2 minute read

Opini Problematika Pendidikan di Indonesia

Problematika Pendidikan di Indonesia

Oleh: Fadil Aditya Ilustrasi: Fauzia

Advertisement

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku, ragam budaya, serta sumber daya alam dengan segala flora dan fauna. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memanfaatkannya. Kekayaan tersebut seharusnya dapat membuat negara Indonesia menjadi negara yang adidaya, namun negara Indonesia mempunyai masyarakat yang masih belum menyadari akan kekayaan alamnya. Ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai bagaimana mengolah kekayaan yang dimiliki Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

Pendidikan sangat penting dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia, karena pengetahuan akan diperoleh melalui pendidikan. Pembangunan pondasi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan dalam membangun SDM Indonesia, kualitas suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti diketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill.

Meski merupakan hal yang wajib, namun pendidikan di Indonesia bisa dikatakan masih di bawah rata-rata. Hal ini dilihat pada data yang dikeluarkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada 3/12/2019 di Paris. Pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-72 dari 77 negara yang didata. Artinya Indonesia berada pada peringkat enam terbawah, jauh dibawah Malaysia dan Brunei. Pada data yang di keluarkan PISA, peta negara Indonesia diberi warna merah, yang artinya di bawah rata rata. Warna merah tersebut merujuk pada bidang membaca, matematika, dan sains.

Sistem pendidikan yang ada di Indonesia menjadi tertinggal karena beberapa faktor. Seperti sistem yang membuat standar sama terhadap setiap murid, mendewakan nilai, menyeragamkan kemampuan dan di saat yang sama menghilangkan jati diri serta keunikan setiap peserta didiknya. Kualitas tenaga pendidik kurang memadai juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pendidikan Indonesia masih tertinggal. Hal tersebut dilihat dari rata-rata nilai UKG nasional ialah 53,02 sedangkan pemerintah menargetkan nilai rata-rata di angka 55. Dilansir dari Itjen Kemendikbud.go.id. Sarana dan prasarana turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terpencil. Pada umumnya pemerintah hanya mengoptimalkan pendidikan yang ada di kota-kota dan mengabaikan pendidikan yang berada di daerah terpencil seperti di desa-desa.

Meski menjadi hal yang wajib dan telah diatur pada undang-undang, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bersekolah. Dari data yang dimiliki Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah anak usia 7-12 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah ada 1.228.792 anak. Untuk karegori usia 13-15 tahun di 34 provinsi, jumlahnya 936.674 anak. Sementara usia 16-18 tahun, ada 2,420,866 anak yang tidak bersekolah. Sehingga secara keseluruhan jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah mencapai 4.586.332. Kini pemerintah menerbitkan program ‘merdeka belajar’.

Merdeka belajar memiliki empat pokok kebijakan, yakni Ujian Nasional akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolahPenyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi diperluas. Semoga program tersebut bisa menjadi langkah tepat untuk meningkatkan dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia,

Merdeka Belajar memiliki paradigma kebebasan pada “

masing-masing institusi pendidikan untuk belajar apa yang dia mau. Karena pengaturan dan penyetaraan menghasilkan kepatuhan, tapi otonomi menghasilkan

inovasi. ujar Pramoda pada wartawan ” okezon.

This article is from: