Surat Kabar Media Aesculapius (SKMA) edisi Maret-April 2020

Page 1

Media Aesculapius Surat Kabar

Kedokteran dan Kesehatan Nasional Terbit Sejak 1970

Maret-April 2020 / Edisi 02 / Tahun XLIX / ISSN 0216-4996

@MedAesculapius |

beranisehat.com |

MA INFO

KESMAS

KABAR ALUMNI

Kuasai Tata Laksana Dislipidemia, Penyakit Era Kekinian hlm 2

Wabah Leptospirosis di Musim Hujan hlm 4

Setitik Cahaya Pengabdian di Bualemo hlm 7

0896-70-2255-62

Virus Corona Masuk Indonesia: Sudahkah Kita Siap? Sejumlah pihak mempertanyakan kapabilitas Indonesia di tengah kegentingan pandemi infeksi corona.

S

aat ini, dunia tengah digemparkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 yang diketahui memicu Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Sejak mewabah di Tiongkok pada penghujung 2019 lalu, virus ini telah menjangkiti sejumlah negara. Rute transmisi melalui udara (air-borne transmission) dinilai menjadi latar belakang laju penyebarannya yang begitu cepat dan masif. Klaim Kebal Indonesia terhadap Covid-19 Di tengah puncak penyebaran virus corona ke sejumlah negara, Indonesia sempat dinyatakan bebas dari infeksi. Meskipun kini pemerintah secara resmi telah mengumumkan adanya pasien positif Covid-19, namun masih banyak pihak yang percaya bahwa virus ini kesulitan menginfeksi warga Indonesia. Beragam spekulasi muncul ke permukaan, salah satunya klaim yang menyebut Indonesia kebal terhadap infeksi virus corona. Terlebih ini memang bukan pertama kalinya Indonesia tampak tidak terlalu terdampak oleh wabah penyakit mendunia. Pada wabah virus SARS (severe acute respiratory syndrome) dan MERS (middle-east respiratory syndrome) beberapa tahun silam, laporan kasus tak begitu banyak. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan mobilitas ke Timur Tengah yang cukup besar. Menanggapi hal tersebut, Ahli Penyakit Tropis dan Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD, mencurigai adanya peranan genetik masyarakat Indonesia terhadap infeksi virus corona. “Memang bisa saja kerentanan kita untuk terkena virus ini berbeda, baik secara genetik ataupun ras,” terangnya. Di samping itu, kondisi lingkungan Indonesia diduga turut berpengaruh. Selaras dengan pendapat Erni,

dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menjelaskan bahwa terdapat sebuah interaksi yang kompleks antara agen penyakit, lingkungan, dan manusia sebagai pejamu. “Seganas dan sebanyak apapun agennya, kalau berada dalam lingkungan atau pejamu yang tidak cocok untuk dihuni, pasti tidak akan menular,” jelas Anung.

diteruskan ke ground handling dan akhirnya sampai pada kami,” terang Hawani. Di samping itu, pihak KKP pun telah bekerja sama dengan pihak Angkasa Pura II untuk menyediakan spanduk digital dan video edukasi yang ditayangkan pada lokasi-lokasi strategis di bandara untuk meningkatkan kewaspadaan. Meskipun demikian, Hawani mengakui bahwa Bandara Soekarno-Hatta masih belum memiliki tempat karantina bagi imigran yang sehat, namun terpapar pasien suspek virus corona. Dengan demikian, mereka harus tetap dibawa ke tempat karantina yang disediakan oleh pemerintah pusat.

Keimigrasian Tetap Siap Siaga Pemerintah terus melakukan pengawasan ketat terhadap sektor imigrasi, terutama bandara, batas-batas tania/MA negara, dan pelabuhan sebagai lini pertama Kolaborasi Multisektoral Menjadi Kunci masuknya wisatawan ke Indonesia. Koordinator Pengawasan ketat di sektor imigrasi tak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tingkat bisa dijadikan satu-satunya harapan dalam I Bandar Udara Soekarno-Hatta Wilayah mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. Kerja Halim Perdanakusuma, dr. Hawani Perlu diingat bahwa Covid-19 merupakan Frida Riamauli, dengan yakin menyatakan zoonosis sehingga penularan dari hewan liar, bahwa pihaknya telah siap melakukan tindakan seperti kelelawar, ayam, dan hewan lainnya pencegahan dan isolasi terhadap wisatawan yang sangat mungkin terjadi. Dalam menghadapi berpotensi menularkan virus corona. “Kita sudah kondisi tersebut, dokter dituntut untuk mampu pasang thermoscan di kedatangan internasional memahami prosedur diagnosis, isolasi, hingga untuk semua penumpang dan kru, menggunakan penanganannya. “Kalau dokternya tidak APD, seperti handscoon dan masker serta mencurigai infeksi corona maka akan repot. mempersiapkan kartu kewaspadaan kesehatan Dapat menyebabkan masalah karena hanya (health alert card),” tuturnya. memberikan antibiotik atau obat simptomatik Lebih lanjut, upaya deteksi dini dapat dan langsung melepaskan orang tersebut ke dilakukan bahkan sejak pendatang masih masyarakat,” jelas Erni. Dokter pun senantiasa berada di dalam pesawat. “Pilot pesawat akan harus memperbaharui pengetahuan dan proaktif memberitahu air traffic control apabila terdapat mencari informasi terkait virus corona, baik penumpang yang mengeluh demam atau sesak melalui kegiatan pelatihan, workshop, atau napas. Kemudian, informasi tersebut akan pertemuan ilmiah.

Indonesia Tak Sepenuhnya Mampu Mendiagnosis Covid-19?

P

enemuan kasus Covid-19 di Indonesia terbilang lebih lambat dibandingkan negara lainnya. Kondisi ini memunculkan pertanyaan terkait kemampuan Indonesia mendiagnosis Covid-19. Keraguan publik kian dikuatkan oleh pernyataan peneliti dari Harvard University yang sempat memasukkan Indonesia dalam daftar negara dengan kemampuan deteksi Covid-19 buruk. Sebagai salah satu negara dengan penerbangan langsung dari Wuhan selama periode wabah, kondisi Indonesia memang dianggap sebagai sebuah anomali. Kapabilitas negara dalam menemukan infeksi virus tersebut lantas dipertanyakan. Meskipun demikian, dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD memastikan bahwa Indonesia telah mumpuni dalam mendiagnosis Covid-19. “Kalau untuk diagnosis, insyaAllah

pemeriksaan PCR sudah bisa digunakan hingga konfirmasi kasus,” tegasnya. Litbangkes pun dipercayakan sebagai badan resmi yang berwenang mengerjakan uji diagnosis Covid-19. “Sebenarnya banyak lab yang bisa mengerjakan, namun ini demi menjaga kualitas pelayanan,” jelas Erni. Keyakinan Erni terbukti dengan pengumuman resmi pemerintah yang menyebut bahwa Indonesia kini memiliki pasien positif Covid-19 dan telah diisolasi sesuai prosedur. Walaupun sudah cukup sigap dalam menangani pasien Covid-19, pemerintah tetap menuai banyak kritik lantaran mekanisme screening pasien dengan batuk dan demam tak maksimal. Tak sedikit pihak menyayangkan langkah pemerintah yang tak melakukan pemeriksaan laboratorium untuk WNI yang dipulangkan dari negara terdampak. Rumor

terkait biaya reagen yang mahal kemudian menyeruak sebagai alasannya. Faktanya, penegakkan diagnosis Covid-19 memang hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium. Namun, seseorang yang akan menjalani pemeriksaan harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti demam ≥38oC, batuk, pneumonia, riwayat kontak, dan riwayat perjalanan ke negara terjangkit untuk kemudian digolongkan sebagai pasien dalam pengawasan. Apabila tidak memenuhi kriteria dalam kurun waktu yang ditentukan, seseorang dapat dinyatakan bebas dari Covid-19 dan tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. kareen, adit

Kemenkes bersama instansi terkait lainnya tengah mengupayakan peningkatan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia terutama dalam konteks penanggulangan penyakit infeksi emerging seperti Covid-19. Salah satu implementasinya adalah dengan memastikan akses informasi terbaru untuk seluruh tenaga kesehatan. “Sebenarnya secara teknologi dan metodologi kita mampu, namun fasilitas pelayanan kita tidak merata secara kuantitas maupun kualitas,” ujar Anung. Selain persiapan tenaga kesehatan, seluruh sektor diharapkan turut andil dalam kesiapan Indonesia menghadapi wabah virus corona. Dalam hal ini, pemerintah pusat berperan dalam merangkul seluruh pihak untuk menyalurkan kontribusinya. Anung memaparkan bahwa seluruh aturan telah tertuang dalam Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Menanggapi Wabah Penyakit, Pandemi Global, Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia. “Sejauh ini kita melihat bahwa inpres ini cukup efektif, nyatanya apa yang kita persiapkan sampai saat ini masih dalam jalur yang benar,” jelas Anung. Langkah yang diambil pemerintah cukup sigap dalam merespons ditemukannya pasien positif Covid-19 dengan mengerahkan sejumlah fasilitas kesehatan menjadi pusat rujukan Covid-19. Penanganan intensif pun diberikan untuk pasien demi mencegah penularan yang lebih luas. Pada akhirnya, penemuan kasus Covid-19 menjadi sebuah peringatan bagi seluruh pihak untuk lebih fokus mengendalikan pandemi. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat diharapkan mampu berjalan beriringan agar penyebaran Covid-19 tidak terus berkembang. kareen, adit

SKMA untuk Anda! Mari bersama membuat SKMA menjadi lebih baik.

!

1. Apakah konten SKMA bermanfaat/ relevan dengan kondisi kesehatan saat ini? 2. Apakah anda masih membutuhkan SKMA edisi selanjutnya? Jawab dengan format: Nama-Umur_Kota/Kabupaten_Unit Kerja_ Jawaban 1_Jawaban 2 Contoh: Rudiyanto_43_Jakarta Pusat_RSCM_Ya_Ya Kirim melalui WhatsApp/SMS ke 0896-702255-62 atau mengisi formulir pada bit.ly/ surveyskma2020


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Surat Kabar Media Aesculapius (SKMA) edisi Maret-April 2020 by Berani Sehat - Issuu