COLLECTOR'S GUIDE-WATCHES INDONESIA - EDISI 26-2024/2025

Page 1

CGW INDONESIA

COLLECTOR’S GUIDE®

WATCHES INDONESIA EDISI 26-2024/2025

YOUR ULTIMATE GUIDE TO THE WORLD OF WATCHES

PATEK PHILIPPE

EDISI 26-2024/2025

UNMISTAKABLE ELEGANCE

BRAND TALK

BENOIT DE CLERCK KURT KLAUS RAYMOND LORETAN

LIPUTAN EKSKLUSIF

GPHG 2024 SALON DELUXE VIETNAM TISSOT & MOTOGP™ MANDALIKA 2024

POINT OF VIEW

ANDY WARHOL BELLA HADID NATHAN TJOE-A-ON










PUBLISHER’S LETTER

THE LUXURY OF TIME Mungkin ada benarnya ungkapan “Time flies when you are having fun” (waktu berlalu dengan cepat ketika Anda bersenang-senang), saat detik berubah menjadi menit, menit berubah menjadi jam, dan tiba-tiba, tahun-tahun berlalu dengan cepat, dan kita sudah berada di penghujung tahun 2024! Apakah kita begitu menikmati berbagai kegiatan di tahun ini sehingga waktu terasa begitu cepat berlalu? Kami menerima begitu banyak undangan acara eksklusif dari industri jam tangan dan perhiasan, termasuk peluncuran koleksi baru, kunjungan ke manufaktur, liputan pameran jam tangan dan perhiasan, hingga acara penghargaan bergengsi. Bahagia? Tentu saja, dengan menyaksikan semangat dari para pelaku di industri jam tangan dan perhiasan untuk bangkit kembali dengan beragam acara eksklusif mereka, kami pun semangat karena mendapatkan begitu banyak berita menarik yang bisa dipublikasikan di edisi cetak maupun versi online dan digital. Apa saja berita yang menarik di edisi akhir tahun ini? Kami hadirkan berita-berita hangat seputar peluncuran koleksi terbaru dari merek ternama, seperti berita sampul dari Patek Philippe yang baru saja meluncurkan koleksi Cubitus terbarunya. Penasaran? Simak beritanya di halaman 34-39, dan 40-41. Dari ajang penghargaan tertinggi Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) 2024 yang disebut-sebut sebagai “Oscar” dalam pembuatan jam tangan, kami pilihkan beberapa model pemenang penghargaan, lengkap dengan harganya, untuk memudahkan Anda jika ingin mengoleksinya (halaman 28-31). Jangan lewatkan juga wawancara eksklusif kami dengan Presiden GPHG, Raymond Loretan yang berencana menghadirkan pameran jam-jam yang dinominasikan di Indonesia (halaman 50-51), dan liputan khusus dari malam penghargaan bergengsi ini di Jenewa (halaman 66-69). Collector’s Guide-Watches Indonesia juga diundang di acara pembukaan Bvlgari Manufacture d’Habillage de Saignelegier yang eksklusif, dan menjadi satu-satunya media dari Indonesia yang mendapatkan undangan VIP untuk melihat langsung kegiatan di manufaktur baru yang megah itu (halaman 104-107). Dari dalam negeri, kami dengan bangga membagikan berita liputan eksklusif ajang balap inernasional Tissot & MotoGP™ Mandalika 2024 dari sirkuit Mandalika di Lombok. Termasuk acara Meet & Greet dengan Duta Tissot, Enea Bastianini dan tentunya berita tentang koleksi Edisi Terbatas Tissot T-Race MotoGP™ yang eksklusif, untuk para kolektor dan penggemar jam. Simak beritanya di halaman 108-113. Dan karena tahun ini adalah tahun ‘bola’ dengan banyaknya kemenangan yang berhasil diraih Timnas Indonesia, kami tidak ingin ketinggalan untuk berbagi berita menarik, yang tentunya berhubungan dengan jam tangan. Simak berita dari pemain Timnas, Nathan Tjoe-A-On yang terpilih menjadi Duta Seiko Prospex (halaman 62-63), dan Rizky Ridho sebagai Duta Casio G-Shock Indonesia (halaman 116 -117). Dan kebanggaan Indonesia juga hadir dari karya seniman berbakat asal Yogyakarta, Natasha Tontey, yang dipercaya Audemars Piguet Contemporary untuk mengadakan pertunjukan tunggal di Museum Macan (halaman 64). Berita tentang pelestarian alam dan margasatwa juga kami hadirkan di edisi ini. Rolex Perpetual Planet Initiative adalah program khusus yang digagas Rolex untuk konservasi laut hingga pelestarian alam, yang mendukung Coral Triangle Center (CTC), dan menetapkan Nusa Penida sebagai salah satu Hope Spot (halaman 60-61). Dan demi mendukung konservasi harimau Sumatra yang semakin langka, merek jam tangan asal Jepang, Seiko menciptakan memproduksi Seiko Indonesia Edisi Indonesia “Tiger” (halaman 114-115).

DARI ATAS Bersama CEO Bvlgari, JeanChristophe Babin; Bersama CEO Chopard, Karl-Friedrich Scheufele; Bersama Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie dan Kenley Lee; Bersama Wanida Siripaopradist, Jade Huynh, Miss Earth 2022 Mina Sue Choi, dan Peter Chong; Bersama Maia Estianty dan Irwan Danny Mussry

8

CGW MAGAZINE

Bagi saya, kemewahan yang paling hakiki adalah waktu. Waktu, kebebasan dan energi untuk melakukan apa pun yang kita inginkan, kapan pun kita mau. Jika kita memiliki semua itu, hidup ini akan terasa menyenangkan, dan itu yang saya rasakan saat hadir di acara “Salon Deluxe Vietnam” atas undangan sahabat tercinta, Pendiri Oriental Media dan penggagas acara tersebut, Jade Huynh. Bersama Editor-inChief QP Thai, Wanida Siripaopradist, dan Editorial Director & Chief Photographer di Deployant, Peter Chong, kami berangkat ke Ho Chi Minh City. Simak beritanya di halaman 128-131. Tahun akan berganti, dan sebelum kita disibukkan dengan kegiatan di tahun baru, jangan lupa siapkan bingkisan hadiah untuk orang-orang tersayang di kehidupan Anda, simak beritanya dari halaman 94-103. Dan untuk “me time”, simak pilihan hotel dan resor mewah di kolom Time to Travel di edisi ini. Bagi Anda yang mencari beritaberita menarik lainnya yang tidak terdapat di edisi cetak, karena keterbatasan halaman, silakan kunjungi situs online majalah kami: www.cgw-indonesia.com. Happy holidays and happy reading! Publisher & Chief Editor Lulu Fuad Pasha


H E R M È S C U T. D O W N TO T H E L A ST D E TA I L


®

WATCHES

COLLECTOR’S GUIDE

INDONESIA EDISI 26-2024/2025

PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu Fuad Pasha FEATURES EDITOR: Billy Saputra EDITOR: David Tang ART DIRECTOR: Taufik Nurman SENIOR WEB DESIGNER: Fatorahman Handayani SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com) MANAGING DIRECTOR: Lulu Fuad Pasha (lulu@zamrud-media.com) DIRECTOR OF FINANCE: M. Ramzy (ramzy@zamrud-media.com) EXECUTIVE ASSISTANT: Deny Pratama (secretary@zamrud-media.com) OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)

CONTRIBUTORS JAKARTA: Dwi Sutarjantono, Rendy Kairupan, Yessar Rosendar, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 344 0999 Website: www.cgw-indonesia.com

Switzerland Sales Representative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com

SUBSCRIPTIONS/GENERAL INQUIRIES: info@zamrud-media.com

BANK ACCOUNT PT. Zamrud Khatulistiwa Media BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797

COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com PRINTING: PT. Harapan Prima COVER PAGE

PATEK PHILIPPE, UNMISTAKABLE ELEGANCE

10

CGW MAGAZINE


TAG HEUER BOUTIQUES JAKARTA: PLAZA SENAYAN - PLAZA INDONESIA SENAYAN CITY - PACIFIC PLACE - CENTRAL PARK BANDUNG: 23 PASKAL


CONTENT In Every Issue 8

Publisher’s Letter

10

Team

16

In Brief

146 Galas 152 Archives

Collector’s Corner 28

Time To Beat

Enam merek ternama, pemenang penghargaan GPHG 2024

34 Cover Story: Cubitus Unveiled

Keunggulan Patek Philippe dengan 6 paten dalam 6 tahun

40

Time Tribute

70

Heritage in Every Detail

76

Time Revival

78

Everlasting Look

80

Time Untamed

82

Japanese Elegance & Beauty

88

The Legend Lives On

94

Breitling’s Treasure Trove

Pesta peluncuran global koleksi Patek Philippe Cubitus Rolex Perpetual Collection 1908 terbaru yang elegan Daniel Roth memulai debutnya dengan tourbillon Omega Seamaster Diver 300M terbaru dan James Bond Hermès Arceau Robe Légère yang indah dan penuh makna Grand Seiko edisi terbatas Asia Pasifik dan koleksi terbaru Penghormatan pada warisan sang legenda sirkuit balap Panduan hadiah liburan dari Breitling

96 Tales of Precision

Menyambut musim liburan bersama Omega

98

Green Horizon

Keindahan Bumi dalam mahakarya Frederique Constant

100 Timeless Reverie

Kreasi jam tangan musim liburan dari Rado

102 From Germany With Love

Hadiah liburan dari Leica Edisi Terbatas yang elegan

118

Exotic Touch

Ralph Lauren yang terinspirasi budaya Amerika Serikat

128 Salon Deluxe Vietnam 2024

Edisi ke-5 ajang pameran eksklusif Salon Deluxe Vietnam

Interviews

12

CGW MAGAZINE

42

Stellar Alignment

46

The Soul of Time

Benoit de Clerck dan 160 tahun tonggak sejarah Zenith Jejak perjalanan hidup yang epik dari Kurt Klaus di IWC


RADO.COM

MASTER OF MATERIALS

CENTRIX OPEN HEART

Rado Store, Plaza Indonesia, Jakarta , Level 2, No.E020 – E020A, Indonesia, Tel :+62 21 22395605 Rado Store, Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Lantai 1, Unit 89, Indonesia , Tel : +62 31 99246973


CONTENT 50

The Oscars Of Watchmaking

52

A Time For An Icon

56

Time and Art Entwined

58

Epic Expedition

Bincang eksklusif dengan Presiden GPHG, Raymond Loretan Kolaborasi Piaget dengan Andy Warhol Kolaborasi terbaru Audemars Piguet dengan Kaws Panerai, Mike Horn, dan petualangan ekstrem

60 For Our Planet

Rolex Perpetual Planet Initiative di Nusa Penida

62

The Rising Star

64

Macaque Macabre

66

GPHG 2024: And The Oscars Go To...

Nathan Tjoe-A-On, Duta Seiko Prospex terbaru Audemars Piguet Contemporary dan Natasha Tontey Liputan khusus penghargaan bergengsi di industri jam

104 The Fusion of Art & Industry

Pembukaan Bvlgari Manufacture d’Habillage de Saignelegier

108 Tissot & MotoGP™ Mandalika 2024

Simbol presisi dan inovasi, Tissot hadir untuk MotoGP™

114 Time To Roar

Seiko Edisi Indonesia “Tiger” Edisi Terbatas dan TWNC

116 Tough Like You!

Rizky Ridho sebagai Duta Casio G-Shock Indonesia

Time for Fashion 120 Timeless Beauty

Maye Musk bersanding dengan filosofi Vanguart

122 Sculpture of Perfection

Bella Hadid dan Chopard Ice Cube yang menawan

126 In The Heart Of Louis Vuitton

Louis Vuitton ‘Awakened Hands, Awakened Minds’

132 The Sea Goddess

Adelle Universe dan perhiasan berlian Adelle Jewellery

134 Fitting Update

Tissot T-Touch Connect untuk para petualang

136 Missoni’s Mission in Bali

Kemitraan desain ikonik Italia dengan keanggunan Bali

Time to Travel 138 Serene Escapes

Keindahan sejati The Oberoi Beach Resort, Lombok

140 A Tribute To Jakarta

House of Tugu, Old Town Jakarta dan cerita Kota Tua

142 Contemporary Comfort, COMO Style

Destinasi gaya hidup mewah terdepan di Singapura

144 Oddbird Haven

Hotel baru penuh warna dan nuansa segar di Jakarta

14

CGW MAGAZINE


M A N U FAC T U R E C la ssi c Da te

BE YOND CONVE NT IONS

FREDERIQUE CONSTANT BOUTIQUE Ciputra World Surabaya GF-55, Jl. Mayjend Sungkono 89 Surabaya - East Java Tel: +62 31-33601001


IN BRIEF

New CEO for Breguet House of Breguet dan Presidennya Marc Hayek mengumumkan penunjukan Gregory Kissling sebagai CEO. Gregory yang berasal dari Neuchâtel, Swiss ini adalah seorang insinyur mikroteknologi, dengan gelar MBA dan Master di bidang Luxury Management, dan ia bergabung dengan Swatch Group lebih dari dua puluh tahun yang lalu, di merek Omega. Dikenal karena keterampilan teknis dan estetika, serta kepemimpinannya, ia diangkat sebagai CEO House of Breguet, efektif mulai 1 Oktober dan melapor langsung kepada Presiden Breguet, Marc Hayek. Kissling meneruskan warisan House of Watchmaking yang didirikan pada tahun 1775 oleh penduduk asli Neuchâtel dan pendiri merek ternama ini, Abraham-Louis Breguet. Kedatangan Kissling, yang keahlian dan visi strategisnya memainkan peran penting dalam memperkuat kehadiran Breguet secara global, menandai dimulainya era baru bagi Maison pembuat jam tangan mewah ini. Congratulations! www.breguet.com

The Ink Of Time Tahun lalu, Hublot Spirit of Big Bang Sang bleu All Black masuk dalam nominasi penghargaan GPHG 2023 dalam kategori Artistic Crafts. Tahun ini Hublot dan seniman tato Swiss di balik Sang Bleu, Maxime Plescia-Buchi telah mendefinisikan ulang persimpangan antara seni tato dan keahlian horologi dengan merilis Spirit of Big Bang Sang Bleu All Black Pavé. Dengan casing berdiameter 42mm yang terbuat dari keramik All Black dengan bentuk yang berstruktur dan bersegi, jam tangan ini memiliki desain tiga dimensi yang disempurnakan secara ergonomis. Tato geometris bergantian dan tumpang tindih dari casing hingga bezel yang bertahtakan 180 berlian hitam, total sekitar 2,4 karat. Dial jam kristal safir menampilkan mesin kronograf kerangka otomatis HUB4700 melalui jarum berbentuk cakram yang memiliki geometri khas. Dari segi desain, untuk memastikan jam tangan pas dengan lekuk pergelangan tangan dan sejajar dengan bodi, bagian belakang casing dan kristal safir dibuat melengkung di beberapa titik. Harga: CHF 42,900 (sekitar IDR 769,7 juta). www.hublot.com

Ride The Future Jam saku Slim d’Hermès Pocket Mysterious Rider terbaru ini mencerminkan dunia imajiner yang ceria dan sifat unik dari waktu Hermès, dengan penutup enamel champlevé yang menggambarkan sosok Mysterious Rider karya ilustrator Belanda dan seniman buku komik Viktor Hachmang, yang menggabungkan seni Jepang dengan budaya pop buku komik. Menggambarkan kisah futuristik, jam ini memadukan emas putih murni 18K pada casing dan kilauan halus pada dial, lengkap dengan penutup jam dengan ukiran pengendara sepeda motor dan sepeda motornya yang dibuat dari enamel champlevé. Di latar belakang terdapat bagian depan toko yang mengingatkan pada 24 Faubourg Saint-Honoré yang legendaris di Paris. Jam saku dengan diameter 45mm x tebal 11,6mm ini memiliki garis-garis elegan dari casing Slim d’Hermès karya Philippe Delhotal dan didukung oleh mesin jam mikro-rotor kaliber H1950 yang sangat ramping. Edisi Terbatas hanya diproduksi 3 buah, jam saku ini memiliki corak warna cerah dan dilengkapi tali jam warna merah dari kulit buaya. www.hermes.com

16

CGW MAGAZINE





IN BRIEF

Geneva Watch Days 2025

GWD kini telah mengamankan tempatnya dalam agenda para kolektor di seluruh dunia

Geneva Watch Days (GWD) telah menjadi salah satu ajang yang dinantikan para pelaku di industri jam tangan, dan pada upacara penyerahan resmi hasil lelang amal yang diselenggarakan oleh Geneva Watch Days (GWD), Phillips dan Bacs & Russo, yang disumbangkan kepada Pierre Amstutz Fund, Jean-Christophe Babin, Presiden GWD, sekaligus mengumumkan tanggal untuk edisi berikutnya. Dari tanggal 4 hingga 7 September 2025 nanti, pelaku industri jam tangan terkemuka dan pecinta jam tangan mewah akan kembali berkumpul di Jet d’Eau yang ikonis di Jenewa untuk berbagi semangat mereka. Pada acara penyerahan donasi tanggal 13 November lalu di Geneva School of Watchmaking, Jenewa yang disaksikan media dan tamu VIP, Jean-Christophe Babin menyerahkan cek senilai CHF 108.000 (sekitar IDR 1,9 milyar) kepada Stéphane Cruchaud, Dekan Geneva School of Watchmaking, untuk mendukung para siswa sekolah yang menghadapi kesulitan keuangan. CEO Bulgari Group dan Presiden Geneva Watch Days ini juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbagi beberapa wawasan tentang pameran tahun 2025. Ia menegaskan bahwa acara GWD akan terus berlanjut, mendapatkan pengakuan institusional sekaligus mempertahankan semangat yang santai, terbuka, dan inklusif yang telah menjadi ciri khasnya. Inklusif, katalis, dan terdesentralisasi, acara ini mewakili visi bersama dari merek-merek yang berpartisipasi, yang membuat keputusan secara kolektif melalui

20

CGW MAGAZINE

komite terpilih. Selain itu, kategori kontributor “Akses” baru, Inkubator, akan memulai debutnya di tahun 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk menyatukan di bawah satu payung merek-merek yang lebih kecil dan independen—sangat kreatif, dinamis, dan inovatif, tetapi sering kali dengan anggaran terbatas. Penambahan ini akan semakin memperluas misi GWD. Setelah mendirikan Pierre Amstutz Fund untuk membantu melestarikan keahlian pembuatan jam, langkah selanjutnya adalah mendukung merek-merek yang baru muncul tetapi berani dengan memberi mereka harga masuk yang sangat terjangkau. Demi masa depan pembuatan jam, penting untuk mempertahankan apa yang mengikat kita semua: menghitung waktu, dengan pengetahuan terbaik. Mari kita menjadi disruptif, mari kita menjadi inklusif sepenuhnya! “Sebagai perwakilan anggota pendiri sejak 2020 dan semua orang yang telah berkontribusi pada kesuksesan GWD sejak saat itu, saya bangga dapat memperluas perspektif acara ini,” ungkap Jean-Christophe Babin. “GWD kini telah mengamankan tempatnya dalam agenda para kolektor di seluruh dunia. Dan itulah tujuan kami: untuk mempertemukan media, peritel, dan, yang terpenting, mereka yang paling penting, adalah klien kami. Untuk menawarkan pengalaman terbaik kepada mereka, kami membuka pintu bagi semua merek yang menunjukkan inovasi, keberanian, dan ketahanan.” Pendaftaran dibuka hingga 31 Maret 2025! www.gva-watch-days.com


TISSOT PRX UFO ROBOT GRENDIZER

©GO NAGAI/DYNAMIC PLANNING

TISSOT BOUTIQUE JAKARTA PLAZA SENAYAN • MALL KELAPA GADING 3 • GRAND INDONESIA PONDOK INDAH MALL 2 • KOTA KASABLANKA


IN BRIEF

The Magic Season

Menyambut Tahun Baru, Mido mempersembahkan pilihan hadiah terindah bagi orang-orang yang Anda cintai

Menyambut Tahun Baru dengan jam tangan baru, kenapa tidak? Mido mempersembahkan beberapa pilihan terbaik yang dapat dikenakan untuk segala aktivitas. Mulai dari Mido Commander Icône yang ikonik untuk pria yang elegan, dengan ciri khas desain neo-vintage yang canggih. Sepenuhnya dilapisi PVD warna emas kuning, casing bundar yang elegan dengan dial satin mengilap, dan gelang jam jala Milanese yang terintegrasi ke dalam casing untuk kenyamanan maksimal. Mesin kronometer Calibre 80 bersertifikat COSC yang dilengkapi pegas keseimbangan silikon, menawarkan cadangan daya hingga 80 jam. Koleksi Commander Shade hadir untuk pertama kalinya seluruhnya dilapisi PVD emas mawar. Casing monocoque bundar dengan desain ramping, dan dial bergradasi dua warna dalam warna kelabu kecokelatan dan perak menjadikan jam ini karya yang harmonis. Gelang jala Milanese yang nyaman dalam baja dengan sentuhan akhir satin, juga dilapisi PVD emas. Penggemar olahraga air dan mereka yang ingin tampil sporty bisa memilih edisi khusus Ocean Star Tribute dalam nuansa pantai. Performa mutakhir, gaya retro, dan tali jam yang dapat diganti membuat jam tangan selam yang luar biasa ini wajib dimiliki. Ocean Star Tribute Special Edition hadir dalam nuansa

22

CGW MAGAZINE

biru yang menghiasi bezel, tali karet utama, dan dial jam dalam pilihan warna yang bertingkat. Jam tangan ini juga dilengkapi dengan sentuhan vintage yang mengingatkan pada keahlian pembuatan jam tangan Mido sejak lama: gelang kedua yang elegan dalam jala Milanese, kristal safir bergaya ‘kotak kaca’, dan casing berdiameter 40,5mm yang mengingatkan pada dimensi sederhana yang disukai di masa lalu. Fitur-fitur retro ini dipadukan dengan faktor kinerja yang kontemporer, dari lapisan Super-LumiNova® putih, Calibre 80 yang sangat andal, dan pegas keseimbangan Nivachron™. Terdapat versi Ocean Star 36.5 dengan diameter baru yang pas di pergelangan tangan mana pun. Untuk pertama kalinya dalam versi wanita, jam tangan penyelam ini memamerkan warna biru tua yang intens pada dial jam dengan case baja tahan karat, dan bezel berputar searah dengan cincin kristal mineral yang andal, dan kedap air hingga tekanan 200 meter. Mido memperkenalkan sistem Aquadura yang inovatif pada tahun 1930, dan jantung jam berdetak mengikuti irama Calibre 80, mesin mekanis Swiss dengan cadangan daya yang luar biasa. Kembalinya casing berbentuk TV dirayakan Mido dengan koleksi Multifort dengan dial yang memperlihatkan efek dégradé menawan, dalam pilihan gradien yang luar biasa, dari hijau tua menjadi hitam, atau model dial abu-abu menjadi hitam dengan lapisan akhir horizontal yang disikat, dan fungsinya yang khas: Big Date pada pukul 12, dan kedua jarum dan indeks yang dilapisi Super-LumiNova® putih untuk keterbacaan sempurna. Di balik layar TV-nya, Calibre 80 yang handal menandai waktu dengan presisi. Gelang memanjang dari bezel dengan kaitan tengah yang dipoles memberikan bentuk bundar yang elegan pada jam tangan. Casing dan gesper lipat terbuat dari baja tahan karat yang kuat. Tombol yang disekrup membantu melindungi bagian jam tangan yang sangat terbuka ini dari guncangan. www.midowatches.com


DW-5600BB-1




IN BRIEF

The Art Of Time

Semangat Louis Vuitton untuk bepergian dan kreativitas yang berani terwujud dengan Montgolfière Aéro, menandai babak baru bagi Maison

Apa yang lebih berharga daripada waktu? Maison Louis Vuitton menjawabnya dengan menciptakah objek horologi luar biasa yang terinspirasi oleh warisan perusahaan sebagai pembuat koper ternama dan kecintaan terhadap perjalanan, khususnya koper Malle Aéro tahun 1906 yang dirancang untuk perjalanan balon udara. Balon udara adalah simbol imajiner dan emblematik dari Maison yang kini terbang ke dunia Haute Horlogerie di Louis Vuitton, menginspirasi dua objek horologi yang luar biasa. Menjulang setinggi 34cm, jam meja Montgolfière Aéro yang rumit ini menggabungkan pembuatan jam tangan Swiss dengan keahlian khusus Louis Vuitton, menjadi tonggak sejarah baru bagi Maison. Terdapat dua versi, yaitu versi tradisional Louis Vuitton Montgolfière Aéro yang menampilkan panel kaca merah buatan

26

CGW MAGAZINE

tangan yang dipasang dalam struktur kisi emas, diletakkan di atas alas koper kanvas Monogram; dan edisi berhiaskan permata Louis Vuitton Montgolfière Aéro – Precious yang memamerkan keahlian Louis Vuitton dalam hal haute joaillerie, bertatahkan briolette citrine 9,06 karat yang dipotong khusus yang menghiasi Monogram Flower di bagian tengah. Jam tangan ini berkilau dengan 1.200 berlian, sementara koper kayu yang berharga dihiasi dengan kancing bertabur berlian adalah yang pertama dalam sejarah Louis Vuitton. Dapat dipajang sebagai jam meja atau digantung untuk menciptakan ilusi tanpa bobot, jam meja bergaya kayu Makasar yang hanya akan diproduksi sejumlah delapan buah ini menjadikannya sebagai benda seni yang sangat eksklusif. www.louisvuitton.com


TIME FOR LUXURY All About Luxury Watches Collector’s Corner Interviews

@CHOPARD


COLLECTOR’S CORNER

TIME TO BEAT Ajang penghargaan paling bergengsi di industri jam tangan Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) 2024 pada November lalu telah mengumumkan 20 pemenang dari 90 jam tangan yang dinominasikan dari berbagai kategori. Kami pilihkan enam dari berbagai mahakarya yang telah berhasil memenangkan penghargaan tertinggi tersebut, berikut harganya, untuk memudahkan Anda jika ingin mengoleksinya.

Bovet 1822 Kategori “Mechanical Exception” diraih Bovet Récital 28 Prowess 1 yang merevolusi pencatat waktu dunia, karena sekarang, berapa pun periode waktu dalam setahun, jam tangan ini selalu akurat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah pembuatan jam, Bovet telah memecahkan masalah Daylight Savings Time. Terobosannya adalah dengan menggunakan roller. Karena tanggal saat AS dan Eropa berubah ke Daylight Saving Time tidak tetap dari tahun ke tahun, mustahil untuk melakukannya dengan cara tradisional. Rol 24 kota dicetak pada empat sisi, dan rol periode waktu dicetak dengan 4 periode yang berbeda: UTC, American Summertime (AST), Europe and America Summertime (EAS), dan European Wintertime (EWT). Saat Anda menekan cabochon safir pada tombol jam, seluruh 25 rol berputar 90 derajat pada saat yang sama dan semua kota sejajar dengan zona waktu yang benar, dan untuk pertama kalinya, seluruh dunia menjadi benar selama Daylight Saving Time. Selain fitur unik ini, terdapat flying tourbillon, kalender abadi dengan indikasi berbasis rol, dan cadangan daya 10 hari dari satu barel. Diproduksi terbatas hanya 60 buah, jam berdiameter 46.3mm ini tersedia dalam versi Emas Merah 18K, Platinum 950, dan Titanium Kelas 5. Harga: CHF 702,650 (sekitar IDR 12,7 milyar). www.bovet.com 28

CGW MAGAZINE


Chopard Kreativitas adalah rahasia tentang rahasia. Kata-kata ini mewakili keajaiban yang merasuki jam tangan perhiasan dari koleksi Chopard Red Carpet, Laguna High-Jewellery Secret Watch, pemenang dari kategori Jam Tangan “Perhiasan” di GPHG 2024. Tersembunyi di dalam kepompong kerang laut yang misterius, jam rahasia yang mewujudkan keunggulan seni pembuatan jam tangan dan Haute Joaillerie ini menjadi saksi pertemuan antara keahlian pembuatan jam tangan Chopard dan tradisi perhiasan. Dipandu oleh Co-President dan Direktur Artistik Caroline Scheufele yang membawa pancaran semarak dan inspiratif ke dalam alam semestanya yang indah, para seniman di Maison Chopard dengan cermat menciptakan kembali mosaik maritim dalam mahakarya ini. Jam tangan model cuff ini memamerkan mutiara yang memantulkan kemegahan kromatik palet safir, dari biru pastel hingga merah muda dan ungu yang mengelilingi dial jam. Pembuatan ekosistem miniatur unik ini melibatkan lebih dari 1.000 jam pengerjaan yang cermat, memadukan titanium dan emas yang etis. Sambil menjaga jam dan menit tetap tersembunyi, jam tangan rahasia ini menarik semua mata dengan misteri warna-warninya. Terbuat dari emas pink dan putih 18 karat yang etis dan titanium, bertatahkan safir merah muda, ungu, dan biru pastel (total 10 karat), topas, mutiara alami, zamrud, berlian, serta garnet ungu, Demantoid, dan Mandarin. Harga: CHF 780,000 (sekitar IDR 14,1 milyar). www.chopard.com

CGW MAGAZINE

29


COLLECTOR’S CORNER

H. Moser & Cie. Kategori “Time Only” diraih H. Moser & Cie. Streamliner Small Seconds Blue Enamel yang memadukan eksklusivitas, performa, dan keahlian dalam satu model. Di dalam casing baja berdiameter 39mm yang berbentuk bantal dengan garis, proporsi, dan dimensi baru, berdetak mesin jam kaliber HMC 500 baru buatan Manufacture yang ke-18. Streamliner Small Seconds Blue Enamel terinspirasi oleh lengkungan kereta api berkecepatan tinggi pertama di tahun 20-an dan 30-an, yang menjadi asal muasal namanya. Terintegrasi ke dalam casing, gelang baja melengkung elegan untuk memperpanjang lengkungan casing. Tautan gelang jam unik dan terartikulasi adalah puncak kecanggihan yang halus, dan fleksibilitas yang lentur. H. Moser & Cie. memilih dial jam enamel Grand Feu “Aqua Blue”, yang menafsirkan ulang finishing fumé khas merek dengan sentuhan artistik dari seorang pengrajin ahli. Dimulai dengan pola yang diukir pada dasar emas, seolah-olah dipalu, tiga pigmen warna yang berbeda dicuci, dihancurkan halus, kemudian diaplikasikan untuk menciptakan efek ombré. Dial jam enamel yang tembus cahaya harus dibakar sebanyak 12 kali untuk menciptakan efek fumé, di mana warna yang lebih terang di bagian tengah secara bertahap menjadi lebih gelap. Indeks aplikasi baja menandai tepi dial jam. Untuk menampilkan jam dan menit, jarum tiga dimensi yang terbuat dari dua bagian dilengkapi sisipan dengan Globolight®, bahan berbasis keramik inovatif yang mengandung Super-LumiNova®. Detik kecil ditampilkan pada pukul 6 pada sub-dial jam berpernis dengan pola melingkar, menawarkan kontras yang indah dengan dial jam dasar. Harga: CHF 29,900 (sekitar IDR 541,6 juta). www.h-moser.com 30

CGW MAGAZINE


Ōtsuka Lōtec Para kolektor jam mungkin akan tertantang untuk memiliki Ōtsuka Lōtec No. 6 yang memenangkan kategori “Challenge” di GPHG 2024 ini, karena hanya bisa Anda dapatkan di Jepang dan mungkin menjadi salah satu jam tangan tersulit untuk didapatkan tahun ini, meski jam tangan steampunk yang menyenangkan dan mengejutkan ini harganya terjangkau, yaitu CHF 2,260 saja (sekitar IDR 41 juta). Merek jam tangan Jepang yang didirikan oleh pembuat jam tangan independen Jiro Katayama ini menciptakan koleksi No.6, yang diperbarui pada tahun 2024, terinspirasi oleh meteran analog dengan tampilan berbentuk kipas Jepang. Jarum jam dan menit yang ditempatkan di bagian bawah kaca berbentuk kipas Jepang bergerak mundur saling bertumpuk dan berputar pada satu sumbu. Jarum jam dan menit harus kembali ke 0 pada saat yang sama saat jarum mencapai pukul 12:00. Perbedaan waktu kembali antara jarum jam dan menit dikontrol hingga 60 detik, dan untuk mencapainya, cam jarum jam disesuaikan dengan hati-hati menggunakan sekrup. Dengan cara ini, sudut jarum jam disesuaikan secara tepat hingga 0,1 derajat. Jam dilengkapi dengan mesin Miyota Jepang dengan modul tambahan yang dirancang dan diproduksi sendiri, termasuk jarum jam dan menit yang bergerak mundur, cakram detik di bagian tengah, dan tampilan tanggal di bagian kanan. Karakter pada dial jam yang berdiameter 42.6mm ini menunjukkan makna berikut, dari kiri ke kanan; “Dibuat oleh Ōtsuka Lōtec”, “No.6 Mekanikal”, “Toshima, Tokyo” dan “Tahan Air”. www.otsuka-lotec.com

CGW MAGAZINE

31


COLLECTOR’S CORNER

Piaget Kategori Jam Tangan “Ikonik” dimenangkan Piaget Polo 79 yang terbuat dari emas kuning yang mewah. Koleksi ini pertama diciptakan pada tahun 1979, saat Piaget memperkenalkan jam tangan yang mendefinisikan semangat tahun 1980-an, yang kembali hidup hari ini untuk ulang tahun ke-150 Maison. 45 tahun setelah kemunculan pertamanya, jam tangan yang signifikan secara historis ini terlahir kembali sebagai Piaget Polo 79 dan masih sesuai dengan Zeitgeist dan Piaget Society saat ini. Motif elegan terlahir dari konstruksi gadroon yang dipoles bergantian dan tautan blok yang disikat berlanjut dengan mulus dari gelang, ke casing, dan bahkan ke dial. Merangkul pergelangan tangan seperti kulit kedua, gelang jamnya dibuat dengan sangat terampil di bengkel Piaget sehingga tampak telah dipahat dari sepotong emas. Piaget Polo 79 kembali ke ekspresi paling murni dari desain asli, meskipun dengan banyak pembaruan. Sejalan dengan selera saat ini, kaliber quartz telah dihindari demi mesin jam kaliber 1200P1 ultra-tipis buatan sendiri yang dapat dikagumi melalui bagian belakang kristal dari casing yang telah sedikit diperbesar menjadi 38mm. Harga: CHF 68,500 (sekitar IDR 1,2 milyar). www.piaget.com 32

CGW MAGAZINE


Voutilainen KV20i Reversed dari Voutilainen memenangkan kategori “Jam Tangan Pria” di ajang GPHG 2024. Jam tangan ini merangkum dengan sempurna filosofi penciptanya, Kari Voutilainen yang memadukan rasa hormat terhadap keawetan dan presisi dengan tradisi pembuatan jam tangan klasik. Jam dilengkapi dengan mesin kaliber internal baru yang menampilkan konstruksi “belakang-ke-depan” yang unik. Mesinnya telah dibalik, memungkinkan untuk mengagumi keindahan dan teknisnya dari depan sambil membaca waktu. Mekanisme KV20i dirancang, dibangun, dibuat, diselesaikan, dan dirakit di bengkel Voutilainen. Berkat arsitekturnya yang inovatif, jam tangan ini dapat menunjukkan setiap detail mesin, termasuk jembatan roda keseimbangan dan keseimbangan yang berosilasi pada frekuensi tradisional. Di bagian belakang casing, sub-dial biru menampilkan detik, mengingatkan pada lingkaran menit biru di bagian depan yang dihiasi dengan titik seperempat emas yang dipoles. Dari segi teknik, kaliber ini memiliki roda keseimbangan yang sangat besar yang dibuat sendiri, memungkinkan pengaturan jam yang sempurna dalam toleransi yang ketat. Sistem pegas keseimbangan yang langka digunakan, bagian luar pegas memiliki overcoil Phillips yang khas, sementara lengkungan internal menggunakan kurva Grossmann yang meningkatkan akurasi. Dial utama dan jembatan yang terbuat dari perak Jerman, didekorasi dengan tangan untuk mencapai tingkat penyelesaian permukaan terbaik. Sekrup dan semua bagian baja juga diselesaikan dan dipoles dengan tangan. Untuk melengkapi desain, mesin ditempatkan dalam casing 39mm yang dipasangkan dengan tali kulit buaya yang dijahit tangan. Harga: CHF 134,900 (sekitar IDR 2,5 milyar). www.voutilainen.ch

CGW MAGAZINE

33


COVER STORY

CUBITUS UNVEILED

Penulis: Billy Saputra

Lini terbaru yang diluncurkan Patek Philippe setelah seperempat abad ini mengimplementasikan eksplorasi bentuk yang berbeda dengan tampilan sporty

34

CGW MAGAZINE


CALIBER 240 PS CI J LU, SEBUAH MESIN OTOMATIS ULTRA-TIPIS YANG MENAMPUNG ENAM PATEN UNTUK MEMASTIKAN KEAKURATAN DARI SETIAP FUNGSI DAN PERGERAKAN INDIKATOR Varian pertama dan yang paling kompleks dalam koleksi ini adalah Cubitus Instantaneous Grand Date, Day, and Moon Phases (Ref. 5822P-001). Jam tangan ini menjadi bintang utama dengan membawa komplikasi terbaru, casing platinum yang dilengkapi fitur tanggal bercelah besar, indikator hari, serta fase bulan yang bergerak secara instan hanya dalam 18 milidetik. Mesin di balik jam ini adalah Caliber 240 PS CI J LU, sebuah mesin otomatis ultra-tipis yang menampung enam paten untuk memastikan keakuratan dari setiap fungsi dan pergerakan indikator yang sebelumnya telah disebutkan.

P

atek Philippe kembali menarik perhatian publik dengan peluncuran koleksi terbarunya, Cubitus. Sejak debutnya pada pertengahan Oktober 2024, jam tangan yang dinantinantikan ini langsung menjadi sorotan di berbagai kanal berita serta di kalangan pemerhati dan pencinta jam tangan. Pada koleksi ini, Patek Philippe mengimplementasikan eksplorasi bentuk yang berani, sambil tetap menjaga integritas warisan haute horlogerie yang tertanam dalam setiap variannya. Dengan bentuk kotak bersudut melengkung yang unik, tiga varian Cubitus menawarkan kombinasi inovasi teknologi canggih dan pilihan gaya yang beragam. Koleksi ini menjadi refleksi dari semangat modernitas yang tetap menghargai tradisi. Langkah yang diambil Patek Philippe melalui Cubitus terasa seperti pencapaian monumental yang merekam jejak sejarah dalam perkembangan industri jam tangan.

HALAMAN SAMPING DARI KIRI Tiga model terbaru dari Patek Philippe, yaitu Cubitus Ref. 5821/1A-001 berbahan baja; Cubitus Instantaneous Grand Date, Day and Moon Phases Ref. 5822P-001 berbahan platinum; Cubitus Ref. 5821/1AR-001 berbahan baja dan emas merah muda HALAMAN INI Tampilan Cubitus Instantaneous Grand Date, Day, and Moon Phases; Mesin jam Caliber 240 PS CI J LU; Dengan diameter 45mm dan ketebalan 9,6mm, jam tangan ini nyaman ketika dikenakan

CGW MAGAZINE

35


COVER STORY

Dengan diameter 45mm dan ketebalan hanya 9,6mm, jam tangan ini didesain agar tetap nyaman ketika dikenakan di pergelangan tangan, ditambah dengan komponen tali jam komposit berwarna biru yang tahan lama. Detail lain yang menarik adalah sematan perdana dari batu berlian dengan potongan baguette di bawah posisi jam 6, yang biasanya berpotongan bulat, dan menjadi ciri khas dari setiap jam tangan dengan case berbahan platinum dari Patek Philippe. Pada bagian dial jamnya, Cubitus Ref. 5822P-001 menonjol dengan kreasi embossing horizontal dengan latar biru sunburst yang elegan. Indeks jam berbentuk baton dalam lapisan emas putih serta jarum jam yang dilapisi oleh luminescent, memastikan visibilitas yang jelas dalam kondisi minim cahaya. Bagian casing belakangnya terbuat dari kristal safir transparan, memperlihatkan rotor mini emas 22 karat yang juga diukir dengan pola horizontal, hal ini memperkuat pancaran karakter sporty, namun tetap mewah dari jam tangan ini. Semua ini dihadirkan dalam sebuah kesatuan yang menggambarkan perpaduan sempurna antara teknologi dan seni teknik cipta jam tangan tingkat tinggi.

36

CGW MAGAZINE


Model kedua, Cubitus Reference 5821/1AR-001, menghadirkan kombinasi menarik antara baja dan emas merah muda. Dengan diameter 45mm dan ketebalan hanya 8,3mm, jam tangan ini mempertahankan profil yang ramping meskipun tampil dengan dua material yang kontras. Pilihan dua warna ini memberikan nuansa vintage yang kuat, menghadirkan sentuhan masa lalu dalam konteks modern, yang menjadi nilai khas Patek Philippe. Pada bagian mesin, Patek Philippe mempercayakan Caliber 26-330 S C, yang sudah dikenal akan keandalannya. Mekanisme ini tidak hanya menawarkan presisi, tetapi juga dilengkapi dengan fitur stop-seconds, memungkinkan jam disinkronkan hingga ke detik, sebuah detail yang sangat dihargai oleh para kolektor jam tangan. Sentuhan lain yang membuat jam ini menonjol adalah pertemuan bezel emas merah muda dengan dial berwarna biru sunburst yang dilengkapi embossing horizontal, memberikan tampilan dinamis dengan pantulan cahaya yang berubah sesuai sudut pandang. Pada model kedua ini, bagian gelang jam stainless-steel dan emas merah mudanya dirancang dengan sistem pengaturan ukuran yang dapat dikunci, memastikan kenyamanan maksimal saat dikenakan. Desainnya tidak hanya fungsional tetapi juga mewah, dengan

DENGAN DIAMETER 45MM DAN KETEBALAN HANYA 9,6MM, JAM TANGAN INI DIDESAIN AGAR TETAP NYAMAN KETIKA DIKENAKAN DI PERGELANGAN TANGAN permukaan satin-brushed dan polished yang memberikan kontras visual yang memikat. Selain itu, bagian belakang jam ini dilengkapi dengan casing kristal safir transparan, menampilkan rotor emas 21 karat yang juga dihiasi dengan pola horizontal. Seluruh elemen ini menyatu dalam harmoni, menghadirkan jam tangan yang menggabungkan warisan dengan inovasi, menawarkan gaya kasual yang tetap elegan dan teknis. HALAMAN SAMPING Cubitus Instantaneous Grand Date, Day, and Moon Phases dilengkapi fitur tanggal besar, indikator hari, dan fase bulan; Berlian baguette di bawah posisi jam 6; Tali jam komposit warna biru dengan gesper lipat dari platinum HALAMAN INI Model mengenakan Cubitus Reference 5821/1AR-001 yang elegan, dengan dial biru sunburst dan embossing horizontal; Jam mewah ini dapat dipasangkan dengan manset dalam motif senada; Ukuran tebal jam hanya 8,3mm; Mesin jam Caliber 26-330 S C

CGW MAGAZINE

37


COVER STORY

Sementara model-model sebelumnya mengedepankan sentuhan klasik dan kemewahan, model ketiga Cubitus Reference 5821/1A-001 menghadirkan sisi yang lebih sporty dengan nuansa kontemporer. Terbuat dari stainless-steel dengan paduan dial hijau olive yang cerah, jam ini adalah interpretasi dari Patek Philippe atas makna “casual chic”. Model ini membawa kesan familiar, mengingatkan seri Nautilus 5711/1A-014 dengan dengan warna dial serupa yang sebelumnya diluncurkan tahun 2021. Meski terlihat simpel, model ini tetap membawa kekuatan dalam hal desain dan teknikalitas. Menggunakan mesin Caliber 26-330 S C seperti model kedua, jam ini menawarkan fleksibilitas lewat kekuatan teknikalitas dari pembaruan komponen micro-adjustable clasp, sehingga memberikan kenyamanan maksimal tanpa mengorbankan kekuatan strukturalnya. Ukuran casing 45mm dengan ketebalan hanya 8,3mm menjaga profil jam tetap ramping dan nyaman dikenakan, mencerminkan karakter maskulin yang subtil. Dial berwarna hijau olive dengan pola sunburst senada dengan dua model sebelumnya tetap memberikan kesan segar dan dinamis, sementara indeks jam dan jarum berbentuk baton yang terbuat dari emas putih dengan lapisan luminescent secara konsisten memastikan visibilitas dalam segala kondisi dari jam tangan yang memiliki kemampuan simpan daya hingga 45 jam ini. Kombinasi antara desain ramping, material premium, dan sentuhan sporty menjadikan model ini pilihan yang ideal bagi mereka yang menginginkan keseimbangan antara gaya aktif dan kemewahan. Dengan gelang jam stainless-steel yang kokoh namun fleksibel, serta sistem pengaturan ukuran yang dapat dikunci, Cubitus 5821/1A-001 adalah pilihan sempurna bagi penggemar jam tangan yang menginginkan tampilan sporty dengan sentuhan nilai elegan khas Patek Philippe.

38

CGW MAGAZINE


SALAH SATU INOVASI UTAMA DARI CUBITUS TERLETAK PADA ENAM PATEN YANG DIKEMBANGKAN SELAMA ENAM TAHUN UNTUK DIGUNAKAN PADA MESIN JAMNYA Enam Tahun Enam Paten Salah satu inovasi utama dari Cubitus terletak pada enam paten yang dikembangkan selama enam tahun untuk digunakan pada mesin jamnya, pertama adalah paten Tangential Brake yang memastikan keakuratan pada pergantian tanggal besar dari “31” ke “01.” Sistem ini berfungsi dengan menahan disk satuan agar tetap di tempatnya saat disk puluhan berubah, mencegah lonjakan ganda. Dengan menggunakan cam dan mekanisme pengereman khusus, Patek Philippe menciptakan aliran energi yang optimal saat pergantian tanggal ini terjadi. Ini adalah tantangan besar dalam horologi karena setiap gerakan disk membutuhkan energi yang signifikan, terutama ketika harus bergeser serentak dalam waktu yang sangat singkat. Inovasi berikutnya adalah paten Dual-Function Spring Mechanism, yang memungkinkan pergerakan energi terkontrol untuk menggerakkan disk besar tanpa kelebihan beban. Mekanisme pegas ini juga meningkatkan keamanan dan ketahanan jam tangan saat disetel ulang, sehingga tanggal dan indikasi lainnya dapat diubah kapan saja tanpa risiko kerusakan. Integrasi ini mempermudah pengguna mengatur waktu dengan aman dan menjaga akurasi tampilan saat dilakukan perubahan manual atau di tengah lompatan instan. Lalu pada paten Flexible Day Corrector, Patek Philippe mengadopsi pendekatan yang memungkinkan penyesuaian hari tanpa mengganggu mekanisme lompatan di malam hari. Saat beberapa jam tangan konvensional mengalami masalah jika disetel selama periode tertentu, sistem corrector fleksibel ini memastikan jam dapat diatur kapan saja. Ini membantu pengguna menghindari kerusakan yang biasa terjadi pada mekanisme kalender ketika jam tangan disetel mendekati tengah malam.

Paten keempat, Cam Arming Wheel with Dual Function Spring, merupakan inovasi yang memungkinkan pergantian tampilan tanggal besar yang mulus dan presisi pada tengah malam. Cam ini dilengkapi dengan sistem pegas berfungsi ganda yang mengontrol energi dari roda 24 jam untuk memastikan perubahan kalender terjadi dengan tepat pada pukul 12. Pegas ini mengakomodasi tekanan dari cam sehingga disk dapat melompat instan tanpa beban berlebihan pada komponen. Selain itu, mekanisme ini memungkinkan pengguna mengatur jam tangan secara manual melewati tengah malam, baik maju maupun mundur, tanpa mengganggu atau merusak tampilan kalender. Paten kelima dan keenam mencakup Disk Indication Mechanism dan Flexible Locking Plate yang bekerja secara sinergis untuk menjaga keselarasan sempurna antara dua disk yang menampilkan tanggal besar. Mekanisme ini menggunakan pelat fleksibel untuk menahan posisi disk secara stabil, bahkan saat menerima guncangan atau penyesuaian mendadak. Sistem ini mempertahankan kejelasan tampilan dan memastikan bahwa angka pada tampilan tanggal selalu sejajar, sebuah elemen penting untuk jam tangan yang mengutamakan estetika seperti Cubitus. HALAMAN SAMPING Cubitus Reference 5821/1A-001 yang lebih sporty, dari baja dengan dial hijau olive cerah dan gelang baja; Indeks jam dan jarum berbentuk baton dari emas putih dengan lapisan luminescent; Mesin Caliber 26-330 S C terlihat dari balik case jam HALAMAN INI Perakitan mesin jam Caliber 240 PS CI J LU pada jam tangan Cubitus Instantaneous Grand Date, Day and Moon Phases

CGW MAGAZINE

39


SPECIAL REPORT

TIME TRIBUTE Pesta peluncuran global koleksi Patek Philippe Cubitus juga memamerkan 16 jam saku dan jam tangan dari masa lampau yang dipinjamkan dari Museum Patek Philippe

P

ada malam tanggal 17 Oktober lalu, Patek Philippe merayakan peluncuran global koleksi Cubitus barunya dengan acara besar di Munich, dan dihadiri sekitar 600 undangan yang ingin menyaksikan koleksi Patek Philippe yang benar-benar baru. Bertempat di gedung Bergson, bekas pembangkit listrik yang diubah menjadi ruang avant-garde baru untuk seni, budaya, dan gastronomi, suasana malam itu terlihat spektakuler dalam dekorasi yang dirancang khusus di gedung dengan langit-langit setinggi 25 meter itu. Perayaan meriah yang diiringi musik, pertunjukan seni, dan kuliner lezat itu dibuka dengan pidato sambutan oleh Thierry Stern, presiden Patek Philippe. “Sudah lama, saya selalu benar-benar ingin memiliki jam tangan persegi dalam koleksi ini. Tidak mudah, karena 85% jam tangan di seluruh dunia berbentuk bulat. Sejak saya masih cukup muda, saya selalu menantang diri sendiri, dengan berpikir bahwa saya perlu membuat jam tangan persegi yang cantik untuk koleksi ini. Jadi begitulah awalnya, sebenarnya, sesederhana itu, untuk

40

CGW MAGAZINE


KOLEKSI CUBITUS YANG BARU KINI MELENGKAPI RANGKAIAN JAM TANGAN YANG MEMILIKI JEJAK THIERRY STERN, “BERKREASI ADALAH GAIRAH YANG MENDORONG SAYA SETIAP HARI” mengatakan, ‘Kita harus menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang hebat,’ dan butuh waktu yang lama untuk menemukan jam tangan yang begitu cantik, karena ada banyak cara berbeda yang dapat saya lakukan untuk memulai desain dengan jam tangan seperti itu. Namun dalam pikiran saya, jam tangan itu harus tipis. Jam tangan itu juga harus memiliki mesin baru. Dan jam tangan itu harus memiliki semua DNA Patek Philippe,” ungkapnya. Selain menyaksikan tiga model Cubitus pertama, termasuk mesin jam baru dalam portofolio Patek Philippe, para tamu juga berkesempatan untuk mengagumi 16 jam saku dan jam tangan dari masa lampau yang dipinjamkan dari Museum Patek Philippe di Jenewa, yang dipajang di etalase yang dirancang khusus untuk acara tersebut. Jam tangan dengan bentuk segi empat (persegi, persegi panjang, trapesium, atau bantal) mengingatkan kita pada warisan estetika yang kaya dari pabrik tersebut sehubungan dengan “jam tangan bentuk”, yaitu jam tangan selain bentuk bulat, yang berkembang pesat pada periode Art Deco. Rangkaian etalase lainnya menampilkan model-model andalan Patek Philippe dari 25 tahun terakhir, yang dirancang oleh Thierry Stern, yang baginya kreasi adalah hasrat sejati. Karya-karya ini menunjukkan kreativitas luar biasa keluarga Stern dan keterlibatan mereka dalam konsepsi jam tangan Patek Philippe, baik dalam hal desain dan fitur eksterior atau pilihan komplikasi yang tersedia dalam koleksi reguler.

Koleksi Cubitus yang baru kini melengkapi rangkaian jam tangan yang memiliki jejak Thierry Stern. “Berkreasi adalah gairah yang mendorong saya setiap hari”, ungkap presiden perusahaan manufaktur milik keluarga tersebut. Setiap jam tangan baru merupakan kesempatan untuk mengekspresikan visinya yang unik tentang pembuatan jam tangan yang bagus dan memberikan kebebasan bagi imajinasi dan semangatnya untuk berinovasi dengan memanfaatkan sumber inspirasi yang tak terhitung jumlahnya dan menanggapi berbagai macam selera pelanggan Patek Philippe. Dengan demikian, Thierry Stern telah memperkaya warisan perusahaan manufaktur tersebut dengan berbagai karya yang menjadi ciri khasnya.

HALAMAN SAMPING Peluncuran global koleksi Patek Philippe Cubitus dalam acara besar di Munich; Presiden Patek Philippe, Thierry Stern HALAMAN INI DARI KIRI 600 tamu undangan memenuhi gedung Bergson dengan langit-langit setinggi 25 meter; Tiga koleksi dari pameran ‘A Passion for Creation’, dari kiri: Minute repeater Reference 5750 “Advanced Research Fortissimo”, Twenty~4 Automatic Haute Joaillerie, dan Golden Ellipse Rare Handcrafts; Tiga koleksi dari pameran ‘Form Watches’, dari kiri: Gentleman’s Wristwatch Ref. 3597/2, Chronometro Gondolo Wristwatch, dan jam dengan tampilan Digital Time Ref. 3414

CGW MAGAZINE

41


BRAN D TAL K

STELLAR ALIGNMENT Menyambut 160 tahun tonggak sejarah Zenith, merek ini tetap berfokus untuk membuat jam tangan yang memadukan kinerja, keandalan, dan keaslian

Z

enith SA adalah perusahaan pembuat jam tangan mewah asal Swiss tertua yang masih aktif beroperasi, didirikan pada tahun 1865 oleh Georges Favre-Jacot di Le Locle di kanton Neuchâtel. Baru-baru ini CEO Zenith, Benoit de Clerck berkunjung ke Jakarta dan mengunjungi butik INTime dari peritel resmi mereka di Indonesia, Time International. Berikut hasil wawancara via surel mengenai apa saja hal-hal baru dari Zenith untuk tahun ini dan rencana ke depan. Benoit de Clerck mengaku jika tahun 2024 telah menjadi tahun penting bagi Zenith, dengan peluncuran yang semakin memperkuat koleksi mereka. Chronomaster Triple Calendar dan Defy Skyline Chronograph, misalnya, dibangun di atas warisan El Primero yang kaya dengan desain yang lebih tajam dan kontemporer, yang memadukan gerakan El Primero 3600 1/10 detik dengan mulus sambil mempertahankan proporsi yang ramping. Selain itu Zenith dengan berani kembali ke jam tangan selam dengan Defy Extreme Diver dan Defy Revival, edisi ulang yang setia dari jam tangan selam Defy pertama mereka dari tahun 1969.

42

CGW MAGAZINE


Benoit de Clerck CEO ZENITH

Zenith memiliki banyak sekali hit selama beberapa tahun terakhir. Sebagai CEO baru Zenith, apa rencana umum Anda untuk merek ini ke depannya? Selama lima tahun terakhir, Zenith telah membangun koleksi yang jelas dan kohesif yang telah diterima dengan baik oleh tim, peritel, dan klien kami. Strategi 4 pilar kami yang terfokus, yang hanya mencakup 120 referensi, merupakan salah satu kekuatan terbesar kami. Strategi ini memungkinkan kami untuk menghadirkan produk-produk yang luar biasa sekaligus mendefinisikan dengan jelas arah merek tersebut. Ke depannya, visi saya untuk Zenith adalah membangun fondasi yang kuat ini dengan meningkatkan kesadaran merek kami di pasar-pasar utama, memperluas jaringan ritel kami, dan meningkatkan pengalaman e-commerce kami. Saya ingin lebih banyak orang di seluruh dunia menemukan dan jatuh cinta pada Zenith, sama seperti saya dan seluruh tim kami. Industri jam tangan terus berkembang pesat, tetapi Zenith telah menunjukkan berkali-kali bahwa kami dapat beradaptasi sambil tetap setia pada DNA kami. Dengan kelincahan dan sikap “bisa melakukan” yang telah mendorong kami melewati tantangan masa lalu, saya yakin kami akan terus mendorong batasan dan mencapai hal-hal hebat bersama. Tahun depan adalah ulang tahun Zenith yang ke-160. Apakah akan ada komplikasi baru? Apakah akan ada perubahan produk? 160 tahun adalah tonggak sejarah yang luar biasa! Kami tidak bersaing dalam hal komplikasi, tetapi berfokus pada apa yang benar-benar masuk akal: membuat jam tangan yang memadukan kinerja, keandalan, dan keaslian. Tanpa mengungkap terlalu banyak, kami akan mengungkap kreasi luar biasa yang saya lihat sebagai pilar yang hilang dari koleksi kami, yang menghidupkan kembali salah satu mesin jam Zenith yang paling ikonik... Saya mengajak Anda untuk menantikan pengumuman ini tahun depan!

EL PRIMERO YANG DILUNCURKAN PADA TAHUN 1969 TELAH MEREVOLUSI PEMBUATAN JAM TANGAN SEBAGAI MESIN KRONOGRAF OTOMATIS FREKUENSI TINGGI PERTAMA Bagaimana Anda mengevaluasi hubungan Zenith dengan warisannya? Zenith selalu terhubung erat dengan warisannya, hubungan yang paling baik diwujudkan oleh El Primero, pertama diluncurkan pada tahun 1969, telah merevolusi pembuatan jam tangan sebagai mesin kronograf otomatis frekuensi tinggi pertama, yang menetapkan standar yang bertahan lama untuk presisi dan performa. Lebih dari 50 tahun kemudian, El Primero tetap menjadi inti identitas kami, terus berkembang untuk memenuhi tuntutan modern sambil tetap setia pada semangat aslinya. Itulah

HALAMAN SAMPING Koleksi Zenith Defy Extreme Diver yang tangguh, dalam diameter 42.5mm HALAMAN INI Benoit de Clerck, CEO Zenith; Manufaktur Zenith di Le Locle di kanton Neuchâtel; Perakitan dial dan mesin jam Zenith di manufaktur

CGW MAGAZINE

43


BRAN D TAL K

jiwa Zenith. Warisan kami juga mewujudkan misi yang lebih besar: berkontribusi pada dunia pembuatan jam tangan dengan memelihara keahlian karyawan kami dan melestarikan kerajinan pembuatan jam tangan tradisional Swiss. Dengan memberi penghormatan kepada sejarah kami, kami menghormati para pelopor yang membentuk evolusi pembuatan jam tangan. Menurut Anda, apa yang membuat Zenith menonjol? Pada intinya, Zenith lebih dari sekadar merek jam tangan, tetapi juga pendongeng. Setiap jam tangan memiliki narasi yang kaya, hubungan dengan warisan inovasi dan keunggulan, serta janji keanggunan yang melampaui tren. Saya yakin kami telah menguasai seni memadukan warisan, inovasi, dan keaslian dalam setiap hal yang kami lakukan. Selama hampir 160 tahun, kami tetap berada di gedung yang sama di Le Locle, tempat semuanya dimulai pada tahun 1865. Kesinambungan ini lebih dari sekadar bukti warisan kami, tetapi juga fondasi identitas dan keahlian kami, di mana setiap detail mencerminkan nilai-nilai yang telah membentuk kami selama beberapa generasi.

Majalah kami didedikasikan untuk para kolektor dan penggemar jam tangan. Menurut Anda, apa saja elemen yang membuat Zenith unik yang akan menarik para kolektor jam tangan yang cerdas? Ini bukan hanya tentang menciptakan jam tangan yang indah, tetapi juga tentang membuat jam tangan yang sangat sesuai dengan kehidupan mereka yang menghargai keaslian dan kecanggihan. Alih-alih mengikuti tren yang cepat berlalu, kami berfokus pada penciptaan desain yang bertahan lama, jam tangan yang tidak hanya mempertahankan nilainya dari waktu ke waktu, tetapi juga menarik bagi mereka yang sangat menghargai keterampilan. Kolektor muda saat ini sangat menghargai keaslian dan warisan, dan ini sangat sesuai dengan filosofi Zenith. Tujuan kami adalah untuk terhubung dengan generasi baru ini dengan menawarkan karya yang terasa modern dan segar, namun tetap berakar kuat pada keahlian dan warisan kami yang terkenal. Bagi kami, ini tentang menemukan keseimbangan itu: memperkenalkan sentuhan modern untuk menarik kolektor baru tanpa mengorbankan kualitas yang dihargai oleh klien lama kami. HALAMAN INI Koleksi Zenith Defy Skyline Chronograph terbaru dengan mesin jam El Primero 3600 otomatis, yang memiliki cadangan daya hingga 60 jam

44

CGW MAGAZINE



BRAN D TAL K

THE SOUL OF TIME

Kurt Klaus Pakar jam tangan di IWC Schaffhausen

M

encapai umur ke-90 dapat dikatakan sebuah anugerah, dan Kurt Klaus adalah salah satu yang mendapatkannya. Ucapan selamat paling hangat kepadanya datang dari IWC Schaffhausen. Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi tak terhitung dari Klaus kepada jenama jam tangan asal Swiss tersebut. Salah satunya yang paling signifikan adalah komplikasi kalender abadi ciptaannya di tahun 1980-an, dan berbagai kemajuan teknis selama empat puluh tahun lebih masa jabatannya di IWC. Peran Klaus tidak hanya dari dalam manufaktur saja, tetapi langkah dan sumbangsihnya ia lestarikan dengan berkelana keliling dunia. Untuk kemudian mengajar seminar tentang pembuatan jam tangan, sampai pidato kepada publik. Pembahasannya, meliputi berbagai invensi dan kecintaannya terhadap teknik cipta kendati ia telah dalam masa pensiun.

46

CGW MAGAZINE

Penulis: Billy Saputra

Jejak perjalanan hidup yang epik dari Kurt Klaus di IWC, mulai dari invensi kalender abadi, sampai video kampanye jenaka

Pria yang memulai kariernya di departemen layanan pembuatan jam tangan di IWC pada 1957 ini, merupakan kelahiran St. Gallen, Swiss Timur, 1934. Selama perjalanan kariernya ia terlibat langsung dalam perencanaan, pengembangan, prototipe mesin baru dalam rentang 1970 hingga 1999. Selama periode aktif ini, dia mengonseptualisasikan komplikasi kalender abadi yang menorehkan sejarah dalam evolusi dunia jam tangan. Klaus sempat menerima mandat untuk menciptakan jam tangan saku yang kompleks di tahun 1970. Ini merupakan era di mana teknologi kuarsa menghantam industri jam tangan buatan Swiss—ketika masa depan jam tangan mekanis diperkirakan tamat. Kesuksesan kreasi jam tangan kalender tahunannya menjadi sebuah inspirasi. Mendorong dirinya untuk mengimplementasikan ide sematan kalender abadi ke dalam bentuk jam tangan. Melahirkan inovasi


TIDAK SEORANG PUN PERNAH MEMBUAT KALENDER ABADI YANG SANGAT MUDAH DIPAHAMI, RAMAH PENGGUNA, BERKUALITAS TINGGI, DAN MUDAH DISUSUN. MOMENTUM YANG MEMBAWA IWC SCHAFFHAUSEN KE PUNCAK INDUSTRI PEMBUATAN JAM

The Da Vinci Perpetual Calendar Chronograph, Reference 3750, yang dipamerkan di ajang BaselWorld pada tahun 1985. Jam tangan tersebut perdana di bidangnya, 81 bagian komponen yang ditempatkan dengan teliti memungkinkan pengguna untuk mengaturnya dengan kemudahan putaran crown. Perangkat mekanisnya tidak hanya memperhitungkan durasi bulan yang bervariasi, tetapi juga menyertakan hari kabisat setiap empat tahun, yang memungkinkannya berfungsi secara otomatis hingga tahun 2100. Tidak seorang pun pernah membuat kalender abadi yang sangat mudah dipahami, ramah pengguna, berkualitas tinggi, HALAMAN SAMPING Pembuat jam tangan legendaris IWC, Kurt Klaus tampil dalam kampanye IWC yang berjudul ‘A Smart Watch – and a Half’ HALAMAN INI DARI ATAS Klaus tetap terlibat dengan IWC, termasuk membimbing para pembuat jam tangan junior; Kurt Klaus; Salah satu inovasinya di tahun 1985, yaitu IWC Da Vinci Perpetual Calendar Chronograph, Ref.3750

CGW MAGAZINE

47


BRAN D TAL K

BAHKAN SETELAH RESMI PENSIUN PADA TAHUN 1999, KLAUS TETAP TERLIBAT DENGAN IWC DALAM BERBAGAI KAPASITAS, TERMASUK MENGEMBANGKAN MESIN JAM BARU

dan mudah disusun. Momentum ini membawa IWC Schaffhausen ke puncak industri pembuatan jam. Semangat Klaus untuk membara untuk memperbaiki dan mengekspansi, salah satunya adalah momen ketika ia mengawinkan modul kalender ke dalam mekanisme keluarga caliber 50000. Bermuara di tahun 2003, saat jam tangan pertama seri Portugieser Perpetual Calendar (Ref. IW5021) diluncurkan, mengakurasikan ketepatan fase bulan hingga 577.5 tahun. Lalu pada tahun 2009, Da Vinci Perpetual Calendar Digital Date-Month (Ref. IW3761) menjadi jam tangan pertama dengan kemampuan tampilan digital untuk tanggal dan bulannya—membuktikan keseriusan Klaus dalam hal berkreasi. Terdapat banyak pengembangan berarti dari IWC yang disumbangkan oleh Klaus, yang sering ditemukan dalam satu kalimat adalah ia dan kalender abadinya. Padahal, pengukur kedalaman mekanis untuk jam tangan penyelam, modul waktu dunia, mekanisme split-second, dan mesin jam internal istimewa lainnya adalah buah olah pikirannya. Selain itu, insinyur dan pembuat jam tangan berbakat ini pun berperan penting dalam penciptaan Il Destriero Scafusia pada tahun 1993, jam tangan paling rumit di dunia saat itu. Umpamanya, sidik jari Kurt Klaus ada di tiap-tiap karya IWC. Bahkan setelah resmi pensiun pada tahun 1999, Klaus tetap terlibat dengan IWC dalam berbagai kapasitas, termasuk mengembangkan mesin jam baru, membantu koleganya di Schaffhausen, dan membimbing para pembuat jam

48

CGW MAGAZINE

tangan junior. Ia berkeliling dunia untuk memberikan kuliah dan presentasi teknis, dan ia juga merupakan pengunjung tetap di berbagai acara industri besar seperti Watches and Wonders. Tak disangka, Klaus juga percaya diri untuk tampil di layar monitor, terbukti lewat akting singkatnya lewat kampanye media sosial “A Smart Watch – and a Half,” di tahun 2022. Video kampanye yang tayang lewat YouTube ini memperlihatkan momen jenaka ketika Klaus terlihat skeptis dengan fitur “Always On” dari jam tangan pintar kenamaan agar penggunanya dapat selalu melihat waktu—sedangkan jam tangan IWC kalender abadi sudah lebih dulu dan masih “Always On” sejak tahun 1985. Menunjukkan kekurangan perangkat elektronik yang kontras dengan jam tangan mekanis, yang dibuat untuk bertahan selama beberapa dekade. Hal ini membuat penggemar Klaus semakin memuja sosoknya sebagai pribadi yang sederhana, jenaka, dan menghibur.

HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM Bersama Markus Bühler, Direktur Asosiasi Watch and Movement Assembly di IWC Schaffhausen; Mengunjungi manufaktur; IWC Portugieser Perpetual Calendar, Ref. IW5021; IWC IL Destriero Scafusia; IWC Da Vinci Perpetual Calendar Digital Date-Month, Ref. IW3761



BRAN D TAL K

THE OSCARS OF WATCHMAKING Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) telah meraih reputasi yang luar biasa, dan Raymond Loretan memiliki banyak rencana ke depan, termasuk hadir di Indonesia

Raymond Loretan Presiden GPHG

H

anya dalam dua dekade, ajang penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) telah meraih reputasi yang luar biasa dan sering disebut sebagai “Oscar dalam Pembuatan Jam Tangan.” Beberapa jam sebelum ajang penyerahan penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) 2024 di Jenewa, Collector’s Guide-WATCHES Indonesia diberi berkesempatan untuk mewawancarai Raymond Loretan, Presiden Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG). Penghargaan yang kini telah memasuki edisi ke-24 ini tidak hanya berhasil membantu mempromosikan bentuk seni pembuatan jam tangan berkualitas, tetapi juga menjadi ajang yang fantastis bagi merek-merek baru untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan.

50

CGW MAGAZINE

Dalam wawancara yang berlangsung di museum seni di Musée Rath, Jenewa ini, Raymond berbincang tentang banyak hal, termasuk bagaimana perspektifnya tentang masa depan seni pembuatan jam tangan, dan seberapa penting negara-negara di Asia dalam lanskap jam tangan mewah global. Selain itu ia juga menceritakan hal-hal baru di ajang GPHG kali ini, proses seleksi GPHG yang ketat, dan alasan di balik penyertaan negara Asia sebagai tujuan terbaru dalam tur pameran penghargaan bergengsi tersebut. Sebagai mantan diplomat yang kemudian menjabat pimpinan yayasan GPHG selama bertahun-tahun, Raymond mengaku bahwa ia menerima jabatan tersebut karena ia mengenal dengan baik Carlo Lamprecht, yang merupakan tokoh bersejarah GPHG, “Dia yang meyakinkan saya untuk mengambil alih. Berdasarkan apa yang telah diciptakan Carlo, saya pikir idenya adalah untuk memperkuat dan mengembangkan eksposur internasional GPHG. Ini adalah proyek promosi yang luar biasa untuk sektor industri dan budaya kita yang luar biasa. dan sebagai mantan Duta Besar Swiss, ia telah memiliki latar belakang internasional yang mumpuni. Dan selama penugasannya di Singapura, ia menjadi lebih dekat dengan dunia jam tangan, “Saya selalu memiliki banyak minat pada jam tangan, dan sejak pengangkatan saya di yayasan GPHG, saya telah bertemu dengan banyak orang yang awalnya saya temui di Singapura.”


pameran kami ke lokasi baru, hal ini akan merangsang pasar lokal. Kunjungan kami ke India misalnya, terbukti telah membantu mempromosikan pasar kerja industri jam tangan di sana, bukan hanya penjualan. Jika aktivitas ini menstimulasi bisnis, ini adalah hasil yang baik, dan merupakan bagian dari misi kami.

AKADEMI YANG KINI BERANGGOTAKAN HAMPIR 1.000 ORANG DARI SELURUH DUNIA INI MENJADI BUKTI BAHWA PROSES SELEKSI KAMI SEPENUHNYA INDEPENDEN, NETRAL, DAN TIDAK MEMIHAK Tahun ini GPHG menyelenggarakan tur di beberapa begara, termasuk Vietnam. Ia berharap industri jam tangan dan komunitas kolektor di mana pun, termasuk negara lainnya di Asia, akan menanggapi ajang penghargaan ini dengan antusias, “Ini adalah pameran unik dan bergengsi yang memamerkan jam tangan terbaik tahun ini. Saya yakin ini akan menjadi tonggak sejarah untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap pembuatan jam tangan berkualitas di Vietnam maupun negara lainnya di Asia. Dengan menghadirkan beragam jam tangan berkaliber tinggi, pameran ini akan menginspirasi dan mendidik para kolektor dan penggemar, serta menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dengan komunitas pembuat jam tangan global. Saya yakin pameran ini akan merangsang minat dalam mengoleksi jam tangan dan berpotensi memacu pertumbuhan merek dan peritel jam tangan lokal. Setelah Vietnam, apakah ada rencana untuk mengadakan tur pameran penghargaan bergengsi ini ke Indonesia? Tentu saja, Indonesia memiliki banyak penggemar dan kolektor jam tangan, dan sebetulnya, setiap kali kami memperkenalkan

Masih banyak yang ingin mengetahui bagaimana proses seleksi para pemenang dan sistem pemungutan suara. Bisa dijelaskan sedikit? Proses seleksi dimulai dengan ajakan kepada merek untuk berpartisipasi dalam GHPG. Setiap tahun, 90 jam tangan dari seluruh dunia, yang mencakup 15 kategori, akan dinominasikan oleh Akademi selama putaran pertama pemungutan suara musim panas ini, mengikuti prinsip universalitas. Praseleksi (90 jam tangan dan arloji) ini dilakukan oleh Akademi, yang memberikan suara secara daring. Daftar nominasi akan diumumkan pada akhir Agustus. Seleksi akhir akan dilakukan selama putaran kedua pemungutan suara, dengan pemungutan suara Akademi melalui platform digital dan pertemuan Juri secara langsung di Jenewa. Kemudian, 30 anggota Juri memilih jam tangan pemenang. Juri ini berkumpul di bawah pengawasan notaris beberapa hari sebelum Upacara. Kami akan mengumumkan hasilnya pada hari Upacara. Di tahun 2020, kami mendirikan Akademi GPHG yang menandai perubahan paradigma dalam pendekatan kami. Akademi yang kini beranggotakan hampir 1.000 orang dari seluruh dunia ini menjadi bukti bahwa proses seleksi kami sepenuhnya independen, netral, dan tidak memihak, anggota Akademi juga memberikan suara, mewakili 30% suara akhir (70% untuk Juri). Sebelumnya, juri hanya terdiri dari 30 orang yang dipilih oleh ketua juri. Kini, para akademisi, termasuk anggota juri akhir, semuanya berpartisipasi dalam semua tahapan proses seleksi. Proses ini sangat teliti, diterima, dan dihormati oleh merek-merek. Jam tangan diusulkan oleh para akademisi, tetapi keputusan akhir untuk memasukkan jam tangan yang diusulkan ke dalam kompetisi berada di tangan merek-merek. Entri-entri ini selanjutnya dievaluasi oleh para akademisi, sebuah kelompok yang mencakup pembuat jam, desainer, jurnalis, dan kolektor, dan lain-lain. Apakah jam-jam tersebut hanya diciptakan khusus untuk ajang penghargaan ini? Ada kriteria tertentu? Tentu terdapat kriteria tertentu untuk menentukan pemenangnya, seperti inovasi, keahlian, estetika, dan kontribusi keseluruhan terhadap industri pembuatan jam tangan. Dan jam tangan yang memenuhi syarat harus tersedia secara komersial pada tahun kompetisi saat ini dan harus menunjukkan kualitas dan desain yang luar biasa. Tahun ini, kami memperkenalkan Penghargaan “Eco-innovation” (Inovasi Ramah Lingkungan) dengan penekanan pada keberlanjutan. Selain itu, kami mendorong semua merek untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini sebagai bentuk solidaritas dengan industri, seperti semangat Olimpiade, di mana pentingnya adalah berpartisipasi tanpa jaminan menang. HALAMAN SAMPING DARI KIRI Raymond Loretan di ajang GPHG 2021, Foto: @G.Maillot; Musée Rath di Jenewa HALAMAN INI DARI ATAS Saat memberikan sambutan di pembukaan pameran finalis GPHG 2024 di Musée Rath; Saat menghadiri pesta gala GPHG 2024

CGW MAGAZINE

51


POINT OF VIEW

A TIME FOR AN ICON Karya agung terbaru dari Piaget yang elegan dan identik dengan seniman dan ikon budaya, Andy Warhol

foto: @Dennis Whitehead

P

52

CGW MAGAZINE

iaget meluncurkan edisi terbaru jam tangan Andy Warhol, menghadirkan desain yang segar dari jam tangan favorit para kolektor ini. Arloji ini kini dilengkapi dengan pola Clou de Paris yang rumit pada case-nya dan dial biru meteorit yang memukau. Pertama kali diciptakan pada 1972, jam tangan elegan ini kini identik dengan sang seniman dan ikon budaya, Andy Warhol (1928-1987). Sebagai teman setia Piaget, Warhol mengoleksi tak kurang dari tujuh jam tangan Piaget, dan model Beta21 ikonis yang dulunya dinamakan arloji Black Tie adalah yang paling dikenal. Dengan ukuran case berbentuk bantal 45mm yang ikonik dan dikelilingi gadroon khas, arloji ini menjadi incaran para kolektor jam tangan di seluruh dunia.


HUBUNGAN WARHOL DENGAN PIAGET SENDIRI DIMULAI PADA 1973 DENGAN PEMBELIAN JAM TANGAN PIAGET BLACK TIE, YANG MENAMBAH ENAM JAM TANGAN LAIN DALAM KOLEKSINYA

Lewat kolaborasi baru dengan The Andy Warhol Foundation for the Visual Arts, Piaget telah secara resmi menamai ulang jam tangan ikonis ini sebagai jam tangan Andy Warhol. Rilis pertama di bawah kemitraan ini, arloji Andy Warhol Clou de Paris, memadukan warisan artistik dengan sentuhan modern. Peluncurannya disertai pula dengan layanan Made to Order dari Piaget, sehingga para kolektor kini dapat mempersonalisasi jam tangan ini, menciptakan arloji Andy Warhol unik mereka sendiri. “Andy Warhol Foundation sangat senang dapat merayakan ikatan antara Warhol dan Piaget melalui sebuah arloji bernama sama yang memiliki etos seabadi, seikonis, dan seunik sang seniman,” jelas Michael Dayton Hermann, Director of Licensing, Marketing, and Sales di The Andy Warhol Foundation for the Visual Arts.

Desain Clou de Paris atau paku payung—ciri khas jam tangan Piaget tahun 1970-an—merupakan motif guilloché yang menggunakan pola bagaikan perhiasan, kotak-kotak kecil seperti piramida. Desain ini merupakan salah satu teknik paling elegan yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi. Pemilihan pola Clou de Paris ini memberikan tantangan tersendiri, mengingat pola ini harus dibuat dengan tangan secara cermat pada permukaan yang melengkung, dan bukan datar. Para pengrajin di Ateliers de l’Extraordinaire Piaget menghabiskan waktu sepuluh bulan untuk menyempurnakan finishing pola rumit Clou de Paris pada case berbentuk bantal dari emas putih. Melengkapi case yang artistik, dial biru meteorit yang kuat memperkenalkan kesan kelangkaan dan kemewahan, mewakili tradisi Piaget dalam menggunakan batu-batu ornamen unik. Material ini juga hanya digunakan Piaget untuk kreasi-kreasi yang spektakuler. Polesan terakhir berupa jarum jam bergaya dauphine dan indeks yang elegan memberikan pesona vintage yang menonjolkan karakter jam tangan ini.

HALAMAN SAMPING DARI ATAS Jam Piaget model Cuff dan jam tangan Andy Warhol; Andy Warhol bersama Yves Piaget di Gala Princess Grace Foundation di Washington, DC tahun 1984 HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Jam tangan Piaget Andy Warhol Clou De Paris terbaru, Ref. G0A49238; Jam tangan Piaget High Jewelry dari seri Metaphoria, salah satu favorit Andy Warhol, Ref. G0A48237 yang terbuat dari emas kuning bertatahkan permata dengan dial pelat jam kayu membatu, Mesin jam quartz Beta 21 CGW MAGAZINE

53


POINT OF VIEW

PARA PENGRAJIN DI ATELIERS DE L’EXTRAORDINAIRE PIAGET MENGHABISKAN WAKTU SEPULUH BULAN UNTUK MENYEMPURNAKAN FINISHING POLA RUMIT CLOU DE PARIS PADA CASE Dengan dekorasi Clou de Paris yang inovatif, sentuhan vintage, dan mesin otomatis in-house 501P1, arloji Andy Warhol Clou de Paris yang baru terasa segar sekaligus abadi. Model ini merupakan tambahan kontemporer bagi koleksi khas yang hanya ada segelintir interpretasi hingga kini, di antaranya High Jewellery Metaphoria dengan batu zamrud baguette-cut mengelilingi dial dari kayu dan model-model emas merah dengan dial malakit dan hitam. “Kami merasa sangat terhormat dan gembira dengan kepercayaan yang ditunjukkan Andy Warhol Foundation terhadap Piaget, menegaskan hubungan dalam dan tulus antara Piaget dan Andy Warhol. Sebuah awal baru bagi arloji unik kesayangan semua orang ini,” ungkap CEO Piaget Benjamin Comar. Hubungan Warhol dengan Piaget sendiri dimulai pada 1973 dengan pembelian jam tangan Piaget Black Tie, yang menambah enam jam tangan lain dalam koleksinya (empat di antaranya kini menjadi bagian dari Private Collection Piaget). Persahabatan ini berkembang setelah Warhol bertemu Yves Piaget di New York pada 1979. Warhol menjadi anggota Piaget Society yang terkenal, sering menghadiri acara bergengsi bersama Yves Piaget dan berada di antara para ikon masa itu.

54

CGW MAGAZINE

Saat ini, Piaget terus memperluas warisan personalisasi melalui layanan made-to-order yang disempurnakan. Ada banyak opsi kustomisasi yang ditawarkan untuk arloji Andy Warhol. Para kolektor dapat memilih dari hingga 10 dial batu berbeda dan dial meteorit, dan memasangkannya dengan lima warna tali yang tersedia. Pilihan case-nya bisa berupa emas putih atau emas merah, dan para klien dapat memilih antara jarum gaya dauphine atau baton, mengubah jam tangan ini menjadi pernyataan pribadi yang unik. Piaget didirikan pada 1874 dan telah menjadi simbol kreativitas berani. Pada akhir 1950-an, Piaget memperkenalkan mesin jam supertipis revolusioner yang nantinya bakal menjadi ciri khas merek tersebut dan fondasi koleksi Altiplano. Para pengrajin mumpuni terus mengasah keahlian langka yang telah dijaga dan disempurnakan dari generasi ke generasi, mengubah emas, batu mulia, dan permata berharga menjadi karya seni yang memukau. Komitmen Piaget terhadap seni terlihat di seluruh koleksi seperti Altiplano, Piaget Polo, Limelight Gala, Possession, Piaget Sunlight, Piaget Rose, dan Extremely Piaget. Jam tangan Piaget Andy Warhol Clou de Paris dengan desain yang menawan dan elemen kustomisasi, menandai penambahan penting dalam warisan Piaget dan Warhol, menyatukan seni abadi dengan daya tarik kontemporer.

HALAMAN INI Koleksi terbaru Piaget Andy Warhol Clou De Paris terbaru menawarkan banyak opsi kustomisasi, dan para kolektor dapat memilih dari hingga 10 dial batu berbeda dan dial meteorit



POINT OF VIEW

TIME AND ART ENTWINED

Penulis: Billy Saputra

Meleburkan batas antara seni kontemporer dan Haute Horlogerie, Audemars Piguet hadir dengan kolaborasi terbarunya yang unik

D

alam dunia seni kontemporer, karya Kaws dewasa ini dikenal melambangkan aksi eksperimen visual yang selalu menantang norma. Dari patung monumental gigantik, hingga objek vinyl ikonis, karakter Companion adalah representasi utama dari visi artistik Kaws, yang memadukan elemen budaya populer dengan kritik sosial dan emosi manusia. Kini, Audemars Piguet, sebuah jenama kenamaan Haute Horlogerie, menghadirkan kolaborasi menawan dengan sang seniman melalui Royal Oak Concept Tourbillon “Companion” edisi terbatas. Jam tangan berdiameter 43mm ini tidak sekadar menunjukkan waktu, tetapi juga meredefinisi bagaimana kita memandang seni dan teknik cipta tingkat tinggi dalam sebuah objek yang fungsional. Kolaborasi ini mengeksplorasi dimensi baru dengan menempatkan figur Companion di tengah-tengah desain jam tangan. Sosok miniatur dalam titanium tersebut melongok dari

56

CGW MAGAZINE


balik kristal safir, menciptakan interaksi visual yang seolah-olah karakter ini sedang mengamati pemiliknya. Detail seperti mata berbentuk “X” yang diisi lapisan lacquer abu-abu, hingga dada yang “terbuka” untuk memamerkan komplikasi tourbillon, memberikan dimensi istimewa pada jam tangan ini. Dengan penggunaan sistem tampilan waktu periferal yang inovatif, Audemars Piguet memindahkan jarum jam dan menit ke lingkaran tepi dial-nya, memberikan ruang penuh kepada karakter untuk bersinar. “Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kami telah melampaui batas kami dalam hal teknologi pembuatan jam tangan untuk menciptakan suasana yang spektakuler dengan karakter di bagian tengah, dikelilingi oleh sistem tampilan jam dan menit baru yang ditempatkan di pinggiran mesin jam,” ungkap Lucas Raggi, Direktur Penelitian dan Pengembangan jam Audemars Piguet. Material yang digunakan mencerminkan nilai seni Kaws sekaligus keahlian Audemars Piguet. Titanium menjadi kanvas utama, dari dial hingga case multifaset. Tekstur berlapis hasil sandblasting dan satinbrushing memunculkan permainan cahaya yang dinamis, selaras dengan estetika futuristik Royal Oak Concept. Di bagian belakang, logo Kaws lengkap dengan tanda “X” khasnya terukir di frame safir, menegaskan eksklusivitas jam tangan ini yang hanya tersedia dalam 250 unit. “Bekerja sama dengan Audemars Piguet selama dua tahun terakhir untuk mewujudkan proyek ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Saya merasa dunia pembuatan jam tangan sangat menarik, dan para perajin di Audemars Piguet benar-benar luar biasa dalam keahlian mereka. Saya merasa terhormat jam tangan saya dimasukkan dalam katalog perusahaan, yang mencakup lebih dari seratus tahun keunggulan pembuatan jam tangan,” ungkap sang perupa Kaws, Brian Donnelly. Tidak hanya sebuah objek seni, jam tangan ini juga menampilkan kecanggihan teknis melalui Calibre 2979. Mesin manual ini menggunakan tourbillon untuk meminimalkan efek gravitasi terhadap presisi, sementara sistem roda gigi periferal memungkinkan pembacaan waktu yang tetap efisien tanpa mengorbankan estetika. Dalam gelap, luminescence

SOSOK MINIATUR DALAM TITANIUM TERSEBUT MELONGOK DARI BALIK KRISTAL SAFIR, MENCIPTAKAN INTERAKSI VISUAL YANG SEOLAH-OLAH KARAKTER INI SEDANG MENGAMATI PEMILIKNYA biru dari jarum titanium dan penanda waktu memberikan pengalaman visual yang menawan, menambah dimensi hidup pada karya ini. Di balik kolaborasi ini, terselip cerita tentang nilai-nilai yang sama antara Audemars Piguet dan Kaws: keberanian untuk menantang batas. Sama seperti Kaws yang mengubah dunia seni dengan karya-karya intervensi ikonisnya, Audemars Piguet meredefinisi Haute Horlogerie dengan mengintegrasikan budaya pop tanpa mengurangi nilai craftsmanship. Kedua entitas ini, meskipun berbeda disiplin, menemukan keselarasan dalam filosofi yang membangkitkan rasa ingin tahu dan mengundang audiens untuk berpikir di luar kebiasaan. Royal Oak Concept Tourbillon tidak hanya menjadi simbol inovasi teknis yang dipadukan dengan karya seni visual, melainkan juga sebagai pengingat bahwa ekspresi seni sejati selalu dapat menghubungkan manusia dengan rasa keingintahuan lebih dalam. Lewat kolaborasi ini, kita tidak hanya melihat waktu yang terus berjalan, tetapi juga sebuah cerita tentang bagaimana kreativitas mampu memberikan perspektif terhadap nilai dimensi. Mempertemukan objek konvensional dengan karya tidak biasa, dan mengajak kita untuk kembali memandang dunia melalui perwujudan kreasi baru dengan lensa pemahaman tersebut. HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Patung monumental Companion setinggi 11 meter, terletak di atap kantor pusat Audemars Piguet di Le Brassus. Patung berskala besar ini akan tetap ada hingga 20 Desember 2024; Brian Donnelly tengah menggambar sketsa Kaws; Penempatan figur di tengah-tengah dial jam Audemars Piguet; Figur Kaws yang unik, lengkap dengan detail seperti mata berbentuk “X” HALAMAN INI Tampilan unik dari jam tangan Audemars Piguet Royal Oak Concept Tourbillon “Companion” edisi terbatas, dengan bagian belakang case transparan; Sang perupa Kaws, Brian Donnelly

CGW MAGAZINE

57


POINT OF VIEW

EPIC EXPEDITION

Penulis: Billy Saputra

Menjelajah Bhutan dengan Panerai Submersible GMT Titanio Mike Horn Experience Edition, jam tangan yang lahir dari petualangan ekstrem

P

anerai kembali mempersembahkan inovasi luar biasa dalam dunia jam tangan mewah dengan meluncurkan edisi terbatas Submersible GMT Titanio Mike Horn Experience Edition PAM01670. Jam tangan ini merupakan penghormatan bagi kolaborasi panjang Panerai dengan Mike Horn, seorang penjelajah legendaris yang selama lebih dari 20 tahun telah menjadi duta besar merek tersebut. Horn dikenal karena petualangannya yang menakjubkan, dari ekspedisi kutub hingga pendakian di ketinggian tanpa bantuan oksigen, menjadikannya lambang ketangguhan dan keberanian yang mencerminkan nilai-nilai Panerai. Bersama dengan PAM01670, Panerai mengajak para pemilik jam tangan ini untuk merasakan pengalaman sekali seumur hidup, yaitu perjalanan bersama Horn ke Bhutan, tempat yang dikenal dengan keindahan alam yang begitu magis. Jam tangan PAM01670 tidak hanya menawarkan estetika yang menarik, tetapi juga teknologi tinggi yang mendukung

58

CGW MAGAZINE


PANERAI MENGAJAK PARA PEMILIK JAM TANGAN INI UNTUK MERASAKAN PENGALAMAN SEKALI SEUMUR HIDUP, YAITU PERJALANAN BERSAMA HORN KE BHUTAN fungsionalitasnya. Case jam ukuran 47mm dibuat dari Titanium Grade 5 menggunakan proses Direct Metal Laser Sintering (DMLS), teknologi fabrikasi aditif yang memungkinkan pengoptimalan bobot tanpa mengurangi ketahanan mekanisnya. Titanium ini 40% lebih ringan dan 60% lebih kuat dibandingkan baja, sangat cocok untuk kebutuhan Horn dalam kondisi ekstrem. Selain itu, bezel jam menggunakan bahan Carbotech™ yang sangat ringan dan tahan korosi, memberikan perbedaan pola yang unik pada setiap jam tangan. Bezel ini hanya bisa berputar ke arah berlawanan, mendukung fungsi kalkulasi waktu menyelam yang sangat penting bagi para penyelam. Di balik keindahan eksteriornya, PAM01670 menyimpan mesin canggih P.4001/S yang hadir dalam bentuk skeleton, menampilkan detail rumit dari komponen jam. Mesin otomatis ini dilengkapi dengan mikro-rotor off-centered dari bahan tungsten yang efisien dalam pengisian daya. Dengan daya cadangan hingga 3 hari yang ditampilkan dengan indikator daya cadangan di sisi belakang jam memungkinkan pemantauan yang lebih subtil namun fungsional. Fungsi tambahan lainnya adalah GMT dengan penunjuk AM/PM, sangat berguna bagi para penjelajah seperti Horn untuk memantau dua zona waktu secara mudah. Jam tangan ini juga dilengkapi dengan tampilan tanggal terpolarisasi, inovasi khas Panerai yang memungkinkan tampilan tanggal hanya terlihat di posisi pukul 3 tanpa mengganggu estetika skeleton-nya. Selain itu, ketahanan airnya yang mencapai sekitar 500 meter menjadikannya pilihan ideal bagi petualangan ekstrem di dalam dan luar air. Panerai bahkan telah menguji ketahanan ini dengan tekanan yang lebih tinggi dari standar yang dijamin, menunjukkan dedikasinya terhadap kualitas dan keandalan.

Horn menyebut bahwa PAM01670 akan menjadi pendamping esensial selama perjalanan di Bhutan, menguji daya tahannya dalam lingkungan yang menantang. “Saya merasa terhormat memimpin ekspedisi Panerai lainnya, untuk menjelajahi areaarea terpencil Bhutan, berbagi pengetahuan dengan para tamu di lapangan agar dapat mengatasi batasan-batasan bersama, serta menempatkan jam tangan baru ini sebagai teman setia sepanjang perjalanan. Merangkul keberanian, mengambil risiko, dan terus berjuang untuk lebih banyak lagi akan menjadi faktor kunci dalam menjadikan pengalaman ini unik,” jelas Mike Horn, Duta Panerai. Program pengalaman Panerai yang diluncurkan sejak 2019 ini menawarkan kepada para pemilik jam tangan edisi Experience sebuah kesempatan unik untuk terhubung lebih dalam bersama dengan Maison. Melalui rencana perjalanan yang dikurasi dengan cermat, Panerai menciptakan lingkungan di mana kenangan abadi terbentuk dan rasa kebersamaan yang tulus terjalin. Perjalanan ke Bhutan dengan Mike Horn menjadi perwujudan sempurna dari komitmen Panerai dalam merayakan semangat eksplorasi, mendorong batas mental dan fisik serta mengungkap kepribadian sejati setiap peserta sebagai penjelajah masa kini.PAM01670, yang hanya diproduksi sebanyak 30 unit, akan dirilis pada Desember 2024. Dengan segala kelebihan yang ditawarkan, mulai dari material berteknologi tinggi, mesin skeleton, hingga fungsionalitas GMT, jam tangan ini menjadi simbol perwujudan misi Panerai dalam menciptakan instrumen inovatif dan dapat diandalkan untuk para penjelajah modern yang berani menantang batas dalam setiap petualangan mereka. HALAMAN SAMPING Pemandangan alam yang menakjubkan di Bhutan, yaitu biara dan benteng Buddha Rinpung Dzong (Paro Dzong), dan Tiger’s Nest atau Biara Paro Taktsang yang magis di tebing gunung HALAMAN INI DARI KIRI Jam tangan Panerai Submersible GMT Titanio Mike Horn Experience Edition PAM01670 yang terbuat dari Titanium Grade 5; Duta Panerai yang juga petualang legendaris, Mike Horn menawarkan perjalanan ke Bhutan bersamanya

CGW MAGAZINE

59


POINT OF VIEW

FOR OUR PLANET Rolex Perpetual Planet Initiative adalah program khusus yang digagas Rolex untuk konservasi laut hingga pelestarian alam

B

ukan saja dikenal sebagai merek jam tangan mewah, Rolex juga memiliki program khusus yaitu Perpetual Planet Initiative, yang mendukung tiga bidang tindakan utama, yaitu konservasi laut, perlindungan alam liar, dan pelestarian dunia kehidupan. Rolex berkomitmen untuk mendukung penjelajah, ilmuwan, dan organisasi di seluruh dunia yang bekerja di bidang ini untuk lebih memahami dan melindungi planet kita. Rolex, melalui Perpetual Planet Initiative dan Mission Blue, mendukung Coral Triangle Center (CTC), sebuah lembaga non-profit asal Indonesia, dan menetapkan Nusa Penida sebagai salah satu Hope Spot. Dikenal dengan keindahan lanskap bawah lautnya, Nusa Penida kini menjadi simbol penting dalam upaya konservasi laut. Rolex juga menunjuk Rili Djohani dan Wira Sanjaya sebagai Hope Spot Champions untuk meningkatkan kesadaran tentang Daerah Perlindungan Laut (MPA - Marine Protected Area) di kawasan tersebut, sekaligus mendukung target pemerintah Indonesia dalam melindungi 30 persen wilayah perairannya, setara dengan sekitar 97,5 juta hektar. Dengan berbagi metode mereka, Djohani dan Sanjaya mendukung konservasionis lainnya dalam mendirikan dan memperkuat MPA di seluruh Segitiga Karang dan wilayah lainnya.

60

CGW MAGAZINE


DAERAH PERLINDUNGAN LAUT INI MENCAKUP 20.057 HEKTAR DI SEKITAR TIGA PULAU IKONIK BALI: NUSA PENIDA, NUSA LEMBONGAN, DAN NUSA CENINGAN Melalui keterlibatan wisatawan dalam program mereka, mereka berhasil menciptakan suara global yang mendukung perlindungan Nusa Penida. Daerah Perlindungan Laut Nusa Penida adalah lanskap dasar laut yang menakjubkan dan contoh cemerlang dari Hope Spot Mission Blue. Setiap tahunnya, ratusan ribu wisatawan datang untuk menikmati keindahan laut, melakukan aktivitas snorkeling, dan menyelam bersama ikan pari manta, sunfish, serta penyu. Didukung oleh Rolex Perpetual Planet Initiative dan Mission Blue, dua sosok inspiratif Djohani dan Sanjaya, berperan penting dalam membantu masyarakat lokal menjaga keseimbangan antara ekologi, budaya, dan ekonomi untuk melindungi ekosistem lokal laut mereka. Karya mereka menunjukkan bagaimana konservasi laut yang sukses dapat berjalan secara harmonis dengan komunitas lokal dan pariwisata. Ditetapkan pada tahun 2014 melalui Keputusan Menteri dan berkat inisiatif dari ahli ekologi laut Djohani, Daerah Perlindungan Laut ini mencakup 20.057 hektar di sekitar tiga pulau ikonik Bali: Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. MPA ini menjadi rumah bagi sekitar 570 spesies ikan karang, termasuk ikan pari manta dan sunfish yang magis, serta hampir 300 spesies terumbu karang—mewakili lebih dari 76 persen spesies karang yang telah teridentifikasi. Dengan sekitar 48.000 penduduk yang bergantung pada ekosistem laut sebagai mata pencaharian, serta keindahan alam yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya, Nusa Penida menghadapi tantangan sekaligus peluang baru dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kelestarian alam. Djohani menyadari bahwa keberhasilan upaya konservasi bergantung pada kemampuan penduduk di ketiga pulau untuk

hidup secara berkelanjutan dan menjadi pelindung laut itu sendiri. Karena itu, ia membentuk Coral Triangle Center (CTC) untuk mendukung pengembangan mata pencaharian yang ramah lingkungan dan ketahanan pangan bagi komunitas lokal, serta menjalankan kegiatan penyuluhan dan pelatihan konservasi. Pada tahun 2020, pengelolaan area oleh CTC mencapai kesuksesan besar, sehingga diakui oleh Rolex Perpetual Planet Initiative dan Mission Blue. MPA ini dinobatkan sebagai Hope Spot, sebuah wilayah dengan biodiversitas laut yang krusial, dengan Djohani dan Sanjaya sebagai Juara Hope Spot. “Sangat penting untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hope Spot ini, sehingga tidak ada pihak yang merasa diabaikan,” ungkap Rili Djohani, ahli ekologi laut dan juara Hope Spot. Saat ini, Djohani dan Sanjaya terus berupaya menjadikan MPA ini sukses. Salah satu proyek utama mereka adalah rehabilitasi hutan bakau (mangrove) yang sebelumnya ditebang untuk diambil kayunya. Dengan meningkatkan kesadaran tentang manfaat bakau, seperti peran pentingnya bagi biodiversitas lokal, perlindungan terhadap kenaikan permukaan laut, dan potensi ekowisata, CTC mendorong penduduk setempat untuk turut berpartisipasi dalam upaya pemulihan ini. Sebagai bagian dari inisiatif reforestasi besar-besaran, mereka telah berhasil menanam lebih dari 10.000 bibit mangrove baru. Untuk mendukung pemulihan dan meningkatkan ketahanan terumbu karang, proyek ini telah memasang lebih dari 400 struktur di dasar laut yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya karang baru. Mereka juga telah mentransplantasikan 6.000 fragmen karang ke area seluas 240 meter persegi dari terumbu yang rusak. Djohani dan timnya memahami bahwa agar konservasi laut dapat berkelanjutan dan memotivasi masyarakat dalam jangka panjang, upaya ini harus menjadi bagian integral dari budaya lokal. HALAMAN SAMPING DARI ATAS Garis pantai terjal Nusa Lembongan, salah satu dari tiga pulau di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida; Bagian timur laut Nusa Lembongan, salah satu dari tiga pulau di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida di Indonesia, ditutupi oleh hutan bakau besar yang berperan penting dalam melindungi pantai HALAMAN INI DARI KIRI ATAS, SEARAH JARUM JAM Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida merupakan rumah bagi 296 spesies karang dan 576 spesies ikan karang; Anggota tim Coral Triangle Center Tabitha Rudang dan Evi Nurul Ihsan tengah membersihkan area yang akan ditanami terumbu karang; Rili Djohani dan Wira Sanjaya; Petani rumput laut Ni Nyoman Seruni memanen rumput laut; Area budidaya rumput laut Satya Posana Nusa di Nusa Lembongan

CGW MAGAZINE

61


POINT OF VIEW

THE RISING STAR Seiko menggandeng bintang tim sepak bola naturalisasi yang tengah bersinar, Nathan Tjoe-A-On sebagai Duta Seiko Prospex terbaru

P

eritel resmi Seiko di Indonesia, PT Asia Jaya Indah, baru saja mengumumkan kerja sama terbarunya dengan Nathan Tjoe-A-On, pemain sepak bola naturalisasi yang tengah memperkuat tim sepak bola nasional, sebagai Brand Ambassador untuk Seiko di Indonesia. Nathan juga berperan sebagai “Brand Friend” untuk lini jam tangan Seiko Prospex, sebuah langkah yang semakin memperkuat komitmen Seiko dalam mendukung individuindividu dengan semangat pantang menyerah, sejalan dengan motto

62

CGW MAGAZINE

Seiko Prospex, ‘Keep Going Forward’. “Kami melihat Nathan sebagai sosok yang tepat untuk merepresentasikan semangat dan nilai-nilai yang kami junjung tinggi di Seiko, khususnya dalam lini Prospex yang dikenal dengan inovasi dan ketangguhannya,” ungkap perwakilan dari PT Asia Jaya Indah dalam keterangan tertulisnya. “Etos kerjanya yang luar biasa serta keinginan yang kuat untuk terus maju sesuai dengan motto Seiko Prospex, ‘Keep Going Forward’. Itulah yang membuat kami yakin bahwa Nathan adalah pilihan yang tepat.”


Penulis: Yessar Rosendar @Foto-foto: Seiko Indonesia

“SEBAGAI SEORANG ATLET, SAYA SANGAT MEMAHAMI PENTINGNYA WAKTU DAN KETEPATAN DALAM SEGALA HAL YANG SAYA LAKUKAN. ITULAH SEBABNYA SAYA SANGAT SENANG BISA BEKERJA SAMA DENGAN SEIKO, KHUSUSNYA PROSPEX YANG MENCERMINKAN SEMANGAT PETUALANG DAN KETANGGUHAN” ~ NATHAN TJOE-A-ON

Seiko menjalin kerja sama dengan Nathan sebagai Brand Ambassador selama satu tahun, mulai dari Oktober lalu hingga Oktober 2025. Nathan menggantikan Joe Taslim, yang sebelumnya memegang posisi tersebut pada periode 2021-2022. Dalam kerja sama ini, Nathan akan berpartisipasi dalam berbagai event Seiko di Indonesia dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran dan antusiasme masyarakat terhadap produk Seiko Prospex. “Sebagai seorang atlet, saya sangat memahami pentingnya waktu dan ketepatan dalam segala hal yang saya lakukan. Itulah sebabnya saya sangat senang bisa bekerja sama dengan Seiko, khususnya Prospex yang mencerminkan semangat petualang dan ketangguhan,” ujar Nathan dalam keterangan tertulisnya. Ia juga berharap bisa terus membawa semangat pantang menyerah yang sesuai dengan karakter Seiko Prospex, baik di lapangan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seiko mengkombinasikan figur Nathan dengan jam Seiko Prospex SPB381J1 1968 Heritage Diver’s GMT yang menarik. Jam ini diberi julukan baby Marinemaster oleh para penggemar Seiko, karena casing-nya yang berukuran 42mm dan desain mirip dengan jam favorit tersebut. Model SPB381J1 mempunyai keunggulan lain karena memiliki fungsi GMT atau mampu menampilkan dua waktu yang berbeda, cocok untuk para kolektor atau pebisnis yang sering berpergian ke luar negeri. Jam terbaru ini memiliki casing stainless steel dengan bezel yang terbuat dari bahan keramik yang membuatnya lebih sedap dipandang. Walaupun berukuran 42mm,

jam ini juga cocok untuk dipakai berbagai ukuran pergelangan tangan karena hanya setebal 12.9mm dan lug-to-lug 48.6mm. Dial hijau tua dilindungi oleh kaca safir yang memiliki lapisan khusus untuk mengurangi pantulan cahaya. Sementara jarum dan indeks jam pada dial diberi lapisan LumiBrite agar dapat tetap terbaca dalam gelap. Casing jam terbaru ini dipasangkan dengan gelang jam stainless steel yang sporty dan klasik dengan ukuran 20mm serta pengunci tiga lapis. Jam ini diperkuat oleh mesin jam otomatis 6R54 yang juga mampu dipuntir secara manual. Mesin yang memiliki 24 jewels ini mampu beroperasi dalam 21,600 getaran per jam dan memiliki tingkat keakuratan +25 sampai -15 detik per harinya. Untuk kenyamanan penggunanya, mesin jam ini memiliki cadangan daya sampai 72 jam. Sementara untuk fungsi GMTnya mampu mengoperasikan empat jarum dan satu indikator tanggal. Selamat dan sukses untuk Nathan Tjoe-A-On dan Seiko Indonesia! HALAMAN SAMPING Pemain sepak bola naturalisasi yang memperkuat tim sepak bola nasional, Nathan Tjoe-A-On terlihat elegan dalam setelan jas dan jam tangan Seiko Prospex SPB121J1 Alpinist, dengan dial jam warna hijau gelap dan tali kulit warna coklat HALAMAN INI Nathan juga berperan sebagai “Brand Friend” untuk lini jam tangan Seiko Prospex, terlihat mengenakan Seiko Prospex SPB381J1 1968 Heritage Diver’s GMT yang dijuliki “Baby Marinemaster GMT”

CGW MAGAZINE

63


POINT OF VIEW

MACAQUE MACABRE Audemars Piguet Contemporary mempercayakan instalasi imersif dan terbesar kepada seniman Indonesia, Natasha Tontey

S

eniman berbakat asal Yogyakarta, Natasha Tontey, dipercaya oleh Audemars Piguet Contemporary untuk mengadakan pertunjukan tunggal bertajuk Primate Visions: Macaque Macabre, di Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara), Jakarta, yang diadakan mulai 16 November 2024 hingga 6 April 2025. Ini adalah pameran tunggal terbesar Tontey hingga saat ini, dan karya-karya multimedianya mengeksplorasi kerangka budaya dan tradisi dalam konteks dunia modern dan mengangkat tradisi Minahasa dan hubungan antara populasi kera lokal, tepatnya primata makaka jambul hitam atau yaki, dan penduduk asli Minahasa Selatan. Dengan mengambil warisan leluhurnya sendiri dan keterlibatannya yang berkelanjutan dalam praktik ritual, Tontey menghadirkan lingkungan fiksi yang dihidupkan melalui film dan instalasi, sekaligus menelaah kembali norma-norma sosial di daerah asalnya, Minahasa. “Primate Visions: Macaque Macabre” berusaha mengungkap dan meneliti hubungan yang rumit dan sering kali kontradiktif antara manusia dan yaki, monyet jambul hitam dari Minahasa. Melalui fiksi spekulatif, saya mencoba menelusuri dinamika

64

CGW MAGAZINE

primatologi, ekofeminisme, dan teknologi yang saling terkait. Naratologi dan pengalaman mendalam menyoroti ikatan yang rumit, hubungan yang berantakan antara manusia dan yaki, yang mencerminkan interaksi yang kusut antara spesies dan mendorong penonton untuk mempertimbangkan hubungan mereka sendiri dengan dunia nonmanusia. “Primate Visions: Macaque Macabre” adalah dunia yang menyenangkan sekaligus mengerikan, penuh dengan keanehan yang radikal!” jelasnya. Selamat untuk Natasha, sukses selalu! Museum MACAN AKR Tower Level M Jl Panjang No. 5 Kebon Jeruk, Jakarta 11530 Jam Berkunjung: Selasa–Minggu: 10.00–18.00 WIB Senin Museum tutup HALAMAN INI Natasha Tontey dan kurator Audemars Piguet Contemporary, Denis Pernet; Beberapa karya instalasi Tontey yang dipamerkan di Museum MACAN


On the northwest coast of Lombok, this beachfront resort lies just opposite the three Gili islands. There are 20 Villas; most with private swimming pool, and 30 Pavilions. Reflective pools, with a 40 meter swimming pool, reaching from the lobby to the ocean. The Beach Club provides snorkeling, boat trips and diving instruction.

+62 370 6138444 | reservations.tobi@oberoihotels.com |

oberoihotels.com


SPECIAL REPORT

GPHG 2024:

AND THE OSCARS GO TO... Ajang penghargaan paling bergengsi di industri jam tangan, GPHG kembali hadir tahun ini, dan Collector’s Guide-WATCHES Indonesia hadir meliput langsung dan memberitakan acara megah ini dari Jenewa

P

enghargaan tertinggi yang disebut sebagai “Oscar” dalam pembuatan jam tangan adalah Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) yang didirikan pada tahun 2001 dan telah selama 24 tahun menjalankan misinya untuk merayakan dan mempromosikan seni pembuatan jam tangan. Tahun ini, Collector’s Guide-WATCHES Indonesia diundang secara eksklusif untuk hadir dan menyaksikan langsung acara megah yang berlangsung di Jenewa dan sangat dinanti-nantikan dalam kalender pembuatan jam tangan. Acara malam penghargaan di hari Rabu, 13 November 2024 ini dipandu oleh aktris Prancis Carole Bouquet. Dan Akademi GPHG dan Juri 2024 yang diketuai oleh Nick Foulkes memberikan penghormatan kepada dinamisme, keahlian,

66

CGW MAGAZINE

dan kreativitas pembuatan jam tangan kontemporer dengan memberikan 21 penghargaan, termasuk penghargaan bergengsi “Aigiuille d’Or” yang dimenangkan oleh IWC Schaffhausen untuk jam tangan Portugieser Eternal Calendar. Selain itu ada kategori baru di tahun ini, yaitu penghargaan “Eco-innovation” (Inovasi Ramah Lingkungan) dengan penekanan pada keberlanjutan, yang dimenangkan oleh Chopard untuk jam tangan L.U.C Qualité Fleurier. Selain itu, merek-merek jam tangan lain menerima penghargaan dari Juri dan Akademi atas kualitas kreasi mereka dalam berbagai kategori, yaitu Berneron, Bernhard Lederer, Bovet 1822, Chopard, Daniel Roth, De Bethune, H. Moser


AKADEMI GPHG DAN JURI 2024 YANG DIKETUAI OLEH NICK FOULKES MEMBERIKAN PENGHORMATAN KEPADA DINAMISME, KEAHLIAN, DAN KREATIVITAS PEMBUATAN JAM TANGAN KONTEMPORER & Cie, Kudoke, Laurent Ferrier, Massena Lab, Ming, Otsuka Lotec, Piaget, Rémy Cools, VanCleef & Arpels, dan Voutilainen. Tahun ini, penghargaan Juri Khusus yang diberikan kepada tokoh atau lembaga penting dalam dunia pembuatan jam, diberikan kepada pembuat casing jam tangan Jean-Pierre Hagmann. Acara malam itu berlangsung meriah dan dihadiri oleh para pelaku utama di industri jam tangan dan tamu undangan VIP yang datang dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Ini adalah acara yang sangat penting dan memberi semangat dan harapan bagi para pelaku di industri jam tangan untuk terus berkarya dan menciptakan karya mereka yang terbaik. Kami ucapkan selamat kepada para pemenang penghargaan GPHG 2024. HALAMAN SAMPING Para pemenang penghargaan GPHG 2024 berfoto bersama HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Malam penyerahan penghargaan dihadiri para tamu VIP dari berbagai negara; Presiden juri GPHG 2024, Nick Foulkes; Sebagian dari CEO dan Pendiri merek jam berfoto sebelum acara; Para tamu undangan VIP; Beberapa pemenang dari kiri atas: Eric de Rocquigny dari Van Cleef & Arpels; Karl-Friedrich Scheufele dari Chopard; Jean-Pierre Hagmann. Dari kiri bawah: Christoph Grainger-Herr dari IWC Schaffhausen; Thein Ming; Edouard Meylan dari H. Moser & Cie, dan Jean Arnault mewakili Daniel Roth

CGW MAGAZINE

67


SPECIAL REPORT

PENGHARGAAN BERGENGSI “AIGIUILLE D’OR” DIMENANGKAN OLEH IWC SCHAFFHAUSEN UNTUK JAM TANGAN PORTUGIESER ETERNAL CALENDAR

HALAMAN INI Acara pesta di malam penghargaan dan makan malam gala berlangsung meriah dan dihadiri oleh para pelaku utama di industri jam tangan dan tamu undangan VIP yang datang dari berbagai negara, Anda pasti sudah mengenal mereka semua HALAMAN SAMPING Sebagian dari merek-merek jam pemenang penghargaan, termasuk penghargaan bergengsi “Aigiuille d’Or” yang dimenangkan oleh IWC Schaffhausen untuk jam tangan Portugieser Eternal Calendar

68

CGW MAGAZINE


DAFTAR LENGKAP PEMENANG GPHG 2024: ● Grand Prix “Aiguille d’Or”: IWC Schaffhausen, Portugieser Eternal Calendar ● Audacity: Berneron, Mirage Sienna ● Eco-innovation: Chopard, L.U.C Qualité Fleurier ● Kronometri: Bernhard Lederer, 3 Times Certified Observatory Chronometer ● Horological Revelation: Rémy Cools, Tourbillon Atelier ● Jam Tangan Ikonik: Piaget, Piaget Polo 79 ● Jam Tangan Tourbillon: Daniel Roth, Tourbillon Souscription ● Jam Tangan Kalender dan Astronomi: Laurent Ferrier, Classic Moon Silver ● Jam Tangan Mechanical Exception: Bovet 1822, Récital 28 Prowess 1 ● Jam Tangan Kronograf: Massena Lab, Chronograph Monopoussoir Sylvain Pinaud x Massena Lab

● Jam Tangan Olahraga: Ming, 37.09 Bluefin ● Jam Tangan Komplikasi Pria: De Bethune, DB Kind Of Grande Complication ● Jam Tangan Pria: Voutilainen, KV20i Reversed ● Jam Tangan Time Only: H. Moser & Cie, Streamliner Small Seconds Blue Enamel ● Jam Tangan Perhiasan: Chopard, Laguna High-Jewellery Secret Watch ● Jam Tangan Artistik: Van Cleef & Arpels, Lady Arpels Jour Enchanté ● Jam Tangan Komplikasi Wanita: Van Cleef & Arpels, Lady Arpels Brise d’Été ● Jam Tangan Wanita: Van Cleef & Arpels, Lady Jour Nuit ● Jam Tangan “Petite Aiguille”: Kudoke, 3 Salmon ● Jam Tangan Challenge: Otsuka Lotec, No.6 ● Hadiah Juri Khusus: Jean-Pierre Hagmann, Pembuat casing jam tangan

CGW MAGAZINE

69


COLLECTOR’S CORNER

HERITAGE IN EVERY DETAIL

Penulis: Billy Saputra

Rolex mempersembahkan varian baru dari lini Rolex Perpetual 1908 dengan desain signature case platinum dan dial biru es

70

CGW MAGAZINE


ROLEX MELUNCURKAN VERSI TERBARU DARI PERPETUAL 1908, MENGGUNAKAN VARIAN BAHAN 950 PLATINUM, DIKENAL SEBAGAI KASTA LOGAM TERTINGGI DALAM DUNIA JAM TANGAN

T

ahun lalu, Rolex pertama kalinya memperkenalkan koleksi jam tangan dress dalam empat varian bernama Perpetual 1908. Namun, penamaan seri Perpetual ini bukanlah dengan komplikasi tanggal Perpetual, pada jam Rolex, ini merupakan mekanisme rotor pemutar otomatis yang menggunakan gerakan pergelangan tangan pemakainya untuk menggerakkan mesin jam tangan. Interpretasi Rolex terhadap seri jam tangan ini mewakili pesona khas dari jam tangan dress itu sendiri, bagus namun tidak terlalu mencolok, dan tetap menarik perhatian. Pada tahun 2024 ini, Rolex meluncurkan versi terbaru dari 1908, menggunakan varian bahan 950 platinum, dikenal sebagai kasta logam tertinggi dalam dunia jam tangan. Dial berwarna biru es yang dilengkapi dengan pola guilloché menyerupai “butir padi,” menghadirkan kesan mewah dan intrikasi detail.

Dari segi ukuran, 39 mm adalah kesamaan dari seri 950 platinum ini dengan keempat saudaranya. Jam ini juga menjadi cara Rolex menyampaikan ciri khas eksklusifnya-menyatukan case berbahan platinum dengan dial berwarna biru es. Pola butir padi yang menghiasi bagian dial menyebar dari pusat bagian detik kecil di angka 6, sampai ke lingkaran trek penunjuk menit. Tekstur ini secara subtil berhasil mendekorasi dial jam tangan dress yang biasanya kosong. Dial elegan pada 1908 terinspirasi dari salah satu jam tangan awal Rolex yang menggunakan rotor Perpetual. Dial ini HALAMAN SAMPING Rolex Perpetual 1908 terbaru yang elegan dengan case jam terbuat dari platinum HALAMAN INI Mesin calibre 7140 terlihat melalui bagian belakang case jam transparan

CGW MAGAZINE

71


COLLECTOR’S CORNER

dihiasi dengan indeks jam berfaset serta angka Arab di posisi 3, 9, dan 12, menciptakan tampilan klasik yang berimbang. Jarum menit berbentuk pedang ganda dan jarum jam sentuhan mewah pada desainnya. Tulisan “Superlative Chronometer” yang tertera di atas penghitung detik kecil di posisi jam 6 menyuratkan jaminan akurasi. Tulisan “Chronometer Perpetual” diukir pada rotor, sementara “Superlative Adjusted” tersemat di jembatan mesin, menegaskan keunggulan teknisnya. Dari dalam, yang terlihat melalui bagian belakang case jamnya, adalah mesin calibre 7140 yang diperkenalkan perdana pada seri 1908 tahun lalu. Calibre ini menggunakan Syloxi (per rambut silikon yang diklaim sebagai per rambut terbaik oleh Rolex) yang diperkenalkan sejak 2014 dan dikembangkan secara mandiri. Komponen ini dipertemukan dengan Chronergy escapement untuk mengatur detak dan mentransmisikan energi secara presisi. Calibre 7140 ini tak luput dari standar sertifikasi kualitas Superlative Chronometer, dan mampu menyimpan daya hingga 66

72

CGW MAGAZINE

CALIBRE 7140 INI TAK LUPUT DARI STANDAR SERTIFIKASI KUALITAS SUPERLATIVE CHRONOMETER, DAN MAMPU MENYIMPAN DAYA HINGGA 66 JAM

jam. Calibre 7140 pada 1908 dilengkapi dengan roda penyeimbang berinersia variabel yang disempurnakan menggunakan baut Microstella berbahan emas, memastikan pengaturan akurasi yang presisi. Roda ini dipasang dengan jembatan melintang yang dapat disesuaikan, memberikan stabilitas posisi yang luar biasa dan meningkatkan ketahanan terhadap guncangan. Selain itu, kemampuan tahan guncang mesin ini diperkuat dengan penggunaan peredam kejut Paraflex, yang dirancang dan dipatenkan oleh Rolex, menjadikan calibre 7140 lebih andal dalam menghadapi kondisi dinamis.


Sebagai sentuhan akhir pada 1908 versi platinum, Rolex menambahkan clasp deployant berbahan platinum dengan bagian dalam berwarna hijau, serta tali jam dari kulit buaya non kilap berwarna cokelat. Nama 1908 sendiri dipilih untuk menghormati tahun ketika Hans Wilsdorf mematenkan nama Rolex. Dengan ukuran diameter yang sebelumnya telah disebutkan, 1908 tergolong dalam kategori jam tangan dress berukuran besar. Namun, dengan desainnya yang ramping, dengan bezel beralur yang halus, jam tangan ini tetap nyaman dipakai. Sebagai jam tangan dress, 1908 dibekali ketahanan air hingga 50 meter, rasanya cukup, apalagi

melihat pilihan temali berbahan kulit buaya-kedalaman air bukanlah medan untuknya. Hal menarik juga datang dari jarum penunjuk jam observatoriumnya, menyatakan kesan klasik, dan menggenapkan tampilan akhirnya secara menyeluruh. Sebelumnya, 1908 hadir dalam empat varian. Dua model berbahan case emas kuning 18 karat tersedia dengan dial putih intens atau hitam intens, sementara dua model lainnya menggunakan case emas putih 18 karat dengan pilihan dial serupa. Varian dial hitam ditemani oleh temali kulit buaya non HALAMAN SAMPING Mesin calibre 7140 menggunakan Syloxi (per rambut silikon yang diklaim sebagai per rambut terbaik oleh Rolex) yang diperkenalkan sejak 2014 HALAMAN INI DARI KIRI Dial berwarna biru es dilengkapi dengan pola guilloché menyerupai “butir padi”; Rolex Perpetual 1908 dilengkapi dengan clasp deployant berbahan platinum dengan bagian dalam berwarna hijau, serta tali jam dari kulit buaya non kilap berwarna cokelat

CGW MAGAZINE

73


COLLECTOR’S CORNER

74

CGW MAGAZINE


NAMA 1908 DIPILIH UNTUK MENGHORMATI TAHUN KETIKA HANS WILSDORF MEMATENKAN NAMA ROLEX

kilap berwarna hitam, sedangkan dial putih ditemani oleh temali kulit yang sama dengan warna cokelat. Berbeda, tiap-tiap dial dari 1908 tahun lalu dibiarkan polos yang mengedepankan aspek simplifikasi tampilan. 1908, seperti seluruh jam tangan Rolex, telah mendapatkan sertifikasi Superlative Chronometer yang diperbarui oleh Rolex pada 2015. Sertifikasi eksklusif ini memastikan bahwa setiap jam tangan yang keluar dari manufaktur Rolex telah melewati serangkaian pengujian ketat yang dikembangkan dan dilakukan secara internal, dengan standar yang hanya dimiliki oleh Rolex. Setelah mesin dipasang ke dalam case, jam tangan yang sudah selesai dirakit harus lulus uji akurasi, cadangan daya, ketahanan air, dan sistem pemutaran otomatis. Setiap jam tangan Rolex dilengkapi dengan segel hijau, simbol dari sertifikasi ini, serta jaminan internasional selama lima tahun.

HALAMAN SAMPING Mesin calibre 7140 terlihat jelas dari balik case jam transparan HALAMAN INI DARI KIRI Rolex Perpetual 1908 model lainnya, versi case 39 mm dari emas kuning 18 karat dengan tali kulit buaya; versi case emas kuning 18 karat dengan dial hitam intens; dan dua model dalam case emas putih 18 karat dengan pilihan dial hitam intens atau putih

CGW MAGAZINE

75


COLLECTOR’S CORNER

TIME REVIVAL Tiga puluh lima tahun setelah merek ini pertama kali didirikan, Daniel Roth memulai debutnya, dan sekali lagi dengan tourbillon

P

elopor pembuatan jam tangan independen, Daniel Roth yang didirikan pada tahun 1988 oleh pembuat jam tangan berbakat dengan nama yang sama, Daniel Roth mendapatkan kehormatan tertinggi saat Daniel Roth Tourbillon Souscription terbarunya dianugerahi penghargaan bergengsi dalam kategori ‘Tourbillon’ pada upacara penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève ke-24 di Théâtre du Léman di Jenewa. Jam tangan ini berhasil meraih penghargaan Tourbillon Watch Prize, dengan memamerkan karya luar biasa dalam desain tourbillon yang mencerminkan komitmen Roth terhadap presisi dan seni teknis, yang menjadi bukti daya tarik tourbillon yang tak lekang oleh waktu. Kebangkitan merek jam Daniel Roth yang kini diciptakan kembali oleh La Fabrique du Temps Louis Vuitton telah dimulai dengan memberikan penghormatan yang cermat terhadap jam

76

CGW MAGAZINE

tangan tourbillon asli merek tersebut pada tahun 1988. Sebuah tim kecil yang terdiri dari pengrajin pria dan wanita berbakat di La Fabrique du Temps melanjutkan warisan Daniel Roth, berpegang teguh pada motto merek tersebut sejak didirikan: La Montre Objet d’Art. Masih menjadi ciri khas merek yang langsung dapat dikenali setelah 35 tahun, desain jam elips ganda yang merupakan gabungan antara lingkaran dan persegi adalah desain yang cerdik tetapi berakar pada pertimbangan mekanis. Menghasilkan casing yang berfungsi sebagai kanvas yang sempurna untuk tourbillon karena mengakomodasi dial yang dihiasi dengan guilloche Clous de Paris seperti aslinya, dan khas, dengan posisi tidak berada di tengah sambil menonjolkan tourbillon satu menit. Terbuat dari emas kuning tradisional, logam yang eksklusif untuk edisi ini, casing Tourbillon Souscription berbentuk elips ganda, namun untuk memaksimalkan keanggunan model terbarunya, jam ini hanya memiliki satu muka di bagian depan, sehingga tebal casing


hanya 9,2mm. Tetap mempertahankan proporsi aslinya, lug masih disolder dengan hati-hati dengan tangan ke bagian tengah casing, tetapi telah dibentuk ulang sedikit untuk menciptakan lengkungan ke bawah yang elegan, yang meningkatkan ergonomi casing yang ikonik.

DANIEL ROTH TOURBILLON SOUSCRIPTION DIANUGERAHI PENGHARGAAN BERGENGSI DALAM KATEGORI ‘TOURBILLON’ PADA UPACARA PENGHARGAAN GRAND PRIX D’HORLOGERIE DE GENÈVE KE-24

Sebagai bentuk penghormatan kepada pembuatan jam tangan independen kontemporer, dial jam diproduksi di bengkel puncak gunung milik Kari Voutilainen, salah satu pembuat jam tangan independen terkemuka saat ini. Meskipun dial jam mempertahankan tanda yang sama seperti pada aslinya, tipografinya telah disederhanakan untuk memberikan kehalusan kontemporer. Ditenagai mesin kaliber DR001 yang diproduksi secara internal dan dirancang khusus untuk Daniel Roth. Jam tangan mewah dengan ukuran 35.5 x 38.6mm ini diproduksi sepenuhnya oleh La Fabrique du Temps, bengkel di Jenewa yang didirikan oleh Michel Navas dan Enrico Barbasini, keduanya adalah ahli pembuat jam yang secara pribadi akan mengawasi pembuatan setiap jam tangan Daniel Roth. Seri terbatas 20 buah, dengan harga CHF 140.000 (sekitar IDR 2,5 milyar). HALAMAN SAMPING Daniel Roth Tourbillon Souscription terbaru yang terbuat dari emas solid, casing berbentuk elips ganda dan dial menonjolkan tourbillon satu menit, jam ini hanya memiliki satu muka di bagian depan, sehingga tebal casing hanya 9,2mm HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Dial jam diproduksi di bengkel puncak gunung milik Kari Voutilainen; Mesin jam kaliber DR001; Jam diproduksi di La Fabrique du Temps, milik Louis Vuitton di Jenewa; Dua model awal Daniel Roth buatan tahun 1990, skeleton Tourbillon dari emas putih, dan versi Tourbillon dari emas kuning dengan ukiran volute

CGW MAGAZINE

77


COLLECTOR’S CORNER

EVERLASTING LOOK

Penulis: Yessar Rosendar

Omega rilis Seamaster Diver 300M terbaru dengan desain yang terinspirasi dari jam edisi James Bond

S

eamaster Diver 300M telah menjadi salah satu jam tangan Omega yang paling ikonik dan populer di kalangan pecinta jam diver. Ketika pertama kali dirilis pada tahun 1993, jam tangan ini menandai kembalinya Omega ke dunia jam tangan menyelam, setelah mewarisi sejarah yang ikonik di era 1960-an dan 1970-an. Sejak saat itu, desainnya menjadi klasik, dengan ciri khas seperti dial bermotif gelombang, jarum skeleton, dan katup pelepasan helium pada posisi jam 10. Tahun ini, koleksi Seamaster hadir dengan seri terbaru yang menawarkan berbagai pilihan dalam gaya logam yang berbeda. Seri Diver 300M terbaru

78

CGW MAGAZINE

menghadirkan pendekatan yang berbeda dari gaya keramik yang sudah menjadi ciri khasnya dalam beberapa tahun terakhir. Kali ini, desainnya mengambil inspirasi dari Seamaster Diver 300M 007 Edition, yang dikenakan dalam film ke-9 James Bond, No Time To Die yang dirilis pada tahun 2021. Film tersebut juga menandai hubungan 25 tahun antara Omega dan film James Bond, yang dimulai di film Golden Eye yang dirilis pada tahun 1995. Jam Seamaster di film No Time To Die juga cukup spesial karena Daniel Craig terlibat langsung serta memberikan pengaruh dalam desain akhir jamnya.


DESAINNYA MENGAMBIL INSPIRASI DARI SEAMASTER DIVER 300M 007 EDITION, YANG DIKENAKAN DALAM FILM KE-9 JAMES BOND, NO TIME TO DIE YANG DIRILIS PADA TAHUN 2021

Jam tangan pertama dari seri baru ini terlihat awal musim panas tahun ini, dikenakan oleh aktor pemeran James Bond sekaligus duta Omega, Daniel Craig, saat menghadiri Olimpiade Paris 2024. Ia mengenakan versi stainless steel berwarna hitam. Ciri khas paling mencolok dari koleksi ini adalah kristal safir berbentuk kubah pada setiap jam tangan, memberikan estetika vintage yang menarik. Satu yang cukup mencuri perhatian adalah gelang jam berbentuk mesh, mirip seperti yang digunakan dalam film James Bond. Sayangnya bahan yang digunakan adalah stainless steel, dan bukan titanium yang lebih ringan. Saat ini, koleksi ini menawarkan empat pilihan model. Dilengkapi dengan gelang jam mesh atau tali karet, yaitu model stainless steel dengan bezel aluminium hitam dan dial aluminium hitam yang dihiasi motif gelombang ukiran laser. Sedangkan pilihan lainnya adalah model stainless steel dengan bezel titanium grade 5 dan dial stainless steel dengan lapisan brushed PVD.

Hadir dengan casing berukuran 42mm yang memberikan kesan yang kuat namun fleksibel bagi berbagai ukuran pergelangan tangan. Salah satu detail lain yang membedakan jam terbaru ini dengan jam edisi James Bond adalah casing jamnya yang terbuat dari stainless steel dan bukan titanium grade 2. Walaupun begitu, jam ini cukup ringan, dengan berat hanya sekitar 150 gram, sangat nyaman saat dikenakan. Sesuai desainnya sebagai jam diver, jam ini kedap air hingga mencapai 300 meter. Mengikuti standar tinggi Omega dalam hal presisi, kinerja, dan ketahanan magnetik, setiap jam tangan digerakkan oleh mesin Co-Axial Master Chronometer Kaliber 8806, mesin yang sama seperti yang digunakan di jam edisi James Bond. Movement otomatis yang dapat dilihat melalui kristal safir pada bagian belakang casing menawarkan cadangan daya sampai 55 jam atau lebih dari dua hari, membuatnya fleksibel untuk pengguna yang gemar mengganti jam tangan. HALAMAN SAMPING Empat pilihan terbaru dari Omega Seamaster Diver 300M yang ikonik HALAMAN INI DARI KIRI Dial jam Diver 300M dibuat untuk memenuhi tuntutan eksplorasi, dengan indeks timbul dan aksen berlapis Super-LumiNova untuk visibilitas di semua kondisi; Mesin jam dapat dilihat melalui kristal safir pada bagian belakang casing; Dua versi terbaru dengan gelang mesh, dalam pilihan dial aluminium hitam, atau versi stainless steel dengan dial stainless steel dengan lapisan brushed PVD

CGW MAGAZINE

79


Penulis: Billy Saputra

Foto @David Marchon

COLLECTOR’S CORNER

TIME UNTAMED Cara unik Hermès dalam mengemas filosofi kebebasan ke dalam Arceau Robe Légère yang indah dan penuh makna

D

80

alam ranah seni dan kriya, simbolisme kerap menjadi medium untuk menjembatani keindahan visual dengan makna mendalam yang tersembunyi di baliknya. Arceau Robe Légère dari Hermès menjadi manifestasi elegan dari kebebasan yang tak terikat, menampilkan sosok kuda liar yang melompat anggun di atas wajah dial berhiaskan enamel bermotif bunga perak. Simbolisme ini mengingatkan kepada adegan ikonis musim kedua dari seri Sex and the City (1998), ketika Carrie Bradshaw (Sarah Jessica Parker) melihat seekor kuda di depan pesta pertunangan mantan kekasihnya, dan merenungkan bahwa mungkin ada jiwa-jiwa yang tidak bisa dijinakkan. Sama seperti karya jam tangan Hermès yang satu ini, ada keindahan dalam keberanian memilih kebebasan.

ini menampilkan desain ikonis dengan bagian sambungan lug berbentuk sanggurdi kuda yang asimetris. Dalam interpretasi terbarunya, Arceau hadir dengan case emas ramping bertatahkan berlian, membingkai sosok kuda perak dengan detail luar biasa, membawa semangat teknik cipta Hermès ke tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan inspirasi desain jam tangan ini diambil dari syal sutra Robe Légère karya seniman Prancis, Théo de Gueltzl. Dial berwarna biru tua yang mendalam menjadi kanvas sempurna untuk menampilkan teknik enamel paillonné yang langka dan presisi. Dalam prosesnya, serpihan perak kecil atau spangles disisipkan di antara lapisan enamel, menciptakan efek kedalaman transparan yang berkilauan, sekaligus memperkuat aura elegan dan artistik dari Arceau Robe Légère.

Diterjemahkan dengan sempurna melalui desain ciptaan Henri d’Origny pada tahun 1978. Jam tangan berbentuk bundar

Untuk menciptakan motif tersebut, para pengrajin memulai dengan mengaplikasikan dasar enamel gelap menggunakan

CGW MAGAZINE


sebuah jam tangan dengan performa tinggi yang mampu menyimpan daya hingga 50 jam. Dengan desain sederhana yang hanya menunjukkan jam dan menit, karya ini membuktikan bahwa kecanggihan pun dapat hadir dalam kesederhanaan. Material enamel yang tahan lama dipilih secara khusus oleh Hermès, dipertemukan dengan desain ikonografi Henri d’Origny untuk menciptakan jam tangan yang bukan hanya objek fungsional semata. Tetapi juga sebuah perwujudan yang menangkap momenmomen kehidupan sehari-hari. Arceau Robe Légère menunjukkan bagaimana gaya yang sederhana dan tanpa kompromi dapat menjadi objek yang lebih indah, yang melambangkan kebebasan, kekuatan dan ketangguhan.

DALAM PROSESNYA, SERPIHAN PERAK KECIL ATAU SPANGLES DISISIPKAN DI ANTARA LAPISAN ENAMEL, MENCIPTAKAN EFEK KEDALAMAN TRANSPARAN YANG BERKILAUAN

kuas, yang terbuat dari bubuk kaca berwarna yang telah digiling, dicampur minyak alami, dikeringkan, dan kemudian dipanggang dalam tungku untuk mengunci pigmen. Selanjutnya, bunga-bunga indah dibentuk dari lembaran perak itu ditempatkan di atas enamel dan disempurnakan dengan penambahan spangles kecil melalui beberapa proses pemanggangan bertahap. Dikapsulasikan ke dalam case emas putih berdiameter 38mm yang dihiasi 71 berlian, memberikan sentuhan kemewahan yang memukau. Didukung oleh mesin Manufacture Hermès H1912, jam tangan ini menggabungkan kecanggihan teknis yang presisi dengan keindahan estetika. Sebagai pelengkap, temali kulit buaya biru tua berfinis matte, yang dikerjakan sesuai keahlian Hermès dalam seni pengerjaan kulit. Hal ini menambah sentuhan akhir yang sempurna pada edisi terbatas ini, yang hanya tersedia dalam 24 buah. Hermès memandang penciptaan jam tangan sebagai proses yang memadukan seni, keahlian teknik, dan makna mendalam. Setiap karya dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan praktis, tetapi juga untuk menjadi penunjuk waktu yang elegan. Filosofi ini terlihat jelas dalam proses kreatif Arceau Robe Légère,

Lewat seri jam tangan Arceau, terlihat Hermès menarasikan waktu bukan sebagai angka yang diukur atau diatur, melainkan entitas yang hidup dan penuh makna. Alih-alih berusaha mengendalikannya, Hermès melihat waktu sebagai kesempatan untuk menciptakan pengalaman yang berbeda. Pendekatan ini menghadirkan momen-momen yang membangkitkan emosi ketika melihat waktu, memberikan jeda yang bermakna di tengah kesibukan, menciptakan momen untuk spontanitas dan kebahagiaan. Andai di tahun 2024 ini, Samantha Jones (Kim Cattrall) dari Sex and the City (1998) mungkin sudah memiliki beberapa koleksi tas Birkin, setelah dalam satu adegan ia diminta mengantre selama lima tahun untuk tas eksklusif tersebut. Menjadikan Arceau Robe Légère sebagai opsi ekspresi kebebasan terbaru untuknya, dengan desain yang melambangkan keanggunan penuh arti. Jam tangan ini menawarkan cara baru bagi Samantha—atau bagi siapa pun—untuk merayakan keindahan hidup dengan bebas. Tanpa terikat oleh ekspektasi, atau batasan apa pun.

HALAMAN SAMPING Detil berbentuk sosok kuda perak menghiasi dial jam tangan Arceau Robe Légère dari Hermès HALAMAN INI DARI KIRI Arceau Robe Légère dari Hermès hadir dalam case emas putih berdiameter 38mm yang dihiasi 71 berlian; Para pengrajin mengaplikasikan dasar enamel gelap menggunakan kuas, yang terbuat dari bubuk kaca berwarna

CGW MAGAZINE

81


Penulis: Yessar Rosendar

COLLECTOR’S CORNER

JAPANESE ELEGANCE & BEAUTY Grand Seiko merilis jam edisi terbatas Asia Pasifik yang terinspirasi dari keindahan bunga Wisteria, dan dua koleksi terbaru lainnya yang sangat eksklusif

82

CGW MAGAZINE


M

enjelang akhir tahun ini, Grand Seiko merayakan ulang tahun kedua kehadirannya secara resmi di wilayah Asia Pasifik dengan peluncuran model edisi terbatas, SBGJ285. Tentunya sebuah rilisan edisi terbatas akan memilki daya tarik lebih dibandingkan dengan koleksi biasa. Jam tangan ini pun secara sempurna mewujudkan prinsip dasar pembuatan jam tangan, yaitu tingkat presisi tinggi, keterbacaan, daya tahan, dan kemudahan penggunaan. Rilis eksklusif ini merupakan interpretasi modern dari desain ikonik 44GS dan menampilkan dial yang memukau, terinspirasi oleh keindahan simbolis bunga wisteria, yang dikenal sebagai “Fuji” dalam bahasa Jepang. Grand Seiko, yang dikenal sebagai merek jam mewah yang selalu terinspirasi dari keindahan alam, menarik inspirasi dari bunga wisteria, yang dihormati di Jepang karena keindahan dan makna budayanya yang dalam. Bunga yang menghadap ke bawah sering kali diibaratkan seperti seseorang yang membungkuk, melambangkan sambutan hangat dan semangat rendah hati. Warna dial ungu, yang disebut Fuji-iro, adalah warna tradisional Jepang yang telah dihargai sejak zaman kuno sebagai simbol kebangsawanan dan keanggunan. Pola halus pada dial ini menyerupai pemandangan bunga wisteria yang bergoyang tertiup angin, menangkap kefanaan waktu dan menawarkan pengingat akan keindahan kehidupan yang tak kekal.

WARNA DIAL UNGU, YANG DISEBUT FUJI-IRO, ADALAH WARNA TRADISIONAL JEPANG YANG TELAH DIHARGAI SEJAK ZAMAN KUNO SEBAGAI SIMBOL KEBANGSAWANAN DAN KEANGGUNAN

Warna dial jam lebih elegan dan lembut dibandingkan dengan SBGH327, jam tangan edisi terbatas yang terinspirasi dari fenomena “Fuji Merah” yang dirilis untuk merayakan satu tahun kehadiran Grand Seiko di Asia. Jika dibandingkan dengan SBGH327, SBGJ285 ini sama-sama memiliki case 44GS yang khas, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967, yang menjadi dasar dari filosofi desain Grand Seiko. Permukaan tajam dan datar serta HALAMAN SAMPING Grand Seiko edisi terbatas Asia Pasifik SBGJ285 HALAMAN INI Grand Seiko SBGJ285 ini memiliki case 44GS yang khas, dengan permukaan tajam dan datar, dengan interaksi cahaya dan bayangan mendefinisikan case ini, yang terbuat dari Ever-Brilliant Steel

CGW MAGAZINE

83


COLLECTOR’S CORNER

interaksi cahaya dan bayangan mendefinisikan case ini, yang terbuat dari Ever-Brilliant Steel. Baja tahan karat berkualitas tinggi ini menawarkan ketahanan yang lebih tinggi dan kilauan yang lebih cantik, dengan nilai Pitting Resistance Equivalent Number (PREN) yang 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan baja biasa. Ketahanan ini akan memastikan bahwa jam tangan tetap tampak seperti baru selama bertahun-tahun. Case jam 40mm sangat fleksibel untuk digunakan oleh berbagai ukuran pergelangan tangan. Model edisi terbatas ini ditenagai oleh mesin Hi-Beat 36000 GMT Calibre 9S86, yang terkenal karena ketepatannya +5 hingga -3 detik per hari. Mesin 9S86 ini telah disesuaikan untuk mencakup fungsi GMT yang memungkinkan pemakainya untuk melacak waktu di dua zona waktu secara bersamaan. Fitur ini sangat berguna bagi para pelancong dan

84

CGW MAGAZINE

penggemar jam tangan. Jarum jam dapat disesuaikan secara independen tanpa mengganggu jarum menit atau detik, membuat pengaturan waktu di berbagai zona waktu menjadi lebih mudah. Mesin jam ini juga memungkinkan jarum penunjuk jam disetel tanpa menghentikan jarum detik sehingga akurasinya tidak berkurang. Calibre 9S86 yang memiliki 37 buah permata di dalamnya beroperasi dalam 36,000 getaran per jam dan memiliki cadangan daya sampai 55 jam untuk fleksibilitas penggunanya. Terdapat pilihan dengan gelang jam stainless steel yang memiliki pengait lipat tiga dengan pelepas tombol, atau strap dalam warna senada yang terbuat dari kulit sapi. Edisi terbatas SBGJ285 tersedia mulai 1 Desember 2024, di butik Grand Seiko di Marina Bay Sands, Singapura dan butik resmi di seluruh wilayah Asia.


SERI 9SA4 DIBUAT UNTUK MENCAPAI STABILITAS DAN PRESISI TINGKAT TINGGI, BERDETAK 10 KALI PER DETIK; NAMUN, IA MEMILIKI CADANGAN DAYA SAMPAI 80 JAM SAAT DIPUTAR SEPENUHNYA

Jam tangan terbaru lainnya yang tidak kalah menarik adalah Grand Seiko SLGW005 yang merupakan reinterpretasi dari Grand Seiko 45GS yang dirilis pada akhir 60an. Kreasi baru ini sangat terinspirasi dari desain casing dan dial jam aslinya. Jam ini memiliki desain vintage yang menarik perhatian dengan kesederhanaan dan sentuhan elegannya. Casing jamnya dibuat bersudut dengan permukaan datar yang dipoles dan sisi casing melengkung. Detail ini mirip seperti 45GS namun telah dibuat ulang menggunakan teknologi pembuatan jam tangan terbaru dari Grand Seiko. Desainnya membuat casing jam menghasilkan cahaya yang cemerlang ketika berhadapan dengan cahaya dan bayangan, khas sebuah desain Grand Seiko.

HALAMAN SAMPING Versi SBGJ285 ini menawarkan pilihan dengan gelang jam stainless steel, atau strap dalam warna senada yang terbuat dari kulit sapi HALAMAN INI Tampilan Grand Seiko SLGW005 yang elegan, reinterpretasi dari Grand Seiko 45GS yang dirilis pada akhir 60an, dan ditenagai oleh mesin mekanis frekuensi tinggi terbaru dari Grand Seiko, Caliber 9SA4

CGW MAGAZINE

85


COLLECTOR’S CORNER

86

CGW MAGAZINE


HALAMAN SAMPING Grand Seiko SBGJ283G edisi terbatas untuk wilayah Asia Pasifik HALAMAN INI Jam ini memiliki casing 44GS dengan bahan stainless steel yang diperkuat oleh mesin caliber 9S86 yang memiliki tingkat presisi khas Grand Seiko

DIAL BERWARNA PUTIH YANG MEMILIKI TEKSTUR SEPERTI KERTAS WASHI YANG AKAN MEMAMERKAN KERUMITAN POLANYA KETIKA TERPAPAR CAHAYA Warna dial jam dan tulisannya hampir sama dengan aslinya. Pada posisi jam 12 terdapat huruf Seiko dan bukan Grand Seiko agar jam ini terlihat seperti jam vintage aslinya. Pada posisi jam enam terlihat huruf GS dan Hi-Beat; serta angka 36000 yang menandakan frekuensi pergerakan mesin jamnya yang tinggi. Jam tangan ini ditenagai oleh mesin mekanis frekuensi tinggi terbaru dari Grand Seiko, Caliber 9SA4. Sama seperti Calibre 4520, seri 9SA4 dibuat untuk mencapai stabilitas dan presisi tingkat tinggi, berdetak 10 kali per detik; namun, ia memiliki cadangan daya sampai 80 jam saat diputar sepenuhnya berkat Dual Impulse Escapement dan dua barel Grand Seiko yang sangat efisien. Jam SLGW005 hanya dibuat terbatas sebanyak 1.200 buah dan telah tersedia untuk dipesan di butik Grand Seiko. Bagi penggemar Grand Seiko, saat ini juga bisa bersiap untuk meminang jam Grand Seiko SBGJ283G yang akan melakukan debutnya pada bulan Januari 2025. Jam ini merupakan edisi terbatas untuk wilayah Asia Pasifik yang terinspirasi dari keahlian tingkat tinggi dalam pembuatan kertas Washi oleh para artisan di

Jepang. Pembuatan kertas ini telah berusia lebih dari 8 abad dan saat ini masih dibuat oleh tangan. Kertas yang dibuat dari Kozo (pohon Mulberry) ini umumnya digunakan sebagai kertas kaligrafi, hiasan lampion, atau sebagai bagian dari dekorasi ruangan. Untuk itu Grand Seiko membuat dial jam yang terinspirasi dari kertas yang eksotis ini, dengan dial berwarna putih yang memiliki tekstur seperti kertas Washi yang akan memamerkan kerumitan polanya ketika terpapar cahaya. Sementara untuk mempercantik dial putihnya, Grand Seiko juga memberi aksen warna merah pada jarum jam GMTnya yang mewakili buah Kozo yang kontras. Jam ini memiliki casing 44GS dengan bahan stainless steel yang diperkuat oleh mesin caliber 9S86 yang memiliki tingkat presisi khas Grand Seiko. Casing dan gelang stainless steel jam yang digunakan mempunyai ketahanan atas korosi tingkat tinggi, dengan angka PREN (Pitting Resistance Equivalent Number) atau tingkat ketahan terhadap korosi sampai 1.7 lebih tinggi dibandingkan dengan bahan stainless steel yang digunakan pada jam mewah lainnya. Kabar buruknya, para penggemar Grand Seiko perlu berusaha keras untuk mendapatkan jam yang menawan ini, karena Grand Seiko SBGJ283 hanya dibuat sebanyak 150 buah saja dan hanya tersedia di butik di Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam.

CGW MAGAZINE

87


Penulis: Billy Saputra

COLLECTOR’S CORNER

THE LEGEND LIVES ON Momen penghormatan warisan sang legenda sirkuit balap yang mewujud pada jam tangan tourbillon eksklusif edisi terbatas

88

CGW MAGAZINE


TAG HEUER CARRERA CHRONOGRAPH TOURBILLON X SENNA MENGANDALKAN CALIBRE TH20-09 SEBAGAI MESINNYA, YANG MENDUKUNG FUNGSI JAM, MENIT, DETIK, TANGGAL, KRONOGRAF, DAN TOURBILLON

G

ema nama legendaris Ayrton Senna terus melantang di dunia Formula 1, fenomena ini kembali diabadikan dalam invensi karya luar biasa. Terhitung genap tiga puluh tahun semenjak kepergiannya, TAG Heuer bersama Senna Brand merilis TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna. Jam tangan edisi terbatas ini dirancang bukan semata sebagai penunjuk waktu, tetapi juga untuk menghormati perjalanan hidup dan nilai semangat balap yang sarat adrenalin. Momen peluncuran jam tangan sebagai invensi karya ini dibarengi oleh perilisan resmi serial Netflix, Senna, pada 29 November lalu. Edisi jam tangan ini menghubungkan tradisi horologi Swiss dengan penghormatan mendalam terhadap salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah motorsport, menjadikannya koleksi istimewa bagi pecinta jam tangan sekaligus penggemar Senna. Sebuah momen penciptaan untuk mengenang, sekaligus memotivasi generasi berikutnya untuk terus melampaui batas.

Kiprah Ayrton Senna akan kembali dihidupkan kembali melalui layar kaca, yang terdiri dari enam episode. Dibintangi oleh Gabriel Leone, serial ini tidak hanya menggambarkan kejayaan Senna di lintasan balap tetapi juga mengeksplorasi sisi personalnya—mulai dari awal kariernya di Brasil, hingga puncak kejayaannya di Formula 1. Diproduksi dengan dukungan penuh dari keluarga Senna, serial ini membawa penonton mendalami kisah perjuangan, hubungan pribadi, dan pencapaian monumental yang menjadikannya ikon global. Tidak berhenti di sana, jam tangan TAG Heuer vintage, termasuk Senna S/EL Link Chronograph pun dipilih secara khusus untuk menjadi pemeran pendukung—demi menjaga akurasi sejarah. Detail ini dirasa mampu menambahkan kedalaman pada alur cerita, sekaligus memberikan penghormatan yang autentik kepada gaya hidup dan prestasi Senna yang masih relevan hingga detik ini.

HALAMAN SAMPING Kiprah Ayrton Senna akan kembali dihidupkan kembali melalui layar kaca, yang terdiri dari enam episode. Dibintangi oleh Gabriel Leone HALAMAN INI DARI KIRI TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna; Sang legenda sirkuit balap terlihat mengenakan jam tangan TAG Heuer

CGW MAGAZINE

89


COLLECTOR’S CORNER

90

CGW MAGAZINE


JAM TANGAN EDISI TERBATAS INI MENAWARKAN PENGALAMAN EKSKLUSIF BAGI KOLEKTOR DAN PENGGEMAR MOTORSPORT. MISALNYA, DARI PILIHAN TEMALI KARET BIRU DENGAN DETAIL KUNING YANG MENCERMINKAN WARNA KHAS LOGO SENNA

Sebagai simbol kecepatan, keberanian, dan keunggulan, TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna dirancang dengan perhatian yang berfokus pada detail. Bezel karbon bertuliskan “Senna” dengan tachymeter hingga 400 km/jam adalah representasi sempurna dari semangat balap Senna. Dial skeleton dengan motif bendera kotak-kotak melambangkan semangat kemenangan yang selalu ia bawa. Sedangkan pemilihan material titanium grade-2 yang digunakan pada casing menghadirkan desain tegas dengan profil arsitektural tiga dimensi, menyampaikan keseimbangan antara kekuatan dan daya tarik tampilannya. Bagian belakang jam dihiasi dengan gambar helm ikonis Senna, menciptakan pengingat visual akan sang legenda. Diproduksi hanya sebanyak 500 unit, jam tangan penghormatan atlet dunia motorsport ini tentunya akan menjadi incaran para kolektor.

Jam tangan edisi terbatas ini menawarkan pengalaman eksklusif bagi kolektor dan penggemar motorsport. Misalnya, dari pilihan temali karet biru dengan detail kuning yang mencerminkan warna khas logo Senna menambah sentuhan personal yang membedakannya dari koleksi lainnya. Menjadi rancangan elemen yang mencerminkan hasrat, keberanian, dan kegigihan yang menjadi ciri khas Senna di lintasan balap. Jam tangan ini pun tidak hanya menjadi pernyataan beraksesori, tetapi juga simbol koneksi emosional yang dalam dengan sang pembalap. Antoine Pin, CEO TAG Heuer, menjelaskan bahwa, “jam tangan ini adalah penghormatan bagi “semangat abadi Ayrton Senna” dan sebuah lawatan sejarah untuk menginspirasi generasi mendatang. Edisi ini adalah kombinasi sempurna antara teknologi mutakhir dan penghargaan atas sejarah luar biasa motorsport.”

HALAMAN SAMPING TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna dengan bezel karbon bertuliskan “Senna” dengan tachymeter hingga 400 km/jam dan dial skeleton dengan motif bendera kotak-kotak HALAMAN INI DARI KIRI Bagian belakang jam dihiasi dengan gambar helm ikonis Senna; Bahan titanium grade-2 pada casing menghadirkan desain tegas dengan profil arsitektural tiga dimensi; Diproduksi hanya sebanyak 500 unit, dikemas dalam kotak khusus yang eksklusif

CGW MAGAZINE

91


COLLECTOR’S CORNER

Warisan Kolaborasi TAG Heuer dan Senna Kolaborasi antara TAG Heuer dan Ayrton Senna bermula pada tahun 1988, ketika Senna didaulat menjadi duta merek ini. Dalam perjalanan kariernya yang gemilang, Senna kerap mengenakan dan mempopulerkan berbagai jam tangan TAG Heuer, termasuk lini Carrera. Kemitraan ini tidak hanya memperkenalkan inovasi dalam horologi, tetapi juga menampilkan kesamaan nilai, seperti kecepatan, presisi, dan keberanian. Sebelumnya, TAG Heuer juga merilis edisi khusus Chronograph Tourbillon pada tahun 2018 dan 2019, yang telah memikat kolektor dan pecinta motorsport. Kini, TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna melanjutkan tradisi ini, membawa penghormatan mereka ke babak baru dengan desain yang lebih mendalam dan personal.

92

CGW MAGAZINE

TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon x Senna mengandalkan Calibre TH20-09 sebagai mesinnya, yang mendukung fungsi jam, menit, detik, tanggal, kronograf, dan tourbillon. Bagian dial jamnya dirancang dengan gaya skeleton, dilapisi black plated fine brushed dengan sentuhan dekorasi hitam bertekstur di tengah. Flange biru dilengkapi skala detik/ menit dengan outline hijau, menambah dimensi visual yang unik. Terdapat dua counter: pada posisi pukul 3, chronograph menit dengan desain skeleton “azuré” biru dan jarum terbuka berwarna kuning; di pukul 9, counter jam dengan logo “S” khas Senna dalam warna kuning. Dial ini dilengkapi indeks rhodium plated yang mengilap dengan dekorasi hitam, serta jarum jam dan menit berlapis Super-LumiNova® putih untuk visibilitas tinggi. Logo TAG Heuer yang dipoles, bersama tulisan “CARRERA” dan “SWISS MADE,” memberikan sentuhan akhir. Jam ini juga tahan air hingga kedalaman 100 meter.


TERHITUNG GENAP TIGA PULUH TAHUN SEMENJAK KEPERGIANNYA, TAG HEUER BERSAMA SENNA BRAND MERILIS TAG HEUER CARRERA CHRONOGRAPH TOURBILLON X SENNA

Jam tangan ini tidak hanya mencerminkan keunggulan teknis TAG Heuer, tetapi juga semangat Senna yang abadi. Bianca Senna, CEO Senna Brand, mengatakan, “Kami berharap penghormatan ini tidak hanya merayakan hidup Ayrton yang luar biasa, tetapi juga menginspirasi generasi mendatang untuk berjuang meraih kehebatan.” Melalui jam tangan ini, TAG Heuer mengingatkan kita bahwa semangat seorang juara sejati tidak pernah padam. Ini adalah perwujudan nyata bentuk penghormatan warisan, dedikasi, dan inspirasi, sekaligus motivasi bagi siapa pun yang ingin melampaui batas mereka sendiri.

HALAMAN SAMPING Jam tangan TAG Heuer vintage, Senna S/EL Link Chronograph S.25.706C yang ikonik HALAMAN INI Dalam perjalanan kariernya yang gemilang, Ayrton Senna kerap mengenakan dan mempopulerkan berbagai jam tangan TAG Heuer, termasuk lini Carrera

CGW MAGAZINE

93


HOL I DAY G I F T G U I D E

BREITLING’S TREASURE TROVE Menyambut musim liburan ini, kami pilihkan Panduan Hadiah Liburan dari berbagai merek ternama, dimulai dari Breitling

P

enggemar jam tangan dan pencari kemewahan tentunya menginginkan hadiah terbaik bagi diri sendiri maupun orang-orang yang spesial dalam kehidupan mereka. Musim liburan ini, Santa Squad dari Breitling memiliki misi untuk memberikan hadiah yang presisi dengan gaya dan sentuhan petualangan dan telah menyusun pilihan terbaik untuk panduan hadiah liburan Anda. Rayakan musim liburan dengan jam tangan mewah Breitling yang cocok untuk gaya hidup Anda!

94

CGW MAGAZINE

DILENGKAPI DENGAN GELANG ROULEAUX IKONIK BREITLING DENGAN GESPER KUPUKUPU, JAM TANGAN INI MEMANCARKAN KEMEWAHAN YANG HALUS


serbaguna dalam bahan perak murni dan emas merah. Dilengkapi dengan gelang Rouleaux ikonik Breitling dengan gesper kupu-kupu, jam tangan ini memancarkan kemewahan yang halus. Bezel emas merah 18 karatnya dihiasi berlian hasil laboratorium yang dapat dilacak, menambah sentuhan gemerlap. Pilihan lain, Chronomat B01 42 yang dikembangkan pada tahun 1983 sebagai jam tangan yang menentang tren jam kuarsa ultratipis pada masa itu sekaligus menandai ulang tahun Breitling yang ke-100 dengan penuh gaya. Hadir dalam emas merah 18 karat yang dipasangkan dengan karet yang menyerupai gelang khas Rouleaux dari koleksi ini, dan didukung oleh Manufacture Caliber 01, mesin kronograf andalan Breitling.

SANG JETSETTER YANG IKONIK Bari para pelancong yang canggih dan telah meninggalkan jejak mereka di seluruh dunia, Breitling Navitimer yang legendaris adalah jam tangan yang cocok bagi para jetsetter ikonik. Lini Navitimer Automatic 36 yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1952 sebagai alat untuk memetakan jalur pilot yang kini telah berkembang menjadi simbol perjalanan pribadi, hadir dengan ukuran casing 36mm, cocok bagi mereka yang lebih menyukai jam tangan dengan diameter lebih kecil. Dengan dial dari mutiara dan bahan berharga, jam tangan ini memancarkan pesona mewah seperti perhiasan. Navitimer B01 Chronograph 43 adalah pilihan lain yang tak kalah mewahnya, selebritas seperti Miles Davis dan Serge Gainsbourg juga merupakan penggemar beratnya. Jam tangan ini menampilkan mistar geser pipih khas dan kembalinya sayap Asosiasi Pemilik dan Pilot Pesawat (AOPA) dari aslinya.

SPORTY NAMUN ELEGAN Para penggemar petualangan cocok memilih lini Breitling Chronomat yang kontemporer ini. Sebagai penghormatan kepada desain berani tahun 80-an yang membawa jam tangan mekanis kembali menjadi mode, hadir koleksi Super Chronomat Automatic 38 yang serbaguna dan ramping, menawarkan kesempurnaan

PENGGEMAR AIR Dirancang untuk petualangan air, jam tangan laut yang bergaya ini sangat cocok untuk mereka yang menggemari aktivitas olahraga air dan menikmati kehidupan di pantai. Koleksi Superocean Heritage B20 yang terinspirasi oleh jam tangan selam asli Breitling dari tahun 1957, memadukan fitur desain ikonik dengan sentuhan modern. Jam tangan ini memiliki jarum berbentuk segitiga serta bezel berlapis keramik, subdial kontras tinggi, serta jarum dan indeks berpendar. Jam ini kedap air dan tahan aus. Dengan casing baja tahan karat dan emas merah 18 karat, Superocean Heritage 42mm ini dilengkapi dengan tali karet jala biru dan ditenagai oleh kaliber B20 buatan Breitling. Versi lain adalah Superocean Automatic 36 yang cocok untuk menjelajahi lautan atau bersantai di tepi pantai. Dilengkapi bezel berlapis keramik dan dial jam berwarna cerah serta jarum dan indeks lebar dalam Super-LumiNova® berpendar, jam tangan ini dibuat agar mudah dibaca di bawah air karena tahan air hingga kedalaman 300 meter serta tahan guncangan, pasir, dan air asin. Tali jam dari baja tahan karat dan karet putih dengan kait lipat memungkinkan penyesuaian mikro hingga 15mm agar mudah dikenakan di atas pakaian selam. HALAMAN SAMPING Santa Squad dari Breitling siap dengan misi mereka untuk memberikan panduan hadiah liburan HALAMAN INI DARI ATAS Navitimer Automatic 36 yang mewah, dan Navitimer B01 Chronograph 43 yang elegan; Superocean Automatic 36 dalam warna putih dan Superocean Heritage B20 dengan diameter 42mm dan tali karet jala biru; Chronomat B01 42 dari emas 18 karat dan tali karet motif gelang khas Rouleaux, dan Super Chronomat Automatic 38 dengan gelang Rouleaux ikonik Breitling

CGW MAGAZINE

95


HOL I DAY G I F T G U I D E

TALES OF PRECISION Untuk menyambut musim liburan tahun ini, Omega meluncurkan koleksi eksklusifnya yang mewah, diwujudkan dalam alam semesta merah yang berkilauan

96

CGW MAGAZINE


MATERIAL LUAR ANGKASA KUNO INI BERUSIA SEKITAR 4,5 MILIAR TAHUN, TETAPI SEKARANG MELAMBANGKAN SETIAP DETIK YANG TEPAT DI SIANG HARI

Seamaster Aqua Terra menampilkan tampilan kemewahan yang tenang, sekaligus menggambarkan kekayaan warisan laut Omega, model dengan diameter 38mm ini dilengkapi dial jam hitam berpernis dan mesin Kaliber Chronometer Master Koaksial 8800 untuk akurasi yang andal di pantai, atau di kedalaman 150 meter di bawah ombak. Speedmaster 38mm dibuat untuk penyempurnaan murni, jam tangan 38mm ini mengikuti tampilan Moonwatch legendaris Omega, yang dipercaya oleh para astronot untuk presisi di luar angkasa. Kronograf berukuran sempurna untuk seseorang dengan jiwa petualang dan gaya anggun.

MATERIAL LUAR ANGKASA KUNO INI BERUSIA SEKITAR 4,5 MILIAR TAHUN, TETAPI SEKARANG MELAMBANGKAN SETIAP DETIK YANG TEPAT DI SIANG HARI

O

mega memeriahkan musim perayaan kali ini dengan kampanye bertajuk “Tales of Precision” yang elegan, lengkap dengan latar belakang warna merah terang yang identik dengan Omega, bersama dengan simbol merek yang simbolis, seperti astronot Speedmaster, bintang Constellation, gelombang Seamaster, dan nama De Ville. Perayaan yang gemerlap ini mengungkap “Kisah Presisi” yang dapat ditemukan di keempat keluarga jam tangan ikonik Omega. Menjangkau dari luasnya angkasa hingga lautan yang berkilauan, ini adalah warisan keakuratan Omega yang menunggu untuk diungkapkan. Sepanjang musim perayaan ini, setiap visi pasti akan mengingatkan para pembeli bahwa semua hal baik datang dalam bungkusan merah. Siapkah Anda menyambut kemeriahan Tahun Baru dengan penunjuk waktu yang mewah? Kami pilihkan empat koleksi Omega yang patut Anda miliki di musim ini.

De Ville Prestige memamerkan presisi dan kesederhanaan dalam jam tangan baja tahan karat 40mm. De Ville dibuat untuk kehidupan di kota yang sibuk, dan jam tangan ini membuat Anda tepat waktu di setiap saat yang penting, dengan dial jam hitam berbentuk kubah, dengan detail dari Emas Sedna™ 18K, dan mesin Kaliber 8800 Co-Axial Master Chronometer. Koleksi Constellation Meteorite seakan hadir langsung dari bintang, berdiameter 41mm dan dial jam terbuat dari meteorit asli. Material luar angkasa kuno ini berusia sekitar 4,5 miliar tahun, tetapi sekarang melambangkan setiap detik yang tepat di siang hari, berkat mesin Kaliber 8900 Co-Axial Master Chronometer di dalam jam tangan. HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Omega Seamaster Aqua Terra; Omega Speedmaster 38mm; Omega Constellation Meteorite; Omega De Ville Prestige HALAMAN INI DARI ATAS Empat koleksi dari lini jam tangan ikonik Omega; Constellation Meteorite memamerkan dial jam yang terbuat dari meteorit asli

CGW MAGAZINE

97


HOL I DAY G I F T G U I D E

GREEN HORIZON Kapsulasi keharmonisan waktu dan keindahan Bumi kini terpadu dalam mahakarya Frederique Constant terbaru

N

ikmati kemudahan melacak waktu di seluruh dunia hanya dengan satu pandangan, baik saat Anda bepergian untuk urusan bisnis, atau sekadar menikmati gaya hidup kosmopolitan. Frederique Constant Worldtimer hadir sebagai perpaduan sempurna antara fungsi praktis dan pendamping utama bagi mereka yang hidup dengan perspektif global dan visi ke depan. Hingga saat ini, Classic Worldtimer Manufacture telah hadir dengan tiga warna utama yang terinspirasi dari elemen Bumi: biru lautan, hitam senja, dan putih siang hari. Kini, seri ini semakin lengkap dengan dua edisi terbatas berwarna hijau hutan, yang menghadirkan nuansa kontemporer. Setiap jam tangan dirancang dengan diameter 42 mm dan tersedia dalam dua pilihan material: baja (718 unit) dan emas merah muda 18 karat (36 unit). Pada bagian dial, terpampang hamparan peta dunia yang mendetail, jendela tanggal, dan lingkaran waktu yang mewakili 24 kota di dunia.

98

CGW MAGAZINE

Tiap jam tangannya dilengkapi oleh sentuhan akhir berupa temali kulit hijau tua yang memancarkan kesan menenangkan. Di balik desainnya yang menawan, terdapat mesin jam kaliber Manufacture yang memastikan keakuratan waktu, baik untuk jarum tanggal maupun zona waktu dari 24 kota yang tertera. Dengan pendekatan yang mengutamakan kemudahan, semua fungsi jam tangan ini dapat diatur hanya melalui tombol pemutar jam, memberikan pengalaman penggunaan yang sederhana namun canggih. Dimensi warna keempat, hijau subur yang melambangkan dedaunan hutan, pegunungan, dan perbukitan dunia—adalah elemen yang sebelumnya absen dari koleksi ini. Para kolektor telah menantikannya kembali sejak pertama kali diperkenalkan oleh Frederique Constant pada tahun 2018. Warna ini, yang kini menjadi salah satu tren paling diminati dalam industri horologi, karena selain untuk merayakan kesuburan planet Bumi, warna hijau pun identik dengan keberuntungan.


Penulis: Billy Saputra

JARUM JAMNYA YANG BERCAHAYA AKAN BERGESER, MELINTASI DIAL YANG SANGAT MUDAH DIBACA, BERKAT TAMPILAN NAMA DARI 24 KOTA YANG MENGELILINGI DISK 24 JAM

Area dial jam tangan ini memancarkan efek sunburst hijau lembut nan harmonis, dengan peta dunia yang menjadi pusat perhatian. Relief benua yang menonjol memberikan tampilan berdetail tinggi, memisahkan daratan dari lautan dengan sentuhan akhir yang dipoles mengilap. Benua-benua tampak menonjol dengan cahaya yang berubah perlahan sesuai sudut pencahayaan, menciptakan kesan dinamis pada latar hijau yang subur. Pada posisi pukul enam, terdapat jendela tanggal yang menjadi ciri khas Manufacture Frederique Constant. Detailnya mencakup pusat guilloché bermotif sunburst senada peta dunia, yang menonjolkan jarum penunjuk tanggal, serta cincin berefek matte yang memastikan keterbacaan maksimal tanpa pantulan mengganggu. Elemen ini dibingkai dengan ukiran melingkar yang menambah permainan tekstur pada keseluruhan desain. Untuk memastikan kejelasan yang optimal, setiap penanda jam dilapisi dengan Super-LumiNova, sehingga mudah dibaca bahkan dalam kondisi gelap. Detail estetis lainnya adalah kecocokan sempurna antara warna bingkai penanda dengan material case dan jarum jam (emas merah muda atau baja), menciptakan tampilan yang benar-benar serasi. Jarum jamnya yang bercahaya akan bergeser, melintasi dial yang sangat mudah dibaca, berkat tampilan nama dari 24 kota secara lengkap (bukan dalam singkatan seperti yang sering ditemukan pada jam tangan worldtimer lainnya) yang mengelilingi disk 24 jam. Disk ini terbagi menjadi dua bagian: area terang untuk siang hari dan area hijau gelap untuk malam hari. Desain ini menghilangkan kebutuhan akan indikator siang-malam tambahan, sehingga menghasilkan dial yang lebih bersih dan berhasil menambahkan kesan praktis.

Jam tangan Frederique Constant, termasuk Classic Worldtimer Manufacture, mengusung filosofi “accessible luxury,” yang tercermin dalam setiap aspek desain, termasuk sisi teknisnya. Semua fungsi jam dapat diatur melalui tombol jam utama. Dalam posisi default, tombol jam digunakan untuk memutar manual pergerakan otomatis dengan cadangan daya hingga 38 jam. Sedangkan metode pengoperasiannya, dengan memutar tombol jam ke atas pada posisi pertama, Anda dapat mengatur tanggal. Sementara itu, memutar tombol jam ke bawah memungkinkan Anda menyesuaikan cakram kota untuk menyelaraskan waktu lokal dengan posisi tengah hari, sekaligus mengaktifkan fungsi worldtimer. Cakram 24 jam akan menyesuaikan secara otomatis. Pada posisi tarikan kedua, tombol jam dapat digunakan untuk mengatur jarum jam dan menit. Bagian belakang jam tangan, yang terbuat dari kristal safir, memperlihatkan mekanisme presisi yang dihias indah dengan pola beading dan Côtes de Genève, sebuah penghormatan pada tradisi tinggi dari teknik cipta pembuatan jam Swiss. Edisi terbatas dari Classic Worldtimer Manufacture ini terdiri atas 36 unit dengan case emas merah muda 18 karat, lengkap dengan jarum jam, penanda, dan pengait deployment yang serasi, serta 718 unit dengan case baja membawa detail luar yang serupa. Siapkah Anda menjelajah bersamanya?

HALAMAN SAMPING Edisi terbatas dari Frederique Constant Worldtimer yang terdiri atas 36 unit dengan case emas merah muda 18 karat HALAMAN INI DARI KIRI Frederique Constant Worldtimer cocok bagi mereka yang hidup dengan perspektif global; Versi dari baja yang terdiri atas 718 unit saja

CGW MAGAZINE

99


Penulis: Billy Saputra

HOL I DAY G I F T G U I D E

TIMELESS REVERIE Kreasi jam tangan musim liburan dari Rado, dirancang untuk merayakan keindahan skelet, ketegaran keramik, dan makna puitis

M

usim liburan selalu membawa kehangatan tersendiri, dan kali ini, Rado mengajak para pecinta jam tangan untuk merasakan momen magis melalui kampanye terbarunya, Feel The Moment. Dengan sentuhan sinematik yang hangat, video kampanye ini menggambarkan sebuah perjalanan istimewa, menaiki gondola malam yang melintasi puncak gunung bersalju, dihiasi lanskap alam musim dingin yang menenangkan. Mengingatkan pada film animasi musim liburan, setiap gondola diselimuti jendela kubah kaca yang melindungi jam tangan Rado. Tiap fragmen dalam video memancarkan representasi dari mimpi dan harapan yang begitu kuat. Perjalanan video kemudian membawa siapa pun yang menyaksikannya ke sebuah butik fantasi di puncak gunung, tempat di mana keindahan desain dan teknologi berpadu dalam harmoni. Di sinilah Rado memperkenalkan tiga karya seni yang merangkum semangat liburan: Captain Cook, True Square Open Heart, dan Centrix Super Jubilé, masing-masing dirancang untuk merayakan keindahan skelet, ketegaran keramik, dan makna puitis.

100 CGW MAGAZINE

Ketiga elemen yang sebelumnya telah disebutkan mampu menjadi benang merah, meski ketiga jam tangan terbaru dari Rado memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, Rado, sebagai Master of Materials, telah memantapkan reputasinya sejak 1986 dengan mengandalkan bahan keramik yang tahan gores, sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen jam tangan modern selama beberapa dekade. Material ini tidak hanya tangguh tetapi juga elegan,


KETERBUKAAN DESAIN YANG MENGAGUMKAN MEMAMERKAN MESIN JAM R808-NYA, YANG DIHIASI 25 PERMATA DAN DEKORASI CÔTES-DE-GENÈVE YANG MENCIPTAKAN KONTRAS MENAWAN menjadikannya simbol inovasi dan keabadian. Selain itu, desain dial terbuka pada setiap model mencerminkan transparansi dan kedekatan, nilai-nilai yang selaras dengan semangat Natal. Dengan desain yang memungkinkan pelanggan melihat mekanisme mesin di dalamnya, Rado tidak hanya merayakan perubahan musim tetapi juga mengajak kita merenungkan kembali makna mendalam dari sebuah teknik cipta yang dipertahankan. Koleksi Rado dari seri Captain Cook terbaru hadir sebagai bintang utama dari katalog liburan Rado yang sarat kemewahan. Dengan case dan gelang jam berbahan keramik teknologi tinggi berbahan matte hitam yang berpadu bezel serta crown baja stainless berlapis PVD emas merah muda—memancarkan simetri antara rupa dan ketangguhan. Jam tangan ini pun mempertahankan elemen klasiknya, seperti kristal safir berbentuk kotak, namun kali ini dipadukan dengan dial skelet bergradasi smoky yang memberi kesan misterius dan intens. Keterbukaan desain yang mengagumkan memamerkan mesin jam R808-nya, yang dihiasi 25 permata dan dekorasi Côtes-de-Genève yang menciptakan kontras menawan. Mekanisme ini mampu bekerja tanpa henti hingga 80 jam, mengiringi setiap momen liburan penggunanya dengan presisi sempurna tanpa cemas kehabisan daya. Sebuah kombinasi yang menyelaraskan akurasi dan kesan andal. Seri True Square Open Heart adalah bentuk perayaan murninya rasa sukacita dalam bentuk jam tangan. Dengan case keramik

teknologi tinggi putih yang berkilauan dan lekuk case lembut yang menjadi favorit para penggemar Rado, model ini menyajikan desain yang memanjakan mata sekaligus sentuhan nyaman di kulit. Dalam bingkai desainnya yang ceria dan terbuka, tersembunyi mesin otomatis R734 Open Heart yang andal. Bagian belakang jam menghadirkan kaca safir kedua pada case titanium-nya, memungkinkan mekanisme terlihat jelas dari segala sudut. Detail seperti komponen osilasi pemberat, poros bertatahkan permata, dan sentuhan akhir Côtes-de-Genève pada penahan mesin jamnya, semuanya terlihat berpadu sempurna dengan estetika caliber yang didekorasi sedemikian rupa. Gelang jam keramik putih yang ringan dan lembut menyempurnakan desain ini, menghadirkan kenyamanan dan daya tarik kilau yang menyatu. Penyimpanan daya hingga 80 jam, menjadikan jam tangan ini pendamping ideal selama musim perayaan. Terakhir adalah seri Centrix Open Heart Super Jubilé yang menyempurnakan trio jam tangan perayaan ini, seperti duduk di depan perapian selama masa senja musim dingin yang begitu hangat. Dengan elemen puitis yang terjalin dalam desainnya, jam tangan ini adalah simbol murninya rasa cinta dan kemewahan, masih sejalan dengan momen liburan penghujung tahun. Komponen jembatan bulatnya dihiasi 86 berlian potongan Top Wesselton penuh yang berkilau, sementara 12 berlian lainnya sebagai penanda jam. Sentuhan akhir PVD emas merah muda pada komponen baja stainless-nya memadankan keramik cokelat pada case dan baris tengah gelang, menciptakan harmoni warna yang hangat dan elegan. Di dalamnya, mesin otomatis R734 dengan hairspring Nivachron™ dan komponen canggih menawarkan cadangan daya hingga 80 jam. Melalui kristal safir melengkung, pemiliknya dapat mengagumi keindahan mekanisme yang elusif dan daya pikat tak berujungnya. Seperti gondola yang membawa penumpang melintasi lanskap bersalju, ketiga model terbaru dari Rado ini mengajak pemiliknya pada perjalanan emosional yang menyatukan kemewahan, kehangatan, dan cerita abadi.

HALAMAN SAMPING DARI ATAS Tiga karya seni Rado yang merangkum semangat liburan: True Square Open Heart, Captain Cook dan Centrix Super Jubilé; Duta merek Rado, Ji Chang-wook mengenakan jam Rado Captain Cook Skeleton HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Rado Captain Cook Skeleton terbaru; Centrix Open Heart Super Jubilé yang mewah bertatahkan berlian; True Square Open Heart yang elegan dalam bahan keramik warna putih

CGW MAGAZINE

101


HOL I DAY G I F T G U I D E

FROM GERMANY WITH LOVE Persembahan dari Leica yang tidak hanya terbatas pada kamera, melainkan juga kehadiran dua versi jam tangan Edisi Terbatas yang elegan

K

ami pilihkan dua versi jam tangan Edisi Terbatas dari merek mewah asal Jerman, Leica yang pertama diperkenalkan pada Oktober tahun lalu ini adalah langkah mereka ke arah yang baru. Koleksi pertama adalah Leica ZM 11 yang menawarkan indikasi waktu tiga jarum di tengah yang klasik dan tampilan tanggal di pukul 3. Tampilan jam Leica ZM bak kanvas tempat cahaya dan bayangan berkolaborasi untuk menciptakan kedalaman. Dial jam berlapis ganda yang bertransisi dari hitam ramping menjadi merah terang, tergantung pada perspektif pemirsa. Tampilan jam ini adalah yang pertama dari jenisnya yang mencapai efek gradien melalui pengerjaan mekanis yang presisi, alih-alih mengandalkan visual cetak. Jarum jam dipotong seperti berlian, berpotongan halus, dan menampilkan kombinasi permukaan yang disikat dengan pasir yang memantulkan cahaya dengan anggun saat menangkapnya. Anda akan melihat bahwa Leica tidak main-main, balikkan jam tangan yang berdiameter 41mm ini. Direkayasa oleh mitra mereka Chronode, pengembang mesin jam Swiss, mesin jam Leica Calibre LA-3001 otomatis hadir menonjol dengan presisi -4/+6 detik per hari dan waktu pengoperasian 60 jam. ZM 11 diukur dalam lima posisi, menjamin

102 CGW MAGAZINE

keakuratan setiap saat dan dihiasi dengan 35 permata. Dibungkus dalam casing titanium atau baja tahan karat, tahan air hingga 100 meter, mesin calibre merangkum estetika khas desain Leica. Terdapat beberapa pilihan, yaitu ZM 11 Titanium Launch Edition dengan dial jam warna hitam dan merah, edisi terbatas hanya 250 jam tangan; Versi ZM 11 Titanium Coffee Black, dengan dial hitam hangat; dan ZM11 Steel Midnight Blue dari baja dengan dial biru dan hitam. Harga EUR 6.800 (sektiar IDR 114,6 juta) untuk Leica ZM 11 Steel, sepasang dengan karet atau tali kain dan EUR 8.150 (sekitar IDR 137,3 juta) untuk Leica ZM 11 Titanium. Versi yang lebih mewah adalah Leica ZM 1 Gold Limited Edition, jam tangan terbaru dalam perjalanan Leica, sebagai bentuk penghormatan kepada warisan Leica yang kaya akan keahlian perintis. Diproduksi terbatas 50 buah, koleksi ini menyatukan dua logam paling bergengsi, emas 18 karat 4N, serta Titanium Kelas 5 berkekuatan tinggi, material yang dipuji karena daya tahannya dalam industri kedirgantaraan dan otomotif, menjadikan seri ini sebuah mahakarya eksklusif. Jam tangan mewah ini dibangun berdasarkan keberhasilan jam tangan Leica ZM, dan sebagai


DIPRODUKSI TERBATAS 50 BUAH, LEICA ZM 1 GOLD LIMITED EDITION MENYATUKAN DUA LOGAM PALING BERGENGSI, EMAS 18 KARAT 4N, SERTA TITANIUM KELAS 5 BERKEKUATAN TINGGI penghormatan modern kepada kamera edisi emas pertama Leica – IA Luxus, yang diperkenalkan tahun 1929. Dial jamnya memiliki tingkat warna khusus, dengan efek sunburst yang dicapai melalui teknik kuas yang terampil dengan tangan. Indeks dan jarum jam digalvanisasi dengan halus, mencerminkan kehangatan casing emas. Di bawah permukaannya terdapat mesin Leica Calibre LH1001, yang diproduksi dan dirakit dengan tangan di pabrik Lehmann Präzision, di Black Forest, Jerman, yang menjalani uji regulasi lima sumbu yang ketat. Hanya diproduksi sebanyak 50 buah, Leica ZM 1 Gold Limited Edition tersedia secara eksklusif melalui janji temu pribadi di sejumlah toko Leica terpilih di seluruh dunia, termasuk Jerman, Swiss, Inggris, AS, Jepang, Singapura, dan beberapa negara lain. Harga SGD 41.000 (sekitar IDR 488 juta). Untuk keterangan lebih lanjut tentang koleksi ini, silakan hubungi Leica Store Raffles Hotel Arcade, Singapura, atau Leica Indonesia di Plaza Senayan, Jakarta. Kamera Leica Q3 43 adalah jawaban atas permintaan dari komunitas Leica untuk lensa standar yang serbaguna dengan Leica Q3 43 baru, yang membuka kemungkinan kreatif baru untuk potret dan fotografi jalanan. Lensa APO-Summicron 43 f/2 ASPH baru, yang dikembangkan khusus oleh Leica, dirancang tanpa kompromi untuk kualitas gambar dan menggambarkan pemandangan sebagaimana mata manusia melihatnya. Selain lensa, Leica Q3 43 yang baru

juga terlihat berbeda dengan model saudaranya, Leica Q3, dengan panjang fokus 28 mm. Kulit abu-abu baru ini menonjol secara elegan dari casing kamera hitam dan menonjolkan desain abadi yang menjadi ciri khas kamera Leica di seluruh dunia. Leica Q3 43 akan segera tersedia secara global di semua Toko Leica, Toko Online Leica, dan dealer resmi. www.leicastoreid.com HALAMAN SAMPING DARI KIRI ZM 11 Titanium Titanium Coffee Black dengan dial hitam; ZM11 Steel Midnight Blue dari baja dengan dial biru dan hitam. Mesin Leica Calibre LA-3001 otomatis terlihat dai bagin belakang case jam. Foto-foto: Kristian Dowling, COP Jerman HALAMAN INI DARI ATAS Leica ZM 1 Gold Limited Edition yang elegan, dalam casing emas 18 karat 4N, dan Titanium Kelas 5; Kamera Leica Q3 43 dengan Lensa APO-Summicron 43 f/2 ASPH baru

CGW MAGAZINE

103


SPECIAL REPORT

THE FUSION OF ART & INDUSTRY Pembukaan Bvlgari Manufacture d’Habillage de Saignelegier dengan fasilitas studio métiers d’art barunya menandai babak baru dalam industri jam tangan mewah

T

eknologi dan industri pembuatan jam tangan mewah dan kerajinan tangan dekoratif kuno bertemu di bawah satu atap dengan diresmikannya Bvlgari Manufacture d’Habillage yang dirancang ulang di Saignelégier, Swiss, yang memamerkan fasilitas bengkel seni baru mereka sebagai bagian dari renovasi komprehensif manufaktur tersebut. Penerbit majalah Collector’s Guide-Watches Indonesia adalah salah satu media pertama yang beruntung mendapatkan undangan VIP untuk hadir pada pembukaan manufaktur milik Bvlgari yang megah ini, dan menyaksikan langsung kegiatan di pabrik Saignelégier yang baru diperluas dan direnovasi ini.

104 CGW MAGAZINE

CEO Bvlgari, Jean-Christophe Babin, yang didampingi Catherine Eberlé-Devaux dan seluruh tim Bvlgari serta para CEO perusahaan maupun CEO Divisi Jam Tangan LVMH, Frédéric Arnault, menyambut kami di pembukaan studio Métiers d’Art baru di Saignelégier pada hari Kamis, 14 November lalu. Sebelum acara peresmian yang berlangsung hangat dan akrab, kami diajak untuk mengikuti kegiatan mewarnai dan menghias sketsa burung merak, lengkap dengan bulu warna-warninya yang mengingatkan kami pada salah satu dial (pelat) jam Bvlgari yang mewah dan artistik. Setelah pidato pembukaan dan presentasi yang disampaikan oleh Jean-Christophe Babin dan Frédéric Arnault, yang dilanjutkan


PABRIK SAIGNELÉGIER YANG TERLETAK DI PEGUNUNGAN JURA DI SWISS INI ADALAH PILAR PENTING DIVISI PEMBUATAN JAM TANGAN BVLGARI

jam Bvlgari yang sangat indah dan eksklusif, yang secara halus memadukan tradisi dan inovasi. Sejak dibuka pada tahun 2019, Saignelégier telah menjadi pusat untuk dekorasi jam tangan yang mewujudkan keunggulan pengetahuan dan keterampilan jam Swiss. Kini, tempat bergengsi ini telah direnovasi dan diperluas, dan Bvlgari secara signifikan telah memperkuat strategi manufaktur terpadunya. Pabrik Saignelégier yang terletak di Pegunungan Jura

dengan sesi tanya-jawab, mereka juga sekaligus merayakan 25 tahun pembuatan jam tangan LVMH di Swiss. Presentasi ditutup dengan berfoto bersama seluruh perwakilan dari rumah pembuat jam di LVMH yang menandai pembukaan manufaktur megah ini, terlihat hadir CEO Zenith, Benoit de Clerk, CEO TAG Heuer, Antoine Pin, Managing Director Bvlgari Horlogerie, Jonathan Birnbaum, dan CEO & Creative Director L’Epée 1839, Arnaud Nicolas.

HALAMAN SAMPING Gedung Bvlgari Manufacture d’Habillage de Saignelegier yang megah

Acara kemudian dilanjutkan dengan tur berpemandu ke studio Métiers d’Art yang baru. Dalam tur yang dibagi dalam beberapa grup ini, kami diajak untuk menyaksikan sendiri bengkel seni luar biasa yang didedikasikan untuk pembuatan berbagai pelat

HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM Presentasi dari CEO Bvlgari, Jean-Christophe Babin; Benoit de Clerk, Antoine Pin, Frédéric Arnault, Jean-Christophe Babin, Jonathan Birnbaum, dan Arnaud Nicolas berfoto bersama; Berbagai keahlian langka dan teknik artistik Bvlgari seperti marquetry batu keras, marquetry bulu burung merak, hingga lukisan mikro

CGW MAGAZINE

105


SPECIAL REPORT

di Swiss ini adalah pilar penting divisi pembuatan jam tangan Bvlgari, dan setelah mengalami renovasi dan perluasan yang signifikan, pabrik ini menjadi tempat produksi pelat dan casing jam mewah mereka. Dengan penambahan lantai baru, lokasi ini telah berkembang dari 3.400 menjadi 4.400 meter persegi. Skalanya, dengan keragaman kerajinan yang ditampungnya, memungkinkan Bvlgari untuk sepenuhnya memanfaatkan sinergi yang ditawarkan oleh integrasi vertikal. Perluasan kapasitas untuk produksi casing kelas atas dengan peralatan industri mutakhir dimungkinkan karena Bvlgari berinvestasi pada peralatan industri mutakhir, sehingga dapat mengimbangi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Kini pabrik Saignelégier telah dilengkapi dengan berbagai mesin produksi modern berskala besar yang mampu memenuhi produksi skala kecil dan menengah. Ruang yang ada sudah didesain ulang demi meningkatkan alur kerja dan mendorong pertukaran ide, dengan tujuan meningkatkan standar dalam hal kualitas produksi secara keseluruhan. Khususnya, ruang baru yang didedikasikan untuk “Artmanship”, yaitu perpaduan dari Seni dan Keahlian (Art and Craftsmanship), yang dibangun di jantung produksi. Seperti diungkapkan CEO Bvlgari saat konferensi pers, karena

106 CGW MAGAZINE

keberhasilan koleksi ikonik Bvlgari seperti Serpenti, Octo Finissimo, Bvlgari Bvlgari, dan jam tangan berhiaskan perhiasan mewah mereka yang mengalami peningkatan demand (permintaan) yang nyata, yang membutuhkan pelat jam yang dibuat dengan métiers d’art (kerajinan dan teknik artistik) tradisional. Pelat jam yang lahir dari perpaduan keahlian langka dan teknik artistik itu kini akan dibuat di studio khusus untuk marquetry batu keras, marquetry bulu merak, pemasangan permata, dan lukisan mikro. Kami diajak melihat langsung studio Métiers d’Art yang lapang dan modern itu, terasa sangat hening, yang memberi para perajin suasana tenang untuk tempat mereka dapat mengeksplorasi kreativitas mereka. Berbagai mahakarya ikonik Bvlgari membutuhkan perajin dengan keahlian artistik tingkat tinggi untuk membuat pelat jam yang berkelas, seperti penggunaan bulu burung merak untuk menghiasi pelat jam Divas Dream Peacock. Atau mungkin Anda masih ingat hiasan pada koleksi Lucea dengan pelat jam marquetry yang terbuat dari pecahan malachite hijau mengilap, dan jam tangan perhiasan Serpenti edisi terbatas yang terinspirasi musim, hasil kolaborasi dengan arsitek Jepang Tadao Ando ​​yang menampilkan pelat jam marquetry yang dirangkai dari pecahan aventurine hijau, mata harimau, dan mutiara merah muda


BERBAGAI MAHAKARYA IKONIK BVLGARI MEMBUTUHKAN PERAJIN DENGAN KEAHLIAN ARTISTIK TINGKAT TINGGI UNTUK MEMBUAT PELAT JAM YANG BERKELAS, SEPERTI PENGGUNAAN BULU MERAK UNTUK MENGHIASI PELAT JAM DIVAS DREAM PEACOCK atau putih. Kami ditawari untuk mencoba sendiri melukis pada sepotong pelat jam dengan bantuan mikroskop, dan tetap tidak berhasil melukis dengan rapi. Begitu rumit pengerjaan untuk satu pelat jam, dan begitu lama proses pengerjaannya, membuktikan jika nilai mahakarya sebuah jam tangan tidak hanya didasarkan pada bahannya yang mahal karena terbuat dari logam mulia dan permata berharga, melainkan juga karena proses pembuatannya yang sangat rumit, dan hanya bisa dikerjakan oleh tenaga ahli dan perajin berpengalaman. Selain mengunjungi studio Métiers d’Art yang baru, kami juga diajak berkeliling untuk menyaksikan langsung kemegahan pabrik Saignelégier yang dilengkapi dengan berbagai mesin produksi berskala besar, yang disusun dalam bengkel yang mampu menangani produksi skala kecil dan menengah, yang tentunya mendukung aplikasi kerajinan tangan kelas atas. Kedua bagian ini saling mendukung dan bersinergi, dengan kombinasi proses industri dan kerajinan tangan, seperti misalnya, pelat jam berpernis yang tidak akan mentolerir sedikit pun debu, bisa berdampingan dengan mosaik batu keras yang rumit. Fasilitas lengkap di Saignelégier yang didesain ulang ini memang menempatkan kesejahteraan 130 karyawannya di jantung desainnya. Pabrik ini telah memiliki lantai tambahan dengan restoran dan teras luar ruangan, beserta area kebugaran dan rekreasi baru. Atap, fasad, dan area parkir juga telah didesain

ulang untuk mengakomodasi pembangkitan tenaga surya. Panel surya ini memasok 25% dari kebutuhan energi gedung. Ditambah dengan alur kerja yang didesain ulang yang mengurangi konsumsi listrik, hal ini menggarisbawahi komitmen terhadap keberlanjutan di lokasi Bvlgari yang sejalan dengan persyaratan di seluruh grup LVMH. Seperti yang dijelaskan olehCEO Divisi Jam Tangan LVMH, Frédéric Arnault, proyek renovasi dan perluasan menyeluruh di Saignelégier ini adalah bagian dari investasi berkelanjutan LVMH pada merek-merek pembuat jamnya, khususnya di Swiss. Sebagai grup mewah terkemuka di dunia, LVMH telah mempertahankan kehadiran manufaktur yang kuat di Konfederasi Swiss selama lebih dari 25 tahun, dengan tidak kurang dari 15 lokasi yang didedikasikan untuk sepuluh merek. Dan di bawah kepemimpinannya, divisi ini mengandalkan lokasi-lokasi unggulan tersebut dengan visi jangka panjang, yang menekankan keterampilan pengerjaan, keahlian kerajinan, dan khususnya Métiers d’Art (kerajinan artistik). HALAMAN SAMPING DARI KIRI SEARAH JARUM JAM Bvlgari Manufacture d’Habillage de Saignelegier; Ruang kerja yang luas dan dilengkapi mesin produksi berskala besar; Perajin mengamati detil lukisan mikro; Proses polishing; Pemasangan berlian pada pelat jam Serpenti; Replika lukisan bulu merak; Menggambar sketsa; Ruang kerja yang nyaman HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Frédéric Arnault dan Jean-Christophe Babin mengamati pembuatan pelat jam; Para CEO hadir di acara peresmian; Frédéric Arnault; Media dari berbagai negara saat tur di studio Métiers d’Art; Denah lokasi produksi Bvlgari dan LVMH di Swiss; Restoran dan teras luar ruangan

CGW MAGAZINE

107


@Foto-foto: Tissot, Time International, Dorna Sports dan Ducati Indonesia

SPECIAL REPORT

TISSOT & MOTOGP MANDALIKA 2024:

TIME FOR SPEED

Simbol kecepatan, presisi, performa dan inovasi, Tissot menjamin pencatatan waktu yang menjadi andalan dalam kemitraan jangka panjangnya dengan MotoGP

108 CGW MAGAZINE


SEBAGAI PENCATAT WAKTU RESMI (OFFICIAL TIMEKEEPER) DAN MITRA MOTOGP SEJAK 2001, TISSOT JUGA MENJADI SPONSOR UTAMA PADA AJANG MOTOGP WORLD CHAMPIONSHIP TISSOT SPRINT RACE

M

usim kejuaraan Dunia MotoGP™ 2024 telah terlewati, dan MotoGP Mandalika yang berlangsung di Sirkuit Mandalika dari tanggal 27-29 September lalu telah mencatatkan berbagai rekor baru. Bersama Dorna Sports yang memegang hak komersial untuk Kejuaraan Dunia MotoGP, Tissot dan peritel resmi Tissot di Indonesia, Time Intenational mengundang Collector’s Guide-WATCHES Indonesia untuk hadir menyaksikan langsung keseruan ajang bergengsi kelas dunia ini di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok. Kami diberi akses VIP untuk menikmati akses awal, dan fasilitas eksklusif lainnya di VIP Village, jalan-jalan di Pit Lane MotoGP VIP Village dan Hero MotoGP, turut dalam Pawai Penggemar Pembalap, hingga memacu adrenalin dengan menjajal sirkuit Mandalika

dari dalam mobil BMW berkecepatan tinggi. Dan yang terpenting tentunya Timekeeping Lab Tour, yaitu kunjungan eksklusif ke Ruang Pencatat Waktu MotoGP untuk menyaksikan langsung aktivitas team Tissot dalam merekam dan memantau performa setiap balapan, serta menyaksikan bagaimana kinerja Tissot saat membuktikan keahlian dan dedikasinya dalam ketepatan mengukur waktu. HALAMAN SAMPING Para pemenang ajang MotoGP World Championship Tissot Sprint Race, dari kiri: Pebalap dari team Ducati Lenovo, Enea Bastianini (runner-up), pemenang pertama Francesco Bagnaia, dan Marc Marquez (posisi ketiga) HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Pebalap dan Duta Tissot Enea Bastianini menyelesaikan sesi latihan di posisi pertama, sekaligus mencetak rekor lap baru untuk lintasan Indonesia dengan catatan waktu 1’29.630; Presiden dan CEO Time International, Irwan Danny Mussry memberikan medali Tissot Sprint Race kepada Bastianini, disaksikan rekan satu team, Francesco Bagnaia; Team Tissot di Ruang Pencatat Waktu MotoGP; Irwan Danny Mussry, Maia Estianty dan Jerome Polin hadir mengenakan jam tangan Tissot; Presiden Jokowi, Erick Thohir, dan Menpora menyerahkan trofi juara Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 kepada para pemenang, Jorge Martin ( juara pertama), Pedro Acosta dan Francesco Bagnaia

CGW MAGAZINE

109


SPECIAL REPORT

TIMEKEEPING LAB TOUR, YAITU KUNJUNGAN EKSKLUSIF KE RUANG PENCATAT WAKTU MOTOGP UNTUK MENYAKSIKAN LANGSUNG AKTIVITAS TEAM TISSOT DALAM MEREKAM DAN MEMANTAU PERFORMA SETIAP BALAPAN

Tahun ini, yang meraih finish pertama dalam balapan utama MotoGP Mandalika 2024 dan menempati podium tertinggi diraih oleh pebalap Pramac Racing, Jorge Martin. Pedro Acosta dari Red Bull Gasgas Tech3 meraih posisi kedua, dan pebalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia, meraih posisi ketiga. Selain balap utama, terdapat ajang Tissot Sprint yang sangat memacu adrenalin dan menegangkan, yaitu balap sprint yang dirancang untuk menunjukkan kecepatan dan kelincahan hanya dalam 13 putaran. Sebagai Pencatat Waktu Resmi (Official Timekeeper) dan mitra MotoGP sejak 2001, merek jam tangan asal Swiss, Tissot juga menjadi sponsor utama pada ajang MotoGP World Championship

110 CGW MAGAZINE

Tissot Sprint Race yang berlangsung sehari sebelum balap utama, yaitu pada hari Sabtu 28 September. Pebalap Francesco Bagnaia hadir sebagai pemenang pada kejuaraan ini, ia mengendarai Ducati Desmosedici GP24 dari Tim Lenovo, juara dunia dua kali dan juara bertahan ini memenangkan balapan 13 putaran dengan selisih waktu hanya 0,107 detik. Rekan setim Bagnaia dari Ducati Lenovo, Enea Bastianini berhasil meraih posisi runner-up. Enea adalah Duta merek Tissot, dan sebagai penghormatan kepada Tissot, Irwan Danny Mussry sebagai Presiden dan CEO Time International, peritel resmi Tissot di Indonesia, mendapat kehormatan untuk memberikan medali bergengsi tersebut kepada Bastianini di podium.


SPLIT SECONDS Tissot dikenal dengan akurasi tinggi dalam pengukuran waktu dan memastikan ketepatan waktu yang sangat akurat, bahkan hingga 1/1000 detik. Hal ini membuat Tissot menjadi pusat perhatian sepanjang event berlangsung. Betapa tidak, seluruh pebalap dan tim pendukung mereka, hingga jutaan pemirsa dari seluruh dunia yang menyaksikan balap yang menegangkan ini tentu ingin memastikan bahwa waktu yang tercatat bagi setiap pertandingan dan waktu yang dimenangkan para pebalap selalu akurat. Sebagai simbol presisi dan inovasi, produsen jam tangan Swiss ini telah menjadi bagian integral dari ajang balap MotoGP selama lebih dari seperempat abad. Teknologi akurasi Tissot yang membuat merek ini terpilih sebagai pencatat waktu resmi selain sistem quartz yang presisi, mesin jam otomatis yang akurat, juga terdapat teknologi anti-guncangan untuk meminimalisasi kesalahan, dan kalibrasi rutin untuk memastikan akurasi. Merek jam tangan ini telah memiliki sertifikasi akurasi dari COSC (Contrôle Officiel Suisse des Chronomètres), sertifikasi ISO 6425 untuk jam tangan diver, dan sertifikasi ISO 764 untuk anti-magnetik. Model Tissot dengan akurasi tinggi adalah Tissot T-Race MotoGP, yang diikuti model lainnya seperti koleksi Le Locle, Heritage Navigator hingga Powermatic.

Selain bertindak sebagai pencatat waktu resmi, Tissot dan kemitraan jangka panjangnya dengan MotoGP telah menciptakan beragam jam tangan edisi khusus untuk merayakan tonggak sejarah kemitraan mereka, termasuk Edisi terbatas Tissot T-Race yang dibuat pada tahun 2022 dan menampilkan desain yang terinspirasi oleh suku cadang sepeda motor, seperti bezel cakram rem dan titik pemasangan yang menyerupai suspensi motor. Dan untuk merayakan ulang tahun Kejuaraan Dunia motorsport bergengsi MotoGP™ yang ke-75, edisi khusus jam tangan Tissot MotoGP™ pun dirilis pada tahun 2024, lengkap dengan skema warna biru dan merah dan detil yang terinspirasi oleh detail MotoGP seperti cakram rem, stang, dan sirip pendingin mesin. HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Keseruan suasana balap; Enea Bastianini tengah bersiap-siap; Tim Ducati Lenovo; Francesco Bagnaia dan Tim Ducati Lenovo berhasil meraih posisi ketiga dalam balapan 27 lap HALAMAN INI DARI KIRI Tissot T-Race Powermatic 80 dengan case berdiameter 41mm, dari stainless steel 316L dengan lapisan rose gold PVD, dengan bagian belakang casing yang tembus pandang, memamerkan mesin jam; Tissot T-Race MotoGP 2024 Edisi Terbatas yang eksklusif, dengan sentuhan warna biru dan merah dan detil yang terinspirasi oleh MotoGP

CGW MAGAZINE

111


SPECIAL REPORT

Koleksi T-Race ini diperluas dengan desain inovatif yang berakar pada dunia motorsport yang penuh semangat. Hadir dengan jajaran empat jam tangan terbarunya yang mengesankan, koleksi ini mencakup dua jam tangan edisi khusus, dua model baru dalam rangkaian Tissot T-Race Chronograph Quartz, dan tiga model Powermatic 80 yang membanggakan mesin jam mutakhir. Jam tangan ini terinspirasi langsung dari penguasaan teknis olahraga balap, mulai dari desainnya yang ramping dan aerodinamis hingga fitur ketepatan waktu yang dimiliki oleh pengendara profesional dan pembuat jam tangan kelas dunia Tissot. Jam tangan yang kedap air hingga 100 meter ini memiliki jarum jam dan menit yang dilapisi dengan Super-LumiNova® yang jernih dan mudah dibaca dalam segala situasi. Cocok sebagai collector’s item, model T-Race MotoGP™ Automatic Chronograph 2024 Limited Edition dikemas dalam helm mini, ideal untuk penggemar yang mencari sesuatu

112 CGW MAGAZINE

yang mewakili kecintaan mereka pada olahraga favorit mereka. Dirancang bagi mereka yang mendambakan kebebasan dan petualangan, koleksi Tissot T-Race MotoGP™ adalah ekspresi utama gaya hidup yang dipadukan dengan olahraga balap. PASSSION FOR SPEED Selain keseruan di sirkuit balap, tentu perhatian utama tertuju pada para pebalapnya yang memiliki prestasi yang membanggakan, dan salah satunya adalah Enea Bastianini yang terpilih sebagai Duta Tissot sejak tahun 2023 lalu. Pebalap pemberani dari Rimini, Italia ini dijuluki The Beast, dan telah merintis karirnya melalui ajang MotoGP™ dengan mengendarai Ducati dari tim independen Gresini, serta berhasil memenangkan berbagai balapan dengan prestatsi membanggakan. Tahun 2023 ia bergabung dengan Tim Ducati Lenovo bersama juara bertahan


PERHATIAN UTAMA TERTUJU PADA PARA PEBALAPNYA YANG MEMILIKI PRESTASI YANG MEMBANGGAKAN, DAN SALAH SATUNYA ADALAH ENEA BASTIANINI YANG TERPILIH SEBAGAI DUTA TISSOT SEJAK TAHUN LALU

Francesco Bagnaia. Bastianini terlahir untuk mengendarai sepeda motor, dan dari awal mula mengendarai sepeda motor di usia tiga tahun hingga meraih kejuaraan dunia Moto2, perjalanannya mencerminkan semangat dan komitmen yang tak kenal lelah. Dengan semangatnya yang tak kenal takut dan dedikasinya untuk mencapai keunggulan, pebalap ini sempurna mewujudkan ketepatan dan gaya koleksi Tissot T-Race. Bersama beberapa media lain dan tamu VIP Ducati, kami mendapat kesempatan untuk hadir di acara Meet & Greet di ruang Ducati VIP Royal Box dan mewawancarai sang pebalap yang ramah ini. Kesan kami saat bertemu langsung adalah, ia sangat profesional dan menghargai waktu, tak heran jika ia terpilih menjadi Duta Tissot, karena meski jadwal balap yang dijalaninya sangat padat dan melelahkan, pebalap yang baru saja menjuarai MotoGP Emilia Romagna sebelum datang ke Indonesia ini hadir dengan penuh senyum dan sabar menjawab semua pertanyaan kami. Satu hal lagi yang membuatnya dikagumi adalah, mental pejuang dan pantang menyerah. Seperti saat meraih finish kedua di ajang MotoGP World Championship Tissot Sprint Race, ia mengaku, “Itu adalah balapan sprint yang bagus; sangat disayangkan untuk

start dan terutama untuk kesalahan di tikungan pertama, yang sedikit mengurangi peluang saya untuk menang hari ini. Saya memiliki kecepatan yang bagus dan saya sangat kompetitif saat mengerem, dan itu memungkinkan saya untuk menjembatani jarak dan menyalip beberapa pembalap. Balapan besok pasti akan sulit: Jorge mengalami kecelakaan hari ini, tetapi dia akan sangat kompetitif besok. Fakta bahwa kami mungkin harus menggunakan ban belakang sedang akan sedikit mengubah keadaan.” Sukses selalu untuk Bastianini dan Tissot! HALAMAN SAMPING Enea Bastianini, Duta Tissot sejak tahun 2023; Beberapa pilihan jam tangan Tissot, termasuk koleksi T-Race MotoGP™ Automatic Chronograph 2024 Limited Edition yang dikemas dalam helm mini HALAMAN INI Keseruan suasana Meet & Greet dengan Enea Bastianini dan Davide Tardozzi secara langsung di ruang Ducati VIP Royal Box, dilanjutkan dengan foto bersama Marco Biondi dari Ducati dan Jimmy Budhijanto, bos Ducati Indonesia yang juga merupakan Top Ducatisti, dan wefie bersama para tamu VIP dan komunitas pemilik motor Ducati lainnya; Suasana balap yang memancing adrenalin

CGW MAGAZINE

113


SPECIAL REPORT

TIME TO ROAR Persembahan terbaru Seiko dengan desain keanekaragaman hayati Indonesia sebagai apresiasi terhadap dukungan komunitas Seiko di Indonesia

K

onservasi dan pelestarian lingkungan alam di Indonesia patut diberi perhatian khusus, karena kita memiliki alam yang indah dan dihuni oleh beragam margasatwa yang patut dilindungi dan dijaga kelestariannya. Untuk itu, merek jam tangan ternama Jepang, Seiko yang terkenal dengan kredo “Selalu selangkah lebih maju dari yang lain” kembali menciptakan jam tangan edisi terbaru, Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition “Tiger”, dengan aksen corak kulit harimau yang diluncurkan secara terbatas di Indonesia, demi mendukung konservasi harimau Sumatra. Jam tangan Edisi Terbatas ketiga yang terinspirasi harimau Sumatra dan dijuki “Seiko Tiger” ini lahir berkat kolaborasi apik dengan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) dan berfokus pada seni pembuatan jam tangan dan pelestarian alam. Bagi yang belum mengetahui, TWNC adalah area konservasi pelestarian lingkungan alam yang dikelola secara kolaborasi oleh Artha Graha Peduli bersama dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Bengkulu.

114 CGW MAGAZINE

Setelah sukses dengan dua model eksklusif Seiko edisi khusus Indonesia, yaitu Merah Putih (2022) dan satwa legendaris Komodo (2023), Seiko edisi terbatas harimau Sumatera ini juga dirilis sebagai penghormatan kepada dukungan luar biasa yang diberikan oleh komunitas Seiko di Indonesia. Keunikan dari koleksi terbaru Seiko 5 Sports SRPL45K1 Indonesia yang hanya diproduksi sejumlah 1,000 buah ini terletak pada desain yang terinspirasi oleh keindahan alam Indonesia, serta Harimau Sumatra yang telah menjadi simbol dari kekayaan fauna Indonesia. Dengan aksen corak kulit harimau pada dial jamnya, koleksi Seiko 5 Sports ini memang khusus dirancang untuk para penggemar olahraga dan petualang di alam bebas yang menginginkan jam dengan mesin tangguh dan tampilan sporty. Peluncuran ini sekaligus menggarisbawahi komitmen jangka panjang Seiko untuk Indonesia, termasuk dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia khususnya harimau Sumatra dan habitat aslinya.


DENGAN AKSEN CORAK KULIT HARIMAU PADA DIAL JAMNYA, KOLEKSI SEIKO 5 SPORTS INI MEMANG KHUSUS DIRANCANG UNTUK PARA PENGGEMAR OLAHRAGA DAN PETUALANG DI ALAM BEBAS Jam tangan Seiko 5 Sports SRPL45K1 ini mengusung model dasar Seiko 5 Sports SKX Style “5KX” yang memakai siluet case diver SKX007 yang legendaris. Case jam stainless steel dengan diameter 42.5mm, tebal 13.6mm, ditenagai mesin jam otomatis caliber 4R36 buatan in-house dan berdetak sebanyak 21.600 vph, dengan cadangan daya hingga 41 jam dan memiliki ketahanan magnet 4.800 A/m. Seiko selalu menjadi pelopor dengan menghadirkan jam tangan yang menceritakan lebih dari sekadar waktu. Pada acara yang diluncurkan oleh Seiko di Hotel Borobudur Jakarta, Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie menyampaikan, “Mengikuti kesuksesan edisi eksklusif pertama Seiko di Indonesia, kami dengan bangga mempersembahkan Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition. Melalui kerja sama ini, pelanggan Seiko nantinya tidak hanya mendapatkan jam berkualitas tinggi tetapi juga turut berkontribusi pada usaha konservasi yang vital. Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian Harimau Sumatra, yang saat ini terancam punah, serta habitat aslinya yang juga membutuhkan perhatian lebih. Mari kita bersama menjaga warisan alam Indonesia untuk generasi mendatang.” Seiko mengundang seluruh penggemar jam tangan dan pencinta alam untuk bergabung dalam inisiatif konservasi ini dengan membuka kesempatan untuk menjadi yang pertama memiliki jam tangan eksklusif terbaru edisi Harimau Sumatra, yang dijual terbatas hanya sebanyak 1000 buah di seluruh Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Bambang Soesatyo selaku anggota DPR sekaligus pencinta jam tangan Seiko, Tomy Winata selaku pemilik Artha Graha Peduli, dan aktor Hamish Daud dan Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc selaku Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam. Direktur Tambling Wildlife Nature Conservation, Erick Hartanto yang juga hadir menyampaikan apresiasinya atas inisiatif ini, “Kami mengapresiasi dukungan Seiko yang berkomitmen terhadap keikutsertaan dalam melestarikan Harimau Sumatra dan habitatnya. Lewat dukungan Seiko yang disampaikan melalui penjualan edisi terbatas ini, pihak kami dapat terus membantu memantau aktivitas rehabilitasi dan pelepasliaran Harimau Sumatra serta melaksanakan program konservasi lainnya untuk memastikan kelestarian populasi dan lingkungan habitat alaminya di wilayah konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang juga bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).” HALAMAN SAMPING Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition “Tiger”, dengan aksen corak kulit harimau; Aktor Hamish Daud HALAMAN INI DARI KIRI KE KANAN Hamish Daud; Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie; Peluncuran Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition; Alimin Lee, Anom Reksodirjo dan Presiden Direktur PT Asia Paramita Indah, Harjono Lie; Bambang Soesatyo; Greg Sarkissian dan Viktor Laiskodat; Pemilik Artha Graha Peduli, Tommy Winata

CGW MAGAZINE

115


SPECIAL REPORT

TOUGH LIKE YOU!

Foto-foto:@Rendy Kairupan

Dikenal semangat dan tangguh di lapangan, Rizky Ridho dinobatkan sebagai Duta Casio G-Shock Indonesia

G-Shock, yang mencerminkan cerita perjuangan dan kemenangan sehari-hari. Dengan diangkatnya Rizky Ridho sebagai Duta, G-Shock berharap dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk selalu mengutamakan semangat juang dan ketangguhan, baik di dalam maupun di luar lapangan.

S

alah satu bintang sepak bola Indonesia, pemain inti di Timnas Indonesia dan bek tim nasional yang dikenal karena ketangguhan dan semangat pantang menyerahnya, Rizky Ridho dinobatkan sebagai Brand Ambassador Casio G-Shock Indonesia terbaru. Penunjukan Rizky Ridho mencerminkan penghormatan G-Shock terhadap perjuangan tim nasional Indonesia sekaligus mempertegas pesan bahwa ketangguhan (toughness) adalah inti dari setiap tantangan hidup. Peritel resmi merek jam asal Jepang ini di Indonesia, PT Gilang Agung Persada menunjuk Rizky karena ia dianggap paling cocok merepresentasikan nilai-nilai inti G-Shock, yaitu Tough Like You, sebuah kampanye yang menegaskan bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk menghadapi dunia dengan ketangguhan luar biasa. Filosofi ini menghormati individu yang tidak hanya bertahan di dunia yang penuh tantangan, melainkan juga mampu mengatasinya. Semangat ini terlihat dalam setiap jam tangan

116 CGW MAGAZINE

Dalam konferensi pers di Senopati, Jakarta, sang bintang muda yang juga berlaga di Liga 1 dan bermain untuk klub Persija Jakarta ini terlihat mengenakan jam tangan DW-5600BB-1 yang menjadi model best seller G-Shock, dan ia mengaku bahwa jam tangan itu mirip dengan yang ia miliki saat SMA. “Dulu waktu SMA, pertama saya kenal G-Shock. Waktu itu dibelikan orang tua saya. Beli di pinggir jalan. Dari situ saya mulai tertarik dengan jam tangan ini dan sering saya bawa kemana saja.” Jam tangan sporty dan ringan ini berbahan resin untuk case dan bezel. Case dengan matte black finish ini berukuran 42,8mm x 48,9mm, tebal 13,4mm, dan bobotnya 53 gram. G-Shock percaya bahwa apa yang ada di pergelangan tangan Anda adalah cerminan dari kekuatan jiwa Anda. Semangat Rizky Ridho yang penuh determinasi dan keberanian sebagai bek andalan tim nasional Indonesia adalah cerminan sempurna dari nilai-nilai ini. Seperti disampaikan oleh Assistant Chief Representative Casio Indonesia, Shogo Taniguchi, bahwa semangat Rizky Ridho dalam mempertahankan tim nasional Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia sangat sejalan dengan energi dan nilai yang diusung oleh G-Shock, “Rizky Ridho tidak hanya menunjukkan ketangguhan fisik sebagai bek andalan, tetapi juga ketahanan mental dan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Nilai-nilai inilah yang menjadi inti dari Tough Like You”. Patut diakui bahwa Rizky Ridho adalah salah satu rising star di


SEBAGAI BEK UTAMA TIM NASIONAL, IA MENJADI SIMBOL KEKUATAN DAN DAYA TAHAN, DUA KUALITAS YANG MENJADI DNA DARI JAM TANGAN G-SHOCK kancah sepak bola Indonesia yang telah menunjukkan dedikasinya di lapangan. Sebagai bek utama tim nasional, ia menjadi simbol kekuatan dan daya tahan, dua kualitas yang menjadi DNA dari jam tangan G-Shock. Untuk merayakan momen istimewa ini, G-Shock Indonesia menggelar acara peluncuran eksklusif di Billy’s Senopati, Jakarta pada 13 Desember lalu, dan secara resmi memperkenalkan Rizky Ridho sebagai wajah baru G-Shock Indonesia. Tidak hanya itu, G-Shock juga memperkenalkan jersey spesial yang dirancang khusus untuk proyek ini, perpaduan DNA G-Shock— ketangguhan, fashion, dan semangat pantang menyerah—serta warna merah-putih yang menjadi kebanggaan Indonesia. Sebagai bagian dari kampanye ini, pelanggan memiliki kesempatan untuk mendapatkan jersey eksklusif ini sebagai hadiah dengan

pembelian produk tertentu. Bahkan, beberapa pelanggan beruntung akan mendapatkan jersey yang telah ditandatangani langsung oleh sang bintang. Inisiatif ini adalah bentuk apresiasi G-Shock kepada pelanggan setia yang terus mendukung inovasi dan nilai yang diusung. HALAMAN SAMPING Rizky Ridho Ramadhani dinobatkan sebagai Brand Ambassador Casio G-Shock Indonesia; Rizky mengenakan seri DW-5600BB-1 yang menjadi model best seller G-Shock HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Suasana konferensi pers dan Rizky berpose di hadapan awak media; Bola yang dibubuhi tandatangannya; Berfoto bersama team Casio G-Shock Indonesia; Direktur Casio Indonesia, Johnson Leo; Assistant Chief Representative Casio Indonesia, Shogo Taniguchi; Lulu Fuad; Team Casio G-Shock Indonesia dan PT. Gilang Agung Persada; Emir Arifin, Casio Singapore Pte Ltd – Kantor Perwakilan Jakarta; Beberapa model Casio G-Shock terbaru

CGW MAGAZINE

117


COLLECTOR’S CORNER

EXOTIC TOUCH Ralph Lauren meluncurkan jam tangan berdesain eksotis yang terinspirasi dari budaya Amerika Serikat yang khas

Penulis: Yessar Rosendar

Jam tangan dengan dial hitam ini menggabungkan semangat otentik dan karakter khas dari sabuk rodeo vintage dan concho yang telah lama memengaruhi desain-desain Ralph Lauren. Elemen-elemen ini pertama kali muncul dalam pertunjukan runway wanita yang terinspirasi oleh Santa Fe pada tahun 1980an, dan terus menjadi bagian penting dari koleksi aksesori Double RL hingga saat ini. Untuk model ini, Ralph Lauren merancang kembali motif yang ada pada sabuk koboi dalam siluet berbentuk cushion yang elegan, terbuat dari perak murni yang dipatina dan dipadukan dengan tali kulit vachetta yang telah dibakar. Tali kulit jam tangan terbaru ini dikerjakan dengan tangan secara teliti di Texas dan dibakar di Italia, sementara casing dan gesper logam dikerjakan dengan ukiran tangan dan dipatina di kota New York. Menambahkan sentuhan artisan ini adalah mesin jam buatan Swiss. Variasi dalam ukiran dan patina menjadikan setiap jam tangan sebagai sebuah ciptaan unik. Casing jamnya berbentuk seperti bantal, berukuran 42mm x 10,6mm dan tebal hanya 10.6mm. Mesin jam tangan dibuat oleh Piaget secara eksklusif untuk Ralph Lauren, yaitu Kaliber otomatis RL514, yang dikenal dengan presisi dan keandalannya, memiliki 26 permata dan menawarkan cadangan daya selama 40 jam. Dial jam hitam memberikan sentuhan kontemporer pada desain yang terinspirasi dari masa lalu, namun mempertahankan kombinasi khas angka Romawi dan Arab serta jarum gaya Breguet yang merupakan ciri khas merek Ralph Lauren.

R

alph Lauren baru saja memperkenalkan jam tangan terbaru untuk koleksi American Western, Western Cushion 42mm dengan dial berwarna hitam dan case yang dipahat dengan pilihan bahan dari perak murni atau rose-gold 18 karat. Rilis terbaru ini menggambarkan perpaduan antara keterampilan Swiss dalam membuat jam tangan yang halus, dan gaya ikonik Ralph Lauren yang terinspirasi oleh kekagumannya terhadap budaya Barat Amerika. “Semangat gaya Barat memiliki keanggunan yang kokoh dan keaslian yang membuat orang terhubung dengannya. Ini menggambarkan rasa kejujuran dan daya tarik yang abadi,” ungkap Ralph Lauren, dalam keterangan tertulisnya.

118 CGW MAGAZINE

HALAMAN INI SEARAH JARUM JAM Dua versi jam tangan Ralph Lauren American Western dengan pilihan bahan dari rose-gold 18 karat atau perak murni; Pengerjaan tali kulit di Texas, casing dan gesper logam dikerjakan dengan ukiran tangan dan dipatina di New York


TIME FOR FASHION Fashion Forward Watches Jewellery Haven Stars & Timepieces

@LOUIS VUITTON AWAKENED WORN VICTOIRE ®Nathaniel Goldberg


FASHION FORWARD

TIMELESS BEAUTY Maye Musk adalah simbol keanggunan dan kecanggihan, kualitas yang sangat sesuai dengan filosofi jam tangan Vanguart

120 CGW MAGAZINE


SEBAGAI IKON INTERNASIONAL, IBU DARI ORANG TERKAYA DI DUNIA (ELON MUSK) INI PENGARUHNYA TELAH BERLANGSUNG SELAMA BEBERAPA DEKADE, DAN IA TETAP MENJADI SOSOK YANG DISEGANI KARENA KECERDASAN, KETENANGAN, DAN GAYANYA Untuk pemotretan ini, Maye terlihat mengenakan jam tangan Vanguart yang melambangkan modernitas dan kemewahan klasik. Jam tangan yang merupakan simbol dari keahlian dan inovasi ini melengkapi gayanya yang kasual. Desain yang tak lekang oleh waktu dan perhatian terhadap detail mencerminkan pengaruh Maye yang abadi pada mode dan warisannya yang abadi. Vanguart, merek yang dikenal karena memadukan desain avantgarde dengan penguasaan teknis, telah menjadi identik dengan kemewahan dan presisi. Dengan memilih untuk mengenakan Vanguart, Maye Musk menyoroti status merek tersebut di dunia haute horlogerie, tempat tradisi dan inovasi bertemu dalam harmoni yang sempurna.

M

odel dan ikon terkenal di dunia, Maye Musk tampil dalam editorial yang memukau di mana ia terlihat mengenakan jam tangan Vanguart yang sangat indah. Dikenal karena keanggunannya, kecantikannya yang tak lekang oleh waktu, dan kariernya yang cemerlang, Maye Musk adalah simbol keanggunan dan kecanggihan—kualitas yang sangat sesuai dengan filosofi Vanguart. Kini, Maye Musk terus menginspirasi berbagai industri, termasuk mode, bisnis, dan kesehatan, karena ia juga dikenal sebagai ahli gizi. Sebagai ikon internasional, ibu dari orang terkaya di dunia (Elon Musk) ini pengaruhnya telah berlangsung selama beberapa dekade, dan ia tetap menjadi sosok yang disegani karena kecerdasan, ketenangan, dan gayanya.

Vanguart Orb adalah jam tangan tourbillon yang memadukan keanggunan dengan inovasi futuristik. Dilengkapi dengan mesin jam flying tourbillon unik yang dibuat dengan tangan, jam berdiameter 41mm ini memungkinkan pengguna untuk beralih antara mode pemutaran otomatis dan manual. Keunikan dari massa pemutar orbital dengan berlian dekoratif yang dipasang pada cincin titanium, dan penyeimbang dalam emas dibingkai dalam casing dengan dua pilihan bahan, yaitu titanium atau rose gold, dengan finishing microblasted, bevel poles buatan tangan dan finishing satin. Desain ramping dan simetris ini menunjukkan keselarasan antara tradisi dan teknologi mutakhir, menjadikan jam tangan ini sebagai mahakarya baik dari segi bentuk maupun fungsi. Setiap detail, dari casing yang dihias dengan tangan hingga massa orbital bertatahkan berlian yang memukau, mencerminkan komitmen Vanguart untuk mendorong batasan pembuatan jam tangan modern. HALAMAN SAMPING Maye Musk tampil dalam editorial yang memukau dan mengenakan jam tangan Vanguart HALAMAN INI Maye Musk mengenakan jam tangan Vanguart Orb tourbillon yang melambangkan modernitas dan kemewahan klasik, dalam dua pilihan warna tali jam hijau dan putih; Vanguart Orb dalam versi rose gold, dengan finishing microblasted, bevel poles buatan tangan dan finishing satin

CGW MAGAZINE

121


JEWELLERY TIME

@Foto-foto: Alasdair McLellan

SCULPTURE OF PERFECTION

Bella Hadid tampil menawan dalam balutan perhiasan Chopard Ice Cube, simbol kesempurnaan geometris dan minimalisme

122 CGW MAGAZINE


VISUAL YANG RAMPING DALAM KAMPANYE ‘SCULPTED BY LIGHT’ MEREFLEKSIKAN FILOSOFI INI, FOKUS PADA ELEMEN ESENSIAL: CAHAYA, BENTUK, DAN MATERIAL YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU

S

upermodel dan pengusaha Bella Hadid telah ditunjuk Chopard sebagai Duta Global yang baru. Kolaborasi yang bersejarah ini merayakan kembalinya Bella Hadid ke panggung mode dan menandai dimulainya babak baru bagi Chopard, “Saya sangat menghargai keahlian Chopard dan telah menjadi pengagum mereka selama bertahun-tahun. Saya sangat gembira bisa bergabung dengan keluarga Chopard.

Bella Hadid tampil menawan dalam kampanye terbaru Chopard untuk koleksi perhiasan Ice Cube yang merayakan peleburan harmonis keunggulan seni, inovasi, dan daya tarik kontemporer. Diabadikan oleh fotografer fashion terkenal sekaligus sutradara asal Inggris Charlotte Wales, gambar yang tercipta adalah tarian memukau kesempurnaan geometris dan kecantikan manusia, menegaskan esensi unik desain-desain Ice Cube. Dalam kampanye HALAMAN SAMPING Supermodel dan pengusaha Bella Hadid ditunjuk Chopard sebagai Duta Global terbaru mereka HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Bella Hadid mengenakan jam tangan Chopard Alpine Eagle dari Lucent Steel™ dengan dial Aletsch biru, dan perhiasan dari koleksi Ice Cube, terbuat dari emas etis 18 karat, bertatahkan berlian; Ia terlihat anggun dalam balutan jam tangan Chopard Happy Sport dari emas etis 18 karat dan Lucent Steel™ yang dihiasi lima berlian menari, dan perhiasan dari koleksi Happy Diamonds; Ia mengenakan perhiasan dari koleksi Happy Hearts dari emas etis 18 karat yang dihiasi lima berlian menari, kulit kerang, opal merah muda atau berlian

CGW MAGAZINE

123


JEWELLERY TIME

“SAYA SANGAT MENGHARGAI KEAHLIAN CHOPARD DAN TELAH MENJADI PENGAGUM MEREKA SELAMA BERTAHUN-TAHUN” ~ BELLA HADID

visioner ini, Hadid dipercantik dengan kubus-kubus flamboyan khas Chopard, dengan latar perkotaan abstrak yang memukau. Cakrawala malam yang gemerlap terpantul tanpa akhir dalam permainan cermin, dengan cahaya mengilap jendela perkotaan yang menyerupai kilau perhiasan. Penyejajaran visual cahaya dan bayangan ini tidak hanya memperkuat pijar perhiasan, tetapi juga menggarisbawahi presisi arsitekturalnya. Narasi “Without shadow, there is no light” tergema sepanjang kampanye, mengungkapkan inspirasi inti di balik koleksi Ice Cube. Koleksi Ice Cube mendapatkan identitasnya dari kubus, sebuah simbol kesempurnaan geometris dan minimalisme. Pertama diperkenalkan pada 1999 oleh Caroline Scheufele, co-president dan artistic director Chopard, desain kubus ini muncul pertama dalam sebuah jam tangan yang menghindari

124 CGW MAGAZINE

ornamental berlebihan dan lebih memilih bentuk-bentuk yang murni dan ramping. Selama bertahun-tahun, koleksi ini telah berevolusi menjadi sebuah perayaan cahaya, dengan setiap sisi perhiasan menciptakan suatu prisma berkilauan. Berakar dalam filosofi Bauhaus yang berupa kesederhanaan dan fungsionalitas, perhiasan Ice Cube mewujudkan sebuah estetika yang didefinisikan oleh garis-garis rapi dan eksplisit. Desain minimalis ini mengambil inspirasi dari arsitektur modern, meniru keanggunan vertikal gedung pencakar langit di kota-kota besar dunia. Visual yang ramping dalam kampanye ‘Sculpted by Light’ merefleksikan filosofi ini, fokus pada elemen esensial: cahaya, bentuk, dan material yang tak lekang oleh waktu. Dengan menekankan keindahan abadi dan kemurnian ketimbang tren sesaat, perhiasan Ice Cube jewellery menonjol sebagai simbol kesempurnaan abadi. Meskipun motif kubus mungkin tampak sangat sederhana, eksekusinya benar-benar mumpuni dalam hal presisi dan keahlian pembuatannya. Setiap kubus dalam koleksi Ice Cube memiliki sudut-sudut bersisi halus yang memperkuat bias cahayanya, menciptakan kecemerlangan yang tiada tandingnya. Untuk mencapai efek optikal seperti ini membutuhkan penelitian dan pengembangan mendetail selama


enam tahun, menghasilkan teknik permesinan canggih yang memastikan presisi tanpa cacat. Permukaan perhiasan ini, yang dipoles hingga menghasilkan finishing bagaikan cermin, juga melewati proses hingga beberapa tahap. Masing-masing dipoles secara cermat dengan kain lembut dan kering (hand-buffed) hingga mencapai kilau khasnya, sementara bagian yang dihiasi berlian juga dipasang secara cermat dengan tangan. Peleburan teknologi canggih dan keahlian artisan ini mengangkat prestise koleksi Ice Cube, menjadikannya bukti nyata akan dedikasi Chopard terhadap kesempurnaan. Dedikasi terhadap kesempurnaan itu tidak hanya terlihat dalam desainnya, melainkan juga dalam tanggung jawab etisnya. Pada 2017, Chopard memperkenalkan ethical gold dalam koleksi Ice Cube, menunjukkan langkah signifikan terhadap konsep keberlanjutan dalam perhiasan mewah. Tahun 2018, Chopard berkomitmen untuk menggunakan 100% ethical gold dalam semua kreasi jam tangan dan perhiasannya, dengan Ice Cube memimpin prakarsa transformatif ini. Pendekatan etis ini mencerminkan keyakinan Chopard dalam menciptakan kreasikreasi yang sangat presisi tetapi juga indah. Penggunaan bahan yang sustainable selaras dengan etos minimalis koleksi ini, yakni

memprioritaskan sesuatu yang tak lekang oleh waktu daripada sesuatu yang hanya menjadi tren sementara. Seperti ditegaskan dalam kampanye ‘Sculpted by Light’, koleksi Ice Cube Chopard lebih dari sekadar perhiasan. Ice Cube adalah perayaan cahaya, bentuk, dan kemewahan etis. Melalui pesona memukau Bella Hadid dan arahan mumpuni seorang Charlotte Wales, kampanye ini mampu menangkap daya tarik abadi desain minimalis. Dari presisi geometrisnya hingga keahlian pembuatannya yang sustainable, koleksi Ice Cube mewujudkan suatu keanggunan kontemporer yang bersinar.

HALAMAN SAMPING Bella Hadid tampil menawan dalam serangkaian sesi foto untuk kampanye Chopard Ice Cube yang bertajuk ‘Sculpted by Light’, mengenakan satu set perhiasan Chopard Ice Cube terbaru dan jam tangan Chopard HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Sang supermodel mengenakan perhiasan dan jam tangan dari koleksi Chopard Ice Cube terbaru; Cincin Chopard Ice Cube; Jam tangan Chopard Ice Cube berbentuk persegi dari emas putih bertatahkan berlian 11.84 karat; Jam tangan rahasia Ice Cube (Secret Watch) dari emas merah muda 18 karat yang etis, tediri dari 102 kubus yang dipoles secara individual, dihiasi dengan 36 berlian berpotongan princess-cut total 8,54 karat; Proses pembuatan perhiasan Ice Cube yang rumit; Koleksi cincin dan liontin Chopard Ice Cube terbaru

CGW MAGAZINE

125


JEWELLERY TIME

IN THE HEART OF LOUIS VUITTON Dalam langkah berani yang mendefinisikan ulang kehadirannya di dunia perhiasan mewah, Louis Vuitton meluncurkan koleksi paling ambisiusnya

S

ebagai bentuk penghormatan Louis Vuitton kepada kepiawaian perintis Prancis, koleksi ‘Awakened Hands, Awakened Minds’ ini menjembatani keahlian pembuatan perhiasan dengan semangat inovatif abad ke-19 melalui perhiasan megah yang luar biasa. Perjalanan awal mula Louis Vuitton yang luar biasa dan periode fenomenal dan transformatif Prancis abad ke-19 hadir dalam koleksi perhiasan yang menggambarkan keahlian unik dan visi berani Louis Vuitton. Melalui salah satu proyek perhiasan mewah Louis Vuitton yang paling ambisius ini, Direktur artistik untuk

126 CGW MAGAZINE

jam tangan dan perhiasan Francesca Amfitheatrof merancang 220 buah perhiasan mewah yang dibagi menjadi 2 bab, dengan kalung Apotheosis: kalung Cœur de Paris yang terinspirasi oleh Menara Eiffel sebagai puncaknya. “Prancis pada abad ke-19 merupakan masa fenomenal dengan perubahan luar biasa, dan saat Paris benarbenar menjadi pusat dunia,” ungkap Amfitheatrof. “Bahasa desain Awakened Hands, Awakened Minds mencerminkan hal itu – semua kerumitan, komplikasi, dan inovasinya – diekspresikan melalui perhiasan yang luar biasa,” jelasnya.


Awakened Hands Bab pertama ini menampilkan 100 karya unik dan mewah yang memulai perjalanan dengan berakhirnya kekuasaan istana kerajaan, saat para perajin Prancis memperoleh lebih banyak kebebasan dalam pekerjaan mereka, yang mengarah pada ledakan kreativitas. Kebangkitan savoir faire ini bertepatan dengan kedatangan Louis Vuitton yang berusia 16 tahun di Paris pada tahun 1837 untuk menekuni keahliannya. Tema “Splendeur” menjadi pusat perhatian dengan kalung yang memukau, sebagai penghormatan terhadap motif renda, menampilkan Monogram Flower khas Louis Vuitton dengan 52 batu rubi, dengan tenunan emas yang halus mengelilingi bunga, menggemakan pola rumit kain. Kalung “Séduction” merayakan keahlian tekstil dan passementerie, brokat mewah, jacquard, dan rumbai yang berkembang pesat di masa itu. Kalung yang lentur ini terbuat dari platinum dan emas kuning dihiasi dengan zamrud Zambia 12,92 karat, dengan ukurannya yang besar dan sedikit warna biru. Awakened Minds Bab kedua ini memamerkan karya-karya yang merangkul ideide industrialisasi, mekanisasi, pengulangan grafis, dan geometri yang seimbang, memasuki era di tahun 1850-an. Pergerakan pikiran di Paris ini menghasilkan berbagai macam hasil karya kreatif, termasuk pada tahun 1854, ketika Louis Vuitton menjadi desainer-pengrajin pertama yang mendaftarkan logo asli, sebuah langkah penting dalam masa depan inovasi. Salah satu kreasi yang terinspirasi oleh periode ini adalah kalung Victoire, yang benar-benar merangkum semangat Prancis dan ikon Paris yang paling dikenal, Menara Eiffel, dengan memamerkan bentuk lengkungan rumitnya secara terbalik dalam penutup berhiaskan permata. Di puncaknya terdapat berlian 15,16 karat yang dipotong dalam LV Monogram Flower yang terbesar yang pernah ada dalam koleksi perhiasan mewah Maison. Sebuah keajaiban desain yang menakjubkan, batu pada kalung ini juga dapat dilepas dan dikenakan sebagai cincin.

KEBANGKITAN SAVOIR FAIRE INI BERTEPATAN DENGAN KEDATANGAN LOUIS VUITTON YANG BERUSIA 16 TAHUN DI PARIS PADA TAHUN 1837 UNTUK MENEKUNI KEAHLIANNYA Koleksi ini memuncak pada kalung Cœur de Paris yang megah, yang memberi penghormatan pada Menara Eiffel. “Bayangkan Anda berdiri di bawah Menara Eiffel dan melihat ke atas,” jelas Amfitheatrof. “Anda benar-benar melihat ke jantung kota Paris.” Bingkai emas merah muda merangkul kisi-kisi pengaturan baguette dan panah yang menyala, yang mengarah ke bagian tengah permata, berlian 56,23 karat yang paling langka yang pernah ada dalam koleksi mereka. Warnanya yang benar-benar unik, rona merah muda yang pekat dengan corak jingga yang tidak biasa. Disebut sebagai berlian Cœur de Paris, potongan unik dan segi besar batu ini semakin meningkatkan kelangkaannya. HALAMAN SAMPING DARI KIRI Kalung Cœur de Paris bertatahkan berlian 56,23 karat yang langka; Kalung Perception yang mewah bertatahkan dua safir dari Ceylon dan Madagaskar, masing-masing 20,10 karat dan 7,08 karat HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM Batu rubi yang menghiasi kalung Splendeur; Kalung Victoire berbentuk Menara Eiffel, dihiasi berlian 15,16 karat; Model mengenakan gelang dan cincin Splendeur; Detil pada gelang Splendeur; Kalung dari koleksi Vision; Model mengenakan kalung Séduction; Zamrud Zambia 12,92 karat yang digunakan pada kalung Séduction

CGW MAGAZINE

127


SPECIAL REPORT

SALON DELUXE VIETNAM 2024:

AN EXCLUSIVE HAVEN FOR DISCERNING COLLECTORS Edisi ke-5 ajang pameran eksklusif Salon Deluxe Vietnam semakin meneguhkan posisi Vietnam di pasar barang mewah

T

ahun 2024 ini ditandai dengan dua acara pameran eksklusif Salon Deluxe Vietnam yang diselenggarakan oleh Oriental Media Vietnam. Setelah tiga edisi yang sukses, dan tahun ini Salon Deluxe diadakan dua kali, yang ke-4 pada bulan Maret lalu, dan Edisi ke-5 diselenggarakan pada tanggal 6–8 Desember 2024, di Hotel Park Hyatt Saigon yang mewah. Edisi ke-5 ini merayakan aspek-aspek terbaik kehidupan dan nilai abadi berlian dan jam tangan sekaligus menghubungkan para pemimpin bisnis Vietnam dengan merek-merek mewah yang terkenal di dunia. Acara eksklusif ini menawarkan pengalaman mewah yang dirancang khusus bagi para kolektor dan individu dengan kekayaan bersih tinggi (high-net-worth individuals) di Vietnam.

128 CGW MAGAZINE

Seperti diketahui, Vietnam saat ini dikenal sebagai bintang yang sedang naik daun dalam industri barang-barang mewah. Di tengah meningkatnya inflasi dan volatilitas pasar emas, berlian menjadi salah satu aset yang paling dicari. Hal ini khususnya berlaku di Vietnam, di mana ekonomi yang berkembang pesat dan jumlah individu dengan kekayaan bersih tinggi yang terus bertambah membentuk kembali lanskap kemewahan. Dalam konteks ini, Salon Deluxe Vietnam ke-5 kembali hadir dengan serangkaian kegiatan menarik dari tanggal 6 hingga 8 Desember lalu. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2010 oleh Solitaire Media dan Oriental Media, Salon Deluxe Vietnam secara konsisten mempertemukan merek-merek mewah global untuk


ORIENTAL MEDIA VIETNAM MERAYAKAN KEANGGUNAN WANITA MELALUI MAHAKARYA BERLIAN EKSKLUSIF YANG DIPERSEMBAHKAN OLEH MEREK-MEREK TERNAMA SEPERTI ASTTERIA, INFINITI JEWELS, NOVEL COLLECTION, DAN VIHARI JEWELS memamerkan penawaran luar biasa mereka, terhubung dengan distributor di Vietnam, dan mengeksplorasi preferensi unik konsumen Vietnam. Tahun ini, Oriental Media Vietnam merayakan keanggunan wanita melalui mahakarya berlian eksklusif yang dipersembahkan oleh merek-merek ternama seperti Astteria, Infiniti Jewels, Novel Collection, dan Vihari Jewels. Para tamu memiliki kesempatan eksklusif untuk mengagumi perhiasan buatan tangan yang indah yang menampilkan berlian berwarna langka dengan berbagai ukuran dan potongan yang luar biasa. HALAMAN SAMPING Miss Earth 2022 asal Korea Selatan, Mina Sue Choi, terlihat anggun dalam balutan gaun berwarna merah dan perhiasan berlian HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM Mina Sue Choi dan Miss Universe Vietnam 2024, Nguyễn Cao Kỳ Duyên; Nguyễn Cao Kỳ Duyên mengenakan perhiasan Jewelmer; Para model memeragakan perhiasan mewah di acara pembukaan Salon Deluxe Vietnam 2024; Perhiasan Jewelmer; Perhiasan Vihari Fine Jewels

CGW MAGAZINE

129


SPECIAL REPORT

Dari kedalaman laut, mutiara—“air mata laut” oleh Jewelmer— juga menghiasi acara megah ini, memamerkan kemurnian dan keindahan alaminya. Para peserta juga diajak menjelajahi koleksi perhiasan bernilai tinggi yang dihiasi dengan batu permata yang indah, termasuk zamrud, rubi, dan safir yang unik. Perhiasanperhiasan ini dipersembahkan oleh merek-merek seperti Etho Maria, Piero Milano, Carrie K., Caratell, Lishan Fine Jewelry, Oro d’Italia, dan Novecentonovantanove, yang mewakili lebih dari 10 negara. Pameran ini juga menampilkan pembuat jam tangan Swiss yang ikonik, Jacob & Co., yang terkenal karena koleksinya yang dirancang untuk para miliarder dan selebritas. Merek jam tangan dan perhiasan yang bernilai jutaan dolar ini memadukan mesin jam yang rumit, pengerjaan yang luar biasa, dan tentunya bertatahkan berlian serta batu permata yang indah. Salon Deluxe Vietnam juga menyoroti dua merek perhiasan Vietnam yang terkenal dengan kreasinya yang mengangkat reputasi Vietnam di panggung perhiasan global, yaitu LEYEN dan Kimjoux London. Merek-merek ini menunjukkan keahlian

130 CGW MAGAZINE

MEREK-MEREK TERKENAL SEPERTI ALFREDO DE LA CASA, BAI CAPITAL, HARLEY DAVIDSON, BREGUET, BLANCPAIN, DAN TAG HEUER MENGKURASI SESI-SESI EKSKLUSIF INI, YANG MASING-MASING DIBATASI UNTUK 20 PESERTA para perajin Vietnam dalam menguasai teknik haute joaillerie, menciptakan karya-karya luar biasa yang memamerkan keindahan berlian dan batu permata yang tak tertandingi. Yang menarik lagi, pada Salon Deluxe Vietnam ke-5 ini juga terdapat sesi-sesi Masterclass yang berbagi pengetahuan khusus yang mencakup jam tangan, berlian, batu permata, konsultasi residensi, perencanaan perjalanan mewah dengan sepeda motor berperforma tinggi, hingga mencicipi anggur premium. Merek-merek terkenal seperti Alfredo de la Casa, BAI Capital, Harley Davidson, Breguet, Blancpain, dan TAG Heuer mengkurasi sesi-sesi eksklusif ini, yang masing-masing dibatasi untuk 20 peserta dan disambut hangat


bisnis, selebritas, dan kolektor berlian. Selama dua hari berikutnya, pameran ini menyambut 750 pengunjung yang menjelajahi dan memperoleh mahakarya berlian eksklusif, yang memperkuat kesuksesan acara megah ini. Sampai berjumpa di pameran megah berikutnya di tahun 2025! Salon Deluxe Vietnam Tel: +84 028 3844 1612 Email: salondeluxe@oriental-media.com Situs web: https://salondeluxevietnam.com/ oleh para tamu yang hadir. Acara pesta pembukaan pameran berlangsung meriah dengan jewellery show oleh para model yang dibuka dengan penampilan Miss Universe Vietnam 2024, Nguyễn Cao Kỳ Duyên yang mengenakan gaun warna keemasan dan perhiasan dari Jewelmer - merek yang menjadikan mahkota Miss Universe 2024, dan penampilan Miss Earth 2022 Mina Sue Choi yang terlihat anggun dalam balutan gaun berwarna merah dan perhiasan berlian yang mewah. Acara pesta ini dihadiri lebih dari 350 tamu VVIP di malam pembukaan, termasuk para pemimpin

HALAMAN SAMPING Suasana pameran yang dihadiri 350 tamu VVIP, termasuk para pemimpin bisnis, selebritas, dan kolektor berlian, dan malam gala yang dimeriahkan oleh parade para model yang mengenakan perhiasan mewah HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Foto gedung di Ho Chi Minh oleh Peter Chong; Visioner di balik Oriental Media, Jade Huỳnh (gaun merah) bersama Miss Universe Vietnam dan tamu VVIP; Aktivitas yang beragam, termasuk sesi Masterclass; Peter Chong mengenakan jam tangan Jacob & Co Bugatti Chiron Tourbillon; Lulu Fuad, VP Swatch Group untuk Breguet, Fabien Levrion dan isteri dan Peter Chong; Para tamu VVIP di acara gala pembukaan pameran

CGW MAGAZINE

131


JEWELLERY TIME

THE SEA GODDESS Adelle Jewellery mempersembahkan acara perayaan Adelle Universe yang megah dan meluncurkan koleksi perhiasan berlian terbarunya

D

alam rangka memperingati perjalanan 11 tahun eksistensinya di Indonesia, merek perhiasan Adelle Jewellery mempersembahkan rangkaian acara perayaan Adelle Universe, yang berlangsung dari Oktober hingga Desember 2024. Acara ini diadakan di beberapa kota, seperti Bekasi, Bandung, dan Palembang, dengan puncaknya di tiga kota besar: Jakarta, Surabaya, dan Medan, yang masing-masing akan digelar di atrium utama kota. Mengusung tema “Adelle Universe,” pengunjung disuguhi dunia imajinatif yang terbagi menjadi elemen Land dan Sea. Adelle menghadirkan koleksi perhiasan yang

132 CGW MAGAZINE

merepresentasikan daratan, seperti Mon Chérie, Ivy, dan Wheat Field, serta koleksi yang terinspirasi dari laut melalui Goddess of the Sea, menawarkan pengalaman interaktif dan imersif yang belum pernah ada sebelumnya dalam dunia perhiasan di Indonesia. Ajang ini menampilkan koleksi terbarunya yang eksklusif, Goddess of the Sea yang terdiri dari kalung dan cincin Cordelia; Koleksi Mon Cherie yang terdiri dari cincin Brigitte, anting-anting Margot dan liontin Monroe; Cincin Florentine dari koleksi Ivy, dan cincin Casphia dan liontin Ghania dari koleksi Wheat Field. Lini


INOVASI TERBARU HADIR PADA KOLEKSI GODDESS OF THE SEA YANG DILENGKAPI DENGAN ADELLE ROYAL CROWN SETTING perhiasan Goddess of the Sea ini sangat unik dan khusus karena merayakan kekuatan dan daya tarik para wanita yang diibaratkan seperti sebuah lautan. Baik wanita maupun lautan menyimpan misteri, harta karun, dan kekuatan yang penting bagi alam sekitarnya. Terinspirasi dari gerak gelombang laut, kehidupan bawah laut yang meriah, serta warna-warni cerah dalam laut yang memikat, terlahirlah 7 set perhiasan dan 1 liontin berlian yang masing-masing menonjolkan keindahan, misteri, serta harta karun lautan sebagai sumber kehidupan utama yang tak tertandingi. Ke-7 set perhiasan dan 1 liontin itu terdiri dari Cordelia, Fanora, Coralyn, Naia, Serenia, Marin, Lunara, dan liontin Maurea yang inspirasi utamanya yaitu lautan dan kehidupan di dalamnya. Tiap desain perhiasannya memperlihatkan detail menyerupai gerak

gelombang laut yang tenang, terumbu karang dengan berbagai bentuk, hingga harta karun yang tersimpan di dalam kerang. Dan yang tak kalah menariknya adalah inovasi terbaru pada koleksi Goddess of The Sea ini, yang dilengkapi dengan Adelle Royal Crown Setting. Berliannya terdiri dari 8+1 berlian mikro yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk satu berlian utuh, kemudian dibingkai dengan emas yang diukir menggunakan teknologi CNC menyerupai faset berlian. Ukiran tersebut akan membuat berlian terlihat dua kali lebih besar oleh mata. HALAMAN KIRI Koleksi perhiasan yang terinspirasi dari laut melalui Goddess of the Sea, terdiri dari liontin dan cincin Cordelia; Model mengenakan koleksi perhiasan terbaru Goddess of the Sea HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Model mengenakan cincin-cincin dari seri Mon Cherie; Anting Margot dari seri Mon Cherie; Liontin Monroe dari seri Mon Cherie; Cincin Florentine dari seri Ivy; Cincin Casphia dan liontin Ghania dari koleksi Wheat Field; Suasana perayaan Adelle Universe yang berlangsung di Jakarta, dengan peragaan busana para model yang mengenakan gaun dari desainer ternama Wiki Wu dan perhiasan dari Adelle Jewellery

CGW MAGAZINE

133


FASHION FORWARD

FITTING UPDATE

Penulis: Yessar Rosendar

Tissot meluncurkan jam T-Touch Connect dengan pembaharuan untuk para petualang dan penggemar gaya hidup sehat

T

issot, merek jam premium yang berbasis di Le Locle, Swiss, baru-baru ini memperkenalkan pembaruan pada jam tangan T-Touch Connect Sport yang dirancang khusus untuk para petualang dan penggemar wellness (kesehatan). Fitur-fitur terbaru di jam tangan terbaru ini mencakup integrasi dengan aplikasi pelacak kebugaran Strava dan pemantauan detak jantung sesuai permintaan. Pembaruan di jam terbaru ini memperkaya warisan inovasi Tissot yang meluncurkan jam T-Touch pertama pada tahun 1999. T-Touch Connect Sport menggabungkan teknologi modern dengan desain kokoh yang menggunakan tenaga surya. Berbeda dengan jam tangan biasa, T-Touch Connect Sport menonjol sebagai jam tangan yang menarik, menggabungkan teknologi canggih dengan kerajinan tangan tradisional Swiss. Dengan meningkatnya permintaan untuk konektivitas, Tissot mencoba menawarkan jam tangan yang tidak hanya memperkaya atau mempermudah kehidupan sehari-hari, tetapi juga mencerminkan keseimbangan antara inovasi modern dan tingkat presisi khas Swiss. Diameter jam cukup besar 43.75mm, namun ringan dengan bahan frame yang terbuat dari titanium. Case jam dilindungi oleh lapisan pvd yang membuatnya lebih tahan gores dan sporty. Layar jam menggunakan teknologi Amoled yang tajam dan mudah untuk dibaca. Jam tangan bermesin quartz ini tenagai oleh tenaga surya dan sistem SwALPS yang menawarkan penggunaan yang lebih lama tanpa perlu sering mengisi ulang. Masa pakai baterainya mampu bertahan beberapa bulan dalam berbagai mode terhubung. Dengan

134 CGW MAGAZINE

T-TOUCH CONNECT SPORT MENGGABUNGKAN TEKNOLOGI MODERN DENGAN DESAIN KOKOH YANG MENGGUNAKAN TENAGA SURYA beragam pilihan bezel dan casing, jam ini juga bisa memadukan material premium seperti keramik dan titanium. Dengan pembaruan terbaru ini, T-Touch Connect Sport memiliki integrasi dengan Strava yang memungkinkan pelacakan aktivitas untuk berlari, bersepeda, dan lainnya secara langsung. Fitur pemantauan detak jantung memungkinkan pengguna untuk memeriksa denyut nadi hanya dengan satu sentuhan, sementara zona latihan yang dipersonalisasi dan pelacakan waktu putaran atau lap otomatis memberikan umpan balik terperinci tentang kecepatan, ritme, dan kemajuan keseluruhan. Pembaruan ini juga menambahkan grafik energi surya untuk mengoptimalkan pengisian daya dengan energi matahari. Grafik intuitif dalam aplikasi yang memantau tingkat energi surya yang terintegrasi dengan jam tangan. Menampilkan visual real-time tentang energi yang diperoleh dari matahari, dan memungkinkan pengguna untuk melacak tren energi seiring waktu agar jam tetap terisi penuh, serta fitur lampu senter untuk kenyamanan tambahan saat kondisi cahaya rendah.

HALAMAN INI T-Touch Connect Sport hadir dalam diameter 43.75mm dengan bahan frame yang terbuat dari titanium, dirancang khusus untuk para petualang dan penggemar wellness


Free Visitor Registration Organiser: RX Japan Ltd./Japan Jewellery Association Web: https://www.ijt.jp/tokyo/en-gb.html Tel: +81-3-6739-4103


FASHION FORWARD

MISSONI’S MISSION IN BALI Kemitraan mode yang inovatif menghasilkan perpaduan desain ikonik Italia dengan keanggunan The Ritz-Carlton di tepi pantai Bali yang indah

D

engan mengubah area tepi pantai eksklusif di The Ritz-Carlton, Bali menjadi Missoni Resort Club yang ikonik, rumah mode legendaris asal Italia, Missoni memperkenalkan proyek Missoni Resort Club terbarunya yang diwujudkan melalui kolaborasi bersama The Ritz-Carlton. Dalam kolaborasi ini, Missoni menghadirkan estetika dan motif khas Resort Club-nya ke resor pantai The Ritz-Carlton di Nusa Dua, Bali, dengan latar Samudra Hindia yang memukau. Setelah kesuksesan koleksi kapsul Late Checkout: A Ritz-Carlton Story yang memadukan keanggunan klasik dengan sentuhan streetwear modern, ‘takeover’ resor pantai oleh Missoni di Bali semakin mempertegas fleksibilitas merek ini dan komitmennya terhadap kemitraan mode yang inovatif. Missoni, dengan motif beraninya yang khas dan kemewahan Italia yang ikonik, menghadirkan estetika yang berani namun tetap elegan, melengkapi warisan keanggunan dan kecanggihan The RitzCarlton. Kolaborasi ini menjadi bukti perpaduan dua ekspresi kemewahan yang berbeda, menghadirkan pengalaman yang menyentuh berbagai lanskap budaya. Dengan pijakan yang kuat dalam inovasi hospitality, The Ritz-Carlton terus mengejutkan para tamunya melalui kemitraan yang tak terduga, meningkatkan

136 CGW MAGAZINE

pengalaman mereka, dan mengubah masa inap menjadi perjalanan yang tak terlupakan. Pop-up store Missoni juga hadir di dalam resor ini, memberikan akses eksklusif kepada para tamu The Ritz-Carlton, Bali, untuk mendapatkan koleksi kapsul pakaian resor Missoni yang hanya tersedia di properti ini. Koleksi perdana yang sudah tersedia, menghadirkan pakaian pantai (beachwear) Missoni, menggunakan bahan kain archival fabrics dan gaya yang dirancang khusus untuk The Ritz-Carlton, dilengkapi dengan aksesori tekstil pantai yang dirancang secara khusus. Koleksi kedua akan hadir pada Juni 2025, menampilkan pola eksklusif yang dikembangkan khusus untuk kolaborasi ini. Koleksi ini menawarkan pakaian ready-to-wear, bath wear, dan aksesori yang dibuat dari tekstil raschel khas Missoni, dipadukan dengan siluet koleksi pakaian pantai yang unik. The Ritz-Carlton, Bali Jl. Raya Nusa Dua Selatan Lot III, Sawangan, Nusa Dua Bali 80361 Tel: +62.361.849.8988


TIME TO TRAVEL

All About Luxury Travels Parties Around The Globe

@LOUIS VUITTON MONTGOLFIERE AERO


TRAVEL TIME

SERENE ESCAPES

Penulis: Billy Saputra

Menemukan ketenangan di pesisir tersembunyi Lombok, di tengah alam dan keramahtamahan resor The Oberoi Beach Resort, Lombok

D

ari sisi barat laut Lombok yang tersembunyi, terdapat utopia yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya. The Oberoi Beach Resort, Lombok berdiri megah dan tenang di Pantai Medana, hanya beberapa langkah dari laut, dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa yang berayun di tengah angin laut dan suara deburan ombak yang menenangkan. Perjalanan menuju tempat ini adalah bagian dari pesona itu sendiri: perjalanan dua jam dari Bandara Internasional Lombok melalui Buan Pusuk yang rimbun dan hijau, melewati desa-desa

138 CGW MAGAZINE

nelayan kecil yang sederhana, serta pemandangan pantai yang menghampar. Suasana penuh ketenangan akan menyambut prosesi ketibaan, bak berada di zona baru yang jauh dari hirukpikuk perkotaan. Ketika menginjakkan kaki di lobi terbuka resor ini, pandangan secara alami langsung mengarah pada kolam renang sepanjang 40 meter yang berkilauan di bawah matahari, yang dikelilingi oleh kolam reflektif yang memanjang hingga ke lautan di


DI RESOR INI, SUASANA YANG DITAWARKAN BUKAN HANYA SEKADAR KEMEWAHAN, TETAPI JUGA KETENANGAN JIWA YANG DAPAT DIRASAKAN DALAM SETIAP HEMBUSAN ANGIN DAN SUARA PESISIR YANG KHAS dengan opsi piknik siang atau pelayaran matahari terbenam untuk menutup hari dengan kesan mendalam. Bagi yang lebih menyukai suasana malam, Oberoi menyediakan pengalaman kuliner yang tak kalah istimewa. Restoran utama, Lumbung, menawarkan hidangan yang menggabungkan cita rasa Asia dan kontinental, dengan menu yang terus berubah agar selalu menghadirkan sajian baru. Sementara itu, Sunbird Café menghadap langsung ke laut, ideal untuk menikmati sarapan atau momen duduk-duduk di sore hari dengan pemandangan yang memanjakan mata. Tokek Bar, dengan mural kuningan bergambar tokek, adalah tempat yang sempurna untuk menikmati minuman saat matahari mulai terbenam, di mana pemandangan Gunung Agung Bali terlihat jelas di kejauhan. Tamu juga bisa memesan layanan kamar 24 jam, yang disajikan oleh pelayan dengan gaya tradisional menggunakan “pikulan” (membawa makanan dalam keranjang di setiap bahu).

kejauhan. Di sisi kolam, terdapat bale, atau paviliun tradisional, yang menawarkan keteduhan di siang hari dengan bantalan yang nyaman, tempat sempurna untuk bersantai dengan buku atau menikmati suasana sekitar. Menjelang malam, paviliun ini dapat diubah menjadi tempat makan romantis, lengkap dengan lilin yang menerangi malam, menciptakan suasana yang hangat dan intim di bawah langit berbintang. Resor ini juga menawarkan amphitheatre, tempat tamu bisa menyaksikan pertunjukan tarian tradisional yang memperkenalkan budaya lokal. The Oberoi Beach Resort, Lombok menghadirkan pengalaman menginap yang lengkap, yang menyempurnakan pemandangan indahnya. Terdapat dua puluh vila pribadi dengan privasi maksimal, dikelilingi dinding tinggi, kolam renang pribadi, dan taman yang asri. Setiap vila luas dilengkapi fasilitas modern seperti WiFi fiber optic, sistem hiburan terkini, dan kamar mandi marmer yang berkesan alami. Vilavila ini juga memiliki paviliun makan pribadi di halaman dalam, dengan dekorasi kayu jati dan tenun tradisional yang menciptakan nuansa elegan serta autentik. Ada pula tiga puluh kamar Paviliun, dengan teras pribadi dan fasilitas hiburan setara vila, menambah kenyamanan seperti di rumah kedua. Untuk tamu yang mencari liburan aktif, The Oberoi Beach Resort, Lombok menawarkan beragam aktivitas menarik. Di Beach Club Oberoi, disediakan pusat menyelam yang dikelola oleh instruktur bersertifikasi PADI dari H2O Sportz, perusahaan Australia, yang siap menemani eksplorasi dunia bawah laut di Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan, yang terkenal dengan pasir putih dan terumbu karang berwarna-warni. Untuk kegiatan lebih santai, tamu dapat snorkeling atau berselancar angin di pantai pribadi resor secara gratis. Resor ini juga menyediakan berlayar dengan perahu tradisional menuju pantai-pantai tersembunyi, lengkap

Setiap detail The Oberoi Beach Resort, Lombok dirancang matang untuk mengundang tamu kembali terkoneksi pada diri mereka sendiri. Dari fasilitas modern yang tersembunyi dalam nuansa tradisional hingga keramahan staf yang selalu siap membantu, semua dirancang untuk menghadirkan pengalaman yang utuh, bukan hanya tempat menginap semata. Tersedia juga spa yang menawarkan perawatan khas Indonesia dengan produk alami, memadukan terapi tradisional yang menenangkan. Bagi yang ingin tetap aktif, terdapat gym lengkap dan lapangan tenis, sehingga tamu dapat menjaga kebugaran selama menginap. Di butik resor, Anda juga bisa menemukan beragam suvenir unik, kain lokal, dan perhiasan yang dibuat secara eksklusif, ideal untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan manis. Dengan akses mudah dari berbagai kota besar seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bali, Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, dan Yogyakarta melalui udara, serta jalur laut dari Bali, mencapai The Oberoi Beach Resort, Lombok kini semakin praktis. Di resor ini, suasana yang ditawarkan bukan hanya sekadar kemewahan, tetapi juga ketenangan jiwa yang dapat dirasakan dalam setiap hembusan angin dan suara pesisir yang khas. Bagi yang ingin menjelajah lebih jauh, tersedia tur pribadi dengan pemandu menuju desa-desa Sasak yang autentik, air terjun memukau, dan kaki Gunung Rinjani yang eksotis. Dapat disimpulkan, resor ini menjadi kesempatan sempurna untuk melarikan diri dari rutinitas, beristirahat sejenak, dan menikmati momen sederhana, sebuah undangan untuk kembali menemukan kedamaian diri dalam pelukan alam. The Oberoi Beach Resort, Lombok Medana Beach, Tanjung, Lombok Utara, West Nusa Tenggara 83352 Tel: (0370) 6138444 www.oberoihotels.com

CGW MAGAZINE

139


TRAVEL TIME

A TRIBUTE TO JAKARTA House of Tugu, Old Town Jakarta menyingkapkan cerita dari Kota Tua dan permata bersejarah yang penuh keajaiban

S

etelah penantian yang cukup lama, House of Tugu, Old Town Jakarta yang megah kini membuka pintunya dan mengundang para tamu untuk memasuki dunia di mana sejarah, budaya, dan seni berpadu harmonis, menceritakan kisah-kisah Batavia lama yang terlupakan. Dengan lokasi yang sangat strategis, di jantung Kota Tua Jakarta yang kaya akan sejarah, properti istimewa ini menjadi tonggak penting dalam misi Tugu Group untuk melestarikan dan merayakan warisan budaya Indonesia. Didirikan oleh Anhar Setjadibrata, Tugu Hotels memang

140 CGW MAGAZINE

lahir dari dedikasi tulus untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Setiap properti Tugu adalah pintu gerbang menuju masa lalu, di mana tamu dapat merasakan langsung kisah Indonesia, mulai dari Pulau Dewata Bali, surga Mahabharata di Lombok, Peranakan di Malang, hingga pesona bersejarah di Blitar. Kini, dengan hadirnya House of Tugu, Old Town Jakarta sebagai anggota terbaru keluarga Tugu yang telah diakui oleh Condé Nast Traveler di Bali, Lombok, dan Malang, hotel ini akan melanjutkan


HOUSE OF TUGU, OLD TOWN JAKARTA BUKAN SEKEDAR SEBUAH HOTEL YANG MEWAH DAN ARTISTIK, MELAINKAN TELAH MENJADI SEMACAM MUSEUM HIDUP YANG MENJADI PERWUJUDAN DARI MASA LALU JAKARTA

warisan untuk menggabungkan seni, sejarah, dan keramahtamahan yang luar biasa. House of Tugu, Old Town Jakarta bukan sekedar sebuah hotel yang mewah dan artistik, melainkan telah menjadi semacam museum hidup yang menjadi perwujudan dari masa lalu Jakarta yang penuh warna, sebuah kota yang penuh permata tersembunyi dan keajaiban sejarah. Proyek ini lahir dari keinginan untuk menghidupkan kembali kisah-kisah Batavia lama, seperti cerita tentang para pedagang, bangsawan, hingga komunitas yang hidup di sepanjang jalan berbatu dan kanal di kota yang hiruk-pikuk dan sibuk ini. Hotel ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang benar-benar berbeda, mulai dari dekorasi Peranakan yang rumit, hingga koleksi barang antik yang dikumpulkan selama beberapa generasi, setiap elemen di hotel ini bercerita tentang babak sejarah Jakarta yang mendalam. Para tamu yang menginap di hotel ini dapat menikmati keindahan Museum Peranakan Jakarta, tempat koleksi artefak bersejarah dan karya seni yang menggambarkan keragaman budaya Batavia, lengkap dengan ruang-ruang yang dirancang untuk pertemuan intim, pernikahan, hingga rapat eksklusif. Setiap kamar di House of Tugu, Old Town Jakarta adalah sebuah karya seni, dirancang dengan cermat untuk mencerminkan kekayaan warisan budaya Indonesia dan Peranakan Jawa. Seperti di hotel Tugu lainnya, tiap ruangannya unik, membawa tamu dalam perjalanan yang menggugah ke dalam budaya Batavia yang hidup. Mulai dari kamar yang terinspirasi oleh tokoh-tokoh sejarah hingga yang dihiasi barang seni pilihan, tamu dapat memilih pengalaman menginap yang sesuai dengan eksplorasi mereka terhadap masa lalu Jakarta.

Hotel ini juga memiliki beragam restoran yang juga menjadi perjalanan tersendiri, seperti Jajaghu Restaurant yang menyajikan perpaduan masakan Asia dan Barat, lengkap dengan koleksi seni yang bernilai, seperti patung besar Raja Kertanegara dalam bentuk Jokodolok yang terkait dengan tradisi kuno Jain di India. Lalu ada De Tiger Poolside Lounge yang menawarkan suasana santai dengan koleksi whiskey dan gin pilihan, ideal untuk melepas lelah di sore yang hangat. Sementara Babah Koffie yang kental dengan nuansa kolonialnya, menyajikan kopi terbaik yang dipadukan dengan hidangan Peranakan, menghormati budaya kuliner lokal. Tunggu apa lagi? Silakan kunjungi hotel yang megah ini dan nikmati keindahan setiap ruangannya, dan tentunya sembari menyesap kopi panas khas dengan begitu banyak pilihan biji kopi yang dapat Anda pilih sendiri di Babah Koffie. House of Tugu, Old Town Jakarta Jl. Kali Besar Barat No.26, Roa Malaka, Tambora, Jakarta 11230 Tel: +62 811‑8711‑248 www.tuguhotels.com/hotels/jakarta/

CGW MAGAZINE

141


TRAVEL TIME

CONTEMPORARY COMFORT, COMO STYLE Kunjungi destinasi gaya hidup mewah terdepan Singapura yang menawarkan akomodasi dengan fasilitas lengkap dan modern, kuliner kelas atas, hingga fasilitas kesehatan yang modern

A

pa yang membuat Anda ingin selalu kembali menginap di sebuah hotel yang sama? Tentunya selain fasilitas yang lengkap serta suasana yang nyaman saat menginap, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah layanan yang ramah dan profesional, makanan yang lezat dan sehat, dan akses yang mudah dicapai. Salah satu hotel bintang lima yang memenuhi seluruh faktor ini, bahkan jauh melebihi ekspektasi, adalah COMO Metropolitan Singapore yang terletak di gedung COMO Orchard di Jalan Bideford. Lokasinya strategis dan mudah dicapai dan berada di belakang jalan Orchard yang lebih tenang, fasilitasnya lengkap dan elit, hingga akses jalan masuk pribadi

142 CGW MAGAZINE

dan lift ke lobi lantai pertama, layanan resepsionisnya juga sangat sangat baik, dengan staf yang ramah, profesional, dan selalu membantu. COMO Metropolitan Singapore adalah hotel bintang lima yang sering disebut-sebut membawa angin segar di padatnya kota Singapura, yang menawarkan akomodasi yang mewah dan modern, terdiri dari 19 lantai dengan 156 kamar dan suite yang luas, dan dipenuhi cahaya matahari dan pemandangan metropolitan. Kamar-kamarnya yang luas memiliki lantai kayu dan palet warna yang hangat, dilengkapi fasilitas yang nyaman seperti pencahayaan yang dapat disesuaikan dan lampu baca di samping tempat tidur.


PENIKMAT KULINER PUN DIMANJAKAN DENGAN BERBAGAI PILIHAN SANTAPAN INTERNASIONAL KONTEMPORER DARI COMO CUISINE, SERTA KONSEP GOURMET BERBINTANG MICHELIN DARI COTE KOREAN STEAKHOUSE Khusus untuk layanan kesehatan, selain fasilitas spa COMO Shambhala yang sudah terkenal, Program kesehatan holistik COMO Shambala tersedia di level 4, kolam renang infinity di puncak gedung, serta kemudahan untuk mengakses gym 24 jam, terdapat juga layanan medis yang modern dan komprehensif yang merupakan kolaborasi COMO Metropolitan Singapore dan Doctor Anywhere. DA MedSuites yang menempati area seluas sekitar 1.100 meter persegi di lantai lima ini dirancang demi menghadirkan pengalaman sehat yang seutuhnya lewat COMO X MedSuites Holistic Health. Di sini para tamu dapat memanfaatkan pemeriksaan kesehatan komprehensif, konsultasi one-on-one dengan para profesional perawatan kesehatan, dan layanan concierge kesehatan tersendiri. Terdapat 17 private pod dan 3 VIP suite di dalam area yang tenang dan dirancang untuk kenyamanan dan privasi optimal, termasuk layanan Aspen Health Screening, yang tentunya semakin memudahkan para tamu yang ingin menikmati layanan kesehatan yang prima, tanpa harus ke rumah sakit.

Penikmat kuliner pun dimanjakan dengan berbagai pilihan santapan internasional kontemporer dari COMO Cuisine, serta konsep gourmet berbintang Michelin dari COTE Korean Steakhouse, pilihan minuman dan kudapan ringan di Sky Bar yang dapat dinikmati sembari menikmati matahari terbenam, hingga patiseri terkenal internasional Cédric Grolet. Dan jangan lewatkan inovasi modern mereka dalam meracik kopi, karena ada mesin kopi robotik yang dinamakan Bruno, yaitu Robot Barista yang yang bisa meracik kopi sesuai dengan keinginan Anda di lobby lounge. Penggemar fashion pun tidak perlu jauh-jauh keluar hotel, karena terdapat ruang ritel mode multi-label yang dikurasi oleh Club 21, dengan beragam produk busana hingga aksesoris yang unik dan fashionable. Setiap saat Anda menginap di hotel ini, pasti akan selalu ada pengalaman berkesan dan tak terlupakan yang membuat Anda ingin kembali lagi. COMO Metropolitan Singapore 30 Bideford Rd, Singapore 229922 T: +65 6233 3888 www.comohotels.com/singapore/

CGW MAGAZINE

143


TRAVEL TIME

ODDBIRD HAVEN

Penulis: Billy Saputra

Menyambut hotel baru penuh warna dan nuansa segar di tengah hiruk-pikuk Jakarta, dengan konsep yang mengutamakan autentisitas karakter dari setiap tamunya

R

esmi dibuka untuk menyambut tamunya pada November 2024, lansekap perhotelan Jakarta semakin diperkaya oleh kehadiran hotel baru bernama 25hours Hotel Jakarta The Oddbird, yang siap menghidupkan suasana berbeda di tengah hiruk-pikuk Ibukota. Berlokasi di kawasan strategis Sudirman Central Business District (SCBD), hotel ini dirancang untuk mereka yang mendambakan keunikan dan kebebasan berekspresi. Filosofi “Come As You Are” yang diusung hotel ini mencerminkan konsep semangat menerima autentisitas setiap individu, menjadikannya tempat yang cocok bagi mereka para pengembara malam, pemimpi, dan siapa pun yang ingin menikmati hidup dengan caranya sendiri. Dengan lokasi yang berdiri di atas Ashta Mall, hotel ini memberikan kemudahan akses ke berbagai pusat bisnis dan hiburan utama di Jakarta. Mengusung konsep interior yang memadukan gaya retro dengan sentuhan modern, 25hours Hotel Jakarta The Oddbird menghadirkan dua tipe kamar istimewa: Gigantic Garden Room dan Large Urban Room. Setiap kamarnya didekorasi dengan

144 CGW MAGAZINE

perabotan vintage bergaya mid-century dan dilengkapi oleh karya seni lokal yang unik sebagai pemanis, menghadirkan suasana nyaman dan sentuhan estetik yang istimewa. Di Gigantic Garden Room, tamu dapat menikmati ruang kamar luas yang mencakup area tamu dan kamar tidur terpisah, serta fasilitas seperti smart TV 55”, kasur king size, hingga bathtub dengan pemandangan kota. Sedangkan di Large Urban Rooms, kesan retro hadir lebih terasa dengan dekorasi stylish, alat pemutar vinyl gratis, serta penorama indah kota Jakarta yang menyempurnakan prosesi bersantai dalam kehangatan kamarnya. Menurut Jesper Soerensen, General Manager 25hours Hotel Jakarta The Oddbird, hotel ini ingin menjadi tempat yang memberikan kenyamanan dan kebebasan bagi para tamunya. Ia menjelaskan bahwa konsep “Oddbird” dihadirkan untuk merayakan individualitas dengan cara yang santai namun elegan. Hotel ini menjadi wadah bagi siapa saja yang ingin merasa diterima sambil tetap mempertahankan identitas unik mereka. Untuk menambah daya tarik, The Oddbird juga akan menghadirkan


FILOSOFI “COME AS YOU ARE” YANG DIUSUNG HOTEL INI MENCERMINKAN KONSEP SEMANGAT MENERIMA AUTENTISITAS SETIAP INDIVIDU

kolaborasi kreatif dengan seniman lokal, instalasi seni, dan acara pop-up yang dirancang untuk menyatukan komunitas dan memberikan pengalaman tak terlupakan. Selain kamar yang unik, The Oddbird juga menyediakan berbagai fasilitas lain seperti co-working spaces yang dilengkapi dengan maxi bar dan ruang pertemuan bertema unik. Di sini, tamu dapat menikmati suasana kerja yang nyaman namun tetap inspiratif, didukung dengan desain interior bergaya mid-century yang memberikan kesan eklektik dan modern. Tak ketinggalan, ada Vida Spa yang menawarkan pengalaman relaksasi di kolam infinity outdoor, di mana tamu bisa menikmati koktail ABV Pina Coladas sambil bersantai di sunbed yang nyaman. Kehadiran 25hours Things Shop di area hotel juga memperkaya pengalaman para tamu, dengan koleksi produk upcycling dan kerajinan lokal yang memberikan sentuhan autentik khas Jakarta. Dari sisi kuliner, hotel ini menawarkan beberapa pilihan menarik yang dipimpin oleh para koki dan mixologist internasional. Di restoran COPA, tamu dapat menikmati hidangan Latin Amerika yang lezat di bawah arahan Executive Chef asal Chile, Matias Mardones. Untuk pengalaman minum yang lebih berkesan, ada The Oddbird Bar yang dipimpin oleh Marcello Monte dari Argentina, menghadirkan koktail-koktail inovatif. Selain itu, tamu juga bisa mengunjungi CABANA yang menyajikan makanan berbasis tanaman dari Andrew Yap, seorang mixologist dari The Old Man Bar Singapore, yang dikenal sebagai salah satu bar terbaik di Asia. Menariknya, dua konsep kuliner tambahan

akan segera dibuka di rooftop hotel pada awal 2025, menjanjikan pengalaman yang kaya dan variatif. Sebagai bagian dari Ennismore, perusahaan perhotelan kreatif yang bekerja sama dengan Accor, 25hours Hotel Jakarta The Oddbird bukan sekadar hotel, melainkan sebuah hub untuk gaya hidup yang berakar pada budaya dan komunitas. Dengan estetika yang menggabungkan romantisme nostalgia dan modernitas, hotel ini ingin menjadi tempat di mana para tamu dapat merasa bebas mengekspresikan diri. Filosofi “Jika Anda tahu satu, Anda tidak tahu semuanya” dari 25hours hadir dalam desain dan konsep hotel ini, yang dirancang unik dan berbeda, mencerminkan karakter Jakarta yang dinamis namun tetap penuh kehangatan. Dengan keunikan konsep dan fasilitasnya, 25hours Hotel Jakarta The Oddbird siap menjadi destinasi pilihan bagi mereka yang mencari pengalaman autentik di tengah kota. Kombinasi antara kenyamanan, gaya retro-modern, kreativitas, serta pelayanan yang mendukung gaya hidup mandiri, menjadikan The Oddbird sebagai tempat yang sempurna untuk merayakan perbedaan, siapkah Anda menjadi salah satu yang terdepan untuk mencobanya?

25hours Hotel The Oddbird District 8, SCBD Lot. 28 Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (021) 72888888

CGW MAGAZINE

145


GLITZ & GLAM

BLUE LEGACY

Penulis: Billy Saputra

Merayakan 45 tahun kejayaan, Mondial menghadirkan kemewahan perhiasan dalam selebrasi bertema “A Tale of the Blue House”

Mondial merayakan 45 tahun kejayaannya pada 28 September lalu, dalam selebrasi bertema “A Tale of the Blue House” di Four Seasons Jakarta. Dengan nuansa elegan dan artistik, berkolaborasi dengan LXE Moments, Mondial membawa langkah dan imajinasi para tamu ke dalam dunia keindahan perhiasan melalui berbagai babak yang memantik rasa penasaran. Dipresentasikan dalam lima babak, acara ini memadukan seni instalasi dengan koleksi perhiasan unggulan Mondial, sekaligus menggambarkan perjalanan panjang jenama perhiasan yang berdiri sejak 1979 ini sebagai “rumah” bagi berlian berkualitas dan ide-ide kreatif yang terus berkembang

146 CGW MAGAZINE

hingga saat ini. Turut hadir Nicholas Saputra, Duta merek sekaligus Creative Director Mondial Precious, Leslie Christian Saputra, General Manager Mondial dan tamu VIP.

DARI ATAS (KI-KA) Duta merek sekaligus Creative Director Mondial Precious, Nicholas Saputra; Selebrasi bertema “A Tale of the Blue House” hadir di Four Seasons Jakarta; Presenter Nadia Mulya; Presentasi dari Leslie Christian Saputra, General Manager Mondial; Tamu undangan dan media berkesempatan melihat langsung koleksi yang dipamerkan; Dipresentasikan dalam lima babak, acara ini memadukan seni instalasi dengan koleksi perhiasan unggulan Mondial


HOROLOGICAL WONDERS H.Moser & Cie memperkenalkan koleksi terbaru mereka bagi penggemar dan kolektor jam mewah di Jakarta

Merek jam tangan independen ternama yang berani memadukan pemikiran out of the box dengan keahlian luar biasa dan desain unik, H.Moser & Cie memperkenalkan koleksi terbaru mereka di butik Independent di Pacific Place, Jakarta. Merek jam tangan yang menjadi buruan para kolektor jam tangan mewah ini membawa beberapa koleksi ikonik dan edisi terbatas yang mewah, termasuk hasil kolaborasi terbaru mereka dengan Studio Underd0g yang terinspirasi dari buah markisa. Jam tangan Endeavour Perpetual Calendar Passion Fruit dengan dial sunburst dan dial enamel Maracuja “Grand Feu” pada dasar emas kuning 18 karat dengan tekstur yang dipalu, dan pilihan lain, Studio Underd0g 03SERIES Passi0n Fruit menawarkan dial multilayer Coarse Dégradé Amber

dan Royal Purple. Brand Director H Moser & Cie, Michael Hung khusus hadir di Jakarta untuk memberikan presentasi, didampingi Kartika S. Winata, Co-founder dan Managing Director Eurobutik Bangun Indonesia Watch (EBI Watch) yang merupakan peritel resmi merek jam H. Moser & Cie di Indonesia.

DARI ATAS (KI-KA) Jam tangan Endeavour Perpetual Calendar Passion Fruit dan jam tangan Studio Underd0g 03SERIES Passi0n Fruit; Michael Hung; Kartika S. Winata; Beberapa koleksi tebaru H. Moser & Cie yang eksklusif; Michael Hung dan Ion Akhmad; Marketing Manager EBI Watch, Andhien Nadzoery, berfoto bersama Michael Hung; Janice Lau mengenakan salah satu koleksi Moser terbaru

CGW MAGAZINE

147


GLITZ & GLAM

SEIKO 100TH ANNIVERSARY Seiko merayakan 100 tahun perjalanan merek dengan eksibisi produkproduk historis yang dibawa ke Jakarta dari museum mereka di Tokyo

Menandai tonggak penting bagi merek jam terkemuka asal Jepang, Seiko yang tahun ini tengah merayakan Ulang Tahun yang ke-100, Seiko Indonesia turut memperingati momentum ini dengan menyelenggarakan pameran khusus yang terbuka untuk publik. Bertempat di Atrium Plaza Senayan Jakarta, acara yang bertajuk ‘Pameran Perayaan 100 Tahun Anniversary Seiko Brand’ yang berlangsung dari 5 hingga 11 November, menampilkan sejarah jam tangan Seiko dengan koleksi arloji dari tahun 1960-1980an, serta model reinterpretasi mereka dari berbagai lini produk, seperti King Seiko, Prospex, Presage, dan Seiko 5 Sports. Seiko juga akan mendatangkan arloji eksklusif dari Seiko Museum Ginza khusus untuk pameran ini, yang diawasi langsung oleh Masaru Kusagaya, General Manager, Sales Department Asia Pacific and Middle East yang khusus hadir dari Jepang. Kevin Lie, General Manager Seiko Indonesia, menjelaskan, “Seiko merefleksikan satu

148 CGW MAGAZINE

abad pencapaian luar biasa dan perjalanan penuh tantangan di tahun 2024 yang telah mendefinisikan perjalanan kami selama ini. Kami mengucapkan terima kasih yang tulus atas dukungan terus menerus dari para pelanggan kami di Indonesia, dan kami berkomitmen untuk terus menginspirasi dunia horologi sambil menjunjung tinggi warisan dan kebanggaan keahlian pembuatan jam tangan Jepang.”

DARI ATAS (KI-KA) Pembukaan pameran di Atrium Plaza Senayan Jakarta; Kevin Lie; Masaru Kusagaya; Presentasi dari Masaru Kusagaya; Emieral Somadinata membuat sketsa para tamu VIP; Ben Sumadiwiria (Bobby Saputra); Foto pendiri merek, Kintaro Hattori dan sejarah perjalanan jam tangan Seiko; Lulu Fuad dan Harjono Lie, President Director PT Asia Paramita Indah; Jasper Lee dan Kenley Lee; Video ucapan selamat dari Brand Ambassador Seiko Indonesia, Nathan Tjo A On; Yo Ko dari Seiko Jepang; Benny Suteja


THOUSAND PAW-SIBILITIES Pameran galeri bertajuk Paw-Sibilities karya Fen Felicia yang merayakan ikatan unik antara hewan peliharaan dan manusia

Leica Store Jakarta mengadakan pameran foto binatang piaraan yang lucu dan menggemaskan bertajuk ‘Paw-Sibilities,’ hasil bidikan fotografer pernikahan dan portrait, Felicia “Fen” Soong dengan kamera Leica Q3 43 terbaru. Paw-Sibilities dipamerkan di Leica Store Jakarta, Plaza Senayan hingga 31 Desember 2024. Istri dari fotografer David “Awie” Soong yang multi-talenta ini dengan sempurna menangkap ekspresi menggemaskan dari masingmasing binatang piaraan yang menjadi modelnya. Kucing-kucing dan anjing milik sahabatnya pun ia manfaatkan untuk menjadi model bagi karya fotonya yang menggunakan kamera Leica Q3 43

itu. Acara pembukaan di butik Leica itu dihadiri oleh keluarga dan para sahabat serta klien VIP Leica Indonesia. Sukses selalu Fen!

DARI ATAS (KI-KA) Felicia “Fen” Soong; Fen berpose dengan salah satu hasil foto karyanya; Fen bersama sahabatnya melihat foto hasil bidikan kamera Leica; Rosdiana; Keluarganya turut hadir memberikan kejutan manis; Jacqueline Savina, Paulus dan Bernard Suwanto dari Leica Indonesia; Agnes Jennifer dan Ivanda Cherlin; Jeff O’neal dan Erwin Darmali; Herman Tantriady dan Peggy Marlene; Maureen dan Tingting; Ryan Delon dan Sharena Gunawan; Jam tangan Leica terbaru

CGW MAGAZINE

149


GLITZ & GLAM

THE METROPOLITAN SOIREE Merayakan perjalanan dan pencapaian hotel COMO Metropolitan Singapore yang baru genap setahun namun telah menjadi hotel favorit para wisatawan mancanegara

Bertempat di Bimasena Club, di The Dharmawangsa Jakarta, team dari COMO Metropolitan Singapore mengadakan acara makan malam eksklusif yang didedikasikan untuk menghormati dukungan para sahabat media di Indonesia terhadap hotel tersebut. Acara yang berlangsung pada tanggal 20 Desember yang baru lalu itu dibuka dengan sambutan hangat dari Ruby Garcia, General Manager COMO Metropolitan Singapore, dan presentasi singkat tentang fasilitas dan perkembangan hotel-hotel dan resor terbaru mereka, oleh Doris Goh, Vice President, Commercial COMO Hotels & Resorts. Turut hadir Taufik Rahman, Senior Global Director of Sales, COMO Hotels & Resorts Asia Pacific dan Effandy Kumess, Director of Sales & Marketing COMO Metropolitan Singapore.

150 CGW MAGAZINE

Acara makan malam yang berlangsung penuh keakraban ditutup dengan pembagian doorpize dari berbagai COMO hotel yang berlangsung seru, dan dimenangkan oleh beberapa rekan media yang beruntung. DARI ATAS (KI-KA) Foto bersama para sahabat media dan team COMO Metropolitan Singapore; Ajakan foto bersama yang selalu seru; Effandy Kumess, Ruby Garcia, Adam Andrian, Taufik Rachman dan Doris Goh; Doris Goh dan Ruby Garcia; Presentasi yang diakhiri dengan makan malam bersama di Bimasena Club; Para pemenang doorprize termasuk Billy Saputra, Dean Syahmedi dan Yohannes Sandy; Ria Lirungan bersama team COMO Metropolitan Singapore; Suasana makan malam eksklusif di Bimasena Club, di The Dharmawangsa Jakarta; Beberapa buku dari COMO Metropolitan Singapore


BE MERRY, BE BRIGHT

Foto-foto: Rendy Kairupan

Acara makan malam eksklusif sebagai apresiasi Mondial terhadap pihakpihak yang telah mendukung jenama perhiasan mewah ini di tahun 2024

Sebagai apresiasi dan penghargaan terhadap para media dan sahabat Mondial yang telah mendukung jenama perhiasan mewah ini, sekaligus menjadi acara santap malam terakhir di tahun 2024, Mondial mengadakan acara Christmas Festive Dinner pada tanggal 13 Desember lalu. Acara santap malam yang berlangsung di ketinggian lantai 20 dari Alto Restaurant & Bar yang eksklusif di hotel Four Seasons Jakarta ini dihadiri oleh para sahabat merek dan klien VIP serta media. Sembari menikmati makan malam yang mewah, para tamu juga diberi kesempatan untuk melihat langsung beberapa koleksi perhiasan ikonik Mondial, termasuk bros The Tassel dan Mondial Precious The Medallion hasil kolaborasi mereka dengan Nicholas Saputra. Acara ditutup dengan foto bersama, dan

saat kami pulang, sekali lagi kami dapat mengagumi Pohon Natal megah di lobby hotel, hasil kolaborasi Mondial dengan hotel Four Seasons Jakarta. Merry Christmas!

DARI ATAS (KI-KA) Mondial Christmas Tree yang megah setinggi 4 meter; Aktor dan model ternama, Mike Ethan; Berfoto bersama team Mondial; General Manager Mondial, Leslie Christian Saputra; CEO Oblend, Sungsoo Park dan PR Manager Mondial, Chikita Rosemarie; Mike Ethan, Leslie Christian dan Adik Karuniawan; Chikita Rosemarie; Syagini Ratna Wulan; Shanna Benjamin; Lulu Fuad, Director of PR & Marcom Four Seasons Hotel Jakarta, Marlene Danusutedjo dan Chikita; GM Marketing PT Central Mega Kencana, Pavita Kumala; Foto bersama di Alto Restaurant & Bar; Glory Rosary Oyong; Ninda; Lilly Tjhang

CGW MAGAZINE

151


ARCHIVES

A TOUCH OF ART NOUVEAU Jam tangan vintage memang memiliki daya tarik tersendiri, tak heran jika seorang Nicole Kidman pun memilih Omega vintage yang langka saat hadir di acara pemutaran perdana film “Babygirl” di Los Angeles. Duta global Omega yang tampil anggun dalam balutan gaun bunga-bunga ini baru saja menerima nominasi Golden Globe untuk perannya di film “Babygirl”. Ia melengkapi gayanya dengan mengenakan jam tangan wanita Art Nouveau dari tahun 1920. Jam tangan Omega langka ini memiliki casing platinum fantasi yang dihiasi dengan 24 berlian berpotongan cemerlang, bersama dengan lekukan halus dan dekorasi arabesque dari periode tersebut. Jam tangan ini dikenakan pada gelang kain hitam yang sangat tipis. www.omegawatches.com

152 CGW MAGAZINE


®

WATCHES

COLLECTOR’S GUIDE

INDONESIA EDISI 26-2024/2025

The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Magzter, Rockstand Digital or ISSUU from your PC, Mac, Tablet, iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.