![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610044021-0ec262aa3ee3043f9697a4155f95e850/v1/a57cb76d25cd1b24c5eda3ce9553c55a.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
10 minute read
Bagan 2. Struktur Organisasi Ruang Gicu
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT GICU
Direktur Medik dan Keperawatan
Advertisement
Kepala Instalasi Rawat Intensif Wakil kepala Instalasi Rawat Intensif
Sekretaris
Kepala Subinstalasi Rawat Intensif GICU
Kepala Ruangan GICU
Kepala Subinstalasi Rawat Intensif CICU
Kepala Ruangan CICU
Kepala Subinstalasi Rawat Intensif NICU
Kepala Ruangan NICU Kepala Subinstalai Rawat intensif PICU
Kepala Ruangan PICU
Wakil Kepala Ruangan GICU A Wakil Kepala Ruangan GICU B Wakil Kepala Ruangan GICU 2
PPJP TIM 1
PA PPJP TIM 2
PA PPJP TIM 2
PA PPJP TIM 2
PA
Bagan 2. Struktur Organisasi Ruang Gicu
PPJP TIM 2
PA
2.3. Profil Peserta
Nama : Eka Hidayat, S. Kep., Ners NIP : 199302152020121005 Jabatan/ Gol. : Perawat Ahli Pertama / III A Unit Kerja : Ruang General Intensif Care Unit 1 RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Instansi : Kementerian Kesehatan RI Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 4 Januari 2021 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang General Intensif Care Unit. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi : 1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu dan keluarga 2. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada individu 3. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif 4. Melakukan case finding/deteksi dini/ penemun kasus baru pada individu 5. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu 6. Melakukan pendidikan kesehatan pada indivdu, keluarga, kelompok, masyarakat 7. Melakukan manajemen inkontinen urin 8. Melakukan manajemen inkontinen faecal 9. Melakukan upaya membuat pasien tidur 10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care) 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman 14. Mengambil sample darah melalui arteri, pulmonary arteri, CVP 15. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir 17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal 19. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan kematian 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan 22. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
2.4. Nilai – Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, jika diakronimkan menjadi ANEKA (LAN,2021).
2.4.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang mencerminkan akuntabilitas adalah akuntable, keadilan, tanggung jawab, kejelasan, inovatif, norma dan etika, kepercayaan, kesinambungan, konsistensi, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, integrase serta amana. Amanah seorang PNS yaitu menjamin terwujudnya nilainilai publik (LAN, 2021).
2.4.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air dengan tetap menghormati negara-negara lain. Nilai-nilai yang mencerminkan nasionalisme adalah patriotisme, persatuan, kemanusiaan, musyawarah keadilan sosial, kebangsaan, menghargai, diferensiasi, transparan, akuntable, kebersamaan, professional, menghormati serta integritas. Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (LAN,2021).
2.4.3 Etika Publik
Nilai-nilai yang mencerminkan etika publik adalah respek, otonomi, kemurahan hati, tidak merugikan, keadilan, kejujuran, kerahasiaan dan menepati janji. Etika
Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/ buruk,benar/salah perilaku,tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN,2021)
2.4.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-sungguh dari seorang pegawai untuk melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan (LAN,2021). Nilai-nilai yang mencerminkan sikap komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, kinerja berorientasi mutu, dan pelayanan yang berorientasi kepuasan pelanggan.
2.4.5 Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Memutus mata rantai korupsi dapat diawali dari diri sendiri. Baik itu korupsi waktu, korupsi uang, maupun korupsi tugas. Setiap individu hendaknya dapat menjadi 12 pengingat bagi dirinya masing-masing. Contohnya berada di lokasi sebelum jam kerja dimulai, tidak meninggalkan tempat kerja tanpa alasan jelas sebelum jam kerja usai, dan tidak menggunakan uang negara untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Menjadi PNS
bukanlah hal yang mudah. tapi bukan berarti kita tidak bisa menjadi PNS yang baik. Nilai-nilai yang mencerminkan anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
2.5. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
2.5.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
2.5.2. Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pmerintahan dari seluruh sector dalam ruang lingkup komunikasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.Selain itu, WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
2.5.3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN, 2021). Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut: a. Partisipatif: Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publicdapat ditunjukkan dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya. b. Transparan: Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal tekait yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan.
c. Responsif: Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. d. Tidak diskriminatif: Pelayanan yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga dengan warga negara lainnya atas dasar perbedaan identitas warga negara. e. Mudah dan Murah: Kemudahan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah serta ditinjau dari segi biaya masih dapat masuk akal. f. Efektif dan Efisien: Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan yang akan dicapainya dan cara yang digunan dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana. g. Aksesibel: Pelayanan harus mudah dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan. h. Akuntabel: Pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat. i. Berkeadilan: Pelayanan publik harus adil terhadap semua kalangan masyarakat.
3.1. IDENTIFIKASI ISU BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
Isu keselamatan pasien merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan kesehatan. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, kesehatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan "bisnis" rumah sakit yang berkaitan dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi Rumah Sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan Citra rumah sakit (Putra,2012). Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki tanggung jawab dan salah satu SDM yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Berdasarkan hal tersebut penerapan patient safety oleh perawat sangat penting dalam upaya mengurangi adanya insiden yang melukai pasien. Keselamatan dan kenyamanan pasien adalah hal mutlak dan dilindungi Undang-Undang. Namun saat ini keselamatan pasien ini belum menjadi budaya dalam pelayanan kesehatan. Hal ini karena masih banyak terjadi beberapa kasus seperti malapraktik, diskriminasi, dan lainnya. Rumah sakit sebagai organisasi badan usaha di bidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Oleh karena itu rumah sakit dituntut agar mampu mengelola kegiatannya dengan mengutamakan pada tanggung jawab para profesional di bidang kesehatan, khususnya tenaga medis dan tenaga keperawatan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Tidak selamanya layanan medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat memberikan hasil yang sebagaimana diharapkan semua pihak. Tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dapat dapat disebut melakukan malpraktik. Malpraktik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat berupa malpraktik dibidang medik dan malpraktik non medik. Karena banyaknya kasus malpraktik, maka harus diterapkan program keselamatan pasien (Patient Safety). Ada enam sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pengurangan resiko pasien jatuh. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk didalamnya mengukur resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko terhadap pasien analisa insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko dengan kelengkapan rekam medik. Oleh karena itu diperlukan komitmen dan ethis dalam keperawatan. Pada saat orientasi di ruang GICU dilakukan wawancara terkait pelaporan patient safety online yang pernah dilakukan oleh perawat yang sedang berdinas dan didapatkan hasil bahwa 6 dari 8 perawat pernah mengisi namun sudah hampir lebih dari 3 bulan belum pernah mengisi kembali, bahkan hampir lupa mengenai pelaporannya. Di era teknologi informasi, berbagai inovasi telah dilancarkan demi memudahkan operasional pelayanan kesehatan khususnya rekam medis, salah satunya suatu inovasi yang diberi nama Elektronic Medical Record (e-Medrec). e-Medrec adalah sebuah perangkat lunak yang diciptakan untuk memudahkan pengelolaan rekam medis. Dengan teknologi oracle dan web service, e-Medrec berperan menyimpan data rekam medis pasien secara lengkap dan aman. Didalamnya terdapat form biodata pasien, diagnosa, anamnesa, pemeriksaan lanjutan, dan lain sebagainya yang dapat diisi oleh dokter pemeriksa. Kegunaan e-Medrec sangat luas. Dengan teknologinya, e-Medrec dapat menyentuh berbagai hal, terutama Patient Safety sebagai dampak dari pengelolaan status yang baik dan memenuhi standar. Hal itu didukung dengan kemampuan e-Medrec dalam menyimpan data tanpa terbatas jumlah, waktu dan tempat serta proses pencarian yang mudah. Dari Aspek keuangan dan kepegawaian, teknologi baru ini dapat mendukung terciptanya controlling kinerja pegawai yang lebih transparan dan akuntabel sehingga pada saatnya nanti dapat dipergunakan untuk acuan remunerasi. oleh karena itulah, e-Medrec menjadi salah satu solusi perbaikan penyelenggaraan rekam medis pasien di RSHS, Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dimana hal ini sejalan dengan visi misi rumah sakit dalam memajukan Indonesia. Rekam Medis adalah hal mutlak yang harus disediakan demi terjaminnya keselamatan pasien yang berujung pada kepuasan pelanggan (pasien/keluarga pasien dll). Dalam perjalanannya, penyelenggaraan rekam medis memiliki berbagai kendala, diantaranya pengisian rekam medis yang tidak sesuai standar, manajemen pemberkasan yang tidak rapi, ruangan & kertas yang tidak memadai, dan lain sebagainya.
Pada awal orientasi kepegawaian pun telah di sampaikan bahwa rumah sakit Dr Hasan Sadikin akan melaksanakan e-medrec dimana mempunyai target di bulan juni sudah memulai melaksanakan e-medrec. Selama penulis melalui masa orientasi di RSHS terutama di ruangan GICU, penulis mendapatkan sosialisasi dan pembahasan mengenai proses pengisian e-medrec ini pada bulan april. Namun demikian penulis belum mendapatkan akses untuk pengisisan e-medrec. Kemudian dalam berjalannya waktu untuk pengisian e-medrec tersebut belum sesuai dengan kebutuhan dokumentasi keperawatan di ruangan khusus intensif. Pada akhirnya e-Medrec di bagian intensif khususnya di ruangan gicu belum berjalan semestinya. Kemudian penulis mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan e-Medrec saat ini masih di utamakan untuk ruang rawap inap biasa dan rawat jalan. Kemudian penulis juga mendapatkan sosialisasi tentang pelaporan mutu online pada 25 Juni 2021. Menurut pendapat rekan kerja yang mengaplikasikan masih banyak yang belum mengetahui tatacara pengisian dalam penggunaannya serta sulit pengaplikasian nya dikarenakan dengan beban kerja yang tinggi. Disini penulis mengambil sampling tentang pendapat pelaporan dengan e-Medrec dari perawat yang bertugas di sore hari tanggal 29 juni 2021 ruangan Geneneral Intensife Care Unit (GICU) jumlah perawat yang sedang dinas 7 orang jumlah pasien 7 orang. 6 dari 7 orang berpendapat bahwa memang bagus dan sangat baik penggunaan pelaporan online ini untuk mempermudah pekerjaan, mempermudah dokumentasi dan tersimpan dengan baik, serta mudah untuk mencari datanya kembali dan mempersingkat waktu kerja sehingga dalam pemberian pelayanan kepada pasien bisa lebih optimal tetapi sayangnya penerapan ini tidak dilengkapi dengan fasilitas yang cukup seperti komputer yang cukup dan perawat nya juga belum semua paham bahkan pada saat itu juga semua petugas yang berjaga saat itu ditanya tidak ada yang benar benar paham atau sebagai penanggungjawab tentang pengoperasian ini sehingga diperlukan pelatihan terarah. Kemudian dalam tatalaksana pasien tentunya pada kondisi pasien tertentu dimana membutuhkan transfusi darah, di rumah sakit hasan sadikin sendiri sudah terdapat form pemantauan transfusi dimana ini harus di isi setiap pemberian produk darah. Dalam hal ini penulis beberapa kali menemukan bahwa ada ketidaksamaan persepsi mengenai pengisian form pemantauan. Selain itu, pasien di ruang icu sering terpasang dengan berbagai macam alat. Salah satunya adalah adanya syringe pump dan juga infus pump. Dalam hal ini fungsi 2 alat ini untuk mengatur pemberian therapy secara kontinyu dan dengan dosis yang konsisten dalam waktu yang cukup lama. Tentunya tatalaksana pemberian obat ini