5 minute read

Tabel 10. Kegiatan 2

E. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Melakukan konsultasi penerapan pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat kepada pemegang kebijakan dan stake holder terkait adalah bentuk gotong royong yang merupakan landasan terwujudnya visi rumah sakit yaitu Terwujudnya Indonesia Maju.

Advertisement

F. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Pelaksanaan konsultasi terkait penerapan pemberian terapi obat intravena berdasarkan inkompatibilitas interaksi obat yang dilakukan kepada pemegang kebijakan dalam bentuk proses diskusi yang didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif dan Integritas.

4.2. Kegiatan 2

Tabel 10. Kegiatan 2

Nama Kegiatan Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, serta referensi terkait inkompatibilitas obat

Tanggal Kegiatan 06 September – 19 September 2021

Tahapan Kegiatan 1. Mempersiapkan bahan untuk pengumpulan informasi 2. Mempelajari SOP pemberian terapi obat iv yang sudah ada dan literasi inkompatibilitas obat 3. Mengumpulkan informasi dengan melakukan enviromental scanning

Daftar Lampiran Jurnal, Dokumentasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang dimulai dari tahap penulis membuat daftar untuk analisis prosedur pemberian terapi intravena didasarkan inkompatibilitas interaksi obat dan tabel kompatibilitas obat sampai dengan adanya literasi tabel kompatibilitas obat dan literasi pembuatan draf SOP Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut :

A. Kegiatan Aktualisasi Tahap 1. Mempersiapkan bahan untuk pengumpulan informasi

Output: Mendapatkan bahan jurnal untuk dianalisis

Tahap 2. Mempelajari SOP pemberian terapi obat iv yang sudah ada dan literasi inkompatibilitas obat

Output: Adanya dokumen Contoh SOP dan tabel kompatibilitas dan literasinya.

Tahap 3. Mengumpulkan informasi daftar obat yang sering digunakan dengan melakukan enviromental scanning

Output : Daftar nama obat yang digunakan di ruangan

B. Pemaknaan Nilai Dasar ASN

a. Akuntabilitas

Penulis melakukan dalam melakukan kegiatan pembuatan tabel dan draf sop dilakukan secara transparan dan terbuka, serta dapat di pertanggung jawabkan dengan dokumentasi lembar konsultasi dan dokumen koreksi hasil konsultasi.

b. Nasionalisme

Kegiatan dalam pembuatan media tabel dan draf sop dilakukan dengan cara musyawarah Sebagai bentuk persatuan dan gotong royong.

c. Etika Publik

Kegiatan pembuatan media tabel dan draf sop serta kegiatan konsultasi dilakukan dengan menjunjung tinggi norma, etika, sopan santun, sikap saling menghormati, dan menepati janji sesuai dengan kontrak waktu yang telah dibuat. d. Komitmen Mutu

Proses konsultasi bertujuan untuk meningkatkan mutu tabel dan draf sop yang tidak mengabaikan kualitas pelayanan dan dilakukan secara efektif, jelas dan berurutan serta terbuka dengan informasi. e. Anti Korupsi

Dalam pembuatan tabel kompatibilitas obat dan draf SOP, penulis melakukan dengan jujur dan tidak melakukan plagiarisme sehingga kelak penulis dapat melakukan sosialisasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. Peran dan Kedudukan ASN

a. Manajemen ASN

Dalam pengumpulan bahan dan literasi tabel dan draf sop kompatibilitas obat, dilakukan secara profesional sesuai dengan kompetensi, bebas dari intervensi maupun konflik kepentingan tertentu. Serta menjadi langkah awal untuk mewujudkan tujuan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Pelayanan Publik

Analisis kesesuaian literasi dan bahan analisis tabel dan draf sop didapatkan sesuai dengan bukti nyata keadaan di ruangan gicu dengan cara enviromental scanning. Selain itu dalam pelaksanaannya selalu bertujuan untuk kepuasan pelayanan bagi pasien kedepannya, sehingga dapat tercipta pelayanan yang terstandar dan bermutu.

c. Whole of Goverment

Tabel dan draf sop inkompatibilitas obat disusun berdasarkan diskusi dengan pihak terkait secara komprehensif. Selama proses diskusi mengedepankan kerjasama dan kolaborasi dengan pihak Farmasi ICU demi tercapainya realisasi optimalisasi kompatibilitas obat di ruang GICU.

D. Analisis Dampak

Kegiatan ini menjadi optimal jika memperhatikan penerapan nilai-nilai ANEKA serta pemahaman peran dan kedudukan ASN. Dengan adanya penerapan prinsipprinsip tersebut membuat hubungan terjalin lebih baik dari berbagai pihak terkait terutama dalam meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan bagi pasien.

Salah satu manfaat dari analisis kebutuhan dan pengumpulan informasi ialah untuk mendapatkan hasil data primer yang lebih akurat. Apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, akan tercipta lingkungan yang tidak kondusif yang selanjutnya menyebabkan intervensi yang dilakukan dalam hal sosialisasi inkompatibilitas obat pada perawat tidak akan terlaksana dengan baik. Sehingga dapat berakibat pada mutu/ kualitas pelayanan rumah sakit yang berujung pada kurang terjaminnya patient safety dan menurunnya kepuasan pelanggan.

E. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Dalam memberikan pelayanan yang terbaik, didasarkan pada fakta-fakta primer yang ditemukan di lapangan. Fakta-fakta yang telah ditemukan dari lapangan dapat dijadikan landasan untuk pembuatan video. Karena di era yang maju ini, semua hal yang dilakukan berbasis bukti dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi Negara yang maju.

F. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Pelaksanaan analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, serta referensi terkait kompatibilitas obat didukung dengan aktualisasi nilai-nilai ANEKA telah mewujudkan nilai-nilai organisasi RSHS, yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif dan Integritas. Serta visi Indonesia untuk menjadi negara yang maju.

This article is from: