Surat Kabar Media Aesculapius (SKMA) edisi September-Oktober 2020

Page 1

Media Aesculapius Surat Kabar

Kedokteran dan Kesehatan Nasional Terbit Sejak 1970

September-Oktober 2020 / Edisi 02 / Tahun XLIX / ISSN 0216-4996

@MedAesculapius |

beranisehat.com |

MA INFO

ADVERTORIAL

SUARA MAHASISWA

Siap Tangani Malaria Hingga Tuntas

Memonitor Kadar Obat dengan Jam Pintar

Infodemi: Ancaman Baru di Tengah Pandemi hlm 6

hlm

2

hlm

4

0896-70-2255-62

Menanti Vaksin Covid-19 di Indonesia Secercah asa di tengah suramnya pandemi dalam negeri

S

eiring bergulirnya waktu, kondisi penyebaran Covid-19 di Indonesia kian memprihatinkan. Kontras dengan keberhasilan negara lain, Indonesia masih harus berjuang keras untuk memenangkan peperangan melawan virus corona. Di tengah situasi yang sulit tersebut, pemerintah terus mengusahakan berbagai hal, salah satunya pengembangan vaksin. Tak sedikit pihak yang kemudian menggantungkan harapannya pada vaksin sebagai senjata terakhir dalam mengeradikasi Covid-19. Saat ini, terdapat dua calon vaksin yang sedang dikembangkan secara paralel di Indonesia, yaitu vaksin Sinovac dan vaksin Merah Putih. Lantas, apakah vaksin akan menjadi jawaban atas kegusaran masyarakat selama ini? Dikembangkan oleh Pihak Berbeda Kedua kandidat vaksin yang tengah dikembangkan di Indonesia berasal dari dua perusahaan berbeda. Vaksin Sinovac yang dikembangkan oleh perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd., menjalani uji klinis tahap 1 pada April 2020 lalu untuk menguji keamanan pada hewan. Setelah terbukti aman, vaksin kemudian memasuki uji klinis tahap 2 untuk menilai keamanan, imunogenisitas, dan dosis pada sekitar 600-700 subjek. Kedua tahapan tersebut berlangsung di Tiongkok dengan hasil yang cukup menjanjikan. Kini, vaksin Sinovac telah memasuki uji klinis tahap 3, yakni uji keamanan dan efikasi pada manusia yang dilakukan di sejumlah negara, seperti Indonesia, Brasil, Bangladesh, Chili, Turki, dan Arab Saudi. Tahapan tersebut tidak dapat dilakukan di negara asalnya mengingat angka kejadian Covid-19 di Tiongkok sudah sangat rendah. Di Indonesia sendiri, uji klinis tahap 3 berlangsung di Pusat Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas

D

Padjajaran (Unpad). “Targetnya November 2020 kita menyelesaikan preliminary report soal imunogenisitas, follow up subjek sampai Mei 2021, dan final report (selesai) pada Juni 2021,” tutur dr. Rodman Tarigan, SpA(K), M.Kes, Juru Bicara Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad. Di saat bersamaan, vaksin Merah Putih tengah dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman asal tanah air. Saat ini, pembuatannya masih berada di tahap preklinik, tepatnya pada proses pengembangan antigen sebagai calon vaksin. Proses tersebut diharapkan rampung pada bulan Februari-Maret 2021. Kemudian, bibit vaksin akan ditransfer ke PT Bio Farma (Persero) selaku pihak industri untuk dilanjutkan dengan uji klinis. “Memang butuh waktu yang cukup lama. Semua uji klinis baru bisa selesai akhir tahun 2021 dan produksi massal baru bisa dimulai awal tahun 2022,” tutur Prof. dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K), Direktur LBM Eijkman. Berada di Bawah Pengawasan BPOM Seluruh rangkaian uji klinis kedua vaksin berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Tugas kami adalah memastikan bahwa vaksin itu aman, berkhasiat, dan bermutu sebelum diedarkan, baik dengan menginspeksi protokol uji klinis maupun menilai validitas hasilnya,” jelas Dr. Lucia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm, MARS selaku Direktur Registrasi Obat BPOM. Saat ini, proses peninjauan uji klinis vaksin oleh BPOM tengah mempertimbangkan keadaan darurat pandemi sehingga efektivitas vaksin cukup ditinjau dari tingkat pembentukan titer antibodi.

Walaupun begitu, BPOM akan tetap memantau khasiat dan keamanan vaksin setelah disetujui dan beredar. “Kami akan mengawal uji untuk mengetahui jumlah titer antibodi yang terbentuk dan adanya kejadian ikutan pascaimunisasi,” tegas Lucia. Manakah yang Lebih Baik? Keamanan dan efikasi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan suatu vaksin. Sebuah vaksin Covid-19 dianggap efektif apabila 90% orang yang diberikan vaksin dalam uji klinis fase 3 terhindar dari Covid-19. Saat ini, keamanan dan efikasi kedua vaksin belum dapat ditentukan hingga keduanya menyelesaikan seluruh rangkaian uji klinis. Meskipun demikian, vaksin Sinovac dinilai lebih aman karena menggunakan model “virus kiki/MA mati” meskipun imunogenisitas yang terbentuk tidak sebaik vaksin Merah Putih yang menggunakan dua subunit protein virus. Di sisi lain, vaksin Merah Putih diprediksi akan lebih baik dalam menangani Covid-19 di Indonesia karena dibuat dengan bibit virus Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia. “Vaksin yang baik harus dapat melindungi orang Indonesia dari virus yang bersirkulasi di Indonesia,” tukas Amin. Dari segi biaya pun, vaksin Merah Putih berpotensi lebih murah karena tidak memerlukan pemenuhan royalti untuk negara asal vaksin. Meskipun demikian, harga pasti kedua vaksin di pasaran masih belum bisa diketahui. “Kita pasti akan

Fenomena Klaim Palsu Obat Covid-19

i tengah penantian produksi vaksin secara massal, berbagai produk obat mengklaim mampu mencegah bahkan mengobati Covid-19. Di sisi lain, pemerintah dan sejumlah ahli dengan tegas menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada satu obat pun yang memiliki kemampuan dalam menyembuhkan infeksi virus corona. Hal tersebut tentunya memunculkan tanda tanya besar dan kebingungan masyarakat mengenai pengobatan Covid-19. Sebelum suatu obat dipercaya mampu menyembuhkan suatu penyakit, obat tersebut harus berhasil melalui rangkaian uji klinis. “Di antara obat-obat yang telah didaftarkan ke BPOM, belum ada yang menunjukkan hasil uji klinis yang aman dan berkhasiat,” ungkap Lucia. Di antara klaim obat palsu yang beredar, tak sedikit obat yang berbentuk ramuan herbal.

“Padahal, yang ada saat ini hanyalah sebagian obat herbal yang bersifat preventif, promotif, dan meningkatkan sistem imun saja,” ungkap Rani Wardani Hakim, Apt., M.Biomed, Staf Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran FKUI. Banyaknya klaim palsu yang beredar tidak terlepas dari peran media massa yang kerap memelintir berita secara berlebihan. “Informasi yang disampaikan narasumber kadang dilebihkan dan dikurangkan. Seringnya sih dilebihkan, jadi bombastis,” ujar Rani. Fakta tersebut tentu berbahaya karena dapat memunculkan perasaan aman semu sehingga masyarakat abai pada protokol kesehatan. Edukasi publik mengenai hal tersebut sangat diperlukan meskipun cukup menantang. Obat herbal masih menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia sehingga banyak orang yang tidak berpikir dua kali sebelum menggunakannya. Sementara itu, sebagian

tenaga kesehatan terkesan antiherbal akibat beberapa pengalaman buruk yang dialami oleh pasien saat mengonsumsi obat herbal. Merespons fenomena tersebut, masyarakat diharapkan mau memahami bahwa tidak semua obat herbal aman dan sesuai dengan klaim yang beredar (keamanan suatu obat herbal dapat dicek di situs BPOM). Momentum ini juga harus digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mulai mempelajari dan meneliti potensi herbal untuk dikembangkan sebagai obat. “Fanatik dengan herbal jangan, sangat anti juga jangan. Bila dokter-dokter di Indonesia antiherbal, kita tidak akan pernah menemukan obat baru dari tanaman Indonesia, padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam hayati,” tutup Rani. gaby, adit

memperhitungkan cost dan benefit-nya,” jelas Rodman. Indonesia Membutuhkan Keduanya Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang ada, Indonesia tentunya sangat membutuhkan suplai vaksin dari kedua perusahaan tersebut untuk memenuhi target nasional. Sejatinya, dibutuhkan setidaknya 70% populasi Indonesia atau lebih dari 170 juta orang yang harus diimunisasi untuk mencapai herd immunity terhadap SARS-CoV-2. Meskipun demikian, vaksin Merah Putih tetap direncanakan sebagai vaksin Covid-19 utama di Indonesia dan diharapkan mampu memenuhi setidaknya 50% kebutuhan vaksin dalam negeri. “Sesuai perjanjian Gavi COVAX, vaksin Sinovac hanya dapat menyuplai 20% kebutuhan dalam negeri. Oleh sebab itu, kita harus punya kemandirian dan bisa membuat vaksin sendiri,” tegas Amin. Melihat perkembangan uji klinisnya yang mendahului vaksin Merah Putih, vaksin Sinovac berpotensi lebih dulu menawarkan imunitas Covid-19 kepada masyarakat Indonesia. Walaupun begitu, Indonesia tetap menaruh harapan besar pada vaksin Merah Putih. Sudah selayaknya Indonesia sebagai negara besar memiliki kemandirian dalam membekali masyarakatnya dengan imunitas Covid-19, melalui pengembangan vaksin yang bibitnya bersumber dari Indonesia dan seutuhnya dikembangkan oleh anak-anak bangsa. Semoga vaksin Merah Putih dapat segera dinikmati oleh masyarakat dan memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan vaksin-vaksin buatan luar negeri sehingga dapat menjadi sebuah persembahan istimewa untuk dunia. adit, gaby

Mari bersama membuat SKMA menjadi lebih baik.

!

1. Apakah konten SKMA bermanfaat/ relevan dengan kondisi kesehatan saat ini? 2. Apakah anda masih membutuhkan SKMA edisi selanjutnya? Jawab dengan format: Nama-Umur_Kota/Kabupaten_Unit Kerja_ Jawaban 1_Jawaban 2 Contoh: Rudiyanto_43_Jakarta Pusat_RSCM_Ya_Ya Kirim melalui WhatsApp/SMS ke 0896-702255-62 atau mengisi formulir pada bit.ly/ surveyskma2020 Lima orang pengisi survei yang beruntung akan mendapatkan cenderamata dari Media Aesculapius


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.