Optimalisasi Panduan Praktikum Sitohistoteknologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM)

Page 1

HALAMAN JUDUL LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1 OPTIMALISASI PANDUAN PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNOLOGI JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (TLM) POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

DISUSUN OLEH : BURHANNUDIN NIP. 198810082020121002

BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kesehatan, dan segala kemudahan dalam penyelesaian rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Panduan Praktikum Sitohistoteknologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III”. Sholawat serta salam juga selalu tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Kemenkes RI Golongan III Angkatan I tahun 2021 di Bapelkes Cikarang. Terselesaikannya rancangan aktualisasi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada, 1. Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan dasar CPNS Kemenkes RI. 2. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah mengijinkan dan mendukung berlangsungnya kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I. 3. Ibu Retno Martini Widhyasih, S.Si., M.Biomed selaku mentor yang telah memberikan arahan dan dukungan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. 4. Ibu dr. Titiek Resmisari, MARS selaku coach yang telah berkenan membimbing sejak materi agenda 3, memberikan arahan dan dukungan hingga terselesaikannya rancangan aktualisasi ini. 5. Ibu Siti Hayati, S.K.M., M.Kes selaku penguji rancangan aktualisasi yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan. 6. Keluarga yang dalam keadaan apapun selalu mendukung penulis dalam seluruh rangkaian kegiatan latsar ini. 7. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan di Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah membantu dalam proses latsar hingga terselesaikannya rancangan aktualisasi ini. 8. Seluruh rekan CPNS 2019 di Poltekkes Kemenkes Jakarta III atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.

iii


9. Seluruh rekan pelatihan dasar CPNS Kemenkes RI Golongan III Angkatan 1 Tahun 2021 Bapelkes Cikarang. 10. Seluruh jajaran tim Bapelkes Cikarang yang telah memfasilitasi kegiatan latsar ini. 11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu. Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik dalam penulisan rancangan aktualisasi maupun dalam rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi, serta memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang bersangkutan. Terima kasih.

Bekasi, 28 Mei 2021

Penulis,

iv


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A.

Latar Belakang ................................................................................. 1

B.

Tujuan ............................................................................................. 3 1.

Tujuan Umum ........................................................................... 3

2.

Tujuan Khusus .......................................................................... 3

C.

Manfaat ........................................................................................... 3

D.

Ruang Lingkup ................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5 A.

Profil Lembaga ................................................................................. 5 1.

Sejarah Poltekkes Kemenkes Jakarta III...................................... 5

2.

Visi, Misi dan Tujuan Poltekkes Kemenkes Jakarta III .................. 8

3.

Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III ..................... 9

4.

Nilai-nilai Budaya Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III ....... 9

B.

Profil Peserta...................................................................................10

C.

Nilai-nilai dasar PNS .........................................................................11 1.

Akuntabilitas ............................................................................11

2.

Nasionalisme............................................................................12

3.

Etika Publik ..............................................................................13

4.

Komitmen Mutu .......................................................................14

5.

Anti Korupsi .............................................................................14

v


D.

Kedudukan dan Peran PNS dalam Kerangka NKRI ..............................15 1.

Manajemen ASN.......................................................................15

2.

Pelayanan Publik ......................................................................16

3.

Whole of Government (WoG) ....................................................16

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................................18 A.

Penjelasan Butir Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) ................................18

B.

Deskripsi Isu ...................................................................................19

C.

Tapisan Isu .....................................................................................22

D.

Analisis Isu .....................................................................................26

E.

Gagasan Pemecahan Isu ..................................................................26

F.

Jadwal Rencana Kegiatan .................................................................33

BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI ......................................................................35 A.

Pelaksanaan Aktualisasi ...................................................................35

B.

Hasil Aktualisasi dan Pembahasan.....................................................35

C.

Rencana Tindak Lanjut ....................................................................49

BAB V PENUTUP ...................................................................................................50 A.

Kesimpulan .....................................................................................50

B.

Saran .............................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................53 Lampiran ..............................................................................................................54

vi


BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Salah satu bidang reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah penataan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur khusunya penataan kuantitas dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Upaya yang dilakukan dalam rangka perbaikan kualitas tersebut adalah melalui pengembangan sistem seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang obyektif, transparan, akuntabel dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga diperoleh CPNS yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral dan memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan diduduki. Pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2019, Kementerian Kesehatan menerima CPNS untuk berbagai formasi jabatan yang ditempatkan di seluruh Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan di seluruh Indonesia. Badan PPSDM Kesehatan sendiri mendapatkan 250 orang CPNS yang akan ditempatkan di 50 Satuan Kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan (6 Kantor Pusat, 6 Balai Besar dan Balai Pelatihan Kesehatan, serta 38 Poltekkes Kemenkes). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Berdasarkan Peraturan LAN No 1 Tahun 2021, Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) pada masa pandemi covid-19 dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan blended learning. Pelatihan Klasikal adalah Pelatihan Dasar CPNS yang strategi pembelajarannya sebagian besar dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, sedangkan Blended Learning adalah Pelatihan Dasar CPNS yang dilakukan dengan memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan proses pembelajaran secara daring. Tujuan dari latsar ini adalah agar CPNS mampu menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan, membuatnya menjadi kebiasaan

1


(habituasi), serta merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter Pegawai Negeri Sipil yang profesional sesuai bidang tugas. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan Pegawai Negeri Sipil profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa (Keputusan Kepala LAN, 2021). Arus digitalisasi informasi yang berkembang saat ini ditambah dengan kondisi pandemi menyebabkan adanya perubahan model pembelajaran dalam latsar CPNS 2021. Penyelenggaraan pelatihan modern yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dikombinasikan dengan pembelajaran klasikal yang terintegrasi secara nasional dalam sistem informasi pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara yang telah dikembangkan oleh Lembaga Administrasi Negara dalam suatu

learning management system (LMS). Sistem ini memungkinkan peserta untuk memonitor kedisiplinan peserta latsar CPNS melalui ketertiban dalam presensi harian online dan ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas melalui sistem. Peserta juga dapat mengetahui penilaian yang diberikan oleh masing- masing fasilitator di setiap tugas yang dikumpulkan. Evaluasi akademik peserta juga dilakukan melalui sistem ini. Tahapan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS yaitu dimulai dari pelatihan mandiri melalui sistem MOOC, distance learning (ada fasilitator, mentor, dan coach), dan pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS. Setelah tahapan distance learning, maka peserta akan mengikuti kegiatan aktualisasi. Kegiatan ini terdiri atas kegiatan membuat rancangan aktualisasi dan melaksanakan aktualisasi. Rancangan aktualisasi merupakan sebuah tugas bagi peserta dalam mengidentifikasi isu yang terjadi di lingkungan kerja (instansi) sesuai dengan pelaksanaan tugas jabatan. Peserta diharapkan mampu menunjukkan kreativitas dengan membuat berbagai kegiatan pemecahan isu yang dapat bermanfaat bagi individu peserta, stakeholder maupun unit kerja atau instansi. Selanjutnya, tahapan aktualisasi adalah tahapan dimana peserta melakukan seluruh kegiatan yang dirancang sebelumnya sehingga tampak kontribusi peserta kepada unit kerja secara langsung melalui kegiatan latsar ini.

2


B. Tujuan 1. Tujuan Umum Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu menyusun rancangan aktualisasi atas dasar pemahaman Whole of Government, pelayanan publik, dan manajemen ASN yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar PNS yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. 2. Tujuan Khusus Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu: a. Mengidentifikasi isu yang terjadi di jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III; b. Menganalisis dampak isu jika tidak segera diselesaikan; c. Melakukan prioritas isu (core issue); d. Menganalisis penyebab-penyebab isu; e. Menentukan gagasan kegiatan-kegiatan inisiatif untuk menyelesaikan isu; f.

Melandasi setiap tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS;

g. Menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap pencapaian visi dan misi organisasi; h. Menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap penguatan nilai-nilai organisasi; dan

i. Menganalisis dampak jika nilai-nilai dasar PNS tidak diterapkan dalam tugas dan jabatan.

C. Manfaat 1. Bagi Diri Sendiri Dengan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA akan semakin membentuk kepribadian diri yang baik sehingga dapat bekerja secara profesional, disiplin, jujur, memiliki etika, kreatif dan inovatif yang mendorong kinerja menjadi lebih baik. 2. Bagi Instansi Kinerja PNS yang menjadi semakin baik akan membuat pelayanan di instansi semakin baik, iklim kerja yang kondusif dan menyenangkan dalam melayani

3


publik, serta membantu pencapaian visi misi instansi sehingga citra instansi di masyarakat pun semakin meningkat.

D. Ruang Lingkup Pendidikan dan pelatihan dasar Golongan III diselenggarakan selama 74 hari kerja di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 29 Maret – 14 Juli 2021 dan dibagi menjadi 4 tahap sebagai berikut: 1. Tahapan Massive Open Online Course (MOOC) selama 16 hari pada tanggal 29 Maret – 20 April 2021. Tahapan ini merupakan pembelajaran mandiri yang dilakukan peserta latsar secara daring dengan mengakses materi pembelajaran yang disediakan oleh LAN berupa modul komprehensif dan video pembelajaran singkat. Tahapan MOOC diakhiri dengan evaluasi akademik. 2. Tahapan Distance Learning (DL) selama 22 hari pada tanggal 26 April – 28 Mei 2021. Tahapan ini merupakan lanjutan tahapan MOOC sebelumnya yang dilakukan

dengan

pembelajaran

kombinasi

(blended

learning)

antara

pembelajaran sinkronus dan asinkronus. Pembelajaran sinkronus berupa coaching bersama fasilitator melalui pertemuan daring via zoom sedangkan asinkronus dengan menganalisa secara mandiri pokok-pokok pembelajaran dan menerapkannya kedalam penyelesaian suatu kasus. Metode pembelajaran ini juga dilakukan evaluasi akademik di tengah-tengah kegiatan DL berlangsung. Tahapan ini diakhiri dengan seminar proposal rencana aktualisasi untuk dilaksanakan di tahapan selanjutnya.

3. Tahapan Aktualisai selama 30 hari pada tanggal 29 Mei – 5 Juli 2021. Tahapan ini merupakan pengaplikasian materi yang didapat selama pembelajaran dan menerapkannya ke dalam kegiatan di tempat asal institusi peserta latsar untuk memecahkan isu yang ada di institusi.

4. Tahapan Kalsikal selama 6 hari pada tanggal 7 – 14 Juli 2021. Tahapan ini merupakan tahapan pelaporan hasil aktualisasi pada tahap sebelumnya yang diselenggarakan secara luring di Bapelkes Cikarang.

4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Lembaga 1.

Sejarah Poltekkes Kemenkes Jakarta III Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI nomor 298/MENKES-

KESOS/SK/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan mendasari terbentuknya Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III, kemudian diperbaharui dengan keputusan Kepmendikbud RI No.355/E/0/2012 tanggal 10 Oktober 2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi Poltekkes Kemenkes. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III ini pada awalnya adalah akademi - akademi (Keperawatan, Kebidanan, Anestesi dan Analis Kesehatan) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan. Jurusan Keperawatan pada awalnya terdiri dari 3 Program Studi (Program Studi D III Keperawatan Kimia 17, Program Studi D III Keperawatan Persahabatan, Program Studi D III Keperawatan Anestesi). Program studi D III Keperawatan Kimia 17 berasal dari Akademi Keperawatan Depkes RI yang telah berdiri sejak tahun 1962. Prodi D III Keperawatan Persahabatan berasal dari Akademi Keperawatan Depkes RI Persahabatan yang merupakan konversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Depkes RI yang berdiri sejak tahun 1976. Program Studi D III Keperawatan Anestesi pada awalnya merupakan program pendidikan penata anestesi yang berdiri pada tahun 1962 dan menjadi Akademi Anestesi Depkes RI pada tahun 1966. Mulai tahun 1986 terjadi perubahan nama menjadi Akademi Keperawatan Anestesi (Akpernes). Pada tahun 2007 Program Studi D III Keperawatan Anestesi berubah menjadi Program Studi D III Keperawatan dengan muatan institusi Keperawatan anestesi, sehubungan dengan diberlakukannya undang-undang praktik kedokteran, maka Program Studi D III Keperawatan Anestesi ditutup. Kedua program studi Keperawatan Kimia 17 dan Persahabatan melebur menjadi Program Studi D III Keperawatan di Jl. Arteri JORR Jatiwarna tahun 2015. Pada tahun 2017, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III mulai menerima mahasiswa Program Profesi Ners berdasarkan SK Kemenristekdikti No. 436/KPT/I/2016 tentang Pembukaan Program Studi Profesi Ners pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III, dengan lokasi kampus di Jl. Kimia 17 Jakarta Pusat.

5


Jurusan Kebidanan pada awalnya terdiri dari 2 (dua) program studi yang berasal dari Program Studi D III Kebidanan Cipto Mangunkusumo yang berlokasi di Jl. Pulomas Barat VI Jakarta Timur dan Program Studi D III Kebidanan Harapan Kita yang berlokasi di Jl. Letjen. S. Parman-Slipi Jakarta Barat. Program Studi D III Kebidanan yang berlokasi di Jl. Pulo Mas Barat VI Jakarta Timur berawal dari Akademi Kebidanan Depkes RI Cipto Mangunkusumo pada tahun 1996 yang merupakan konversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Depkes RI yang berdiri sejak tahun 1980. Sedangkan Program studi D III Kebidanan yang berlokasi di Jl. Letjen. S. Parman - Slipi Jakarta Barat, berawal dari Akademi Kebidanan Depkes RI Harapan Kita (1998) yang merupakan konversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Depkes RI yang berdiri sejak tahun 1983. Program studi Cipto Mangunkusumo dan Harapan Kita melebur menjadi 1 (satu) sejak tahun 2014 dengan kampus di Jl. Arteri JORR Jatiwarna, Bekasi. Pada tahun 2005 sampai dengan 2011 Jurusan Kebidanan menyelenggarakan Program Studi D IV Bidan Pendidik. Pada Tahun 2014 Jurusan Kebidanan menyelenggarakan Program Studi D IV Kebidanan yang berasal dari lulusan SMA. Pada tahun 2017 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III mulai menerima mahasiswa bidan program profesi berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 521/KPT/I/2016 tentang pembukaan Program Studi Bidan Program Profesi pada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III di kota Bekasi. Lokasi kampus di Jl. Arteri JORR Jatiwarna Kec. Pondok Melati Kota Bekasi dan di Jl. Pulomas Barat VI Kota Jakarta Timur. Jurusan Analis Kesehatan awalnya memiliki 1 (satu) Program Studi D III Analis Kesehatan. Program studi berasal dari Akademi Analis Kesehatan Depkes RI merupakan konversi dari Sekolah Menengah Analis Kesehatan Depkes RI yang berdiri sejak tahun 1995 berlokasi di Jl. Raya Hankam Gg Melati II Kec. Pondok Gede Bekasi. Pada tahun 2010 Jurusan Analis Kesehatan mengembangkan program studi baru yaitu Program Studi D IV Analis Kesehatan. Pada tahun 2017 Jurusan Analis Kesehatan berubah nomenklatur menjadi Teknologi Laboratorium Medik (TLM) berdasarkan Keputusan Menteri

Riset,

Teknologi

dan

Pendidikan

Tinggi

Republik

Indonesia

Nomor

257/M/KPT/2017 tentang nama program studi pada perguruan tinggi. Pada tahun 2011 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III telah mengembangkan Jurusan Fisioterapi dengan Program Studi D IV Fisioterapi sesuai dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor SK Diktinya. Pada tahun 2016 mengusulkan pembentukan Program Studi Profesi

6


Fisioterapis dan terbit SK perijinan sesuai dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1190/KPT/I/2018 tentang Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapis Program Profesi pada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III. Pada tahun 2019 akan diselenggarakan Program Studi tersebut dengan mulai menerima mahasiswa baru pada semester ganjil tahun akademik 2019/2020. Pengembangan Kampus terpadu di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III yang berlokasi di Jl. Arteri JORR Jatiwarna, Kec. Pondok Melati, Bekasi dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 dengan diselesaikan kampus Jurusan Analis kesehatan dan gedung Direktorat yang diresmikan di Manado secara simbolis dan serentak pada tahun 2011. Pada bulan Agustus tahun 2009 Kantor Direktorat yang semula beralamat di Jl. Kimia No 17 Jakarta Pusat pindah ke alamat Jl. Arteri JORR Jatiwarna, Pondok Melati Bekasi. Selanjutnya pada tahun 2010 diselesaikannya pembangunan gedung Asrama dan Laboratorium terpadu dengan nama gedung Puspa Husada. Maka sejak tahun 2013 lokasi kampus Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III terdiri dari 3 lokasi yaitu Jl. JORR Jatiwarna Kec. Pondok Melati Bekasi, Jl. Pulomas Barat VI Jakarta Timur, dan Jl. Kimia 17 Jakarta Pusat. Tahun 2021 Poltekkes Kemenkes Jakarta III memiliki 4 (empat) jurusan dengan 11 Program Studi yang terletak di tiga kampus utama yaitu kampus Jatiwarna di Kota Bekasi, Kampus Kimia di Jakarta Pusat dan kampus Pulomas di Jakarta timur. Adapun pembagian jurusan dan program studi yang tersedia adalah sebagai berikut: 1) Jurusan Keperawatan -

Program Studi DIII Keperawatan

-

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan

-

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

2) Jurusan Kebidanan -

Program Studi DIII Kebidanan

-

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

-

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

-

Program Studi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan

3) Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) -

Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis

-

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

7


4) Jurusan Fisioterapi

2.

-

Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi

-

Program Studi Pendidikan profesi Fisioterapis

Visi, Misi dan Tujuan Poltekkes Kemenkes Jakarta III a. Visi Menjadi institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas. 2) Mengembangkan

IPTEK

terkini

melalui

penelitian

dan

pengabdian

masyarakat yang berkesinambungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 3) Membangun jejaring kerja dengan pemangku kepentingan pada tingkat Nasional dan International dalam pengembangan IPTEK kesehatan untuk menghadapi tantangan global. 4) Menguatkan tata kelola bidang akademik dan umum yang akuntabel, profesional dan transparan. c. Tujuan Secara umum Tujuan Institusi berdasarkan Rencana Strategis Tahun 2019 – 2023 adalah sebagai berikut: 1) Menjadikan Poltekkes Kemenkes Jakarta III sebagai institusi pendidikan tinggi kesehatan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, terdidik dengan penguasaan IPTEK Kesehatan, berbudaya dan berkarakter. 2) Meningkatkan

peran

Poltekkes

Jakarta

III

dalam

penelitian

yang

berkesinambungan untuk mengembangkan IPTEK baru di bidang kesehatan. 3) Meningkatkan peran civitas akademika Poltekkes Jakarta III dalam memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat. 4) Meningkatkan kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan dan pengembangan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

8


3.

Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

4.

Nilai-nilai Budaya Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III Budaya kerja serta nilai (value) mutu Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah

ditetapkan untuk dilakukan dalam pelaksanaan tugas oleh seluruh pegawai, mulai dari staf hingga ke tingkat pimpinan adalah: -

Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Naha Esa, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan percaya dan meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, ditunjukkan dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya.

-

Etika,

yaitu

seluruh

warga

Poltekkes

Kemenkes

Jakarta

III

dalam

penyelenggaraan proses pendidikan harus memiliki norma, nilai, kaidah dan ukuran

untuk

mengatur

cara

bergaul/berhubungan

dengan

saling

menghormati, menunjukan sikap sopan santun, dan tata karma. -

Rasional, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan mampu menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan kemampuan berpikir / menggunakan akal daripada menggunakan batin dan perasaannya serta memiliki sikap dalam menjalankan

9


tugasnya berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis dan cocok dengan akal manusia. -

Amanah, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan memiliki sifat yang mampu memelihara stabilitas rohaninya, tidak berkeluh kesah bila ditimpa kesusahan, tidak melampaui batas ketika mendapat kesenangan dalam melaksanakan tugas keagamaan maupun kemanusiaan.

-

Dedikasi, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan mampu mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha mencapai tujuan yang mulia.

-

Akuntabilitas dan Transparan, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III

dalam

penyelenggaraan

proses

pendidikan

harus

dapat

mempertanggungjawabkan secara ilmiah, terbuka dan senantiasa mengacu pada perkembangan keilmuan yang mutakhir dan dinamis, berorientasi pada rasa saling percaya untuk terselenggaranya suasana akademik yang kondusif dan menjamin terwujudnya sinergisme. -

Berkarakter, yaitu seluruh warga Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan memiliki watak, sifat, akhlak, tabiat, dan budi pekerti yang membedakannya antara seorang individu dengan individu yang lain.

B. Profil Peserta

Nama

: Burhannudin

Tempat/Tanggal Lahir : Cilacap, 8 Oktober 1988 NIP

: 198810082020121002

Pangkat/Golongan

: Penata Muda Tk. I/IIIb

10


Jabatan

: Asisten Ahli – Dosen

Pendidikan Terakhir

: S2 – Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Unit Kerja

: Prodi DIII Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Instansi

: Kementerian Kesehatan

C. Nilai-nilai dasar PNS Nilai-nilai dasar PNS meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Adapun penjelasan masing- masing nilai tersebut adalah sebagai berikut. 1.

Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula. Guna memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung tiga dimensi yaitu akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel harus memperhatikan beberapa aspek yang harus yaitu: Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab (responsibilitas), Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut yaitu Nilai dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku, Komitmen, Integritas Moral dan Tanggung Jawab Pada Pelayanan Publik, Kompetensi Yang Diperlukan Sesuai Dengan Bidang Tugas, Kualifikasi Akademik,

Jaminan

Perlindungan

Hukum

Dalam

Melaksanakan

Tugas,

serta

Profesionalitas Jabatan; pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang

11


akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. 2.

Nasionalisme Nasionalisme dan wawasan kebangsaan sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai

ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dan wawasan kebangsaan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Bila ditinjau dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan sejarah bangsa Indonesia, proses perumusan Pancasila sendiri sudah berlandaskan pada nilai- nilai Ketuhanan. Di dalam proses perumusannya, teladan untuk melakukan toleransi telah ditunjukkan pimpinan bangsa Indonesia dengan mengubah kalimat ‘berlandaskan pada syariat Islam’ menjadi ‘berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa’ karena agama di Indonesia yang beragam. Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masingmasing. Tidak hanya kebebasan dalam memeluk agama, negara juga menjamin masyarakat memeluk kepercayaan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat. Berdasarkan sila kedua Pancasila, berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara. Fenomena kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial merupakan kenyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Aparatur negara dan seluruh komponen bangsa perlu bahu membahu menghapuskan masalah tersebut dari kehidupan berbangsa. Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Negara diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya. Semangat gotong royong juga dapat diperkuat dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan terus menerus mengembangkan pendidikan kewarganegaraan

12


dan multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan non diskriminatif. Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), 2) permusyawaratan (kekeluargaan), dan 3) hikmat-kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat. Rakyat berperan dan berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, dalam segala pengambilan keputusan, lebih diutamakan diambil dengan cara musyawarah mufakat. Pemungutan suara (voting) dalam pengambilan keputusan merupakan pilihat terakhir jika tidak mencapai mufakat, dengan tetap menjunjung tinggi semangat kekeluargaan. Peran Negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat kerangka; (i) Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat system kemasyarakatan, (ii) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan. (iv) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang. Tujuan gagasan keadilan tidak terbatas hanya semata pada tujuan ekonomis, tapi juga terkait dengan usaha emansipasi dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda, pemuliaan martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan dan penguatan daulat rakyat. 3.

Etika Publik Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan

leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah, Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik

13


adalah amanah, yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Terdapat 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu dimensi kualitas pelayanan publik, dimensi modalitas: akuntabilitas, transparansi, dan netralitas serta dimensi tindakan integritas publik. 4.

Komitmen Mutu Komitmen

mutu

mengandung

pengertian

bahwa

dalam

penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik senantiasa berorientasi pada efektifitas, efisiensi, mengandung inovasi dan kinerja yang bermutu. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur. Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan kerugian secara finansial. Inovasi yang diciptakan untuk layanan publik menjadi tanggung jawab para penyelenggara pelayanan publik pada institusi apapun, bahkan semua aparatur pada setiap level organisasi dituntut untuk dapat memahami esensi dan manfaat inovasi tersebut, serta dapat melaksanakannya dengan baik. Inovasi yang lahir akan membawa perubahan bagi organisasi. Pencapaian target mutu kinerja pegawai seringkali mengalami fluktuasi, naik-turun. Ketika terjadi penurunan mutu kinerja pegawai, kewajiban pemimpin untuk mengingatkan dan menyemangati mereka. Sebaliknya, untuk merespon mutu kinerja yang tinggi (superior) maka pemimpin berkewajiban untuk menetapkan reward system yang dapat memotivasi pegawai untuk terus berprestasi. 5.

Anti Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,

kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.

14


Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan TINDAK PIDANA KORUPSI. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) Kerugian keuangan negara, (2) Suapmenyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan Curang, (5) Penggelapan dalam Jabatan, (6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi.Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71). KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam Kerangka NKRI 1.

Manajemen ASN Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan

perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan akan tersedia sumber daya ASN yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik; dan perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Sesuai dengan asas proposionalitas, ASN yang telah memperoleh hak tentu harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Pasca rekruitmen, berbagai sistem pengelolaan pegawai dalam organisasi harus mencerminkan prinsip sistem merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan

15


pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui kelemahannya untuk kemudian dibantu oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja. 2.

Pelayanan Publik Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan, membangun visi dan misi pelayanan, menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan yang baik, dan memberikan apresiasi kepada pegawai. 3.

Whole of Government (WoG) WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan

upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Pendekatan tersebut meliputi penguatan koordinasi antarlembaga, membentuk lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas, dan koalisi sosial. Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah pelayanan barang, pelayanan jasa, pelayanan yang bersifat administratif, dan pelayanan regulatif. Adapun berdasarkan polanya,

16


pelayanan publik dapat dibedakan juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yaitu Pola Pelayanan Teknis Fungsional, Pola Pelayanan Satu Atap, Pola Pelayanan Satu Pintu, Pola Pelayanan Terpusat, dan Pola Pelayanan Elektronik.

17


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI RANCANGAN AKTUALISASI

A. Penjelasan Butir Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Peserta latsar menjabat sebagai Dosen Asisten Ahli. Tugas dosen menurut UU No 14 Tahun 2005 yaitu mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas ini terwujud dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dosen CPNS 2019 yang dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Penjelasan butir SKP No. 1.

2.

3.

Kegiatan tugas pokok jabatan Melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Melaksanakan perkuliahan/tutorial /praktikum

Membimbing/meng uji dalam menghasilkan karya tulis ilmiah

Kondisi saat ini (dipersingkat) - Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP pengabmas dari direktorat mutu dan dikoordinir oleh direktorat penelitian dan pengabmas - Belum optimalnya roadmap penelitian. - Praktikum secara luring harus tetap dilaksanakan namun masih dijumpai adanya swab Ag positif - Panduan praktikum perlu dioptimalkan agar sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi - Masih dijumpai kendala teknis karena sarana dan prasarana yang kurang memadai

- Kegiatan bimbingan dilaksanakan kombinasi melalui email, diskusi melalui zoom dan diskusi langsung

18

Kondisi yang diharapkan - Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP pengabmas dari direktorat mutu dan dikoordinir oleh direktorat penelitian dan pengabmas - Penerapan roadmap penelitian optimal. - Semua mahasiswa dapat mengikuti praktik

- Tersedianya panduan praktikum yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi - Sarana kegiatan daring didukung secara maksimal sehingga tidak ditemukan kendala saat pembelajaran daring - Kegiatan bimbingan dilaksanakan kombinasi melalui email, diskusi melalui zoom dan diskusi langsung


- Tenaga dosen tetap kurang sehingga pemetaan keahlian kurang optimal 4. 5. 6. 7.

8.

Meningkatkan kompetensi Menghasilkan karya ilmiah/Jurnal Mengedit/menyunti ng karya ilmiah Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan Melaksanakan tugas lain dari pimpinan

Sudah sesuai dengan SOP

- Tenaga dosen tetap memadai sehingga pemetaan keahlian lebih optimal Sudah sesuai dengan SOP

Sudah sesuai dengan SOP

Sudah sesuai dengan SOP

Sudah sesuai dengan SOP

Sudah sesuai dengan SOP

Tugas kinerja dijelaskan secara rinci di SK

Tugas kinerja dijelaskan secara rinci di SK

Sudah sesuai dengan SOP

Sudah sesuai dengan SOP

B. Deskripsi Isu Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Poltekkes Kemenkes Jakarta III, harus dapat berperan sebagai sebuah unit kerja yang mampu mendukung institusi untuk menghasilkan sumber daya manusia kesehatan berkualitas agar mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan nasional dan memiliki daya saing yang tinggi dalam persaingan global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di bidang kesehatan. Upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melaksanaan prinsip- prinsip pengelolaan yang baik (good governance) yang memperhatikan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. Jaminan mutu menjadi salah satu prinsip dalam pengelolaan prodi, baik dalam hal pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mutu yang dimaksud adalah mutu yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Peraturan ini menuntut adanya penjaminan mutu baik secara internal maupun secara eksternal melalui akreditasi. Adanya kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) selama proses penjaminan mutu bertujuan untuk mengidentifikasi isu yang masih terjadi di prodi sehingga dapat dirumuskan strategi untuk menyelesaikan isu tersebut. Berdasarkan hasil observasi di unit kerja selama kurang lebih tiga bulan dan melalui kegiatan konsultasi serta diskusi bersama mentor dan beberapa stakeholder lain di level prodi, jurusan dan instansi, maka dapat diidentifikasi tiga isu utama di Jurusan TLM

19


antara lain belum optimalnya penerapan roadmap penelitian, belum optimalnya pembelajaran selama masa pandemi, dan belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar. Adapun penjabaran masing-masing isu adalah sebagai berikut: 1.

Belum optimalnya penerapan roadmap penelitian Roadmap penelitian merupakan rancangan kegiatan perjalanan penelitian selama

kurun waktu tertentu. Keterlibatan mahasiswa masih belum optimal dalam perencanaan roadmap penelitian. Hal ini dikarenakan roadmap penelitian masing-masing individu dosen belum memiliki keberlanjutan yang terarah dan terstruktur. Hal ini dikarenakan penelitian multi years masih belum optimal diterapkan dikarenakan adanya kendala biaya dan sumber daya manusia. Akibatnya, penerapan penelitian multi years secara bersamasama menjadi penelitian payung bersama antara beberapa dosen dari berbagai bidang keahlian masih terkendala. Tidak adanya ketersediaan penelitian payung menyebabkan mahasiswa kurang dapat berpartisipasi aktif dengan jalannya roadmap penelitian yang mengakibatkan belum optimalnya arah penelitian mahasiswa. 2.

Belum optimalnya pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi selama pandemi Kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 di Poltekkes Kemenkes Jakarta III

masih mengalami kendala. Praktikum luring harus tetap dilaksanakan sementara masih ditemukan adanya kasus positif Covid-19 pada pemeriksaan screening sebelum praktikum. Beberapa hal telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan seperti adanya pemeriksaan screening sebelum dilaksanakan praktikum serta memperkuat usaha pengetatan protokol kesehatan di lingkungan kampus. Namun, adanya faktor-faktor luar yang tidak dapat dikendalikan seperti tidak adanya asrama mahasiswa menyebabkan usaha prokes di lingkungan kampus tidak mampu membendung penularan di luar kampus. Selain itu panduan praktikum perlu dioptimalkan agar sesuai dengan kurikulum terkini dan memenuhi standar ujian kompetensi lulusan serta dapat diaplikasikan di suasan pandemi. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran juga belum optimal untuk mendukung kegiatan pembelajaran pada suasana pandemi seperti saat ini seperti penggunaan ViLC yang masih memiliki kendala kurangnya kemampuan mendukung upload materi perkuliahan melebih kapasitas 2 Mb sehingga kurang diminati atau adanya server down dan jaringan eror saat pembelajaran daring terjadi. Kendalakendala ini harus segera diselesaikan, karena jika tidak makan kemampuan praktik mahasiswa menurun sehingga menurunkan kompetensi lulusan karena panduan

20


praktikum yang belum sesuai dengan kurikulum dan standar ujian kompetensi, serta peningkatan laju penularan kasus Covid-19 yang menyebabkan menurunnya efektivitas dan efisiensi kinerja civitas akademika sehingga tujuan pembelajaran meleset serta dapat mempengaruhi tingkat akuntabilitas dan profesionalitas institusi. 3.

Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar Setiap dosen memiliki bidang keahlian masing-masing yang menjadi keunggulan

utama untuk penilaian kualifikasinya sesuai dengan keilmuan tertentu. Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar disuatu institusi, diperlukan bermacam-macam bidang keahlian yang mendukung kompetensi prodi/jurusan tersebut. Persentase masing-masing bidang keahlian dari tenaga pengajar akan bervariasi tergantung dengan pemetaan kebutuhan institusi. Kekurangan tenaga pengajar yang sesuai dengan bidang keahliannya memaksa institusi menggantikan dengan tenaga bidang ahli yang mendekati. Selain itu, adanya kekurangan tenaga pengajar menyebabkan padatnya jatah membimbing dan menguji sehingga bidang keahlian seorang pengajar untuk sementara dikesampingkan. Tenaga pengajar di jurusan TLM Polkesjati memiliki rasio perbandingan dosen dengan mahasiswa sebesar 1:11. Hal tersebut berdampak pada beban dosen yang menumpuk sehingga dapat menurunkan kinerja karena kelelahan dan proses bimbingan kurang optimal karena pembimbing atau penguji kurang sesuai dengan bidan keahliannya. Secara singkat identifikasi isu dan dampaknya jika isu tidak dapat diselesaikan dapat diringkas dalam tabel 3.2. Tabel 3.2. Identifikasi isu dan dampak yang ditimbulkan jika isu tidak dapat diselesaikan sesuai tugas pokok dan fungsi dosen No. 1.

2.

Identifikasi isu Belum optimalnya penerapan roadmap penelitian

Belum optimalnya pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi selama pandemi

Sumber isu

Dampak jika isu tidak dapat diselesaikan

Pelayanan publik

Kurangnya partisipasi mahasiswa dalam roadmap penelitian

Manajemen ASN, Pelayanan publik dan Whole of Government

a. Berkurangnya keterampilan praktikum mahasiswa sehingga standar kompetensi kritis tidak dapat terpenuhi secara optimal b.Penerapan lockdown gedung dapat menghambat efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai. c. Laju penyebaran covid-19 tidak dapat ditekan d.Panduan praktikum yang kurang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi e. Menurunnya standar kompetensi lulusan

21


Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar

3.

Manajemen ASN dan Whole of governent

f. Menurunnya tingkat akuntabilitas institusi g.Pembelajaran daring menjadi terhambat h.Tujuan pembelajaran meleset dari perencanaan i. Menurunnya profesionalitas institusi a. Beban kinerja dosen menumpuk sehingga dapat menurunkan kinerja karena kelelahan b.Pembimbing dan penguji kurang sesuai dengan bidang keahliannya sehingga proses bimbingan kurang optimal

C. Tapisan Isu Berdasarkan tiga isu yang telah teridentifikasi, maka perlu ditetapkan isu prioritas melalui metode analisis Aktual – Problematik – Kekhalayakan – Kelayakan (APKL). Adapun matriks penetapan prioritas masalah tergambar pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Matriks penetapan prioritas

No.

Kriteria

Isu Kontemporer (Tugas dan fungsi)

A

P

K

L

Prioritas

1.

Belum optimalnya penerapan roadmap penelitian

4

4

4

4

16

2.

Belum optimalnya pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi selama pandemi

5

5

5

5

20

3.

Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar

4

4

4

3

15

Keterangan: A=Aktual; P=Problematik; K=Kekhalayakan; L=Kelayakan. skala penilaian 1 – 5. 1=sangat rendah; 2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi; 5=sangat tinggi

Berdasarkan hasil analisis aktual-kekhalayakan-problematik-kelayakan, maka ditetapkan bahwa isu yang menjadi prioritas adalah “belum optimalnya pelaksanakan pembelajaran praktikum Sitohistoteknologi Jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III selama masa pandemi Covid-19”. Poltekes kemenkes Jakarta III (Polkesjati) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan vokasi yang menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu. Keahlian terapan menitikberatkan pada praktikum yang memiliki porsi lebih besar dibandingkan teori (60:40). Praktikum merupakan pembelajaran yang menuntut pengamatan, percobaan dan pengujian suatu konsep teori di laboratorium atau lapangan dan

22


merupakan media aplikasi penerapan langsung secara sederhana mengenai gambaran pekerjaannya kelak. Hal ini mulai menjadi masalah dikarenakan adanya pandemi Covid19 yang menyebar mulai Desember 2019 tetapi praktikum harus tetap dilaksanakan. Kombinasi antara praktikum luar jaringan (luring) dan praktikum dalam jaringan (daring) telah diterapkan di Polkesjati untuk mengatasi kendala penyelenggaraan pembelajaran

selama

pandemi

sedangkan

penyelenggaraan

perkuliahan

teori

dilaksanakan secara daring. Protokol kesehatan (prokes) secara ketat telah dilakukan sebagai upaya untuk pencegahan penularan covid-19 seperti (1) pemberlakuan swab antigen (Ag) kepada seluruh mahasiswa dan dosen yang akan melaksanakan praktikum secara

luring

dan

(2)

pembagian

jadwal

praktikum

terstruktur

yang

telah

mempertimbangkan jumlah ruangan, kapasitas ruangan dan waktu penggunaan ruangan untuk mencegah kerumunan dalam jumlah besar dalam satu ruangan laboratorium serta (3) himbauan kesadaran prokes untuk setiap individu. Kegiatan swab Ag sebelum pelaksanaan praktikum menunjukkan bahwa masih ditemukannya hasil positif pada sebagian kecil mahasiswa sehingga praktikum secara luring dibatalkan dan dialihkan ke jalur daring. Praktikum luring sudah terjadwal dan terstruktur dengan padat sehingga tidak dapat digantikan dilain hari. Peralihan dari praktikum luring menjadi daring berdampak pada berkurangnya keterampilan praktik mahasiswa karena terdapat beberapa kompentensi kritis yang hilang jika dilakukan secara daring. Selain itu, pemberlakuan lockdown di gedung yang diduga pernah didatangi oleh mahasiswa tersebut juga turut diterapkan untuk tindakan preventif sehingga kegiatan administratif dan teknis menjadi terkendala sehingga menurunnya tingkat efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai. Sebagian besar mahasiswa atau karyawan Polkesjati baru terindikasi positif hanya setelah dilakukan swab Ag sebelum praktikum. Mahasiswa atau karyawan tersebut tidak tampak menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang istilahnya disebut dengan orang tanpa gejala (OTG) atau suspek. Kasus suspek merupakan kasus tersulit untuk dapat diamati secara langsung tanpa tes serta diduga menjadi pusat penyebaran kasus Covid19 yang tersembunyi dan tidak disadari. Kasus suspek ini menjadi lebih sulit untuk ditangani karena Polkesjati tidak mampu mengontrol kegiatan mahasiswa di luar kampus karena tidak adanya sistem asrama mahasiswa di lingkungan Polkesjati. Himbauan dan edukasi sudah dilakukan sepenuhnya di lingkungan Polkesjati namun mata rantai penyebaran Covid-19 di luar kampus tidak dapat diputus. Hal yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan kasus covid-19 adalah dengan peningkatan kesadaran

23


penerapan prokes secara personal untuk semua civitas akademika melalui himbauan yang lebih intens. Jika tidak, maka laju penyebaran Covid-19 diluar kampus tidak dapat ditekan. Praktikum memerlukan panduan yang komprehensif yang dapat dipergunaka sebagai petunjuk pengerjaan disertai dengan teori yang mendasarinya. Panduan praktikum yang akurat harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan berorientasi pada standar ujian kompetensi yang diujikan. Penyesuaian panduan agar sejalan dengan kurikulum dan standar ujian kompetensi menyebabkan perlunya pembaharuan terhadap konten panduan sebelumnya untuk memenuhi kualifikasi keilmuan yang teraktual saat ini. Evaluasi panduan praktikum harus dilaksanakan secara berkala sesuai kebutuhan. Tenaga pengajar merupakan kunci penyelenggaraan pembelajaran yang optimal. Tenaga pengajar ini yang akan merencanakan proses dan metode yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran. Namun, tenaga pengajar tetap di Polkesjati masih kurang optimal sehingga dibantu dengan merekrut tenaga kontrak. Tenaga kontrak bekerja sewaktu-waktu dan tidak berada di tempat setiap saat kecuali pada saat sesi jam pembelajaran yang telah terjadwal. Kewajiban evaluasi terhadap panduan praktikum juga belum sepenuhnya di terapkan oleh dosen kontrak sehingga pembaharuan panduan yang mengikuti perkembangan terkini masih kurang optimal. Evaluasi biasanya baru dijalankan saat awal-awal pembelajaran dan belum sepenuhnya di dokumentasikan secara baik. Pembaharuan secara berkala seharusnya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesempurnaan panduan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi lulusan. Apalagi dalam masa pandemik seperti saat ini yang mengharuskan pembaharuan panduan agar dapat mengakomodir pembelajaran kombinasi antara praktik luring dan daring. Ujian kompetensi (ukom) merupakan standar kelulusan mahasiswa TLM yang mulai pertama kali diujikan pada tahun 2018. Umur ukom yang terbilang cukup muda membuat panduan praktikum belum optimal untuk mengikuti perkembangan terbaru ini. Hal ini sejalan dengan perkembangan kurikulum yang ditetapkan di Polkesjati. Pembaharuan panduan praktikum harus mengikuti perkembangan standar ukom dan kurikulum tersebut sehingga mahasiswa dapat menunjukan profesionalitasnya sebagai lulusan. Pembaharuan panduan praktikum ini harus segera diwujudkan. Jika tidak, panduan yang ada akan bersifat out of date atau kurang update mengikuti perkembangan ilmu di masyarakat. Hal ini kurang mendukung mahasiswa untuk bekalnya menempuh ujian

24


kompetensi kelak dikemudian hari. Hambatan pencapaian kompetensi karena tidak sesuai dengan pekembangan ilmu pengetahuan akan menurunkan standar kompetensi kelulusan mahasiswa sehingga kurang mampu bersaing di dunia luar. Profesionalitas lulusan akan diragukan jika kompetensi lulusan kurang optimal dan akan berdampak kepada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap institusi. Krisis kepercayaan ini menyebabkan penurunan tingkat akuntabilitas institusi tersebut. Proses pembelajaran daring membawa isu baru pada prosesnya. Hal ini terutama terkait karena adanya “pemaksaan” perubahan metode daring secara menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode daring semula direncanakan akan dilakukan secara bertahap. Awalnya, persentase pembelajaran daring adalah 40% dari total pembelajaran untuk kondisi normal namun karena kondisi pandemi memaksa untuk mengimplementasikan pembelajaran daring secara penuh. Penggunaan sarana zoom meeting, ViLC (virtual learning center) dan presensi online merupakan gebrakan Polkesjati untuk menghadapi pandemi. Hal ini masih dipadukan dengan praktik secara luring di laboratorium tetapi dengan porsi yang diperkecil dibandingkan porsi praktikum daring. Presensi online, ViLC dan praktikum luring menjadi permasalahan dalam perjalannya. Penggunaan ViLC belum sepenuhnya dipahami dan digunakan oleh seluruh civitas akademika. ViLC merupakan sarana pendukung pendidikan yang sangat mumpuni, tetapi pemanfaatannya masih belum terlalu familiar. Penggunaan ViLC sebagai sarana pembelajaran daring memiliki kekurangan dalam proses unggah file yang dibatasi maksimal sebesar 2 Mb sehingga masih dijumpai dosen yang kurang berkenan untuk menggunakan ViLC dan beralih ke media lain seperti google classroom dan socrative. Permasalahan terkait penyelenggaraan pembelajaran daring adalah adanya kendala jaringan atau server down. Kondisi pandemi seperti saat ini, jaringan dan server yang stabil sangat penting perannya untuk kesuksesan pembelajaran. Jika tidak, maka kegiatan pembelajaran secara daring akan mengalami kendala.

25


D. Analisis Isu Analisis isu menggunakan fishbone diagram seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1. Fishbone diagram analisis isu.

E.

Gagasan Pemecahan Isu Berdasarkan core isu yang telah diidentifikasi sebelumnya dan identifikasi penyebab-

penyebab terjadinya core isu, dapat di rumuskan gagasan pemecahan isu tersebut adalah perlunya optimalisasi panduan praktikum Sitohistoteknologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

26


Rencana kegiatan rekomendasi gagasan dapat dilihat dalam matriks rancangan aktualisasi pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Matriks Rancangan Aktualisasi No.

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Output/ Hasil

(1) 1.

(2) Penyampaian isu dan gagasan kepada Mentor/Ketua Program Studi

(3) - Menyiapkan draft isu dan gagasan yang akan diangkat pada rancangan aktualisasi - Meminta izin waktu bertemu untuk berdiskusi isu dan gagasan dalam rancangan aktualisasi - Melakukan konsultasi dan diskusi terkait isu dan gagasan yang akan diangkat - Meminta saran dan masukan dari mentor terkait rancangan - Meminta izin pelaksanaan aktualisasi rancangan kegiatan

(4) Tersampaikannya ide/gagasan rancangan kegiatan dan Draft rancangan kegiatan (notulensi dan dokumentasi kegiatan)

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (5) Penyampaian ide dan gagasan dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun dan meminta ijin dengan sopan (etika publik). Permohonan izin waktu pertemuan harus mempertimbangkan kesediaan dan waktu luang pimpinan, melaksanakan pertemuan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin waktu dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya pertemuan (anti korupsi). Penuangan gagasan dilakukan dengan jelas dan terstruktur dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai. Kegiatan pertemuan diorganisir dengan baik. (akuntabilitas). Pada saat pertemuan, peraturan penyelenggaraan pertemuan (prokes) ditaati dengan baik dan Tindakan dan perbuatan

27

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi (6) Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas (misi).

Penguatan Nilai (7) Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi.


2.

Mempersiapakan Pembaharuan panduan perkuliahan

- Menelaah panduan praktikum sebelumnya - Mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan - Menuliskan dan menyiapkan rancangan pembaharuan panduan praktikum - Evaluasi internal rancangan pembaharuan panduan praktikum

Draft rancangan panduan praktikum sitohistoteknologi (Notulensi dan dokumentasi kegiatan)

yang kita lakukan harus mencerminkan rasa dan sikap hormat kepada atasan (nasionalisme). Ide atau gagasan disampaikan merupakan pembaharuan terhadap panduan yang sudah ada untuk disesuaikan dengan kondisi saat ini. Kemudian, acara pertemuan dapat dilakukan dengan singkat, padat dan jelas serta terarah, efektif dan efisien (komitmen mutu). Permintaan panduan praktikum sitohisto sebelumnya dari tim dosen dilakukan dengan menggunakan Bahasa yang sopan serta dokumen praktikum dijaga dengan hatihati (etika publik). Panduan praktikum yang sudah terkumpul akan diidentifikasi bagian-bagian mana yang perlu dikembangkan, kemudian dituliskan pembaharuan ide yang perlu dilakukan untuk tujuan kemanfaatan pembelajaran terhadap mahasiswa (Komitmen mutu).

28

Inovasi dan komitmen mutu akan meningkatkan kredibilitas institusi. Kredibilitas yang meningkat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi.


3.

Berdiskusi - Mempresentasikan dengan rekan tim ide dan gagasan dosen kepada tim dosen sitohistoteknologi Sitohistoteknologi secara rinci dan terstruktur - Mencatat segala kritik dan masukkan untuk kesempurnaan rancangan

Follow up masukan dan saran panduan praktikum (notulensi, absensi dan dokumentasi kegiatan)

Pengerjaan telaah panduan praktikum dan identifikasi dilakukan dengan jadwal yang teratur, konsisten dan bertanggung jawab hingga panduan baru dapat terwujud (Anti korupsi). Segala kegiatan dilaporkan kepada mentor dan kepada pihak lain yang terkait (tim dosen sitohistoteknologi) sebagai bentuk pertanggungjawaban (Akuntabilitas). Semua bentuk masukan dan saran dari mentor dan tim dosen diterima dengan ikhlas demi kemajuan Bersama dan saran serta masukkan tidak membedakan atau memprioritaskan salah satu pihak dosen saja, tetapi dari semua tim (Nasionalisme) Pertemuan dilakukan secara padat dan singkat untuk membahas dan menyempurnakan draft rancangan panduan praktikum untuk mendapatkan hasil panduan yang komprehensif (komitmen mutu). Presentasi saat pertemuan disampaikan dengan bahasa

29

Kerjasama antar anggota dalam suatu institusi akan meningkatkan kesempurnaan yang menyokong akuntabilitas institusi.


pembaharuan panduan perkuliahan

4

Persetujuan panduan

- Berkonsultasi dengan mentor/Kaprodi DIII TLM - Evaluasi rancangan aktualisasi - Meminta persetujuan kepada Ketua Jurusan TLM

Persetujuan panduan praktikum dan jadwal presentasi (lembar bimbingan dan dokumentasi kegiatan)

jelas, terstruktur dan lugas serta pertemuan dikendalikan dan dipimpin dengan cermat dan bertanggungjawab (akuntabilitas). Pertemuan ini merupakan sarana yang ditempuh untuk mengembangkan kerjasama antara sesama rekan dosen. Dalam pertemuan, saling menghormati pendapat rekan dosen sangat diperlukan untuk mensukseskan pertemuan (nasionalisme). Selain itu, pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin waktu dan bertanggungjwab terhadap jalannya pertemuan. Rancangan panduan perkuliahan diperbaiki sesuai dengan usulan dan masukan serta saran dari forum diskusi (anti korupsi). Akuntabilitas: berkonsultasi dengan jelas dan terstruktur. Mengorganisir pertemuan dengan baik. Membuat perencanaan dan meetapkan tujuan sosialisasi yang akan dicapai.

30


- Meminta izin waktu penyampaian sosialisasi kepada Kaprodi/Kajur

5

Mengadakan sosialisasi panduan praktium kepada rekan dosen jurusan TLM, Poltekkes Kemenkes Jakarta III

- Menyebarkan undangan sosialisasi panduan praktikum Sitohistoteknologi kepada dosen di lingkungan Jurusan - Melaksanakan sosialisasi - Evaluasi kegiatan sosialisasi

Follow up saran dan masukan (daftar kehadiran, notulensi dan dokumentasi kegiatan)

Nasionalisme: menghormati atasan dan mematuhi peraturan penyelenggaraan pertemuan (prokes) Etika publik: menggunakan bahasa yang sopan dan santun dan meminta ijin dengan sopan. Komitmen mutu: Pertemuan dilakukan dengan singkat, padat dan jelas serta terarah, efektif dan efisien. Anti korupsi: Mempertimbangkan kesediaan dan waktu luang pimpinan, melaksanakan pertemuan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin waktu dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya pertemuan. Penyebaran undangan dan presentasi panduan praktikum dilakukan dengan menggunakan Bahasa yang sopan (etika publik). Kegatan presentasi dilaksanakan dengan waktu yang singkat, penyampaian yang padat dan jelas (komitmen mutu). Kegiatan presentasi juga dikendalikan dengan baik dengan

31

Kerjasama antar anggota dalam suatu institusi akan meningkatkan kesempurnaan yang menyokong akuntabilitas institusi.


memimpin diskusi selama proses presentasi (akuntabilitas). Segala saran dan masukan serta kritik dari rekan dosen dapat diterima dengan baik, perbedaan pendapat rekan dosen yang lain dihormati tanpa memandang asal usul dan latar belakang dosen (nasionalisme). Selain itu, pelaksanaan pertemuan dilakukan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin dalam menerapkan waktu yang dialokasikan dan bertanggungjwab terhadap jalannya pertemuan. Setelah dilakukan presentasi, revisi panduan praktikum dilakukan sesuai dengan usulan dan masukan serta saran dari forum diskusi (anti korupsi).

32


F.

Jadwal Rencana Kegiatan

Tabel 3.5. Jadwal rencana kegiatan aktualisasi No.

Kegiatan

1.

Penyampaian isu dan gagasan kepada Ketua Program Studi – ketua Jurusan

2.

Mempersiapakan Rancangan Pembaharuan panduan perkuliahan

3.

Menyampaikan ide dan berdiskusi dengan rekan dosen yang lain.

4.

Persetujuan panduan praktikum

5.

Mengadakan sosialisasi

Tahapan Kegiatan a. Menyiapkan gagasan b. Meminta izin waktu bertemu c. Melaksanakan pertemuan d. Meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan a. Menelaah panduan perkuliahan sebelumnya. b. Mengidentifikasi bagianbagian yang perlu dikembangkan c. Menuliskan dan menyiapkan rancangan pembaharuan panduan perkuliahan d. Mengevaluasi internal rancangan pembaharuan panduan perkuliahan e. Menyiapkan presentasi untuk penjelasan kepada semua civitas akademika a. Mempresentasikan ide dan gagasan kepada seluruh dosen secara rinci dan terstruktur b. Mencatat segala kritik dan masukkan untuk kesempurnaan rancangan pembaharuan panduan perkuliahan a. Berkonsultasi dengan mentor sekaligus kaprodi DIII TLM b. Evaluasi rancangan c. Meminta persetujuan kepada Kajur d. Meminta izin waktu penyampaian sosialisasi kepada Kaprodi/Kajur a. Menyebarkan undangan sosialisasi

33

Mei III IV

I

II

Juni III IV

V


panduan praktikum

b. Melaksanakan sosialisasi c. Evaluasi kegiatan sosialisasi

34


BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Aktualisasi Pembuatan panduan praktikum sitohistoteknologi yang dilakukan merupakan upaya optimalisasi panduan sebelumnya agar sesuai dengan kondisi saat ini. Kegiatan praktikum sitohistoteknologi akan disesuaikan dengan perkembangan terbaru, pembaharuan secara berkala dan penyesuaian kegiatan blended learning pada saat suasana pandemi Covid-19. Pembaharuan panduan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi aktualisasi Latsar CPNS KEMENKES tahun 2021. Aktualisasi latsar ini telah dilaksanakan pada tanggal 31 Mei sampai 26 Juni 2021 bertempat di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Bagian ini akan menjelaskan secara berturut-turut mengenai hal yang berkaitan dengan deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi, hasil capaian/output kegiatan aktualisasi, uraian dampak, penyelesaian dan manfaat kegiatan.

B. Hasil Aktualisasi dan Pembahasan Kegiatan aktualisasi latsar CPNS Kemenkes Tahun 2021 mengenai optimalisasi panduan praktikum sitohistoteknologi meliputi 5 tahapan yaitu penyampaian isu dan gagasan kepada ketua program studi, mempersiapkan rancangan pembaharuan panduan praktikum sitohistoteknologi, berdiskusi bersama tim dosen sitohistoteknologi, persetujuan panduan praktikum dan sosialisasi panduan praktikum sitohistoteknologi. Penjelasan setiap tahapan aktualisasi diuraikan sebagai berikut:

Kegiatan 1. Penyampaikan Isu/gagasan kepada Ketua Program Studi Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

31 Mei – 5 Juni 2021 1. Menyiapkan draft isu/gagasan yang akan diangkat pada rancangan aktualisasi 2. Meminta izin waktu bertemu untuk berdiskusi mengenai isu dan gagasan dalam rancangan aktualisasi 3. Melakukan konsultasi dan diskusi terkait isu dan gagasan yang akan diangkat 4. Meminta izin pelaksanaan aktualisasi rancangan kegiatan

35


Output Kegiatan

Tempat Pelaksanaan Bukti kegiatan

a.

Isu dan gagasan tersampaikan kepada Mentor/Kepala Program Studi - Draft rancangan aktualisasi 1. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2. Pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung Lampiran: 1. Lembar konsultasi 2. Draft rancangan aktualisasi 3. Dokumentasi kegiatan -

Deskripsi tahapan kegiatan dan keterkaitan nilai dasar ASN -

Menyiapkan draft isu/gagasan yang akan diangkat pada rancangan aktualisasi Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun ide dalam bentuk tertulis yang akan disampaikan guna menyelesaikan permasalahan yang akan dipecahkan (komitmen mutu). Ide ditulis dan dituangkan dalam tulisan yang jelas dan terstruktur dan menetapkan tujuan yang akan diperoleh dan penerapan strategi yang akan dilakukan untuk memperoleh tujuan yang telah ditetapkan sebagai bentuk tanggung jawab pendidik (akuntabilitas).

-

Meminta izin waktu bertemu untuk berdiskusi mengenai isu dalam rancangan aktualisasi Permintaan izin dilakukan untuk menyusun jadwal pertemuan diskusi untuk membahas ide/gagasan dari permasalah utama yang ditemukan. Permintaan izin bimbingan dan diskusi dilakukan dengan menghubungi mentor via wa yang dilakukan menggunakan bahasa yang sopan dan dilakukan pada waktu yang rasional (akuntabilitas). Hal itu dilakukan sebagai usaha untuk menghormati mentor sebagai atasan dan menghargai waktu dengan memperhitungkan kemungkinan jam kerja agar tidak mengganggu (anti korupsi).

-

Melakukan bimbingan dan diskusi terkait isu dan gagasan yang akan diangkat Diskusi dilakukan untuk membahas mengenai Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melaksanakan aktualisasi latsar sebagai upaya penanganan isu utama. Bimbingan dilaksanakan seuai dengan jadwal yang telah disetujui dan dimulai tepat waktu serta efektif dan efisien (komitmen mutu). Diskusi dilakukan dengan cepat, tepat dan tanpa berbelit-belit serta dilakukan secara tanggungjawab untuk mendapatkan hasil penyelesaian masalah yang diangkat (anti korupsi). Hasil input saran dan masukan dari mentor selama diskusi

36


diterima

dengan

sungguh-sungguh

dengan

penuh

tanggung

jawab,

menghormati atasan dan mengucapkan terimakasih atas respon feedback mentor (nasionalisme) -

Meminta izin pelaksanaan aktualisasi rancangan kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk menginformasikan tindakan aktualisasi yang akan dilakukan selama sebulan kedepan. Permintaan izin dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan sikap santun (etika publik).

b.

Kontribusi terhadap visi, misi dan penguatan nilai Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas (misi). Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi.

c.

Hambatan Kegiatan penyampaian ide/gagasan kepada mentor/kaprodi berjalan dengan lancar tanpa terjadi kendala yang berarti karena mentor sangat kooperatif dalam mendukung kegiatan yang dilakukan. Kegiatan juga dilakukan dengan menerapkan prinsip ANEKA sehingga sikap profesionalitas dapat tetap terjaga dan hasil yang maksimal didapatkan diakhir kegiatan.

d.

Analisis dampak dan penyelesaian isu Penyampaian ide/gagasan kepada mentor/kaprodi didasari oleh nilai-nilai dasar ANEKA. Apabila dalam melakukan kegiatan bimbingan tidak menerapkan nilai ANEKA maka pertemuan tidak akan berjalan dengan lancar. Jika nilai saling menghormati

tidak

diterapkan

dapat

menyebabkan

perpecahan

sehingga

keharmonisan tidak terjaga dan peran PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa tidak dapat diterapkan atau terjadi. Sopan santun dan menghargai waktu perlu diterapkan supaya pertemuan yang dilakukan kurang membawa manfaat untuk kemajuan.

37


e.

Manfaat kegiatan Kegiatan penyampaian ide/gagasan kepada mentor/ketua prodi bertujuan untuk dapat menginformasikan rencana kegiatan aktualisasi melalui diskusi rancangan kegiatan aktualisasi latsar CPNS Kemenkes di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Hasil diskusi yang didapatkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan saran serta pertimbangan untuk kesempuranaan pembuatan rancangan kegiatan aktualisasi. selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendapatkan perizinan pelaksanaan aktualisasi.

f.

Dokumentasi kegiatan DOKUMENTASI KEGIATAN 1 Foto kegiatan saat menyampaikan isu/gagasan kepada Mentor/Kaprodi

Kegiatan

2.

Mempersiapkan

Rancangan

Pembaharuan

Panduan

Praktikum

Sitohistoteknologi Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Output Kegiatan Tempat Pelaksanaan Bukti kegiatan

7 Juni – 15 Juni 2021 1. Meminta panduan praktikum sebelumnya 2. Menelaah dan mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan 3. Membuat draft pembaharuan panduan Tersedianya draft panduan praktikum 1. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2. Pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung 1. Draft panduan

38


2. Lembar bimbingan 3. Referensi

a.

Deskripsi tahapan kegiatan dan keterkaitan nilai dasar ASN Kegiatan persiapan rancangan panduan praktikum merupakan rangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan panduan praktikum sitohistoteknologi dari panduan yang telah tersedia sebelumnya. Pembaharuan dilakukan untuk menyesuaikan kompetensi Pendidikan vokasi berdasarkan kebutuhan stake holder dan standar kompetensi lulusan yang diharapkan dari organisasi profesi serta mempertimbangkan penerapan praktikum selama kondisi pandemic Covid-19. Permintaan panduan praktikum sitohisto sebelumnya dari tim dosen dilakukan dengan menggunakan Bahasa yang sopan serta dokumen praktikum dijaga dengan hati-hati (etika publik). Panduan praktikum yang sudah terkumpul akan diidentifikasi bagian-bagian mana yang perlu dikembangkan, kemudian dituliskan pembaharuan ide yang perlu dilakukan untuk tujuan kemanfaatan pembelajaran terhadap mahasiswa (Komitmen mutu). Pengerjaan telaah panduan praktikum dan identifikasi dilakukan dengan jadwal yang teratur, konsisten dan bertanggung jawab hingga panduan baru dapat terwujud (Anti korupsi). Segala kegiatan dilaporkan kepada mentor dan kepada pihak lain yang terkait (tim dosen sitohistoteknologi) sebagai bentuk pertanggungjawaban (Akuntabilitas). Semua bentuk masukan dan saran dari mentor dan tim dosen diterima dengan ikhlas demi kemajuan bersama dan saran serta masukkan tidak membedakan atau memprioritaskan

salah

satu

pihak

dosen

saja,

tetapi

dari

semua

tim

(Nasionalisme) b.

Kontribusi terhadap visi, misi dan penguatan nilai Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas (misi). Selain itu, Inovasi dan komitmen mutu akan meningkatkan kredibilitas institusi. Kredibilitas yang meningkat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi. Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut

39


pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi. c.

Hambatan Kegiatan pembuatan draft panduan praktikum sitohistoteknologi berjalan dengan lancar tanpa terjadi kendala yang berarti karena pihak terkait seperti tim dosen dan PLP

sangat

kooperatif

untuk

bekerjasama.

Meskipun

proses

penelaahan

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan rencana karena beberapa sumber referensi yang digunakan perlu dicermati, kegiatan telaah dapat diselesaikan dan terbentuklah pembahruan draft panduan praktikum. Selain itu, pelatihan mengenai metode paraffin secara online disarankan untuk diikuti oleh mentor untuk mendukung proses pembuatan panduan. d.

Analisis dampak dan penyelesaian isu Kegiatan telaah ini perlu sekali menerapkan nilai-nilai ANEKA. Kegiatan ini terkait dengan orang lain, sehingga jika komunikasi yang dilakukan tidak sopan maka akan terjadi hambatan proses dan dapat menyebabkan perpecahan dalam tim maupun organisasi. Jika sikap disiplin, rasa tanggung jawab dan kemampuan inovasi dalam melakukan kegiatan tidak diterapkan, maka prosesi penelaahan akan terhambat.

e.

Manfaat kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk dapat menghasilkan pembaharuan draft panduan praktikum

sitohistoteknologi.

penyesuaian

berkala

Pembaharuan

mengenai

dapat

materi-materi

berupa

praktikum

perubahan sesuai

dan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, kondisi dan keperluan kompetisi lulusan sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan serta pemenuhan kompetisi-kompetisi unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholder. Pembaharuan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi

bagian-bagian

yang

sebelumnya.

40

perlu

dikembangkan

dari

panduan


f.

Dokumentasi kegiatan DOKUMENTASI KEGIATAN 2 Kegiatan saat persiapan rancangan panduan praktikum

(a) saran mentor

(c) bantuan PLP

(b) bahan ajar bppsdmk

(d) draft panduan praktikum

Kegiatan 3. Berdiskusi dengan Tim Dosen Sitohistoteknologi Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Output Kegiatan Tempat Pelaksanaan

15 Juni – 23 Juni 2021 1. Mempresentasikan ide dan gagasan kepada tim dosen Sitohistoteknologi secara rinci dan terstruktur 2. Mencatat segala kritik dan masukkan untuk kesempurnaan rancangan pembaharuan panduan perkuliahan - Tersampaikannya ide/gagasan kepada tim dosen sitohistoteknologi - Tindak lanjut draft panduan praktikum sitohistoteknologi 1. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III

41


Dokumentasi kegiatan

a.

2. 1. 2. 3.

Pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung Panduan praktikum Dokumentasi Lembar bimbingan

Deskripsi tahapan kegiatan dan keterkaitan nilai dasar ASN Pertemuan

dilakukan

secara

padat

dan

singkat

untuk

membahas

dan

menyempurnakan draft rancangan panduan praktikum untuk mendapatkan hasil panduan yang komprehensif (komitmen mutu). Presentasi saat pertemuan disampaikan dengan bahasa jelas, terstruktur dan lugas serta pertemuan dikendalikan dan dipimpin dengan cermat dan bertanggungjawab (akuntabilitas). Pertemuan ini merupakan sarana yang ditempuh untuk mengembangkan kerjasama antara sesama rekan dosen. Dalam pertemuan, saling menghormati pendapat rekan dosen sangat diperlukan untuk mensukseskan pertemuan (nasionalisme). Selain itu, pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin waktu dan bertanggungjwab terhadap jalannya pertemuan. Rancangan panduan perkuliahan diperbaiki sesuai dengan usulan dan masukan serta saran dari forum diskusi (anti korupsi). Penggunaan bahasa yang sopan dan menerapkan jiwa melayani perlu diterapkan dalam segala kegiatan (etika publik). b.

Kontribusi terhadap visi, misi dan penguatan nilai Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas (misi). Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi.

c.

Hambatan Kegiatan diskusi dengan tim dosen sitohistoteknologi berjalan dengan lancar tanpa terjadi kendala yang berarti karena semua anggota tim sangat kooperatif dalam mendukung kegiatan yang dilakukan. Kegiatan juga dilakukan dengan menerapkan prinsip ANEKA sehingga sikap profesionalitas dapat tetap terjaga dan hasil yang maksimal didapatkan diakhir kegiatan. Selain itu, rasa saling menghormati dan rasa

42


persatuan sebagai satu tim membuat diskusi yang dilakukan dapat berjalan dengan lancer dan tidak terjadi permasalahan atau perselisihan serta rasa egosentrisme anggota. d.

Analisis dampak dan penyelesaian isu Telaah panduan praktikum sitohistoteknologi dapat memberikan gambaran bagianbagian yang perlu ditambahkan atau diperbaharui sehingga tercipta panduan baru yang lebih komprehensif dan lengkap serta sesuai dengan perkembangan terkini ilmu pengetahuan dan standar kompetensi yang dituntut. Jika tidak dapat dilakukan, maka kompetensi lulusan akan menurun yang dapat menurunkan tingkat profesionalitas pribadi dan satuan kerja sehingga pelayanan publik akan terganggu. Kerjasama antara sesama anggota tim yang terlibat sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pengajaran kepada mahasiswa. Jika tidak dilaksanakan, maka akan dpat menyebabkan kesenjangan antara sesama rekan tim dosen.

e.

Manfaat kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan feedback mengenai draft panduan praktikum Sitohistoteknologi sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan panduan. Selain itu, diskusi dengan sesame rekan tim dosen Sitohistoteknologi akan didapatkan gambaran kegiatan praktikum sebelumnya yang dapat digunakan untuk pertimbangan kegiatan-kegiatan yang dapat dipertahankan untuk dilaksanakan secara luring dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat dilaksanakan secara daring dalam rangka penerapan metode blended learning di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

43


f.

Dokumentasi kegiatan DOKUMENTASI KEGIATAN 3 Foto kegiatan saat diskusi dengan tim dosen sitohistoteknologi

(a) konfirmasi

(b) proses pertemuan

(c) presentasi

Kegiatan 4. Persetujuan Panduan Praktikum Sitohistoteknologi Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Output Kegiatan Tempat Pelaksanaan

23 Juni – 26 Juni 2021 1. Berkonsultasi dengan mentor/Kaprodi 2. Evaluasi rancangan aktualisasi 3. Meminta persetujuan kepada Ketua Jurusan TLM 4. Meminta izin waktu penyampaian sosialisasi kepada Kaprodi/Kajur Jadwal sosialisasi panduan praktikum sitohistoteknologi 1. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2. Pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung

44


Dokumentasi kegiatan

a.

1. Persetujuan dan izin mentor dan Kajur 2. Dokumentasi kegiatan

Deskripsi tahapan kegiatan dan keterkaitan nilai dasar ASN Akuntabilitas: berkonsultasi dengan jelas dan terstruktur. Mengorganisir pertemuan dengan baik. Membuat perencanaan dan menetapkan tujuan sosialisasi yang akan dicapai. Nasionalisme: menghormati atasan dan mematuhi peraturan penyelenggaraan pertemuan (prokes) Etika publik: menggunakan bahasa yang sopan dan santun dan meminta ijin dengan sopan. Komitmen mutu: Pertemuan dilakukan dengan singkat, padat dan jelas serta terarah, efektif dan efisien. Anti korupsi: Mempertimbangkan

kesediaan

dan

waktu

luang

pimpinan,

melaksanakan

pertemuan sesuai jadwal yang disepakati, disiplin waktu dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya pertemuan. b.

Kontribusi terhadap visi, misi dan penguatan nilai Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas. Selain itu, Kerjasama antar anggota dalam suatu institusi akan meningkatkan kesempurnaan yang menyokong akuntabilitas institusi (misi). Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi.

c.

Hambatan Kegiatan permintaan persetujuan tidak terjadi kendala yang berarti. Namun, penentuan pengaturan jadwal sosialisasi mengalami kendala dalam penentuan jadwal sosialisasi yang akan dilakukan.

d.

Analisis dampak dan penyelesaian isu

45


Tahapan ini dilakukan untuk meminta persetujuan dan meminta izin pelaksanaan sosialisasi panduan praktikum yang telah dirumuskan. Jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan mungkin akan menyebabkan terhambatnya kegiatan ini. Tidak diterapkannya sikap akuntabilitas dan etika publik menyebabkan mentor dan kajur tidak akan menyetujui rencana sosialisasi karena dianggap tidak professional. e.

Manfaat kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk meminta persetujuan terhadap panduan yang telah dibuat dan untuk menentukan jadwal sosialisasi panduan kepada seluruh dosen jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

f.

Dokumentasi kegiatan DOKUMENTASI KEGIATAN 4 Foto kegiatan saat permintaan persetujuan panduan

(a) Persetujuan dan bimbingan mentor dan (b) kegiatan bimbingan dengan mentor

(c) izin Kajur

46


Kegiatan 5. Sosialisasi Panduan Praktikum Sitohistoteknologi kepada Rekan Dosen Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Poltekkes Kemenkes Jakarta III Waktu Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Output Kegiatan Tempat Pelaksanaan Dokumentasi kegiatan

a.

28 Juni – 5 Juli 2021 1. Menyebarkan undangan sosialisasi panduan praktikum Sitohistoteknologi kepada dosen di lingkungan Jurusan 2. Melaksanakan sosialisasi 3. Evaluasi kegiatan sosialisasi Draft panduan praktikum Sitohistoteknologi tersampaikan kepada seluruh rekan dosen di lingkungan Jurusan TLM 1. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2. Pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung 1. Undangan 2. Daftar presensi 3. Lembar Google form

Deskripsi tahapan kegiatan dan keterkaitan nilai dasar ASN Penyebaran undangan dan presentasi panduan praktikum dilakukan dengan menggunakan Bahasa yang sopan (etika publik). Kegatan presentasi dilaksanakan dengan waktu yang singkat, penyampaian yang padat dan jelas (komitmen mutu). Kegiatan presentasi juga dikendalikan dengan baik dengan memimpin diskusi selama proses presentasi (akuntabilitas). Segala saran dan masukan serta kritik dari rekan dosen dapat diterima dengan baik, perbedaan pendapat rekan dosen yang lain dihormati tanpa memandang asal usul dan latar belakang dosen (nasionalisme). Selain itu, pelaksanaan pertemuan dilakukan sesuai jadwal yang disepakati,

disiplin

dalam

menerapkan

waktu

yang

dialokasikan

dan

bertanggungjwab terhadap jalannya pertemuan. Setelah dilakukan presentasi, revisi panduan praktikum dilakukan sesuai dengan usulan dan masukan serta saran dari forum diskusi (anti korupsi). b.

Kontribusi terhadap visi, misi dan penguatan nilai Memenuhi visi dan misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028 (visi) dan menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas. Selain itu, Kerjasama antar anggota dalam suatu institusi akan meningkatkan kesempurnaan yang menyokong akuntabilitas institusi (misi).

47


Penerapan ANEKA dalam menyampaikan pendapat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertemuan, terutama pada masa pandemik seperti ini yang menuntut pengetatan prokes. ANEKA yang diterapkan akan meningkatkan kredibilitas institusi menjadi institusi yang lebih profesional dan berdaya saing tinggi. c.

Hambatan Kegiatan sosialisasi belum dapat terlaksana dikarenakan adanya beberapa hal yang mempengaruhinya. Salah satu kendala yang terjadi adalah adanya kegiatan bimbingan skripsi dan tugas penguji yang sangat perlu untuk diprioritaskan karena deadline nilai akhir mahasiswa harus segera disetorkan ke PD-DIKTI atau nilai UKOM mahasiswa akan hangus. Kegiatan menguji dan membimbing mahasiswa juga memerlukan waktu yang banyak menyita untuk membaca dan mereview skripsi yang akan diuji atau dibimbing. Selain itu, kegiatan pekerti sebagai syarat PKTBT dilakukan disela-sela jadwal membimbing mahasiswa dan menguji mahasiswa memotong waktu kegiatan aktualisasi selama seminggu penuh. Materi dan referensi untuk draft panduan praktikum memerlukan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan. Kegiatan dilanjutkan hari Rabu, 4 Agustus 2021 menggunakan sosialisasi melalui google form. Penggunaan google form mengalami kendala untuk penggunaan tanda tangan.

d.

Analisis dampak dan penyelesaian isu Sosialisasi yang dilakukan sangat terkait dengan hubungan personal ke seluruh rekan dosen sehingga apabila nilai ANEKA kurang dapat diterapkan secara maksimal pada saat sosialisasi maka kegiatan tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Sosialisasi panduan praktikum sitohistoteknologi dapat memberikan gambaran bagian-bagian yang perlu ditambahkan atau diperbaharui sehingga tercipta panduan baru yang lebih komprehensif dan lengkap serta sesuai dengan perkembangan terkini ilmu pengetahuan dan standar kompetensi yang dituntut. Selain itu, sosialisasi juga ditujukan sebagai upaya penybarluasan informasi kepada khalayak. Jika tidak dapat dilakukan, maka kompetensi lulusan akan menurun yang dapat menurunkan tingkat profesionalitas pribadi dan satuan kerja sehingga pelayanan publik akan terganggu. Kerjasama antara sesama anggota tim yang terlibat sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pengajaran kepada mahasiswa. Jika tidak dilaksanakan, maka akan dpat menyebabkan kesenjangan antara sesame rekan tim dosen.

e.

Manfaat kegiatan

48


Kegiatan sosialisasi panduan praktikum kepada dosen jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III bertujuan untuk menginformasikan pembaharuan informasi terkait panduan praktikum sitohistoteknologi untuk mahasiswa. Dalam penyampaian sosialisai ini dimungkinkan adanya input masukan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan panduan yang dibuat.

C. Rencana Tindak Lanjut No.

Kegiatan

1

Sosialisasi panduan praktikum sitohistoteknologi kepada dosen jurusan TLM dan mahasiswa Pengembangan panduan praktikum sitohistoteknologi D4 dan Alih Jenjang

2

3

3

Sosialisasi panduan praktikum sitohistoteknologi D4 dan Alih Jenjang Pengesahan tingkat manajerial

Perkiraan tanggal kegiatan 31 Agustus 2021

Para pihak terkait Dosen jurusan TLM dan mahasiswa

Sumb er biaya -

-

Panduan praktikum Sitohistoteknologi D4 dan Alih Jenjang Tersosialisasinya panduan praktikum

31 Desember 2021

Dosen jurusan TLM dan mahasiswa

-

-

31 januari 2022

sosialisasi

28 Februari 2022

Dosen jurusan TLM dan mahasiswa Manajerial

-

-

Output Tersosialisasinya panduan praktikum

49

Ket


BAB V PENUTUP PENUTUP

A. Kesimpulan 1.

Hasil identifikasi isu di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III yaitu ada tiga antara lain:

2.

a.

Belum optimalnya penerapan roadmap penelitian

b.

Belum optimalnya pembelajaran selama masa pandemi

c.

Belum optimalnya pemetaan keahlian tenaga pengajar

Dampak masing-masing isu jika tidak diselesaikan adalah: a.

Isu pertama, dampak yang dapat ditimbulkan adalah kurangnya partisipasi mahasiswa dalam penelitian

b.

Isu kedua, dampak yang dapat ditimbulkan diantaranya menurunnya pencapaian standar kompetensi, menurunnya efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai, meningkatnya penyebaran covid-19, panduan praktikum yang kurang optimal, menurunnya standar kompetensi lulusan, terhambatnya pembelajaran daring sehingga tujuan pembelajaran meleset serta menurunnya tingkat akuntabilitas dan profesionalitas institusi.

c.

Isu ketiga, dampak yang dapat ditimbulkan yaitu menurunnya kinerja dosen karena beban yang menumpuk dan kelelahan.

d.

Berdasarkan hasil APKL, isu utama yang ditetapkan menjadi prioritas adalah belum

optimalnya

pelaksanakan

pembelajaran

di

Jurusan

Teknologi

Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III selama masa pandemi Covid-19. e.

Ada beberapa kendala yang menjadi penyebab timbulnya isu prioritas, yaitu: -

Penyesuaian metode pembelajaran sesuai kondisi pandemic

-

Penyesuaian kurikulum dan standar ujian kompetensi

-

Praktikum luring menjadi daring

-

Google form lebih diminati dibandingkan ViLC

-

Standar kelulusan berdasarkan ujian kompetensi

-

Belum optimalnya evaluasi panduan perkuliahan oleh dosen tidak tetap

-

Kurangnya tenaga dosen tetap

50


-

Masih adanya kasus OTG covid-19

-

Jaringan eror dan server down yang mengganggu kelancaran proses pembelajaran daring

f.

-

Kapasitas ViLC < 2 Mb

-

Panduan perkuliahan yang kurang update

-

Belum optimalnya edukasi protokol kesehatan

Beberapa gagasan kreatif untuk mengatasi isu utama antara lain: -

Menyusun rencana pembaharuan panduan perkuliahan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi.

-

Menyusun rancangan SOP pembaharuan panduan perkuliahan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi.

-

Mensosialisasikan rancangan SOP pembaharuan panduan perkuliahan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi.

-

Menyusun rancangan buku panduan perkuliahan yang sesuai dengan kurikulum terkini dan standar ujian kompetensi.

g.

Setiap kegiatan terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang berlandaskan pada nilai dasar PNS meliputi nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.

h.

Seluruh kegiatan sesuai dengan visi Poltekkes Kemenkes Jakarta III dan berkontribusi melalui pelaksanaan misi “Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas”.

i.

Seluruh kegiatan berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai budaya organisasi yang meliputi nilai Beriman, Etika, Rasional, Amanah, Dedikasi, Akuntabilitas dan Beradab.

B. Saran 1.

Bagi Penulis Kegiatan latsar yang sudah dilaksanakan diharapkan tetap dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari selama bekerja. Rencana tindak lanjut kegiatan sebaiknya benar-benar dilaksanakan untuk mendapatkan panduan praktikum yang benar-benar komprehensif.

51


2.

Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Jakarta III Kegiatan protokol Kesehatan tetap dijalankan selama melaksanakan praktikum luring bahkan diperketat. Himbauan prokes juga perlu dilaksanakan secara gencar ke semua pihak civitas akademika untuk mencegah penyebaran di dalam lingkungan kerja. Dari segi kegiatan pembelajaran, panduan praktikum harus selalu diperbaharui secara rutin untuk menyesuaikan dengan kebutuhan stake holder dan penyesuaian standar kompetensi lulusan apalagi pada masa pandemi seperti saat ini. Jika memungkinkan, perlu adanya penambahan tenaga pengajar yang berkompeten di bidang-bidang yang masih sedikit peminatnya. Namun jika tidak memungkinkan, mungkin upaya yang dapat dilakukan dapat berupa peningkatan kapasitas tenaga pengajar serta meningkatkan sarana prasarana pendukung kegiatan pembelajaran secara daring maupun luring. Kemudian, upaya tersebut juga perlu didukung dengan kemauan masing-masing personil untuk berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.

3.

Bagi Bapelkes Cikarang Kegiatan pelatihan terus ditingkatkan terutama menggali metode-metode yang menarik sehingga mencegah kebosanan selama pelatihan berlangsung.

52


DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru Dan Dosen. Republik Indonesia. (2014). Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. In Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 6. Sekretariat Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2014a). Mata Diklat Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2014b). Mata Diklat Etika Publik. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2014c). Mata Diklat Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2014d). Mata Diklat Nasionalisme. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik. In Journal of Chemical Information and Modeling. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen

Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. (2021). Salinan Peraturan Lembaga Administrasi Negara

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara. Poltekkes Kemenkes Jakarta III. (2019). Rencana Strategis Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III Tahun 2019 – 2023. Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

53


Lampiran

Lampiran kegiatan 1 DOKUMENTASI KEGIATAN 1

DOKUMENTASI KEGIATAN 1 Lembar konsultasi

4. Draft rancangan aktualisasi

54


Dokumentasi kegiatan

Lampiran kegiatan 2 DOKUMENTASI KEGIATAN 2 Kegiatan saat persiapan rancangan panduan praktikum

(a) saran mentor

(b) bahan ajar bppsdmk

55


(c) bantuan PLP

(d) draft panduan praktikum

56


Lampiran kegiatan 3 DOKUMENTASI KEGIATAN 3 Foto kegiatan saat diskusi dengan tim dosen sitohistoteknologi

(a) konfirmasi

(b) proses pertemuan (c) presentasi

Lembar bimbingan

57


Lampiran kegiatan 4 DOKUMENTASI KEGIATAN 4 Foto kegiatan saat permintaan persetujuan panduan

(a) Persetujuan dan bimbingan mentor dan (b) kegiatan bimbingan dengan mentor

(c) izin Kajur

(d) lembar bimbingan

58


Lampiran kegiatan 5 DOKUMENTASI KEGIATAN 2 Undangan dan tampilan google form

Rekap google form

59


Panduan praktikum

Lampiran coaching COACHING Laporan aktualisasi

60


Presentasi

61


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.