4 minute read

Pacu Adrenalin di Kaki Gunung Slamet

Next Article
Cockpit’s Note

Cockpit’s Note

PACU ADRENALIN

DI KAKI GUNUNG SLAMET

Advertisement

TEKS & FOTO DODY WIRASETO

Gunung-gunung di Jawa Tengah, selalu menarik minat untuk para petualang menjelajahi satu persatu keunikannya. Tidak terkecuali Gunung Slamet, salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah dan jadi salah satu komoditas utama pariwisata Kabupaten Banyumas. Tidak hanya mendaki, beragam aktivitas bisa dinikmati di kaki gunungnya, khususnya di kawasan Baturraden, Purwokerto.

Berlokasi di sebelah selatan lereng Gunung Slamet membuat kawasan Baturraden memiliki udara yang sejuk dan sangat dingin, apalagi saat malam tiba. Panorama pegunungan yang indah dan menyegarkan mata menjadi salah satu daya tarik obyek wisata ini. Tidak hanya itu, Baturraden juga memiliki legenda yang sudah terkenal di masyarakat Indonesia yaitu cerita tentang Raden Kamandaka atau Lutung Kasarung.

Baturraden berjarak sekitar 15 kilometer di sebelah utara Kota Purwokerto, yang bisa dicapai dalam waktu sekitar 15 menit dengan kendaraan karena lalu lintasnya memang tidak terlalu ramai. Bisa juga menumpang bus antar provinsi atau kereta api yang melewati Kota Purwokerto. Atau kalau mau cara yang lebih praktis, pengunjung bisa menggunakan taksi. Kondisi jalan yang menanjak dengan kemiringin 30 derajat, membuat pengendara harus lebih berhatihati saat menyetir.

Namun, patut diperhatikan pula, saat ini semua aktivitas berlibur harus kembali perhatikan protokol kesehatan. Patuh dalam menerapkan standar protokol kesehatan meliputi 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak akan membuat liburan Anda tidak hanya nyaman tetapi juga aman dari penyebaran virus.

OFF-ROAD JELAJAHI KAKI GUNUNG SLAMET

Lokasinya yang berada di kaki gunung, membuat Baturraden dianugerahi air terjun-air terjun menawan. Tetapi kali ini sebelum menikmati air terjun di kawasan ini, saya tertantang untuk menjajal off-road menembus hutan pinusnya. Hal ini tidak terlepas dari ajakan Bupati Banyumas, Achmad Husein saat mengisi

sesi talk show bersama Himpunan Anak Media di Meotel Purwokerto (24/11/2020).

“Untuk mendapatkan pengalaman yang seru di Purwokerto, saya tawarkan untuk off-road di Palawi Risorsis dengan mengambil jalur extreme. Saya sediakan 10 mobil Jeep khusus off-road buat HAM,” seru Achmad Husein yang langsung diterima oleh peserta yang ikut di acara tersebut.

Keesokannya, ajakan Achmad Husein bukanlah isapan jempol belaka. 10 kendaraan off-road 4X4 yang bekerja sama dengan Palawi Risorsis, siap membawa seluruh peserta menerabas “beton” pinus. Sista dari Palawi Risorsis mengatakan, Safari Adventure menawarkan tiga paket wisata off-road yakni fun, middle dan extreme. Untuk jalur fun dan middle dimulai dari gerbang wanawisata Palawi hingga safari See To Sky.

Paket off-road ini dibuat berdasarkan tingkat kesulitan dan jarak tempuh. Jika datang bersama keluarga direkomendasikan mengambil paket yang fun dan maksimal middle. Dengan paket ini wisatawan dapat menikmati pemandangan Gunung Slamet dan Kota Purwokerto seperti di atas langit.

(kiri) Seorang pria dari Balaweling. (kanan) Pemuda dari Lewotana Ole dengan hiasan kepala menjuntai.

Tidak tanggung-tanggung, rute yang dipilih pun langsung jalur extreme dengan jarak tempuh 12km dan waktu tempuh 4 jam. Dalam perjalanannya, adrenalin pun benar-benar terpacu. Di awal-awal perjalanan, masih melalui jalur beraspal kasar dengan dikelilingi hutan pinus. Hingga di titik point pertama untuk beristirahat, jalur masih menanjak bersahabat.

Barulah setelah melalui titik point pertama, perjalanan mulai semakin mendebarkan. Apalagi ditambah kabut tebal yang mulai naik menembus sela-sela hutan pinus. Jalur ekstrem pun dimulai dengan melalui trek tanah bergelombang. Pun begitu semakin jauh menembus kabut, trek berganti menjadi tanah dengan akar-akar besar yang membentang di bawahnya.

Setengah perjalanan menembus hutan berkabut, cuaca langsung berganti hujan yang membuat trek tanah ini semakin licin dan sulit dilalui. Di momen ini, kerja sama antar pengemudi kendaraan 4x4 diuji. Beberapa kendaraan bahkan harus dibantu alat dorong yang tertanam di bagian depan mobil.

Melintasi akhir perjalanan, cuaca langsung berubah cerah berawan. Petualangan menembus hutan pinus pun diakhiri dengan trek perkebunan jagung warga sekitar. Kanan kiri membentang perkebunan dengan latar Gunung Slamet yang tertutup awan. Titik akhir perjalanan off-road adalah Telaga Sunyi, sebuah air terjun yang jadi tempat bersantai sejenak sembari menyegarkan diri di dinginnya air kaki Gunung Slamet.

TELAGA SUNYI DAN NIKMATNYA KULINER KHAS BATURRADEN NASI NYANGKU

Telaga Sunyi Baturaden dikelilingi bebatuan di sekitarnya. Ada pula tebing yang di tengahnya mengalir air jernih. Aliran air ini ternyata berasal dari sumber mata air di Gunung Slamet. Di sekitar telaga, terdapat pepohonan hijau yang terdiri dari pohon damar dan pinus. Sementara air di dalam kolamnya bening dan menyegarkan.

Puas menikmati segarnya air di Telaga Sunyi, perjalanan ditutup dengan menikmati kuliner khas Baturraden, yakni Nasi Nyangku. Menu ini begitu khas sebab dibungkus menggunakan daun dari tanaman Nyangku yang banyak tumbuh dan hidup hanya di Baturraden. Pohon nyangku merupakan tanaman jenis anggrek hutan yang daunnya memanjang dan tidak mudah sobek. Daun ini juga tidak berbau serta aman untuk dijadikan pembungkus makanan.

Nasi Nyangku khas Baturraden ini berisikan nasi putih yang ditemani ragam sayuran dan lauk pauk. Untuk sayuran dan sambalnya tersaji dalam bungkusan daun pisang supaya tidak tercampur dengan menu lainnya. Nasi Nyangku ini terdiri dari sayuran unik bernama Oseng Pakis Kecombrang. Sayur ini berupa osengan atau tumisan daun pakis yang dipadukan honje atau kecombrang lalu dimasak dengan bumbu sederhana seperti bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan gula. Lagi-lagi untuk bahan sayuran ini juga diambil dari kawasan hutan di Baturraden ini.

Nasi Nyangku khas Baturraden ini berisikan nasi putih yang ditemani ragam sayuran dan lauk pauk. Menu ini begitu khas sebab dibungkus menggunakan daun dari tanaman Nyangku yang banyak tumbuh dan hidup hanya di Baturraden.

This article is from: