Cardios Edisi 10

Page 1

Profil DPM & LEM Plan of Action:

Beta Melekat

Litbang, Badan Penilai Milik LEM

Sport Medicine: Blok Elektif Unggulan FK UII


Assalamualaikum wr. wb. Apa kabar para pembaca setia Cardios Magazine? Semoga selalu didalam lindungan Allah SWT. Cardios Magazine adalah persembahan dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dalam bidang jurnalistik. Senang sekali rasanya dapat kembali dengan kepengurusan yang baru di Cardios Magazine. Pada edisi kali ini Cardios akan membahas mengenai isu terhangat yang sedang ramai dibicarakan di bidang kedokteran yaitu mengenai Dokter Layanan Primer (DLP). Kami akan membahas mengenai alur, urgensi hingga pendapat beberapa dosen dan mahasiswa mengenai DLP. Edisi ini juga akan membahas mengenai kepengurusan LEM FK UII 2015/2016 serta visi dan misinya. Selain LEM, kami juga akan membahas visi dan misi dari DPM FK UII kepengurusan 2015/2016. Pada edisi kali ini banyak isu-isu menarik lainnya yang akan kami bahas termasuk PoA 2015, virus terbaru di dunia kedokteran, trend festival kuliner dan masih banyak lagi. Terima kasih kepada tim redaksi Cardios yang telah mensukseskan dari menghimpun berita sampai dengan pendistribusian dari cardios edisi ke sepuluh. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan, konten, atau hal-hal lain yang kurang berkenan. Semoga majalah ini bisa menjadi salah satu pusat informasi andalan di fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia ini.

/

/

Wassalamualaikum wr. wb.

Divisi Editor Kepala Divisi Dian Yuliarmi ‘13 Anggota Rahmadani Sasongko ‘14 Shafarina Maulia Prasudia ‘14 Astri Ratnasari ‘14 Tita Retno Dewinta ‘14 Baitika Hayatunnufus ‘14 Febrina Citra ‘14

Divisi Publishing and Funding Amiroh Dewi Kartika ‘13 Divisi Desain Grafis Kepala Divisi Nastiti Putri Arimami ‘14 Anggota Hidayaning N. Syahbania ‘13 Muthia Tsabita R. ‘14 Widya K. C. P. ‘14 Amiruddin Tulu ‘14

Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia © 2016



1.

2.

3.

Sosialisasi program pendidikan dokter layanan primer ke rumah sakit pendidikan. Sampai saat ini, roadmap tentang pendidikan dokter layanan primer belum jelas. Apabila pendidikan dokter layanan primer dilaksanakan di rumah sakit pendidikan, tentu akan terjadi permasalahan baru terkait daya tampung rumah sakit pendidikan. Sosialisasi program penndidikan dokter layanan primer ke orang tua atau perwalian mahasiswa. Adanya jenjang strata baru tentu akan berimplikasi pada rencana masa depan mahasiswa dan dianggap akan mempersulit. Berkaca dari hasil Uji Kompetensi, ada kesan bahwa dokter-dokter tamatan program pendidikan dokter saat ini dianggap tidak kompeten untuk bisa bergabung dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional sehingga strata baru pendidikan dokter layanan primer dianggap perlu.



Kalau ditanya tentang Nasib Dokter Umum, beginilah pendapat mereka: Baru – baru ini tersebar berita jika nanti dokter layanan primer telah diberlakukan yang akan bekerjasama dengan pemerintahan dengan menggunakan BPJS, dokter umum tidak bisa bekerja sama dengan pihak pemerintah. Menurut dr. Sani, selaku tim DLP FK UII, “Sayang sekali berita tersebut tidak benar, dokter umum pun tetap bisa melayani pasien – pasien dengan BPJS hanya saja reward yang didapat berbeda.” Kalau menurut dr. Linda begini; “Nah, yang akan menjadi Dokter Layanan Primer pun adalah sebagian dari Dokter Umum. Untuk mereka yang tidak melanjutkan menjadi DLP pun juga masih bisa menjadi dokter umum, dan masih bisa melayani pasien. Pasien juga boleh langsung berobat ke tempat praktek dokter umum, namun kartu BPJS hanya dapat digunakan untuk berobat kepada dokter layanan primer.”

Penulis Editor Desain

: FC, MC, YV : DY : NPA

4/cardiosmagz/ed10


Sebagai salah satu universitas berakreditasi A, UII diberi amanah untuk menjadi sarana dilakukannya pembelajaran DLP di Indonesia. Sebagai feedback kepada amanah pemerintah tersebut, UII pun sudah matang persiapannya, tinggal menunggu mandat dari pemerintah tentang pembukaan sekolah khusus DLP tersebut. Masalah saat ini yang perlu dipertimbangkan lagi yakni bahwa IDI masih menolak adanya penyebutan sekolah khusus DLP. Setelah lulus sekolah DLP nanti para dokter akan mendapat gelar Sp.LP, namun itu pun masih diperdebatkan. Sistem pembelajarannya juga masih dipertanyakan, apakah akan ada tutorial lagi, atau akan lebih banyak praktikum, atau hanya akan ada keterampilan medik. Yang bisa dipastikan, sistem pembelajaran yang direncakan pemerintah nanti yakni lebih menjujung ke penerapannya di rumah sakit atau fasilitas kesehatan masyarakat. Ditanya tentang bagaimana kesiapan UII sebagai salah satu pelaksana pendidikan DLP, dr. Sani ikut menambahkan, “Pokoknya, saat ini UII sudah memiliki tim khusus DLP yangg berjumlah 10 orang, dan beliau-beliau inilah yang kemarin menghadiri studi banding ke Manila. Di Manila sendiri berjalan program Dokter Layanan Primer selama 45 tahun lamanya. Nah, sejak setahun yang lalu sudah ada pelatihan di Semarang selama satu minggu di Balpekes (Balai Pelatihan Kesehatan). Nanti juga rencananya 2016, juga mau mendatangkan guru besar dari Manila. Dokter DLP juga akan mengunjungi FK UII untuk memberikan pengarahan lebih lanjut mengenai DLP.�

5/cardiosmagz/ed10


pills

Penulis Editor Desain

: FC, MC,YV : DY : DAI 6/cardiosmagz/ed10


Badan Penilai Milik LEM Tahun kepengurusan 2015 Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (LEM FKUII) resmi menambahkan Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) kedalam struktur organisasi mereka. Litbang akan fokus pada penelitian atas sesuatu yang telah dicapai, terutama apa yang telah dilaksanakan oleh Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM). “Jadi litbang sendiri adalah penelitian dan pengembangan, tapi lebih ke penelitian,” jelas Refa Nabila sebagai Kepala Departemen Litbang. Departemen Litbang beranggotakan Refa angkatan 2013, serta Pandhu, Agil, Farin dan Faisal dari angkatan 2014. Tujuan Litbang sendiri adalah mengetahui minat mahasiswa terhadap keorganisasian maupun kegiatan-kegiatan mahasiswa. “Outputnya kita mengetahui apa-apa saja sih minat mahasiswa apakah lebih ke organisasi atau kegiatan-kegiatan mahasiswa,” lanjut Refa. Litbang menilai hasil dari pengembangan mahasiswa dan akan diwujudkan dalam bentuk Sistem Kredit Poin (SKP), SKP terdiri dari poin ikut kepanitiaan dan seminar tetapi detail konten masih dalam tahap penyusunan. “Litbang akan menilai melalui SKP, yang sampai saat ini SKP masih digodog, masih tanya sama yang udah nerapin SKP dan pihak Dekan,” lanjut dia. Refa juga menambahkan bahwa pihak Dekanat sangat mendukung dan bersemangat mengenai program yang akan dilaksanakan ini.

Penulis Editor Desain

: AF : BH : NPA

Selain SKP, Litbang juga mempunyai program pengawasan terhadap fungsionaris LEM. Litbang akan memonitoring nilai dari tiap fungsionaris dan menerapkan standar tersendiri. Ketika seorang fungsionaris tidak memenuhi standar dari Litbang, kepala departemen (kadept) dari fungsionaris tersebut akan diberi surat rekomendasi, dan saat nilai telah mencapai batasan tertentu, Litbang bisa merekomendasikan “vakum“ dari organisasi dan kepanitiaan terhadap seorang fungsionaris. “Selain SKP kita juga punya program pengawasan, semacam mengawasi nilai fungsionaris melihat nilai dari anggota LEM ketika itu turun dan kita punya batasan tersendiri, ketika tidak sesuai batasan, kita akan memberi saran ke kadeptnya atau Ketua LEM untuk mengurangi jumlah kepanitiaan kalau misalnya dia udah parah banget sementara aia “divakumkan” dulu,” kata Refa. Refa juga berharap adanya Litbang dapat membantu meningkatkan minat organisasi dilingkup Keluarga Mahasiswa FK UII (KM FK UII), “InsyaAllah semoga mahasiswa FK UII lebih aktif, KM FK UII nggak kekurangan anggota lagi diorganisasinya, kalau sekarang ya tahu sendirilah gimana,” kata Refa. Khusus bagi SKP kedepan diharapkan mampu membantu akreditasi lewat bidang penelitian. “SKP juga menilai masalah kegiatan penelitian, karena di FK sendiri minat meneliti masih sedikit banget dengan adanya SKP semoga bisa meningkatkan minat dan membantu akreditasi,” tutup Refa.

7/cardiosmagz/ed10


Pentingkah Internship PIDI (Program Intership Dokter Indonesia) kini sedang menjadi isu yang ramai diperdebatkan. Banyak mahasiswa melempar kri k tentang program internship. Lamanya waktu menunggu, Bantuan Biaya Hidup (BBH), wahana internship yang tersedia, belum lagi kini berhembus kabar bahwa jangka waktu internship akan ditambah menjadi dua tahun. Internship adalah sebuah program dari kemenkes RI, yang disepaka oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Program ini dilaksanakan bagi para dokter muda yang sudah lulus Ujian Kompetensi Dasar Kedokteran (UKDI). Dalam jangka waktu 1 tahun, 4 bulan akan 'magang' di Puskesmas dan selama 8 bulan di rumah sakit. Program internship memiliki payung hukum yang sangat kuat. Internship diatur dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2013 pasal 7 ayat (7): program profesi dokter dan dokter gigi dilanjutkan dengan program internship. Menurut DR. dr. KRT. Bondan Agus Suryanto, SE., MA., AAK (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY periode 2004 – 2010). Pendidikan dokter di masa sekarang dak boleh menempatkan pasien sebagai objek langsung, hal itu melanggar hak asasi pasien sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Prak k Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004. Sehingga dokter yang sudah menyelesaikan materi kuliahnya dak cukup terampil dan mandiri dalam menghadapi pasien. Selama fase koas, tanggung jawab terhadap pasien belum sepenuhnya dilimpahkan kepada dokter muda. Pada fase ini, tanggung jawab dan legal aspek terhadap pasien masih ditujukan kepada pembimbing para dokter muda. Meskipun sudah lulus , ke ka terjun di lapangan dokter muda dirasa kurang memiliki rasa percaya diri yang nggi. Hal ini sangat

Penulis Editor Desain

mendasari diperlukannya program internship bagi mahasiswa kedokteran. “Intership dua tahun? Saya kok berpendapat dak perlu. Saya kira setahun sudah cukup karena pendidikan kedokteran sudah mencukupi, walaupun sekarang banyak yang abal. Nah, adanya UKDI dan internship juga berfungsi sebagai saringan. Ke ka sudah lulus UKDI maka sudah tersaring kompetensinya secara nasional,� tambah dr. Bondan. Waktu yang panjang sebenarnya bukanlah sebuah masalah, selama masih dalam batas yang telah ditentukan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2013 bahwa: Internsip adalah pemahiran dan pemandirian dokter yang merupakan bagian dari program penempatan wajib sementara paling lama 1 (satu) tahun. Banyaknya jumlah lulusan UKDI dan dak seimbangnya penyerapan wahana juga menjadi masalah. Administrasi yang lambat menyebabkan menumpuknya penda ar untuk masuk ke wahana yang ada. Selain di Indonesia, program internship juga diadakan di beberapa negara lain yang mana programnya dibiayai oleh negara. Nilai BBH sebesar 2,5 juta per bulan juga dirasa kurang layak untuk hidup di daerah-daerah tertentu, belum lagi adanya beberapa dokter internship yang mengeluhkan BBHnya dibayarkan ga bulan sekali. Pembayaran BBH sendiri diatur oleh pemerintah setempat. Namun dak diketahui secara pas darimana keterlambatan ini berasal, apakah dari pusat atau pemerintah daerah. Belakangan juga santer diberitakan tentang dokter internship yang meninggal dunia ke ka berada di wahana internship. Melihat kondisi beberapa wahana yang sulit diakses dan endemik beberapa penyakit, dokter internship selayaknya mendapatkan asuransi yang dapat menjaminnya. Keberadaan program internship sebenarnya sangat pen ng dan bermanfaat bagi para calon dokter. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kemandirian ini sebaiknya dibenahi mekanismenya. Ke ka mekanisme baik maka dak akan ada lagi para calon internship yang mengeluh karena lamanya waktu menganggur untuk menunggu pemberangkatan, BBH yang dak teratur, dan lainnya.

: FI : DY : WKCP 8/cardiosmagz/ed10



Virus Zika




Berburu Makanan Lewat

Festival makanan tentunya bukan hal yang asing lagi bagi para muda-mudi Jogja. Memang festival makanan akhir-akhir ini sering diselenggarakan di Jogja. Tema festivalnya pun beragam, ada Festival Jajanan Kekinian, Festival Jajanan Kekoenoan, hingga Festival Makanan Nusantara. Berbagai macam makanan dengan beragam varian membuat para pengunjung jadi penasaran. Contohnya saja Festival Jajanan Kekinian yang diselenggarakan pada September 2015 lalu telah sukses mendatangkan lebih dari 5000 pengunjung. Dengan biaya masuk Rp. 5000,00 pengunjung dapat dengan mudahnya menemukan jajanan-jajanan yang sedang “hits� di kalangan anak muda. Jajanan tersebut contohnya kue cubit, martabak manis, jeju ice cream, bubble tea, ice cream pot, pie susu, dan masih banyak lagi. Untuk varian rasa, para penjual sengaja memodifikasi dengan berbagai rasa seperti red velvet, green tea, oreo, ataupun taro dengan berbagai topping seperti kitkat ataupun marshmallow untuk menarik minat pembeli. Lain halnya dengan Festival Jajanan Kekoenoan. Di Festival Jajanan Kekoenoan makanan yang dijual pun kebanyakan bukan makanan yang

sedang “hits� melainkan makanan yang bertema tempo dulu, contohnya saja wedang ronde, wedang pisang, dan risoles. Selain kedua festival makanan tersebut, ada pula Festival Makanan Nusantara yang diselenggarakan pada 20 November dan 15 Desember 2015 lalu yang bertempat di Hartono Mall. Festival Makanan Nusantara ini adalah rangkaian acara soft opening dari Hartono Mall yang terletak di dekat Rumah Sakit JIH Jogja. Ada sekitar 123 stand yang memeriahkan acara dengan berbagai jenis makanan. Selain itu, Band Letto yang diundang sebagai bintang tamu ikut pula memeriahkan acara ini. Festival makanan seperti ini tentunya merupakan hal yang positif bagi industri makanan. Lewat festival makanan ini tersedia wadah kreatif bagi industri makanan dan sebagai ajang pemasaran bagi para foodpreneur muda yang sedang merintis karir. Tak hanya bagi para industri makanan, festival seperti ini juga berdampak positif bagi para pengunjung. Lewat festival makanan seperti ini mereka lebih mudah dan lebih dekat untuk menjumpai dan mencoba berbagai macam makanan tanpa harus capek bermacet-macetan.

Foto : @ceritamakan, @jogjafood, google.com

Penulis Editor Desain

: FC : ARW : NPA

13/cardiosmagz/ed10


S

halat merupakan ibadah wajib umat muslim yang lebih baik dilakukan berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan secara bersama-sama dan minimal berjumlah dua orang. Lalu, apa keuntungan utama shalat berjamaah? Menurut sabda Rasulullah SAW, "Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian." (HR Bukhari dan Muslim). Namun, tidak jarang kita menemukan jamaah yang datang ketika shalat sudah berlangsung satu rakaat (masbuq). Bagaimana hukumnya jamaah yang masbuq? Apa keuntungan lain shalat berjamaah? Dalam shalat berjamaah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam hal pemilihan imam. “Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling hafal al Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu hijrahnya. Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas seseorang pada keluarga dan kekuasaannya, dan jangan juga menduduki permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu atau dengan izinnya� [H.R. Muslim]. Kedua, perihal ganjaran/pahala. Selain dilipatkan 27 derajat, berjalan kaki menuju masjid untuk berjamaah akan dihitung setiap langkah kakinya sebagai satu pahala. Terlebih lagi, keutamaan sholat berjamaah isya dan subuh memiliki ganjaran sendiri, karena kedua waktu ini rentan untuk ditinggalkan.

Penulis : CA Editor : SMP Desain : MTR

“Pahala shalat isya berjamaah sama dengan pahala shalat separuh malam, dan jika shalat subuh yang dikerjakan berjamaah, pahalanya sama dengan shalat semalam suntuk.� [H.R. Muslim] Selanjutnya, mengenai masbuq (tertinggal 1 rakaat atau lebih). Pertama, jika makmum yang masbuq mengikuti rukuk, maka rakaat tersebut terhitung satu rakaat. Lalu, jika makmum datang ketika imam sudah takbiratul ihram dan mau melakukan rukuk, maka makmum harus membaca surat AlFatihah dan ikut rukuk walaupun surat tersebut belum selesai dibaca. Selanjutnya, ketika makmum masbuq harus melengkapi dua rakaat shalat maghrib dan tiga rakaat shalat dzuhur atau ashar, pada rakaat pertama dari shalat yang tertinggal tersebut harus melakukan tasyahud awal. Jika imam sudah tasyahud akhir, makmum tetap ikut duduk namun tidak terhitung satu rakaat, dan pahalanya tetap sama dengan melakukan shalat berjamaah. Ketika imam sudah salam, jamaah yang masbuq harus langsung berdiri dan menyelesaikan rakaat yang tertinggal. Beberapa daerah pun kini memiliki program shalat berjamaah bagi warganya, seperti pada tahun 2014 lalu pemerintah Bengkulu mengadakan sebuah program bagi masyarakatnya yang konsisten shalat berjamaah di masjid akan diberi penghargaan berupa kendaraan mobil. Hal tersebut tentu mendapat pro dan kontra dalam realisasinya. Terlepas dari semuanya, program tersebut semata-mata untuk mengajak masyarakat ke arah yang lebih baik.

14/cardiosmagz/ed10


Menilik BETA MELEKAT : PoA LKMM dan Makrab Carotis 2015 Teman-teman tentu masih ingat dengan kegiatan PoA yang merupakan salah satu rangkaian wajib dari acara LKMM dan Makrab FK UII. Kali ini m Cardios berkesempatan untuk mewawancarai perwakilan PoA dari angkatan 2015 yang baru saja selesai melaksanakannya. Planning of Ac on (PoA) sendiri merupakan salah satu rangkaian wajib dan puncak dari keseluruhan rangkaian acara LKMM dan Makrab FK UII se ap tahunnya. BETA MELEKAT (Berbagi Pengetahuan Menjadi Lebih Dekat), yang berlangsung pada 18-19 Desember 2015 lalu dilaksanakan di desa Ngandong, Sleman. Kegiatan tersebut dilakukan di desa binaan dengan harapan dapat memupuk rasa kepedulian angkatan 2015 terhadap pendidikan masyarakat serta mencaritahu kira-kira dokter seper apa yang diidam-idamkan oleh masyarakat. Kegiatan ini murni dipersiapkan oleh dan untuk mahasiswa FK UII angkatan 2015, tentunya dengan bantuan dan binaan dari berbagai pihak seper LEM, DPM, dan juga Dekanat. Menurut Fitria, selaku salah satu pani a in kegiatan BETA MELEKAT, banyak kejutan-kejutan menarik selama masa persiapan hingga pelaksanaan kegiatan. “Persiapan kami mulai sehabis makrab, tapi karena ini pertama kalinya jadi masih banyak kejutan, seper contohnya sekretaris baru tahu saat beberapa jam sebelum veriďŹ kasi seharusnya mengajukan surat dulu,â€? tutur Fitria. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 150 mahasiswa FK UII angkatan 2015 juga 50 kepala keluarga di desa binaan Ngandong, Sleman. Tujuannya selain dari wujud PoA angkatan 2015, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu melancarkan program pemerintah mengenai kelorisasi, selain itu juga mengedukasi dan memberi arahan langsung masyarakat tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan kehidupan yang Islami. Mekanismenya adalah dengan membaurkan mahasiswa dan warga. Setelah dilakukan pembukaan pada hari pertama, mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil beranggotakan ga orang. Lalu, kelompok-kelompok ini akan disebar ke se ap rumah warga. Di sana mereka mengiku seluruh kegiatan warga sehari-hari sambil menyampaikan materi sesuai dengan yang telah disepaka sebelumnya. Apa saja materinya? Yang pertama tentu tentang daun kelor, mulai dari manfaat tanaman hingga ke kandungan gizinya. Selanjutnya materi tentang PHBS, diantaranya mengajarkan dan mengajak warga untuk menyikat gigi dan mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar. Disamping itu, mahasiswa juga ditugaskan untuk menanamkan nilai-nilai Islam, seper menyampaikan materi mengenai sabar dan ikhlas, serta mengajak warga untuk shalat berjamaah. Gimana? Seper nya seru ya PoA teman-teman angkatan 2015. Semoga dengan diadakannya kegiatan BETA MELEKAT ini kita semua dapat lebih dekat kepada masyarakat dan tetap berkarya, berdaya, berbagi kebaikan serta menumbuhkan rasa kasih sayang serta keakraban pada seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.

Penulis Editor Desain

: NF : SMP : WKCP 15/cardiosmagz/ed10


PROFIL

LEM

Lembaga Ekseku f Mahasiswa (LEM) FK UII baru saja bergan kepengurusan menuju periode 2015/2016. Kabinet baru yang dinamai dengan kabinet KITA merupakan kepanjangan dari Kerja Ikhlas Tetap Amanah. Menurut Ghaniy Prima Sandi sebagai ketua LEM FK UII periode 2015/2016, pemberian nama kabinet ini diharapkan dapat membuat mahasiswa FK UII merasakan bahwa LEM FK UII adalah milik bersama. LEM FK UII periode ini memiliki tujuan untuk melakukan segala kegiatan dengan berlandaskan Islam. LEM FK UII periode 2015/2016 memiliki visi dan misi untuk membangun karakter mahasiswa FK UII sebagai agent of change, agent of development dan agent of treatment menuju masyarakat yang rahmatan

lil 'alamin serta menegakkan pondasi Islam dalam se ap kegiatan kemahasiswaan. LEM FK UII memiliki delapan departemen yang dibawahi langsung oleh ketua dan wakil ketua. Ketua LEM bertanggung jawab secara langsung atas departemen PSDM, Pengmas, Senior dan Ekskominfo, sedangkan wakil ketua bertanggung jawab langsung atas departemen Kastrad, Pendpro, Kewirus, dan Litbang. Sebuah pertemuan dilakukan secara ru n oleh ketua, wakil ketua dan kepala se ap departemen untuk mengontrol kegiatan per-departemen dan koordinasi. Se ap bagian dari LEM FK UII memiliki tugasnya masing-masing baik BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara maupun per-departemennya. Tugas dari seorang ketua LEM FK UII adalah bertanggung jawab atas segala kegiatan ekseku f baik dari internal LEM maupun dari UKM. Dalam melakukan tugasnya seorang ketua didampingi oleh wakil ketua, sebagai rekan untuk saling bertukar pikiran dan berbagi tugas dengan ketua. Sekretaris bertugas mengurus administrasi, sedangkan bendahara mengatur tentang keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran. Departemen Pengmas memiliki peran untuk mengembangkan masyarakat yang berdasarkan dengan tri darma perguruan nggi, sementara departemen PSDM bertugas untuk mengkaderisasi mahasiswa FK UII seper melalui AORTA dan LKMM. Berikutnya, tugas dari departemen Kastrad adalah mengkaji isu-isu secara global baik isu poli s pemerintah ataupun sebagai pembentuk advokasi kampus, sedangkan untuk pengkajian isu-isu pendidikan dan profesi di bidang kedokteran merupakan tugas dari

16/cardiosmagz/ed10


departemen Pendpro. Selanjutnya, departemen Ekskominfo bertugas untuk membentuk serta memperluas jaringan kerjasama LEM FK UII. Departemen Senior berperan dalam menjalankan pengembangan dibidang seni dan olahraga sementara departemen Kewirus bertanggungjawab dalam hal pendanaan di se ap kegiatan LEM. Selain tujuh departemen yang telah disebutkan, LEM FK UII juga memiliki departemen baru yaitu Litbang yang bertujuan untuk memantau perkembangan baik organisasi maupun mahasiswa secara umum melalui SKP (Sistem Kredit Poin).

STRUKTURAL LEM BURT (BADAN URUSAN RUMAH TANGGA)

DEPARTEMEN KEWIRAUSAHAAN

Ketua Wakil Ketua Sekretaris 1 Sekretaris 2 Bendahara 1 Bendahara 2

Kepala Departemen Anggota

: Ghaniy Prima Sandi : Bima Aryaputra : Rizka Aulia Hakmi : Elita Nur Hidaya : Muthmainah K. Hamid : Isma Arwa Rosyida

Kepala Departemen Anggota

DEPARTEMEN EKSTERNAL & KOMINFO Kepala Departemen Anggota

DEPARTEMEN PSDM : Dellarious Benefit Yubaedi : 1. Irbi Eki Habibi 2. Adi a 3. Adelina Pramestu 4. Afifah Nur Fauziah 5. M. Naufal Arkhaputra 6. Muri Wibowo

: Indra Wahono S. : 1. Ammalia Rachmi 2. Fitria Yuris ka Indra R. 3. Luthfianisa Azhari 4. Putri Wahyu Ningsih 5. Zenitha Prismaditha

Kepala Departemen Anggota

Penulis Editor Desain

: Fikri Wahyudi : 1. A. H. Nabilah Fahsa 2. Bellinda Citra Permatasari 3. Candra Ikbal 4. Diinar Athika Firdaus 5. Wahyu C. Utomo

: Annisa Faradilla : 1. Abiyyu Dzay Rizq 2. Firman Alif Mufid 3. M. Zhafirrahman 4. Nadhifah Khairunissa A. 5. Yoanda Aniska B. Siregar

DEPARTEMEN SENI & OLAHRAGA Kepala Departemen Anggota

DEPARTEMEN PENDIDIKAN & PROFESI Kepala Departemen Anggota

: Aqmarina Firda I. : 1. Galvin Giffari 2. Agung Fadlilah Ti s S. 3. Muhammad Faliq 4. Widya K. C. P.

DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGI ADVOKASI

DEPARTEMEN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Kepala Departemen Anggota

: A ka P. Paranadia : 1. Cindy Aulia Pra wi D. 2. Helmi Zunan Tanuwijaya 3. Inna Faradina Putri

: Andra Gita Arumsari : 1. Ahmad Mufa an 2. Alfu Rafdi 3. Rahmah Tania

DEPARTEMEN LITBANG Kepala Departemen Anggota

: Refa Nabila : 1. Agung Ilham Suharyanto 2. Faishal Majid 3. Pandhu Mahendra Bisama 4. Shafarina Maulia Prasudia

: SA : DY : WKCP 17/cardiosmagz/ed10


Ketua

: Harry Kurniawan

Sekretaris Jenderal : Mutia Amalina

(2012)

Komisi II:

(2012)

Ketua

: Yosy Ridinal Fitra

Anggota

: Firman Mufatichul Ichwan (2012)

Komisi I:

(2012)

Ketua

: A. M. Farid Santoso

(2012)

Komisi III:

Anggota

: M. Zaky Hardianto

(2013)

Ketua

: Anandyo Septiawan

(2012)

(2013)

Anggota

: Dany Martha Pradipta

(2013)

Halida Hasyati Aima

D

ewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), sesuai dengan namanya dewan ini berfungsi sebagai perwakilan dari para mahasiswa. DPM berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi mahasiswa dan pihak pengurus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Ketika ada hak yang dilanggar oleh pihak dekanat, DPM dapat menggugat pihak dekanat sebagai perwakilan dari mahasiswa. Hubungan antara DPM dan pihak dekanat adalah garis koordinasi, sehingga komunikasi antara pihak dekanat dan DPM bisa dilakukan dalam satu garis komunikasi. Struktur kepengurusan DPM terdiri dari Pengurus Harian (PH) yang dibagi menjadi ketua dan sekretaris jenderal, dan beberapa komisi yaitu komisi I, II, III. Dalam menjalankan fungsinya, kerja DPM dibantu oleh beberapa komisi. Komisi I adalah internal yang bergerak dalam bidang kesejahteraan mahasiswa dan keorganisasian. Komisi II adalah eksternal, komisi ini mengurusi tentang sosial, politik, dan kemasyarakatan. Komisi III adalah administrasi keuangan yang mengatur tentang keuangan dan kepengurusan keuangan mahasiswa. DPM FK UII mempunyai visi membangun karakter mahasiswa kedokteran sebagai agent of change, agent of development, dan agent of treatment menuju masyarakat yang rahmatan lil'alamin.

Misi yang pertama adalah, menegakan pondasi islam dalam setiap kegiatan kemahasiswaan yang bersumber dari al quran dan al hadits. Kedua, meNcetak iron stock yang memiliki jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan profesionalisme dalam satu kesatuan ukhuwah islamiyah. Ketiga, membangun pola berfikir mahasiswa yang inofatif, produktif, kreatif, peka terhadap perubahan sosial di masyarakat dan krtis terhadap isu yang sedang berkembang. Keempat, mengoptimalkan peranan lembaga sebagai wadah pembangunan karakter mahasiswa. Selama 4 bulan awal kepengurusan ini DPM sedang menampung seluruh aspirasi mahasiswa FK UII, yang nantiya akan disampaikan ke pimpinan FK UII. Fokus utama DPM FK UII yaitu mengenai fasilitas dan pembangunan di FK UII. Hal ini terbukti ketika DPM FK UII ikut serta dalam aksi mahasiswa menagih tahu di Universitas Islam Indonesia mengenai RSP milik sendiri, bukan hanya kerjasama. “Mahasiswa tak hanya diam ketika ada masalah, ketika ada hak-hak mahasiswa yang dilanggar jangan hanya bicara di belakang. Masalah bisa dilaporkan dan dikonsultasikan kepada DPM, karena DPM berfungsi sebagai penyambung lidah mahasiswa,� tutur Harry Kurniawan ketika ditanya tentang harapan kepada mahasiswa FK UII.



Carotis merupakan nama yang disandang kegiatan LKMM dan Makrab FK UII 2015. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 14-15 & 20-22 November 2015 ini mengangkat tema “membangun seorang pemimpin profesional yang berintegritas, berpikir kritis dan rahmatan lil alamin.” Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat berbeda yaitu GKU Prof. Dr. Sardjito UII dan Desa Agrowisata Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa baru angkatan 2015 dan merupakan salah satu alur kaderisasi organisasi di KM FK UII. Salah satu tujuan dari kegiatan ini ialah untuk membentuk pemimpin yang profesional, berintegritas, serta dapat memahami perannya sebagai mahasiswa. Tak tanggung-tanggung, pada LKMM kali ini dapat menghadirkan pemateri-pemateri hebat dan berkualitas, salah satunya yang paling berkesan ialah sosok dr. H. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) yang kini masih menjabat sebagai bupati Kulon Progo.

Nah, ini dia acara yang masih lekat di ingatan kita. Perlombaan berbagai cabang olahraga yang dilaksanakan pada 14-22 Desember 2015 lalu ini membawa tema “Get Healthy, Get Solidarity”. Kegiatan yang mayoritas dilaksanakan di GOR UII ini diikuti oleh seluruh angkatan mahasiswa FK UII dan SatKir. Terdapat beberapa cabang lomba diantaranya voli, basket, catur, bulutangkis dan futsal. Selain cabang olahraga panitia juga turut memberikan penghargaan kepada angkatan dengan supporter terbaik. Kegiatan ini merupakan program kerja tahunan Departemen Seni dan Olahraga LEM FK UII yang sistem kepanitiaannya ialah per angkatan. Medicup 2015 sendiri digawangi oleh mahasiswa FK UII angkatan 2014.

Dalam rangka memperingati hari jadi Fakultas Kedokteran UII yang ke-14. FK UII mengadakan rangkaian acara Milad FK UII, diantaranya adalah lomba hafalan juz amma yang diikuti oleh mahasiswa angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015. Kegiatan lomba tersebut dilaksanakan pada tanggal 7-11 Desember dan final pada tanggal 14 Desember. Selain itu juga diadakan Family Gathering (Famgath) FK UII pada tanggal 20 Desember 2015 Untuk memeriahkan acara Famgath diadakan beberapa games yang dapat diikuti oleh seluruh civitas akademika FK UII, diantaranya ialah lomba bakiak, estafet makan, kipas balon dan berbagai games kekompakan lainnya. Selain lomba dan games juga diadakan pemberian penghargaan untuk kategori mahasiswa terfavorit di setiap angkatan, dosen, serta karyawan terfavorit dengan sistem voting. Penghargaan dosen terfavorit jatuh kepada dr. Zainuri dan karyawan terfavorit diberikan kepada pak Sigit. Penulis Editor Desain

: FC, MC,YV : DY : DAI

20/cardiosmagz/ed10




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.