change list KETERANGAN COVER
0:02:38 ika_putranto: diamond 0:02:46 ika_putranto: kesenangan dalam mengeluarkan uang dan hedonisme 0:02:55 EsotericAfra: cieehhh 0:02:56 ika_putranto: kudanya gw ambil simbol kebebasan, tapi dia kuda mainan 0:02:58 EsotericAfra: hehhehehe 0:02:59 ika_putranto: dan buat bertopeng 0:03:30 ika_putranto: jadi kaya orang2 yang butuh kesenangan ato merasa senang dengan berbelanja mengeluarkan uang, tapi sebenernya itu palsu 0:03:38 ika_putranto: menutupi hal2 yang sebenernya gt dan bertopeng, alias cuma kaya sementara gimana gt, bukan semetara yah kaya orang berpura2 ato menutuupi gt d...
change your mind
08
profile
24
BRAND MINDED: BE GLAMOROUS OR BE GORGEOUS...?
04
changing room “Berapa Kali Dalam Seminggu Loe Ke Mall?”
05
change your mind The Prestigious Is Not Stuff, But You! Belanja Sampai Mati Brand Minded: Be Glamorous Or Be Gorgeous Termakan Janji Iklan Spend Less, Give More
20 22
tips for change Menjadi Pembelanja Cerdas
24
profil Efek Rumah Kaca Siap Melumat Resahmu!
26
speak up! Resolusi Oh Resolusi
28
change health Shophacolic: Kebiasaan Konsumtif Atau Suatu Gangguan?
30
don’t read this, please! Jam Masuk Sekolah
change for dummies Culture Jamming
EFEK RUMAH KACA SIAP MELUMAT RESAHMU!
32 34
science and technology Go Open Source!
51
change reflection Memahami Diri Melalui Orang Lain
change lifestyle Slow Movement
change goes to... SMA109: Ngobrolin Demokrasi
36 39
change style Moody Boyish
53 55 56
41
change review buku Rectoverso musik Franz Ferdinand film Opera Jawa
58
curcol Nggak Nge-Seks Dengan Pacar?! Why Not?
44
main review Pertaruhan, Film Indonesia Yang Kudu Ditonton
60
change diary Penderitaan Yang Kita Pilih Untuk Dibela
45
change journey Seven Deadly Mall/Hypermarket Sins
62
community for change Kluwek (Kelompok Linux Cewek)
47 48
change your future Saras Dewi: Jadi Dosen
agenda kamu Jangan Bugil!
50
agent of change Siska
64 66 67
art and culture Postmodernism
change news Jiffest 10th
do you know All About Consume change fashion Happy When It Rains
change ecology Perempuan Yang Tidak Egois do something today Buy Nothing Day
change
1
change pamflet
You Are (not)What You Consume” Di pelajaran ekonomi, kita diberi tahu bahwa konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan suatu benda atau jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan sendiri dibagi dalam beberapa tingkat, ada yang primer, sekunder, dan tersier. Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan menjadi semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, berbagai macam benda dan jasa diciptakan untuk memenuhinya. Sekarang sih, konsumsi sudah jauh lebih ribet, mulai dari gadget sampai cd band favorit menjadi kebutuhan yang sering dianggap penting. Saking banyaknya barang yang kita konsumsi, kita sering nggak sadar apa yang menjadi motivasi kita. Apakah itu kebutuhan atau hanya keinginan? Karena needs and wants adalah dua makhluk yang berbeda. Si needs muncul sebagai kebutuhan primer, yaitu sandang, pangan, dan papan. Jika lapar datang, tentu makan adalah solusinya. Sedangkan Si wants menjadi embel-embelnya si needs. Makan saja ternyata nggak cukup karena kita maunya makan fast food atau masakan padang. Lebih rumitnya lagi si wants membujuk kita untuk makan fast food X bukan fast food Y. Phiuhh… makanan nggak hanya makanan, dia perlu diberi nama atau merk untuk menjadi lebih kece dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Sesuatu bernama ‘merk’ atau brand inilah yang seringkali membutakan kita. Apa yang kita konsumsi (pakai, makan, minum, dan lainnya) bisa membentuk citra diri kita. Parahnya lagi, bisa membuat kita jadi lebih eksis di lingkungan kita. Bener nggak sih? Nah, karena itu Change Magz tertarik banget untuk mengangkat isu konsumsi di edisi ini. Konsumsi beserta Si needs dan wants akan kita kupas tuntas. Beware! Keep watching on your consumption Guys! Afra Ramadhan Redaktur
Mariana Amirudin pemimpin umum Deedee Achriani Hayunta redaksi pelaksana Syaldi Sahude redaktur Afra Ramadhan, Rinaldi Ridwan kontributor Astri, Dea, Dewi, Dyas, Ella, Fajri, Indah, Leafy, Nurdiyansah, Sheera, Yenie, Yenny, Zaitun fotografi Dita art director Belok Community penanggung jawab
pemimpin redaksi Aquino
tlp.
2
change
alamat redaksi Jl. Tebet Barat Dalam 9A No.B1 Jakarta Selatan 12810 021 8370 2005 (hunting) fax. 021 830 0211 e-mail changemagz@yahoo.com website www.majalahchange.com penerbit Yayasan jurnal Perempuan
change your mind
changing room
Berapa Kali ke Mall dalam Seminggu...?
afra & leafy
Konsumtif, merupakan hal yang sebenarnya tanpa kita sadari sangat dekat dengan diri kita. Setiap hari, sebagai manusia, rasanya keinginan untuk beli ini itu enggak ada habisnya. Sebagai anak muda Jakarta (pastinya) yang dikelilingi oleh mall, nggak mungkin kita melewatkan tempat yang satu ini sebagai tempat nongkrong bersama kawan karib. Nah, Change Magz mau tau nih. Seberapa sering sih kawan-kawan kita ini kita ke mall dalam seminggu. Ini dia yang berhasil dicolek oleh kita... “Setiap hari ke mall. Berarti 7 kali. Sama teman. Nongkrong aja sambil window shopping” Rima, 15 thn
“4-5 kali dalam seminggu. Biasanya ke Sency, Citos, Pim dan Grand Indonesia. Buat hang out sama temen dan pacar sekaligus ke gym.” Allen,20 thn
“Pernah sampai 6 kali. Sama pacar. Nonton, makan, belanja.” Ridwan, 16 thn
“Paling sering 3 kali. Makan dan nonton bersama temanteman” Devina, 15 thn
4
change
THE PRESTIGIOUS
IS NOT STUFF, BUT YOU! diyan
MEMBELI BARANG, BUKAN BERARTI KAMU SEKEDAR BUTUH PADA FUNGSI BARANG TERSEBUT, MELAINKAN JUGA MEMBELI APA YANG KAMU DAMBAKAN ATAU MEMBELI IDENTITAS ATAU MALAH MEMBELI STATUS. NGGAK PERCAYA?!
Sejak mesin uap ditemukan, kita mulai memiliki cikal-bakal untuk memproduksi suatu barang secara massal. Selain alatalat produksi (mesin) yang dimiliki kaum pemilik modal, ada pula tenaga kerja yang dipekerjakan dalam pembuatan barang secara massal tersebut. Setelah produk telah jadi dalam jumlah yang besar, produk disebarluaskan melalui iklan dan beragam media lainnya untuk membentuk sebuah pasar yang dibuat membutuhkan produk tersebut. Tujuannya, jelas mencari untung dari hasil penjualan. Supaya penjualan lancar, mesti diciptakann budaya membeli secara berlebih, atau kita sebut konsumtivisme.
“Tiga kali. Kadang dengan mama. Menemani beliau belanja. Kadang sendirian untuk membeli kado atau hadiah buat teman-teman.” Sigit, 16 thn
change
5
Tentu untuk membuat kita membeli sesuatu, caranya tidak mudah. Dan era industri yang giat memproduksi produk dengan jumlah berlebih, haruslah terbeli. Untuk itu, kita dibuat membeli bukan karena kita membutuhkannya, tetapi lebih dari itu, kita menginginkan sesuatu dari efek lanjutan dari sikap membeli kita. Contohnya, merek produk shampo yang beredar, banyaknya bisa puluhan. Kamu sikapi sendiri saja, mengapa kamu memakai produk A dan temanmu memakai produk B. Jawabannya, pasti bukan 100% karena kebutuhan, tetapi bisa jadi disebabkan oleh merek A menyajikan apa yang kamu impikan untuk rambut kamu! Merek A menguatkan identitas kamu sebagai remaja yang aktif, atau merek A memberimu status karena harganya mahal dan dipakai oleh selebritis ternama. Maka dengan begitu, kita dibuat telah merasa percaya diri telah memakai produk tertentu. Artinya, identitas kita sebagai manusia telah dilekatkan pada benda, yang jika kita memakainya, kita merasa memiliki identitas yang kita dambakan.
6
change
Yap, menaruh status sosial atau prestigious individu pada materi (produk/ barang tertentu) memang sesuatu yang jadi sorotan ketika dunia memasuki era industri. Ini disebabkan karena orangorang yang berada pada era industri, kebanyakan menjadi pekerja. Sistem kerja dari pagi sampai sore (belum termasuk kemacetan di kota besar) dan kegiatan belajar kamu yang kadang juga dari pagi sampai sore, membuat kita semua kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, misalnya tetangga. Sehingga, jangan heran kalau saat ini kita lebih bersifat individualistik. Karena sifat individual itulah, banyak orang terjebak mencari status sosial pada benda-benda mewah bermerek dan mahal. Mereka meyakini bahwa sebab benda-benda itulah yang bisa meninggikan statusnya di tengah masyarakat.
Faktanya, orang miskin di Indonesia juga banyak. Namun, karena sudah keburu dijejali pemikiran kalau yang branded itu berkualitas dan bisa menaikan status, kita memilih yang branded tapi yang murah. Lho, memangnya ada? Justru itulah beredar yang namanya barang bajakan alias barang aspal. Barang bajakan merek Eropa atau Amerika tak cuma tren di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh negara berkembang kayak kita Nah, mungkin kamu bertanya-tanya seberapa pentingnya status sosial di masyarakat kita hingga kita rela beli bajakan merek terkenal? Hal ini sudah pasti dibutuhkan, bukan barangnya, tapi status sosial. Sebab status sosial itu merupakan tanda yang menunjukkan kamu eksis. Eksis itu penting untuk membuat orang tahu kehadiran kamu itu benar-benar ada. Sayangnya, ke-eksis-an kita kadang dimunculkan dengan pamer sepatu Amrik, tas Eropa, dan lainnya, yang bikin teman kita lantas tercengang dan menyadari kalau si Anu pakai tas Eropa atau si Anu pakai sepatu Amerika. Ini cara tampil yang salah sebenarnya.
Jadi, untuk mencapai eksistensi diri, kamu nggak perlu merasa tertekan karena nggak mampu beli merek terkenal, apalagi beli bajakan, ngga banget, deh. Tapi dengan meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar dan olahraga di sekolah atau lingkungan sekitar, kan kamu bisa eksis juga. Sama sekali bukan bermaksud melarang kamu untuk berbelanja. Tapi sekedar mengingatkan kalau yang kamu beli itu belum tentu apa yang kamu butuh. What you need, sometimes is not what you want. Makanya, inget sebelum beli barang, ingat apakah kamu benarbenar butuh. Kuncinya ada pada needs (kebutuhan), awareness (kesadaran), and social responsibility (tanggung jawab sosial). Sebab kamu anak muda juga bertanggung jawab terhadap masa depan dan mampu membuat perubahan.
change
7
change your mind akhir dari sebuah perjalanan mendarat di sudut pertokoan buang kepenatan awal dari sebuah kepuasan kadang menghadirkan kebanggaan raih keangkuhan tapi tapi itu hanya kiasan juga juga suatu pembenaran atas bujukan setan hasrat yang dijebak jaman kita belanja terus sampai mati duhai korban keganasan peliknya kehidupan urban duhai korban keganasan peliknya kehidupan urban (Belanja Terus Sampai Mati, Efek Rumah Kaca)
belanja sampai mati indah
Awalnya hanya sekedar main ke mall, cuma lihat-lihat. Tapi, ‘belanja mata’ itu yang mempengaruhi kita. Disinilah keinginan kita untuk belanja mulai muncul. Lihat produk satu bagus, lalu lihat yang lain lebih bagus. Sampai akhirnya tidak bisa dibendung lagi. Pergi ke mall hampir setiap minggu, pulang bawa tas belanjaan di tangan dan masih tersimpan keinginan untuk ke sana. Di sekolah atau kampus lihat majalah, ada iklan tentang produk fashion, ngobrolin dengan teman, sampi akhirnya, lagi-lagi hawa nafsu belanja muncul dan kompak, deh, bilang, ”gue mesti beli ini”. Aduh... sebenarnya apa yang terjadi? Awalnya keinginan sekarang naik menjadi kebutuhan. Pergi ke mall menjadi keharusan dan belanja produk dari merk tertentu jadi sebuah kewajiban. Parah, kan? Belanja-belanja seperti ini identik dengan perempuan, sepeti itu kan pandangan umum. Faktanya, para cowok juga suka belanja. Tau, kan sama distro (bukan Dian Sastro), di tempat inilah para cowok sering belanja walaupun cewek
juga sering ke tempat itu. Awalnya (lagilagi) cuma lihat-lihat tapi ujungnya keluar distro bawa buah tangan juga. Nggak cuma belanja barang aja tetap makanan juga. Ada cake menggoda (harganya pasti nggak ok buat anak kostan), laper mata, deh, akhirnya pasti dibeli. Ditambah dengan pernak-pernik lain yang menggoda mata... Langsung di embat! Ternyata belanja itu tidak hanya beli barang di mall tapi kamu di sekolah beli air mineral saja sudah hitungannya belanja. Oke, hal ini kamu pasti semua tahu, tapi permasalahannya adalah merk air minum itu, kenapa mesti Aqua? Kenapa juga tidak bawa minum dari rumah. “Malu, ah, bukan anak TK lagi masa bawa minum dari rumah.” Kemudian kalau kamu pergi ke acara sekolah, ada tuh bazarnya, lihatlihat deh sama teman-teman, eh ada satu barang yang lucu, terus kita beli. Haloo... hanya karena lucu?! Jika sudah seperti ini, belanja sudah menjadi candu untuk kita. Teman-teman tau, kan candu itu seperti apa? Kita akan
(I shop therefore I am)
Di halaman sebelumnya tentu kamu udah baca tentang bedanya needs and wants kan? Jadi kalau kita belanja seharusnya memang menentukan tujuan untuk kebutuhan saja. Masalah ingin alias menuruti hawa nafsu belanja mesti dikesampingkan terlebih dahulu. Memang banyak hal yang menggoda kita untuk belanja, apalagi mall yang menjamur di Jakarta. Di tambah lagi media-media yang setiap saat menghadirkan iklan ke mata kita. Lihat saja banyaknya majalah yang isinya iklan semua; girlfriend, a+, sampai bazaar. Produk Gucci, Prada, D&G atau Louis Vuitton membuat banyak kalangan tergila-gila. Semuanya demi prestis dan social pressure dari lingkungan. Wah...wah...wah...
8
change
change
9
change your mind dea pranathania
BRAND MINDED:
merasa sangat membutuhkan dan akan terasa menyiksa kalau kebutuhan itu tidak dipenuhi. Sama seperti candu, shopping addict semakin lama akan merusak diri kamu. Mau tahu gimana ngerusaknya? Kalau udah kecanduan, maka salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan itu adalah kartu kredit. Walaupun tidak biasa namun remaja seperti kita pun ada yang seperti sudah punya kartu kredit. Demi mendapatkan barang yang diidam-idamkan rela untuk mengutang (kasarnya). Pada akhirnya ketika ada tagihan menumpuk dan nggak sanggup bayar, urusannya, bakal diuber-uber sama tukang tagih! Yang nyebelinnya, pas barang itu dipakai ataupun ia bawa, berlagak seperti orang hebat. Huh! Lagi-lagi prestise. Keinginan kita untuk belanja yang sudah tidak terbendung lagi ini sangat bahaya, teman. Sadar kan kalau selama ini kita masih minta uang dari orang tua kita.
10 change
Sekalipun orang tua kita memberikan apa yang kita minta tapi masa kita nggak mau mikir betapa susahnya orang tua cari uang. Kalau uang dari orang tua kita gak cukup untuk memenuhi kebutuhan kita, bagaimana? Di sini bahaya besar datang. Kita bahkan bisa melakukan perbuatan negatif seperti mencuri. Kamu pasti udah pernah dengar kasus seorang anak yang mencuri HP temannya dengan alasan sederhana, pengen punya HP. Hhmm..semua hanya karena menuruti keinginan, loh! Mengerikan sekali, bukan. Jadi kita harus hati-hati, kawan. Jangan sampai kita terjebak dalam perilaku konsumtif. Kita harus jadi konsumen yang pintar. Pintar memilih mana yang kebutuhan dan keinginan. Ingat, iklan hanyalah sebuah ajakan jadi tidak mesti dituruti. Boleh ke mall, boleh belanja, tapi semua tidak boleh berlebihan.
Perkembangan kota Jakarta yang modern dengan banyaknya peredaran produk luar negeri yang masuk ke Indonesia, telah mendorong masyarakat untuk berpola hidup konsumtif. Menjamurnya mall di pelosok kota Jakarta menawarkan berbagai macam brand impor dan terkenal memudahkan konsumen untuk membelinya. Hal ini didukung dengan promosi besar-besaran melalui media elektronik maupun cetak. Keharusan punya gadget yang terbaru sampai pakaian yang paling nge-trend adalah suatu hal yang sering ditemui di kalangan masyarakat
perkotaan. Nah, gaya hidup seperti ini yang membuat mereka sulit untuk memilah, mana yang menjadi kebutuhan atau hanya sekedar keinginan. Pada dasarnya setiap orang pasti ingin terlihat menarik, good looking, gorgeous or whatever you name it..! Tapi apakah untuk menjadi gorgeous harus terpusat pada penampilan luar? Brand ternama agar terlihat glamorous? Yang namanya brand atau merk itu tadinya diciptakan untuk memberi nama sebuah produk agar bisa dibedakan satu dengan lainnya.
change
11
Saat ini tidak hanya nama yang dilekatkan pada produk, ada kepribadian (dikenal dengan brand personality). Gawatnya, bahkan perilaku tertentu yang diidentikan dengan produk tersebut. Contohnya seperti ini, apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar merk ADIDAS atau hanya melihat tanda 3 garis khasnya? Yang muncul mungkin bisa ‘sporty’, ‘mahal’, ‘impossible is nothing’, atau paling sederhana ‘merk luar’. Sekarang, coba gali lagi, apa yang muncul di bayangan kalian saat mendengar merk Louis Vuitton? Yang ada di pikiran mungkin ‘mewah’, ‘prestigus’, ‘kualitas prima’, dan sebagainya. Di situlah letak menariknya, mungkin kita sering berkata ke seorang teman jika dia menggunakan suatu merk yang tidak sesuai dengan kepribadiannya. Contohnya kamu bilang “Ih…tua banget sih lo pake sepatu merk X!” ke seorang teman yang memakai sepatu bermerk X. Merk itu identik dengan orang dewasa jadi kamu beranggapan seumuran kamu terlalu muda untuk mengenakannya. Padahal yang namanya merk kan tidak memiliki umur, ya nggak? Nah, Brand atau merk kemudian diperlakukan dan dianggap seperti manusia, punya umur, sifat, atau kebiasaan tertentu.
12 change
Keputusan kita dalam membeli barang seringkali dipengaruhi oleh brand. Kita cenderung membeli suatu produk berdasarkan brand yang mewakili kepribadian dan image yang ingin kita tampilkan. Ngomong-ngomong soal image, setiap brand memiliki citranya masing-masing yang dikenal dengan brand image. Misalnya, kemewahan sudah menjadi brand image-nya Louis Vuitton sehingga mereka yang ingin tampil mewah dan terlihat berkelas memilih merk tersebut. Citra (image) itulah yang mendorong seseorang untuk membeli produk berdasarkan brand-nya, bahkan dijadikan pertimbangan utama dibandingkan dengan kualitas produk. Pokoknya asal pakai Louis Vuitton pasti mewah, pakai Topshop pasti cool, atau pakai Apple pasti kreatif. Dari kecenderungan tersebut lalu muncul istilah brand-minded. Istilah tersebut digunakan untuk menyebut suatu keputusan pembelian yang didasari oleh merk-merk tertentu sesuai dengan citra yang hendak ditampilkan. Contohnya Audry, dia cenderung hanya mengenakan dan membeli pakaian ‘bermerk’ yang berharga mahal. Dia sudah memiliki beberapa brand ‘andalan’, untuk baju dia
memilih Z, kalau sepatu dan tas merk MS, dan seterusnya. Oleh karena itu dia sering disebut brand-minded oleh orang-orang di sekitarnya. Jika kita sudah menjadi seseorang yang brand-minded, kita berarti sudah masuk ke jebakannya para pemasar produk (istilahnya marketer). Kita menjadi tidak sadar karena kesukaan kita terhadap merk tersebut, kita lupa dengan tujuan awal untuk membeli suatu barang. Walaupun ada sepatu yang sesuai dengan impian, kita jadi mengurungkan niat untuk membeli hanya karena bukan sepatu yang ‘bermerk’ (merknya terkenal dan impor-red). Brand-image juga membuat kita menilai sesuatu hanya dari luarnya dan menimbulkan suatu keharusan agar ‘eksis’ di sebuah kelompok. Kepribadian kita jadi dilekatkan dengan benda bermerk tertentu. Misalnya, kalau mau jadi orang kreatif, pakai produk Apple; kalau mau terlihat eksis di dunia maya maupun nyata pakai Blackberry, dan seterusnya. Perilaku inilah yang membuat masyarakat kita sekarang disebut dengan ‘masyarakat konsumsi’. Lebih senang mengkonsumsi daripada memproduksi sesuatu. Bahkan jika kita pikirkan lebih dalam, bisa dikatakan bahwa yang kita konsumsi itu bukan bendanya melainkan merk atau
brand-nya. Gawatnya lagi, pada zaman dulu banyak orang yang tampil dengan menyembunyikan kekayaannya. Namun sekarang, apapun akan dilakukan agar kelihatan kaya dan mendapat pengakuan dari pihak-pihak tertentu. It sounds so pathetic right? Dengan kata lain, seperti ingin dimanusiakan oleh merk. Sebagai bagian dari anak muda, kita adalah sasaran empuk marketer. Di Indonesia, jumlah anak mudanya lebih banyak dari yang tua. Mereka pasti berusaha keras untuk membujuk kita lewat iklannya baik yang terlihat maupun yang terselubung. Hal ini akan menjauhkan kita dari pola hidup sederhana. Sikap ini akan terus tertanam sampai nanti kita dewasa dan dapat menimbulkan masalah sosial yang besar. Masalah ini sudah banyak terjadi pada mereka yang sebenarnya secara financial tidak terlalu makmur, namun terjebak dengan pola hidup konsumtif, hingga pada akhirnya mereka jadi frustasi dan depresi berat. Being gorgeous didapat dari kepribadian yang bagus. Materi, kekayaan dan citra merk bisa memudar, namun potensi diri, keahlian dan attitude tidak akan hilang termakan waktu. Jadi mana menurut kamu paling powerfulf? From now on, be Gorgeous and Glorious..!
change
13
change your mind
Dari bangun tidur sampai tidur lagi, coba kita hitung berapa banyak kita lihat atau mendengar iklan? Di papan jalan, poster, TV, radio, sampai kursi bis tidak lepas dengan yang namanya iklan. Nah‌ capek kan menghitungnya? Tapi pernahkah terpikir oleh kita kalau sebenarnya kita sendiri sudah bosan melihat iklan?
afra
Kalau dicermati lebih lanjut nih, iklan-iklan produk yang mengincar perempuan sebagai pembeli jumlahnya sangat banyak. Yah‌ beda tipis lah dengan iklan penyedia jasa selular dan rokok. Coba sebutkan? Ada sabun muka, sabun badan, pelembab, pembalut, shampo, body lotion, pelangsing dan masih banyak lagi. Sayangnya, iklan-iklan tersebut sering menawarkan sesuatu yang muluk-muluk alias nggak jelas. Misalnya:
MEMPERBAIKI RAMBUT RUSAK DALAM WAKTU 3 MENIT. Come on! Ini sebenarnya shampo atau obat dari dukun sih? Kok ajaib banget ya? Hehehe...logikanya saja, mungkinkah gedung WTC yang hancur bisa langsung kembali seperti semula dalam waktu semalam? Begitu juga dengan rambut, dibutuhkan keseriusan dan kesabaran dalam merawatnya agar kembali menjadi halus dan bercahaya. Waktu yang dibutuhkan tentu tidak hanya 3 menit, bisa jadi 3 bulan atau 3 tahun (asal bukan 3 abad aja... hehehe)
14 change
TAMPAK LEBIH PUTIH DALAM 7 HARI. Apa kabar dengan kulit yang sudah berwarna sawo matang dari lahir? Jika dipikir dengan akal sehat, seharusnya kita takut dengan janji ini. Zat apa yang bisa membuat kulit sawo matang menjadi lebih putih dalam waktu secepat itu? Kalau kulitnya memang asli berwarna sawo matang lalu tiba-tiba menjadi lebih putih, berarti ada yang tidak beres dengan pigmen kulitnya. Ya kan?
change
15
Inilah gambaran iklan pada umumnya, pesan yang mereka tawarkan adalah jalan pintas sesingkat dan semudah-mudahnya untuk mencapai tujuan. Yang namanya manusia kan pasti menginginkan kemudahan dan menghindari hal-hal yang sulit. Hayo ngaku‌! Oleh sebab itu, hal ini dijadikan peluang bagi pesanpesan iklan, yang berkata seolah-olah mimpi bisa menjadi kenyataan. Fungsi iklan seharusnya adalah memperkenalkan dan menginformasikan produk. Sayangnya iklan tidak menampilkan informasi yang utuh dan jujur tentang produknya. Mungkin hanya 1 dari 10 iklan yang jujur, itupun iklan layanan masyarakat. Bukannya memberikan informasi tentang produknya, iklan justru membuat perempuan merasa tidak nyaman dengan tubuh dan apa yang dimilikinya. Misalnya iklan pelembab wajah yang menunjukkan bahwa kulit hitam atau sawo matang itu tidak semenarik kulit putih. Atau susu kalsium yang bilang kalau tubuh itu harusnya melar ke atas bukan ke samping, padahal postur tubuh setiap orang memang berbeda dan tidak bisa dipaksakan. Kesannya yang gendut itu nggak cantik, yang pendek itu jelek. Pesan-pesan di dalam iklan itulah yang akhirnya membentuk suatu tipe ideal akan hal-hal tertentu seperti warna kulit, berat badan, ataupun jenis rambut. Semuanya menjadi seragam, mereka tidak mengenal bahasa perbedaan dan proses pembelajaran. Seperti masalah jerawat, yang sebenarnya sangat wajar buat seumuran kita. Everyone has it, ya nggak? Teman sebangku, gebetan, atau kamu sendiri pasti pernah jerawatan. Memang itu adalah proses dari pertumbuhan bukan aib yang harus ditutup-tutupi dan segera dihilangkan. Gara-gara iklan, saat jerawat muncul, kita
16 change
jadi stress sendiri bahkan jadi malas pergi kemanamana. Iklan bilang produknya bisa mengempeskan jerawat dalam waktu 24 jam tanpa memberi tahu produknya aman atau tidak. Rambut, wajah, tubuh, dan warna kulit yang ditampilkan dalam yang ideal. Dan apa yang kita miliki sekarang masih harus diperbaiki dengan produknya. Kalau masih ingat iklan pelembab yang bersambung dan bilang bahwa dengan menjadi lebih putih kita bisa mendapatkan kembali cinta kita, kok kesannya jadi cewek itu desperate banget ya? Sedangkan kalau kita tanya cowok-cowok di sekitar kita belum tentu semuanya suka dengan cewek yang kulitnya putih. Lagipula, ada pepatah yang bilang cinta itu buta, jadi untuk apa jadi lebih putih? Kalau sudah cinta kan, kulit warna apapun pasti bukan masalah. Di samping iklan-iklan yang nyebelin tadi, ada beberapa sih iklan yang enak dilihat. Seperti iklan bumbu masak atau mentega yang bikin kita ngiler karena lihat makanan yang sepertinya sangat lezat. Tapi tetap saja jangan mudah percaya dengan iklan-iklan tersebut karena pada proses pembuatannya semua serba direkayasa. Sebelum syuting iklan shampo, rambut model sudah dirawat dan makanan yang terlihat lezat tadi belum tentu enak dimakan, bisa saja cuma hiasan atau dummy...hehehe! Sebaiknya kita berhati-hati dengan bintang kecil yang dipajang samar-samar pada iklan tarif selular. Kita juga harus lebih percaya diri dengan apa yang kita punya, jadi kita nggak iri lagi kalau melihat iklan yang modelnya super langsing.
change
17
change your mind
Dari judulnya aja udah kelihatan banget yah maksudnya adalah sedikit yang dihabiskan dan banyaklah memberikan.. Selama ini, sadar atau tidak, kita sering menghabiskan uang untuk berbelanja. Wajar dong! Tapi jadi parah jika yang dibelanjain itu bukan yang kita butuhkan melainkan apa yang kita inginkan. Secara kodratinya we as human nggak pernah ada puasnya. Kalau udah dapat satu baju pasti pengen baju lain lagi, lagi dan lagi‌. Tapi sadar nggak sih berapa banyak uang yang udah kita habiskan untuk memuaskan keinginan belanja kita ada sebagian besar rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan? Di Jakarta, banyak banget orang-orang yang berlomba-lomba untuk menunjukkan barang-barang high class yang mereka pakai. Sudah pasti tidak sedikit uang yang harus dikeluarin buat membeli barangbarang tersebut! Faktanya, tidak sedikit orang yang sebenarnya tidak memiliki cukup uang untuk membeli barangbarang mewah. Alhasil, pakailah jalan pintas! Kartu kredit! Keadaan seperti itu tercipta dan terlihat menjadi hal yang biasa karena didukung pos-modernitas saat ini. Pos-modernitas merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan realitas sosial masyarakat pos-industri. Nah masyarakat pos-industrilah yang saat ini sedang terjadi, di mana keadaan ekonomi telah bergeser dari ekonomi manufaktur ke ekonomi jasa. Di sini kerja bukan lagi kerja fisik, melainkan otak, di mana profesi seperti insinyur, akuntan, pengacara, dosen menjadi kelas pekerja baru. Pekerjaan bagi mereka tidak lagi
18 change
SPEND LESS GIVE MORE ajeng
diperlawankan dengan kenikmatan. Kerja dilihat sebagai sarana pemenuhan hasrat, seperti menghamburkan uang untuk membeli barang-barang brand high class, nonton bioskop, mengikuti body language, tur ke luar negeri dan kegiatan hedon serta jet-set lainnya. Kehidupan lux seperti itu mungkin terlihat menyenangkan tapi di satu sisi kita harus kasihan dengan orang-orang yang hidup mewah tersebut. Orang seperti ini akan semakin terasing dari kehidupan sebenarnya. Mereka kemudian terjebak membuktikan eksistensi dengan menjadi ‘to have’ dan bukan menjadi ‘to be’. Ya, kita bakal terjebak dengan berbagai kenikmatan yang semu sehingga kehilangan daya kritis. Kasihan betul! Padahal kehadiran kita sebagai manusia di dunia ini adalah sebagai makhluk sosial. Seharusnya, dari pada menikmati kesenangan sesaat, kita bisa menggunakan waktu dan uang kita untuk membantu orang lain. Faktanya, hidup saat ini semakin mahal dan semakin susah, daripada kita menghabiskan uang kita untuk hal yang berlebihan dan nggak penting buat kita mending kita gunakan uang itu untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Berikanlah kelebihan kita untuk orang-orang lain
yang lebih membutuhkan. Buatlah diri kita bermanfaat bagi orang-orang yang masih mengalami kekurangan. Kita bisa gunakan uang kita memberikan bantuan pada korban bencana alam atau kepada rumah yatim piatu. Supaya tidak sekedar memberi, jika kita punya jiwa wiraswasta, buatlah lapangan kerja bagi orang-orang yang susah. Atau yang sedikit mendidik, kita bisa membuka Pusat Bacaan Masyarakat (PBM) agar masyarakat yang kekurangan dapat belajar membaca sekaligus membudidayakan baca sejak dini terhadap anak bangsa... cieee! Selain itu, kita bisa berkontribusi kepada beberapa organisasi yang memiliki misi untuk kemanusian. Jika kita punya kepedulian pada persoalan lingkungan, kita bisa menjadi anggota organisasi seperti Greenpeace, Walhi atau World Wildlife Fund. Untuk permasalahan hak asasi manusia, Amnesty Internasional dan OXFAM menjadi pilihan yang tepat. Jika nggak punya cukup banyak uang, kita bisa meluangkan waktu kita untuk beraktifitas untuk membuat perubahan di masyarakat. Dari pada menghabiskan waktu untuk berpikir tentang belanja, mending kita habiskan dengan hal yang berguna. Ada banyak pilihan, kamu bisa gabung dengan banyak sanggar anak
yang mendampingi anak jalanan atau anak pinggiran. Nah, selain itu banyak lembaga yang membuka kesempatan buat relawan yang ingin bekerja untuk berbagai persoalan sosial atau hak asasi manusia. Tergantung minat kamu aja. Sudah dapat kesempatan belajar, dapat kesempatan untuk pengalaman lagi. Pasti dijamin pengalaman ini pasti berguna di masa yang akan datang! Kata tetangga, Insya Allah dapat amal...! Kita harus belajar melatih kepekaan naluri sosial kita untuk membantu terhadap sesama, selembar uang yang mungkin nggak berharga buat kita bisa menjadi sangat berharga buat saudara-saudara kita yang mengalami kesusahan serta kerasnya hidup. Pupuklah diri kita untuk sering melakukan kegiatan sosial, untuk lebih sering memikirkan kepentingan umum dan bukan kepentingan pribadi kita. Dengan pemikiran seperti ini, meski hal sosial yang dilakukan hanya dalam lingkup kecil tapi akan berpengaruh besar pada perkembangan bangsa kita. Mulailah dari sekarang untuk merubah gaya hidup dan pengeluaran kita yang berlebihan, kalau bukan kita sebagai generasi bangsa siapa lagi yang mau merubah dan membangun bangsa kita? Berubahlah dari sekarang.
change
19
tips for change PEKA TERHADAP PENGARUH MEDIA yenie
Menjadi Pembelanja Cerdas
Menahan nafsu belanja memang bukan perkara gampang. Apalagi hal tersebut sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita. Eits..tapi tenang, kalian nggak sendiri kok. Change Magz akan membantu kamu untuk belajar hemat dan yang paling penting jadi konsumen pintar yang nggak sekedar ngabisin uang tanpa tahu juntrungannya. Berikut langkah sederhana yang dapat kamu lakukan. Semoga menginspirasi.
BEDAKAN ANTARA
KEBUTUHAN
DENGAN KEINGINAN.
Seringkali kita merasa gamang akan hal yang satu ini. Tidak selamanya benda yang kita inginkan itu adalah benda yang dibutuhkan. Misalnya sekarang ini kan lagi happening banget remaja seumuran kamu nenteng Blackberry kemana-mana. Lalu kamu latah ingin memilikinya juga. Padahal kalau mau dipikir ulang, kamu nggak butuh gadget yang satu itu. Nah...di sini pemahaman akan hal-hal seperti itu berperan penting, terutama untuk menekan pengeluaran kamu untuk hal-hal yang kurang penting. Ingat, pergunakan uang hanya untuk membeli barang yang benar-benar kamu BUTUHKAN dan bukan atas nafsu belanja sesaat yang cenderung menyesatkan.
20 change
BUAT PRIORITAS DAN CATAT!
Hal yang satu ini memang terdengar sepele. Namun bila kamu hanya membuatnya berupa list berdasarkan ingatan. Percaya deh semuanya pasti meleset. Misalnya, hari ini kamu mau pergi belanja keperluan pribadi ke mall. Dari rumah kamu sudah niat cuma mau beli buku dan CD favorit. Sampai di mall, belum memasuki book store, kamu melewati toko sepatu, lalu lihat sepatu lucu warna favoritmu. Cobacoba sebentar timbul deh niatan untuk membeli. Prioritas utama langsung menjadi urutan kesekian. Coba kalau kita catat, kejadiannya pasti berbeda. Berdasarkan hasil survey Universitas Harvard nih, otak manusia membutuhkan stimulus berupa simbol dan kontak berupa getar, suara, atapun benda yang dapat me-recharge ingatan kita akan sesuatu hal. Menguatkan diri saat iman mulai goyah he!
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pengiklan dan media massa adalah “pendidik� publik yang handal untuk menjadi konsumen dan acapkali merupakan agen sosialisasi konsumsi yang efektif. Pasti kamu langsung berpikir “Lho kok bisa?� Ya bisa dong, wong televisi yang kamu tonton di rumah, majalah yang kamu baca, iklan yang kamu lihat dijalan, semuanya adalah usaha-usaha para produsen untuk memasarkan barang jualannya. Kita sebagai remaja yang menjadi target operasi paling dari pihak kapital ini, sudah seharusnya sadar diri dan kritis akan pengaruh buruk dari media. Memang hal tersebut membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang dalam, tapi kalau mulai dari sekarang kita menyadarinya dan membentengi diri dari bujuk rayu iklan, Change Magz yakin kita bisa menjadi generasi muda kritis yang jauh dari pola hidup konsumtif.
CINTA PRODUK DALAM NEGERI ITU PENTING
Di kepala kita, merek impor dianggap dapat menaikkan strata sipemakainya di pergaulan. Kalau kita memakai tas Louis Vouitton atau sepatu Nike, bisa seratus kali lebih percaya diri sekalipun makan di kantin sendirian. Well...untuk hal yang satu ini, memang terjadi (lagi-lagi) karena konstruksi media yang terlanjur melekat di kepala kita. Padahal produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah sama produk import. Saat ini malah banyak produk import yang membanjiri Indonesia. Change Magz melihat itu hanya masalah pamor dan image yang dipasang media saja akan sebuah produk. Kalau saja kita mau berbondong-bondong untuk memakai batik, ikut les angklung, pergi liburan ke Kalimantan dari pada shopping ke Singapore, bangga memakai songket dan sebagainya maka menjadi produkproduk dalam negeri menjadi tuan rumah di negerinya sendiri
UBAH ORIENTASI
BERPIKIR
Begini. Kalau selama ini yang ada di kepala kita cuma bagaimana berpenampilan modis dan trendy agar tetap eksis di pergaulan, ubah deh orientasi berpikir kamu. Kamu masih bisa jadi remaja gaul tanpa perlu punya gadget terbaru, memakai sepatu merk A, B,C yang mahal dan segala hal yang berbau pengkonsumsian barang yang berlebihan. Gali potensi diri. Tunjukan kemampuanmu pada orang lain. Usahakan untuk aktif di organisasi sekolah dan jangan takut untuk mengeluarkan pemikiranmu di setiap rapat. Change Magz percaya cara ini lebih ampuh bikin kamu eksis di pergaulan daripada sekedar memakai barang-barang mewah yang berlebihan.
change
21
change for dummies pedoman umum yang mengesampingkan pandangan lain atau alternatif, seperti standar cewek cantik tadi. CJ juga ingin membangun kembali rasa kekaguman dan peduli pada lingkungan sekitar, dengan cara membuat karya tandingan yang mendorong kita untuk berpikir lebih mandiri, tidak tergantung oleh pedoman umum tersebut.
CULTURE JAMMING shera
“Ide dasar CJ bukan asal melakukan perlawanan, tetapi mau mengajak orang lain untuk berpikir kritis terhadap apa yang telah ditawarkan iklan di media.”
Pernahkah kalian merasa BeTe dengan iklan yang kalian lihat?
besarnya, sih, tetap saja lari ke kantong para koruptor.
Misalnya iklan-iklan yang menganggap seakan-akan kita semua ini bodoh dan tidak punya kepribadian, lantas iklan itu mau mengajari kita. Orang diseragamkan. Contohnya, iklan produk kecantikan seperti body lotion, yang mengatakan bahwa cantik itu berkulit putih bagai porselen, berambut panjang lurus bak sutra dan langsing layaknya model catwalk. Beda lagi dengan yang cowok, mereka baru dianggap ganteng kalau berbadan atletis, memiliki dada bidang, otot-otot yang menyembul sedikit dari lengan kaos yang dipakai dan berwajah halus bersih dari jerawat. Bukankah itu semua relatif?
Nah, ada yang pernah mendengar kata “Culture Jamming”? Culture Jamming (CJ) mempunyai banyak arti; bisa menjadi salah satu cara mengalihkan dan melepaskan diri dari semua bentuk gambaran yang direkayasa oleh iklan komersial. Bisa juga berarti gerakan yang tidak bersifat massal (dalam jumlah besar) namun lebih individual (kelompok kecil) yang “membantai” atau melawan balik iklan-iklan komersial yang ada. Seperti gerakan para hacker komputer melawan raksasa Microsoft. Ide dasar CJ bukan asal melakukan perlawanan, tetapi mau mengajak orang lain untuk berpikir kritis terhadap apa yang telah ditawarkan iklan di media.
Itu baru iklan produk kecantikan. Masih ingatkah dengan iklan pemerintah untuk menggunakan bahan bakar minyak buatan negara sendiri dan hasil penjualannya dikatakan untuk kesejahteraan rakyat? Hmm.., apa itu benar-benar terjadi? Sepertinya hanya sebagian kecil saja dari keuntungan yang dihasilkan memang benar-benar untuk rakyat. Tapi sebagian
22 change
Benang merahnya adalah meledek pesan iklan yang selalu menutupi kekurangan sebuah produk atau melebih-lebihkan citra. CJ dilaksanakan dengan cara bergerilya (ngumpet-ngumpet), agar tidak “dipelototi” oleh pemerintah ataupun kekuatan lainnya. Bentuk hasil-akhir CJ biasanya iklan yang ada lantas dikutak-katik
sedemikian rupa sampai “porak-poranda“ dan isinya berubah menjadi kritikan tajam namun lucu atau sindiran penuh humor. Bisa dibilang CJ itu memplesetkan atau memparodikan iklan lewat sindiran. CJ mengkritisi sebuah perusahaan raksasa yang semena-mena dalam pelestarian alam atau telah menyuap para pejabat korup, dan perusahaan itu berlindung di balik citra iklannya. CJ hendak mengajak orang untuk ikut merasa terlibat pada ketimpangan sosial. Di negara industri, CJ menjadi ajang untuk pelepas kemarahan masyarakatnya, dengan menghadirkan humor pedas melalui iklaniklan plesetannya. Kata Culture Jamming diilhami dari “Radio Jamming“, yang artinya frekuensi bebas yang dicuri (dipakai) menjadi saluran radio indie atau radio komunitas yang menyelip di antara frekuensi radio dominan atau populer. Penjelasan di atas sebenarnya masih belum cukup untuk mendefinisikan CJ yang biasanya disebut “Subvertising”, lawan dari “Advertising”. Sasaran CJ sendiri adalah para penguasa yang sudah berhasil membangun sistem budaya dan aspek lainnya di lingkungan sekitar kita. Budaya tersebut kemudian dijadikan
CJ sengaja mendemonstrasikan secara jelas antara gambar-gambar logo atau gambaran yang dibentuk oleh pengiklan, dengan bentuk nyatanya dengan cara mengedepankan sisi negatif dari objek iklan yang dipromosikan. CJ berbeda dengan vandalisme yang mengutamakan kerusakan sebagai tujuan. Yang termasuk bentuk CJ yaitu “Adbusting“, pertunjukan seni, grafiti dan “Hacktivism“ yang dikenal juga sebagai “Cybersquatting“. Sebagai remaja, kita sudah harus mulai peduli dan lebih cerdas lagi. Jangan mau dibodohi oleh iklan-iklan yang ada, karena para produsen atau perusahaan besar (juga pemerintah) memonopoli pemahaman kita. Kita harus lebih teliti dalam melihat dan menilai segala sesuatunya. Kita juga harus lebih peduli pada banyak hal di sekitar kita. Diluar sana sudah banyak sekali organisasi Culture Jamming. Diawali oleh The Situationist International pada tahun 1968. Kamu bisa cari di internet lewat “Mbah“ Google atau Wikipedia. Salah satu organisasi CJ yang bisa jadi panutan kamu ialah Adbuster. Buruan browsing dan cari tahu lebih banyak lagi tentang CJ! Dijamin ini akan ngerubah cara pandang kamu terhadap semuanya dan kita bertambah pintar satu hal lagi.
change
23
change profile bermusik dan semoga kami bisa tetap berada di jalur itu” tegas Cholil.
yenie
Cerdas, berisi, namun tetap menjual adalah kekuatan yang dimiliki Efek Rumah Kaca (ERK) dalam setiap liriknya. Realitas kehidupan masyarakat yang mereka tangkap, coba dituangkan dalam sebuah lagu, membuat siapa pun yang mendengar seolah tersadar akan sesuatu dan bukan hanya menikmati sebuah lagu semata. Menjadikan musik sebagai potret zaman kira-kira tujuan inilah yang coba diraih ERK sebagai band Indie dengan musikalitas (kualitas musik, red) tinggi dari tiap personilnya. Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk pada tahun 2001. Sempat mengalami pergantian personil dan nama band, ERK mantap dengan formasi tiga personil dan mengambil nama “Efek Rumah Kaca” dari salah satu single mereka karena satu alasan sederhana; efek rumah kaca terdengar catchy di telinga. Ditemui disela-sela kesibukan manggungnya, ERK mengaku mengambil jalur indie dikarenakan pernah ditolak oleh major label komersil yang merasa musik ERK bukan selera pasar dan kurang menjual. Segera setelah penolakan
24 change
tersebut mereka mengambil langkah mantap untuk memilih jalur indie sebagai menyebarluasan ide dan kreatifitas bermusik mereka. “Kami memilih jalur indie karena tak ingin diatur-atur oleh selera pasar dan pihak label sendiri, kami hanya ingin bermusik” ujar Cholil sang vokalis. Pilihan tersebut justru berbuah manis. September 2007, album ERK yang berjudul “Self Titled”, di bawah label indie Paviliun mendapat sambutan baik, terjual 4.000 hingga 5.000 keping. Penjualan yang lumayan besar untuk ukuran band indie. Eh, dapat bocoran kalau ERK yang kini sedang serius mengarap album kedua yang berjudul “Kamar Gelap” yang akan dirilis tanggal 19 Desember nanti. Begitu “mengenanya” musik ERK pada sebagian orang tentu bukan tanpa sebab. Cholil mengakui bahwa setiap lirik yang dibuatnya memang selalu bersinggungan dengan kritik sosial, “Kami melihat ada ketidak beresan dalam mainstream bermusik band-band saat ini. Jika pada tahun ‘80-an para musisi mengusung tema yang begitu beragam, namun akhirakhir ini semua begitu seragam. ERK tergerak untuk lahir secara berbeda. “Kami mempunyai ideologi yang kuat dalam
Salah satu lagu ERK terinsprirasi dari kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Ketika ditanya Change, seperti apa sosok Munir di mata ERK sendiri, giliran Akbar (drummer) yang menjawab dengan semangat. Menurutnya sosok Munir adalah aktivis yang bukan hanya berjuang demi meraih sebuah keadilan, namun Munir adalah orang yang berani mendedikasikan dirinya untuk kepentingan orang banyak. Mengurusi setiap hal yang didalamnya tidak terdapat kepentingannya namun tetap dibelanya sampai mati. Hal inilah yang coba dtuangkan ERK dalam lirik lagu “Di Udara” berikut: Ku bisa tenggelam di lautan/ aku bisa diracun di udara/ aku bisa terbunuh di trotoar jalan/ tapi aku tak pernah mati/ tak pernah berhenti//. Saat RUU pornografi masih diperdebatkan banyak orang, ERK muncul dengan lagu “Jalang” mengkritik habis-habisan Undang-undang tersebut. Begini liriknya: siapa berani bernyanyi nanti dikebiri/siapa yang berani menari nanti kan dieksekusi//. Atau saat ERK menyinggung band-band komersil lewat lagu “Cinta Melulu”. Tidak sampai disitu, ERK menyorot pola konsumsi masyarakat yang berlebihan dalam lagu “Belanja Sampai Mati”. Coba kamu dengarkan lagu “Melankolia” saat hening malam dalam kesendirian. Salah satu liriknya yang berbunyi “Nikmatilah saja kegundahan ini/segala denyutnya yang merobek sepi/kelesuan ini jangan lekas pergi/aku menyelami sampai lelah hati. Sebuah lagu yang mengerus hati, yang menerima suram sebagai sebuah kebahagiaan. Sungguh, bila ada yang menyebut kehadiran ERK merupakan bentuk penyelamatan musik Indonesia, Change Magz sangat setuju akan hal itu.
ERK’S FACT! 1. Ternyata ERK bukan sekedar band dengan pernyataan politis yang kritis, band indie asal Bandung ini juga sangat religius. Lagu “Debu-debu Beterbangan” ternyata terinspirasi dari Surat An-Nasyr. Dan lagu “Hujan Jangan Marah” lagu ini seperti doa kepada Tuhan agar jangan ada lagi bencana di Indonesia,” kata Adrian, pemain bass Efek Rumah Kaca. 2. Cholil vokalis ERK yang sangat mengemari musik dari band indie Sore, ternyata seringkali didaulat menjadi editional player band tersebut. 3. Fakta yang satu ini, sangat infotainment sekali. Akbar yang merupakan drummer ERK, adalah kakak kandung dari artis Indra Bekti. Change Magz berani menjamin, Akbar seratus kali lebih charming dibandingkan Bekti. 4. ERK menjadikan musik bukan sebagai gantungan hidup untuk mencari penghasilan. Seharihari mereka bertiga tetap berkerja dengan beragam profesi. Cholil bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan swasta, Adrian bekerja sebagai teknisi di laboratorium fisika, sedangkan Akbar bekerja sebagai musisi profesional di sebuah hotel.. 5. ERK disebut-sebut sebagai produk indie “terbaik” saat ini dan beberapa kalangan media menyebutnya sebagai Radiohead-nya Indonesia
change
25
speak up afra & leafy
Resolusi Oh Resolusi... Tiba-tiba kita sudah berada di awal tahun lagi. Padahal beberapa waktu yang lalu rasanya baru bikin resolusi. Sudah harus bikin resolusi baru lagi. Tapi buat apa bikin resolusi kalau kita tidak pernah berusaha untuk mencapai apa yang telah ditargetkan di awal tahun tersebut? Rasanya kok sama saja. Eits... eits... eits... Coba dicek lagi siapa tahu kita sudah dekat dan hampir mencapai target. Gagal! Tidak apa kale, kan kata orang tua kegagalan itu keberhasilan yang tertunda. So, ayo buat lagi resolusi untuk tahun ini. Siapa tahu bisa benar-benar diwujudkan. Beberapa teman telah kita colek untuk membocorkan resolusi tahun kemaren. Ada beberapa yang bisa dicapai tapi ada juga yang belum. Keinginan tersebut terus disimpan dan dijadikan agenda pencapaian diri yang mungkin akan kita kenang dengan bangga dengan segudang cerita bila di sebelahnya terdapat tanda “checklist” besar. Apa saja sih resolusi beberapa teman kita ini? Siapa tahu ada yang mirip-mirip dengan resolusi kamu. “Ada yang terlaksana sih seperti tambah dikenal karena aku ketua salah satu eksul (ekstra kurikuler, red). Dari ketua ekskul, keinginan aku untuk menjabat sebagai anggota OSIS pun tercapai. Terus keinginan untuk menjadi orang yang dikenal ramah entah tercapai atau tidak. Karena keinginan yang itu orang lain yang menilainya bukan kita sendiri. Tapi ada yang belum kesampaian nih. Aku pengen banget pergi ke Hawaii. Yang terakhir, aku ingin cepat-cepat pindah jabatan. Capek banget rasanya. Sannia (17 thn, SMA Charitas)
“Waktu awal masuk kelas 11 (kelas 2 SMA) aku merasa susah banget dijurusan aku sekarang. Maka dari itu, naik kelas dengan nilai baik merupakan salah satu resolusi tahun baru aku untuk tahun 2008. Sekarang aku kelas 12 dan semoga bisa lulus tahun depan dengan hasil memuaskan. Enggak muluk-muluk, satu lagi aku ingin membuat acara yang sukses dan sekarang tampaknya keinginanku akan tercapai.” Intan (17 thn, SMA Charitas)
26 change
“Tahun ini ada satu barang yang terbeli. Gue seneng banget karena akhirnya gue bisa memiliki barang tersebut dengan hasil jerih payah sendiri. Rasanya puas banget. Sudah gitu gue masih tetep ngajar les untuk anak-anak SD dan dari mereka banyak yang nilainya memuaskan. Gue sebagai guru les mereka jadi merasa bangga dan terharu banget.” Endah (19 thn, BSI)
“Tahun 2008, puncaknya banget tuh. Gue lebih aktif dalam berkegiatan. Gue jadi panitia dibeberapa acara. Yah, semoga kerjaan gue kemarin hasilnya baik. Selain itu, gue juga berhasil mewujudkan keinginan gue untuk cari part-time job bareng teman-teman. Kan asik tuh. Dapet duit, tapi rame-rame. Pokoknya, 2008 itu, seru!” Icha (19 thn, BSI) “Resolusi tahun 2008 yang kesampean adalah rumah baru gue akhirnya jadi juga, terus gue udah menyelesaikan penelitan lab dan udah selesai juga KPnya jadi tinggal TKA aja. Yang nggak kesampaian itu adalah berat badan gue yang tidak kunjung turun dan IP gue yang segitu-gitu aja.” Dina (21 thn, Trisakti)
“Pada awalnya tahun 2008 itu menjadi tahun yang berat untuk dilalui. Karena gue enggak punya seseorang yang bisa sayang. Maka dari itu, satu dari sekian banyak resolusi yang gue buat untuk tahun 2008 adalah punya pacar. Senang sekali akhirnya bisa kesampaian. Selain itu, gue juga bersyukur nilai-nilai gue memuaskan untuk semester genap kemarin. Karena itu juga salah satu dari resolusi gue untuk tetap mempertahankan nilai-nilai UTS dan UAS agar enggak terlalu jeblok.” Diana (19 thn, BSI)
“Untungnya resolusi tahun 2008 tercapai semua, yaitu dapet IP 3, punya pacar yang ideal, dan jarang bolos kuliah lagi.” Sita (20 thn, Atmajaya)
change
27
change health “...shophacolic merupakan kondisi gangguan yang istilah medisnya adalah compulsive buying/compulsive shopping.”
SHOPAHOLIC: Kebiasaan Konsumtif atau Suatu Gangguan?
astri
Tokoh utama novel tersebut, yaitu Becky Bloomwood digambarkan sebagai seorang cewek yang hobi belanja. Saking hobinya, sampai dia sering banget bermasalah dengan kartu kreditnya. Nggak cuma itu, akibat kebiasaan belanja berlebihan, Becky juga sampai bermasalah dengan keluarga dan pacarnya. Becky selalu tergoda untuk membeli sesuatu yang nggak dia butuhkan hanya karena barang itu menarik perhatian dia.
dipake model-model di berbagai majalah, pasti tergiur untuk memilikinya. Apalagi kalau model baju tersebut lagi ‘in’. Belum lagi sepatu, tas, dan beragam asesoris lain. Nggak cuma dari majalah, televisi juga banyak menampilkan artis-artis dengan dandanan yang cantik karena dihiasi berbagai barang. Kalau kita jalanjalan ke mal dan melihat barang-barang lucu dan bagus seperti yang kita lihat di majalah atau televisi, pasti kita tergoda untuk membelinya. Godaan itu semakin kuat ketika kita mencoba baju, sepatu, tas atau aneka asesoris tersebut dan ternyata cocok banget serta membuat penampilan semakin cantik. Wah, rasanya nggak mau pikir-pikir lagi deh, kita pengen segera memiliki barang-barang itu.
Di jaman yang semakin konsumtif dengan dukungan iklan, tidak jarang membuat kita jadi kayak Becky. Contohnya, buat cewek-cewek nih, baju-baju bagus yang
Buat yang cowok-cowok jangan salah nih, bukan berarti cowok-cowok terhindar dari ‘penyakit’ ini. Biasanya para cowok memang nggak terlalu tergoda dengan
Pernah dengar istilah shopaholic? Buat yang cewek-cewek pasti nggak asing dengan novel karya Sophie Kinsella. Mungkin beberapa di antara kamu yang membaca novel itu berkata dalam hati, ‘Gue banget nih!’
28 change
baju, sepatu dan aneka macam asesoris (walaupun ada juga yang demikian). Tapi jangan lupakan gadget yang semakin hari semakin canggih. Telepon selular misalnya, setiap bulan sudah muncul tipe terbaru dari berbagai merk telepon selular yang menawarkan aneka kecanggihannya. Ditambah lagi dengan model lain dari alat komunikasi seperti PDA (Personal Digital Assistant) atau yang lagi happening banget saat ini BB a.k.a Blackberry. Kalo udah pegang peralatan-peralatan itu, rasanya kita jadi jauh lebih keren Godaan untuk tampil keren dan gaya serta up to date, sering kali membuat kita lupa diri dan membeli barang-barang yang sebenernya tidak kita butuhkan. Nah, kita harus hati-hati, jangan-jangan kebiasaan itu lama-lama menjadi sebuah gangguan yang perlu ditangani secara profesional. Menurut para ahli, shophacolic merupakan kondisi gangguan yang istilah medisnya adalah compulsive buying/compulsive shopping. Merupakan suatu perilaku membeli barang yang berulang dan tidak dapat dikendalikan (kompulsif). Di bidang kedokteran jiwa ada beberapa kriteria untuk menentukan bahwa seseorang mengalami compulsive buying, yaitu: 1. Keinginan atau dorongan untuk membeli barang yang dirasakan sangat berlebihan, mendesak dan tidak bisa dikendalikan. 2. Berulang kali atau sering membeli barang yang sebetulnya tidak mampu dibelinya (biasanya membeli dengan kartu kredit), barang yang tidak diperlukan, atau berbelanja dalam waktu yang sangat lama (lebih dari yang direncanakan).
3. Perilaku membeli barang/ berbelanja tersebut menyebabkan perasaan tidak nyaman, menghabiskan waktu hanya untuk berbelanja sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan mengakibatkan timbulnya masalah keuangan. Ada juga yang mengatakan, sebetulnya orang-orang yang mengalami compulsive buying ini merasa tidak nyaman dengan perilakunya. Mereka juga merasa malu terhadap orang lain karena perilakunya ini sehingga seringkali mereka pergi berbelanja sendiri atau di malam hari. Banyak juga yang membeli barang namun sama sekali tidak pernah digunakan. Nah, buat teman-teman yang merasa sering banget belanja atau membeli barang, coba diingat-ingat lagi, apakah memang kebiasaan itu wajar atau temanteman sudah mulai membeli barang yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan? Nggak mau kan kalau sampai mengalami masalah keuangan hanya karena mengikuti dorongan untuk tampil keren apalagi sekedar mengikuti keinginan untuk belanja. Tapi teman-teman yang rasa-rasanya sudah sampai mengalami compulsive disorder, segera saja minta bantuan profesional supaya bisa mendapatkan bantuan sedini mungkin. Ingat bahwa kebiasaan berbelanja mungkin saja bukan sekedar sifat konsumtif tapi juga bisa merupakan suatu gangguan yang disebut compulsive buying yang membutuhkan penanganan profesional. So, be smart shopper, ya!
change
29
don’t read this please
SEMINAR KEBIJAKAN PUBLIK
inal
Siapa yang bikin macet? SIAPA YANG BIKIN MACET? Kalian pasti sudah maklum dengan kondisi jalanan Jakarta yang setiap hari kerja macetnya gila-gilaan. Di tengah makin sumpek dan penuhnya kota Jakarta, ternyata sebagai pelajar kita malah jadi sasaran kebijakan. Kita dituding sebagai salah satu komponen penyebab kemacetan. Dan akhirnya, kita harus mengikuti kebijakan masuk sekolah pukul 6.30 pagi! Tapi apa iya ya kita sumber macetnya? Kebijakan mengenai pengaturan jam sekolah sebagai cara untuk mengurai
kemacetan di Jakarta. Hal ini telah direncanakan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta sejak 2008 dan mulai berlaku efektif mulai 5 Januari 2009 yang lalu. Semenjak hari pertama pelaksanaannya, masih banyak plejar yang belum bisa mengikuti kebijakan ini terbukti dari berbagai pemberitaan yang meliput keluhan dan keterlambatan siswa di sekolah. Nah udah gitu, pemerintah tetep aja berkilah bahwa kebijakan ini akan efektif mengurangi kemacetan. What?!
PIKIR-PIKIR : Menurut Change Magz, justru salah banget ngasih kebijakan ke kita-kita yang masih sekolah! Asal tahu aja, kita (pelajar) jauh lebih sedikit dibanding sama pekerja. Masih ada karyawan swasta dan pegawai negeri sipil (PNS) yang lebih banyak jumlahnya dan kenapa kita juga yang kena ya? Udah gitu, ngatasin kemacetan kan bukan berarti dengan memaksa kita untuk bangun lebih pagi! Ada banyak cara yang dilakukan, misalnya dengan membatasi kendaraan pribadi, memperbaiki fasilitas transportasi umum, ataupun menetapkan pajak yang lebih mahal bagi kendaraan pribadi. Alih alih mengurangi kemacetan kok malah jam istirahat kita yang dikurangin ya? Klaimnya pemerintah kemacetan akan berkurang enam hingga 14 persen. Apakah dengan begitu masalahnya akan beres? Justru sebagai pelajar akan timbul masalah baru bagi kita, liat aja kan yang terlambat makin banyak dan akhirnya waktu belajar kita makin nggak efektif dan imbasnya prestasi malah akan menurun. Jadi, siapa sebenernya yang bikin macet? Kita sebagai pelajar apa pemerintahnya aja yang pinter bikin alesan?
30 change
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN
FORMAT ACARA Nama Kegiatan
: “Seminar Kebijakan Publik IV (SKP IV) “
Tema Kegiatan
: “Pemilu,Dilema Antara Realita Dan Mimpi”
Tempat Kegiatan
: Aula Rektorat Lantai IV Universitas Padjadjaran Jl.Dipati Ukur No.35
Waktu Pelaksanaan : Sabtu,14 Februari 2009, Pkl.09.00-14.30 WIB Panitia
: Anggota KEMA FMIPA Unpad angkatan 2008 yang merupakan alumni LDK I BEM KEMA FMIPA Unpad dan hasil OR
Sasaran Peserta : • Perwakilan Lembaga Kemahasiswaan Perguruan Tinggi se-Jawa Barat masing-masing lima orang • Perwakilan Tokoh Masyarakat Kecamatan se-Kabupaten Sumedang dan kota Bandung • Masyarakat Jawa Barat yang mendaftarkan diri Pembicara : • Perwakilan KPU Jawa Barat • Perwakilan Tokoh Masyarakat Jawa Barat • Tokoh Mahasiswa • Pengamat Politik Alasan : SKP IV Mengangkat Tema “Pemilu 2009” dikarenakan berada pada momentum yang tepat untuk mengupas segala permasalahan yang terjadi dalam pemilu sebelumnya untuk mencari solusinya. Selain itu, untuk mengupas sosok Presiden yang dibutuhkan RI lima tahun kedepan, ditinjau dari berbagai permasalahan bangsa saat ini. Bentuk Acara : • Pemutaran Film Dokumenter Pemilu 2004 • SKP IV merupakan acara berbentuk seminar dengan sistem diskusi yang menghadirkan empat pembicara, yaitu : 1. Perwakilan KPU : untuk mensosialisasikan sistem Pemilu 2009 dan hambatan pemilu sebelumnya 2. Pengamat Politik : untuk mengupas permasalahan pemilu dan kebutuhan bangsa terhadap sosok Pemimpin Ideal 3. Tokoh Mahasiswa : untuk memaparkan karakteristik Presiden ditinjau dari cara pandang Mahasiswa 4. Tokoh Masyarakat : untuk memaparkan karakteristik Presiden ditinjau dari cara pandang Tokoh Masyarakat/Politik • Penampilan Penyanyi Jalanan
science and technology
Setidak ada dua orang yang cukup berpengaruh dalam perkembangannya; Richard Stallman dan Linus Torvalds.
syaldi
Susah nggak pake Open Source? Mungkin pada awal perkembangannya, aplikasi open source masih sulit digunakan oleh pengguna awam. Untuk menginstalasinya saja butuh sedikit pemahaman tentang programing. Selain itu, aplikasi yang spesifik juga belum banyak tersedia. Apalagi kita selama ini tergantung pada aplikasi Windows sehingga tidak mempelajari OS lainnya.
Kali ini, Change Magz bakal mengulas tentang Open Source. Buat yang rada up-date dengan perkembangan teknologi informasi pasti sudah pernah mendengar dan mungkin sudah menggunakannya. Nah, sekarang mari kita bahas soal open source ini.
selama ini aplikasi tersebut dimonopoli oleh sebagian pemodal. Akibat mahalnya aplikasi tersebut, banyak diantara penggunanya mengambil jalan pintas, membajak! Makanya nggak heran kalau sekitar 84 persen pengguna aplikasi di Indonesia menggunakan bajakan.
Mengapa Open Source? Kalau kamu sering menggunakan komputer, baik itu personal computer (PC) atapun laptop, pasti kenal dengan sistem operasi / operating system (OS) seperti Windows atau Macintosh. Lalu ada berbagai aplikasi atau software yang tersedia untuk berbagai kebutuhan kamu, mulai dari kerja sampai untuk bersantai. Tanpa aplikasi tersebut, kita nggak bakal bisa mengoperasikan PC atau laptop kita.
Eits, tapi Change Magz nggak mau mengatakan bahwa membajak itu salah. Yang perlu dilakukan adalah mencari langkah cerdas.
Persoalannya, harga OS dan software itu mahal-mahal. Maklum, yang bikin aplikasi tersebut mematok harga yang selangit. Gimana nggak mahal, wong
32 change
Salah satu langkah cerdasnya adalah beralih menggunakan sistem operasi dan aplikasi berbasis open source. Saat ini, sudah banyak aplikasi gratis yang berbasiskan open source seperti Linux, Open Office dan banyak lainnya. Apa itu Open Source? Membuat aplikasi selalu membutuhkan source code (kode sumber). Ibaratnya, source code itu adalah jiwanya. Jika ingin mempelajari, merubah atau dikembangkan
maka yang paling awal dibutuhkan adalah source code. Untuk aplikasi berbayar seperti Windows, source code tersebut tidak diberikan kepada pembelinya. Sehingga, pembeli nggak bisa berbuat apapun dengan aplikasi tersebut. Kita hanya bisa menggunakannya tanpa bisa mengutak-utiknya apalagi mengembangkannya. Menurut penerawangan mbah Google, open source adalah istilah untuk aplikasi yang kode programnya dibuka untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jadi, kalau ada aplikasi yang tidak menyediakan source code-nya, maka itu bukan open source. Eits, tapi bukan berarti semua aplikasi yang menggunakan open source itu gratis, ada juga beberapa yang berbayar. Namun, sudah pasti harganya nggak semahal aplikasi non open source Istilah open source mulai dikenal sejak ‘98-an. Walaupun demikian, open source memiliki sejarah yang cukup panjang.
Sekarang sistem operasi open source sudah semakin mudah digunakan. Source code yang terbuka telah memungkinkan banyak orang untuk ikut mengembangkan satu aplikasi. Akhirnya, terbentuk berbagai komunitas yang memberikan dukungan untuk berbagai aplikasi open source, dan akibatnya, software tersebut makin mudah digunakan. Dimana bisa mendapatkannya? Gampang banget! Tinggal ketik kata kunci di mesin pencari, pasti ketemu. Kalau kamu cari sistem operasi, tinggal ketik Linux, maka niscaya muncul berbagai pilihan seperti Open Suse, Ubuntu dan seterusnya. Kalau cari aplikasi pengganti Microsoft Office, tinggal pilih OpenOffice atau Neo Office. Untuk browser, pilihan jatuh pada Mozilla Firefox! So, tunggu apa lagi? Masa masih mau tergantung dengan aplikasi yang bikin butek? Sudah jamannya kita yang menentukan apa yang terbaik tanpa harus pusing dengan pembatasan yang bikin kita tidak kreatif.
change
33
change lifestyle
sekedar mimpi indah mengenai nilai ideal dalam kehidupan, tetapi memang benar nyata wujudnya, yang terlihat dalam bentuk Slow Food, Slow Trade dan Slow Cities. Gerakan Slow Food dipelopori pada tahun ‘80-an di Italia, ketika Carlo Petrini mengorganisir gerakan melawan pembangunan McDonald’s di Roma. Gerakan ini dilanjutkan dengan penolakan terhadap fast food dan dukungan terhadap pangan lokal yang juga dapat memberdayakan ekonomi setempat.
fajri
Pernahkah kita merasa bahwa dunia ini berputar terlalu cepat? Bayangkan saja, belum selesai kita mengunyah informasi dari milis via Blackberry sambil minum kopi di cabang Starbucks atau McDonalds, sudah muncul lagi informasi di Newsticker Metro TV kalau harga minyak dunia kembali turun. Sementara itu, majalah langganan kita sudah memprediksikan tren berpakaian terbaru. Nyoba pakaian yang kemarin saja belum sempat! Bukan hanya itu, derasnya arus informasi berkat kemajuan teknologi informasi mempercepat perubahan dan penciptaan budaya baru sehingga orisinalitas menjadi sebuah benda menjadi langka di zaman ini. Lagu atau videoklip yang baru direkam beberapa menit yang lalu dalam hitungan menit sudah bisa diunggah dan ditonton di belahan dunia yang lain. Dan dalam hitungan hari, bisa saja muncul sebuah band baru yang meniru lagu atau video yang telah kita ciptakan tersebut. Kebayangkan?!
34 change
Selain itu, kehidupan juga mengalami penurunan kualitas karena manusia menjadi rentan terhadap stress, penyakit ‘modern’ seperti jantung, kanker dan penyakit yang terkait erat dengan masalah lingkungan hidup. Hidup di zaman seperti ini, kita seolah hanya memiliki pilihan untuk mengikuti arus dan terseret olehnya atau sama sekali tidak menceburkan diri dan hidup terisolir, tak terjamah oleh kehidupan modern. Pilihan yang sulit, mengingat hot-spot untuk berinternet ria sudah menjamur di mana-mana, bahkan di alun-alun kota seperti di Yogyakarta. Kesempatan kita untuk melarikan diri dari segala tuntutan tugas, informasi dan perkembangan dunia mungkin hanya terjadi pada saat kita tidur. Padahal, kehidupan manusia, ibarat sebuah mesin, bila tidak diberi pelumas ataupun waktu untuk sekedar istirahat, maka kinerjanya pasti akan menurun. Komputer pun butuh untuk di defrag suatu waktu.
Orang-orang yang merasa jenuh dengan kehidupan yang begitu cepat, akhirnya merasa perlu mencari alternatif dalam menjalankan kehidupan mereka. Imbasnya adalah munculnya keinginan baru untuk justru memperlambat aktivitas manusia. Gerakan yang secara sangat sederhana diistilahkan dengan slow movement ini hanya menginginkan kehidupan yang lebih sederhana, sehat dan memberi prioritas bagi hal-hal yang dianggap jauh lebih penting dalam kehidupan dan melebihi nilai-nilai materiil. Slow movement berusaha untuk memperlambat kehidupan dengan berbagai cara, dengan tujuan untuk menghentikan, atau setidaknya memperlambat arus kehidupan mereka. Gerakan ini menginginkan suatu ‘downshift’, yaitu secara sukarela menjalani kehidupan yang simplistik, sederhana dan tidak ingin terbawa arus. Slow movement sebenarnya bukan hanya
Sementara gerakan Slow Cities adalah usaha untuk menjadikan kota lebih bersahabat terhadap tradisi dan cara-cara tradisional dalam menjalani kehidupan. Kota-kota ini mengurangi kehidupan dalam arus cepat dan berusaha untuk menolak keseragaman dalam konsumsi. Slow Cities tidak memiliki banyak lalu lintas dan kemacetan, polusi (udara dan suara) serta keramaian yang berlebihan. Sebagai contoh, di kota London sudah muncul gerakan Slow London. Semua ini adalah konsep yang menolak pada keterlibatan teknologi tingkat tinggi, rekayasa / manipulasi teknologi yang hanya menginginkan hasil yang cepat dan massal, namun lebih mencari makna melalui sebuah proses dan hasil yang alami dalam berbagai bidang kehidupan. Ada yang tertarik untuk mencicipi bagaimana menjadi ‘manusia seutuhnya’ yang tidak ingin terbawa arus? Mungkin kita bisa mencobanya dengan mengurangi makanan instan terlebih dahulu. Jadi, how slow can you go? check it more detail at www.slowmovement.com
change
35
change style
change gallery
SYENNIE VALERIA 21 tahun DKV Universitas Tarumanegara
DESCRIBE YOURSELF ! “Gue itu moody, punya rasa ingin tahu yang sangat sangat tinggi (bisa bagus bisa jelek dampaknya buat gue nih..), susah beradaptasi, nggak suka rutinitas, berantakan, sebisa mungkin ga sama kayak orang lain, hehe...” YOUR STYLE? “Gaya gue terantung mood. Tapi gue lebih suka gaya yang boyish.” FAVORITE FASHION ITEM “Fashion item favorite gue, sepatu (converse high atau ankle boots), gelang warna-warni dengan bentuk yang lucu dan unik.” ABOUT TREND “Menurut gue, trend itu cepat berubah tapi mengadopsi sesuatu di masa lalu kemudian dikembangkan. (Cepat berubah tuh contoh simpelnya batik yang sempet trend banget sekarang udah nggak setrend itu lagi, dsb).” CHANGE IS... “Perubahan = sesuatu yang lazim dan pasti terjadi dalam kehidupan setiap orang. Perubahan perlu untuk mengupgrade diri supaya kita nggak bosen dan jenuh sama kehidupan ini.”
Ardhana Galih fotografer canon
36 change
change
37
puisi
art & culture cerpen indah yusari
Kata Mereka Kata mereka‌ Aku ditutupi supaya aku terlindungi Tapi‌ Aku bukan ayam goreng yang dihinggapi lalat Kata mereka lagi‌ Tubuhku ini membawa birahi Jadi harus dihindari oleh mata laki-laki Bukankah Tuhan sudah menciptakan aku seperti ini? Pemerintah pun tergerak hati Membuat undang-undang tentang pornografi Lagi-lagi, aku yang harus ditutupi dan dibenahi Supaya moral bangsa terlindungi Kenapa laki-laki tidak juga? Mengatur hasrat yang dia punya Kenapa tak biarkan aku bicara? Aku pun manusia dan punya makna
ajeng
Mungkin kata post-modernism (selanjutnya kita sebut post-modernisme) terdengar asing di telinga kita. Di lihat dari sejarah kata-katanya saja kita bisa menyimpulkan dengan cepat arti post-modernisme, yakni setelah zaman modern. Eits, tapi nggak sederhana itu loh arti postmodernisme. Istilah post-modernisme sendiri udah digunakan sejak tahun 1917 (tua juga yah...) oleh Rudolph Panwitz. Panwitz ini seorang filsuf Jerman yang secara kritis menangkap adanya gejala penghilangan arah atau kesalahan arah pada kebudayaan Barat modern. Sikap kritis terhadap modernisme inilah yang berkembang jadi satu pemikiran yang dinamakan post-modernisme. Ada satu kata lagi yang hampir menyerupai post-modernisme yakni post-modernitas, tetapi kita jangan sampai terjebak dengan
38 change
kedua kata ini! Keduanya merupakan dua hal yang berbeda banget meski terlihat serupa. Posmodernitas itu lebih menunjuk kepada situasi dan tatanan sosial yang dihasilkan oleh teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumtivisme yang berlebihan dan usangnya negara bangsa. Jelas sekali kan kalau keduanya berbeda, nah postmodernisme ini membagi sikap kritisnya ke dalam tiga hal, yakni: wacana kritis terhadap estetika modern, wacana kritis terhadap arsitektur modern dan wacana kritis terhadap filsafat modern. Dalam tulisan ini persoalan post-modernisme bakal dilihat dari segi seninya, yakni seni post-modernisme... penasaran kan? Makanya baca baik-baik ya, siapa tahu kalian dapat inspirasi buat ciptain seni post-modernisme baru.
change
39
buku Tahu gak sih? istilah posmodernisme dalam bidang seni itu ternyata baru muncul pertama kali pada tahun 1930, 13 tahun lebih lama dari kemunculan kata posmodernisme. Post-modernisme dalam seni itu ada cirinya loh (dan ini yang paling penting buat bedaian yang mana seni postmodernisme dan yang mana seni modern). Cirinya itu: pertama, hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari hari, jadi seni disini bukan representasi dati kehidupan tapi memang muncul dalam diri seni yang dibawa, contoh dalam seni teater, teater posmodernisme itu merupakan akhir dari teater representasi dan berpusat pada pengarang dan kata. Kedua, tumbangnya batas antra budaya tinggi dan budaya pop; ketiga, hilangnya keaslian dan kejeniusan; keempat, seni hanya bisa mengulang-ngulang masa lalu belaka dan kelima, percampur-adukan gaya yang bersifat eklektik, parodi, pastiche, ironi, kebermainan serta budaya permukaan tanpa kedalaman. Fiuuh... banyak banget ya istilah asingnya post-modernisme, rumit dan susah dimengerti, tapi tetap harus dicoba karena ini merupakan pengetahuan baru yang bermanfaat buat kalian semua. Kita mulai dari kata pastiche! Pastiche merupakan penciptaan karya dari elemanelemen yang dipinjam dari karya lain dari masa lalu. Jadi, pastiche ini meniru karya masa lalu dalam rangka mengangkat dan mengapresiasinya. Kalau parodi itu bentuk dialog antara dua wacana atau teks, tujuannya untuk mengkespresikan rasa tidak puas, tidak seni ataupun kritik terhadap karya yang dirujuknya. Mungkin akan lebih jelas melihat seni post-modernisme jika langsung ke dalam bentuk seni-seni yang ada seperti seni teater dan arsitektur. Seni teater postmodernisme merupakan pembebasan bagi para aktor dari ‘perbudakan’ teks.
40 change
Jadi aktor bisa berkreasi tanpa harus terkungkung pada pada teks yang sudah dibuat oleh pengarang. Dalam teater postmodern terdapat pergantian teater pasif spekulatif menjadi teater suci perayaan partisipasif dan menawarkan konsep ”theater of cruelty” (konsep ini bukanlah representasi melainkan hidup itu sendiri, teater hidup tidak direpresentasikan) dan sacred theater imposible baru. Bagaimana dengan bidang arsitektur? Arsitek post-modernisme mengeksplorasi ketidak-sesuaian gaya, bentuk dan tekstur. Bangunan postmodern sendiri memiliki banyak gaya karena bentuknya yang lebih responsif pada konteks dan relatif. Salah satunya adalah gaya revivalisme lurus yang terdapat di Museum Paul Getty di Malibu, California. Bangunan postmodern lain tergantung pada disparitas kode-kodenya, yang kontemporer dan kuno; fungsional dan dekoratif; domestik dan publik; dan harmonisasinya. Post-modernisme menolak narasi besar seperti zaman modern, yang berlaku adalah narasi-narasi kecil dan tidak ada kebenaran tunggal dalam postmodernisme. Hal ini juga yang terimplikasi dalam seni postmodernisme. Seni postmodernisme tidak mengembangkan gaya, tidak ada gaya Surealis, Dadais dan lainnya. Seni post-modernisme menolak otonomi bentukan seni, selain itu tujuannya adalah untuk mengejutkan penikmat seni dengan hasil seni yang dihasilkan. Bagi kalian yang langsung tertarik dengan seni post-modernisme ini bahkan termotivasi untuk menciptakan sebuah karya, jangan takut untuk berkarya tidak ada batasan bagi kalian untuk berekspresi.
dewi
Rectoverso bukan hanya untuk dibaca atau dimengerti, tapi lebih indah untuk dipahami, diselami dan didengarkan makna yang hadir dari ke-11 kisah pendeknya. Perpaduan kisah dalam Rectoverso ini tidak hanya terpaku pada satu sisi kehidupan saja. Pada cerita pertama “Curhat Buat Sahabat”, menggambarkan tentang tipisnya batasan antara persahabatan dan cinta. Disusul dengan “Malaikat Juga Tahu” sebagai cerita kedua yang menggambarkan betapa besar dan tulusnya cinta ibu kepada buah hatinya. Lirik dan kisahnya tentang perasaan yang hanya bisa dirasakan namun tak mampu untuk dibaca oleh siapapun, juga gambaran ketidaksempurnaan seorang malaikat yang ternyata tak bersayap, tak rupawan, tak cemerlang.
Kisah lainnya juga tidak kalah menarik, Rectoverso memang mampu menyentuh dengan magical. Sebagaimana “Hanya Isyarat” akan menyentuh hati kita dengan kisah cinta yang dihadirkan Dee dari sudut pandang yang berbeda tentang cinta. Kisah tentang romantisnya cinta juga disajikan Dee dalam “Aku Ada”. Hanya saja hidup ini tidak hanya tentang cinta, tetapi juga kepedihan, kesedihan atau perpisahan. Membaca Rectoverso memang tidak semudah membaca koran pagi, tetapi akan lebih mudah dengan menghayati dan menikmati kesebelas kisahnya. Buat yang belum sempat baca, belum telat kok baca Rectoverso hari ini, karena maknanya bukan hanya untuk saat ini saja tetapi lebih dalam untuk sepanjang kehidupan ini ada. Makna rectoverso tak hanya sesederhana tulisan ini, tiap orang punya kacamata tersendiri dalam menghayati Rectoverso. Makanya buruan baca, mungkin kamu akan lebih menemukan makna yang jauh lebih indah dan menyentuh jiwa.
Penulis: Dewi Lestari
change
41
music
film
Sutradara: Garin Nugroho
ajeng afra
label: Domino Records Siapa sih yang nggak kangen sama suaranya Alex Kapranos? Setelah album keduanya di tahun 2005, band asal Glasgow, Skotlandia ini akhirnya meluncurkan album ke-3 mereka. Album yang diluncurkan pada tanggal 26 Januari 2009 bertitel yang sangat simpel “Tonight”. Tapi jangan salah, judul boleh sederhana tapi musik mereka lebih kaya dan menghentak lantai dansa. Si Alex mengaku kalau Franz kali ini terinspirasi dengan sound Dub ala reggae dan dibubuhi dengan bumbu elektronik. Saat
42 change
review ini ditulis, album memang belum keluar namun dunia maya mengizinkan Change Magz untuk mendapatkan album ini lebih cepat. Musiknya memang lebih meriah dengan bantuan beat drum yang akan membuat hari lebih riang gembira. Suara dan cara menyanyi Alex Kapranos juga lebih berkembang sehingga terdengar sangat menyatu dengan musiknya. Coba dengarkan single utamanya seperti “Lucid Dreams” dan “Ulysses” yang terdengar begitu catchy dan up-beat. Lagu “Katherine Kiss Me” juga menarik untuk disimak. Ada 12 lagu di dalam album ini yang patut menemani acara malam minggu. Turn it On Franz!
TOP 3 ALBUM The Cure- 4:13 “Kembali ke era album Disintegration” Dark Captain Light Captain- Miracle: “Selembut Kings Of Convenience dan Sedalam Elliot Smith” Los Campesinos! - We are beautiful, We are Doomed : “Chamber Pop dari UK”
wayang orang Ramayana. Namun baik Setyo maupun Ludiro justru menjadi sangat ekstrem, dipenuhi dengan ekspresi manusia yang kalap dan penuh kekerasan sehingga melahirkan berbagai bentrok massa dan ladang pembantaian. Siti pun akhirnya bisa merasakan ada dua lelaki yang mencintainya dari wujud keinginan kepemilikan, kekerasan, kekuasaan dan ketidakberdayaan. Pada akhirnya, Ludiro mati terbunuh Setyo dan Siti pun mati terbunuh Setyo.
Film Opera Jawa menceritakan tentang tiga anak manusia di sebuah desa di Jawa. Mereka adalah sepasang suami istri, Siti (yang diperankan oleh Atika Sari Devi) dan Setyo (yang diperankan oleh Martinus Miroto). Mereka berdua adalah bekas penari Rama dan Sinta dalam sebuah kumpulan wayang orang. Mereka bekerja sebagai pedagang keramik yang dalam perkembangannya mengalami kebangkrutan. Di desa yang sama pula terdapat seorang laki-laki bernama Ludiro, seorang Don Juan pemilik tempat pemotongan sapi. Ludiro amat mengagumi tokoh Rahwana dan dia diam-diam mencintai Siti.Ludiro bertekad merebut Siti dari dari Setyo. Kemudian, terjadilah cinta segitiga antara Siti, Ludiro dan Setyo bak kisah dalam
Pada dasarnya film ini mencoba mengangkat tema perdamaian, kasih, nonkekerasan dan ladang pembantaian, serta anti ekstremitas yang justru menjadi dasar dialog antar-agama. Film ini sangat luar biasa, sebuah kombinasi memukau dan sangat kental dengan nuansa seni post-modernisme. Tarian yang dilakukan terlihat sebagai ungkapan perasaan setiap tokoh begitu pula dengan lirik sinden yang dinyanyikan, lirik dan iramanya dicampur dengan berbagai unsur, seperti jazz, pop dan lain-lain. Namun sayangnya, orang Indonesia sendiri jarang ada yang mengetahui film ini, hal ini dapat dimaklumi karena film ini memang tidak diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang diproduseri oleh Garin Nugroho ini justru diputar di Negara Austria, Jerman, Swis dan beberapa Negara Eropa lainnya, sungguh disayangkan sekali.
change
43
film
Pertaruhan aquino
Film Indonesia yang Kudu Ditonton Pernahkah kamu ingin periksa ke dokter tapi ditanya apakah sudah nikah atau belum? Mungkin orang akan heran apa hubungannya periksa kesehatan sama status pernikahan? Ternyata memang begitu kejadiannya kalau kamu ingin periksa kesehatan rahim. Tahu sendiri kan kalau ada sejumlah penyakit yang menyerang rahim, misalnya kista, kanker dan penyakit lainnya, jadi penting bagi perempuan untuk memeriksakan kesehatan rahimnya. Nah sekarang gimana kalau orang yang mau periksa kesehatan rahimnya ditolak periksa hanya karena dia belum nikah? Orang yang belum nikah dianggap belum dewasa, sehingga belum boleh memeriksakan kesehatan rahimnya sendiri. Terus ada pertanyaan, gimana kalau ada perempuan usia 47 tahun dan belum nikah, dan dia mau periksa rahim gimana, mesti ada ijin orangtua juga? Cerita di atas bisa kamu temukan di film Pertaruhan, dan itu adalah kisah nyata, karena film Pertaruhan ini adalah kumpulan dari empat cerita dokumenter. Walaupun namanya dokumenter tapi nggak ngebosenin. Soalnya kita jadi makin mengerti apa yang terjadi di negara kita tercinta ini. Cerita lainya bercerita tentang beberapa perempuan yang mengadu nasib menjadi Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hongkong. Selain memperoleh penghasilan yang lebih tinggi, mereka juga lebih bebas dalam menentukan pilihan hidup mereka. Contohnya Riantini, seorang buruh asal Indonesia, ia memilih untuk menjadi seorang lesbian, dan situasi di Hongkong membuatnya bisa menjalankan pilihan tersebut. Pacarnya kebetulan orang Indonesia juga. Mereka sepakat untuk tidak mempertahankan hubungan tersebut jika mereka kembali ke Indonesia. Selain itu ada juga buruh lainnya, Ruwati, yang menjalin hubungan dengan seorang pria di Indonesia. Pria tersebut
44 change
selalu mempertanyakan keperawanan Ruwati, mengingat Ruwati harus menjalani pengobatan karena penyakit dirahimnya. Pacarnya khawatir pengobatan itu akan merusak keperawanan Ruwati, atau lebih parah lagi, hanyalah alasan Ruwati karena keperawanannya sudah hilang. Cerita lainnya tentang sunat perempuan, suatu kebiasaan tradisional yang dipertanyakan manfaatnya. Benarkah sunat itu bermanfaat bagi perempuan? Katanya bisa mengurangi nafsu seksual, tapi laki-laki walau sudah disunat kok nafsunya masih tetap besar? Jadi sebenarnya penting nggak sih? Bukannya malah bahaya tuh buat kesehatan perempuan? Yang paling miris buat Change Magz adalah ketika melihat soal ibu-ibu pemecah batu yang mengumpulkan uang untuk menghidupi anak-anak mereka. Karena penghasilan yang kecil pada malam harinya mereka juga bekerja sebagai pekerja seksual. Tahu nggak di mana mereka melakukan praktek pelayanan seksual mereka? Di kuburan! Tepatnya di kuburan Gunung Bolo di daerah Tulungagung. Walau sudah bekerja keras siang malam, namun penghasilan mereka tetap pas-pasan. Sebelnya lagi, ada sejumlah laki-laki di kuburan itu yang mengambil jatah preman dari para ibu-ibu pekerja seks tersebut. Kejam nggak sih? Nonton film ini membuat kita makin mengerti bahwa dalam segala persoalan hidup, perempuan selalu menjadi mereka yang lebih rentan. Soal kemiskinan misalnya, semua orang mungkin mengalami kemiskinan, namun perempuanlah yang harus mengalami penderitaan berlapis. Menariknya, film ini dibuat oleh empat sutradara berbeda yang baru memulai karir mereka di bidang penyutradaraan, namun mereka tetap lihai mengangkat persoalan dan membuat film ini nggak ngebosenin untuk dilihat. So, you must watch this movie!
change journey
7 afra
Deadly Mall/ hypermarket Sins
Malam minggu pada mau kemana? Nongkrong di basecamp favorit? Wisata kuliner keliling Jakarta? Atau jangan-jangan ke Mall? Wah... kalau memang sering ke Mall, bersamaan dengan dibacanya tulisan ini, mungkin perlu direnungkan lagi perjalanan kita selanjutnya. Semua pasti ada negatif-positifnya, tapi jumlah Mall yang ada di Jabodetabek sudah seharusnya dipikir ulang. Apakah Mall itu solusi kebosanan atau justru keterpaksaan kita karena minim alternatif tempat kumpul dan cuci mata? Perjalanan Change Magz kali ini akan membawa kita ke pelosok Mall-Mall handal di Jakarta. Ekspedisi kali ini menghasilkan sesuatu yang sedikit beda dari tips-tips perjalanan. Kita mau kasih tahu dosa-dosa apa saja dalam diri Mall-mall yang sekarang menjamur itu. Inilah 7 dosa mereka: Energy wasted Sadar atau tidak, Mall yang sering kamu kunjungi itu membutuhkan listrik dan air untuk membuatnya tetap layak dikunjungi. Ayo kita hitung berapa banyak lampu di dalamnya? Berapa banyak alat elektronik yang harus menyala agar kita betah berlama-lama? Taruhan, pasti kamu kewalahan menghitungnya. Selain listrik, kamar mandi, tempat cuci tangan, dan acara bersih-bersih membutuhkan air yang tidak sedikit. Sayangnya, air yang mereka gunakan berasal dari tanah di sekitarnya. Ckckckck... Energi yang mereka gunakan juga akan menghasilkan sisa-sisa pembuangan. Tidak hanya limbah kimia, hasil pembuangan para pengunjungnya pasti menghasilkan bergunung-gunung sampah.
jam kerja (shift), mereka tetap saja bekerja pada hari libur bahkan hari besar keagamaan. Kenapa? Karena pemilik mall tahu, hari libur adalah saat jumlah pengunjung memuncak. Meliburkan mereka berarti merugikan perusahaan. Kita dengan asyiknya window shopping di hari libur tetapi mereka terus bekerja. Mall memang menyerap banyak tenaga kerja, tapi bukan berarti mereka tidak butuh rekreasi bukan?
No holiday for employee Saat kamu mengunjungi suatu gerai, pernahkah kamu berpikir berapa lama penjaga tokonya bekerja? Kalau sebuah mall buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam saja, mereka sudah bekerja 12 jam. Meskipun ada pembagian
Thousands of unknown yet stylish brand Dulu, merk-merk yang dikenal dan ada di pusat perbelanjaan jumlahnya
change
45
agenda kamu yenny
masih sedikit bahkan cenderung itu-itu saja. Beda dengan keadaan sekarang. Mall dipenuhi oleh merk-merk baru yang kita dengar dari media bahwa merk tersebut terkenal dan cool di daratan eropa sana. Sebut saja merk high-street fashion dengan inisial Z atau Tp. Koleksi yang mereka jual memang sangat masa kini dan stylish. Soal gaya kita jadi tidak ketinggalan dengan anak muda di luar sana. Tapi kita jadi lebih tahu produk dan merk impor daripada produk buatan negeri sendiri. Padahal banyak dari merk luar yang pembuatannya di Indonesia lho... Tempting Sale Yang namanya diskon selalu hadir mengetuk pintu di awal, pertengahan, dan akhir tauhn. Katanya sih untuk menghabiskan koleksi lama yang belum terjual… Harga dipotong mulai dari 1070% agar kita antusias menghabiskan stok tersebut. Saat diskon memang saat yang tepat untuk membeli barang tetapi hati-hati, karena diskon tidak selamanya jujur. Sebelum memasang label diskon, pihak penjual biasanya menaikkan harga aslinya terlebih dahulu. Land decrease Konsep tanah lapang tempat berkumpul warga kota pada zaman dahulu- yang sering disebut Alun-Alunsudah tergantikan oleh Mall (bahkan ada alunalun dalam Mall!). Kalau pergi ke Alun-alun tidak perlu sepeser uang, tetapi untuk pergi ke mall pasti kita mengeluarkan uang,
46 change
walaupun hanya untuk parkir kendaraan. Tanah kosong yang bisa digunakan untuk bermain bola atau sekedar berkumpul harus mengalah untuk tempat hiburan yang lebih canggih. Belum lagi soal tanah sebagai daerah resapan air yang semakin hari makin sedikit jumlahnya. Dream Store Siapa yang nggak suka window shopping? Harus kita akui bahwa kegiatan ini memang memberi kepuasaan tersendiri. Cuci mata lihat baju yang lucu-lucu tapi kok harganya ngalahin uang jajan kita sebulan ya? Begitu bagus model barangnya sehingga kita jatuh cinta pada pandangan pertama, mau tidak mau kita pasti memimpikannya. Ada gap (jarak) antara benda yang sudah kita punya dengan benda yang tidak kita punya. Pulang dari Mall, kita membayangkan benda apa yang harus kita miliki selanjutnya. Small scale economy killer Kapan terakhir kali kita ke pasar atau pusat perbelanjaan tradisional? Hmmm… mungkin setahun sekali atau sama sekali tidak pernah. Kehadiran Mall yang lebih nyaman, bersih dan keren membuat kita lupa bahwa di pasar (selain pasar senen) menyimpan banyak harta karun. Seperti pusat perbelanjaan Blok M atau Melawai yang terbakar dan digantikan oleh pusat perbelanjaan modern. Usaha kecil tentu tidak bisa bersaing dengan gerai-gerai di Mall yang terlihat lebih bergengsi.
Pada tanggal 5 Desember 2008, SMA Regina Pacis mengadakan seminar bertajuk “Jangan Bugil di Depan Kamera”. Seminar ini merupakan kerja sama antaraSMA Regina Pacis dan mahasiswa/i Fakultas Hukum UNIKA Atma Jaya. Seminar ini diadakan sepulang sekolah dan dihadiri oleh murid kelas X SMA Regina Pacis dan para guru. Acara ini menghimbau agar muri-murid SMA tidak menjadi korban aksi pornografi dan pornoaksi. Hal ini dikarenakan oleh 90 persen korban bugil di depan kamera merupakan mahasiswa/ pelajar. Acara diawali dengan doa pembukaan. Selanjutnya, dilanjutkan dengan kata sambutan dari kepala sekolah SMA Regina Pacis, Bapak Mathius Sadmoko Murti. Pembicara pertama adalah Peri Umar Farouk. Peri Umar Farouk merupakan koordinasi dari organisasi Jangan Bugil di Depan Kamera, organisasi yang bergerak dalam kampanye pemberantasan pornografi. Beliau berbicara dari segi sosial kemasyarakatan dan pornografi secara umum. Sekarang ini kecenderungan semakin mudah, sampai anak SD pun sudah dapat mengakses berbagai situs porno.
malapetaka bagi diri kita. Di samping itu, penyebab dari beredarnya video atau gambar porno di masyarakat didukung oleh kemajuan teknologi informasi seperti bluetooth, HP berkamera dan internet. Ditambah lagi faktor lainnya seperti eksperimentasi, prostitusi, ekspansi bisnis, dan penegakkan hukum yang rendah. Pesannya, watch your step and you will be save. Pembicara ketiga adalah Dea Pranathania. Seorang radio announcer, TV host, voice talent, MC, sekaligus NGO Journalist ini berbicara dari sudut pandang media dan kaum muda serta dari segi fenomena sosial kemasyarakatan. Dari suatu survei yang diadakan dari 4.500 remaja, 97 persen dari jumlah tersebut pernah menonton video porno. 93,7% pernah berciuman dan melakukan happy petting dengan pacarnya. Maka dari itu, yang harus kita ingat adalah ”Respect your self! Because GOD is your GUIDE!”, seru Dea. Yenny, Agent of Change SMA Regina Pacis
Pembicara kedua adalah Ibu Bernadette Tjandra Wulandari, dosen Fakultas Hukum UNIKA Atma Jaya. Beliau berbicara dari sudut pandang hukum dan akademisi. Sesuatu yang hanya iseng atau kesenangan belaka, bisa menjadi
change
47
change news
afra
10th
Setelah 10 kali berjalan, Jakarta International Film Festival (JIFFEST) sudah menjadi festival film yang selalu dinantinanti oleh movie freaks di Jabodetabek. Sajian film-film alternatif dari berbagai penjuru dunia dianggap sebagai daya tarik festival ini. Asyiknya lagi, ada youth section yang mewakili para anak muda. Sayangnya, karena keterbatasan dana, JIFFEST tahun ini hanya berlangsung selama satu minggu. Change Magz beruntung bisa mendapatkan undangan acara pembukaannya. Selain acara jamuan formal, kita menjadi penonton pertama film ‘Burn After Reading’. Meskipun nantinya akan diputar di 21 Cineplex, memperoleh giliran pertama untuk menonton film ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Change Magz. Berhubung kita adalah penggemar duo sutradara ‘Coen Brother’ (Joel Coen & Ethan Coen), film ini termasuk karya yang ditunggu, apalagi ada si keren Brad
Pitt! Pemutaran film Hollywood di acara pembukaan dan penutupan memang menjadi hal di luar kebiasaan JIFFEST. Namun kita harus mengakui bahwa film Hollywood yang diputar tersebut memiliki kelebihan dibanding film-film Hollywood pada umumnya. Film penutupnya adalah ‘Vicky Christina Barcelona’ yang dimainkan oleh Penelope Cruz dan Scarlett Johanson. Coen Brother adalah sutradara film ‘No Country for Old Men’ yang berhasil memborong Oscar tahun lalu. Film Burn After Reading sendiri wajib kamu tonton karena jalan cerita dan peran tokoh-tokohnya sangat unpredictable. Dijamin yang nge-fans sama Brad Pitt bakalan geleng-geleng kepala saat menonton film ini. Meskipun hanya seminggu, Change Magz tetap semangat menonton filmfilmnya. Asyiknya lagi, film-film yang
48 change
cowok dan 1 cewek yang membentuk band bernama ‘Mathias Rust Band’. Kehidupan mereka di kota kecil ini mulai berubah ketika ada anak baru di sekolah bernama ‘Yngve’. Sejak kedatangannya, persahabatan anggota band mulai terusik dan penuh dengan konflik, termasuk soal percintaan. Film ini kocak banget Serunya lagi, pemeran utama dalam film itu datang untuk menghadiri pemutaran film dan sesi tanya jawab lho! Bahkan kita sempet foto bareng sama cowok-cowok Norway itu.
termasuk dalam ‘World Cinema’ kali ini cukup variatif dan gratis pastinya! Di kategori ini, Change Magz menonton film Denmark berjudul ‘World’s Apart’ yang menceritakan Sara, seorang gadis penganut kepercayaan saksi yehovah, berumur 17 tahun. Kemudian dia pacaran dengan orang di luar kepercayaannya dan dari sinilah perjuangan Sara dimulai. Filmnya sempat membuat kita menangis terharu melihat kemandirian Sara dalam mengambil keputusan. Untuk film Indonesianya, ChangeMagz hanya sempat melihat film-film pendek di sesi ’S-xpress’ yang cerita-ceritanya unik namun simpel.
Selain film itu, kita juga menonton ‘Reprise’ yang juga bercerita tentang persahabatan dua cowok yang samasama suka menulis. Mereka sama-sama mengirimkan tulisan ke penerbit dengan harapan buku mereka diterbitkan. Dari sini muncul berbagai peristiwa yang akhirnya membangun konflik antara dua sahabat ini. Film ini memang lebih ‘gelap’ dari film Norway sebelumnya, tapi banyak banget pelajaran yang bisa didapat dari sini. Gara-gara dua film ini, Change Magz jadi penasaran dengan film-film Norwegia. Nggak kalah lho sama film Hollywood! Apalagi soundtrack dua film tersebut keren-keren, dari Joy Division sampai si Mathias Rust Band itu sendiri. Pokoknya, Change Magz dari sekarang udah nggak sabar menunggu JIFFEST ke-11! Kapan lagi kita bisa nonton film-film alternatif yang bagus-bagus, ya nggak?!
Hari selanjutnya, kita mulai menonton film-fillm Norwegia yang bercerita tentang kehidupan anak muda sana yang kreatif. Film pertama berjudul ‘The Man who Loves Yngve’ yang bercerita tentang sekumpulan
change
49
agent of change
change reflection
Siska leafy
Kebebasan beragama bagi warga negara Indonesia telah dijamin hak-nya oleh Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) negara kita. Apakah benar sebebas yang kita bayangkan?
Tersebutlah teman kita yang bernama Siska. Seorang non-muslim yang menetap di Padang bersama orang-tuanya. Sejak SD hingga SMP, ia mengenyam pendidikan di sekolah swasta. Siska memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya disebuah sekolah negeri dengan alasan ingin mengetahui rasanya satu sekolah dengan murid yang berasal dari berbagai ras, agama, dan suku. Alahasil, terpilih lah SMA 1 Padang.
Ternyata, Siska menjadi satu-satunya murid non-muslim di angkatanya. Saat hari-hari pertama masa orientasi Siska mendapat teguran untuk berjilbab. Awalnya, siska masih berani mengacuhkan teguran kakak kelasnya. Namun, pidato kepala sekolah dengan jelas menyatakan bahwa seluruh murid, baik yang muslim maupun non-muslim diwajibkan untuk memakai kerudung (jilbab).
50 change
Siska pun merasa dilecehkan. Niatnya untuk mengenal keberagaman luntur akibat di sekolahnya sendiri non-muslim bagai ditiadakan. Ia seperti tidak diperbolehkan menjadi dirinya sendiri. Tidak boleh menjadi non-muslim. Bagaimana bila peraturan tersebut dibalik? Bagaimana jikalau yang muslim yang diwajibkan memakai salib? Mengapa peraturan itu bisa ada dan disahkan? Siska bertanyatanya. Namun, sebagai murid, Siska tidak dapat berbuat apa-apa. Pernah ia bertanya kepada guru, tanggapannya sangat tidak mengenakan. Guru tersebut malah marah sambil mengatakan bahwa itu adalah peraturan sekolah yang harus dipatuhi apabila Siska ingin tetap bersekolah.
Setelah membicarakan hal tersebut dengan orang-tua, Siska pun menuruti peraturan sekolah untuk berjilbab. Siska merasa kondisi ini sebagai pemaksaan baik bagi yang muslim apalagi bagi yang non-muslim. Teman-teman perempuan Siska pun banyak yang mempertanyakan kenapa harus dipaksa memakai jilbab. Pemaksaan tersebut secara tidak langsung merusak nilai dari jilbab itu sendiri. Selain itu, memakai jilbab di siang hari (di sekolah), tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai baik-buruknya seseorang.
Cerita Siska telah menjadi rambu bagi kita semua. Bukan tidak mungkin dikemudian hari seluruh warga negara Indonesia dimanapun ia berada dan beragama apapun, wajib memakai jilbab (kerudung). Jangan biarkan ke-bhinneka-an Indonesia hilang. Mari kita semua menghormati keberagaman hingga keberagaman itu tetap menjadi bagian dari hidup kita.
Memahami Diri Melalui Orang lain aquino
Demikian jawaban Change Magz:
Seorang teman kita bernama Rina mengirimkan sebuah pesan singkat kepada redaktur Change Magz sebagai berikut: “Aku mau curhat ama kakak. Kak kenapa ya aku harus bisa mengerti org lain, tapi org lain tak pernah mau mengerti diriku? Kadang aku bosen kak, harus ngertiin orang lain terus. Sering aku membantu orang lain di saat susah, tapi di saat aku lagi susah tak ada org lain yang mau membantuku, mereka tak peduli. Aku harus gimana? Wass.�
dari
redaktur
Rina, orang dengan kualitas sepertimu amat jarang. Sebagian orang memang dilahirkan dengan kepekaan terhadap dunia sekitar. Mereka bisa merasakan apa yang terjadi di sekitarnya, termasuk jika ada orang di sekitarnya yang kesusahan atau membutuhkan pertolongan. Kepekaan ini artinya kamu punya kelebihan energi daripada orang lain. Sedangkan orang yang tidak mampu memberikan perhatian atau tidak punya kepekaan terhadap dunia sekitarnya berarti dia tidak punya energi sebesar orang yang punya kepekaan. Karena kelebihan energi inilah orang cenderung akan lari ke kamu, minta tolong, nasihat atau sekedar meminta kamu mendengarkan permasalahan mereka. Karena hanya orang-orang semacam kamulah yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan. Sementara itu, orang lain tidak membantumu ketika kamu susah, itu menunjukkan bahwa mereka memang hanya punya kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Boro-boro mengurus orang lain, seringkali mengurus dirinya sendiri saja nggak beres. Karena cenderung nggak beres, mereka lantas lari ke orang lain untuk minta tolong.
change
51
change goes to Sebetulnya, kamu tidak harus menolong orang lain setiap saat. Jika memang kamu merasa bahwa dirimu sedang tidak mampu menolong orang lain, atau kamu memerlukan energimu sendiri untuk menolong dirimu sendiri, maka kamu bisa mengatakan “tidak� kepada orang yang meminta pertolonganmu. Sampai paling tidak kamu bisa mengatasi permasalahanmu sendiri. Menolong orang lain sebetulnya membuat kita bisa lebih mengerti tentang perilaku dan psikologi manusia. Kita bisa mengerti reaksi-reaksi orang terhadap kesedihan, kesusahan, kita bisa melihat bagaimana pengalaman orang di masa lalu bisa membantu atau menghambatnya untuk memecahkan masalah di masa kini. Dan ini sangat berharga. Kamu nggak perlu repot-repot untuk mencari buku psikologi, studi kasus atau info lainnya untuk belajar mengenal manusia, karena temantemanmu justru datang kepadamu untuk meminta nasihat atau meminta tolong. Dengan mencoba untuk membantu temanmu mengenali kelemahannya, kekuatannya, apa yang dia sukai, apa yang tidak dia sukai, bakat-bakatnya, kesalahan-kesalahannya, sesungguhnya kamu sudah punya bekal untuk mengenali hal-hal tersebut dalam diri kamu sendiri. Kamu jadi punya bekal untuk menolong dirimu sendiri. Keuntungan mendengarkan dan membantu curhat orang lain adalah kamu berjarak dari masalah tersebut. Kamu mengetahui seluk-beluk permasalahannya, namun bukan kamu sendiri yang mengalaminya. Kamu jadi lebih obyektif dan lebih mampu melihat permasalahan tanpa melibatkan perasaan atau emosi yang berlebihan. Jadi pengalamanmu nambah tanpa harus kemakan emosi.
52 change
Tentu sebagai anak muda pasti akan ada masalah yang tidak terjawab, inilah saatnya kita meminta bantuan dari mereka yang lebih berpengalaman. Biasanya orang yang lebih berpengalaman akan lebih mudah dimintai bantuan, karena mereka sedikit banyak sudah bisa membantu dirinya sendiri dan jadi siap membantu orang lain. Jangan takut untuk melakukan eksperimen, cobalah berbagai hal yang berbeda sampai kau benar-benar menemukan apa yang cocok untuk temanmu atau untukmu. Pekerja-pekerja sosial yang biasa menolong orang sakit, korban perang, korban kekerasan atau penderita penyakit psikologis, biasanya akan lebih mudah merasa menemukan dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa membantu orang lain adalah tujuan hidupnya. Biasanya mereka menjadi pribadi yang lebih tegar dan menjadi lebih matang. Yang penting jangan terlalu berharap kalau semua masalah di dunia ini bisa diselesaikan dengan segera. Itu biasa dalam hidup ini, karena kalau semua masalah bisa selesai dengan gampang itu namanya di surga kali ya?
SMA 109 leafy
SMA 109: Ngobrolin Demokrasi
Change Magz kali ini berkesempatan nongkrong di SMA 109, Jakarta Selatan dalam kegiatan rutin roadshow bulanan pada November 2008. Pas lagi nongkrong Change Magz dan teman-teman di SMA 109 sempat bergosip tentang demokrasi dan menyajikanya dengan sangat renyah. Roadshow yang diadakan dalam rangka mewadahi suara muda (remaja) dalam berdemokrasi alias mengeluarkan pendapat. Bahasa kerennya: Freedom of Speech! Roadshow ini merupakan kerja sama Change Magz, SMA 109 dan Friedrich Naumann Stiftung (FNS).
Afra selaku redaktur Change Magz dan Cholil (vokalis dan gitaris band �Efek Rumah Kaca) sebagai musisi yang peduli akan demokrasi kali ini didaulat menjadi pembicara alias teman ngobrol dan tempat tanya-tanya. Acara ini dipandu oleh Dian selaku MC yang diawal acara sedikit menggambarkan kepada temanteman SMAN 109 tentang demokrasi. Sambutan dari wakil Kepsek SMAN 109 serta Pemimpin Redaksi Change Magz Aquino Hayunta menjadi pembuka acara ngobrol-ngobrol kali ini. Kemudian pembicara pun meneruskan pembahasan dengan sangat menarik tentang apa itu demokrasi, bentuknya serta instrumennya. Hayo penasaran kan?
Jadi, dengan membantu orang lain, mudah-mudahan kamu juga bisa lebih mengenali dirimu dan lebih mengenal kehidupan. Jye..jye..bahasanya itu lho nggak nahan...!
change
53
do you know
Roadshow yang dimoderatori oleh Dea Pranathania, salah satu kontributor Change Magz ini berlangsung seru. Teman-teman pun tak ragu untuk mengeluarkan pendapatnya sesuai dengan tag-line acara yaitu Speak Up Your Mind! mengenai berbagai hal tak lepas dari tema demokrasi tadi. Mulai dari permasalahan peraturan pemerintah yang memajukan jam masuk anak sekolah, kemacetan lalu-lintas hingga pertanyaan mengenai bagaimana agar suara atau pendapat kita sebagai masyarakat didengar dan diperhatikan. ChangeMagz tidak lupa memberikan sedikit kenang-kenangan kepada temanteman. Mbak Vera dari FNS pun tak lupa
menyampaikan pesanya kepada temanteman untuk terus mengeluarkan pendapat karena FNS punya wadahnya yaitu dalam bentuk audio file yang disebut podcast. Kamu bisa unggah dan akses dengan membuka website “www.forum-politisi. org/suaramudademokrasi�. Tak lupa FNS berbaik hati memberikan podcast yang berisikan rekaman suara muda demokrasi sehingga teman-teman pun semakin gencar menyuarakan dan menularkan suara demokrasi ke lingkungannya. Kira-kira, Sekolah mana lagi ya yang akan didatangi ChangeMagz berikutnya? Jika kamu ingin agar Change juga hadir di sekolahmu, segera hubungi kami.
All About Consume! 1. Pad a ta h u n ta h u A m e ri k n 2001 a U ta ra , pend mengh US$ 2 uduk d a b is k a M il li a r i nu u n tu k Va le n ti m e m b e a n g s e k it a r ne Da li y k ’s ado un .. . W u b e tu l (w tu k ih n o lw w.a ll b nya ba u s in e s nyak s .c o m )
syaldi
a s y a ra k a t 2006, m n u h ta akan n hu an 2 .P a d a ta d ip e rk ir a k at k ri awar e m S b a ta n g A m e ri k a 1 8 0 ju ta r n tu k a e it k rb e e s b m e m b e li la t y a n g k o c a h a u ta b a n m e re k d a n 3 6 ju n d ik e lu a rk a k r, a ia g ill n a m ay $ 1 3 .7 h a ti . D a n . capai US .. n e .. n m ra n u a d a n lib m d ip e rk ir a k la a m n maka te rm a s u k e s s .c o m ) w.a llb u s in w (w ! Wa w
3.Percaya atau tidak, tingkat konsumsi Negara kaya di dunia mencapai 76,6 persen dari total konsumsi dunia. Sementara Negara menengah (termasuk Indonesia) mencapai 21,9 persen. Ironisnya, Negara miskin hanya mencapai 4. Ju m la h pe m be lia n ko sm et ik di Am 1,9 persen. Waah...jurangnya lebar betul! S er ik at (U er ik a S $ 8 m illi ar ) le bi h be sa r (World Bank) pa da da na un da ri tu k m en du ku ng pe nd id ik an da sa r un tu k se m ua (U S $ 6 m illi ar ) di ne ga ra be rk em ba ng . B us et da h, te ga be ne r! (w w w .g lo ba lis su es .o rg ) 5.Setiap hari, jumlah mobil di Jakarta bertambah 500 unit. Sementara motor bertambah 1.500 unit. What?! Can you believe it? Pantes aja Jakarta tambah macet! (www.kompas.com)
54 change
change
55
change fashion
Happy when it Rains afra
Biasanya nih, di akhir bulan Januari sampai Februari musim hujan mulai menunjukkan aksinya. Musim hujan di Jakarta sudah pasti diramaikan oleh kedatangan banjir dan kemacetan. Udara dingin juga bikin kita jadi bermalas-malasan. Tapi musim hujan tetap ada hikmahnya kok... Berhubung di negara kita nggak ada musim gugur apalagi dingin, kita sering kesulitan memanfaatkan koleksi Fall/Winter. Nah di musim hujan inilah kita bisa lebih bereksperimen dengan style kita. Kalau kamu suka sedia payung sebelum hujan, benda ini bisa menjadi asesori pendukung lho! Dress up dengan rok vintage kamu, lalu tambahkan payung, jadul banget kan...! Satu item lagi yang bisa kita manfaatkan adalah tights, yang bisa menghangatkan kaki kita. Selain menghangatkan, tights juga ok kalau dikenakan bersama dress batik. Jangan lupa pakai scarf untuk menghangatkan leher. Atau kalau kamu ingin menunjukkan simpati pada Palestina, kamu bisa pakai keffiyeh. So stylish yet anti-war! Untuk alas kaki, manfaatkan boots yang selama ini masih ragu-ragu untuk kamu gunakan. Untuk gaya yang lebih simpel, pakai saja jumper dengan bahan parasit bermotif warna-warni. Sekarang, ayo telusuri lemari kamu dan nikmati musim hujan ini!
56 change
change
57
curcol
Nggak Nge-seks Dengan Pacar?! Why Not?
ella
Beberapa waktu yang lalu Kak Ella dapat SMS dari salah seorang pembaca Change Magz “Kak Ella, ini Anjie. Kak, gimana caranya ngatasin rasa bersalah karena sering melakukan hubungan seksual dengan pacar kita? Dan Anjie mau berhenti melakukan itu, Kak. Bagaimana caranya? Sebelum menjawab Anjie, kakak ingin bertanya ke para pembaca Change Magz “Apakah kamu merasa ingin tahu tentang isu-isu seksual?” Jangan khawatir. Pemikiran semacam itu wajar. Rasa ingin tahu mengenai isu seksual pada remaja muncul karena adanya perubahan biologis dan perubahan psikologis pada diri remaja, yang sering disebut sebagai masa pubertas. Isu-isu seksual yang biasa muncul misalnya mulai dari menaksir teman lawan jenis, bagaimana perilaku dalam berpacaran, sampai isu mengenai hubungan seksual pranikah. Mari kita melihat data mengenai jumlah remaja yang telah melakukan hubungan seksual pranikah. Survei yang dimuat dalam sebuah artikel di www.detikhot.com, menyatakan bahwa dari 474 remaja (1524 tahun) dari Bandung, Jakarta, Medan,
58 change
dan Surabaya, sekitar 50 persen remaja yang aktif secara seksual dan sisanya tidak. Artinya sebanyak 50 persen remaja mengaku sudah pernah berhubungan seksual pra-nikah sedangkan sisanya mengaku belum pernah berhubungan seksual. Hasil survei ini menunjukkan bahwa pengalaman berhubungan seksual pra-nikah seperti yang dialami Anjie telah banyak dialami oleh remaja lain di Indonesia Namun, keinginan untuk berhenti melakukan hubungan seksual pra-nikah, seperti yang dinyatakan Anjie, rupanya tidak banyak dialami teman remaja lainnya. Menurut survei yang disebutkan di atas, ternyata 68% remaja yang telah melakukan hubungan seksual pra-nikah, menyatakan akan terus melakukannya. Jadi Anjie patut berbangga karena memiliki keinginan positif, yang tidak banyak dimiliki teman remaja lainnya, untuk berhenti melakukan hubugan tersebut. Niat menghentikan hubungan seksual pranikah adalah langkah yang tepat, karena bila terus dilakukan maka pelaku menghadapi resiko-resiko yang serius. Resiko-resiko yang bisa dialami adalah
penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan di luar nikah. Selain itu timbul berbagai perasaan negatif, seperti yang Anjie rasakan, yaitu merasa bersalah, serta mungkin juga merasa malu, marah, dan lain sebagainya. Secara positif, perasaan semacam ini tampaknya membantu Anjie untuk menyadari bahwa hubungan seksual sebelum nikah adalah perilaku hidup yang kurang sehat dan bertekad untuk menghentikannya. Berikut adalah beberapa saran yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi rasa bersalah sekaligus menghentikan hubungan seksual pranikah : • Coba bicarakan keinginan untuk berhenti melakukan hubungan seksual dengan pacarmu dengan menjelaskan resiko dari hubungan seksual pra-nikah. Bentuklah janji bersama untuk tidak lagi melakukan hubungan seksual pra-nikah. • Untuk mengisi waktu pacaran, kamu dan pacarmu bisa melakukan berbagai kegiatan menarik untuk dilakukan oleh kamu dan pacarmu. Misalnya, bermusik, melakukan kegiatan sosial, berolahraga, mengulik fotografi, mengunjungi tempattempat wisata atau situs yang menarik, berdiskusi tentang berbagai hal, membaca, menulis, dan lainnya.
• Hindarilah hanya berada berdua saja dengan pacarmu. Usahakan berkegiatan dengan pacarmu di tempat yang ramai atau di tempat umum dan terbuka. Dengan begitu, kamu dan pacarmu tidak mudah ‘tergoda’ untuk melakukan hubungan seksual. • Bulatkan niatmu untuk berhenti melakukan hubungan seksual dengan banyak mencari informasi tentang hubungan seksual pra-nikah, dari sumber yang terpercaya. Salah satu sumber dari internet yang bisa diakses adalah http:// situs.kesrepro.info/krr/arsip.htm • Kalau pacarmu terus memaksa melakukan hubungan tersebut, sebaiknya kamu menolaknya dengan tegas. Bila ia terus memaksa, apa lagi bila menjurus pada tindak kekerasan, sebaiknya kamu menjauhi (memutuskan) pacarmu. Kakak ingin menekankan bahwa berhubungan seksual pra-nikah adalah sebuah pilihan. Buatlah pillihan secara bertanggung-jawab dan dengan pemahaman yang baik. Akan tetapi lebih baik kamu hindari dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Why Not?! Rubrik ini diasuh oleh Gisella Pratiwi, biasa disapa Kak Ella. Kalau kamu punya masalah atau uneg-uneg tentang sekitar seksualitas, hubungan kamu dengan pacar atau persoalan keseharian kamu dengan ortu, kakak, adik, sohib atau lainnya kirim aja ke changemagz@yahoo. com atau SMS ke 0815-8063620. Jangan lupa cantumin nama dan umur kamu ya...
change
59
change diary genosida di Rwanda dengan korban pembantaian mereka yang dituduh PKI adalah kutukan bagi kemanusiaan. Kita sepakat bahwa kematian warga di pemakaman Santa Cruz, Dili dengan kematian para pengikut Warsidi di Lampung adalah sedih dan luka yang sama buat kita semua. Kita sepakat bahwa pelarangan penggunaan simbol-simbol keagamaan di Perancis adalah tindakan yang tidak lebih bijaksana daripada pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia.
Penderitaan yang kita pilih (untuk dibela)
aquino
Seribu seratus orang terbunuh di Jalur Gaza ketika catatan ini ditulis, sementara itu di saat yang sama otak pembunuhan aktifis HAM Munir masih belum ditemukan. Muchdi Pr yang sempat jadi terdakwa dinyatakan bebas oleh hakim. Seorang Munir dan seribuan orang di jalur Gaza, mana yang lebih penting? Kita semua yang berpikiran sehat akan mengatakan bahwa semuanya sama penting. Nyawa satu orang yang hilang ataupun 1000 orang adalah sesal yang sama bagi peradaban manusia. Sesal karena setelah 10 ribu tahun lebih peradaban manusia lahir, penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan juga belum tegak.
60 change
Melihat perjalanan hak asasi manusia di Indonesia, kita akan melihat catatan lama soal warga penghuni Kedungombo yang terpaksa kehilangan tempat tinggal karena sebuah proyek bendungan, mereka yang protes dan menuntut ganti rugi yang layak justru dituduh sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia, red). Sembilan belas tahun kemudian kita masih menyaksikan warga dari beberapa desa tergusur karena lumpur yang meluap dan untuk memperoleh ganti rugi sulitnya bukan main. Mana yang lebih memprihatinkan kita? Kita semua yang berhati nurani sehat akan sepakat bahwa semuanya sama memprihatinkan. Orang yang tergusur karena air ataupun karena lumpur adalah celaka yang sama bagi sejarah sebuah bangsa. Celaka karena kita tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan kita. Kita sepakat korban pembantaian
Kita sepakat bahwa penembakan warga Palestina oleh Israel adalah hal yang harus sama diprihatini dengan penembakan terhadap 4 orang petani di Kecamatan Polangbangkeng Utara Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan baru-baru ini. Kita sepakat bahwa keprihatinan kita bukan berdasarkan jumlah korban. Bukan berdasarkan agama korban. Bukan berdasarkan pandangan politik korban. Bukan berdasarkan seberapa besarnya liputan media. Keprihatinan kita adalah karena nilai-nilai kemanusiaan. Kita sepakat. Ah, tunggu dulu, sepakatkah kita? Betulkah kita sepakat semua di atas itu? Hari ini kulihat teman-teman di kelurahanku dikerahkan untuk mendemo kedutaan Amerika Serikat. Mereka naik bis-bis yang
khusus di-charter oleh salah satu ormas. Mereka akan bergabung dengan anggota ormas tersebut dari kelurahan-kelurahan lain. Tujuan mereka menolak pengeboman Israel atas Jalur Gaza. Sementara itu di tempat lain dan di hari yang lain pendaftaran relawan untuk pergi ke Palestina dibuka, uang dikumpulkan yang dalam sekejab mencapai 2 milyar, menteri turun tangan dalam mengantar bantuan dan relawan. Partai politik menggeliat, milisi sipil mengepak ranselnya. Semua demi Palestina. Ah indahnya kekompakan itu. Indahnya keprihatinan bersama itu. Terus terang aku rindu ada perlakuan yang sama terhadap korban hak asasi manusia di negeri kita sendiri. Ada pengumpulan uang 2 milyar untuk korban lumpur di Sidoarjo, ada pengerahan relawan untuk merawat korban yang terluka di Polangbangkeng. Ada demo yang mengerahkan para simpatisan dari setiap kelurahan untuk menuntaskan kasus orang hilang, mencari dalang pembunuhan Munir, korban penembakan Semanggi I dan II. Namun tak ada suara lantang itu bagi mereka. Tak ada pengerahan massa dan simpatisan untuk mereka. Padahal mengerahkan dukungan untuk mereka jauh lebih dekat dan lebih hemat biaya. Ternyata ada perbedaan perlakuan di sini.Ternyata tidak semua dari kita sepakat bahwa semua itu sama pentingnya. Ah mengapa? Bisa kau bantu jawab?
Kami ingin dengar opinimu, silahkan kirimkan ke changemagz@yahoo. com atau SMS ke 0815-8063620. Opini yang menarik akan mendapatkan kenang-kenangan dari kami.
change
61
community for change
Kluwek shera
(Kelompok Linux Cewek) Jaman sekarang, semua serba canggih. Anak SD-pun udah main internet. Dimanamana sekarang serba digital dan otomatis. Kamu bisa akses segalanya hanya dengan menekan satu atau beberapa tombol. Dalam kehidupan sehari-hari kalian-pun, banyak yang menggunakan komputer, dengan mengunakan sistem operasi Windows dengan berbagai aplikasinya. Pernah dengar yang namanya Linux? Apakah Linux itu, mungkin beberapa dari kalian sudah tahu. Gimana kalau KLUWEK? Kluwek adalah singkatan dari Kelompok LinUx CeWEK . Kelompok ini khusus untuk para perempuan yang tertarik atau terjun dalam dunia Open Source. Terbentuk pada akhir tahun 2007. Nah, kalau kebanyakan orang masih menggunakan sistem operasi Windows, mereka memilih Linux yang berbasis open source sebagai sistem operasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Linux sendiri diciptakan oleh Linus Torvald yang berasal dari Finlandia. Dulu, Linux dianggap sebagian orang ribet dalam instalasi maupun pengoperasiannya. Walaupun sekarang sudah dibuat jauh lebih mudah, masih sedikit orang yang memanfaatkan sistem operasi ini. Hanya kalangan tertentu saja seperti para IT dan pengembang aplikasi open source. Padahal Linux mempunyai banyak keunggulan lho! Dikarenakan source code, kamu bisa membuat aplikasi
62 change
dalam Indonesia Linux Conference (ILC) 2007 di Yogya, berupaya menjalankan gagasan ide dari seorang yang bernama Aldyth, untuk membuat kelompok Linux khusus untuk perempuan. Maka setelah beberapa kali diskusi antar mereka, lahirlah Kluwek. Mereka mempunyai visi yang patut kita acungi jempol dan didukung.
sendiri dalam sistem operasinya, kamu bisa jadi orang yang kreatif. Nih yang paling penting, Linux bebas virus! Tanpa memakai anti virus apapun, jadi kalian bisa merdeka tanpa khawatir serangan virus yang bisa membuat manyun. Lalu kenapa hanya perempuan saja yang boleh bergabung dalam kelompok ini ? Para dedengkot Kluwek merasa masih sedikit sekali perempuan yang menjadi pengguna ataupun penggiat Open source. Menurut kak Hesti, salah satu penggiat di Kluwek, partisipasi perempuan dalam bidang teknologi informasi di ruang lingkup yang lebih luas belum terangkat. Belum ada wadah yang menampung aspirasi perempuan dalam bidang ini. Sehingga beberapa orang perempuan
Mereka ingin memaksimalkan peran perempuan sebagai “manusia kompleks� dalam percepatan penyebaran teknologi informasi pada umumnya dan Linux serta open source pada khususnya. Tidak hanya khusus untuk para perempuan yang berprofesi sebagai IT, loh...tapi ada juga yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, pegawai, mahasiswa dan pekerja lainnya dari berbagai macam sektor. Hebat yah?! Mereka juga berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dari Jakarta saja! Mulai dari Aceh, Riau, Palembang, Madura, Makassar, Surabaya, Yogyakarta hingga beberapa daerah lainnya
Kluwek mempunyai misi menjadi komunitas atau organisasi Linux yang solid khusus untuk perempuan yang dapat menjadi tempat untuk saling berbagi, berkumpul dan saling bertukar ilmu pengetahuan untuk memasyarakatkan Linux di kalangan perempuan. Lalu teman-teman kita di Kluwek juga ingin mengubah citra Linux yang sulit digunakan dan tidak menarik itu bagi masyarakat dan perempuan. Sehingga Linux ini bisa semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat yang lebih luas lagi. Tertarik jadi cewek canggih dan nggak mau dibilang gaptek lagi? Ayo! Gabung dengan kakak-kakak kita di Kluwek, mari sama-sama memajukan open source di Indonesia. Kunjungi http://kluwek.linux.or.id di komputer kalian... Kalian juga bisa gabung dalam kelompok milisnya di http://groups. google.com/group/kluwek. So, tunggu apa lagi? Ayo, jadi cewek canggih!
Kegiatan yang dilakukan para cewek canggih ini selain berkutat dengan dunia open source, mereka juga melakukan sosialisasi dan pelatihan program open source di beberapa daerah. Selain itu mereka juga mengadakan berbagai macam lomba, seperti lomba membuat poster dan profil kluwek dalam rangka hari ulang tahunnya dan hari Ibu pada bulan Desember.
change
63
change your future
JADI DOSEN...! indah
Awal mula mbak Saras menjadi dosen adalah ketika kuliah S1 dulu ia menjadi asisten dosen Gadis Arivia, dosennya di jurusan Ilmu filsafat. Karena nilainya baik, ia pun direkrut unuk menjadi dosen. Jadi tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dulu atau tunggu sampai gelar kita panjang untuk menjadi dosen? Sebenarnya tidak begitu juga. Persyaratan untuk menjadi dosen yang paling pertama adalah niat, kemudian nilai (IP=Indeks Prestasi) kita pun harus bagus, setidaknya A. Kita pun harus tetap melanjutkan pendidikan kita ke jenjang yang berikutnya yang lebih tinggi, tentunya berkaitan dengan bidang yang kita tekuni.
Namanya LG. Saraswati Putri Dewi, singkatnya Saras Dewi. Siapa itu? Cewek cantik kelahiran 16 September 1983 ini ternyata seorang dosen. Dosen? Muda sekali. Yap! Memang, cewek yang kerap di sapa mbak Saras ( begitu sapaannya) merupakan dosen muda di Universitas Indonesia. Saat ini, dia mengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya jurusan Ilmu Filsafat, dengan mata kuliah Bimbingan Teks Bahasa Inggris untuk Filsafat. Waktu ChangeMagz tanya kenapa mau jadi dosen, ternyata jadi seorang pengajar adalah cita-citanya dari kecil. Selain itu menjadi dosen bukan hanya sekedar
menjadi seorang pengajar saja tetapi dosen mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan mahasiswanya. Tidak hanya sekedar mengajarkan mata kuliah dan memberi nilai, seorang dosen pun harus memperhatikan mahasiswanya dan peduli kepada mereka. Menurut cewek yang punya hobi membaca baca, melalui mengajar kita bisa berbagi ilmu dan pengetahuan dengan orang lain. Menjadi tenaga pengajar itu juga menyenangkan karena bisa bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter. Menjadi dosen itu bukan karena finansial tetapi karena niat dan kesenangan dari hati.
64 change
Asal tahu aja, Dulu mbak Saras pernah membuat album lho. Salah satu judul lagunya yang terkenal adalah Lembayung Bali (kalau ada yang belum tahu, bisa buka di YouTube kok). Change Magz jadi penasaran dan muncul pertanyaan deh “kenapa tidak jadi penyanyi saja”? Jawaban dari Mba Saras adem sekali. Katanya, “pilihan pekerjaan itu harus berdasarkan hati. Ok, memang menjadi penyanyi dari segi finansial lebih banyak tetapi bukan itu yang dicari. Pilihan itu lebih pada kepuasan hati, sehingga ketika menjalani profesi itu kita jadi senang dan totalitas, tentunya.” Hhm…ternyata memilih profesi itu memang harus berdasarkan pilihan hati, teman-teman. Ada yang tertarik untuk mengikuti jejak Saras Dewi? Ini pilihan menarik, loh!
change
65
change ecology
do something today antara kebutuhan dan keinginan. Apapun yang dianggap menarik oleh mata dan hati dianggap sebagai sebuah kebutuhan alias lapar mata. Yang kemudian lahir adalah sebuah perilaku konsumtif dan mendorong untuk terus mengeluarkan uang, seolah tanpa batas. Kita baru berhenti belanja ketika limit kartu kredit sudah habis. Hal inilah yang umum kita pahami sebagai konsumtifisme.
Perempuan Yang Tidak Egois olive
Kalo kemarin kita udah ngebahas tentang sejarah ekofeminisme, sekarang Change Magz pengen ngajak kamu untuk menelusuri satu persatu poin penting yang dikemukakan Karen J. Warren di edisi lalu. Pertama, adalah tentang adanya kaitan antara represi terhadap perempuan dan represi terhadap alam. Hmm…Ini jelas dan udah kita bahas bahkan di artikel pertama. Biar bagaimanapun sejarah menunjukan bahwa pelaku penindasan terhadap kedua hal tadi adalah laki-laki— cara pandang patriarkis tepatnya—karena ternyata perempuan juga ada loh yang patriarkis. Dengan demikian masuklah kita pada poin yang kedua, yaitu tentang pemahaman terhadap alam dalam keterkaitan ini adalah penting untuk mendapatkan pemahaman yang memadahi atas represi terhadap perempuan dan represi terhadap alam. Bayangkan apa jadinya jika dengan pengetahuan yang keliru kita akan menjudge sesuatu. Pemahaman tentang persoalan sampai ke akarnya, khususnya persoalan ekologi akan membuat kita mampu mengetahui jalan keluar apa dari persoalan tersebut. Dan kalo kamu jeli pasti akan menemukan kaitannya dengan penindasan terhadap perempuan seperti yang udah kita bahas berulang kali. Ketiga yaitu bahwa teori dan praktek feminis harus memasukkan perspektif ekologi. Ini jelas, biar bagaimanapun feminis tidak bisa melepaskan diri begitu
66 change
saja dari lingkungan sekitar, apa yang terjadi pada tubuh feminis, tidak lagi sekedar bentuk penindasan pada dirinya. Penindasan itu berimbas pada hal di luar dirinya, dan dalam hal ini adalah alam. Hmm…kalo mau dipikir gampangnya sih, ngapain juga para feminis ngurusin alam sementara dirinya sendiri perlu diperjuangkan. Itulah hebatnya kaum ekofeminisme, kerusakan lingkungan –terlepas dari pelakunya—merupakan praktek ketidak-adilan. Dan layaknya sebuah ketidak-adilan lainnya, hal ini perlu ditindak, terlebih nih setelah kita tahu bahwa pelakunya sama. Yang salah bukan lagi perempuannya atau alamnya, tetapi jelas pelakunya. Jika sudah demikian maka untuk solusinya, persoalan ekologi dan perempuan tidak lagi terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu, mengapa dalam point yang ke-empat Karen J Warren mengungkapkan bahwa pemecahan masalah ekologi harus menyertakan perspektif feminis. Atau mungkin sebaliknya, yah…intinya satu dengan yang lain saling berkaitan. Dalam zaman sekarang ini persoalan manusia tidak lagi sekedar problem A dan B, tetapi merupakan akumulasi dari beberapa persoalan. Satu-sama lain saling berkaitan. Dan dalam hal ekologi, kaum ekofeminisme menunjukan satu pandangan baru dalam memaparkan, menganaisis, dan bahkan sampai pada tahap mencari solusinya.
fajri
Semua orang butuh untuk belanja. Bagaimana tidak? Dengan berbelanja, kita bisa memenuhi kebutuhan utama kita seperti sandang dan pangan. Mereka yang punya uang lebih, bahkan dapat memenuhi kebutuhan lain seperti barang elektronik, kelengkapan fashion dan lainlain. Singkat kata, hampir mustahil bagi kita untuk tidak berbelanja.
Selain berakibat buruk bagi kita, sifat konsumtif ini juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh kita. Contoh lain yang sangat nyata adalah kemacetan yang setiap hari dihadapi warga Ibukota. Bayangkan, bagaimana mungkin jalanan tidak macet jika semua orang dengan mudah dapat memiliki motor dan mobil baru dengan fasilitas kredit. Dikarenakan hampir setiap rumah tangga memiliki kendaraan bermotor, jalanan pun tumpah dengan banyaknya mobil-motor baru yang kinclong.
Sadar atau tidak, dengan kondisi kehidupan perkotaan yang disesaki oleh pusat perbelanjaan alias Mall. Ditambah dengan rayuan manis para produsen melalui iklan di media massa, kita akhirnya terbius untuk membelanjakan uang untuk produk-produk yang terkadang kita tidak butuhkan. Berbelanja akhirnya bukan lagi sebuah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup melainkan hanya untuk proses aktualisasi diri, alias menjaga diri agar tetap up to date. Akibatnya, berbelanja menjadi sebuah kebiasaan yang berujung pada kebablasan. Mengapa kebablasan? Karena tujuan awal dari berbelanja yang sangat sederhana, yakni memenuhi kebutuhan hidup, kehilangan arahnya karena perilaku kita yang sudah tidak bisa membedakan
change
67
pick up point atau konsumen yang kritis juga diajak untuk lebih pintar dalam menentukan pola belanjanya, misalnya dengan lebih mengutamakan produk ramah lingkungan maupun yang berpihak pada buruh yang mengerjakannya.
Sebuah solusi yang sederhana atas masalah konsumtifisme ialah mengurangi kebiasaan atau frekuensi kita berbelanja. Untuk itu, terdapat sebuah peringatan berupa Buy Nothing Day alias Hari Tanpa Belanja yang diselenggarakan pertama kali pada 26 November 2006. Belakangan ini, peringatan ini diperingati antara 26 hingga 29 November setiap tahunnya. Tujuan dari perayaan hari tersebut ialah untuk mengurangi sifat konsumtif masyarakat dan menimbulkan kesadaran untuk mempertanyakan produk-produk yang dibeli dan perusahaan-perusahaan yang membuatnya.
Caranya sangat sederhana: tidak berbelanja sama sekali pada hari tersebut. Idenya adalah untuk membuat orang untuk sejenak berhenti belanja dan berpikir mengenai pengaruh dari konsumtifisme pada lingkungan dan masyarakat (dan dompet sendiri). Buy Nothing Day menjadi penting karena kita sebagai individu diingatkan untuk menyadari batas kewajaran dalam mengeluarkan uang kita. Selain itu, seorang individu
68 change
Jadi, selain untuk mengurangi tingkat konsumerisme masyarakat, Hari Tanpa Belanja juga memiliki arti penting untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk yang dibeli. Karena, konsumen seperti kita semua sebenarnya memiliki hak yang penting untuk diperhatikan produsen. Sebagai contoh, produk-produk yang dijual di factory outlet umumnya adalah produk untuk ekspor yang diproduksi oleh industri dimana sebagian besar buruh belum memperoleh pengupahan yang layak. Hal ini menjadi sangat penting karena di negara kita terdapat banyak pabrik yang memproduksi merek-merek mahal dan terkenal, sementara buruhnya sendiri masih sulit memenuhi kebutuhan hidupnya. Buy Nothing Day adalah kesempatan untuk mengatakan ’tidak’ terhadap produk atau merek yang tidak memperhatikan kesejahteraan buruhnya. Untuk itu, tidak ada salahnya kita untuk satu hari puasa belanja. Setidaknya hal tersebut akan lebih menyehatkan dompet kita. So, jangan lupa untuk mencatat di kalender, setiap 29 November, mari kita rayakan hari tanpa belanja!
Sekolah
Jakarta Pusat SMA 1 Budi Utomo SMA 10 SMA 68 SMA Belarminus SMA Kanisius SMA Sunda Kelapa SMA Tarsisius I SMIP Jayawisata SMK Nusantara Wisata Jakarta Selatan SMA 109 SMA 26 SMA 3 SMA 38 SMA 6 SMA 8 SMA 82 SMA Charitas SMA Gonzaga SMA Lab School Kebayoran SMA Muhammadiyah 2 SMA PSKD 4 SMA Sumbangsih SMA Tarakanita I SMA Tirta Marta SMK 57 Jakarta Timur SMA 42 SMA 61 SMA 81 SMA 99 SMA Ignatius Slamet Riyadi SMA Lab School Rawamangun Jakarta Barat SMA Ipeka SMA Kristoforus SMA Regina Pacis SMA Tarsius 2 Jakarta Utara SMA Don Bosco SMA Gandhi SMA Islam Al-Azhar Kelapa Gading SMA Tarakanita II (Pluit) SMAN 13
Kampus
Binus Center Bina Sarana Informatika IISIP Inter Studi Universitas Indonesia Universitas Kristen Indonesia Universitas Nasional Universitas Negeri Jakarta Universitas Paramadina Universitas Trisakti
Komunitas/Toko Buku: Aksara Bookstore Bunga Matahari GoetheHaus Hello Motion Imada MP Book Point Leksika TB Bloc Yayasan Pelita Ilmu YCAB Institut Pelangi Perempuan
Cafe/Resto:
Avenue Bakerzin Brew & Co Brew & Co Menteng, Plaza Menteng Formula 1 Haircode Salon, Blok M Plaza Kafe Buku Ke’kun Coffee Shop Lutuye Mister Bean Cafe Secret Recipe Yopie Salon, Blok M Plaza
Distro:
Bloop Endorse Gummo Moose Nanonine Premium Nation Racer Kids Vertigo
Jl. Tebet Barat Dalam IXA No. B1, Jakarta Selatan - 12810 Telp: (021) 837-02005 (hunting) Faks: (021) 830-0211
Botabek SMA 1 Serang Banten SMK 1 Bogor
change
69
next edition
Kamu Kamu Kamu Kamu
anak anak anak anak
muda muda muda muda
yang yang yang yang
kritis? ingin memperbaiki negara ini? lelah jadi korban kebijakan? muak dengan politik busuk?
Kalau jawabannya iya, maka kamu wajib baca edisi ini! Change Magz bakal ngebahas tentang persoalan demokrasi dan pemilu yang bakal datang. Udah nggak jaman anak muda hanya jadi penonton dan hanya digunakan suaranya oleh politisi yang nggak jelas. Kita juga bisa berkontribusi buat perbaikan bangsa kita! So, it’s time to change the system!
Formulir Berlangganan Kalau kamu mau langganan, harap isi form ini: Nama : ........................................................... Umur : ........................................................... Sekolah/ Kampus : ........................................................... Telp/ HP : ........................................................... Email : ........................................................... Alamat Pengiriman : ........................................................... .......................................................... Biaya ini hanya untuk pengganti ongkos kirim: 6 Edisi : Rp 45.000,12 Edisi : Rp 85.000,24 Edisi : Rp 150.000,Rekening: a/n: Yayasan Jurnal Perempuan Bank : BRI KCP Tebet No. Rekening : 0534-01-001088-50-7 Harap kirim kembali formulir ini berikut bukti pembayaran/transfer via fax atau pos ke: Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat Dalam IXA No. B1, Jakarta Selatan - 12810 Telp: (021) 837-02005 (hunting) Faks: (021) 830-0211
70 change