![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/d3c30fbd438909700583d5b30a7a5783.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
Tabel 9. Kegiatan 1
5. Evaluasi pelaksanaan penerapan inkompatibilitas obat 3. Melakukan sosialisasi daftar tabel dan draf sop 1. Membuat format evaluasi sederhana 2. Konsultasi format evaluasi 3. Melakukan evaluasi secara enviromental scanning 4. Membuat laporan hasil evaluasi 08 oktober s.d 11 Oktober 2021
4.1. Kegiatan 1
Advertisement
Tabel 9. Kegiatan 1
Kegiatan Konsultasi rencana penerapan kegiatan pemberian terapi obat berdasarkan inkompatibilitas obat kepada kepala ruangan, mentor, pengawas ruangan intensif, farmasi, coach dan PIU(Project Implementasi Unit)
Tanggal Kegiatan 06 September s/d 10 september 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menentukan kontrak pertemuan 2. Menyampaikan rencana kegiatan 3. Meminta persetujuan, saran, dan masukan untuk inkompatibilitas Obat Daftar Lampiran Foto Dokumentasi, lembar konsultasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dan terealisasi sesuai dengan rencana awal pelaksanaan kegiatan yaitu dimulai antara awal September 2021.Kegiatan ini dimulai dari tahap menentukan kontrak pertemuan dengan kepala ruangan dan mentor yang dilanjutkan dengan penyampaian rancangan kegiatan aktualisasi. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut :
A. Kegiatan Aktualisasi Tahap 1. Menentukan kontrak pertemuan
Output: Mendapatkan waktu untuk bertemu dengan kepala ruangan GICU 1 (Hafsa, S.Kep., Ners., M.Kep.), pengawas ruangan intensif (ibu Titin Mulyati, S.Kep., Ners., M.Kep), mentor (ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM) serta bagian farmasi (bapak Opik, S.Farm.) yaitu pada awal bulan September 2021.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/25777c7fc57d0941ad63404379976225.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/ef4fb312b7bcc5161d5440ec07e892e5.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/d2623ca5326e25f8d5195b2dfa21df8b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/77d1ddfcf9206921d3d4416d5e0ea3ec.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Tahap 2. Menyampaikan rencana penerapan kegiatan
Output: Rencana penerapan kegiatan pemberian terapi obat intravena secara kontinyu berdasarkan inkompatibilitas obat tersampaikan dan mendapatkan dukungan dari kepala ruangan, pengawas ruangan intensif dan mentor
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/861d00166cc3baefd690739dba5ab891.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/4b129835add16d26c781db8b53862491.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Tahap 3. Meminta persetujuan, saran, dan masukan untuk kompatibilitas Obat
Output: Rencana Optimalisasi pemberian terapi obat intravena secara kontinyu didasarkan inkompatibilitas interaksi obat disetujui dengan beberapa catatan saran dan masukan. kepala ruangan GICU 1 (Hafsa, S.Kep., Ners., M.Kep.) mengizinkan untuk segera memulai kegiatan aktualisasi di ruang GICU, pengawas ruangan intensif (ibu Titin Mulyati, S.Kep., Ners., M.Kep) menyarankan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya yakni mencari berbagai sumber mengenai inkompatibiltas obat dan pembuatan tabel beserta draft SOP dan mentor (ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM) menyarankan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Berdiskusi dengan rekan kerja atau pegawai senior guna mendapatkan informasi dan saran terkait dengan kegiatan aktualisasi penerapan pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat yang selama ini berlangsung. Terdapat beberapa catatan dari kepala ruangan dan mentor, terlampir dalam lembar konsultasi.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/f0b8c739ac24b14841560cf52265906d.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/c0324906fe8e03856e87a12bd3525eac.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
B. Pemaknaan Nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Penulis berkonsultasi dengan kepala ruangan, pengawas ruangan intensif dan mentor dengan membuat kontrak waktu yang jelas, menyampaikan rancangan kegiatan dengan menunjukan sikap profesional, dan menyampaikan gagasan secara terbuka yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, serta menuliskan kegiatan yang sudah dilaksanakan termasuk catatan dan saran dalam lembar konsultasi.
2) Nasionalisme
Penulis meminta persetujuan, masukan, dan saran kepada kepala ruangan, pengawas ruang intensif dan mentor terkait kegiatan aktualisasi dengan bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
3) Etika Publik
Konsultasi kegiatan aktualisasi ini dilakukan dengan menjunjung tinggi norma, etika, sopan santun, sikap saling menghormati, dan menepati janji sesuai dengan kontrak waktu yang telah dibuat.
4) Komitmen Mutu
Optimalisasi penerapan kompatibilitas obat merupakan ide gagasan yang disampaikan sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya ruangan GICU.
5) Anti Korupsi
Konsultasi penerapan kegiatan ini dilakukan di luar jam pelayanan sehingga tidak mengganggu waktu pelayanan.
C. Peran dan Kedudukan ASN
a. Manajemen ASN
Dalam penyampaian penerapan kegiatan aktualisasi dilakukan secara profesional sesuai dengan kompetensi, bebas dari intervensi maupun konflik kepentingan tertentu. Serta menjadi langkah awal untuk mewujudkan lingkungan terapeutik demi tujuan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b. Whole of Government
Selama proses penyampaian rencana penerapan pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat aktualisasi mengedepankan kerjasama dan kolaborasi dengan tujuan tercapainya realisasi optimalisasi penerapan kompatibilitas interaksi obat di ruang GICU.
D. Analisis Dampak
Kegiatan konsultasi penerapan pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat ini lebih optimal jika memperhatikan penerapan nilai-nilai ANEKA serta pemahaman peran dan kedudukan ASN. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut membuat hubungan dengan pemegang kebijakan terjalin lebih baik dimana akan berdampak pada kualitas penerapan kegiatan, pada lingkungan diskusi yang baik dan terbuka serta efektif dan efisien dan pada akhirnya mencapai tujuan bersama yaitu peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, maka ide/gagasan tidak akan tersampaikan dengan baik yang akan berdampak pula pada kegiatan yang telah direncanakan sehingga pada akhirnya penerapan kegiatan tidak dapat terealisasi dengan baik dan tentunya tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.