COLLECTOR'S GUIDE-WATCHES INDONESIA - EDISI 24/2024

Page 1

POINT OF VIEW DAVID BECKHAM DENICA RIADINI-FLESCH JOHN MAYER KYLIAN MBAPPÉ SHINTA DHANUWARDOYO LIPUTAN EKSKLUSIF 2023 ROLEX AWARDS AN EVENING WITH TUDOR BELL & ROSS CYBER LAUNCH GRAND SEIKO EXHIBITION WATCHES AND WONDERS 2024 BRAND TALK CARLOS ROSILLO TOBIAS KÜFFER EDISI 24-2024 SPEEDMASTER MOONWATCH WHITE DIAL OMEGA
COLLECTOR’S GUIDE ® INDONESIA YOUR ULTIMATE GUIDE TO THE WORLD OF WATCHES CGW INDONESIA 242024
WATCHES

Uniq U e by n ame, Uniq U e by D na ! The n U mbere D e D i T ion Darkmoon wa T ch, “ Unico ” skillf U lly blen D s mo D erni T y wi T h pas T s T yles. h ighly in D ivi DU al crea T ion an D pri D e of craf T smanship an D ‘han D -ma D e’ work, each Unico possesses i T s own i D en T i T y T hanks T o

T rea T men T wi T h care f U lly selec T e D oxi D izing aci D s.

ma D e in TU scany

THE YEAR OF WONDERS

Tahun 2024 ini memang tahun yang penuh dengan ‘keajaiban’ yang menyenangkan, terutama bagi mereka yang bergerak di industri jam tangan dan perhiasan. Bagaimana tidak, dari awal tahun saja agenda perjalanan sudah dipenuhi dengan undangan untuk menghadiri berbagai ajang bergengsi dari merek-merek ternama. Dari Jepang kami meliput pameran perhiasan International Jewellery Tokyo (IJT) yang ke-35 dari 17 hingga 20 Januari (simak di halaman 32), dan pameran Seiko Power Design Project (halaman 140). Dari Kuala Lumpur di tanggal 31 Januari kami meliput pameran Bell & Ross bertajuk ‘Concepts and Haute Horlogerie’ (halaman 106), dan 1 Februari kami merayakannya bersama ikon global David Beckham dan Tudor (halaman 46). Akhir Feburari hinggal awal Maret pun padat dengan acara dua pameran perhiasan internasional terbesar di Hong Kong, yaitu Hong Kong International Jewellery Show, dan Hong Kong International Diamond, Gem & Pearl Show (halaman 134). Masih di bulan Maret, kami berangkat ke Singapura untuk acara penghargaan 2023 Rolex Awards for Enterprise yang diraih oleh pengusaha asal Indonesia Denica Riadini-Flesch, sebagai salah satu dari lima pemenang penghargaan (halaman 60). Masih dari Singapura, kami meliput pameran ‘Alive in Time through the Five Senses’ dari Grand Seiko Asia Pasifik (halaman 80). Dari Vietnam kami meliput Salon Deluxe Vietnam 2024 yang mewah pada 20 hingga 24 Maret lalu (halaman 138).

DARI ATAS

Saat menghadiri Watches and Wonders Geneva 2024; Bersama Denica Riadini-Flesch dan sahabat media dari Indonesia dan Singapura; Bersama Jade Huynh (Oriental Media Vietnam) dan Wanida Siripaopradist (QP Thai Edition); Bersama Joezer Mandagi, Ida Idris dan Munehisa Shibasaki; Bersama Shinta Dhanuwardoyo; Wefie bersama David Beckham dan tamu VIP

Dan bulan April yang ditunggu-tunggu para pelaku di industri jam tangan mewah di seluruh dunia pun tiba, dan majalah Collector’s Guide-WATCHES Indonesia disponsori penuh untuk hadir melliput ajang pameran jam tangan terbesar, Watches and Wonders Geneva 2024 ini. Khusus untuk berita dari pameran yang menampilkan tak kurang dari 54 merek pembuat jam ini tentu tidak cukup dimuat hanya dalam satu edisi, sehingga kami akan menerbitkan Edisi Khusus Trend Jam Tangan dan Perhiasan 2024. Dan jika Anda pernah bertanya apa saja “keajaiban” yang ada di pameran Watches and Wonders, kami akan menjawabnya dengan pertanyaan: Pernahkah Anda membayangkan jam tangan Anda memiliki akurasi hingga 45 juta tahun? IWC Portugieser Eternal Calendar hadir dengan “Super Watch” yang memiliki keunggulan itu; Vacheron Constantin meraih rekor terbaru dengan Les Cabinotiers ‘Berkley’ Grand Complication yang mengusung 63 komplikasi, jam saku paling kompleks di dunia; dan Piaget kembali mengejutkan publik dengan tourbillon tertipis di dunia, yaitu Piaget Altiplano Ultimate Concept Tourbillion 150th Anniversary yang hanya setebal 2mm! Simak berita tentang “Super Watch” ini di halaman 28. Dan masih dari ajang Watches and Wonders, simak kemeriahan pesta pembukaan hingga pilihan jam tangan terbaik mulai dari halaman 94.

Berita sampul di edisi ini hadir dari merek jam mewah asal Swiss, Omega dengan Speedmaster Moonwatch terbaru dengan dial putih yang langka dan ikonik (halaman 36). Tidak hanya berita tentang kecanggihan mesin jam, kami juga menampilkan keindahan perhiasan mewah dari berbagai ajang pameran internasional maupun dari dalam negeri, seperti desain cantik hasil kolaborasi apik Frank & co. dengan Monica Ivena (halaman 124). Dan tiada edisi tanpa kehadiran bintang kelas dunia dan figur sukses yang patut dibanggakan, simak wawancara kami dengan pengusaha Indonesia, pegiat digital, angel investor dan pendiri agensi digital Bubu.com, Shinta Dhanuwardoyo (halaman 56). Jangan lewatkan kolaborasi Audemars Piguet dengan musisi dan kolektor jam tangan, John Mayer (halaman 52). pilihan Kylian Mbappé dan Hublot untuk memeriahkan UEFA EURO 2024™ (halaman 54), Desmond Tan dengan Zenith, dan Lee Jun-ho dengan Piaget (halaman 126). Dan jika akhir pekan Anda terasa membosankan, simak berita dari dua properti mewah yang akan memberi pengalaman menginap yang paling berkesan dan patut dicantumkan di bucket list Anda, yaitu COMO The Treasury di jantung kota Perth yang megah (halaman 144), dan The St. Regis Kuala Lumpur yang memukau (halaman 146). Masih banyak yang belum dapat kami bagikan kepada Anda para pembaca setia kami, tunggu Edisi Khusus Trend Jam Tangan dan Perhiasan 2024. Happy Reading!

Publisher & Chief Editor

Lulu Fuad Pasha

PUBLISHER’S LETTER CGW MAGAZINE 10

WATCHES

INDONESIA

EDISI 24-2024

PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu Fuad Pasha

FEATURES EDITOR: Billy Saputra

EDITOR: David Tang

ART DIRECTOR: Fatorahman Handayani

GRAPHIC DESIGNER: Taufik Nurman

SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo

PT.

ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA

CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com)

MANAGING DIRECTOR: Lulu Fuad Pasha (lulu@zamrud-media.com)

DIRECTOR OF FINANCE: M. Ramzy (ramzy@zamrud-media.com)

EXECUTIVE ASSISTANT: Deny Pratama (secretary@zamrud-media.com)

OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)

CONTRIBUTORS

JAKARTA: Rendy Kairupan, Yessar Rosendar, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire

PT.

ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA

The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 344 0999 Website: www.cgw-indonesia.com

Switzerland Sales Repr es entative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com

SUBSCRIPTIONS/GENERAL INQUIRIES: info@zamrud-media.com

BANK ACCOUNT

PT. Zamrud Khatulistiwa Media BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797

COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com

PRINTING: PT. Harapan Prima

CGW Magazine 12 COVER PAGE OMEGA, SPEEDMASTER MOONWATCH WHITE DIAL
COLLECTOR’S GUIDE ®
TAG HEUER BOUTIQUES JAKARTA: PLAZA SENAYAN - PLAZA INDONESIA - SENAYAN CITY PACIFIC PLACE - CENTRAL PARK BANDUNG: 23 PASKAL

Collector’s Corner

28 Time To Beat

Gelar “Best of The Best” untuk koleksi teranyar di tahun 2024

36 Cover Story

Sejarah Omega Speedmaster Moonwatch yang ikonik

64 The World is Yours

Saat Philippe Dufour dan Jacob Arabo saling mendukung

66 Travel Time

Jam tangan mewah bagi para pelancong dari Patek Philippe

72 The Evolution Of Rolex Oyster Perpetual GMT-Master II

Sejarah koleksi GMT-Master II yang mengagumkan

78 Enhanced Precision

Omega semakin menyempurnakan pembuatan kronometer

80 Alluring Trio

Tiga jam edisi terbatas yang mengagumkan dari Grand Seiko

86 The Carrera Chronicles

Inovasi TAG Heuer lewat tiga seri Carrera terbaru

92 Lustrous Dial

Seiko Presage yang terinspirasi dari kain sutra Jepang

94 Metaphor Of Time

Pilihan terbaru dari Watches and Wonders Geneva 2024

104 Modernized Icon

Reinterpretasi 62MAS yang legendaris dari Seiko

106 A Night To Remember

Pameran eksklusif dan butik tebaru Bell & Ross di Malaysia

112 Alive In Time Through The Five Senses

Perjalanan multisensori bersama Grand Seiko

118 Quiet Luxury

Jam tangan klasik yang elegan dari Frederique Constant

CONTENT CGW MAGAZINE 14 In Every Issue 10 Publisher’s Letter 12 Team 18 In Brief 148 Galas 152 Archives

Store, Plaza Indonesia, Jakarta , Level 2, No.E020 – E020A, Indonesia , Tel :+62 21 22395605 Rado Store, Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Lantai 1, Unit 89, Indonesia , Tel : +62 31 99246973

RADO.COM
MASTER OF MATERIALS
CHANG-WOOK
THAKRAL@TICPL77.COM
CAPTAIN COOK HIGH-TECH CERAMIC SKELETON JI
Rado

Interviews

42 On Concepts and Haute Horlogerie

Carlos Rosillo dan filosofi pembuatan jam tangan Bell & Ross

44 Crafting Timeless Bonds

Tobias Küffer memperkenalkan Norqain di Indonesia

46 An Evening With David Beckham

Perayaan ‘Born To Dare’ bersama David Beckham

52 An Everlasting Wonderland

Kolaborasi antara Audemars Piguet dengan John Mayer

54 The Big, Big Bang!

Kylian Mbappé dan Hublot Big Bang e Gen 3 terbarunya

56 Redefining Leadership

Kewirausahaan teknologi bersama Shinta Dhanuwardoyo

60 From Indonesia With Love

Rolex Awards 2023 dan Denica Riadini-Flesch

Time for Fashion

120 Golden Time

Patek Philippe Golden Ellipse edisi terbaru 2024

122 Four Sacred Seasons

Keindahan Slim d’Hermès Le Sacre des Saisons

124 Poetry of Love

Kolaborasi apik Frank & co. dengan Monica Ivena

126 Star Struck!

Gaya dan pilihan Desmond Tan dan Lee Jun-ho

128 Ceramic Duo

Perpaduan tradisi dan teknologi terbaru Rado

130 Sport Time!

Tissot yang sporty dan memiliki keunggulan teknis

132 International Jewellery Tokyo (IJT) 2024

Pameran dagang perhiasan terbesar di Jepang

134 The HKTDC Twin Jewellery Shows 2024

Kemegahan pameran perhiasan dan permata di Hong Kong

138 Salon Deluxe Vietnam 2024

Pameran perhiasan dan gaya hidup mewah di Vietnam

140 Incredibly Bizzare

Seiko Power Design Project 2024 yang mengagumkan

Time to Travel

144 The Luxury Treasure

Kemewahan COMO The Treasury di jantung bersejarah Perth

146 Stellar Stays

The St. Regis Kuala Lumpur yang megah dan memukau

CONTENT CGW MAGAZINE 16

WAWRINKA 3X GRAND SLAM WINNER

WILD ONE SKELETON

THE ULTIMATE HIGH-PERFORMANCE SPORTS WATCH

AUTHORISED RETAILER INDONESIA

INTIME CENTRAL PARK - Central Park Mall GF Unit G-117B, Jl. Letjen S. Parman No.28, Jakarta 11470

STAN
INTIMESTORE INTIME.CO.ID INTIME

PROUD IN PINK!

Apakah Anda termasuk pribadi yang berani melawan status quo? Sikap berani dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk pada warna jam tangan Anda. Simak beberapa pilihan jam tangan dengan sentuhan warna pink yang terkesan ceria, namun tetap mengusung kerumitan mesin jam yang mengagumkan.

Merek ternama Louis Vuitton memperkenalkan Tambour Slim Vivienne Jumping Hours Sakura yang menampilkan Vivienne yang nakal di tengah bunga sakura Jepang. Dibuat dengan detail yang sangat teliti, palet warna pastel dan motif bunga yang rumit mencerminkan keanggunan bunga yang indah ini. Dial jamnya dihiasi dengan bunga Monogram warna-warni dan cabang bunga sakura yang halus, menampilkan keahlian Maison dalam teknik “Holomonogram”. Vivienne, mengenakan kimono, bergantian menunjukkan waktu dan bunga, sementara tangan transparan dengan bunga sakura menunjukkan menit. Ditenagai mesin jam LV 180 yang dikembangkan dan dirakit oleh La Fabrique du Temps Louis Vuitton, ditempatkan dalam casing 38mm dari emas putih bertatahkan 300 berlian. Jam tangan ini memadukan kecanggihan dengan pesona ceria, melambangkan perpaduan keahlian artistik dan keunggulan pembuatan jam tangan Louis Vuitton. Harga senilai USD 118,000 (IDR 1,89 milyar). https://id.louisvuitton.com/

H. Moser & Cie hadir dengan Streamline Cylindrical Tourbillon Skeleton Alpine Limited Edition Pink Livery. Iterasi kedua dari H. Moser & Cie. X Alpine Motorsports Streamliner Cylindrical Tourbillon Skeleton Alpine Limited Edition ini menampilkan corak warna kedua tim F1 dan gaun dalam warna pink, warna khas BWT, mitra utamanya. Dial jam berbentuk kubah kecil di atas mesin jam turbillon kerangka otomatis Caliber HMC 811 dengan pegas rambut silindris dibuat dari korundum sintetis berwarna pink tua, dengan tali jam karet berwarna senada Terbatas hanya 20 buah, seharga USD 97,000 (sekitar IDR 1,5 milyar). Jam tangan Moser lainnya juga bisa didapatkan di Independent Boutique, Pacific Place Mall, Jakarta. www.moser.com

Tudor hadir dengan Black Bay Chrono “Pink” terbarunya yang merayakan semangat berani para duta Tudor. Dial jam berwarna pink memang bukan untuk mainstream, namun melawan arus adalah bagian dari DNA inti Tudor. Saat David Beckham memimpikan Inter Miami CF, warna ini dimasukkan ke dalam estetika tim karena harus menonjol. Duta Tudor ini memakai warna pink dengan sengaja karena ia tahu bahwa berani berarti melawan status quo. Black Bay Chrono hadir dengan dial jam berbentuk kubah, sub-counter yang kontras dan mesin otomatis Chronograph Calibre MT5813 buatan Manufaktur Tudor performa tinggi, dilengkapi konstruksi roda kolom dan kopling vertikal. Casing dan bezel dari baja tahan karat 316L, berdiameter 41mm, dan sisipan dari aluminium anodisasi hitam dengan skala takimetri menambah ketangguhan jam ini. Harga di USD 5,675 (sekitar IDR 91 juta). www.tudorwatch.com

IN BRIEF CGW MAGAZINE 18
TISSOT PR516 CHRONOGRAPH MECHANICAL
TISSOT BOUTIQUE JAKARTA PLAZA SENAYAN - PONDOK INDAH MALL 2 - GRAND INDONESIA - MALL KELAPA GADING 3 - KOTA KASABLANKA

GO GREEN!

Warna “midori” (hijau) dalam budaya Jepang adalah perlambang masa muda, keabadian, vitalitas dan energi. Sementara di negara Jerman, “Grün” (hijau) adalah warna yang sangat membumi, yang mewakili awal dan pertumbuhan baru, Ipembaruan dan kelimpahan. Simak dua koleksi terbaru yang diluncurkan merek-merek ternama dari ajang Watches and Wonders yang baru lalu. Yang mana favorit Anda?

Merek asal Jepang, Grand Seiko meluncurkan koleksi baru pada jam tangan sport mereka dengan Grand Seiko Hi-Beat 36000 GMT “Snow Valley” SBGJ277 yang terinspirasi oleh pemandangan lembah bersalju yang fantastis. Casing baja tahan karat berdiameter 44,2mm dan panjang 50,6mm, yang menampilkan teknik Zaratsu khas Grand Seiko, menonjolkan finishing dengan permukaan poles cermin dan garis rambut bergantian di berbagai bagian casing. Pada dial jamnya menampilkan rona perak dengan tekstur bermotif yang terinspirasi oleh sekkei (istilah Jepang untuk lembah salju). Sungguh indah, melihat pemandangan gunung dari sisa salju yang disandingkan dengan tanaman hijau di gunung musim panas yang direproduksi dalam kontras warna putih salju pada dial jam di samping warna hijau bingkai cincin yang berputar dan cincin kaca safirnya. Dengan konstruksi kokoh, mesin jam yang berfungsi tinggi, dan estetika menawan, SBGJ277 cocok menjadi mitra perjalanan yang dapat diandalkan dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan apa pun. Mesin jamnya, Calibre 9S86

beroperasi pada 36.000 denyut per jam, menawarkan cadangan daya 55 jam dan mencapai tingkat akurasi +5/-3 detik per hari. Fitur ini memungkinkan penyesuaian independen pada jarum jam lokal sementara jarum GMT tetap pada waktu “rumah”, yang dapat diatur ke zona waktu non-lokal mana pun yang diinginkan. Keuntungan fungsi ini menjadi jelas saat bepergian ke zona waktu yang berbeda. Jam tangan ini ditawarkan senilai IDR 118.000.000,(sebelum pajak) dan tersedia mulai Mei 2024 di Butik Grand Seiko dan retailer resmi. www.grand-seiko.com

Merek asal Jerman, Montblanc memperkenalkan Montblanc 1858 0 Oxygen Capsule Collection yang terinspirasi oleh gunung es zamrud (gunung giok) misterius di Samudra Selatan. Idenya lahir dari interaksi antara es glasial biru dan debu kuning-merah, yang menghiasi dial jam. Terdapat tiga versi, dengan dial jam bermotif gletser sfumato hijau menawan yang dicapai melalui proses kerajinan Italia yang cermat. Lini jam tangan ini menampilkan teknologi nol oksigen Montblanc yang inovatif, memastikan kejernihan dan presisi di lingkungan ekstrem. Hadir dalam case baja tahan karat 42mm yang benar-benar tanpa oksigen (0 oksigen) dengan bezel aluminium anodisasi hijau dua arah bergalur dengan titik mata angin bercahaya. Didukung oleh kaliber MB 29,25 dengan komplikasi waktu dunia buatan Manufaktur Montblanc, mesin jam otomatis ini mencakup bola Belahan Bumi Utara dan Selatan yang berputar, skala 24 jam, indikasi Siang & Malam, tampilan waktu ganda, dan tanggal. Ukiran laser berwarna 3D dari gunung Mont Blanc di bagian belakang casing serta gelang baja yang dapat diganti dengan sistem lancip dan penyesuaian halus melengkapi arloji ini. Ditawarkan seharga USD 8,400 (sekitar IDR 135 juta). www.montblanc.com

IN BRIEF CGW MAGAZINE 22
MANUFACTURE Classic Worldtimer BEYOND CONVENTIONS FREDERIQUE CONSTANT BOUTIQUE Ciputra World Surabaya - GF-55, Jl. Mayjend Sungkono 89 Surabaya - East Java - Tel: +62 85792090267

The Time Trilogy

Trilogi model Santos-Dumont yang ramping memesona dengan warna-warna cerah dihadirkan Cartier dalam koleksi terbarunya yang mengusung mesin calibre 430 MC. Tiga pilihan dalam warna hijau zaitun, merak biru, dan abu-abu kelabu tua, dengan casing dari platinum, rose gold, dan emas kuning berdiameter 31,5mm, panjang 43,5mm, dan profil ultra-tipis 7,3mm. Mulai dari dial hingga casing, pernis berwarna diaplikasikan pada bezel dengan delapan sekrupnya yang terbuka dan ke bagian tengah casing dalam lapisan tipis yang kemudian dipoles dengan tangan untuk mendapatkan permukaan yang halus. Cartier lebih memilih angka Arab dibandingkan angka Romawi tradisional menjadikan koleksi tampak lebih modern. Model dalam warna hijau dari platinum dibatasi hanya 200 buah. Harga versi platinum: CHF 21.100 (sekitar IDR 373 juta), versi emas: CHF 15.000 (sekitar IDR 265 juta). www.cartier.com

Star Shines!

Duta Omega, Liu Shishi terlihat menawan dalam balutan gaun hitam dan jam tangan Omega Speedmaster 38 terbaru yang mewah bertatahkan berlian. Omega memperluas koleksi Speedmaster 38mm dalam delapan model baru: dua dalam Omega 18K Sedna™ Gold, dua dalam 18K Moonshine™ Gold, dan empat dalam baja tahan karat klasik dengan pilihan warna dial yang mewah. Model ini memamerkan bezel berkilau bertatahkan 52 berlian, dan tombol jam bertatahkan berlian. Model 18K Moonshine™ Gold menampilkan dial PVD hijau dengan subdial oval horizontal dengan lapisan keperakan dan jendela penanggalan oval vertikal pada posisi pukul 6. Jarum jam/menit, terbuat dari Emas 18K Moonshine™ mengilap, diisi SuperLumiNova putih yang memancarkan cahaya hijau. Terdapat pilihan dengan gelang jam emas atau tali jam kulit warna hijau. www.omegawatches.com

Watch Me!

Sebagai penghormatan tertinggi kepada dunia pertelevisian, Mido melanjutkan lini Multifort TV Big Date dengan koleksi Edisi Terbatas Multifort TV Big Date S01E01 yang spektakuler. Dalam edisi terbatas untuk para kolektor, model yang mengusung dekorasi sangat detail ini menghadirkan pesona era analog pada pergelangan tangan Anda. Dial jam menampilkan permainan tiga dimensi yang halus dan menghipnotis, bentuk geometris berwarna, dengan garis-garis yang muncul di layar TV pada zaman itu dengan terampil. Ditenagai mesin jam Caliber 80 dengan performa tinggi dalam case custommade, diproduksi terbatas sebanyak 999 buah dan disertai dengan dua tali jam karet tambahan berwarna kuning dan biru kehijauan dengan motif relief. www.midowatches.com

IN BRIEF CGW MAGAZINE 26

TIME FOR LUXURY

All About Luxury Watches Collector’s Corner Interviews

@PIAGET

TIME TO BEAT

Gelar “Super Watch” atau “Best of The Best” patut disematkan pada koleksi jam-jam ini, yang sebagian diperkenalkan ke publik pada ajang perhelatan paling akbar di dunia horologi yang selalu ditunggu setiap tahunnya, Watches and Wonders Geneva 2024. Kami pilihkan delapan koleksi teranyar di tahun 2024 yang pantas mendapatkan gelar tersebut, apakah Anda setuju?

A. Lange & Söhne

Merek asal Jerman ini menciptakan Datograph Perpetual Tourbillon Honeygold “Lumen”, mahakarya yang berani mengambil langkah radikal dengan tiga komplikasi sekaligus: Datograph Flyback yang sangat rumit, Perpetual Calendar (kalender abadi) dan Tourbillon. Tidak hanya itu, jam berdiameter 41.5mm dan tebal 14.6mm ini mengusung casing Honeygold 18K dan seluruh permukaan dial diberi sentuhan Lumen bercahaya, seakan menjawab keinginan para kolektor dan penggemar Lange dengan menggabungkan semua hal yang mereka sukai dari Lange ke dalam satu jam tangan. Dengan dial berlapis Lumen semi-transparan, warna jam akan berubah, dari abu-abu di siang hari, menjadi hijau di malam hari, menampakkan lebih banyak lagi 684 bagian mesin jamnya. Ditenagai oleh kaliber L952.4 dengan mesin jam kronograf Datograph (roda kolom dan kopling horizontal) dengan modul QP dan pengatur tourbillon, jam ini diproduksi terbatas 50 buah, harganya: USD 620,000 (sekitar IDR 9,97 milyar). www.alange-soehne.com

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 28
CGW MAGAZINE 29

Hublot

Koleksi MP ultra-high-end eksperimental ini menjadi tempat para desainer dan pembuat jam tangan Hublot yang dibebaskan untuk berkarya dan benar-benar melepaskan diri terhadap konsep baku haute horlogerie. Hasilnya? Hublot MP-10 Tourbillon Weight Energy System Titanium yang mengagumkan. Tampilannya futuristik, menggunakan roller untuk menunjukkan indikasi waktu digital yang praktis dan intuitif. Jam dan menit ditunjukkan oleh dua drum atas, cadangan daya ditampilkan di roller bawah dengan zona hijau dan merah, dan detik dapat dibaca secara digital pada sangkar aluminium monoblok tourbillon yang dimiringkan 35 derajat dari sumbu vertikal. Casing (lebar 41,5mm, tebal 22,4mm) yang terbuat titanium matte berlapis kristal safir membungkus kaliber otomatis HUB9013 yang terdiri dari 592 bagian. Diproduksi terbatas 50 buah, dengan harga USD 264.000 (sekitar IDR 4,2 milyar). www.hublot.com

CGW MAGAZINE 30

IWC Schaffhausen

Pernah membayangkan jam tangan dengan akurasi hingga 45 juta tahun? IWC Portugieser Eternal Calendar adalah “Super Watch” yang memiliki keunggulan itu. IWC telah mencapai tonggak sejarah terbaru dengan prestasi teknik luar biasa, karena ini adalah jam pertama yang kalender, tahun kabisat, dan anomali astronomi lainnya akan tetap presisi selama 400 tahun tanpa koreksi, indikator fase bulannya juga akan tetap akurat selama 45 juta tahun, dan tidak perlu menyetel pengingat! Semua keajaiban itu berkat mesin jam Calibre IW52640 baru yang dilengkapi dengan sistem penggulungan Pellaton dan menyimpan cadangan daya selama 168 jam dalam dua barel, yang berarti memutar tombol jam sekali seminggu cukup untuk menjaganya tetap berjalan dengan andal selama berabad-abad mendatang. Jam berdiameter 44,4mm dari platinum ini ditawarkan senilai CHF 150,000 (Sekitar IDR 2,6 milyar). www.iwc.com

CGW MAGAZINE 31

Patek Philippe

Retrograde Perpetual Calendar Rare Handcrafts Ref. 5160/500R dari lini Grand Complications ditafsirkan ulang oleh Patek Philippe dalam mahakarya terbarunya yang mengambil inspirasi dari jam saku bersejarah di Museum Patek Philippe. Jam tangan mewah ini merupakan perayaan seni dengan bagian tengah dial jam, bezel, bagian tengah casing, tombol jam, penutup berengsel, lug, gesper lipat, dan sekrup tali jam seluruhnya dihias dengan cermat dengan tangan, berupa dekorasi ukiran volute dan dedaunan. Ditenagai oleh caliber QR 26-330 S pemuntir otomatis, jam tangan ini menampilkan hari, siklus tahun kabisat, dan bulan melalui lubang khusus pada posisi jam 9, 12, dan 3. Tanggal ditunjukkan dengan jarum jam mundur yang menyapu busur antara jam 8 dan 4. Casing bergaya Officer dilengkapi dengan bagian belakang casing kristal safir yang dilindungi oleh penutup berengsel yang juga diukir tangan, menegaskan komitmen Patek Philippe untuk melestarikan seni kerajinan tangan langka. Selain itu, mekanisme fase bulannya sangat akurat, hanya memiliki selisih satu hari dalam kurun waktu 122 tahun! Harga ritel yang disarankan saat berita ini dimuat: CHF 171,500 (sekitar IDR 3 milyar). www.patek.com

CORNER CGW MAGAZINE 32
COLLECTOR’S

Piaget

Sebagai bagian dari hari jadinya yang ke-150, Piaget yang pernah memegang rekor untuk jam tangan mekanis tertipis di dunia menghadirkan tourbillon tertipis di dunia, yaitu Piaget Altiplano Ultimate Concept Tourbillion 150th Anniversary yang hanya setebal 2mm! Sangat sulit dipercaya sampai Anda melihatnya sendiri, mesin jamnya terintegrasi dengan caseback untuk mencapai rekor ketipisan tersebut. Case berdiameter 41,5mm yang terbuat dari cobalt dengan treatment PVD biru didukung oleh Piaget caliber 970P-UC, kaliber manual dengan tourbillon periferal satu menit dan cadangan daya 40 jam. Meski tourbillon kecil berputar di dalam melakukan rotasi sekali per menit, jam tangan setipis kartu kredit ini dapat menampung sangkar tourbillon. Piaget harus mendesain ulang 90 persen mesin jamnya untuk mengakomodasi tourbillon, yang membutuhkan 25 persen lebih banyak tenaga dari pegas utama. Harga yang disebutkan saat rilis: EUR 600,000 (sekitar IDR 10,3 milyar). www.piaget.com

Roger Dubuis

Keahlian merek ini adalah tourbillon dan tahun ini Roger Dubuis meluncurkan jam tangan tourbillon yang disajikan dalam berbagai format, baik tunggal, ganda, atau sentral. Kami pilihkan Excalibur

Sunrise Double Tourbillon sebagai perpaduan estetika dinamis dan kecemerlangan mekanis yang terinspirasi oleh pancaran cahaya fajar. Terbuat dari emas merah muda 18K, jam berdiameter 45mm ini dilengkapi dengan bingkai cincin bertatahkan gradasi 108 permata indah, yaitu garnet merah, spessartite oranye, dan batu safir kuning, serta dial jam kerangka dengan Celtic Cross bertatahkan permata dan penanda sembilan jam. Dial jamnya dilengkapi monotourbillon terbang ganda di bagian bawah pelat jam dan kaliber otomatis RD108SQ yang dibuat dari 319 komponen, dengan cadangan daya sekitar 72 jam. Edisi terbatas 8 buah, harga yang dicantumkan: sekitar IDR 6,9 milyar. www.rogerdubuis.com

CGW MAGAZINE 34

Vacheron Constantin

Tahun ini Vacheron Constantin meraih rekor terbarunya dengan Les Cabinotiers ‘Berkley’ Grand Complication yang mengusung 63 komplikasi, dan menjadi jam paling kompleks di dunia! Jam saku yang dibuat dari emas putih 18K ini menawarkan 63 komplikasi terpisah, 245 permata, 2.877 komponen, dan berat 960 gram. Nama “Berkley Grand Complication” merujuk pada W. R. Berkley, miliarder pemilik perusahaan induk asuransi W. R. Berkley Corporation dan Ketua Dewan Pengawas Universitas New York yang memesan jam ini. Dibutuhkan penelitian dan pengembangan selama 11 tahun dan tiga pembuat jam tangan utama di Les Cabinotiers untuk mencapai mahakarya terbaru mereka ini. Jam pertama di dunia dalam bentuk kalender abadi Tiongkok yang diprogram hingga tahun 2200, jam saku dengan diameter 90,8mm x tebal 50,55mm ini mengusung 63 komplikasi yang mencakup kategori: Pengukuran dan pengaturan waktu: 9 komplikasi; Kalender abadi Gregorian: 7 komplikasi; Kalender abadi Cina: 11 komplikasi; Kalender abadi pertanian Tiongkok: 2 komplikasi; Indikasi astronomi: 9 komplikasi; Kronograf sepersekian detik: 4 komplikasi; Fungsi alarm: 7 komplikasi; Grande Sonnerie: 8 komplikasi, dan Fungsi tambahan: 6 komplikasi. www.vacheron-constantin.com

CGW MAGAZINE 35

THE MASTER OF

SPEED

Omega semakin mengukuhkan lini Speedmaster yang sangat ikonik dengan meluncurkan Speedmaster Moonwatch terbaru dalam dial berwarna putih yang elegan

COVER STORY CGW MAGAZINE 36
Penulis: Yessar Rosendar

JAM SPEEDMASTER TELAH

MENJADI KOLEKSI YANG

SANGAT IKONIK DAN

TERKENAL UNTUK OMEGA

KARENA KETERKAITANNYA

DENGAN EKSPLORASI

LUAR ANGKASA

HALAMAN SAMPING

Omega Speedmaster Moonwatch profesional

HALAMAN INI

Tampilan dial jam berwarna putih terinspirasi dari penjelajahan luar angkasa dan warisan koleksi yang terkenal

Merek jam mewah asal Swiss, Omega baru saja meluncurkan varian terbaru dari jam Speedmaster yang sangat ikonik. Speedmaster Moonwatch terbaru hadir dengan dial putih yang langka dan sangat memikat. Jam ini sebelumnya telah menarik perhatian para penggemar Moonwatch pada November silam, saat dikenakan oleh brand ambassador

Omega, Daniel Craig ke pameran Planet Omega di New York, Amerika Serikat. Tampilan dial putih ini terinspirasi dari eksplorasi luar angkasa dan sejarah koleksi ini yang cukup panjang. Warna putih pada dial jam merupakan varian yang jarang ada, awalnya

Omega menciptakan Moonwatch pertama kali pada tahun

1957 dengan dial hitam dan indeks berwarna putih agar mudah terbaca. Namun, kini dengan dial putih dan indeks hitam juga menghasilkan keterbacaan yang sama bagusnya. Para desainer

Omega juga telah menambahkan tulisan Speedmaster berwarna merah agar sedikit mencolok.

CGW MAGAZINE 37
CGW MAGAZINE 38

HALAMAN SAMPING DARI

KIRI ATAS

Casing jam terinspirasi dari Speemaster generasi ke-empat dengan desain asimetris yang dikenakan para astronot di Apollo 11; Gelang jam baja tahan karat dengan lima tautan melengkung per baris; Mesin Co-Axial Master Chronometer Calibre 3861 yang paling mutakhir terlihat jelas dari bagian belakang case jam

HALAMAN INI

Astronot Tom Stafford saat menajalankan misi ‘Snoopy’ Apollo 10

Selain jam terbaru ini, terhitung hanya ada beberapa jam Speedmaster dengan dial berwarna putih, salah satu contohnya adalah Speedmaster Silver Snoopy Award yang dirilis tahun 2015, Speedmaster Alaska Project pada tahun 2008, dan juga Speedmaster yang diberi julukan Albino karena dial putihnya untuk merayakan 40 tahun Speedmaster di pasar Italia pada tahun 1997. Jam Speedmaster telah menjadi koleksi yang sangat ikonik dan terkenal untuk Omega karena keterkaitannya dengan eksplorasi luar angkasa, semenjak jam ini dipakai oleh NASA untuk semua misi luar angkasa sejak tahun 1965 dan telah dipakai dalam enam pendaratan di bulan yang membuatnya memiliki nama julukan Moonwatch. Pada tahun 1964, NASA melakukan sebuah tes terhadap jam kronograf dari empat merek untuk bisa dipakai ke luar angkasa, semua jam tersebut rusak setelah tes dan hanya satu yang bertahan, yaitu Speedmaster. Sejarah yang panjang ini telah menjadi dasar dan inspirasi bagi berbagai jam yang dirilis Omega sampai saat ini, sejarah ini juga menghasilkan daya tarik yang sangat besar dari penggemar jam.

Kembali lagi ke jam tangan terbaru ini, satu detil lain yang menarik dan juga terinspirasi dari sejarah Speedmaster, para desainer Omega telah menambahkan tulisan Speedmaster berwarna merah agar sedikit mencolok, aksen merah ini juga terinspirasi dari case pelindung dari jam Alaska Project di tahun 1969 yang juga memiliki dial berwarna putih. Selain itu, garis merah juga ditampilkan pada pakaian astronot sejak Apollo 13 pada tahun 1970 untuk menandakan pangkat seorang komandan. Permukaan dial jam yang hadir dengan casing berukuran 42mm ini juga diberi sentuhan khusus, yaitu lapisan pernis yang mengilap, dan ini pertama kalinya teknik ini digunakan pada koleksi Moonwatch. Warna putih juga sebenarnya cukup erat dengan koleksi ini karena

MESIN CO-AXIAL MASTER CHRONOMETER CALIBRE 3861 INI MAMPU MENJALANKAN SUB-DIAL UNTUK DETIK, MEREKAM WAKTU SELAMA 30 MENIT DAN 12 JAM

terinspirasi dari warna putih dan hitam di baju astronot, khususnya yang dikenakan saat berjalan di luar angkasa. Speedmaster Moonwatch telah resmi dipakai oleh astronot NASA sejak tahun 1965 dan dikenal sebagai jam tangan pertama yang dikenakan di Bulan. Casing jam ini pun terinspirasi dari Speemaster generasi ke-empat yang memiliki desain asimetris dan dipakai oleh para astronot di Apollo 11 ketika mendarat pertama kali ke bulan.

Omega juga memiliki alasan khusus lainnya untuk memilih warna putih. Pada tahun 1969, Omega menciptakan prototipe Alaska I sebagai bagian dari proyek rahasia NASA untuk merancang sebuah jam tangan luar angkasa yang sempurna. Setelah berbulanbulan bereksperimen, Omega memilih dial jam berwarna putih karena memberikan koefisien refleksi termal yang sangat efektif. Nama Speedmaster warna merah pada model baru ini juga mengacu pada casing pelindung berwarna merah yang mengelilingi jam tangan Alaska I.

CGW MAGAZINE 39
COVER STORY CGW MAGAZINE 40

TERDAPAT SENTUHAN TAMBAHAN

UNTUK PARA PENGGEMAR

MOONWATCH ADALAH DETIL PADA

BEZEL ALUMINIUM ANODISASI HITAM

DI SETIAP JAM DENGAN GRAFIR

“DOT OVER NINETY”

Secara dimensi jam tangan terbaru ini serupa dengan Moonwatch yang lain, dengan diameter casing sebesar 42mm dan ketebalan hanya 13.18mm. Terdapat sentuhan tambahan untuk para penggemar Moonwatch adalah detil pada bezel aluminium anodisasi hitam di setiap jam dengan grafir “Dot over Ninety” yang terkenal pada skala tachymeter. Sementara dial putihnya dilindungi oleh kaca safir cembung di bagian depan. Bagian belakangnya juga mendapatkan kaca safir yang membuat pemakainya bisa menikmati mesin jamnya ketika bekerja. Jam terbaru ini hadir dengan gelang jam baja tahan karat yang nyaman dan terinspirasi dari koleksi vintage dengan lima tautan melengkung per baris. Tampilan klasik dengan detail yang dipoles dan disikat. Dua versi lain juga tersedia, termasuk versi dengan tali kulit berlubang mikro hitam dengan jahitan merah dan putih, dan model dalam tali karet anti-bakteri dengan pola permukaan bulan dengan relief di bagian bawah untuk meningkatkan kenyamanan dan membuatnya lebih menarik.

Moonwatch terbaru ini diperkuat oleh mesin Co-Axial Master Chronometer Calibre 3861 – yang paling mutakhir. Mesin jam ini mampu menjalankan sub-dial untuk detik, merekam waktu selama 30 menit dan 12 jam. Mesin ini menariknya harus dipuntir secara manual untuk dapat memiliki cadangan daya sampai 50 jam. Calibre 3861 memiliki Co-Axial escapement dan tersertifikasi sebagai sebuah master chronometer serta tahan terhadap daya magnet sampa 15.000 gauss. Jam ini juga memiliki ketahanan air sampai kedalaman 50 meter. Omega telah menghabiskan waktu lebih dari empat tahun untuk menciptakan sebuah mesin jam yang bisa mendapatkan sertifikasi master chronometer, sekaligus juga menyamai dimensi dari mesin 1861 yang dipakai di jam Moonwatch sebelumnya. Mesin jam terbaru ini juga telah memiliki Spirate System, yang mencakup spiral baru yang sedang menunggu paten dan revolusioner karena memungkinkan penyesuaian laju yang sangat halus. Berkat mekanisme unik ini, kini jam tangan dari Omega dapat mencapai presisi tersertifikasi hanya 0/+2 detik sehari.

HALAMAN SAMPING

Permukaan dial jam dilindungi oleh kaca safir cembung di bagian depan, dan diberi lapisan pernis yang mengilap

HALAMAN INI

Terdapat dua model lain dengan pilihan tali karet anti-bakteri dengan pola permukaan bulan dengan relief di bagian bawah, atau versi tali kulit berlubang mikro hitam dengan jahitan merah dan putih

CGW MAGAZINE 41

Carlos Rosillo CEO & Pendiri Bell & Ross

ON CONCEPTS AND HAUTE HORLOGERIE

Berbincang dengan Carlos Rosillo tentang pameran yang mengusung filosofi dan keunggulan pembuatan jam tangan Bell & Ross, hingga kunci sukses dalam pembuatan jam tangan independen

Salah satu pendiri Bell & Ross, Carlos-Antonio Rosillo kembali hadir di Kuala Lumpur, Malaysia untuk meresmikan butik terbarunya dan membuka pameran eksklusif bertajuk “Concepts and Haute Horlogerie” (simak berita lengkapnya di halaman 106-110). Koleksi jam tangan Bell & Ross telah berkembang pesat, berkat pengembangan kreativitas, inovasi, dan teknis dari perusahaan pembuat jam asal Prancis ini. Kami dan beberapa teman media dari berbagai negara mendapatkan kesempatan berbincang langsung dengan pria karismatik ini, berikut rangkumannya.

Carlos Rosillo dengan ramah menjelaskan arah merek yang dibangunnya bersama sahabatnya, Bruno Belamich, serta kunci kesuksesan merek asal Perancis yang dipengaruhi oleh desain Bauhaus Jerman dan diproduksi dengan keahlian mesin jam Swiss ini. Tidak asing lagi dalam mendorong batas-batas inovasi dan desain horologis, Bell & Ross menjadi terkenal dan memperkuat identitasnya dengan diciptakannya BR-01 di tahun 2005 yang terinspirasi oleh jam di kokpit pesawat. Desain jam tangan instrumennya yang dilengkapi dial bundar di dalam case persegi dan 4 sekrup dekoratif telah berhasil mendapatkan kepercayaan

BRAND TALK CGW MAGAZINE 42

“ANDA BISA MENGENALI BELL & ROSS

PADA PANDANGAN PERTAMA. DAN

INI PENTING KARENA ADA BANYAK

PRODUK BAGUS DI LUAR SANA.”

CARLOS ROSILLO

di kalangan para kolektor yang mencari sesuatu yang luar biasa, “Anda bisa mengenali Bell & Ross pada pandangan pertama,” jelasnya. “Dan ini penting karena ada banyak produk bagus di luar sana, tapi yang menarik perhatian Anda selalu sesuatu yang berbeda. Saya rasa kami diterima dengan baik di sini karena Bell & Ross sangat avant-garde dan kami menunjukkan banyak kreativitas. Kami memiliki elemen kejutan, namun hal ini selalu sesuai dengan filosofi merek.” Ia menegaskan bahwa Bell & Ross berhasil menciptakan beragam koleksi yang sangat presisi dan memiliki tujuan yang jelas, produk yang solid, dan diperuntukkan bagi pelanggan yang berkepribadian.

Menanggapi pertanyaan kami tentang pameran “Concepts and Haute Horlogerie” dan bagaimana ia mempertahankan DNA sembari terus menciptakan karya baru yang menakjubkan setiap tahun, Carlos mengaku bahwa Bell & Ross memandang ‘Konsep’ sebagai sumber untuk memelihara DNA merek, “Konsep adalah representasi abstrak suatu objek atau kumpulan objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama,” lanjutnya. “Bagi Bell & Ross, konsep merupakan sumber rangkaian produk baru untuk memelihara DNA merek, hal ini memungkinkan perusahaan untuk mendobrak batas-batas inovasi dan pengetahuan. Ekspresi inovasi yang berkelanjutan dan meningkat dalam merek dan identitas produk kami adalah kompas penting yang memandu perjalanan kami menuju masa depan. “Concepts and Haute Horlogerie” akan mendorong kita maju, mendorong batas-batas kreativitas dan keahlian untuk mendefinisikan cakrawala baru dalam lanskap pembuatan jam tangan yang terus berkembang. Komitmen terhadap inovasi ini tidak hanya melestarikan warisan kami namun juga memastikan bahwa kami tetap menjadi yang terdepan dalam keunggulan horologis, memikat para penggemar dengan konsep inovatif dan jam tangan yang luar biasa.”

Saat ditanya mengenai bidang pembuatan jam tangan apa lagi yang ingin ia jelajahi di masa depan, Carlos mengaku bahwa mereknya terus berinovasi dan berkembang, “Seperti yang ditunjukkan dari peluncuran lini terbaru kami, BR-X5.

Kami telah mampu menawarkan mesin manufaktur vertikal untuk pertama kalinya dalam rangkaian produk inti kami. Menyatukan keterampilan, nilai yang sangat berharga bagi perusahaan sebagaimana diwakili oleh logo ‘&’ kami, mewakili kombinasi keahlian yang berbeda namun saling melengkapi yang memungkinkan kami untuk terus mendorong batas-batas pembuatan jam tangan. Dalam rangkaian produk Haute Horlogerie, kami memiliki lebih banyak kebebasan untuk menawarkan model-model yang unik dan sangat menarik, baik dalam mesin jam maupun detail dial jamnya. Versi safir kami adalah contoh yang tepat, khususnya BR-01 Cyber Skull Sapphire Ice Blue yang kami rilis tahun lalu. Kita tidak mempunyai batasan dalam hal kreativitas; namun, sangatlah penting untuk selalu menjaga identitas kita.”

Bagaimana dengan rencana ke depan dan model terbaru di tahun 2024? Ia menjelaskan dengan mata berbinar, “Rencana kami di tahun-tahun mendatang adalah untuk lebih memperkuat pilar kami dengan fokus khusus pada lini BR X5. Kami ingin terus mengembangkan kehadiran internasional kami dan mempertahankan ikon kami BR 03, dan koleksi terlaris kami BR 05 demi memenuhi harapan pelanggan kami. Selain itu, sejak tahun 2016 dengan BR-X1 Chronograph Tourbillon Sapphire, kami terus mengembangkan rangkaian Haute Horlogerie kami dengan menggabungkan komplikasi jam tangan bergengsi, performa teknis, dan kode desain khas kami. Khusus untuk tahun 2024, tujuan kami adalah untuk meningkatkan merek dengan menawarkan lebih banyak kaliber yang diproduksi. Jika saya harus meringkas tahun ini, saya akan mengatakan: hitam telah kembali”.

HALAMAN SAMPING

CEO & Pendiri Bell & Ross, Carlos Rosillo saat hadir di pameran eksklusif Bell & Ross di Kuala Lumpur

HALAMAN INI DARI KIRI

Peresmian butik terbaru Bell & Ross oleh Mitch Wilson, Dubes Prancis untuk Malaysia H.E. Axel Cruau, Carlos Rosillo dan General Manager Bell & Ross Asia, Tong Chee Wei; BR-01 Cyber Skull Sapphire Ice Blue; Carlos saat menjelaskan rangkaian produk Haute Horlogerie, termasuk lini Skull

CGW MAGAZINE 43

CRAFTING TIMELESS BONDS

Debut perdana Norqain di Indonesia, menggandeng Time

Internasional membawa inovasi keberlanjutan dalam desain jam tangan sporty atraktif bermaterial canggih

Merek jam asal Swiss yang merupakan perusahaan independen dan dikelola langsung oleh keluarga pendirinya, Norqain, baru-baru ini mengumumkan secara resmi pembukaan titik penjualan pertamanya di Indonesia, yang berlokasi di INTime Central Park, Jakarta. Selama dua tahun terakhir, merek jam ini secara strategis tumbuh pesat, setelah sebelumnya memilih Singapura dan Malaysia sebagai titik awal peluncurannya. Ekspansi ini tidak hanya memfasilitasi pertumbuhan merek, tetapi juga untuk menunjukkan dedikasi Norqain dalam menawarkan jam tangan istimewanya, sekaligus memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara dengan debutnya di Indonesia.

BRAND TALK CGW MAGAZINE 44
Penulis: Billy Saputra

NORQAIN DENGAN CEKATAN MENAVIGASI

TANTANGAN INDUSTRI JAM TANGAN, DENGAN

MENGGANDENG SEJUMLAH NAMA. SALAH

SATUNYA, MELIBATKAN

JEAN-CLAUDE BIVER

Di bawah kepemimpinan dinamis Ben Kuffer, salah satu pendiri sekaligus CEO, Norqain dengan cekatan menavigasi tantangan industri jam tangan, dengan menggandeng sejumlah nama. Salah satunya, melibatkan Jean-Claude Biver, penasihat terkemuka di dunia pembuatan jam tangan Swiss. Kemudian, Marc Kuffer dengan pengalaman 45 tahun di pembuatan jam, hingga Ted Schneider, pendiri yang membawa warisan pengetahuan pembuatan jam tangan. Keahlian tiap individu di industri jam tangan ini semakin memperkuat tim dalam mengatur strategi. Terhitung dalam kurun waktu dua tahun sejak didirikan pada 2018, Norqain menjalin kemitraan penting dengan Kenissi, produsen mekanisme ternama, dan berhasil membangun kehadiran global yang luar biasa dengan lebih dari 200 lokasi ritel meski dihadapkan pada tantangan pandemi global. Pertumbuhan cepat ini menegaskan ketahanan, visi, dan kesuksesan Norqain di industri jam tangan yang kompetitif. Koleksi perdana mereka, Wild ONE mewakili teknik cipta inovatif, dengan pendekatan desain yang unik, berkonsep revolusioner, dan material Norteq. Dibuat dengan supplier Swiss terbaik, dan mengusung caliber buatan manufaktur eksklusif NN20/1, yang menawarkan cadangan daya 70 jam, Wild ONE menandai puncak keunggulan Norqain karena setelah diluncurkan seri ini menjadi produk andalan. Material Norteq, eksklusif dan ramah lingkungan, menambah ketahanan dan estetika, selaras dengan sertifikasi CO²-Neutral.

HALAMAN SAMPING

DARI KIRI ATAS

Wild One Hakuna Mipaka coklat berdiameter 44mm; Wild ONE Skeleton Gecko berbahan Norteq; Wild ONE yang inovatif dan dapat dipersonalisasi; Mesin jam buatan manufaktur caliber NN20/1 dari Kenissi

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Tobias Küffer saat berada di butik

INTime di Jakarta; Norqain Wild

One Hakuna Mipaka dikenakan oleh

Duta satwa liar Dean Schneider saat

memeluk King Dexter, salah satu singa yang tinggal di cagar alam

Hakuna Mipaka

Tobias Küffer

Vice President - Montres NORQAIN SA

Norqain juga berkomitmen pada keberlanjutan dengan menjadi pembuat jam tangan yang bebas dari kekejaman terhadap hewan, memahami bahwa sebuah jam tangan lebih dari sekadar alat penunjuk waktu; melainkan piranti pendamping dalam perjalanan hidup. “Kami benar-benar tumbuh di industri jam tangan, kakek kami seorang pembuat jam, ayah kami memproduksi jam tangan mewah selama 45 tahun,” ungkap Tobias Küffer, mengingat pengaruh keluarganya dalam perjalanan kariernya kepada tim CGW saat diwawancara beberapa waktu lalu. Norqain pun terus mendorong batas inovasi, seperti yang terlihat pada koleksi Wild ONE, dirancang bagi petualang sejati yang selalu siap menghadapi tantangan baru, mewujudkan moto ‘My life, my way’.

Kolaborasi dengan Time International sebagai partner ritel di Indonesia menegaskan dedikasi Norqain dalam menyajikan jam tangan luar biasa dan layanan tak tertandingi. “Salah satu kata yang Anda sebutkan adalah ‘bersemangat’. Saya rasa itu karena mereka bersemangat, dan kami pun demikian,” tambah Tobias saat menjawab pertanyaan kami, menjelaskan daya tarik Norqain bagi komunitas yang beragam dan bersemangat, termasuk atlet terkenal. Norqain juga menawarkan pengalaman unik kepada pelanggan. “Jika Anda seseorang yang bersemangat tentang jam tangan, menemukan merek baru selalu menyenangkan,” lanjut Tobias, menyoroti pentingnya menyentuh dan merasakan produk secara langsung di butik. Inovasi dan keberlanjutan juga menjadi fokus utama Norqain, dengan projek menarik yang tengah dikembangkan untuk terus mencari material inovatif dan berkelanjutan seperti Norteq yang bersumber 40% dari bahan alami ramah lingkungan. “Kami pun selalu mencari material inovatif selanjutnya, tentu saja yang juga berkelanjutan,” jelas Tobias, mengungkapkan komitmen Norqain terhadap keberlanjutan dan desain inovatif. Norqain tidak hanya tentang penciptaan jam tangan berkualitas tetapi juga tentang membangun ikatan yang kuat dengan komunitasnya, melalui inovasi, keberlanjutan, dan pengalaman pelanggan yang unik.

CGW MAGAZINE 45

AN EVENING WITH DAVID BECKHAM

Perayaan semangat ‘Born To Dare’ dalam malam penuh kemeriahan, kemewahan, dan tujuan pembuatan jam tangan bersama David Beckham

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 46

DALAM PERPADUAN GAYA, OLAHRAGA, DAN KEAHLIAN SWISS YANG SENSASIONAL, MEREK PEMBUAT JAM TANGAN TERNAMA, TUDOR MENGHADIRKAN IKON GLOBAL

DAVID BECKHAM

Legenda sepak bola dan ikon fesyen David Beckham yang akan berusia 49 tahun pada tanggal 2 Mei ini masih terus bekerja keras, belasan tahun setelah pensiun dari sepak bola profesional pada tahun 2013. “Saya suka bekerja. Saya dibesarkan seperti itu,” aku pria asal Inggris ini. Dan pria karismatik yang memiliki puluhan juta penggemar ini membuat penampilan khusus di Sentul Depot Kuala Lumpur bersama 250 tamu undangan istimewa, termasuk kami dari majalah Collector’s Guide-WATCHES Indonesia. Dalam perpaduan gaya, olahraga, dan keahlian Swiss yang sensasional, merek pembuat jam tangan ternama, Tudor menghadirkan ikon global David Beckham dalam sebuah acara eksklusif di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 1 Februari lalu. Ditemani para tamu istimewa yang terdiri dari mitra ritel, influencer, selebritas, tokoh media, dan para stakeholder utama, Beckham bergabung dengan Tudor untuk malam yang tak terlupakan, berlatar latar belakang gedung Depot Sentul yang disulap menjadi ruang penuh warna-warna khas merek ini, yaitu merah, hitam, dan putih, dan menciptakan kontras yang

HALAMAN SAMPING

Legenda sepak bola dan ikon fesyen, David Beckham

HALAMAN INI DARI ATAS

Pengaturan acara yang unik memungkinkan para tamu untuk turut menjelajahi Manufaktur Tudor baru melalui sudut pandang Beckham; Ia hadir di butik Tudor di Pavilion Damansara, Kuala Lumpur

CGW MAGAZINE 47

MEREFLEKSIKAN KUNJUNGANNYA KE LE LOCLE, BECKHAM MENGAKU, “ANDA

TAHU, MELIHAT SEMUA STAF DI SANA DAN MENYAKSIKAN SEMUA ORANG MEMBUAT

JAM TANGAN YANG LUAR BIASA INI, SUNGGUH SANGAT EMOSIONAL. RASANYA SANGAT ISTIMEWA.”

menakjubkan. Warna merek yang dibuat khusus ini merupakan kontras yang menakjubkan dengan latar belakang Depot Sentul yang kokoh dan merupakan penghormatan yang jelas terhadap tampilan khas Manufaktur Tudor*, (*berita khusus mengenai kunjungan kami ke Manufaktur Tudor akan kami terbitkan di edisi berikutnya).

Manufaktur Tudor yang baru adalah fasilitas industri pembuat jam tangan yang mencakup area seluas lebih dari 5.500 meter persegi di Le Locle, Swiss yang memiliki fasilitas canggih pertama dari merek ini, menyatukan pengetahuan para pembuat jam tangan dengan teknologi mutakhir yang mengagumkan.

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 48

Merefleksikan kunjungannya ke Le Locle, Beckham mengaku, “Anda tahu, melihat semua staf di sana dan menyaksikan semua orang membuat jam tangan yang luar biasa ini, sungguh sangat emosional. Rasanya sangat istimewa.” Pengaturan acara yang unik pada malam itu memungkinkan para tamu untuk turut menjelajahi pabrikan baru ini melalui sudut pandang Beckham, menawarkan pengalaman pembuatan jam tangan interaktif yang mengungkap keahlian di balik setiap jam tangan Tudor. Sebagai pabrikan Swiss pemenang penghargaan yang terkenal karena melayani para petualang paling berani dan mereka yang penasaran dengan dunia, gaya khas jam tangan Tudor sangat selaras dengan individu yang telah mencapai hal-hal luar biasa. Dalam hal ini, Beckham sendiri melambangkan esensi tersebut.

Acara Tudor ini bukan sekadar perayaan horologi dan selebriti, namun perpaduan glamor, budaya, dan perayaan keahlian sejati, yang mencerminkan komitmen merek untuk mendobrak batasan dan berani tampil beda. Dan tema “Beckham’s Born To Dare Journey with Tudor” malam itu secara sempurna merangkum hubungan sang legenda sepak bola dengan Tudor, menampilkan komitmen bersama untuk mendobrak batasan dan komitmen bawaan untuk terus menciptakan kembali. “Kami memiliki kemitraan yang sempurna di mana Anda menantang saya, dan terkadang saya menantang kalian, dan itulah mengapa saya menyebutnya sebuah keluarga karena memang terasa seperti itu,” ungkap mantan atlet tersebut mengenai kolaborasinya dengan Tudor. Duta Tudor sejak tahun 2017 ini menjadi bintang utama

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Beckham membubuhkan tanda tangan di butik Tudor, di Pavilion Damansara Kuala Lumpur; Gedung tempat acara diselaraskan dengan warna Manufaktur Tudor di Swiss; Tamu diberi kesempatan mengalami cara merakit komponen jam

HALAMAN INI

Acara dihadiri para tamu istimewa yang terdiri dari mitra ritel, influencer, selebritas, tokoh media, dan para stakeholder utama

CGW MAGAZINE 49

dengan kehadirannya yang karismatik. Ia pun sempat singgah di butik Tudor terbaru yang terletak di Pavilion Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia pada sore harinya. Acara yang dipandu oleh pembawa acara dan presenter TV Malaysia, Nadia Heng ini menghadirkan suasana akrab bagi para tamu. Kami dapat mendengarkan setiap kata dari percakapan mendalam dengan Beckham secara langsung, sebuah kesempatan sekali seumur hidup bagi mereka untuk mempelajari lebih lanjut tentang ikon gaya global dan kemitraannya dengan Tudor.

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 50

BERLATAR LATAR BELAKANG GEDUNG DEPOT

SENTUL YANG DISULAP MENJADI RUANG

PENUH WARNA-WARNA KHAS MEREK INI, YAITU

MERAH, HITAM, DAN PUTIH, DAN MENCIPTAKAN

KONTRAS YANG MENAKJUBKAN

Acara yang berlangsung malam itu dirancang untuk merayakan kekayaan warisan budaya Malaysia, memberikan gambaran sekilas tentang budaya negara tersebut yang dinamis, dimeriahkan dengan tari budaya hingga tarian barongsai tradisional yang membawa keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru Imlek. Selain itu, para tamu juga disuguhi pengalaman gastronomi mewah yang disajikan oleh Beta KL, sebuah restoran berbintang Michelin, yang memberikan penghormatan kepada tradisi kuliner Malaysia. Menu yang dikurasi dengan cermat dilengkapi dengan minuman inventif dari Coley, bar yang mengkhususkan diri pada koktail kontemporer yang terinspirasi oleh cita rasa klasik dan Malaysia yang tak lekang oleh waktu. Para tamu juga dihibur dengan penampilan festival funk yang penuh semangat oleh Ryotjones dan diiringi dengan irama dari DJ Bate, menjadikan acara ini berakhir dengan penuh kenangan.

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Para penari menampilkan tarian barongsai tradisional; Pembawa acara dan presenter TV Malaysia, Nadia Heng bersama David Beckham; Beckham menunjukkan bola dengan tanda tangannya

HALAMAN INI

Beckham tidak sungkan untuk berkali-kali berfoto selfie bersama seluruh tamu yang hadir

CGW MAGAZINE 51

AN EVERLASTING WONDERLAND

Mahakarya yang indah, hasil kolaborasi

antara Audemars Piguet dengan sang musisi

dan kolektor jam tangan, John Mayer

POINT OF VIEW CGW MAGAZINE 52

Sebuah kolaborasi dari dua nama besar di dunia kreatif tentu bakal memancing keingintahuan akan hasilnya.

Begitulah antusiasme yang ditunjukkan para pencinta jam tangan ketika mendengar Audemars Piguet menggandeng John Mayer untuk sebuah koleksi baru. Perusahaan jam tangan Swiss itu berkolaborasi dengan penyanyi sekaligus gitaris asal Amerika Serikat John Mayer, yang juga seorang kolektor jam tangan dan kawan lama merek tersebut, untuk mendesain koleksi terbarunya, Royal Oak Perpetual Calendar. Hasilnya, sebuah arloji elegan dan tak lekang oleh waktu, terbuat dari emas putih 18K dan mengusung mesin Calibre 5134 selfwinding Audemars Piguet. Jam tangan yang hanya dibuat 200 buah ini diperkuat dial warna biru gelap, dan setiap detailnya seakan satu suara dalam menciptakan lanskap yang mengingatkan kepada langit sejernih kristal.

Sebagai seorang kolektor, Mayer menggunakan ketajaman mata dan seleranya akan presisi serta keindahan estetika untuk mengajukan desain kontemporer yang membangkitkan kelanggengan dan kesempurnaan pada kalender abadi, sembari mempertahankan karakteristik Royal Oak. Lewat nuansa itulah Royal Oak Perpetual Calendar “John Mayer” Limited Edition menempatkan Calibre 5134 dalam sejarah, sekaligus membuka cakrawala baru untuk koleksi Royal Oak. Musisi peraih tujuh penghargaan Grammy itu bekerja sama dengan tim AP mendesain dial “Crystal Sky” yang indah. Setiap detail melebur selaras, mengesankan ketiadaan batas. Pelat kuningan pada muka arlojinya menggunakan finishing motif baru yang dikembangkan para artisan Audemars Piguet guna menghidupkan visi Mayer. Motif embosnya berupa bentuk-bentuk tak seragam menyerupai kristal, menambahkan relief serta kesan gemerlap. Untuk mencapai tingkat detail dan kompleksitas ini, mereka menggunakan proses penumpukan logam yang dikenal dengan istilah electroforming. “Jam tangan favorit saya memiliki pelat jam yang dapat Anda kagumi tanpa henti. Dial jam tangan yang bagus terasa seperti jendela bergambar - Anda melihat ke dalamnya, bukan ke arahnya. Dalam hal ini, seperti menatap langit tanpa bulan. Ada rasa alam yang sebenarnya di dalamnya. Dan ketika Anda menggabungkan kesan mendalam dan luas dengan kerumitan kalender abadi, ini adalah kombinasi yang sangat kuat antara kehebatan teknis dan desain estetika,” ungkapnya.

HALAMAN SAMPING

Penyanyi sekaligus gitaris asal Amerika Serikat John Mayer; Royal Oak Perpetual Calendar “John Mayer” Limited Edition

HALAMAN INI DARI KIRI

Mesin Calibre 5134 selfwinding Audemars Piguet; Dial “Crystal Sky” dalam motif embos berupa bentuk-bentuk tak seragam menyerupai kristal, menambahkan relief serta kesan gemerlap

PELAT KUNINGAN PADA MUKA ARLOJINYA MENGGUNAKAN FINISHING MOTIF BARU YANG DIKEMBANGKAN PARA ARTISAN AUDEMARS PIGUET GUNA MENGHIDUPKAN VISI MAYER

Edisi terbatas ini menggunakan motif baru dalam nuansa biru gelap menggunakan teknik Physical Vapour Deposition (PVD), yang mengawetkan dan meningkatkan kedalaman motifnya sekaligus memaksimalkan permainan cahaya. Muka arlojinya dilengkapi subdial warna PVD biru yang serasi, menunjukkan hari pada pukul 9, bulan dan tahun kabisat pada pukul 12, dan tanggal pada pukul 3. Penanda dan jarum jam dari emas putih 18K juga tampak mencolok berlatar biru, semakin terlihat dalam pencahayaan temaram.

Mayer juga membawa modifikasi halus pada tampilan kalender abadi yang hanya terlihat bila dicermati. Sementara nomor “31” pada subdial tanggal biasanya berwarna merah untuk model Royal Oak Perpetual Calendar modern, kini tercetak pada warna putih. Musisi yang berhasil menjual lebih dari 20 juta album dan miliaran stream di seluruh dunia itu memilh warna biru muda untuk indikator minggu. Indikator fase bulan dipasang berlatar aventurine, menyempurnakan desain keseluruhan dial. Untuk pertama kalinya, grafir “Swiss Made” tercetak dalam warna putih di bagian bawah subdial fase bulan. Dial jam terbingkai dalam emas putih 18K, logam mulia yang sangat disukai kolektor. Case dan gelangnya menggunakan finishing yang rumit, berselangseling antara satin brush dan polished chamfer. Bingkai emas putih pada punggung case safir digrafir “Royal Oak Quantieme Perpetuel” dan “Limited Edition of 200 Pieces”. “Duet” Audemars Piguet dan pelantun tembang “Your Body is a Wonderland” ini bagai melanjutkan dialog yang telah dipupuk merek tersebut selama bertahun-tahun dengan para individu berbakat yang visi kreatifnya menghadirkan keajaiban peleburan kerumitan teknis dengan desain khas. Sebuah bukti nyata kesempurnaan.

CGW MAGAZINE 53

THE BIG, BIG BANG!

Kylian Mbappé meluncurkan

Hublot Big Bang e Gen 3, jam tangan resmi pertandingan sepakbola bergengsi, UEFA EURO 2024™

POINT OF VIEW CGW MAGAZINE 54

JAM TANGAN BARU INI AKAN

MEMUNGKINKAN PEMAKAINYA UNTUK

MENGIKUTI SECARA REAL TIME, FASE

TERAKHIR KEJUARAAN EROPA UEFA 2024™

Hublot Suka Sepak Bola! Di tengah kemeriahan ajang Watches and Wonders Geneva, Pemain Sepakbola dan Duta Hublot, Kylian Mbappé yang didampingi CEO Hublot, Ricardo Guadalupe tampil di tengah-tengah pengunjung ajang pameran jam tangan mewah tersebut untuk meluncurkan Big Bang e Gen 3 UEFA EURO 2024™, jam tangan resmi untuk turnamen bergengsi tersebut. Fase terakhir dari Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA, UEFA EURO 2024™ akan berlangsung musim panas ini Jerman. Menjelang festival sepak bola Eropa ini, Hublot dan Kylian Mbappé, memulai hitungan mundur bersama.

“Setelah dua kemenangan Prancis pada tahun 1984 dan 2000, saya menuju ke Jerman bersama tim saya dengan tujuan memenangkan Kejuaraan Eropa untuk ketiga kalinya! Sementara itu, kami sedang mempersiapkan dan menikmati suasana pesta bersama Hublot, berperan penting di dunia sepak bola yang saya banggakan. Saya senang bisa memerankan diri saya sendiri dalam film “Every second counts” (Setiap detik berarti). Saya harap ini akan menjadi pertanda baik!” ungkapnya. Jam tangan terkoneksi (Connected Watch) yang diperkenalkannya itu memiliki casing 44mm dari titanium dengan konstruksi sandwich, sebuah pendekatan yang ditemukan oleh Hublot pada tahun 2005. Kristal safirnya tahan gores, sementara tali karetnya memiliki gesper yang dapat dipasang, dan dapat dengan mudah ditukar menggunakan sistem One Click yang telah dipatenkan.

Lini Big Bang dengan teknologi yang sangat mengesankan ini memiliki casing jam menggunakan prosesor Qualcomm® Snapdragon WearTM 4100+, yang memastikan kinerjanya mengungguli semua jam tangan lain yang terhubung dengan Hublot. Fitur penting termasuk 8 sensor berbeda dan konektivitas pembayaran GPS, Bluetooth, Wi-Fi dan NFC. Big Bang e Gen3 tentu saja kompatibel dengan sistem operasi Google Android dan Apple iOS. Dan agar bisa didandani dengan warna tim favorit pemakainya, latar belakang layar dan tali pengikatnya bisa diubah. Jam tangan baru ini akan memungkinkan pemakainya untuk mengikuti secara real time, fase terakhir Kejuaraan Eropa UEFA 2024™ berikutnya yang akan berlangsung di Jerman mulai 14 Juni hingga 14 Juli, dan di dalamnya terdapat 24 tim yang akan bertanding untuk mendapatkan kesempatan tersebut untuk memenangkan kejuaraan. Ini termasuk tim Prancis yang dipimpin oleh kaptennya Kylian Mbappé, yang tentunya ingin mengangkat trofi ketiga mereka. Bergabunglah dengan Hublot di Munich pada 14 Juni untuk pertandingan pembukaan UEFA EURO 2024™. Terbatas hanya 100 buah, Big Bang e Gen3 UEFA EURO 2024™ kini dijual di platform e-commerce Hublot dan di butik-butik Hublot di The Time Place, Jakarta.

HALAMAN SAMPING

Pemain Sepakbola dan Duta Hublot, Kylian Mbappé; Tampilan jam tangan Hublot Big Bang e Gen 3 UEFA EURO 2024™

HALAMAN INI DARI KIRI

Kylian Mbappé; Hublot adalah jam tangan resmi UEFA EURO 2024™; Bersama CEO Hublot, Ricardo Guadalupe; Disambut penggemarnya di ajang Watches and Wonders Geneva; casing jam menggunakan prosesor Qualcomm® Snapdragon WearTM 4100+

CGW MAGAZINE 55

POINT OF VIEW

CGW MAGAZINE 56
CGW MAGAZINE 56
Penulis: Billy Saputra @Fotografer: Rendy Kairupan

REDEFINING LEADERSHIP

Menggali peran perempuan dalam kewirausahaan teknologi bersama Shinta Witoyo Dhanuwardoyo

Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, yang juga dikenal dengan nama ‘Shinta Bubu’ bukan nama yang asing lagi di telinga para penggiat industri digital Indonesia. Ia adalah pengusaha Indonesia, pegiat digital, angel investor, pendiri agensi digital Bubu.com, dan masuk dalam daftar 99 Most Powerful Women versi Globe Asia dan Inspiring Women Honor Roll versi Forbes. Mengawali kariernya di konsultan manajemen hingga menggagas Bubu.com, Shinta telah memimpin transformasi perusahaannya menjadi agensi digital papan atas sejak 27 tahun lalu, menandai perjalanan yang erat dengan kegigihan, bersikap inovatif, dan penuh kiat dalam menavigasi bisnisnya. Keberhasilannya juga dibuktikan melalui penyelenggaraan IDBYTE Art + Fashion 2023 yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta kehadiran pembicara internasional seperti Sarah Sukumaran, Ryo Ishikawa, Ralph Simon dan lainnya mencerminkan kapasitas Shinta untuk mengatasi tantangan dan menjadi inspirasi bagi banyak individu yang ingin maju dalam era digital.

MENGAWALI KARIERNYA DI KONSULTAN

MANAJEMEN HINGGA MENGGAGAS

BUBU.COM, SHINTA TELAH MEMIMPIN

TRANSFORMASI PERUSAHAANNYA MENJADI

AGENSI DIGITAL PAPAN ATAS SEJAK 27

TAHUN LALU

Dalam wawancara bersama tim redaksi Collector’s GuideWATCHES Indonesia, Shinta berbagi cerita tentang perjalanannya yang membanggakan dan penuh makna dalam dunia kewirausahaan. “Sebagai seorang entrepreneur, menjalani apa yang menjadi passion serta tujuan hidup kita itu sangatlah penting,” ungkapnya. Merawat bisnisnya selama 28 tahun terakhir yang penuh dengan tantangan dan pembelajaran ia anggap sangat berharga. Menurutnya, suka duka yang dialami merupakan bagian dari pertumbuhan yang esensial untuk menjadi pengusaha seperti dirinya saat ini. Setiap langkah yang telah diambil bukan hanya memajukan dirinya tetapi juga telah menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus berkembang. Shinta membagikan salah satu pencapaian yang dia anggap paling berdampak: perannya sebagai mentor bagi generasi muda yang bercita-cita tinggi. “Memberikan dampak kepada orang lain itu yang saya banggakan,” lanjutnya. Ia tak hanya berbagi pengetahuan dan dukungan pada para pendiri startup dalam menghadapi segala tantangan - dari pengembangan produk hingga strategi pemasaran, tapi juga, dalam beberapa kasus, secara pribadi turut serta sebagai Angel Investor, menyuntikkan dana ke dalam usaha yang mereka jalankan. Dengan cermat, Shinta menjelaskan bahwa investasinya yang paling berharga adalah investasi pada potensi individu, khususnya para entrepreneur muda yang memiliki hunger, dan juga berkeingintahuan tinggi.

HALAMAN SAMPING

Shinta Bubu tampil fashionable dalam balutan busana karya

Jefrry Tan, dipercantik dengan jam tangan Cartier Baignoire

Allongée, cincin-cincin dan gelang emas putih Cartier dan kalung Panthère de Cartier dari emas 18K bertatahkan

tsavorite garnet dan onyx

HALAMAN INI

Shinta mengaku bahwa suka duka yang dialaminya merupakan bagian dari pertumbuhan yang esensial untuk menjadi pengusaha

CGW MAGAZINE 57

INI

Shinta mengenakan jam tangan Santos de Cartier, kalung Panthère de Cartier dari emas kuning 18K, gelang-gelang dan cincin Cartier yang ia padupadankan sesuai dengan gaya fashionnya yang modern dan edgy. Wanita yang digelari sebagai Srikandi dunia digital Indonesia ini selalu tampil anggun, bicaranya teratur dan percaya diri, dan selalu bersemangat saat berbicara soal industri digital

CGW MAGAZINE 58
HALAMAN

“PENGUSAHA PEREMPUAN DI INDONESIA KINI MENGGAMBARKAN

SEMANGAT KARTINI DENGAN MENUNJUKKAN KEBERANIAN DAN

KETEKUNAN UNTUK MENCAPAI KESETARAAN DAN MEMBERI DAMPAK

POSITIF PADA MASYARAKAT.”

SHINTA BUBU

Saat ditanyakan tentang proyek terkininya, dengan penuh antusias Shinta menjawab, “Kami sedang mengembangkan StartupIndonesia.co di bawah naungan Bubu.com. Platform ini dibuat untuk menghubungkan para startup di Indonesia dengan ekosistem yang sangat mereka butuhkan. Ekosistem startup dan teknologi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Namun, banyak pendiri startup yang mengalami tantangan seperti ketimpangan informasi, akses ke mentor, jejaring, dan pendanaan yang masih sangat terpusat di kota Jakarta. StartupIndonesia.co dibangun untuk menjawab tantangan tersebut. Visi kita adalah agar setiap anak muda Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk memulai, mengembangkan, dan meningkatkan startup mereka, terutama yang memberikan dampak socio economic untuk Indonesia yang lebih baik. Basically we are democratizing the Startups ecosystem for everyone in Indonesia.”

Kemudian, pembicaraan bermuara pada semangat Kartini yang melegenda dan bagaimana ia merefleksikan sosok tersebut—Shinta Bubu ternyata memiliki kekaguman yang mendalam. “Pengusaha perempuan di Indonesia kini menggambarkan semangat Kartini dengan menunjukkan keberanian dan ketekunan untuk mencapai kesetaraan dan memberi dampak positif pada masyarakat,” ungkapnya. Dia melihat mereka tidak hanya sebagai pengusaha tapi juga sebagai pionir yang menginspirasi, mengubah paradigma bisnis dan teknologi dengan cara yang serupa dengan Kartini di eranya. Menerapkan prinsip-prinsip Kartini dalam kepemimpinan dan praktik bisnisnya, Shinta tidak hanya mengadvokasi kesetaraan

gender tetapi juga memberdayakan sesama perempuan untuk berkembang. “Saya mendorong perubahan berkelanjutan dan kerja sama yang inklusif,” ungkapnya. Bagi Shinta, setiap keputusan bisnis harus dipertimbangkan dampaknya bagi masyarakat. Dengan komitmen yang kuat untuk menjadi agen perubahan positif, ia terus mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dan tertarik pada industri teknologi dan digital. “Saya ingin melihat lebih banyak perempuan terlibat dalam industri teknologi dan digital,” tegasnya, menggarisbawahi keinginannya untuk melihat generasi mendatang mengejar mimpi mereka tanpa dibatasi oleh gender.

Di era dengan pertumbuhan Artificial Intelligence (AI) yang semakin membludak, bisnis agensi digital yang ia pimpin pun tak luput untuk dihadapkan dengan tantangan besar agar tetap relevan dan kompetitif. “Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan kami tetap berada di depan dengan keunggulan kompetitif kami, meski AI merambah luas di berbagai sektor, termasuk agensi. Menjaga relevansi dalam dunia yang cepat berubah dan semakin dipengaruhi oleh AI bukanlah tugas yang ringan. Adaptasi dengan AI bukan proses yang mudah; kami diuji untuk mengupayakan investasi besar pada sumber daya manusia yang berkualitas dan infrastruktur teknologi yang memadai,” jelasnya. Pengalaman ini mengajarkan kepada Shinta pentingnya pembaruan berkelanjutan dan adaptasi dengan teknologi terkini. Tantangan ini tak hanya diatasi, namun juga menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya tetap fokus pada penciptaan nilai tambah yang unik bagi para pelanggan, sebuah prinsip yang dia pegang teguh dalam setiap langkah bisnis yang diambil.

Busana: Jeffry Tan

Jam tangan dan perhiasan: Cartier, Plaza Indonesia

Mengakhiri perbincangan yang penuh inspirasi, Shinta Bubu berbagi tentang hal-hal yang lebih pribadi, yang memberi jendela kepada nilai-nilai dan perasaan yang dijunjung tingginya. Sebuah jam tangan pribadi miliknya memiliki makna mendalam bagi dirinya, “Salah satunya adalah jam tangan Hublot, bukan sekadar alat penunjuk waktu, tetapi desainnya yang inovatif, seringkali mencakup penggunaan bahan modern seperti keramik, karbon, dan titanium, memberikan jam tangan tersebut tampilan yang elegan dan futuristik,” akunya. Ada pula kalung emas dengan liontin bertuliskan ‘Allah’ juga memiliki tempat khusus di hatinya. Lebih dari sekedar perhiasan, kalung tersebut merupakan warisan dari almarhum Ayahandanya yang selalu dikenakannya. “Kalung ini mengingatkan saya pada nilai-nilai yang diajarkan Papa, serta menjadi simbol kecintaan dan kenangan yang tak tergantikan,” tuturnya.

CGW MAGAZINE 59
SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 60
Foto: © Rolex/Sébastien Agnetti

FROM INDONESI A WITH LOVE

Dimulai dengan kapas, wirausahawan sosial dan 2023 Rolex Awards for Enterprise Laureate, Denica Riadini-Flesch telah berhasil meregenerasi tanah, kehidupan dan tradisi di Indonesia

Nama pengusaha asal Indonesia Denica Riadini-Flesch semakin melambung setelah ia dinobatkan sebagai salah satu dari lima pemenang penghargaan bergengsi 2023 Rolex Awards for Enterprise, yang dipilih oleh juri independen yang terdiri dari 10 pakar internasional. Mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kehidupan sekaligus melindungi planet ini untuk generasi mendatang. Merek jam tangan Swiss, Rolex mendukung mereka yang berusaha keras untuk melindungi dan melestarikan Planet Abadi (Perpetual) untuk generasi berikutnya.

CEO dan pendiri SukkhaCitta ini telah berhasil mengubah cara pembuatan dan penjualan pakaian, hingga ke cara bahanbahannya ditanam, sekaligus memberdayakan masyarakat pedesaan pengrajin wanita yang membantu menciptakannya, dan telah berhasil menciptakan salah satu rantai pasokan pakaian regeneratif pertama di dunia, yang dinamainya SukkhaCitta. Collector’s Guide-WATCHES Indonesia berkesempatan mewawancarainya sehari setelah acara penyerahan penghargaan bergengsi tersebut di Singapura. Dalam sesi wawancara eksklusif

yang dihadiri perwakilan media dari berbagai negara di Asia

Tenggara itu ia mengaku, “Proyek ini telah menunjukkan kepada saya apa yang dapat Anda capai jika Anda menempatkan perempuan dan alam sebagai inti keputusan Anda.” Ia juga menjelaskan makna khusus di balik nama ‘SukkhaCitta’, yang diadaptasi dari bahasa Sanskerta, ‘Sukkha’ bermakna kegembiraan, dan ‘Citta’ adalah kain. Dan saat digabungkan, nama ‘SukkhaCitta’ ini diharapkan dapat menjadi busana yang menghantarkan kebahagiaan atau sukacita untuk pembuat maupun pemakai produknya.

Wanita lulusan Universitas Erasmus di Rotterdam ini pernah menjadi asisten profesor sebelum bekerja sebagai ekonom pembangunan dan konsultan Bank Dunia. Saat ia bekerja untuk Bank Dunia ia sering bepergian ke pedesaan dan bertemu dengan perempuan setempat. Di sanalah ia menyadari bahwa yang dibutuhkan adalah pekerjaan yang adil, bukan bantuan. Hingga akhirnya di tahun 2016, bersama tiga wanita lainnya, ia mendirikan SukkhaCitta, yang memberikan upah layak kepada para pengrajin untuk membuat pakaian indah yang dijual langsung ke pelanggan di lebih dari 30 negara melalui situs web dan peritel mereka. Kini, tim yang terdiri dari 15 koordinator ini mengelola lebih dari 450 perempuan yang telah mengalami peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 60 persen. SukkhaCitta terus berfokus pada pemberdayaan pengrajin pedesaan di Indonesia, menggunakan teknik tradisional dan berkelanjutan untuk membuat produk kelas atas.

“PROYEK INI TELAH MENUNJUKKAN KEPADA

SAYA APA YANG DAPAT ANDA CAPAI JIKA

ANDA MENEMPATKAN PEREMPUAN DAN ALAM

SEBAGAI INTI KEPUTUSAN ANDA”

2023 ROLEX AWARDS FOR ENTERPRISE LAUREATE, DENICA RIADINI-FLESCH

HALAMAN SAMPING

2023 Rolex Awards for Enterprise Laureate Denica Riadini-Flesch mendirikan SukkhaCitta hanya dengan tiga perempuan. Kini berkembang menjadi tim yang terdiri dari 15 koordinator yang mengelola lebih dari 450 perempuan

HALAMAN INI

Denica Riadini-Flesch, CEO dan pendiri SukkhaCitta, mengubah cara pembuatan dan penjualan pakaian, hingga cara bahanbahannya ditanam, sekaligus memberdayakan perajin wanita pedesaan yang membantu menciptakannya

CGW MAGAZINE 61
SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 62

PEKERJAAN SUKKHACITTA DIMULAI DENGAN

KAPAS, YANG IA PASTIKAN BERASAL DARI

SUMBER YANG BERKELANJUTAN

Wirausahawan sosial yang selalu tampil sederhana ini telah berhasil mengubah masa depan perajin perempuan pedesaan melalui merek pakaian farm-to-closet miliknya. Dia memberi mereka upah layak untuk membeli pakaian tradisional yang terbuat dari bahan-bahan yang ditanam menggunakan pertanian regeneratif, sehingga memberikan kehidupan baru ke dalam warisan budaya negara yang kaya. Pekerjaan SukkhaCitta dimulai dengan kapas, yang ia pastikan berasal dari sumber yang berkelanjutan. Para petani yang bekerja dengan merek tersebut diajari teknik-teknik asli untuk menanam kapas sekaligus meregenerasi bumi. Di ladang mereka, tanaman pelengkap ditanam di samping kapas, yang masingmasing mempunyai peranan tersendiri dalam merevitalisasi tanah yang terlalu banyak dikerjakan. Setelah kapas dipanen, dipintal, dan ditenun oleh para perempuan, kapas tersebut diwarnai menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. “Kami telah mencegah lebih dari 3 juta liter pewarna beracun dibuang ke sungai kami dengan menggunakan pewarna alami,” jelasnya.

“Penghargaan Rolex akan memungkinkan kami untuk memperkuat model kami dengan melakukan penskalaan secara fisik di seluruh sekolah, tetapi juga mendigitalkan kurikulum kami sehingga kami dapat menjangkau lebih banyak perempuan di seluruh Indonesia. Itu sebabnya kami merayakannya bersama, karena kami tahu apa arti kesempatan ini bagi banyak perempuan yang kini dapat merasa dilihat dan dihargai lagi,” lanjut Denica.

Berkat penghargaan bergengsi dari Rolex, kini kegiatannya semakin dikenal banyak orang, dan Denica berbagi cerita tentang rencana selanjutnya. “Saya tentu saja sangat berterima kasih dan bangga akan penghargaan dari Rolex ini, yang telah menjadi tonggak penting dalam hidup saya. Selanjutnya adalah bagaimana kami dapat menskalakan model ini ke seluruh industri dan sektor. Yang banyak diketahui orang tentang SukkhaCitta adalah tentang pakaian. Padahal yang kami kerjakan di lapangan tidak ada sangkut pautnya dengan pakaian, melainkan mengenai bagaimana pakaian ini dibuat, mulai dari petaninya. Bayangkan jika kita bisa mereplikasi pola tersebut di sektor pangan, pertanian, dan sektor lainnya, juga di negara lain. Jadi itulah yang memotivasi saya untuk mendaftarkan SukkhaCitta di Rolex Awards for Enterprise, sehingga mereka dapat membantu saya memperkuat pesan ini, dan kami dapat menyebarkan kesadaran dan mulai mereplikasinya ke seluruh sektor,” jelasnya.

Denica berencana untuk memperluas rantai pasok pakaian regeneratifnya, memperkuat pemberdayaan perempuan, dan melestarikan budaya lokal Indonesia. Lebih dari 1.500 orang terkena dampak positif dari proyek mulia ini, mulai dari petani hingga penenun dan penjahit ulung. Denica juga berencana menjangkau 10.000 orang pada tahun 2030 sambil meregenerasi 1.000 hektar tanah terdegradasi dan sedang mengembangkan aplikasi untuk memperluas pelatihan SukkhaCitta hingga ke wilayah paling terpencil di Indonesia.

Mengenai bagaimana ia dapat mempertahankan DNA mereknya sembari terus menciptakan karya baru setiap tahun, ia mengaku, “Itu karena sifat keras kepala, kegigihan dan idealisme yang saya pertahankan. Sebelum kami meluncurkan sesuatu yang baru, semuanya harus dirasakan dan diuji terlebih dahulu. Saya harus mencoba dan menguji setiap potongan dan model yang diajukan oleh para desainer kami, karena menurut saya, produk kami diciptakan bukan untuk hanya dikenakan sekali saja. Apakah produk ini cukup serbaguna atau cukup tahan lama untuk dikenakan di mana saja. Itu tugas saya untuk menguji semuanya, saya rasa begitulah cara kita untuk menjaga DNA dari produk yang kita hasilkan, memiliki visi tentang apa standar produk yang akan membuat Anda bangga. Dan hanya memberikan lampu hijau jika produk tersebut sudah memenuhi semua standar kami.”

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Denica Riadini-Flesch bersama para perajin batik di salah satu sekolah kerajinan SukkhaCitta, Rumah SukkhaCitta; Saat bersama Ibu Linna di sebuah peternakan di Jawa Timur; Sebagai bagian dari Perpetual Planet Initiative, Denica Riadini-Flesch berencana untuk memperluas SukkhaCitta; salah satu rantai pasokan pakaian regeneratif pertama di dunia

HALAMAN INI

SukkhaCitta hanya menggunakan pewarna alami nabati, seperti warna biru ini, yang dibuat dengan memfermentasi daun Strobilanthes cusia; Denica Riadini-Flesch berbicara dengan perempuan di salah satu sekolah kerajinan SukkhaCitta. Ia bersemangat dalam memberdayakan perempuan di pedesaan Indonesia dengan memberi mereka akses terhadap pelatihan dan membekali mereka dengan keterampilan yang mereka perlukan untuk mendapatkan upah layak

CGW MAGAZINE 63

THE WORLD IS YOURS

Saat generasi baru dari keluarga ternama Philippe Dufour dan Jacob Arabo saling mengagumi dan mendukung

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 64

HALAMAN SAMPING

Tampilan dial dan case dibalik jam tangan Jacob & Co “The World is Yours”

HALAMAN INI DARI KIRI

Philippe Dufour mengenakan jam tangan hadiah dari puterinya; Jam tangan yang diterima Jacob Arabo di usia 13 tahun dari ayahnya Nison Arabov

DANIELA MEMBELI JAM TANGAN JACOB & CO “THE WORLD IS YOURS” SENILAI USD 57.000 (SEKITAR IDR 927 JUTA) INI SEBAGAI HADIAH UNTUK AYAHNYA, PHILIPPE DUFOUR

Kisah ini berkisar pada dua keluarga ternama di industri jam tangan mewah saat ini, yaitu kisah antara dua generasi baru dalam industri jam tangan, yang dipersonifikasikan oleh Daniela Dufour, seorang pembuat jam tangan muda belia dan putri Philippe Dufour, legenda hidup horologi, dengan Benjamin Arabov, putra Jacob Arabo dan CEO Jacob&Co. Keduanya dibimbing oleh kecintaan ayah mereka terhadap jam tangan, dan kisah ini dimulai saat beberapa bulan yang lalu, Daniela membeli jam tangan Jacob & Co “The World is Yours” senilai USD 57.000 (sekitar IDR 927 juta) ini sebagai hadiah untuk ayahnya. Daniela Dufour terpesona dengan asal usul jam tangan yang dibuat bersama oleh Jacob dan putranya Benjamin.

Memang benar, “The World Is Yours” Dual Time Zone (zona waktu ganda) memiliki cerita yang sangat istimewa. Ini melambangkan warisan keluarga, dan pembuatan jam dalam keluarga Jacob. Terinspirasi oleh jam tangan zona waktu ganda yang diterima Jacob pada usia 13 tahun sebagai hadiah dari ayahnya, Nison Arabov, “The World is Yours” Dual Time Zone seakan membuka pintu dunia dan pembuatan jam bagi Jacob Arabov – jam tangan ini berfungsi sebagai penghormatan terhadap warisan abadi keluarga Arabov. Penunjuk waktu

penjelajah dunia yang kasingnya terbuat dari emas mawar 18K berukuran 43mm ini dilengkapi pelat jam berpernis biru melengkung yang dibuat secara spektakuler, dengan dua dial terpisah dan independen. Masing-masing dilengkapi dengan jam dan menit. Masing-masing zona dapat mewakili zona waktu mana pun yang Anda pilih, tidak peduli seberapa jauhnya, dan terutama zona waktu dengan offset 15, 30, atau 45 menit. Sebuah jam tangan yang begitu istimewa, memicu ambisi dan tekad Jacob untuk suatu hari nanti membuat arlojinya sendiri.

Percikan orisinal ini telah menjadi kekuatan penuntun di balik jam tangan Jacob & Co., tetap berada dalam keluarga dan menunggu kepemimpinan generasi berikutnya. Untuk sementara, hal ini menjadi inspirasi bagi “The World Is Yours”. Narasi ini sangat bergema di benak Daniela. Dari ayah ke anak perempuan, dari ayah ke anak laki-laki, dari anak lakilaki ke ayah, dan dari anak perempuan ke ayah. Kisah tentang hubungan mendalam dengan keluarga dan pembuatan jam tangan. Merupakan suatu kehormatan besar bagi Jacob dan Benjamin mengetahui bahwa jam tangan karya mereka juga telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada keluarga Dufour. Bukti bahwa kasih sayang orang tua adalah katalisator yang membuka berbagai kemungkinan di dunia.

CGW MAGAZINE 65

TRAVEL TIME

Patek Philippe merilis tiga jam tangan khusus untuk para pelancong bercita rasa tinggi yang membutuhkan penunjuk waktu yang tepat di zona waktu berbeda

Salah satu merek jam mewah asal Swiss yang paling dinantikan koleksi terbarunya di ajang Watches and Wonders Geneva adalah Patek Philippe. Dan penantian itu tidak sia-sia, Patek Philippe kembali berinovasi dalam hal teknis dengan melengkapi koleksi jam tangan bagi para traveller dalam

beberapa koleksi mewahnya, termasuk jam tangan World Time pertama dengan tampilan tanggal yang disinkronkan dengan waktu setempat. Kami pilihkan tiga koleksi terbaru mereka untuk Anda para pebisnis yang gemar bepergian dan membutuhkan penunjuk waktu yang tepat saat berada di zona waktu yang berbeda.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 66
Penulis: Yessar Rosendar

Alarm Travel Time Ref.5520RG

Bagi penggemar jam yang gemar bepergian dan menginginkan tampilan yang sporty namun juga berkelas, Alarm Travel Time Ref.5520RG cocok untuk Anda. Grand Complication ini menghadirkan casing two-tone dari emas pink yang elegan dan empat tombol samping yang terbuat dari emas putih. Jam ini merupakan sebuah reinterpretasi dari jam Alarm Travel Time two-tone berwarna serupa di tahun 2019. Satu detail yang membuat jam ini memiliki tampilan yang sporty dan lebih santai adalah dial jamnya yang berwarna abu-abu dengan pola sunburst dan angka Arabic berwarna abu-abu arang, dan jarum jam berbentuk pedang dari emas putih dengan lapisan bercahaya.

Jam tangan terbaru ini ditenagai oleh mesin otomatis kaliber AL 30-660 S C FUS yang memiliki empat paten. Tombol jam pada posisi jam 4 memungkinkan waktu alarm dipilih dalam kelipatan 15 menit melalui bukaan ganda layar digital pada posisi jam 12, dilengkapi dengan indikator siang/malam. Mode pengoperasian jam ini juga telah dirancang dengan cermat untuk menjadikan fungsi ini senyaman mungkin bagi pengguna. Mekanisme waktu perjalanan memiliki dua jarum jam sentral, jarum biasa untuk waktu lokal dan jarum kerangka untuk waktu rumah. Saat bepergian, yang perlu dilakukan pemakainya hanyalah menekan tombol pada pukul 8 atau 10 untuk menggerakkan jarum waktu setempat maju atau mundur dalam kelipatan satu jam. Kedua

SAAT BEPERGIAN, YANG PERLU

DILAKUKAN PEMAKAINYA

HANYALAH MENEKAN TOMBOL

PADA PUKUL 8 ATAU 10 UNTUK

MENGGERAKKAN JARUM WAKTU

SETEMPAT MAJU ATAU MUNDUR

DALAM KELIPATAN SATU JAM

zona waktu dilengkapi indikator siang/malam dan tanggalnya disinkronkan dengan jarum waktu setempat. Kedua penekan waktu perjalanan (dengan tanda + dan - yang ditinggikan) dan penekan jam 2 untuk mengaktifkan/menonaktifkan alarm (dapat dikenali dari motif loncengnya), keduanya dilengkapi dengan mekanisme penguncian pengaman yang telah dipatenkan.

Casing belakang kristal safir (dapat diganti dengan casing belakang emas pink solid) memungkinkan penggunanya mengagumi pergerakan mesin jam dan palu alarm. Referensi 5520RG-001 yang baru dipasangkan dengan tali kulit anak sapi kastanye dengan sentuhan akhir vintage dan jahitan krem yang kontras, diamankan dengan gesper cabang clevis emas mawar dengan indikasi Patek Philippe untuk model bergaya Pilot. Jam ini bergabung dengan koleksi Referensi 5520P-001 dalam warna platinum dengan dial jam hitam eboni sunburst

HALAMAN SAMPING

Patek Philippe Alarm Travel Time Ref.5520RG dengan casing two-tone dari emas pink

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Dial jam warna abu-abu dengan pola sunburst, dan jarum jam berbentuk pedang dari emas putih dengan lapisan bercahaya; Mesin jam Caliber AL 30-660 S C FUS; Dua tombol zona waktu dengan tanda + dan –

CGW MAGAZINE 67

COLLECTOR’S CORNER

World Time Ref. 5330G-001

Bagi yang menginginkan jam perjalanan berkelas namun tidak terlalu mencolok, Patek Philippe memperkenalan World Time Ref. 5330G-001 dengan case emas putih berdesain klasik dan dial abu-abu dengan pola carbon di tengahnya. Jam ini awalnya merupakan sebuah jam edisi terbatas di pameran “Watch Art” yang diselenggarakan oleh Patek Philippe tahun lalu. Jam terbaru ini memiliki penemuan baru yang sudah dipatenkan, yaitu tampilan

HALAMAN INI

Patek Philippe World Time Ref. 5330G-001 dengan case emas putih dan dial abu-abu dengan pola carbon di bagian tengah

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Jarum kaca dengan ujung titik merah antara Auckland dan Midway menandai garis perubahan tanggal pada cakram kota; Tali jam kulit anak sapi berwarna biru abu-abu dengan motif denim dilengkapi gesper lipat emas putih; Tampilan mesin jam otomatis kaliber 240 HU C dari balik case jam

tanggal yang diindeks ke waktu lokal, yaitu zona waktu yang dipilih pada pukul 12 pada disk kota dan ditunjukkan oleh jarum jam di tengah. Untuk menawarkan fungsi yang berguna dan sangat praktis ini, Patek Philippe telah mengembangkan mesin jam otomatis kaliber 240 HU C terbaru dengan sistem diferensial inovatif yang dipatenkan untuk mengatur tanggal waktu lokal. Seluruh mekanisme ini terdiri dari 70 komponen.

CGW MAGAZINE 68

Tanggal ditampilkan pada flensa miring berwarna keperakan dengan jarum kaca tengah berujung merah – yang pertama dari Patek Philippe yang terbuat dari kaca. Titik merah antara Auckland dan Midway menandai garis perubahan tanggal pada cakram kota. Cakram 24 jam dibagi menjadi dua zona siang/malam yang masing-masing diidentifikasi berdasarkan latar belakangnya yang berwarna keperakan atau biru-abu-abu, serta simbol matahari dan bulan. Waktu lokal dari zona waktu yang dipilih pada pukul 12 ditunjukkan dengan jarum jam jenis Dauphine dan penanda jam jenis tongkat segi dari emas putih dengan lapisan luminescent putih. Berkat mekanisme cerdik yang dipatenkan pada tahun 1999, pengguna dapat secara bersamaan mengoreksi semua tampilan Waktu Dunia – termasuk tanggal – dalam kelipatan satu jam hanya

PATEK PHILIPPE TELAH MENGEMBANGKAN MESIN JAM OTOMATIS KALIBER 240 HU C TERBARU DENGAN SISTEM DIFERENSIAL INOVATIF YANG DIPATENKAN UNTUK MENGATUR TANGGAL WAKTU LOKAL

dengan menekan tombol pada pukul 10. Casing emas putih yang dipoles seluruhnya berukuran diameter 40mm dibedakan dengan lug dua tingkat yang melengkung. Tali kulit anak sapi berwarna biru abu-abu dengan motif denim, dipercantik dengan jahitan tangan berwarna putih, dilengkapi dengan gesper lipat emas putih.

CGW MAGAZINE 69
CGW MAGAZINE 70

KEDUA ZONA WAKTU DILENGKAPI

INDIKATOR SIANG/MALAM (MELALUI

LUBANG PADA JAM 9 DAN 3). SAAT

PEMAKAINYA TIDAK SEDANG BEPERGIAN, KEDUA JARUM JAM YANG BERTUMPUKAN

SEMPURNA MENJADI SATU

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Patek Phillipe Aquanaut Travel Time Ref. 5164G; Lubang kecil untuk koreksi tanggal terdapat pada sisi kiri tombol pemutar jam

HALAMAN INI DARI ATAS

Mesin otomatis Kaliber 26-330 S C FUS; Penunjukan tanggal dengan tangan pada subdial di posisi jam 6 digabungkan dengan waktu setempat

Aquanaut Travel Time Ref. 5164G

Bagi mereka yang menginginkan jam dengan desain yang sporty dan lebih modern, Patek Phillipe menciptakan Aquanaut Travel Time Ref. 5164G. Lewat jam terbaru ini, untuk pertama kalinya, Patek Philippe menawarkan jam tangan travel kontemporer, elegan dan kasual dalam versi emas putih. Jam ini awalnya diluncurkan pada tahun 2011 sebagai model dengan casing baja dengan dial jam dan tali hitam (5164A-001), Aquanaut Travel Time ditafsirkan ulang pada tahun 2016 dalam versi emas mawar dengan dial jam dan tali berwarna coklat (5164R-001). Dial jam biru-abu-abu opaline menampilkan dekorasi yang melambangkan koleksi Aquanaut. Keterbacaannya dipastikan dengan penerapan angka Arab dan jarum penunjuk berbentuk tongkat dari emas putih dengan lapisan berpendar putih.

Jam ini diperkuat oleh mesin otomatis Kaliber 26-330 S C FUS yang diperbaharui dengan sistem tampilan waktu ganda yang dipatenkan, yang menggabungkan keterbacaan luar biasa dengan kemudahan penggunaan. Cukup menekan salah satu dari dua penekan di sisi kiri case sudah cukup untuk menggerakkan jarum jam waktu setempat maju (pendorong bawah) atau mundur (pendorong atas) dalam kelipatan satu jam, tanpa kehilangan akurasi. Sementara itu, jarum yang berbentuk kerangka mencatat waktu di rumah. Kedua zona waktu dilengkapi indikator siang/ malam (melalui lubang pada jam 9 dan 3). Saat pemakainya tidak sedang bepergian, kedua jarum jam yang bertumpukan sempurna menjadi satu.

Penunjukan tanggal dengan tangan pada subdial di posisi jam 6 digabungkan dengan waktu setempat dan oleh karena itu disesuaikan maju atau mundur, sesuai kebutuhan, ketika penekan Travel Time diaktifkan. Desain simbolis casing berdiameter 40,8mm dan bezel segi delapan disempurnakan dengan sentuhan akhir polesan dan sentuhan akhir satin yang kontras. Tali komposit bermotif Aquanaut terintegrasi dalam warna biru-abu-abu yang serasi dengan pelat jamnya dilengkapi gesper lipat emas putih yang telah dipatenkan.

CGW MAGAZINE 71

THE EVOLUTION OF

ROLEX OYSTER PERPETUAL GMT-MASTER II

Sejarah mengagumkan dari koleksi GMT-Master II selama bertahun-tahun hingga hadirnya model terbaru

Waktu matahari rata-rata yang diukur di Royal Observatory di Greenwich, London, merupakan meridian utama yang secara resmi diadopsi pada Konferensi Meridian Internasional, yang diadakan di Washington pada tahun 1884, yang menentukan zona waktu berbeda di seluruh dunia. Hingga tahun 1972, GMT merupakan standar waktu internasional dan titik acuan yang sangat diperlukan bagi industri penerbangan pada khususnya. Saat ini, dalam pembuatan jam tangan, ‘GMT’ menggambarkan fungsi yang memungkinkan jam tangan menunjukkan waktu di dua zona waktu berbeda sekaligus, melalui tampilan tradisional serta jarum penunjuk 24 jam tambahan yang dipadukan dengan gradasi yang sesuai pada

bezel. Ketika Rolex meluncurkan GMT-Master pertamanya pada tahun 1955, dunia berubah dengan cepat. Jarak terasa lebih pendek dan waktu terasa lebih cepat. Perkembangan penerbangan sipil sangat spektakuler, dengan hadirnya penerbangan jarak jauh yang memungkinkan untuk melintasi lautan dan benua tanpa henti. GMT-Master, 1955, ref. 6542 menyediakan alat untuk bernavigasi antar titik waktu perjalanan. Dengan jarum penunjuk khusus 24 jam dan bingkai cincin dua warna yang dapat diputar, perangkat ini memungkinkan semua orang yang sering bepergian di zona waktu berbeda – pilot maskapai penerbangan, kapten kapal, navigator, pengusaha internasional, dan anggota Angkatan Bersenjata –mengetahui waktu sekilas dalam dua zona waktu.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 72
Penulis: Billy Saputra

Tahun 1960-an terjadi lonjakan lalu lintas udara. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di seluruh dunia membuat pesawat menjadi alat perjalanan dan transportasi yang penting. Pada awal dekade penting dalam sejarah penerbangan ini, Rolex menandatangani kemitraan dengan Pan American World Airways, yang lebih dikenal sebagai Pan Am. Maka, pada tahun 1959, GMT-Master menjadi jam tangan resmi dari maskapai penerbangan antarbenua Amerika paling terkemuka pada saat itu. Pilot Pan Am yang mengenakan jam tangan GMT-Master dan muncul dalam iklan Rolex, membantu menjadikan model tersebut sebagai lambang dunia penerbangan. Tahun itu juga menandai titik balik dalam perjalanan teknis GMTMaster. Sisipan bezel bergradasi 24 jam, yang sebelumnya terbuat dari Plexiglas, kini diproduksi dari aluminium anodisasi agar permukaannya lebih tahan lama, dan pelindung tombol pemutar jam ditambahkan sebagai bagian integral dari casing tengah. Lebih tangguh dari sebelumnya, jam tangan ini terus menerima peningkatan dan penyempurnaan untuk menghadirkan kinerja yang semakin mengesankan.

PADA TAHUN 1959, ROLEX GMT-MASTER

MENJADI JAM TANGAN RESMI DARI

MASKAPAI PENERBANGAN ANTARBENUA

AMERIKA PALING TERKEMUKA PADA SAAT

ITU, PAN AMERICAN WORLD AIRWAYS

HALAMAN SAMPING

(atas) GMT-Master dari stainless steel, bezel merah dan biru, 1959; (bawah) GMT-Master II dari Oystersteel, bezel merah dan biru, tahun 2018 GMT-Master II dari Oystersteel, bezel merah dan biru, tahun 2018

HALAMAN INI KIRI

GMT-Master dari stainless steel dengan bezel Plexiglas merah dan biru, tahun 1955; Iklan Rolex merayakan penerbangan transatlantik nonstop pertama dari New York ke Moskow yang dioperasikan oleh Pan Am

CGW MAGAZINE 73

VERSI BARU, DENGAN SISIPAN CERACHROM HIJAU DAN HITAM, MENONJOL DARI VERSI LAIN KARENA MEMILIKI TOMBOL PEMUTAR

JAM DI SISI KIRI CASING

GMT-Master terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan dunia yang terus berubah. Dengan meluasnya perdagangan internasional dan segala sesuatunya bergerak lebih cepat, wisatawan menginginkan alat yang dapat membuat hidup mereka lebih mudah. Pada tahun 1982, Rolex memperkenalkan mesin jam baru yang memungkinkan jarum jam disetel secara terpisah dari jarum menit dan jarum 24 jam. Dengan menarik tombol pemutar jam ke takik pertama dan memutarnya ke salah satu arah, jarum penunjuk jam ‘melompat’ maju atau mundur dalam kelipatan satu jam. Oleh karena itu, jam tangan dapat disetel ke zona waktu baru tanpa memengaruhi fungsi lainnya. Untuk menandai evolusi ini dengan jelas dan menghindari kebingungan dengan GMT-Master, jam tangan dengan mesin jam baru ini diberi nama GMT-Master II. Pada peluncurannya, ia menampilkan sisipan bezel berwarna merah anggur dan hitam, kombinasi eksklusif untuk model baru ini. Koleksi GMT-Master dan GMT-Master II keduanya hadir hingga tahun 2000.

GMT-Master II menerima pembaruan signifikan pada tahun 2005 dengan diperkenalkannya sisipan bezel pertama yang terbuat dari keramik pada jam tangan Rolex. Keramik berteknologi tinggi ini sangat keras, hampir anti gores, dan warnanya tidak terpengaruh oleh sinar ultraviolet. Selain itu, karena komposisi kimianya, ia bersifat inert dan tidak dapat menimbulkan korosi. Awalnya seluruhnya berwarna hitam, komponen ini kemudian diproduksi dalam berbagai kombinasi dua warna, mengabadikan

desain ikonik GMT-Master asli. Sisipan bezel dari keramik – diberi nama Cerachrom pada tahun 2008 – menandai titik balik baru bagi merek ini pada saat perlombaan sedang berlangsung di seluruh industri untuk mendapatkan kinerja teknologi yang lebih baik. Hal ini mengukuhkan posisi Rolex sebagai yang terdepan dalam inovasi untuk penelitian dan pengembangan komponen keramik berteknologi tinggi. Pada tahun 2013, sisipan Cerachrom monoblok dua warna pertama diluncurkan – dalam warna biru dan hitam. Ini mewakili kemenangan penelitian teknik dan terapan. Tahun berikutnya, Rolex menghadirkan sisipan Cerachrom merah dan biru. Memproduksi kombinasi warna khusus ini – yang mirip dengan jam tangan aslinya – merupakan sebuah tantangan teknis, karena kedua warna ini sangat sulit diperoleh pada satu komponen keramik.

HALAMAN INI DARI KIRI

Perakitan sistem pemutar mesin jam otomatis kaliber 1575 GMT, yang melengkapi GMT-Master dari tahun 1965 hingga 1983; Jarum jam dari berbagai versi GMT-Master II

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Oyster Perpetual GMT-Master II dengan bezel Cerachrom biru dan hitam, tahun 2013; Sisipan Cerachrom merah dan biru selama pemolesan permukaan bezel; Oyster Perpetual GMT-Master II dengan bezel hijau dan hitam

CGW MAGAZINE 74

Penafsiran ulang yang tidak terduga terhadap GMT-Master II terungkap pada tahun 2022. Versi baru, dengan sisipan Cerachrom hijau dan hitam, menonjol dari versi lain karena memiliki tombol pemutar jam di sisi kiri casing. Jendela tanggal juga ditempatkan secara unik pada jam 9. GMT-Master II ini adalah satu-satunya jam tangan Rolex yang memiliki fitur konfigurasi seperti itu. Ini menggambarkan pentingnya Rolex yang melekat pada kebutuhan spesifik pemakainya. Sebagai lanjutan dari jam tangan dalam emas kuning 18 karat dan varian Rolesor kuning yang dihadirkan pada tahun 2023, Rolex telah meluncurkan dua versi baru Oyster Perpetual GMT-Master II pada tahun 2024, keduanya juga dilengkapi dengan sisipan bingkai cincin Cerachrom dalam keramik abu-abu dan hitam. Terbuat dari Oystersteel, jam ini menawarkan corak warna yang lebih tersembunyi, secara halus mengungkapkan kepribadiannya melalui jarum penunjuk 24 jam berwarna hijau. Yang satu dilengkapi dengan tali jam Oyster dan yang lainnya menggunakan tali jam Jubilee, kedua jam tangan baru ini melanggengkan legenda GMT-Master, memperluas jajaran produk yang kini terdiri dari 14 konfigurasi berbeda.

CGW MAGAZINE 75

EMAS ATAU PLATINUM DITERAPKAN

PADA GRADASI DAN ANGKA YANG

TERSEMBUNYI MENGGUNAKAN PVD

(PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION)

MENINGKATKAN KUALITAS TEKNIS DAN

ESTETIKA BEZEL

Jam tangan ini mengusung case Oyster berdiameter 40 mm yang kedap air hingga kedalaman 100 meter, menjadikannya contoh sempurna akan keandalan dan ketangguhan. Bagian cangkang tengah jam ini terbuat dari Oystersteel atau emas kuning 18 karat untuk menjamin kekokohannya. Kekedapan air cangkang Oyster GMT-Master II diperkuat dengan crown winding Triplock, yaitu penguncian putar yang terdiri atas tiga zona tertutup. Jam tangan ini didukung oleh mesin mekanis self-winding calibre 3285 yang dirancang dan dipatenkan oleh Rolex, memiliki performa memuaskan terutama dalam hal keandalan, kemudahan penggunaan, cadangan daya, dan ketepatan waktu. Sistem pelarian Chronergy yang inovatif, terbuat dari nikel-fosforus, terintegrasi ke dalam calibre 3285. Menawarkan efisiensi energi tinggi dan ketahanan terhadap medan magnet yang kuat, menunjukkan keandalan luar biasa sesuai dengan standar keunggulan yang selalu dipertahankan Rolex.

CGW MAGAZINE 76

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Oyster Perpetual GMT-Master II dengan emas kuning 18 karat; Oyster Perpetual GMT-Master II dengan emas putih 18 karat dan bezel merah dan biru; Oyster Perpetual GMT-Master II dengan Rolesor kuning dan bezel sisipan Cerachrom abu-abu dan hitam

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Oyster Perpetual GMT-Master II dari bahan Oystersteel dan bezel sisipan monoblok Cerachrom warna abu-abu dan hitam; Tombol jam dengan penguncian Triplock dan sistem tiga lapis yang kedap air; Mesin jam Perpetual calibre 3285

CGW MAGAZINE 77

ENHANCED PRECISION

Omega menyempurnakan pembuatan jam kronometer lewat laboratorium pengetesan kronometrik independen

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 78
Penulis: Yessar Rosendar

Omega baru saja membuat terobosan dalam pembuatan jam tangan kronograf tingkat tinggi dengan memperkenalkan sebuah laboratorium pengetesan chronometric, Laboratoire de Précision. Laboratorium ini akan memastikan presisi tingkat tinggi untuk mengembangkan pembuatan jam ke tahapan selanjutnya dan meningkatkan kualitas mesin jam Omega. Merek jam mewah asal Swiss ini ingin menghadirkan sebuah sertifikasi alternatif dan independen selain COSC (Contrôle Officiel Suisse Des Chronomètres). COSC telah menjadi pilihan utama bagi semua mesin jam buatan Swiss setelah dirakit, dan telah menjadi badan yang memberikan sertifikasi kronometer selama lebih dari lima dekade.

Laboratoire de Précision akan berfungsi seperti COSC dan akan diakreditasi oleh SAS (Swiss Accreditation Service). SAS mensyaratkan sebuah laboratorium pengujian harus memiliki netralitas dan integritas sesuai dengan ISO/IEC17025:2017. Standar yang tinggi ini menjamin para klien akan mendapatkan pengujian mesin jam yang bisa diandalkan, independen, dan objektif. Fasilitas pengujian ini juga akan mengukur keakuratan mesin jam menggunakan standar ISO 3159, selain alat pengujian untuk kronometer, tersedia juga teknologi yang dikembangkan secara swadaya untuk mengukur keakuratan tingkat tinggi dengan kondisi-kondisi khusus seperti berbagai macam posisi dan suhu. Metode yang digunakan oleh fasilitas baru ini sangat komprehensif dan di atas standar industri saat ini, pengetesan dilakukan berkelanjutan selama 15 hari - tidak seperti metode lain yang hanya melakukan pengukuran presisi setiap 24 jam. Di Laboratoire de Précision, setiap detak kaliber diukur dan dinilai, dengan akurasi

STANDAR YANG TINGGI INI MENJAMIN PARA

KLIEN AKAN MENDAPATKAN PENGUJIAN MESIN

JAM YANG BISA DIANDALKAN, INDEPENDEN, DAN OBJEKTIF. FASILITAS PENGUJIAN INI JUGA

AKAN MENGUKUR KEAKURATAN MESIN JAM

MENGGUNAKAN STANDAR ISO 3159

pengukuran sepuluh kali lebih tinggi dari standar industri. Jumlah data yang dikumpulkan selama pengujian, melalui metode industri dan analisis data besar, akan memungkinkan merek atau produsen mesin jam untuk memahami kinerja kronometrik semua mesin jamnya lebih dalam dari sebelumnya, sekaligus membantu meningkatkan keunggulan kronometrik secara keseluruhan.

Bagi Omega, kehadiran Laboratoire de Précision mewakili lompatan besar dalam standar keakuratan mesin jam tangan. Peningkatan pengujian keakuratan ini sangat dibutuhkan karena pengembangan mesin jam termutakhir dari Omega, contohnya adalah penciptaan Sistem Spirate™ yang baru-baru ini dirilis, inovasi ini tidak hanya menghadirkan teknologi luar biasa dalam pembuatan jam tangan namun juga menuntut teknologi terkini dalam sistem pengukurannya. Selain itu dalam sebuah mesin jam tangan Omega terdapat beberapa komponen yang membutuhkan tingkat keakuratan yang tinggi, seperti Co-Axial Escapement yang diciptakan oleh ahli pembuat jam, George Daniels. Escapement ini mempunyai permukaan yang lebih kecil sehingga menciptakan gesekan yang lebih minim, membutuhan pelumasan yang lebih sedikit dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi. Selain itu ada juga komponen balance spring Si14 yang terbuat dari silikon, bahan yang membuat komponen ini tahan guncangan dan medan magnet walaupun lebih tipis tiga kali lipat dibandingkan sehelai rambut manusia.

Semua jam kronometer dari Omega menuntut mesin jam yang berpeforma dan memiliki keakuratan tinggi sehingga mampu mendapatkan sertifikasi Master Chronometer. Sertifikasi ini menuntut sebuah mesin jam kronometer agar tahan terhadap medan magnet sampai 15.000 gaus dan tetap presisi walaupun diuji secara komprehensif lebih dari sepuluh hari. Dengan akses terhadap data yang luas dan detail teknis yang penting, Omega kini dapat menganalisis dan meningkatkan mesin jam tangannya di masa depan dan menyempurnakan detil-detil kecil yang dapat menentukan reputasi sebuah pembuat jam tangan. Laboratorium baru ini juga memungkinkan Omega untuk lebih mengintegrasikan pengujian kronometrik ke dalam rantai pasokannya sendiri. Laboratoire de Précision akan memiliki dua lokasi di Swiss, satu di Bienne, dan yang kedua di Villeret, yang keduanya akan memiliki ruang khusus seluas lebih dari 1000m² untuk pengujian kronometri.

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

HALAMAN SAMPING DARI KIRI

Bahan-bahan yang digunakan pada jam tangan Omega, mulai dari Bronze Gold, Moonshine™ Gold hingga Sedna™ Gold

Gelang jam berbahan Canopus Gold™; Komponen balance spring Si14 yang terbuat dari silikon; Co-Axial Escapement

CGW MAGAZINE 79

ALLURING TRIO

Grand Seiko kembali hadir memikat para penggemar dan kolektor jam tangan dengan tiga jam edisi terbatas terbaru mereka yang sangat memikat

Merek jam mewah asal Jepang, Grand Seiko baru saja merilis tiga jam edisi terbatas terbarunya di perhelatan Watches and Wonders 2024 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss. Jam termahal di rilisan terbaru ini hadir dalam koleksi Master lewat Grand Seiko Kodo Constant-force Tourbillon; dress watch di koleksi Evolution 9; dan koleksi Sport dengan diver watch yang menarik.

Master Collection

Grand Seiko berhasil menggabungkan rumitnya dial skeleton dengan case minimalis yang elegan menjadi satu desain yang padu dalam Seiko Kodo Constant-force Tourbillon (SLGT005). Varian terbaru ini merupakan kebalikan dari jam serupa yang bernuansa

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 80
Penulis:
Yessar Rosendar

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Grand Seiko Kodo Constant-force Tourbillon (SLGT005); Atelier Ginza, tempat para pakar pembuat jam dan desainer menciptakan koleksi Kodo

HALAMAN INI

Platinum 950 membentuk casing bagian dalam, dan Brilliant Hard Titanium pada bagian luar; Kereta tourbillon yang berputar berhenti ketika tombol jam ditarik keluar; Desain kerawang memperlihatkan keindahan mesin Caliber 9ST1 dan tourbillon

INOVASI MEMBUAT JAM TANGAN INI MEMENANGKAN CHRONOMETRY PRIZE DARI AJANG BERGENGSI GRAND PRIX D’HORLOGERIE DE GENÈVE

hitam pada 2022 silam. SLGT005 bernuansa cerah dengan case silver dan strap kulit berwarna putih karena terinspirasi dari waktu fajar atau ketika matahari terbit. SLGT003 ketika dirilis merupakan jam pertama dari Grand Seiko dengan komplikasi mekanikal dan juga merupakan jam pertama dengan mesin yang menggabungkan tourbillon yang rumit dengan mekanisme gaya konstan dalam satu unit dan satu sumbu untuk pertama kalinya dalam sejarah horologi. Inovasi membuat jam tangan ini memenangkan Chronometry Prize dari ajang bergengsi Grand Prix d’Horlogerie de Genève.

Komponen mesin jam SLGT005 memiliki warna perak, memberikan Kodo terbaru tampilan yang halus namun cerah dan menonjolkan bagian yang dibuat dengan rumit dan berlapis. Keindahan komponen yang dipoles dengan susah payah lebih terlihat pada arloji baru ini. Untuk pertama kalinya dalam mesin jam Grand Seiko, safir biru digunakan sebagai perhiasannya, menambahkan detail tak terduga yang selaras sempurna dengan desainnya. Penikmat jam ini bisa melihat gradasi cahaya yang halus diekspresikan melalui penggunaan bahan berbeda dan jenis finishing berbeda. Platinum 950 membentuk casing bagian

dalam, sedangkan Brilliant Hard Titanium, bahan paduan yang dua kali lebih keras dari baja tahan karat, membentuk casing luar, sehingga membuat bagian luarnya sangat tahan terhadap goresan. Perpaduan kedua bahan tersebut menciptakan gradasi yang terlihat alami dan keindahan yang tahan lama. Beberapa bagian casing dari kedua logam tersebut dipoles dengan teknik Zaratsu hingga memiliki lapisan cermin bebas distorsi, sementara bagian lainnya memiliki lapisan garis halus.

Jam tangan ini ditenagai oleh Kaliber 9ST1 yang harus dipuntir secara manual dan memiliki cadangan daya sampai 72 jam. Mesin ini memiliki mekanisme gaya konstan dan tourbillon yang diatur sebagai satu unit pada satu sumbu. Karena tidak ada roda atau komponen lain di antara kedua mekanisme tersebut, mesin jam ini mengurangi berkurangnya tenaga ke roda keseimbangan. Mesin jam ini juga diuji selama 48 jam penuh di masing-masing enam posisi dan pada tiga suhu, durasi yang dua kali lipat dari standar Grand Seiko dan industri pada umumnya. Jam tangan ini mempunyai perkiraan harga yang mencapai USD 365.000 (sekitar IDR 5.9 miliar) dan hanya dibuat sebanyak 20 buah.

CGW MAGAZINE 81

COLLECTOR’S CORNER

DIAL JAM TERBARU INI MENARIK

KARENA BERTEKSTUR SEPERTI

KULIT KAYU BIRCH PUTIH

YANG TUMBUH SUBUR DI

BAGIAN UTARA JEPANG DAN DI

DEKAT GRAND SEIKO STUDIO SHIZUKUISHI

Evolution 9 Collection

Grand Seiko memperkenalkan koleksi Evolution 9 yang menampilkan dress watch terinspirasi dari jam 44GS yang ikonik dari tahun 1967. Beberapa aspek desain diperbaharui, mulai dari indeks beralur yang menonjol, yang telah diperkecil dan memanjang, hingga lug multifaset, yang kini lebih sempit dan memiliki luas permukaan lebih kecil. Casing jam ini berukuran 38.6mm dan hanya setebal 9.95mm yang cocok untuk berbagai ukuran pergelangan tangan, pusat gravitasi jam tangan juga telah diturunkan untuk memastikan kenyamanan dan stabilitas yang menjadi ciri khas koleksi terbaru ini. Dial jam terbaru ini menarik karena bertekstur seperti kulit kayu birch putih yang tumbuh subur di bagian utara Jepang dan di dekat Grand Seiko Studio Shizukuishi. Pola indahnya mencerminkan kulit pohon birch dengan tekstur multidimensinya yang rumit.

CGW MAGAZINE 82

Namun daya tarik jam terbaru ini juga terletak di balik dial jamnya yang indah, karena untuk pertama kalinya dalam lebih dari lima dekade, Grand Seiko mengumumkan mesin jam tangan manual berkecepatan tinggi baru, Kaliber 9SA4. Ini adalah mesin jam ketiga yang bergabung dengan generasi terbaru platform mekanis Calibre 9S, yang lahir pada tahun 2020 dengan Calibre 9SA5 otomatis, yang diikuti tahun lalu dengan kronograf Tentagraph Calibre 9SC5. Seperti Kaliber 9SA5, 9SA4 berdetak 10 kali per detik sekaligus mencapai cadangan daya 80 jam saat diputar penuh berkat Dual Impulse Escapement yang sangat efisien dan dua barel. Kedua mesin jam tersebut menggunakan Grand Seiko Free-sprung Balance dan gulungan pegas halus. Hasilnya, Calibre 9SA4 mendapatkan keuntungan dari stabilitas kecepatan, ketahanan terhadap gangguan luar, dan kinerja tinggi yang telah lama menjadi ciri mesin jam berkecepatan tinggi Grand Seiko. Dan, seperti mesin jam mekanis Grand Seiko lainnya, 9SA4 diuji di enam posisi pada tiga suhu berbeda selama 17 hari untuk memastikannya memenuhi Standar Grand Seiko.

Terdapat dua varian dalam koleksi terbaru ini, yang cukup menarik adalah model edisi terbatas dengan casing dan gesper terbuat dari emas pink 18 karat. Varian ini memiliki warna dan pola dial jam yang sama dengan versi Brilliant Hard Titanium, namun memiliki tanda bintang yang menandakan penanda jamnya dibuat dari emas. Jam edisi terbatas ini hanya dibuat sebanyak 80 buah dan diperkirakan akan berharga USD 45.000 (sekitar IDR 730 juta).

HALAMAN INI

Grand Seiko Evolution 9 Collection versi Brilliant Hard Titanium (SLGW003); Detil mesin Caliber 9SA4, dengan detil unik berbentuk burung Wagtail kecil; Dial jam bertekstur seperti kulit kayu pohon birch putih

HALAMAN SAMPING

Grand Seiko Evolution 9 Collection Edisi Terbatas (SLGW002) dalam versi emas pink 18 karat dengan pola dial jam yang sama dengan versi Brilliant Hard Titanium, namun memiliki tanda bintang yang menandakan penanda jamnya dibuat dari emas

CGW MAGAZINE 83

Sport Collection

Grand Seiko juga memperkenalkan jam sporty yang sangat memikat berkat desainnya yang luar biasa. Kreasi terbaru dari Koleksi Grand Seiko Sport, Caliber 9R 20th Anniversary Limited Edition (SBGC275) ini terinspirasi dari simbol singa abadi dan indahnya matahari terbit Shinshu yang terpantul dari lanskap Hotaka. Pegunungan Hotaka yang luas menjulang di wilayah Shinshu di Jepang tengah, tempat semua kreasi Grand Seiko Spring Drive dibuat. Sinar matahari yang terpantul dari lanskap yang menjulang tinggi saat fajar menciptakan pemandangan pegunungan yang indah dengan warna-warna cemerlang yang berubah dari merah jambu menjadi oranye seiring berjalannya pagi hari.

TEKNOLOGI BARU INI MENGGUNAKAN PROSES PENGENDAPAN UAP FISIK. BEBERAPA LAPISAN FILM BERSKALA NANO MENCIPTAKAN EFEK DI MANA DIAL JAM MENAMPILKAN RONA BERBEDA BERGANTUNG PADA SUDUT PANDANG

Tahun ini menandai peringatan 20 tahun jam tangan Grand Seiko pertama yang didukung oleh seri mesin jam 9R Spring Drive. Untuk merayakannya, Spring Drive Chronograph GMT baru terinspirasi oleh lanskap pegunungan di musim panas lewat teknologi pemrosesan dial yang unik. Pada pagi hari di musim panas, hanya 30 menit sebelum dan sesudah matahari terbit, matahari menyinari puncak pegunungan Hotaka dengan cara yang sangat istimewa. Dial jam yang dapat berubah warna dibuat untuk mewakili pertunjukan cahaya sesaat ini, dimungkinkan oleh proses pelapisan dial jam yang dipatenkan dan dikenal sebagai “Lapisan Multilapis Optik”. Alih-alih teknik tradisional untuk mewarnai dial jam, teknologi baru ini menggunakan proses pengendapan uap fisik. Beberapa lapisan film berskala nano menciptakan efek di mana dial jam menampilkan rona berbeda bergantung pada sudut pandang.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 84

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Grand Seiko Sport terbaru ini mengambil inspirasi dari simbol singa abadi dan indahnya matahari terbit Shinshu yang terpantul dari lanskap Hotaka; Lug jam yang melengkung dan pusat gravitasi yang rendah membuatnya nyaman di pergelangan tangan

HALAMAN INI DARI ATAS

Pola halus “surai singa” pada dial jam yang eksklusif untuk bentuk casing ini menangkap keindahan dan kekuatan singa; Untuk melambangkan tingkat akurasi, lambang singa Grand Seiko emas 18K menghiasi oscillating weight pada mesin jam

Spring Drive Chronograph GMT terbaru menampilkan desain casing bersudut yang kuat yang terinspirasi oleh singa, simbol jam tangan Grand Seiko pertama pada tahun 1960. Kehadiran singa ditunjukkan dalam berbagai detail, seperti bentuk casing yang bersudut dan lug yang berbentuk seperti cakar, dengan finishing garis rambut, yang memberikan titik kontras pada permukaan Zaratsu yang dipoles. Jarum penunjuk jam dan menit dirancang untuk meningkatkan keterbacaan, dan indeks lebar semakin meningkatkan keterbacaan superior. Casing dan gelangnya terbuat dari titanium intensitas tinggi, 30% lebih ringan dari baja tahan karat dan memiliki warna lebih cerah. Gelangnya juga dirancang untuk kenyamanan, dengan tautan tebal berbentuk H yang mudah disesuaikan dengan semua ukuran pergelangan tangan. Jarum jam dan menit, serta penanda jam, dilengkapi Lumibrite yang menyala hijau, sedangkan jarum GMT dan angka pada bezel menyala biru, yang meningkatkan keterbacaan jam dalam kondisi gelap.

Arloji ini ditenagai oleh Spring Drive Chronograph GMT Calibre 9R96 yang memberikan akurasi kurang lebih 10 detik per bulan, atau sekitar 0,5 detik per hari. Jam ini merupakan edisi terbatas yang hanya akan dibuat 700 buah dan akan tersedia di Butik Grand Seiko dan mitra ritel terpilih di seluruh dunia mulai bulan Juli dan memiliki perkiraan harga USD 13.400 (sekitar IDR 217 juta).

CGW MAGAZINE 85

THE CARRERA CHRONICLES

Menyusuri inovasi TAG Heuer di ajang Watches and Wonders 2024 lewat tiga luncuran seri Carrera terbaru

Di saat para penggemar jam tangan di seluruh dunia mengalihkan pandangan mereka dan menahan napas dengan penuh antisipasi ke gemerlapnya pameran Watches and Wonders 2024, TAG Heuer tampil menonjol dengan tiga rilisan baru yang menakjubkan dalam lini Carrera andalan mereka. Setiap model, mulai dari seri chronograph yang telah diperbaharui hingga

karya jam tangan yang terinspirasi oleh dunia maritim, dan jam tangan mewah dengan penunjuk tanggal, yang masing-masing menawarkan sentuhan khas dari komitmen TAG Heuer terhadap nilai tradisi dan inovasi. Mari kita selami lebih dalam mengenai detail dari tiap jam tangan Carrera terbaru yang tidak boleh dilewatkan.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 86
Penulis: Billy Saputra

HALAMAN SAMPING

TAG Heuer Carrera Chronograph

Skipper dengan case emas merah muda 18K

HALAMAN INI DARI ATAS

Menafsirkan kembali dial penghitung ganda Heuer Skipper, dial jam memamerkan perpaduan mencolok antara warna teal, oranye, hijau, dan biru; Mesin jam otomatis Skipper Calibre Heuer 02 dengan cadangan daya 80 jam; Lapisan SuperLuminova memudahkan membaca waktu dalam gelap

FITUR CHRONOGRAPH DISESUAIKAN UNTUK

MENGUKUR WAKTU ACARA OLAHRAGA, DENGAN FOKUS PADA KOMPETISI REGATTA

DAN BERLAYAR

TAG Heuer Carrera Chronograph Skipper

Terinspirasi oleh kharisma lautan terbuka, TAG Heuer Carrera

Chronograph Skipper memperkenalkan sentuhan nautikal ke dalam lini Carrera. Terbuat dari emas merah muda yang indah, jam tangan ini memancarkan kehangatan yang kontras dengan desain sporty yang biasanya dimiliki oleh jam tangan Carrera. Model ini sangat spesial bagi mereka yang memiliki kecintaan terhadap petualangan maritim namun tetap menghargai hal-hal terbaik dalam hidup. Menonjol dengan case emas merah muda berukuran 39mm, yang menggabungkan fungsi yang kuat namun tetap indah. Jam tangan ini dilengkapi dengan mesin jam otomatis Calibre Heuer 02, yang juga menyediakan cadangan daya yang besar selama 80 jam.

Namun, Skipper tidak hanya tentang penampilan. Fungsionalitasnya menjangkau kebutuhan pelaut modern atau siapa saja yang menghargai presisi dan keandalan dalam lingkungan yang menantang. Fitur chronograph disesuaikan untuk mengukur waktu acara olahraga, dengan fokus pada kompetisi regatta dan berlayar. Ini adalah jam tangan yang menawarkan kepraktisan seiring dengan estetika yang menarik, menjadikannya teman setia baik Anda saat berada di laut atau menikmati liburan di pesisir. Tombol pemutar jam emas merah muda memberikan klik yang memuaskan setiap kali digunakan, dan dial yang mudah dibaca memudahkan untuk melacak waktu sekilas, bahkan di bawah sinar matahari yang terik. Tali kulit menjadi opsi pas yang tak hanya nyaman, tetapi juga menawarkan pancaran gaya kelautan yang maksimal.

CGW MAGAZINE 87
CORNER CGW MAGAZINE 88
COLLECTOR’S

HALAMAN SAMPING

TAG Heuer Carrera Chronograph

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Dial ‘Panda’ yang ikonis, dengan subdial hitam dan putih yang kontras; Lapisan SuperLuminova memudahkan membaca waktu dalam gelap; Mesin jam otomatis Calibre Heuer 02

MESIN JAM OTOMATIS CALIBRE HEUER 02

DIKENAL KARENA CADANGAN DAYANYA YANG

IMPRESIF MENCAPAI 80 JAM

TAG Heuer Carrera Chronograph

Koleksi TAG Heuer Carrera Chronograph didesain untuk selalu menangkap esensi warisan balap mobil. Tahun ini, jam ini kembali dengan dial ‘Panda’ yang ikonis, elemen desain yang disukai para penggemar setia jam tangan. Subdial hitam dan putih yang kontras dengan latar belakang putih bukan hanya memastikan kemudahan membaca waktu, tetapi juga meningkatkan pesona vintage, menjembatani masa lampau dan masa kini. Model ini memiliki case stainless-steel berukuran 39mm yang menampung mesin jam otomatis Calibre Heuer 02, dikenal karena cadangan dayanya yang impresif mencapai 80 jam. Fungsi chronograph meliputi jarum detik pusat, penghitung menit, dan penghitung jam, yang semuanya diatur dengan teliti untuk visibilitas dan keseimbangan estetika yang optimal.

Yang membedakan edisi baru ini adalah bagaimana ia menyeimbangkan daya tarik klasik dengan kecanggihan modern. Ditenagai oleh mesin buatan in-house canggih TAG Heuer, jam ini menawarkan presisi yang sebanding dengan tampilannya yang menarik perhatian. Bagian belakang case terbuat dari kristal safir, menghormati preferensi kontemporer, memungkinkan pandangan dekat dari mekanisnya yang tengah beroperasi, menjadikannya bukan hanya penunjuk waktu tetapi juga sebuah karya seni yang dapat dipakai. Selain itu, konstruksi bezel free mencerminkan perhatian TAG Heuer pada detail untuk memastikan pengalaman pengguna yang berbeda. Case baja yang kuat namun elegan menjamin daya tahannya, membuat jam ini pilihan yang andal baik untuk pemakaian sehari-hari maupun acara khusus.

CGW MAGAZINE 89

COLLECTOR’S

CORNER CGW MAGAZINE 90

HALAMAN SAMPING

TAG Heuer Carrera Date versi dial berwarna copper, case stainless-steel, dan emas merah muda 18K 5N

HALAMAN INI DARI KIRI

Dua versi lain dari TAG Heuer Carrera Date dengan pilihan dial dari mother of pearl, stainlesssteel, dan bezel berlian, atau versi dial mother of pearl, dengan gelang jam perpaduan stainless-steel dan emas merah muda18K dan indeks jam berlian; Indeks bertatahkan 11 berlian dan 76 berlian pada bagian dalam bezel; Mesin jam otomatis Calibre 7

GERAKAN HALUS PERUBAHAN TANGGAL, DIPADUKAN DENGAN KILAUAN HALUS DARI

DIAL, MENCIPTAKAN PENGALAMAN VISUAL DAN SENTUHAN YANG MENENANGKAN BAGI

SETIAP PENGGUNANYA

TAG Heuer Carrera Date

Model terbaru TAG Heuer Carrera Date membawa aspek kemewahan ke tingkat yang lebih tinggi. Model ini dibuat dengan jeli, dalam tiga varian, pertama dial dengan bahan mother of pearl, stainless-steel, dan bezel diamond. Kedua, dial berwarna copper, stainless-steel, dan emas merah muda. Ketiga, dial bermaterial mother of pearl, stainless-steel, dan indeks jam diamond. Tiap-tiapnya disisipi oleh material emas merah muda 18K 5N. Keindahan pemilihan material ini memancarkan kilauan bak aura, memberikan karakter unik pada setiap wajah jam tangan. Tak ketinggalan, taburan berlian yang dipasang secara manual mengelilingi bezel, pun yang berfungsi sebagai penanda jam, menambahkan kilauan cemerlang yang menangkap cahaya secara magis.

Memiliki diameter case 36mm, jam tangan elegan ini ditenagai oleh mesin jam otomatis Calibre 7 yang andal, yang menawarkan cadangan daya sekitar 56 jam dan mencakup fungsi tanggal yang nyaman ditampilkan pada pukul 6. Jam tangan ini menjadi pernyataan keanggunan dan penghormatan terhadap keunggulan teknik cipta TAG Heuer. Penggunaan emas merah muda meluas ke bagian case dan gelang yang dipoles dengan halus, yang memesona secara subtil. Fungsi tanggal, yang terletak rapi di pukul 6, meningkatkan kegunaan sehari-hari, membuat jam tangan ini pilihan yang sempurna bagi mereka yang mencari kepraktisan dalam jam tangan mereka. Integrasi komplikasi tanggal yang sederhana namun elegan memastikan bahwa pemakai tidak hanya melacak waktu tetapi melakukannya dengan effortless. Gerakan halus perubahan tanggal, dipadukan dengan kilauan halus dari dial, menciptakan pengalaman visual dan sentuhan yang menenangkan bagi setiap penggunanya.

Rilisan terbaru tahun ini menunjukkan keahlian TAG Heuer dalam menggabungkan warisan dengan desain yang inovatif. Melalui tiga model dalam koleksi Carrera, TAG Heuer menawarkan sesuatu yang menarik bagi penggemar jam tangan tradisional maupun modern. Baik itu dial ‘Panda’ yang terinspirasi oleh balapan pada Carrera Chronograph, elegansi maritim dari Skipper, atau kemewahan Carrera Date, TAG Heuer terus menyediakan jam tangan yang tidak hanya menonjol sebagai aksesori gaya tetapi juga sebagai karya teknik yang mengagumkan. Jam tangan ini lebih dari sekadar alat penunjuk waktu, seolah juga sebuah karya seni yang elegan.

CGW MAGAZINE 91

LUSTROUS DIAL

Seiko memperkenalkan koleksi Presage terbaru yang elegan dan terinspirasi dari kain sutra Jepang

Salah satu daya tarik utama dari sebuah jam tangan adalah pada dial (pelat jam), dan koleksi Presage dari Seiko menitik beratkan pada detail yang satu ini. Koleksi Presage diluncurkan pertama kali di tahun 2016 dan dikenal sebagai jam tangan yang menggabungkan citra rasa seni dan keahlian pembuatan jam tangan khas Jepang. Koleksi Classic terbaru Presage untuk tahun ini melanjutkan daya tarik ini dengan jam tangan yang memiliki dial terinspirasi dari warna, bahan, dan tekstur dari kerajinan tangan serta desain khas Jepang.

Koleksi terbaru ini memperkenalkan lima buah varian jam tangan yaitu Seiko Presage SPB463, SPB465, and SPB467 yang menampilkan dial berwarna putih gading, hitam, dan emas pink Sedangkan dua varian lainnya memiliki detail mekanisme yang

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 92
Yessar Rosendar
Penulis:

TAUTAN GELANG JAMNYA MEMILIKI BENTUK

YANG ERGONOMIS, DENGAN PERMUKAAN

ATAS MELENGKUNG DAN PENGURANGAN TITIK

KONTAK DI SEKITAR PERGELANGAN TANGAN

UNTUK KENYAMANAN

terbuka pada dial jamnya, yaitu Seiko Presage SPB469 dengan dial putih gading dan Seiko Presage SPB471 dengan dial hitam. Setiap jam tangan terbaru ini memberikan kilau yang hangat lewat warna tradisional Jepang. Warna-warna ini terinspirasi kain-kain dari Jepang yaitu shiro-iro, warna kain alami yang tidak dikelantang, yang menginspirasi dua dial jam dalam koleksi ini; sensaicha, warna hijau kecoklatan tua yang populer pada Zaman Edo; araigaki, warna kesemek yang dicuci dan diputihkan; dan sumi-iro, warna hitam keabu-abuan yang awalnya digunakan pada pakaian yang dikenakan oleh para biksu.

Selain dial jamnya yang indah, koleksi terbaru ini juga menampilkan berbagai sisi desain yang tidak kalah menarik pada case dan gelang jamnya. Case jam hadir sangat elegan dengan permukaan baja yang memiliki garis lekukan yang lembut. Ditambah dengan kristal safir yang berbentuk lengkung menggemakan kontur dial jam yang seakan-akan berbentuk kubah, menambah kedalaman pada keseluruhan desain jam. Dilengkapi gelang jam berbahan baja dengan desain baru yang dikembangkan dengan inspirasi desain dari tahun 1970-an, yang memberikan kesan halus dan nyaman di pergelangan tangan. Tautan gelang jamnya juga memiliki bentuk yang ergonomis, dengan permukaan atas melengkung dan pengurangan titik kontak di sekitar pergelangan tangan untuk kenyamanan dan lebih enak dipandang.

Tiga dari jam tangan ini memiliki konfigurasi tiga jarum jam yang klasik dengan detik dan tanggal di tengah, sedangkan dua jam lainnya mempunyai skala 24 jam dan bukaan dial yang membuka ke arah escapement mesin jam pada posisi jam 9. Setiap jam tangan ditenagai oleh salah satu dari dua mesin jam Seiko 6R yang baru-baru ini diperkenalkan dan mampu beroperasi selama 72 jam. Kemampuan cadangan dayanya memastikan jam tangan yang dilepas pada Jumat malam akan siap dipakai pada Senin pagi tanpa harus disetel ulang. Tiga varian jam tangan dikoleksi ini menggunakan Kaliber 6R55, sedangkan Kaliber 6R5J digunakan untuk menggerakkan varian jam tangan dengan dial mekanisme terbuka. Pengguna jam ini juga bisa menikmati sebuah bobot osilasi berwarna emas yang dapat dilihat melalui kaca transparan di bagian belakang case

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Seiko Presage Classic SPB463 dengan dial yang menampilkan tekstur terinspirasi kain sutra berkilau, dan Seiko Presage SPB469 dengan sub-dial yang menampilkan escapement; Casing melengkung lembut dan gelang dibuat untuk kenyamanan

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Seiko Presage Classic SPB465 terinspirasi sensaicha, warna hijau kecoklatan tua; Versi SPB467 dengan dial yang terinspirasi warna araigaki; Versi SPB471 dengan warna dial sumi-iro hitam keabu-abuan; Gelang multi-baris yang terinspirasi desain dari tahun 1970-an memberikan kesan halus dan nyaman di pergelangan tangan

CGW MAGAZINE 93

METAPHOR OF TIME

Watches and Wonders Geneva 2024 yang diselenggarakan pada 9 hingga 15 April lalu berhasil mencetak rekor baru dalam hal kuantitas maupun kualitas. Tercatat 49,000 pengunjung, 5,700 peritel, 1,600 awak media, maupun peserta pameran, yang tahun ini mencapai 54 merek pembuat jam, dari merek jam tangan paling ternama hingga merek independen. Acara ini sukses menampilkan berbagai keunggulan di industri jam tangan dari berbagai belahan dunia dan menunjukkan suasana positif bagi industri jam tangan secara keseluruhan. Tak ketinggalan, para publik figur dan selebriti dari berbagai negara juga turut meramaikan acara pameran, mulai dari superstar sepak bola Kylian Mbappé hingga supermodel Gisele Bündchen, bintang Korea yang sangat populer, Lee Jun-ho hingga penjelajah dunia Mike Horn. Simak video keseruan mereka di sosial media kami: @collectorsguidewatches (IG) dan CGWIndonesia (FB).

DARI ATAS [KI-KA]

Jacky Ickx mengenakan jam Chopard; Gunting pita menandai pembukaan pameran; Jam raksasa di booth A. Lange & Söhne; CEO Hublot Ricardo Guadalupe dan Kylian Mbappé; President Piaget Yves Piaget dan Lee Jun-ho; Duta IWC, Gisele Bündchen; Jimmy Chin dan CEO Bremont, Davide Cerrato; Pemain ski asal Swiss, Lara Gut; Aktor China, Wang Yang; Aktor Singapura, Desmond Tan; Aktor China, Jackson Yee; Petenis profesional Swiss, Stan Wawrinka; Aktor China, Zhu Yilong; Aktor dan penyanyi asal China, Jing Boran; Aktor Thailand, Apo Nattawin

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 94

SPECIAL REPORT

EXTRAORDINAIRE

Dari ajang Watches and Wonders Geneva 2024, kami pilihkan empat merek jam tangan mewah yang memiliki penggemar setianya di Indonesia, dan beberapa dari pilihan kami ini sudah terdapat di butikbutik eksklusif mereka di Jakarta. Check this out!

TIME

MESKIPUN ANGKA XII DAN

VI BERADA PADA POSISI

BIASANYA, ANGKA-ANGKA

LAINNYA BERADA DALAM

POSISI TERBALIK, ARTINYA

WAKTU DIBACA DENGAN

CARA MUNDUR, BUKAN MAJU

CARTIER

Tahun ini Cartier memberikan kejutan yang menyenangkan bagi para kolektor jam tangan, dengan membalikkan mekanisme pada sebuah mesin jam dan membuat jarum jam tangan berputar ke arah sebaliknya. Cartier Santos-Dumont Rewind menghadirkan keunikan tersendiri dalam case elegan dari titanium berukuran 31.5mm. Jika dilihat sekilas, jam tangan ini tampak seperti jam tangan Santos-Dumont klasik lainnya, dengan dial merah dari batu carnelian, angka Romawi, tombol dihiasi cabochon ruby, dan bagian railway minutes track yang khas. Namun jika diperhatikan lebih detail, meskipun angka XII dan VI berada pada posisi biasanya, angka-angka lainnya berada dalam posisi terbalik, artinya waktu dibaca dengan cara mundur, bukan maju. Hal ini berarti, jarum jam berputar ke arah yang berlawanan. Hal menarik lainnya terdapat pada case belakang jam yang dihiasi tanda tangan Alberto Santos-Dumont yang diukir, dan diiisi dengan warna merah senada. Cartier edisi terbatas ini mengikuti jejak ajaib dan belum pernah terjadi sebelumnya dari penerbang Alberto Santos-Dumont, yang menganggap segala sesuatu mungkin terjadi. Jam tangan yang diproduksi 200 buah ini ditenagai kaliber 230 MC, versi modifikasi dari kaliber 430 MC yang memiliki cadangan daya selama 38 jam, dipadukan dengan tali jam alligator warna coklat semi-matte

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 96

Cartier juga meluncurkan model terbaru dari lini Cartier Privé, yaitu Cartier Privé Tortue. Sebagai bagian kedelapan dalam lini koleksi Cartier Privé, model Tortue yang merupakan salah satu bentuk tertua di arsip merek ini merupakan sebuah perayaan teknik terhadap estetika. Tortue yang pertama kali dibuat pada tahun 1912 ini merupakan hasil eksplorasi dan interaksi antara lekukan dan garis desain yang tegas. Hasilnya adalah jam dengan bentuk tonneau yang menawan dan menyerupai cangkang kurakura yang melengkung, sehingga menginspirasikan namanya. Tahun ini bentuk Cartier Tortue telah disempurnakan dengan profil yang lebih ramping. Hadir dalam varian berbeda, dengan tiga versi yang menunjukkan jam dan menit saja; dan dua versi dengan komplikasi monopusher chronograph. Model yang menunjukkan jam dan menit hadir dalam bahan platinum dan emas kuning, masing-masing hanya diproduksi 200 buah, dan ditenagai kaliber 430 MC. Model emas kuning memiliki dial berlapis emas dengan jarum jam baja berbentuk apel berwarna emas, dan dilengkapi tali alligator berwarna biru. Versi platinum hadir dengan dial jam warna perak dengan sentuhan tone-on-tone dengan angka rhodium. Terdapat tambahan variasi untuk model platinum dengan versi yang bertatahkan berlian, terbatas hanya 50 buah.

Untuk versi chronograph, hadir Privé Tortue Monopossoir Chronograph dari lini Collection Privé Cartier Paris (CPCP) yang didambakan banyak orang. Dengan bentuk sedikit lebih besar dari versi time-only sebelumnya, jam tangan ini hadir dengan pilihan model platinum dan emas kuning, masing-masing 200 buah yang diberi nomor. Cartier telah menambahkan bentuk desain bulat dengan sub-register mengikuti monopusher chronograph Cartier yang dibuat pada tahun 1928. Sebuah sentuhan akhir yang manis, seakan Cartier mengajak kita semua untuk menikmati keindahan masa kini, seraya menghormati warisan masa lalu mereka.

HALAMAN SAMPING

Cartier Santos-Dumont Rewind yang unik, dengan jarum jam berputar ke arah yang berlawanan

HALAMAN INI

Koleksi terbaru dari Cartier Privé Tortue yang terbuat dari platinum atau emas kuning, dengan atau tanpa berlian, termasuk versi chronograph, dengan Privé Tortue Monopossoir Chronograph

CGW MAGAZINE 97

DIKOMBINASIKAN DENGAN CAMPURAN

ALUMINIUM DAN VANADIUM, SIFAT TITANIUM

GRADE 5 MENJADIKANNYA SANGAT TAHAN

TERHADAP KOROSI DAN AIR LAUT

CHOPARD

Tahun ini Chopard menghadirkan beberapa model terbaru yang memadukan inovasi teknologi, keindahan dan keagungan alam yang memesona. Dari koleksi Alpine Eagle yang ikonik, hadir Alpine Eagle XL Chrono yang mendefinisikan kembali kemewahan sporty-chic di pergelangan tangan. Model terbaru ini menandai sebuah perubahan dengan mewujudkan esensi dari keanggunan yang sporty, membawa komplikasi flyback chronograph yang ikonik ke tingkat yang lebih tinggi. Dipadukan dengan case dari titanium grade 5 yang revolusioner – kuat dan megah, namun sangat ringan, mencerminkan semangat koleksi Alpine Eagle yang terinspirasi oleh kekuatan dan ketangkasan elang yang terbang melintasi pegunungan Alpen. Meskipun sebelumnya bahan ini telah digunakan untuk membuat dua model Alpine Eagle dengan

frekuensi tinggi, bahan ini baru memulai debutnya di lini koleksi chronograph. Dikombinasikan dengan campuran aluminium dan vanadium, sifat titanium grade 5 menjadikannya sangat tahan terhadap korosi dan air laut. Hadir dalam warna yang sedikit lebih gelap dari bahan baja, Alpine Eagle XL Chrono yang memiliki diameter 44mm ini juga memperluas cakrawalanya dengan kanvas baru yang menampilkan warna dial “Rhône Blue.” Terinspirasi oleh palet warna-warna alami dari keindahan lanskap pegunungan Alpen, warna ini terlihat memukau. Jam tangan yang ditenagai oleh mesin Chopard 03.05-C yang dikembangkan dan dirakit oleh para pengrajin merek ini memiliki cadangan daya selama 60 jam, dan menjamin tingkat akurasi dan penggunaan fungsi chronograph secara optimal.

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 98

Chopard juga meluncurkan L.U.C XPS Forest Green yang merupakan bagian dari koleksi L.U.C Chopard yang elegan dan disegani. Kinerja teknis dari jam ini hadir dalam mesin jam kaliber L.U.C 96.12-L yang telah memenuhi uji akurasi paling ketat seperti yang dilakukan oleh COSC (Official Swiss Chronometer Testing Institute). Sertifikasi COSC ini lengkap dengan tulisan “Chronometer” menghiasi dial jam yang dirancang di dalam case

“Lucent Steel” 40mm. Baja Lucent yang inovatif ini diciptakan sebagai bentuk dedikasi Chopard terhadap kemewahan yang bertanggung jawab, sebuah perpaduan eksklusif yang menampilkan sifat-sifat canggihnya dan diproduksi dengan tingkat daur ulang minimal 80%. Kombinasi yang menawan ini semakin

HALAMAN SAMPING

Chopard Alpine Eagle XL Chrono dengan dial “Rhône Blue’ dan mesin jam Chopard 03.05-C dengan cadangan daya selama 60 jam

HALAMAN INI

Chopard L.U.C XPS Forest Green dengan case “Lucent Steel” berdianeter 40mm dan mengusung mesin jam kaliber L.U.C 96.12-L

melengkapi keajaiban sesungguhnya pada bagian dial yang indah. Tampilan jam “Forest Green” berwarna hijau tua ini menampilkan pembagian yang presisi dan detail yang rumit dan menambah sentuhan kecanggihan vintage, menjadikan jam tangan ini kontemporer dan klasik dalam waktu yang bersamaan. Desain ini juga mengadopsi tata letak dial yang hanya menunjukkan waktu, memberikan kedalaman estetika dengan fokus lingkaran concentric yang khas dari desain ala “Art Deco” dan “Bauhaus.” Tata letak ini lah yang kemudian menciptakan sektor, dengan penanda jam dan menit yang berupa garis radial yang membentang di antara cincin bagian tepi dalam dan luar, sehingga melengkapi bertemunya hal teknis dan keindahan estetika yang memikat.

CGW MAGAZINE 99

HERMES

Watches and Wonders Geneva memberikan panggung bagi simfoni inovasi dan hasil kreasi yang memukau, dengan Hermès muncul sebagai salah satu maestro dalam dunia horologi. Hermès merilis Arceau Duc Attelé dan Arceau Chorus Stellarum yang menunjukkan upaya tanpa henti dari merek tersebut dalam memadukan kehebatan teknologi dengan ciri khas mereka sendiri.

Hermès Arceau Duc Attelé hadir dalam versi rose gold dan titanium dan memadukan komplikasi central triple-axis highfrequency tourbillon dan minute repeater dalam satu penampilan, pengerjaan dan konstruksi yang sempurna. Memadukan tema

MODEL INI JUGA MENGHASILKAN

GELOMBANG SUARA DARI MINUTE REPEATER

MELALUI DEKORASI MOTIF GUILLOCHÉ

BERGARIS YANG MENGGEMAKAN PALU YANG

DIPAHAT DALAM BENTUK KUDA

berkuda ke dalam desainnya dengan mulus, jam tangan ini benar-benar menarik untuk dilihat. Duc Attelé mempertahankan motif double H lift sekaligus memberikan penekanan yang sama dalam menampilkan mekanismenya yang mencolok. Dibalut dalam case titanium grade 5 berdiameter 43mm, jam tangan ini hadir dengan terbuka berbentuk kubah yang megah, yang juga memperlihatkan tampilan menawan dengan latar belakang dramatis motif guilloché bergaris dengan lapisan anthracite. Selain dua komplikasi utama tersebut, terdapat pula inisial pasangan para pendiri, Émile Hermès dan Julie Hollande. Huruf-huruf yang saling terkait ini mencerminkan karya yang menghiasi lift di butik asli Paris, yang terletak di 24 Rue du Faubourg-Saint-Honoré. Tidak hanya menampilkan daya magis dari tourbillon, model ini juga menghasilkan gelombang suara dari minute repeater melalui dekorasi motif guilloché bergaris yang menggemakan palu yang dipahat dalam bentuk kuda. Menghasilkan bunyi gong yang mengingatkan kita pada lonceng katedral, adalah fungsi pada jam untuk memberi tahu waktu jam, seperempat jam, dan menit melalui slide khusus di sisi case. Struktur yang menyerupai garpu tala ini juga memastikan resonansi yang optimal, diperkuat oleh bahan yang digunakan untuk bagian case, serta ditenagai oleh Calibre H1926 yang memiliki cadangan daya selama 48 jam.

CGW MAGAZINE 100

Hermès Arceau Chorus Stellarum juga menyuguhkan perpaduan antara keahlian tradisional dan desain unik, yang berpusat pada tema berkuda. Meskipun berpenampilan klasik, jam ini menggabungkan elemen menarik, seperti ukiran yang mampu bergerak dan lukisan miniatur, menjadikan jam tangan ini seakan hidup di dunia nyata. Terinspirasi oleh syal sutra Chorus Stellarum karya Daiske Nomura, jam tangan ini menampilkan

dua interpretasi eksklusif, masing-masing menampilkan dunia dekoratif yang berkisar dari fantasi hingga futuristik. Karakter yang ditampilkan pada dial, kerangka penunggang kuda dengan pose yang elegan menggunakan applique dalam bahan emas kuning yang mampu bergerak sebagai respons terhadap pusher yang terletak pada pukul 9, menciptakan sebuah animasi yang halus. Animasi ini berlangsung dengan latar belakang konstelasi berlapis emas, dibuat menggunakan teknik champlevé dengan motif berlapis lacquer warna-warni yang mewakili lukisan langit yang indah. Jam ini menafsirkan kembali tema merayakan berlalunya waktu yang dikonsep oleh ilustrator Jepang, dengan menggabungkan berbagai lambang Hermès ke dalam kartun, manga dan budaya game kontemporer. Case berdiameter 41mm terbuat dari emas putih dengan atau tanpa berlian, dan ditenagai oleh mesin Manufacture Hermès H1837 yang terlihat melalui bagian belakang case jam transparan berlapis kristal safir. Tali jam alligator warna biru matt abyss atau abu-abu mutiara yang diproduksi dalam enam seri terbatas yang bernomor untuk setiap versinya menjadi pelengkap sempurna dari perpaduan antara seni dan teknologi.

HALAMAN SAMPING

Hermès Arceau Duc Attelé dalam versi titanium grade 5 berdiameter 43mm, ditenagai mesin jam Calibre H1926 dengan cadangan daya selama 48 jam

HALAMAN INI

Dua versi Hermès Arceau Chorus Stellarum yang terinspirasi oleh syal sutra Chorus Stellarum karya Daiske Nomura

CGW MAGAZINE 101

PIAGET

Tahun 2024 menjadi tonggak penting dalam sejarah Maison Piaget yang tengah memperingati hari jadinya yang ke-150, dirayakan dengan peluncuran koleksi istimewa yang memberi penghormatan kepada kekayaan warisannya, yaitu Piaget Polo yang ikonik dan Piaget Polo Date yang modern.

Dibuat dengan perhatian cermat terhadap detail, jam tangan Piaget Polo Date merupakan perayaan atas kekayaan warisan Piaget dan komitmen tak tergoyahkan terhadap keahlian Maison. Tersedia dalam varian Edisi Terbatas 42mm dan 36mm, masingmasing jam tangan dibuat dengan cermat menggunakan bahan steel, dihiasi dengan sentuhan gadroon khas Piaget Polo yang bersejarah. Yang membedakan koleksi ini adalah diperkenalkannya tali karet yang stylish untuk pertama kalinya di model 36mm, setelah sebelumnya hanya tersedia dalam versi gelang berbahan logam atau tali jam bahan kulit. Pilihan yang berani ini tidak hanya meningkatkan daya tarik jam tangan yang kasual dan chic, namun juga mencerminkan upaya Piaget yang tiada henti dalam berinovasi

HALAMAN INI

Duta Global Piaget, aktor Thailand Apo Nattawin

Wattanagitiphat mengenakan jam tangan Piaget Polo

Date; Terdapat dua versi Edisi Terbatas 42mm dan 36mm

HALAMAN SAMPING

Dua versi Piaget Polo Date Edisi Terbatas terbuat dari baja, dengan tali jam karet dalam warna coklat untuk diameter 42mm, atau beige dengan diameter case 36mm bertatahkan 91 berlian brilliant-cut

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 102

PIAGET POLO DATE TERBARU INI JUGA

MEMBERI PENGHORMATAN KEPADA YVES

PIAGET, YANG TIDAK PERNAH LELAH

MEMBAYANGKAN VERSI TERBARU “HIS & HERS” DARI PIAGET POLO

dan mampu beradaptasi terhadap tren kontemporer. Dibuat hanya 300 buah yang tersedia untuk setiap versi, jam tangan ini berbeda dalam warna tali jam (coklat atau beige), ukuran dan pengaturan berliannya, namun memiliki jarum penanda jam dan detik yang sama. Sebagai sentuhan akhir, hadir jarum detik yang disematkan angka bertuliskan “150,” detail yang menambah pesona khusus pada jam tangan ini. Jam tangan versi 42mm ditenagai mekanisme self-winding mechanical movement Manufacture 1110P, sedangkan untuk versi 36mm, mesin 500P1 menjadi pelengkap istimewa.

Jam tangan Piaget Polo Date terbaru ini juga memberi penghormatan kepada Yves Piaget, yang tidak pernah lelah membayangkan versi terbaru “His & Hers” dari Piaget Polo. Sebagai

model yang dapat dikenakan baik oleh wanita maupun pria, keserbagunaan atau fleksibilitas ini menjadi sentuhan akhir yang menarik untuk sebuah koleksi baru yang dibuat secara terbatas. Ajang Watches and Wonders 2024 ini menjadi lanjutan perayaan penuh kemenangan Maison Piaget atas hari jadinya yang ke-150 dengan meninggalkan jejak terbaru dalam dunia horologi, dengan kebangkitan kembali Piaget Polo 79 hingga diperkenalkannya koleksi edisi terbatas yang hadir dalam Piaget Polo Date. Ketika para penggemar dan kolektor merek ini menantikan kesempatan untuk memiliki sepotong sejarah dalam dunia horologi, panggung telah disiapkan bagi Piaget untuk merayakan warisannya selama 150 tahun dengan komitmen akan keunggulan, keanggunan, keahlian, dan inovasi yang tak lekang oleh waktu.

CGW MAGAZINE 103

MODERNIZED ICON

Seiko merilis reinterpretasi 62MAS yang legendaris, dengan tampilan baru yang didesain untuk kalangan muda

Awal tahun ini Seiko merilis koleksi Prospex terbaru yang terinspirasi dari jam tangan 62MAS yang legendaris. Ketiga koleksi terbaru ini hadir dengan tiga seri yaitu SPB451, SPB453, dan SPB455 yang menawarkan tiga dial yang berbeda; biru, hitam, dan abu-abu yang dibalut dengan inovasi dari segi desain dan mesin jam. Koleksi jam terbaru ini hadir dengan casing yang didesain ulang untuk menarik penggemar lama Seiko maupun generasi muda saat ini. Casing jam ini sekarang lebih ramping karena berdiameter lebih kecil 0.5mm menjadi 40mm, dibandingkan reinterpretasi 62MAS yang dirilis Seiko pada tahun 2020 lalu. Diameter jam yang lebih kecil akan membuat jam tangan menjadi lebih fleksibel untuk berbagai macam ukuran pergelangan tangan.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 104
Penulis: Yessar Rosendar

“Saya memiliki keinginan yang kuat untuk menawarkan jam ini ke konsumen yang lebih muda, jadi saya membuat desain yang lebih terpadu dibandingkan jam yang dirilis pada tahun 2020,” ujar Takumi Kishino, desainer produk Prospex untuk Seiko dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara online. Seiko juga secara menakjubkan berhasil menyusutkan ukuran jam namun meningkatkan daya tahan terhadap air sampai 300-meter dari koleksi sebelumnya yang hanya 200 meter. Fitur ini pertama kali diberikan kepada sebuah jam Prospex diver non-saturasi. Pada umumnya, casingjam akan dibuat lebih besar agar konstruksinya lebih kuat untuk menahan tekanan di kedalaman air yang lebih dalam. Seiko berhasil melakukan ini dengan mendesain ulang caseback atau penutup belakang jam yang lebih kuat.

Koleksi jam terbaru ini dilengkapi dengan bezel baja tahan karat dengan sisipan aluminium untuk desain ramping yang memberikan nuansa dan tampilan klasik, dengan tanda-tanda kecil yang kini meluas ke bawah angka pada layar bezel. Penanda dan angka menit pada bezel juga diukir dengan laser untuk mencegah keausan dari penggunaan jangka panjang. Perubahan lainnya adalah letak jendela tanggal, yang pindah dari posisi jam tiga ke posisi jam ruang antara jam empat dan lima, memungkinkan desain yang lebih simetris dan lebih banyak ruang diisi dengan Lumibrite, memastikan keterbacaan tinggi bahkan dalam kondisi gelap. Gelang jam juga didesain agar lebih fleksibel, dengan desain berbahan baja yang baru dengan tautan lebih pendek dan gesper yang lebih kecil, jam tangan ini mencapai tingkat kenyamanan yang lebih tinggi karena disesuaikan dengan pergelangan tangan pemakainya.

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Seiko Prospex Diver SPB451 menampilkan dial dan bezel warna biru navy, indeks penanda jam warna silver; Tampilan case Seiko Prospex Diver terbaru yang lebih tipis

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Seiko Prospex Diver SPB455 special edition dengan dial abu-abu dan aksen emas; Seiko Prospex Diver SPB453 dengan dial dan insert bezel hitam; Tambahan tali jam NATO yang terbuat dari botol plastik daur ulang

TALI JAM YANG UNIK INI DIBUAT MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEPANG TRADISIONAL JEPANG YANG DISEBUT SEICHU

Koleksi terbaru ini ditenagai oleh mesin jam terbaru Seiko, Kaliber 6R55, yang memiliki cadangan daya yang diperpanjang hingga 72 jam, atau tiga hari penuh. Ini menandai pertama kalinya Kaliber 6R55 disematkan pada sebuah koleksi Prospex. Cadangan daya tiga hari penuh tentu akan menambah kenyamanan dan fleksibilitas dalam pemakaian jam tangan, khususnya bagi kalangan muda yang gemar berganti-ganti jam tangan dalam kesehariannya. Di antara tiga jam di koleksi terbaru, terdapat satu edisi khusus yang dibuat untuk merayakan 100 tahun penggunaan merek Seiko pada sebuah jam tangan. Jam Seiko SPB455 hadir dengan dial berwarna abu-abu dengan aksen emas yang elegan, jam ini juga hadir dengan tali jam tambahan yang seluruhnya terbuat dari botol plastik daur ulang. Tali jam yang unik ini dibuat menggunakan teknik mengepang tradisional Jepang yang disebut Seichu. Penggunaan teknik ini menghasilkan tekstur yang kaya dan kemilau mirip seperti obijime tradisional, tali dekoratif yang menahan selempang kimono. Tali jam ini juga memiliki kekuatan hampir empat kali lipat dari tali pengikat kain Seiko biasa, bahan ini juga lebih tahan dengan degradasi yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan sangat cocok untuk digunakan di bawah air. Ketiga jam di koleksi terbaru ini akan hadir di butik-butik Seiko mulai bulan Juni tahun ini.

CGW MAGAZINE 105

A NIGHT TO REMEMBER

Pameran eksklusif ‘Concepts and Haute Horlogerie’, peluncuran koleksi Bell & Ross dan pembukaan butik terbaru di jantung keuangan Kuala Lumpur, The Exchange TRX

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 106

KONSEP PERTAMA, “DARI KOKPIT HINGGA

PERGELANGAN TANGAN” DIWUJUDKAN

DALAM KOLEKSI INSTRUMEN PENERBANGAN YANG MENGHADIRKAN POSISI GRAFIS

INSTRUMEN NAVIGASI PESAWAT KE

PERGELANGAN TANGAN

Dalam perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia kali ini, kami bersama para kolektor, dan pecinta jam tangan Bell & Ross diundang untuk bergabung dengan CEO dan Pendiri merek, Carlos Rosillo untuk menyaksikan pameran eksklusif yang bertajuk ‘Concepts and Haute Horlogerie’, sekaligus menghadiri pembukaan butik terbaru mereka di gedung megah The Exchange TRX (Tun Razak Exchange). Acara yang berlangsung pada 31 Januari lalu ini dilanjutkan dengan pembukaan pameran eksklusif yang berfokus pada Cyber Series dan acara makan malam yang mewah, dimana Carlos berbagi cerita tentang sejarah pencapaian Bell & Ross hingga filosofi dibalik pameran ‘Concepts and Haute Horlogerie’.

HALAMAN SAMPING

Carlos Rosillo menjelaskan tentang konsep Bell & Ross

HALAMAN INI DARI KIRI

Jam tangan edisi terbatas BR-03 Gyrocompass yang canggih dan unik; Carlos menyampaikan presentasi tentang seri Haute-Horlogerie; Pembukaan butik baru oleh Mitch Wilson, H.E. Axel Cruau (Dubes Prancis untuk Malaysia), Carlos Rosillo dan Tong Chee Wei (General Manager Bell & Ross Asia)

CGW MAGAZINE 107

Gedung The Exchange TRX yang terbuat dari baja dan kaca yang megah telah dipilih Bell & Ross untuk membuka butik ke-7 mereka. Terlihat berbagai koleksi teranyar Bell & Ross termasuk jam tangan langka BR 01 Cyber Skull mereka dari lini Haute Horlogerie, BR-01 Cyber Skull Sapphire Ice Blue Edisi Terbatas yang hanya diproduksi sejumlah 25 buah. Hadir dengan versi keramik, safir, dan perunggu, Bell & Ross mampu sepenuhnya mengeksplorasi tema favoritnya, yaitu desain jam tangan yang luar biasa dan keunikan desainnya. Casing jam 45mm yang canggih dan multi-segi mengingatkan kita pada estetika pesawat siluman tertentu. Tengkorak juga merupakan penghormatan kepada unit pasukan khusus tempat Bell & Ross merancang dan mengembangkan penunjuk waktu instrumen. Menelusuri akarnya ke zaman Viking atau bajak laut hingga situasi modern, pasukan elit dan pasukan terjun payung menjadikan motif tengkorak sebagai lambang mereka untuk menangkal nasib buruk. Dengan desainnya yang sangat berani dan modern, Bell & Ross menjadikannya salah satu jimatnya. Koleksi lain yang mewah adalah BR-05 Artline Dragon yang menampilkan kepribadian yang berani, dengan ukiran laser eksklusif berbentuk tato. Juga diproduksi terbatas hanya 99 buah, case jam berdiameter 40mm yang terbuat dari baja ini diciptakan untuk menyambut Tahun Naga.

PARA TAMU TERPILIH INI TERMASUK ANGGOTA

KELUARGA KERAJAAN, PEMIMPIN BISNIS, PEMIMPIN REDAKSI PUBLIKASI TERKEMUKA

DARI BEBERAPA NEGARA TETANGGA, HINGGA SELEBRITAS YANG TELAH MENERIMA UNDANGAN KHSUSUS

Keseruan tidak berhenti di situ, para tamu VIP dan kolektor jam tangan terpilih dijemput secara diam-diam oleh para pengawal khusus untuk turut merasakan pengalaman yang penuh eksklusivitas dan intrik pada malam harinya, melalui lorong tersembunyi yang menuju ke menara The Exchange 106 yang menjulang tinggi. Para tamu terpilih ini termasuk anggota

CGW MAGAZINE 108

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Carlos menyampaikan presentasi di hadapan tamu VIP; Dato’ Sri Jeffrey Raymond; Kelvin Tan; Carlos Rosillo mengenakan BR 03 Cyber Ceramic terbaru; BR 03-92 Patrouille de France Edisi Terbatas; Dewi Seriesta; Aktris Elisya Sandha; Perwakilan media dari Indonesia didampingi Kavyn Tay dan team PR Bell & Ross Singapura, Malaysia dan Indonesia; Tampilan BR-01 Cyber Skull Sapphire Ice Blue Edisi Terbatas

HALAMAN INI DARI KIRI

Chef Raymond Tham; Dato’ Setia Aubry Mennesson dan Tengku

Zatashah Sultan Sharafuddin Idris Shah; Azrel Ismail dan Tong Chee Wei; BR-05 Artline Dragon Edisi Terbatas; Ahmed Feruz Zainul Abidin dan Fyza Kadir; Uzair Haqimy dan Elisya Sandha; Carlos dan tamu VIP

keluarga Kerajaan, pemimpin bisnis, Pemimpin Redaksi publikasi terkemuka dari beberapa negara tetangga, hingga selebritas yang telah menerima undangan khsusus untuk menghadiri pameran eksklusif dan misterius dengan titik pertemuan di butik baru Bell & Ross di The Exchange TRX.

Begitu kami memasuki ruang yang bertirai hitam gelap dan dihiasi warna lampu merah membara, rasa penasaran kami pun terjawab dengan kehadiran Carlos Rosillo yang menjadi pusat perhatian pada malam itu, yang dengan antusias memperkenalkan filosofi dibalik pameran eksklusif ini. Dan kami pun menyaksikan langsung koleksi CYBER Series yang melambangkan imajinasi dan kemampuan merek dalam mengembangkan jam tangan konsep, sekaligus menetapkan standar dan gaya avant-garde untuk fase modern dan futuristik Bell & Ross. Carlos menjelaskan seri Haute-Horlogerie, yang ditandai dengan penggunaan material yang sangat indah dan pengerjaan yang cermat, sehingga menghasilkan mahakarya edisi terbatas.

Selama bertahun-tahun, koleksi yang dihasilkan telah berkembang secara linier, baik secara luas maupun mendalam seiring dengan perluasan akar kreativitas, inovasi, dan teknis perusahaan. Mulai dari konsep pertama, “Dari kokpit hingga pergelangan tangan” yang diwujudkan dalam koleksi Instrumen Penerbangan yang menghadirkan posisi grafis instrumen navigasi pesawat ke pergelangan tangan. Ia menyebutkan secara detil bahwa pada jam tangan edisi terbatas BR-03 Gyrocompass misalnya, waktu ditunjukkan dengan cara yang sangat berbeda. Sebuah

pesawat tempur berwarna kuning neon yang berada di latar depan dial jamnya, menghormati desain mekanis gyrocompass penerbangan. Pesawat bertindak sebagai jarum penunjuk jam, sementara penunjuk putih melacak menit dan jarum penunjuk detik di tengah yang ramping menggerakkan dial jam dengan penyeimbang yang besar. “Dan Anda tidak akan melihatnya di jam tangan lainnya,” ungkapnya bangga.

Konsep kedua adalah Lum (bahan bercahaya), yang mewakili kualitas mendasar jam tangan Bell & Ross, yaitu keterbacaan. Banyak merek menggunakan Super-LumiNova, yang mengisi ulang dengan cepat melalui fotoluminesensi, Namun Bell & Ross, yang selalu menyukai eksperimen, mengambil langkah lebih

CGW MAGAZINE 109

jauh dengan BR-X5 Green Lum. Jam tangan ini memperkenalkan LM3D, material komposit photoluminescent baru yang terbuat dari serat kuarsa. Bahan ini eksklusif untuk merek tersebut, dan digunakan dalam casing berlapis-lapis, mengapit bodi titanium dan memancarkan cahaya terang yang spektakuler dalam gelap. Konsep berikutnya adalah Skull (tengkorak), yang meskipun secara universal diakui sebagai simbol kematian, Bell & Ross menggunakannya sebagai jimat. Motif ini umum digunakan pada perlengkapan militer, merujuk pada keberanian pejuang dalam menghadapi bahaya. Ketika BR 01 Skull pertama dirilis pada tahun 2009, jam tangan ini dengan berani menantang dan mendobrak norma-norma pembuatan jam tangan tradisional yang sudah ada, menunjukkan komitmen untuk mendobrak batasan dan keberanian untuk menantang status quo. Dan hadir juga Konsep Cyber yang futuristik dan avant-garde, mengambil inspirasi dari badan pesawat siluman yang tajam. Dial jam dan komponen utama BR 03 Cyber Ceramic dibuat terbuka, untuk memamerkan mesin jam BR-CAL.383 dengan pemuntir otomatis. Meski tampak rumit, jam tangan ini tetap mempertahankan kemurnian grafisnya, menunjukkan keseimbangan antara kebanggaan dan pengendalian diri.

DARI KIRI ATAS

BR 03 Cyber Rainbow Edisi Terbatas ditampilkan di hadapan para tamu VIP; Berbagai koleksi ikonik

Bell & Ross, termasuk BR-01 Red Radar, BR-01 Compass, BR-01 Laughing Skull hingga BR-X5

Green Lum; Sajian makan malam yang dikurasi

Chef Raymond Tham dari restoran berbintang Michelin, BETA KL

KONSEP BERIKUTNYA ADALAH SKULL (TENGKORAK), YANG MESKIPUN SECARA UNIVERSAL DIAKUI SEBAGAI SIMBOL KEMATIAN, BELL & ROSS MENGGUNAKANNYA SEBAGAI JIMAT

Begitu banyak yang kami temukan dalam pameran eksklusif kali ini, dan kami bersama tamu undangan lain pun larut dalam suasana makan malam yang mewah, yang dimeriahkan oleh penampilan penyanyi bersuara emas, Dewi Seriesta. Chef Raymond Tham dari restoran berbintang Michelin, BETA KL memimpin pengembaraan kuliner yang terinspirasi dari keahlian memasak Prancis dan Tiongkok, di mana ia menyusun mahakarya tiga hidangan yang mencerminkan daya tarik misterius malam itu. Sajian ini merupakan bukti akan kemampuan Chef Tham dalam memadukan tradisi dengan inovasi, yang mencerminkan esensi etos Bell & Ross. Sungguh sebuah malam yang tak terlupakan, kami berterima kasih kepada Bell & Ross dan team, serta peritel eksklusifnya di Indonesia, Time International atas undangan ini, dan kami tunggu kejutan lainnya dari Bell & Ross!

CGW MAGAZINE 110

FEEL ENERGISED, RENEWED AND INSPIRED

AT COMO HOTELS AND RESORTS

Experience our award-winning hospitality, commitment to holistic wellness, and exceptional food and wine at inspiring destinations across the globe.

ALIVE IN TIME THROUGH THE

FIVE SENSES

Perjalanan multisensori melintasi waktu bersama Grand Seiko dan mengalami berbagai inovasi mengagumkan yang diwujudkan dalam pameran bertajuk ‘Hidup dalam Waktu melalui Panca Indera’

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 112

Kolektor dan penggemar jam di manapun akan setuju jika cara terbaik untuk mengapresiasi jam tangan adalah dengan pengalaman yang utuh, termasuk menyentuh dan mengenakannya di pergelangan tangan. Dalam sebuah ajang pameran jam tangan pun, pengunjung sebaiknya diberi kesempatan untuk menyentuh dan merasakan jam tangan idaman mereka untuk menemukan keindahan jam tersebut. Grand Seiko menyambut permintaan tersebut dengan menawarkan pengalaman sensorik yang unik dan sensasional yang membangkitkan indera para penggemar dan kolektor jam melalui pameran “Alive In Time Through The Five Senses” yang mendalam, dan menghadirkan perspektif baru tentang seni pembuatan jam tangan.

Acara pameran eksklusif yang bertajuk ‘Alive in Time through the Five Senses’ ini diadakan oleh Grand Seiko Asia Pasifik pada tanggal 15 hingga 18 Maret, bertempat di gedung 72-13, Mohamed Sultan Rd, Singapura yang dihadiri oleh 150 tamu undangan eksklusif untuk menyelami langsung multisensori warisan, inovasi, dan keahlian merek tersebut. Seiring dengan filosofi merek jam tangan mewah asal Jepang ini, ‘The Nature of Time’ (Sifat Waktu)

TAMU DIAJAK MELALUI PERJALANAN

MENDALAM YANG MELIBATKAN KELIMA

INDERA: PENGLIHATAN, SUARA, SENTUHAN, RASA DAN PENCIUMAN

yang mendasari dedikasinya untuk menciptakan jam tangan yang melampaui pengukuran waktu dan mewujudkan spiritualitas waktu Jepang yang sangat terinspirasi oleh alam dan musimnya, serta dihidupkan oleh semangat Takumi yang mengacu pada pengrajin ahli yang telah mencapai penguasaan dalam kerajinan mereka. Pertama kali diselenggarakan di Tokyo, Jepang tahun lalu, acara privat selama empat hari ini memamerkan sejarah merek, keahlian, inovasi, seni pembuatan jam tangan, serta budaya dan warisan Jepang, di mana para tamu diajak melalui perjalanan mendalam yang melibatkan kelima indera: penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan penciuman. Setelah dibuka dengan sambutan yang hangat dari Munehisa Shibasaki (Director, Senior Vice President di Seiko Watch Corporation) dan Ida Idris-Low (Managing Director Grand Seiko Asia Pasifik), kami diajak berkeliling memasuki berbagai ruangan dan mengalami langsung lima bagian dari pameran: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan penciuman.

HALAMAN SAMPING

Para tamu juga dapat merasakan simfoni 340 komponen Kodo yang bekerja secara harmonis dalam ruang imersif yang disempurnakan dengan efek cahaya

HALAMAN INI DARI KIRI

Jam tangan dalam koleksi Grand Seiko Evolution 9 turut dipamerkan; Grand Lounge dimana terdapat History Wall & Photo Wall

CGW MAGAZINE 113

DEMONSTRASI PERAKITAN MESIN JAM

9S DAN 9R OLEH PAKAR PEMBUAT JAM

TANGAN YANG DIHADIRKAN LANGSUNG

DARI JEPANG, SATOSHI HIRAGA DAN

IKUKIYO KOMATSU

Ruang Sight

Di tempat ini, para tamu diperkenalkan dengan mesin jam yang merupakan dasar dari jam tangan Grand Seiko, 9S Mechanical, 9R Spring Drive dan mesin jam 9F Quartz, dengan demonstrasi perakitan mesin jam 9S dan 9R oleh pakar pembuat jam tangan yang dihadirkan langsung dari Jepang, Satoshi Hiraga dan Ikukiyo Komatsu. Keduanya telah memenangkan banyak penghargaan dan merupakan penerima Medali Kehormatan dengan Pita Kuning, yang dianugerahkan oleh Kaisar Jepang kepada individu-individu yang “melalui ketekunan dan ketekunan mereka saat terlibat dalam aktivitas profesional mereka, menjadi panutan publik”.

Satoshi Hiraga, Kepala pembuat jam di Shizukuishi Watch Studio mengkhususkan diri pada mesin jam mekanis, sedangkan Ikukiyo Komatsu dari Shinshu Watch Studio bertanggung jawab atas Spring Drive, dan kami diajak menyaksikan langsung bagaimana para pakar pembuat jam tangan ini menunjukkan keahliannya masing-masing, dimana Hiraga mengerjakan kaliber otomatis 9S, sementara Komatsu mengerjakan mesin jam Spring Drive 9R.

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 114

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Pakar pembuat jam Ikukiyo Komatsu dan Satoshi Hiraga; Ikukiyo Komatsu mengerjakan mesin jam Spring Drive 9R; Pengunjung menyaksikan sejarah lahirnya mesin jam, seperti Caliber 9SA5 dan CaliberRA2; Satoshi Hiraga mengerjakan kaliber otomatis 9S

HALAMAN INI DARI ATAS

Ruang Sound menayangkan video di mana tamu dapat mendengarkan langsung ritme denting 16 ketukan dari jam Kodo

Constant-Force Tourbillon; Ida Idris-Low, Managing Director Grand Seiko Asia Pasifik menjelaskan berbagai penghargaan yang diterima Grand Seiko

Ruang Sound

Saat kami memasuki ruang ini, terpampang di layar besar, jam Kodo Constant-Force Tourbillon yang terkenal dengan komplikasi mekanis pertama dari Grand Seiko, yang memenangkan hadiah Chronometry di Grand Prix d’Horlogerie de Geneve 2022, dan menjadi sorotan. Selama perjalanan pendengaran ini, kami melihat langsung bagaimana 340 bagian dirangkai menjadi satu dan setelahnya, suara murni dari ritme 16 ketukan Kodo, atau ‘detak jantung’ dalam bahasa Jepang, melalui ruang imersif yang diselaraskan dengan efek cahaya.

CGW MAGAZINE 115

Ruang Touch

Di ruangan ini para tamu diundang untuk sepenuhnya menyelami eksplorasi jam tangan indah Grand Seiko, yang masing-masing terinspirasi oleh keindahan alam yang tenang. Ruang interaktif memberikan kesempatan kepada para tamu untuk mencoba dan merasakan sendiri ketepatan, kualitas, dan keindahan setiap jam tangan. Di samping pajangan, taman Zen yang dibuat dengan cermat memberikan latar belakang yang tenang untuk fotografi. Perpaduan harmonis antara inspirasi alam dan seni horologis mendorong hubungan yang lebih dalam dengan momen, mengajak setiap tamu untuk tidak hanya melihat namun merasakan semangat Grand Seiko.

CGW MAGAZINE 116

SELAMA PERJALANAN PENDENGARAN INI, KAMI MELIHAT LANGSUNG BAGAIMANA 340

BAGIAN DIRANGKAI MENJADI SATU DAN

SETELAHNYA, SUARA MURNI DARI RITME 16

KETUKAN KODO

Sebelum memasuki ruangan Taste and Smell, terdapat empat pameran, masing-masing menggali inspirasi di balik setiap jam tangan di tengah presentasi yang disinkronkan secara mulus dengan alam. Perjalanan diakhiri dengan pengalaman Hassun Jepang, yang dikuratori secara khusus bekerja sama dengan Chef Aeron dari Kappou. Menu ini mewakili perjalanan waktu dan transisi dari dinginnya Musim Dingin dan bagaimana caranya itu terungkap untuk menyambut musim semi, di mana bungabunga mulai bermekaran dengan berlimpah. Bercermin pada kesuksesan acara pertamanya di Asia Pasifik ini, Managing Director Grand Seiko Asia Pasifik, Ida Idris-Low berujar, “Acara ini menandai tonggak penting bagi kami; ini adalah pameran berskala besar pertama kami di wilayah ini, dan merupakan bukti dedikasi Grand Seiko yang tak tergoyahkan terhadap keahlian, inovasi, dan seni pembuatan jam tangan. Menghadirkan ‘Hidup dalam Waktu melalui Panca Indera’ ke belahan dunia ini tidak hanya menggarisbawahi komitmen kami kepada para penggemar dan klien kami di sini, namun kami juga sangat senang telah memberikan pengalaman imersif yang merayakan keindahan

rumit jam tangan kami dan terhubung erat dengan panca indera masing-masing individu, mengajak mereka untuk hidup dalam waktu bersama kita. Acara ini merupakan jembatan antara kisah masa lalu kami dan visi kami untuk masa depan, yang mewujudkan komitmen kami untuk menginspirasi dan memimpin dunia pembuatan jam tangan mewah.”

‘Alive in Time’ adalah pesan komunikasi baru Grand Seiko, yang mengekspresikan dinamisme dan komitmen merek ini sebagai produsen jam tangan mewah untuk terus berinovasi dan mendorong batas-batas pembuatan jam tangan, menarik bagi mereka yang hidup di masa kini dan terus bertransformasi. Kita tunggu inovasi mengagumkan berikutnya dari Grand Seiko!

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Keindahan taman Zen yang tenang melengkapi pengalaman menyentuh jam tangan Grand Seiko; Para tamu mencoba dan merasakan sendiri keindahan setiap jam tangan; Dua model jam tangan Grand Seiko dari koleksi Evolution 9, SLGH005 dan SLGA009

HALAMAN INI DARI KIRI

Salah satu jam tangan Grand Seiko yang dikenakan tamu; Di ruang Taste and Smell, kami diajak menikmati pengalaman Hassun Jepang, yang dikuratori secara khusus bekerja sama dengan Chef Aeron dari Kappou

CGW MAGAZINE 117

QUIET LUXURY

Frederique Constant hadir dengan dua model jam tangan klasik yang elegan

DDARI KIRI ATAS

Dua model Classic Moonphase Date Manufacture dengan dial biru atau hijau; Tampilan mesin jam FC-716 baru; Dua model Classic Date Manufacture dalam warna hitam atau warna salmon yang elegan

ua hal utama yang menarik para kolektor dan penggemar jam terhadap Frederique Constant adalah karena tampilan jam yang klasik dan bersahaja, dan komitmennya yang kuat dalam menciptakan kalibernya sendiri, seluruh produknya dirancang, dikembangkan dan dirakit di manufakturnya di Plan-les-Ouates, Jenewa, Swiss. Dari ajang Wacthes and Wonders Geneva, mereka merilis koleksi Classic Date Manufacture dan Classic Moonphase Date Manufacture yang menampilkan perpaduan yang mengesankan antara spesifikasi teknis dengan aura kehalusan canggih yang khas.

BULAN MELEWATI JENDELA BERBINTANG

DENGAN KECEPATAN TEPAT 29,5 HARI, DAN

TANGGAL DITUNJUKKAN DENGAN JARUM

TENGAH YANG BERJALAN DI SEPANJANG SKALA PERIFERAL

Classic Moonphase Date Manufacture hadir dalam tiga variasi baru dalam casing baja 40mm, dilengkapi dial jam yang disempurnakan dengan sentuhan akhir sinar matahari dan jarum jam yang halus. Jam tangan ini ditenagai oleh mesin jam FC-716 baru dengan cadangan daya 72 jam. Komplikasi moonphase (fase bulan) dan tanggal hadir dalam jendela tunggal pada posisi jam 6. Bulan melewati jendela berbintang dengan kecepatan tepat 29,5 hari, dan tanggal ditunjukkan dengan jarum tengah yang berjalan di sepanjang skala periferal yang diberi skala dari 1 hingga 31. Tersedia dengan tiga dial bernuansa sinar matahari dalam warna biru, perak, dan hijau.

Classic Date Manufacture mencerminkan komitmen Frederique Constant untuk memadukan tradisi dengan inovasi, dengan mesin jam generasi baru, kaliber FC-706, cadangan daya 72 jam dan garansi 5 tahun. Hadir dengan casing baja berukuran 40mm, dial jam tanpa angka, penanda jam yang halus berpotongan berlian dan trek menit “chemin de fer” — masingmasing memberikan karakter unik pada jam tangan. Terdapat tiga varian dial bernuansa sinar matahari — perak, hitam, atau warna salmon.

COLLECTOR’S CORNER CGW MAGAZINE 118

TIME FOR FASHION

Fashion Forward Watches

Jewellery Haven

Stars & Timepieces

@PIAGET

JEWELLERY TIME

GOLDEN TIME

Patek Philippe Golden Ellipse hadir dalam edisi

terbarunya yang dilengkapi gelang rantai dari emas

CGW MAGAZINE 120

Menjawab keinginan para penggemar jam tangan bergaya perhiasan, Patek Philippe untuk pertama kalinya menawarkan gelang jam bergaya rantai dalam koleksi terbarunya, Golden Ellipse Ref. 5738/1R-001 yang hadir dengan desain yang mudah dikenali sebagai ikon gaya dalam koleksi Golden Ellipse Patek Philippe pertama di tahun 1968. Ini adalah versi pertama dari model 5738 yang menampilkan gelang bergaya rantai yang menonjolkan keanggunan dan kelangsingan Golden Ellipse. Gelang jam dari emas mawar 18K yang dipoles halus ini terdiri dari 363 elemen, yang lebih dari 300 tautannya dipasang satu-persatu secara individual dengan tangan. Gelang ini menampilkan konstruksi modern yang dipatenkan, melengkung dengan nyaman di pergelangan tangan dan dilengkapi dengan gesper berukir dengan tiga posisi penyesuaian.

HALAMAN SAMPING

Detil gelang jam Golden Ellipse Ref. 5738/1R-001 bergaya rantai dengan konstruksi modern dan gesper berukir dengan tiga posisi penyesuaian

HALAMAN INI DARI KIRI

Tampilan dial jam hitam eboni motif sunburst menambah keanggunan koleksi ini; 363 elemen yang lebih dari 300 tautannya dipasang satupersatu dengan tangan

GELANG JAM DARI EMAS MAWAR 18K YANG DIPOLES HALUS INI TERDIRI DARI 363 ELEMEN, YANG LEBIH DARI 300 TAUTANNYA DIPASANG SATU-PERSATU DENGAN TANGAN

Tampilan dial jam hitam eboni motif sunburst dipercantik dengan penanda jam tipe baton berwarna emas mawar dan jarum jam tipe cheveu yang ramping dalam warna senada. Estetika yang tak lekang oleh waktu dan rapi ini dengan sempurna merangkum semangat Golden Ellipse. Jam tangan dengan ketebalan hanya 5.9mm ini adalah jam tangan tertipis di koleksi Patek Philippe saat ini, ditenagai mesin otomatis kaliber 240 ultra tipis (2.53mm) yang dikemas dalam casing kotak elips, dengan tombol jam ditata dengan onyx potongan cabochon hitam berada di tengah-tengah antara lingkaran dan persegi panjang. Hadir dengan proporsi yang harmonis (34,5 x 39,5mm) yang terinspirasi oleh rasio emas terkenal yang ada di balik beberapa karya arsitektur dan seni terhebat umat manusia. Sungguh sebuah persembahan terindah bagi para penggemar jam tangan bergaya perhiasan.

CGW MAGAZINE 121

FOUR SACRED SEASONS

Hermès melukiskan keindahan empat musim lewat koleksi Slim d’Hermès Le Sacre des saisons terbarunya

TIME CGW MAGAZINE 122
JEWELLERY
Penulis: Yessar Rosendar

Hermès baru saja merilis koleksi jam tangan Slim d’Hermès Le Sacre des saisons terbaru yang dibuat secara terbatas dan unik. Koleksi ini menggambarkan kekayaan flora dan fauna yang begitu indah di tiap dial jamnya. Empat model edisi terbatas ini dihiasi dengan enamel paillonné, ukiran, atau lukisan miniatur yang dengan jelas menafsirkan siklus musim, yaitu musim dingin, semi, panas, dan gugur. Detail yang menakjubkan dituangkan ke dalam dial tiap jam, lewat relief singa dengan lingkaran cahaya matahari, elang dengan sayap berdaun terbentang, serigala bermahkota es, dan kuda dengan mantel bertabur bunga. Tiap hewan ini mencoba melambangkan musim serta naratif dan fantasi barok dari seorang desainer Prancis.

Koleksi Slim d’Hermès awalnya didesain oleh Philippe Delhotal pada tahun 2015,dan dibuat untuk mengekspresikan esensi Hermès. Ciri khasnya adalah pada garis-garisnya yang murni, kontemporer namun tak lekang oleh waktu dan membangkitkan gaya dan dunia imajiner Hermès yang seringkali memukau penggemarnya. Jam di koleksi ini dikenal untuk menampilkan berbagai kerajinan langka dan seringkali tak terduga, dengan berani – namun dengan sentuhan ringan. Untuk koleksi terbaru ini, Hermès mengambil inspirasi dari salah satu produknya yang populer yaitu syal sutra bertajuk Le Sacre des saisons yang dirancang oleh seniman Pierre Marie yang telah menjadi mitra kreatif Hermès sejak 2009. Kuartet desain syalnya – Le Sacre des saisons – melambangkan setiap musim dengan hewan fantastis yang melakukan langkah tarian. Terinspirasi oleh kostum Barok yang dirancang oleh Henri de Gissey untuk balet “Les Fêtes de Bacchus” pada abad ke-17 dan kostum eksotis dan penuh warna yang dibuat oleh Leon Bakst untuk Ballets Russes pada awal tahun 1920-an, hewan imajiner Pierre Marie memiliki balutan pakaian yang mewah.

Untuk jam pertama, menggambarkan musim dingin, seekor serigala es dibuat dengan teknik enamel paillonné berputar dalam casing yang terbuat dari emas putih dan berhiaskan 52 berlian potongan baguette di bagian bezel. Teknik yang digunakan untuk menghasilkan dial ini menggunakan ketelitian tingkat tinggi, khususnya untuk memasukkan serpihan emas atau perak antara lapisan enamel sehingga membuat permainan cahaya, transparansi dan kedalaman dalam reliefnya. Untuk menggambarkan musim semi, pengrajin menciptakan relief seekor kuda yang diselimuti oleh bunga-bunga yang mewah. Dial yang bernuansa hijau untuk mencerminkan musim mulai berseminya bunga dan tumbuhan ini juga membutuhkan sebuah teknik khusus, seorang pengrajin harus membuat beberapa lapisan cat yang sangat tipis. Warna hijau muda pada dial dan tali jamnya juga berpadu dengan case yang terbuat dari emas pink yang berhiaskan 66 berlian.

HERMÈS MENGAMBIL INSPIRASI DARI

SALAH SATU PRODUKNYA YANG POPULER

YAITU SYAL SUTRA BERTAJUK LE SACRE

DES SAISONS YANG DIRANCANG OLEH

SENIMAN PIERRE MARIE

Mencerminkan hangatnya cahaya matahari di musim panas, dial jam selanjutnya berhiaskan relief seekor singa dengan pancaran sinar matahari di belakang kepalanya. Relief ini merupakan pahatan kristal safir yang dilukis dari bagian belakang dialnya. Proses khusus ini membuat dial ini memiliki kedalaman dan kecerahan warna yang brilian, keindahan dial ini disempurnakan lewat casing jam yang terbuat dari emas berhiaskan 66 berlian. Koleksi lainnya hadir dengan dial yang menggambarkan musim gugur, terbentuk pada cekungan dan relief emas dan dipahat menggunakan burin dan pahat tradisional. Dial ini memiliki relief seekor elang yang membentangkan sayapnya dan dilukis dengan tangan sehingga memiliki warna yang flamboyan. Keindahan dial yang didominasi oleh warna merah yang lembut ini berpadu sempurna dengan casing jam yang terbuat dari emas putih yang elegan.

Ke empat jam indah ini masing-masing hanya dibuat 12 buah dan memiliki casing berukuran 39.5mm yang cocok untuk berbagai ukuran pergelangan tangan. Jam dikoleksi ini semuanya diperkuat oleh mesin otomatis Hermès H1950 yang sangat tipis dengan ketebalan hanya 2.6mm serta cadangan daya yang mampu bertahan sampai 48 jam. Melengkapi jamnya adalah tali jam tangan yang terbuat dari kulit buaya yang mewah dan elegan yang diberi warna yang padu dengan dial jamnya.

HALAMAN SAMPING

DARI KIRI

Relief seekor elang menghiasi dial jam Slim d’Hermès Le Sacre des saisons versi musim gugur; Versi musim semi hadir dalam relief seekor kuda yang diselimuti oleh bunga-bunga; Versi musim panas hadir dengan relief seekor singa

HALAMAN INI DARI ATAS

Dial jam terbentuk pada cekungan dan relief emas dan dipahat menggunakan burin dan pahat tradisional; Seekor serigala es menghiasi versi musim dingin

CGW MAGAZINE 123

JEWELLERY TIME

POETRY OF LOVE

Perayaan dan ungkapan kisah cinta dipercantik dengan perhiasan berlian hasil kolaborasi apik antara Frank & co. dengan Monica Ivena

CGW MAGAZINE 124

HALAMAN SAMPING

DARI KIRI

Beberapa cincin ‘Promise Ring’, dari emas 18K bertatahkan berlian pink dalam berbagai ukuran; Cincin-cincin Amare dari koleksi ‘Couple Ring’ yang terlihat lebih simpel dari emas putih 18K bertatahkan berlian putih; Cincin-cincin Marea dari emas putih 18K bertatahkan safir biru; Sepasang cincin Amorem untuk pria dan wanita dari emas 18K bertatahkan berlian

HALAMAN INI

Beberapa cincin dan anting-anting dari koleksi ‘Kaleidoscope Dreams’ yang mewah, terbuat dari emas 18K bertatahkan batu permata berharga

SETIAP CINCIN MENCERMINKAN

KEUNIKAN KISAH CINTA, KARENA SETIAP

PASANGAN MEMILIKI CERITA YANG LAYAK

DICERITAKAN DAN DIRAYAKAN

Setelah tahun lalu sukses dengan koleksi kolaborasi bertajuk “Kaleidoscope Dreams”, fashion desainer kenamaan Indonesia, Monica Ivena kembali berkolaborasi dalam lini perhiasan “Love Poetry” dengan merek perhiasan berlian ternama di Indonesia, Frank & co. Ungkapan perasaan cinta yang mendalam diwujudkan dalam lini perhiasan terbaru ini. Seperti saat menulis puisi yang unik dan spesifik, koleksi perhiasan ini sangat personal. Dalam kolaborasi kali ini, Frank & co. “The Residence of F Colour & VVS Clarity Diamond Jewellery,” yang dikenal sebagai merek perhiasan berlian dengan desain elegan, klasik, dan abadi, melakukan inovasi dan mempersembahkan perhiasan berlian yang menitikberatkan pada perasaan cinta yang mendalam dan personal layaknya sebuah puisi.

Monica mengaku, “Kolaborasi ini merupakan perayaan dan ungkapan kisah cinta dari perjalanan cinta setiap pasangan. Koleksi Love Poetry menggambarkan emosi cinta yang dirasakan ketika melihat orang yang dicintai, dan membuka mata serta hati pada cara kita untuk hidup. Menurut saya, jatuh cinta membantu adanya pertumbuhan, sebagai individu dan jiwa. Desain yang saya tuangkan, dipadu dengan craftsmanship yang unggul dari Frank & co., menjadi kombinasi istimewa yang menjadikan koleksi ini personal dan meaningful, juga elegan dan abadi. Kami berharap koleksi Love Poetry ini dapat menjadi perayaan cinta dari tiap pasangan pada tiap tahapan perjalanan cintanya.”

Untuk merayakan kisah cinta pasangan, Frank & co. dan Monica Ivena menciptakan “Couple Ring” dan “Promise Ring”. Kolaborasi ini mengangkat “Couple Ring”, bukan “Wedding Ring” atau “Engagement Ring”, karena setiap tahap dalam perjalanan cinta layak dirayakan, seperti saat seseorang menyadari perlunya mengalahkan ego untuk suatu kemenangan bersama, saat seseorang melepaskan ketakutannya dan menempatkan orang yang dicintainya di urutan pertama, atau saat seseorang memiliki keberanian untuk membuka diri kepada orang yang dicintainya. Setiap desain “Couple Ring” yang terdiri dari cincin wanita dan cincin pria hadir dengan desain yang matching, dibuat dengan menggunakan emas 18K, berlian berkualitas F VVS, serta batu mulia yang dipilih melalui proses kurasi ketat. Setiap cincin mencerminkan keunikan kisah cinta, karena setiap pasangan memiliki cerita yang layak diceritakan dan dirayakan, dan terdiri dari Amorem, Amare, Prismata, Fidelis, dan Marea. Sementara “Promise Ring” terdiri dari Amorem, Prismata, dan Fidelis, yang masing-masingnya memiliki kisah serta puisinya sendiri, yang bisa dipilih oleh pasangan sesuai dengan kisah perjalanan cinta yang paling mewakilinya.

Tanya Alissia, Merchandise Director Central Mega Kencana menjelaskan lebih lanjut, “Dalam koleksi Love Poetry ini, paduan nilai filosofis perjalanan cinta tiap pasangan diterjemahkan secara elegan dan mewah oleh Frank & co. dengan desain perhiasan yang istimewa dari Monica Ivena. Untuk menerjemahkan puisi unik dan personal ini, Frank & co. menekankan pada penggunaan bahan emas 18K yang berkualitas, berlian F VVS, serta batu mulia pilihan, yakni safir pink dan biru. Koleksi inipun menggunakan teknologi Comfort Fit yang membuat pemakainya nyaman dalam memakai cincin, dan menggunakan teknologi CNC yang membuat bentuk tiap perhiasannya rapi dan presisi.”

STAR STRUCK!

Inilah pilihan utama kedua aktor ternama ini saat hadir di ajang Watches and Wonders di Jenewa

FASHION FORWARD CGW MAGAZINE 126

Keduanya memiliki reputasi kelas dunia dan sangat dikenal di dunia hiburan, keduanya adalah sahabat dari merek-merek jam ternama di dunia, dan keduanya hadir memeriahkan ajang pameran jam tangan termegah, Watches and Wonders di Jenewa dengan pilihan mereka masing-masing. Yang mana yang juga menjadi jam tangan favorit Anda?

ZENITH

Aktor terkemuka asal Singapura, Desmond Tan adalah bukti nyata bahwa yang diperlukan untuk mencapai bintang adalah semangat, dedikasi, dan bakat murni. Ia sukses meraih berbagai penghargaan, dan prestasinya dilirik merek jam tangan mewah Swiss, Zenith yang memilih mendatangkan selebriti terkemuka Singapura ini sebagai sebagai Friend of the Brand mereka ke ajang Watches and Wonders di Jenewa. Ia memilih untuk mengenakan jam tangan Zenith DEFY Skyline Chronograph berdiameter 42mm. Ia berujar, “Saya sangat senang menjadi orang pertama di dunia yang memakai Zenith DEFY Skyline Chronograph yang baru diluncurkan! Arloji indah ini jelas merupakan sebuah pernyataan!”

HALAMAN SAMPING

Versi dengan tali jam berbahan karet warna biru senada; Desmond Tan mengenakan Zenith DEFY Skyline Chronograph

HALAMAN INI

Lee Jun-ho mengenakan jam tangan Piaget Polo 42mm dan perhiasan Piaget; Cincin Piaget Possession

DENGAN KEPRIBADIANNYA YANG CERAH

DAN CERIA SERTA GAYA FESYENNYA

YANG RAPI DAN CANGGIH, LEE JUN-HO MENINGGALKAN KESAN MENDALAM PADA PENONTON DI SELURUH DUNIA

PIAGET

Lee Jun-ho adalah seorang entertainer, aktor dan penyanyi terkenal asal Korea Selatan yang terkenal dengan bakatnya yang serba bisa, dan ia telah bergabung dengan Piaget Society, sebagai Duta Global. Dengan kepribadiannya yang cerah dan ceria serta gaya fesyennya yang rapi dan canggih, Lee Jun-ho meninggalkan kesan mendalam pada penonton di seluruh dunia. Saat hadir di ajang Watches and Wonders di Jenewa, ia memilih untuk mengenakan jam tangan Piaget Polo 42mm dari baja dengan dial jam dekorasi guilloché berwarna hijau, yang ia padu padankan dengan cincin Possession “Décor Palace” dari emas putih 18K dihiasi satu berlian brilliant-cut. Aktor muda yang sangat fashionable ini juga mengenakan dua gelang “Decor Palace” dari emas putih 18K dengan lapisan rhodium bertatahkan 33 berlian brilliant-cut

CGW MAGAZINE 127

CERAMIC DUO

Rado menggabungkan tradisi dan modernitas dalam dualitas jam tangan keramik dengan visibilitas kerawang

HALAMAN INI

Rado Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton; Konstruksi skelet yang transparan memperlihatkan keindahan mekanisme internal yang rumit

HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS

Aktor populer Korea Selatan dan aktor musikal Ji Chang-wook mengenakan Rado Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton; Rado True Square Open Heart dalam warna turquoise; Bagian belakang case menampilkan mesin kaliber otomatis R73; Rado True Square Open Heart versi putih dengan titik-titik berlian berwarna

Diberi predikat sebagai “Master of Materials,” Rado adalah merek jam tangan Swiss yang terkenal dengan penggunaan bahan keramik berteknologi tinggi yang inovatif. Pendekatan khas ini tidak hanya mengukuhkan reputasi Rado sebagai pelopor dalam menciptakan jam tangan yang tahan lama dan estetis, namun juga terus mendorong produksi desain canggih yang memadukan teknologi canggih dengan bahan berdaya tahan tinggi. Setiap seri jam tangan mereka patut diperhatikan karena keunggulan ini, terutama bagi penggemar horologi yang mencari sesuatu yang lebih dari sekadar fungsi tetapi juga ekspresi gaya yang berani dan berbeda. Tahun ini Rado hadir dengan dua seri terbarunya: Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton dan True Square Open Heart. Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton memiliki desain kerawang yang menampilkan keindahan internalnya dengan bingkai keramik canggih, di sisi lain, True Square Open Heart menampilkan kerumitan jam melalui jantungnya yang terbuka.

Rado Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton

Duta merek Rado, aktor populer Korea Selatan dan aktor musikal Ji Chang-wook terlihat mengenakan jam tangan Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton. Dengan keanggunan yang memukau, jam tangan ini menangkap nuansa modern perkotaan

FASHION FORWARD
CGW MAGAZINE 128
Penulis: Billy Saputra

ke dalam pergelangan tangan penggunanya. Mewakili cahaya fajar yang seolah menyinari siluet gedung-gedung tinggi dengan sentuhan PVD rose-gold yang memikat dan warna olive yang maskulin, desain ikonis Rado memberikan kesan petualangan yang kerap terlihat di kota-kota sibuk. Tak hanya itu, keakuratan dan keandalan yang telah menjadi ciri khas Rado, hadir dalam gaya sehari-hari. Konstruksi skelet yang transparan memperlihatkan keindahan mekanisme internal yang rumit, sementara bingkai monoblok keramik berteknologi tinggi dan bezel berputar baja tahan karat dengan sentuhan rose gold, menyiratkan keahlian teknik cipta yang luar biasa. Jam tangan ini tidak hanya menarik secara desain, tetapi juga kedap air hingga 300 meter, yang membuatnya ideal untuk kegiatan di berbagai lingkungan. Rado Captain Cook dilengkapi dengan mesin otomatis R808, dengan cadangan daya selama 80 jam, dan pegas balance NivachronTM antimagnetik. Siap untuk pergi ke mana pun penggunanya pergi. Jam tangan ini memadukan fungsi dan gaya dengan pencahayaan Super-LumiNova® pada jarum dan penanda, yang memastikan kemudahan baca dalam kondisi minim cahaya.

Rado True Square Open Heart

Model True Square Open Heart menggabungkan kenyamanan tinggi dan estetika berani, menggambarkan pembaruan desain yang konkret. Dengan bentuk kotak klasik dan konstruksi keramik monoblok yang canggih, jam tangan ini tahan terhadap goresan dan bobotnya ringan. Model ini tersedia dalam warna turquoise yang memikat dengan dial berwarna turquoise dan detail titik-titik berlian; ada juga versi putih dengan titik-titik berlian berwarna yang memberikan kontras yang luar biasa. Dengan tampilan yang ikonis dan modern, desain ini menawarkan kenyamanan pemakaian yang luar biasa. True Square Open Heart ditenagai oleh kaliber otomatis R734, yang terkenal dengan ketahanan terhadap medan magnetik berkat pegas balance NivachronTM. Dengan daya tahan hingga 80 jam dan ketahanan air hingga 50 meter, jam ini ideal untuk

KEDUA JAM INI BUKAN HANYA UNGGUL

DALAM SEGI TEKNIS, TAPI JUGA

SEBAGAI IKON GAYA, MENGGABUNGKAN

KECANGGIHAN TEKNOLOGI DAN DESAIN

penggunaan sehari-hari dan santai. Pandangan langsung ke dalam mekanisme jam diberikan oleh dial rangka, dan sentuhan estetis seperti dekorasi Côte de Genève menambah keindahan visual. Jam tangan ini memiliki fitur yang membuatnya menjadi karya seni yang fungsional dan bukan hanya alat penunjuk waktu.

Rado Captain Cook High-Tech Ceramic Skeleton maupun

Rado True Square Open Heart menunjukkan komitmen Rado dalam menghadirkan rancangan desain yang luar biasa. Captain Cook menawarkan durabilitas dan estetika menawan dengan kerangkanya yang berani dan material keramik canggih, cocok untuk petualangan urban maupun alam. Sementara itu, True

Square Open Heart menonjol dengan dial skelet yang elegan dan penggunaan warna serta material mewah. Kedua jam ini bukan hanya unggul dalam segi teknis, tapi juga sebagai ikon gaya, menggabungkan kecanggihan teknologi dan desain. Keduanya solid mengukuhkan posisi Rado sebagai pemimpin di industri jam tangan mewah.

CGW MAGAZINE 129

SPORT TIME!

Tissot menghadirkan jam tangan ideal bagi mereka yang mencari aksesori sporty, fashionable namun memiliki keunggulan teknis

FASHION FORWARD CGW MAGAZINE 130

VERSI POWERMATIC HADIR DENGAN

DIAL JAM HITAM MELINGKAR DAN BEZEL MINERAL, SEMENTARA VERSI POWERMATIC MODEL QUARTZ, YANG MENAMPILKAN ELEMENELEMEN INI DALAM WARNA PUTIH

Sembari merayakan pertumbuhan pesat pertandingan bola basket putri, merek jam tangan asal Swiss, Tissot, berkolaborasi dengan Wilson dan WNBA dan meluncurkan jam tangan resmi WNBA pertama mereka. Kolaborasi pertama ini hadir dalam dua versi jam tangan Tissot edisi terbatas baru, menandai jam tangan pertama tontonan resmi dalam sejarah liga. Penciptaan dua jam tangan Tissot Seastar Wilson® WNBA 40mm terbaru ini menyoroti keahlian pembuatan jam tangan Swiss dan penunjuk waktu Tissot, bola basket WNBA Wilson yang inovatif dan resmi, serta pengaruh budaya WNBA.

Khusus dibuat untuk para penggemar WNBA dan penggemar fanatik bola basket, Tissot Seastar Wilson® WNBA Powermatic 80 dan Tissot Seastar Wilson® WNBA Quartz pertama ini memiliki fitur-fitur khusus yang disesuaikan untuk penggemar bola basket, termasuk di antaranya: Detail putih dan oranye yang khas, diakui secara global sebagai identitas merek WNBA; Tali jam oranye dan putih yang dapat diganti-ganti, diproduksi dari Wilson’s Official Bola Basket WNBA, Bahan Komposit Premium Evo-NXT; Tali jamnya dapat ditukar hanya dengan menjepit dan memasangkannya – tanpa perlu mengunjungi toko jam atau mencari alat khusus. Pendekatan desain jam tangan yang fleksibel dan sangat nyaman ini merupakan elemen kunci dalam menghadirkan keserbagunaan dan kegunaan jam tersebut.

Ciri khas lainnya yang berhubungan dengan kepemilikan Tissot sebagai pencatat waktu resmi NBA dan WNBA terletak pada bezel berputar yang menggabungkan waktu tembakan bola basket

HALAMAN SAMPING

Model mengenakan jam tangan Tissot Seastar Wilson WNBA Powermatic 80

HALAMAN INI DARI KIRI

Dua model eksklusif dari Tissot, satu ditenagai oleh mesin jam Powermatic 80, dan yang lainnya dengan mesin jam quartz buatan Swiss; Model mengenakan jam Tissot Seastar Wilson WNBA Quartz; Bagian belakang case tembus pandang bergambar bola basket WNBA Wilson®

24 detik, dan lambang Tissot, Wilson, dan WNBA ditampilkan di bagian belakang casing, yang menampilkan bola basket WNBA Wilson®. Kolaborasi ini melengkapi rangkaian Seastar, dengan edisi yang dirancang khusus dalam model 40mm yang ada. Hadir dalam dua model eksklusif: satu ditenagai oleh mesin jam Powermatic 80, dan yang lainnya dengan mesin jam quartz buatan Swiss berkualitas tinggi, dikenal karena presisi dan keandalannya. Versi Powermatic hadir dengan dial jam hitam melingkar dan bezel mineral, sementara versi Powermatic model quartz, yang menampilkan elemen-elemen ini dalam warna putih. Nama Seastar mencerminkan ketahanan airnya hingga 300 meter, dengan visibilitas yang ditingkatkan dalam kondisi cahaya redup yang disediakan oleh Super-LumiNova® pada jarum jam dan penanda jam.

CGW MAGAZINE 131

INTERNATIONAL JEWELLERY TOKYO (IJT) 2024

Rayakan kemegahan industri perhiasan di pameran dagang perhiasan terbesar dan paling diakui secara internasional di Jepang, International Jewellery Tokyo (IJT)

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 132

Jepang tidak hanya terkenal dengan perhiasan mutiaranya yang sangat indah, melainkan juga dalam hal tradisi keunggulan dalam industri perhiasan, dan telah menjadi salah satu negara yang dipilih para pelaku industri perhiasan sebagai platform penting untuk membangun kemitraan industri dan menghubungkan peserta pameran dengan calon pelanggan. Parade akbar keahlian perhiasan International Jewellery Tokyo (IJT) yang ke-35 tahun ini memikat para penggemar perhiasan dan profesional di industri perhiasan dengan menghadirkan para pengrajin perhiasan global dari Italia, AS, India, Thailand, Turki, Australia, Singapura, dan negara lainnya. Acara perdagangan perhiasan terkemuka yang diselenggarakan oleh RX Japan ini merayakan tahun ke-35 dan diselenggarakan mulai tanggal 17 hingga 20 Januari 2024, di Tokyo Big Sight.

Berbagai macam perhiasan mulai dari perhiasan mewah hingga perhiasan fesyen serta berbagai jenis batu dan untaian lepas dipamerkan. Setiap tahun, para eksekutif dan pembeli profesional dari peritel perhiasan, department store, toko-toko tertentu, dan pelaku industri lain mengunjungi pameran IJT dari seluruh dunia untuk mencari produk yang mereka inginkan, sekaligus menjadi ajang pertemuan bisnis yang berlangsung selama periode pertunjukan. Tahun ini IJT dikunjungi total 21,412 peserta, sebuah bukti meningkatnya pengaruh dan relevansi acara ini dalam lanskap perhiasan internasional. Lantai pameran menampung 619 peserta pameran perhiasan dari pusat perhiasan global terkemuka,

EDISI INI MENEGASKAN KEMBALI

KOMITMEN RX JAPAN UNTUK MENYEDIAKAN

RUANG YANG DINAMIS DAN INOVATIF BAGI

KOMUNITAS PERHIASAN

termasuk Italia, Amerika Serikat, India, Thailand, Sri Lanka, Israel, Turki, Australia, Hong Kong, Taiwan, Tiongkok, Singapura, Korea, dan banyak lagi. Acara ini juga menampilkan partisipasi merekmerek global terkemuka, yang masing-masing menampilkan desain, tren, dan inovasi terbaru mereka. Suasana kolaborasi dan jaringan yang dinamis memberikan kesempatan unik kepada para peserta untuk menjelajahi beragam penawaran dari pemain top dunia di industri perhiasan.

Selain tampilan yang gemerlap, IJT 2024 juga menghadirkan lebih dekat dunia perhiasan yang luar biasa. Pengunjung dapat menyaksikan permata langka, desain rumit, dan tren terkini yang menentukan industri ini. Edisi ini menegaskan kembali komitmen RX Japan untuk menyediakan ruang yang dinamis dan inovatif bagi komunitas perhiasan. Pameran perhiasan di Jepang lainnya yang juga menarik selain IJT pada bulan Januari adalah di Kobe (IJK) pada bulan Mei nanti, dan IJT AUTUMN pada bulan Oktober di Tokyo. Info lebih lanjut, jika ingin berpameran atau kunjungan ke pameran, silakan kirim surel ke: ijt-eng.jp@rxglobal.com / visitor-eng.ijt.jp@rxglobal.com / Tel: +81-3-6739-4103

HALAMAN SAMPING

Berbagai desain perhiasan mulai dari perhiasan mewah hingga perhiasan fesyen serta berbagai jenis batu dan untaian lepas dipamerkan

HALAMAN INI

Pengunjung dapat menyaksikan permata langka, desain rumit, dan tren terkini yang menentukan industri perhiasan saat ini

CGW MAGAZINE 133

THE HKTDC TWIN JEWELLERY SHOWS 2024

Sambut hari jadi kemegahan perhiasan dan permata nan mewah di dua pameran perhiasan terbesar di Hong Kong tahun ini

Hong Kong menyambut para pelaku di industri perhiasan dari seluruh dunia untuk merayakan kemegahan dua pameran perhiasan internasional terbesar di Hong Kong yang digelar mulai tanggal 27 Februari – 4 Maret lalu, yaitu Hong Kong International Jewellery Show (29 Februari – 4 Maret) di Hong Kong Convention & Exhibition Centre, dan Hong Kong International Diamond, Gem & Pearl Show (27 Februari – 2 Maret) lalu di AsiaWorld-Expo, yang diselenggarakan oleh HKTDC (Hong Kong Trade Development Council), dan berhasil menarik lebih dari 4.000 peserta pameran dari 44 negara dan wilayah.

Diundang ke acara yang bertajuk Be Part of the Splendid Legacy ini adalah suatu kebanggaan tersendiri, menyaksikan kemegahan kedua pameran yang masing-masing sudah mencapai tonggak sejarahnya yang ke-40 dan ke-10 pada tahun ini. Ini membuktikan kesuksesan HKTDC dalam mendorong lebih banyak pelaku industri dari seluruh penjuru dunia untuk bergabung dalam acara tahunan dan bersama-sama membangun pencapaian berikutnya. Pameran ini merupakan platform yang sangat baik bagi para desainer kontemporer, namun yang juga tak kalah mengagumkannya adalah Kompetisi Desain Perhiasan Hong Kong ke-25 yang

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 134

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Kalung mewah dari Shanghai Lao Feng Xiang; Upacara pembukaan Hong Kong International Diamond, Gem and Pearl Show ke-10; Ketua, Komite Penasihat Perhiasan HKTDC, Winston Chow; Perhiasan dari Jewelry of Raden & Urushi, Jepang; Perhiasan karya Ammie Kang (Top Kang)

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS

Kalung Kid It Bag, karya Swan Chung, pemenang Best of Show Award; Parade model mengenakan perhiasan para peserta pameran; Bros Colour of the Neon Sign karya Joanna Shum, pemenang Best of Show Award; Cincin Dance With The Fire Dragon karya Tse Ka-wing, pemenang Best of Show Award; Anting Lion’s Echo of Tradition karya Cheung Hoi-lam, pemenang Runner Up kedua dari Student Group; Model mengenakan anting dan kalung Flame Dance Blessing karya Siu Wing-ki, juara pertama dari Student Group

TERDAPAT BERBAGAI ZONA YANG MENARIK

mengusung tema pameran perhiasan mengadopsi tema Warisan Kontemporer. Desain para pemenang menggabungkan unsurunsur budaya tradisional Hong Kong, seperti pemandangan malam yang diterangi lampu neon, tarian naga api, dan singa yang menari, dan dipajang di Hall 1E Pusat Konvensi dan Pameran Hong Kong.

PADA PAMERAN TAHUN INI, TERMASUK “HALL OF EXTRAORDINARY”, “HALL OF FAME”, DAN “DESIGNER GALLERIA”. “HALL OF EXTRAORDINARY” MEMAMERKAN KOLEKSI

KELAS ATAS DENGAN BERLIAN, BATU MULIA, BATU GIOK, DAN MUTIARA

Terdapat berbagai zona yang menarik pada pameran tahun ini, termasuk “Hall of Extraordinary”, “Hall of Fame”, dan “Designer Galleria”. “Hall of Extraordinary” memamerkan koleksi kelas atas dengan berlian, batu mulia, batu giok, dan mutiara yang menakjubkan, dari para peserta pameran yang mewakili Australia, Tiongkok Daratan, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Swiss, Thailand, Inggris, hingga AS. “Designer Galleria” menghadirkan berbagai koleksi trendi yang menawan dan menarik dari para desainer terdepan dalam tren fesyen, termasuk desainer ternama dari Austria, Tiongkok Daratan, Prancis, Hong Kong, Jepang, Korea, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat. “Hall of Fame” menampilkan jajaran merek internasional seperti Giorgio Visconti dari Italia, Chete dari Hong Kong, Carrera Y Carrera dari Spanyol dan Lao Feng Xiang dari Tiongkok Daratan.

CGW MAGAZINE 135

DESAIN PARA PEMENANG MENGGABUNGKAN UNSUR-UNSUR BUDAYA TRADISIONAL HONG

KONG, SEPERTI PEMANDANGAN MALAM YANG

DITERANGI LAMPU NEON, TARIAN NAGA API, DAN SINGA YANG MENARI

Sementara itu ajang International Diamond, Gem & Pearl Show (Pameran Berlian, Permata & Mutiara Internasional) yang diadakan di gedung AsiaWorld-Expo menghadirkan beragam berlian dan mutiara terbaik serta batu permata berkualitas dan bahan baku perhiasan dari berbagai negara asalnya di “Hall of Fine Diamond”, “Treasures of Nature”, dan “Treasures of Ocean”. Dari berlian yang dipamerkan termasuk berlian warna oranye mewah langka milik Color Diamond Trading Co dengan berat 1,03 karat; Opal api Selective Gem House dengan lebih dari 30 karat api unik dari Meksiko; dan zamrud Kolombia bersertifikasi GRS dan Gübelin 7,59 karat dari HYT International HK Limited. Paviliun Jepang menampilkan berbagai macam mutiara, berlian, koral, dan batu permata. Ketua, Komite Penasihat Perhiasan HKTDC, Winston Chow berujar: “Kami gembira bahwa Pameran Berlian, Permata & Mutiara Internasional Hong Kong kembali hadir di AsiaWorld-Expo untuk edisi ke-10 tahun ini. Bersamaan dengan Pameran Perhiasan Internasional Hong Kong ke-40, tema acara tahun ini adalah Be Part of the Splendid Legacy, dan kami gembira dapat mencapai tonggak sejarah tak terlupakan ini bersama dengan peserta pameran dan pembeli internasional kami.”

Acara semakin menarik dengan berbagai jewellery show, seminar, cocktail sembari memperluas jejaring bisnis dengan para pelaku bisnis perhiasan, hingga undangan VIP diundang untuk hadir dalam acara Gala Dinner.

DARI KIRI ATAS

Jewellery Gala Dinner diresmikan dengan pemotongan kue perayaan ke-40 oleh para petinggi HKTDC; Para selebriti Rosita Kwok, Hera Chan dan Linna Huynh hadir di acara Gala Dinner; Kalung batu giok alami Burma senilai total lebih dari HK$20 juta dari On Tung Company; Berlian biru intens yang langka dan mewah dari Afrika Selatan, dengan berat 3,11 karat, dari Color Diamond Trading Co; HYT International HK Limited menghadirkan zamrud Kolombia bersertifikat GRS dan Gübelin 7,59 karat; Kalung bunga magnolia dari OSI Vitoria Jewelry

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 136

SALON DELUXE VIETNAM

Pertunjukan gaya hidup mewah internasional pertama di Vietnam sebagai perayaan hal-hal terindah dalam hidup

Tahun ini Salon Deluxe Vietnam 2024 yang spektakuler kembali digelar pada tanggal 20 hingga 24 Maret lalu di hotel Park Hyatt Saigon. Dikenal sebagai ‘Millionaire Fair’ di Vietnam, Salon Deluxe menyusun dan memilih sendiri daftar tamu VVIP-nya yang dijaga kerahasiaannya. Pertumbuhan pasar barang mewah di Vietnam memang telah menjadi sorotan dunia saat peluncuran Salon Deluxe Vietnam, pameran jam tangan mewah yang dimulai pada tahun 2010 ini. Ajang bergengsi ini terlaksana berkat kerja sama antara Solitaire Media Singapura dan Oriental Media Vietnam, didasarkan pada visi Michelle Tay dan Jade Huynh untuk mendekatkan merek-merek mewah ke pasar.

Menyaksikan meningkatnya permintaan di Vietnam akan merek-merek mewah dan keinginan untuk melayani pelanggan VVIP eksklusif di kalangan masyarakat kelas atas di negara

DIKENAL SEBAGAI ‘MILLIONAIRE FAIR’ DI VIETNAM, SALON DELUXE MENYUSUN DAN MEMILIH SENDIRI DAFTAR TAMU VVIP-NYA YANG DIJAGA KERAHASIAANNYA

tersebut, para pendiri termotivasi untuk mendirikan Salon Deluxe sebagai platform utama bagi merek-merek mewah, tidak hanya memungkinkan mereka untuk terhubung dengan kaum elit Vietnam, pelanggan tetapi juga memfasilitasi keterlibatan dengan distributor lokal, pelaku industri, sehingga meningkatkan kehadiran mereka di pasar Vietnam. Jade Huynh mengaku bangga, “Kembalinya Salon Deluxe Vietnam telah melampaui ekspektasi kami, meninggalkan kesan yang luar biasa. Kami gembira menyaksikan perkembangan Vietnam yang mengesankan dalam hal selera kemewahan, kesadaran merek, dan nilai investasi selama 12 tahun terakhir. Peserta pameran kami sangat antusias untuk berpartisipasi dalam pameran ini, di mana mereka berkesempatan untuk bertemu dengan calon mitra, distributor, dan pembeli barang mewah. Acara ini juga menyediakan platform bagi peserta pameran untuk memamerkan produk terbaru mereka dan meningkatkan kesadaran merek.”

Acara dibuka dengan pesta koktail yang berlangsung meriah dan dihadiri lebih dari 300 tamu individu elit teratas dari

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 138

masyarakat kelas atas Vietnam. Setelah itu, selama dua hari berikutnya, diadakan private viewing eksklusif yang mengantisipasi 1,500 – 2,500 pengunjung, yang diadakan bagi sepuluh bank prioritas teratas di Vietnam. Setiap private viewing menjanjikan pengalaman mewah, ditemani dengan anggur, sampanye, dan makanan kecil, menumbuhkan suasana kemewahan dan relaksasi, memungkinkan pengunjung untuk membenamkan diri sepenuhnya sambil mengagumi kreasi indah yang dipamerkan. Peserta pameran yang paling menarik perhatian kami adalah

Leman Fine Jewelry pimpinan perancang perhiasan Ngoc Doan dari Vietnam, yang mengusung reputasi yang sempurna dan berkilauan sebagai salah satu merek perhiasan terbaik, dengan keahlian luar biasa dan desain kontemporer. Menutup perbincangan kami, Jade Huynh menambahkan, “Nantikan terus kami karena kami sangat menantikan untuk menghadirkan Salon Deluxe Edisi ke-5 ke tingkat yang lebih tinggi pada akhir tahun ini atau awal tahun 2025.

HALAMAN SAMPING

Pameran spektakuler digelar di hotel Park Hyatt Saigon dihadiri para tamu VIP

HALAMAN INI

Acara yang diprakarsai Michelle Tay dan Jade Huynh ini berhasil menampilkan merek-merek perhiasan mewah ternama dari berbagai negara

Nantikan lebih banyak inovasi, koneksi, dan pengenalan Vietnam sebagai Naga Asia yang akan datang, tujuan utama bagi merekmerek mewah.” Sepanjang 3 pameran sebelumnya, Salon Deluxe Vietnam telah hadir sangat sukses, menarik baik peserta pameran maupun VVIP Vietnam pelanggan dengan peserta pameran termasuk produsen jam tangan mewah, merek perhiasan kelas atas, produsen mobil mewah, perusahaan jet pribadi dan kapal pesiar serta merek gaya hidup.

SALON DELUXE VIETNAM

19/24 Doan Thi Diem Street, Phu Nhuan District, Ho Chi Minh City (Saigon), Vietnam Phone : +84 90 9772321

W: www.salondeluxevietnam.com

CGW MAGAZINE 139

INCREDIBLY BIZZARE

Seiko Power Design Project ini menampilkan tujuh desain jam tangan unik yang 99% orang tidak membutuhkannya

“Power Design Project” adalah inisiatif Seiko yang dimulai pada tahun 2001 bagi para desainer Seiko untuk mengasah kreativitas mereka dan mengeksplorasi esensi jam tangan dan kemungkinan desain jam unik berdasarkan tema tahunan. Dengan slogannya yang unik, “Watches that 99% of people don’t need”, proyek tahunan ini mengusulkan desain jam tangan baru dan unik yang tidak terikat oleh ide-ide yang sudah ada sebelumnya. Pameran yang berlangsung di Harajuku, Tokyo, Jepang, mulai 19 Januari hingga 31 Maret lalu ini menghadirkan rangkaian jam tangan unik dengan tema “Incredibly Specialized Watches”. Desain yang ‘tradisional’ (masih berbentuk jam tangan) hadir pada karya desainer Kento Ito, ‘Ambidextrous’, yang dapat dikenakan di tangan kiri atau kanan, dengan warna berbeda tergantung ke arah mana jam tersebut menghadap. Ito berhasil membuat ilusi optik dengan casing baja dicat hitam pada salah satu bagiannya, dan pelat jam dicat dengan garis-garis hitam dan putih

SPECIAL REPORT CGW MAGAZINE 140

JARUM JAMNYA DAPAT

MENGINFORMASIKAN KAPAN HIDANGAN

SUKIYAKI TERSEBUT SIAP DISANTAP

DENGAN TINGKAT KEMATANGAN YANG

ANDA INGINKAN

HALAMAN SAMPING DARI ATAS

Tujuh jam tangan unik dengan tema “Incredibly Specialized Watches”; Tampilan jam tangan Hide & Seek yang dipamerkan; Jam tangan kronograf Pandagraph, karya desainer Kiyotaka Sakai

HALAMAN INI DARI KIRI

Dua tampilan dalam satu jam tangan Ambidextrous karya desainer Kento Ito; Sukiyaki karya desainer Akira Yoshida yang mewakili masakan tradisional Jepang; Jam matahari Sunny Men karya Yu Ishihara

yang menipu mata Anda untuk berpikir bahwa pelat jam tersebut berwarna putih atau hitam tergantung pada perspektif tampilan. Jarum jam, menit, dan detik memanjang melewati bagian tengah dial, dengan separuhnya berwarna hitam dan separuhnya lagi putih untuk melengkapi ilusi. Ini semacam trik menyenangkan yang membuat Anda memakai jam tangan di kedua pergelangan tangan meskipun Anda tidak ambidextrous

Masih dalam tema hitam dan putih hadir ‘Pandagraph’, karya desainer Kiyotaka Sakai yang menampilkan kronograf dengan dial panda yang lucu yang dimaksudkan agar terlihat seperti ‘panda’, julukan bagi jam kronograf putih dan hitam. Idenya didapat saat putranya berujar bahwa kronograf panda miliknya sebenarnya bukan jam tangan panda, melainkan hanya sebuah jam tangan. Agar putranya benar-benar menganggap jam tangan panda, Sakai pun merancang kronograf dengan dial jam putih bertekstur seperti bulu, subdial dengan bagian hitam berbentuk bulu mata panda pada pukul 3 sebagai detik utama, indikator chronograph 60 menit pada pukul 9, dan tombol pusher start dan stop untuk stopwatch berbentuk telinga panda. Dial jamnya bahkan dilengkapi hidung dan kata ‘Pandagraph’ yang dicetak seperti bentuk senyum seekor panda. Sebagai pengganti tachymeter, Pandagraph ini dilengkapi dengan ‘sasameter’ (sasa dalam bahasa Jepang artinya bambu).

Desain yang lebih ekstrim adalah ‘Sukiyaki’ karya desainer

Akira Yoshida yang mewakili masakan tradisional Jepang yang bahan utamanya adalah daging sapi, tahu, ito konnyaku (mie), jamur, dan bawang bombay. Yoshida ingin memberi penghormatan kepada masakan Jepang dengan menciptakan alat yang melacak waktu memasak yang tepat untuk setiap bahan demi membuat Sukiyaki yang sempurna sesuai tingkat kematangan yang diinginkan, karena jarum jamnya dapat menginformasikan kapan hidangan tersebut siap disantap dengan tingkat kematangan yang Anda inginkan. Casing jamnya dirancang khusus agar semirip mungkin dengan iron pot (panci besi) yang digunakan untuk menyantap sukiyaki, dan tali jamnya terbuat dari kulit sapi potong Kobe.

Jam matahari ‘Sunny Men’ karya Yu Ishihara yang diperuntukkan bagi pria penyuka matahari ini mungkin tampak seperti sepotong logam futuristik berbentuk satelit. Namun produk ini dapat dikenakan di pergelangan tangan dengan tali arloji yang dilengkapi kompas, sedangkan casing jamnya memiliki penanda level dan garis lintang bawaan untuk membantu mencapai pengukuran yang akurat. Jam ini seperti “miniatur observatorium astronomi” yang mampu melacak pergerakan langit secara cermat dengan akurasi tinggi -1,59 milidetik per

CGW MAGAZINE 141

HALAMAN INI DARI KIRI

Dua pilihan warna dari jam tangan Hide & Seek; Tiga pilihan warna dari jam Patternmaker’s karya Kotaro Usugam; Beberapa pilihan model jam Masking Tape Enthusiast karya Yugo Hibayashi

hari, atau -0,58 detik per tahun. Penanda garis bujur di bagian belakang dial jam memastikan jam matahari dapat disesuaikan secara musiman agar akurat sepanjang tahun, di negara mana pun di luar Jepang. Bukan jam tangan yang paling praktis di dunia, namun para penggemar jam tangan akan mengapresiasi desain penunjuk waktu yang unik ini.

Jam tangan Hide & Seek (petak umpet) yang unik dan dilengkapi pengatur waktu untuk memulai permainan. Jam tangan yang dirancang untuk mereka yang ahli dalam petak umpet ini memiliki perlengkapan kaca pembesar yang dapat dibuka di bagian atas dan dilengkapi bezel pada tutupnya untuk melacak berapa banyak pemain yang telah ditangkap. Karya desainer Masanori Kawamura ini memungkinkan pemain terpilih dapat melacak hitungan mundur ke awal permainan, dan berkat roda di ujung penutup, dia juga dapat melacak berapa banyak pemain yang telah dia pandu. Desainnya menampilkan batas waktu 10 menit pada layar analog, membuatnya mudah untuk memahami waktu dan sangat mudah dibaca. Hadir dalam dua warna, hitam dan putih, jam ini dapat dikenakan oleh pemain yang bersembunyi ataupun bagi penjaga dengan menggabungkan timer saat memulai permainan.

Patternmaker’s dengan pin-cushions (bantalan-bantalan peniti) yang mengelilingi dial jam, dirancang oleh Kotaro Usugam,

TOMBOL JAMNYA? PADA POSISI JAM 5 DAN 6

KITA MENEMUKAN DUA TOMBOL JAM YANG BERBENTUK PIN (JARUM PENTUL)

cocok untuk para desainer fashion dan siapa saja yang tertarik dalam menjahit. Jam tangan konsep ini memiliki wadah berbentuk bunga yang seluruhnya terbuat dari katun dan menjadi bantalan jarum. Tombol jamnya? Pada posisi jam 5 dan 6 kita menemukan dua tombol jam yang berbentuk pin (jarum pentul). Tombol pertama untuk mengatur waktu, dan tombol kedua memiliki fungsi yang sangat diperlukan bagi setiap desainer yang dikejar tenggat waktu, berkat tombol ini kita dapat menyesuaikan waktu dan menandai hitungan mundur ke tanggal yang ditentukan, waktu dapat ditandai saat mendorong pin ke dalam.

Dan yang terakhir adalah ‘Masking Tape Enthusiast’ yang berbentuk gulungan selotip terpasang pada bezel jam. Ide menarik dan menyenangkan dari desainer Yugo Hibayashi, karena selain membawa gulungan selotip, jam ini memberi kebebasan untuk menyesuaikan dial, indeks, dan “rehaut.” Memasukkan selotip dari belakang melalui tali membuat penggantiannya tidak merepotkan, karena gulungan selotip dapat dipasang dan dilepas tanpa perlu melepas tali jam. Jam tangan ini dapat menampung gulungan selotip dengan diameter 30mm dan lebar pita mulai dari 15mm hingga 20mm. Ketebalan yang berbeda menciptakan kesan berbeda.

CGW MAGAZINE 142

TIME TO TRAVEL

All About Luxury Travels Parties Around The Globe

@TUDOR

THE LUXURY TREASURE

Telusuri kemegahan menakjubkan dari bangunan pertengahan abad ke-19 yang elegan dan nikmati layanan bintang lima dari hotel COMO The Treasury di jantung kota Perth

Perjalanan wisata dan pengalaman menginap yang paling berkesan dan patut dicantumkan di bucket list Anda adalah mengunjungi Perth, Australia dan menginap di hotel COMO The Treasury. Hotel indah yang dirancang dan direstorasi dengan cermat oleh Kerry Hill ini menempati bangunan ikonik dan menakjubkan dari pertengahan abad ke-19 yang dikenal sebagai

‘State Buildings’ yang telah memainkan peran penting dalam sejarah kota ini selama 140 tahun terakhir, dan berfungsi sebagai kantor pos, kantor kepemilikan tanah, dan Perbendaharaan.

Berjarak hanya 20 menit berkendara dari bandara, hotel mewah ini benar-benar berada di pusat geografis Perth, yang dikenal sebagai “titik nol”, tempat semua jarak jalan raya di Australia Barat diukur, tepatnya di sudut St Georges Terrace dan Barrack Street. Menghadap perpustakaan berdesain modern di kota Perth dan Katedral St George, COMO The Treasury berada dalam jarak berjalan kaki singkat ke pusat perbelanjaan paralel di Hay dan Murray Street, Sungai Swan dan kawasan tepi laut Elizabeth Quay. Meski terletak di lokasi yang sensasional di tengah keriuhan CBD yang dikelilingi oleh bar-bar keren dan restoran terkenal, hotel yang telah meraih sejumlah penghargaan internasional ini justru menawarkan oase yang tenang dan nyaman dengan pilihan 48 kamar dan suite bergaya kontemporer, pilihan sempurna untuk pasangan dan keluarga yang ingin berlibur, pelancong bisnis kelas atas, penggemar sejarah dan mereka yang ingin menikmati santapan di restoran mewah. Tidak hanya itu, petualangan untuk menjelajahi daya tarik Australia Barat yang luas dan menantang adrenalin juga menanti Anda jika tengah berada di Perth, seperti Pinnacles Sunset and Stargazing Tour untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam sembari menikmati BBQ dan melihat bintang dari puncak Pinnacle Desert.

TRAVEL TIME CGW MAGAZINE 144

HOTEL INI MENAWARKAN OASE YANG TENANG

DAN NYAMAN DENGAN PILIHAN 48 KAMAR

DAN SUITE BERGAYA KONTEMPORER, PILIHAN

SEMPURNA UNTUK PASANGAN DAN KELUARGA

YANG INGIN BERLIBUR DAN PELANCONG

BISNIS KELAS ATAS

Jika Anda membaca begitu banyak pujian tentang COMO The Treasury, tentu akan muncul ekspektasi yang lebih tinggi lagi, namun setelah menikmati pengalaman menginap tiga malam di salah satu kamar di hotel ini, terbukti bahwa fasilitas yang ditawarkan sungguh melampaui ekspektasi dan masih banyak hal menarik lainnya yang tak terlupakan. Sebelum tiba, kita dianjurkan untuk memilih bantal pilihan melalui formulir elektronik pra-check dan staf hotel juga menanyakan jika kita memiliki permintaan khusus lainnya, seperti pilihan mobil penjemputan di bandara, dan layanan eksklusif lainnya. Begitu tiba di hotel, staf bagian penerima tamu berpakaian rapi sudah siap menyambut Anda, dan mengundang Anda ke lobi yang nyaman dan menawarkan tempat duduk di salah satu lounge untuk menikmati minuman selamat datang, dan kesempatan untuk mengagumi detail warisan budaya di ruangan tersebut.

Suasana nyaman dan privasi penuh adalah salah satu unggulan COMO hotel, dan ruangan kamar yang luas dan indah menawarkan kesan elegan dan nyaman, dengan sebagian besar perabotan Italia dari kulit, marmer dan tempat tidur yang dibuat khusus dengan balutan katun Mesir. The Heritage Room yang berukuran 60 meter persegi, memiliki interior sangat modern dengan estetika bergaya Skandinavia dalam warna kayu kuning pucat, palet warna putih bersih dan krem, dan jendela berukuran besar dengan pemandangan indah ke Cathedral Square. Kamar ini juga memiliki area tempat duduk luas yang dapat menampung tempat tidur

tambahan atau tempat tidur bayi. Kamar COMO Suite mewakili akomodasi mewah terbaik yang menghadap St Georges Terrace dan Stirling Gardens, ruangannya yang luas mencakup ruang makan formal dan ruang lounge yang terpisah dari kamar tidur, ideal untuk hiburan. Fasilitas di kamar mandi termasuk bathub Kaldewei Duo Jerman, lantai batu travertine berpemanas, rel handuk berpemanas hingga fasilitas COMO Shambhala.

Jangan lewatkan pengalaman kuliner di hotel mewah ini, dengan pilihan lima bar dan empat restoran, termasuk restoran pemenang penghargaan Wildflower yang berada di dalam kotak kaca raksasa, menawarkan pemandangan yang menakjubkan menghadap Sungai Swan dan kota Perth. Malamnya saya menjajal pengalaman kuliner di ruang bawah tanah, tempat restoran Long Chim berada. Restoran yang selalu ramai ini memadukan cita rasa jajanan kaki lima Thailand dengan bahan-bahan berkualitas. Sarapan yang disajikan di restoran Post juga menyediakan pilihan masakan Shambhala sehat dari grup COMO yang dibuat dari bahan-bahan alami dan organik. Kami mengajak Anda untuk mengalami sendiri perjalanan ke COMO The Treasury, dan jika tertarik mengunjungi Australia dan mengalami tur wisata yang tak terlupakan, Anda bisa langsung menghubungi TravelPlus – Indonesia.

COMO The Treasury

1 Cathedral Avenue, Perth, WA 6000, Australia

T: +61 8 6168 7888

W: www.comohotels.com

TravelPlus - Indonesia

Jl. Manyar Kertoarjo 63, Surabaya 60117

T: +62 31 592 6909

W: www.yourtravelplus.com

CGW MAGAZINE 145

STELLAR STAYS

Menikmati akhir pekan yang berkesan di The St. Regis

Kuala Lumpur yang megah dan memukau

Membutuhkan jeda dari rutinitas sehari-hari? Bayangkan menyelinap pergi ke sebuah metropolis yang memadukan arsitektur futuristik dengan warisan kultural yang kaya, membuat setiap sudutnya layak untuk dijelajahi. Hanya beberapa jam penerbangan dari Indonesia, Kuala Lumpur, dengan pesonanya yang memukau, menyediakan lanskap urban yang sempurna untuk sebuah pelarian cepat akhir pekan selama 3 hari 2 malam. Tempat yang ideal untuk memulihkan semangat dan jiwa Anda. Nikmati kesempatan untuk mengeksplorasi, berbelanja, dan bersantai di ibu kota Malaysia ini, dan biarkan The St. Regis Kuala Lumpur menjadi tempat peristirahatan Anda yang mewah.

Menginap di The St. Regis Kuala Lumpur bukan hanya tentang tempat beristirahat yang nyaman; ini adalah pengalaman yang menggabungkan kemewahan, gaya, dan pelayanan kelas dunia. Terletak di lokasi alamat yang bergengsi dan strategis di tengah kota, hotel ini menawarkan akses mudah ke berbagai atraksi utama Kuala Lumpur. Dengan interiornya yang elegan dan layanan butler yang selalu siap 24 jam, The St. Regis tidak hanya mengesankan, tetapi juga menjamin pengalaman menginap yang tak terlupakan.

TRAVEL TIME CGW MAGAZINE 146
Penulis: Billy Saputra

Ketika berbicara tentang akomodasi, pilihlah kamar atau suite yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Suite Caroline Astor, misalnya, menawarkan pemandangan kota yang spektakuler dengan dekorasi yang mewah dan fasilitas modern. Selama menginap, waktu sore Anda bisa semakin istimewa untuk dihabiskan di The Drawing Room, di mana Anda bisa menikmati St. Regis Afternoon Tea sambil dikelilingi oleh elegansi dekorasi patung kuda ikonis karya Fernando Botero. Jika malam adalah waktu Anda bersenang-senang, jangan lewatkan juga Astor Bar and Decanter yang memiliki koleksi lebih dari 650 jenis wine, atau Crystal yang menawarkan racikan koktail tak terlupakan dengan pemandangan malam kota yang memukau.

Tidak hanya kemewahan dalam hotel, area di sekitar The St. Regis juga sarat dengan tempat menarik untuk dijelajahi. Nikmati kemudahan akses ke Pavilion Kuala Lumpur dan Petronas Twin Towers yang ikonis dengan layanan shuttle gratis yang tersedia setiap hari dari pukul 11 pagi hingga 8 malam. Setelah seharian berbelanja, menjelajah, dan berkuliner, kembali ke kenyamanan dan kemewahan hotel akan terasa sangat memuaskan. Untuk melengkapi pengalaman liburan Anda, manjakan diri dengan sesi relaksasi di Iridium Spa yang berada di dalam hotel. Spa ini menawarkan berbagai terapi yang dirancang untuk menyegarkan tubuh dan jiwa, dari pijat relaksasi hingga perawatan yang menyeluruh. Setelah menjalani perawatan di spa, Anda akan

SELAMA MENGINAP, WAKTU SORE ANDA BISA SEMAKIN ISTIMEWA UNTUK

DIHABISKAN DI THE DRAWING ROOM, DI MANA ANDA BISA MENIKMATI ST. REGIS AFTERNOON TEA

merasa sepenuhnya direjuvenasi dan siap untuk kembali ke rutinitas dengan perasaan yang lebih rileks dan terinspirasi. Selain untuk prosesi peremajaan, fasilitas aktif lain seperti pusat kebugaran modern, lalu kolam renang dengan pemandangan kota, dan Kids Club untuk menjaga si kecil dengan aktivitas menarik, semuanya dapat dengan mudah dinikmati secara nyaman dari pusat jantung Kuala Lumpur.

Mengakhiri liburan di Kuala Lumpur dengan tinggal di The St. Regis dan menikmati semua fasilitas serta keindahan sekitarnya adalah cara yang sempurna untuk mengisi ulang energi Anda sebelum kembali ke Indonesia. Dengan segala kemewahan dan relaksasi yang telah Anda nikmati, Anda akan kembali ke kehidupan sehari-hari dengan perasaan baru dan siap menghadapi tantangan apa pun yang akan datang selanjutnya. Jadi, kapan Anda akan memulai weekend getaway Anda?

The St. Regis Kuala Lumpur 6, Jalan Stesen Sentral 2, Kuala Lumpur Sentral, Malaysia, 50470 T. +60 3-27271111

CGW MAGAZINE 147

GLITZ & GLAM

Reminiscing Elegance

Seiko membuka pop-up store di Plaza Senayan dengan produk favorit penggemar edisi terbatas, dari tanggal 31 Januari - 31 April. Dalam acara ini, Rio Dewanto, aktor terkemuka Indonesia, membagikan kisah pribadinya tentang bagaimana Seiko telah menjadi bagian dari kehidupannya sejak kecil. Baginya, Seiko bukan sekadar merek jam tangan; melainkan simbol nilai abadi yang dapat ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, menegaskan pentingnya warisan dan tradisi. “Jam tangan King Seiko memiliki kelebihan dari daya tarik fungsi tampilannya yang versatile, penggunanya dapat mengenakan jam tangan ini secara kasual, maupun dalam gaya formal,” jelas Kevin Lie, General Manager Seiko Indonesia. Pop-up store ini menampilkan berbagai model ikonis, termasuk Seiko Prospex Solar Chronograph, koleksi Presage Cocktail Time, hingga King Seiko edisi terbatas untuk merayakan 110 tahun keahlian pembuatan jam tangan Seiko.

DARI ATAS [KI-KA]

Senior Manager PT. Asia Jaya Indah (Seiko) Benny Sutedja, Rio Dewanto dan General Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie; Bersama team Seiko pop-up store di Plaza Senayan; Rio Dewanto mengenakan Seiko Prospex; Rio mengenakan Seiko Prospex Solar Chronograph; Kevin Lie mengenakan salah satu Seiko andalannya; Kevin Lie menjelaskan lini Presage Cocktail Time; Suasana wawancara

CGW MAGAZINE 148

Love Story

DARI ATAS [KI-KA]

Monica Ivena bersama para model yang mengenakan gaun karyanya; Model mengenakan perhiasan dari Love Poetry Collection; Anjasmara dan Dian Nitami; Cinta Laura Kiehl; Tissa Biani; Frederika Cull; Ajeng Kamaratih; Ayla Dimitri; Hocen Li; Ferdy Felano, Monica Ivena, Tanya Alissia; Michelle Pudjiadi; Maxime Bouttier; Rinaldy Yunardi; Chikita Rosemarie; Tiffany Harjono; Andini Effendi; Corinna Soetoyo dan Pavita Kumala

Frank & co. meluncurkan koleksi perhiasan berlian Love Poetry Collection, hasil kolaborasi dengan fashion designer kenamaan Indonesia, Monica Ivena. General Manager Frank & co. Ferdy Felano menjelaskan, “Koleksi ini merupakan paduan antara desain Monica Ivena yang khas, yakni whimsical tapi juga elegan dan penuh detail, dengan craftsmanship serta material dari Frank & co. yang menghasilkan perhiasan yang abadi dan berkualitas.” Acara yang berlangsung di La Moda, Plaza Indonesia pada Januari lalu ini dihadiri sejumlah selebriti dan tamu VIP serta para penggemar perhiasan, dan ditutup dengan fashion show gaun pengantin rancangan Monica Ivena yang mewah, dipadukan dengan perhiasan berlian Love Poetry Collection hasil kolaborasinya dengan Frank & co.

CGW MAGAZINE 149

Timeless Elegance

Calvin Klein Watches merilis koleksi jam tangan Spring/Summer 2024 terbarunya yang elegan dan fashionable di Basque Bar de Tapas, Noble House, Jakarta pada tanggal 19 Maret lalu. Sebagai merek fashion luxury ternama, mereka terus berinovasi dengan menghasilkan ragam koleksi jam tangan perempuan yang berkelas. Musisi muda Indonesia, Tiara Andini, menjadi tamu spesial untuk koleksi terbaru Calvin Klein ini. Terdapat koleksi Gleam dengan empat pilihan warna, rose gold, two tone gold & silver, gold dan silver, dan koleksi Sentiment, jam tangan wanita yang modern dan berkelas. Terinspirasi oleh arsitektur dan energi seorang pria tangguh, jam tangan pria hadir dengan berbagai pilihan, dengan sentuhan modern dan sporty bagi pria yang ingin tampil stylish dan dinamis.

DARI ATAS [KI-KA]

Tiara Andini; Koleksi Gleam pilihan Lila Moss, anak supermodel dunia Kate Moss; Tiara Andini tengah memilih jam tangan Calvin Klein; Kieky Cahya; CEO Watch Continent, Steven Cheng dan Tiara Andini; Chalton Ciptadi, Muhammad Carlos dan Jeremy Samatara; Steven Cheng, Kenneth Wong, Sales Director Movado Group dan Rudy

CGW MAGAZINE 150 GLITZ & GLAM

One Stop Destination

Dengan menawarkan konsep One Stop Destination, Mido membuka butik eksklusif pertamanya di Indonesia, terletak di Grand Indonesia, West Mall UG No.16, Jakarta. Distributor Utama jam tangan Mido di Indonesia, Watch Continent pimpinan Steven Cheng pada Januari ini meresmikan pembukaan butik pertamanya di Indonesia yang sekaligus menjadi “One Stop Destination” untuk para pencinta jam tangan Mido. Dilengkapi juga dengan lounge area yang nyaman, butik ini tidak hanya menyediakan ratusan koleksi Mido dari seri klasik, sporty dan koleksi khusus, namun juga menjadi sarana untuk layanan purna-jual seluruh produk jam tangan resmi Mido. Salah satu koleksi istimewa adalah Mido Multifort TV Big Date yang dikenakan aktor Indonesia, Dion Wiyoko yang hadir sebagai bintang tamu. Dion yang juga seorang penggemar jam tangan memilih Mido Multifort TV Big Date dengan dial warna hijau. Info lebih lanjut, kunjungi

DARI ATAS [KI-KA]

Dion Wiyoko mengenakan Mido Multifort TV Big Date; Mido Multifort TV Big Date dalam beberapa pilihan warna dan versi tali jam; Tampilan depan butik Mido di Grand Indonesia; Area Lounge yang nyaman; Dion Wiyoko bersama team PT. Benua Jam Internusa; Butik menyediakan ratusan jam tangan Mido

CGW MAGAZINE 151

BIRTH OF AN ICON

Ada banyak jam tangan olahraga dari masa lalu yang elegan, namun hanya Piaget Polo 79 yang merupakan jam tangan olahraga yang elegan dan masih bertahan. Dimulai di tahun 1979, saat merek asal Swiss ini meluncurkan sebuah jam tangan yang mencerminkan semangat tahun 1980-an. “Kami benar-benar harus menjawab permintaan khusus dari pelanggan kami yang terbiasa hanya mendapatkan jam tangan formal,” jelas Yves Piaget saat itu. “Tetapi sekarang pelanggan kami ingin melakukan lebih banyak olahraga. Itu adalah bagian dari evolusi kehidupan kita saat ini. Mereka ingin tampil menawan, bahkan saat berolahraga. Jadi kami menciptakan lini olahraga yang tahan air dan tahan guncangan.”

Itulah awal kelahiran jam tangan ‘Piaget Polo’. Kebangkitan olahraga elit sepenuhnya sesuai dengan status elit yang dinikmati oleh Piaget dalam Piaget Society. Nancy Reagan termasuk pemilik Piaget Polo pada masa itu. Meski hadir beberapa jam olahraga lain, namun belum ada yang menandingi Polo Piaget, sebuah mahakarya desain modern yang menampilkan pencatat waktu dan gelang sebagai satu kesatuan estetika. Dan dalam warna emas penuh. Yves Piaget mewujudkan kecintaannya terhadap kuda dan kehidupan kelas atas dalam satu jam tangan yang menjadi simbol glamor tahun 1980-an. Motif yang dihasilkan oleh konstruksi gadroon yang dipoles secara bergantian dan sambungan blok yang disikat berlanjut dengan mulus mulai dari gelang jam, casing, hingga dial jam. Merangkul pergelangan tangan seperti kulit kedua, gelang itu dibuat dengan sangat terampil di bengkel Piaget sehingga tampak seperti dipahat dari sepotong emas dan diiklankan sebagai ‘jam tangan olahraga terhebat di dunia’, revolusioner sekaligus anggun. Ditenagai mesin jam 7P yang terkenal, yang pada tahun 1976 merupakan mesin jam kuarsa tertipis di dunia. www.piaget.com

ARCHIVES CGW MAGAZINE 152

WATCHES

Tablet,
The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Magzter, Rockstand Digital or ISSUU from your PC, Mac,
iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com
® INDONESIA EDISI 24-2024
COLLECTOR’S GUIDE

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.