COLLECTOR'S GUIDE-WATCHES INDONESIA - EDISI 22-2023

Page 1

COLLECTOR’S GUIDE ® INDONESIA

WATCHES

EDISI 22-2023

LIPUTAN EKSKLUSIF

Grand Seiko Japan Tour

Hong Kong Watch & Clock Fair

Indonesia Omega Trophy

Mido Goes To Bangkok

Only Watch 2023

BRAND TALK

Akio Naito

Fabrizio Buonamassa

Franz Linder

Julien Tornare

IN THE LIMELIGHT

Chris Evert

Kim Soo Hyun

Yvonne Yuen

THE NATURE OF TIME

GRAND SEIKO

It’s Time For A Good Cause

Ungkapan bijak Booker T. Washington, “Those who are happiest are those who do the most for others” (mereka yang paling bahagia adalah orang-orang yang berbuat banyak untuk orang lain) sangat cocok untuk menggambarkan edisi terbaru ini, karena begitu banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik, baik dari narasumber maupun tema berita. Dari perjalanan saya ke Jepang dalam tur Grand Seiko Media Experience 2023, selain berkunjung ke beberapa destinasi luar biasa, saya juga diajak mengunjungi Museum Seiko Ginza. Di sana terdapat sebongkah puing yang berasal dari jam-jam saku yang sudah meleleh terbakar akibat gempa bumi besar Kanto tanggal 1 September 1923. Alih-alih memikirkan kerugian, sang pendiri merek, Kintaro Hattori memasang iklan di surat kabar lokal dan menyatakan bahwa pesanan jam apa pun yang rusak akibat gempa akan diganti secara gratis, dan ia juga menunjukkan kesetiaannya kepada stafnya dengan tetap mempertahankan sebagian besar karyawannya selama pembangunan kembali fasilitas gedung, dan terus membayar upah mereka meskipun tidak dapat kembali bekerja. Niat baiknya terbayar lunas dan perusahaannya semakin besar dan sukses hingga saat ini.

Tujuan mulia juga dihadirkan di ajang Only Watch yang diprakarsai Luc Pettavino, demi menggalang dana bagi penelitian tentang penyakit “Duchenne Muscular Dystrophy”, ia menyatukan jenama tersohor dan independen untuk mengekspresikan kreativitas dan keterbukaan hati mereka dengan menciptakan karya satu-satunya dan khusus dibuat untuk acara ini, simak beritanya di halaman 22, 28-35, dan 129. Audemars Piguet juga menciptakan Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man” yang seperti edisi Black Panther, versi ekslusif dari jam tangan tersebut juga dibuat untuk mengumpulkan dana bagi dua badan amal, First Book dan Ashoka (halaman 82). Zenith juga aktif mendukung perjuangan melawan kanker payudara dan pemberdayaan wanita, dengan mendukung organisasi kanker payudara terkemuka di dunia, Susan G. Komen (halaman 52-55). Dari dalam negeri, kita jumpai Yvonne Yuen yang aktif menggalang dana bagi organisasi nirlaba Happy Hearts Indonesia, di tengah-tengah kesibukannya menjalankan bisnis kuliner hingga kolaborasinya dalam acara pernikahan eksklusif di InterContinental Jakarta Pondok Indah (simak beritanya di halaman 62-62).

Dan jika Anda penggemar aktor Korea, edisi kali ini juga menghadirkan wawancara eksklusif kami dengan Kim Soo Hyun, dan berita tentang Lee Dong Wook yang tenggelam dalam dunia pembuatan jam tangan Tissot Swiss. Berita tentang perhiasan juga tidak kalah menariknya, termasuk Nicholas Saputra yang membuktikan bahwa ia tidak hanya memiliki bakat seni yang tak terbantahkan, melainkan juga bakatnya dalam mendesain perhiasan, terlihat dari hasil kolaborasinya dengan Mondial (halaman 130-131). Bagi kolektor dan penggemar jam tangan dan perhiasan di Indonesia, kami selalu mencoba memberikan yang terbaik, dalam bentuk berita di media online dan cetak, maupun dengan menggelar acara eksklusif dan mengundang watchmaker, seperti kolaborasi kami dengan Montblanc untuk memperkenalkan koleksi Montblanc Glacier terbaru mereka (halaman 114-117), dan mendukung Rado sebagai mitra media eksklusif untuk pembukaan butik mereka di Plaza Indonesia (halaman 118-119). Dan jika Anda merasa penat dan ingin bepergian, kami rekomendasikan dua destinasi eksklusif untuk Anda kunjungi dalam kolom Travel Time, yaitu Alila Villas Uluwatu di Bali, dan COMO Uma Paro dan COMO Uma Punakha di Bhutan. Masih banyak berita menarik lainnya yang tidak dapat kami terbitkan di edisi cetak karena keterbatasan halaman majalah, jadi jangan sungkan untuk mengunjungi situs online kami: www.cgw-indonesia.com Happy reading!

Bersama Shinji Hattori, Chairman, Group CEO, & Group CCO Seiko Group Corporation; Bersama Franz Linder, CEO MIDO; Bersama Munehisa Shibasaki, Director, Senior Vice President Seiko Watch Corporation; Bersama Kyla Adam dan Yvonne Yuen; Bersama Akio Naito, President Seiko Watch Corporation; Bersama para spesialis dan teknisi di Grand Seiko Studio Shizukuishi; Bersama Nicholas Saputra

CGW Magazine 10 Publisher’s Letter
DARI ATAS

COLLECTOR’S GUIDE

WATCHES

EDISI 22/2023

INDONESIA

PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu F. Pasha

FEATURES EDITOR: Billy Saputra

EDITOR: David Tang

ART DIRECTOR: Fatorahman Handayani

GRAPHIC DESIGNER: Taufik Nurman

SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA

CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com)

MANAGING DIRECTOR: Lulu F. Pasha (lulu@zamrud-media.com)

DIRECTOR OF FINANCE: M. Ramzy (ramzy@zamrud-media.com)

TECHNICAL ADVISOR: Anwar Pasha (anwar@zamrud-media.com)

EXECUTIVE ASSISTANT: Deny Pratama (secretary@zamrud-media.com)

OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)

CONTRIBUTORS

JAKARTA: Charles Sutanto, Rendy Kairupan, Victor Revino, Yessar Rosendar, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A

SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA

The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 344 0999 Website: www.cgw-indonesia.com

Switzerland Sales Representative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com

SUBSCRIPTIONS/GENERAL INQUIRIES: info@zamrud-media.com

BANK ACCOUNT

PT. Zamrud Khatulistiwa Media

BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797

COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published quarterly by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com

PRINTING: PT. Harapan Prima

CGW Magazine 12
®
COVER PAGE GRAND SEIKO, THE NATURE OF TIME

Collector’s Corner

28

Yang terbaik dari merek jam tangan tersohor untuk Only Watch

32 Cover Story

Grand Seiko, “The Nature Of Time” dan koleksi terbaru 2023

66 Horological Marvel

A. Lange & Söhne dan tiga 1815 Rattrapante

Perpetual Calendar

68 Timeless Heritage

Chronograph terbaru Patek Philippe yang memikat

dunia horologis

74 Timeless Quest For Excellence

Prestasi tertinggi Rolex dalam dunia jam tangan

80 Alpine Eagle for Indonesia

Chopard edisi ekslusif yang menampilkan kepulauan Indonesia

82 Spider-Man For The Youth

Audemars Piguet Royal Oak Concept Tourbillon yang unik

84 The Racing Icon

TAG Heuer merayakan 60 tahun koleksi Carrera yang ikonis

90 Summer Blue

Ketangguhan Omega Seamaster Aqua Terra Chronometer

98 Brighten Your Life!

Hublot mendukung kelestarian alam dalam Big Bang terbaru

102 Color My Life

Hermès H08 terbaru yang terbuat dari bahan

berteknologi tinggi

104 Going Retro

Tissot Heritage 1938 menghidupkan desain dari sejarah

masa lalu

Interviews

42 The Pursuit Of Perfection

Akio Naito dan misi Grand Seiko dalam lanskap horologis global

46 Brilliant Touch

Fabrizio Buonamassa Stigliani dan koleksi Bulgari 2023

50 Big Time

Franz Linder, Mido terbaru dan pentingnya pasar Indonesia

52 Timeless Grace

Julien Tornare dan Zenith eksklusif Susan G. Komen

CGW Magazine 14 In
Publisher’s Letter 12 Team
In Brief
Galas
Archives
Every Issue 10
18
148
152
Time To Beat
Content

Content

56 Every Rolex Tells A Story

Kisah Chris Evert, sumber inspirasi bagi generasi muda

58 Classic Charm

Kreativitas Herman Tantriady dalam Lima Kronosprinter

60 Big Date With Kim Soo Hyun

Kim Soo Hyun dan Mido Multifort TV Big Date terbaru

62 Flavorful Vow

Yvonne Yuen dan kurasinya untuk InterContinental Jakarta

Pondok Indah

92 Big Player, Big History, Big Date

Peluncuran Mido Multifort TV Big Date terbaru di Bangkok

106 World Of Grand Seiko

Menyelami dunia Grand Seiko yang mengagumkan

112 Travelling Through Seiko Time

Berpetualang mengarungi sejarah Seiko dari masa ke masa

114 Watchmaker’s Night

Kolaborasi Montblanc dan Collector’s Guide-WATCHES

Indonesia

118 Master of Materials

Pembukaan butik Rado di Mall Plaza Indonesia

120 Indonesia Omega Trophy 2023

Turnamen Golf Omega yang eksklusif digelar di Indonesia

142 Hong Kong Watch & Clock Fair 2023

Pameran jam tangan terpenting di kawasan Asia 2023

146 Christ Verra Reborn

Perayaan ulang tahun merek jam tangan buatan Indonesia

Time for Fashion

124 For Him & Her

Breitling Chronomat pilihan para skuad Breitling Indonesia

126 Korean Charm

Lee Dong Wook dan dunia pembuatan jam tangan Tissot

128 True Blue

Raline Shah dan koleksi Chopard Red Carpet Collection

129 Bird On A Rock

Jam tangan liontin Tiffany & Co untuk Only Watch 2023

130 Nicholas & His Medallion

Kolaborasi Mondial dan Nicholas Saputra yang eksklusif

132 CK Is Back

Calvin Klein Watches hadir kembali di Indonesia

Time to Travel

134 Where Love Meets Luxury

Romantisme di destinasi mewah Alila Villas Uluwatu

138 On The Tiger Trails

Petualangan eksotis di Bhutan bersama COMO Hotels & Resorts

CGW Magazine 16
TISSOTWATCHES.COM TISSOT Sideral POWERMATIC 80 MOVEMENT WITH UP TO 80 HOURS OF POWER RESERVE P L A Z A S E N AYA N ( L E V E L 2 ) M A L L K E L A PA G A D IN G 3 ( G R O U N D F L O O R ) G R A N D I N DO N E S I A ( L E V E L 1 ) P O N DO K I N D A H M A L L 2 ( G R O U N D F L O O R ) KOTA KASABLANKA (GROUND FLOOR) I N T I M E C E NT R A L PA R K ( G R O U N D F L O O R ) I N T I M E PA RI S VA N J AVA B A N D U N G ( G R O U N D F L O O R ) I N T I M E S U N P L A Z A M E D A N ( G R O U N D F L O O R ) URBAN ICON (ALL STORES) Sideral_Model_23MOD01_SID01_T1454079705700_CGW_240x300mm.indd 1 13/09/23 16.39

Einstein’s Only Watch

Untuk memeringati kemitraan jangka panjang dengan lelang amal

Only Watch, Louis Vuitton hadir dengan Tambour Einstein Automata, kreasi unik yang dirancang untuk merefleksikan nilai-nilai Only Watch dalam menyatukan dunia horologi demi tujuan baik. Jam automaton ini menampilkan potret Albert Einstein dari enamel, dial jam ukiran tangan dari emas putih 18K karya Dick Steenman, dan enamel yang menggabungkan teknik pahatan mikro dan enamel grisaille oleh Nicolas Doublel. Detil unik seperti coretan seperti kapur di sebelah kiri mengingatkan kita pada penelitian akademisnya, namun bertuliskan

“E = LV²,” sindiran lucu terhadap rumus Einstein “E = MC².” Bagian bawah dial dihias model atom yang jika dilihat dari dekat berbentuk Monogram Flower Louis Vuitton. Case 46.8mm dari baja membingkai mesin LV 525 calibre yang dikembangkan dan dirakit La Fabrique du Temps Louis Vuitton, dan saat cadangan daya 100 jam turun ke titik terendah, indikatornya beralih dari inisial “LV” menjadi “OW” (Only Watch). https://id.louisvuitton.com/

Goddess Minerva

Setelah mengakuisisi pembuat mesin jam berkemampuan tinggi, manufaktur Minerva di Villeret, Swiss, Montblanc berhasil menciptakan koleksi jam tangan ambisius yang mengagumkan. Merek asal Jerman ini mampu membuat jam tangan dengan mesin jam tradisional dan hasil akhir yang indah, seperti pada iterasi paling menakjubkan dari tourbillon dengan dial terbuat dari kayu dalam koleksi Star Legacy Suspended Exo Tourbillon 165 Years Limited Edition terbarunya. Dial jam berdiamater 38.30mm ini menampilkan Dewi Minerva yang diukir secara artistik dan dibuat dari kayu kenari dan emas 18K. Edisi terbatas yang terdiri dari delapan buah ini diciptakan demi merayakan ulang tahun ke-165 pabrikan Minerva, dilengkapi dengan komplikasi Suspended Exo Tourbillon yang dipatenkan dan dikembangkan sepenuhnya sendiri di manufakturnya di Villeret dan memerlukan pengembangan selama tiga tahun. www.montblanc.com

The Glam Journey

Breitling Navitimer adalah salah satu lini yang paling dikenal di kalangan kolektor, dan dianggap sebagai salah satu jam tangan terbaik yang pernah ada. Aktor pemenang Academy Award Charlize Theron hadir dalam kampanye Navitimer – For The Journey dari Breitling untuk rangkaian koleksi ikoniknya yang terbaru, Navitimer 32 dan 36. Jam tangan elegan dalam dua ukuran baru yang ramping ini menampilkan dial dari kulit kerang yang berkilau, emas merah 18 karat yang dapat dilacak, dan berlian yang diproduksi di laboratorium. Duta Breitling ini berbagi perjalanan pribadi yang membawanya dari daerah terpencil di Afrika Selatan hingga masuk dalam daftar artis internasional papan atas, dan ia mengaku bahwa akting bukanlah hal yang direncanakan, “Sebenarnya, hal itu terjadi karena kesalahan. Saya adalah seorang penari balet, berakting tanpa menyadarinya.” www.breitling.com

CGW Magazine 18

The quintessence of luxury, elegance, and sophistication, absolute black is an enigma that never fully reveals itself. Thanks to the exclusive Japanese Musou Black™ paint, the dial of the Ultrablack Redeemer absorbs 99.4% of light for a unique visual experience.

www.venezianico.com | Via Eraclea, 5, 30027 | San Donà di Piave (VE) | Tel. 0421 372862

Cyber Art

Model tengkorak yang dipadukan dengan elemen konsep Cyber hadir dari Bell & Ross pada desain ikonik BR03 mereka, BR 03 Cyber Rainbow dengan sentuhan warna-warni pada desain orisinal dan futuristik. Ketelitian pengerjaan jam tangan tidak hanya terlihat dari mekanisme pembuatannya yang indah, namun juga dari detail rumit pada case berukuran 42 x 43.7mm yang dilengkapi mesin jam skeleton 3D, calibre BR-CAL.383 yang telah dikembangkan secara khusus. Case “DLC titanium” hitam dihiasi dengan berbagai warna dengan menggunakan proses khusus. Tali jam karet dari bahan yang lembut dan berwarna, menghasilkan pola mosaik yang menarik, melengkapi tampilan jam yang berani, inovatif dan spektakuler. www.bellross.com

The Art Of Dial-Making

Tiga model terbaru dari seri Seiko Presage Craftsmanship menampilkan desain dial (pelat) yang mengedepankan seni. Dua versi dengan pelat jam Urushi (bahasa Jepang untuk “pernis”) diproduksi oleh ahli pernis Isshu Tamura dan timnya, dan satu pelat jam enamel, dibuat oleh pengrajin ahli Seiko, Mitsuru Yokosawa dan timnya. Ketiga versi terbaru ini mewakili kerajinan tradisional Jepang dalam pembuatan pelat jam, yang dimulai pada tahun 1913. Ditenagai mesin in-house terbaru Seiko, caliber 6R55, dengan cadangan daya hingga 72 jam penuh, jam berdiamater 40,2mm ini hadir dengan gelang jam baja tahan karat pada versi enamel dan versi pelat jam berpernis hitam, sementara versi pelat jam hijau (ref. SPB407) dilengkapi tali kulit dengan gesper lipat. www.seikowatches.com

Takashi’s Time-Teller

Hublot MP-15 Takashi Murakami Only Watch Sapphire adalah mahakarya terbaru Takashi Murakami dengan Hublot, dan dengan MP-15 miliknya, ia juga menyiapkan sebuah kaligrafi unik sebagai hadiah terbaik bagi siapa pun yang membeli jam ini. Jam berdiameter 42mm dan tebal 13,4mm ini memamerkan central flying tourbillon pertamanya, dalam casing kristal safir berbentuk bunga dengan 12 kelopak, bezel stainless steel dihiasi 444 batu permata berwarna dalam gradien simetris seperti pelangi, dan tali jam bahan karet transparan berhias motif bunga Takashi Murakami. www.hublot.com

CGW Magazine 22

Going Vintage!

Tampilan retro dengan performa yang sangat modern dihadirkan oleh Mido dalam koleksi terbarunya Ocean Star Decompression Worldtimer, yang diperkenalkan langsung oleh Duta merek Mido, Kim Soo Hyun. Karya bergaya neo-vintage yang menarik dengan warna-warna cerah dan teknologi canggih ini akan membawa para penggemarnya menuju cakrawala baru. Pertama kali dibuat pada tahun 1960an, Ocean Star Skin Diver Watch menggunakan skala warna-warni yang inovatif untuk menampilkan tabel dekompresi. Ocean Star Decompression Worldtimer terbaru ini tetap mempertahankan pesona vintage, dengan penambahan fungsi GMT dengan bezel yang menunjukkan waktu dunia dan fitur lain seperti Super-LumiNova®, kristal safir bergaya kotak kaca, mesin Calibre 80 yang tangguh dengan pegas keseimbangan Nivachron™, serta tali tambahan yang mudah diganti.

Bintang laut yang terukir di bagian belakang casing jam yang disekrup menekankan pencapaian bersejarah Mido di bidang ketahanan terhadap air, pada tahun 1934 dengan sistem Aquadura, dan dengan model baru ini kedap air hingga tekanan 20 bar (200 meter), sempurna untuk menghidupkan kembali semangat menyelam tahun 1960-an, berselancar melintasi batas, menguji batas jet lag hingga ombak laut. Ocean Star Decompression Worldtimer juga hadir dengan edisi khusus kedua dengan tabel dekompresi dalam gradasi kuning hingga oranye, warna khas Mido, pada dial jam hitam dengan cincin aluminium dan tali karet yang serasi. Sebuah karya berkinerja tinggi yang sangat menarik, Ocean Star Decompression Worldtimer menginspirasi para pelancong masa kini untuk mengikuti kesuksesan legenda Mido tahun enam puluhan. www.midowatches.com

Ocean Star Decompression Worldtimer

terbaru ini tetap mempertahankan

pesona vintage, dengan penambahan

fungsi GMT dengan bezel yang

menunjukkan waktu dunia

CGW Magazine 24

UNDER THE HIGH PATRONAGE OF H.S.H. PRINCE ALBERT II OF MONACO FOR RESEARCH INTO DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY

CREATE BEAUTY TO DO GOOD

5

onlywatch.com for
NOVEMBER 2023 AUCTION
2PM • PALEXPO, GENEVA

Twice The Chime

Kedua Omega Chrono Chime ini memberi penghormatan kepada warisan perusahaan dengan menggabungkan chronograph dan minute repeater

Setahun setelah peluncuran Omega Olympic 1932 Chrono Chime dan Speedmaster Chrono Chime, denting lonceng yang sangat jernih dari kedua koleksi ini seakan masih terngiang di telinga para connoisseur jam yang pernah melihat dan mendengarnya langsung. Kedua Omega Chrono Chime ini diciptakan demi menghormati minute repeater (pengulang menit) pertama di dunia yang diproduksi Omega pada tahun 1892, dan kronograf saku yang digunakan pada Olimpiade Los Angeles 1932 yang menandai debut Omega sebagai Pencatat Waktu Resmi Olimpiade.

Omega memiliki cara unik untuk memadukan fungsi kronograf yang menghasilkan ketepatan waktu sepersekian detik dan minute repeater. Hadir dalam format jam tangan Speedmaster atau versi jam saku model vintage dari tahun 30-an, kedua iterasi tersebut terbuat dari Sedna Gold 18K dan mengusung mesin jam baru yang revolusioner dan paling rumit yang pernah diproduksi Omega, yaitu caliber CoAxial Master Chronometer 1932. Kaliber yang sudah mengajukan 17 paten ini dilengkapi dengan pengulang menit dan kronograf yang terintegrasi, dibuat dari awal tanpa melapisi atau membentuk ulang, atau mengadaptasi bagian-bagian baru ke bagian lama, melainkan dengan menggabungkan kedua fungsi tersebut menjadi satu mesin jam. Dikembangkan bersama Blancpain, mesin jam ini membutuhkan waktu enam tahun untuk diselesaikan, dan banyak tantangan untuk mencapai status Master Chronometer, termasuk syarat bahwa kaliber

tersebut harus tahan terhadap medan magnet eksternal sebesar 15.000 gauss, yang memerlukan penggunaan 50 komponen yang bukan besi. Selain keajaiban teknologi, kaliber buatan tangan yang terbuat dari emas 46,44 gram ini menawarkan keindahan yang membuat nyaman di mata dan di telinga.

Jam saku Chrono Chime Olimpiade 1932 hadir dalam ukuran 45mm dan tebal 16,9mm dengan dial enamel grand feu putih dibingkai oleh bezel dari perak 925 dengan lapisan guilloche untuk memunculkan gelombang suara. Begitu juga pada sub-dial, bagian bawahnya diapit oleh kedua gong yang berbunyi. Dilengkapi tali pergelangan tangan, tali saku, dan tali kulit untuk dikalungkan di leher. Jam tangan Speedmaster Chrono Chime berukuran 45mm dan tebal 17,37mm yang dilengkapi dial aventurine, dan total berat jam dengan gelang Sedna Goldnya adalah 326 gram. Kedua jam ini dijual dalam kotak kayu berbahan kenari dengan pelat suara dari pohon cemara yang mampu memperkuat ritme, nada, harmoni, dan durasi setiap ketukan jam. Harganya sekitar EUR 420,000 (IDR 6,8 milyar) untuk Omega Olympic 1932 Chrono Chime, dan EUR 450.000 (IDR 7,3 milyar) untuk Speedmaster Chrono Chime. Kedua mahakarya eksklusif ini merupakan edisi bernomor dan Omega telah menyatakan bahwa produksinya akan dibatasi hanya pada beberapa model per tahun, yang akan menjadi buruan para kolektor Omega yang setia dan mereka yang menghargai komplikasi teknis yang tinggi. www.omegawatches.com

CGW Magazine 26
TIFFANY & CO Bird On A Rock - ONLY WATCH

Only Watch yang memiliki tujuan mulia untuk menggalang dana bagi penelitian tentang penyakit “Duchenne Muscular Dystrophy” kembali menghadirkan edisi khusus mereka yang ke-10. Acara lelang dua tahunan ini menjadi peristiwa penting dalam kalender horologi internasional, dan menyatukan merek jam tangan tersohor dan independen untuk mengekspresikan kreativitas dan keterbukaan hati mereka dengan menawarkan hasil karya yang diciptakan satu-satunya dan khusus dibuat untuk acara ini. Berikut beberapa jam tangan unik favorit Collector’s Guide WATCHES Indonesia dari sejumlah 62 lot yang akan dilelang pada tanggal 5 November nanti.

Biver

JC Biver Watches hadir dengan Biver Catharsis (Ref: JCB 002-A), yang menampilkan penafsiran tunggal dari komplikasi minute repeater carillon tourbillon tanpa tampilan waktu yang terlihat. Terbuat dari titanium, jam berdiameter 42mm ini memadukan kerajinan tangan dengan teknik unik untuk penataan batu permata dan teknik guilloché. Karena tidak ada jarum jam dan indeks pada dial, jam ini terbebas dari segala kendala teknis, dan hadir memikat dengan pola acak dari 89 batu safir tiga dimensi yang menyerupai gelombang laut. Bagian langit berbintang terbuat dari silver obsidian yang dipilih berdasarkan atribut yang telah dikenal selama ribuan tahun guna memberikan kesan dinamis dan optimis. Kombinasi dengan bintang dari opal dan bulan dari meteorite pada langit memberi kesan puitis dan melayang di atas pemandangan laut. Jarum penunjuk jam terdapat pada bagian belakang case www.jcbiver.com

CGW Magazine 28

Bovet 1822

Bovet 1822 memilih Orbis Mundi untuk Only Watch karena tampilan waktunya yang universal dan warna magenta sebagai warna utama karena melambangkan kebaikan, harmoni, dukungan, dan cinta. Dalam pengembangan selama lebih dari dua tahun, Orbis Mundi (dari bahasa Latin yang berarti “dunia”) menyederhanakan pengaturan dan indikasi komplikasi world timer. Berkat keahlian teknis Bovet, jam tangan ini mudah diatur hanya menggunakan tombol jam untuk mengatur waktu dan 24 kota di dunia. Pada penunjuk world timer, kota Monaco yang menjadi markas Only Watch menggantikan zona waktu Jenewa. Tanda “X” pada bagian dial dari guilloche dilapisi dengan tujuh lapis magenta yang diaplikasikan dengan tangan, mengacu pada warna Only Watch edisi ke-10. Case jam fleurier dari red gold 42mm yang ergonomis nyaman dikenakan berbagai ukuran pergelangan tangan. www.bovet.com

CGW Magazine 29

Chanel

Chanel meluncurkan model duo unik Mademoiselle

J12 LA PAUSA dalam balutan keramik hitam dan putih, dihiasi siluet Mademoiselle Chanel pada pelat jam berpernis hitam atau putih. Terinspirasi oleh foto Mademoiselle Chanel yang diambil di taman

La Pausa, properti liburannya di selatan Prancis, dan interpretasi ini menampilkan siluetnya dalam balutan kaus bergaris dan celana berkancing di bagian depan. Jam berdiameter 38mm ini dilengkapi dengan mesin Caliber 12.1 berpemuntir otomatis yang dikembangkan dan diproduksi oleh Manufacture Kenissi yang dimiliki bersama oleh Chanel, terlihat melalui casing belakang kristal safir yang diukir “Pièce unique. Only Watch 2023. Mademoiselle J12.” Jam dilengkapi gelang keramik hitam atau putih dengan gesper baja lipat tiga. www.chanel.com/us/watches/

CGW Magazine 30

Gérald Genta

Setelah merek ini dihidupkan kembali di bawah pimpinan Michel Navas dan Enrico Barbasini dari La Fabrique du Temps Louis Vuitton, Gérald Genta merayakan hari jadi Disney yang ke-100 sekaligus ulang tahun ke50 jam tangan pertama sang maestro Gérald Genta pada tahun 1973, dengan figur Mickey Mouse dalam case segi delapannya yang ikonik pada jam Gérald Genta Only Watch 2023, yang sejatinya dibuat oleh Gérald Genta sendiri, namun baru dalam bentuk sketsa. Untuk pertama kalinya mereka memadukan komplikasi minute repeater dengan minute retrogade dan jumping hour yang ditampilkan dalam animasi Mickey Mouse. Lengan berputar Mickey menunjuk ke minute retrogade di sepanjang lengkungan menit bertanda 0 hingga 60, dan komplikasi pengulang menit berbunyi sesuai waktu dengan tepat, dan pose memegang kue ulang tahun tinggitinggi dengan satu tangan mengacu pada peringatan 100 tahun Disney dan edisi ke-10 Only Watch. www.geraldgenta.com

CGW Magazine 31

Hermès

Dengan Arceau Le temps voyageur Only Watch, Hermès menghadirkan lini Arceau yang dirancang Henri d’Origny pada tahun 1978, dengan gaya baru. Dibalut casing platinum dan titanium DLC hitam matt, jam tangan berdiameter 41mm ini hadir dalam warna-warna merah, biru, hijau, dan kuning yang dikombinasikan dengan warna oranye Hermès yang menghiasi cakram kota dalam gradasi terang hingga gelap. Mekanisme “perjalanan waktu” menampilkan 24 zona waktu melalui cakram melingkar dalam dial hitam yang terinspirasi oleh motif Planisphere d’un monde équestre yang dirancang oleh Jérôme Colliard. Pernis biru menghiasi counter yang bergerak, pelat jam galvanis menampilkan nama dan kontur benua, lautan diukir dengan laser lalu dipernis, garis meridian dan paralel berwarna abu-abu antrasit, dan jarum jam berlapis Super-LumiNova, dilengkapi tali jam kulit buaya warna biru Mykonos dengan lapisan hijau kaktus yang dibuat di workshop Hermès Horloger. www.hermes.com

CGW Magazine 32

H. Moser x MB&F

Edouard Meylan dari H. Moser & Cie. dan Maximilian Büsser dari MB&F kembali menyatukan kreativitas mereka, kali ini untuk Only Watch, dengan H. Moser x MB&F Streamliner Pandamonium. Keduanya secara serentak menyamakan irama mereka dengan tempo yang sama dan mengundang publik ke pertunjukan artistik yang dipimpin oleh miniatur panda yang menjadi DJ (disc jockey) pada dial dengan fumé aquamarine dalam pola sunburst. Pemilihan karakter ini didasari oleh model Only Watch sebelumnya dari MB&F, dan mereka yang familiar dengan ajang Only Watch pasti ingat kemunculan karakter unik ini. Jam berdiameter 42.3mm dan tinggi 17mm ini dilapisi kaca safir berbentuk kubah, case jam terbuat dari baja tahan karat, gelang baja tahan karat terintegrasi dilengkapi gesper lipat, bagian belakang casing tembus pandang, dan mesin calibre tiga dimensi berpemutar manual. www.mbandf.com

Jaquet Droz

Di ajang Only Watch tahun ini, Jaquet Droz memberikan wajah baru pada model Rolling Stones Automaton mereka yang ikonik. Dalam jam berukuran 43mm dari emas putih 18K ini, instrumen band seperti gitar, drum dan harmonika dibuat dengan tangan dari balok-balok emas, dan diletakkan di bawah tampilan jam dan menit yang didirikan pada cakram yang juga diwarnai guna menyerupai piringan hitam. Saat bagian dial berputar, spiral berwarna cerah menciptakan ilusi optik seperti mainan gasing anak-anak yang berputar. Setiap warna dilukis dengan tangan agar sesuai dengan palet warna Only Watch 2023. Adegan istimewa ini dikelilingi oleh cakram kedua yang berputar saat pusher diaktifkan, sementara lidah Stones yang ikonik naik, turun, dan bergerak dari kiri ke kanan. Untuk menandai ulang tahun Rolling Stones ke-60, Jaquet Droz bekerja sama dengan band tersebut untuk membuat karya yang unik, termasuk versi eksklusif Only Watch ini. www.jaquet-droz.com

CGW Magazine 34

Louis Moinet

Schaller, CEO dan pemilik Les Ateliers Louis Moinet yakin jika mikroelektronik memungkinkan kemajuan mendasar dalam penelitian medis, yang merupakan tujuan utama dari Only Watch. Untuk itu ia menciptakan ART-TECH yang menggunakan optik sirkuit mikroelektronik yang diukir pada wafer silikon untuk menciptakan animasi visual dari pantulan warna-warni yang muncul pada desain grafis jernih setiap kali jam tangan bergerak. Animasi visual yang terlihat dibalik kaca safir kristal berbentuk kubah ini dibingkai dalam case berdiameter 40.7mm dari titanium grade 5. Ditenagai mesin komplikasi flying tourbillon dan dilengkapi gelang jam dari karet dengan gesper lipat tiga bilah, dan “Fleur de Lys” melengkung membuat model dari Louis Moinet ini semakin atraktif. www.louismoinet.com

CGW Magazine 35
Jean-Marie

GRAND SEIKO: The Nature Of Time

Merek jam mewah asal Jepang ini berhasil membuktikan

keunggulannya dalam hal kualitas, keindahan dan keahlian pembuatan jam yang mengagumkan

Filosofi Grand Seiko, “The Nature Of Time” tersemat pada setiap karya mereka, merayakan spiritualitas waktu Jepang yang sangat terinspirasi oleh alam dan musimnya. Tahun 2023 menandai peringatan 25 tahun peluncuran lini kaliber 9S yang mencakup seluruh mesin jam mekanis Grand Seiko terbaru yang modern, termasuk kaliber 9SC5 Hi-Beat yang diperkenalkan dalam Tentagraph SLGC001, yang baru saja dinominasikan pada ajang tahunan horologi terpenting di dunia, Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) Awards 2023 dalam kategori Chronograph. Istilah Tentagraph berarti (TEN) detak per

CGW Magazine 36

detik, (T) tiga hari, (A) otomatis, dan krono (GRAPH). Inilah jam tangan chronograph mekanis Grand Seiko pertama yang memiliki presisi tinggi dan cadangan daya selama selama 72 jam saat chronograph berjalan, menjadikannya kronograf 10 detak terlama yang ada di pasaran saat ini. Telah teruji dengan prosedur pengujian baru dan lebih panjang, yang dinilai dalam enam posisi dan tiga temperatur selama lebih dari 17 hari, ditambah tiga hari pengujian yang akurasinya dinilai dalam tiga posisi sementara chronograph beroperasi. Karena didasarkan pada kaliber 9SA5, jam ini menggunakan “Dual Impulse Escapement” yang dikemas dalam casing titanium intensitas tinggi berukuran 43,2mm, gelang jam berbahan sama, dipercantik dengan dial dengan pola yang terinspirasi dari birunya gunung Iwate, yang dibingkai oleh bezel keramik hitam.

Akhir tahun lalu, Grand Seiko memperkenalkan dial jam yang terinspirasi dari Omiwatari, yaitu efek yang hanya terjadi di Danau Suwa di Jepang tengah, di mana permukaan danau membeku dan kemudian retak secara dramatis. Tahun ini hadir Spring Drive 5-Days Lake Suwa Before Dawn Ref. SLGA021G, dengan tekstur dial warna biru gelap bergalur yang terinspirasi oleh Danau Suwa yang digerakkan oleh angin semilir sebelum fajar. Jam tangan ini didukung oleh mesin

HALAMAN SAMPING

Grand Seiko Tentagraph SLGC001

memamerkan mesin jam kaliber 9SC5

Hi-Beat terbaru; Arti nama Tentagraph

HALAMAN INI

Detil jam Tentagraph dengan casing

berukuran 43,2mm, gelang jam dari

titanium intensitas tinggi, dial dengan pola yang terinspirasi dari birunya gunung Iwate, dan mesin jam dengan finishing motif Shizukuishi River

Tentagraph SLGC001 baru saja

dinominasikan pada ajang tahunan

horologi terpenting di dunia, Grand Prix

d’Horlogerie de Genève (GPHG) Awards

2023 dalam kategori Chronograph

yang dirakit oleh pengrajin terampil dari Shinshu Watch Studio, yaitu Caliber 9RA2 berpemuntir manual yang bekerja hingga 120 jam (5 hari) ketika diputar sepenuhnya, dengan akurasi +/- 0,5 detik per hari. Seperti air yang mengalir, jarum penunjuk detik bergerak dengan kecepatan waktu yang tenang dan alami, berkat gerakan Spring Drive tepat di bawah permukaan dial jam. Casing dari baja tahan karat yang disikat dan dipoles berukuran 40mm dan kedap air hingga 100 meter membuatnya cocok sebagai jam tangan kasual maupun saat berolahraga, karena tahan terhadap guncangan, akurat, dan dapat dikenakan saat berenang.

CGW Magazine 37

Lake Suwa Before Dawn Ref.

SLGA021G, dengan tekstur dial warna

biru gelap bergalur yang terinspirasi

oleh Danau Suwa yang digerakkan oleh angin semilir sebelum fajar

Grand Seiko menandai 25 tahun mesin jam Caliber 9S dengan merilis dua jam tangan GMT terbarunya dari lini Sport dan Elegance, masing-masing mengambil inspirasi dari langit di atas Gunung Iwate di Prefektur Iwate, tempat di mana seluruh jam tangan mekanis Grand Seiko dirakit dengan tangan oleh para pengrajin jam mereka. Dari lini Grand Seiko Sport Collection hadir Caliber 9S 25th Anniversary Limited Edition: SBGJ275 yang berdiameter 44.2mm dengan dial yang menggambarkan lautan awan yang jarang terlihat saat fajar, saat udara lembab membentuk awan tebal yang saling tumpang tindih sehingga menciptakan permadani yang indah. Warna birunya terinspirasi dari langit di atas Gunung Iwate, yang puncaknya terlihat dari Studio Shizukuishi saat diselimuti lautan awan. Bezel yang berputar memungkinkan total tiga zona waktu dibaca sekaligus. Ditenagai oleh mesin Hi-Beat GMT Calibre 9S86 yang memberikan akurasi stabil berkat frekuensi 36.000 vph, setara dengan sepuluh detak per detik atau 5 Hz, jam tangan edisi terbatas sebanyak 2.000 ini akan tersedia secara eksklusif di butik Grand Seiko mulai bulan September 2023.

CGW Magazine 38

Dari lini Grand Seiko Elegance hadir Caliber 9S 25th Anniversary

Limited Edition: SBGM253, dengan dial dalam warna biru langit yang indah seperti yang terlihat dari puncak Gunung Iwate. Desainnya yang klasik terlihat mulai dari bezel, casing, lug yang melengkung lembut dengan lapisan cermin bebas distorsi yang dihasilkan melalui pemolesan Zaratsu, dan kristal safir berbentuk boks. Namun casing belakang tembus pandang memamerkan mesin 9S66 GMT yang modern, yang telah dilengkapi dengan bobot osilasi titanium berwarna biru Grand Seiko yang diwarnai dengan oksidasi anodik yang sama. Seperti seluruh jam tangan Grand Seiko GMT, kemudahan penggunaannya dipastikan melalui jarum penunjuk jam lokal yang dapat disesuaikan secara independen sehingga presisi tetap terjaga, bahkan saat mengatur waktu sesuai dengan perjalanan seseorang. Skala 24 jam berwarna biru menampilkan zona waktu kedua, memastikan kehalusan dan keterbacaan. Jam tangan yang berdiameter 39.5mm dalam edisi terbatas sejumlah 1.700 ini baru akan tersedia mulai Oktober nanti.

Koleksi terbaru yang juga menarik minat para kolektor jam adalah dial bermotif surai singa dalam Grand Seiko Sport Collection Spring Drive SBGA481 “Tokyo Lion”. Terbungkus dalam casing bersisi khas

HALAMAN SAMPING

Grand Seiko Spring Drive

5-Days Lake Suwa Before Dawn Ref. SLGA021G; Mesin jam Caliber 9RA2

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Grand Seiko Sport Collection Spring Drive SBGA481 “Tokyo Lion”; Caliber 9S 25th Anniversary

Limited Edition Ref. SBGM253; Caliber 9S 25th Anniversary

Limited Edition Ref. SBGJ275; Dial bermotif surai singa

yang terinspirasi oleh lambang Grand Seiko yang memulai debutnya pada tahun 2019, jam tangan yang berukuran cukup besar (44,5mm) ini tetap terasa ringan dan nyaman dikenakan, berkat casing dan gelangnya yang terbuat dari titanium. Dial jam opaline menjadi kanvas sempurna untuk mengaplikasikan pemolesan Zaratsu dan penyelesaian halus garis rambut dengan tekstur yang mengingatkan kita pada surai singa. SBGA481 adalah perwakilan sempurna dari jam tangan olahraga Grand Seiko, mulai dari konstruksi titanium berintensitas tinggi hingga ketahanan air di kedalaman 200 meter, jam tangan tangguh ini tidak hanya dapat dibawa ke mana saja, tetapi juga dibuat menonjol dari kemasannya.

CGW Magazine 39

Kaum wanita juga dimanjakan dengan hadirnya tiga koleksi Grand Seiko Elegance STGK019, STGK021, dan STGK023 terbaru yang memadukan kemewahan berlian, keahlian mesin jam yang mengagumkan, dan desain abadi bagi wanita modern. Ketiga jam tangan mekanis yang terbuat dari baja tahan karat bertatahkan berlian cocok bagi wanita yang menuntut kepraktisan dan keanggunan. Dengan pola dial halus dalam berbagai warna dan tambahan kilauan berlian, ketiga koleksi yang berukuran 27,8mm dan tebal hanya 11,2mm ini adalah jam tangan kecil, namun di dalamnya terdapat esensi kuat pembuatan mesin jam kelas atas dari Grand Seiko. Koleksi STGK019 hadir dengan dial jam merah muda yang lembut, mengingatkan kita pada bunga sakura, bezel dan penanda jam bertatahkan berlian; STGK021 menampilkan dial warna putih mutiara yang berkilau, dan bezel bertatahkan berlian; dan STGK023 memiliki dial dalam warna yang disebut “mizu-hanada”, sejenis biru nila yang telah diputihkan dengan cara diencerkan dengan air, bezel baja halus dan penanda jam berbentuk berlian. Untuk STGK019 dan STGK021, jumlah berlian yang terpasang pada bezel adalah 45 butir.

Koleksi STGK019 hadir dengan dial jam merah muda yang lembut, mengingatkan kita pada bunga sakura, bezel dan penanda jam bertatahkan berlian

CGW Magazine 40

HALAMAN SAMPING

Tiga model Grand Seiko Elegance

STGK019, STGK021, dan STGK023 yang elegan dan modern

HALAMAN INI

Grand Seiko SBGJ273 Yuka-Momiji

Hi-Beat GMT dengan dial bertekstur merah seperti lantai kayu yang dipernis, dilengkapi mesin mekanis Hi-Beat 36000 GMT Calibre 9S86

Di Jepang, pesona pergantian musim terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Mengambil konsep ini, tercipta jam tangan Grand Seiko SBGJ273 Yuka-Momiji Hi-Beat GMT yang memiliki dial bertekstur merah merona yang sangat indah, mengekspresikan keindahan musim gugur seperti yang terdapat pada bangunan tradisional Jepang dengan lantai kayu yang dipernis, di mana cahaya masuk melalui jendela, dan warna merah dedaunan musim gugur di luar terpantul dari papan lantai dan menampilkan keindahan alam yang memukau. Jam tangan dengan tampilan baru dari model klasik yang terdapat dalam koleksi Elegance ini mengusung mesin mekanis Hi-Beat 36000 GMT Calibre 9S86 yang memiliki fitur pemutar otomatis dan, berkat laju detaknya yang tinggi yaitu 10 detak per detik, jam tangan yang berdiameter 39.5mm ini memiliki ketahanan yang kuat terhadap interferensi. Tunggu koleksi Grand Seiko Asia Pacific Special Limited Edition mendatang yang pasti akan dinantikan para penggemar jam di Indonesia. www.grand-seiko.com

CGW Magazine 41

The Pursuit Of Perfection

Berbincang dengan Akio Naito tentang evolusi hingga misi Grand Seiko untuk menjadi yang terdepan dalam lanskap horologis global

CGW Magazine 42

Collector’s Guide-WATCHES Indonesia diundang secara eksklusif dalam trip Grand Seiko Media Experience 2023 bersama lima media lain dari berbagai negara, dan sempat berbincang dengan Akio Naito, boss perusahaan Jepang ternama yang pada tahun 2024 nanti akan merayakan 40 tahun karirnya di perusahaan tersebut. Naito bergabung dengan perusahaan Seiko pada tahun 1984, meski memiliki latar belakang pendidikan di bidang hukum, alih-alih menjadi pengacara, ia memilih bekerja di pembuat jam tangan terbesar di Jepang, dan berhasil membawa merek ini ke lanskap horologis global. Kini ia mengawasi perusahaan secara keseluruhan, serta setiap peluncuran dan jam tangan Seiko dan Grand Seiko yang baru. Saat ditanya jam tangan apa yang ia kenakan hari itu, ia tersenyum, “Ini adalah jam yang dibuat ulang dari edisi terbatas peringatan 140 tahun jam tangan Grand Seiko pertama yang diluncurkan pada tahun 1960. Karena saya lahir pada tahun 1960, saya merasakan ikatan yang kuat dengan jam tangan ini.” Kami berbincang tentang bagaimana bagaimana Seiko dan Grand Seiko telah berevolusi menjadi dua merek yang sepenuhnya terpisah, hingga rahasia keunggulan merek asal Jepang yang dipimpinnya, dan pesannya untuk para kolektor jam di Indonesia.

Grand Seiko memadukan tiga tipe mesin presisi tinggi: mesin mekanis 9S, Spring Drive 9R, dan Quartz 9F. Ketiga mesin jam ini memiliki angka 9 (sembilan) pada namanya, yang dalam budaya Jepang bermakna “puncak”

HALAMAN SAMPING

Grand Seiko Evolution 9 Spring Drive 5 Days “Lake Suwa” SLGA019 dari Titanium intensitas tinggi

HALAMAN INI

Akio Naito; Caliber 9SA5; Caliber 9RA5 untuk Spring Drive

Apa saja lini terbaru yang menjadi fokus utama Grand Seiko tahun ini?

Fokus produk kami adalah Tentagraph, kreasi utama tahun ini yang diperkenalkan di ajang Watches & Wonders. Untuk lini jam tangan, koleksi Evolution 9 menunjukkan evolusi dalam desain dan teknologi yang menggunakan mesin jam terbaik dan terbaru kami seri Caliber 9SA untuk arloji mekanis atau seri 9RA untuk Spring Drive. Ini adalah chronograph otomatis mekanis pertama dari Grand Seiko, yang menggunakan sistem penggerak revolusioner detak jarum tinggi Caliber 9SA5 sebagai dasarnya untuk memastikan akurasi tinggi ketika mengukur waktu yang berjalan sekaligus waktu hari itu. 10 detak jarum per detik, cadangan daya tiga hari bahkan ketika chronograph beroperasi. Berdasarkan riset Grand Seiko, Tentagraph adalah chronograph 10 detak jarum per detik dengan cadangan daya terpanjang di industri arloji saat ini. Dibuat di Grand Seiko Studio Shizukuishi, dial jam menampilkan “pola Gunung Iwate” khas Grand Seiko, yang terilhami dari kontur berbatu-batu gunung yang terlihat dari studio tersebut. Jam tangan ini menampilkan Evolution 9 Style, yang menggunakan desain dasar Grand Seiko dan membawanya ke level baru dari segi keindahan, keterbacaan, dan kenyamanan.

CGW Magazine 43

Bisa dijelaskan lebih lanjut tentang koleksi Evolution 9?

Desain koleksi utama Evolution 9 memiliki keindahan pada finishing mirror bebas distorsi dan hairline finishing bergantian pada kasing; keterbacaan sempurna karena indeks jam dan penanda yang mencolok dan bergalur, dan kenyamanan pemakaian karena pusat gravitasi yang lebih rendah.

Produk lain dari koleksi Evolution 9?

Dua jam tangan dengan dial ‘Lake Suwa’ SLGA019 dan SLGA021. Di sebelah tenggara Shinshu Watch Studio, Anda akan melihat Danau Suwa dengan arus airnya yang bergerak tenang. Banyak pembuat jam tangan dan pengrajin yang membuat arloji Spring Drive berkendara melewati Danau Suwa di pagi hari saat berangkat bekerja. Seperti gerakan air yang mengalir, jarum detiknya bergerak dengan tenang dan alami seperti berjalannya waktu itu sendiri.

Apa yang membuat Grand Seiko menonjol dibandingkan para pesaing Anda?

Rasa estetika Jepang yang unik. Grand Seiko terkenal karena pembuatan jam tangannya yang berkualitas tinggi dan karakteristik unik Jepang yang ditunjukkannya. Ini sangat mengakar dalam warisan Jepang dan tertuang dalam jam buatan kami. Nature of Time (Sifat Waktu), yaitu rasa hormat orang Jepang terhadap alam menjadi inti dalam pembuatan jam tangan Grand Seiko. Filosofi merek merayakan spiritualitas Jepang terhadap waktu yang sangat terinspirasi oleh alam dan dihidupkan oleh Takumi, atau keahlian Jepang. Light and Shadow (Cahaya dan Bayangan), yaitu permainan selaras antara cahaya dan bayangan sangat penting bagi konsep keindahan

Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami seiring

kami memperluas kehadiran kami

di Indonesia dan menemukan dunia Grand Seiko yang memukau

orang Jepang dan sesuai dengan prinsip kesempurnaan Grand Seiko. Finishing permukaan bak cermin yang indah dan terwujud melalui teknik pemolesan “Zaratsu”, berdampingan dengan hairline finish pada permukaan kasing menciptakan ekspresi cahaya dan bayangan yang memancarkan kilau indah dan menerangi keseluruhan arloji. Nilai-nilai inti Grand Seiko adalah akurasi, keterbacaan, ketahanan, keindahan dan kemudahan penggunaan. Upaya tanpa kompromi dalam mewujudkan pembuatan jam tangan berkualitas tinggi telah, dan akan selalu menjadi fokus kami. ’Do’(道)/ Idealisme Jepang untuk mengejar tanpa kompromi, dengan antusiasme dan dedikasi: Pendekatan orang Jepang terhadap pencarian tanpa henti untuk kesempurnaan dan tekad untuk mencurahkan upaya kontinu dalam membuat peningkatan, besar maupun kecil.

CGW Magazine 44

Grand

HALAMAN

“Lake Suwa before dawn”

HALAMAN INI DARI KIRI

Twin barrel pada mesin jam Caliber 9SA5; Akio Naito saat berada di Grand Seiko Studio Shizukuishi

Para pembaca kami sebagian besar kolektor jam tangan dan beberapa dari mereka juga memiliki Grand Seiko. Adakah informasi tentang “GS9 Club” yang bisa Anda sampaikan?

GS 9 Club adalah organisasi keanggotaan pribadi untuk pemilik Grand Seiko. Tujuan dari dibentuknya klub ini adalah untuk memperkuat interaksi kami dengan para pemilik jam tangan dengan cara memberikan acara eksklusif dan konten eksklusif yang dapat membantu mereka untuk lebih memahami merek tersebut. Klub itu pertama dibentuk di Jepang pada 2015, diikuti oleh China dan kemudian Amerika Serikat. Secara bertahap kami akan memperluas GS 9 Club ke seluruh dunia, dan peluncurannya di pasar-pasar utama kini tengah dipersiapkan. Untuk Indonesia, kami juga mempertimbangkan peluncuran GS 9 Club ke depannya.

Bagi mereka yang tidak mengetahui sejarah merek ini, apa perbedaan utama antara Seiko dan Grand Seiko?

Dari latar belakang atau sejarahnya, Kintaro Hattori mendirikan perusahaan ini tahun 1881. Dia ingin melayani masyarakat dengan menyediakan penunjuk waktu yang akurat kepada masyarakat luas. Grand Seiko lahir pada 1960 sebagai arloji unggulan yang dapat diciptakan oleh para pembuat jam tangan kami dalam hal keindahan, akurasi, keterbacaan, ketahanan, dan kemudahan penggunaan. Sejak kelahirannya, Grand Seiko telah mewakili puncak pembuatan jam tangan perusahaan itu dan saat ini diakui secara global sebagai merek jam tangan mewah. Grand Seiko memadukan tiga tipe mesin presisi tinggi: Mesin mekanis 9S, Spring Drive 9R, dan Quartz 9F. Ketiga mesin jam itu memiliki angka 9 (sembilan) pada namanya, yang dalam budaya Jepang bermakna “puncak.”

Merek Seiko kini menawarkan beragam arloji premium. Prospex, yaitu arloji penyelam yang dipercaya oleh para penyelam profesional maupun rekreasional; Presage, yaitu jam tangan mekanis dengan dial menampilkan kerajinan tradisional khas Jepang; Astron, yaitu lini jam tangan GPS bertenaga surya; dan 5 Sports, yaitu jam tangan mekanis dengan desain beragam termasuk kolaborasi dengan para seniman terkenal di dunia Koleksi-koleksi ini telah memapankan posisinya di pasar melalui penyampaian efektif kualitas dan karakteristik uniknya.

Dan setelah enam tahun, apakah menurut Anda memisahkan kedua merek tersebut merupakan langkah yang sukses?

Ya, menurut saya itu sukses, karena pertama, kami berhasil mengomunikasikan ciri khas unik setiap merek sebagai identitas yang terpisah. Kedua, memapankan saluran retail untuk Grand Seiko. Ketiga adalah mendirikan perusahaan baru di kawasan-kawasan penting yang didedikasikan untuk Grand Seiko, seperti Grand Seiko Corporation of America pada 2018, Grand Seiko Europe pada 2020, dan Grand Seiko Asia-Pacific pada 2022. Di tahun 2010, kami mengadakan peluncuran Grand Seiko ke pasar global. Dan di tahun 2017 menjadikan Grand Seiko sebuah merek independen untuk membuat Grand Seiko tumbuh signifikan terutama di luar Jepang.

Apakah Anda punya pesan untuk para pencinta dan kolektor jam tangan di Indonesia?

Kepada semua pencinta jam tangan di Indonesia, kecintaan dan antusiasme Anda terhadap horologi telah membuat dampak signifikan pada jalan kami. Dengan komitmen tak tergoyahkan terhadap presisi dan estetika, Grand Seiko menyambut Anda untuk mengeksplorasi beragam arloji yang memadukan elemen artistik Jepang dengan teknologi mutakhir. Setiap jam tangan Grand Seiko mewakili sebuah mahakarya yang menunjukkan kecerdasan dan keahlian pembuatan jam tangan yang cermat. Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami seiring kami memperluas kehadiran kami di Indonesia dan menemukan dunia Grand Seiko yang memukau.

CGW Magazine 45
SAMPING DARI KIRI Seiko SLGC001 Tentagraph; Grand Seiko SLGA021

BRILLIANT TOUCH

CGW Magazine 46
Fabrizio Buonamassa Stigliani membagikan kiatnya dalam mendesain berbagai mahakarya terbaiknya untuk Bulgari

Bulgari baru saja memperkenalkan beberapa koleksi terbarunya di perhelatan Geneva Watch Days 2023. Dua koleksi terbaru yang cukup menyita perhatian adalah jam tangan Octo Finissimo yang hadir dalam balutan karbon dan emas, serta jam Monete Catene Dual Time yang menampilkan dua koin yang antik. Untuk membahas kedua koleksi terbaru ini, Collector’s Guide - Watches, Indonesia berbincang dengan Fabrizio Buonamassa Stigliani, sang jenius yang berperan penting dibalik desain jam tangan dan perhiasan Bulgari. Fabrizio telah menjadi desainer di Bulgari Design Center semenjak 2001 dan berperan besar dalam mendesain jam tangan yang telah menjadi ikon bagi Bulgari, Octo Finissimo.

Bisa diceritakan bagaimana proses pembuatan desain sebuah jam?

Apakah Anda memulai dengan mendesain berdasarkan mesin jam yang sudah jadi atau memulai dari sebuah sketsa?

Saat ini menurut saya sangat penting untuk bekerja sama dengan para ahli pembuat jam. Tapi saya harus katakan bahwa seringkali ideide tersebut berasal dari sebuah proses atau momen kreatif. Saat ini kami memiliki banyak jam dengan komplikasi rumit, mulai dari Finssimo, Calavera, sampai ke jam dengan tourbillon dan minute repeater. Bagi kami saat ini cukup mudah untuk membayangkan sebuah jam baru berdasarkan mesin jam yang sudah ada. Jadi setelah sebuah ide, kami akan mengumpulkan komentar dan mengetahui kebutuhan dari para pembuat jam. Kami harus menemukan sebuah kompromi antara ide awal dan kendala dalam pembuatannya. Banyak merek jam lain bekerja secara berbeda, mereka mulai dari sebuah case jam dan meletakkan sebuah dial. Kami merupakan kebalikan dari mereka, karena produk kami bukanlah sebuah merek jam biasa.

HALAMAN SAMPING

Beragam model Bulgari Octo Finissimo dalam bahan titanium, platinum, emas kuning dan rose gold, ceramic hingga tantalum yang memenangkan berbagai penghargaan

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Dua versi terbaru Octo Finissimo

CarbonGold, yaitu Perpetual Calendar dan Automatic; Fabrizio Buonamassa Stigliani; Octo Finissimo Tourbillon Marble untuk Only Watch; Mesin jam terlihat dari caseback transparan; Tipis namun tangguh

CGW Magazine 47
Jam tangan kamuflase adalah sesuatu yang sudah ada di benak kami sejak awal karena salah satu elemen terpenting dari
Finissimo adalah cara bermain-main dengan material
Fabrizio Buonamassa Stigliani Direktur Kreatif, Divisi Jam Tangan Bulgari

Bagaimana Anda mendapatkan inspirasi untuk membuat sebuah jam?

Apa saja tantangannya?

Ya, tantangannya adalah untuk tidak mengganggu diri kita sendiri. Itu sebabnya kami mencoba setiap saat untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda. Octo Finissimo marble (marmer) misalnya, adalah produk yang luar biasa. Saya suka mengatakan bahwa jam itu adalah mosaik yang terbuat dari marmer karena setiap tahap casing jamnya ditutupi oleh sepotong marmer. Octo Finissimo CarbonGold berbeda karena semua orang tahu karbon. Jam tangan kamuflase adalah sesuatu yang sudah ada di benak kami sejak awal karena salah satu elemen terpenting dari Finissimo adalah cara bermain-main dengan material. Semua orang tahu karbon dalam industri pembuatan jam, tapi tidak ada yang bermain dengan karbon dan emas secara bersamaan dengan desain dan ketebalan seperti ini. Jadi, setiap waktu merupakan tantangan yang berbeda. Namun tantangan yang paling penting, yang paling sulit dicapai, adalah estetika dan sudut pandang teknis. Misalnya, untuk emas karbon, kami mendesain ulang gelang hingga casing jamnya. Kami mengubah ketebalan kedua komponen ini. Kami memiliki insert yang terbuat dari titanium pada casing, dan kami memiliki sekerup dan tombol jam yang memiliki ketahan air sampai 10 ATM. Sangat penting bagi kami bahwa jam tangan harus dapat dipakai setiap hari. Dan itulah mengapa kami memutuskan untuk mengubah ketebalan gelangnya. Kami juga mendesain ulang beberapa bagian bridge pada mesin jamnya. Kini bagian bridge tersebut dilapisi emas, begitu pula sekerup dan tombol jam juga terbuat dari emas, dan piringan yang kami buat pada posisi jam sembilan juga terbuat dari emas. Gesper jam ini juga terbuat dari logam, namun seluruh jam tangan bahkan dial jamnya terbuat dari karbon.

HALAMAN INI

Jam tangan rahasia Monete Catene dari rose gold bertatahkan berlian yang unik

HALAMAN SAMPING

Fabrizio memulai proses desain dengan menggambar sketsa jam; Monete Dual Time dari rose gold, emas kuning dan emas putih, bertatahkan berlian baguette, dan koin bergambar kaisar Septimius Severus (193-211 M) dan istrinya Julia Domna (193-217 M)

Bisakah Anda membuat mesin jamnya menjadi lebih tipis lagi?

Lebih tipis dari Finissimo cukup sulit untuk dilakukan. Bahkan bagi kami, jika ingin memiliki sesuatu yang lebih tipis, Anda harus mengubah sepenuhnya estetika sebuah jam tangan. Anda bahkan harus mengubah cara memakainya dan sejujurnya sangat penting bagi kami jam tangan itu haruslah (berfungsi sebagai) jam tangan, karena kalau tidak ya tidak bisa dipakai. Kita bisa membuatnya lebih tipis lagi tetapi pada akhirnya Anda tidak dapat membaca waktu lagi dan Anda tidak dapat menggunakannya lagi karena sudah rapuh. Finissimo ultra kami cukup kuat dan ketebalannya luar biasa dan pada akhirnya masih berupa jam tangan.

Bagaimana Anda mendesain sebuah jam dengan dua dial dan jam dengan mesin jam tertipis?

Ide awalnya adalah menggunakan mesin jam Colissimo. Namun karena saat ini kami memiliki kesempatan untuk menggunakan mesin jam yang lebih tipis, karena di masa lalu kami harus menggunakan mesin jam quartz atau terpaksa menggunakan case yang lebih besar.

CGW Magazine 48

Saat ini kami mampu menggunakan mesin dari jam Octo Finissimo juga untuk lini jam tangan perhiasan. Untuk cerita dibalik jam tangan koin, sangat mudah. Ini adalah bagian dari sejarah Bulgari. Ketika kami menggabungkan semuanya, Anda akan mudah mengenalinya sebagai sebuah produk dari Bulgari. Ide jam tangan dual time (waktu ganda) hampir merupakan sebuah lelucon pada awalnya, kami tidak ingin ide yang biasa dan ingin sesuatu yang disruptif. Kami ingin sesuatu yang berbeda dan kami memiliki cerita yang menarik dibalik kedua koin tersebut.

Mengapa hanya satu jam tangan yang dibuat?

Monete Catene Dual Time adalah sebuah jam tangan yang unik karena tidak mudah untuk menemukan koin yang bisa kami gunakan. Bahkan pada akhir sebuah makan malam, Jean-Christophe Babin (CEO Bulgari) berkata bahwa ia tidak yakin apakah akan menjual jam ini atau tidak, karena kedua koin ini sangat menakjubkan. Jam tangan ini sangatlah unik. Akan menyenangkan untuk memiliki jam ini untuk museum Bulgari dan untuk menunjukkan sejarah kami. Jadi

jam ini sangatlah unik, jam lainnya serupa dengan jam sebelumnya, karena sangat mudah untuk menemukan sebuah koin dan kita dapat mengubah koinnya tiap waktu, namun dengan dua koin, saya pikir ini adalah sebuah karya yang unik.

Jam apa yang Anda kenakan hari ini?

Saya mengenakan Monochrome S, jam ini memiliki DNA yang menjadi bagian dari Octo Finissimo. Saya juga mengenakan jam Finissimo S, jam titanium, dan beberapa purwarupa yang saya bisa tunjukkan pada Anda.

Apakah Anda mempunyai sebuah pesan untuk para kolektor jam di Indonesia?

Pesannya pertama-tama terima kasih atas apresiasinya terhadap Bulgari Octo Finissimo dan ikuti terus kami karena kedepannya akan ada kejutan yang sangat menarik.

Kapan kejutan ini akan dirilis?

Ini sangat sulit untuk dikatakan karena kami punya banyak proyek yang berjalan saat ini, kami perlu untuk menemukan acara yang tepat untuk mempresentasikan sesuatu.

Kapan Anda akan berkunjung ke Jakarta atau Bali?

Saya akan sangat senang untuk mengunjungi Indonesia, sayangnya saat ini tidak ada rencana untuk mengunjungi negara Anda dan untuk dapat berbincang dengan pecinta jam dan kolektor jam, jadi kita akan lihat di masa depan.

CGW Magazine 49
Ide jam tangan dual time (waktu ganda) hampir merupakan sebuah lelucon pada awalnya, kami tidak ingin ide yang biasa dan ingin sesuatu yang disruptif

BIG TIME

Franz Linder berbagi cerita tentang Multifort TV Big Date terbaru yang mewujudkan keahlian bersejarah pembuatan jam tangan, hingga pasar

Indonesia yang sangat penting bagi Mido

Presisi, kekuatan dan keberanian adalah tiga elemen yang dihadirkan Mido dalam setiap model jam tangannya. Penggemar jam tangan buatan Swiss tentu sudah tidak asing lagi dengan merek yang berada di bawah naungan Swatch Group ini. Pada awal berdirinya pada tahun 1918, Mido berfokus pada produksi jam tangan dengan desain yang terinspirasi gaya art-deco. Tahun ini, jenama yang telah sukses membangun reputasinya sebagai pembuat jam kelas dunia ini meluncurkan Multifort TV Big Date dengan casing yang terinspirasi dari bentuk TV tabung klasik, salah satu desain ikoniknya yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 dan telah menjadi simbol yang hits pada era 70-an dan 80-an.

Saat membuka acara pesta peluncuran koleksi terbarunya, CEO Mido, Franz Linder berujar, “Saya sangat gembira dapat

memperkenalkan koleksi Multifort TV Big Date kepada para pecinta jam tangan di Asia. Jam tangan ini benar-benar mewujudkan gaya ikonik dari jam tangan klasik berbentuk TV, yang pertama kali diperkenalkan oleh Mido pada tahun 1973 dan sejak itu menjadi simbol pada masanya. Setelah 50 tahun, kami telah menafsirkan ulang desain ikonik ini, dengan sentuhan kontemporer. Mido telah meningkatkan keunikannya dengan menggabungkan tampilan tanggal besar, yang dikenal sebagai Big

Date, dan merancang pelat jam dengan efek gradien dengan cermat untuk menambah kedalaman dan keindahan. Selain itu, kami merasa terhormat memiliki Duta Merek kami, selebriti terkenal, Kim Soo Hyun, bergabung dengan kami dalam mempersembahkan koleksi luar biasa ini.” Berikut petikan wawancara eksklusif Collector’s Guide-WATCHES

Indonesia dengan CEO Mido, Franz Linder usai acara peluncuran koleksi terbaru Mido Multifort TV Big Date yang berlangsung megah di Hotel Park Hyatt, Bangkok, Thailand yang baru lalu.

CGW Magazine 50

HALAMAN SAMPING

CEO Mido, Franz Linder

HALAMAN INI DARI KIRI

Franz Linder bersama Kim Soo Hyun; Tampilan sporty dan ramping membuatnya nyaman dikenakan; Dua model terbaru

Apakah ada bahan atau material jam yang paling sulit atau menantang untuk dikerjakan?

Saya tidak akan mengatakan bahwa Mido adalah ahli dalam hal material, karena dalam grup kami (Swatch group), itu adalah keahlian Rado, namun bagi kami, material yang paling rentan dan tidak mudah untuk dikerjakan atau dibentuk adalah titanium, karena meski ia logam yang kuat dan ringan, namun bukan logam keras. Dan titanium akan relatif mudah tergores jadi harus hati-hati dalam membentuknya, namun hasil akhirnya adalah jam tangan yang akan sangat ringan dan nyaman dikenakan.

Apakah model terbaru yang mengusung konsep retro-vintage ini akan menarik kalangan anak muda?

Tentu saja kami berharap produk ini juga akan diterima penggemar jam di kalangan anak muda. Jika kita lihat dari segi teknologinya, ini adalah model dengan fitur Big Date, yaitu mesin jam yang kami kembangkan bersama dengan ETA di tahun 2018 saat kami merayakan ulang tahun Mido ke-100 tahun, yang kami integrasikan dengan casing berbentuk TV klasik. Jadi ini bukan mesin jam yang baru kami gunakan, karena sudah ada di model lainnya seperti Commander dan Baroncelli. Namun yang terdapat pada jam tangan ini adalah tampilan dan bentuk yang bebeda dan khas pada casing jam. Dan saya pribadi sangat suka pola gradasi pada dial jam, karena akan terlihat berbedabeda saat terkena cahaya, dan itu sangat atraktif.

Ada pesan khusus untuk para penggemar dan kolektor jam tangan, termasuk kami yang berada di Indonesia?

Apa tantangan terbesar saat membuat koleksi baru yang terinspirasi dari model sebelumnya?

Itu tergantung pada apa yang ingin Anda lakukan, jika Anda ingin membuat jam tangan yang sangat mirip dengan replikanya, menurut saya itu akan lebih mudah. Karena Anda tinggal menyesuaikan ukurannya, jadi lebih mudah diadaptasikan, dibanding dengan model jam yang berukuran sangat kecil. Namun pada Multifort TV Big Date ini, salah satu tantangannya adalah untuk mempercantik bagaimana tampilan jam tangan tersebut, kalau Anda melihat bentuk-bentuk jam tangan bersejarah kami, Anda akan melihat elemen-elemen yang berbeda dari satu model ke model lainnya, ada yang memiliki bezel lancip, perbedaan pada posisi bukaan untuk tanggal dan hari, dan beragam perbedaan lain. Jadi ini bukanlah replika dari jam tangan Multifort Mido di masa lalu. Saya bisa katakan ini akan lebih menyenangkan bagi para desainer kami, namun tentu akan lebih menantang.

Para kolektor dan penggemar jam tangan adalah pemimpin opini dan kami menghargai Anda dari negara atau kota manapun, dan apa pun ekspektasinya. Dan tentu saja karena jam tangan adalah sesuatu yang universal, jika Anda meluncurkan produk baru, Anda yakin itu akan sukses jika para kolektor jam tertarik dengan produk tersebut. Mereka berada dalam posisi pertama dan level paling atas, baru kemudian di level pertengahan, yaitu orang biasa, lalu level berikutnya adalah para pengikut atau penggemar sang aktor. Jadi bagi kami, dalam setiap produk yang kami luncurkan, peran para kolektor jam sangat penting, karena mereka sering menentukan trend jam bagi model-model terbaru, dan apakah model tersebut akan sukses di pasaran atau tidak. Dan khusus pasar Indonesia, negara ini adalah “one of most traditional market” yang dimiliki Mido dan sangat potensial untuk berkembang dengan populasi yang sedemikian besar. Mido sudah berada di sana selama beberapa dekade. Jadi kami memiliki tradisi yang amat panjang di Indonesia, memiliki banyak konsumen yang memiliki banyak koleksi jam Mido yang pernah ada sebelumnya, seperti chronometer dan lainnya.

CGW Magazine 51
Jika Anda meluncurkan produk baru, Anda yakin itu akan sukses jika para kolektor jam tertarik dengan produk tersebut. Mereka berada dalam posisi pertama

Timeless Grace

Peluncuran eksklusif Zenith dan kolaborasi menarik dengan Susan G.

Komen dalam mendukung perjuangan melawan kanker payudara, dan pemberdayaan wanita

Zenith terus mendukung perjuangan melawan kanker payudara dengan meluncurkan koleksi istimewa, “Chronomaster Original Pink Unique Piece for Susan G. Komen®.” Jam tangan ini bertatahkan berlian pada sisi lug dan dial berwarna merah muda yang melambangkan kesadaran tentang kanker payudara. Jam ini baru saja dilelang dengan seluruh hasil penjualannya disumbangkan untuk Susan G. Komen®, organisasi kanker payudara terkemuka di dunia. Inisiatif amal ini dilakukan setelah kesuksesan peluncuran edisi Chronomaster Original Pink di tahun 2022 lalu, di mana sebagian hasil penjualan telah disumbangkan untuk mendukung program mulia ini.

Dalam perjalanannya, Zenith telah lama menjadi pendukung pemberdayaan perempuan, dan meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, yang sekaligus menjadi pilar utama dari inisiatif HORIZ-ON mereka. Dengan dampak global yang memengaruhi satu dari delapan perempuan, Zenith berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara melalui edukasi, advokasi pemeriksaan, dan dukungan bagi organisasi yang bekerja tanpa henti untuk menemukan obat penyembuhan. Kemitraan mereka dengan Susan G. Komen telah memperkuat dedikasi mereka untuk merangkul lebih banyak perempuan, memberikan akses kepada mereka dalam bentuk penyuluhan, harapan, dan dukungan dalam perjuangan melawan penyakit yang tidak pandang bulu ini.

CGW Magazine 52
Penulis: Billy Saputra

Chronomaster Original Pink “Unique Piece for Susan G. Komen®” memiliki case dari stainless-steel berdiameter 38mm yang ditenagai caliber chronograph otomatis El Primero generasi terbaru, mampu mengukur waktu hingga 1/10 detik. Jam tangan unik ini menjadi simbol kekuatan dan solidaritas, mencerminkan komitmen jenama asal Swiss ini untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker payudara. Pemenang lelang akan menerima tali jam tambahan pilihan mereka, bersama dengan sertifikat yang menegaskan keunikan jam tangan ini, dan memberikannya kesempatan luar biasa untuk mendukung inisiasi Susan G. Komen dan memiliki jam tangan Zenith edisi unik.

Zenith ingin melanjutkan dukungannya untuk Susan G. Komen® melalui acara penggalangan dana, lelang amal, dan memfasilitasi perwakilan Susan G. Komen di acara DREAMHERS mereka secara global. Dalam kesempatan yang sama, Editor kami sempat berbincang dengan Julien Tornare, CEO Zenith mengenai program ini, berikut rangkumannya.

HALAMAN SAMPING

Jam tangan Chronomaster Original Pink “Unique Piece for Susan G. Komen®”

HALAMAN INI DARI KIRI

CEO Zenith, Julien Tornare; Jam berdiameter 38mm bertatahkan 56 berlian ini berwarna pink, mewakili kesadaran akan kanker payudara

Seratus persen hasil dari penjualan jam tangan ini dan dari jam tangan istimewa lain yang dibuat awal

CGW Magazine 53

Zenith terus mendukung kesadaran tentang kanker payudara dengan melelang jam tangan istimewa Chronomaster Original Pink. Ceritakan lebih lanjut tentang jam tangan ini.

Zenith telah bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, penyakit yang tidak pandang bulu yang menyerang satu dari delapan perempuan, dan berdampak pada kehidupan di seluruh dunia selama bertahun-tahun, namun kerjasama kami dengan Susan G. Komen dimulai tahun lalu dengan jam tangan unik Chronomaster Original Pink. Seratus persen hasil dari penjualan jam tangan ini dan dari jam tangan istimewa lain yang dibuat awal tahun ini disumbangkan untuk Susan G. Komen, organisasi kanker payudara terkemuka di dunia. Nantikan apa yang akan datang pada bulan Oktober dengan jam tangan istimewa lain yang akan tersedia untuk dijual dalam jumlah terbatas dengan cakupan yang sama!

Jam tangan unik Zenith Chronomaster Original Pink terjual dalam lelang senilai USD 30,480 (melebihi perkiraan di angka USD 8,000 - USD 16,000).

Apakah Anda puas dengan hasilnya dan apakah akan ada lebih banyak jam tangan yang dilelang untuk tujuan mulia seperti ini?

Tentu saja, kami sangat senang dengan hasil ini, terutama karena akan memberikan manfaat bagi Susan G. Komen untuk tujuan yang begitu penting. Memang, kami akan terus melangkah ke arah ini!

Dari

HALAMAN INI

Julien Tornare dalam acara DreamHers di Singapura; Wakil Presiden Senior Misi untuk Susan G. Komen®, Victoria Wolodzko

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Dari kiri: Melody Hsu, Chiaki Horan, Sheila Sim, Esther Abrami, Catie Munnings dan Lola Rodríguez; Julien Tornare dan pemain Tenis Anett Kontaveit; Pemain biola sensasional, Esther Abrami di manufaktur Zenith

program DreamHers

Pemberdayaan wanita adalah salah satu pilar dari inisiatif Zenith HORIZ-ON, bisa Anda jelaskan lebih jauh mengenai hal ini?

Tentu saja. Pemberdayaan perempuan adalah salah satu pilar utama dari inisiatif Zenith HORIZ-ON. Zenith telah aktif dalam hal ini melalui inisiatif internal dan eksternal. Secara internal, misalnya, lebih dari 60% dari Direktur Merek kami adalah perempuan. Dari perspektif eksternal, tentu saja, kami meluncurkan program DreamHers kami 3 tahun lalu, dengan tujuan memberikan suara kepada perempuan berbakat dan sukses, dalam bidang apa pun yang mereka tekuni, untuk menginspirasi perempuan lain dan generasi berikutnya. Kami senang mengumumkan bahwa tahun ini kami akan meluncurkan program mentoring dengan para DreamHers kami, dan nantikan perkembangan lebih lanjut tentang topik ini pada tahun 2024.

Zenith mengambil langkah berani dengan menghilangkan kategori gender dari pilihan koleksi jam tangannya, apakah ada perubahan demografi dari konsumen secara signifikan semenjak kebijakan ini diimplementasikan?

Iya, di Zenith, semua jam tangan kami tidak memiliki label gender. Oleh karena itu dianggap uniseks, hingga pada titik di mana, seperti yang Anda lihat di situs web kami, kami telah menghapus kategori gender. Chronomaster Original Pink berukuran 38 mm ini sepenuhnya uniseks, yang tercermin dalam penjualannya, dan ini menunjukkan peningkatan jumlah klien perempuan kami.

CGW Magazine 54
perspektif eksternal, kami meluncurkan
kami 3 tahun lalu, dengan tujuan memberikan suara kepada perempuan berbakat dan sukses

Tahun ini menandai tahun keenam Anda memimpin Zenith, dan Anda sukses mengembalikan merek tersebut ke jalur yang benar. Selama enam tahun terakhir, proyek mana yang menurut Anda membawa Zenith ke tingkat berikutnya?

Banyak proyek, sulit untuk memilih satu. Saat saya bergabung, kami melakukan pekerjaan besar dalam memperbaiki lini produk dan referensi yang diperlukan. Kami fokus pada mengembangkan identitas setiap lini produk dan komunikasinya. Selama masa pandemi, kami meluncurkan situs web kami dalam waktu singkat, hanya dalam beberapa bulan, padahal seharusnya menjadi proyek setahun penuh. Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, dan hasilnya luar biasa. Kami juga memperkuat tim dan memberdayakan pasar-pasar kami. Mendengarkan pasar dan merespons perasaan dan prediksi mereka sangat penting. Tentu saja, sebagian kesuksesan merek juga berkat platform baru dan citra merek yang diubah agar terlihat lebih modern dan inovatif, serta kolaborasi inovatif seperti dengan Felipe Pantone dan para duta merek yang relevan di seluruh dunia, yang sejalan dengan filosofi “Time To Reach Your Star” kami. Di Zenith, penting bagi semua pemangku kepentingan, duta merek, dan karyawan untuk sepenuhnya sejalan dengan filosofi ini, karena itulah kunci keberhasilan Zenith.

Apa yang dapat kita tunggu dari Zenith di akhir tahun 2023 dan seterusnya?

Setelah musim panas berakhir dan menjelang akhir tahun, kami memiliki beberapa peluncuran menarik yang akan datang, terutama beberapa jam tangan berwarna-warni dalam lini Chronomaster, yang pasti akan menarik untuk dilihat. Anda juga dapat melihat beberapa edisi terbatas yang sangat istimewa terkait dengan Friend of the Brand dan Duta kami. Tunggu kabarnya!

Apa nasihat yang akan Anda berikan kepada para pecinta jam tangan di Indonesia yang ingin membeli jam tangan Zenith pertama mereka?

Saya akan mengatakan bahwa dengan Zenith, Anda membeli sebuah jam tangan abadi, dengan cerita dan warisan yang kuat. Dalam arti lain, penting untuk memilih jam tangan yang mengungkapkan emosi dan sesuai dengan kepribadian Anda. Kami memiliki beberapa koleksi luar biasa dengan cerita yang begitu kuat, seperti edisi Chronomaster Original Manufacture yang sangat istimewa. Terakhir, dengan Zenith, Anda akan membeli sebuah jam tangan yang sepenuhnya dibuat di dalam rumah produksi kami, yang cukup langka saat ini, memberikan keunggulan dan ketepatan dalam mesin dan desainnya. Anda akan memiliki jaminan bahwa jam tangan Anda akan selalu dapat diperbaiki, yang merupakan jaminan langka dan hebat.

CGW Magazine 55

Every Rolex Tells A Story

Inilah kisah Rolex Testimonee Chris Evert, tokoh tenis modern wanita pertama yang menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi generasi muda

Juara tenis Amerika Chris Evert masih berusia 17 tahun ketika dia melakukan debutnya di Wimbledon tahun 1972. Saat pensiun di tahun 1989, ia telah meraih 18 gelar tunggal Grand Slam® dan rekor persentase kemenangan karier sebesar 90 persen. Saat ini ia memasuki “tahap ketiga” dalam hidupnya, yaitu merefleksikan kepercayaan diri yang diberikan tenis kepadanya dan pada Rolex, yang telah mewakili seluruh tahapan kehidupannya. Rolex telah menjadi Pencatat Waktu Resmi AS Terbuka sejak tahun 2018, dan turnamen ini telah menjadi sumber kesuksesan bagi keluarga Rolex

Testimonee, termasuk Chris Evert. Selain pencapaiannya yang luar biasa dalam memenangkan 18 gelar tunggal Grand Slam®, Chris Evert menjadi teladan bagi generasi muda. Sebagai tokoh tenis modern wanita besar pertama, ia telah berkontribusi besar dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga tersebut. Sikap tenang dan kegigihannya membuatnya bersinar di semua permukaan permainan, mendominasi permainan di tahun 1970an dan 80an. Collector’s Guide-WATCHES Indonesia mendapatkan wawancara eksklusif dengan sang legenda tenis yang telah berusia 68 tahun namun tetap enerjik ini, berikut rangkumannya.

CGW Magazine 56
Foto ©Rolex / Alexandre de Brabant

HALAMAN SAMPING

Rolex Testimonee Chris Evert

terlihat anggun dengan

Oyster Perpetual Datejust 31

dari emas kuning 18K

HALAMAN INI DARI KIRI

Rolex Testimonee Chris Evert

mengangkat Venus Rosewater

Dish, Piala Tunggal Putri, tahun

1981; Chris Evert mengenakan

Oyster Perpetual Lady-Datejust 28

Bisakah Anda ceritakan tentang hubungan Anda dengan Rolex?

Bagaimana hal itu terjadi dan apa artinya bagi Anda?

Saya telah menjadi Rolex Testimonee selama bertahun-tahun, dan ini merupakan suatu keistimewaan bagi saya. Kami memiliki banyak kesamaan nilai, baik selama karier saya sebagai pemain maupun saat ini; yang terpenting adalah tekad kami untuk selalu mencapai tingkat keunggulan yang paling tinggi dan berjuang secara terus-menerus untuk mencapai yang terbaik. Saya sangat mengagumi bahwa Rolex tidak lekang oleh waktu; tetap kekinian dan elegan, selalu dapat diandalkan dan sangat dihormati. Rolex adalah lambang dari apa yang seharusnya dicapai dan diperjuangkan oleh sebuah jam tangan.

Apa pendapat Anda mengenai dukungan jangka panjang Rolex terhadap tenis?

Saya melihat peranan Rolex terhadap tenis merupakan hal yang sangat tepat. Tidak ada cara yang lebih baik untuk memasuki olahraga ini selain melalui kemitraan awal dengan Wimbledon, ajang paling bergengsi dalam sejarah tenis. Melihat hubungan yang tumbuh seperti sekarang ini dengan Rolex, Pencatat Waktu Resmi dari keempat Turnamen Grand Slam, sungguh luar biasa tidak hanya untuk disaksikan, namun juga menjadi bagian dalam sejarahnya.

Bagaimana Anda menyelaraskan diri dengan upaya Rolex yang tiada henti untuk meraih keunggulan dalam karier Anda sebagai pemain tenis?

Saya pikir etos Rolex dalam mencari keunggulan sangat cocok dengan saya dan karier saya. Saat ingin menjadi pemain tenis, saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi setiap kali melangkah ke lapangan, saya berusaha menjadi yang terbaik di hari apa pun. Mengikuti prinsip ini sepanjang karier membawa saya mencapai hal-hal yang hanya dapat saya impikan. Saya sangat memahami konsistensi, efisiensi, dan umur panjang sebuah jam tangan Rolex, karena kata-kata tersebut menggambarkan karier saya.

Anda mendominasi tenis wanita pada tahun 1970an dan 1980an. Apa rahasia kesuksesan Anda dan bagaimana tetap termotivasi sepanjang karier Anda?

Saya pikir hal ini sebagian disebabkan oleh siapa saya sebagai pribadi. Saya selalu ingin berjuang lebih keras, untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Saya ingin menghabiskan waktu berjam-jam di lapangan latihan, hingga saya mampu tampil pada level tertinggi pada kesempatan tertentu. Saya juga menyukai kemenangan. Saya rasa ada banyak aspek yang membuat saya tetap termotivasi selama karir saya, tapi itu pasti salah satunya. Perasaan menang itu tidak dapat diciptakan kembali dan sebagai seorang atlet, itu adalah salah satu perasaan terbaik yang pernah ada.

Anda pernah menduduki peringkat No. 1 Dunia selama total 260 minggu dan memenangkan 18 gelar tunggal Grand Slam. Apa turnamen Grand Slam favorit Anda dan mengapa?

Ini adalah pertanyaan yang sulit, karena semuanya memiliki arti khusus bagi saya. Namun bagi saya, kemenangan Wimbledon pertama memiliki kenangan yang sangat berarti, karena tumbuh dewasa, turnamen ini selalu dianggap sebagai Grand Slam terbesar dan paling bergengsi.

Tiga kualitas apa yang menurut Anda paling penting untuk sukses di lapangan tenis?

Ini adalah pertanyaan yang bagus karena menurut saya ada banyak aspek berbeda yang dapat membuat seorang pemain berhasil. Itu juga tergantung pada individu pemainnya. Beberapa hal bisa berhasil bagi seseorang, namun tidak untuk orang lain. Beberapa kuncinya pastinya adalah kedisiplinan, kekuatan mental, dan kebugaran fisik. Ketiganya sangat berbeda, tetapi tanpa masing-masing, menurut saya akan sulit mencapai level tertinggi Anda.

CGW Magazine 57
Kami memiliki banyak kesamaan nilai, baik selama karier saya sebagai pemain maupun saat ini; kuncinya adalah pencarian keunggulan dan selalu berjuang untuk yang terbaik

CLASSIC CHARM

Perpaduan fungsionalitas dan gaya dihadirkan secara cerdik pada koleksi

Lima Kronosprinter yang terinspirasi oleh Bauhaus dan Dieter Rams

Seperti apa koleksi jam tangan chronograph pertama dari Lima Watch, yang mengusung sudut klasik dalam susunan kontemporer? Setelah sebelumnya sukses meluncurkan jam tangan “Diver Style” lewat seri Lima Meca Revolt, naluri kreatif Herman Tantriady, desainer dan pendiri merek ini kembali dipantik lewat peluncuran seri jam tangan barunya dengan bentuk yang khas. Tak hanya dari bentuk, untuk pertama kalinya Lima Watch menambahkan portfolio komplikasi kronograf ke dalam kategori jam tangannya, yaitu seri chronograph dengan nama Lima Kronosprinter. Sejak awal berdirinya, Lima telah

merilis seri jam tangan collectible yang berbahan utama kayu bermesin quartz, kemudian berkembang menjadi pilihan jam tangan dengan casing logam dan mesin jam mekanis. Semua dengan daya tarik keunikan desain masing-masing.

Bagi para penggemar setia jam tangan Lima, bersiaplah karena akan disuguhi oleh sinergi yang memukau antara fungsi dan gaya yang dikemas dalam Lima Kronosprinter yang begitu revolusioner. Lima Kronosprinter lebih dari sekedar jam tangan, melainkan sebuah karya seni yang melampaui waktu, dan secara visioner, Herman mengambil

CGW Magazine 58
Penulis: Billy Saputra

HALAMAN SAMPING DARI KIRI

Herman Tantriady; Tiga versi Lima Kronosprinter

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Herman merakit jam di studionya; Model pertama dengan pelat jam putih; Pilihan dengan gelang jam untuk tampilan lebih formal; Desain “squircle” yang unik

pendekatan desain lewat penghormatan pada era Bauhaus yang ikonik dan prinsip desain minimalis Dieter Rams. Mengambil inspirasi dari penekanan Bauhaus pada garis-garis bersih dan bentuk geometris, Herman dengan cerdik memadukan keanggunan lingkaran dengan kepraktisan persegi, menghasilkan desain “squircle” (gabungan square dan circle) yang unik dan mencolok secara visual sekaligus ergonomis. Sementara pengaruh etos desain Dieter Rams terlihat jelas di setiap elemen, mulai dari tampilan jam yang rapi hingga penempatan tombol kronograf yang intuitif.

Setiap detail dibuat dengan cermat, mencerminkan komitmen jam tangan terhadap minimalis dan fungsionalitas, sehingga tak hanya memikat mata, tetapi juga dirancang untuk memberikan kenyamanan ergonomis saat dikenakan di pergelangan tangan. Tiap detailnya menggambarkan komitmen Lima pada rancangan desain jam tangannya. Penuh warna, chronograph ini ditenagai oleh mesin andal Seiko VK64 yang memberikan presisi yang diinginkan para penggemar kronograf. Jam tangan ini memiliki sentuhan khas, yaitu tombol kronografnya dihiasi dengan tombol merah dan kuning, memungkinkan pengguna untuk menggunakan berbagai fungsi jam tangan dengan penuh gaya. Pilihan desain ini tidak hanya meningkatkan kegunaan tetapi juga menambah kesan menyenangkan pada estetika keseluruhan. Lima Kronosprinter lebih dari sekedar jam tangan, melainkan bukti karya yang secara harmonis menggabungkan antara fungsionalitas dan keanggunan.

Tujuan Herman Tantriady jelas, yaitu menciptakan jam tangan yang menjembatani kesenjangan antara pesona vintage dan kesederhanaan kontemporer. Lima Kronosprinter dengan indah merangkum visi ini, menawarkan arloji yang mengingatkan kembali pada desain klasik sekaligus berpadu sempurna dengan dunia modern. Tampilannya yang sederhana diwujudkan melalui dial dengan kombinasi warna hitam, biru, dan putih yang terpadu dengan apik. Komponen jarum jam tangan yang kontras juga dipertimbangkan dengan cermat, memastikan visibilitas waktu yang tetap optimal meskipun dalam kondisi minim cahaya. Pilihan tali jam berbahan kulit bertekstur atau gelang logam memberikan fleksibilitas yang luar biasa untuk dipadukan dengan gaya sehari-hari atau acara istimewa. Seiring peluncurannya yang dijadwalkan pada akhir bulan September nanti, telah muncul beberapa foto di akun Instagram resminya, dan antusiasme para penggemar untuk menantikan peluncuran seri jam tangan ini sungguh luar biasa: www.limawatch.com.

CGW Magazine 59
Tujuan Herman Tantriady jelas, yaitu menciptakan jam tangan yang menjembatani kesenjangan antara pesona vintage dan kesederhanaan kontemporer

Big Date WITH KIM SOO HYUN

Bersama aktor karismatik Korea Selatan, Kim Soo Hyun, Mido memperkenalkan kebangkitan kasing berbentuk TV dalam koleksi Multifort TV Big Date terbarunya

CGW Magazine 60

HALAMAN SAMPING

Kim Soo Hyun mengenakan jam Mido Multifort TV Big Date terbaru

HALAMAN INI

Kim Soo Hyun saat diwawancara dalam acara peluncuran koleksi terbaru Mido di Bangkok, mengenakan Multifort TV Big Date dengan dial biru dengan gradasi hitam di bagian luar

Multifort TV Big Date terbaru diperkenalkan oleh Mido yang dihadiri duta merek Mido, Kim Soo Hyun dalam acara prestisius di Bangkok. Dalam perhelatan yang digelar di Bangkok, Thailand ini, Collector’s Guide WATCHES berkesempatan berbincang dengan sang aktor Korea Selatan Kim Soo Hyun. Aktor kelahiran 1988 itu tak hanya menceritakan apa saja yang disukainya dari koleksi terbaru Mido Multifort TV Big Date, namun juga kesannya ketika berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berikut petikan perbincangan dengan aktor yang sangat profesional dan santun ini.

Apa kesan pertama Anda tentang desain terbaru Mido Multifort? Yang pertama adalah Big Date-nya, dan kedua, bentuknya. Tidak benar-benar kotak, tetapi juga tidak bundar. Saya suka sekali dial jamnya.

Anda lebih menyukai dial kotak ataukah bundar?

Saya tidak bisa memilih antara keduanya, tapi satu yang benarbenar bisa melengkapi adalah ini, kotak tapi sekaligus juga bundar.

Soal tampilan arloji, Anda lebih menyukai tampilan retro ataukah modern?

Saya tidak ingin kehilangan dua-duanya. Jadi, saya pilih mengenakan Multifort TV Big Date, yang punya tampilan modern tetapi desain vintage.

Apa yang menjadi pertimbangan Anda saat memilih arloji?

Saya akan memilih berdasarkan desain, sistem penggerak mesinnya, ketahanannya, dan resistansi air.

Anda lebih memilih smartwatch atau arloji mekanis?

Arloji mekanis, tentu saja! Saya memiliki semacam perasaan khusus

dengan arloji mekanis. Saya merasa logika di balik cara kerja arloji, seperti berputarnya pegas utama, sangat menarik.

Apa tiga kata yang menurut Anda dapat menggambarkan karakteristik Mido?

Inovasi, desain, teknologi canggih.

Apa arloji Mido favorit Anda?

Saya sudah tiga tahun berkolaborasi dengan Mido, dan model yang punya sejarah terpanjang dengan saya mungkin adalah Ocean Star. Namun untuk saat ini, tentu saja Multifort TV.

Jika Anda berkesempatan mendesain jam tangan, apa yang ingin Anda sematkan pada arloji tersebut? (Fitur, fungsi, bahan, atau detail tertentu)

Ada banyak produk yang menggunakan bahan ramah lingkungan di berbagai bidang. Sepertinya akan menyenangkan jika dapat membuat arloji dengan bahan yang ramah lingkungan juga di Mido.

Mei lalu Anda kembali berkunjung ke Indonesia setelah 10 tahun. Bagaimana kesan Anda tentang Jakarta dan publiknya?

Saya sangat terkesan, karena meskipun saya tiba di Jakarta sudah cukup malam, banyak sekali fans yang menyambut. Semua itu memberikan energi yang besar bagi saya.

Ada pesan untuk para penggemar jam tangan di Indonesia?

Saya tidak akan bisa melupakan sambutan penggemar sewaktu saya tiba di bandara (Mei lalu). Sungguh tidak terlupakan buat saya. Saat ini kita di acara Mido di Thailand, tetapi ke depannya mungkin kita bisa adakan acara Mido di Indonesia.

CGW Magazine 61
“Arloji mekanis, tentu saja! Saya memiliki semacam perasaan khusus dengan arloji mekanis. Saya merasa logika di balik cara
kerja arloji, seperti berputarnya pegas utama, sangat menarik”

Cook For A Cause

Aktif menggalang dana bagi organisasi nirlaba Happy Hearts Indonesia, hingga kolaborasinya untuk citarasa abadi dalam acara pernikahan eksklusif di InterContinental Jakarta Pondok Indah

CGW Magazine 62
@Foto: Rendy Kairupan

HALAMAN SAMPING

Yvonne Yuen selalu tampil chic, kali ini hadir dalam balutan busana putih dan perhiasan dan jam tangan Chopard

HALAMAN INI

Yvonne Yuen mengenakan jam tangan Chopard Imperiale Moonphase dan perhiasan Chopard Happy Hearts, terdiri dari gelang, liontin dan cincin mutiara, emas 18K bertatahkan berlian yang menari

Chef berparas cantik kelahiran

Shanghai yang tengah menjadi

bintang di dunia kuliner

Indonesia ini adalah salah satu

“angel” dari organisasi nirlaba, Happy Hearts Indonesia

Berlian kecil dapat melakukan hal-hal besar, dan nilai-nilai inti Chopard selalu berupa kemurahan hati dan kepedulian terhadap orang lain. Perpaduan sempurna antara sebentuk hati Chopard dan berlian bergerak yang simbolis, koleksi Happy Hearts ini telah menyatukan seluruh wanita berhati besar di dunia, termasuk Yvonne Yuen. Mungkin belum banyak yang tahu jika chef berparas cantik kelahiran Shanghai yang tengah menjadi bintang di dunia kuliner Indonesia ini adalah salah satu “angel” dari organisasi nirlaba, Happy Hearts Indonesia, yang aktif berkontribusi dengan mengadakan kegiatan-kegiatan amal dan penggalangan dana untuk membangun sekolah bagi anak-anak terlantar dan kurang mampu, dengan kegiatan memasaknya seperti “Let’s Cook For Good Cause, Happy Hearts X Modena”, dan “Charity Dinner, Yayasan Happy Hearts Indonesia X Plaza Indonesia” Tak heran jika ia menjatuhkan pilihannya pada koleksi perhiasan dan jam tangan Chopard Happy Diamonds dan Happy Hearts saat kami bertemu untuk melakukan sesi pemotretan di Plaza Indonesia sore itu. Dengan ramah ia menyapa seluruh kru pemotretan dan staf butik, dan meski tengah memiliki jadwal yang sangat padat, ia tetap hadir tepat waktu, dan mengikuti sesi pemotretan dengan sangat profesional, dua kualitas yang jarang ditemui pada pribadi para publik figur lain. Kami pun berbincang singkat tentang pilihan jamnya hingga rencana berikutnya, dan kolaborasi terbarunya dengan salah satu hotel paling bergengsi di Indonesia, InterContinental Jakarta Pondok Indah.

CGW Magazine 63

Jika diberi kesempatan untuk merancang jam tangan, warna, fitur, sistem mesin jam, atau detail apa yang Anda inginkan?

Dunia jam tangan mekanis selalu memikat saya. Saat berkunjung ke pembuat jam tangan Swiss, saya menyaksikan ketelitian yang membutuhkan waktu tahunan dalam menciptakan sebuah jam tangan. Suara melodi dari jam tangan itu masih terngiang di ingatan saya.

Mana yang Anda lebih sukai, smartwatch atau jam tangan mekanis?

Meskipun saya mengenakan smartwatch, ada kualitas seni yang tak terbantahkan pada jam tangan mekanis yang membuatnya unik. Mereka berada di liga mereka sendiri, tak bisa dibandingkan.

Apa nasehat Anda untuk mereka yang baru memulai kariernya sebagai juru masak rumahan?

Saya percaya setiap rumah tangga memiliki hidangan khas mereka sendiri yang mereka nikmati sejak kecil. Bagikan hidangan favorit Anda dan manfaatkan gairah Anda untuk menciptakan sesuatu yang baru. Nikmati perjalanan ini.

Apa rencana Anda selanjutnya? Pernahkah Anda memikirkan untuk menulis buku masak atau membuka restoran?

Saat ini saya menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang sedang saya lakukan sekarang. Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk membuka restoran di masa depan, fokus saya saat ini adalah menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga saya.

A Perfect Marriage

Mewujudkan pesta pernikahan yang tak terlupakan adalah impian dari banyak pasangan, apalagi merayakannya di hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah yang mewah dan meupakan pilihan dari sejumlah pernikahan bersejarah dalam negeri. Predikat yang diraih berkat kepiawaian tim spesialis pernikahan hotel dalam merancang acara istimewa, mewujudkan pernikahan impian dari setiap klien. Dan mulai bulan Agustus, hotel yang telah meraih berbagai penghargaan bergengsi ini bermitra dengan Guest Chef Extraordinaire Yvonne Yuen untuk meracik penyajian jamuan pernikahan serta berbagai acara sosial. Chef kelahiran Shanghai dan pemilik YY Private Dining ini tengah

CGW Magazine 64

Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah bermitra dengan

Guest Chef Extraordinaire Yvonne Yuen untuk meracik menu

khusus jamuan pernikahan serta berbagai acara sosial

menjadi sorotan di dunia kuliner Tionghoa-Indonesia, karena mampu menghidangkan masakan klasik ala Shanghai autentik yang cocok di lidah para penikmat kuliner terkemuka tanah air. Inspirasi masakan ala rumahan yang hangat, menjadi kuliner yang ia kemas secara brilian dan mampu mewarnai cakrawala citarasa dalam acara pernikahan dan acara sosial di Jakarta.

Memulai karirnya sebagai seorang chef untuk prosesi menu makanan pribadi yang berfokus menyajikan masakan tradisional khas Tionghoa, Yvonne memperkaya bumbu masakannya dengan memadukan masakan klasik ala Tionghoa dengan perjalanan cerita dan tatanan presentasi masakan yang indah. Salah satu sifat menarik dari Yvonne adalah pola pikirnya yang selalu melihat ke depan. Bak nahkoda, ia menentukan arah memasaknya untuk mempertahankan dan melestarikan resep masakan Tionghoa secara turun temurun, termasuk kepada anak-anaknya di rumah. Ia gemar menyiapkan hidangan dari masa kecilnya untuk orang-orang yang dicintainya, dengan tujuan untuk menciptakan kembali makanan yang nyaman dan beraroma yang dia sukai. Petualangan dunia kuliner Yvonne pun

HALAMAN SAMPING

Meski sibuk, Yvonne adalah salah satu “angel” dari organisasi nirlaba Happy Hearts Indonesia, dan aktif mengadakan kegiatan amal dan penggalangan dana; Ia terlihat menawan dengan perhiasan Chopard Happy Hearts dan jam tangan Chopard Imperiale Moonphase 36mm dari rose gold 18 karat dari penambangan emas etis

HALAMAN INI DARI KIRI

Yvonne Yuen adalah chef tamu di InterContinental Jakarta Pondok Indah; Ia terlihat anggun dalam balutan gaun putih polos dan perhiasan Chopard; Beberapa menu karyanya, Bird nest in almond cream, Wagyubeefwithorientalchimicurrisauce dan Steamedcodwithpicklechili

terus bergulir, terutama saat beranjak dewasa dan berada di Hong Kong, melting pot yang membuatnya mengenal berbagai variasi hidangan, termasuk masakan Kanton dan masakan khas Tionghoa lainnya. Hal ini mendorongnya untuk mencicipi berbagai masakan saat bepergian keliling dunia, dan menyelami berbagai rasa internasional yang memperkaya pengetahuan kulinernya, dan memberinya inspirasi untuk memadukan bumbu Barat dan Timur ke masakannya.

Keinginan besarnya adalah memadukan antara praktek memasak tradisional dan modern, mengejar hidangan yang inovatif, namun tetap mempertahankan rasa yang autentik. Sehingga kehadirannya sebagai chef tamu di InterContinental Jakarta Pondok Indah dapat diibaratkan sebagai perjodohan yang sempurna. Hotel sebagai tempat penyelenggara acara bermitra dengan chef unggulan untuk menyuguhkan momen nostalgia kepada seluruh tamu undangan pernikahan dengan menciptakan menu Oriental klasik. Yvonne percaya pada hubungan kuat antara makanan dan emosi dan masakannya dirancang agar dapat memunculkan kembali memori manis dari masa lalu, dan menciptakan memori baru yang indah lewat indera perasa di saat yang bersamaan.

CGW Magazine 65
@Foto: InterContinental Jakarta Pondok Indah

Horological Marvel

A. Lange & Söhne merilis 1815 Rattrapante Perpetual Calendar dalam warna unik, dengan tiga komplikasi pembuatan jam tangan tercanggih

Manufaktur jam tangan mewah yang berbasis di Glashütte, Jerman, A. Lange & Söhne memberi sentuhan baru untuk salah satu jamnya yang paling kompleks, 1815 Rattrapante Perpetual Calendar (Ref. 421.056FE). Jam tangan mekanikal yang memiliki fungsi rattrapante (split-second chronograph) dan perpetual calendar (kalender abadi) ini hadir dengan dial warna pink-gold atau sering disebut sebagai “salmon dial”, case 41.1mm dari emas putih 18 karat dan tali jam kulit buaya berwarna coklat tua. Warna dial jam yang unik ini sedang menjadi buruan para pecinta jam tangan mewah, karena memberi kesan yang klasik namun elegan

CGW Magazine 66
Penulis: Yessar Rosendar

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

1815 Rattrapante Perpetual Calendar dengan dial dari pink gold 18K; Case jam dengan ketebalan 14.7 mm dari emas putih 18K

HALAMAN INI DARI KIRI

Detil sub-dial menampilkan kalender abadi hingga kronograf rattrapante; Mesin jam terlihat dari caseback transparan; Mesin manufacture calibre L101.1

dan berkelas. Popularitas salmon dial semakin memuncak kala jam tangan termahal Patek Philippe Grandmaster Chime Ref. 6300A-010 yang terjual seharga USD 31 juta (Hampir IDR 500 miliar) pada tahun 2019 lalu juga memiliki dial berwarna pink-gold. A. Lange & Söhne pun jarang merilis jam dengan dial seperti ini, dan 1815 Rattrapante Perpetual Calendar merupakan jam tangan ketiga mereka setelah Datograph Perpetual Tourbillon yang diluncurkan tahun 2019, dan Lange 1 Perpetual Calendar yang diluncurkan tahun 2021.

Dial berwarna pink-gold merupakan pasangan yang sempurna untuk sebuah jam dengan desain klasik seperti 1815 Rattrapante Perpetual Calendar. A. Lange & Söhne juga telah berhasil memadukan dial ini dengan sentuhan dari jarum jam berwarna biru dengan skala menit berdesain klasik yang menyerupai rel kereta api, penomoran Arabic, dan peletakan empat sub-dial yang harmonis. Keempat subdial yang menampilkan kalender abadi dan kronograf rattrapante ini berhasil menghadirkan nuansa klasik yang sangat kuat, terinspirasi dari jam saku buatan Lange. Sub-dial pada jam ini menampilkan indikator kalender untuk bulan dan tahun kabisat di jam 3, dan tanggal dan hari di posisi jam 9, sub-dial di posisi jam 12 menampilkan menit dan cadangan daya, sementara sub-dial di posisi jam 6 menunjukkan jarum detik, berbagi tempat dengan fase bulan yang hadir dengan aksen warna yang menawan.

Dibalik dial cantiknya, jam tangan ini mengusung fungsi mesin jam yang sangat menantang untuk dibuat. Selain memiliki fungsi

kronograf konvensional, jam tangan ini juga memiliki kemampuan untuk mengukur waktu antara (intermediate) dan waktu komparatif, serta menentukan nilai minimum dan maksimum dalam waktu satu menit. Mesin manufacture calibre L101.1 memiliki roda keseimbangan yang berdetak sebanyak enam semi-osilasi per detik, waktu berhenti dapat direkam dengan akurasi seperenam detik. Pembacaan presisi tinggi terjamin berkat tambahan pada skala menit periferal. Mesin jam manual ini memiliki cadangan daya sampai 42 jam jika dipuntir sampai kapasitas maksimumnya. Proses yang diatur secara tepat dalam mesin jam ini dapat diamati melalui casing belakang kristal safir. Transmisi roda dua kolom klasik digunakan untuk mengontrol pengukuran waktu berhenti dan waktu antara. Seperti jam tangan khas A. Lange & Söhne lainnya, kerumitan teknis dipadukan dengan tingkat keahlian pembuatan jam yang tinggi. Permukaan atas seluruh bagian jam yang bergerak dihiasi dengan butiran lurus, sementara talang periferal dipoles. Untuk ini dibutuhkan ahli finishing yang berpengalaman dan memiliki keterampilan memoles bevel hingga tajam dan rata.

Selain fungsi kronograf rattrapante, jam tangan ini juga memiliki fungsi dan kemampuan teknis yang luar biasa dari kalender abadi dengan ingatan jangka panjangnya. Seperti namanya, mekanisme yang rumit dan canggih ini memastikan bahwa tanggal, hari dalam seminggu, dan bulan ditampilkan dengan benar - setiap hari, selama beberapa dekade, bahkan dengan memperhitungkan tahun kabisat. Penunjukan kalender hanya boleh dikoreksi satu hari tetapi tidak sampai tanggal 1 Maret 2100; menurut aturan kalender Masehi, tahun kabisat akan dilewati. Tampilan fase bulan dengan presisi tinggi juga telah diprogram untuk jangka panjang, detil ini sangat mirip dengan durasi orbit sinodik satelit bumi sehingga diperlukan waktu 122,6 tahun agar tampilannya terkoreksi dalam satu hari. Untuk memiliki jam dengan kombinasi yang sangat menawan ini, seorang kolektor jam harus mempunyai keberuntungan ekstra, karena jam tangan ini hanya dibuat terbatas sampai 100 buah saja.

CGW Magazine 67
Selain fungsi kronograf rattrapante, jam tangan ini juga memiliki fungsi dan kemampuan teknis yang luar biasa dari kalender abadi dengan ingatan jangka panjangnya

Timeless Heritage

Patek Philippe menjunjung tinggi tradisi dalam komplikasi yang memikat setiap generasi pecinta jam tangan dengan fungsinya yang tak lekang oleh waktu

Patek Philippe telah mengukir sejarah dan warisan yang tak tergoyahkan selama bertahun-tahun dalam upaya mengejar kesempurnaan tanpa henti. Di antara sekian banyak pencapaian mereka, jam tangan dengan komplikasi chronograph mereka menempati tempat yang sangat istimewa. Dapat dikatakan, chronograph ini menjadi lebih dari sekedar instrumen untuk mengukur waktu; ia merupakan rangkaian cerita dari komitmen yang tak tergoyahkan terhadap presisi, keindahan, dan juga inovasi. Setiap detik pada chronograph Patek Philippe membawa serta bobot sejarah, keahlian yang bertahan lama, dan juga daya tarik dunia horologis di mana sebuah mimpi bisa menjadi kenyataan.

CGW Magazine 68
Penulis: Yessar Rosendar

Salah satu contoh chronograph yang mengesankan dari manufaktur asal Swiss ini adalah sebuah perpaduan komplikasi dengan perpetual calendar. Jika melihat kembali ke dalam sejarah, kombinasi chronograph dan perpetual calendar dianggap oleh banyak orang sebagai puncak kehebatan pembuatan jam tangan Patek Philippe, dan kisah pertamanya ditulis pada tahun 1941 dengan peluncuran Ref. 1518 yang menjadi sebuah holy grail bagi banyak orang. Kisah ini kemudian berlanjut di masa modern, dengan Ref. 5270/1R-001 yang diluncurkan pada tahun 2018. Jam tangan perpetual calendar chronograph ini menjadi salah satu jam yang menjadi sorotan utama setelah hadir dalam versi rose gold yang dilengkapi dengan gelang jam emas model “Goutte” yang menyatu dengan bagian case jam. Hal yang membuat semakin istimewa adalah desain ini eksklusif untuk Patek Philippe. Bagian dial sunburst berwarna hitam ebony juga menampilkan keseimbangan dan kemudahan untuk dibaca, dengan dua bukaan ganda untuk menunjukkan hari dan bulan pada pukul 12 dan tanggal analog pada pukul 6. Sementara itu, indikasi chronograph ditonjolkan dengan jarum jam dengan tipe sandblasted dan mesin calibre CH 29-535 PS Q yang memiliki cadangan daya selama 65 jam melengkapi kesempurnaan koleksi ini. Seperti jam tangan Patek

Philippe modern lainnya, jam tangan ini juga dilindungi oleh “Patek

Philippe Seal,” yang berarti standar tinggi dan kontrol kualitas yang ketat diterapkan dalam pembuatan setiap komponen jam tangan dengan standar bentuk, fungsi, dan akurasi yang ketat.

Setiap

HALAMAN SAMPING

Detil mesin dan dial jam Patek Philippe Ref. 5270/1R-001 yang diluncurkan pada tahun 2018

HALAMAN INI

Patek Philippe perpetual calendar chronograph versi rose gold ini dilengkapi dengan gelang emas model “Goutte” yang menyatu dengan bagian case jam

CGW Magazine 69
detik pada chronograph Patek Philippe membawa serta bobot sejarah, keahlian yang bertahan lama, dan juga
daya tarik dunia horologis
CGW Magazine 70

HALAMAN SAMPING

Patek Philippe Ref. 5270J-001 yang hadir dalam interpretasi baru dengan debut case emas kuning 18K, dengan mesin calibre CH 29-535 PS Q

HALAMAN INI

Patek Philippe Ref. 5270P-014 dengan case platinum dan dial jam berwarna hijau, ditenagai mesin calibre CH 29-535 PS Q

Ref. 5270P-014 dengan case dari platinum dan dial berwarna hijau dengan aksen gradasi hitam mengingatkan kita pada bentuk beberapa mobil balap vintage

Menariknya, setelah Ref. 5270/1R-001, Patek Philippe memperkaya lini jam tangan perpetual calendar chronograph berikutnya dengan Ref. 5270J-001, yang hadir dalam interpretasi baru dengan debut case emas kuning 18K, dan Ref. 5270P-014, yang diluncurkan dengan case dari platinum dan dial jam berwarna hijau dengan aksen gradasi hitam yang mengingatkan kita pada bentuk beberapa mobil balap vintage. Secara garis besar, keduanya hadir dengan tampilan elegan untuk jam tangan yang menggabungkan dua komplikasi. Baik bagian dial yang berwarna silvery opaline pada Ref. 5270J-001 maupun penggunaan penanda jam dan jarum dengan tipe dauphine dalam

balutan emas putih 18K yang menonjol tetap memberikan kemudahan untuk dibaca dengan keseimbangan antara fungsi perpetual calendar, kolom fase bulan, jarum untuk fungsi chronograph, tanggal pada pukul 6 dan juga kolom ganda untuk hari dan bulan pada pukul 12. Keduanya ditenagai oleh mesin calibre CH 29-535 PS Q yang menjadi mesin jam perpetual calendar chronograph pertama yang seluruhnya dikembangkan dan diproduksi sendiri oleh Patek Philippe dengan kombinasi enam inovasi chronograph yang dipatenkan, serta memiliki cadangan daya hingga 65 jam, sama seperti halnya jam tangan Ref. 5270/1R-001 sebelumnya.

CGW Magazine 71

Mulai dari Ref. 5270/1R-001 dengan perpetual calendar chronograph hingga

Aquanaut Chronograph Ref. 5968R-001, jam

tangan ini merupakan mahakarya horologi

Selain itu, Patek Philippe juga telah membuat jejak di dunia horologi dalam hal model jam sporty yang elegan dengan merancang dua model yang dapat dikatakan telah memperoleh cult status, yaitu Nautilus (1976) dan Aquanaut (1997). Untuk nama yang terakhir, Patek Philippe memperkuat lini koleksinya pada tahun 2023 ini dengan meluncurkan kisah mekanisme chronograph selanjutnya dengan model terbaru yaitu Aquanaut Chronograph Ref. 5968R-001. Satu hal yang menjadi sorotan menarik adalah, model ini hadir dengan case jam rose gold yang dipadukan dengan dial dengan tipe sunburst dalam gradasi warna coklat hingga hitam, dan tali jam tangan dari composite yang serasi, guna melengkapi versi baja Ref. 5968A-001 dan versi dari emas putih 18K Ref. 5968G-001 dan Ref. 5968G-010 yang sudah tersedia sebelumnya.

CGW Magazine 72

Patek Philippe Aquanaut Chronograph Ref. 5968R-001 terbaru hadir dengan case rose gold dan dial sunburst dalam gradasi warna coklat hingga hitam

HALAMAN INI

Mesin self-winding flyback chronograph caliber CH 28-520 C terlihat sebagian dari caseback; Tali jam komposit terintegrasi dengan gesper lipat yang dipatenkan

Sebagai catatan penting, versi rose gold pertama dalam Aquanaut Chronograph ini hadir dengan skema warna yang sudah mendapat pujian di Ref. Aquanaut 5167R-001 sebelumnya. Jika dilihat dari segi desain, pendekatan estetikanya terlihat jelas melalui integrasi chronograph yang mulus ke dalam desain Aquanaut, yang diperkuat dengan sentuhan akhir polished pada bagian case, bezel, dan pusher Pada bagian bawah dial, penghitung 60 menit yang terletak pada pukul 6 mengikuti bentuk bezel segi delapan yang membulat. Sementara itu, indikasi chronograph pada jam tangan ini menonjol dalam balutan warna putih dengan pola timbul yang khas dari koleksi Aquanaut. Angka dan jarum penunjuk bertipe baton juga memastikan keterbacaan yang mudah dalam warna rose gold dengan lapisan luminescent berwarna putih. Berpindah ke bagian dalam, jam tangan berdiameter 42.2mm ini juga ditenagai oleh self-winding flyback chronograph caliber CH 28520 C, di mana fungsi flyback memungkinkan penunjuk waktu dimulai secara instan saat chronograph berjalan dengan menekan tombol yang terletak pada posisi pukul 4.

Patek Philippe terkenal karena keahliannya yang luar biasa dan perhatiannya terhadap detail, termasuk pada lini chronograph mereka. Mulai dari Ref. 5270/1R-001 dengan perpetual calendar chronograph hingga Aquanaut Chronograph Ref. 5968R-001, jam tangan ini merupakan mahakarya horologi, mulai dari mekanismenya yang dihias dengan indah hingga bagian case dan dial jamnya yang elegan. Dengan kekayaan sejarah dan keahliannya yang sempurna, chronograph dari Patek Philippe tidak hanya menjadi sebuah lambang kemewahan yang akan membuat pernyataan, namun juga merupakan penunjuk waktu yang akan dikenang oleh generasi masa lalu, sekarang maupun mendatang.

CGW Magazine 73
HALAMAN SAMPING

Timeless Quest For Excellence

Kiat Rolex demi mencapai keunggulan dalam proses

pembuatan jam tangan sesuai visi pendirinya

CGW Magazine 74
Penulis: Billy Saputra

Rolex adalah nama yang identik dengan simbol keunggulan dalam dunia pembuatan jam tangan, dan keberhasilan merek ini dalam menempatkan dirinya sebagai pelopor bukanlah kebetulan semata. Hal ini terwujud berkat keistimewaan manufaktur Rolex, yang berakar pada komitmennya untuk mengejar keandalan tanpa cela. Langkah tersebut kemudian secara simbolis ditegaskan melalui segel hijau ikonis yang membawa makna simbol kepercayaan antara Rolex dan penggunanya, diperkuat oleh jaminan internasional selama lima tahun.

Sebelum segel ini disematkan, seluruh jam tangan Rolex akan melalui pengujian ketat di unit Superlative Control sebelum meninggalkan manufaktur. Standar ketepatan chronometric ditetapkan di sini. Pemeriksaan teliti diterapkan pada setiap tahap, tanpa terkecuali, mulai dari bahan, sampai proses perakitan, demi memastikan terjaganya performa jam tangan. Meliputi seluruh penyimpanan yang telah diotomatisasi, sampai ke proses komunikasi serasi antar departemen yang menjamin kebutuhan layanan telah diintegrasikan dalam proses penciptaan sejak awal. Kata ‘Superlative’ yang terpahat pada dial jam tangan mencerminkan lebih dari sekadar janji; ini mencerminkan pola pikir yang diterapkan dalam setiap aspek perusahaan. Rolex secara konsisten mengejar keunggulan, mendorong batas-batas teknis dan teknologi untuk menjamin kinerja yang luar biasa.

HALAMAN SAMPING

Setiap jam tangan Rolex dibedakan berdasarkan kinerjanya yang superlatif

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Pelat jam dengan sunray finish; Merakit mesin jam Rolex menggunakan tangan; Jam dalam tahap pengujian selama proses penelitian dan pengembangan

CGW Magazine 75
Semangat inovasi yang tak kenal henti, tercermin dalam banyaknya paten yang diperoleh Rolex sepanjang sejarahnya

Divisi Penelitian dan Pengembangan di markas besar Rolex menjadi bukti nyata komitmen merek terhadap inovasi. Dengan beranggotakan para ahli multidisipliner dari berbagai bidang, divisi ini menjelajahi penelitian dasar dan melibatkan fisikawan, kimiawan, insinyur, serta ahli statistik untuk mengembangkan gagasan revolusioner. Pendekatan ini telah menghasilkan lebih dari 600 paten yang didaftarkan oleh Rolex. Terdapat karakteristik mendasar yang mendefinisikan jam tangan Rolex, meliputi akurasi chronometric, ketahanan terhadap air, kemampuan self-winding, kekuatan, kesederhanaan, keahlian teknik cipta, kenyamanan, dan ketahanan. Seluruh karakteristik ini menjadi bagian penting dalam setiap jam tangannya, mencerminkan perhatian mendetail dalam perancangan, produksi, dan pengujian. Setiap jam tangan menggambarkan warisan keunggulan, yang digerakkan oleh visi Hans Wilsdorf, pendiri Rolex. Kedelapan pilar ini juga bukan hanya ciri dari jam tangan Rolex, tetapi juga mencerminkan komitmen merek terhadap pendekatan ‘Superlative’. Pendekatan ini, bersama dengan inovasi yang tak pernah berhenti, telah mengangkat Rolex ke liga tersendiri dalam dunia horologi.

CGW Magazine 76

Sejarah Indikasi

Terdapat fakta bersejarah yang menarik dari evolusi dial jam tangan Rolex. Bermula dari label sederhana ‘Chronometer’, kemudian berkembang menjadi iterasi ‘Officially Certified Chronometer’, pada jam tangan keluaran akhir 1930-an. Hingga akhirnya, secara solid menjadi bentuk definitif ‘Superlative Chronometer Officially Certified’, sekitar dua dekade kemudian. Perubahan ini mencerminkan inovasi yang berkelanjutan dalam mengukir perjalanan ketepatan luar biasa dari jam tangannya. Dalam dunia pembuatan jam tangan, istilah ‘chronometer’ mengacu pada jam tangan yang ketepatannya telah resmi diverifikasi oleh lembaga independen sesuai dengan standar internasional. Di Swiss, tugas ini diberikan kepada Swiss Official Chronometer Testing Institute (COSC), yang dengan teliti mengevaluasi dan memverifikasi akurasi mesin jam dalam berbagai posisi dan suhu. Mesin jam yang berhasil lolos uji ketat ini dianugerahi sertifikasi Chronometer yang diidamkan, sebagai tanda kemampuannya untuk mengukur waktu dengan sedikit deviasi dari waktu atom, biasanya dalam hitungan detik per hari.

Terdapat

karakteristik mendasar

yang

mendefinisikan jam tangan Rolex, meliputi akurasi chronometric, ketahanan terhadap air, kemampuan self-winding, kekuatan, kesederhanaan, keahlian teknik cipta, kenyamanan, dan ketahanan

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Ketahanan air setiap jam tangan diuji dalam tangki hiperbarik; Pengujian sistem pemuntir jam melalui rotor Perpetual; Sistem Winding pada rotor Perpetual yang diciptakan Rolex dan dipatenkan pada tahun 1931; Pemasangan cakram bulan kalender tahunan Saros pada kaliber 9002

HALAMAN INI DARI KIRI

Jam tangan Kronometer Rolex tahun 1910; Salah satu jam tangan Oyster pertama Rolex dengan casing delapan sisi, 1926; Sertifikat presisi kelas ‘A’ yang diberikan pada jam tangan Rolex oleh Kew Observatory tahun 1914

CGW Magazine 77

Pada tahun 1957, Rolex membuka era baru pada mesin jam. Dilengkapi dengan komponen balance wheel yang dilengkapi sekrup emas Microstella (kemudian Microstella nuts setelah tahun 1983), calibre dari seri 1500 menunjukkan performa chronometric yang luar biasa, melampaui persyaratan sertifikasi dari era tersebut. Untuk merayakan atribut yang luar biasa ini, Rolex memperkenalkan istilah ‘Superlative Chronometer’ yang diintegrasikan dengan inskripsi ‘Officially Certified Chronometer’ yang sudah ada pada dial jam, menghasilkan frase ‘Superlative Chronometer Officially Certified’. Inskripsi yang terdapat pada dial – entah itu ‘Superlative Chronometer Officially Certified’ atau ‘Superlative Chronometer’ seperti yang terlihat pada modelmodel seperti Perpetual 1908 yang diperkenalkan pada tahun 2023 –menegaskan gagasan bahwa chronometer Rolex melampaui standar yang berlaku. Jam tangan ini mencerminkan puncak dari keahlian Rolex, kemajuan teknis, dan metodologi pengujian yang tak tertandingi.

Pada 2015, sertifikasi Superlative Chronometer ditingkatkan, mencakup ketepatan chronometric, ketahanan air, penggulung otomatis (self-winding) dan cadangan daya jam tangan Rolex. ‘Superlatif’ melampaui ketepatan, mencakup semua komponen dengan pemeriksaan teliti dari desain hingga perakitan. Saat ini, semua model jamnya memiliki sertifikasi Superlative Chronometer yang diperbaharui pada 2015, meliputi ketepatan, ketahanan air, penggulung otomatis, dan cadangan daya.

Ketepatan

Mesin jam diuji selama 15 hari di Swiss Official Chronometer Testing Institute (COSC) dan dalam 24 jam di workshop Rolex. Calibre Rolex meraih sertifikasi Swiss Chronometer, dengan akurasi Rolex Superlative Chronometer ± -2/+2 detik per hari. Ketahanan terhadap air diuji dalam

CGW Magazine 78
Lebih dari Sekadar Sertifikasi Chronometric & Ketahanan Terhadap Air

tangki hiperbarik dengan hasil yang tepat, kedap air hingga 50/100 meter diuji pada tekanan 10% lebih tinggi. Jam tangan penyelam, kedap air hingga 300-11.000 meter, diuji dengan margin keselamatan hingga 25%.

Kemampuan Self-Winding & Cadangan Daya

Efisiensi rotor penggulung otomatis Perpetual diuji coba dengan metodologi khusus, dan seluruh komponen mesin otomatis diperiksa untuk fungsionalitas optimal. Setiap jam tangan sepenuhnya diulas sebelum pengujian, berjalan selama cadangan daya sekitar 72 jam, tergantung pada mesin calibre. Dengan menggabungkan standar komprehensif ini, Rolex menggambarkan pendekatan ‘superlatif’ yang melampaui sertifikasi konvensional dan melambangkan dedikasi terhadap keunggulan, menjadikannya sebagai simbol ketepatan, keahlian teknik cipta, dan inovasi yang melegenda.

Saat ini, semua model jamnya memiliki sertifikasi Superlative Chronometer yang meliputi

ketepatan, ketahanan air, penggulung otomatis, dan cadangan daya

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Pengecoran paduan emas 18 karat dalam pembuatan jam tangan Rolex; Penataan permata pada gelang President yang terbuat dari emas kuning 18 karat; Integrasi osilator dalam mesin jam; Pemolesan casing

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Tampilan akhir dan pemeriksaan fungsi pada Oyster Perpetual Datejust 41; Segel hijau Rolex pada tiap jam tangan yang disertifikasi sebagai Kronometer Superlatif; Pemeriksaan estetika gelang Jubilee

CGW Magazine 79

Alpine Eagle for Indonesia

Chopard hadir dengan edisi ekslusif yang menampilkan kepulauan Indonesia dalam Alpine Eagle XL Chrono Indonesia Edition

Demi menyambut kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus, kami hadirkan berita yang pastinya menarik minat para kolektor dan penggemar jam tangan di Indonesia, yaitu koleksi Alpine Eagle XL Chrono Indonesia Edition dari Chopard yang menampilkan keanggunan sempurna dan diekspresikan dengan gaya kontemporer yang tegas. Setelah sukses mengeluarkan Edisi Khusus Indonesia beberapa tahun silam, tahun ini Chopard kembali melebarkan sayapnya ke seluruh kepulauan Indonesia dengan jam tangan Alpine Eagle XL Chrono Indonesia Edition terbarunya yang sporty, ringan, dan ultra kontemporer. Bagian caseback berlapis kristal safir tahan silau memamerkan transfer berlapis emas yang menggambarkan negara kepulauan Indonesia. Diproduksi dalam edisi terbatas hanya sejumlah 20 buah, jam tangan yang berdiameter 44mm ini tersedia secara eksklusif di Indonesia dan didedikasikan khusus untuk para penggemar jam tangan mewah dan pelanggannya di Indonesia.

CGW Magazine 80

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Karl Scheufele, Karl-Friedrich dan Karl-Fritz Scheufele; Caseback memamerkan negara kepulauan

Indonesia dari emas

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Mesin jam Calibre 03.05-C; Alpine

Eagle XL Chrono Indonesia Edition; Tiga generasi pria dalam keluarga

Scheufele dengan elang Alpine mereka; Detil pada casing; Tombol jam dengan ukiran compass rose; Gelang jam terdiri dari tautan tunggal batang

Kenapa dinamakan Alpine Eagle? Koleksi ikonik ini mengekspresikan kekaguman pembuatnya terhadap Pegunungan Alpen dan terinspirasi oleh kebangsawanan burung elang. Dirancang khusus oleh tiga generasi pria dalam keluarga Scheufele, yaitu sang ayah, Karl Scheufele, Karl-Friedrich yang kini adalah Co-President Chopard, dan puteranya Karl-Fritz Scheufele, ini adalah reinterpretasi modern dari jam tangan St. Moritz, dan merupakan kreasi horologis pertama oleh KarlFriedrich Scheufele pada akhir 1970-an. Lucent Steel™ dan Ceramised Titanium adalah bahan yang digunakan pada jam tangan mewah ini. Baja Lucent Steel A223 adalah logam inovatif yang menggunakan bahan 80% hasil daur ulang yang khusus dikembangkan Chopard, yang sifat anti-alerginya, kekokohannya, dan kecemerlangannya tak tertandingi berkat proses pengecoran ulang yang cermat. Dipadukan dengan bahan titanium keramik yang ringan, tahan benturan dan anti korosi, yang melalui proses oksidasi titanium menggunakan teknologi elektro-plasma, menjadikannya bahan yang ideal untuk bumper jam tangan yang dirancang untuk melindungi tombol jam. Alpine Eagle XL Chrono hadir dengan pelat jam salmon-pink, dan mengusung mesin dengan fungsi presisi tinggi, dan tampilan dinamis. Mulai dari mesin bersertifikasi kronometer Chopard 03.05-C yang memiliki tiga paten, hingga casing, pelat jam, dan tali jam, arloji ini seluruhnya dibuat di bengkel pembuatan jam tangan Chopard oleh para pengrajin di Maison ternama ini.

Alpine Eagle XL Chrono Indonesia Edition menghadirkan desain yang terinspirasi oleh alam, dan banyak mengambil referensi dari elang Alpine, mulai dari tekstur pada pelat jamnya yang mengingatkan kita pada iris mata elang, hingga warna salmon-pink membangkitkan cahaya oranye kemerahan dari sinar matahari yang berkilauan dari puncak yang tertutup salju saat fajar dan senja. Tali jam yang meruncing lembut terdiri dari tautan tunggal batang logam (ingot), diatapi oleh tutup tengah yang ditinggikan. Kasingnya dibedakan dengan bumper yang melindungi tombol jam yang diukir dengan kompas yang disebut mawar pedoman (compass rose), instrumen yang telah membantu para petualang menemukan jalan mereka.

Dengan desainnya yang murni dan tegas, Alpine Eagle mengambil inspirasi kuat dari alam, dan memberikan penghormatan kepada para ‘elang’ masa kini, yaitu orang-orang ambisius dan sukses yang mengungguli diri mereka sendiri setiap hari, dan yang visinya menginspirasi rekan-rekan mereka, serta berani menghadapi tantangan masa depan dengan semangat, dan secara naluriah sadar akan pentingnya masalah lingkungan.

CGW Magazine 81
Alpine Eagle mengambil inspirasi kuat dari alam, dan memberikan penghormatan kepada para ‘elang’ masa kini, yaitu orang-orang ambisius dan sukses yang visinya menginspirasi rekan-rekan mereka

Spider-Man For The Youth

Dengan kekuatan besar, terdapat tanggung jawab besar, Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man” pun tampil sebagai pahlawan sekaligus memberi manfaat kepada dua organisasi nirlaba

CGW Magazine 82

Audemars Piguet semakin gencar menghadirkan koleksi kolaborasi, dan saat meluncurkan Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man,” di bulan Mei lalu, koleksi yang merupakan bagian kedua dari kolaborasinya dengan Marvel yang dimulai pada tahun 2021 ini langsung menyita perhatian para kolektor jam tangan. Betapa tidak, jam tangan edisi terbatas yang hanya diproduksi sejumlah 250 unit ini menggabungkan keahlian leluhur dengan teknologi futuristik. Hadir dengan case titanium Grade 5 dan keramik hitam pada bezel dan tombolnya, jam tangan unik yang berdiameter 42mm dan tebal 15mm ini adalah model openwork (kerawang) yang menonjolkan kreativitas manufaktur yang tak terbatas dalam hal komplikasi mesin jam, sehingga mesin jamnya tampil sebagai pahlawan pada jam tangan ini.

Dibuat berdasarkan mesin Calibre 2948, Calibre 2974 terbaru pada jam tangan ini dibuat dengan tangan dan membutuhkan keahlian kerja untuk membuat model openwork dari para insinyur, pembuat jam tangan, dan pengrajin di manufaktur. Dengan mengurangi arsitektur mesin jam hingga seminimal mungkin, mereka mampu mencapai tingkat transparansi yang memungkinkan karakter Spider-Man muncul dalam bentuk tiga dimensi, seolah-olah menggantung dalam kehampaan yang terlihat melalui kristal safir. Siluet dan volume karakter sang pahlawan super dipotong terlebih dahulu dari balok emas putih menggunakan mesin CNC. Setelan kostumnya kemudian diukir dengan laser untuk mendapatkan perbedaan tekstur yang memberikan tampilan tekstilnya, operasi yang memerlukan pemrograman mesin yang kompleks dan banyak pengujian untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Karakter super hero ini dilukis dengan tangan untuk memberinya estetika dua warna yang dapat dikenali, kontras dengan warna merah matte dan biru metalik. Selama tahap ini, pelukis menekankan bayangan dan kontras untuk memberikan lebih banyak perspektif pada SpiderMan. Mencakup hingga ke seluruh ketebalan jam tangan, pembuatan sang super hero sendiri membutuhkan tidak kurang dari 50 jam kerja,

Siluet dan volume Spider-Man dipotong terlebih dahulu dari balok emas putih

HALAMAN SAMPING

Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man” dalam bentuk tiga dimensi dari emas yang diukir tangan

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Indeks, jarum jam dan mata dari lapisan pendaran putih yang berubah menjadi biru dalam gelap; Setelan kostumnya diukir dengan laser untuk mendapatkan perbedaan tekstur; Siluet dan volume Spider-Man dipotong terlebih dahulu dari balok emas putih; Perakitan komponen jam, termasuk jarum jam dan pemasangan cincin bagian dalam; Calibre 2974 terbaru dengan model openwork

mendorong batas-batas keahlian dari para pengrajin di Le Brassus. Dan untuk pertama kalinya, Royal Oak Concept dilengkapi dengan sistem tali jam yang dapat diganti, sehingga pemilik jam tangan dapat mengganti tali jam dan gesper dalam beberapa langkah sederhana. Dilengkapi dengan tali karet hitam dan abu-abu serta gesper AP titanium, Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man” hadir dengan tali karet kedua berwarna hitam dan merah, serasi dengan setelan kostum terkenal sang pahlawan Super Marvel.

Model ini juga mewujudkan keinginan Audemars Piguet untuk menjalin hubungan dengan dunia budaya yang berbeda, dan mencari inspirasi di luar dunia Haute Horlogerie dan gambar dari dunia budaya pop. Royal Oak Concept Tourbillon “Spider-Man” disertai dengan sebuah karya unik, yang dilelang untuk memberi manfaat bagi First Book dan asosiasi Ashoka, organisasi nirlaba yang berupaya memberdayakan kaum muda untuk menciptakan perubahan dan dampak positif, dan ditawarkan dengan harga sekitar USD 215,000 (sekitar IDR 3,2 milyar). Selain koleksi terbatas ini, terdapat versi one-of-a-kind Black Suit SpiderMan yang sudah terjual dalam lelang di acara privat di Dubai senilai USD 6.2 juta (sekitar IDR 95 milyar). Sama seperti edisi Black Panther, versi ekslusif dari jam tangan ini juga dibuat untuk mengumpulkan dana bagi dua badan amal, First Book dan Ashoka, dan bersamaan dengan lot lelang lainnya, Audemars Piguet mengumpulkan USD 8,5 juta untuk mendukung program pendidikan ini.

CGW Magazine 83

The Racing Icon

TAG Heuer merayakan 60 tahun koleksi Carrera yang ikonis dengan karya sepanjang tahun, termasuk chronograph terbarunya

CGW Magazine 84
Rosendar
Penulis: Yessar

Heuer Carrera adalah koleksi yang pertama kali lahir di lintasan balap Carrera Panamericana yang terkenal pada tahun 1963, dan menjadi salah satu dari koleksi ikonis dari merek jam asal Swiss, TAG Heuer, yang menganut semangat daya tahan dan performa luar biasa dan memberikan penghormatan kepada dunia balap. Dirancang untuk pengemudi profesional, namun dengan selera gaya yang elegan, koleksi yang tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-60 ini telah menjadi favorit di antara penggemar dan kolektor jam tangan, berkat desainnya yang khas dan sporty, sejarahnya yang memikat, dan telah dikenakan oleh berbagai pesohor, mulai dari Mick Jagger, James Hunt, hingga Ryan Gosling.

Kisah awal mula koleksi ini pun telah menjadi sebuah legenda, yaitu saat Jack Heuer, cicit sang pendiri merek, Edouard, pada tahun 1962 pergi ke balapan ketahanan 12 jam di Sebring, Florida. Jack yang baru saja diangkat menjadi kepala eksekutif Heuer AG (Nama TAG Heuer baru digunakan tahun 1985) bertemu dengan sepasang suami istri dari Meksiko yang bercerita tentang balapan di negara asalnya, Carrera Panamericana. Balapan ini menggunakan jalan raya yang sangat berbahaya, membuatnya hanya diselenggarakan sebanyak lima kali di awal 1950an sebelum dilarang.

Jack muda yang visioner, melihat balapan Carrera Panamericana sebagai sebuah nama yang bagus untuk salah satu lini kronograf jam tangannya yang baru. Ia melihat balapan tersebut memiliki kekuatan cerita yang bagus, dengan kombinasi antara kecepatan, emosi, dan romantisme balapan. Carrera sendiri adalah kata dengan banyak arti, seperti “balapan”, “karier”, atau sebuah “jalan”. Ini, menurut Jack, adalah nama yang sempurna untuk jam tangan dengan semangat balap yang ditujukan untuk generasi muda, bergaya, dan dinamis yang selaras dengan selera yang semakin bebas di tahun 1960-an.

HALAMAN SAMPING

TAG Heuer Carrera Chronograph

Tourbillon Reference TH20-09

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Jack Heuer; Jam tangan Heuer favorit Jack, Carrera Heuer 1158CHN yang ikonik; Edouard Heuer sekitar tahun 1870; Iklan Carrera Heuer 1158CHN; Mesin jam 2447SN; Heuer Carrera 2447NT berlapis emas

Jack muda yang visioner, melihat balapan

Carrera Panamericana sebagai sebuah nama yang bagus untuk salah satu lini kronograf jam tangannya

Koleksi Heuer Carrera pun memulai debutnya di tahun 1963, dengan desain yang dipikirkan dengan cermat dan ekspresi yang jelas dari filosofi pencetusnya. Di satu sisi, jam ini adalah sebuah alat pengukur waktu, dibuat agar berguna dan fungsional, sehingga desainnya bersih dan mudah dibaca, tanpa elemen asing yang mengganggu mata pemakainya. Di sisi lain, jam ini juga berdesain modern dan inovatif, seperti skala tachymeter yang terintegrasi di tension ring baja untuk menahan kristal di tempatnya dan melindungi jam tangan dari debu dan air. Heuer Carrera generasi pertama dikenal sebagai Reference 2447, dibuat dari tahun 1963 sampai 1970, dan memiliki berbagai model dengan desain yang serupa. Jam generasi pertama ini memiliki casing berdiameter 36mm dengan caseband lurus dan faceted lug yang menjadi ciri khasnya hingga kini. Dial jamnya memiliki desain yang bersih agar mudah terbaca oleh penggunanya, dan seluruh elemen dekoratif dikesampingkan untuk fokus pada fungsinya yang paling penting, menjadi jam dengan fitur chronograph

CGW Magazine 85

Reference 2447, dibuat dari tahun 1963 sampai 1970, dan memiliki berbagai model

dengan desain yang serupa

Awalnya Heuer Carrera tersedia dengan nuansa warna tunggal dan sebagian besar berwarna perak. Jam ini kemudian berevolusi dengan desain two-tone untuk lebih memudahkan dalam membaca waktu. Tag Heuer Carrera 2447 juga memiliki beberapa varian seperti dial dengan dua atau tiga sub-counter, dan sebuah penanda tanggal. Mesin jam ini masih berpemutar manual sampai tahun 1970, dimana Heuer mulai menggunakan mesin jam otomatis Calibre 11 dengan micro rotor yang legendaris. Pada era ini juga koleksi Carrera mulai bergerak ke arah tren jam tangan berdiameter lebih besar, varian case berbentuk barel, dan dial yang lebih berwarna dan berani karena berkembangnya ketertarikan publik pada balapan

Formula 1. Sayangnya, karena krisis industri jam Swiss, koleksi Carrera sempat dihentikan produksinya pada tahun 1984. Namun pada tahun 1996 TAG Heuer menghidupkan kembali koleksi ini dengan jam yang terinspirasi dari Reference 2447 yang tersedia dalam pilihan mesin jam manual atau otomatis. Semenjak itu koleksi TAG Heuer Carrera terus berkembang dan berevolusi hingga saat ini.

CGW Magazine 86
Heuer Carrera generasi pertama dikenal sebagai

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Heuer Carrera 2447 Eggshell 1963; Heuer Carrera Triple Date 32547S; Heuer Carrera150573B; Heuer Carrera 3647ST

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Jack Heuer mengenakan jam Heuer Carrera Chronograph Gold Jack Heuer’s Birthday; Heuer Carrera 510.253; Heuer Carrera Triple Date 2547N

CGW Magazine 87

Tahun ini, TAG Heuer merayakan enam dekade dari koleksi Carrera dengan dua jam tangan yang khusus karena terinspirasi dari desain “glassbox” yang begitu disukai oleh para kolektor. Dari kedua jam baru tersebut, TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon Reference TH20-09 cukup menyita perhatian karena penggunaan komplikasi jam tingkat atas. Jam terbaru ini memiliki diameter casing yang lebih besar jika dibandingkan dengan TAG Heuer Carrera Tourbillon sebelumnya, yaitu 42mm dan memiliki desain yang serupa dengan TAG Heuer Carrera Chronograph terbaru. Perbedaannya tentu saja jam ini memiliki sebuah tourbillon di posisi jam 6, fitur jam tangan yang cukup kompleks untuk dibuat dan berfungsi untuk mengurangi dampak gravitasi pada keakuratan sebuah jam. Walaupun ditemukan lebih dari dua abad yang lalu, sampai sekarang hanya ada beberapa merek jam yang mampu menggunakannya. Koleksi terbaru ini juga mengusung mesin jam otomatis yang memiliki sertifikasi kronometer dan cadangan daya 65 jam.

TAG Heuer merayakan enam dekade

dari koleksi Carrera dengan dua jam

tangan yang khusus karena terinspirasi

dari desain “glassbox” yang begitu disukai oleh para kolektor

CGW Magazine 88

HALAMAN SAMPING

Mesin jam dan tampilan detil jam TAG

Heuer Carrera Chronograph Tourbillon Reference TH20-09

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

TAG Heuer Carrera Chronograph dalam versi dial dan tali jam hitam; Versi berbeda dari

TAG Heuer Carrera Chronograph terbaru dalam warna biru; Versi Tourbillon terbaru; Mesin jam Calibre TH20-09 otomatis

TAG Heuer juga telah menyempurnakan berbagai elemen dari jam ini untuk lebih menampilkan keindahan dari sebuah tourbillon. Contohnya kristal safirnya berbentuk cembung agar mampu menampilkan tourbillon dari berbagai sudut. Penanda waktu pada dial jam juga telah disempurnakan agar lebih mudah dibaca, dengan penggunaan cincin berwarna perak di sub-dial agar fungsi chronograph bisa dibaca semudah mungkin. Ada yang menarik, yaitu jarum penanda detik yang berbentuk segitiga, mirip seperti instrumen di dasbor mobil balap tahun 1960an. Semua elemen jam ini menyatu harmonis, memancarkan karakter sporty yang kental dari sebuah jam tangan Carrera. Dial birunya diberi sentuhan brushed finish yang menjadi ciri khas dari koleksi Carrera, dilengkapi tali jam dari kulit yang juga berwarna biru, serta case back transparan untuk menikmati mesin jam di baliknya. Kesemuanya membuat jam ini mampu memancarkan esensi dan menyempurnakan sejarah yang telah berjalan selama enam dekade dan menuju ke dekade-dekade selanjutnya.

CGW Magazine 89

SUMMER BLUE

Omega merilis koleksi Seamaster Aqua Terra terbaru yang terinspirasi dari birunya laut di musim panas

Arloji ini diluncurkan untuk merayakan lini Seamaster dan memberikan penghormatan kepada sejarah luar biasa dalam inovasi, eksplorasi, performa dan desain yang telah teruji di lautan. Seamaster Aqua Terra yang dirilis oleh Omega pada tahun 2002 merupakan salah satu jam yang populer, dengan sentuhan yang selalu terinspirasi dari dunia laut, seperti indeks yang berbentuk seperti kapal layar dan dial dengan pola seperti dek di kapal pesiar mewah. Jam ini juga menjaga bentuk yang simpel dari jam tangan Seamaster 300 yang dirilis pada tahun 1957.

Tahun ini Omega merilis varian terbaru dari koleksi Aqua Terra dengan dial berwarna biru yang terinspirasi dari birunya laut. Omega Seamaster Aqua Terra Co-Axial Master Chronometer 150m terbaru hadir dalam

tiga varian yang memiliki case simetris dan tombol pemutar jam yang terbuat dari stainless steel. Varian pertama hadir dalam case berukuran 38mm yang sangat fleksibel dan nyaman untuk segala ukuran pergelangan tangan. Sementara untuk yang ingin mempunyai jam yang berukuran lebih besar, sporty, dan maskulin, Omega juga menawarkan varian yang memiliki case berukuran 41mm dengan pilihan kombinasi gelang baja atau pun tali karet berwarna biru. Untuk varian terbaru ini, dial jamnya terinspirasi dari birunya laut di musim panas dan memiliki gradasi kegelapan warna untuk mencerminkan ketahanan air dari jam Aqua Terra yang mencapai 150 meter. Untuk melengkapi warna birunya yang menawan, Omega telah melengkapi jarum jam dan indeks yang berlapis rodium dengan super-luminova yang menyala menjadi biru dalam gelap.

CGW Magazine 90
Penulis: Yessar Rosendar

Omega telah melengkapi jarum

jam dan indeks yang

berlapis rodium dengan

super-luminova yang

menyala menjadi biru

dalam gelap

Saat ini, Omega mampu menguji setiap jam tangan kedap airnya di bawah permukaan air yang sebenarnya, berkat fasilitas tercanggih di industri jam dan standar sertifikasi yang ditetapkan oleh METAS (Institut Metrologi Federal Swiss). Varian 38mm mempunyai tampilan yang lebih minimalis dan elegan, dengan indeks nomor yang menyerupai badan sebuah kapal layar, dikombinasikan dengan tali jam yang terbuat dari stainless steel yang memiliki finishing polish dan brushed serta link membulat yang terlihat cantik. Jam tangan ini diperkuat oleh mesin jam Co-Axial Master Chronometer 8800 otomatis buatan Omega. Movement buatan Swiss ini memiliki sebuah hairspring anti-

HALAMAN SAMPING DARI KIRI

Model mengenakan Omega Aqua Terra 41mm dalam pilihan tali karet biru; Bagian belakang jam dihiasi logo dewa Yunani Poseidon dan trisulanya, serta dua kuda laut Omega klasik

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Pelat jam berpola kayu jati mengingatkan pada dek kapal pesiar mewah; Versi 38mm dengan indeks berbentuk perahu layar; Jarum dan indeks berlapis rhodium dengan

Super-LumiNova biru muda; Model wanita mengenakan versi 38mm

magnet, co-axial escapement, dan barel tunggal yang menghasilkan cadangan daya sampai 55 jam. Bagi yang ingin tampilan lebih berani, varian 41mm mempunyai perbedaan pada dial jamnya yang memiliki pola sun-brushed. Jam varian ini ditenagai mesin jam CoAxial Master Chronometer 8900 yang memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan movement seri 8800. Movement 8900 memiliki fitur jumping hand yang berguna ketika mengganti zona waktu, tapi tidak ingin mengganti waktu secara keseluruhan. Movement seri 8900 juga memiliki dua barel yang membuatnya mampu memiliki cadangan daya yang lebih besar sampai 60 jam.

CGW Magazine 91

Big Player, Big History, Big Date

Merek Swiss ternama Mido kembali berkolaborasi dengan Kim Soo Hyun untuk meluncurkan koleksi baru bagi para penggemar dan kolektor jam tangan kelas dunia, Multifort TV Big Date

Suasana ballroom hotel Park Hyatt Bangkok, Thailand pada malam 29 Juni lalu terlihat megah dan penuh dekorasi unik berbentuk TV tabung, sesuai tema acara peluncuran koleksi Mido terbaru, Multifort TV Big Date yang berlangsung meriah dan dihadiri oleh aktor terkenal Korea Selatan dan Duta Merek Mido, Kim Soo Hyun. Merek jam tangan bergengsi asal Swiss, Mido memilih Bangkok untuk memperkenalkan koleksi terbarunya, Multifort TV Big Date yang dikemas dalam sebuah acara yang sangat eksklusif dan mengesankan. Arloji yang diperkenalkan malam itu begitu unik dan menonjol dengan desain casing berbentuk TV tabung yang ikonik, kebangkitan bentuk klasik kultus yang dibuat 50 tahun lalu oleh Mido. Presisi, kekuatan, dan keberanian, Multifort TV Big Date mewujudkan keahlian pembuatan jam tangan Mido yang bersejarah dan menghargai warisannya yang kaya.

Arloji yang diperkenalkan

malam itu begitu unik dan menonjol dengan desain casing

berbentuk TV tabung yang

ikonik, kebangkitan bentuk klasik kultus yang dibuat 50

tahun lalu oleh Mido

CGW Magazine 92

HALAMAN SAMPING

Aktor Korea Selatan dan Duta merek Mido, Kim Soo Hyun

HALAMAN INI

Suasana malam peluncuran koleksi Mido

Multifort TV Big Date yang dibuka oleh CEO

Mido, Franz Linder bersama Kim Soo Hyun; Jam tangan dalam warna oranye Mido yang sangat khas; Para seleriti Thailand turut hadir di acara pesta di hotel Park Hyatt Bangkok

CGW Magazine 93

Sejak masuk ke ruang ballroom , kami dari Collector’s guideWATCHES Indonesia beserta seluruh tamu seakan diajak untuk memulai perjalanan yang memesona melalui dunia pertelevisian yang menawan. Beberapa area memungkinkan para tamu untuk masuk ke dalam setting seperti di dalam sebuah TV besar dan merasa seperti bintang TV. Dan tentunya untuk membuat acara unik ini semakin tak terlupakan, Mido menyambut aktor karismatik Korea Selatan dan Brand Ambassador, Kim Soo Hyun yang menyemarakkan acara tersebut dengan kehadirannya. Selain kehadiran TV tabung dalam berbagai ukuran yang memukau dan menampilkan koleksi terbaru dari merek pembuat jam, setiap layar

televisi memikat indera, menampilkan keahlian dan desain yang sangat indah yang membuat Mido terkenal. Dari desain modern hingga penguasaan teknologi, koleksi baru ini menjadi bukti nyata komitmen Mido terhadap keunggulan. Acara yang dibuka oleh CEO Mido, Franz Linder ini berlangsung eksklusif dan hanya dihadiri tamu-tamu terpilih dari Asia, termasuk pers, influencer , selebritas Thailand, dan tentu saja Duta Merek Mido Kim Soo Hyun. Aktor terkenal Korea Selatan ini mengundang para hadirin untuk menikmati pengalaman imersif bertema “Inspired by New Visions”, sembari menampilkan gaya dinamis khasnya yang sangat cocok dengan arloji unik ini.

CGW Magazine 94

koleksi Multifort TV Big Date untuk para penggemar jam tangan di Asia. Arloji ini benar-benar mewujudkan gaya ikonik dari jam tangan berbentuk TV klasik, yang pertama kali diperkenalkan oleh Mido pada tahun 1973 dan sejak itu menjadi simbol pada masanya. Setelah 50 tahun, kami telah menginterpretasikan kembali desain ikonik ini, memasukkannya dengan sentuhan kontemporer. Mido telah meningkatkan keunikannya dengan menggabungkan tampilan tanggal besar, yang dikenal sebagai Big Date, dan dial yang dirancang dengan cermat dengan efek gradasi untuk menambah kedalaman dan keindahan. Selain itu, kami merasa terhormat memiliki Brand Ambassador kami, selebritas terkenal, Kim Soo Hyun, bergabung dengan kami dalam mempersembahkan koleksi yang luar biasa ini.” Sementara Kim Soo Hyun, sang aktor Korea Selatan mengaku, “Sebagai seorang aktor dengan pengalaman luas di TV dan film, saya merasa terhormat mempersembahkan koleksi Multifort TV Big Date,” ungkapnya. “Desain dinamis jam tangan yang dipadukan dengan elemen modern benar-benar mewujudkan DNA Mido. Daya tariknya yang tak lekang oleh waktu selaras dengan mereka yang menghargai pengerjaan halus dan perhatian terhadap detail. Saya yakin koleksi Multifort TV Big Date akan meninggalkan kesan abadi.”

Presisi, kekuatan, dan keberanian, Multifort TV Big Date mewujudkan

keahlian pembuatan jam tangan

Mido yang bersejarah dan menghargai warisannya yang kaya

HALAMAN SAMPING

Pesta meriah yang dibuka

Kim Soo Hyun dihadiri tamutamu dari Asia, termasuk pers, influencer dan selebriti Thailand yaitu Mewnittha, March Chutavuth, Matt Peranee dan Mark Siwat

HALAMAN INI

Kim Soo Hyun; Tiga versi terbaru Mido Multifort TV Big Date; Sebagian mesin jam terlihat dari balik case

CGW Magazine 95
Franz Linder dalam sambutannya berujar, “Saya sangat senang memperkenalkan

Big Player

Teknologi canggih, sistem penggerak presisi tinggi, bahan berkualitas superior, dan desain orisinal namun tak lekang oleh waktu merupakan pilar di balik kreasi-kreasi unik Mido. Merek ini memanfaatkan keahliannya untuk memamerkan fitur-fitur mekanis dan estetik yang mampu memenuhi standar tertinggi pembuatan jam tangan Swiss. Multifort TV Big Date sendiri merupakan keselarasan perspektif baru yang terilhami oleh model klasik. Koleksi ini menampilkan casing layar TV pertama, bentuk kotak dengan sudut-sudut yang melengkung. Fungsi Big Date di posisi jam 12 mempertegas desainnya yang dinamis dan modern. Ditenagai penggerak Calibre 80 dan berteknologi tinggi Nivachron™, yang menawarkan resistansi luar biasa terhadap guncangan dan medan magnet, model ini menawarkan presisi tinggi dan andal.

CGW Magazine 96
Inilah koleksi Mido terbaru yang mengusung gaya art deco, terinspirasi dari koleksi ikoniknya di tahun 70-an

Merek Mido yang didirikan pada tahun 1918 oleh George G. Schaeren di Bienne, Swiss ini mengambil istilah yang berasal dari frase bahasa Spanyol “Yo mido” yang berarti “Saya mengukur”. Pada tahun 1920-an, Mido memperkenalkan jam tangan wanita dengan kasing berbentuk enamel berwarna dan tali jam modern serta jam tangan pria bergaya art deco, dan Multifort TV Big Date adalah salah satu koleksi ikonik Mido yang mengusung gaya art deco yang pertama kali dipopulerkan merek ini di tahun 1970-an. Kasing jam berbentuk TV yang digunakan Mido untuk beberapa modelnya yang diperkenalkan pada tahun 1973, 1980, dan 2000 hadir kembali tahun ini dalam koleksi merek Swiss dengan Multifort TV Big Date terbaru.

Mido Multifort TV Big Date tersedia dalam berbagai warna, dengan pilihan tali jam dan gelang. Ada lima pilihan, termasuk dial biru navy dan abu-abu yang masing-masing dipasangkan dengan

HALAMAN SAMPING

Model mengenakan dua model terbaru

Mido Multifort TV Big Date; Pilihan dengan versi stainless steel dan dial hijau yang elegan; caseback Mido Multifort TV Big Date

HALAMAN INI

Empat model bersejarah dari kiri: Versi tahun 2000 dengan tali kulit; Tahun 1973 dengan dial hijau; Versi tahun 1980 yang tebal; Versi silver di tahun 1973

tali karet warna biru atau warna oranye khas Mido, serta edisi gelang stainless steel yang menampilkan dial biru, gradien abu-abu hitam, dan gradien hijau. Model ini memiliki cadangan daya hingga 80 jam dan ketahanan air hingga 100 meter. Sejatinya, model ini dihadirkan kembali oleh Mido dari bentuk klasik unik yang diciptakannya 50 tahun silam. Dengan presisi, kekuatan, dan keberanian, Multifort TV Big Date merupakan perwujudan keahlian pembuatan jam tangan bersejarah Mido dan memberikan penghormatan pada kekayaan warisannya. Dalam case berbahan stainless steel berukuran 40mm x 39,2mm, arloji ini kedap air hingga tekanan 100 meter, dan tersedia dalam berbagai warna dengan pilihan tali jam dan gelang. Menurut Steven Cheng, CEO PT Benua Jam Internusa selaku peritel resmi Mido di Indonesia, koleksi lengkap Mido Multifort TV Big Date dengan gelang jam stainless steel maupun varian dengan tali jam bahan karet ini sudah tersedia di Indonesia.

CGW Magazine 97

Brighten Your Life!

Hublot mendukung kelestarian alam dalam model terbarunya

dari lini Big Bang yang mengusung konsep berkelanjutan, inovasi canggih dan warna-warni cerah

CGW Magazine 98
Penulis: Yessar Rosendar

28% berasal dari kapsul kopi Nespresso, dianodisasi dengan warna hijau cerah dan diberi finishing satin dan dipoles

Kembali ke alam, berbasis inovasi dan konsep berkelanjutan, Hublot hadir dengan inovasi terbarunya dalam warna-warna alami seperti

hijau dan kuning mentari. Merek jam tangan

mewah asal Swiss ini merilis dua koleksi jam tangan Big Bang yang unik lewat Unico Nespresso Origin dan Yellow Magic.

Jam yang pertama adalah kolaborasi antara dua merek ikonis asal Swiss, yaitu Hublot sendiri dan merek pembuat kopi porsi (kapsul & polong) Nespresso. Kolaborasi keduanya menghasilkan jam tangan pertama mereka yang dibuat dengan menggunakan bahan daur ulang yang berasal dari kapsul-kapsul alumunium Nespresso daur ulang dan ampas kopi.

HALAMAN SAMPING

Hublot Big Bang Unico Nespresso Origin

HALAMAN INI DARI KIRI

Casing jam berukuran 42mm dibuat dari aluminium daur ulang; Mesin jam HUB1280 Unico Manufacture, Self-Winding Chronograph terlihat dari caseback transparan

Coffee For Life

Hublot Big Bang Unico Nespresso Origin adalah bagian dari kampanye Second Life dari Nespresso yang telah berjalan selama tujuh tahun. Proyek kerja sama ini pun selaras dengan ciri khas Hublot yang gemar mengembangkan bahan, material, dan logam baru untuk jam tangannya. Hasilnya adalah jam tangan yang unik dan mungkin paling mewah untuk para pecinta kopi, karena jam ini memiliki case, bezel, crown serta pusher yang terbuat dari kapsul Nespresso, sementara tali jamnya terbuat dari ampas kopi. Jam tangan ini pun memiliki detail unik yang tidak dimiliki Big Bang lainnya, seperti ukiran “N” ikonik Nespresso pada crown, hingga warna ikoniknya mencerminkan kapsul Master Origins Peru Organic. Kepadatan kedua bahan tersebut dipadukan

CGW Magazine 99

secara hati-hati untuk memastikan daya tahan produk. Casing jam Big Bang Unico Nespresso Origin berukuran 42mm dan dibuat dari aluminium daur ulang, dimana 28% berasal dari kapsul kopi Nespresso, dianodisasi dengan warna hijau cerah dan diberi finishing satin dan dipoles.

Bagian tombol jam hingga pusher juga menjalani perawatan yang sama, dan bagian bawah casing dan wadah keduanya terbuat dari Eco-Titanium (titanium daur ulang). Gesper deployant titanium dan tali jamnya juga memiliki dekorasi yang terbuat dari alumunium daur ulang, sementara tali jam bahan Velcro memiliki gesper sport yang juga berwarna hijau yang dianodisasi. Tali jam juga sangat menarik karena menggunakan bubuk kopi Nespresso yang dikombinasikan dengan sistem One Click dari Hublot untuk memudahkan penggantian tali jam. Untuk membuat tali jam karet, Hublot dengan terampil menyeimbangkan rasio setiap bahan untuk mencapai warna dan kualitas yang sempurna. Sementara untuk tali jam kain, Hublot berkolaborasi dengan SingTex, salah satu partner Nespresso yang sudah menggunakan ampas kopi daur ulang untuk memproduksi kain bernama Scafé. Kain 100% daur ulang

HALAMAN INI DARI KIRI

Versi tali jam kain

menggunakan ampas

kopi daur ulang untuk memproduksi kain Scafé; Case, bezel, crown hingga pusher terbuat dari kapsul Nespresso; Logo ditempel menggunakan ampas kopi; Hublot Greenbox dibuat dari kayu ek

HALAMAN SAMPING DARI KIRI

Big Bang Unico Yellow Magic; Mekanisme mesin Unico HUB1280 buatan manufaktur dan column wheel terlihat dari caseback; Tali jam karet berpola garis; Seluruh detil jam bernuansa kuning terang

ini (terdiri dari 5% bubuk kopi dan 95% poliester daur ulang) digunakan untuk pertama kalinya untuk membuat tali jam. Keseimbangan yang pas juga digunakan untuk memastikan daya tahan tali jam karetnya dengan memadukan 4,1% bubuk kopi, 8,2% karet putih daur ulang, dan formula yang biasa Hublot pakai.

Hublot juga memperkenalkan boks jam terbarunya, Hublot Greenbox yang dikembangkan oleh Hublot yang akan digunakan untuk semua koleksi jam tangannya di masa mendatang. Dibuat seluruhnya dari kayu ek, termasuk engselnya, sebagian besar diukir dari kayu berukuran besar dan dapat dilacak, yang sumber dan pembuatannya mendukung rantai pasokan yang pendek. Boks ini dirancang untuk menjadi barang yang dapat digunakan kembali, dengan 98% bagian dalamnya dapat dilepas dan terbuat dari komponen ramah lingkungan dan daur ulang. Terbuat dari kain daur ulang, benang plastik dan PET, serta kertas dan karton daur ulang diberi label ramah lingkungan. Untuk kolaborasi dengan Nespresso, case Hublot Greenbox dihias khusus dengan logo kedua merek yang ditempel menggunakan ampas kopi.

CGW Magazine 100

Sunny Side Of Life

Koleksi lain yang juga tidak kalah menarik adalah Big Bang Unico Yellow Magic, jam tangan pertama yang menggunakan keramik berwarna kuning terang. Yellow Magic merupakan nama untuk material baru ini, di mana Hublot membuat keramiknya melalui proses yang canggih dan dikembangkan serta diproduksi sendiri oleh departemen riset dan pengembangan dan laboratorium Metalurgi & Material mereka. Dibutuhkan empat tahun pengembangan untuk menemukan keseimbangan sempurna antara suhu dan tekanan yang memungkinkan keramik disinter tanpa membakar pigmennya. Hublot telah melewati tantangan dalam mempertahankan sifat dan kolorimetri pigmen sekaligus meningkatkan ketahanan aus keramik ini, yang lebih keras dibandingkan keramik tradisional (1350 HV versus 1200 HV). Berkat Hublot, keramik kini tidak hanya berwarna hitam dan putih tapi juga tersedia dalam semua warna – merah, biru, krem, hijau, dan kini kuning, dengan perpaduan sempurna antara performa dan tampilan penuh gaya.

Dibutuhkan empat tahun pengembangan untuk menemukan keseimbangan

sempurna antara suhu dan tekanan yang memungkinkan keramik disinter tanpa membakar pigmennya

Pemilihan warna di jam ini juga kembali mencolok lewat flange, indeks, tampilan menit dan detik, penomoran Arabic dan jarum jam yang juga bernuansa kuning terang. Tidak lupa Hublot juga memamerkan mekanisme mesin jam Unico HUB1280 buatan manufaktur dan column wheel yang dapat terlihat di belakang dial jamnya. Kombinasi ini pun disempurnakan dengan tali jam karet berpola garis yang juga menggunakan warna yang serupa. Jam tangan Big Bang Unico Yellow Magic dengan diameter case sebesar 42 mm ini hanya akan dibuat sebanyak 250 buah, hadir untuk membantu Anda menikmati sisi cerah kehidupan!

CGW Magazine 101
CGW Magazine 102
meluncurkan lini H08 terbarunya yang terbuat dari bahan berteknologi tinggi
warna-warni cerah
Color My Life! Hermès
dalam

HALAMAN SAMPING

Hermès H08 hadir dalam variasi empat warna cerah, yaitu biru, kuning, hijau, dan oranye

HALAMAN INI

Pelat jam berlapis emas hitam dengan bagian tengah dihiasi tekstur berbutir berpasir; Varian dalam warna hijau dan kuning yang sporty; Tali jam berbahan karet dengan motif anyaman yang terstruktur

Watches and Wonders Geneva 2023 dipilih Hermès untuk mengumumkan serangkaian lini jam tangan terbarunya, termasuk koleksi H08 yang sporty-chic dengan casing berbahan komposit baru yang ringan namun kokoh dan aksen warna yang cerah. Jam tangan yang terbuat dari balok komposit grafena serat kaca yang dikepang dan dilapisi dengan aluminium dan bubuk batu tulis ini menampilkan pola silang yang sporty dan memancarkan rona keperakan yang halus, dilengkapi bingkai bezel keramik berlapis satin sunburst dengan chamfer yang dipoles mengilap.

Lini H08 yang diambil dari model andalan karya Philippe Delhotal, direktur kreatif Hermès Horloger pada tahun 2021 ini mengusung casing persegi (39mm x 39mm) yang tidak terlalu persegi dan diperhalus dengan tepi membulat sehingga memberikan kesan jam tangan dari tahun 1970-an, dan sentuhan elemen desain kontemporer yang memberikan ekspresi pada waktu yang sifat tak terduganya mengundang eksplorasi dan emosi. Didesain sebagai jam tangan serbaguna untuk segala medan, Hermès H08 tampil sporty sekaligus canggih, mengusung mesin jam kaliber otomatis bermutu tinggi Hermès H1837, yang terlihat dibalik casing belakang kristal safir. Dibuat di pabrik Vaucher, yang sebagian dimiliki oleh Hermès, mesin jam ini beroperasi pada 28.800 getaran per jam dan dapat menyimpan cadangan daya hingga 50 jam. Rotor dan jembatannya dihiasi dengan pola H khas merek tersebut. Iterasi terbaru dari jam tangan Hermès H08 ini hadir dalam variasi empat warna cerah, yaitu biru, kuning, hijau, dan oranye, dan dilengkapi pelacak menit berwarna abu-abu, pelat jam berlapis emas hitam dengan bagian tengah dihiasi tekstur berbutir berpasir, dan tali berbahan karet dengan motif anyaman yang terstruktur, dan tombol jam dari keramik hitam kecil yang disekrup, memastikan casing jam kedap air hingga 100m. Koleksi ini sudah tersedia di butik Hermès di Jakarta.

CGW Magazine 103
Jam tangan yang terbuat dari balok komposit grafena serat kaca dan dilapisi dengan aluminium dan bubuk batu tulis ini menampilkan pola silang yang sporty

GOING RETRO

Sebagai penghormatan terhadap tradisi pembuatan jam tangan, Tissot Heritage 1938 menghidupkan kembali desain dari sejarah masa lalu

Kolektor dan connoisseur jam tangan sejati yang menggemari gaya old-school akan tergoda dengan koleksi terbaru Tissot Heritage 1938 ini. Terinspirasi lini jam tangan kronografnya yang terinspirasi dari masa lalu, Tissot Telemeter 1938, Tissot benar-benar tampil retro dengan dua koleksi terbarunya, Heritage 1938 dan Heritage Small Second 1938. Mencerminkan estetika akhir tahun 1930-an, koleksi ini cocok dikenakan oleh pria maupun wanita yang menyukai sejarah pembuatan jam tangan dan menghargai keahlian pembuatan jam.

Desainnya menafsirkan ulang jam tangan merek tersebut pada tahun 1930-an, tetapi disajikan dalam casing 39mm baja tahan karat 316L yang modern namun ringkas, ditenagai mesin ETA 2824 bersertifikasi COSC, yang memastikan kinerja jam yang konsisten dan teliti. Jam tangan yang menawarkan ketahanan air hingga 50 meter, dan dapat menyimpan cadangan daya selama 38 jam ini sangat cocok untuk dipakai sehari-hari. Bagian belakang casing tembus pandang memberikan gambaran sekilas ke dalam mesin jam Swiss yang rumit di jantung arloji Tissot. Jarum jam Bâton memastikan tampilan waktu yang

CGW Magazine 104

HALAMAN SAMPING

Model mengenakan jam tangan

Tissot Heritage Small Second 1938

HALAMAN INI DARI KIRI

Model mengenakan Tissot Heritage 1938 versi dial warna salmon matte; Tissot Heritage 1938 versi dial antrasit; Dua pilihan gelang atau tali jam Tissot Heritage Small Second 1938; Jarum jam Bâton memastikan tampilan waktu yang jelas; Mesin jam pada Tissot Heritage 1938

jelas, sementara tali kulit, yang semakin matang seiring berjalannya waktu, memberikan karakter berbeda pada setiap jam tangan. Penambahan gelang pelepas cepat yang dapat diganti memberikan kemampuan beradaptasi untuk semua model. Dimaksudkan sebagai jam tangan modern dengan desain retro, Heritage 1938 hadir dalam dua variasi, yaitu versi dengan tiga jarum jam dan satu versi Small Second. Model tiga jarum jam tersedia dalam pilihan warna salmon matte atau antrasit, sedangkan model Small Second hadir dalam warna abu-abu. Dipasangkan dengan tali kulit abu-abu (dial salmon) atau coklat (dial hitam) dengan gesper pin baja, kedua Kronometer Tissot Heritage 1938 baru ini menampilkan logo Tissot bergaya vintage di arah pukul 12.

Versi Heritage Small Second 1938 menawarkan konsep yang lebih modern serta desain yang lebih mencolok dan kontras, mengintegrasikan dua fungsi tambahan, yaitu detik kecil pada pukul 6 dan jendela tanggal pada pukul 3. Untuk membedakannya dari dua model klasik sebelumnya, versi kedua yang kecil ini hadir dengan pelat jam berbutir abu-abu tua yang penuh dengan elemen kontras. Casing jamnya juga berukuran diameter 39mm, dengan bezel ramping dan lug yang sama, namun lebih tipis yaitu 9,8mm. Dicirikan dengan pelat jam antrasit yang menampilkan angka-angka Arab yang menonjol,

Tissot benar-benar tampil retro dengan dua koleksi terbarunya, Heritage 1938 dan Heritage Small Second 1938

jam tangan ini membangkitkan keanggunan desain ramping di tahun 1930-an. Kemampuan beradaptasinya menonjol dengan dua pilihan gelang, yaitu tali jam abu-abu dari kulit berbutir berkarakter, atau gelang jaring baja Milanese yang disertakan di dalam kotak jam, dan keduanya dilengkapi palang pegas yang dapat dilepas dengan cepat, yang memberikan fleksibilitas pilihan kepada pemakainya. Didukung oleh mesin jam COSC 2895-2 dengan hitungan detik yang kecil, mesin ini menawarkan keandalan dan penghormatan terhadap tradisi.

CGW Magazine 105

World Of Grand Seiko

dunia Grand Seiko yang menakjubkan hingga ke jantung pembuatan jamnya yang memadukan warisan sejarah Jepang, keahlian, dan inovasi modern

Menyelami

Saat kami ditelfon perwakilan dari Grand Seiko yang menanyakan apakah tertarik untuk berangkat ke Jepang dalam tur Grand Seiko Media Experience 2023, tentu saja kami menerima undangan ini dengan senang hati! Betapa tidak, Grand Seiko dan Seiko lebih dari sekadar merek jam, mereka sudah menjadi sebuah institusi di Jepang, sekaligus merek jam tertua di Asia yang paling disegani di dunia. Kami ingin tahu apa rahasia dibalik kesuksesan mereka, siapa saja pembuat jamnya, hingga fasilitas produksi di manufaktur dan sejarah pembuatan jam mereka. Dalam surat udangan yang ditandatangani Direktur dan Senior VP di Seiko Watch Corporation, Munehisa Shibasaki disebutkan bahwa tur ini akan membawa kami ke dua destinasi, yaitu Grand Seiko Studio Shizukuishi dan Shinshu Watch Studio. Di Grand Seiko Studio Shizukuishi, kami dapat menyaksikan

ketelitian dalam pembuatan jam tangan mekanis mereka, dan Shinshu Watch Studio akan memberikan gambaran eksklusif tentang produksi arloji Spring Drive mereka yang luar biasa. Kami juga diajak mengunjungi perusahaan terbaru mereka yang terletak di jantung distrik Ginza, kawasan bersejarah yang tetap menjadi inti perusahaan sejak didirikan di tahun 1881. Meskipun jadwal program kali ini padat dengan kunjungan dan perjalanan ke beberapa prefektur di Jepang, kami sangat dimanjakan dengan berbagai fasilitas bintang lima dan jamuan terbaik, dimulai dari hari kedatangan kami di hotel mewah Imperial Tokyo di Ginza yang disambut dengan sangat ramah oleh team Grand Seiko. Hotel yang didirikan pada tahun 1890 ini berdekatan dengan Istana Kekaisaran Jepang dan tempat para petinggi dari berbagai negara menginap, termasuk tempat Bung Karno bertemu dengan Ratna Sari Dewi.

CGW Magazine 106

HALAMAN SAMPING

Logo Grand Seiko Lion di Seiko Studio Shizukuishi

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Butik Grand Seiko; Berfoto bersama Shinji Hattori di depan Menara Jam Hattori; Para pembuat jam di Atelier Ginza; Interior yang modern dan nyaman; Seiko House Ginza; Munehisa Shibasaki; Shinji Hattori; Perapian di ruang tamu

Kami bertemu dengan cicit Kintaro Hattori

Seiko House Ginza

Paginya adalah orientasi dan presentasi oleh Munehisa Shibasaki dan team di salah satu ruang nyaman di gedung Seiko House Ginza yang megah (dulu disebut Gedung Wako). Wako dibangun pada tahun 1895 oleh pendiri Seiko, Kintaro Hattori, dan hingga hari ini, Menara Jam Hattori yang berada di puncak gedung dan telah digunakan sejak tahun 1932 itu masih berdiri megah dan berfungsi dengan baik. Di dalam gedung bertingkat tinggi yang modern ini terdapat para eksekutif dan desainer papan atas Seiko dan Grand Seiko, Atelier Ginza dan Butik Grand Seiko, sekaligus kantor pusat Seiko Watch Corporation. Di sini kami bertemu dengan cicit Kintaro Hattori (pendiri Seiko), yaitu Shinji Hattori (Chairman/CEO/CCO Seiko Holdings Corp.) yang meneruskan bisnis dan menjalankan perusahaan jam terbesar di Jepang ini. Shinji Hattori juga menemani kami ke rooftop Seiko Sky Garden di mana terdapat Menara Jam Hattori untuk berfoto

bersama. Ia menyampaikan kebanggaannya karena mengalami sendiri perkembangan Seiko dan Grand Seiko hingga menjadi begitu besar dan terkenal di seluruh dunia. Dalam ulasan tentang Museum Seiko (halaman 112-113) terdapat kisah tentang sisi kemanusiaan dari pendiri jam ini yang menurun ke generasi penerusnya, termasuk Shinji Hattori, yang mungkin menjadi salah satu kunci sukses perusahaan hingga menjadi besar seperti sekarang.

Gedung megah ini terdiri dari tujuh lantai: lantai 1 berisi jam tangan mewah dari merek lain dan jam tangan Seiko, lantai 2 untuk Butik Grand Seiko dan Salon Perhiasan Credor. Menariknya, selain koleksi lengkap jam Grand Seiko modern, terdapat program eksklusif Grand Seiko Bespoke yang ditawarkan khusus bagi pembeli untuk berkolaborasi dalam membuat jam tangan pesanan mereka sendiri. Syaratnya adalah jam tangan yang dipesan khusus itu hanya dapat dibuat dari logam mulia, dengan harga fantastis tentunya, cocok bagi pecinta dan kolektor jam Grand Seiko. Lantai 3 dan 4 untuk beragam aksesoris dan produk fashion, lantai 5 terdapat Guest Lounge yang tertutup untuk umum, lantai 6 adalah Aula Seiko Ginza untuk acara rutin dan pameran mereka. Lantai 7 terdapat Atelier Ginza, bengkel tempat jam-jam canggih Grand Seiko dibuat, termasuk “Kodo” Constant Force

Tourbillon dan tempat kerja pembuat jamnya, Takuma Kawauchiya. Kami berbincang seru dan saat ditanya apakah ia terganggu dengan suara lonceng jam Menara Jam Hattori yang berada di atas lantai tersebut, watchmaker yang dulunya musisi ini mengaku justru sangat menikmati suara lonceng itu, “Setiap jam saya bisa mendengar suara loncengnya yang indah dan sangat menginspirasi.” Lantas apa yang tengah ia kerjakan sekarang? Simak berita lanjutannya di versi online kami: www.cgw-indonesia.com.

CGW Magazine 107
(pendiri Seiko), yaitu Shinji Hattori yang meneruskan bisnis dan menjalankan perusahaan jam terbesar di Jepang ini

Setelah makan siang dan berkeliling di Museum Seiko, perjalanan dilanjutkan menuju Matsumoto di prefektur Nagano, dan menginap di hotel Matsumoto Marunouchi, dan keesokan harinya kami berkunjung ke pabrik Shinshu Watch Studio di gedung Seiko Epson Shiojiri. Di sinilah Grand Seiko membuat jam tangan Spring Drive yang ikonik, hingga quartz dengan akurasi tinggi, yang secara kolektif disebut 9F. Selain Grand Seiko, jam tangan Credor mereka juga dibuat di sini, dan terdapat Micro Artist Studio yang terkenal, yang boleh dibilang tim impian, karena terdiri dari para veteran pembuat jam tangan terbaik di Jepang, dan para veteran ini yang merakit mesin Spring Drive dari awal hingga akhir. Mereka memberikan presentasi tentang mesin jam yang dibuat di Shinshu Watch Studio dan semua hal yang diperlukan untuk menjadikannya kuat, andal, dan akurat. Banyak hal unik dan mengagumkan yang kami saksikan langsung, termasuk mengetahui

Terdapat Micro Artist Studio yang

terkenal, yang boleh dibilang tim impian, karena terdiri dari para veteran pembuat jam tangan terbaik di Jepang

jika ternyata Grand Seiko juga membuat kristal kuarsa sintetisnya sendiri, dan di Takumi studio kami diizinkan melihat pembuatan case jam dengan teknik Zaratsu. Para pembuat jam masing-masing melakukan tugas khusus mereka, mulai dari bagian perakitan mesin jam dengan tangan, pembuatan casing, pemasangan gelang jam dan aktivitas lainnya. Menariknya, saat kami tanyakan berapa persen perempuan yang menjadi karyawan di sini, ternyata sekitar 70% staf perakitan jam tangan adalah perempuan.

CGW Magazine 108
Shinshu Watch Studio

HALAMAN SAMPING

Gedung Seiko Epson Shiojiri; Salah satu fasilitas di Shinshu Watch Studio; Kristal kuarsa sintetis; Masatoshi Moteki, salah satu pencipta Spring Drive; Bersama para veteran pembuat jam; 70% perakit jam adalah perempuan: Takahiro Ushiyama, spesialis pemolesan Zaratsu; Pembuat jam di Micro Artist Studio; Perangkat yang digunakan di Micro Artist Studio; Jam Spring Drive tengah dites

HALAMAN INI

Spring Drive yang dibuat di Micro Artist

Studio, calibre 9RA5 dan 9R02; Mesin Quartz 9F85A

Bagi yang belum mengetahui tentang teknologi Spring Drive, singkatnya Spring Drive adalah mekanisme jam tangan unik yang dikembangkan oleh grup Seiko yang berupaya menggabungkan kualitas yang diinginkan dari jam tangan mekanis dan quartz menjadi satu. Hal ini dicapai dengan mendapatkan sumber tenaga mekanis dan rangkaian roda gigi (tanpa baterai), yang diatur oleh quartz osilator dan sirkuit terpadu, menghasilkan akurasi yang lebih baik daripada jam tangan mekanis pada umumnya. Yang paling dikenal dari jam tangan dengan fitur Spring Drive adalah bagaimana jarum detik meluncur dengan kehalusan sempurna dan tanpa hambatan. Intinya, Spring Drive adalah yang terbaik dari gabungan mesin jam mekanik dan quartz, karena sangat presisi, tidak memerlukan baterai, dan dilengkapi dengan beberapa teknologi yang sangat mengesankan. Grand Seiko sendiri memproduksi tiga kaliber berbeda, masing-masing dengan nama dan tujuannya sendiri: 9S (Mekanis), 9R (Spring Drive), dan 9F (Quartz), dan ketiga mesin jam ini menjadi landasan kesuksesan merek tersebut. Simak berita lengkapnya di versi online kami: www.cgw-indonesia.com.

CGW Magazine 109

Yang mengagumkan lagi adalah 100% komponen dari jam tangan Grand Seiko dibuat dan diproduksi sendiri di dalam negeri, dan Shizukuishi Watch Studio berperan besar

CGW Magazine 110

Grand Seiko Studio Shizukuishi

Grand Seiko memproduksi sebagian besar jam tangan mekanisnya di Shizukuishi Watch Studio yang terletak di prefektur Iwate, maka kami pun berangkat dengan kereta berkecepatan tinggi Shinkansen menuju

Morioka. Di kota kecil Shizukuishi di prefektur Iwate itulah dibangun Morioka Seiko Instruments, tempat mereka menciptakan komponen mesin jam mekanis 9S, termasuk pegas keseimbangan dan bridge

Bangunan luas yang menghadap Gunung Iwate dan terletak di dekat

pemandian air panas Tasunagi ini dibangun untuk memproduksi jam

tangan mekanik Grand Seiko (kaliber 9S). Yang mengagumkan lagi

adalah 100% komponen dari jam tangan Grand Seiko dibuat dan diproduksi sendiri di dalam negeri, dan Shizukuishi Watch Studio berperan besar. Di tahun 2020 dibuka workshop Grand Seiko Studio Shizukuishi yang modern untuk melengkapi studio tersebut, dan dikhususkan untuk

HALAMAN SAMPING

Filosofi Grand Seiko, “Nature of Time” tercermin pada desain Grand Seiko Studio Shizukuishi karya arsitek Jepang ternama, Kengo Kuma, yang menyatu harmonis dengan keindahan alam; Konsumsi energi Grand Seiko Studio didapatkan dari infrastruktur tenaga surya; Lounge di lantai 2 menawarkan pemandangan Gunung Iwate

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Ruang kerja yang luas, bersih dan ramah lingkungan; Para spesialis dan teknisi di Studio Shizukuishi; Presentasi dari pakar pembuat jam; Berfoto bersama di depan studio; Studio ini juga memiliki Ruang Seminar Studio, di mana kami dapat memperoleh pengalaman langsung dalam merakit mesin jam Grand Seiko

memproduksi jam tangan mekanik Grand Seiko dan jam tangan kelas atas lainnya. Kami menyaksikan sendiri betapa para pembuat jam di sana melakukan pekerjaan dengan sangat teliti, termasuk saat ‘Inspeksi Grand Seiko,’ satu jam Grand Seiko diuji selama hampir 400 jam sebelum meninggalkan pabrik. Keindahan alam di wilayah tersebut semakin mendukung filosofi merek, “Nature of Time” yang berbicara tentang keindahan alam, dan pegunungannya menjadi inspirasi berbagai desain jam Grand Seiko. Malam terakhir di sana kami menginap di Morioka Tsunagi Onsen Yumori Hotel Taikan dengan fasilitas Onsen, yaitu tempat berendam air panas tradisional Jepang. Sungguh satu minggu yang sangat berkesan, terima kasih kepada team Grand Seiko yang telah memberikan pengalaman luar biasa yang begitu membekas dalam ingatan dan akan saya hargai selamanya.

CGW Magazine 111

Travelling Through SEIKO TIME

Berpetualang mengarungi sejarah mengagumkan Seiko

dari masa ke masa di Museum Seiko Ginza, Jepang

Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia diajak mengunjungi Museum Seiko Ginza pada hari pertama dalam perjalanan media eksklusif atas undangan Grand Seiko ke Jepang pada bulan Juli lalu, dan kami sangat terkesan. Saran kami, jika Anda ke Jepang, sempatkan untuk mengunjungi Museum Seiko Ginza yang berada di distrik Ginza, Tokyo, tempat kelahiran Seiko. Museum ini tidak sekedar mengumpulkan berbagai warisan bersejarah dari merek jam tertua di Jepang, melainkan memberikan kita pengalaman tak terlupakan mengarungi sejarah 130 tahun dari jenama yang didirikan oleh Kintaro Hattori dan hingga kini berdedikasi pada kesempurnaan yang selalu ingin dicapai oleh sang pendiri.

Siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang Seiko hingga Grand Seiko, ini adalah tempat terbaik untuk dikunjungi. Tidak hanya memamerkan bahan arsip-arsip berharga tentang sejarah produk Kintaro Hattori dan Seiko, museum megah ini juga menampilkan sejarah

CGW Magazine 112

Peristiwa gempa bumi besar Kanto tanggal

jam tangan secara umum, mulai dari jam matahari kuno hingga Wadokei (jam tradisional Jepang). Terdapat enam lantai bertema yang didedikasikan tidak hanya untuk seluruh sejarah Seiko tetapi juga sejarah penunjuk waktu secara keseluruhan, dengan sekitar 30.000 item, termasuk sekitar 10.000 jam tangan dan 1.800 jam lainnya seperti jam dinding dan jam meja, ratusan jam tradisional Jepang, ratusan lukisan, hingga ribuan buku, majalah, dan literatur lainnya. Halaman di majalah ini tidak akan cukup untuk mengungkapkan seluruh info, namun setidaknya kami berbagi pengalaman dan gambaran umum tentang apa yang dapat Anda saksikan di sini, selanjutnya silakan berkunjung untuk menikmati sendiri pengalaman museum Anda.

Saat memasuki lobi di lantai dasar, terdapat area kecil di mana kita bisa membeli hadiah atau suvenir, dan saat masuk menuju lift, terdapat LED raksasa yang memutar berbagai film perusahaan dan menampilkan peta dunia. Perjalanan menuju dunia Seiko dimulai dari lantai 2, yang memamerkan sejarah awal berdirinya Seiko Corporation. Terdapat sejumlah jam tangan awal, jam dinding dan jam meja, dan jam saku dari Seiko dan perusahaan penting lainnya. Di lantai ini juga menampung berbagai mesin dan peralatan asli yang digunakan untuk membuat jam tangan Seikosha yang paling awal. Yang menarik adalah kisah tentang peristiwa gempa bumi besar Kanto tanggal 1 September 1923, yang menghancurkan berbagai infrastruktur di wilayah itu termasuk fasilitas Seikosha dan jam tangan di dalamnya. Dan betapa Kintaro Hattori memiliki kesetiaan terhadap Seiko dan integritas tinggi, karena hanya beberapa bulan setelah bencana, mereka memasang iklan di surat kabar lokal dan menyatakan bahwa pesanan jam apa pun yang rusak akibat gempa akan dihormati dan diganti secara gratis, dan ini memperkuat kepercayaan konsumen. Hattori juga menunjukkan kesetiaannya kepada stafnya dengan tetap mempertahankan sebagian besar karyawannya selama pembangunan kembali fasilitasnya dan terus membayar mereka meskipun mereka tidak dapat kembali bekerja.

HALAMAN SAMPING DARI

KIRI ATAS

Seiko House Ginza; Kintaro Hattori; Tampilan menara jam K. Hattori & Co., Ltd. tahun 1932; Museum

Seiko Ginza

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM

Hattori Tokeiten tahun 1907; Berbagai jam kuno, jam meja, jam dinding, jam saku untuk Kimono; Penemuan dan pengembangan jam dinding mekanis; Jam dinding Seikosha awal buatan tahun 1892; Arloji saku yang berhasil diselamatkan dari gempa Besar Kanto; Jam saku Seiko Braille; Jam Seiko Quartz Astron 1969; Jam Seiko Gyro Marvel 1959

Lantai 3, didedikasikan untuk mengenal sejarah awal mula kisah tentang waktu, melalui alam dan perangkat jam. Lantai ini fokus pada pengukuran waktu yang dapat ditelusuri hingga 7.000 tahun yang lalu di Mesir Kuno. Awalnya, pengukuran waktu sangat bergantung pada alam yang dalam beberapa hal, terkait dengan moto Grand Seiko yaitu “The Nature of Time”. Berbagai contoh jam matahari, jam air, jam pasir, dan jam pembakaran dipajang dan sangat menarik untuk ditelusuri. Di lantai 4 ditampilkan produk khas Seiko, beberapa inovasi utamanya dalam dan pengejaran merek terhadap presisi (ketepatan waktu). Naik ke lantai 5, terdapat sejarah diciptakannya jam tangan Seiko sejak pengembangan quartz, dan setelah kami puas berkeliling, kami diajak turun ke lantai dasar (B1), dimana ditampilkan instrumen penunjuk waktu ekstrim untuk Olimpiade, hingga luar angkasa. Museum dibuka untuk umum dan gratis, namun untuk mencegah ruang pameran menjadi penuh sesak, sebaiknya Anda melakukan reservasi dulu sebelum berkunjung Ada batasan jumlah reservasi untuk setiap slot waktu, kita dapat melakukan reservasi hingga 10 orang sekaligus, dan ada 7 slot waktu per hari, mulai dari jam 10:30 pagi, dan tutup pukul 18:00. Silakan reservasi online melalui situs: https://museum.seiko.co.jp/en/

The Seiko Museum Ginza

4-3-13 Ginza, Chuo-ku, Tokyo - 104-0061

Tel: 03-5159-1881

CGW Magazine 113
1 September 1923, menghancurkan berbagai infrastruktur di wilayah itu termasuk fasilitas
Seikosha dan jam tangan di dalamnya

Watchmaker’s Night

Perjalanan eksplorasi Montblanc Glacier bersama watchmaker dan para kolektor serta penggemar jam tangan di Jakarta

Montblanc yang dikenal berkat nilai sejarah prestisius sejak tahun 1906 hingga kini terus menorehkan sejarahnya. Dalam perjalanannya, Montblanc mengakuisisi perusahaan jam tangan legendaris dari Swiss, yaitu Minerva, pada tahun 2006. Akuisisi ini menjadi tonggak dalam perjalanan Montblanc, memungkinkan mereka menggabungkan keahlian Minerva dalam pembuatan jam tangan mekanik dan warisan berharga tersebut ke dalam karya-karya mereka sendiri. Dengan memadukan keunggulan nilai sejarah berbagai inovasinya, Montblanc berkolaborasi dengan Collector’s Guide-WATCHES Indonesia yang menjadi mitra media eksklusifnya untuk menggelar acara intimate dengan klien terpilih

di Plaza Indonesia, demi memperkenalkan mahakarya terbaru Montblanc, koleksi Glacier yang istimewa, terdiri dari jam tangan hingga alat tulis yang menghormati keindahan dan kekuatan gletser.

Pada acara ini, para tamu menikmati tampilan yang memukau dari koleksi Glacier, di mana setiap alat tulis dan jam tangan memiliki cerita unik yang terinspirasi oleh keindahan alam gletser. Dan malam itu turut hadir Julien Miribel, salah seorang watchmaker Montblanc, yang membuka sesi perbincangan bersama tiap klien yang hadir, termasuk kami dari tim redaksi. Ia terlihat mengenakan salah satu jam tangan favoritnya, yaitu jam tangan orisinal Minerva tahun 2004. Dengan komplikasi tradisional monopusher, Minerva dan Montblanc memiliki

Foto: Rendy Kairupan & Montblanc

Penulis: Billy Saputra

CGW Magazine 114

sejarah dan hubungan yang panjang. Keduanya mengejar ketepatan melalui inovasi-inovasi mesin jam yang diciptakan di pabrik mereka di Le Locle, Swiss, di mana mereka menghabiskan waktu dan usaha untuk menciptakan sesuatu yang dapat diandalkan. Julien berpesan, “Ketika kita mengunjungi butik Montblanc, selain memperhatikan produk-produk aksesori, pastikan juga melihat jam tangan melalui detailnya dari dekat. Karya-karya ini memiliki ketepatan yang tinggi dan kualitas yang dijaga dengan baik. Mungkin Anda juga bisa menemukan hal-hal yang belum pernah kita temui sebelumnya, baik dalam hal kualitas dan penyelesaian, fungsi, fitur, dan lainnya.”

Para tamu yang hadir dapat berbincang langsung dengan Julien secara bergantian, mengenai teknik kreasi, fitur, dan sejarah lini jam tangan Minerva. Dalam suasana yang penuh kehangatan, canape

HALAMAN SAMPING

Butik Montblanc di Plaza Indonesia

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Maïka Bergamo dari Richemont Luxury SG bersama CEO V2 Indonesia, Rudi Hidayat; Julien Miribel; Detil pada dial jam menarik minat tamu; Beberapa koleksi terbaru; Mesin Minerva Original Caliber 16.29; Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date Boutique Edition; Para tamu dapat mengobrol langsung dengan watchmaker; Lulu Fuad dan Julien Miribel; Dial hijau pada koleksi Iced Sea yang memikat

Montblanc berkolaborasi dengan

Collector’s Guide-WATCHES Indonesia yang menjadi mitra media eksklusifnya

untuk menggelar acara intimate dengan

klien terpilih di Plaza Indonesia

dan wine disajikan, ketika para tamu dengan leluasa menjelajahi koleksi terbaru dari jam tangan dan instrumen alat tulis Montblanc Glacier. Koleksi Glacier Montblanc terinspirasi oleh keindahan Mer de Glace (atau “Laut Es”) yang terletak di tengah Chamonix Mont-Blanc. Bentuk-bentuk beku yang abadi ini selalu berhasil menarik perhatian

CGW Magazine 115

para penjelajah dan petualang, sementara Montblanc menafsirkannya sebagai sebuah ikatan yang kuat dengan estetika gletser sejak Maison ini pertama kali berdiri. Acara tersebut menjadi bukti nyata komitmen Montblanc dalam menciptakan barang-barang mewah yang luar biasa, dengan menyatukan estetika yang abadi dan inovasi teknis yang mengagumkan, sehingga meninggalkan kesan begitu lekat kepada para tamu yang hadir. Di antara koleksi Glacier yang cocok bagi para kolektor dan penggemar jam tangan adalah:

Montblanc 1858 Geosphere Chronograph 0 Oxygen The 8000 Limited Edition yang hanya diciptakan sejumlah 290 saja di seluruh dunia. Dikemas dalam case titanium berdiameter 44mm yang bebas oksigen, jam ini memberikan keuntungan bagi para penjelajah untuk menghilangkan embun dan mencegah oksidasi, memastikan mesin jamnya bertahan lama dengan presisi tinggi. Ditenagai oleh mesin Montblanc Manufacture Chronograph dengan fitur Worldtime, dilengkapi tanggal pada posisi jam 3 dan dua bola dunia 3D dengan Hemisfer Utara pada posisi jam 12

CGW Magazine 116
Para tamu yang hadir dapat berbincang langsung dengan Julien secara bergantian, mengenai teknik kreasi, fitur, dan sejarah lini jam tangan Minerva

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Kartika Nurmalia Sari; Rudi Hidayat dan Julien Miribel; MJ Sehonanda

Wongso dan Samuel Wongso; Hilda

Spanjaart Kalman; Alexander Foe; Team Montblanc Indonesia berfoto

bersama Maïka Bergamo; Montblanc

1858 Geosphere 0 Oxygen The 8000 42mm; Leonard Tangguh dan keluarga; GM The Westin Jakarta, Samit Ganguly; Djoni Heng

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Montblanc 1858 Automatic Date

0 Oxygen The 8000 41mm; Irda

Zurlehaini dan Djoni Heng; Debby

Setiawaty, Marketing & PR Montblanc

Tri Kharisma dan Fickry Zoelfisyahrin; Beberapa tamu undangan berbincang

dengan Julien: Samuel Wongso; Klien wanita juga menggemari jam

tangan dan perhiasan Montblanc; Klien tengah mencoba salah satu

koleksi; Billy Saputra, Anwar Pasha, Julien Miribel dan Hilda Spanjaart

Kalman; Alamo Dewanta Laiman dan istri; Maïka Bergamo Bersama tim Montblanc Indonesia

dan Hemisfer Selatan pada posisi jam 6. Bezel keramik hitam dengan penggaris arah mata angin dan ukiran laser 3D pada bagian belakang menampilkan nama dan ketinggian dari 14 puncak setinggi 8000 meter. Indikator luminescent pada dial dan bezel sangat praktis untuk menemani petualangan di luar ruangan.

Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date adalah jam tangan olahraga penyelaman pertama yang diciptakan oleh Montblanc. Dilengkapi dengan dial berpola gletser hitam yang memberikan kesan melihat kedalaman sebuah gletser, dan terinspirasi oleh Mer de Glace; gletser utama di wilayah pegunungan Mont-Blanc. Teksturnya dicapai menggunakan teknik kuno yang hampir terlupakan bernama gratté-boisé. Jam tangan ini dilengkapi dengan bezel keramik dua warna yang dapat berputar satu arah, bagian belakang yang diukir, serta gelang stainless-steel yang dapat dipertukarkan dengan sistem penyesuaian terbaru untuk kenyamanan yang presisi. Jam tangan ini sesuai dengan standar ISO 6425 untuk jam tangan penyelaman dan tahan air hingga kedalaman 300 meter.

CGW Magazine 117

Master of Materials

Jenama jam tangan premium asal Swiss, Rado membuka butik

pertamanya di Mall Plaza Indonesia, dan menampilkan koleksi terbaru hingga model khusus eksklusif butik

Pusat perbelanjaan mewah dan besar semakin menjadi incaran sejumlah merek jam tangan internasional kelas atas yang menjadi salah satu kisah sukses ritel selama pandemi, dan terus menjadi daya tarik mereka sejak saat itu. Merek jam tangan Swiss premium, Rado pun memilih membuka butik pertamanya di Jakarta, tepatnya di Mall Plaza Indonesia yang bergengsi. Kemitraan yang sudah lama terjalin antara Rado dan Thakral Group dibuktikan dengan pembukaan butik mereka yang mengambil alih ruang sudut di Plaza Indonesia di Lantai 2, sehingga mampu menampilkan pengalaman 360 secara menyeluruh dan lengkap akan koleksi Rado kepada pelanggannya, seperti disampaikan Dr.Rikhi Thakral, Direktur Eksekutif Thakral Group of Companies, dan H.S.Narula yang mengawasi secara langsung operasional di Indonesia, “Kami sangat bangga dengan kemitraan kami yang berkelanjutan selama hampir tiga puluh tahun. Menjadi salah satu distributor utama Rado di Indochina dan Indonesia, kami sangat senang memperkuat kolaborasi kami dengan menciptakan pengalaman pelanggan yang memadukan keahlian terkenal kami dengan reputasi kuat merek Rado.”

CGW Magazine 118

Peresmian butik pada tanggal 11 Juli lalu itu dihadiri langsung oleh

Vice President Rado, Christof Thomas Ammann, Pemimpin Proyek

Penjualan & Distribusi Internasional Rado, Gentiana Plakolli, dan team dari Thakral Group of Companies, H.S.Narula, Namdev Singh dan Arvinder Singh serta para tamu VIP dan penggemar jam tangan.

Acara dimeriahkan dengan hadirnya para model yang mengenakan jam tangan Rado di hadapan para perwakilan media yang hadir di acara konferensi pers di La Moda Jakarta. Setelah acara makan siang di La Moda Cafe dan keriuhan acara pembukaan butik, tim redaksi Collector’s Guide-WATCHES Indonesia sempat berbincang dengan Christof Thomas Ammann mengenai butik terbaru Rado hingga keunggulan merek jam asal Swiss ini. “Rado Boutique di Plaza Indonesia adalah awal dari perjalanan luar biasa yang kami mulai di Indonesia. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi butik kami di mal yang menakjubkan ini untuk merasakan perbedaan Rado. Membeli jam tangan bermerek bukan lagi sekedar membeli arloji, ini tentang membeli emosi,” lanjutnya.

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Pengguntingan pita oleh

Namdev Thakral Singh; Christof Thomas Ammann; H.S Narula dan Gentiana Plakolli; Peragaan jam tangan Rado terbaru oleh para model

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Model pria mengenakan koleksi Rado terbaru; Hary Kusmayadi bersama team dari Thakral Group of Companies; Christof Thomas Ammann; Zamri Mamat, Anwar Pasha, Arvinder Singh; Namdev Thakral Singh, Gentiana Plakolli dan Maria Ronnie Bessire; Renaldi Hutasoit; Cisca Becker; Ernanda Putra dan Ayla Dimitri; Susan dan Agustine; Ita Pianca; Sylvia Hui

Ia menegaskan jika “Master of Materials” bukanlah slogan pemasaran tetapi sebuah

1962

Ia juga menjelaskan tentang apa yang membuat Rado terkenal dan yang selalu diperjuangkan Rado saat ini sebagai “Master of Materials”. Ia menegaskan jika “Master of Materials” bukanlah slogan pemasaran tetapi sebuah misi yang dimulai dari tahun 1962, dimulai dengan bahan dari tungsten karbida, lalu keramik pada tahun 1966, dan seiring berjalannya waktu dengan berbagai paduan dan warna berbeda, keramik plasma, dan sebagainya. Penguasaan material adalah bagian dari DNA brand kami.”

CGW Magazine 119
misi yang dimulai dari tahun

Indonesia Omega Trophy 2023

Turnamen Golf Omega kembali dihelat tahun ini secara eksklusif, menjadi angin segar bagi para penggemar olahraga golf dan kolektor jam mewah di Indonesia

Lapangan golf terbaik di Jakarta, Pondok Indah Golf, berubah warna menjadi merah meriah saat Turnamen Indonesia Omega Trophy 2023 berlangsung secara eksklusif pada akhir Mei lalu. Ajang eksklusif yang diadakan oleh peritel resmi Omega di Indonesia, PT. Hourlogy Inti Semesta ini dihadiri ratusan pehobi golf yang juga penggemar jam tangan mewah, para klien Omega yang diundang secara khusus dari beberapa kota besar di Indonesia, anggota dari komunitas golf hingga pejabat tinggi dan artis ternama. Ajang ini sudah berlangsung untuk kedua kalinya di Indonesia, berkat kesuksesan ajang sebelumnya yang diselenggarakan tahun lalu dan diminati para pehobi golf di tanah air. Bahkan tahun ini, Head of Olympic Games &

CGW Magazine 120
@Foto: Rendy Kairupan

Global Partnerships Omega Jean-Pascal Perret turut hadir bermain di ajang golf bergengsi yang diselenggarakan oleh produsen jam tangan mewah asal Swiss ini. Acara ini mencerminkan semangat Omega dalam olahraga golf dan dukungan jangka panjang merek jam ini atas olahraga golf dengan hadir dalam beragam kompetisi, organisasi, hingga memberikan dukungan pada pemain terpenting dan terlibat langsung dengan aktivitas para pemain golf dan turnamen top dunia. Dan semangat ini menjadi kekuatan pendorong di balik beberapa desain jam tangan Omega yang terinspirasi permainan golf dengan sentuhan elegan, keunggulan, dan presisi tinggi.

Direktur Utama PT. Hourlogy Indah Perkasa, Renaldi Hutasoit berujar, “Hari ini kita kembali mengadakan turnamen golf tahunan Indonesia Omega Trophy 2023 ke-2 di Jakarta, dan kita mencoba untuk mengungguli diri sendiri dari ajang tahun lalu dan memberikan pengalaman terbaik bagi siapa pun yang berpartisipasi. Ini adalah turnamen kedua kita, dan Omega sudah melihat kesuksesan dari acara ini tahun lalu, sehingga tahun ini pihak principal Omega hadir berkunjung dan bahkan turut bermain di sini, dan ini merupakan suatu kehormatan bagi kita. Ini adalah sebuah pengalaman yang layak untuk merek Omega yang telah lama berkecimpung dalam olahraga golf di level tertinggi. Saya sangat bangga karena terbukti bahwa

Indonesia Omega Trophy telah menjadi turnamen golf amatir Indonesia pertama yang ditunggu-tunggu. Saya harus berterima kasih kepada Tuhanku Yesus Kristus yang menjawab doaku dan menyediakan cuaca

HALAMAN SAMPING

Peserta turnamen berfoto bersama sebelum bertanding; Logo Omega menghiasi lapangan Pondok Indah Golf

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Pembukaan turnamen dilakukan Jean-Pascal Perret dan Renaldi Hutasoit; Renaldi Hutasoit; Jean-Pascal Perret; Pehobi golf dan klien Omega turut hadir bertanding; Jam tangan mewah Omega yang dihadiahkan pada pemenang

yang sempurna untuk bermain golf hari ini, juga pada tim Hourlogy Indonesia dan penyelenggara kami OB Golf dengan dukungan terbaik dari Pondok Indah Golf yang melakukan persiapan dengan sangat memperhatikan detail. Dan kali ini kami mendapat kehormatan atas kehadiran Head of Olympic Games & Global Partnerships Omega Jean-Pascal Perret yang tidak hanya menyerahkan piala pemenang, namun juga berkesempatan menikmati short round golf di Lapangan Golf Pondok Indah yang indah ini.”

CGW Magazine 121
“Teruslah berkembang dan semakin tertarik dengan obyek yang sangat menakjubkan ini, yaitu jam tangan. Because it gives a lot of pleasure to a lot of people!”
~ Jean-Pascal Perret

Turnamen ini menggunakan format penghitungan dengan pencatatan jumlah pukulan (Stroke Play) Sistem 36, dengan hadiahhadiah menarik dari Omega, berupa Omega Trophy hingga jam tangan mewah dan kesempatan khusus untuk diundang menyaksikan turnamen golf internasional Omega di Eropa. Renaldi berujar, “Pemenang utama akan mendapatkan Trophy khusus dan jam tangan Omega Seamaster Aqua Terra Golf Edition. Dan kita ada beberapa kategori menarik, seperti kategori khusus untuk klien Omega itu sendiri, di mana kita akan berangkatkan satu pemenang tersebut bersama pasangannya untuk menonton turnamen Omega European Master 2023 di lapangan golf Crans-sur-Sierre, Crans Montana, Swiss pada bulan September ini. Dan selama di Swiss nanti, kita juga akan ajak mereka untuk berkunjung ke manufaktur Omega. Selain itu banyak hadiah lain untuk para pemenang lain dari berbagai kategori.”

Jean-Pascal Perret terlihat begitu antusias dan enerjik setelah turut bermain di lapangan golf, dan menyampaikan rasa kagum

HALAMAN INI

Turnamen dihadiri para pehobi golf yang juga penggemar jam tangan mewah, klien Omega yang diundang khusus, anggota dari komunitas golf hingga pejabat tinggi dan publik figur seperti pasangan

Anindra Ardiansyah Bakrie dan Nia Ramadhani Bakrie

dan bangganya atas turnamen yang dihadirinya ini, “Kami menyelenggarakan turnamen ini di pasar yang berbeda, namun pada dasarnya ini adalah turnamen untuk para penggemar golf amatir di sini dan kami bangga dapat berkumpul dan bermain bersama mereka, and it was a great game! Saya turut bermain namun tidak berkompetisi untuk “hole-in-one” namun ini adalah permainan golf yang seru.” Siang itu ia tampak mengenakan jam tangan Omega Seamaster Diver 300M 007 Edition dari James Bond “No Time To Die” karena menurutnya jam tangan tersebut sangat ringan sehingga cocok dikenakan saat bermain golf, karena terbuat dari titanium. Pesannya untuk para kolektor dan penggemar jam tangan di Indonesia, “Adalah sebuah kehormatan bagi saya untuk berada di Indonesia saat ini dan saya merasa bahwa komunitas penggemar jam tangan di sini juga semakin berkembang, dan ini sangat membanggakan. Teruslah berkembang dan semakin tertarik dengan obyek yang sangat menakjubkan ini, yaitu jam tangan. Because it gives a lot of pleasure to a lot of people!” ungkap JeanPascal Perret.

CGW Magazine 122
Raline Shah mengenakan perhiasan CHOPARD Red Carpet Collection

For Her & Him

Jam tangan untuk segala aktivitas, Chronomat adalah pilihan para skuad baru Breitling di Indonesia. Bagaimana dengan Anda?

Para bintang berbakat luar biasa ini tengah berada di puncak karir mereka dan telah mengambil langkah berani dan kreatif untuk memajukan karier mereka. Tak heran jika mereka terpilih menjadi skuad Breitling, dan kini telah mengikuti #squadonamission bersama pembuat jam tangan mewah asal Swiss, Breitling di Indonesia.

ANDIEN AISYAH

“Ini tahun kedua saya bersama Breitling, dan Chronomat saya selalu mengingatkan mengapa saya menyukai merek ini.” tambah Andien. Sebagai penyanyi-penulis lagu lokal yang memotivasi pendengar dengan musiknya, kiprah Andien di industri musik ditandai dengan 35 penghargaan lokal dan internasional. Kepribadiannya yang khas dan kreatif, serta semangat tak kenal takut dan gaya hidup aktif merupakan cerminan sejati dari nilai dan prinsip Breitling.

CGW Magazine 124

Bakat yang memiliki banyak sisi, Ananda Omesh telah memenangkan hati masyarakat Indonesia melalui kepribadiannya yang menawan sebagai pembawa acara dan figur publik. Sebagai seorang kolektor jam tangan dan pecinta sepeda motor, pendekatan retro-modern dan kemewahan baru dari Breitling cocok untuknya. Ananda Omesh berkata, “Selama saya tertarik dengan jam tangan, Breitling selalu menjadi merek teratas bagi saya. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dari jam tangan ini melengkapi gaya hidup aktif saya dengan sempurna.”

Breitling Chronomat Automatic 36 yang terinspirasi modern-retro adalah jam tangan penuh gaya namun elegan dan dapat dikenakan di segala kesempatan. Hadir dalam berbagai casing logam, termasuk baja tahan karat yang keren, dua warna yang cocok untuk segala hal, atau rose gold 18 karat yang mewah. Wanita yang menginginkan tampilan lebih mempesona dapat memilih jam tangan dengan bezel bertatahkan berlian, indeks, dan pelat jam berwarna-warni. Jam

pengguna

HALAMAN SAMPING

Andien Aisyah mengenakan Breitling Chronomat Automatic 36

HALAMAN INI

Ananda Omesh mengenakan Breitling Chronomat Automatic GMT 40

tangan wanita ini ditenagai mesin jam Breitling Calibre 10, kronometer bersertifikasi COSC, dan dilengkapi gelang “Rouleaux” Breitling yang terkenal dan nyaman dengan gesper kupu-kupu.

Koleksi Breitling untuk bepergian adalah Chronomat Automatic GMT 40, yang memiliki tampilan zona waktu ganda dan estetika santai. Gelang dan casing jam seluruhnya terbuat dari baja, warna pelat jamnya yang halus dapat dipadukan dengan mudah dengan pakaian apa pun. Dilengkapi dengan skala 24 jam tone-on-tone dengan jarum jam GMT merah, dan fitur GMT digerakkan oleh Breitling Calibre 32. Dengan skala 24 jamnya, pengguna dapat melacak zona waktu kedua dan dengan cepat menentukan apakah itu siang atau malam. Tombol pemutar jam berbentuk “bawang”, fitur Chronomat tradisional yang disebut kubah bergalur, memungkinkan perubahan sederhana. Breitling GMT 40 adalah jam tangan olahraga serbaguna dengan ketahanan air luar biasa hingga 200m yang dapat digunakan di alam udara, darat, dan laut.

CGW Magazine 125
ANANDA OMESH
siang atau malam
dapat melacak zona waktu kedua dan dengan cepat menentukan apakah itu

KOREAN CHARM

Aktor Korea Lee Dong Wook tenggelam dalam dunia pembuatan jam tangan Swiss dan budayanya yang memesona

CGW Magazine 126

Lee juga menjelajahi kekayaan sejarah

Tissot melalui arsip-arsipnya yang

mengesankan yang menampilkan lebih

dari 8.000 jam tangan megah yang

berasal dari tahun pendiriannya

Aktor terkenal Korea yang selalu terlihat fashionable, Lee Dong Wook terpesona dengan keindahan

Swiss, saat mengunjungi Le Locle yang indah, jantung pembuatan jam tangan Swiss. Selama perjalanannya, Lee membenamkan dirinya di dunia

Tissot dan budaya Swiss, mengambil bagian dalam serangkaian kegiatan selama hampir seminggu. Sang aktor pun menemukan inti dari pembuatan jam tangan dan menyadari bahwa ia memiliki bakat khusus dalam kegiatan perakitan jam selama lokakarya eksklusif, saat dia berhasil membuat jam saku Tissot Bridgeport Skeleton. Tissot kemudian mengukirkan namanya pada bagian case jam sebagai kenang-kenangan dari pengalaman tersebut.

HALAMAN SAMPING

Lee Dong Wook di butik Tissot di Interlaken, Swiss; Saat merakit jam saku Tissot Bridgeport Skeleton; Tissot memberikan case jam dengan ukiran namanya

HALAMAN INI DARI KIRI

Saat berada di manufaktur Tissot; Saat hadir di pembukaan butik Tissot di Interlaken, Swiss; Lee Dong Wook bersama CEO Tissot, Sylvain Dolla

Tak hanya itu, Lee juga menjelajahi kekayaan sejarah Tissot melalui arsip-arsipnya yang mengesankan yang menampilkan lebih dari 8.000 jam tangan megah yang berasal dari tahun pendiriannya. Terlebih lagi, merek tersebut memberikan kehormatan padanya untuk meresmikan butik Tissot yang terletak di kota simbolis Interlaken. Dan tentu saja, perjalanannya tidak akan lengkap tanpa menyaksikan acara khas Swiss, Unspunnen Wrestling Festival dan menyaksikan pemandangan Jungfrau yang menakjubkan, puncak megah yang telah menjadi mitra Tissot selama bertahun-tahun, yang menggambarkan keindahan Swiss yang terbaik. Kemitraan Tissot dengan aktor terkenal Korea tersebut sebagai duta merek untuk negaranya dimulai pada bulan Maret 2022. Lee terpilih berkat warisan aktingnya yang kaya selama 25 tahun, dan karena ia mencerminkan nilai-nilai merek tersebut, yaitu pengabdian dan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap segala hal yang dilakukannya. Hubungan mereka semakin diperkuat, ketika Lee menjadi wajah dari koleksi Chemin Des Tourelles di Korea, dan semakin meningkat perannya sebagai Duta Merek Tissot untuk Asia.

CGW Magazine 127

True Blue

Tidak ada yang lebih mengesankan daripada batu permata biru dan berlian putih yang berpadu dengan kecantikan khas Indonesia

Pesta Festival Film Cannes ke-76 telah berlalu sejak Mei lalu, namun kehadiran aktris Indonesia Raline Shah di karpet merah dengan gaun birunya pada hari pertama, lalu kebaya biru di hari berikutnya sungguh tidak bisa dilupakan. Dengan senyumnya yang menawan dan gaun pesta warna biru kobalt yang elegan karya desainer India

Gaurav Gupta yang memiliki pola berbentuk ombak yang dramatis, Raline hadir di pemutaran perdana film Leonardo DiCaprio “Killers of The Flower Moon” di hari pertama. Ia semakin bersinar dalam balutan kalung Chopard dari Red Carpet Collection dalam emas putih 18K bersertifikat Fairmined, bertatahkan berlian pear-shaped 90,06 karat, berlian marquise-cut 5,58 karat, dan berlian brilliant-cut 5,58 karat dengan anting dan cincin yang serasi, dan cincin dari Haute

Joaillerie Collection dalam emas putih 18K bersertifikat Fairmined yang menampilkan safir biru 5,33 karat dan berlian.

Di hari berikutnya, aktris Film 5cm ini hadir dalam pemutaran film perdana Firebrand karya Karim Ainouz dengan kebaya panjang warna biru yang indah karya Cacal Baker dan Diaz Patria (Maison Baaz Couture) yang dipadukan dengan kain batik Palembang milik ibunya. Ia mengenakan satu set perhiasan Chopard berupa kalung dari Red Carpet Collection dalam emas putih 18K bersertifikat Fairmined bertatahkan safir emerald-cut 97,46 karat dan safir bundar 23,89 karat serta berlian pear-shaped 90,73 karat dan berlian brilliant-cut 19,39, dengan cincin yang serasi, bersama dengan giwang berlian dari koleksi Chopard Haute Joaillerie.

CGW Magazine 128

DARI KIRI

Jam liontin Bird On A Rock; Casing kristal aquamarine 34 karat bertatahkan 461 berlian; Posisi burung menghadap ke depan saat bertengger di atas kotaknya

Bird On A Rock

Jam tangan liontin mekanis Bird On A Rock dipersembahkan untuk mendukung lelang amal Only Watch 2023

Untuk pertama kalinya Tiffany & Co. akan berpartisipasi dalam lelang amal Only Watch dengan menciptakan jam tangan liontin yang unik dan bersejarah, menghormati warisan horologi Tiffany yang sudah lama ada karena ia menata ulang salah satu kreasi paling simbolis dari jenama asal New York ini, yaitu bros Bird on a Rock. Dibuat dengan tangan oleh para pengrajin Tiffany & Co. di Swiss, jam tangan liontin mekanis berukuran lebar: 27mm, panjang: 27mm dan tinggi: 11.6mm ini mengingatkan kita pada bros ikonik Jean Schlumberger yang ia ciptakan untuk Tiffany & Co. pada tahun 1965.

Untuk desain jam tangan liontin Schlumberger by Tiffany & Co.™ yang inovatif, burung tersebut diubah posisinya menjadi menghadap ke depan saat bertengger di atas kotaknya. Dipotong dan dipoles dengan standar yang ketat selama rentang waktu 80 jam, casing jam menampilkan kristal aquamarine lebih dari 34 karat, dibingkai emas kuning 18K, yang diletakkan di atas pelat jam yang bertatahkan 461 berlian bertaburan dengan total lebih dari 1 karat. Burung terbuat dari platinum, dengan total berlian lebih dari 3 karat, memiliki mata safir pink dan kaki emas kuning 18 karat. Arloji ini dibuat dengan mesin jam mekanis berpemutar manual dengan cadangan daya 38 jam dan 21 permata.

CGW Magazine 129

Nicholas & His MEDALLION

Kolaborasi apik antara merek perhiasan ternama Mondial dengan aktor

multi-talenta Nicholas Saputra hadir dalam koleksi The Medallion dan Mondial Precious lainnya

CGW
130
Magazine
@Foto: Mondial

Profesinya sebagai produser film, aktor, model dan aktivis lingkungan hidup sudah banyak diketahui publik. Tahun ini gelar Direktur Kreatif dan Duta merek perhiasan berlian ternama di Indonesia pun disematkan pada Nicholas Saputra, membuktikan bahwa ia tidak hanya memiliki bakat seni yang tak terbantahkan, melainkan juga bakat terpendam lainnya, yaitu mendesain perhiasan. Sebagai Duta Mondial sekaligus Direktur Kreatif untuk koleksi kolaboratif Mondial Precious terbaru yang diumumkan sebagai bagian dari acara perayaan berdirinya merek Mondial yang ke-44 tahun di Indonesia ini, Nicholas yang akrab disapa Nico menggunakan pengalamannya sebagai seorang arsitek untuk menghidupkan konsep bentuk-bentuk geometris sederhana yang menjadi jiwa dari koleksi debut Mondial Precious x Nicholas Saputra ini. Dan tidak sekedar menjadi “wajah” dari jenama ternama ini, Nico terlibat langsung dalam proses desain hingga pemilihan batu mulia yang akan digunakan dalam lini perhiasan kolaborasinya ini.

7,63 karat yang bisa dilepas (detachable)

HALAMAN SAMPING

Nicholas Saputra mengenakan bros

The Medallion

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Beragam koleksi perhiasan Mondial

Precious x Nicholas Saputra; Nico mengenakan cincin karyanya; Saat hadir di acara Mondial 44th Anniversary

Koleksi Mondial Precious x Nicholas Saputra terdiri dari 24 desain yang menawarkan beragam pilihan, mulai dari perhiasan untuk tampilan sehari-hari hingga statement jewelry. Mengedepankan batu mulia berwarna seperti ruby (batu delima) dan sapphire (safir) untuk koleksi perdananya ini, Nico terlibat dalam proses desain untuk menciptakan koleksi yang elegan, unik dan memancarkan pesona batu mulia berwarna yang indah. Ketika keanggunan dibutuhkan, eksklusivitas akan sejalan, sehingga lahirlah serangkaian koleksi perhiasan yang mewah, termasuk bros The Medallion yang sangat unik dan elegan yang menjadi koleksi one-of-a-kind dari jenisnya. Dengan pemberdayaan sebagai inspirasi utamanya, bros yang terbuat dari emas putih 18 karat ini memadukan berlian putih dan batu mulia berwarna dalam desain yang terinspirasi dari permadani dan lencana, dengan sentuhan akhir berupa safir biru Ceylon seberat 7,63 karat yang bisa dilepas (detachable). Perpaduan antara warna merah delima dan safir biru menjadikan bros ini salah satu desain paling sulit untuk diwujudkan, sebuah mahakarya eksklusif yang dibuat dengan bentuk dan warna paling indah yang dimiliki oleh batu berharga.

Nicholas mengaku, “Jarang diketahui bahwa saya sebenarnya memiliki ketertarikan terhadap batu permata berharga. Saya selalu menyempatkan diri untuk berburu batu berharga (stone-hunting) ketika bepergian, bahkan saya pernah ke Myanmar khusus untuk itu. Keterbukaan Mondial untuk melibatkan saya sebagai desainer, bukan sekedar sebagai brand spokesperson saja, meyakinkan saya untuk menyambut kesempatan ini dengan baik. Dalam arsitektur, ketiga bentuk dasar geometri - segitiga, segiempat, lingkaran - adalah fondasi dari semua karya arsitektur yang luar biasa. Meskipun terlihat sederhana, ketiga bentuk ini bisa memberikan ruang kreativitas yang luas untuk menciptakan beragam desain, dari yang sederhana hingga mewah, dan juga tidak pandang umur, hingga bisa dikenakan oleh remaja sampai dewasa. Kolaborasi dengan Mondial ini adalah creative playground yang sangat menyenangkan bagi saya dan Mondial. Saya yakin pencinta perhiasan akan merasakan perbedaan semangat filosofi desain ‘I’m Different’ dari setiap desain yang kami hasilkan dan merasakan bagaimana sentuhan sebuah perhiasan bisa mengatakan, yes, you are precious in every way.” The Medallion adalah karya pertama dari lini perhiasan hasil kolaborasi apik antara Mondial dan Nicholas Saputra dan ditawarkan senilai IDR 1.176.560.000,-

CGW Magazine 131
Desain The Medallion terinspirasi dari permadani dan lencana, dengan sentuhan akhir berupa fitur unik dari safir biru Ceylon seberat

CK IS BACK

Di Indonesia, Calvin Klein Watches hadir kembali dengan koleksi Spring Summer (SS) dan Fall Winter (FW) 2023

Seluruh desain yang dihadirkan mengusung nilai penting dari CK, yaitu minimalis, bersih, edgy namun tetap elegan. Sejak didirikan di New York pada tahun 1968 oleh Calvin Klein, jenama ini telah mengangkat kebutuhan seharihari menjadi status ikonik global, dan telah menjadi salah satu jenama gaya hidup fesyen global terkemuka di dunia dengan sejarah cita-cita berani dan non-konformis, progresif, dan estetika sensual yang diakui di seluruh dunia. Tahun ini, merek jam tangan dan perhiasan Calvin Klein merilis keluaran terbarunya yang menampilkan desain minimalis, menyalurkan estetika merek dan “DNA sensual dan edgy”, dan terbagi dalam empat seri, yaitu seri CK Sensation untuk perempuan mengusung desain timeless, scupltural, dan sporty; CK Force, jam tangan khusus pria dengan desain timeless, architectural,

dan sporty; seri CK Burst dan seri CK Iconic yang cocok bagi semua orang (unisex) dengan desain timeless dan iconic.

Seluruh jam tangan Calvin Klein menggunakan bahan berkualitas, seperti baja tahan karat hipoalergenik 316L, kaca kristal mineral untuk daya tahan yang kuat, pilihan mesin jam mekanis otomatis hingga quartz dengan presisi tinggi, seluruhnya dengan kualitas buatan Swiss yang diawasi ketat. Untuk purna jual, jam tangan Calvin Klein telah dilengkapi dengan garansi 2 tahun yang berlaku nasional serta internasional. Dan bagi mereka yang ingin mendapakan koleksi terbaru jam tangan ini dapat langsung mengunjungi toko jam offline (peritel resmi) terkemuka di kota-kota besar, dan marketplace di Indonesia. www.watchcontinent.co.id

CGW Magazine 132
FREDERIQUE CONSTANT x CHRISTIAAN vd KLAAUW Tourbillon Planetarium Only Watch

Where Love Meets Luxury

Destinasi nan mewah Alila Villas Uluwatu dan romantisme bersatu demi sebuah pengalaman tak terlupakan

Terletak di tepian tebing yang menghadap ke samudra Hindia yang luas, Alila Villas Uluwatu mengundang para wisatawan untuk menikmati surga keindahan alam dan kemewahan yang tak tertandingi. Terus berinovasi, resor mewah ini menawarkan dua cara baru untuk memastikan pengalaman menginap Anda menjadi luar biasa. Lewat paket “Complete Indulgence” untuk dua orang, Anda bisa meninggalkan semua kekhawatiran dan tiba di destinasi surga duniawi untuk bersantai, karena segala yang Anda butuhkan telah dikurasi secara mendetail. Selain itu, bagi mereka yang mencari suasana romantis dan momen tak terlupakan, Alila Villas Uluwatu adalah destinasi utama untuk acara istimewa, baik itu bulan madu yang indah, pernikahan yang mengharukan, atau perayaan ulang tahun pernikahan yang berharga. Di sini, setiap momen dipenuhi dengan kemewahan, cinta, dan latar belakang yang menakjubkan dari pantai Bali.

CGW Magazine 134
Penulis: Billy Saputra

Jelajahi lebih dalam paket “Complete Indulgence” untuk merasakan kemewahan sejauh pandangan mata di tepi tebing ini. Nikmati pengalaman menginap di salah satu vila desain kontemporer resor ini, lengkap dengan kolam pribadi dan cabana di luar ruangan, menciptakan suasana yang memikat untuk bersantai diiringi debur ombak yang menenangkan. Paket komprehensif ini memastikan pengalaman menginap Anda tak terlupakan, mulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam dengan pilihan kuliner yang beragam, dari cita rasa menggoda masakan Indonesia hingga hidangan internasional, seluruhnya disusun dengan teliti dari bahan-bahan segar musiman dan lokal. Lengkapi kesempurnaan pengalaman Anda dengan perawatan spa selama 90 menit di atmosfer tenang Spa Alila, mengundang Anda untuk melepaskan diri dari kepenatan dan meresapi proses peremajaan tubuh dan ketenangan pikiran.

HALAMAN SAMPING

Alila Villas Uluwatu; Makan malam romantis di restoran The Warung

HALAMAN INI

Indahnya pemandangan ke laut lepas dari berbagai sudut Alila Villas Uluwatu, termasuk dari Library, Sunset Cabana Bar dan Cliff Edge Spa Cabana

CGW Magazine 135
Dengan “Complete Indulgence”, Anda bisa meninggalkan semua kekhawatiran dan tiba di destinasi surga duniawi untuk bersantai, karena segala yang Anda butuhkan telah dikurasi secara mendetail

Seiring malam tiba, Anda dapat bersantai di Sunset Cabana Bar dengan racikan koktail khas dan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler, atau merasakan suasana yang nyaman di Batique Whiskey & Cigar lounge, yang menawarkan koleksi whiskey yang beragam, termasuk beberapa jenis langka yang spesial. Jelajahi juga perjalanan khusus di resor ini yang dirancang untuk mengajak tamu menikmati pengalaman lokal otentik. Misalnya saja, bagi pecinta laut, nikmati perjalanan kapal pesiar untuk menjelajahi pantai-pantai paling terkenal di sepanjang pantai selatan Bali atau pelajari cara berselancar di Uluwatu, pusat berselancar yang terkenal. Ada pula

“Journey of Gastronomy” yang mengajak Anda untuk menemukan masakan Bali tradisional melalui kelas masak setengah hari, sementara

“Journey of The Balinese Artisan” memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan lokal melalui kelas tari Bali dan tradisi beribadah di pura. Tamu juga dapat menyewa sepeda listrik dari resor dan menjelajahi lingkungan pedesaan serta desa-desa sekitar dengan cara yang menyenangkan dan ramah lingkungan sesuai keinginan mereka. Paket ini tersedia mulai 31 Oktober 2023, hingga 30 Juni 2024.

CGW Magazine 136

Romantic Destination

Terkenal sebagai salah satu destinasi pernikahan mewah yang paling indah dan dicari di Bali, Alila Villas Uluwatu menawarkan suasana pulau yang benar-benar segar dan inspiratif untuk perayaan cinta yang tak terlupakan. Terletak di tengah lanskap tropis di pinggir tebing Uluwatu, resor dengan vila yang dilengkapi kolam renang ini memberikan latar belakang yang mengagumkan untuk mengucapkan kata “I do”, dikelilingi oleh arsitektur yang memesona dan ramah lingkungan, serta pemandangan samudra yang memukau. Baik itu upacara pernikahan yang intim dengan lingkaran keluarga dan teman-teman terdekat atau perayaan besar dengan 200 tamu atau lebih, calon pengantin akan menemukan berbagai pilihan lokasi romantis di sini untuk mewujudkan visi pernikahan mereka yang hanya sekali seumur hidup.

Pasangan dapat mengucapkan janji suci mereka di Cliff Edge Cabana, yang terletak secara dramatis di atas Samudra Hindia, atau di Villa Cliff Edge Three Rooms yang tenang dan tersembunyi di tengah area yang terasa rimbun. Atau, di bawah cahaya hangat pemandangan matahari terbenam Bali yang menakjubkan, dilanjutkan dengan prosesi menikmati malam dengan pilihan kuliner yang menggugah selera, sembari bersulang mengangkat gelas untuk pasangan bahagia dalam sebuah resepsi elegan di luar ruangan, di atas lapangan yang menghipnotis di tepi tebing, atau di dalam vila

HALAMAN SAMPING

Sunset Cabana Bar menawarkan racikan koktail khas dan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler; Beragam menu makanan khas Bali hingga internasional terdapat di Restoran CIRE dan Restoran The Warung

HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM

Cliff-Edge Cabana; Pemandangan ke laut lepas; Three Bedroom Cliff Villa; One Bedroom Pool Villa

yang tenang di tepi tebing. Paket pernikahan komprehensif resor ini memberikan kemudahan bagi calon mempelai dengan mengatur setiap detail dengan sempurna, mulai dari dekorasi pernikahan yang elegan hingga hiasan bunga, pendeta pernikahan dan musisi, serta akomodasi dua malam dan perawatan spa untuk pengantin.

Pasangan pengantin baru juga dapat memilih untuk menikmati prosesi makan malam romantis “di atas awan” dengan pemandangan matahari terbenam. Pilihan lain juga disediakan untuk menikmati prosesi makan malam dalam romantisasi cahaya lilin yang tak kalah menarik lewat pilihan Million Candles Dinner. Sementara opsi “The Art of Harmony” menawarkan lima hidangan Barat dan anggur atau koktail berkualitas tinggi, lalu “The Tomb of Night” menawarkan masakan Indonesia yang autentik. Puncaknya, pasangan juga dapat menikmati sensualitas Cliffside Romance, yaitu perjalanan setengah hari yang dimulai dengan pijatan seluruh tubuh selama 90 menit di Cliff Edge Spa Cabana, kemudian makan malam di Floating Cabana secara pribadi saat matahari terbenam, yang diakhiri dengan Champagne Berry Bath di vila. Jika Anda tengah mencari destinasi untuk berbulan madu atau merencanakan hari besar, Alila Villas Uluwatu bisa dijadikan tempat yang tepat untuk memulai perjalanan abadi bersama dalam momen yang tak terlupakan.

Alila Villas Uluwatu

Jl. Belimbing Sari, Banjar Tambiyak

Desa Pecatu, Bali T : +62 361 848 2166 www.alilahotels.com

CGW Magazine 137
Pasangan dapat mengucapkan janji suci mereka di Cliff Edge Cabana yang terletak secara dramatis di atas Samudra Hindia

ON THE TIGER TRAILS

Merasakan petualangan alam imersif, dan mengurai makna kebahagiaan langsung dari lansekap Land of Thunder Dragon

CGW Magazine 138
Penulis: Billy Saputra

Bhutan adalah negara tersembunyi di kaki Himalaya yang menakjubkan dengan keindahan geografis dan keanekaragaman alamnya. Dikelilingi oleh puncak-puncak megah, Bhutan memiliki pegunungan yang menjulang tinggi, lembahlembah yang hijau subur, dan sungai-sungai berliku yang mengalir deras. Keindahan alamnya tercermin dalam hutan lebat dengan flora dan fauna yang kaya, serta pemandangan spektakuler dari dataran tinggi Paro yang sejuk, sampai ke Punakha yang hangat tapi penuh dengan aktivitas menantang. Bhutan juga terkenal dengan kuil-kuil dan benteng-benteng kuno yang cantik, menambahkan pesona sejarah pada keindahannya. Kelestarian alam dan tradisi budaya yang dijaga dengan baik menjadikan Bhutan tujuan unik dan menawan bagi para wisatawan petualang.

Menariknya lagi, pola hidup warga Bhutan didasarkan pada prinsip Gross National Happiness (GNH) yang menjadi panduan pemerintah. Masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual, kelestarian alam, hidup dengan harmoni, dan berbagi kebahagiaan dalam aktivitas seperti tarian, musik, dan festival budaya. Pemerintah Bhutan menerapkan index GNH sebagai tujuan dalam Konstitusi Bhutan 2008, bukan sekadar untuk pertumbuhan ekonomi, melainkan kualitas hidup yang berdampak positif pada rakyat dan negara secara keseluruhan.

Jika Anda penasaran dengan keunikan Bhutan, ada beberapa cara untuk mencapainya. Salah satunya adalah dengan transit semalam di Bangkok dan melanjutkan perjalanan pagi buta ke Bhutan

di negara ini, Thimphu

menggunakan maskapai nasional Druk Air. Maskapai ini terbang sekali sehari menuju Paro, kota yang terletak di antara bukit-bukit dengan landasan pacu berisiko tinggi, hanya beberapa pilot berlisensi yang bisa mendarat di sana. Namun, pemandangan yang indah di sekitar kota ini sebanding dengan usaha perjalanan. Dengan langit biru yang membentang dan puncak Himalaya yang megah, Paro menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Perlu diingat, demi menjaga program pariwisata yang berkelanjutan, tiap turis akan dikenakan biaya Sustainable Development Fund (SDF) sebesar 100 USD/hari kunjungan yang sepenuhnya akan digunakan oleh pemerintah untuk pengembangan industri vital di negara dengan lansekap bak postcard ini.

HALAMAN SAMPING

Biara Taktsang di Tiger’s Nest

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Porte Cochere, pintu masuk ke COMO Uma Paro; Pemandangan Rinpung Dzong dan Sungai Pa Chhu; Restoran Bukhari yang menghadap Lembah Paro; Truk unik di Bhutan; Menu Thali; Ruang tamu Vila; Olahraga nasional panahan Bhutan

CGW Magazine 139
Selama perjalanan dari Paro menuju COMO
Uma Punakha, kami diajak untuk singgah di beberapa tempat termasuk kota terbesar

Dalam perjalanan kali ini, kami merasa terhormat menerima kesempatan untuk menjelajahi wilayah-wilayah indah dari kota Paro hingga Punakha, dalam kenyamanan akomodasi dari resor luks COMO Uma Paro, dan COMO Uma Punakha, dengan dukungan panduan perjalanan dari Destination Tour. Perjalanan bertajuk “On The Tiger Trails” ini berlangsung selama lima hari dan empat malam, menyusuri jalan pegunungan yang berliku, meresapi budaya lokal yang begitu kental, menghampiri kemegahan kuil-kuil bersejarah, berbagi momen koneksi spiritual dengan para biksu yang begitu mendalam, sampai menaklukkan pendakian magis menuju Tiger’s Nest.

Setibanya di bandara, kami disambut oleh staf COMO Uma Paro yang mengalungkan syal tradisional Bhutan sebagai sambutan hangat selamat datang, sebelum melanjutkan perjalanan menuju kota lembah Punakha. Selama perjalanan dari Paro menuju COMO Uma Punakha, kami diajak untuk singgah di beberapa tempat

termasuk kota terbesar di negara ini, Thimphu. Di sana, kami mengikuti tur yang mencakup beberapa atraksi utama, termasuk patung Buddha Dordenma yang masif, keindahan pemandangan Tashichho Dzong, dan Simply Bhutan (merasakan minum butter tea khas lokal, menari tarian tradisional, dan mencoba olahraga nasional memanah). Setelah meninggalkan Thimphu, perjalanan dilanjutkan di jalan berkelok-kelok naik ke Dochula Pass (3.100 mdpl), menawarkan pemandangan ke 108 Chorten (monumen peringatan pejuang perang), dan pada hari cerah, pemandangan luas dari Pegunungan Himalaya dapat terlihat dari sini.

Pada saat fajar di Punakha, kawasan resor ditutupi kabut seperti kapas gula. Kami segera bersiap untuk mendaki Khamsum Yulley Namgyal Chorten, kuil yang didedikasikan untuk kesejahteraan Kerajaan dan semua makhluk. Di dalamnya, pemandu kami, Kuenzang dari COMO Uma Bhutan menjelaskan hiasan simbolis, termasuk jalan

CGW Magazine 140

menuju pencerahan. Pendakian menuju kuil penuh pemandangan indah dikelilingi pohon pinus dan lembah yang menakjubkan. Setelah itu, mobil melaju menuju Punakha Dzong, istana abad ke-17 yang menjadi pusat administrasi Distrik Punakha, diiringi oleh seribu biksu, tempat yang menjadi lokasi pernikahan kerajaan antara Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dan Ratu Jetsun Pema. Di area ini berdiri jembatan gantung Punakha, yang berasal dari tahun 1600-an saat Punakha menjadi ibu kota Bhutan. Terasa damai dan menenangkan saat berdiri di atas jembatan, mengagumi aliran air yang bersih dan prayer flag yang berkibar.

Setelah petualangan di Punakha berakhir, keesokan harinya, kami mampir ke Chimmi Lhakhang, sebuah kuil kesuburan abad ke-15 yang didedikasikan untuk Drukpa Kuenley, seorang santo Buddha Tibet. Kuil kesuburan ini didatangi ribuan peziarah yang berharap untuk memiliki keturunan, atau untuk mencari berkah. Setelah menikmati keintiman resor mewah di Punakha dengan hanya 10 kamar dan villa eksklusif dengan pemandangan bukit-bukit menghijau dan sungai Mo Chu yang menenangkan, serta pelayanan yang begitu hangat, kami lanjutkan perjalanan ke Paro, di mana kami menginap selama dua malam terakhir di COMO Uma Paro. Terletak di ketinggian, suasana di sini juga tak kalah menenangkan. Di resor ini, para tamu dapat mencoba kembali kemampuan mereka dalam olahraga nasional Bhutan, yaitu memanah.

Di Paro, kami mendapatkan momen puncak dari petualangan ini, yaitu mendaki Tiger’s Nest. Pendakian dimulai saat matahari masih terlelap. Dalam suasana magis, langkah-langkah kami dibawa melewati hutan pinus yang hijau. Medan yang curam mengiring kami melewati

HALAMAN SAMPING

COMO Uma Punakha; Leki, bartender; Pintu masuk utama; Bircher Muesli dan piring buah; Anak-anak pulang dari sekolah; Kamar dengan pemandangan lembah; Restoran Bukhari

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Gerbang ke halaman depan; Teras luar; Teras Vila; Billy Saputra bersama rekan media lain dan Yento Chen dari Destination Tour; Mie Soba

air terjun yang berada tepat di depan pintu masuk Tiger’s Nest, untuk menyaksikan prosesi pagi yang sakral, duduk di antara para biksu yang melantunkan chant. Setelah turun dari pendakian yang memakan waktu empat hingga lima jam, kami mampir ke rumah petani tradisional Bhutan untuk makan siang, lalu kembali ke resor untuk menikmati rangkaian perawatan COMO Shambala yang menyegarkan tubuh setelah lelah mendaki. Semua pengalaman ini memberi kesan mendalam yang tak terlupakan. Hari terakhir, sebelum bergegas menuju Bandara Paro, rasanya begitu berat untuk meninggalkan Bhutan. Kendati singkat, keramahtamahan dan keakraban yang disuguhkan oleh seluruh tim COMO Hotels membuat petualangan ini tak terlupakan. Momen bertukar cerita sesama tim juga ternyata menyiratkan bahwa pengalaman imersif tiap individu berbeda. Bhutan bukanlah destinasi mainstream, namun saya percaya jika kebahagiaan hadir dalam berbagai bentuk, dengan kerendahan hati, ketika mencari jawaban dari when happiness is a place, surely it is Bhutan!

COMO Uma Punakha

Botokha Kabesa Punakha

Punakha, Bhutan

Phone: +975 2 584688

COMO Uma Paro

Paro Valley, PO Box 222 Paro

Bhutan

Phone: +975 8 271597

DESTINATION TOUR

Unique & Luxury Travel

Phone: +6221 226 33347

Hp: +62811 1707 600

www.destinationtour.co.id

CGW Magazine 141
Medan yang curam mengiring kami melewati air terjun yang berada tepat di depan pintu masuk Tiger’s Nest, untuk menyaksikan prosesi pagi yang sakral

Hong Kong Watch & Clock Fair 2023

Pameran

jam tangan terpenting di kawasan Asia

tahun ini dan berhasil menarik minat lebih

kembali digelar

dari 15.000 pembeli

Pameran fisik HKTDC Hong Kong Watch & Clock Fair ke42 dan pameran ke-11 Salon de TE sukses digelar tahun ini, setelah sempat terhenti karena pandemi. Pameran internasional yang diadakan mulai tanggal 5 hingga 9 September ini diselenggarakan oleh HKTDC (Hong Kong Trade Development Council), Asosiasi Produsen Jam Tangan Hong Kong, dan Federasi Industri Perdagangan Jam Tangan Hong Kong, berhasil menarik minat 15.000 pembeli, meski terdapat gangguan kondisi cuaca ekstrem pada hari Jumat (8 September), pameran fisik yang berlangsung selama empat hari ini menyambut ribuan pembeli dari 95 negara dan wilayah, sehingga meningkatkan perdagangan di tempat pameran. Team Collector’s Guide-WATCHES Indonesia senang bisa kembali ke Hong Kong untuk menghadiri ajang tahunan pameran jam tangan terbesar di kawasan Asia ini, dan bagi para kolektor jam tangan, selain forum seperti Hong Kong International Watch Forum dengan topik seputar industri jam, tentunya bagian paling menarik dari lanskap horologi adalah dunia pembuatan jam tangan independen.

CGW Magazine 142

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

World Brand Piazza yang memamerkan

10 merek jam tangan ternama, memikat pengunjung; Hong Kong

International Watch Forum dihadiri para pembicara dari China, Hong Kong, Jerman, Jepang, Korea, Perancis dan Swiss

Anpassa “RC1”, jam tangan tourbillon mereka yang dibuat oleh seorang anak berbakat berusia 15 tahun bernama

Ricky Hong, yang dimulai ketika ia berusia 13 tahun

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Acara pembukaan; Merek jam Memorigin menarik minat pengunjung; Ricky Hong dan karyanya; Jam Enamel Anpassa, dengan pemandangan HK Harbour; Anpassa RC1; Hendra Kesuma, CEO RadaTime; Jam tangan Extraneō dari Pilo & Co Genève; Model memamerkan jam tangan Pilo & Co Genève

Peserta pameran yang berasal dari 17 negara dan wilayah, termasuk Swiss Independent Watchmaking Pavilion (SIWP) dan Francéclat kembali hadir di pameran ini, dan International Luxury Group (ILG) memulai debutnya. Bersama-sama mereka memamerkan berbagai merek jam tangan Swiss dan internasional. Tema debut ‘Guo Chao’ juga menarik banyak perhatian, dimana sejumlah pembuat jam tangan kelas berat Tiongkok memamerkan jam tangan yang memadukan elemen budaya Tiongkok dengan pengerjaan yang sangat indah. Banyak desain unik dari pembuat jam tangan independen ini yang perlu kami bagikan kepada pembaca, berikut ini beberapa diantaranya, dan simak info menarik lainnya di versi online kami: www.cgw-indonesia.com.

CGW Magazine 143

Kami menjatuhkan pilihan pada 6 negara berbeda, dimulai dari Hong Kong dengan merek pembuat jam tangan independen Anpassa, terutama pada “RC1”, jam tangan tourbillon mereka yang dibuat oleh seorang anak berbakat berusia 15 tahun bernama Ricky Hong, yang dimulai ketika ia berusia 13 tahun! Anda akan terkejut melihat detail karyanya, dan pembuat jam tangan ini akan memiliki masa depan cerah ke depannya, kita semua tidak sabar untuk melihat lebih banyak lagi kreasinya yang menakjubkan. Dari Rusia yang menarik adalah pabrik jam tangan dan jam meja dari Chelyabinsk, Molnija (Molnija. shop), terutama jam meja buatan tangan mereka dengan mesin jam kerangka. Jam meja Lightning Catcher misalnya, bukan hanya karena menunjukkan keahlian pembuat jam Rusia dengan detail ukiran yang presisi, tetapi bagian-bagian jamnya dapat bergerak seperti pada kapal sungguhan. Dan anemometer juga digunakan sebagai kunci untuk menghidupkan mekanisme jam.

HALAMAN INI DARI KIRI

Model mengenakan jam tangan Crystal 46mm dari Gaga Milano; Roulette Master II dari Romago; Bagian belakang case Roulette Master Romago dari rose gold; Dua versi lain Crystal 46mm dari Gaga Milano yang unik, terbuat dari kaca K9 superior berbentuk cembung, dan tali jam dari silikon hipoalergenik

HALAMAN SAMPING DARI KIRI

Dua model terbaru Obaku, jam tangan segi delapan yang klasik dan sangat tipis, Oktant Lille Gold keemasan dan Ocean biru; Model memamerkan jam tangan Epos dari Swiss; Dua model jam dekorasi dari merek Dipoa Group, termasuk versi WN101LB dengan casing kayu solid (Oak), panel dial dari resin biru tanpa kaca

Dari Swiss, banyak merek independen yang menarik, termasuk Pilo & Co Geneve yang meluncurkan Extraneō terbarunya dalam tiga iterasi, baja, rose gold lapis PVD dan titanium PVD hitam, yang menampilkan modernitas abadi berpadu dengan kecanggihan mesin jam. Tali jam dua warna tampil harmonis dengan dial yang berbeda dalam diameter 40mm, jam edisi terbatas 111 unit dengan nomor individual ini ditujukan untuk pria masa kini, modern, gemar bertualang dan selalu mencari tantangan baru. Dan keunikan jam-jam Roulette Master Skeleton otomatis yang berdiameter 46.5mm dari Romago Swiss, merek jam tangan mewah yang memulai bisnisnya dengan pembuatan jam tangan yang dibuat khusus untuk para kolektor. Saat ini merek tersebut berfokus pada jam tangan dengan desain ramping menggunakan bahan unik dan teknologi manufaktur baru. Koleksinya Wheel Of Fortune hingga Snoopy sangat menarik untuk dikoleksi. Dari Italia kami tertarik pada Gaga Milano, terutama pada

CGW Magazine 144

model Quirky Tourbillon 48mm dengan emas putih dan berlian mereka yang elegan, casing berukuran besar dengan pelat jam kerangka dan berlian berkilauan itu sungguh menarik. Yang juga unik adalah koleksi Crystal 46mm dalam warna-warni cerah yang mengusung mesin jam otomatis yang dapat dilihat melalui pelat jam transparan. Transparansi memang merupakan protagonis utama dari koleksi Crystal mereka, dan aspek-aspek yang menghiasi casing jam meningkatkan efek cahaya yang menakjubkan. Tali berbahan silikon juga menunjukkan efek transparan tertentu, sesuai dengan konsep desain koleksi ini, dan dilengkapi gesper kupu-kupu.

Meski terdapat gangguan kondisi cuaca ekstrem pada hari Jumat

Dari Denmark kami jatuh hati pada Obaku, yang dikenal dengan jam tangan kristal safirnya yang sangat tipis, hanya 4,8 mm. Dari desain terbarunya, kami pilihkan jam tangan segi delapan mereka yang klasik dan sangat tipis, Oktant Ocean. Warna biru yang kaya dipadukan dengan nuansa kemerahan membuat desain jam ini tak lekang oleh waktu. Terbuat dari baja tahan karat bermutu tinggi, desain ultra ramping, kristal safir anti gores, dan integrasi yang dipatenkan antara gelang jaring dan casing, jam tangan ini hadir dalam versi pria 38mm dan versi wanita 32mm. Pembuat jam asal Balingen Jerman, Dipoa Group juga hadir dengan jam dekorasi rumah bergaya modern Eropa yang indah, termasuk koleksi jam dinding dan jam meja, seperti pada jam WN101LB dengan casing kayu solid (Oak), panel dial dari resin biru tanpa kaca. Dan yang membanggakan juga adalah kehadiran para peritel jam tangan dari berbagai kota besar di Indonesia, bahkan salah satunya diminta menjadi pembicara dalam ajang Buyer Forum: Latest Sourcing Trend in Asia, yaitu Hendra Kesuma, CEO RadaTime yang bisnisnya fokus pada penjualan jam tangan online di Indonesia. Simak selengkapnya di versi online kami: www.cgw-indonesia.com. Semoga acara ini semakin menarik minat para pelaku di industri jam tangan, dan kami berterima kasih kepada tim HKTDC di Jakarta dan Hong Kong atas undangannya. See you all next year!

CGW Magazine 145
(8 September), pameran fisik yang
berlangsung selama 4 hari ini menyambut ribuan pembeli dari 95 negara dan wilayah

Christ Verra Reborn

Perayaan ulang tahun dan peluncuran logo baru dari merek jam tangan buatan Indonesia, Christ Verra

Indonesia boleh berbangga dengan semakin maraknya merek jam tangan di dalam negeri yang tersedia di pasar jam tangan, termasuk Christ Verra. Merek jam tangan yang didirikan oleh Leonardi ini telah sukses menjadi salah satu merek yang diminati berbagai kalangan dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh, Jawa, Bali, Makasar, Kalimantan bahkan Papua. Tak heran jika merek ini bisa sukses, karena pendirinya sangat mencintai dan sangat berpengalaman di dunia jam tangan Indonesia, dan ia ingin menyediakan jam tangan yang berkualitas dalam berbagai model, dan sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Pada 3 Agustus lalu, Leonardi bersama teamnya dari

PT Tepat Waktu Lancar yang merupakan peritel resmi Christ Verra mengundang para tamu terpilih untuk bersama-sama merayakan hari bersejarah mereka sekaligus meluncurkan logo terbaru dalam pesta gala di The Brassey Sedayu Indo Golf, Pantai Indah Kapuk, Jakarta dengan mengangkat tema “The Reborn of Christ Verra”.

CGW Magazine 146
Foto: Christ Verra

Sebagai bentuk komitmen dan dukungan perusahaan ini untuk menjalin hubungan erat dengan seluruh dealer jam tangan mereka yang berada di dalam maupun dan di luar kota Jakarta, mereka mengundang banyak tamu diantaranya para pemegang saham merek Christ Verra, para dealer, rekan media, hingga teman-teman artis seperti Aldi Taher, Samuel Zylgwyn, Lucky Hakim, Puspita Sarry, Hans Christian Hosman, Nadira Sungkar, dan pasangan Sylvia Fully Andrean dan Kevin Andrean. Tak hanya itu, malam pesta gala yang berlangsung meriah dan dipandu oleh Jesslyn Lim dan Jevier Justin ini turut dimeriahkan oleh para penyanyi bersuara emas, Marcelin Lim, Agnes Chai dan Pitton Alvaro, Aldi Taher yang menghibur tamu dengan suaranya yang khas, serta bintang tamu Lyodra Ginting, juara

HALAMAN SAMPING

Para artis turut hadir memeriahkan acara perayaan ulang tahun dan peluncuran logo baru Christ Verra; Bintang tamu Lyodra Ginting, juara ajang Indonesian Idol

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM

Aldi Taher; Samuel Zylgwyn; Lyodra Ginting; Aldi Taher bersama Leonardi; Jesslyn Lim dan Jevier Justin; Sylvia Fully Andrean dan Kevin Andrean; Sylvia Fully Andrean; Leonardi diapit Anwar Pasha dan Lulu Fuad; Puteri Indonesia 2023, Farhana Nariswari turut hadir memeriahkan acara; Peluncuran koleksi terbaru Christ Verra

Merek jam tangan yang didirikan oleh

Leonardi ini telah sukses menjadi salah satu

merek yang diminati berbagai kalangan dari

berbagai wilayah di Indonesia

ajang Indonesian Idol. Logo baru yang berbentuk mata itu sesuai dengan nama “Verra” yang dalam bahasa Perancis berarti akan melihat, dan Leonardi optimis merek jamnya siap menatap ke masa depan. www.christverra.com

CGW Magazine 147

Retro Time

Steven Cheng, CEO Watch Continent sebagai peritel resmi Mido di Indonesia memilih tiga mitra media dari Indonesia termasuk Collector’s Guide WATCHES, Indonesia untuk meliput dan menyaksikan langsung peluncuran koleksi Mido Multifort TV Big Date di hotel Park Hyatt Bangko Bangkok, Thailand, pada tanggal 29 Juni lalu. Bersama dengan Duta Mido Kim Soo Hun dan CEO Mido Franz Linder, Vice President Mido di Thailand, Panuwat Thongpoom bersama manajemen Mido hadir malam itu menyambut para tamu VIP. Selebriti Thailand yaitu Mewnittha, March Chutavuth, Matt Peranee dan Mark Siwat pun turut memeriahkan acara yang dipadati para tamu VIP dan mitra media dari berbagai negara itu. Kami juga diberi kesempatan mewawancarai Kim Soo Hyun dan berfoto bersama setelah sesi wawancara.

CGW Magazine 148
Panuwat Thongpoom, Kim Soo Hun, Franz Linder dan manajemen Mido Thailand Mark Siwat dan March Chutavuth Mewnittha Kim Soo Hyun bersama media dari Malaysia, Indonesia dan CEO Watch Continent, Steven Cheng

Star-Studded Night

Untuk merayakan ulang tahun Mondial yang ke-44, jenama perhiasan mewah di Indonesia yang telah eksis sejak tahun 1979 ini menghadirkan kejutan manis, dengan mengumumkan Nicholas Saputra sebagai Brand Ambassador Mondial sekaligus Direktur Kreatif untuk koleksi kolaboratif pertama mereka, Mondial Precious x Nicholas Saputra. General Manager Mondial, Leslie Christian Saputra menyampaikan, “Mondial Precious x Nicholas Saputra terdiri dari 24 desain yang menawarkan beragam pilihan, mulai dari perhiasan untuk tampilan sehari-hari hingga statement jewelry, termasuk mahakarya bros The Medallion yang dikenakan Nico.”

Acara di hari itu dimulai dengan workshop yang dipandu Tanya Alissia, Gemologist & Chief Merchandising Officer Central Mega Kencana, dan dilanjutkan dengan Gala Dinner di malam harinya yang dihadiri selebriti, publik figur, klien VIP dan media.

CGW Magazine 149
Ayla Dimitri Maria Rahajeng dan Elizabeth Rahajeng Lukman Sardi dan Lia Lukman Chikita Rosemarie dan Erica Mulyadi Chelsea Islan Aline Adita Iwet Ramadhan Helmy Yahya dan istri, Febri Sjofjan Touch of Blue menjadi tema perayaan Mondial ke-44 tahun Atiqah Hasiholan Leslie Christian Saputra, Tanya Alissia, Nicholas Saputra, Petronella Soan, Pavita Kumala dan Aline Adita Lea Simanjuntak

Cruising Time!

Pada tanggal 27 Juni lalu, ada yang menarik di Batavia Marina, Komplek Pelabuhan

Sunda Kelapa, Jakarta. Di atas kapal pesiar

Quicksilver Cruise tengah berlangsung ajang perayaan peluncuran koleksi Mido Ocean Star

Decompression World Timer dan koleksi terbaru

lainnya, sekaligus malam apresiasi kepada lebih

dari 50 peritel resmi terkemuka jam tangan

Mido dari seluruh wilayah Indonesia, klien VIP dan mitra media. Ajang yang bertajuk “Mido

Watches Indonesia Retailers & Media Gathering & Incentive Trip 2023” ini dipimpin langsung oleh

Steven Cheng, CEO PT Benua Jam Internusa (Watch Continent) selaku peritel resmi merek jam Mido di Indonesia, bersama teamnya, yang mengajak berlayar bersama di sekitaran teluk

Jakarta dan Kepulauan Seribu di kapal pesiar, sembari berbagi semangat serta pengalaman yang sejalan dengan produk Mido Ocean Star terbaru. www.watchcontinent.co.id

Akiang dan istri

150 CGW Magazine
Para tamu berfoto bersama sebelum berlayar di atas kapal Quicksilver Cruise Pelepasan balon ke udara menandai dimulainya acara Adisun dan Joko Mido Ocean Star Decompression World Timer juga cocok dikenakan oleh wanita Anwar Pasha mengenakan jam tangan Mido Ocean Star 200C Model pria memilih versi dengan tali jam karet warna hitam Mitra bisnis dan penggemar jam tangan Steven Cheng bersama keluarga dan mitra bisnisnya Jimmy dan istri

Be Bold, Be You

Watch Continent sebagai distributor utama jam tangan Calvin Klein di Indonesia mengadakan konferensi pers dan peluncuran resmi koleksi terbaru merek jam Calvin Klein Watches di The Cloud Lounge, The Plaza Office Tower, Jakarta, dan mengundang perwakilan media hingga influencer pada akhir Juni lalu. Pada acara peluncuran secara resmi merek CK Watches di Indonesia tersebut dihadirkan lebih dari 120 SKU (Stock Keeping Unit) jam tangan berkualitas dengan desain yang terbagi dalam empat seri, yaitu seri CK Sensation untuk perempuan mengusung desain timeless, scupltural, dan sporty. Sales & PR Marketing Communications Manager Watch Continent, Felly Oktavia, menjelaskan bahwa Calvin Klein Watches terbagi menjadi tiga kategori yang berbeda, yakni Men, Women, dan Everyone (unisex). www.watchcontinent.co.id

CGW Magazine 151
DJ Rowina Paula Andrea, Raivan dan Nathalie Model wanita mengenakan CK Burst, model pria mengenakan CK Iconic Felly Oktavia Para model mengenakan koleksi Calvin Klein terbaru Steven Cheng bersama para sahabat pecinta jam tangan

Hattori’s Dream

Merek jam tertua di Jepang ini memiliki latar belakang sejarah yang sangat menarik. Kisah Seiko dimulai pada tahun 1881, ketika seorang pengusaha berusia 21 tahun, Kintaro Hattori, mendirikan “Hattori Tokeiten”, yaitu toko dan bengkel ritel dan reparasi yang menjual dan memperbaiki jam tangan di pusat kota Tokyo. Jam tangan Jepang pertama diproduksi pada tahun 1879, namun baru pada tahun 1892 Kintaro Hattori mendirikan Seikosha Co. Ltd. yang memproduksi jam tangan dalam jumlah yang lebih besar. Seikosha membuat jam saku pertamanya di tahun 1895, dan baru pada tahun 1924 jam tangan Seiko pertama diproduksi. Hattori adalah pendiri Seiko, dan generasi penerusnya telah sukses mengembangkan perusahaan jam tertua di Jepang ini dengan menambahkan lini Grand Seiko sehingga menjadi merek jam asal Asia yang paling dikenal dan dihormati di dunia horologi hingga saat ini. www.seikowatches.com

CGW Magazine 152
The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Magzter, Rockstand Digital or ISSUU from your PC, Mac, Tablet, iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com WATCHES COLLECTOR’S GUIDE ® INDONESIA
22-2023
EDISI

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.