LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN II
OPTIMALISASI PENANGANAN PASIEN DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) OLEH REKAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DI POLI ANUGERAH RSCM KIRANA
DISUSUN OLEH : NYTA PRATIWI, A.MD.RO NIP : 198903212020122002
BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat penulis bertugas yaitu di Poli Anugerah RSCM Kirana. Penulisan laporan kegiatan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN, dan kedudukan serta Tugas ASN, melalui Latihan Dasar (latsar) CPNS Golongan II Angkatan II Kementerian Kesehatan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Suherman, M.Kes, selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang 2. Bapak Sukarno Budi Pramono, A.Md.RO sebagai Mentor yang banyak memberikan saran dan kritik yang membangun dalam rancangan ini
3. Bapak Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si sebagai Coach yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam penulisan rancangan ini
4. Segenap Widyaiswara, Fasilitator dan Panitia Latsar CPNS di Bapelkes Cikarang 5. Orang Tua, Suami, dan Anak penulis yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
6. Rekan-Rekan
Pelatihan
Dasar
CPNS
Golongan
II
Angkatan
II
atas
kebersamaannya dan selalu memberi dukungan Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kegiatan aktualisasi ini masih terdapat kelemahan atau kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Jakarta, 5 Juli 2021
Nyta Pratiwi, A.Md.RO
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I ................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang ..........................................................................................1
B.
Tujuan .....................................................................................................3
C.
Manfaat ....................................................................................................3
BAB II .................................................................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4 A.
Nilai-Nilai dasar PNS yaitu ANEKA ...............................................................4
B.
Peran dan Kedudukan PNS ....................................................................... 12
C.
Profil Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo ............. 14
D.
Profil Peserta .......................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................ 20 RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................................... 20 A.
Identifikasi Isu ........................................................................................ 20
B.
Penetapan Core Isu ................................................................................. 21
C.
Penyebab Isu .......................................................................................... 23
D.
Dampak .................................................................................................. 23
E.
Gagasan Pemecahan Isu .......................................................................... 24
F.
Matriks Rancangan Aktualisasi .................................................................. 25
G.
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi......................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................ 32 PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR ASN ......................... 32
iii
BAB V ................................................................................................................. 59 MATRIK RTL (RENCANA TINDAK LANUT) AKTUALISASI-HABITUASI ......................... 59 BAB VI ................................................................................................................ 61 PENUTUP ............................................................................................................ 61 A.
Kesimpulan ............................................................................................. 61
B.
Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 63
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu komponen dari Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan
Undang-Undang
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945.
Dalam
menjalankan fungsi dan tugas pokoknya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa maka ASN harus bersikap professional memiliki integritas dan bebas dari intervensi politik, bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memegang teguh nilai dasar, serta patuh pada kode etik dan kode perilaku dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Melalui Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), nilainilai dasar PNS di sosialisasikan dan ditanamkan ke dalam jiwa Calon Pegawai Negeri Sipil. Kebijakan terkait Aparatur Sipil Negara dituangkan dalam berbagai macam bentuk peraturan antara lain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Silpil Negara (ASN), Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil maka Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) diwajibkan untuk menjalani masa percobaan selama satu tahun. Masa percobaan merupakan masa prajabatan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, menyatakan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Hal ini menjadi acuan pemikiran penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS). Latsar CPNS merujuk pada UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), bahwa pada pasal 63 ayat 3 dan ayat 4 secara spesifik Latsar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS profesional yang berkarakter, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS,
1
dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Pelaksanaan Latsar CPNS Kemenkes golongan II Angkatan II Tahun 2021 dilaksanakan pada tanggal 16 Maret sampai dengan 7 April 2021 secara daring melalui sistem pembelajaran Massive Open Online Course (MOOC) dan 13 April sampai dengan 11 Mei 2021 secara virtual dengan metode Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh). Terdapat empat agenda di dalam Latsar CPNS yang mana setiap agenda mengajarkan tentang nilai-nilai dasar yang harus dipahami dan diinternalisasi sehingga pada prosesnya dapat menjadi suatu habituasi. Agenda pertama adalah sikap perilaku bela negara, yang mengajarkan tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Bela Negara, Kesiapsiagaan Bela Negara dan Analisis Isu Kontemporer. Agenda kedua adalah ANEKA, yaitu nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS, yaitu (1) Akuntabilitas; (2) Nasionalisme; (3) Etika Publik; (4) Komitmen Mutu; (5) Anti Korupsi. Agenda ketiga PNS harus mengerti mengenai kedudukan dan perannya di NKRI yang tercermin dalam 3 aspek utama, yaitu manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government. Pada agenda yang terakhir, yakni tahap keempat, CPNS harus melalui habituasi di tempat kerjanya dengan menerapkan nilai-nilai yang sudah dipelajari dan diinternalisasi dalam pelayanan sehari-hari. ASN wajib memberikan pelayanan yang prima sehingga masyarakat sebagai pelanggannya dapat merasa puas. Sebagai refraksionis optisien yang berstatus sebagai ASN juga memiliki kewajiban untuk memberi pelayanan prima kepada publik, yaitu pasien. Saat ini penulis merupakan calon ASN Kementrian Kesehatan di instansi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan Rumah Sakit Pusat yang memiliki visi menjadikan Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional terdepan dalam layanan, pendidikan dan penelitian yang berstandar Internasional. Di dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo terdapat beberapa pelayanan unggulan, salah satunya Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu RSCM Kirana. IPKMT RSCM Kirana sendiri memiliki visi yaitu menjadi pemeran utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan mata berbasis academic health system. Pada rancangan aktualisasi, penulis melakukan identifikasi isu yang terjadi selama menjalankan tugas di Poli Anugerah RSCM Kirana dan prioritas isu yang dipilih berdasarkan diskusi dengan coach dan mentor adalah Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer Vision 2
Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana. Alasan penulis memilih isu tersebut dikarenakan apabila isu tersebut tidak diselesaikan dapat menyebabkan pseudomyopia atau kekejangan otot pada mata pasien dan besar kemungkinan pasien akan datang lagi dengan keluhan yang sama jika tidak diberikan edukasi tentang cara mencegah CVS. Oleh karena itu penulis membuat suatu gagasan yang inovatif di lingkungan RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, yaitu sarana edukasi pasien yang efektif dan efisien agar pasien lebih paham tentang CVS dan cara pencegahannya di Poli Anugerah RSCM Kirana. B. Tujuan Yang menjadi tujuan dalam perancangan aktualisasi ini adalah: 1. Penulis mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan setiap pekerjaan/kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi serta menjadi habituasi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penulis mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sesuai dengan Undang-undang sebagai pelayan publik. 3. Penulis mampu membawa dampak positif di lingkungan kerja sesuai dengan nilainilai ANEKA. 4. Penulis mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan mendukung misi di unit kerja sesuai tugas pokok dan fungsi penulis sebagai Refraksionis Optisien. C. Manfaat 1. Bagi Penulis Untuk menanamkan ke dalam diri nilai-nilai ANEKA ( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja. 2. Bagi Unit Kerja Melahirkan ASN yang mampu menerapkan aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan. 3. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Nilai-Nilai dasar PNS yaitu ANEKA 1. Akuntabilitas a. Pengertian Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut meliputi: 1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan 2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis 3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik 4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan b. Aspek-aspek Akuntabilitas Ada beberapa aspek akuntabilitas, antara lain: 1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan Hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan Negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya. 2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Setiap individu, kelompok, maupun institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
4
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. 4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi. 5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. c. Pentingnya Akuntabilitas Tiga fungsi utama akuntabilitas publik: 1) Menyediakan kontrol demokratis 2) Mencegah korupsi dan penyalahgunaankekuasaan 3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas d. Tingkatan dalam Akuntabilitas 1) Akuntabilitas Personal Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika. 2) Akuntabilitas Individu Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. 3) Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan. 5
4) Akuntabilitas Organisasi Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya 5) Akuntabilitas Stakeholder Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat. e. Nilai-nilai akuntabilitas 1) Kepemimpinan 2) Transparansi 3) Integritas 4) Tanggungjawab 5) Kepercayaan 6) Keseimbangan 7) Kejelasan 8) Konsistensi 9) Keadilan
2. Nasionalisme Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan rakyat Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. a. Sila Ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti Negara menjamin kemerdekaan masyarakatnya dalam memeluk agama dan 15 kepercayaan masing-masing yang didasari dengan rasa saling menghormati antar pemeluk agama. 6
b. Dalam
gempuran
globalisasi,
pemerintahan
yang
dibangun
harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan melandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara. c. Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti Indonesia bukanlah hal mudah. Semangat gotong royong yang tertanam harus mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia demi mewujudkan persatuan bangsa dan negara. Melalui pengembangan pendidikan kewarganegaraan,
diharapkan
mampu
memupuk
rasa
keadilan
dan
kebersamaan yang dilandasi prinsip-prinsip kehidupan yang lebih partisipatif dan nondiskriminatif. d. Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan sebagai wujud demokrasi dalam kehidupan masyarakat yang sesuai dengan karakter dan citacita bangsa. Rasa saling menghargai perbedaan pendapat harus terus ditanam dalam
kehidupan
berdemokrasi.
Demokrasi
permusyawaratan
dibangun
berdasarkan akal dan kearifan (hikmat dan kebijaksanaan) bukan berdasarkan kekuasaan. e. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial juga terkait dengan usaha emansipasi dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda, permuliaan terhadap martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan,
pengembangan
struktur
yang
menyediakan
kesetaraan
kesempatan, dan perwujudan relasi yang adil disemua tingkat sistem kemasyarakatan.
3. Etika Publik Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni: 1) Pelayanan publik yang berkualitas danrelevan 2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi 3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
7
b. Kode etik Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut: 1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,dan berintegritas tinggi 2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin 3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan 4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan 6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara 7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien 8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya 9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan 10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk oranglain 11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN 12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN c. Nilai-nilai Dasar Etika Publik Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang ASN, yakni sebagai berikut: 1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila 2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak 4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian 5) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif 8
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur 7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah 9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun 10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi 11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama 12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan 14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir d. Dimensi Etika Publik Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) dimensi etika publik: 1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik. 2) Dimensi Modalitas Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan system akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika? Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi? Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi dan netralitas. 3) Dimensi tindakan integritaspublik Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajiban untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam kesederhanan hidup. Unsur-unsur modalitas dalam etika publik adalah akuntabilitas, transparansi dan netralitas. e. Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku disebuah Negara cukup beragam dari segi substansi maupun redaksinya. Para calon PNS sebaiknya juga 9
memahami prinsip-prinsip universal yang berlaku dalam mekanisme pelayanan publik. Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu terus dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi publik di Indonesia
terus
meningkat
dari
segi
kadar
profesionalisme
maupun
integritasnya. Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu: 1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota AngkatanPerang 2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil 3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil 4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS 6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
4. Komitmen Mutu a. Definisi Komitmen Mutu Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). b. Aspek Komitmen Mutu Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu efektifitas, efisien, dan inovasi. 1) Efektivitas Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah
10
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan. 2) Efisien Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi Inovasi
muncul
karena
adanya
dorongan
kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar,peningkatan harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatar belakangi oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan. Di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan.
5. Anti Korupsi a. Definisi Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu: Setiap orang yang dengan sengaj secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau oranglain atau suatu
11
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. b. Langkah Preventif Mencegah Korupsi Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yaitu: 1) Pilihkan pemimpin yang amanah 2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan PenyelenggaraNegara) 3) Gerakan nasional transparansi 4) Pengumuman anggaran secara terbuka
B. Peran dan Kedudukan PNS 1. Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Keja (PPPK) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: a. Pelaksana kebijakan publik b. Pelayan publik c. Perekat dan pemersatu bangsa
2. Whole Of Government (WOG) a. Pengertian dan pentingnya WOG WOG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
12
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WOG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
lebih
baik.
Selain
itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan lebih kompleks juga mendorong pentingnya WOG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. b. Praktek WOG 1) Penguatan koordinasi antar lembaga Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. 2) Membentuk lembaga koordinasi khusus Pembentukan lembaga terpisah dan permanen
yang
bertugas
dalam
mengkoordinasikan
sektor
atau
kementerian. 3) Membentuk gugus tugas Bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen. 4) Koalisi sosial Bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. c. Tantangan dalam Praktek WOG 1) Kapasitas SDM dan institusi 2) Nilai dan budaya organisasi 3) Kepemimpinan
3. Pelayanan Publik a. Pengertian Pelayanan Publik Berdasarkan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
13
Tiga unsur penting : penyelenggara pelayanan, penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. b. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah : 1) Partisipatif 2) Transparan 3) Responsif 4) Tidak diskriminatif 5) Mudah dan murah 6) Efektif dan efisien 7) Asesibel 8) Akuntabel 9) Berkeadilan C. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Sejarah berdirinya RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) diawali dengan dibentuknya Centrale Burgelijke Ziekenhuis (CBZ) pada tanggal 19 November 1919. Pada tahun 1945, CBZ diubah namanya menjadi Roemah Sakit Oemoem Negeri (RSON) dan selanjutnya diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) pada tahun 1950. Sejak tanggal 17 Agustus 1964, RSUP diresmikan menjadi Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo (RSTM). Sejalan dengan perkembangan ejaan baru bahasa Indonesia, maka diubah menjadi RSCM. Dengan
terbitnya
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
:
553/Menkes/SK/VI/1994 tanggal 13 Juni 1994, RSCM berubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Mulai tahun 2002, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 116 Tahun 2000, RSCM ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan). Namun dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor: 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Surat Menteri Kesehatan Nomor 1243/Menkes/SK/VIII/2005 RSCM kembali menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1672/Menkes/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo pada pasal 2 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
14
mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan serta upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, LAKIP RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun 2019 menyelenggarakan fungsi: pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik, pelayanan keperawatan, pelayanan rujukan, pelayanan penunjang non medik, pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan penelitian dan pengembangan, serta pelaksanaan administrasi dan keuangan.
1. Identitas RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo -
Nama Rumah Sakit
: RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo
-
Kelas Rumah Sakit
:A
-
Status Kepemilikan
: Kementerian Kesehatan RI
-
Status pengelolaan
: Badan Layanan Umum (BLU)
-
Status lain
: Rumah Sakit Pendidikan
-
Alamat
: Jl. Diponegoro No.71 Jakarta Pusat
-
Kecamatan
: Senen
-
Kota
: Jakarta Pusat
-
Provinsi
: DKI Jakarta
-
Kapasitas Tempat Tidur : 927 Tempat Tidur
-
Nomor Telepon
: 021 1500135 (Call Center) a. UGD : 021 3901193 – 021 70257726 b. Humas : 021 3917726 –021 70640723
-
Fax
: 021 3148991
-
Luas Bangunan
: 366.271,3 m2 , terdiri dari : 1) Jl.Diponegoro : 331.868,00m2 2) Jl. Kimia : 30.007,00 m2 3) Jl. Raden Saleh : 1.754,00 m2 4) Jl. Adityawarman (PKG) : 2.642.43 m2
-
Luas Tanah
: 121.409 m2 , terdiri dari : 1) Jl.Diponegoro : 91.260 m2 2) Jl. Kimia : 27.186 m2 3) Jl. Raden Saleh : 1.685 m2 4) Jl. Adityawarman (PKG): 1.278 m 15
2. Visi Misi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Visi : "Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional terdepan dalam layanan, pendidikan dan penelitian yang berstandar internasional” Misi : a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan profesional berstatus internasional b. Menyelenggarakan layanan kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas melalui AHS (Academic Health System) c. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang menghasilkan tenaga kedokteran dan kesehatan unggul d. Menyelenggarakan rumah sakit berbasis Smart Hospital e. Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata kelola yang andal dan akuntabel
3. Nilai Budaya Kerja RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo a. Integritas Keselarasan perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral dan kemanusiaan: 1) Beriman dan bertakwa 2) Jujur dan konsisten 3) Memegang teguh etika b. Profesionalisme Kompeten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas: 1) Kompeten dan belajar berkelanjutan 2) Bertanggung jawab dan berdedikasi 3) Disiplin dan taat pada aturan c. Kepedulian Melayani dengan empati, tulus dan peduli: 1) Peduli dan empati 2) Cepat tanggap 3) Saling menghargai d. Kolaborasi Bekerjasama dalan kesetaraan untuk mencapai tujuan bersama: 1) Proaktif bekerjasama 2) Saling menolong dan bersinergi 16
3) Integrasi dalam kesetaraan e. Keunggulan Menghasilkan yang terbaik secara kreatif, inovatif dan berkelanjutan: 1) Berorientasi pada standar tertinggi 2) Inovatif, kreatif dan mutakhir 3) Terbuka terhadap perubahan dan berwawasan ke depan
17
4. Struktur Organisasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Direktur Utama
Direktur Pengembangan dan Pemasaran
Direktur Keuangan
Direktur Medik dan Keperawatan
Direktur SDM dan Pendidikan
Direktur Umum dan Operasional
Bid. Medik Bid. Keperawatan Bid. Keteknisan Medik
Kepala Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu RSCM Kirana
Kepala Subinstalasi Pelayanan dan Pengembangan
PJ Bangsar
Kepala Subinstalasi
Kepala Subinstalasi
Administrasi dan Keuangan
Umum dan Operasional
PJ Pelayanan
PJ Keperawatan
PJ Mutu
Medical Record
Refraksionis Optisien
Rawat Jalan dan TMRC
Farmasi
OK dan Rawat Inap
Bank Mata
18
5. Visi Misi IPKMT RSCM Kirana Visi : “Menjadi pemeran utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan mata berbasis Academic Health System” Misi : “Menyelenggarakan dan memajukan layanan kesehatan mata berbasis
Academic Health System melalui dukungan dan stimulasi terhadap Pendidikan serta riset, sehingga Departemen Ilmu Kedokteran Mata FKUI atau RSCM menjadi pusat Oftalmologi yang mampu bersaing secara global, dan menjadi pemeran utama kemitraan lintas sektor nasional dalam rangka mengadvokasi tanggung jawab sosial berkaitan dengan kesehatan mata komprehensif bagi masyarakat.” D. Profil Peserta Nama
: Nyta Pratiwi
NIP
: 198903212020122002
Pendidikan
: DIII-Refraksi Optisi
Jabatan
: Refraksionis Optisien Terampil
Satuan Kerja
: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Unit Kerja
: Poli Anugerah RSCM Kirana
Berikut uraian tugas dan fungsi penulis yang tercantum dalam sasaran kerja pegawai (SKP), yaitu diantaranya sebagai berikut : 1. Mempersiapkan ruangan, pencahayaan ruangan dan peralatan dalam kondisi terkalibrasi sesuai standar 2. Menyusun rencana pemeriksaan refraksi 3. Melakukan pemeriksaan pendahuluan 4. Melakukan pemeriksaan refraksi objektif dan subjektif 5. Menetapkan ukuran koreksi anomali refraksi dan jenis terapi penglihatan 6. Melakukan bimbingan atau penyuluhan pemeliharaan penglihatan 7. Membuat catatan pemeriksaan atau rekam refraksi optisi dan lensa kontak 8. Mengikuti seminar atau loka karya sebagai peserta 9. Menjadi anggota organisasi profesi refraksionis optisien 10. Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler
19
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu Berdasarkan pengalaman kerja selama 3 bulan di unit kerja Poli Anugerah RSCM Kirana penulis mengidentifikasi beberapa isu. Berikut beberapa identifikasi isu yang telah dirumuskan, yaitu : Tabel 3.1 Identifikasi Isu No 1
Isu
Data Pendukung
Kurang optimalnya penanganan pasien Masih banyaknya pasien dewasa
Vision maupun
anak-anak
dengan
Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis keluhan
Computer
Vision
dengan
keluhan
Computer
Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana. 2
Kurang
optimalnya
Syndrome (CVS).
dan Remote proyektor yang error
sarana
prasarana terkait alat-alat yang kurang dan beberapa trial frame yang berfungsi dengan baik. 3
rusak.
Kurangnya efektivitas penempatan alat Membutuhkan waktu yang lebih
Non-Contact Tonometri yang terlalu lama bagi pemeriksa pada alur jauh
dari
jangkauan
pemeriksaan pemeriksan pasien.
karena dianjurkan mendekati exhaust. 4
Kurang optimalnya penilaian kekuatan Membutuhkan waktu lebih lama lensa
kacamata
dikarenakan
masih untuk mencari kekuatan lensa
menggunakan lensometer manual. 5
pada kacamata pasien.
Kurang optimalnya edukasi di pelayanan Masih
ada
pasien
dengan
lensa kontak yaitu edukasi tentang keluhan infeksi dan iritasi pada perawatan lensa kontak.
mata
karena
kurangnya
pengetahuan tentang tatacara perawatan lensa kontak yang baik dan benar.
20
B. Penetapan Core Isu Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu: 1) Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat 2) Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks 3) Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak 4) Layak (kelayakan), artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya. Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode APKL Tabel 3.2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL No 1
Identifikasi Isu
A
P
K
L
Skor
Prioritas
Kurang optimalnya penanganan
4
5
4
5
18
Terpilih
4
2
3
4
13
Tidak
pasien
dengan
keluhan
Vision
Syndrome
Computer
(CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana. 2
Kurang optimalnya sarana dan prasarana terkait alat-alat yang
terpilih
kurang berfungsi dengan baik. 3
Kurangnya
efektivitas
5
4
3
2
14
penempatan alat Non-Contact
Tidak terpilih
Tonometri yang terlalu jauh dari jangkauan pemeriksaan karena dianjurkan mendekati exhaust. 4
Kurang
optimalnya
penilaian
lensa
kacamata
kekuatan dikarenakan
2
3
3
3
11
Tidak terpilih
masih
21
menggunakan
lensometer
manual. 5
Kurang optimalnya edukasi di
4
4
3
4
pelayanan lensa kontak yaitu edukasi
tentang
15
Tidak terpilih
perawatan
lensa kontak.
Keterangan: 5 = sangat besar 4 = besar 3 = sedang 2 = kecil 1 = sangat kecil Rumusan Isu Setelah melewati proses identifikasi isu dan analisis isu menggunakan pendekatan APKL maka diperoleh satu isu prioritas yaitu “Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana”. Setelah isu prioritas terpilih dilanjutkan dengan proses analisa sebab-akibat menggunakan diagram tulang ikan (fishbone) terhadap isu terpilih dengan mengedepankan sejumlah faktor terkait dengan isu tersebut. Kurangnya edukasi pasien CVS pasca pemeriksaan
Tidak semua Refraksionis Optisien memberi edukasi tentang CVS
SDM Metode
Alat -
Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana
Belum adanya media seperti lembar balik untuk mengedukasi pasien tentang CVS pasca pemeriksaan. Belum adanya media edukasi di ruang refraksi seperti leaflet tentang CVS yang bisa dibawa pulang oleh pasien
22
C. Penyebab Isu Berdasarkan hasil analisis sebab-akibat isu menggunakan diagram fishbone, maka didapatkan beberapa penyebab permasalahan isu tersebut, diantaranya sebagai berikut : 1. Tidak semua Refraksionis Optisien memberikan edukasi tentang CVS kepada pasien. 2. Kurangnya edukasi pasien tentang CVS pasca pemeriksaan. 3. Belum adanya media seperti lembar balik untuk mengedukasi pasien tentang CVS pasca pemeriksaan. 4. Belum adanya media edukasi di ruang refraksi seperti leaflet tentang CVS yang bisa dibawa pulang oleh pasien.
D. Dampak Jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan maka menyebabkan beberapa dampak yaitu sebagai berikut : 1. Pasien CVS kurang memahami keluhan penglihatannya yang berakibat terganggunya aktifitas kesehariannya. 2. Pasien CVS besar kemungkinan dapat kembali lagi dengan keluhan yang sama karena kurangnya edukasi. 3. Rekan Refraksionis akan kesulitan memberikan edukasi kepada pasien CVS dikarenakan tidak ada media edukasi agar mudah dipahami oleh pasien. 4. Edukasi yang didapatkan pasien akan sulit diingat jika tidak ada media pengingat yang bisa dibawa pulang seperti leaflet. Kondisi yang diharapkan 1. Semua Refraksionis Optisien dapat optimal melakukan edukasi pasca pemeriksaan khususnya tentang penanganan CVS. 2. Pasien mendapat edukasi yang optimal mengenai CVS dan diharapkan mengurangi adanya pasien yang kembali dengan keluhan yang sama. 3. Meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien di Poli Anugerah IPKMT RSCM Kirana.
23
E. Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu untuk optimalisasi penanganan pasien dengan keluhan CVS di Poli Anugerah RSCM Kirana yaitu :
Tabel 3.3 Gagasan Pemecahan Isu No
Kegiatan
Sumber
1
Pembuatan leaflet tentang Computer Vision Syndrome (CVS)
Inovasi
2
Pembuatan lembar balik sebagai media edukasi Computer Vision
Inovasi
Syndrome (CVS) 3
Sosialisasi kepada rekan- rekan Refraksionis Optisien tentang
SKP
Computer Vision Syndrome (CVS) 4
Edukasi
kepada
pasien/keluarga
pasien
setelah
melakukan
SKP
pemeriksaan refraksi
24
F. Matriks Rancangan Aktualisasi Unit Kerja
: Poli Anugerah RSCM Kirana
Identifikasi Isu
: Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien : Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) oleh rekan
Isu yang diangkat
Refraksionis Optisien Gagasan Pemecahan Isu
No
1.
Kegiatan
Pembuatan leaflet
tentang
: Upaya optimalisasi penanganan dengan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome (CVS)
Tahapan
a. Mengajukan kepada
Output
izin Leaflet Kepala
Keterkaitan Substansi
Kontribusi visi dan misi
Mengajukan perizinan dengan Memenuhi
sopan dan santun (Etika misi
Penguatan Nilai Organisasi
visi Kegiatan
ini
organisasi menguatkan
Publik). Selain itu melakukan meningkatkan
Computer Vision
Ruangan
Syndrome (CVS)
Penanggung Jawab
musyawarah dengan rekan dan memajukan Profesionalisme
Refraksionis
RO
Optisien
menyusun
b. Berdiskusi
dan
dengan
dan
poin
dalam layanan
mentor perumusan materi
mentor dan sesama
(Nasionalisme).
rekan
Kepedulian
poin- kesehatan mata Kolaborasi
edukasi berbasis
Keunggulan
Dalam academic health
RO
untuk
mengumpulkan materi edukasi system
membahas
poin-
diambil
materi-materi
nilai organisasi
yang
bermanfaat bagi pasien dan
25
poin
materi
dan
berorientasi
pada
mutu
konsep edukasi
(Komitmen Mutu). Menyusun
c. Mengumpulkan
draft leaflet dengan efektif
materi edukasi dari
dan
literatur atau jurnal
Mutu).
(Komitmen
Dalam
melakukan
penyusunan dilakukan usaha
d. Menyusun draft leaflet tentang CVS e. Konsultasi leaflet
f.
efisien
bekerja
keras
untuk
memberikan yang terbaik
ke mentor
kepada pasien (Komitmen
Melakukan
Mutu).
perbaikan leaflet
bertujuan
sesuai saran dari
meningkatkan
mentor dan atasan
kepada
pasien
Mutu)
dan
Meminta
masukan untuk
pembuatan leaflet
pelayanan (Komitmen
dalam serta
dilakukan
proses
mencetak secara
mandiri (Anti Korupsi) 2.
Pembuatan
a. Mengajukan
izin Lembar balik
lembar balik
kepada
sebagai media
Ruangan
edukasi
Penanggung Jawab
Kepala dan
Mengajukan perizinan dengan Memenuhi
sopan dan santun (Etika misi
visi Kegiatan
ini
organisasi menguatkan
Publik). Selain itu melakukan meningkatkan
nilai organisasi
musyawarah dengan rekan dan memajukan Profesionalisme RO
dan
mentor
dalam layanan
Kepedulian
26
Computer Vision
Refraksionis
menyusun
Syndrome (CVS)
Optisien
poin
b. Berdiskusi
dengan
materi
poin- kesehatan mata Kolaborasi
edukasi berbasis
(Nasionalisme).
mengumpulkan materi edukasi system
rekan
RO
untuk
diambil
membahas
poin-
bermanfaat bagi pasien dan
materi
dan
konsep edukasi c. Mengumpulkan
materi-materi
berorientasi
pada
yang
mutu
(Komitmen Mutu). Menyusun draft
lembar
materi edukasi dari
efektif
literatur atau jurnal
(Komitmen
d. Menyusun draft
balik
dengan
dan
efisien
Mutu).
melakukan
Dalam
penyusunan
lembar balik
dilakukan usaha bekerja keras
tentang CVS
untuk
e. Konsultasi lembar
Keunggulan
Dalam academic health
mentor dan sesama
poin
f.
perumusan
memberikan
terbaik
kepada
yang pasien
balik ke mentor
(Komitmen Mutu). Meminta
Melakukan
masukan
perbaikan lembar
meningkatkan
balik sesuai saran
kepada
pasien
dari mentor dan
Mutu)
dan
atasan
pembuatan
bertujuan
untuk
pelayanan (Komitmen
dalam serta
proses
mencetak
27
lembar balik dilakukan secara
mandiri (Anti Korupsi) 3.
Sosialisasi
a. Mengajukan
Daftar hadir dan Mengajukan perizinan kepada Memenuhi
kepada rekan-
perizinan ke atasan
Laporan
rekan
untuk pelaksanaan
sosialisasi
Refraksionis
sosialisasi
Optisien tentang
b. Membuat surat
hasil atasan dengan sopan dan misi
santun
(Etika
Membuat
Publik). meningkatkan
surat
undangan
Menjelaskan
Syndrome (CVS)
sosialisasi
rekan RO secara musyawarah berbasis
kepada
agar
kepada system
rekan RO
pasien agar pasien teredukasi
hadir sosialisasi
Mutu).
Keunggulan
bisa academic health
disampaikan
(Komitmen
juga
Profesionalisme
rekan- kesehatan mata Kepedulian
sosialisasi ke rekan-
d. Membuat daftar
nilai organisasi
undangan dan memajukan Integritas
secara jelas (Akuntabilitas). layanan
(Nasionalisme)
ini
organisasi menguatkan
Computer Vision
c. Melakukan
visi Kegiatan
Dan
dalam membuat daftar hadir sosialisasi
dilakukan
dengan
jujur (Anti Korupsi)
28
4.
Edukasi kepada
a. Melakukan edukasi
pasien/keluarga
secara langsung
(penandatangana
pasien dengan sopan dan misi
pasien setelah
kepada
n form edukasi)
santun (Etika Publik). Dan meningkatkan
melakukan
pasien/keluarga
materi
pemeriksaan
pasien pada saat
dipertanggung
refraksi
selesai
(Akuntabilitas). Memberikan kesehatan mata Kepedulian
pemeriksaan
kebebasan untuk bertanya berbasis
refraksi
dan
b. Melakukan tanya
Pasien teredukasi Menyampaikan edukasi kepada Memenuhi
edukasi
yang
ini
organisasi menguatkan nilai organisasi
bisa dan memajukan Integritas
jawabkan layanan
Profesionalisme
Keunggulan
berpendapat academic health
(Nasionalisme).
Dalam system
jawab dan diskusi
memberikan jawaban edukasi
terhadap
harus memberikan kepuasan
pasien/keluarga
kepada
pasien
Mutu). Dengan memberikan
c. Meminta
visi Kegiatan
pasien
(Komitmen
edukasi artinya kita peduli
pasien/keluarga
terhadap
pasien mengisi
pasien (Anti Korupsi). Dalam
formulir edukasi
melakukan pengumpulan data
d. Pengumpulan data
dan melakukan dokumentasi
kesehatan
mata
pasien yang telah
secara
diedukasi
dengan bertanggung jawab
lengkap
(Akuntabilitas).
dilakukan
Dalam
melakukan evaluasi tindakan
29
e. Melakukan
f.
dilakukan
dengan
tujuan
dokumentasi
memberikan yang terbaik
tindakan edukasi
untuk
Melakukan evaluasi
(Komitmen Mutu)
pengetahuan
pasien
kegiatan edukasi
30
G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Waktu pelaksanaan (Minggu ke-) Kegiatan
No
Mei 3
1
Juni 4
1
2
3
Pembuatan leaflet tentang Computer Vision
Syndrome (CVS) 2
Pembuatan lembar balik sebagai media edukasi
Computer Vision Syndrome (CVS) 3
Sosialisasi kepada rekan- rekan Refraksionis Optisien tentang Computer Vision Syndrome (CVS)
4
Edukasi kepada pasien/keluarga pasien setelah melakukan pemeriksaan refraksi
31
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR ASN Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN penulis laksanakan di Poli Anugerah RSCM Kirana, RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Aktualisasi penulis lakukan pada tanggal 17 Mei – 19 Juni 2021 dengan total 4 kegiatan sesuai isu yang penulis temukan. Berikut laporan hasil capaian pelaksanaan aktualisasi yang disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Laporan Pencapaian Aktualisasi No
1
Kegiatan
Pembuatan tentang
Leaflet Computer
Vision Syndrome
Tahapan Kegiatan
1. Mengajukan kepada
dan
Penanggung
Jawab
Refraksionis Optisien 2. Berdiskusi
Tanggal
Rancangan
Pelaksanaan
izin 17 – 28 Mei 2021 Kepala
Ruangan
Tanggal
Keterangan
Pengajuan untuk Terlaksana perizinan pertama kali
ke
PKRS
bagian (Promosi
Kesehatan Rumah Sakit),
ternyata
mentor dan sesama
harus
melalui
rekan
bagian Hukormas
RO
dengan
17 – 28 Mei 2021
Kendala
untuk
membahas poin- poin
(Hukum,
materi
Organisasi
edukasi
dan
konsep
dan
Hubungan Masyarakat). 32
3. Mengumpulkan materi
Sehingga
edukasi dari literatur
mengajukan ulang
atau jurnal
surat perizinan
4. Menyusun
draft
Leaflet tentang CVS 5. Konsultasi Leaflet ke mentor 6. Melakukan perbaikan Leaflet sesuai saran dari mentor dan atasan 2
Pembuatan
Lembar
1. Mengajukan
Balik
tentang
kepada
Computer Syndrome
Vision
izin 17 – 28 Mei 2021
17 – 28 Mei 2021
-
Terlaksana
Kepala
Ruangan
dan
Penanggung
Jawab
Refraksionis Optisien 2. Berdiskusi
dengan
mentor dan sesama rekan
RO
untuk
membahas poin- poin materi
dan
konsep
edukasi 33
3. Mengumpulkan materi edukasi dari literatur atau jurnal 4. Menyusun
draft
Lembar Balik tentang CVS 5. Konsultasi
Lembar
Balik ke Mentor 6. Melakukan perbaikan Lembar Balik sesuai saran dari mentor dan atasan 3
Sosialisasi rekan-
kepada rekan
Refraksionis Optisien tentang
Computer
Vision
Syndrome
(CVS)
1. Mengajukan perizinan ke atasan untuk
31 Mei – 4 Juni 31 Mei – 4 Juni Penentuan waktu Terlaksana 2021
2021
sosialisasi kepada
pelaksanaan
semua
sosialisasi
rekan RO sedikit
2. Membuat surat undangan sosialisasi 3. Melakukan sosialisasi ke rekan- rekan RO 4. Membuat daftar hadir sosialisasi
rekan
terkendala karena jam
pelayanan
cukup
padat.
Sehingga
di
tentukan
waktu
sosialisasi
yang
34
5. Membuat laporan
paling
banyak
hasil sosialisasi
dapat
dihadiri
rekan rekan RO 4
Edukasi
kepada
edukasi 7 – 22 Juni 2021
1. Melakukan
Mengatur
secara
pasien
kepada
terkendala karena
melakukan
pasien/keluarga
banyaknya jumlah
pemeriksaan refraksi
pasien
pada
selesai
pemeriksaan
saat
refraksi
edukasi
durasi Terlaksana
pasien/keluarga setelah
langsung
7 – 22 Juni 2021
pasien
tanya
jawab
diskusi
dan
tiap
harinya. Sehingga dibatasi
2. Melakukan
sempat
waktu
edukasinya sekitar 3 - 5 menit saja
terhadap pasien/keluarga pasien 3. Meminta pasien/keluarga pasien
mengisi
formulir edukasi 4. Pengumpulan pasien
yang
data telah
diedukasi
35
5. Melakukan dokumentasi tindakan edukasi 6. Melakukan
evaluasi
kegiatan edukasi
36
Untuk deskripsi capaian dalam setiap kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang telah dilaksanakan oleh penulis di Poli Anugerah RSCM Kirana yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan 1 Kegiatan
Pembuatan Leaflet tentang Computer Vision Syndrome
Tanggal
17 – 28 Mei 2021
Capaian Kegiatan
Izin, Konsep Materi Edukasi, Draft Leaflet, Leaflet 1. Mengajukan izin kepada Kepala Ruangan dan Penanggung Jawab Refraksionis Optisien 2. Berdiskusi dengan mentor dan sesama rekan RO untuk membahas poin- poin materi dan konsep edukasi
Tahapan Kegiatan
3. Mengumpulkan materi edukasi dari literatur atau jurnal 4. Menyusun draft Leaflet tentang CVS 5. Konsultasi Leaflet ke mentor 6. Melakukan perbaikan Leaflet sesuai saran dari mentor dan atasan
Daftar Lampiran Kontribusi Terhadap Unit Kerja
Foto Kegiatan Terlampir Kegiatan pembuatan Leaflet tentang CVS ini bermanfaat untuk mempermudah pasien mendapatkan informasi tentang CVS sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan di Poli Anugerah RSCM Kirana.
Deskripsi kegiatan : Sesuai arahan mentor peserta berkoordinasi dengan pihak terkait terutama kepala ruangan dan penanggung jawab RO untuk menyampaikan konsep gagasan kegiatan yang akan peserta laksanakan. Dalam mengajukan izin peserta menerapkan senyum, sapa, salam (Nilai Etika Publik) serta melakukan komunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nilai Nasionalisme). Peserta berdiskusi musyawarah dengan rekan Refraksionis Optisien dalam menyusun perumusan poinpoin materi edukasi (Nilai Nasionalisme). Setelah menyusun konsep materi edukasi kemudian peserta mengumpulkan materi-materi edukasi baik dari jurnal maupun literatur. Dalam mengumpulkan materi edukasi, materi yang dipilih dapat bermanfaat dan memberi kepuasan pada pasien (Nilai Komitmen Mutu) dan juga materi yang dipilih didapat dari sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Nilai Akuntabilitas). 37
Kemudian berkonsultasi ke Mentor dengan sikap sopan santun (Nilai Etika Publik). Dan melakukan perbaikan sesuai saran dari Mentor sehingga informasi yang di Leaflet mudah dipahami oleh pasien dan mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang CVS (Nilai Komitmen Mutu). Kemudian melakukan perizinan ke bagian administrasi untuk diajukan ke bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat (Hukormas) dalam proses izin pencetakan Leaflet. Setelah itu mencetak hasil final dan memperbanyak Leaflet. Pada proses pencetakan dilakukan di percetakan dan kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri (Nilai Anti Korupsi). Hal ini merupakan upaya tanggung jawab dalam merealisasikan semua tahapan kegiatan aktualisasi (Nilai Akuntabilitas).
Analisis Dampak Jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan ini akan berdampak pembuatan Leaflet tidak mendapatkan hasil maksimal seperti tidak mendapatkan izin untuk mencetak Leaflet dan tidak mendapatkan informasi terbaik tentang CVS yang akan dimasukan ke dalam Leaflet.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi : Pembuatan Leaflet tentang CVS bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pasien CVS karena Leaflet yang sudah diberikan nantinya dapat menjadi media pengingat jika gejala yang dirasakan muncul kembali. Kepuasan pasien dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSCM Kirana. Hal ini sesuai dengan visi misi RSCM Kirana yaitu meningkatkan dan memajukan layanan kesehatan mata berbasis academic health
system. Dan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Profesionalisme, Kepedulian, Kolaborasi dan Keunggulan.
Tabel 4.3 Pelaksanaan Kegiatan 2 Kegiatan
Pembuatan Lembar Balik tentang Computer Vision Syndrome
Tanggal
17 – 28 Mei 2021
Capaian Kegiatan
Izin, Konsep Materi Edukasi, Draft Lembar Balik, Lembar Balik 1. Mengajukan izin kepada Kepala Ruangan dan Penanggung
Tahapan Kegiatan
Jawab Refraksionis Optisien 2. Berdiskusi dengan mentor dan sesama rekan RO untuk membahas poin- poin materi dan konsep edukasi
38
3. Mengumpulkan materi edukasi dari literatur atau jurnal 4. Menyusun draft Lembar Balik tentang CVS 5. Konsultasi Lembar Balik ke Mentor 6. Melakukan perbaikan Lembar Balik sesuai saran dari mentor dan atasan Daftar Lampiran Kontribusi Terhadap Unit Kerja
Foto Kegiatan Terlampir Kegiatan pembuatan Lembar Balik tentang CVS ini bermanfaat untuk mempermudah rekan-rekan Refraksionis Optisien dalam menyampaikan edukasi kepada pasien di Poli Anugerah RSCM Kirana.
Deskripsi kegiatan : Sesuai arahan mentor peserta berkoordinasi dengan pihak terkait terutama kepala ruangan dan penanggung jawab RO untuk menyampaikan konsep gagasan kegiatan yang akan peserta laksanakan. Dalam mengajukan izin peserta menerapkan senyum, sapa, salam (Nilai Etika Publik) serta melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nilai Nasionalisme). Peserta berdiskusi musyawarah dengan rekan Refraksionis Optisien dalam menyusun perumusan poin-poin materi edukasi (Nilai Nasionalisme). Setelah menyusun konsep materi edukasi kemudian peserta mengumpulkan materi-materi edukasi. Dalam mengumpulkan materi edukasi, materi yang dipilih dapat bermanfaat dan memberi kepuasan pada pasien (Nilai Komitmen Mutu) dan juga materi yang dipilih didapat dari sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Nilai Akuntabilitas). Dari konsep edukasi dan materi-materi yang telah dipilih, dituangkan ke dalam bentuk draft Lembar Balik edukasi untuk selanjutnya dikonsultasikan ke Mentor. Dalam melakukan konsultasi ke Mentor dilakukan dengan sikap sopan santun (Nilai Etika Publik). Kemudian melakukan perbaikan sesuai saran dari Mentor dan menghargai setiap masukan yang diberikan lalu melakukan perbaikan yang bertujuan untuk memberikan informasi terbaik kepada pasien (Nilai Komitmen Mutu). Kemudian mencetak hasil final Lembar Balik. Pada proses pencetakan dilakukan di percetakan dan kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri (Nilai Anti Korupsi).
39
Analisis Dampak Jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan ini akan berdampak pembuatan lembar balik tidak mendapatkan hasil maksimal seperti tidak mendapatkan izin untuk mencetak lembar balik dan tidak mendapatkan informasi terbaik tentang CVS yang akan dimasukan ke dalam lembar balik.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi : Pembuatan media edukasi Lembar Balik tentang CVS untuk memudahkan rekan-rekan Refraksionis Optisien dalam memberikan edukasi kepada pasien dengan keluhan CVS sehingga pasien mudah memahami edukasi yang telah diberikan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan prima di RSCM Kirana. Hal ini sesuai dengan visi misi RSCM Kirana yaitu meningkatkan dan memajukan layanan kesehatan mata berbasis academic
health system. Dan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Profesionalisme, Kepedulian, Kolaborasi dan Keunggulan.
Lampiran Kegiatan 1 dan 2
Foto – 1. Mengajukan izin kepada Kepala Ruangan
40
Foto – 2. Mengajukan jin kepada Penanggung Jawab Refraksionis Optisien
Foto – 3. Berdiskusi dengan mentor dan sesama rekan Refraksionis Optisien
Foto – 4. Mengumpulkan materi edukasi dari literatur atau jurnal
41
Foto – 5. Menyusun draft Leaflet tentang CVS (Halaman 1)
Foto – 6. Menyusun draft Leaflet tentang CVS (Halaman 2)
42
Foto – 7. Menyusun draft Lembar Balik tentang CVS
Foto – 8. Konsultasi Leaflet ke Mentor
43
Foto – 9. Konsultasi Lembar Balik ke Mentor
Foto – 10. Konsultasi Leaflet ke Mentor (Draft Leaflet halaman 1 sebelum diperbaiki) 44
Foto – 11. Konsultasi Leaflet ke Mentor (Draft Leaflet halaman 2 sebelum diperbaiki)
Foto – 12. Konsultasi Lembar Balik ke Mentor (Lembar Balik sebelum diperbaiki)
45
Foto – 13. Konsultasi Leaflet ke Mentor (Leaflet halaman 1 setelah diperbaiki)
Foto – 14. Konsultasi Leaflet ke Mentor (Leaflet halaman 2 setelah diperbaiki)
46
Foto – 15. Konsultasi Lembar Balik ke Mentor (Lembar Balik setelah diperbaiki)
Foto – 16. Mengajukan perizinan pembuatan Leaflet ke Hukormas
47
Foto – 17. Surat permohonan izin dan persetujuan dari Hukormas Tabel 4.4 Pelaksanaan Kegiatan 3 Kegiatan
Sosialisasi kepada rekan- rekan Refraksionis Optisien tentang
Computer Vision Syndrome (CVS)
Tanggal
31 Mei – 4 Juni 2021
Capaian Kegiatan
Daftar Hadir dan Laporan Hasil Sosialisasi 1. Mengajukan perizinan ke atasan untuk pelaksanaan sosialisasi
Tahapan Kegiatan
2. Membuat surat undangan sosialisasi 3. Melakukan sosialisasi ke rekan- rekan RO 4. Membuat daftar hadir sosialisasi 5. Membuat laporan hasil sosialisasi
Daftar Lampiran
Foto Kegiatan Terlampir
48
Kontribusi Terhadap Unit Kerja
Kegiatan sosialisasi dengan rekan-rekan Refraksionis Optisien bermanfaat untuk menyatukan persepsi dalam mengedukasi ke pasien CVS dan meningkatkan kerjasama antar rekan-rekan Refraksionis Optisien di Poli Anugerah RSCM Kirana.
Deskripsi kegiatan : Dalam melakukan sosialisasi sebelumnya meminta izin kepada atasan untuk melakukan sosialisasi setelah melakukan pelayanan terhadap pasien. Dalam mengajukan izin peserta menerapkan senyum, sapa, salam, sopan, santun (Nilai Etika Publik) serta melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nilai Nasionalisme). Kemudian peserta menyampaikan undangan kepada rekan-rekan Refraksionis Optisien dengan menggunakan bahasa yang sopan santun (Nilai Etika Publik) dan dengan kata-kata yang jelas (Nilai Akuntabilitas). Sosialisasi dilakukan dengan metode presentasi dan diskusi. Pada saat sosialisasi peserta mengucapkan salam dan sapa (Nilai Etika Publik) kemudian me-review kembali materi tentang Computer Vision. Sosialisasi mengenai media edukasi seperti Leaflet dan Lembar Balik yang dipergunakan untuk mengedukasi ke pasien dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien (Nilai Komitmen Mutu). Peserta dengan terbuka menerima saran dalam diskusi sosialisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama antar rekan sejawat dan menyamakan persepsi pelaksanaan kegiatan (Nilai Nasionalisme). Sosialisasi ini dilaksanakan agar kegiatan edukasi kepada pasien berjalan efektif, efisien serta berdayaguna (Nilai Komitmen Mutu).
Analisis Dampak Jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan ini akan berdampak tidak terjalinnya hubungan yang baik antar rekan-rekan Refraksionis Optisien. Selain itu akan berdampak rekan-rekan Refraksionis Optisien tidak memberikan edukasi yang maksimal kepada pasien dengan menggunakan media edukasi yang telah disediakan.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi : Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada rekan-rekan Refraksionis Optisien di ruang Refraksi Poli Anugerah RSCM Kirana yang bertujuan untuk mengoptimalkan edukasi dan penggunaan media edukasi oleh rekan-rekan Refraksionis Optisien kepada pasien
49
dengan keluhan CVS agar pasien tidak kembali lagi dengan keluhan yang sama sehingga bisa meningkatkan mutu pelayanan di RSCM Kirana. Hal ini sesuai dengan visi misi RSCM Kirana yaitu meningkatkan dan memajukan layanan kesehatan mata berbasis academic
health system. Dan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepedulian dan Keunggulan.
Lampiran Kegiatan 3
Foto – 18. Undangan Sosialisasi rekan rekan Refraksionis Optisien
50
Foto – 19. Sosialisasi rekan rekan Refraksionis Optisien
Foto – 20. Daftar Hadir Sosialisasi dan Kritik Saran Hasil Sosialisasi
51
Foto – 21. Laporan Hasil Sosialisasi
Tabel 4.5 Pelaksanaan Kegiatan 4 Edukasi kepada pasien/keluarga pasien setelah melakukan Kegiatan
pemeriksaan refraksi
Tanggal
7 – 22 Juni 2021
Capaian Kegiatan
Pasien teredukasi (penandatanganan form edukasi) 1. Melakukan edukasi secara langsung kepada pasien/keluarga pasien pada saat selesai pemeriksaan refraksi 2. Melakukan tanya jawab dan diskusi terhadap pasien/keluarga
Tahapan Kegiatan
pasien 3. Meminta pasien/keluarga pasien mengisi formulir edukasi 4. Pengumpulan data pasien yang telah diedukasi 5. Melakukan dokumentasi tindakan edukasi 6. Melakukan evaluasi kegiatan edukasi
Daftar Lampiran
Foto Kegiatan Terlampir
Kontribusi
Kegiatan
Terhadap Unit
memberikan pengetahuan tentang keluhan yang dirasakan pasien
Kerja
sehingga pasien dapat melakukan pencegahan dan kemungkinan
edukasi
kepada
pasien
ini
bermanfaat
untuk
52
untuk kembali dengan keluhan yang sama akan berkurang. Selain itu pasien akan mendapatkan kepuasan setelah pemeriksaan di Poli Anugerah RSCM Kirana.
Deskripsi kegiatan : Melakukan edukasi kepada pasien CVS setelah melakukan pemeriksaan refraksi. Dalam melakukan edukasi peserta memberikan informasi dengan sikap sopan dan santun (Nilai Etika Publik) dan materi edukasi yang bisa dipertanggung jawabkan (Nilai Akuntabilitas). Selain itu, dalam memberikan edukasi kepada pasien juga dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab. Peserta memberikan kebebasan untuk bertanya dan berpendapat jika ada hal yang masih belum dimengerti (Nilai Nasionalisme). Setelah diedukasi, pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani form edukasi sebagai bukti telah dilakukan edukasi. Dan dalam melakukan tindakan edukasi dilakukan pendokumentasian sebagai bukti dan tanggung jawab dari kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan oleh peserta (Nilai Akuntabilitas). Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan edukasinya dengan memberikan kuesioner sebelum dan sesudah edukasi agar terlihat jika pasien sudah mendapatkan edukasi yang maksimal dan memberikan kepuasan terhadap pasien (Nilai Komitmen Mutu). Analisis Dampak Jika nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan ini akan berdampak pasien CVS tidak mendapatkan edukasi yang maksimal sehingga pasien kemungkinan besar akan kembali dengan keluhan yang sama. Dan pasien tidak merasa puas dengan pelayanan di Poli Anugerah RSCM Kirana.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi : Dalam pelaksanaan kegiatan edukasi kepada pasien Computer Vision Syndrome di Poli Anugerah RSCM Kirana bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dengan keluhan yang ia alami sehingga memberikan kepuasan kepada pasien. Kemudian dalam kegiatan ini juga dilakukan evaluasi pengetahuan pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebagai bahan evaluasi agar terlihat seberapa besar keberhasilan edukasi yang telah dilakukan. Hal ini sesuai dengan visi misi RSCM Kirana yaitu meningkatkan dan memajukan layanan kesehatan mata berbasis academic health
53
system. Dan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepedulian dan Keunggulan.
Lampiran Kegiatan 4
Foto – 22. Penempatan Lembar Balik dan Leaflet di Ruang Refraksi
Foto – 23. Melakukan Edukasi secara langsung kepada Pasien
54
Foto – 24. Melakukan Edukasi secara langsung kepada Pasien
Foto – 25. Melakukan Edukasi secara langsung kepada Pasien
55
Foto – 26. Melakukan tanya jawab dan diskusi kepada pasien
Foto – 27. Meminta pasien mengisi formulir edukasi
56
Foto – 28. Formulir edukasi yang telah diisi dan ditanda tangani pasien
Foto – 29. Evaluasi kegiatan edukasi (Kuisioner sebelum dan sesudah edukasi) 57
Foto – 30. Tabel Data Pasien CVS yang telah diedukasi
58
BAB V MATRIK RTL (RENCANA TINDAK LANUT) AKTUALISASI-HABITUASI
1. Nama Peserta
: Nyta Pratiwi
2. Jabatan
: Refraksionis Optisien Terampil
3. Instansi
: Poli Anugerah RSCM Kirana, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
4. Produk Hasil Aktualisasi
: Leaflet & Lembar Balik
5. Uraian RTL
: Upaya optimalisasi penanganan dengan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome (CVS)
No 1
Kegiatan Jangka Pendek
Nilai Sikap yang
Hasil dan
diperlukan
Target
Dalam menghindari sentuhan
Materi Edukasi
tangan agar mengurangi
CVS nantinya di
Optisien dan
penyebaran virus di tengah
buat dalam HP
Penanggung
pandemi sehingga
(digital) agar
memberikan yang terbaik
mengurangi
untuk Rekan sejawat dan
sentuhan tangan
Pasien (Komitmen Mutu)
di tengah
Sasaran
Metode
Pembuatan Materi Edukasi di
Rekan-rekan
Sosialisasi
dalam HP (digital) untuk
Refraksionis
(Pertemuan)
melaksanakan edukasi pasien
Computer Vision Syndrome
<1 Th
Jawab RO
Hambatan
Pandemi 2
Pembuatan komitmen
Rekan-rekan
Sosialisasi
bersama kepada Rekan-
Refraksionis
(Pertemuan)
Rekan Refraksionis Optisien
Optisien dan
Bekerja sama dan saling memiliki rasa tanggung jawab
Penandatanganan Lembar
(Nasionalisme & Akuntabilitas) 59
untuk melaksanakan edukasi pasien Computer Vision
Penanggung
Komitmen rekan
Jawab RO
sejawat
Syndrome 3
Pembuatan Poster tentang
Rekan-rekan
Bekerja sama
Bersungguh-sungguh dalam
Poster tentang
Computer Vision Syndrome
Refraksionis
dengan pihak
membuatnya agar
CVS yang akan
(CVS)
Optisien dan
Hukormas untuk
Penanggung
perizinan
Jawab RO
mendapatkan hasil yang
diletakan di
terbaik & berguna bagi
depan ruang
pasien (Komitmen Mutu)
pemeriksaan (visus)
Jakarta , 6 Juli 2021 Yang Melakukan Aktualisasi
Nyta Pratiwi
60
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah menjalankan seluruh kegiatan aktualisasi selama masa habituasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam kegiatan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari nilainilai dasar ASN. Penerapan nilai nilai dasar tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam keseharian bekerja dapat memberikan rasa kepuasan dan kenyamanan bagi diri sendiri, bagi rekan rekan kerja, bagi pasien maupun keluarga pasien dan bagi unit kerja secara umum. Manfaat penerapan nilai nilai ANEKA ini tentu akan membawa perubahan yang besar bagi suatu instansi ke arah yang lebih baik, sehingga pelayanan yang diberikan semakin professional dan bermutu. Kegiatan
aktualisasi
ini
merupakan
cara
penulis
dalam
menanamkan
dan
mengaplikasikan nilai nilai dasar ASN di lingkungan kerja sehari-hari. Kegiatan yang penulis lakukan terdiri dari pembuatan media edukasi leaflet dan lembar balik, konsultasi kepada mentor dan rekan-rekan sejawat terkait materi di dalamnya dan proses perizinan pembuatannya, kemudian sosialisasi dengan rekan rekan sejawat untuk teknis pelaksanaan edukasi serta mengaplikasikan pemberian edukasi kepada pasien atau keluarga pasien CVS setelah pemeriksaan menggunakan media edukasi yang telah di buat. Tujuan kegiatan edukasi kepada pasien CVS adalah agar semua Refraksionis Optisien dapat optimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dan pasien CVS juga merasa puas dengan pelayanan sehingga mengurangi pasien kembali dengan keluhan yang sama serta dapat meningkatkan mutu pelayanan di Poli Anugerah RSCM Kirana. Setelah kurang lebih 2 minggu dilakukan edukasi kepada pasien pada masa aktualisasi ini didapatkan persentase kenaikan pengetahuan pasien terhadap keluhan CVS dan cara mencegahnya yaitu sebesar 82%.
B. Saran Berdasarkan proses awal pembelajaran di Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan II Tahun 2021 hingga penyusunan laporan akhir ini, penulis memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
61
1. Bagi Penulis Kegiatan aktualisasi ini sangat penting sebagai salah satu upaya pembentukan karakter ASN agar bisa menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupan sehari-hari terutama di unit kerja masing-masing. Dan menularkan ilmu yang sudah didapat kepada teman sejawat. 2. Bagi Instansi Kerja Bagi instansi, khususnya di Poli Anugerah RSCM Kirana, rekan-rekan Refraksionis Optisien dapat memberikan edukasi yang optimal kepada pasien CVS sehingga dapat meningkatkan kerja sama antar rekan sejawat, meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan kepuasan kepada pasien. 3. Bagi Pihak Penyelenggara Kegiatan pelatihan dasar CPNS ini diharapkan dapat terus dilaksanakan dan menjadi suatu kewajiban bagi calon ASN yang kelak nantinya akan menjadi generasi penerus dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.
62
DAFTAR PUSTAKA Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. EtikaPublik: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. KomitmenMutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. PelayananPublik: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
www.rscm.co.id
63
LAMPIRAN
Form Pengendalian Aktualisasi oleh Coach Nama
: Nyta Pratiwi
NIP
: 198903212020122002
Unit Kerja
: Poli Anugerah RSCM Kirana, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jabatan
: Refraksionis Optisien Terampil
Mentor
: Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
Isu
: Kurang optimalnya penanganan pasien dengan keluhan Computer
Vision Syndrome (CVS) oleh rekan Refraksionis Optisien Gagasan Pemecah Isu : Upaya optimalisasi penanganan dengan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome (CVS)
Laporan Rancangan Aktualisasi 1. Tanggal 28 April 2021 Catatan : Isu yang diangkat sudah sesuai, terdapat fakta aktual. Gagasan pemecah isu juga realistis, bisa diangkat menjadi rancangan aktulisasi. Untuk kegiatan jangan terlalu sempit dan judul harus detail tempatnya dimana. Perhatikan lagi dampak dan penyebabnya.
2. Tanggal 2 Mei 2021 Catatan : Latar belakang baiknya dijelaskan secara berurutan, mulai dari penjelasan umum ke sempitnya supaya enak dibacanya dan tambahkan judul dari rancangan aktualisasinya. Nilai ANEKA dibold dan dimiringkan supaya terfokus dikata apa dan menjadi jelas buat pembaca. Gunakan evaluasi dengan menggunakan kuesioner supaya terlihat apakah ada peningkatan dipengetahuan pasiennya.
3. Tanggal 6 Mei 2021 Catatan : Selalu fokus dinilai ANEKAnya apakah sudah sesuai dengan kegiatankegiatan yang dilakukan. Penjelasan di kolom matriks dijelaskan lebih detail lagi ke kontribusi visi misi dan nilai organisasi.
4. Tanggal 9 Mei 2021 Catatan : Sistematika untuk presentasi perlu diperhatikan, disesuaikan dengan waktu yang terbatas. Harus dioptimalkan point point pentingnya saja.
Coaching tanggal 28 Juni 2021 Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan -1
: Pembuatan Leaflet tentang Computer Vision Syndrome
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media Coaching
Tahapan Kegiatan
Tambahkan kebermanfaatan di unit
kerja
terkecilnya,
tambahkan tabel pencapaian laporan
aktualisasinya
dan
perhatikan kembali nilai-nilai ANEKAnya Output
Kegiatan
terhadap Jangan lupa tampilkan Leaflet
pemecah isu
yang dicetak ketika seminar
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
Keterkaitan substansi mata Ada pelatihan Kontribusi terhadap Visi-Misi Ada Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan -2
Ada
: Pembuatan Lembar Balik tentang Computer Vision Syndrome
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media Coaching
Tahapan Kegiatan
Tambahkan kebermanfaatan di unit
kerja
terkecilnya,
tambahkan tabel pencapaian laporan
aktualisasinya
dan
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
perhatikan kembali nilai-nilai ANEKAnya Output
Kegiatan
terhadap Jangan lupa tampilkan Lembar
pemecah isu
Baliknya yang dicetak ketika seminar
Keterkaitan substansi mata Ada pelatihan Kontribusi terhadap Visi-Misi Ada Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan -3
Ada
: Sosialisasi kepada rekan- rekan Refraksionis Optisien tentang
Computer Vision Syndrome (CVS) Penyelesaian Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media Coaching
Tahapan Kegiatan
Tambahkan kebermanfaatan di unit
kerja
terkecilnya,
tambahkan tabel pencapaian laporan
aktualisasinya
dan
perhatikan kembali nilai-nilai ANEKAnya Output
Kegiatan
terhadap Sudah sesuai
pemecah isu Keterkaitan substansi mata Ada pelatihan Kontribusi terhadap Visi-Misi Ada Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Ada
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
Kegiatan -4
: Edukasi kepada pasien/keluarga pasien setelah melakukan
pemeriksaa refraksi Penyelesaian Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media Coaching
Tahapan Kegiatan
Tambahkan kebermanfaatan di
unit
kerja
terkecilnya,
tambahkan tabel pencapaian laporan
aktualisasinya
dan
perhatikan kembali nilai-nilai ANEKAnya. Output
Kegiatan
terhadap Tunjukan
pemecah isu
peningkatan pasiennya.
Keterkaitan substansi mata Ada pelatihan Kontribusi terhadap Visi-Misi Ada Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Ada
persentase pengetahuan
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
LAPORAN HASIL SOSIALISASI
: Optimalisasi Penanganan Pasien Dengan Keluhan Computer
Tema
Vision Syndrome Sasaran
: Rekan-rekan Refraksionis Optisien Poli Anugerah
Hari / Tanggal
: Kamis, 3 Juni 2021
Waktu
: 13.00 s/d selesai
Tempat
: Ruang Refraksi Poli Anugerah RSCM Kirana
A. Latar Belakang Melakukan bimbingan atau penyuluhan (edukasi) kepada pasien adalah salah satu fungsi dan tugas dari Refraksionis Optisien. Peran sebagai edukator dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang pemeliharaan kesehatan mata pasien. Peran ini dilakukan dengan membantu memberikan edukasi kepada pasien dalam menjaga kesehatan mata dan mempertahankan mutu penglihatan. Serta dapat memberikan pelayanan kepada pasien yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi akan berdampak bagi citra rumah sakit dan memberikan kepuasan kepada pasien atau keluarga. Pasien akan merasa puas jika mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhannya. Di era pandemi covid-19 banyak pasien yang beraktifitas WFH (work from
home) dan PJJ (pembelajaran jarak jauh). Aktifitas tersebut dituntut untuk berkegiatan secara daring dengan menggunakan perangkat digital. Banyaknya pasien dengan gejala Computer Vision Syndrome dan kurangnya edukasi terkait gejala tersebut membuat pasien datang kembali dengan gejala yang sama dan berpengaruh terhadap aktifitas pasien di kesehariannya. B. Tujuan Setelah diberikan sosialisasi kepada rekan-rekan Refraksionis Optisien agar mampu memberikan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome (CVS) dan teknik pencegahannya. Serta memudahkan pemberian edukasi dengan menggunakan media yang sudah disediakan yaitu Lembar Balik dan Leaflet.
C. Manfaat Manfaat dari kegiatan sosialisasi ini adalah dapat meningkatkan kualitas SDM yaitu rekan rekan Refraksionis Optisien yang professional dan juga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Poli Anugerah RSCM Kirana. D. Metode Metode sosialisasi dilakukan dengan cara :
1. Presentasi 2. Diskusi E. Uraian Kegiatan Sosialisasi Waktu
Kegiatan Sosialisasi
5 menit
Pembukaan
a. Memberi salam b. Menjelaskan tujuan sosialisasi 25 menit
Inti Kegiatan
a. Menjelaskan tentang Computer Vision Syndrome b. Menjelaskan pentingnya memberikan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome
c. Menjelaskan cara penggunaan media edukasi yaitu Lembar Balik dan Leaflet tentang CVS yang telah dibuat. 5 menit
Penutup
a. Menyimpulkan bersama rekan-rekan Refraksionis Optisien tentang pentingnya edukasi kepada pasien CVS.
b. Mengucapkan terima kasih dan salam penutup F. Kesimpulan Dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang Computer Vision Syndrome
(CVS)
dapat
meningkatkan
pengetahuan
pasien
tentang
cara
pencegahannya dan meningkatkan mutu pelayanan di Poli Anugerah RSCM Kirana. Serta dapat meningkatkan profesionalisme dari tugas fungsi Refraksionis Optisien.