syUrgA tErhInA sEmAngkUk IndOmIEr 27
4
28 indomie, seleraaaakuuuuuuu......................
syUrgA tErhInA sEmAngkUk IndOmIEr 29
30 indomie, seleraaaakuuuuuuu......................
syUrgA tErhInA sEmAngkUk IndOmIEr 31
32 indomie, seleraaaakuuuuuuu......................
Apakah kesalahan ada pada penemuan sebuah makanan yang instan di mana memudahkan sebuah proses-proses yang cukup menyita waktu sedangkan kita tahu sekarang ini waktu adalah komoditas yang mewah yang hanya bisa dipilih oleh mereka-mereka yang mewah pula apakah dengan demikian kita berpikir bahwa.... Okelah.
DADANG: Saya mendengar penjelasan saudara Martin perihal waktu dan kapitalisme tadi.... MARTIN: Hmmm... Ya, oke. Gimana, gimana, Mas? DADANG: Saya sekarang baru mengerti, kenapa di Arab itu dibangun gedung-gedung tinggi. Karena waktu terlalu berharga di masa kapitalisme ini.... Abis lunch, naik lift. Di lift, nah... SEX AFTER LUNCH!!!
Bahwa dengan masuknya industrialisasi ketika kita membuka pintu negara ini sebesar-besarnya untuk investasi dalam negeri mau pun luar negeri kita butuh makanan yang begitu murah namun mengembalikan tenaga bagi pekerja-pekerja. Maka beras adalah solusinya. Murah, gampang, bisa dipanen berkali-kali, mengenyangkan, meski barangkali tidak sehat-sehat amat. Bersamaan dengan beras yang terkadang rasanya segitu tawarnya, masuklah perlahan-lahan ke warung-warung kita indomie, sarimie, supermie, yang kuahnya, jika disiramkan di atas nasi putih, bisa memberikan cita rasa dan tandaslah sepiring nasi. syUrgA tErhInA sEmAngkUk IndOmIEr 33