Ditambah lagi, produk ini biasanya dijual dengan harga terjangkau.
Tindak lanjut dalam aktualisasi ini adalah menunggu persetujuan dari pimpinan dan jajaran direksi terkait Instruksi Kerja yang sudah dibuat dan sudah diserahkan oleh
Bagian Mutu RSCM Kirana kepada Pimpina RS. Selanjutnya akan dipantau di Intranet
RSCM secara berkala untuk progress dari Instruksi Kerja ini
2)Manfaat bagi penerapan nilai-nilai dasar ASN
Dengan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini, penulis dapat menginternalisasikan
nilai-nilai dasar BerAKHLAK pada setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan penerapan
nilai-nilai dasar ini, pelaksanakaan kegiatan menjadi lebih optimal dan mencapai tujuan.
3)Manfaat bagi perbaikan kinerja organisasi
Kegiatan aktualisasi ini menghasilkan sebuah instruksi kerja penggunaan selimut
aluminium foil di RSCM Kirana yang bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan
Rumah Sakit. Draft intruksi kerja terlampir di halaman lampiran. Penggunaan selimut
aluminium foil ini juga sudah disosialisasikan supaya dapat diterapkan dan digunakan
untuk pasien pasien yang menjalani pembiusan mulai dari kategori neonatus, pediatrik, anak, dewasa dan geriatri unuk mengoptimalkan mutu pelayanan kepada pasien.
59
Dengan demikian, kegiatan aktualisasi ini sesuai dengan salah satu misi RS yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional.
5.4. Rencana Tindak Lanjut
No
Kegiatan Output Waktu
Kegiatan Para Pihak Yang
Terlibat
1 Melakukan komunikasi
dengan PJ Mutu terkait
kelanjutan proses
pengesahan serta
penetapan Instruksi
Kerja Penggunaan
Selimut Aluminium foil.
2 Mengarahkan rekan
sejawat tentang
pemakaian aluminium
foil sesuai dengan
Intruksi Kerja yang
sudah disahkan
Instruksi Kerja 4 minggu - PJ Mutu
RSCM
Kirana
Rekan Kerja mengikuti
instruksi kerja
yang telah
disahkan
1 minggu - Penata
Anestesi
- Perawat
Bedah
- PPDS
Anestesi
- DPJP
Anestesi
60
BAB VI PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam aktualisasi ini merupakan tindakan-tindakan nyata yang mendukung salah satu misi RSCM yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional. Dalam pelaksanaannya, pada masing-masing tahapan dari setiap kegiatan
telah diaplikasikan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki ASN, yaitu BerAKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif).
Tanpa implementasi dan internalisasi nilai-nilai dasar tersebut, mustahil kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Setelah melakukan kegiatan aktualisasi ini di Kamar Bedah RSCM Kirana periode 5 Agustus - 9 September 2022 dengan judul Pengurangan Resiko Hipotermia Pada Pasien Geriatri
Yang Menjalani Pembiusan Umum Dengan Menggunakan Aluminium Foil Di Kamar Bedah
Rscm Kirana didapatkan kesimpulan bahwa dengan adanya selimut aluminium foil ini diharapkan bisa melengkapi kekurangan warmer ( penghangat ) sebagai salah satu kebutuhan khusus untuk mengurangi kejadian hipotermia. Selain itu juga selimut aluminium foil ini juga bersifat waterproof dan windproof sehingga bisa digunakan oleh beberapa pasien. Dengan bentuk yang sangat tipis juga mudah dibawa-bawa. Meskipun tipis, kemampuannya dalam menahan panas cukup bagus. Ditambah lagi, produk ini biasanya dijual dengan harga terjangkau.
6.2. Komitmen Keberlanjutan Aktualisasi
Draft Instruksi Kerja penggunaan selimut aluminium foil yang telah disusun diharapkan
dapat ditetapkan oleh Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit sebagai IK milik RSCM Kirana. Oleh karena itu, penulis ingin melanjutkan gagasan penyelesaian masalah dalam aktualisasi ini hingga draft IK tersebut dapat disahkan menjadi Intruksi Kerja yang berlaku di Kamar Bedah RSCM, termasuk melakukan revisi apabila diperlukan dalam proses pengesahan di kemudian hari. Sebagai ASN, kami harus terus melakukan komitmen dalam mengamalkan nilai-nilai dasar ASN sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas, serta terus bepegangan teguh pada tugas ASN dalam melanjutkan rencana tindak lanjut yang telah disusun
61
DAFTAR PUSTAKA
Melati A, Chandra S, Harijanto E.( 2019 ) Hubungan Hipotermia Intraoperatif dengan
Durasi Perawatan, Kejadian Infeksi Luka Operasi dan Komplikasi Kardiovaskular pada
Pasien Geriatri yang Menjalani Anestesi Umum. Jakarta : Universitas Indonesia
Sentosa Jane, Tantri Aida, Harijanto E. ( 2021 ) Perbandingan Efek Penggantian
Perforated Blanket Dengan Survival Thermal Blanket dan Kain Drapping Pada Alat Forced Air Warmer Sebagai Penghangat Perioperatif : Penelitian Terhadap Kejadian Hipotermia
Perioperatif Pada Pasien Geriatri. Jakarta : Universitas Indonesia
Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021
SumHart S, Bordes B, Corsino D, Harmon D. Unintended Perioperative Hypothermia. The Ochsner Journal. 2011 Fall;11(3).)
Buggy D, Hughes N. Pre-emptive use of the space blanket reduces shivering after general anaesthesia. Br J Anaesth. 1995;72:393–6.
PERMENPAN RB Nomor 10 Tahun 2017
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2019
https://my-best.id/35039
62
63
PENGURANGAN RESIKO HIPOTERMIA PADA PASIEN GERIATRI YANG
MENJALANI PEMBIUSAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM
FOIL DI KAMAR BEDAH RSCM KIRANA
IKA TAMBUNAN
ASISTEN PENATA ANESTESI
Ika Tambunan NIP. 199109062022032002
196903121992031014
PROFIL MENTOR
PESERTA
Muhamad Syarifuddin NIP. 197511061994031001 PROFIL COACH PROFIL
Ir. Miftahur Rohim,ST, M.Kes NIP.
PROFILE ORGANISASI
“Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat
Rujukan Nasional Terdepan Dalam
Layanan, Pendidikan dan Penelitian
Yang Berstandar Internasional.
MISI
a. Memberikan pelayanan Kesehatan paripurna dan profesional berstandar Internasional.
b. Menyelenggarakan layanan Kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas melalui AHS (Academic Health System).
c. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang menghasilkan tenaga kedokteran dan Kesehatan unggul.
d. Menyelenggarakan Rumah Sakit berbasis Smart Hospital.
e. Menyelenggarakan sistem manajemen Rumah Sakit dengan tata kelola yang andal dan akuntabel.
INTEGRITAS
NILAI-NILAI BUDAYA RS CIPTOMANUNGKUSUMO
PROFESIONA
KEPEDULIAN
KOLABORASI LISME
KEUNGGULAN
Daftar Realisasi Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan
1.
Penyusunan rencana kegiatan tentang perizinan rancangan
aktualisasi pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
2. Pembuatan tata cara penggunaan dan pengaplikasian aluminium
foil kepada pasien geriatri dengan pembiusan umum di Kamar
Bedah RSCM Kirana
3. Sosialisasi kepada rekan sejawat tentang pemakaian aluminium
foil kepada pasien geriatri dengan pembiusan umum di Kamar
Bedah RSCM Kirana
4. Penerapan pemakaian aluminium foil kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
Waktu Pelaksanaan Keterangan
5 – 9Agustus 2022 Tercapai
5. Evaluasi hasil pemakaian aluminium foil pada pasien geriatri
dengan pembiusan umum di Kamar Bedah RSCM Kirana
9 – 12 Agustus 2022 Tercapai
10 – 12 Agustus 2022 Tercapai
15 Agustus 2022 –
9 September 2022
Tercapai
9 September 2022 Tercapai
Hasil Kegiatan & Pembahasan
TAHAPAN
Kegiatan 1
Penyusunan rencana
kegiatan tentang perizinan
rancangan aktualisasi
pemakaian aluminium foil
kepada pasien geriatri
dengan pembiusan umum
di Kamar Bedah
a. Mendiskusikan dengan
mentor tentang rencana
kegiatan aktualisasi, waktu
dan tempat serta rencana
perizinan kepada Kepal
Ruangan terkait
pelaksanaan aktualisasi
b. Mengajukan izin kepada PJ
Kamar Bedah dan Pimpinan
Instalasi RSCM Kirana
terkait pelaksanaan aktualisasi
Akuntabel
Menyampaikan rencana kegiatan rancangan aktualisasi kepada mentor
dengan transparan dan kejelasan maksud dan tujuan
Cermat dan teliti dalam menentukan waktu dan tempat kegiatan
Merupakan bagian dari tanggungjawab sebagai pegawai untuk meminta izin
dalam melakukan suatu kegiatan inovatif kepada atasan langsung yang
berkaitan dengan bidang tugasnya
Transparan dalam menyampaikan aspirasi dan informasi dengan kejelasan
tentang maksud dan tujuan terkait ide gagasan
Berorientasi Pelayanan
Menjalin dan mempertahankan komunikasi yang baik saat diskusi
Berkomunikasi dengan baik dengan mentor saat berdisku
Meminta izin dengan sopan santun
Menyampaikan informasi terkait rancangan dengan santun serta
OUTPUT
a. Foto diskusi dengan mentor
menggunakan komunikasi efektif
Harmonis
Dengan nilai saling peduli dan menghargai perbedaan dalam diskusi untuk
mencapai mufakat
b. Izin dari PJ Kamar
Bedah dan Surat
Permohonan Ke Kepala
Instalasi dan foto dokumentasi
Membangun hubungan yang selaras dengan atasan
Adaptif
Menyampaikan aspirasi terkait inovasi dalam pelayanan serta proaktif dalam
meminta izin
KETERKAITAN MP
2
AGENDA
Kegiatan 1
Penyusunan rencana kegiatan
tentang perizinan rancangan
aktualisasi pemakaian
aluminium foil kepada pasien
geriatri dengan pembiusan
umum di Kamar Bedah
Foto Diskusi Dengan Kepala Ruangan
Surat Permohonan dari peserta dan PJ Kamar Bedah Ke Ka Intalasi
Kegiatan 2
TAHAPAN
• Menghubungi PJ Mutu
RSCM Kirana untuk
meminta panduan
penyusunan Instruksi
Pembuatan tata cara
penggunaan dan pengaplikasian aluminium foil
Kerja
• Membaca dan
mempelajari panduan
penyusunan Instruksi
Kerja
• Menyusun draft
instruksi kerja
• Mendiskusikan dan
OUTPUT
• Panduan pembuatan
Instruksi Kerja
• Foto dan
dokumentasi
kegiatan konsultasi
dengan PJ Mutu
RSCM Kirana
meminta masukan
Mentor terkait draft
Instruksi Kerja yang
telah disusun
• Melakukan Konsultasi
kepada PJ Mutu terkait
Draft Instruksi Kerja
yang telah disusun
Akuntabel
Menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas
Membaca dan mempelajari dengan cermat dan teliti suatu panduan
Membuat Prosedur dan cara kerja yang benar sebagai perwujudan dari
profesionalisme
Mendiskusikan hasil kerja secara transparan
Berorientasi Pelayanan
Menghubungi unit terkait dengan cara yang sopan
Mendiskusikan dan meminta pendapat dengan sopan kepada mentor
Kompeten
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam penerapan
pembuatan prosedur yang baik dan tepat
Kolaboratif
Meminta kesediaan unit terkait untuk berkontribusi dalam penyusunan
instruksi kerja
Loyal
Dengan nilai persatuan diskusi bersama untuk pencapaian mufakat
KETERKAITAN MP AGENDA 2
Pembuatan tata cara penggunaan dan
pengaplikasian aluminium foil
KONSULTASI DENGAN PJ
Kegiatan 2
MUTU
Kegiatan 3
TAHAPAN
a. Meminta izin kepada Kepala
Ruangan untuk menyampaikan
sosialisasi kepada rekan sejawat
b. Menyepakati tempat, waktu
pelaksaan dan peserta yang
terlibat dalam sosialisasi
Melakukan sosialisasi kepada
rekan sejawat tentang pemakaian aluminium foil
c. Membuat undangan sosialisasi
d. Membagikan / mendistribusikan
undangan sosialisasi
e. Menyiapkan tempat dan
peralatan yang dibutuhkan untuk sosialisasi
OUTPUT
a. Surat izin dari Kepala
Ruangan
b. Surat undangan sosialisasi
c. Form Daftar Hadir
d. Foto dokumentasi kegiatan sosialisasi
f. Menyiapkan formulir
tandatangan sosialisasi
g. Melakukan sosialisasi
h. Meminta tandatangan peserta sosialisasi
i. Membuat laporan kegiatan sosialisasi
Akuntabel
Menyampaikan maksud dan tujuan secara jelas dan transparan
Mendistribusikan undangan dengan tepat sasaran
Menyiapkan peralatan dengan cermat
Meyiapkan Form tandatangan dengan rapi
Membuat laporan kegiatan dengan rapi
Berorientasi Pelayanan
Meminta izin kepada atasan dengan sopan
Bersikap sopan dan ramah dalam berdiskusi
Membagikan undangan dengan sopan dan ramah
Menyiapkan tempat sosialisasi dengan rapi
Meminta tandatangan dengan sopan dan santun
Kompeten
Membuat undangan dengan rapi dengan kejelasan maksud dan
tujuan
Kolaboratif
Menjelaskan kepada teman sejawat dengan Bahasa yang mudah
dipahami
Loyal Dengan menerapkan nilai persatuan dalam diskusi untuk mencapai
kesepakatan bersama
KETERKAITAN MP AGENDA 2
Melakukan sosialisasi
kepada rekan sejawat
tentang pemakaian
aluminium foil
Kegiatan 3 SURAT UNDANGAN SOSIALISASI
DAFTAR
TEMPAT SOSIALISASI
HADIR SOSIALISASI
Kegiatan 3
Melakukan sosialisasi
kepada rekan sejawat tentang pemakaian aluminium foil
Sosialisasi dan Simulasi Pemakaian
Kegiatan 4
TAHAPAN
Penerapan pemakaian
aluminium foil kepada
pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar
Bedah RSCM Kirana
OUTPUT
• Ceklist pasien yang
mengunakan aluminium foil
• Dokumentasi form
pemantauan suhu
• Foto di Kamar Bedah saat
pasien dipasangkan
Aluminium Foil
a. Mempersiapkan pasien ( memilih
pasien sesuai kriteria ) dengan
pembiusan umum berdasarkan
penjadwalan sehari sebelum
tindakan melalui EHR ( Electronic
Health Record
b. Melakukan pengecekan tandatanda vital sesaat setelah pasien
masuk ke kamar bedah
c. Memasangkan aluminium foil ke
permukaan tubuh pasien
KETERKAITAN MP
AGENDA 2
Akuntabel
Melaporkan hasil uji coba secara
transparan
Berorientasi Pelayanan
Memahami dan memenuhi kebutuhan
pasien serta mempersiapkan pasien
sebelum dilakukan tindakan dengan baik
Melakukan tindakan dengan cekatan
sebagai wujud untuk memberikan
pelayanan terbaik
Memenuhi dan memberikan rasa nyaman
pada pasien
Kompeten
Memilih pasien dengan tepat sesuai
kriteria
FORM CEKLIST PASIEN YANG AKAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL
pemakaian
kepada
geriatri dengan
Kamar Bedah RSCM Kirana TANGGAL NAMA PASIEN UMUR KETERANGAN 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun
Kegiatan 4 Penerapan
aluminium foil
pasien
pembiusan umum di
Pemakaian Aluminium Foil ke Pasien
MONITOR SUHU PASIEN
Aluminium DI Tubuh pasien
Kegiatan 5
Evaluasi hasil pemakaian
aluminium foil pada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di
Kamar Bedah RSCM
Kirana
OUTPUT
a. Rekapan ceklist pasien, hasil
pemantauan suhu dan tanda vital pasien
b. Terselesaikannya kegiatan aktualisasi
latsar cpns 2022
c. Catatan Konsultasi dengan PJ Mutu
terkait proses pengesahan dan
penandatanganan Instruksi Kerja
TAHAPAN
Mengumpulkan semua
ceklist pasien yang memakai
aluminium foil
Mengumpulkan dan rekap
semua hasil pemantauan
suhu dan tanda vital pasien
Memfollow Up Proses
pengesahan atau
penandatanganan Instruksi
Kerja yang telah dibuat
KETERKAITAN MP AGENDA 2
Akuntabel
Mengumpulkan ceklist
dengan cermat dan teliti
Mengumpulkan hasil
pemantauan suhu
dengan cermat
Kegiatan 5
Evaluasi hasil pemakaian aluminium
foil pada pasien geriatri dengan
pembiusan umum di Kamar Bedah
RSCM Kirana
CEKLIST PASIEN YANG TELAH MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL
TANGGAL NAMA PASIEN UMUR KETERANGAN 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun 08 SEPTEMBER Tn S 64 Tahun 09 SEPTEMBER Ny M 66 Tahun
TANGGAL NAMA PASIEN UMUR SUHU AWAL SUHU AKHIR 25 AGUSTUS Tn T 76 Tahun 27,4 0 C 36,1 0 C 26 AGUSTUS Tn DS 66 Tahun 28,7 0 C 36,2 0 C 31 AGUSTUS NY S 64 Tahun 28,4 0 C 36,0 0 C 1 SEPTEMBER NY AS 61 Tahun 28,7 0 C 36,1 0 C 2 SEPTEMBER TN S 62 Tahun 28,2 0 C 36,0 0 C 08 SEPTEMBER Tn S 64 Tahun 30,5 0 C 35,8 0 C 09 SEPTEMBER Ny M 66 Tahun 31,3 0 C 35,6 0 C HASIL PEMANTAUAN SUHU PASIEN YANG TELAH MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL
INSTRUKSI KERJA
PENANDATANGANAN INSTRUKSI KERJA SEBAGAI ( KONSEPTOR ) DAN KONSULTASI ANTARA PJ
MUTU DAN KEPALA RUANGAN
INSTRUKSI KERJA
Kualitas dan Kemanfaatan Aktualisasi
Manfaat bagi pencapaian tujuan aktualisasi
Dengan berlangsungnya aktualisasi ini diharapkan berkurangnya angka kejadian
hipotermia pada pasien dengan pembiusan umum khususnya pasien geriatri. Hasil
evaluasi selama pelaksanaan aktualisasi Agustus – September didapatkan data dari 7
pasien geriatri yang menggunakan selimut aluminium foil dengan kategori resiko paling
tinggi mengalami hipotermia yaitu 5 orang mencapai suhu normotermia ( suhu normal
dewasa ) dan 2 orang mendekati normotermia. Dengan adanya selimut aluminium foil ini
diharapkan bisa melengkapi kekurangan warmer ( penghangat ) sebagai salah satu
kebutuhan khusus untuk mengurangi kejadian hipotermia.
Manfaat bagi penerapan nilai-nilai dasar ASN
Penulis dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK pada setiap
kegiatan yang dilakukan. Penerapan nilai-nilai dasar ini, pelaksanaan kegiatan menjadi lebih optimal dan mencapai tujuan.
Manfaat bagi perbaikan kinerja organisasi
Kegiatan aktualisasi ini menghasilkan sebuah instruksi kerja penggunaan selimut aluminium foil di RSCM Kirana yang bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan
Rumah Sakit. Draft intruksi kerja terlampir. Penggunaan selimut aluminium foil ini juga sudah disosialisasikan supaya dapat diterapkan dan digunakan untuk pasien pasien yang menjalani pembiusan mulai dari kategori neonatus, pediatrik, anak, dewasa dan geriatri unuk mengoptimalkan mutu pelayanan kepada pasien.
Dengan demikian, kegiatan aktualisasi ini sesuai dengan salah satu misi RS yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional.
RENCANA TINDAK LANJUT
1 Melakukan komunikasi
dengan PJ Mutu terkait
kelanjutan proses
pengesahan serta
penetapan Instruksi
Kerja Penggunaan
Selimut Aluminium foil.
2 Mengarahkan rekan
sejawat tentang
pemakaian aluminium
foil sesuai dengan
Intruksi Kerja yang
sudah disahkan
mengikuti
instruksi kerja yang telah
disahkan
No Kegiatan Output Waktu Kegiatan Para Pihak Yang Terlibat
Instruksi Kerja
4 minggu - PJ Mutu RSCM Kirana
Rekan Kerja
1 minggu - Penata Anestesi
- Perawat Bedah - PPDS Anestesi - DPJP Anestesi
Menunggu persetujuan dari pimpinan dan jajaran direksi terkait Instruksi Kerja yang sudah
dibuat dan sudah diserahkan oleh Bagian Mutu RSCM Kirana kepada Pimpina RS. Selanjutnya
akan dipantau di Intranet RSCM secara berkala
Kegiatan yang dilaksanakan dalam aktualisasi ini merupakan tindakan nyata yang mendukung
salah satu misi RSCM yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional.
Dalam pelaksanaannya, pada masing-masing tahapan dari setiap kegiatan telah diaplikasikan
nilai-nilai dasar yang harus dimiliki ASN, yaitu BerAKHLAK. Tanpa implementasi dan
internalisasi nilai-nilai dasar tersebut, mustahil kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik.
Setelah melakukan kegiatan aktualisasi ini didapatkan kesimpulan bahwa dengan adanya
selimut aluminium foil ini diharapkan bisa melengkapi kekurangan warmer ( penghangat )
sebagai salah satu kebutuhan khusus untuk mengurangi kejadian hipotermia. Selain itu juga
selimut aluminium foil ini bersifat waterproof dan windproof sehingga bisa digunakan oleh
beberapa pasien. Dengan bentuk yang sangat tipis juga mudah dibawa-bawa. Meskipun tipis, kemampuannya dalam menahan panas cukup bagus. Ditambah lagi, produk ini biasanya dijual
dengan harga terjangkau
Draft Instruksi Kerja penggunaan selimut aluminium foil yang telah disusun
diharapkan dapat ditetapkan oleh Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit
sebagai IK milik RSCM Kirana. Oleh karena itu, penulis ingin melanjutkan gagasan
penyelesaian masalah dalam aktualisasi ini hingga draft IK tersebut dapat
disahkan menjadi Intruksi Kerja yang berlaku di Kamar Bedah RSCM, termasuk
melakukan revisi apabila diperlukan dalam proses pengesahan di kemudian hari.
Sebagai ASN, kami harus terus melakukan komitmen dalam mengamalkan nilai-
nilai dasar ASN sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas, serta terus
bepegangan teguh pada tugas ASN dalam melanjutkan rencana tindak lanjut
yang telah disusun.