DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3. 1 Identifikasi Isu Terkait Sasaran Kinerja Perawat (SKP).............................13 Tabel 3. 2 Penapisan Isu berdasarkan APKL ...........................................................14 Tabel 3. 3 Penapisan Isu Berdasarkan USG 15 Tabel 3. 4 Alternatif Pemecahan Isu Gagasan Kreatif ..............................................20 Tabel 4. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi...............................................................21 Tabel 4. 2Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 30 Tabel 4. 3Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi..............................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam peraturan perundang-undangan Nomor 5
tahun 2014 menjelaskan bahwa profesi dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah diangkat dan ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian Pegawai menerapkan manajemen ASN sehingga terciptanya Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Terbitnya UU yang mengatur tentang ASN secara signifikan mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN yang berlandaskan pada nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas, moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik, profesionalitas jabatan dan kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian, partisipasi untuk meningkatakan pelayanan berorganisasi dan memberikan penguatan untuk lingkungan yang strategis secara komprehensif pada setiap diri ASN.
Sebagai wujud reformasi, ASN memegang peranan yang penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berkelas dunia. Oleh karena itu ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang telah diatur oleh pejabat pemerintahan sesuai dengan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang profesional juga berkualitas dalam mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan ASN yang dapat menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Terciptanya corevalues atau nilai-nilai dasar ASN Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan Employerbrandingbangga melayani bangsa menjadi acuan dalam memperkuat budaya kerja.
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai kewajiban untuk mengikuti pembinaan
melalui jalur pelatihan dasar sebagai pembekalan komprehensif dalam memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai
1
ASN, sesuai dengan peraturan LAN – RI Nomor 38 tahun 2014. Pelatihan dasar
CPNS menuntut setiap peserta dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran nilainilai dasar (corevalues) ASN serta manajemen ASN, pelayanan publik dan Wholeof Goverment. Agar dapat dipahami, dimaknai dan diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Pelayanan publik yang dilakukan oleh perawat adalah pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Selain itu, dalam UU
Keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 29 tentang praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dalam keadaan tertentu. Asuhan keperawatan yang
dilakukan perawat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia salah
satunya adalah memberikan cairan sesuai kebutuhan klien.
Kebutuhan dasar manusia menurut abraham maslow yakni, setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, salah satunya kebutuhan fisiologis yang didalamnya terdapat oksigenasi, cairan, nutrisi, temperatur, tempat tinggal,istirahat dan seksual.
Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit, untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit diperlukan adanya masukan, distribusi dan keluaran yang memadai telah diatur dalam mekanisme yang berkaitan satu sama lain. Jika keseimbangannya terganggu dapat mengakibatkan dehidrasi, overhidrasi, hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia dan hiperkalsemia. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intra vena (IV). Oleh karena itu, Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital bagi tubuh.
Cairan intra vena (IV) atau cairan infus merupakan pemberian sejumlah cairan melalui pembuluh darah vena. Sebagian besar pasien yang dirawat di RSUP Dr.
Hasan Sadikin mendapatkan terapi cairan infus. Fungsi cairan infus untuk menggantikan kehilangan cairan, elektrolit dan nutrisi dari dalam tubuh. Pada
umumnya cairan infus digunakan untuk terapi kesembuhan klien, namun jika
penggunaannya tidak diawasi dapat memperberat keluhan klien. Pemberian label
pada cairan infus diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan juga memudahkan
dalam mengobservasi terapi cairan maupun obat yang ada didalamnya. Dalam
upaya menjaga mutu pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan
keselamatan pasien dalam memberikan terapi cairan. Penulis menyusun laporan
2
aktualisasi dengan judul “Optimalisasi penggunaan Label pada Cairan Infus oleh
Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Hasan Sadikin Bandung” .
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Peserta pelatihan dasar Calon Pegawan Negeri Sipil (CPNS) dapat
menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai
dasar PNS BerAKHLAK(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), mampu melaksanakan perannya
sebagai pelayan masyarakat, pelaksanaan kebijakan publik, serta perekat pemersatu bangsa dalam melaksanakan tugas sebagai perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2.2 Tujuan Khusus
Terwujudnya optimalisasi penggunaan label cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.
1.3 Manfaat Aktualisasi
1.3.1 Manfaat bagi penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai, fungsi dan tugas ASN dalam tugas serta kegiatan sehari-hari. Penulis berharap hasil aktualisasi ini dapat mewujudkan ASN yang professional serta berorientasi dalam pelayanan.
1.3.2 Manfaat bagi Institusi
Hasil aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi bahan usulan agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang prima.
1.3.3 Manfaat bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengawasan terhadap cairan infus
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
3
BAB II PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI
2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong” .
Sedangkan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yakni “ Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera” . RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga mempunyai motto yang berbunyi “Kesehatan Anda menjadi
prioritas kami” .
2.2 Nilai-nilai Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan Visi dan Misi diatas, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki nilai-nilai yang di terapkan yaitu, “ PAMINGPIN PITUIN” atau kepanjangan dari : Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya.
Profesional : Nilai yang beorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive.
Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amnah, menjungjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Sebagai instansi yang memberikan pelayanan kesehatan RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung memiliki Janji layanan yakni, “SIGAP” kepanjangan dari:
S: Senyum – Sapa – Salam – Sopan – Santun (5S)
I : Inovatif dalam berkarya
G: Gelorakan semangat pelayanan prima
A: Amanah menjaga keselamatan pasien
P: Peduli, perhatian dan perasaan
4
Selain itu, terdapat nilai-nilai yang dianut dalam memberikan pelayanan yaitu :
“PRIMA” atau akronim dari, Profesional, Respek, Integritas, Manusiawi, Amanah.
2.3 Tugas Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian dan upaya lainnya sesuai
kebutuhan. RSUP Hasan Sadikin Bandung ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan
Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. HK.02.02/MENKES/390/2014
tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh rumah regional di Jawa Barat dan beberapa rumah sakit diluar provinsi Jawa Barat. RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung memiliki enam layanan unggulan terdiri dari pelayanan jantung
terpadu, pelayanan onkologi, pelayanan infeksi, Bedah minimal invasif, Kedokteran
nuklir dan transplantasi ginjal. Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
2.3.1 Pelayanan medik dan penunjang medik
2.3.2 Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
2.3.3 Pelayanan rujukan
2.3.4 Pelayanan umum operasional dan penunjang non medis
2.3.5 Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
2.3.6 Pelayanan administrasi dan keuangan
2.3.7 Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangann sumberdaya manusia
2.3.8 Penelitian dan pengembangan
2.3.9
PERMENKES RI No. 78 tahun 2019 pasal 4 menyatakan bahwa dalam
melaksanakan tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:
2.3.1 penyusunan rencana program dan anggaran
2.3.2 pengelolaan pelayanan medis
2.3.3 pengelolaan pelayanan penunjang medis
2.3.4 pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis
2.3.5 pengelolaan pelayanan keperawatan
5
2.3.6 pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan
2.3.7 pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan
2.3.8 pengelolaan keuangan dan barang milik negara
2.3.9 pengelolaan sumber daya manusia
2.3.10 pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
2.3.11 pelaksanaan kerja sama
2.3.12 pengelolaan sistem informasi
2.3.13 pelaksanaan urusan umum, dan
2.3.14 pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
6
7
2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Bagan 1.1 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.5 Uraian / Rincian Tugas Jabatan Peserta
2.5.1 Profil Peserta
Nama : Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners
NIP : 199708172022032002
Jabatan / Golongan : Ahli Pertama – Perawat / IIIb
Unit Kerja : Bidang Keperawatan
Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Peserta saat ini terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung tanggal 01 Maret 2022 sebagai Ahli
Pertama - Perawat di bawah Bidang Keperawatan.
2.5.2 Uraian /Rincian Tugas Peserta
Peserta saat ini bertugas dibagian unit kerja bidang keperawatan, terdapat tugas dan fungsi hal tersebut sebagai acuan untuk memberikan pelayanan yang optimal, yakni memberikan pelayanan keperawatan secara holistik, bermutu, dan memuaskan bagi pasien. Keperawatan meyakini manusia adalah makhluk yang unik dan holistik yang berhak memperoleh pelayanan keperawatan yang bermutu dari seorang perawat melalui ilmu dan kiat keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Keperawatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan, penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dalarn memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien dan keluarganya.
Peserta saat ini menjabat sebagai Ahli pertama – perawat dan unit kerja di bidang keperawatan. Dalam pelaksaan aktualisasi peserta mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang didalamnya
meliputi :
8
Tabel 2. 1 Uraian Tugas dan Jabatan
No Uraian Tugas Jabatn
1 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
3 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
4 Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
5 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
6 Melakuakan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
7 Melaksanakan casefinding/deteksi dini /penemuan kasus baru pada individu
8 Melakukan komunikasi teurapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
9 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana /kritikal
10 Melakukan tidakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
11 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
12 Memberikan dukungan/ fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
13 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
14 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
15 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
19 Melakukan pemenuhan kebutuuhan oksigenasi kompleks
20 Melakukan perawatan luka
21 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
22 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
9
23 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
24 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
26 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
27 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan
28 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
29 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
30 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
31 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
2.5.3 Profil Ruangan Azalea
Ruang Azalea merupakan ruang perawatan gangguan sistem saraf
pada individu berbagai tingkat usia (anak-anak dan dewasa) dengan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Ruang Azalea terdiri dari 7 kamar perawatan kelas II I dan 1 kamar perawatan HCU. Model layanan pada uang Azalea dibagi menjadi 2 tim, yakni tim I dan tim II. Tim I dan tim II
masing-masing terdiri dari 10 orang perawat yaitu 1 ketua tim dan 9 anggota. Semua perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara komprehensif terhadap satu atau sekelompok pasien pada shift dinas tertentu. Berikut struktur organisasi ruangan Azalea :
10
11
Bagan 2.2 Struktur Organisasi Ruang Azalea
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1 Identifikasi Isu
Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara melakukan observasi selama orientasi ruangan di unit kerja Rawat Inap RSUP Hasan Sadikin Bandung. Identifikasi isu juga dilihat dari hal-hal yang tidak sesuai dalam pelayanan yang diberikan. Berikut, beberapa identifikasi isu yang telah
dirumuskan :
3.2.1.1 Kurangnya kesadaran pasien dan penunggu pasien terhadap
penggunaan
masker yang dapat berakibat terhadap tingginya penularan Covid19 diruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Pasien dan penunggu pasien di ruang perawatan dewasa maupun anak-anak tampak tidak menggunakan masker di area ruang rawat inap. Ruang perawatan tersebut disi paling sedikit oleh dua pasien dan paling banyak 13 pasien dengan penunggu pasien masing-masing satu orang. Edukasi telah dilakukan saat pasien dan penunggu pasien memasuki ruang rawat inap untuk pertama kali. Namun, kesadaran pasien dan penunggu pasien untuk menggunakan masker masih sangat kurang.
3.2.1.2 Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan hasil kajian situasi selama dua bulan mulai dari bulan Maret - Mei, penggunaan label cairan infus belum sepenuhnya digunakan karena sosialisasi tidak merata dan SPO sudah kadaluarsa. Tingginya beban kerja perawat menyebabkan seringnya pemasangan label terlupakan. Label cairan infus sangat diperlukan untuk mengawasi banyaknya cairan yang didapat juga menghindarkan dari kekeliruan. Jika tidak terpasang dampak yang akan terjadi adalah tidak terkontrolnya cairan infus yang masuk kedalam tubuh.
12
Keseimbangan cairan pasien tidak dapat diobservasi yang mengakibatkan adanya keluhan lain yang dirasakan.
3.2.1.3 Kurangnya kepatuhan keluarga pasien mengenai pembatasan jam kunjungan dan jumlah penunggu pasien di ruang rawat inap RSUP
Hasan Sadikin Bandung.
Penunggu pasien yang tidak patuh terhadap pembatasan jam waktu kunjungan akan berdampak pada pasien sekitar. Terjadinya kebisingan mengakibatkan waktu istirahat pasien terganggu. Tindakan keperawatan dan tindakan medik juga terganggu akibat kunjungan diluar waktu serta jumlah penunggu yang banyak karena ruangan terbatas.
Setelah menemukan isu-isu diatas tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kesesuaian dengan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP). Berikut penjabarannya :
Tabel 3. 1 Identifikasi Isu Terkait Sasaran Kinerja Perawat (SKP)
No Tugas dan Fungsi jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Identifikasi Isu
1 Terlaksananya
kepatuhan pelaksanaan
protokol
Kesehatan
2 Terlaksananya Asuhan Keperawatan
Kesadaran pasien dan penunggu
terhadap
penggunaan
masker di ruang rawat inap masih sangat kurang
Pasien dan penunggu pasien taat
dalam
penggunaan
masker di ruang
rawat inap
Kurangnya
kesadaran pasien dan penunggu
pasien terhadap
penggunaan masker yang dapat
berakibat terhadap
tingginya penularan
Covid-19 di ruang
rawat inap RS
Hasan Sadikin Bandung
Belum diperbaharuinya SPO penggunaan label cairan infus, belum patuh perawat dalam menjelankannya
Perawat patuh terhadap penggunaan
label pada
cairan infus
diruang rawat inap
Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus
oleh perawat di ruang rawat inap
RS Hasan Sadikin Bandung.
13
3 Terlaksananya kepatuhan
pelaksanaan
protokol
Kesehatan
di ruang rawat
inap
Penunggu pasien
tidak patuh
terhadap
pembatasan jam
kunjungan dan jumlah penunggu
di ruang rawat
inap
Patuhnya
penunggu
pasien
mengenai
jadwal jam
kunjungan dan
peraturan
jumlah
penunggu pasien
Kurangnya
kepatuhan keluarga
pasien mengenai
pembatasan jam
kunjungan dan jumlah penunggu
pasien di ruang
rawat inap RS
Hasan Sadikin Bandung.
3.1.2
Isu-isu yang didapat selanjutnya dilakukan proses penapisann isu untuk
melihat kualitas isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Dalam menentukan score/nilai pada
kolom APKL menggunakan skala likert 1-5 (1 : tidak aktual, 2 : kurang aktual, 3 : cukup aktual, 4 : aktual, 5 : sangat aktual). Penggunaan tehnik APKL
adalah menganalisis kualitas isu untuk menpertimbangkan isu yang menjadi prioritas utama, sehingga dapat dicari solusinya. Berikut tabel penilainnya :
Kurangnya kesadaran
pasien dan penunggu
pasien terhadap
penggunaan masker yang
dapat berakibat terhadap
tingginya penularan Covid19 diruang rawat inap RSUP
Hasan Sadikin Bandung.
Belum optimalnya
penggunaan etiket dalam
14
Analisis Isu Aktual
ISU A P K L Jumlah Skoring
Tabel 3. 2 Penapisan Isu berdasarkan APKL
4 5 5 4 18
II
5 5 5 5 20 I
labu cairan infus oleh
perawat di ruang rawat inap
RSUP Hasan Sadikin Bandung
Kurangnya kepatuhan
keluarga pasien mengenai
pembatasan jam kunjungan
dan jumlah penunggu pasien
di ruang rawat inap RSUP
hasan Sadikin Bandung
5 4 4 4 15 III
Selain menggunakan analisis APKL, dalam mempertimbangkan kembali tiga isu menjadi satu isu prioritas yang dipilih maka dilakukan penapisan isu dengan tehnik USG atau kepanjangan dariUrgencyyaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, Seriousnessyaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas,Growthyaitu sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani. Dalam menentukan score/nilai pada kolom USG
menggunakan skala likert 1-5. Berikut tabel identifikasi isu dengan tehnik
USG :
Tabel
1
Kurangnya kesadaran pasien dan penunggu pasien terhadap penggunaan masker yang dapat berakibat terhadap tingginya penularan Covid-19 diruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung.
4 4 5 13 2
2
Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus sebagai oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung
5 5 5 15 1
15
No Isu U S G Total Prioritas
3. 3 Penapisan Isu Berdasarkan USG
Belum optimalnya penerapan SlowBack
Massageuntuk mengurangi nyeri kepala pada pasien di ruang rawat inap RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4 4 4 12 3
Setelah berdiskusi dengan teman sejawat perawat di ruangan yang terkait juga setelah melakukan tehnik analisis penapisan isu APKL dan USG
terpilihlah isu prioritas mengenai “Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RS Hasan Sadikin Bandung” .
3.1.3 Latar Belakang Pemilihan Isu
Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Terdapat dua jenis bahan yang terkandung dalam cairan tubu, yakni elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Seorang dewasa dalam tubuhnya sekitar 60% terdiri atas air. Didalam tubuh sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah selsel otot, paru-paru dan jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah jaringan tulang dan gigi. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur agar keseimbangan fungsi organ vital dapat terjaga. Dalam mempertahankan keseimbangannya diperlukan masukan, distribusi dan keluaran yang sesuai.
Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intravena (IV) yang didistibusikan keseluruh bagian tubuh.
Infus Cairan Intravena (intravenousfluidsinfusion) adalah pemberian
sejumlah cairan kedalam tubuh melalui pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan, elektolit atau makanan dari tubuh. Terapi intravena (IV)
dilakukan dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang diberikan
secara langsung kedalam darah. Pemberian cairan infus memiliki dosis yang
telah ditentukan sesuai kondisi pasien. Apabila tetesan tidak diberikan sesuai
ketentuan waktu habis, maka dapat terjadi kekosongan atau keterlambatan
dalam pergantian cairan infus. Hal tersebut dapat menunda dan menyebabkan keluhan lain yang dirasakan oleh pasien. Selain itu, Perubahan
16 3
posisi lengan atau area infus dapat merubah kecepatan aliran, tinggi botol infus juga memiliki hubungan dengan kecepatan aliran infus.
Keterlambatan dalam pergantian infus dilihat dari tenaga medis dan instansi rumah sakit. Kategori nursing erorrs menurut TERCAP (Taxonomy of Errors, Root Cause Analysis and Practice Responsibility) paling banyak adalah kurangnya perhatian / pemantauan sebanyak 73,33%. Menurut Hanley, et al, (2007) persepsi dari 78 perawat, sebanyak 60 perawat mengatakan bahwa stress/volume kerja yang tinggi, kelelahan atau kurang menjadi faktor tersering yang berkontribusi. Faktor manajemen dalam pengaturan jumlah tenaga yang kurang dapat menyebabkan tidak terpantaunya cairan infus.
Pemberian label cairan infus dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kekosongan atau keterlambatan dalam pergantian cairan infus. Selain itu, penggunaan Label pada cairan infus memudahkan perawat atau tenaga medis lain dalam mengetahui waktu habis juga jumlah cairan dan penambahan elektorlit atau terapi obat tertentu pada cairan tersebut. Sehingga kebutuhan cairan terpenuhi dengan optimal.
Hasil observasi selama orientasi dan wawancara yang dilakukan terhadap dua perawat diruang rawat inap terkait penggunaan label pada cairan infus sudah dilakukan, namun hanya dilakukan pada cairan yang terisi elektrolit pekat. SPO penggunaan atau pemasangan label cairan infus sudah ada namun sudah kadaluarsa. Sosialisasi mengenai penggunaan Label pada cairan infus belum merata, hal ini menyebabkan perbedaan persepsi antar perawat maupun tenaga medis lain dalam melakukan pemasangan label pada cairan infus yang sesuai standar rumah sakit, sehingga mengakibatkan kurang terpantaunya pemberian cairan infus pada pasien di ruang rawat inap
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
17
3.1.4 Analisis Penyebab Isu
Analisis akar masalah isu menggunakan metode Fishbone, seperti di bawah ini :
Machine
Material
Belum memadainya ATK
untuk
menempelkan label infus
Belum adanya media edukasi penggunaan label cairan infus
Man
Belum adanya
pengelolaan anggaran
untuk pencetakan label infus
SPO penggunaan label pada cairan infus sudah ada namun kadaluarsa dan belum diperbaharui
Beban kerja perawat yang tinggi sering kali terlewat dalam pemasangan label cairan infus
Belum patuh perawat dalam
penggunaan label pada cairan infus
Belum optimalnya
penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP
Belum optimalnya evaluasi penerapan dalam
penggunaan label cairan infus diruang rawat inap
Money
Measuremen tt
Belum adanya sosialisasi yang merata terkait SPO penggunaan label cairan infus diruang rawat inap
Hasan Sadikin Bandung
Bagan 3.1 Analisis FishBone
Method
18
3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Isu yang diangkat yakni Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penyebab isu dilihat kembali dari sisi keterkaitannya dengan kedudukan dan Peran ASN. Pada isu ini penggunaan label pada cairan infus masih kurang diterapkan. Hal ini didasari
oleh beban kerja perawat yang tinggi dan belum adanya sosialisasi yang merata, disamping itu SPO telah dibuat namun kadaluarsa.
Dalam Mendukung terwujudnya SmartGovernancemaka keterkaitan penyebab isu dengan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Wholeof Governmentadalah sebagai berikut :
3.2.1 Manajemen ASN
3.2.1.1
Kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin untuk menjalankan SPO penggunaan label cairan infus.
3.2.1.2
Bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam memperbaharui standar prosedur operasional penggunaan label pada cairan infus yang telah kadaluarsa dengan literatur / sumber terbaru
3.2.1.3
Melaksanakan kebijakan yang telah dibuat dengan mengevaluasi penerapan dalam mengobservasi penggunaan label cairan infus sesuai dengan SPO yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.
3.2.2
Pelayanan Publik
3.2.2.1
Melaksanakan tindakan keperawatan dengan mengobservasi cairan infus pasien dengan SPO penggunaan label cairan infus yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan bagian dari prosedur pelayanan.
3.2.2.2
Keseragaman kemampuan perawat terkait penggunaan label pada cairan infus yang sesuai standar prosedur operasional untuk menjaga mutu pelayanan asuhan keperawatan.
19
3.2.2.3 WholeofGovernment
Kerjasama oleh perawat pelaksana dengan perawat pimpinan dan pengawas ruangan terkait pembaharuan SPO penggunaan label pada cairan infus secara terintegrasi satu sama lain agar membentuk keseragaman dalam meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, mempersiapkan anggaran agar pencetakan label dan ATK yang dibutuhkan dapat tersedia untuk kemudahan dalam pemakaian label cairan infus.
3.3Alternatif Pemecahan Masalah Sesuai Gagasan Kreatif
Gagasan pemecahan isu dibuat untuk menangani permasalahan dari isu aktual yang telah terpilih. Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Gagasan Isu yang terpilih yakni . “Optimalisasi penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung” . Berikut tahapan kegiatan yang diusulkan :
Tabel 3. 4 Alternatif Pemecahan Isu Gagasan Kreatif
No. Gagasan Pemecahan Isu Keterangan
1 Melakukan konsultasi dengan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan SKP
2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP
3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP
4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus SKP
5 Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap
mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO SKP
6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan SKP
20
BAB IV
RENCANA AKTUALISASI
4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Nama : Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners
Jabatan : Ahli Pertama - Perawat
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Belum optimalnya penggunaan label cairan infus oleh perawat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pennggunaan Label Cairan Infus oleh perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 4. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Rumah
Sakit
Penguatan Nilai
Organisasi
1 Melakukan
konsultasi
dengan kepala
ruangan dan
mentor terkait
rancangan
kegiatan
aktualisasi
1.1 Membuat janji temu dengan kepala ruangan dan mentor
Terjadwalnya
Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Membuat janji temu untuk mengatur
jadwal dan tempat yang disetujui
dengan bertindak proaktif untuk
menghubungi kepala ruangan dan mentor (Berorientasi Pelayanan), serta tidak memaksakan kehendak
kepala ruangan dan mentor
(Harmonis). Dalam berkomunikasi
menggunakan Bahasa Indonesia
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian
Kegiatan ini
mengandung nilainilai yang
diterapkan oleh
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni terkandung
dalam
PAMINGPINPITUIN
21
akan dilakukan
kepada kepala
ruangan dan mentor
Terlaksananya
diskusi dan disetujuinya
rencana kegiatan dilembar
konsultasi
dengan baik dan benar juga sopan (Loyal).
Menyampaikan rancangan kegiatan
dengan bertindak proaktif dalam
diskusi (Adaptif), menyampaikan
gagasan kreatif untuk pemecahan
isu sebagai bentuk meningkatkan
kompetensi diri (Kompeten).
Kepala ruangan dan mentor
memberikan arahan dan masukan
terhadap rencana kegiatan untuk
hasil yang lebih baik dalam
melaksanakan tugas dengan
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi (Akuntabel).
berlandaskan gotong royong.
Sejalan dengan
misi rumah sakit
untuk mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
, yang diantaranya
adalah : Kepemimpinan : Nilai yang
menggambarkan
penguatan dan menyiapkan talenta
terbaik
dibidangnya.
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian
kinerja dalam
kemitraan.
dan mentor
kepala ruangan dan mentor
Izin
Melakukan kegiatan atas
sepengetahuan dan perintah atasan
dengan terbuka dalam menjalin
kerjasama (Kolaboratif).
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keingingan untuk
mengahsilkan
sesuatu hal yang
baru dan melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan.
22
1.2 Menjelaskan rancangan kegiatan aktualisasi yang
1.3 Meminta izin kegiatan kepada kepala ruangan
dari
draft SPO
penggunaan label pada
cairan infus
referensi dan
literatur dari berbagai
sumber yang
dapat dijadikan
acuan dalam
pembaharuan
draft SPO
penggunaan
label pada
cairan infus
Melakukan penyusunan draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Terkumpulnya
referensi dan
literatur yang
dapat dijadikan
acuan dalam
pembuatan draft
SPO
penggunaan
label pada botol
cairan infus
Mengumpulkan referensi dan literatur yang akan digunakan dalam
pembaharuan draft SPO dengan
bertindak proaktif (Adaptif), sehingga dapat menghasilkan
keberhasilan dalam melaksanakan
penyusunan(Kompeten).
Dalam Mencari
referensi dan
membuat draft SPO dengan
referensi juga
literatur yang
dapat
dipertanggung
jawabkan, sesuai
dengan misi RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Dalam kegiatan ini terkandung nilainilai PAMINGPIN
PITUIN
diantaranya :
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keingingan untuk
mengahsilkan
sesuatu hal yang
Adanya draft SPO penggunaan label pada botocairan infus
Melakukan penyusunan draft SPO
menggunakan literatur dan referensi yang dapat dipercaya (Akuntabel).
Penulisan SPO dilakukan dengan
cermat, teliti, dan tepat sehingga tidak mengurangi kualitasnya (Berorientasi Pelayanan).
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga mudah
dipahami sebagai landasan dalam
penyusunan draft SPO (Loyal).
Bandung, yakni
mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
Juga sejalan
dengan misi rumah
sakit untuk
mewujudkan
baru dan
melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
Integritas : Nilai yang Menjunjung
kejujuran, amanah dan etika yang
tinggi dalam
melaksanankan
tugas.
konsultasi draft SPO penggunaan
Adanya masukan dan saran dilembar konsultasi
Menyampaikan draft SPO kepada
pihak terkait dan menjelaskan literatur juga referensi yang didapat
dalam memperbaharui SPO tersebut
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
Unggul : Nilai yang memiliki
keinginan untuk
23
2. Menyusun
2.1 Mengumpulkan
2.2
2.3 Melakukan
coba terkait isi
SPO
penggunaan
label pada
cairan infus
label pada
cairan infus
kepada mentor, kepala ruangan, bidang
perawatan, instalasi rawat
inap, komite
keperawatan, Pokja Pemberi
Asuhan
Keperawatan,
(Adaptif). Pihak terkait
memberikan arahan juga masukan
terhadap draft SPO yang dirancang
agar mendapatkan hasil yang lebih baik (Kolaboratif).
menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan
kualitas prima.
uji coba kepada
kepala ruangan
terkait uji coba
draft SPO
penggunaan
label pada
cairan infus
Mendapatkan
izin, waktu, tempat dan
peserta uji coba
dari kepala
ruangan
Dalam mengawali kegiatan ini, saya
meminta izin dan membuat kontrak
waktu yang disetujui dengan
bertindak proaktif untuk
menghubungi pihak terkait
(Adaptif), serta tidak memaksakan
kehendak (Harmonis). Dalam
berkomunikasi menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar
juga sopan (Loyal).
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung,
yakni Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong.
Nilai PAMINGPIN
PITUIN, yang
terkandung adalah : Inovatif : Nilai yang
menggambarkan keingingan untuk
mengahsilkan
sesuatu hal yang
penggunaan
Terlaksananya uji coba draft SPO penggunaan
Melakukan uji coba aplikasi SPO
dengan bantuan kerjasama teman
sejawat perawat (Kolaboratif).
Selanjutnya, menyiapkan alat dan
Sejalan dengan
misi rumah sakit
untuk mewujudkan
kualitas hidup
baru dan
melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
24
3. Melakukan uji
3.1 Meminta izin, waktu, tempat, sampel peserta
3.2 Melakukan uji coba draft SPO
4.
finalisasi draft SPO penggunaan label pada cairan infus
label pada
cairan infus label pada cairan infus
melakukan tahapan kegiatan sesuai SPO. Dalam melakukan kegiatan ini
saya menjalankannya dengan jujur, cermat dan bertanggungjawab (Akuntabel).
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera
Unggul : Nilai yang memiliki
keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan
coba SPO penggunaan label pada cairan infus
Adanya
masukan dan saran untuk perbaikan draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Melakukan evaluasi uji coba SPO
dengan jujur dan cermat untuk
mentukan tahapan yang sesuai dan kurang sesuai dengan menerapkan
komitmen memberikan pelayanan
prima bagi pasien (Berorientasi
Pelayanan) sehingga mendapatkan
hasil kinerja yang terbaik (Kompeten).
kualitas prima
Integritas : Nilai yang Menjunjung
kejujuran, amanah dan etika yang
tinggi dalam
melaksanankan tugas.
4.1 Membuat janji temu dengan bidang keperawatan
Terjadwalnya Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Membuat janji temu untuk mengatur jadwal dan tempat yang disetujui
dengan bertindak proaktif untuk
menghubungi bagian bidang
keperawatan (Adaptif), serta tidak
memaksakan kehendak bagian
bidang keperawatan (Harmonis).
Adanya SPO, pelayanan yang akan terlaksanan
menjadi efektif, konsisten dan seragam sehingga
Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah :
4.2 Pengajuan draft SPO penggunaan
Draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Draft SPO diajukan ke bagian bidang keperawatan sesuai dengan alur yang berlaku diinstansi (Loyal).
meningkatkan mutu pelayanan
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
sesuai dengan Visi
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja dalam
kemitraan
25
3.3 Evaluasi pelaksanana uji
Melakukan
Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai SPO penggunaan
label pada
cairan infus yang sudah diberi
penomoran dan ditanda tangani
oleh bidang
keperawatan
Menemui bagian terkait untuk meminta nomor kebijakan hukum
dan meminta persetujuan
pengesahan SPO yang telah (Akuntabel).
yang berisi : Terwujudnya
Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan
gotong royong.
Serta sejalan
dengan misi yakni
mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keingingan untuk
mengahsilkan
sesuatu hal yang baru dan melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
Integritas : Nilai yang menjunjung
kejujuran, amanah dan etika yang
tinggi dalam
melaksanankan tugas
sosialisasi SPO
penggunaan label pada cairan infus
Undangan sosialisasi siap disebar
Membuat kesepakatan dengan kepala ruangan terkait jadwal, tempat dan waktu sosialisasi SPO
penggunaan label pada cairan infus, selanjutnya membuat undangan bagi
perawat ruangan (Akuntabel).
Menggunakan Bahasa Indonesia
Sesuai dengan visi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan
Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah : Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian
26
5.
5.1 Membuat undangan
label pada
cairan infus
5.2 Membuat
sosialisasi dan persiapan sarana serta prasana.
Tersedianya PPT materi, link
Zoom dan video SPO penggunaan
label pada
cairan infus
yang baik dan sopan agar mudah dimengerti. (Harmonis)
Membuat materi sosialisasi
menggunakan powerpointdan
vidio. Pembuatan materi merujuk
pada SPO penggunaan label pada
cairan infus dengan tujuan
melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik (Kompeten) juga bertindak
proaktif dalam mempersiapkan
sarana dan prasarana pendukung (Adaptif).
berkepribadian berlandaskan
gotong royong.
Sejalan dengan
misi rumah sakit
untuk mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
kinerja dalam
kemitraan
Integritas : Nilai yang menjunjung
kejujuran, amanah dan etika yang
tinggi dalam
melaksanankan tugas
Unggul : Nilai yang memiliki
SPO
penggunaan label pada
cairan infus pada perawat diruang perawatan
5.4
penerapan SPO penggunaan
Perawat diruang
perawatan
mengetahui SPO
penggunaan label pada
cairan infus dan adanya foto dokumentasi
Adanya catatan pelaksanaan kegiatan sesuai
SPO
penggunaan
Sosialisasi dilakukan sesuai jadwal
yang telah dibuat, dengan komitmen
mulai tepat waktu (Loyal).
Pelaksanaan sosialisasi sebagai
wadah untuk memfasilitasi serta
meningkatkan koordinasi dan kerjasama perawat diruangan
sehingga membangun kerjasama
yang sinergis (Kolaboratif).
Menerima saran dan masukan untuk
perbaikan mutu layanan yang
diberikan (Berorientasi
Pelayanan),
keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan
kualitas prima
27
materi
5.3 Menjelaskan materi terkait
Melakukan evaluasi
6. Membuat laporan evaluasi hasil
kegiatan
label pada
cairan infus label pada cairan infus
6.1 Membuat draft laporan evaluasi kegiatan
Laporan evaluasi
kegiatan
Membuat draft laporan evaluasi
kegiatan sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap tugas yang
dikerjakan (Loyal). Selain itu draft laporan evaluasi juga sebagai hasil
dari kinerja terbaik yang telah saya
lakukan (Kompeten), untuk
perbaikan pelayanan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang prima (Berorientasi pelayanan)
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong.
Nilai
PAMINGPINPITUIN
, yang terkandung
adalah :
Profesional : Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja dalam
kemitraan
Integritas : Nilai
6.2 Konsultasi konsep laporan evaluasi pada mentor
Mendapatkan masukan dan saran dari mentor terkait laporan evaluasi
Mentor memberikan masukan dan
saran serta arahan yang
membangun sehingga konsisten
terhadap hasil akhir yang baik (Akuntabel). Selanjutnya mengisi
lembar konsultasi sesuai dengan
format yang didalamnya berisi
tanggal dan paraf mentor, serta
tidak memaksakan kehendak mentor
dalam membuat janji temu (Harmonis)
Sejalan dengan
misi rumah sakit
untuk mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
yang menjunjung
kejujuran, amanah
dan etika yang
tinggi dalam
melaksanankan
tugas
Unggul : Nilai
yang memiliki
keinginan untuk
menjadi yang
28
6.3 Memperbaiki
laporan evaluasi
sesuai masukan dan saran mentor
Laporan akhir aktualisasi
Setelah melakukan konsultasi, dilakukan perbaikan sehingga
didapatkan laporan akhir aktualisasi
yang baik sebagai bentuk komitmen
untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dan menjadi ASN yang profesional (Loyal).
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
29
4.2Penjadwalan
Judul Aktualisasi : Optimalisasi penggunaan Label pada cairan infus oleh perawat di Ruang Rawat Inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan : 6 Juni – 27 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 4. 2Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No. Kegiatan Juni Juli I II III IV I II III IV
1 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan aktualisasi
2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus
3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus
4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus
5
Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO
6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan
30
4.3Aktor yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi adanya bantuan para pihak untuk kelancaran kegiatan, para pihak yang terkait beserta perannya dalam aktualisasi
adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 3Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1 Coach
2 Mentor
3 Kepala Ruangan
4 Bidang Keperawatan
5 Komite Keperawatan
6 Instalasi Rawat Inap
Mengarahkan dan
membimbing penulis -
Mengarahkan dan
membimbing penulis -
Mengarahkan dan
membimbing penulis -
Menandatangani
pembaharuan SPO -
Menandatangani
pembaharuan SPO -
Menandatangani
pembaharuan SPO -
7 Perawat Melaksanakan kegiatan Perawat R. Azalea
31
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, R. (2021). Smart ASN. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 1262.
Australia, C. o. (2015). National Standard for User-applied Labelling of Injectable Medicines, Fluids and Lines. AustralianCommissiononSafetyandQualityin HealthCare, 1-57.
Butterworth, J., Mackey, D., & Wasnick, J. (2013). ManagementofPatientswithFluid andElectrolyteDisturbances.DalamMorgan&Mikhail’sClinicalAnesthesiology 5th.New york: Mc-Graw Hill.
Committee, N. M. (2018). The National Standards For Labelling of Injectables in Healthcare Facilities. MinistryofHealthSingapore, 2018.
Dewi, N. S., Hidajat, N. N., Supriatna, Y. A., Kamaruzzaman, M., & Sudarto. (2019). LaporanAkuntabilitasKinerjaRSUPDr.HasanSadikinBandung, 1-90.
Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.
Fatimah, E., & Irnawati, E. (2021). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.
Handoko, R. (2021). Akuntabel. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 168.
Hanley, D., R, H., CA, S., M, F., DL, L., P, R., . . . PE, W. (2007). A study to identify evidence-based strategies for the prevention of nursing errors. Board of Registration in Nursing Division of Health Professions Licensure Mas sachusetts Department of Public Health (December). 1-52.
Jalis, A. (2021). Kompeten. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 01-62.
Local Operating Procedure Clinical , Policies & Guidlines. (2018). TheRoyalHospital Woman, 1-5.
Maslow, A. (2021). PsikologitentangPengalamanReligious.Gramedia.
Mirdin, A. A. (2021). Berorientasi Pelayanan. ModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil, 01-54.
Rahmanendra, D. (2021). Loyal. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 180.
Sejati, T. A. (2021). Kolaboratif. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 130.
Sembodo, J. (2021). Harmonis. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 154.
Subaidi, S. M. (2019). Kebutuhan Manusia dalam Pemikiran Abraham Maslow . AlMazahib,Volume7,Nomer1,Juni2019, 17-33.
32
Suwarno, Y. (2021). Adaptif. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 1-85.
33