SKMA Edisi September-Oktober 2015

Page 1

Media

Surat Kabar

Aesculapius PERANGKO BERLANGGANAN KP JAKARTA PUSAT 10000 NO. 3/PRKB/JKP/DIVRE IV/2014

Kedokteran dan Kesehatan Nasional Terbit Sejak 1970

No. 04 06 l XLV XLVIl lSeptember-Oktober Juli-Agustus 2014 2015

Harga Rp3.000,00

MA Info

Info Spesialistik

Tak Gemetar Hadapi Preeklampsia Berat

Departemen Akupunktur Medik FKUI-RSCM

halaman 3

halaman 7

ISSN ISSN No. No. 0216-4966 0216-4966 Iptek

Transplantasi Feses Sebagai Penyelamat Pasien Infeksi Clostidium difficile halaman 4

Kontak Kami @MedAesculapius @mediaaesculapius beranisehat.com

Lansia, Populasi Khusus yang Terlupakan Jumlah lansia sebagai populasi khusus kian meningkat, sudah siapkah pemerintah menyambut perubahan trend kesehatan?

J

umlah populasi lanjut usia di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di Asia setelah Cina dan India. Jumlah ini mencapai sepuluh persen dari total penduduk Indonesia yaitu sekitar delapan belas juta jiwa. Selain itu, pada tahun 2020–2025, jumlah populasi ini diperkirakan akan meningkat melebihi lima belas persen dari total penduduk Indonesia, hingga sekitar 25 juta jiwa. Pertumbuhan populasi lansia yang cukup pesat ini memerlukan pelayanan khusus yang lebih baik. “Pasien usia lanjut memiliki karakteristik yang berbeda dibanding dengan pasien usia dewasa. Mereka bukan pasien dewasa tua, tapi memiliki karakteristik khusus,” jelas dr. Arya Govinda, SpPD-KGer, di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Atas latar belakang tersebut, dibentuklah suatu organisasi di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bernama Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), yang saat ini diketuai oleh Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid. PERGEMI memiliki tiga program yang bertujuan untuk membantu pemerintah dan menyelenggarakan pendidikan berkesinambungan itu sendiri. Programprogram tersebut adalah pendidikan, pelayanan masyarakat, dan penelitian. Tujuan dari program pendidikan adalah menambah pengetahuan dan keterampilan terutama pada dokter, dokter spesialis, dan dokter konsultan geriatri dengan pendidikan yang berkesinambungan, berupa pelatihan workshop, simposium, dan kegiatan ilmiah. Program pelayanan masyarakat sebagai kegiatan penyuluhan, melibatkan lembagalembaga masyarakat di bidang usia lanjut, misalnya panti jompo. PERGEMI juga bekerja

P

elayanan kesehatan lansia di Indonesia bertujuan membangun masyarakat lanjut usia yang mandiri, sehat, aktif, dan produktif. Peningkatan angka harapan hidup akibat keberhasilan pembangunan harus diseimbangkan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan. Sebagai peringkat 71 dari 95 negara di dunia dalam hal pelayanan kesehatan lansia, Indonesia harus membenahi diri. Peringkat pertama diraih oleh negara Skandinavia, yaitu Norwegia. Apa yang mereka lakukan sehingga mereka menduduki peringkat pertama? Kuncinya

sama dengan Komisi Nasional Lansia dalam memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan kesehatan lansia. Terakhir, program penelitian, diwujudkan dengan pelaksanaan penelitian multicenter sehingga diperoleh data nasional, meskipun perolehan datanya belum sempurna. Masalah yang Dihadapi Lansia Tidak semua lansia dikatakan sebagai pasien geriatri. Lansia yang dikatakan sebagai pasien geriatri adalah pasien dengan usia lebih dari 60 tahun dan mempunyai lebih dari dua masalah kesehatan atau terdapat keterbatasan aktivitas. Penuaan dan penurunan fungsi organ yang dialami lansia menyebabkan mereka lebih rentan terkena penyakit. Sayangnya, gejala yang tidak khas dari penyakit ini seringkali terlambat dideteksi sehingga memerlukan penanganan dengan pendekatan khusus yang dinamakan dengan pengkajian paripurna pasien geriatri. “Yang diperhatikan bukan hanya status fisik, tapi juga status fungsional, mental, afektif, sosial, dan lain sebagainya secara menyeluruh dan terpadu serta dilakukan dengan

pendekatan interdisiplin,” ujar Arya. Dari semua masalah kesehatan lansia, penyakit terbanyak adalah penyakit jantung koroner dan hipertensi. Gejala klinis yang ditampilkan cenderung tidak sama dengan tanda klinis penyakit pada pasien dewasa sehingga berdampak pada terlambatnya diagnosis dan pengelolaan, lebih beratnya penyakit, dan lebih lamanya proses penyembuhan atau pemulihan. Berdasarkan data dari kementerian kesehatan, masalah lain yang biasanya terjadi pada para lansia, yaitu malnutrisi, gangguan inkontinensia, gangguan keseimbangan, imobilitas, dan gangguan penggunaan polifarmasi. Untuk itu, diperlukan upaya dan perhatian lebih dari seluruh elemen masyarakat dalam menangani lansia ini, baik dari sisi pemerintah, tenaga medis, maupun masyarakat. Usaha Penanganan dari Pemerintah Berdasarkan data kementerian sosial RI, dari total 18 juta penduduk lansia terdapat 2,8 juta lansia yang terlantar di Indonesia. Dari kelompok ini kemudian dibagi kembali menjadi kelompok yang masih memiliki kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari secara mandiri dan yang tidak. robby/MA Tentu saja, bantuan pelayanan kesehatan yang diberikan berbeda.

Kelompok lansia yang terlantar dan tidak memiliki kemampuan untuk beraktivitas menjadi perhatian utama pemerintah. “Lansia yang sejahtera tidak hanya dinilai dari sehat lahiriah, tetapi juga psikis, dan spiritualnya,” jelas Titiek Haryati, Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementrian Sosial RI. Pelayanan yang diberikan kepada lansia juga tidak boleh digeneralisasikan, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut Permenkes 79 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, terdapat empat tingkatan pelayanan geriatri di RS berdasarkan kemampuan pelayanannya, yaitu tingkat sederhana, lengkap, sempurna, dan paripurna. Jenis pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home care). Sementara itu, pelayanan tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, klinik asuhan siang (day care), rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap psikogeriatri, penitipan pasien geriatri, kunjungan rumah, dan hospice. Pelayanan untuk kesehatan lansia tidak hanya tersedia di rumah sakit, melainkan juga di Puskesmas. “Sekitar 78% puskesmas di Indonesia sudah memiliki pelayanan berbasis lansia,” ujar drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan berbasis lansia yang dimaksud adalah pelayanan yang memerhatikan kepentingan lansia, misalnya tempat pendaftaran khusus lansia, pelaksanaan kegiatan seperti senam lansia, workshop kerajinan, dan cek kesehatan rutin. Selain itu, pelayanan lansia juga terdapat di institusi seperti panti dan lembaga masyarakat. Dalam pelayanan khusus lansia bersambung ke halaman 7

Pelayanan Primer Kesehatan Lansia di Indonesia: Sudah Sampai Mana? adalah penguatan layanan primer. “Tanpa pelayanan primer yang kuat, nanti semuanya sakit dan banyak yang dirawat sehingga bebannya sangat besar,” cetus drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Jepang terkenal dengan piramida penduduknya yang berbentuk batu nisan. Negara ini juga melakukan pelatihan kepada perawat-perawat di layanan primer mereka. Dampaknya adalah pelayanan home care dan palliative care dapat berkurang. Saat ini, pelayanan kesehatan lansia di Indonesia sebagian masih ditangani oleh pelayanan rumah sakit. Padahal, masih banyak lansia yang seharusnya bisa diobati di

pelayanan primer. Pemerintah Indonesia saat ini berupaya menggeser agar pelayanan primer menjadi ujung tombak penanganan kesehatan lansia di Indonesia. Pelayanan primer lansia berfokus pada upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Wujud nyata program yang sedang dijalankan adalah Puskesmas Santun Lansia yang saat ini sudah ada sekitar 800 buah. Program pada pelayanan tersebut sudah merupakan upaya yang sangat besar untuk investasi kesehatan Indonesia jika dilakukan secara masif. Namun, permasalahan yang sering terjadi adalah pelaksanaan program

yang tidak konsisten. Investasi kesehatan lansia Indonesia mungkin memang masih belum terlihat hasilnya, tetapi tidak menutup kemungkinan di masa depan akan berhasil meningkatkan kesehatan lansia secara menyeluruh. Perlu evaluasi, inovasi baru, dan pelaksanaan yang konsisten agar investasi kesehatan ini dapat berhasil ke depannya. Dan tentunya, perlu keterlibatan peran dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan bagi lansia. awang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.