ANALISIS POTENSI DESA
PENUTUP Pembangunan di Jawa Barat tidak terlepas dari usaha pengembangan Desa-Desa menjadi Mandiri. Desa yang Mandiri menjadi pondasi kemajuan di Jawa Barat, karena sebagian besar penduduk Jawa Barat tinggal dan bekerja di Perdesaan. Untuk itu, pengembangan potensi desa menjadi salah satu cara dalam melakukan pembangunan, baik dari sisi potensi fisik maupun potensi non-fisik. Dalam menelaan pembangunan di Jawa Barat, diperlukan adanya data-driven process, dimana data berperan sebagai basis pengambilan kebijakan, baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga Desa. Untuk itu, Jawa Barat memiliki Indeks Desa Membangun sebagai acuan pembangunan dalam bentuk indeks kuantitatif. Berdasarkan data yang disadur dari Indeks Desa Membangun, 10 (sepuluh) diantara 18 (delapan belas) Desa-desa Tertinggal di Jawa Barat terletak di daerah selatan Jawa Barat, yang kaya akan sumber daya alam dan mineral berharga, akibat proses pembentukan permukaan tanah bertahun-tahun lamanya. Meskipun begitu, banyak potensi yang belum tergali secara baik, yang menyebabkan Indeks Komposit Ekonomi (IKE) kesepuluh Desa ini menjadi tertinggal, atau di rata-rata sekitar 0,415. Untuk itu, penelahaan berdasarkan komponen Indeks Komposit Ekonomi (IKE) dapat dijadikan rujukan untuk menghasilkan beberapa rekomendasi pembangunan di Desa terkait. Aksesibilitas dan kualitas jalan menjadi fokus utama dalam pembangunan, baik dalam bentuk jalan Desa, Jembatan Desa, dan Angkutan Umum Desa, karena aksesibilitas akan terkait dengan jalur keluar masuk Desa serta distribusi barang dan jasa dari dan keluar Desa. Selanjutnya, 7 (tujuh) dari sepuluh desa tidak memiliki pusat perdagangan dan bisnis, yang akan menyulitkan perputaran ekonomi dari perdagangan komoditas-komoditas yang akan menguntungkan masyarakat. Hal ini juga terkait dengan minimnya lembaga ekonomi yang mengurus perputaran uang dalam bentuk kredit, terutama di Desa Tertinggal di Kecamatan Cipatujah. Terakhir, distribusi barang sudah tentu akan membutuhkan pengelolaan dalam bidang logistik, sehingga bisnis di Desa bisa berjalan dengan baik. Diharapkan dengan adanya data driven analysis dalam bentuk deskripsi diatas, pemerintah Desa dan Masyarakat Desa dapat menganggarkan dan melakukan pembangunan sesuai dengan potensi dan kekurangannya masing-masing.
29