untuk Mahasiswa Buat kamu yang ingin bikin perubahan dan peduli dengan isu Hak Asasi Manusia, Change Magz akan mengadakan workshop “Human Rights for Beginners� di bulan Juli 2010.
Syaratnya: 1. Biodata atau CV lengkap kamu 2. Essai singkat (max. 750 kata) yang mencakup tiga hal berikut: r Pentingnya hak asasi manusia untuk diriku r Hak asasi di sekolah dan kampus r Alasan mengikuti workshop ini Kirimkan ke redaksi@majalahchange.com dengan subjek: HAM for beginners Paling lambat 16 Juli 2010 15 Peserta yang terpilih untuk mengikuti workshop ini nantinya akan dilibatkan dalam penulisan buku tentang Hak Asasi Manusia. Tunggu apalagi? Daftarin diri kamu sekarang juga!
04 Pamflet 05 Contributor & Crew 07 Changing Room 08 Change Your Mind Perempuan di media 12 Change Your Mind Realita & Rekayasa 15 Change Your Mind Cantik itu palsu 17 Change Your Mind Girls for sale 20 Change Your Mind School Of Rock
24 Change ng Yo You ur Min ur M d Mi Girl Pow weeerr wer 27 Tips For F Cha Ch nge 28 Change For Dummies Free Trade or Fair Trade
44 Main Review Pelarangan Buku 44 Review Buku 45 Review Musik 46 Review Film
30 Profil
48 Change Journey Paris
32 Speak Up 34 Change Lifestyle 37 Puisi
50 Agenda Kamu 51 Change News
38 Cerpen
62 Curcol
40 Change Gallery
66 Change Your Future 70 Agent Of Change
List
Cover Oleh : Hendry Ong m www.hendryong.deviantart.co
3
Sudah berapa banyak cewek yang diet mati-matian untuk bisa berbadan kurus seperti Taylor Momsen? Mereka ingin bisa memakai baju dengan size zero seperti model Runway. Mereka percaya bisa memiliki kulit seputih artis Korea atau Hollywood. Mereka, begitu juga dengan kita, sudah terlalu banyak ditipu, tidak diberi ruang untuk bangun dari kenyataan, dan hanya ada sedikit tempat bagi keberagaman. Media yang punya peran besar dalam kehidupan masyarakat sepertinya sering menyalahgunakan peran mulianya untuk menyudutkan siapapun (terutama perempuan) yang ‘beda’ dengan versinya.
Pamflet
Perempuan seperti boneka plastik yang tidak punya kesempatan untuk bersuara, berdandan sesuai selera, apalagi melakukan sesuatu yang Ia suka. Ada orang di baliknya yang mengatur dan mendikte perannya. Ada yang mendandaninya dan mengatur cara berpakaiannya. Ada sutradara yang mengarahkan peran-perannya. Belum lagi jika Ia sudah ‘ditambal-sulam’ dengan operasi plastik, hmmm... nggak ada bedanya dengan boneka barbie kamu dulu kan? Change Magz ingin memberi informasi yang bisa jadi panduan agar kamu tidak menjelma menjadi salah satu cewek seperti yang disebutkan di atas. Apa yang Change Crew tulis di edisi ini bisa ikut meyakinkan kita semua untuk punya mimpi yang lebih berarti dari hanya sekedar menjadi duplikatnya Mary-Kate Olsen. Seperti semboyan Change Magz ‘It’s time to be different’, kamu nggak perlu takut kalau kamu berbeda dengan apa yang sering ditampilkan media. Kan kita bukan boneka barbie, kita anak muda yang bisa bikin perubahan di sekitar kita, ya nggak?! Dan perubahan nggak akan terjadi, kalau kita sibuk mengubah diri sesuai dengan kriteria ideal media. Pilihan ada di tangan kamu Guys! Mau jadi anak muda yang jadi diri sendiri dan bisa bikin perubahan, atau jadi boneka barbie yang cantik abis tapi nggak bisa bikin apa-apa?
Afra Ramadhan
Redaktur Pelaksana
pelaksana pun ikut turun tangan gaan untuk untuk untu ntu tu ‘n tu ‘ngerjain’ keempat model dadakan ini, dengan sibuk mengarahkan gaya dan mengatur pakaian yang dikenakan mereka. Wajah para model pun nggak luput dari polesan Alia Make up artist dadakan namun handal. Pemotretan yang berlangsung fun sekaligus ribet ini bisa kalian nikmati di bagian Change your mind. Salut untuk tim dan pembaca Change Magz yang nggak pernah nyerah untuk menyumbang ide dan membantu kita!
Change Crew Penanggung Jawab: Mariana Amiruddin Pemimpin Umum: Deedee Achriani Pemimpin Redaksi: Aquino Hayunta Wakil Pemimpin Redaksi: Syaldi Sahude Redaktur Pelaksana: Afra Ramadhan Junior Editor: Farhanah Kontributor: Agrita Widiasari, Amalia Sekarjati, Arip Pirosa, Bimo Aditya, Gini Arimbi, Gisella Pratiwi, Hendri Yulius, Indah Yusari, Maulida Raviola, Niesrina Nadhifah, Oswald Sandy, Rinaldi Ridwan. Fotografer: Mahatma Putra Art and Design: Zulfikar Arief Alamat Redaksi: Jl. Tebet Barat Dalam 9A No.B1, Jakarta Selatan – 12810 Telp: (+6221) 837-02005 (hunting) Faks: (+6221) 830-0211 e-mail: Redaksi@majalahchange.com
6XSSRUWHG E\
Untuk Media Partner: Rio- 085782089010 Moli- 085711871363 Facebook: Change Magazine (fan page & group) @ChangeMagz
5
Contributor & crew
Ada yang beda dengan Change Magz edisi kali ini. Tema “Girls in Media” membuat tim kreatif Change Magz jadi terinspirasi dengan tampilan ala halaman fashion di majalah perempuan. Melalui beberapa kali brainstorming ide, akhirnya kita sepakat untuk bikin foto yang lebih glossy supaya beda dengan edisi lainnya. Alhasil, beberapa orang Change Crew jadi korban keisengan Putra, fotografer andalan Change Magz. Korbannya ada Astrid, Bimo, Shera, dan Alia yang pasrah kita permak dan berpose. Afra, redaktur
Pernah nggak suatu waktu kamu ngebayangin jadi selebritis muda yang keren, terkenal, dan selalu diikutin banyak fans kemanapun kamu pergi? Dan seandainya kamu ada di posisi itu, kira-kira trend apa yang ingin kamu sebarkan pada ratusan atau bahkan ribuan fans kamu? (Oswald Sandy)
“Gue mau bikin trend hidup sehat dengan cara makan teratur, istirahat cukup, sama olahraga deh. Karena menurut gue hidup sehat itu mahal banget harganya buat kita.” Bella Ayu Lestari, 15 tahun, SMAN 1 Jakarta
“Trend cinta produk Indonesia! Jadi tiap hari gue bakal make baju-baju dari berbagai wilayah Indonesia yang udah di modernisasi pastinya, dan minta supaya fans-fans gue lebih cinta sama tanah air dan mau bareng-bareng untuk melestarikan, menjaga, dan menggunakan warisan budaya Indonesia yang buanyaaak banget. Keep support local product guys!” Dita Anggraini, 17 tahun, SMAN 1 Jakarta 7
Changing Room
“Gue bakal bikin olahraga tuh sesuatu yang wajib, sebagai ‘Life Style’. Itu yang bakal gue jadiin trend, sehingga fansfans gue pada ngikutin gue.” Brando Franco Windah, 18 tahun, Homeschool Kak Seto
“Gue pengen bikin trend fashion hasil rombakan gue dengan gaya campuran jaman 80, 90, and 2000an. Terus juga kalo sekarang jamannya ngomong kaya bule yang super ribet itu, gue mau bikin t trend ngomong bahasa daerah, k lucu tuh yee.” Risa Annisa kan F Feby, 16 tahun, SMAN 2 Jakarta
Your Mind
Apa yang kita lihat di media? Kulit putih, rambut panjang dan lurus serta badan yang tidak gendut alias langsing. Kurang lebih seperti itulah kriteria-kriteria perempuan yang tampil di media (televisi ataupun media cetak), terutama yang menjadi ikon kecantikan. Kita bisa lihat mulai dari iklan facial wash, minyak goreng, pembersih lantai, body lotion, mie instan sampai oli kendaraan bermotor. Tidak kalah juga dengan pemain film ataupun sinetron, sering kali menampilkan sosok perempuan dengan jabatan yang setinggi langit tetapi tetap harus kembali lagi ke dapur guna menciptakan sosok perempuan “sempurna”. Perempuan yang “cantik”, berkedudukan tinggi dan bisa masak serta mengurus rumah adalah perempuan “sempurna”. Memangnya perempuan robot yang nggak punya perasaan dan batasan tenaga?
8
Apa yang sebenarnya terjad i?
Fenomena yang terjadi pada perempuan tersebut dapat dilih at melalui penjelasan yang diga oleh Sosiolog, Pak Thamrin Tam gas agola mengenai 5 citra perempu an dalam media, yaitu: 1. Citra pigura Perempuan (terutama kelas men engah atas) ditekankan untu k berpenampilan yang menarik perhatian (memikat). Perempu an harus bertubuh langsing, kuli t putih, rambut lurus dan pan jang. Media nentuin konsep kecantikan ideal. Kalau kamu pere mpu an mau dibilang cantik, ya, kamu harus ngikutin konsep “cantik” yang dibuat oleh med ia tersebut. Contohnya bisa dilih beberapa iklan perawatan tubu at di h perempuan 2. Citra pilar Perempuan di sini digambarkan sebagai pengurus rumah tang ga dan keluarga. Perempuan diposisikan bahwa tempatnya di dapur dan di rumah, Perempu an selalu diidentikkan sebaga pengurus suami, pengelola keu i angan, dan merawat anak-an akn ya. Kamu bisa lihat di iklan di media cetak ataupun elektron ik seperti iklan minyak goreng, popok bayi, ataupun pembers lantai, pasti selalu perempuan ih yang menjadi modelnya. Kam u juga bisa lihat di sinetron-sin yang ada di televisi. etron 3. Citra peraduan Perempuan selalu digambarkan sebagai obyek dari laki-laki. Di sini dikatakan bahwa sudah sewajarnya perempuan diha dirkan sebagai “pemandangan yan g bagus” bagi laki-laki. Ini bisa kamu lihat di iklan mi instan yang bintangnya perempuan yan g memakai pakaian seksi yang jelas tujuannya untuk menarik perhatian laki-laki. Apa hubung ann ya mi dengan berpakaian seksi? Padahal yang makan mie bukan laki-laki aja, kan… 4. Citra pinggan Bagaimanapun tingginya jaba tan atau pendidikan seorang perempuan, urusan dapur atau rumah adalah kewajibannya. pun Jadi jika perempuan itu direktur sebuah perusahaan ataupun adalah seorang penulis yang dia hebat, dia harus tetap memasak dan mengurus rumah. Banyak sekali contoh yang bisa kamu lihat di iklan ataupun acara tele visi yang ada di Indonesia. 5. Citra pergaulan Misalnya seperti yang ada film -film, di sebuah sekolah ada kelo mpok anak cewek yang eksis get. Anggotanya anak-anak chee banrleaders, terus anak-anak pere mpu an yang selalu fashionable ditambah lagi anak-anak gau l. Inilah anak-anak yang diterima di pergaulan. Kemudian ada perempuan yang berpenampi anak lan bisa aja tapi dia juara kela s dan pintar, pasti dia lebih sering untuk jadi bahan gurauan. Di sinilah perempuan diterima berd asarkan tampilan fisiknya saja .
9
Kok bisa seperti ini? Citra-citra yang sudah disebutkan di atas bisa terjadi karena perempuan selalu dianggap sebagai makhluk kedua setelah laki-laki. Ini pun membuat perempuan menjadi berpikir bahwa posisinya yang nomor dua itu adalah sesuatu yang wajar. Perempuan di dalam media hanya menjadi pemanis dan obyek saja. Media menjadi alat perantara dari ide-ide atau gagasan yang mendikte tubuh perempuan. Sehingga bisa dikatakan di balik iklan-iklan ataupun tayangantayangan yang di media ternyata ada sesuatu yang disimpan rapat di sana. Hal yang disimpan rapat tersebut adalah pemikiran patriarki, yang menganggap bahwa laki-laki adalah segalanya, laki-laki makhluk yang kuat dan berkuasa, sedangkan perempuan adalah makhluk yang lemah, nomor dua dan menjadi abdi bagi laki-laki. Medialah yang melanggengkan konsep tersebut. Media menyebarkan pemahaman itu sehingga membuat pemahaman terukir di kepala setiap orang, baik perempuan dan laki-laki.
Your Mind
Terus harus gimana? Kita harus berangkat dari perbedaan bukan persamaan. Di dunia ini ada perempuan dan lakilaki. Ada yang kulitnya hitam dan putih ataupun kuning langsat. Ada yang berambut keriting dan ada yang lurus. Jadi semuanya mempunyai perbedaan, namun bukan berarti bertambrakan ataupun salah satu pihak menguasai pihak lain. Perbedaan-perbedaan ini harus disadari dan dihormati. Kita harus mengubah pemaknaan kita terhadap iklan ataupun siaran-siaran dan info-info di media yang membuat perempuan menjadi obyek atau pemanis saja. Kita mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita menghargai tubuh kita terlebih dahulu, dengan menghormati tubuh kita, merasa memiliki, bangga serta merawatnya. Kita harus “mandiri� dengan tubuh kita bukan orang lain yang menentukan tubuh kita ini.
So, kalau kamu nggak langsing, kulit kamu hitam dan nggak bisa masak? Ya, ini diri gue!
(Indah Yusari)
10
BEAUTY, BRAIN, BEHAVIOUR, BODY
Pada Awalnya... Esensi media adalah penyampaian pesan kepada orang banyak. Media manusia yang pertama adalah bahasa. Dari bahasa kemudian terbentuk cerita dan opini. Kalau kita menengok kembali ke jaman pra sejarah, orang-orang hanya menceritakan pengalaman mereka melalui ucapan, hingga akhirnya bangsa mesir pertama kali menciptakan hieroglyph. Sejak abad literasi ini (2.000 - 1.500 SM), manusia mulai mencatat kehidupan bermasyarakatnya. Beribu-ribu tahun kemudian (tahun 1450), media berkembang menjadi media konvensional yang hingga sekarang masih dipakai, yaitu media cetak. Dulunya tulisan diperbanyak dengan metode manuskrip, yakni menulis ulang. Johannes Gutenberg adalah salah seorang tokoh dari Jerman yang kemudian pertama kali menggunakan mesin cetak untuk memperbanyak tulisan. Di tahun 1453 ia menggunakannya bukan untuk mencetak 12
surat kabar/media massa, namun untuk mencetak kitab suci untuk disebarluaskan ke orang-orang. Berawal dari perkembangan teknologi inilah akhirnya manusia mulai menduplikasi tulisan dan buku untuk kepentingan propaganda. Saat era ini, perhatian masyarakat terfokus hanya pada katakata karena belum ada foto seperti sekarang. Seiring dengan ditemukannya telegram pada tahun 1850, teknologi untuk menunjang perkembangan media pun mulai tumbuh pesat hingga seperti sekarang ini. Media tak hanya sebatas bentuk cetak tetapi juga ada elektronik dan digital. Pekembangan teknologi ini otomatis menguatkan pengaruh media dalam masyarakat. Kini, kata-kata saja tidak cukup meyakinkan kita, foto, video, atau bahkan animasi bisa lebih kuat mempengaruhi masyarakat. Apalagi, media di era digital seperti sekarang sudah semakin dekat dengan kita. Karena komputer, telepon selular, atau blackberry ada dalam genggaman, media mulai masuk ke ru-
Your Mind
ang pribadi kita. Konsekuensinya, isi atau apapun yang ditampilkan punya kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi pikiran atau perilaku kita. Â
Siapa yang Terpengaruh, Media atau Kita? Dari sejarah media di atas kita bisa menarik sebuah garis lurus antara media dan masyarakat. Tentunya masyarakat adalah penikmat dan pembuat media itu sendiri. Jika ada yang kemudian bertanya: Masyarakat yang membentuk isi media, atau media yang membentuk citra di masyarakat? Saat melihat berita siaran langsung di televisi, kita menjadi sepenuhnya yakin kalau apa yang ditampilkan di layar adalah sebuah fakta karena terekam dalam format audio visual. Padahal, meskipun televisi memberitakannya secara live, belum tentu realita di lapangan sama persis dengan yang ditampilkan di TV.
13
“Kita seringkali lupa kalau media (apapun formatnya) hanya menggambarkan realita tangan kedua yang sudah punya rencana program atau arahan-arahan tertentu sebelumnya.� Dengan kekuatan audio visual seperti berita di TV, kita dibuat seolah-olah berada di TKP (Tempat Kejadian Perkara), mengikuti jalannya kamera yang ditampilkan gambarnya ke layar kaca rumah kita. Kita hanya melihat apa yang ada di depan layar, di belakang layar siapa yang tahu? Masyarakat dengan mudahnya percaya akan apa yang media tampilkan, tanpa mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang ada di balik layar. Semua realita yang muncul di layar sudah melalui rapat redaksi, pengawasan produser, atau bahkan perintah dari pemimpin redaksi berita.
oleh media. Kita bisa lihat di sebuah acara talk show malam yang dipandu oleh komedian ternama melecehkan dan mempermainkan bintang tamu atau tokoh perempuan yang terlibat di acara tersebut. Parahnya lagi, masyarakat banyak yang tertawa melihat peristiwa yang ditampilkan di acara tersebut. Perempuan di acara tersebut juga cenderung digambarkan pasrah dan tak berdaya diperlakukan seperti itu. Meskipun citra seperti ini berdampak negatif pada masyarakat, media tetap menampilkannya berkali-kali, sampai masyarakat merasa perilaku tersebut adalah sesuatu yang wajar.
Karena masyarakat yang kurang kritis seringkali menganggap bahwa apa yang ditampilkan dalam media adalah sesuatu yang normal dan wajar.Â
Para pemilik atau pelaku media sadar akan kemampuan mereka mempengaruhi khalayak, sehingga jangan heran jika media massa lah yang bertanggung jawab atas tren-tren yang muncul di keseharian kita. Tidak hanya sekedar tren, media juga punya kepentingan untuk membentuk khalayaknya. Misalnya, masyarakat Indonesia tadinya tidak suka Yogurt, namun di media para selebriti banyak yang minum yogurt, dan hal ini membuat kita menjadi tertarik untuk mencobanya. Lebih jauh lagi, media punya pengaruh kuat untuk membentuk nilai-nilai yang ada dalam sebuah masyarakat. Karena masyarakat yang kurang kritis seringkali menganggap bahwa apa yang ditampilkan dalam media adalah sesuatu yang normal dan wajar.Â
Citra Perempuan yang Direkayasa Mulai dari nilai-nilai kekerasan, konsumtivisme, hingga standar moral tidak lepas dari pengaruh media. Bahkan nilai-nilai atau perilaku yang merendahkan perempuan sering dimunculkan 14
Seperti yang udah ditulis di artikel sebelumnya, citra perempuan yang ditampilkan media memang nggak jauh-jauh dari situ. Kalau nggak lagi memasak di dapur, ya merengek pada pacarnya memohon perhatian. Media punya standar ibu rumah tangga ideal yang rajin bersihin rumah sekaligus jago dandan. Citra ini tidak berlaku mutlak di masyarakat kita lho...! Ada banyak perempuan yang tidak bisa memasak, ada bejibun cewek yang nggak menunggu putih untuk mengejar kekasih impiannya dan perempuan semacam ini hanya punya porsi sedikit di media. Apalagi, saat teknologi sudah semakin canggih, media massa mulai memanfaatkan teknik-teknik untuk merekayasa sesuatu, baik citra maupun video. Hal ini bikin kita percaya kalau para selebriti dan model sempurna, tidak seperti kita kebanyakan. Media punya pengaruh besar, sudah seharusnya dimanfaatkan lebih banyak untuk memberikan kontribusi positif ke masyarakat, terutama kaum perempuan. Ada banyak realita di luar sana, kita juga sebaiknya mulai buka mata untuk nggak terlalu percaya realita media. (Mahatma Putra & Afra Ramadhan)
Your Mind
Pemandangan yang sehari-hari kita lihat di media ( iklan, sinetron, majalah, dll ) selalu menghadirkan model-model atau yang kini biasa disebut “artis” yang hmm… CANTIK. Kita bisa saksikan di televisi, para artis-artis yang “cantik” itu menjelma menjadi manusia paling beruntung se-dunia! Sudah langsing, tinggi, putih, muka tirus, rambut lurus panjang tergerai indah, ditambah lagi dengan pakaian yang mereka kenakan membuat mereka makin seperti bidadari yang turun dari langit dan membuat para lelaki langsung kepingin memeluk seperti di iklan-iklan.
Padahal, perlu digaris bawahi, kalau faktanya pemandangan yang kerap bikin kamu berdecak kagum itu, yang sering membuat kamu langsung ingin menghadap cermin, yang mendorong kamu pengen buru-buru ke apotik beli obat diet, dan selalu bikin kamu takut ketemu timbangan, sebetulnya tidak se-sempurna yang kamu bayangkan. Tapi tenang saja… Bukan Change Magz kali ini kita bakalan terang-terangan deh, mengungkap trik-trik yang media lakukan untuk memperindah orang yang ditampilkan di dalamnya.
15
Make Up “ajaib” bikin wajah jadi ajib… “Kok artis nggak pernah ada jerawat, ya? Aduh, pipinya tirus banget…! Bibirnya bagus deh, kulit wajahnya juga mulus putih tanpa flek hitam!“ Semoga kamu bisa berhenti terbelalak dan mengucapkan kalimat-kalimat diatas ketika menonton televisi atau membaca majalah, setelah kamu tahu bahwa kunci dari wajah mereka yang tanpa cacat cela itu sebenarnya ada pada seperangkat benda tak berdosa bernama : Make Up! MakeUp kit yang artis-artis miliki itu rata-rata mahal banget, Guys! Ya setara-lah dengan kemampuan bahan-bahannya yang bisa bikin wajah jadi “tanpa cela”. Cream concealer penutup bekas jerawat ada, foundation yang menyamarkan noda-noda atau flek ada, shading, pembuat bayangan untuk memancungkan hidung dan meniruskan pipi ada, bedak yang membuat warna kulit putih merata juga ada! Jadi, wajah-wajah selebritis yang kamu lihat itu tak lebih dari sekedar topeng! Wajah mereka yang sebenarnya nggak jauh dari kita itu tapi ditutup oleh makeup ajaib yang bikin mereka terlihat perfect. Nggak percaya? Coba aja kamu lihat wajah nyata para artis pas baru bangun tidur- langsung di kamar tidurnya! Hehehe…
Edit biar makin Sip! Apakah di laptop kamu ada program Adobe Photoshop, Image Ready, Photo Funia, atau programprogram sejenis? Selamat! Karena secara otomatis foto yang memperlihatkan pipi chubby-mu bisa diubah menjadi tirus seperti di billboard iklan produk kecantikan. Iya! Media melakukan edit-editan super canggih tingkat dewa untuk menghasilkan wajah model yang sempurna untuk “dijual”. Caranya ya dengan program-program itu. Leher yang kurang jenjang bisa dibikin panjang, hidung yang kurang mancung bisa diperbagus, alis yang kurang naik bisa juga dibikin ciamik! Kalau untuk sinetron, proses “nakal” ini juga sudah dilakukan pada saat proses shooting. Pada saat pengambilan gambar, sang cameraman dapat menyesuaikan color tone pada alat rekamnya 16
agar menghasilkan kualitas warna yang baik, sekalian membuat warna kulit para bintangnya menjadi lebih enak dipandang. Jadi… pantas saja kan kalau dalam keadaan panas sekalipun, wajah mereka nggak pernah terlihat merah-merah apalagi dekil?!
Pakaian = Barang dagangan. “Enak banget ih mereka, udah muka mulus badan bagus. Bajunya juga keren-keren banget! ” Banyak yang nggak tahu kalau rata-rata kostum yang para selebritis kenakan dengan indahnya itu bukan punya mereka. Itu punya sponsor! Pihak sponsor (designer atau butik ) sengaja bekerjasama dengan pihak media agar barang-barang yang mereka produksi semisal baju, bisa dipromosikan
dan dijual dengan cara dikenakan pada tubuhtubuh selebriti untuk acara-acara yang mereka adakan. Dan baju-baju itu tidak diberikan secara cuma-cuma pada si artis, melainkan ditarik kembali, di laundry, diberi label, dan.. dijual. Mereka menggunakan cara seperti ini, karena mereka menggangap kalau apa yang dikenakan artis, pasti bakalan menarik masyarakat luas untuk ikut membeli produk yang sama. Itulah makanya, di setiap sudut bawah layar televisi atau majalah selalu tertulis : Baju oleh (nama designer atau butiknya ). Jadi sebetulnya, tubuh-tubuh indah yang dibalut oleh pakaian serba menawan itu memiliki fungsi yang serupa – yaitu alat bantu jualan - seperti mannequin yang biasa kita jumpai di toko.
Kembali Pada Diri Kamu! Nah Guys, sekarang semua pilihan sepenuhnya ada di tangan kamu. Kamu bebas untuk memilih mau menjadi perempuan yang seperti apa. Yang seperti media sodorkan atau yang apa adanya? Yang cantik karena “topeng” dan hasil “edit-editan” atau yang natural dan apa adanya? Hanya saja, Change Magz mau berusaha mengingatkan kalau “cantik” yang kamu idam-idamkan itu bukan seluruhnya yang tergambar di media. Cantik itu nggak harus setinggi Luna Maya, seputih Pevita Pearce, semulus Dian Sastro, atau punya rambut yang lurus hitam tebal seperti Alyssa Soebandono. Kamu yang gemuk, keriting, berkulit sawo matang, pun juga cantik kok! Asal… Kamu percaya diri, mengahargai tubuh kamu, dan jadi diri sendiri tanpa berusaha untuk ikut-ikutan orang lain. Are you ready for being beautiful?! (Niesrina Nadhifah) 17
YANG TUA JADI MUDA, YANG MUDA JADI TUA
Your Mind
Sadar atau tidak, perempuan dikondisikan oleh media untuk terjun dalam gaya hidup konsumtif. Tak cukup sampai di situ, wacana media yang mendorong perempuan untuk konsumtif pun turut merugikan perempuan. Perempuan yang menjadi model hingga yang mengkonsumsi masuk dalam lingkaran yang secara tidak sadar mendukung kelangsungan sistem yang tidak menguntungkan perempuan. Model iklan yang dikondisikan menjadi objek hingga konsumen yang terjebak menjadi konsumtif. 19
Kenapa perempuan? Perempuan punya peran yang besar. Sebagai anak, sebagai ibu, sebagai istri. Di dalam rumah tangga perempuanlah yang menentukan alokasi untuk konsumsi sehari-hari. Dan gak heran jika perempuan jadi sasaran untuk menjadi konsumtif. Dan media hadir sebagai stimulus untuk membeli. Coba bandingin, akan terlihat jika iklan yang muncul akan lebih banyak ditujukan untuk produk perempuan. Sedini mungkin perempuan dikondisikan untuk loyal kepada suatu produk. Ratusan milyar tiap tahunnya rupiah dikeluarkan oleh produsen dan pengiklan untuk membuat perempuan membeli produk. Diharapkan dalam jangka panjang, perilaku ini bisa mampu mempengaruhi anggota keluarga sang perempuan. Entah sebagai istri ataupun ibu. Salah satu buktinya bisa kita lihat di majalah perempuan terutama majalah gaya hidup. Iklan yang muncul sangat banyak. Sampai sampai kita bingung dimana saking terlalu banyaknya iklan dibandingkan dengan jumlah artikel. Eits, artikel pun juga penuh dengan promosi produk, hehehe
 Perempuan sebagai objek untuk jualan Sering bertanya-tanya apakah hubungannya iklan motor dengan perempuan seksi? Perempuan memang sangat menarik. Saking menariknya dijadikan sebagai objek untuk berjualan. Berbagai produk menampilkan tubuh perempuan mulai dari minuman berenergi untuk pria dewasa, iklan aki, hingga produk untuk perempuan sendiri. Melalui tampilan yang dikondisikan hanya untuk menarik pembeli, peran perempuan turun derajatnya menjadi sekadar pajangan dan pemanis untuk produk. Sedihnya lagi, perempuan pun ingin menjadi objek jualan. Tak hanya itu, untuk produk yang ditujukan untuk perempuan pun perempuan menjadiobjek yang digunakan untuk mencitrakan gambaran semu tentang perempuan.... Â
Iklan yang bikin nggak pede Media terkadang membuat perempuan merasa kurang putih, kegemukkan, kurang up to date terhadap tren gaya terkini. Itulah salah satu fungsi negatif media: membuat konsumen merasa ada yang kurang di dalam dirinya dan kemudian hadir dengan produk sebagai solusi. Kasus yang miris akhirnya banyak remaja putri yang merasa bersalah ketika makan dan menjadi bulimia. Padahal untuk menjadi model pun melalui tahap yang ketat. Dan hanya orang orang tertentu yang dipilih untuk menjadi model. Tak cukup sampai disitu, sebelum ditayangkan melalui media, masih ada proses editting. Entah untuk menghilangkan kerutan, menambah putih, hingga 20
terlihat lebih kurus. Perempuan dibuat merasa tidak aman dengan apa yang dimilikinya, Ia dijauhkan dari tubuhnya. Seolah, perempuan tidak punya hak dan kuasa atas tubuhnya sendiri. Â
Konsumen yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif Ujung dari semua itu adalah membeli produk. Segala kekurangan yang dipaparkan media, kita anggap perlu ditutupi. Dan belanja menjadi salah satu solusinya. Muncullah istilah shopaholic untuk orang
yang gemar belanja. Kita pun akhirnya menjadi impulsif dan membeli produk yang terkadang tidak kita butuhkan. Â Kekuatan media untuk membuat kita menjadi konsumtif sangatlah besar. Tak hanya itu, efek samping terhadap citra dan persepsi perempuan pun turut menjadi hal yang paling ditakuti. Well, perubahan di tangan kita sekarang. Mau terus-terusan jadi korban citra media, atau mulai bersikap kritis dan berhatihati? (Rinaldi Ridwan)
21
Your Mind Kita sering mendengar dan membaca istilah girl power di berbagai media. Istilah ini biasanya untuk menunjukkan bahwa perempuan juga punya kekuatan. Nah, sebenarnya kekuatan macam apa kah yang dimaksud? Kekuatan membalas dendam seperti Nyi Pelet atau Hantu Puncak Datang Bulan? Atau kekuatan seperti tokoh Cat Woman atau Elektra yang bisa berkelahi?
Girl Power? Girl power diartikan bahwa perempuan sama dengan laki-laki. Bahwa perempuan juga memiliki bakat, keterampilan, kemampuan, seperti laki-laki. Misalnya, seorang perempuan dianggap memiliki girl power jika dia bisa menyetir mobil dan bahkan jika dia menguasai ilmu perbengkelan. Bisa juga, 24
cewek dianggap punya girl power kalau dia bisa mendominasi posisi dalam struktur organisasi. Atau jika seorang cewek mengikuti ekskul bela diri, karena kebanyakan ekskul itu diikuti cowok dan dianggap maskulin. Teman kita Shirley (21) berpendapat, “Girl power itu semacam slogan penyemangat buat cewek-cewek, jadi cewek
25
juga bisa ngelakuin hal yang sama dengan yang dilakuin cowok, cewek itu tough, mandiri, dan setara sama lelaki.” Lantas bagaimana cewek-cewek yang memilih bidang lain? Memasak, menjahit, dan menata rias? Apa mereka dianggap tidak punya girl power karena bidang mereka bukan bidang yang ditekuni cowok? Atau, jika memang mereka menekuni bidang itu, lantas mereka harus bisa berprestasi untuk membuktikan girl power mereka. Dan bahkan ke-
Your Mind
tentuan bahwa perempuan itu memiliki kemampuan multitasking, seakan menjadi syarat mutlak apakah seorang perempuan memiliki kekuatan atau tidak. Seakan girl power hanya dimiliki cewekcewek yang aktif ikut kegiatan dan berpartisipasi di sana-sini, berkontribusi besar-besaran tetapi juga bisa mengerjakan kegiatan rumah tangga.
Jangan terbeban dengan kata media kebanyakan dan orang-orang bahwa perempuan harus begini dan begitu untuk bisa menunjukkan girl powernya, tanpa kamu mengetahui apakah itu baik buat diri kamu atau tidak, apakah kamu nyaman
kekuaperempuan tan kamu sebagai adalah di saat kamu memutuskan apa yang terbaik buat kamu dan mempertanggungjawabkannya sendiri, tetapi tetap menghargai pilihan orang lain.
dengan itu atau tidak. Justru
Kalau kamu memang mau bisa nyetir mobil dan ilmu bela diri, ya lakukan karena memang kamu mau dan suka hal itu. Kalau kamu lebih suka fashion, memasak, dan membuat baju, ya lakukan
Lalu, bagaimana cewek yang memilih untuk mengikuti satu-dua kegiatan saja atau yang memang lebih fokus ke keluarganya?
karena kamu memilih untuk menekuni itu. Namun, kalau menurut kamu hal itu nggak sesuai dengan kemampuan kamu, nggak perlu memaksakan diri. Jangan pakai standar pribadi orang lain
Bahkan, kemudian muncul pertanyaan. Kenapa harus ada embel-embel power di belakang kata girl untuk menunjukkan keberadaan perempuan sebagai manusia? Apa tanpa power itu maka keberadaan girl jadi tidak ada apa-apanya alias
untuk menentukan siapa diri kamu. Terinspirasi boleh, tapi yang menentukan siapa kamu ya tetap
tidak berdaya?
Kenali diri kamu, ketahui kekurangan dan kelebihan kamu, gali minat dan bakat kamu. Cari tahu dan belajar tentang apapun yang ingin kamu ketahui tanpa harus takut dibilang, “ih, perempuan kok baca buku itu?” atau “ih, perempuan kok suka hal-hal yang kayak gitu?”. Kita harus bisa menghargai dan menerima diri kita apa-adanya, meski
Inget Nggak? Kalau konsep emansipasi wanita yang kita kenal dari R. A. Kartini bukan menuntut bahwa perempuan harus sama seperti laki-laki atau bahkan mengunggulinya, tetapi kesetaraan lah yang diminta. Kesetaraan berarti perempuan tidak harus bisa melakukan apa yang laki-laki lakukan, melainkan perempuan juga memiliki kekuatan dan kesempatan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya atas kemauannya sendiri yang memang sesuai kemampuannya, begitu juga laki-laki.
26
diri kamu.
Jadi...
orang lain atau masyarakat nggak. Tidak perlu terbeban dengan citra ‘power’ di media karena pada dasarnya setiap orang, perempuan maupun laki-laki, memiliki kesempatan dan pilihan untuk mengartikan ‘power’ itu sesuai dirinya dan menjalani pilihan-pilihannya itu! (Amalia Sekarjati)
27
tips for
Capek ikut-ikutan apa kata media? Bosan terus-menerus didikte oleh majalah yang kita beli dan televisi yang kita tonton? Yuk, lanjutin bacanya! Kenali diri kita sendiri terlebih dahulu Ini yang paling penting. Karena kita yang paling tahu tentang diri kita sendiri, bukan orang lain, apalagi media. Dengan begitu, akan tumbuh kepedulian dengan memahami tubuh kita sendiri. Pada akhirnya kita akan tahu apa yang kita butuhkan dan yang tidak. Misalnya, tubuh kita nggak kurus dan tinggi seperti model yang kerap muncul di majalah. Lantas kita diet mati-matian supaya sekurus mereka, yang ada malah bikin kita kurang gizi atau lebih parahnya lagi anoreksia. Bentuk tubuh manusia kan memang diciptakan berbeda-beda, nggak cuma kurus dan tinggi. Asalkan sehat bentuk tubuh apa pun akan tampak indah kalau kamu menyayangi tubuh kamu sendiri. Selalu kritis terhadap pesan-pesan di media Sangat penting untuk selalu kritis terhadap pesan yang kita terima dari media. Jangan “iya-iya” saja, tanpa mempertanyakan lagi isi pesannya. Seperti yang sudah dijelaskan di tulisan sebelumnya, media itu adalah sarana untuk menyebarkan ide dan menjadi alat pendikte tubuh perempuan. Bagaimana perempuan diberi patokan-patokan dalam menampilkan dirinya. Tubuh langsing, tinggi, kulit putih, rambut lurus, sukses di karier namun tetap ahli di dapur, identik dengan warna pink, dan lain sebagainya. Jangan mau percaya begitu saja, karena kita bisa bebas mengekspresikan diri dan gaya kita. Pilih gaya ternyaman Untuk masalah gaya, pasti banyak yang ikutan tren fashion terkini. Tapi mungkin ada beberapa dari kita yang akhirnya ngerasa nggak nyaman dan jadi capek sendiri. Masalah gaya, yang paling utama adalah kenyamanan. Kalo ngikutin yang ada di media, tapi ujung-ujungnya nggak nyaman, yang ada kita sama sekali nggak keliatan keren. Niatnya keren, malah jadi beban, repot kan? Jadi beda, nggak dosa kok! Coba tutup mata dan kuping kita dari isi media yang cenderung standar dan seragam. Buat gaya sendiri yang sesuai dengan karakter kita dan yang terpenting, nyaman buat kita. Jangan takut sama komentar orang lain. Kembangkan kreativitas kamu sebisa mungkin. Dan yang terakhir dan tak kalah penting, percaya diri sama penampilan kamu! (Farhanah)
UU BHP (Badan Hukum Pendidikan) yang dua tahun belakangan ini menjadi perdebatan akhirnya dihapus. Sejak 31 Maret lalu, UU ini resmi dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini
For Dummies
jelas melegakan nih Change Magz, gimana nggak? Karena isi dari UU BHP sendiri secara singkatnya ingin mengkomersilkan institusi pendidikan formal yaitu mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan tinggi (PT). Caranya dengan mengubah isntitusi pendidikan tadi dengan status badan hukum. Yang namanya badan hukum pasti mencari keuntungan kan? sebut saja BUMN dll. Nampaknya susah apabila sebuah institusi Pendidikan harus menanggung beban mencari keuntungan karena mereka tidak lagi mendapatkan subsidi dari Pemerintah pusat. Sebagai contoh, sekolah di pedalaman Papua yang terisolasi daerahnya. Bagaimana mungkin di tempat seperti itu diharuskan mencari keuntungan? Sekolah-sekolah di pedalaman papua tadi jelas membutuhkan subsidi dari pemerintah pusat. Mereka belum siap mandiri dalam hal dana untuk keperluan operasional mereka. Permasalahan yang kemudian timbul lagi adalah kemungkinan suatu institusi pendidikan dinyatakan pailit/ Bangkrut. Wah, kalau sudah bangkrut, terus murid-murid dan mahasiswa28 28
mahasiswinya gimana? Siapa yang bertanggung jawab terhadap nasib mereka? Apalagi bagi siswasiswi serta mahasiswa yang masuk ke institusi negeri dengan tujuan biaya yang lebih murah. Tapi kalau dikomersilkan, mau dibawa kemana nasib mereka? Lagi-lagi, rakyat menengah bawah yang menjadi korban. Bukankah salah satu tujuan pendidikan adalah memutuskan rantai kemiskinan? Kok malah menambah kemiskinan baru akibat ketidakberdayaan masyarakat mengeluarkan biaya pendidikanya ya? Hal ini sama saja politik pemerintah untuk “lari” dari tanggung jawabnya untuk mencerdaskan bangsa yang diamanahkan pada pembukaan UUD 1945. Sekarang, Kementrian Pendidikan Nasional sedang merancang untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) pengganti UU BHP. Walaupun belum disahkan, namun Perpu ini sudah menuai kecaman. Misalnya, pada Pasal 15 Perpu tersebut yang di sana tertulis bahwa satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan pemerintah dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum (BLU) yang dapat melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang, atau investasi langsung dengan mendirikan badan usaha berbadan hukum. Nampaknya unsur bisnis baik dalam UU BHP lalu maupun Perpu yang sedang dipersiapkan sulit
dihilangkan. Selain itu 20 % anggaran APBN yang dikhususkan untuk pendidikan, seharusnya dapat membiayai biaya operasioanal perguruan tinggi di Indonesia, mengingat Anggaran perguruan tinggi di Indonesia merupakan yang terendah di antara negara-negara di Asia Tenggara.
kan uang Rp50 juta. Mahalnya biaya pendidikan sangat memberatkan sebagian besar masyarakat Indonesia. “Di Demak, Jawa Tengah saja, sedikitnya, 3.900 atau sekitar 65% lulusan SLTA tidak dapat melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi
Ironisnya sekarang, disaat UU BHP yang telah dicabut maupun Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang belum
(PT). Meskipun prestasi mereka mendukung, kesulitan ekonomi membuat impian mereka tidak terwujud.”
disahkan, komersialisasi perguruan tinggi negeri (PTN) masih saja terjadi. Sebagai contoh UNPAD Bandung, Jawa Barat, masih mempertahankan biaya masuk Rp 10 juta hingga Rp l75 juta untuk mahasiswa baru dari jalur seleksi masuk Universitas Padjadjaran (SMUP) pada 2010 ini. Hal
Di sisi lain, pasar kerja juga merespons negatif terhadap kualifikasi mereka. Bagaimana bisa menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, untuk bisa makan sehari tiga kali saja sudah untung.
yang sama dilakukan oleh Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.
Penghasilan buruh tani saja Rp20 ribu sehari, bagaimana bias mereka harus membayar biaya pendidikan yang membumbung tinggi? Mau
Universitas negeri ini mematok uang sumbangan biaya operasional pendidikan dan pembangunan (BOPP) hingga Rp200 juta. Minimal mahasiswa yang akan masuk melalui jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) lokal harus mengeluar-
tidak mau, Pemerintah harus cepat dan cermat dalam mencari formula yang pas untuk membuat sistem pendidikan beserta perangkatnya. Jangan sampai kepentingan “wong cilik” diabaikan demi kepentingan golongan tertentu. (Bimo Aditya)
29
Profil
Titi Sjuman: Perempuan Harus Berilmu
30 0
Rabu, 19 Mei 2010. Change Magz berkali-kali menengok ke jam untuk mengecek apakah kedua jarum jam sudah menempati posisi pukul lima sore. Berkali-kali hingga sampai pada waktunya Change Magz menekan nomor telepon, mendengarkan nada tunggu, dan lantas... “Halo..” Sebuah suara menyahut di seberang sana dengan ramah. Ya, di sela kegiatannya yang padat, Titi Sjuman, pemilik suara yang ramah tadi, menyempatkan diri untuk diajak ngobrol oleh Change Magz. Diawali dari cerita tentang kegiatannya menjadi juri di ajang Indonesia Mencari Bakat, lalu ia masih menunggu pemutaran perdana film yang dibintanginya, Minggu Pagi di Victoria Park (MPVP), pada 8 Juni 2010 ini. Di mana, ia berperan sebagai seorang TKW bernama Sekar. Selain itu, perempuan kelahiran Jakarta, 10 Februari 1981 ini, baru saja usai membuat music scoring untuk film Tanah Air Beta. Sekarang, ia kembali mempersiapkan diri untuk berperan dalam film Rindu Purnama, sebuah film baru yang disutradari oleh aktor kawakan Mathias Muchus.
Dengan segudang kegiatannya itu, ia tetap memiliki prioritas dalam kegiatan-kegiatannya. Satu yang penting adalah adanya toleransi, pengertian dan dukungan keluarganya atas kegiatan dan pekerjaannya, terutama dari suami dan putrinya. Sosok Titi Sjuman bisa dikatakan menginspirasi banyak orang, khususnya para perempuan, untuk bisa melakukan apa yang memang ingin dilakukan, untuk bisa menjadi apa yang dicita-citakan, untuk percaya pada kekuatan diri sendiri. “Perempuan harus banyak belajar, banyak belajar dari manapun, harus meningkatkan kinerja otak kita. Kita harus meningkatkan kemampuan, kualitas dan pengetahuan kita, supaya kita juga bisa bersuara, bisa melakukan lebih banyak hal. Jadi kita tidak tergantung laki-laki, dan juga bisa berdiri sendiri, supaya kita nggak manja, dan nggak banyak mengeluh. Ya pokoknya harus berilmu lah! Kalau aku pikir sih harus berilmu, banyak belajar, dan harus kuat, nggak boleh lemah, dan melemah-lemahkan itu (diri kita sendirired).” ujarnya pasti.
Film MPVP sendiri berkisah tentang para perempuan Indonesia yang memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong sana. Menariknya, dari riset yang dilakukan tim produksi film ini, kondisi para TKW di Hongkong tidaklah sesuai dengan stigma yang melekat di masyarakat mengenai TKW selama ini: disiksa, digaji rendah, dilecehkan, dan lainnya. Apalagi yang memilih jalur legal, keamanan dan keselamatan diri mereka terjaga, serta mendapatkan jaminan hukum. Sedangkan yang tidak, justru akan menemukan kesulitan-kesulitan tersendiri. Ngomong-ngomong soal perempuan di media, Titi Sjuman punya pendapat sendiri mengenai citra perempuan saat ini. Ia berpendapat, “Aku sih ngeliatnya banyak perkembangan, perempuan Indonesia sekarang udah lebih maju dan banyak nongol di mana-mana. Pemusik juga, drummer perempuan sekarang juga udah nongol, banyak, aku pikir udah maju.”
Sebelum mengakhiri obrolan singkat dengan Change Magz, ia juga sedikit berbagi harapannya atas anak muda generasi sekarang. “Pada intinya, aku berharap anak muda sekarang harus lebih pintar dari anak muda dulu. Aku tidak bilang anak muda dulu bodoh, cuma anak muda sekarang harus bisa lebih pintar daripada yang sebelumnya. Biar emang berasa, pertumbuhan itu maju, ada kemajuan. Jangan sampai mundur dari yang udah ada. Walaupun bebas berkarya atau apa segala macam, tapi harus bisa bertanggung jawab, dan harus bisa lebih maju dari apa yang sudah dikerjakan.” katanya dengan penuh semangat. Well, akhirnya lewat sudah menit-menit bersama Titi Sjuman yang telah berbagi cerita dan pendapatnya. Semoga selalu sukses dan terus menginspirasi kita semua untuk percaya atas pilihan-pilihan kita sendiri! (Amalia Sekarjati) 31
Speak Up
Undang-undang ini sejak awal mengundang pro dan kontra dari segi isi maupun dampak setelah UU ini disahkan. Meskipun sampai sekarang belum dibuat peraturan turunannya, namun pasal di dalamnya sudah bisa menjerat pelakunya. Yang perlu diperhatikan juga nih Guys, pasal-pasalnya bisa dijadikan alat untuk mengancam keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia. Nggak heran kalau pihak yang tidak setuju dengan UU ini beberapa terdiri dari pimpinan adat daerah-daerah di Indonesia. Well, Change Magz tidak akan bicara lebih jauh, biar lebih seru, kita dengerin aja opini teman-teman berikut ini.
Wara Aninditari, SMA Negeri 78 kelas XII IPS “Sebenarnya yang perlu dipertanyakan adalah ‘kacamata’ kita dalam memandang pronografi itu. Kacamata seni memandang tubuh adalah sesuatu yang indah. Jadi sah-sah saja jika diperlihatkan. Selama itu sebagai bentuk kesenian bukan bisnis komersil kayak DVD porno. Kacamata agama dan norma tentunya mempunyai batasan. Nah UU Pornografi, menurut gue, seharusnya adalah hukum yang membatasi tingkah laku warga negaranya agar masih dalam batas norma kesopanan.” 32
Irene R Putri, Prep School “Yang bikin aja nggak ngerti bener! Coba telaah lagi deh pasal per pasal, nggak masuk akal! Gue pernah tertarik sama UU ini, makanya gue tahu kalau yang bilang perlu tapi nggak tahu isi keseluruhannya! Biasanya sih laki-laki karena hanya wanita kaum yang selalu disalahkan!”
Richardo Constantin Hugo SMA Gonzaga Kelas XI IPS “Menurut gue, UU pornografi tuh nggak perlu, nggak ada fungsinya, cuma pemborosan uang negara. pornografi itu hanya manusia itu sendiri, dengan kesadarannya, mampu mengatasinya. UU sekuat apapun, kalau manusia nggaak sadar apa gunanya??”
Mario James Baker, SMA 43 Kelas XI IPS “Saya heran apakah kata ‘pornoaksi’ itu ada dalam kamus Bahasa Indonesia. Kalau dilihat peminjaman kata dari Bahasa Inggris, kata ‘pornografi’ ada: ‘pornography’. Tapi saya yakin kata ‘pornoaction’ tidak ada di kamus Bahasa Inggris. UU ini bisa dibilang ironis. Tidak perlu mengungkit apakah isinya kontroversial, dari judulnya saja orang bisa tahu bahwa yang menulis RUU ini mungkin sedang separuh sadar.” Mayoritas pendapat di atas meragukan adanya UU Pornografi. Ketakutan anak muda akan UU jika berujung pada pembatasan terhadap mereka seperti kebebasan berekspresi dan keberagaman dalam masyarakat. Jangan-jangan karena memakai rok pendek atau pulang malam, nanti ditangkap Satpol PP. Wah gawat nih! (Bimo Aditya) 33
Lifestyle
Apakah kamu pecinta musik dan penggila konser? Pasti nggak asing dong dengan konser musik yang berlangsung terus-menerus di Jakarta. Rasanya pasti berbunga-bunga banget deh kalau tahu band favorit kita bersedia mampir ke Jakarta. Wuih, segala macam bentuk mengatur laju
34
duit jajan sampai berbagai metode menabung dilakukan deh demi membeli tiket konser si band kesayangan. Kebayang dong rasanya ketika tiket itu akhirnya terbeli dan sepanjang konser kita bisa sing along bersama si artis pujaan hati?
Tapi ada lagi lho fenomena si “mafia konser” yang selalu datang ke berbagai acara konser! Bisa jadi hal ini terjadi pada diri kita. Ada saatny a setiap ada band manapun yang datang ke Jakart a, pasti kita tonton. Mulai dari band-band terken al sekelas Placebo, Kings of Convenience, dan All American Reject, kita usahain untuk datang. Wajah kita juga terlihat di festival tahunan sepert i Java Jazz Festival dan Java Rockin Land. Bahka n hebatnya, kita masih terlihat sibuk membeli tiket untuk datang ke konser Pitbull. Wah ternyata memanjakan diri dengan menikmati konser-kons er di Jakarta memang menyenangkan ya. Tapi apaka h kita benar-benar ingin menonton konser terseb ut atau hanya sekedar ikutan tren belaka? Memang ada orang yang menikmati banyak jenis musik, tetapi ketika fenomena “Nonton Konse r = Keren” kian merebak, maka kita akan terjebak dalam kurungan gaya hidup. Narasumber yang diwawancara Change Magz yang tidak mau disebutkan namanya berpendapat, “Gue sih emang waktu nonton beberapa konser, nggak ngertingerti amat lagunya. Cuma beberapa doang yang gue tahu. Itu juga nggak hafal liriknya.” Namun jika kita melihat kenyataan, zaman sekarang tidak sulit menemukan sekumpulan anak muda yang sudah difasilitasi dengan keuangan yang lebih dari cukup. Mereka bisa saja menghabiskan uang mereka dengan pergi ke konse rkonser yang belum tentu mereka mengerti. Waduh, yang jenisnya seperti ini tidak bisa kita pungkiri lho keberadaannya! Mereka punya pilihannya sendiri namun jika kita pikir-pikir ,kok sepertinya mereka sudah terjebak dalam permainan industri hiburan ya? Wah, kira-kira berapa banya k uang yang mereka keluarkan ya untuk menonton seluruh konser di Jakarta dalam satu tahun? Mari kita berandai-andai...
“Jika satu konser itu harga tiketnya 300.000, dan dalam setahun promotor di Jakarta mamp u mendatangkan 10 artis. Wow! Sudah menghabiskan Rp 3.000.000 dalam satu tahun. Sadarkah teman-teman kalau uang sebanyak itu dapat membiayai sebuah sekolah jalanan ?” Wah, mulai mikir-mikir nih kalau ternyata uang sebanyak itu dapat membantu jalannya pendidikan bagi teman-teman kita yang lain. Sayang juga ya kalau kita hambur-hamburkan untuk sesuat u yang belum tentu benar-benar kita inginkan. Yang paling menyedihkan jika kita menonton konse r tersebut hanya ikut-ikutan teman semata, biar dibilang eksis. Bahkan industri festival musik yang bertema Jazz pun mulai menyesuaikan gaya hidup anak muda yang seperti ini, maka diselipkanlah beberapa artis ibukota yang sedang naik daun sebagai salah satu daya tarik. Persoalan si artis ini ber-genre Jazz atau bukan, itu bukan menjadi persoalan. Yang penting, anak muda datang beli tiket dan festiva l tetap mendulang profit! Waduh, naas banget kalau kita sudah tahu faktanya. Apakah kita bisa semudah itu terperangkap dalam sebuah permainan bisnis? Nah, berangkat dari pengalaman yang dapat kita temui dengan mudah inilah mulai sekarang teman-teman bisa menentukan gaya hidup seperti apa yang cocok dengan diri serta kemampuan kita masing-masing. Mau jadi pecinta musik atau sekedar menjadi “Mafia Konser”? Itu terserah pilihanmu lho! Namun yang perlu diingat bahwa kita sebagai anak muda tidak identik dengan hambur-hambur uang aja dong…! Lebih bijak dalam mengeluarkan uang dan mengalokasikannya untuk teman-teman yang kurang beruntung tentu akan lebih baik. (Agrita Widiasari)
35
Dont Read This Please
Di jaman yang serba instan dan penuh intrik ini, tidak susah mencari penghasilan yang cukup hingga berlebihan. Khususnya yang mendadak kaya raya dan shock mentalnya karena tak perlu lagi pusing besok mau makan apa. Bahkan orang yang mendadak berkedudukan mapan ini nggak perlu keluar banyak keringat mencari sesuap bebek peking untuk makan hewan peliharaan. Nah, sebut saja orang linglung yang beruntung ini bernama Orang Kaya Baru (OKB).
ini memang lulusan Ilmu Kebal jurusan Hukum Pidana. Hebat bukan? Di tengah acara bakti sosial dan kumpul anak yatim, si Orang Kaya Baru bisa terlihat tampil suci dan mentereng. Istri cantik yang mengandung obat detox di seluruh wajahnya ini juga tampil ayu di sampingnya. Anak-anaknya pun duduk tenang sembari kirim-kirim pesan via Blackberry Messanger. Di tengah-tengah suasana yang khusyuk ini, tiba-tiba segerombol manusia berbadan kekar datang dan mencari Bapak Orang Kaya Baru. Mereka menangkap si Orang Kaya Baru karena menjadi salah satu tersangka yang terlibat dalam jejaring Markus. Ternyata si Markus ini centil suka kirim-kirim tweet yang isinya “BaWrUh DawRhie HoZz OrAnG kAiYa BaRuwH NiCh, bAnTuiN dYa BiAr GaGh BaYaR pAjAgH #pengakuan J“
“Orang bijak, dia lah si pembayar pajak. Jika tak mau bayar, carilah markus dan beban pajak Anda akan lenyap tanpa jejak.”
Wow, pas banget dong buat orang-orang yang mendadak punya penghasilan lebih dan sangat malas membayar pajak. Kalau berandai-andai, mungkin saja OKB yang baru kenal Blackberry dan baru bisa beli Honda Oddysey ini males bayar pajak. Karena bisa menguras kekayaannya yang tak lekang dimakan waktu. Nah, biar tidak kelihatan pelit-pelit amat dan tetap terlihat taat hukum, si OKB ini mencari-cari kontak Makelar Kasus (Markus). Supaya lihai berkelit dan menjamin dirinya kebal hukum. Mungkin saja si Markus
36
Sial sungguh sial, kecentilan Markus di dunia maya ternyata berbuah petaka. (Agrita Widiasari)
Karena Dunia Tak Hanya Selebar Layar dan Bahasa Tak Sebatas Tombol-Tombol Qwerty oleh Farhanah Kawan, mari bermain masak-masakan Bukan, bukan dengan tombol-tombol itu Bukan pula dengan nasi-nasi digital yang mirip bantal Bukan pula roti-roti animasi tanpa komposisi Bukan soda-soda raster yang tampak encer Kawan, mari bermain bola tendang Bukan, bukan bola yang kamu gelinding dengan jari-jari Bukan gawang yang kamu jaga dengan joystick Bukan bola maya yang dikejar oleh kesebelasan dua dimensi Bukan pula skor yang kamu cetak dengan elektrik
Puisi
Kawan, mari bercakap-cakap dan tertawa Bukan, bukan dengan tombol qwerty yang tampak mati Bukan kata-kata rapi Arial 12 Bukan senyum kuning bulat bentukan titik dua dan kurung tutup Atau sedihnya titik dua dan kurung buka Mari kawan... Kita main masak-masakan dengan kuku penuh tanah Lalu bermain bola dengan lutut berdarah Dan bercakap-cakap sampai tawa pecah
37
Cerpen Langit sore mulai kelabu. Awan-awan pun mulai berkeringat menaungi isi bumi. Bumi di mana sekelompok orang-orang beruntung sedang menuntut ilmu di dalamnya. Tiba-tiba… seorang anak bertubuh kecil nan bogel menyeruak dari luar pintu. Memamerkan tubuhnya ke depan ruangan seraya berwacana dengan sok lantangnya. Lantas seluruh isi ruangan dipenuhi dengan tanya. Apa maunya? Belum sempat mereka terkejut dengan si anak kecil nan bogel, muncul kemudian kelompok lain yang menamai dirinya “OS*S & M*K”. Yang tanpa basa-basi langsung memporak-porandakan seluruh benda di dalamnya. Ya, rupanya si anak
38
bertubuh kecil nan bogel itu adalah komandan mereka. Mereka lantas merampas seluruh harta benda orang-orang beruntung itu. Benda-benda yang sangat berarti dalam hidup mereka. Tali sepatu,White Sun glasses, parfum, sepatu, kaos kaki, handphone, headset, dan masih banyak lagi barang berharga yang mereka rampas. Guru-guru pun ikut menyingkir karena perbuatannya. Isak tangis, marah, dengki, dan dendam bergelimangan dalam ruangan itu. Setelah puas merampas semua nya, mereka berkata, “Barang-barang ini kami rampas, tak ada seorang pun di ruangan ini yang boleh protes! Dan jika ingin merebut kembali dari kami, datan-
glah ke tempat kami nanti sore atau paling lambat besok sore dengan syarat membawa nyawa dan surat pengakuan salah pada ketua kami, Jendral Leku Nugombel. Setelah menyuarakan titahnya, mereka turut keluar mengikuti pimp inan pasukan nya, si anak bertubuh kecil bogel. Â Maka dengan semangat yang masi h tersisa, salah seorang manusia dari orang-orang beruntung itu mencoba merebut kembali bara ng berharga miliknya yang dirampas kelompok tak berhati itu. Ia datang ke sarang kelompok itu deng an bermodalkan nyali dan kepercayaan akan menang. Sesampainya di sana ia berperang seorang diri melawan para penyamun itu.
Salah seorang dari mereka berusaha melukai seorang yang beruntung itu dengan PSP merah nya, namun orang tersebut beruntun g berhasil menghindar. Sampai akhirnya ia berh asil merebut kembali salah satu barang berharga miliknya, White Sun glasses. Dengan kondisi yang setengah mati , ia kembali pulang ke tempat orang-orang beru ntung lainnya. Hingga pada akhirnya ia sampai dan disambut hangat oleh saudara-saudara sekampu ng halamannya.(Oswald Sandy)
39
Gallery
Foto-foto tersebut adalah karya Eky Triwulan, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan filsafat yang hobi fotografi. Kalau ingin tahu karyakaryanya lebih banyak lagi bisa kunjungi http://ekiie.deviantart.com/
40
'R \RX ZDQW WR PDNH FKDQJH EXW KDYH QR IULHQG DURXQG \RX"
-RLQ XV 6HQG \RXU SHUVRQDO LQIR WR UHGDNVL#PDMDODKFKDQJH FRP
main review
Teman-teman masih ingat dong betapa hebohnya buku Membongkar Gurita Cikeas karangan George Junus Aditjondro? Buku yang mencoba membongkar skandal Bank Century dan kaitannya dengan keluarga Presiden SBY ini sangat kontroversial, akhirnya dilarang beredar oleh Kejaksaan Agung. Namun ternyata tidak hanya buku ini yang dilarang beredar. Ada Dalih Pembunuhan Massal (John Roosa), Suara Gereja Bagi Umat Tertindas (Socrates Sofyan Yoman), dan Lekra Tak Membakar Buku (Rhoma Dwi Aria Yuliantri).
42
Di Indonesia, pelarangan buku oleh pemerintah sudah sering terjadi sejak era Bung Karno. Saat Orde Baru yang otoriter, pemerintah bahkan melarang sekitar 2.000 buku yang dicap membawa paham seperti Marxisme dan komunisme. Pramoedya Ananta Toer adalah seorang pengarang besar Indonesia yang buku-bukunya kerap dilarang beredar karena dianggap seorang komunis. Padahal karya-karyanya, seperti Bumi Manusia; Anak Semua Bangsa; Jejak Langkah; dan Rumah Kaca, justru sangat nasionalis. Karena karya-karyanya, nama Pram bahkan berkali-kali masuk daftar calon penerima Nobel Sastra dari Asia.
Mau tahu kenapa buku-buku buk ku buku b k tersebut dilara dilarang? ang? Menurut Kejaksaan Agung, buku-buku tersebut isinya tidak sesuai dengan aturan. Namun pemerintah tidak pernah mensosialisasikan aturan mana yang dilanggar. Memang kebanyakan buku yang dilarang pemerintah adalah buku-buku yang mencoba membongkar atau menawarkan sejarah versi lain dari suatu peristiwa. Misalnya tentang Gerakan 30 September, adanya sejarah versi lain memang bisa menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat. Tetapi, bukankah masyarakat berhak memperoleh informasi dengan bebas? Sejarah bukanlah sesuatu yang sudah pasti melainkan terus digali dari waktu ke waktu. dan kita akan terus mendapatkan fakta baru lewat penggalian atau penelitian ini. Mengapa sejarah harus disembunyikan dengan dalih “mengganggu ketertiban”?
Dampak Pelarangan Buku Dampak dari pelarangan buku ini juga bermacammacam. Salah satunya membuat para penulis menjadi kurang produktif dalam mengeksplorasi tema-tema yang dianggap “subversif” atau dianggap mengancam pemerintah dan rezim yang berjalan Padahal pembaca perlu mengetahui sejarah dari sisi lain dari yang kita pelajari selama ini. Pelarang buku juga menghambat penyebaran ilmu pengetahuan dan kebebasan berekspresi serta berpendapat. Mengingat buku adalah jendela dunia, melarang buku berarti menutup jendela dunia tersebut. Selain itu, pelarangan buku juga membuat pembajakan semakin marak. Ya, karena buku yang asli dilarang beredar di toko-toko buku, buku-buku ini malah
menjadi semakin populer dan dicari di mana-mana. menjad j dii semak kin p Akhirnya buku tersebut banyak dibajak dan dijual bebas. Sehingga sama saja dilarang atau tidak, buku tersebut bisa diperoleh secara mudah, bahkan bisa jadi lebih murah. Hal ini tentu merugikan si penulis buku, walaupun masyarakat akhirnya memang tetap bisa membaca buku yang dilarang tersebut. Sedangkan pada era Orde Baru, orang yang ketahuan membaca atau menyimpan buku-buku yang dilarang seperti karya Pramoedya bisa ditangkap dan dipenjara. Serem banget, ya? Saat ini sudah banyak sekali kelompok yang bersuara dan melawan pelarangan buku. Ada ELSAM, Institut Sejarah Sosial Indonesia, Grafisosial, Forum Indonesia Membaca, dan juga Yayasan Jurnal Perempuan. Melalui berbagai media seperti poster dan mural, kelompok-kelompok tersebut aktif mengkampanyekan gerakan anti pelarangan buku. Kita harus sadar bahwa pelarangan buku tidak hanya merugikan si penulis, tapi juga masyarakat yang berhak memperoleh informasi dengan bebas. Padahal pemerintah tidak perlu menutup-nutupi sejarah, karena sebagai pembaca kita tentu dapat memilah mana informasi yang dapat diterima dan tidak.
Pelarangan buku tidak lain adalah sebuah pembodohan. Karena itu, teman-teman, ayo lawan pelarangan buku! (Maulida Raviola) 43
Review Buku Buku yang berjudul Sirkus Emosi ini merupakan kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Sembilan alumni Faklutas Psikologi Universitas Indonesia. Sebagian besar cerpen ini sudah dibuat sekitar sepuluh tahun yang lalu. Rencana awalnya buku ini hanya untuk diberikan kepada Prof. Dr. Fuad Hasan pada ulang tahunnya yang ke-70 tahun. Namun setelah melewati waktu dan berbagai proses akhirnya buku ini diterbitkan untuk umum juga. Â Di dalam buku ini terdapat 61 buah cerita pendek 44
yang menampilkan kekayaan emosi manusia. Mulai dari jatuh cinta, rasa sayang, marah, kebosanan, sampai rasa rindu. Para pembacanya diajak untuk melihat hal-hal kecil yang ada di dalam hidup namun menyimpan banyak pelajaran. Salah satu contoh pelajarannya adalah bahwa humor juga dibutuhkan dalam kehampaan dan pemecahan masalah. Cerita-cerita pendek tersebut bisa membuat kita tersenyum dan menyadari banyak momen dalam kehidupan. Sederhana namun penuh refleksi di dalamnya. (Indah Yusari)
Andre Harihandoyo and Sonic People Good for the Soul Pertama kali diperdengarkan salah satu lagunya oleh seorang teman, Change Magz hampir tidak percaya, bahwa penyanyinya adalah orang Indonesia. Suara cowok yang serak dan beraroma blues dengan fasihnya menyanyikan lagu-lagu berlirik romantis dalam bahasa inggris. Musiknya mungkin sekilas seperti John Mayer atau penyanyi sejenisnya, namun Andre Cs punya cirinya tersendiri lewat sentuhan akustiknya. Pujian untuk album ini Change Magz berikan karena lagu-lagu di album ini bisa mencerminkan emosi dan atmosfir dari lirik yang dibawakan. Untuk buktinya bisa ng begitu menyentuh dengerin lagu “Mr. Time” , “The Flood Song” dan “Justify” yang menyentuh. Atau untuk lebih semangat dan romantis coba simak “Everything” dan “Pillow St”. Dari segi musikalitas, kualitas Andre dan timnya terdengar jelas di lagu “I Wish”. Pokoknya Change Magz jamin, sekali menyimak langsung kamu loop di Mp3 player terus-terusan! (Afra Ramadhan)
Review Musik
Must Have Albums 1. Frau - Starlit Carousel
Kerinduan akan
2. Broken Social Scene Presents Brendan Canning - Something for All Of Us Sekarang giliran si Brendan menunjukkan ambience-nya. 3. Male Bonding- Nothing Hurts Pendatang baru terbaik versi Change Magz! Bagi pecinta Lo-fi dan Grunge Noise. 4. UNKLE - Where did the night fall penyanyi cewek dalam negeri yang berkualitas terobati lewat album ini.
Mereka nggak pernah gagal bikin pendengarnya deg-degan karena beragam kejutan .
5. Ratatat - LP4 Buat yang sedang mencari musik latar untuk liburan dan bersantai. 45
Review Film
Sutradara: Alejandro Amenabar Pemain: Rachel Weisz, Max Minghella, Oscar Issac Pernah denger tentang peristiwa pembakaran penyihir beberapa abad lalu? Nah, dalam film Agora ini dikisahkan tentang awal terjadinya peristiwa tersebut. film berlatar belakang sejarah ini, menceritakan tentang seorang perempuan yang cerdas sebagai ilmuwan dan bijak sebagai anggota petinggi pemerintahan. Dari film ini kita bisa melihat bagaimana sebuah agama, berupaya memerangi kepercayaan nenek moyang, dari segala cara termasuk menutup akses ilmu pengetahuan, dan melakukan kekerasan yang nggak bisa lagi kita sebut manusiawi. Dari film ini kita juga bisa belajar tentang loyalitas, dimana kesetiaan dari budak hypathia bernama nnya untuk murtad, Davus, yang sempat membuat hypathia sangat kecewa karena keputusa yang merupakan Hypathia sulit. paling yang cobaan pada hingga i tetapi mampu mengabd memilih untuk tidak seorang perempuan, dan bisa dibilang sosok genius pada zamannya, mati dengan cara yang dihukum untuk resiko bil mengam dan n, diwajibka masuk agama yang an yang cerdas, kejam. Inilah awal, dimana masyarakat mulai menganggap seorang perempu dilenyapkan harus dan penyihir seorang adalah a, penguas aturan ti tetapi tidak mau mengiku keberadaannya. (Astrid Septriana)
46
%LQJXQJ OLEXUDQ LQL PDX NH PDQD GDQ QJDSDLQ" *DEXQJ DMD GL NHODV NHODV \DQG DGD GL &KDQJH 6XPPHU 6FKRRO
6H[ (GXFDWLRQ
<RXWK DQG KXPDQ ULJKWV
*OREDO :DUPLQJ IRU EHJLQQHUV 3KRWRJUDSK\ VKRUW FRXUVH
-RLQ )% 7ZLWWHU &KDQJH 0DJ] XQWXN GDSHWLQ XSGDWH Q\D ,QIR OHELK ODQMXW KXEXQJL ,QGDK
Journey
HUXQWXQJ UHZ %LPR $GLW\D EHJLWX E 6DODK VHRUDQJ &KDQJH & N PHQJXQMXQJL NRWD 3DULV EHEHUDSD QWX PHQGDSDW NHVHPSDWDQ X UNHQDO URPDQWLV LQL %LPR WLGDN PHQ\LD WH QJ EXODQ ODOX 'L NRWD \D \D XQWXN MDODQ MDODQ VDPSDL SXDV Q\LDNDQ ZDNWXQ %LPR .LWD EDFD \XN FHULWDQ\D VL
48
Begitu langkah kaki saya mendarat di bandara Charles de Gaulle, suhu minus 2’C menjemput saya. Waktu itu musim dingin di eropa terlampau parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Begitulah Paris, kota yang sangat identik dengan menara Eiffelnya ini memang indah walaupun tidak dengan suhu udaranya di musim dingin. Di Paris saya tinggal di Apartemen milik orangtua saya. Paris adalah kota yang mahal untuk semua hal kecuali transportasi umumnya. Di Paris sehingga Paris dikenal sebagai salah satu kota wisata termahal di dunia. Bayangkan, mau makan siang saja harus merogoh 10 euro, sewa apartemen bulanan sebesar 700 euro dan sewa kamar hotel per malam, paling murah 80 euro di sini. Berbeda dengan transportasi, di Paris kita bisa menggunakan kereta metro bawah tanah yang menjangkau seluruh wilayah kota Paris, sedangkan untuk menghubungkan ke pinggiran kota dan kota penyangga digunakan kereta RER (semacam KRL nya Paris). Tiketnya bisa dibeli sekali perjalanan, 10 tiket sekaligus, atau bulanan. Harganya pun tergantung jarak tempuh yang kita gunakan. Di Paris, kita dapat mengunjungi banyak tempat mulai dari museum, tempat belanja, hingga tempat rekreasi. Menara Eiffel, adalah salah satu obyek yang wajib dikunjungi jika singgah ke paris. Menara itu punya tiga tingkatan. Sebuah restoran yang sangat mahal yakni Restoran Jules Verne berada di tingkat dua, bar di tingkat paling atas, sebuah toko cindera mata dan kantor Gustave Eiffel, sebagai arsitek menara juga terdapat dilantai ini. Bangunan lain yang sangat terkenal dan merupakan peninggalan dari kekaisaran Napoleon adalah “Arc De Triomphe” yang memberikan kesan perspektif atas kota Paris ke arah 12 jalan kembarnya yang semuanya membentuk bintang.Yang utama adalah jalan kembar Champs-Elysées yang sangat populer, tempat berlalu-lalang manusia dari seluruh dunia. Mungkin ini salah satu jalan yang paling terkenal diseluruh Eropa. Katedral Notre-Dame De Paris juga merupakan bangunan lama yang sangat indah di kota Paris. Bangunan ini terletak diantara dua sisi
sungai Sein dan di gereja itulah tersimpannya Organ terbesar di seluruh daratan Eropa. Bagi pencinta seni lukis wajib mengunjungi Museum Louvre dimana seluruh karya lukisan terkenal didunia terkumpul dimuseum ini, seperti Jaconde atau lebih populer dikenal dengan sebutan Monalisa karya spektakuler Leonardo Da Vinci juga dipamerkan dimuseum ini. Sekarang pada katalog terdapat hingga 300.000 karya lukisan terkoleksi disini. Kalau bosan dan ingin berekreasi mungkin pergi ke Disneyland adalah pilihan tepat. Disneyland Paris mempunyai 2 park: Disney Park dan Walt Disney Studio. Disney Park isinya mirip seperti Disneyland Hong Kong dengan macam-macam wahana untuk tua muda, sedangkan Walt Disney Studio lebih ke arah pertunjukan. Hampir semua pertunjukan ditampilan dalam bilingual Perancis dan Inggris. Jangan lewatkan kesempatan untuk berfoto dengan Mickey, Donald, dkk, lalu menyaksikan parade di siang hari dan firework di malam hari. Bagi yang belum pernah mengunjungi Disneyland, sisihkan 1 hari di Paris untuk ke tempat ini. Dijamin fun dan memorable. Disneyland Paris juga menerapkan FastPass sehingga kita tidak perlu antri berdiri lama di tiap wahana. Cukup datang ke wahana yang diinginkan, ambil tiket FastPass dan perhatikan jam kita harus kembali, lalu kita bisa pergi main di wahana lain dulu. Satu hari sebenarnya tidak akan cukup untuk menikmati semua wahana di sini. Tapi bagi kita yang waktu di Eropa sangat terbatas, rasanya sudah sangat puas. Disneyland tutup jam 7-8 malam, jadi perhatikan jam tangan. Setelah taman ditutup orang akan berbondong-bondong memenuhi stasiun kereta untuk pulang ke tempat masing-masing. Bagi kamu yang ingin berkunjung ke Paris atau Eropa sebaiknya pilihlah musim semi atau gugur karena akan membantu kalian dalam berlibur. Berlibur di Paris tidak selamanya mahal karena ada komunitas backpacker dunia yang siap menampung anda. (Bimo Aditya)
49
Agenda Kamu
if dari k p kkreattif Satu lagi event keren yang cuku Earth The t Pain ’s “Let kini, anak muda masa Acara n”. Gree Go s Teen e with Activities Caus maja ja-re rema para dari an ini merupakan hajat lar dige yang rta Jaka 21 ri ceria dari SMA Nege . silam 2010 t pada Sabtu, 27 Mare
Acara spesial anak-anak SMAN 21 Jakarta ini dilaksanakan bukan hanya untuk sekedar hura-hura dan ingin eksis dari para sekolah menengah lainnya, melainkan mereka mempunyai misi tersendiri untuk membantu menyelamatkan bumi dari Global Warming. Ini terbukti dari latar belakang dibuatnya event tersebut, yaitu dalam rangka ingin mengajak kawula muda agar mau peduli dan mau merawat bumi yang kian hari kian rapuh. Yang namanya anak muda, apabila menggelar suatu acara tentu tidak hanya diisi dengan kothbah dan ceramah-ceramah semata, namun sebaliknya mereka selalu mengisi acara dengan hiburan yang fresh dan dentuman nada bermusik tentunya. Acara dimulai pukul 08.30 dengan beberapa sambutan yang biasa dilakukan dari kepala sekolah dan ketua pelaksana event ini. Dilanjutkan masih dengan sepatah dua kata sambutan dari komunitas salah satu perwakilan pembicara kali ini, komunitas Solar Generation dari Greenpeace. Setelah itu barulah panggung diisi dengan hiburan-hiburan yang cukup meriah, seperti Tari Saman dari Saman 21, Cheers dari VBC, Modern Dance dari Dance 21, dan juga alunan melodi dari band-band indie tentunya. Menjelang waktu siang bolong yang cukup membakar kulit dan kalori, panggung pun mulai dikosongkan karena Solar Generation memulai 50
seminarnya yang bertemakan “Perubahan Iklim dan Energi” di ruangan yang cukup teduh, yaitu di Ruang Lab Biologi. Mereka membahas dan mendiskusikan semua tentang Global Warming dari mulai terjadinya hingga cara mencegahnya. Agar para penonton tidak bosan, mereka juga mempresentasikannya sambil menonton film. Oh ya, teman-teman, event mereka kali ini juga tidak hanya diisi dengan sekedar hiburan dan diskusi saja, tapi mereka juga mengadakan macam-macam perlombaan dengan mengundang sekolah-sekolah lain untuk ikut berpartisipasi sebagai peserta. Lombalomba itu antara lain lomba Dalang Babe (daur ulang barang bekas), fotografi, membuat poster, melukis dan menghias layangan, graffiti, mengarang essay, dan shirt design. Hingga akhirnya acara sampai pada puncaknya pada pukul 13.30 yang ditutup dengan foto-foto bersama para panitia yang bersimbah keringat lelah dengan Solar Generation dan Change Magz di atas panggung sandiwara. Tentu acara seperti ini bagus sekali untuk diaspirasikan para anak muda penerus masa depan, dan SMA Negeri 21 Jakarta pun telah turut memulainya. Semoga acara ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua yang peduli pada lingkungan. Let’s green the earth! (Oswald Sandy)
T
E O D E O B y a d th ir B y p p Ha
cak dan membuat hampir semua penonton tidak tahan untuk maju ke depan panggung untuk ikut bergoyang ala Reggae. Namun usut punya usut, setelah Change Magz mewawancarai sedikit tentang event HUT tahun ini pada salah satu anggota keluarga SMAN 1 Jakarta, lebih tepatnya salah satu mami kantin yang akrab dipanggil Mami Dias, acara tahun ini bisa dibilang acara tersepi pengunjungnya bila dibandingkan acara tahun-tahun sebelumnya. “Band-band tahun ini kurang greget, alumni yang dateng sedikit banget, tahun ini bener-bener sepi.” Acara mulai mencapai puncak pukul 20.00 ketika sang guest star Souljah membawakan lagu terakhirnya yang bersamaan dengan dinyalakannya kembang api dan meledak di langit dengan indah, menjadikan suasana seperti di tengah malam pada pergantian tahun. Selamat ulang tahun baru SMAN 1 Jakarta, semoga panjang umur, sehat selalu, tambah rejeki, enteng jodoh, selalu lulus 100% dan... MERDEKA BOEDI OETOMO! (Oswald Sandy) 51
News
Sabtu, 13 Maret 2010 lalu, SMA Negeri 1 Jakarta merayakan ulang tahunnya yang ke 64. Event ini dirayakan dengan sebuah acara pentas seni bertema “Trully Indonesia” yang diisi dengan aneka ragam penampilan-penampilan spektakuler. Acara resmi dibuka basa-basi sambutan dari MC pada pukul 10.30. Dilanjutkan dengan Fashion Show pakaian daerah dari perwakilan murid-murid, penampilan ekstrakulikuler Paskibra, Taekwondo, Judo, Silat, Karate, Pencinta Alam SMA Negeri 1 Jakarta (PALASI), Dance, dan Dapur Teater Satu dengan ciri khas pertunjukan mereka masing-masing yang cukup memukau. Acara ini juga diisi dengan penampilan grup band seperti Pensi biasanya. Mereka terdiri dari tujuh band audisi seperti The Limited, Nebula, Special Council, Hans Singing Slasher, Power Puff, Kepiting Asam Manis, dan Born With Bugs. Lima band featuring, Uncle Bob, Wesel, UMPP, Broken Brain, dan Magic Seaweed. Tiga band alumni, The Dink Dumz, Seven Days For Change, dan De Joungen. Dan pastinya juga dengan dua guest star, “The Kucruts”, dengan New Wave Experimental nya yang membuat Change Magz tidak tahan untuk ikut berdansa, dan juga “Souljah” dengan sentuhan musik Ska Reggae nya yang menjadikan temperatur acara makin memun-
News
The Kawah Ijen’s Warriors Bertepatan dengan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2010 kemarin, para buruh di hampir seluruh Indonesia turun ke jalan, meneriakkan tuntutan dan harapan agar kesejahteraan mereka lebih diperhatikan. Namun, ternyata ada juga yang memperingati dengan cara menarik yang tidak kalah bermakna! Lima orang fotografer lulusan workshop Galeri Foto Jurnalistik Antara: Andi Ari Setiadi, Barmen Simatupang, Budi Chandra, Mahatma Putra, dan Panji Wijaya, yang menyebut diri mereka dengan Tim Tanah Air, menampilkan karya-karya foto mereka tentang realitas kehidupan pekerja tambang belerang tradisional di Kawah Ijen, Banyuwangi. Dimulai dengan beberapa foto yang membuat kita akan terkagum-kagum dengan pemandangan alam di Kawah Ijen. Sambil terkagum, lantas kita dibuat membayangkan diri kita jika sehari-hari bekerja melintasi lereng-lereng yang diselimuti asap. Setelah itu, kita mulai diajak menyaksikan kegiatan para pekerja itu memanggul dua keranjang tambang belerang. Dari teks yang ada, dijelaskan bahwa pekerja tersebut harus berjalan dan membawa beban tersebut sekitar 4 kilometer, dengan mulut yang disumpal kain basah untuk mengurangi bahaya asap belerang yang pasti terhirup saat bekerja. Setelah kita mengikuti pekerja tersebut bersusah payah mengangkut belerang dan dibayar dengan 52
upah yang tidak seberapa, lalu dibawalah kita ke foto-foto yang menggambarkan keseharian mereka yang lain. Yang tidak kalah menarik adalah kisah para pekerja ini menyelamatkan siswa SMA yang sempat hilang di kawah tersebut atas inisiatif mereka sendiri. Kisah ini disandingkan dengan potret wajah-wajah ‘warrior’ tersebut, yang mungkin tidak segagah fotofoto pahlawan nasional kita, tetapi sederhana, apa adanya, tanpa kemunafikan. Tim Tanah Air tidak hanya mengambil foto dan cerita dari sana, tetapi juga melakukan interaksi dengan masyarakat di Kawah Ijen tersebut untuk benarbenar bisa memahami dan memaknai perjuangan para pekerja di sana, sebagai simbol perjuangan pekerja di manapun mereka berada. Pameran yang dibuka pada tanggal 1 Mei 2010 lalu oleh Bapak Arifin Panigoro berlangsung sampai 17 Mei 2010 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru. Pada pembukaannya, beberapa musisi seperi Oppie Andaresta dan Gugun and The Blues Shelter turut berpartisipasi. Salah satu kutipan menarik ada pada teks foto karya Mahatma Putra (Yup, fotografer kebanggaan Change Magz). Ia mendefinisikan pahlawan sebagai, “Manusia yang berjuang untuk manusia lainnya.” (Amalia Sekarjati)
“Enormousight” Melihat Masalah Sosial Melalui Fotografi:
Judul Enormousight, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu enormous (besar, luas) dan sight (penglihatan) dipilih untuk menggambarkan upaya teman-teman workshop GFJA angkatan XV untuk dapat “melihat secara luas, mendalam, dan kuat” melalui fotografi. Judul tersebut memang sesuai dengan foto-foto karya mereka memang memiliki kesan luas, mendalam, dan kuat tersebut. Terbukti, foto-foto yang dipamerkan dapat mengangkat berbagai masalah sosial mulai dari
News
Apa kesan yang teman-teman peroleh ketika melihat sebuah foto? Sering kali, foto dapat menjadi media yang sangat menarik untuk merefleksikan kondisi sosial masyarakat Indonesia, lho! Nggak percaya? Teman-teman peserta workshop angkatan XV Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) berhasil membuktikannya lewat pameran foto berjudul Enormousight, yang dibuka pada 21 Mei 2010 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jalan Antara, Pasar Baru.
pendidikan hingga isu homoseksualitas dengan berbagai sudut pandang yang menarik. Pameran foto yang turut dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Bapak Muhammad Nuh, Direktur LKBN Antara Ahmad Mukhlis Yusuf, dan Penanggung Jawab GFJA Oscar Motuloh ini juga diisi oleh penampilan dari beberapa kelompok musik, yaitu Tika & the Dissidents, Float, dan Seekpoppers. Selain pameran foto, teman-teman GFJA juga mengadakan road show di Universitas Multimedia Nusantara dan ABFI Institut Perbanas, serta gallery talk di Neo Journalism Club dengan pembicara Jay Subyakto. Makanya, buat teman-teman yang tertarik banget dengan fotografi, rugi banget deh kalau sampai kelewatan acara ini! Pameran fotonya berlangsung dan terbuka untuk umum hingga tanggal 25 Juni 2010 di Jalan Antara Nomor 59, Pasar Baru, Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang acara ini juga bisa dilihat di http://www.gfja.org” www.gfja.org. (Maulida Raviola) 55
Teman-teman dari SMP sampai SMA bahkan homeschooling pada tanggal 24-25 April 2010 mengikuti workshop Youth and Diversity: Pluralisme di Tengah Anak Muda. Acara ini diadakan di Galeri Salihara, Pasar Minggu oleh Yayasan Jurnal Perempuan yang bekerja sama dengan V Film Festifal dan Change Magz. Apa aja, sih, yang diobrolin di acara ini?
Starts Here
Teman-teman yang menjadi peserta belajar tentang demokrasi di sesi awal. Kemudian gender yang dibawakan oleh Ikhaputri dari Yayasan Jurnal Perempuan. Di hari kedua, teman-teman diskusi seru tentang pluralisme bersama Inayah Wahid dan disambung oleh Ciciek Farha dengan tema radikalisasi agama di sekolah. Di sesi demokrasi, para teman-teman peserta belajar kalau demokrasi itu nggak hanya soal pemilu aja, tetapi soal hak dan nilai, seperti hak untuk menolak dan nilai solidaritas juga toleransi. Kemudian di sesi gender, peserta dapat informasi baru kalau di perempuan dan laki-laki sama-sama mempunyai sifat feminin dan maskulin. Terus di hari kedua, teman-teman peserta dikenalin dengan “win, win solution” , kita bisa menang kalau orang lain juga menang. Dilanjutkan dengan pengenalan fenomena radikalisasi agama lewat organisasi agama di sekolah yang berhasil membuka mata para peserta. Seru kan? Ternyata isu-isu yang dianggap berat bisa juga kita pelajarin. Dapat ilmu baru plus teman-teman baru juga. Seperti kata teman kita Lintang dari SMP Mardiyuana Depok, “Acaranya bagus banget, aku dapat pengetahuan yang sebelumnya aku nggak tahu terus jadi nambah networking.” Kamu mau ikutan? Daftarkan diri kamu jadi agent of change dan undangan akan datang ke kamu. (Indah Yusari) 56
Workshop Jurnalistik Berperspektif HAM, Gender , dan Demokrasi untuk Media Kampus
Giliran Anak Kampus
Putranto (Editor Rolling Stones Indonesia), dan Kuliah Umum oleh Fadjroel Rachman. Para mahasiswa-mahasiswi beruntung ini, bisa terjaring dengan baik, juga akibat dari kerjasama tim panitia Change yang kompak! Beri standing applause untuk kami semua karena sudah berhasil melawan ngantuk dan suramnya kemacetan kota Jakarta di pagi hari. Mantap nggak tuh, Gan?! Hehehe lebih mantapnya lagi, karena pertemuan kita nggak sampai disini aja! Change Magz dan para jurnalis kampus ini, berencana akan terus membangun ikatan kerjasama lewat sebuah forum. Ini juga memudahkan buat para pers kampus, supaya bisa saling sharing soal info-info bermanfaat dan juga calendar events. Senangnya…! Nggak mau nyesel berkelanjutan kan? Makanya, tungguin Workshop Change selanjutnya, dan jadilah satu diantara sekian banyak agen perubahan! (Niesrina Nadhifah) 57
Starts Here
Salam perubahan! Kali ini, Change Magz kembali membawa ulasan menarik (yang pastinya bikin kamu ngiler) nih…! Tanggal 3-5 Mei lalu, kita baru aja menyelenggarakan Workshop Jurnalistik Berperspektif Ham Gender dan Demokrasi untuk para mahasiswa/i yang bergelut di media kampus. Bertempat di Soegeng Sarjadi School of Governmen, Wisma Kodel Kuningan, Jakarta. Workshop ini berlangsung seru banget. Nggak hanya karena sekitar 25 orang pesertanya yang kebanyakan rame dan nggak bisa diem ini, tapi juga karena para pembicara yang dihadirkan juga asyik banget diajak berdiskusi dan dijadikan tempat bertanya. Para pembicara itu adalah : Manajemen Media Massa : Afra Suci (Redaktur Pelaksana CHANGE), Gender : Ikhaputri Widiantini (YJP dan Dosen Filsafat Universitas Indonesia), Dasar-dasar Penulisan dan Jurnalistik : Bambang Wisudo (Wartawan Senior), Penulisan Populer : Ahmad Arif ( Wartawan Kompas ), Demokrasi : Guntur Romli (Komunitas Salihara), Hak Asasi Manusia : Idaman, Teknik Menyunting : Wendy
Goes to
Tanggal 26 Maret lalu, ChangeMagz bersama para Agent of Change dan Solar Generation Indonesia, jalan-jalan ke Hutan Suaka Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Setelah sempat bertanya-tanya pada banyak orang di jalan soal lokasi yang kita tuju (ini membuat kami sempat berfikir, apa begitu langkanya orang yang bertandang ke tempat tersebut, sehingga tak banyak orang yang tahu? ), akhirnya kita sampai di tempat tujuan dengan selamat! Kita agak terkejut ketika melihat pemandangan Hutan Mangrove yang kurang terurus. Di dalam rawa, sudah banyak terdapat sampah, dan airnya sudah keruh banget sehingga pemandangan di bawah air (tempat bibit-bibit mangrove penyelamat itu berada ) menjadi tidak kelihatan. Aduuh… Kenapa jarang sekali orang yang perhatian pada soal-soal sepenting ini, ya? Pada sesi diskusi, Ivy ( salah satu perwakilan dari Solar Generation Indonesia menjelaskan betapa pentingnya hutan mangrove (yang bisa menjadi penjernih air tanah dan pencegah abrasi air laut ), juga apa saja yang menyebabkan bumi kita ini menjadi semakin panas. Supaya lebih gampang dicerna, tim Solar Generation Indonesia juga membawa karton gambar yang dengan sangat kreatifnya menggambarkan proses perubahan iklim dan dampaknya buat para penghuni bumi khususnya manusia. Nah ini dia nih, sesi yang paling ditunggu-tunggu ! Semua peserta bisa saling cerita soal apa saja yang sudah dilakukan untuk mengurangi dampak buruk pemanasan global. Macam-macam sekali, lho ! Ada yang menjadi vegetarian, ada yang selalu bawa tas sendiri saat berbelanja, ada yang ke sekolah naik
58
sepeda, dan ada juga yang sering ditegur tetangga akibat sering “menunda” menyalakan lampu pada malam hari. Dan yang berani sharing tersebut, dapat hadiah berupa slayer, pin, dan stiker dari Solar Generation. Asyiiiik !! Sebelum beranjak pulang, kita pun nggak lupa mengumpulkan sampah-sampah sisa “nyemil” kemudian dipilah-pilih karena ada tempat sampah yang dipisahkan perjenis, wooww!! Habis itu, tim Solar Generation pun mengajarkan kita tarian wajib global warming. Hah? Kok ada tarian segala? Jangan ilfeel dulu ya, karena katanya nih tarian plus lagu ini wajib ditampilkan bersama-sama bagi siapa saja yang ikut konferensi perubahan iklim di seluruh penjuru dunia ! Waaah hitung-hitung latihan nih, siapa tahu salah satu diantara kita ada yang bisa ikut konferensi semacam itu. Lirik lagu nya singkat kok, seperti ini nih: Uuuu… It’s hot in here Uuuu… It’s hot in here Too much carbon in the atmosfer Take action, Take action And get some satisfaction Yihaaa ! Perjalanan kami pun akhirnya berakhir sampai disini. Ada banyak manfaat yang bisa diambil, lho. Gara-gara sesi diskusi menarik tadi, kita jadi bisa lebih paham soal apa itu ‘perubahan iklim’, seberapa bahayanya, dan lengkap dengan cara menanggulanginya. Tentu saja menjadi sebuah pelajaran berharga yang disampaikan dengan cara berbeda karena langsung di “laboratorium alami” nya, bukan di kelas sambil menghadap papan tulis seperti di sekolah atau kampus. (Niesrina Nadhifah)
dukanya menjadi seorang ahli sejarah, keuntungannya menjadi sejarawan, dan juga pentingnya belajar sejarah untuk kemajuan nusa dan bangsa. Berbagai pertanyaan dan pernyataan bergulir dari setiap peserta yang memang sangat excited membahas topic menarik yang satu ini. Merupakan sebuah keberuntungan, karena Kang Asep bersedia meluangkan waktunya lebih banyak untuk menemani kita berkeliling ke museum yang terakhir yaitu Museum Bank Indonesia. Museum yang sangat modern ini benar-benar membuat kita semua tercengang! Terutama yang belum pernah berkunjung. Sehabis seru-seruan main â&#x20AC;&#x153;tangkap uangâ&#x20AC;? di layar 3D canggih kepunyaan museum megah ini, kami pun duduk anteng di ruangan teater untuk sama-sama menonton film Sejarah Bank Indonesia. Setelah itu, kita pun berjalan-jalan sambil berfoto-foto di galeri Museum Bank Indonesia. Disana terdapat banyak benda-benda yang bersangkutan dengan pertumbuhan ekonomi negeri kita, dari mulai rempah-rempah hingga peta sejarah, dan ada juga monitor-monitor pemutar film yang tersebar di setiap sudut ruangan, tinggal pilih filmnya terus tonton deh! Wah, nggak kerasa ya! Tiba-tiba hari sudah sore aja, artinya perjalan wisata sejarah ChangeMagz kali ini harus usai. Kesimpulan yang bisa diambil dari kegiatan berkeliling museum adalah, bahwa sejarah merupakan sesuatu yang tidak membosankan kalau kita tahu cara mendalaminya dengan baik, sejarah merupakan tiang besar penyangga negara ini, dan sejarah membuat kita semakin mencintai bangsa Indonesia kita ini. Kira-kira bulan berikutnya ChangeMagz bakalan jalan-jalan kemana lagi, ya?! So Guys, Keep waiting for our next great vacation! (Niesrina Nadhifah)
59
Goes to
Penghujung bulan Mei lalu, tepatnya di tanggal 30, benar-benar merupakan hari yang menyenangkan buat para Agent Of Change dan Change Crew yang ChangeMagz ajak jalan-jalan keliling Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Bank Indonesia. Menjelajahi setiap jengkal cerita dan benda-benda penuh sejarah di masingmasing Museum tersebut dari pagi hingga sore, benar-benar merupakan cara mengisi hari libur yang seru lho! Nggak kalah dibanding dengan hangout di mall dan belanja berjam-jam di toko. Pukul 10.30 tepat, waktu Kota Tua Jakarta kita sudah sangat nggak sabar buat menjelajahi Museum yang pertama yaitu Museum Seni Rupa dan Keramik. Disana banyak terdapat benda-benda kuno yang memiliki nilai historis tersendiri, dari mulai piring bercetak huruf sangsekerta, alat-alat dapur dan wadah yang digunakan untuk memasak pada jaman dahulu, hingga dispenser kuno dan juga lukisan-lukisan. Setelah puas berkeliling bangunan museum yang berlantai dua tersebut, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12, artinya saatnya makan siang! Dimulai dengan berkenalan sesama peserta wisata yang total berjumlah 30 orang tersebut, kita pun makan siang dengan lahap di gazebo yang terdapat di pelataran museum. Meskipun hari sangat panas, tapi kita tetap semangat 45 untuk melanjutkan langkah ke tujuan selanjutnya yaitu Museum Sejarah Jakarta! Di Museum Sejarah Jakarta, kita pun kedatangan bintang tamu! Bukan penyanyi atau pemain sinetron sih, tapi bintang tamu yang sengaja ChangeMagz datangkan untuk semakin memeriahkan acara jalan-jalan kita hari itu adalah Kang Asep Kambali â&#x20AC;&#x201C; Pendiri dan Ketua Komunitas Historia Jakarta. Sambil duduk-duduk santai di halaman belakang museum yang rindang, Kang Asep pun memulai sesi diskusi dengan terlebih dahulu menceritakan suka-
Teman-teman, pada tahu gak kalau berdasarkan data dari Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, jumlah populasi pemuda Indonesia berusia 18 sampai 30 tahun adalah 62 juta orang. Wow, banyak banget, kan? Coba teman-teman bayangkan kalau jumlah pemuda yang segini banyaknya berkumpul sama-sama untuk menyuarakan ide, pendapat, dan perspektif baru mengenai Indonesia untuk menjawab tantangan jaman. Pasti anak muda bisa menjadi agen perubahan! Impian untuk mengumpulkan anak muda seIndonesia ke dalam satu forum bersama inilah yang dicoba diwujudkan oleh Indonesian Youth Conference atau IYC. IYC yang merupakan salah satu dari beberapa proyek Global Changemakers, sebuah komunitas aktivis muda yang menyatukan remaja dari 100 negara, memiliki tujuan untuk mengumpulkan aspirasi dan menyuarakan pengaruh positif buat anak muda di Indonesia. Melalui duta Global Changemakers dari Indonesia, Alanda Kariza, IYC menjadi sebuah kegiatan yang direncanakan dan diselenggarakan oleh pemuda-pemudi Indonesia, bertujuan untuk mengumpulkan seluruh pemudapemudi dari Indonesia untuk berbagi masalah dan ide, meningkatkan kepedulian mereka terhadap isu-isu terkini, serta meyakinkan masyarakat bahwa suara pemuda pantas untuk didengar dan ditanggapi dengan serius. IYC yang akan diselenggarakan pada 04-07 Juli 2010 ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu Forum dan Festival. Forum adalah rangkaian seminar dan
lokakarya khusus bagi 33 muda-mudi Indonesia berusia 15-21 tahun yang mewakili propinsi mereka masing-masing dan telah terpilih melalui seleksi. Sedangkan Festival adalah rangkaian seminar dan lokakarya dari berbagai bidang yang terbuka untuk khalayak umum. Nah mumpung lagi liburan, daripada jalan-jalan ga jelas ngapain, mending ramai-ramai datang ke IYC! Ayo, jangan berani-berani ngaku sebagai anak muda yang berani membuat perubahan dan cinta bangsa kalau sampai nggak ikutan IYC! IYC bekerja sama dengan Change Magazine membagi-bagikan 5 tiket untuk mengikuti Forum IYC, lho! Caranya gampang banget, teman-teman tinggal jawab pertanyaan berikut: Siapa nama duta Global Changemakers dari Indonesia yang menjadi ketua pelaksana IYC? Jawaban teman-teman bisa dikirim ke HYPERLINK “mailto:redaksi@majalahchange.com” redaksi@ majalahchange.com, dengan melampirkan data diri dan ditunggu paling lambat tanggal 26 Juni 2010. Makanya teman-teman.. ayo cepet kirim jawabannya! Tertarik dan penasaran tentang IYC? Teman-teman bisa lihat info lebih lanjut di http://www.indonesianyouthconference.org” www.indonesianyouthconference.org. Sampai ketemu dan berdiskusi sama-sama untuk Indonesia yang lebih baik di IYC, ya! :)
Curcol
â&#x20AC;&#x153;Kak, aku mau curhat. Aku punya pengalaman hidup yang pahit banget. Pertama, pacar aku meninggal karena sakit, terus aku suka sama cowok ternyata dia punya kelainan seksual. Terus, sekalinya aku suka sama cowok, dia malah suka sama sahabat aku. Semuanya ini bikin aku takut dan trauma sekali sama cowok. Gimana sih caranya aku buat keluar dari semua ini? Aku terpuruk banget dengan keadaan kayak gini... Tolong kasih solusi.â&#x20AC;? (SN, 16 tahun) Kak Ella: Dear SN, setiap pengalaman hidup akan membuat kita semakin dewasa dan bijak, jika kita mampu menarik pelajaran dari setiap kejadian. Memang nggak mudah untuk memberanikan diri menjalin hubungan lagi setelah hal-hal ang kamu lalui. Maka berilah waktu untuk dirimu menyembuhkan luka hatimu. Cobalah perlahan kenali dan berteman dengan banyak orang. Kembangkan potensi dirimu dan minatmu. Sehingga kamu juga semakin berkembang. Banyak kondisi yang mungkin lebih buruk darimu tapi mereka bisa survive dan bahagia dengan hidup mereka. Saya yakin kamu pribadi yang istimewa dan akan mendapatkan yang terbaik di masa mendatang. Keep smiling ya!
â&#x20AC;&#x153;Kak, aku mau curhat. Aku bingung banget Kak, kenapa sampai sekarang aku belum bis lupa sama mantan aku yang jelas-jelas bisa ud udah nyakitin aku berulang kali, walaupun ak punya pacar baru pasti aku selalu inget aku di dia dan balik lagi sama dia. Gimana caranya ak lupain dia?â&#x20AC;? (MB, 15 tahun) aku Ka Ella: Kak M cara melupakan dia tergantung pada diri MB, ka kamu sendiri. Sulit bagi kita untuk mengubah stik orang lain meskipun dengan ka karakteri kasih sayang. Dan yang paling penting, d dasar tidak bertanggung jawab atas karakterka kamu is dia yang menyakiti kamu. Kamu berhak istik tkan orang lain yang bisa memm mendapa anmu dengan baik. Jadi jika kamu p perlakuk ingin melupakan dan lepas dari dia, m memang membentuk niatan yang bulat dan m mulailah pemikiranmu tentang dia. Bentuklah u ubah n bahwa kamu memang sudah tidak p pemikira bersamanya lagi. Apapun alasan yang in ingin untuk menggoyahkan keputusanmu, d datang h terpengaruh. Tetaplah teguh pada j janganla nmu untuk tidak bersamanya. Ungk keputusa keteguhanmu ini dengan perilakumu k kapkan dia. Katakan kepadanya bahwa t terhadap tidak ingin lagi berhubungan dengank kamu n Jika perlu, buang juga semua barang-banya. kenangan bersamanya, sebagai simbol r rang bahwa kamu tidak lagi berhubungan n nyata dengannya. Lakukan ini dengan tegas dan konsisten. Saya yakin kamu bisa.
62
“Malam Kak. Aku mau curhat. Gini Kak, kenapa ya kok cuma cew ek-cewek cantik doang yang selalu berhas il dapetin semuanya? Terutama pac ar. Aku suka iri. Kayaknya nggak adil ban get.” (M) Kak Ella: M, setiap orang punya kel ebihan dan kekurangannya masing -masing. Coba kamu buat daftar tentang hal -hal positif dalam diri kamu. Ikuti berbagai keg iatan yang kamu senangi. Syukuri setiap hal baik yang terjadi padamu. Sehingga kam u bisa menyadari bahwa dirimu juga istime wa. Jika kamu menyayangi dirimu, maka kecantikan batinmu (inner beauty) akan terp ancar dan akan memudahkan orang lain untuk juga menyukaimu. Dan juga lambat laun, kamu akan belajar, bahwa kesuksesa n seseorang tidak hanya diukur dari kecant ikan fisik dan pacar yang dimiliki. Banyak hal lain yang menjadi tolak ukur kesuksesan ses eorang. Mulailah gali potensi dirimu dan kembangkanlah yang kamu miliki. Saya yakin kamu adalah pribadi yang juga cantik. Believe in yourself!
“Selamat siang Kak Ella. Kak aku mau ssharing nih. Aku punya pacar, sebut saja namanya si A, kita udah 2 tahun pacaran. Lalu, akhir-akhir ini ada cowok sebut saja namanya B, pacaran juga sama aku. Aku juga suka sama si B dan kita pacaran. Aku harus memilih salah satu di antara mereka. Aku udah jarang ketemu sama si A, sedangkan sama si B aku bisa ketemu setiap hari. Menurut Kak Ella, aku harus gimana? Makasih.” (R, kelas 1 SMA) Kak Ella: R, suatu hubungan sebaiknya didasari dengan saling menghormati dan menjaga kepercayaan. Coba kamu bayangkan bahwa kamu berada di posisi pacarmu (baik A dan B). Apa yang kamu harapkan dan rasakan bila mengetahui bahwa kamu diduakan seperti itu? Pikirkan tindakan kamu selanjutnya sebijak mungkin. Niat baik pasti akan berbuah baik. Demikian juga sebaliknya. Bila kamu memutuskan untuk melakukan sesuatu, pikirkan akibat dari perbuatanmu itu. Jadi keputusan terbaik hanyalah kamu yang bisa menentukan. Saya yakin kamu bisa memutuskan yang terbaik.
Kamu punya masalah yang nggak bisa diceritakan ceritakan ke orang orang-orang orang di sekitar kamu? kamu? Curhat aja sama Kak Ella! Kirim sms ke no: 081514736123 dengan format: Inisial nama_Umur_Masalah yang ingin dikonsultasikan contoh: UJ_17_kak aku susah konsentrasi belajar untuk ujian nih! Kenapa ya kak?
63
Comunity For
ia deh, ketularan Solar Generation Indones Hey Warriors! Oops, Change Magz jadi , kalau lagi n â&#x20AC;&#x153;Warriorsâ&#x20AC;?. Keren ya? Lebih kere memanggil sobatnya dengan sebutan Greentergabung dalam kelompok pemuda kamu jadi salah satu Warriors yang nya. peace ini! Berikut informasi lengkap
64
Apa itu Solar Generation? Berawal dari grup pemuda Greenpeace di Eropa yang membuat sebuah perkumpulan baru bertajuk Solar Generation International pada tahun 2003. Akhirnya pada tahun 2007, negara kita tercinta Indonesia bikin “cabang” juga bernama Solar Generation Indonesia (SGI). Ngapain aja? Kegiatan SGI banyak banget, guys! Yang jelas, semuanya berbasis pada kegiatan cinta lingkungan seperti apa yang dipegang teguh oleh Greenpeace– “kakak kandungnya” Solar Generation. Ada diskusi bulanan, talkshow untuk meningkatkan kesadaran, pameran, jalan hijau, bahkan turut membantu Greenpeace memasang panel surya (solar panel) di daerah Riau. Mantap kan? Itu belum semuanya lho! Ada yang namanya Global Day of Action, aksi besar-besaran yang dilakukan oleh hampir seluruh cabang SG di dunia. Kadang-kadang ada juga konferensi atau acara berbagi skill yang diikuti oleh SG dari berbagai Negara. Wow! Mau gabung? Ngiler nggak nih? Hehehe tenang… Kamu juga bisa kok, jadi aktivis di SG Indonesia! Syaratnya: berusia antara 14-25 tahun, punya semangat, ide, dan komitmen untuk bumi. Datang langsung ke Solar Recruitment (SORE) yang diadakan setiap 3 bulan, info di-update via fanspage facebook Solar Generation Indonesia. Atau bisa juga langsung ikut kegiatan-kegiatan penuh manfaatnya! Mau tanya-tanya lebih lanjut? Langsung hubungi saja: Ivy: 085881547630 atau Didit: 081319815456. Tunggu apa lagi? Langsung cari Solar Generation Indonesia di facebook, gabung, dan buatlah perubahan untuk menyelamatkan bumi kita! (Niesrina Nadhifah)
65
66
Ur Future
Banyak orang yang mungkin beranggapan bahwa pekerjaan atau profesi dan juga hobi yang dijalani dalam hidup seseorang itu cukup satu. Rizky Mustafa Arisun adalah seorang yang berpikiran lain. Dia diakui sebagai multi talented artist karena mahir memainkan berbagai instrumen musik, mengkomposisi sebuah lagu dan menggambar serta membuat cerita komik. Selain itu, ia juga fasih berbahasa jepang dan mendalami kebudayaannya. Kini Rizky berprofesi sebagai pengajar Bahasa Jepang di Lembaga Bahasa UI dan tetap aktif bermusik serta menggambar komik. Karya berupa lagu maupun gambar yang telah ia ciptakan berjumlah ratusan. Sampai saat ini, Rizki telah mengkomposisi lagu beberapa band covering lagu jepang, juga pernah mengkomposisi musik untuk opening act konser Agnes Monica pada tahun 2006, dan menjadi salah satu pemusik dan pengomposisi lagu juga pada pementasan teater Tragedi Macbeth yang diadakan di TIM pada tahun 2009 lalu. Kini ia bergabung pada sebuah komunitas bernama â&#x20AC;&#x153;On!Projectâ&#x20AC;?, sebuah komunitas yang kental dengan nuansa budaya jepang. Komunitas ini mengasuh perempuan-perempuan muda yang berbakat musik dan tari.
Dari sekian banyak keahlian dan kesukaannya ini, Rizki tidak menetapkan salah satunya sebagai fokus yang harus dipilih. Penghasilan yang ia peroleh dari berbagai kegiatannya ini terhitung lumayan karena ia tidak menggantungkan diri pada satu bidang pekerjaan. Keseluruhannya dia rangkum dan dibuat saling mendukung. Rizki melakukan apa pun yang ia suka namun bukan berarti sekedar coba-coba. Semua bidang tersebut ia tekuni dengan baik dan ia mampu memperoleh penghasilan dari hal tersebut. Rizki telah membuktikan bahwa ia sanggup melakukan dan berpenghasilan dari sesuatu yang menjadi minatnya, maka mungkin sekali kalau kita juga sanggup melakukannya. (Arianne) 67
Ecology
Emas, inilah barang yang senantiasa diperebutkan dari masa ke masa. Harta karun identik dengan emas. Kekayaan identik dengan emas. Mau investasi yang menguntungkan, semua orang pun sepakat untuk menyimpan emas. Harganya dijamin tidak akan turun... Ternyata di balik berharganya emas, banyak kisah kelam yang belum banyak kita tahu. Barangkali film The Blood Diamond yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio bisa menjadi perbandingan betapa barang tambang yang sangat bernilai telah menghasilkan suatu rezim yang menindas dan konflik berdarah akibat pertambangan. Dan di Indonesia pun kisah tersebut terjadi. Percaya nggak percaya, kita pun turut menjadi bagian dari rantai tersebut. Â 68
Limbah demi satu gram emas Satu gram emas dihasilkan dari 2,1 ton limbah batuan dan lumpur tailin g. Termasuk di dalamnya 5,8 kilogram emisi bera cun yakni 260 gram timbal, 6,1 gram Merkuri dan 3 gram Sianida. Itu baru satu gram, bayangkan dengan konsumsi emas Indonesia yang pada 2008 saja mencapai 60 ton.  Makhluk hidup yang terancam Ketika limbah dibuang, banyak mak hluk hidup yang merasakan kerugian , baik tumbuhan maupun hewan. Perusahaan tambang menggunakan bahan kimia Merkuri dan Sianida untuk memisahkan emas dari bijih batuan. Sianida sepersejuta gramnya dalam seliter air bisa fatal bagi ikan.  Masyarakat yang terpinggirkan Indonesia memiliki tambang emas yang termasuk terbesar di dunia yakn i di Papua. Tambang ini dikelola oleh PT Freep ort Indonesia dengan cadangan ema s kurang lebih 3046 ton emas. Jumlah ini masih bisa diambil hingga 34 tahun mendata ng. Apakah penduduk asli ikut menikmatinya? Tidak. Masyarakat Papua yang tingg al di sekitar pertambangan hampir 70% nya tidak men dapatkan akses terhadap air yang aman dan 35.2% tidak memiliki akses terhadap fasili tas kesehatan. Coba kita perkirakan harga 1 gram emas 24 karat sekitar 300.000 rupia h. Itulah harga yang kita bayar. Sisanya diterima pend uduk asli sekitar pertambangan beru pa kerusakan lingkungan hingga kemiskinan... (Rina ldi Ridwan)
69
Jason Iskandar
Agent Of
Bersuara Lewat Movie Maker Menjadi sutradara film pendek adalah sebuah pilihan seorang Jason Iskandar. Sejak kelas 1 SMA, dia sudah mulai membuat film pendek dari HP yang ia miliki. Sempat veteran (nggak naik kelas-red) saat kelas 1 SMA, justru memotivasi dirinya untuk menekuni pembuatan film pendek. Terbukti ia berhasil memenangkan berbagai macam festival film pendek dengan judul film yang sama, yaitu “Indonesia Bukan Negara Islam”. Di antaranya ada Festival Film Pendek Tawuran, Festival Film Pendek Pelajar dan Festival Film Dokumenter 2009. Jason layak dijadikan agen perubahan karena filmnya mengisahkan tentang bagaimana pandangan anak muda mengenai Indonesia dan Islam. Sudut pandang yang diambil adalah bagaimana salah seorang temanya yang beragam Islam bersekolah di sekolah Katolik. Mengapa bukan remaja yang hidup di pondok pesantren atau remaja yang bersekolah di sekolah Islam? “Itu sudah biasa, kalau teman gue itu begitu dia melangkah ke sekolah, dia menjadi minoritas, tapi begitu dia melangkah keluar sekolah, dia akan jadi mayoritas, di situ yang menarik untuk ditampilin”, tutur Jason kepada Change Magz. Proses pembuatan film ini pun berjalan cukup lama. Ide awalnya datang dari seorang teman yang mengajak Jason untuk menggarap film ini. Di tengah perjalanan, ada proyek lain yang dikerjakan temanya tadi hingga akhirnya Jason meneruskan penggarapan film ini sendiri. Jason juga bercerita mengenai perbandingan film pendek antara Indonesia dan film diluar negeri khususnya Eropa. Jason menilai kekurangan film pendek di Indonesia terletak pada kualitas dan teknologi film yang dipakai. Di Jerman misalnya, anak setingkat SD sudah diajarkan bagaimana 70 0
membuat animasi lewat komputer. Hal ini berbeda jauh dengan di Indonesia yang mungkin anak SMA pun belum bisa membuatnya. Jason berbagi tips dengan Sobat Change mengenai bagaimana menjadi seorang movie maker. Pengangum Michael Moore ini bertutur mulailah membuat film dari kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kita. Sesuaikan dengan umur kita dan jangan sok tahu, kalau tidak tahu ya cari tahu. Dan jangan lupa juga terus browsing di intenet untuk menambah kemampuan teknis maupun non teknis dalam membuat film. Penasaran film apa aja yang dibuat Jason? Mampir aja di HYPERLINK “http://www.youtube.com/user/jasoniskandarfilm” youtube.com/user/jasoniskandarfilm! (Bimo Aditya)
Jakarta Pusat SMA 1 Budi Utomo SMA 10 SMA 68 SMA Belarminus SMA Kanisius SMA Sunda Kelapa SMA Tarsisius I SMIP Jayawisata SMA Muhammadiyah 2 SMA Santa Ursula SMA Santa Theresia
Jakarta Timur SMA 42 SMA 61 SMA 81 SMA 99 SMA Ignatius Slamet Riyadi SMA Lab School Rawamangun
Jakarta Utara SMA Don Bosco SMA Gandhi SMA Islam Al-Azhar Kelapa Gading SMA Tarakanita II (Pluit) SMAN 13 Botabek SMA 1 Serang, Banten SMA 4 Depok SMK 1 Bogor Kampus Binus Center Bina Sarana Informatika IISIP Inter Studi, Wijaya Inter Studi, Bulungan Universitas Indonesia Universitas Kristen Indonesia Universitas Nasional Universitas Negeri Jakarta Universitas Paramadina Universitas Trisakti Komunitas/Toko Buku: Aksara Bookstore Bunga Matahari GoetheHaus CCF
Instituto Italiano Hello Motion Ruang Rupa Imada MP Book Point Leksika TB Bloc Yayasan Pelita Ilmu YCAB Institut Pelangi Perempuan Zoe Library Cafe/Resto: Au Lait cafe Bakerzin Bakoel Coffee Brew & Co Cappucino Comic Cafe Haircode Salon, Blok M Plaza Kafe Buku Keâ&#x20AC;&#x2122;kun Coffee Shop Lutuye Mister Bean Cafe Secret Recipe, Senayan Secret Recipe, Citos Secret Recipe, Pacific Place Yopie Salon, Blok M Plaza Amor Cafe
Pick Up Point
Jakarta Selatan SMA 109 SMA 26 SMA 3 SMA 38 SMA 6 SMA 60 SMA 8 SMA 82 SMA Charitas SMA Gonzaga SMA Lab School Kebayoran SMA Perguruan Cikini SMA PSKD 4 SMA Sumbangsih SMA Tarakanita I SMA Tirta Marta SMK 57 SMA Al Azhar 1 SMA Yasporbi SMA Triguna
Jakarta Barat SMA Ipeka SMA Kristoforus SMA Regina Pacis SMA Tarsius 2 SMA 112 SMA Sang Timur SMA 84 SMA Muhammadiyah 13
Distro: Bloop Endorse Gummo Moose Nanonine, Kebayoran Baru Nanonine, Tebet Premium Nation Racer Kids Vertigo
71
Percaya nggak percaya, di zaman serba canggih ini, perdagangan manusia masih terus berlangsung lho! Yang lebih menyedihkan lagi, Indonesia menjadi salah satu negara sumber dan tujuan perdagangan tersebut. Menurut data dari UNICEF, 100.000 perempuan dan anak diperdagangkan untuk dijadikan pekerja seksual komersil (PSK). Bahkan, 30% dari PSK di Indonesia adalah perempuan di bawah umur 18 tahun, 40.000-70.000 diantaranya adalah anak-anak. Selain diperdagangkan ke luar negeri, para korban juga diperdagangkan antar wilayah di dalam negeri. Ada 3.000 orang setiap tahunnya yang diperdagangkan dari wilayah pedesaan di Jawa timur ke Surabaya. Tunggu edisi Change Magz selanjutnya! Kita akan mengupastuntas fenomena mengerikan ini.
Formulir Berlangganan: Kalau kamu mau langganan, harap isi form ini: Nama : ........................................................................................................................ Umur : ......................................................................................................................... Sekolah/ Kampus : ...................................................................................................... Telp/ HP : .................................................................................................................... Email : ......................................................................................................................... Alamat Pengiriman : ...................................................................................................