Surat Kabar Media Aesculapius (SKMA) edisi November-Desember 2019

Page 1

Media Aesculapius Surat Kabar

Kedokteran dan Kesehatan Nasional Terbit Sejak 1970

November-Desember 2019 / Edisi 05 / Tahun XLIX / ISSN 0216-4996

@MedAesculapius |

beranisehat.com |

TIPS DAN TRIK

IPTEK

ADVERTORIAL

Pembuatan Hapusan Darah untuk Deteksi Parasit Malaria

Aktivitas Fisik dan Risiko Demensia: Adakah Pengaruhnya?

Tak Lengah Pantau Gula Darah dengan Continuous Glucose Monitoring hlm 7

hlm

3

hlm

7

0896-70-2255-62

Medical Tourism di Indonesia: Sebatas Mimpi Belaka?

M

Maraknya tren warga Indonesia berobat keluar negeri sekaligus berlibur kian menyiratkan buruknya tata kelola kesehatan dalam negeri.

edical tourism merupakan konsep yang memadukan aspek pelayanan medis dan kegiatan pariwisata. Pelayanan medis yang ditawarkan, meliputi cek kesehatan umum, tindakan diagnostik hingga pengobatan. Sejumlah negara di Eropa dan Amerika telah dikenal sebagai negara tujuan medical tourism. Bahkan, negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand telah lebih dulu menguasai pangsa pasar medical tourism di kawasan Asia Tenggara. Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Alasan Melakukan Medical Tourism Pesatnya kemajuan teknologi kedokteran meningkatkan keinginan masyarakat untuk melakukan medical tourism. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong seseorang berwisata ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. “Pertama, expertise atau kepakaran. Seseorang akan pergi ke suatu tempat apabila terdapat dokter yang pakar dalam bidang tertentu. Kedua, excellence atau keutamaan, misalnya di negara lain harganya lebih murah, lebih cepat, dan lebih ramah. Mungkin kalau harga menjadi nomor sekian, tetapi pelayanan yang ramah dan cepat menjadi nilai tambah tersendiri,” ujar Menaldi. Ditinjau dari aspek wisata, suatu negara tujuan medical tourism harus memenuhi beberapa kriteria. “Harus nyaman, murah, dan satu lagi, yaitu aman. Percuma tempatnya nyaman dan murah tapi tidak aman,” imbuhnya. Sejumlah negara berkembang kemudian menerapkan kriteria tersebut sebagai

M

keunggulan yang berhasil menarik pelaku medical tourism dari berbagai negara, termasuk negara maju. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam, pelancong sudah bisa mendapatkan pelayanan medis berkualitas ditambah paket liburan menarik. Masyarakat Indonesia pun tak mau ketinggalan untuk melalukan medical tourism demi mendapatkan tawaran menggiurkan tersebut. Padahal potensi Indonesia untuk menjadi negara penyedia jasa medical tourism tak kalah besarnya. Akan tetapi, konsep ini masih terus menjadi wacana baru yang tak kunjung terealisasi. Indonesia fiona/MA Punya Potensi Keberagaman destinasi wisata di Indonesia menjadi peluang besar dalam mengembangkan medical tourism. Akan tetapi, wisata saja tidak cukup. Pengembangan medical tourism membutuhkan kerja sama multidisiplin, salah satunya standardisasi pendidikan kedokteran. Sejatinya, kualitas dokter Indonesia tidak kalah jika disandingkan dengan dokter luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa terdapat lulusan dokter Indonesia yang melayani

medical tourism di negara lain. Hanya saja, dokter lulusan Indonesia diharuskan mampu memenuhi standar global kedokteran terlebih dahulu. “Sesuai ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF), lulusan dokter Indonesia berada pada level 7, sedangkan dokter lulusan luar negeri mencapai level 8. Indonesia mampu, tetapi harus mulai berbenah. Sistem pelayanan kesehatan, pendidikan kedokteran, dan industri kesehatan seharusnya dijadikan satu ekosistem,” tegas dr. Mariya Mubarika, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Sudahkah Indonesia Siap? Dalam menargetkan pasar medical tourism perlu dipertimbangkan sebuah area yang menyediakan fasilitas rumah sakit yang mumpuni serta tempat wisata yang menarik. Sayangnya, Indonesia belum memiliki daerah yang mampu memenuhi kedua kriteria tersebut. Bali, sebagai destinasi wisata nomor wahid di Indonesia, ternyata tidak memiliki dokter dengan kepakaran yang tersohor, seperti dokter di Jakarta dan Surabaya. Tak hanya itu, Indonesia perlu memikirkan keunggulan yang ingin ditawarkan. Indonesia memiliki keunikan pengobatan tradisional yang tidak dimiliki negara lain, seperti jamu,

Mengintip Kesuksesan Medical Tourism Negara Tetangga

alaysia, Thailand, Singapura, dan Cina berhasil mengikuti keberhasilan sejumlah negara di Eropa dan Amerika sebagai destinasi tujuan medical tourism dunia. Sebagai negara berkembang, tentunya terdapat terobosan yang diterapkan untuk menggaet pelaku medical tourism. Polapola kesuksesan negara tetangga tersebut dapat dijadikan Indonesia sebagai acuan demi meningkatkan potensi medical tourism dalam negeri. Suatu negara harus memiliki keunggulan yang tak dimiliki negara lain untuk menarik hati konsumen. “Malaysia bisa menawarkan operasi jantung bypass dengan harga murah sekitar 9 juta karena meniadakan pajak. Selain itu, pemerintah Malaysia meregulasi adanya 70 rumah sakit privat dan berusaha agar dokter serta rumah

sakit bisa eksis. Mereka tidak rugi karena orang yang datang akan mendatangkan devisa jauh lebih tinggi,” ujar Mariya. Keunggulan lain yang tak kalah pentingnya adalah kepercayaan. Negara-negara yang sukses dalam medical tourism memiliki pakar yang didukung publikasi berlimpah. “Publikasi jurnal merupakan hal penting untuk memperkenalkan seorang dokter ke dunia,” jelas Pukovisa. Pasar medical tourism lebih banyak untuk bidang subspesialistik terkait estetika, seperti bedah plastik, ortopedi, kanker, fertilitas, teknologi genom, dan mata. Negara lainnya yang yang dapat dijadikan kiblat adalah Jepang. Negeri Sakura menawarkan kemudahan bea cukai dan transportasi. Ketika pelancong tiba, mobil khusus disiapkan untuk mengantarkan ke rumah

sakit. Privasi pasien benar-benar dijaga dengan mengatur penjadwalan dengan sebaik mungkin. Hasil pemeriksaan dapat diterima dengan cepat. Setelah itu, paket tambahan berupa wisata liburan disediakan. “Jadi, medical tourism dapat dikatakan sebagai program entrepreneurial untuk melayani pasien,” tegas Menaldi. Integrasi antara pemerintah dan pihak terkait penyedia layanan merupakan hal yang penting dalam medical tourism. Akan tetapi, sebelum itu diperlukan usaha pembangunan kepercayaan masyarakat dunia akan dokter dan pelayanan kesehatan di Indonesia. lila, mariska, lidia

pijat Mak Erot, kerokan, dan purwoceng. Tetapi, pengobatan tradisional ini belum memenuhi kaidah evidence based medicine sehingga keamanan dan efikasi menjadi aspek yang dipertanyakan. “Minimal harus ada safety. Apabila pengobatan tradisional menyebabkan efek samping dan pasien meminta penjelasan dari dokter di negara asalnya, nanti yang malu kan Indonesia,” tutur dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS, Sekretaris Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Indonesia. Di Tengah Problematika BPJS Defisit pembiayaan BPJS dan kurang meratanya fasilitas kesehatan di daerah menjadi masalah besar yang menunggu untuk diselesaikan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang harus pergi ke kota lain untuk mendapatkan pengobatan yang mumpuni. Oleh karena itu, sejumlah pihak merasa bahwa tidak sepantasnya isu medical tourism menyeruak di tengah masalah ini. Akan tetapi, tak sedikit pula pihak yang justru percaya bahwa medical tourism mampu menjadi salah satu solusi dalam mengatasi defisit melalui peningkatan devisa negara. Selain itu, rasio dokter pasien yang tidak seimbang serta penyebaran dokter yang kurang merata juga menjadi pemicu rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ditinjau dari segi etik, dokter menjadi kurang ramah mengingat jumlah pasien yang terlalu banyak dan insentif yang diperoleh kurang memadai. “Di luar negeri pelayanan lebih layak. Sistemnya masih bersambung ke halaman 11

SKMA untuk Anda! Mari bersama membuat SKMA menjadi lebih baik.

!

1. Apakah konten SKMA bermanfaat/ relevan dengan kondisi kesehatan saat ini? 2. Apakah anda masih membutuhkan SKMA edisi selanjutnya? Jawab dengan format: Nama-Umur_Kota/Kabupaten_Unit Kerja_ Jawaban 1_Jawaban 2 Contoh: Rudiyanto_43_Jakarta Pusat_RSCM_Ya_Ya Kirim melalui WhatsApp/SMS ke 0896-702255-62 atau mengisi formulir pada bit.ly/ surveyskma Lima orang pengisi survei yang beruntung akan mendapatkan cenderamata dari Media Aesculapius


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.