Optimalisasi Penggunaan Label Pada Cairan Infus Oleh Perawat DiRawat Inap AzaleA RSUP Dr.Hasan Sadik

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

OPTIMALISASI PENGGUNAAN

LABEL PADA CAIRAN INFUS OLEH PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP AZALEA RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :

DINI ISYATURODHIYAH, S.Kep., Ners

NIP : 199708172022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN

LABEL PADA CAIRAN INFUS OLEH PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah Diseminarkan

Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH

NIP: 196509141992032004

PENGUJI

Aulia Fitriani, ST, MKM

NIP : 197508142006042001

Hafsa,S.Kep.Ners., ,M.Kep.

NIP: 197711092003122001

COACH MENTOR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RS Hasan Sadikin Bandung”. Laporan ini berisi tiga bab yang terdiri dari pendahuluan, profil instansi, gambaran umum nilai-nilai ASN, nilai peran dan kedudukan ASN, serta rancangan aktualisasi.

laporan aktualisasi ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan dan pelatihan dasar CPNS golongan III anggkatan 1. Penulis berharap, hasil dari laporan ini dapat meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan sikap, perilaku dan nilai dasar ASN. Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kekurangan. oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.

Peneliti menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Suherman, M. Kes. selaku Kepala Balai Besar Kesehatan Cikarang

2. Ibu Verawati Lenny, SKM,MKM selaku Koordinator Pelatihan manajemen dan Tekhnis Non Manajen

3. Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah,MPH selaku coach yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Hafsa, S.Kep., Ners., M.Kep. selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses menyelesaikan laporan aktualisasi

5. Ibu Epi Pitriana,S.Kep., Ners selaku Kepala Ruangan Azalea

6. Bapak/Ibu widyaiswara yang telah membagi ilmunya kepada penulis.

7. Bapak/Ibu panitia pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan I yang telah membantu menyusun jadwal pelatihan.

Bandung, Juni 2022

Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners

i
KATA PENGANTAR
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR BAGAN iii DAFTAR TABEL.........................................................................................................................iv BAB I ........................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Aktualisasi 3 1.3 Manfaat Aktualisasi.................................................................................................... 3 BAB II ......................................................................................................................................... 4 PROFIL INSTANSI 4 TEMPAT AKTUALISASI 4 2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .............................................. 4 2.2 Nilai-nilai Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung........... 4 2.3 Tugas Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 2.5 Uraian / Rincian Tugas Jabatan Peserta 8 BAB III...................................................................................................................................... 12 RANCANGAN AKTUALISASI.............................................................................................. 12 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual 12 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance 19 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Sesuai Gagasan Kreatif 20 BAB IV....................................................................................................................................... 21 RENCANA AKTUALISASI .................................................................................................... 21 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS 21 4.2 Penjadwalan 30 4.3 Aktor yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ............................. 31 DAFTAR PUSTAKA 32
iii
Bagan 1.1 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ............................... 7 Bagan 2.2 Struktur Organisasi Ruang Azalea 11 Bagan 3.1 Analisis FishBone..................................................................................18
DAFTAR BAGAN

DAFTAR TABEL

iv
Tabel 3. 1 Identifikasi Isu Terkait Sasaran Kinerja Perawat (SKP).............................13 Tabel 3. 2 Penapisan Isu berdasarkan APKL ...........................................................14 Tabel 3. 3 Penapisan Isu Berdasarkan USG 15 Tabel 3. 4 Alternatif Pemecahan Isu Gagasan Kreatif ..............................................20 Tabel 4. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi...............................................................21 Tabel 4. 2Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 30 Tabel 4. 3Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi..............................................31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam peraturan perundang-undangan Nomor 5

tahun 2014 menjelaskan bahwa profesi dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah diangkat dan ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian Pegawai menerapkan manajemen ASN sehingga terciptanya Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Terbitnya UU yang mengatur tentang ASN secara signifikan mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN yang berlandaskan pada nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas, moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik, profesionalitas jabatan dan kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian, partisipasi untuk meningkatakan pelayanan berorganisasi dan memberikan penguatan untuk lingkungan yang strategis secara komprehensif pada setiap diri ASN.

Sebagai wujud reformasi, ASN memegang peranan yang penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berkelas dunia. Oleh karena itu ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang telah diatur oleh pejabat pemerintahan sesuai dengan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang profesional juga berkualitas dalam mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan ASN yang dapat menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Terciptanya corevalues atau nilai-nilai dasar ASN Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan Employerbrandingbangga melayani bangsa menjadi acuan dalam memperkuat budaya kerja.

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai kewajiban untuk mengikuti pembinaan

melalui jalur pelatihan dasar sebagai pembekalan komprehensif dalam memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai

1

ASN, sesuai dengan peraturan LAN – RI Nomor 38 tahun 2014. Pelatihan dasar

CPNS menuntut setiap peserta dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran nilainilai dasar (corevalues) ASN serta manajemen ASN, pelayanan publik dan Wholeof Goverment. Agar dapat dipahami, dimaknai dan diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Pelayanan publik yang dilakukan oleh perawat adalah pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Selain itu, dalam UU

Keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 29 tentang praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dalam keadaan tertentu. Asuhan keperawatan yang

dilakukan perawat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia salah

satunya adalah memberikan cairan sesuai kebutuhan klien.

Kebutuhan dasar manusia menurut abraham maslow yakni, setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, salah satunya kebutuhan fisiologis yang didalamnya terdapat oksigenasi, cairan, nutrisi, temperatur, tempat tinggal,istirahat dan seksual.

Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit, untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit diperlukan adanya masukan, distribusi dan keluaran yang memadai telah diatur dalam mekanisme yang berkaitan satu sama lain. Jika keseimbangannya terganggu dapat mengakibatkan dehidrasi, overhidrasi, hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia dan hiperkalsemia. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intra vena (IV). Oleh karena itu, Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital bagi tubuh.

Cairan intra vena (IV) atau cairan infus merupakan pemberian sejumlah cairan melalui pembuluh darah vena. Sebagian besar pasien yang dirawat di RSUP Dr.

Hasan Sadikin mendapatkan terapi cairan infus. Fungsi cairan infus untuk menggantikan kehilangan cairan, elektrolit dan nutrisi dari dalam tubuh. Pada

umumnya cairan infus digunakan untuk terapi kesembuhan klien, namun jika

penggunaannya tidak diawasi dapat memperberat keluhan klien. Pemberian label

pada cairan infus diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan juga memudahkan

dalam mengobservasi terapi cairan maupun obat yang ada didalamnya. Dalam

upaya menjaga mutu pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan

keselamatan pasien dalam memberikan terapi cairan. Penulis menyusun laporan

2

aktualisasi dengan judul “Optimalisasi penggunaan Label pada Cairan Infus oleh

Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Hasan Sadikin Bandung” .

1.2 Tujuan Aktualisasi

1.2.1 Tujuan Umum

Peserta pelatihan dasar Calon Pegawan Negeri Sipil (CPNS) dapat

menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai

dasar PNS BerAKHLAK(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), mampu melaksanakan perannya

sebagai pelayan masyarakat, pelaksanaan kebijakan publik, serta perekat pemersatu bangsa dalam melaksanakan tugas sebagai perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.2.2 Tujuan Khusus

Terwujudnya optimalisasi penggunaan label cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.

1.3 Manfaat Aktualisasi

1.3.1 Manfaat bagi penulis

Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai, fungsi dan tugas ASN dalam tugas serta kegiatan sehari-hari. Penulis berharap hasil aktualisasi ini dapat mewujudkan ASN yang professional serta berorientasi dalam pelayanan.

1.3.2 Manfaat bagi Institusi

Hasil aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi bahan usulan agar dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang prima.

1.3.3 Manfaat bagi Masyarakat

a. Meningkatkan pengawasan terhadap cairan infus

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.

3

BAB II PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI

2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong” .

Sedangkan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yakni “ Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera” . RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga mempunyai motto yang berbunyi “Kesehatan Anda menjadi

prioritas kami” .

2.2 Nilai-nilai Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan Visi dan Misi diatas, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki nilai-nilai yang di terapkan yaitu, “ PAMINGPIN PITUIN” atau kepanjangan dari : Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya.

Profesional : Nilai yang beorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive.

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amnah, menjungjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Sebagai instansi yang memberikan pelayanan kesehatan RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung memiliki Janji layanan yakni, “SIGAP” kepanjangan dari:

S: Senyum – Sapa – Salam – Sopan – Santun (5S)

I : Inovatif dalam berkarya

G: Gelorakan semangat pelayanan prima

A: Amanah menjaga keselamatan pasien

P: Peduli, perhatian dan perasaan

4

Selain itu, terdapat nilai-nilai yang dianut dalam memberikan pelayanan yaitu :

“PRIMA” atau akronim dari, Profesional, Respek, Integritas, Manusiawi, Amanah.

2.3 Tugas Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian dan upaya lainnya sesuai

kebutuhan. RSUP Hasan Sadikin Bandung ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan

Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. HK.02.02/MENKES/390/2014

tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh rumah regional di Jawa Barat dan beberapa rumah sakit diluar provinsi Jawa Barat. RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung memiliki enam layanan unggulan terdiri dari pelayanan jantung

terpadu, pelayanan onkologi, pelayanan infeksi, Bedah minimal invasif, Kedokteran

nuklir dan transplantasi ginjal. Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

2.3.1 Pelayanan medik dan penunjang medik

2.3.2 Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan

2.3.3 Pelayanan rujukan

2.3.4 Pelayanan umum operasional dan penunjang non medis

2.3.5 Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit

2.3.6 Pelayanan administrasi dan keuangan

2.3.7 Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangann sumberdaya manusia

2.3.8 Penelitian dan pengembangan

2.3.9

PERMENKES RI No. 78 tahun 2019 pasal 4 menyatakan bahwa dalam

melaksanakan tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:

2.3.1 penyusunan rencana program dan anggaran

2.3.2 pengelolaan pelayanan medis

2.3.3 pengelolaan pelayanan penunjang medis

2.3.4 pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis

2.3.5 pengelolaan pelayanan keperawatan

5

2.3.6 pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

2.3.7 pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

2.3.8 pengelolaan keuangan dan barang milik negara

2.3.9 pengelolaan sumber daya manusia

2.3.10 pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

2.3.11 pelaksanaan kerja sama

2.3.12 pengelolaan sistem informasi

2.3.13 pelaksanaan urusan umum, dan

2.3.14 pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

6
7
2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bagan 1.1 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.5 Uraian / Rincian Tugas Jabatan Peserta

2.5.1 Profil Peserta

Nama : Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners

NIP : 199708172022032002

Jabatan / Golongan : Ahli Pertama – Perawat / IIIb

Unit Kerja : Bidang Keperawatan

Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Peserta saat ini terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung tanggal 01 Maret 2022 sebagai Ahli

Pertama - Perawat di bawah Bidang Keperawatan.

2.5.2 Uraian /Rincian Tugas Peserta

Peserta saat ini bertugas dibagian unit kerja bidang keperawatan, terdapat tugas dan fungsi hal tersebut sebagai acuan untuk memberikan pelayanan yang optimal, yakni memberikan pelayanan keperawatan secara holistik, bermutu, dan memuaskan bagi pasien. Keperawatan meyakini manusia adalah makhluk yang unik dan holistik yang berhak memperoleh pelayanan keperawatan yang bermutu dari seorang perawat melalui ilmu dan kiat keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Keperawatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan, penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dalarn memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien dan keluarganya.

Peserta saat ini menjabat sebagai Ahli pertama – perawat dan unit kerja di bidang keperawatan. Dalam pelaksaan aktualisasi peserta mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang didalamnya

meliputi :

8

Tabel 2. 1 Uraian Tugas dan Jabatan

No Uraian Tugas Jabatn

1 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

3 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

4 Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan

5 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

6 Melakuakan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

7 Melaksanakan casefinding/deteksi dini /penemuan kasus baru pada individu

8 Melakukan komunikasi teurapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

9 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana /kritikal

10 Melakukan tidakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

11 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

12 Memberikan dukungan/ fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

13 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

14 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

15 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

19 Melakukan pemenuhan kebutuuhan oksigenasi kompleks

20 Melakukan perawatan luka

21 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

22 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

9

23 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

24 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

26 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

27 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan

28 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

29 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

30 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

31 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

2.5.3 Profil Ruangan Azalea

Ruang Azalea merupakan ruang perawatan gangguan sistem saraf

pada individu berbagai tingkat usia (anak-anak dan dewasa) dengan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Ruang Azalea terdiri dari 7 kamar perawatan kelas II I dan 1 kamar perawatan HCU. Model layanan pada uang Azalea dibagi menjadi 2 tim, yakni tim I dan tim II. Tim I dan tim II

masing-masing terdiri dari 10 orang perawat yaitu 1 ketua tim dan 9 anggota. Semua perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara komprehensif terhadap satu atau sekelompok pasien pada shift dinas tertentu. Berikut struktur organisasi ruangan Azalea :

10
11
Bagan 2.2 Struktur Organisasi Ruang Azalea

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

3.1.1 Identifikasi Isu

Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara melakukan observasi selama orientasi ruangan di unit kerja Rawat Inap RSUP Hasan Sadikin Bandung. Identifikasi isu juga dilihat dari hal-hal yang tidak sesuai dalam pelayanan yang diberikan. Berikut, beberapa identifikasi isu yang telah

dirumuskan :

3.2.1.1 Kurangnya kesadaran pasien dan penunggu pasien terhadap

penggunaan

masker yang dapat berakibat terhadap tingginya penularan Covid19 diruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.

Pasien dan penunggu pasien di ruang perawatan dewasa maupun anak-anak tampak tidak menggunakan masker di area ruang rawat inap. Ruang perawatan tersebut disi paling sedikit oleh dua pasien dan paling banyak 13 pasien dengan penunggu pasien masing-masing satu orang. Edukasi telah dilakukan saat pasien dan penunggu pasien memasuki ruang rawat inap untuk pertama kali. Namun, kesadaran pasien dan penunggu pasien untuk menggunakan masker masih sangat kurang.

3.2.1.2 Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil kajian situasi selama dua bulan mulai dari bulan Maret - Mei, penggunaan label cairan infus belum sepenuhnya digunakan karena sosialisasi tidak merata dan SPO sudah kadaluarsa. Tingginya beban kerja perawat menyebabkan seringnya pemasangan label terlupakan. Label cairan infus sangat diperlukan untuk mengawasi banyaknya cairan yang didapat juga menghindarkan dari kekeliruan. Jika tidak terpasang dampak yang akan terjadi adalah tidak terkontrolnya cairan infus yang masuk kedalam tubuh.

12

Keseimbangan cairan pasien tidak dapat diobservasi yang mengakibatkan adanya keluhan lain yang dirasakan.

3.2.1.3 Kurangnya kepatuhan keluarga pasien mengenai pembatasan jam kunjungan dan jumlah penunggu pasien di ruang rawat inap RSUP

Hasan Sadikin Bandung.

Penunggu pasien yang tidak patuh terhadap pembatasan jam waktu kunjungan akan berdampak pada pasien sekitar. Terjadinya kebisingan mengakibatkan waktu istirahat pasien terganggu. Tindakan keperawatan dan tindakan medik juga terganggu akibat kunjungan diluar waktu serta jumlah penunggu yang banyak karena ruangan terbatas.

Setelah menemukan isu-isu diatas tahap selanjutnya adalah

mengidentifikasi isu tersebut terkait kesesuaian dengan Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP). Berikut penjabarannya :

Tabel 3. 1 Identifikasi Isu Terkait Sasaran Kinerja Perawat (SKP)

No Tugas dan Fungsi jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Identifikasi Isu

1 Terlaksananya

kepatuhan pelaksanaan

protokol

Kesehatan

2 Terlaksananya Asuhan Keperawatan

Kesadaran pasien dan penunggu

terhadap

penggunaan

masker di ruang rawat inap masih sangat kurang

Pasien dan penunggu pasien taat

dalam

penggunaan

masker di ruang

rawat inap

Kurangnya

kesadaran pasien dan penunggu

pasien terhadap

penggunaan masker yang dapat

berakibat terhadap

tingginya penularan

Covid-19 di ruang

rawat inap RS

Hasan Sadikin Bandung

Belum diperbaharuinya SPO penggunaan label cairan infus, belum patuh perawat dalam menjelankannya

Perawat patuh terhadap penggunaan

label pada

cairan infus

diruang rawat inap

Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus

oleh perawat di ruang rawat inap

RS Hasan Sadikin Bandung.

13

3 Terlaksananya kepatuhan

pelaksanaan

protokol

Kesehatan

di ruang rawat

inap

Penunggu pasien

tidak patuh

terhadap

pembatasan jam

kunjungan dan jumlah penunggu

di ruang rawat

inap

Patuhnya

penunggu

pasien

mengenai

jadwal jam

kunjungan dan

peraturan

jumlah

penunggu pasien

Kurangnya

kepatuhan keluarga

pasien mengenai

pembatasan jam

kunjungan dan jumlah penunggu

pasien di ruang

rawat inap RS

Hasan Sadikin Bandung.

3.1.2

Isu-isu yang didapat selanjutnya dilakukan proses penapisann isu untuk

melihat kualitas isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Dalam menentukan score/nilai pada

kolom APKL menggunakan skala likert 1-5 (1 : tidak aktual, 2 : kurang aktual, 3 : cukup aktual, 4 : aktual, 5 : sangat aktual). Penggunaan tehnik APKL

adalah menganalisis kualitas isu untuk menpertimbangkan isu yang menjadi prioritas utama, sehingga dapat dicari solusinya. Berikut tabel penilainnya :

Kurangnya kesadaran

pasien dan penunggu

pasien terhadap

penggunaan masker yang

dapat berakibat terhadap

tingginya penularan Covid19 diruang rawat inap RSUP

Hasan Sadikin Bandung.

Belum optimalnya

penggunaan etiket dalam

14
Analisis Isu Aktual
ISU A P K L Jumlah Skoring
Tabel 3. 2 Penapisan Isu berdasarkan APKL
4 5 5 4 18
II
5 5 5 5 20 I

labu cairan infus oleh

perawat di ruang rawat inap

RSUP Hasan Sadikin Bandung

Kurangnya kepatuhan

keluarga pasien mengenai

pembatasan jam kunjungan

dan jumlah penunggu pasien

di ruang rawat inap RSUP

hasan Sadikin Bandung

5 4 4 4 15 III

Selain menggunakan analisis APKL, dalam mempertimbangkan kembali tiga isu menjadi satu isu prioritas yang dipilih maka dilakukan penapisan isu dengan tehnik USG atau kepanjangan dariUrgencyyaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, Seriousnessyaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas,Growthyaitu sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani. Dalam menentukan score/nilai pada kolom USG

menggunakan skala likert 1-5. Berikut tabel identifikasi isu dengan tehnik

USG :

Tabel

1

Kurangnya kesadaran pasien dan penunggu pasien terhadap penggunaan masker yang dapat berakibat terhadap tingginya penularan Covid-19 diruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.

4 4 5 13 2

2

Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus sebagai oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung

5 5 5 15 1

15
No Isu U S G Total Prioritas
3. 3 Penapisan Isu Berdasarkan USG

Belum optimalnya penerapan SlowBack

Massageuntuk mengurangi nyeri kepala pada pasien di ruang rawat inap RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4 4 4 12 3

Setelah berdiskusi dengan teman sejawat perawat di ruangan yang terkait juga setelah melakukan tehnik analisis penapisan isu APKL dan USG

terpilihlah isu prioritas mengenai “Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RS Hasan Sadikin Bandung” .

3.1.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Terdapat dua jenis bahan yang terkandung dalam cairan tubu, yakni elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Seorang dewasa dalam tubuhnya sekitar 60% terdiri atas air. Didalam tubuh sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah selsel otot, paru-paru dan jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah jaringan tulang dan gigi. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur agar keseimbangan fungsi organ vital dapat terjaga. Dalam mempertahankan keseimbangannya diperlukan masukan, distribusi dan keluaran yang sesuai.

Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intravena (IV) yang didistibusikan keseluruh bagian tubuh.

Infus Cairan Intravena (intravenousfluidsinfusion) adalah pemberian

sejumlah cairan kedalam tubuh melalui pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan, elektolit atau makanan dari tubuh. Terapi intravena (IV)

dilakukan dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang diberikan

secara langsung kedalam darah. Pemberian cairan infus memiliki dosis yang

telah ditentukan sesuai kondisi pasien. Apabila tetesan tidak diberikan sesuai

ketentuan waktu habis, maka dapat terjadi kekosongan atau keterlambatan

dalam pergantian cairan infus. Hal tersebut dapat menunda dan menyebabkan keluhan lain yang dirasakan oleh pasien. Selain itu, Perubahan

16 3

posisi lengan atau area infus dapat merubah kecepatan aliran, tinggi botol infus juga memiliki hubungan dengan kecepatan aliran infus.

Keterlambatan dalam pergantian infus dilihat dari tenaga medis dan instansi rumah sakit. Kategori nursing erorrs menurut TERCAP (Taxonomy of Errors, Root Cause Analysis and Practice Responsibility) paling banyak adalah kurangnya perhatian / pemantauan sebanyak 73,33%. Menurut Hanley, et al, (2007) persepsi dari 78 perawat, sebanyak 60 perawat mengatakan bahwa stress/volume kerja yang tinggi, kelelahan atau kurang menjadi faktor tersering yang berkontribusi. Faktor manajemen dalam pengaturan jumlah tenaga yang kurang dapat menyebabkan tidak terpantaunya cairan infus.

Pemberian label cairan infus dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kekosongan atau keterlambatan dalam pergantian cairan infus. Selain itu, penggunaan Label pada cairan infus memudahkan perawat atau tenaga medis lain dalam mengetahui waktu habis juga jumlah cairan dan penambahan elektorlit atau terapi obat tertentu pada cairan tersebut. Sehingga kebutuhan cairan terpenuhi dengan optimal.

Hasil observasi selama orientasi dan wawancara yang dilakukan terhadap dua perawat diruang rawat inap terkait penggunaan label pada cairan infus sudah dilakukan, namun hanya dilakukan pada cairan yang terisi elektrolit pekat. SPO penggunaan atau pemasangan label cairan infus sudah ada namun sudah kadaluarsa. Sosialisasi mengenai penggunaan Label pada cairan infus belum merata, hal ini menyebabkan perbedaan persepsi antar perawat maupun tenaga medis lain dalam melakukan pemasangan label pada cairan infus yang sesuai standar rumah sakit, sehingga mengakibatkan kurang terpantaunya pemberian cairan infus pada pasien di ruang rawat inap

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

17

3.1.4 Analisis Penyebab Isu

Analisis akar masalah isu menggunakan metode Fishbone, seperti di bawah ini :

Machine

Material

Belum memadainya ATK

untuk

menempelkan label infus

Belum adanya media edukasi penggunaan label cairan infus

Man

Belum adanya

pengelolaan anggaran

untuk pencetakan label infus

SPO penggunaan label pada cairan infus sudah ada namun kadaluarsa dan belum diperbaharui

Beban kerja perawat yang tinggi sering kali terlewat dalam pemasangan label cairan infus

Belum patuh perawat dalam

penggunaan label pada cairan infus

Belum optimalnya

penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP

Belum optimalnya evaluasi penerapan dalam

penggunaan label cairan infus diruang rawat inap

Money

Measuremen tt

Belum adanya sosialisasi yang merata terkait SPO penggunaan label cairan infus diruang rawat inap

Hasan Sadikin Bandung

Bagan 3.1 Analisis FishBone

Method

18

3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Isu yang diangkat yakni Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penyebab isu dilihat kembali dari sisi keterkaitannya dengan kedudukan dan Peran ASN. Pada isu ini penggunaan label pada cairan infus masih kurang diterapkan. Hal ini didasari

oleh beban kerja perawat yang tinggi dan belum adanya sosialisasi yang merata, disamping itu SPO telah dibuat namun kadaluarsa.

Dalam Mendukung terwujudnya SmartGovernancemaka keterkaitan penyebab isu dengan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Wholeof Governmentadalah sebagai berikut :

3.2.1 Manajemen ASN

3.2.1.1

Kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin untuk menjalankan SPO penggunaan label cairan infus.

3.2.1.2

Bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam memperbaharui standar prosedur operasional penggunaan label pada cairan infus yang telah kadaluarsa dengan literatur / sumber terbaru

3.2.1.3

Melaksanakan kebijakan yang telah dibuat dengan mengevaluasi penerapan dalam mengobservasi penggunaan label cairan infus sesuai dengan SPO yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.

3.2.2

Pelayanan Publik

3.2.2.1

Melaksanakan tindakan keperawatan dengan mengobservasi cairan infus pasien dengan SPO penggunaan label cairan infus yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan bagian dari prosedur pelayanan.

3.2.2.2

Keseragaman kemampuan perawat terkait penggunaan label pada cairan infus yang sesuai standar prosedur operasional untuk menjaga mutu pelayanan asuhan keperawatan.

19

3.2.2.3 WholeofGovernment

Kerjasama oleh perawat pelaksana dengan perawat pimpinan dan pengawas ruangan terkait pembaharuan SPO penggunaan label pada cairan infus secara terintegrasi satu sama lain agar membentuk keseragaman dalam meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, mempersiapkan anggaran agar pencetakan label dan ATK yang dibutuhkan dapat tersedia untuk kemudahan dalam pemakaian label cairan infus.

3.3Alternatif Pemecahan Masalah Sesuai Gagasan Kreatif

Gagasan pemecahan isu dibuat untuk menangani permasalahan dari isu aktual yang telah terpilih. Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Gagasan Isu yang terpilih yakni . “Optimalisasi penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung” . Berikut tahapan kegiatan yang diusulkan :

Tabel 3. 4 Alternatif Pemecahan Isu Gagasan Kreatif

No. Gagasan Pemecahan Isu Keterangan

1 Melakukan konsultasi dengan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan SKP

2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP

3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP

4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus SKP

5 Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap

mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO SKP

6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan SKP

20

BAB IV

RENCANA AKTUALISASI

4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Nama : Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners

Jabatan : Ahli Pertama - Perawat

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang diangkat : Belum optimalnya penggunaan label cairan infus oleh perawat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pennggunaan Label Cairan Infus oleh perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 4. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Output

Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

terhadap Visi

Misi Rumah

Sakit

Penguatan Nilai

Organisasi

1 Melakukan

konsultasi

dengan kepala

ruangan dan

mentor terkait

rancangan

kegiatan

aktualisasi

1.1 Membuat janji temu dengan kepala ruangan dan mentor

Terjadwalnya

Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan

Membuat janji temu untuk mengatur

jadwal dan tempat yang disetujui

dengan bertindak proaktif untuk

menghubungi kepala ruangan dan mentor (Berorientasi Pelayanan), serta tidak memaksakan kehendak

kepala ruangan dan mentor

(Harmonis). Dalam berkomunikasi

menggunakan Bahasa Indonesia

Sesuai dengan visi

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya

Indonesia Maju

yang berdaulat, mandiri dan

berkepribadian

Kegiatan ini

mengandung nilainilai yang

diterapkan oleh

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung, yakni terkandung

dalam

PAMINGPINPITUIN

21

akan dilakukan

kepada kepala

ruangan dan mentor

Terlaksananya

diskusi dan disetujuinya

rencana kegiatan dilembar

konsultasi

dengan baik dan benar juga sopan (Loyal).

Menyampaikan rancangan kegiatan

dengan bertindak proaktif dalam

diskusi (Adaptif), menyampaikan

gagasan kreatif untuk pemecahan

isu sebagai bentuk meningkatkan

kompetensi diri (Kompeten).

Kepala ruangan dan mentor

memberikan arahan dan masukan

terhadap rencana kegiatan untuk

hasil yang lebih baik dalam

melaksanakan tugas dengan

bertanggung jawab dan berintegritas tinggi (Akuntabel).

berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan

misi rumah sakit

untuk mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera.

, yang diantaranya

adalah : Kepemimpinan : Nilai yang

menggambarkan

penguatan dan menyiapkan talenta

terbaik

dibidangnya.

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian

kinerja dalam

kemitraan.

dan mentor

kepala ruangan dan mentor

Izin

Melakukan kegiatan atas

sepengetahuan dan perintah atasan

dengan terbuka dalam menjalin

kerjasama (Kolaboratif).

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

keingingan untuk

mengahsilkan

sesuatu hal yang

baru dan melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan.

22
1.2 Menjelaskan rancangan kegiatan aktualisasi yang 1.3 Meminta izin kegiatan kepada kepala ruangan dari

draft SPO

penggunaan label pada

cairan infus

referensi dan

literatur dari berbagai

sumber yang

dapat dijadikan

acuan dalam

pembaharuan

draft SPO

penggunaan

label pada

cairan infus

Melakukan penyusunan draft SPO penggunaan label pada cairan infus

Terkumpulnya

referensi dan

literatur yang

dapat dijadikan

acuan dalam

pembuatan draft

SPO

penggunaan

label pada botol

cairan infus

Mengumpulkan referensi dan literatur yang akan digunakan dalam

pembaharuan draft SPO dengan

bertindak proaktif (Adaptif), sehingga dapat menghasilkan

keberhasilan dalam melaksanakan

penyusunan(Kompeten).

Dalam Mencari

referensi dan

membuat draft SPO dengan

referensi juga

literatur yang

dapat

dipertanggung

jawabkan, sesuai

dengan misi RSUP

Dr. Hasan Sadikin

Dalam kegiatan ini terkandung nilainilai PAMINGPIN

PITUIN

diantaranya :

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

keingingan untuk

mengahsilkan

sesuatu hal yang

Adanya draft SPO penggunaan label pada botocairan infus

Melakukan penyusunan draft SPO

menggunakan literatur dan referensi yang dapat dipercaya (Akuntabel).

Penulisan SPO dilakukan dengan

cermat, teliti, dan tepat sehingga tidak mengurangi kualitasnya (Berorientasi Pelayanan).

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga mudah

dipahami sebagai landasan dalam

penyusunan draft SPO (Loyal).

Bandung, yakni

mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera.

Juga sejalan

dengan misi rumah

sakit untuk

mewujudkan

baru dan

melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

Integritas : Nilai yang Menjunjung

kejujuran, amanah dan etika yang

tinggi dalam

melaksanankan

tugas.

konsultasi draft SPO penggunaan

Adanya masukan dan saran dilembar konsultasi

Menyampaikan draft SPO kepada

pihak terkait dan menjelaskan literatur juga referensi yang didapat

dalam memperbaharui SPO tersebut

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera.

Unggul : Nilai yang memiliki

keinginan untuk

23
2. Menyusun 2.1 Mengumpulkan 2.2 2.3 Melakukan

coba terkait isi

SPO

penggunaan

label pada

cairan infus

label pada

cairan infus

kepada mentor, kepala ruangan, bidang

perawatan, instalasi rawat

inap, komite

keperawatan, Pokja Pemberi

Asuhan

Keperawatan,

(Adaptif). Pihak terkait

memberikan arahan juga masukan

terhadap draft SPO yang dirancang

agar mendapatkan hasil yang lebih baik (Kolaboratif).

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima.

uji coba kepada

kepala ruangan

terkait uji coba

draft SPO

penggunaan

label pada

cairan infus

Mendapatkan

izin, waktu, tempat dan

peserta uji coba

dari kepala

ruangan

Dalam mengawali kegiatan ini, saya

meminta izin dan membuat kontrak

waktu yang disetujui dengan

bertindak proaktif untuk

menghubungi pihak terkait

(Adaptif), serta tidak memaksakan

kehendak (Harmonis). Dalam

berkomunikasi menggunakan Bahasa

Indonesia dengan baik dan benar

juga sopan (Loyal).

Sesuai dengan visi

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung,

yakni Terwujudnya

Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan

gotong royong.

Nilai PAMINGPIN

PITUIN, yang

terkandung adalah : Inovatif : Nilai yang

menggambarkan keingingan untuk

mengahsilkan

sesuatu hal yang

penggunaan

Terlaksananya uji coba draft SPO penggunaan

Melakukan uji coba aplikasi SPO

dengan bantuan kerjasama teman

sejawat perawat (Kolaboratif).

Selanjutnya, menyiapkan alat dan

Sejalan dengan

misi rumah sakit

untuk mewujudkan

kualitas hidup

baru dan

melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

24
3. Melakukan uji 3.1 Meminta izin, waktu, tempat, sampel peserta 3.2 Melakukan uji coba draft SPO

4.

finalisasi draft SPO penggunaan label pada cairan infus

label pada

cairan infus label pada cairan infus

melakukan tahapan kegiatan sesuai SPO. Dalam melakukan kegiatan ini

saya menjalankannya dengan jujur, cermat dan bertanggungjawab (Akuntabel).

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera

Unggul : Nilai yang memiliki

keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

coba SPO penggunaan label pada cairan infus

Adanya

masukan dan saran untuk perbaikan draft SPO penggunaan label pada cairan infus

Melakukan evaluasi uji coba SPO

dengan jujur dan cermat untuk

mentukan tahapan yang sesuai dan kurang sesuai dengan menerapkan

komitmen memberikan pelayanan

prima bagi pasien (Berorientasi

Pelayanan) sehingga mendapatkan

hasil kinerja yang terbaik (Kompeten).

kualitas prima

Integritas : Nilai yang Menjunjung

kejujuran, amanah dan etika yang

tinggi dalam

melaksanankan tugas.

4.1 Membuat janji temu dengan bidang keperawatan

Terjadwalnya Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan

Membuat janji temu untuk mengatur jadwal dan tempat yang disetujui

dengan bertindak proaktif untuk

menghubungi bagian bidang

keperawatan (Adaptif), serta tidak

memaksakan kehendak bagian

bidang keperawatan (Harmonis).

Adanya SPO, pelayanan yang akan terlaksanan

menjadi efektif, konsisten dan seragam sehingga

Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah :

4.2 Pengajuan draft SPO penggunaan

Draft SPO penggunaan label pada cairan infus

Draft SPO diajukan ke bagian bidang keperawatan sesuai dengan alur yang berlaku diinstansi (Loyal).

meningkatkan mutu pelayanan

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

sesuai dengan Visi

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja dalam

kemitraan

25
3.3 Evaluasi pelaksanana uji Melakukan

Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai SPO penggunaan

label pada

cairan infus yang sudah diberi

penomoran dan ditanda tangani

oleh bidang

keperawatan

Menemui bagian terkait untuk meminta nomor kebijakan hukum

dan meminta persetujuan

pengesahan SPO yang telah (Akuntabel).

yang berisi : Terwujudnya

Indonesia Maju

yang berdaulat, mandiri dan

berkepribadian berlandaskan

gotong royong.

Serta sejalan

dengan misi yakni

mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera.

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

keingingan untuk

mengahsilkan

sesuatu hal yang baru dan melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

Integritas : Nilai yang menjunjung

kejujuran, amanah dan etika yang

tinggi dalam

melaksanankan tugas

sosialisasi SPO

penggunaan label pada cairan infus

Undangan sosialisasi siap disebar

Membuat kesepakatan dengan kepala ruangan terkait jadwal, tempat dan waktu sosialisasi SPO

penggunaan label pada cairan infus, selanjutnya membuat undangan bagi

perawat ruangan (Akuntabel).

Menggunakan Bahasa Indonesia

Sesuai dengan visi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya

Indonesia Maju

yang berdaulat, mandiri dan

Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah : Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian

26
5. 5.1 Membuat undangan

label pada

cairan infus

5.2 Membuat

sosialisasi dan persiapan sarana serta prasana.

Tersedianya PPT materi, link

Zoom dan video SPO penggunaan

label pada

cairan infus

yang baik dan sopan agar mudah dimengerti. (Harmonis)

Membuat materi sosialisasi

menggunakan powerpointdan

vidio. Pembuatan materi merujuk

pada SPO penggunaan label pada

cairan infus dengan tujuan

melaksanakan tugas dengan kualitas

terbaik (Kompeten) juga bertindak

proaktif dalam mempersiapkan

sarana dan prasarana pendukung (Adaptif).

berkepribadian berlandaskan

gotong royong.

Sejalan dengan

misi rumah sakit

untuk mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju

dan sejahtera

kinerja dalam

kemitraan

Integritas : Nilai yang menjunjung

kejujuran, amanah dan etika yang

tinggi dalam

melaksanankan tugas

Unggul : Nilai yang memiliki

SPO

penggunaan label pada

cairan infus pada perawat diruang perawatan

5.4

penerapan SPO penggunaan

Perawat diruang

perawatan

mengetahui SPO

penggunaan label pada

cairan infus dan adanya foto dokumentasi

Adanya catatan pelaksanaan kegiatan sesuai

SPO

penggunaan

Sosialisasi dilakukan sesuai jadwal

yang telah dibuat, dengan komitmen

mulai tepat waktu (Loyal).

Pelaksanaan sosialisasi sebagai

wadah untuk memfasilitasi serta

meningkatkan koordinasi dan kerjasama perawat diruangan

sehingga membangun kerjasama

yang sinergis (Kolaboratif).

Menerima saran dan masukan untuk

perbaikan mutu layanan yang

diberikan (Berorientasi

Pelayanan),

keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima

27
materi 5.3 Menjelaskan materi terkait Melakukan evaluasi

6. Membuat laporan evaluasi hasil

kegiatan

label pada

cairan infus label pada cairan infus

6.1 Membuat draft laporan evaluasi kegiatan

Laporan evaluasi

kegiatan

Membuat draft laporan evaluasi

kegiatan sebagai bentuk tanggung

jawab terhadap tugas yang

dikerjakan (Loyal). Selain itu draft laporan evaluasi juga sebagai hasil

dari kinerja terbaik yang telah saya

lakukan (Kompeten), untuk

perbaikan pelayanan sehingga dapat

memberikan pelayanan yang prima (Berorientasi pelayanan)

Sesuai dengan visi

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya

Indonesia Maju

yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian

berlandaskan gotong royong.

Nilai

PAMINGPINPITUIN

, yang terkandung

adalah :

Profesional : Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja dalam

kemitraan

Integritas : Nilai

6.2 Konsultasi konsep laporan evaluasi pada mentor

Mendapatkan masukan dan saran dari mentor terkait laporan evaluasi

Mentor memberikan masukan dan

saran serta arahan yang

membangun sehingga konsisten

terhadap hasil akhir yang baik (Akuntabel). Selanjutnya mengisi

lembar konsultasi sesuai dengan

format yang didalamnya berisi

tanggal dan paraf mentor, serta

tidak memaksakan kehendak mentor

dalam membuat janji temu (Harmonis)

Sejalan dengan

misi rumah sakit

untuk mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera.

yang menjunjung

kejujuran, amanah

dan etika yang

tinggi dalam

melaksanankan

tugas

Unggul : Nilai

yang memiliki

keinginan untuk

menjadi yang

28

6.3 Memperbaiki

laporan evaluasi

sesuai masukan dan saran mentor

Laporan akhir aktualisasi

Setelah melakukan konsultasi, dilakukan perbaikan sehingga

didapatkan laporan akhir aktualisasi

yang baik sebagai bentuk komitmen

untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan dan menjadi ASN yang profesional (Loyal).

terbaik dan menghasilkan

kualitas prima

29

4.2Penjadwalan

Judul Aktualisasi : Optimalisasi penggunaan Label pada cairan infus oleh perawat di Ruang Rawat Inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Waktu Pelaksanaan : 6 Juni – 27 Juli 2022

Tempat Pelaksanaan : Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 4. 2Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

No. Kegiatan Juni Juli I II III IV I II III IV

1 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan aktualisasi

2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus

3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus

4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus

5

Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO

6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan

30

4.3Aktor yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi adanya bantuan para pihak untuk kelancaran kegiatan, para pihak yang terkait beserta perannya dalam aktualisasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 3Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi

No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan

1 Coach

2 Mentor

3 Kepala Ruangan

4 Bidang Keperawatan

5 Komite Keperawatan

6 Instalasi Rawat Inap

Mengarahkan dan

membimbing penulis -

Mengarahkan dan

membimbing penulis -

Mengarahkan dan

membimbing penulis -

Menandatangani

pembaharuan SPO -

Menandatangani

pembaharuan SPO -

Menandatangani

pembaharuan SPO -

7 Perawat Melaksanakan kegiatan Perawat R. Azalea

31

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R. (2021). Smart ASN. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 1262.

Australia, C. o. (2015). National Standard for User-applied Labelling of Injectable Medicines, Fluids and Lines. AustralianCommissiononSafetyandQualityin HealthCare, 1-57.

Butterworth, J., Mackey, D., & Wasnick, J. (2013). ManagementofPatientswithFluid andElectrolyteDisturbances.DalamMorgan&Mikhail’sClinicalAnesthesiology 5th.New york: Mc-Graw Hill.

Committee, N. M. (2018). The National Standards For Labelling of Injectables in Healthcare Facilities. MinistryofHealthSingapore, 2018.

Dewi, N. S., Hidajat, N. N., Supriatna, Y. A., Kamaruzzaman, M., & Sudarto. (2019). LaporanAkuntabilitasKinerjaRSUPDr.HasanSadikinBandung, 1-90.

Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.

Fatimah, E., & Irnawati, E. (2021). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.

Handoko, R. (2021). Akuntabel. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 168.

Hanley, D., R, H., CA, S., M, F., DL, L., P, R., . . . PE, W. (2007). A study to identify evidence-based strategies for the prevention of nursing errors. Board of Registration in Nursing Division of Health Professions Licensure Mas sachusetts Department of Public Health (December). 1-52.

Jalis, A. (2021). Kompeten. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 01-62.

Local Operating Procedure Clinical , Policies & Guidlines. (2018). TheRoyalHospital Woman, 1-5.

Maslow, A. (2021). PsikologitentangPengalamanReligious.Gramedia.

Mirdin, A. A. (2021). Berorientasi Pelayanan. ModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil, 01-54.

Rahmanendra, D. (2021). Loyal. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 180.

Sejati, T. A. (2021). Kolaboratif. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 130.

Sembodo, J. (2021). Harmonis. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 154.

Subaidi, S. M. (2019). Kebutuhan Manusia dalam Pemikiran Abraham Maslow . AlMazahib,Volume7,Nomer1,Juni2019, 17-33.

32

Suwarno, Y. (2021). Adaptif. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 1-85.

33

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.