Penyusunan Sop Dalam Rangka Meningkatkan Persediaan Darah Di Unit Pelayanan Darah

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3

PENYUSUNAN SOP DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERSEDIAAN DARAH DI UNIT PELAYANAN DARAH, UNTUK MENUNJANG PELAYANAN KSM ILMU BEDAH RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : EUIS MARYANI NIP. 198103072020122001

BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021


LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN SOP DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERSEDIAAN DARAH DI UNIT PELAYANAN DARAH UNTUK MENUNJANG PELAYANAN KSM ILMU BEDAH RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah di lakukan seminar rancangan (secara daring) Tanggal 03 September 2021 Telah dilakukan Seminar Akhir (secara daring) Tanggal 22 Oktober 2021

Coach

Mentor

drg. Yana Yojana, MA 197409132005012001

Dr. dr. Ruswana Anwar, SpOG(K), MKes 197211052000121001

Penguji

Dr. Titiek Resmisari, MARS 198104282008012022


KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan II Bapelkes Cikarang Tahun 2021. Proses penyusunan aktualisasi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu dr. Irayanti SpM(K), MARS yang telah memberikan dukungan kepada segenap CPNS dari RSUP Dr Hasan Sadikin untuk melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS 2. Kepala KSM Ilmu Bedah DR. dr. Reno Rudiman, SpB. (K)BD, dan Kepala Divisi Bedah Toraks Kardiak & Vaskular, dr. Rama Nusjirwan,SpBTKV yang telah memberikan arahan dan dukungannya untuk saya dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS 3. Mentor pembimbing Dr. dr. Ruswana Anwar, SpOG(K), MKes. dan coach pembimbing kelompok D, drg. Yana Yojana, MA. yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses aktualisasi 4. Seluruh widya iswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan 5. Keluarga tercinta, terutama suami dan anak atas dukungannya yang tidak pernah berhenti. 6. Serta tidak lupa rekan-rekan peserta Latsar Golongan III, angkatan III tahun 2021, khususnya kelompok D, yang telah melalui suka duka Bersama. Semoga aktualisasi ini dapat membawa manfaat bagi banyak orang

Bandung, 18 Oktober 2021

Penulis

iii


DAFTAR ISI

Halaman Judul

i

Lembar Pengesahan

ii

Kata Pengantar

iii

Daftar Isi

iv

BABI PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

2

1.2 Tujuan

3

1.3 Gambaran Umum RSUP dr. Hasan Sadikin.

2

1.3.1Visi dan Misi RSUP dr. Hasan Sadikin

2

1.3.2Tata Nilai RSUP dr. Hasan Sadikin

3

1.3.3 Motto Pelayanan RSUP dr. Hasan Sadikin

3

1.3.4 KSM Ilmu Bedah

5

1.4 Profil Peserta

6

1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi

6

BAB II LANDASAN TEORI

7

2.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA

7

2.1.1 Nilai-nilai Dasar ASN

7

2.2 Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI

15

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

18

3.1 Penetapan Isu Aktual

18

3.2 Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih

19

3.3 Analisis Dampak Isu Terpilih

21

3.4 Rekomendasi Penyelesaian Isu

22

3.5 Rencana Kegiatan Penyelesaian Isu

24

3.6 Rancangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

31

iv


BAB IV HASIL 4.1 Hasil Capaian Aktualisasi

32

4.2 Rencana Tindak Lanjut

56

BAB V PENUTUP

59

Daftar Pustaka

60

v


BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

Sipil Negara Pasal 10 yang menyatakan bahwa pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka dilaksanakanlah latihan dasar bagi CPNS Golongan 3 di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bekal bagi para ASN untuk dapat mengabdi dengan baik di lingkungan kerja masing-masing dan juga di dalam kehidupan bermasyarakat. Tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 bahwa dalam diklat pelatihan dasar, CPNS akan diberikan penanaman nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang kemudian lebih dikenal dengan singkatan ANEKA. Selain itu materi pelatihan juga terdiri dari tiga buah substansi materi pembelajaran yaitu mengenai majaemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government. Sistem pembelajaran latsar CPNS ini terdiri atas empat sesi yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi pandemic. Sesi pertama, yaitu MOOC merupakan kegiatan pembelajaran mandiri sebagai bekal dasar untuk melaksanakan aktualisasi, dilanjutkan sesi distance learning dimana para peserta dipandu lebih dalam untuk melaksanakan rancangan aktualisasi. Sesi ke tiga adalah sesi aktualisasi dimana para peserta melakukan habituasi di satuan kerja masing-masing dan melaksanakan aktualisasi. Sesi terakhir adalah sesi classical yang pada angkatan ini tetap dilaksanakan secara online, untuk mempresentasikan hasil dari aktualisasi di satuan kerja. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai salah satu rumah sakit pemerintah tipe A dan rumah sakit pendidikan, merupakan RS kelas A yang menjadi pusat rujukan di Jawa Barat yang saat ini berupaya dalam memberikan layanan prima. Bagian Ilmu Bedah turut serta berpartisipasi dalam upaya memberikan layanan prima tersebut, salah satunya adalah pelayanan kamar bedah atau operasi.

1


1.2

Tujuan Mendukung usaha RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam memberikan

layanan prima dengan nilai-nilai PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

1.3

Gambaran Umum RSHS Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sebelumnya bernama R.S. Ranca

Badak. Pada 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin atau yang familiar dengan singkatan RSHS yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. RSHS didirikan pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

2


1.3.1

Visi dan Misi RSHS

Visi Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Misi 1) Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

paripurna

dan

prima,

yang

terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian 2) Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang bermutu 3) Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

1.3.2

Tata Nilai RSUP RSHS

PAMINGPIN PITUIN Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas Dari nilai-nilai filosofis tersebut dituangkan ke dalam janji layanan sebagai berikut : - Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan - Inovatif

: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

- Tulus

: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif

- Unggul

: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas

prima - Integritas

: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

1.3.3

Motto Pelayanan RSUP RSHS Motto pelayanan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah

“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” dengan tambahan motto SIGAP dan PRIMA yang dijelaskan sebagai berikut : a.

SIGAP S

: Senyum – sapa – salam - sopan – santun

I

: Inovatif dalam berkarya

G

: Gelorakan semangat pelayanan prima

A

: Amanah menjaga keselamatan pasien

P

: Peduli, perhatian dan perasaan

3


b.

PRIMA P : Profesional Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya R : Respek Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan I : Integrasi Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi. M : Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi A : Amanah Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

1.3.4

Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berikut adalah struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin:

4 Bagan 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


1.3.5

KSM Ilmu Bedah RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung KSM Ilmu Bedah merupakan salah satu unit pelayanan di RSUP Dr Hasan

Sadikin dan Departemen Ilmu Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, dipimpin oleh kepala KSM dibantu oleh sekretaris, penanggung jawab administrasi keuangan; membawahi koordinator pelayanan, koordinator program studi, koordinator penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan kepala-kepala divisi. RSUP Dr Hasan Sadikin sebagai rumah sakit pendidikan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, maka perlu untuk memperdalam serta mengembangkan pengetahuan di berbagai bidang dalam ilmu bedah yaitu dengan mengintensifkan perawatan, pengobatan dan penanganan bedah pada beberapa divisi yang ada. Adapun divisi yang ada di bagian Bedah terdiri dari: 1.

Divisi Bedah Digestif

2.

Divisi Bedah Plastik

3.

Divisi Bedah Anak

4.

Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular

5.

Divisi Bedah Thorak Kardiak dan Vaskular

6.

Divisi Bedah Onkologi

Visi dan Misi KSM Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Visi Menjadi departemen dan kelompok staf medik Ilmu Bedah yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Misi •

Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat.

Menyelengarakan pelayanan

bedah unggulan yang berkelanjutan

dengan

dukungan dari pihak-pihak terkait dan peningkatan kompetensi profesional para staf klinik •

Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan bedah berjenjang yang bermutu

Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

Melakukan

kegiatan-kegiatan

pembinaan

sumber

daya

manusia

demi

kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan penelitian yang unggul 5


1.4

Profil Peserta

Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut : Nama

: dr. Euis Maryani, SpBTKV

NIP

: 198103072020122001

Jabatan/Golongan

: Ahli Pertama Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama/IIIb

Pendidikan Terakhir : Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Unit Kerja

: KSM Ilmu Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi

: Kementerian Kesehatan RI

1.4.1

Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam pelaksanaan aktualisasi, kegiatan yang dilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/atau tugas dari atasan serta kegiatan yang dilakukan di KSM Ilmu Bedah. SKP peserta latsar dijabarkan sebagai berikut : a.

Melaksanakan pelayanan medik spesialistik.

b.

Melaksanakan tindakan medik spesialistik sederhana dengan pembimbingan terhadap peserta pendidikan dokter.

c.

Melakukan tugas jaga.

d.

Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam/wabah di lapangan.

e.

Melakukan pengamatan penyakit/wabah di lapangan

f.

Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

g.

Memberi perkuliahan/ tutorial

h.

Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan

i.

Melaksanakan pelayanan medis rawat inap

6


BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Nilai-nilai Dasar ANEKA Penyelenggaraan pelatihan dasar (latsar) mempunyai tujuan untuk menguatkan

nilai-nilai dasar profesi PNS yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada seluruh PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

A. Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai- nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Selain itu, akuntabilitas juga memiliki aspek-aspek yang mencakup beberapa hal antara lain : 1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan 2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan 4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi 5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); 2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) 3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). 7


Menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut: 1. Akuntabilitas personal 2. Akuntabilitas individu 3. Akuntabilitas kelompok 4. Akuntabilitas organisasi 5. Akuntabilitas stakeholder

Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut: 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality); 2. Akuntabilitas proses (process accountability); 3. Akuntabilitas program (program accountability); 4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu: 1. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. 3. Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilainilai luhur dan keyakinan. 4. Tanggung Jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. 5. Keadilan Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

8


6. Kepercayaan Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. 7. Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 8. Kejelasan Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. 9. Konsistensi Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

B. Nasionalisme Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.

Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain: 1.

Religius

2.

Amanah

3.

Disiplin

4.

Non diskriminasi

5.

Saling menghormati

6.

Persamaan derajat

7.

Mencintai sesama manusia

8.

Rela berkorban

9.

Menjaga ketertiban

10.

Kerja sama

9


11.

Cinta tanah air

12.

Musyawarah

13.

Kekeluargaan

14.

Kepentingan bersama

15.

Hidup sederhana

16.

Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya

17.

Kerja Keras

18.

Menghargai karya orang lain

19.

Menghormati keputusan bersama

20.

Tenggang Rasa

C. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik antara lain: 1.

Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila

2.

Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945

3.

Profesional

4.

Tidak berpihak

5.

Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

6.

Non diskriminatif

7.

Beretika luhur

8.

Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

9.

Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat

10.

Berdaya guna dan berhasil guna

11.

Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama

12.

Transparan

13.

Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

14.

Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

15.

Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

10


D. Komitmen Mutu Penilaian mutu sesuatu berdasarkan pada subyektifitas seseorang, maka dari itu untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. 2. Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur. 3. Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. 4. Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital

11


untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu: 1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; 5. Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

E. Anti Korupsi Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri maupun golongan. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Jujur Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

12


2. Peduli Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama. 3. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri

tidak

akan

menjalin

hubungan

dengan

pihak-pihak

yang

tidak

bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat. 4. Disiplin Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. 5. Tanggung Jawab Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista. 6. Kerja Keras Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. 7. Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya

13


dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebihlebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya. 8. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. 9. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

14


2.2

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka

memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG), serta Pelayanan Publik.

A. Manajemen ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut: A. Pelaksana kebijakan publik ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. B. Pelayan publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. C. Perekat dan pemersatu bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.

B. Whole of Government (WoG) WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.

15


1. Koordinasi Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan. 2. Kolaborasi Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 3. Integrasi Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh. 4. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyinkronkan seluruh sumber tersebut. 5. Simplifikasi Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

C. Pelayanan Publik Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik adalah sebagai berikut: 1. Partisipatif Keterlibatan/ keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jalannya pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik. 3. Responsif Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku pelayan publik untuk mendengarkan dan memenuhi tuntutan kebutuhan para masyarakat. 4. Tidak Diskriminatif Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa membeda-bedakan antara individu satu dengan lainya. 5. Mudah dan Murah

16


Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 6. Efektif dan Efisien Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah. 7. Accessible Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik. 8. Akuntabel Semua

bentuk

penyelenggaraan

pelayanan

publik

harus

dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. 9. Berkeadilan Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.

17


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A.

Penetapan Isu Aktual

Dalam menetapkan isu digunakan metode environmental scanning dimana isu diidentifikasi melalui proses observasi serta analisis sasaran kerja pegawai (SKP), tugas dan fungsi pokok pegawai di unit kerja. Identifikasi isu yang diamati pada bagian bedah yaitu:

Isu-isu yang terdapat di KSM Ilmu Bedah No.

Isu Menipisnya persediaan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS selama masa

1

Pandemi COVID-19 yang sering menyebabkan pembatalan operasi.

2

Kompetensi PPDS Bedah Umum yang belum merata Antrian operasi bedah jantung yang memanjang di masa Pandemi, karena

3

adanya pembatasan jumlah operasi elektif. Kekurangan tenaga perawat ruang intensif karena dialokasikan untuk perawatan

4

COVID

5

Pneumonia [HAP] pada pasien-pasien pasca operasi.

Isu-isu tersebut dianalisis kelayakannya melalui metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak) yang dijelaskan sebagai berikut : •

Aktual : isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.

Khalayak : isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.

18


Problematika : isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.

Layak : isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.

Isu yang layak diangkat dan dicarikan solusinya harus memenuhi keempat kriteria dalam metode AKPL. Apabila ada nilai negatif (isu tidak memenuhi salah satu kriteria) maka isu tersebut dianggap tidak layak untuk ditindaklanjuti.

Analisis Kelayakan menggunakan AKPL No.

Isu

A

K

P

L

Hasil

1.

Menipisnya persediaan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS

+

+

+

+

+

2.

Kompetensi PPDS Bedah FK UNPAD/RSHS yang belum rata

-

-

+

+

-

+

+

+

+

+

+

+

+

-

-

+

+

+

+

+

3

4

5

Antrian operasi bedah jantung yang memanjang di masa pandemi. Kekurangan tenaga perawat ruang intensif karena dialokasikan untuk perawatan COVID Pneumonia [HAP] pada pasienpasien post operasi

Isu yang telah memenuhi kelayakan melalui metode penapisan AKPL kemudian ditapis lagi dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan sebuah isu. b. Seriousness : seberapa serius isu tersebut peerlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut

19


atau akibat yang menimbulkan masalah- masalah lain kalau penyebab isu tersebut tidak dipecahkan. c. Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk apabila dibiarkan. Setiap isu kemudian ditapis dengan diberikan skala Likert dengan nilai antara 1 sampai dengan 5, dimana : •

nilai 1 bermakna sangat kecil,

nilai 2 bermakna kecil,

nilai 3 bermakna sedang,

nilai 4 bermakna besar dan

nilai 5 bermakna sangat besar.

Isu yang memiliki nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu yang terpilih untuk dibuat gagasan penyelesaian isu.

Metode penapisan USG No

1

Jenis Isu

Teknik Tapisan Isu

Menipisnya darah di

Total

Urgency

Seriousness

Growth

5

5

5

15

4

4

4

12

3

3

4

10

persediaan Unit Pelayanan

Darah RSHS 2

Pneumonia

[HAP]

pada

pasien-pasien post operasi 3

Antrian

operasi

bedah

jantung yang memanjang di masa pandemi.

Berdasarkan analisis di atas, maka isu yang diangkat adalah menipisnya persediaan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS.

20


B.

Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih Berdasarkan pengamatan dari penulis, di RS Hasan Sadikin beberapa kali terjadi

pembatalan operasi karena tidak tersedianya darah di bank darah. Hal ini dapat terjadi beberapa kali dalam setahun, misalnya pada bulan puasa, dan bila sedang diberlakukan PSBB. Penyebab utama berkurangnya persediaan darah adalah karena berkurangnya jumlah pendonor, sementara permintaan darah relatif tetap sama. Karena meskipun jumlah operasi elektif dikurangi selama PSBB, namun operasi emergensi akan tetap berjalan, selain itu masih banyak pasien-pasien non bedah yang membutuhkan terapi transfusi, misalnya pasien keganasan, gagal ginjal kronis, thalassemia, dll. Pasien yang memerlukan darah rata-rata meminta darah dari bank darah, atau di RSHS dinamakan Unit Pelayanan Darah. Apabila darah yang dibutuhkan tidak tersedia di UPD, pasien diminta meminta darah dari PMI, atau mencari pendonor bergolongan darah sama, yang terkadang menimbulkan kesulitan karena harus mencari donor dalam waktu singkat.

Diagram Fish Bone Analisis Isu

21


C.

Analisis Dampak Isu Terpilih

Isu

Dampak bila tidak diselesaikan

Kurangnya persediaan

 Penundaan pemberian terapi transfusi

darah di Unit Pelayanan

 Pembatalan operasi karena tidak adanya persiapan

Darah RSHS

darah  Lama perawatan bertambah  Meningkatnya morbiditas pasien  Bisa berakibat fatal dan meningkatkan mortalitas  Pasien terpaksa mencari donor dengan golongan darah tertentu dalam waktu yang singkat dan terkadang harus mengeluarkan biaya tambahan.

D.

Rekomendasi Penyelesaian Isu

A. Menambah pasokan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS 1. Meyakinkan para pendonor bahwa proses donor darah dapat tetap berjalan dengan aman di masa pandemic, dengan mengatur jadwal donor darah sehingga tidak menimbulkan kerumunan, serta tetap menjaga prokes. 2. Membuat surat jalan untuk pendonor, yang dikirimkan melalui email, supaya pendonor dapat melakukan mobilisasi tanpa terkena razia oleh petugas terutama bila sedang diberlakukan PSBB. 3. Meningkatkan jumlah pendonor darah dengan membuat program-program promosi yang menarik, misal memberi reward setelah beberapa kali mendonor. [kendala: perlu bekerjasama dengan pihak lain di luar instansi] 4. Membuat system member untuk pendonor rutin dengan kartu anggota yang memiliki benefit, misal diskon di tempat-tempat tertentu. [kendala: perlu bekerjasama dengan pihak lain di luar instansi] 5. Penggalangan donor, salah satunya dengan cara membuat draft SOP untuk pasien sejak saat melakukan persiapan operasi di poli bedah. Isi SOP tersebut meminta pasien untuk mengajak minimal 5 orang teman atau keluarganya untuk mendonor, tidak perlu sama golongan darahnya dengan pasien, dan dapat dilakukan di bank darah / PMI mana saja. Dengan demikian bisa menambah ketersediaan darah, dan menjadi subsidi silang darah untuk pasien lain.

22


B. Mengurangi permintaan darah di RSUP Dr. Hasan Sadikin khususnya di bagian bedah 1. Menggunakan system autotransfusi untuk pasien-pasien elektif, beberapa hari sebelum

operasi,

dilakukan

pengambilan

darah

pasien

yang

kemudian

ditransfusikan untuk pasien itu sendiri. [Kendalanya, tidak semua pasien memenuhi syarat untuk menjadi donor darah karena kondisi penyakitnya] 2. Memperbanyak alat cell-saver

di kamar bedah, terutama pada operasi-operasi

yang memerlukan banyak darah, seperti operasi bedah jantung atau bedah pembuluh darah besar. Dengan alat ini, darah yang keluar di lapangan operasi, dapat di sedot kembali dan di proses kemudian ditransfusikan kembali ke badan pasien. [Kendalanya saat ini RSHS baru memiliki satu unit alat cell saver ini, harga alat dan BMHP yang digunakan cukup mahal dan penggunaannya belum optimal karena

tidak

semua

operasi

dapat

23

menggunakan

alat

tersebut.]


E.

Rancangan Kegiatan Penyelesaian Isu

Unit Kerja Identifikasi Isu Isu yang Diangkat Gagasan Pemecahan No

KSM Ilmu Bedah & Unit Pelayanan Darah RS Dr Hasan Sadikin Bandung Terjadi pembatalan operasi karena tidak adanya persediaan darah Menurunnya persediaan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS yang menghambat pelayanan khususnya kamar bedah Menyusun SOP dalam rangka meningkatkan persediaan darah di Unit Pelayanan Darah RSHS

Kegiatan

1.

Tahapan Kegiatan Hasil Kegiatan

Penyampaian a. Meminta izin gagasan waktu untuk dengan bertemu instansi dengan kepala terkait KSM Bedah dan Kepala UPD b. Melakukan pertemuan dengan kepala KSM Bedah dan Kepala Unit Pelayanan Darah c. Meminta persetujuan untuk

Nilai-nilai Dasar

●Gagasan tersampaikan dan disetujui untuk dilaksanakan oleh kepala KSM Bedah dan Kepala Unit Pelayanan darah RSHS ●Dokumen/ data pendukung: ⮚ screenshot janji bertemu dengan kepala KSM Bedah dan Kepala UPD ⮚ foto dokumentasi

24

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Menyampaikan Perancangan gagasan dengan upaya santun (etika publik) meningkatkan Menerima masukkan, jumlah donor mencatat, dan darah melakukan perbaikan memberikan (Akuntabilitas). kontribusi pada mengimplementasikan Visi RSHS dalam perbaikan Menjadi institusi proposal (Komitmen Kesehatan yang mutu) unggul dan Fokus utama dari isu transformatif ini adalah menolong dalam pasien dan meningkatkan mendukung Kesehatan berlangsungnya masyarakat. proses pelayanan RS Serta sesuai

Penguatan Nilai-nilai Organisasi Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).


melaksanakan gagasan sesuai kesepakatan

2.

Melakukan a. mencari PPK pengumpulan alur transfusi data darah dan persyaratan pendonor darah yang selama ini digunakan di RSHS b. Mengumpulka n data objektif jumlah pendonor darah ratarata c. Mengumpulka n data kebutuhan unit darah per hari dari masingmasing

pertemuan

Mendapatkan data yang dibutuhkan berupa: ● PPK transfusi darah ● Data jumlah pendonor darah di UPD RSHS ● Data jumlah permintaan darah per hari selama setahun khususnya dari departemen bedah RSHS ●Dokumen/ data pendukung: ⮚ PPK transfusi darah dalam bentuk pdf ⮚ Data jumlah pendonor dalam 25

[nasionalisme, komitmen mutu] Menghormati masukan dari kepala KSM dan rekan sejawat (Etika Publik) dan membuat rancangan berdasarkan informasi yang dipercaya dan jujur (Anti Korupsi)

dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

Bersikap sopan dan santun dalam pengumpulan data, dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Melaporkan data apa adanya secra transparan, tepat waktu, mengedepankan efisiensi dan efektifitas dalam mencari pemecahan masalah (Komitmen mutu)

Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).


3.

4.

Menyusun Draft SOP

Membuat leaflet

departemen di RSHS khususnya bagian bedah.

bentuk file excel ⮚ Data jumlah permintaan darah per hari

a. Membuat draft SOP persiapan operasi di poli Bedah RSHS b. Meminta persetujuan draft SOP dari Kepala KSM Bedah c. Mencetak Draft SOP yang sudah disetujui oleh Kepala KSM Bedah

● Tersusunnya draft SOP baru yang disetujui oleh Kepala KSM Bedah RSHS Dokumen/ data pendukung: ⮚ foto dokumentasi saat melakukan permintaan persetujuan ⮚ Draft SOP yang ditandatangani Kepala KSM Bedah

a. Merancang  Dicetaknya leaflet flyer/leaflet yang edukasi pasien 26

Data yang diolah bersifat jujur, sesuai dengan temuan (Akuntabilitas) Bersikap adil dan objektif, fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme) Penyampaian yang jujur, bersikap sopan dan santun dalam melakukan survey (Etika publik) Memberikan ide untuk menyelesaikan permasalah (Komite mutu)

Bersikap sopan dan menerima masukan

dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Perancangan upaya

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

Menguatkan nilai-nilai RSUP


5.

edukasi pasien

akan dibagikan pada pasien poli berdasarkan isi Dokumen/ data SOP pendukung: b. Meminta foto design awal persetujuan dari leaflet Direksi RSHS screenshot bagian Promosi permintaan ijin Kesehatan dan revisi leaflet mengenai isi dari bagian leaflet Promkes RSHS c. Mencetak Leaflet yang Leaflet yang sudah dicetak akan dibagikan

dan berusaha memperbaiki kinerja. [akuntabilitas, komitmen mutu] Mencatat semua kegiatan dan bersikap kritis serta menerima masukan untuk memperbaiki [akuntabilitas, komitmen mutu] tidak melakukan suap menyuap atau memberi gratifikasi dalam memperoleh persetujuan [anti korupsi]

Perancangan pelaksanaan draft SOP

a. Mengundang  Didapatkan staf dan PPDS rancangan teknis Bedah untuk pelaksanaan mendiskusikan SOP dan membahas Penggalangan pelaksanaan Donor di Poli SOP Bedah b. Dilakukan diskusi dengan

Bersikap sopan dan menerima masukan dan berusaha memperbaiki kinerja. [akuntabilitas, komitmen mutu] Mencatat semua kegiatan dan bersikap kritis serta menerima

27

meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi

Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus,


6.

Sosialisasi draft SOP dan Pembagian Leaflet

rekan kerja dan PPDS mengenai pelaksanaan penggalangan donor sesuai draft SOP c. Pembuatan google form untuk mencatat hasil penggalangan donor d. Membuat google drive untuk menampung foto bukti donor darah yang berhasil dikumpulkan a. Mengundang PPDS Bedah dan Perawat Poli Bedah RSHS untuk mengikuti sosialisasi melalui zoom. b. Sosialisasi SOP pada seluruh PPDS Bedah dan

Dokumen/ data pendukung: Foto undangan rapat Foto pelaksanaan rapat Daftar hadir rapat Link Google form Folder Google Drive

masukan untuk memperbaiki [akuntabilitas, komitmen mutu] tidak melakukan suap menyuap atau memberi gratifikasi dalam memperoleh persetujuan [anti korupsi]

Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

Unggul, Integritas).

 Terlaksananya sosialisasi SOP dan terdistribusinya leaflet

Bersikap sopan dan santun dalam pelaksanaan dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif dalam melayani pasien, tidak membedakan. fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme

Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

Dokumen/ data pendukung: Screenshot undangan zoom meeting Daftar hadir 28


perawat , khususnya yang bertugas di poliklinik Bedah RSHS melalui zoom meeting c. Pembagian Leaflet edukasi di tiap poliklinik

7.

Uji coba Pelaksanaan Draft SOP

notulensi foto dokumentasi sosialisasi

Komitmen mutu, pelayanan publik) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [anti korupsi]

a. Pembagian  Terlaksananya leaflet dan Uji coba SOP edukasi pasien pada pasien yang sedang Dokumen/ data persiapan pendukung: operasi Screenshot b. data pasien undangan zoom dan donor meeting yang didapat Daftar hadir diinput melalui notulensi google form foto dokumentasi dan hasilnya sosialisasi terkumpul dalam bentuk Google sheet c. foto kartu bukti donor darah diupload ke

Dengan terpenuhi peningkatan jumlah pendonor darah mencerminkan nilai kemanusiaan [nasionalisme] yang akhirnya menjamin keberlangsungan pelayanan di RSHS. [komitmen mutu] fokus pada humanisme dan mendorong pasien untuk melakukan gotong royong saling membantu sesama (Nasionalisme) Tidak ada pungutan biaya ataupun

29

dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).


dalam folder Google drive

8.

Evaluasi Pelaksanaan Draft SOP

keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [anti korupsi]

a. Memantau  Didapatkan jumlah donor evaluasi yang didapat Pelaksanaan dari pasien SOP yang sedang persiapan Dokumen/ data operasi pendukung: b. Meminta Rekapitulasi masukan dan jumlah pasien saran dari Unit dan jumlah donor Pelayanan Screenshot Darah RSHS masukan dari c. Menerima Kepala UPD dan testimoni dari Petugas UPD pelaksana Testimoni dari SOP yaitu PPDS Bedah PPDS Bedah dalam bentuk yang bertugas audio di poliklinik

30

Dengan terpenuhi peningkatan jumlah pendonor darah mencerminkan nilai kemanusiaan [nasionalisme] yang akhirnya menjamin keberlangsungan pelayanan di RSHS. [komitmen mutu] fokus pada humanisme dan mendorong pasien untuk melakukan gotong royong saling membantu sesama (Nasionalisme) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [anti korupsi]

Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Perancangan upaya meningkatkan jumlah donor darah memberikan kontribusi pada Visi RSHS Menjadi institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan Kesehatan masyarakat. Serta sesuai dengan salah satu misi RSHS yakni Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).


F.

Rancangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Rancangan aktualisasi ini dilaksanakan di Pelayanan Rawat Jalan Bedah, bekerjasama dengan Unit Pelayanan Darah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 6 september sampai 6 oktober 2021. Dengan alokasi waktu kegiatan sebagai berikut:

No

KEGIATAN

Tanggal 6 sep-12 sep

1.

Penyampaian gagasan dengan instansi terkait

2.

Melakukan pengumpulan data

3.

Menyusun Draft SOP

4.

Membuat leaflet edukasi pasien

5.

Perancangan pelaksanaan draft SOP

6.

Sosialisasi draft SOP

7.

Uji coba Pelaksanaan Draft SOP

8.

Evaluasi Pelaksanaan Draft SOP

31

13 sep-19

20 sep -26

sep

sep

27 sep -3 okt

4 okt-9 okt


BAB IV HASIL

4.1 PENCAPAIAN AKTUALISASI Terdapat sedikit perubahan realisasi pencapaian namun secara keseluruhan tidak berubah banyak dari target rancangan aktualisasi No

1.

KEGIATAN

Penyampaian gagasan

Tanggal 6 sep-

13 sep-

20 sep -

27 sep -

4 okt-9

12 sep

19 sep

26 sep

3 okt

okt

terlaksana

dengan instansi terkait 2.

Melakukan pengumpulan

terlaksana

data 3.

Menyusun Draft SOP

4.

Membuat leaflet edukasi

Tertunda

terlaksana

pasien 5.

terlaksana

Perancangan pelaksanaan draft SOP

6.

Sosialisasi draft SOP

7.

Uji coba Pelaksanaan Draft

terlaksana terlaksana

SOP 8.

terlaksana

Evaluasi Pelaksanaan Draft SOP

32


Kegiatan 1: Penyampaian gagasan dengan instansi terkait Output: Gagasan tersampaikan dan disetujui untuk dilaksanakan oleh kepala KSM Bedah dan Kepala Unit Pelayanan darah RSHS No 1

Tahapan a. Membuat janji untuk bertemu dengan kepala KSM Bedah, Dr, dr, Reno Rudiman, SpB-KBD dan kepala Unit Pelayanan Darah RSHS, dr Leni Kusmayati, Sp.PK

Data Dukung

33


Melakukan pertemuan dengan kepala KSM Bedah dan Kepala UPD RSHS

Gambar 1 Pertemuan dengas dr. Reno R., SpBKBD, kepala KSM Ilmu Bedah RSHS

34


Gambar 2 Pertemuan dengan dr Leni K, SpPK, kepala UPD RSHS Meminta izin untuk :Didapatkan ijin secara lisan untuk menjalankan melaksanakan gagasan implementasi gagasan

35


Kegiatan 2: Melakukan pengumpulan data Output : Mendapatkan data-data yang dibutuhkan

No 1

Tahapan Melakukan pengumpulan dari UPD

Data Dukung data

Dokumen 1 Standar Pelayanan Transfusi Darah

Dokumen 2 Data Pendonor Darah di UPD RSHS

36


Dokumen 3 Kebutuhan Darah untuk Persiapan Operasi

37


Kegiatan 3: Menyusun Draft SOP Output: Tersusunnya draft SOP baru yang disetujui oleh Kepala KSM Bedah RSHS No Tahapan a. Membuat draft SOP penggalangan donor sebagai bagian dari persiapan operasi di poli Bedah RSHS

Data Dukung

Gambar 3 Draft Rancangan SOP

b.

Meminta persetujuan draft SOP dari Kepala KSM Bedah

Gambar 4 Meminta masukan perbaikan SOP dari Kepala KSM Bedah, dr Reno Rudiman, 38


SpB-KBD c.

Mencetak Draft SOP yang sudah disetujui oleh Kepala KSM Bedah

Keterkaitan Substansi Mata pelatihan

Bersikap sopan dan santun dalam proses meminta ijin (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif, fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme) kata-kata dalam flyer dibuat seinformatif dan sesederhana mungkin agar dapat dimengerti awam (Etika publik) Memberikan ide untuk menyelesaikan permasalahan (Komitmen mutu) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini.juga tidak melakukan suap menyuap dalam memperoleh perijinan [anti korupsi]

39


Kegiatan 4: Membuat leaflet edukasi pasien Output: Dicetaknya leaflet edukasi pasien No 1.

Tahapan Merancang flyer/leaflet yang akan dibagikan pada pasien poli.

Data Dukung

Gambar 5 Draft rancangan leaflet edukasi 2.

Meminta persetujuan dari HUMAS RSHS mengenai isi SOP dan flyer yang akan disosialisasikan

Gambar 6 Chat dengan kepala bagian Promkes RSHS

40


Gambar 7 Chat dengan bagian Promkes RSHS 3.

Mencetak Leaflet yang akan diedarkan

Gambar 8 Leaflet edukasi pasien yang sudah disetujui Bagian Promkes RSHS

41


Keterkaitan Mata pelatihan

Substansi Bersikap sopan dan santun dalam proses meminta ijin (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif, fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme) kata-kata dalam flyer dibuat seinformatif dan sesederhana mungkin agar dapat dimengerti awam (Etika publik) Memberikan ide untuk menyelesaikan permasalahan (Komitmen mutu) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini.juga tidak melakukan suap menyuap dalam memperoleh perijinan [anti korupsi]

Kegiatan 5 : Perancangan pelaksanaan draft SOP Output: Didapatkan rancangan teknis pelaksanaan SOP Penggalangan Donor di Poli Bedah No a.

Tahapan Mengundang staf dan PPDS Bedah untuk mendiskusikan dan membahas pelaksanaan SOP

b.

Dilakukan diskusi dengan rekan kerja dan PPDS mengenai pelaksanaan penggalangan donor sesuai draft SOP

Data Dukung

Gambar 9mendiskusikan SOP baru dengan temansejawat dari KSM Bedah dan PPDS 42


Bedah Umum.

Gambar 10 Daftar hadir rapat c.

Pembuatan google form untuk mencatat hasil penggalangan donor, serta membuat google drive untuk menampung foto bukti donor darah yang berhasil dikumpulkan

Link Google form: http://bit.ly/GalangdonorRSHS

43


Gambar 11 Form penggalangan donor

pencatatan

hasil

Gambar 12 Screenshot google drive d.

Membuat notulensi rapat

Gambar 13 Notulensi hasil rapat, tersusun panduan teknis pelaksanaan di Poliklinik Keterkaitan Substansi Mata pelatihan

Mencatat semua kegiatan dan bersikap kritis serta menerima masukan untuk memperbaiki 44


[akuntabilitas, komitmen mutu] Bersikap sopan dan santun dalam pelaksanaan uji coba, dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif dalam melayani pasien fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme) Kegiatan 6 : Sosialisasi SOP dan Pembagian Leaflet Output: Terlaksananya sosialisasi SOP dan terdistribusinya leaflet No a.

Tahapan Mengundang PPDS Bedah dan Perawat Poli Bedah RSHS untuk mengikuti sosialisasi melalui zoom

Data Dukung

Gambar 14 Screenshot undangan zoom meeting sosialisasi b.

Sosialisasi SOP pada seluruh PPDS Bedah dan perawat , khususnya yang bertugas di poliklinik Bedah RSHS melalui zoom meeting

45


Gambar 15 screenshot pelaksanaan meeting sosialisasi

Dokumen 4 Daftar hadir sosialisasi

46

zoom


c.

Pembagian Leaflet Foto-foto pembagian leaflet di Poliklinik Bedah edukasi di tiap RSHS poliklinik

Keterkaitan Substansi Mata pelatihan

Bersikap sopan dan santun dalam pelaksanaan dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif dalam melayani pasien, tidak membedakan. fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme Komitmen mutu) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [anti korupsi]

47


Kegiatan 7 : Uji coba Pelaksanaan Draft SOP Output: Terlaksananya Uji coba SOP

No 1.

Tahapan Data Dukung Pembagian leaflet dan Foto-foto kegiatan di Poliklinik Bedah RSHS edukasi pasien pada dalam rangka menerapkan SOP Penggalangan pasien yang sedang donor: persiapan operasi

48


49


2.

data pasien dan donor yang didapat diinput melalui google form dan hasilnya terkumpul dalam bentuk Google sheet

Dokumen 5 Google sheet berisi data pasien dan pendonor 3.

foto kartu bukti donor darah diupload ke dalam folder Google drive

Dokumen 6 Folder Google drive berisi foto bukti donor darah Keterkaitan Substansi Mata pelatihan

Bersikap sopan dan santun dalam pelaksanaan dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif dalam melayani pasien, tidak membedakan. fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme Komitmen mutu) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [Anti korupsi] 50


Kegiatan 8 : Evaluasi Pelaksanaan Uji coba Draft SOP Output: Didapatkan hasil evaluasi dari pelaksanaan Uji coba draft SOP Tahapan

Data Dukung

1.Memantau jumlah donor yang didapat dari pasien yang sedang persiapan operasi

Gambar 16 Data yang terkumpul di dalam Google sheet Rekap hasil Penggalangan donor selama 3 minggu: Jumlah pasien poli Bedah yang sudah diedukasi untuk menggalang donor = 68 pasien Target donor yang didapat= 340 orang

51


2.Membandingkan jumlah pendonor di UPD RSHS sebelum dan sesudah pelaksanaan uji coba program

52


3.Meminta masukan dan saran dari Unit Pelayanan Darah RSHS

4. Menerima testimoni dari pelaksana SOP yaitu PPDS Bedah yang bertugas di poliklinik

Catatan: Testimoni diberikan dalam bentuk rekaman suara

53


Keterkaitan Substansi Mata pelatihan

Bersikap sopan dan santun dalam pelaksanaan dan menjaga kerahasiaan data (Etika Publik) Bersikap adil dan objektif dalam melayani pasien, tidak membedakan. fokus pada humanisme dan gotong royong (Nasionalisme Komitmen mutu) Tidak ada pungutan biaya ataupun keuntungan pribadi yang diperoleh dalam proses ini [Anti korupsi]

4.2 RENCANA TINDAK LANJUT Dari hasil evaluasi uji coba pelaksanaan aktualisasi, dapat disimpulkan bahwa rancangan aktualisasi dapat terlaksana dengan hasil sesuai harapan, namun perlu ditindaklanjuti dan dijaga keberlangsungannya agar dapat terus berjalan, serta diperlukan komitmen dari setiap staf KSM Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin untuk menjalankan SOP ini. Ada beberapa poin yang dapat ditambahkan untuk menyempurnakan draft SOP ini, supaya dapat diajukan ke direksi RSHS dan menjadi SOP dari RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung: •

Dibuat tambahan sarana sosialisasi mengenai prosedur penggalangan donor ini misalnya melalui social media atau poster, untuk ini perlu kerjasama lebih lanjut dengan bagian Promosi Kesehatan dan bagian Humas RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Pada leaflet ditambahkan link QR code yang terhubung dengan Google form, supaya pasien dapat mengupload sendiri data pendonor dan foto bukti donor yang didapat, serta nomer kontak whatsapp yang dapat dihubungi.

54


Dibuat perbaikan dan penyempurnaan dari draft SOP yang sudah disetujui Kepala KSM Bedah

untuk diajukan menjadi SOP dari RSUP Dr. Hasan Sadikin dan

disetujui oleh direktur RSHS.

55


Lembar Persetujuan Mentor Aktualisasi Nama : Euis Maryani, dr., SpBTKV NIP

: 198103072020122001

Mentor : Dr. dr. Ruswana Anwar, SpOG(K), MKes Judul : Penyusunan Sop Dalam Rangka Meningkatkan Persediaan Darah Di Unit Pelayanan Darah Untuk Menunjang Pelayanan Ksm Ilmu Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

No.

Kegiatan

Ket.

1.

Penyampaian gagasan dengan instansi Tercapai, terkait 8 September 2021

2.

Melakukan pengumpulan data

Tercapai, 10 September 2021

3.

Menyusun Draft SOP

Tercapai, 13 September 2021

4.

Membuat leaflet edukasi pasien

Tercapai, 14 September 2021

5.

Perancangan pelaksanaan draft SOP

Tercapai, 15 September 2021

6.

Sosialisasi draft SOP

Tercapai, 16 September 2021

7.

Uji coba Pelaksanaan Draft SOP

8.

Evaluasi Pelaksanaan Draft SOP

Tercapai, 20 September s/d 9 oktober 2021 Tercapai, 9 oktober 2021

Paraf Mentor


Tabel Alokasi Waktu Perancanaan Tindak Lanjut

NO

Sumber Daya

• Penulis Divisi Promkes RSHS

-

• penulis

-

Output

1. 1.

Menambahkan QR code dan link pada leaflet edukasi dan diajukan Kembali ke bagian Promkes

Leaflet edukasi yang Oktober sudah ditambahkan 2021 QR code

2. 2.

Menyusun perbaikan draft SOP resmi

Draft SOP

Oktober 2021

SOP Penggalangan donor yang disahkan oleh direktur

November 2021

• KSM Ilmu Bedah RSHS • Direksi RSHS

publikasi melalui social media atau poster.

Setelah SOP di resmikan

Bagian Humas RSHS

3. 3.

4. 4.

Membuat surat dari Departemen Bedah untuk mengajukan draft SOP ke direksi untuk diresmikan menjadi SOP resmi Dibuat tambahan sarana sosialisasi mengenai prosedur penggalangan donor,

Waktu

Para Pihak Terlibat

Kegiatan

5.

56

Keterangan


BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN: Pelaksanaan rancangan aktualisasi dapat terlaksana sesuai target Penggalangan donor darah dari Poliklinik Bedah RSHS sebagai bagian dari persiapan operasi merupakan program yang mampu laksana dan bila dijalankan dengan benar dapat meningkatkan jumlah pendonor darah dan menjaga ketersediaan darah di Bank Darah. Program penggolongan donor ini sesuai dengan janji layanan RSUP Dr Hasan Sadikin yaitu SIGAP dimana nilai yang ditekankan adalah Inovatif, Semangat pelayanan prima, Amanah dan Peduli 5.2 SARAN: Diperlukan komitmen untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan SOP ini serta butuh tahapan lebih lanjut untuk meresmikan draft SOP ini menjadi SOP resmi di RSUP Dr Hasan Sadikin Program ini dapat dijalankan bukan hanya di bagian bedah namun juga di bagian lain, terutama yang memberikan pelayanan operasi seperti Kebidanan, THT, Bedah Mulut. Program ini dapat juga dijalankan bagi pasien-pasien non operasi yang membutuhkan transfusi rutin [contoh pasien kanker, CKD, thalasemia], dll

Tahap aktualisasi ini menjadi pembelajaran bagaimana nilai-nilai ANEKA dilakukan dalam pekerjaan sehari-sehari, dengan membiasakan menerapkan nilai-nilai ANEKA seorang ASN diharapkan dapat melakukan tugas dan fungsi sesuai jabatan sebaik-baiknya, terampil dalam memberikan pelayanan publik yang responsif, efektif, dan efisien, serta mampu menganalisis dan mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan public dalam hal ini . Diharapkan proses aktualisasi ini tertanam dan dilakukan terus menerus setelah menjadi ASN sehingga menjadi seorang ASN profesional yang berkontribusi pada visi dan misi serta kemajuan RSUP dr. Hasan Sadikin.

57


DAFTAR PUSTAKA

1.

Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

2.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III

3.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

4.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

5.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

6.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

7.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

8.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

9.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

58


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.