
3 minute read
I.1. Latar Belakang
from Optimalisasi Pelayanan Neurogeriatri Di Rumah Sakit Pusat Otak NASIONAL Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono
BAB I
PENDAHULUAN
Advertisement
I.1. Latar Belakang
Cita-cita bangsa dan tujuan negara sejak dulu harus selalu berusaha untuk diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan panduan bangsa Indonesia dalam mencapai perwujudan cita-cita dan tujuan tersebut. Diperlukan adanya peran serta seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk peran yang besar dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebagai ASN, nilai-nilai dasar harus dimiliki agar dapat melaksanakan fungsinya yaitu: Sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus bersikap secara professional , memiliki integritas yang tinggi, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat, serta mampu memiliki inovasi untuk memajukan bangsa Indonesia.
Salah satu landasan hukum/birokrasi yang mengatur tentang ASN adalah Undangundang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN. Adanya sistem merit yang diatur oleh komisi ASN dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi diperlukan untuk membuat suatu kebijakan dan managemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedabedakan. Managemen ASN terdiri dari managemen Pegawai Negeri Sipil (PNS), managemen Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK), managemen pengelolaan jabatan pimpinn tinggi, dan managemen organisasi dan sistem birokrasi.
Nilai-nilai dasar ASN yang harus selalu dilakukan terdiri dari 5 nilai yang disebut ANEKA, yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Dan juga prinsip dasar dari Managemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government(WoG) harus menjadi dasar kegiatan para ASN. Dikarenakan itu, pada saat Pelatihan Dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), kesemuanya itu selalu dijadikan bekal pembelajaran (pada agenda 2 dan agenda 3), agar selalu diterapkan pada setiap kegiatan di instansi masing-masing.
Pelaksanaan latsar CPNS pada periode ini (tahun 2021), dilakukan dengan metode blended learning, yaitu memadukan 4 tahap pembelajaran yang berbeda, yaitu: Pembelajaran mandiri melalui Massive Open Online Courses(MOOC), distancelearning dengan pola synchronousdan asynchronous, aktualisasi di tempat kerja, dan metode klasikal yang seharusnya diselenggarakan di Balai Pelatihan (dalam hal ini saya mendapat tempat di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang), namun dikarenakan pandemi Corona Virus Disease(Covid) – 19, metode klasikal juga pada akhirnya diselenggarakan via online setelah kurang lebih 3 minggu pelaksanaannya ditunda dari jadwal sebelumnya. Metode pelatihan ini diharapkan agar peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan, serta membuat penerapan nilai dasar ANEKA menjadi suatu kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga “terpatri” dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional. Habituasi merupakan proses pembiasaan pada atau dengan sesuatu penyesuaian supaya menjadi terbiasa (terlatih) melakukan sesuatu yang bersifat intrinsik pada lingkungan kerjanya. Habituasi juga merupakan penciptaan situasi dan kondisi tertentu untuk membiasakan diri berperilaku sehingga terbentuk karakter diri melalui proses internalisasi dan dipersonifikasi melalui intervensi tertentu. Indikator keberhasilan pembelajaran agenda habituasi adalah teridentifikasinya suatu kondisi nyata yang terjadi di dalam lingkungan kerja dan secara spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan tugas jabatannya, sebagai suatu isu yang muncul dan harus dipecahkan. Berdasarkan kondisi tersebut peserta menunjukkan prakarsa kreatif untuk berkontribusi memecahkan isu dengan menginisiasi kegiatan-kegiatan pemecahan isu dan melakukannya secara konsisten, sebagai suatu kebiasaan untuk selalu melakukan aktivitas yang menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan oleh unit/organisasi, stakeholders atau sekurangkurangnya oleh individu peserta, sehingga terbentuk menjadi karakter dalam mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Dalam melakukan agenda habituasi, dibutuhkan aktualisasi, yang harus dibicarakan dengan para pembimbing baik mentor maupun coach, mengenai isu yang akan dipilih serta gagasan pemecahan isu tersebut. Pada Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, bentuk pelayanan publik yang dilakukan adalah pelayanan kesehatan. Maka dari itu, ASN harus dapat bekerja secara maksimal dengan untuk menghadapi pasien dan keluarganya, serta pihak lain yang mendukung seperti perusahaan farmasi, asuransi (termasuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial/BPJS Kesehatan), dan peserta didik