6 minute read

Tabel 14. Form Evaluasi

inkompatibilitas interaksi obat dengan cara observasi dengan enviromental scanning.

Tabel 14. Form Evaluasi

Advertisement

Pemantauan pemberian terapi obat intravena berdasarkan Inkompatibilitas Interaksi Obat

Sesuai Ya Tidak

Lakukan 5 benar (benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar pasien). Identifikasi jalur pemberian obat berdasarkan kompatibilitas obat.

Identifikasi jalur pemberian obat yang di pilih sudah sesuai dengan nilai osmolaritas cairan Pastikan jalur pemberian obat sesuai dengan kapasitas flowrate jalur pemberian obat. Label etiket obat pada syringe obat/cairan infus obat

Label BUD syringe, perfusor. Pastikan jalur pemberian obat mulai dari syringe obat sampai dengan akses jalur obat dalam kondisi terbuka/tidak tertutup klem/tertekuk. Pastikan label etiket obat sudah di pasang. Label titrasi obat pada syringe pump/infus pump

Tahap 2. Melakukan enviromental scanningdan observasi

Output: Perawat ruangan Gicu melakukan pemberian terapi intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat

Tahap 3. Mengolah laporan evaluasi

Output: Menujukan dokumentasi evaluasi

Dari foto di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penerapan perawat terkait pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat yang telah disosialisasikan.

B. Pemaknaan Nilai Dasar ASN

a. Akuntabilitas

Penulis melakukan evaluasi yang telah disetujui oleh kepala ruangan melalui observasi, kemudian didokumentasikan. Kegiatan ini menunjukkan kejujuran dalam membuat laporan evaluasi dengan jelas dan konsisten. Penilaian yang diberikan juga dapat dipercaya karena berasal langsung dari tempat pelaksanaan. b. Nasionalisme

Berdasarkan hasil evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan pembaharuan/ updatekedepannya yang tidak terlepas dari penerapan sikap musyawarah, kebersamaan dan nilai demokratis dalam setiap kegiatannya. c. Etika Publik

Dalam evaluasi ini menggambarkan sikap saling menghargai, kejujuran dan nilai otonomi dari perawat ruangan dalam menilai sosialisasi yang telah diberikan.

d. Komitmen Mutu

Proses evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan mutu rumah sakit sehingga penulis tidak mengabaikan kualitas pelayanan dengan melakukan coaching/ bimbingan berkelanjutan dalam melakukan updateterbaru dari data inkompatibilitas obat. e. Anti Korupsi

Dalam mengumpulkan data, dan mencatat hasil evaluasi penulis melakukan dengan jujur dan tidak melakukan plagiarisme sehingga kelak penulis dapat melakukan rencana tindak lanjut dalam memperbaharui data inkompatibilitas interaksi obat dan semoga bisa di kolaborasikan dengan bagian EMR.

C. Analisis Dampak

Kegiatan ini menjadi optimal jika memperhatikan penerapan nilai-nilai ANEKA serta pemahaman peran dan kedudukan ASN. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut membuat hubungan terjalin lebih baik dari berbagai pihak terkait terutama dalam meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan bagi pasien. Salah satu manfaat dari kegiatan ini ialah untuk mendapatkan hasil data yang lebih akurat.

Apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, akan tercipta lingkungan yang tidak kondusif yang selanjutnya menyebabkan evaluasi yang dilakukan dalam hal sosialisasi pemberian terapi obat intravena secara kontinyu berdasarkan inkompatibilitas interaksi obatpada perawat tidak akan terlaksana dengan baik. Sehingga dapat berakibat pada mutu/ kualitas pelayanan rumah sakit yang berujung pada kurang terjaminnya patient safetydan menurunnya kepuasan pelanggan.

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

Dalam memberikan pelayanan yang terbaik, didasarkan pada fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Fakta-fakta yang telah ditemukan dari hasil observasi dapat dijadikan landasan untuk perbaikan kedepannya. Karena di era yang maju ini, semua hal yang dilakukan berbasis bukti dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi Negara yang maju.

E. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Pelaksanaan evaluasi optimalisasi pemberian terapi obat intravena secara kontinyu berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif dan Integritas.

BAB V PENUTUP

5.1. Manfaat

5.1.1 Individu Peserta

Peserta mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA yang telah dipelajari selama pelatihan, seperti mengedepankan etika sopan santun dalam berkomunikasi, mengutarakan pendapat dengan baik, bertanggung jawab terhadap ide dan gagasan yang dibuat, serta mampu memanajemen waktu sebaik mungkin.

5.1.2 Pimpinan Langsung/ Unit Kerja

Tabel inkompatibilitas interaksi obat yang tersedia di ruangan dapat memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan pemberian terapi obat intravena secara kontinyu kepada pasien, sehingga keselamatan pasien dapat terjamin dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan yang berujung pada kepuasan pelanggan.

5.1.3 Instansi

Peningkatan kualitas manusia, yaitu perawat dalam menyesuaikan diri dengan pemberian banyak obat bagi pasien dalam waktu yang bersamaan menjadi optimal.

5.2. Rencana Tindak Lanjut

a. Kegiatan

Memperbaharui daftar obat-obatan di tabel inkompatibilitas interaksi obat dengan kolaborasi dengan farmasi serta melakukan kolaborasi dengan bagian

IT EMR untuk kemungkinan dimasukkan dalam menu EMR di bagian obat dalam pemantauan kompatibilitas obat sehingga aktualisasi dapat terus terlaksana secara berkelanjutan

b. Output

Daftar obat-obatan dalam tabel kompatibilitas obat di tambah dan terus update serta adanya keterangan kompatibilitas interaksi obat dalam website EMR.

c. Lama waktu kegiatan

Menyesuaikan adanya fitur terbaru dari EMR dan tentunya adanya hasil penelitian terbaru mengenai kompatibilitas obat serta informasi dari bagian farmasi.

d. Para pihak yang terlibat kepala ruangan, perawat ruangan, mentor, farmasi serta bagian IT EMR.

e. Sumber Biaya Tidak ada

5.3. Kesimpulan

Dari laporan hasil aktualisasi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya SOP pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat serta tabel kompatibilitas obat dapat mengoptimalkan tatalaksana pemberian terapi obat intravena di ruang General Intensif Care UnitRSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

5.4. Saran

Tabel inkompatibilitas obat terus bertambah data daftar obat dan upadatesesuai penambahan jenis obat serta bisa di kolaborasikan dalam menu EMR.

REFERENSI

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Anti Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Etika Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III Manajemen ASN. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Nasionalisme. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Whole of Goverment. Jakarta Hendera, Rahayu Sri. (2018). Drug Interaction Between The Prescribing Pediatric Inpatients At Hospital X Using Medscape Applications, Vol. 1 No. 2. 76-80. Kurniawati, F, dkk. (2020). Kajian Adverse Drug Reactions Terkait Interaksi Obat di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Akademik UGM, JMPF Vol. 10 No. 4 : 297-308. Rahmawati, Reza, dkk. (2018). Intravenous Drug Compatibility and Stability Problem in Pediatric Patient at RSUP Dr. Sardjito, Jurnal Farmasi Vol. 7 No. 1 : 19-23. Kasanah, Desi Amroni, dkk. (2019). Kajian Potensi Inkompatibilitas dan Instabilitas: Studi Kasus Sediaan Racikan Mengandung Amitriptilin, Trifluoperazine Dihidroklorida dan Alprazolam, JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 02, 120131. Trusler, C., dkk. (2006). JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2019, 02, 120-131. Vol. 10 No.3. 200-204. Vancouver Coastal Health , 2018. VA Parenteral Drug Therapy Manual - Y-Site Compatibility Charts. [Online] Available at: http://vhpharmsci.com/PagePDTM/index.html [Accessed 2021].

Trissel, L.A. & American Society of Health-System Pharmacists, 2018. Handbook on Injectable Drugs. Bethesda: American Society of Health-System Pharmacists. Available from: www.medicinescomplete.com [Accessed 2021]. NHS Injectable Medicines Guide group, 2018. The Injectable Medicines Guide (Medusa). [Online] Available at: http://medusa.wales.nhs.uk [Accessed 2021]. Tomczak, S., dkk. (2021). Stability and Compatibility Aspects of Drugs: The Case of Selected Cephalosporins. Antibiotics 2021, 10, 549. Lao, G.C, dkk.(2018). Compatibility of drugs administered as Y-site infusion in intensive care units: A systematic review, Vol. 244, 80-87.

LAMPIRAN

Form ceklis evaluasi observasi

Pemantauan pemberian terapi obat intravena berdasarkan Inkompatibilitas Interaksi Obat Sesuai

Lakukan 5 benar (benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar pasien).

Identifikasi jalur pemberian obat berdasarkan kompatibilitas obat.

Identifikasi jalur pemberian obat yang di pilih sudah sesuai dengan nilai osmolaritas cairan

Pastikan jalur pemberian obat sesuai dengan kapasitas flowrate jalur pemberian obat.

Label etiket obat pada syringe obat/cairan infus obat

Label BUD syringe, perfusor.

Pastikan jalur pemberian obat mulai dari syringe obat sampai dengan akses jalur obat dalam kondisi terbuka/tidak tertutup klem/tertekuk.

Pastikan label etiket obat sudah di pasang.

Label titrasi obat pada syringe pump/infus pump

Ya Tidak

This article is from: