COLLECTOR'S GUIDE-WATCHES INDONESIA - EDISI 25-2024
THE RÉCITAL 12
DARI ATAS
Bersama Konstantin Chaykin; Bersama Georges Kern; Bersama CEO Favre Leuba, Patrik Hoffmann dan desainer Kim Siegel; Bersama Ming Thein, Pendiri Horologer MING; Bersama Serge Michel, Pendiri dan CEO Armin Strom; Bersama CEO Watch Continent, Steven Cheng dan CEO Mido, Franz Linder
THE REVIVAL OF TIME
Sejak awal tahun hingga menjelang bulan September ini telah menjadi bulan-bulan yang paling sibuk sekaligus menyenangkan, terutama bagi media yang mengulas tentang jam tangan dan perhiasan. Bukan saja karena banyaknya rilis dan berita terbaru yang menarik, dan terkadang mengejutkan, mengenai jam tangan dan perhiasan yang memenuhi inbox tim redaksi, undangan untuk hadir meliput ajang bergengsi yang digelar di berbagai negara pun datang silih-berganti. Apakah ini pertanda bahwa industri jam tangan dan perhiasan sudah kembali ke masa-masa jaya mereka seperti sebelum terdampak pandemi? Disadari atau tidak, dunia jam tangan dan perhiasan memang terus bergerak dengan dinamis. Dinamika ini semakin terasa di tahun ini, sehingga banyak yang memprediksi jika masa depan produk-produk berkualitas dan mewah ini akan semakin cerah, terutama produk-produk yang memiliki inovasi, keahlian tingkat tinggi dan didukung oleh teknologi dan orang-orang yang memiliki hasrat dan semangat yang tinggi dalam meraih kesempurnaan.
Namun siapakah mereka yang memiliki hasrat dan semangat tinggi yang menjadi roda penggerak di balik kesuksesan merek-merek jam atau perhiasan ini? Hasrat akan kesempurnaan dan inovasi tiada henti telah mendorong seorang pembuat jam asal Rusia, Konstantin Chaykin untuk menciptakan jam tangan mekanis ultra-tipis yang memecahkan rekor jam tangan tertipis di dunia saat ini, dengan ketebalan hanya 1,65mm! Simak beritanya di halaman 36-41. Dan jika Anda rajin mengikuti berita-berita tentang merekmerek ternama yang telah didirikan ratusan tahun lalu namun tetap eksis, atau dibangkitkan kembali sehingga berjaya di masa kini, pasti Anda mengenal merek-merek ternama seperti Breitling, Favre Leuba, H. Moser & Cie., Patek Philippe, Piaget, Mido hingga Rado. Untuk menghormati para pendiri merek dan keahlian pembuatan jam dan perhiasan mereka yang tak lekang oleh waktu, edisi 25/2024 ini mengangkat tema kebangkitan kembali merek-merek yang telah berusia ratusan tahun namun hingga kini tetap eksis dengan berbagai inovasi dan teknologi yang mereka terapkan pada produk-produknya.
Breitling baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-140 dengan membuka museum pop-up pertamanya di kota Zurich, dan merilis tiga jam edisi terbatas 140th Anniversary yang sangat eksklusif, termasuk sebuah buku tentang sejarah merek selama 140 tahun dalam 140 kisah menarik. Simak beritanya di halaman 68-71, 62-63, dan 102. Dari ajang Geneva Watch Days 2024, kami angkat beragam berita dan trend jam tangan dari berbagai merek jam yang eksklusif, termasuk merek Favre Leuba yang didirikan tahun 1737 dan menjadikannya merek jam tertua kedua di dunia. Tahun ini dibangkitkan kembali dengan 22 rilis terbarunya yang diumumkan langsung oleh CEO Favre Leuba, yaitu Patrik Hoffmann, seorang veteran di industri jam tangan (halaman 108-110). Kami juga mengangkat berita eksklusif dari Mido yang didirikan tahun 1918, yang tahun ini merayakan lini Ocean Star ke-80 mereka, sekaligus peluncuran lini Ocean Star 39 terbaru yang diadakan di Seoul, bersama Duta merek, Kim Soo Hyun. Simak beritanya di halaman-halaman 46-47, 86-89, dan 90-91.
Masih dari kawasan Asia, kami meliput ajang pameran bergengsi di Hong Kong, yaitu ‘Hong Kong Watch & Clock Fair’ yang tahun ini menginjak tahun ke-43, dan ‘Salon de TIME’ yang ke-12. Sangat menarik karena HKTDC sebagai penyelenggara acara juga mendorong kreativitas anak-anak muda melalui ‘Hong Kong Watch & Clock Design Competition’ yang rutin diadakan setiap tahun untuk kategori pelajar, sehingga membuka jalan bagi para desainer muda lokal untuk menunjukkan karya inovatif mereka (halaman 122-126). Dari Indonesia juga kita memiliki talenta di bidang seni peran maupun seni pembuatan perhiasan indah, yaitu Nicholas Saputra yang berkolaborasi dengan merek perhiasan ternama Mondial dan menghadirkan koleksi Mondial Precious yang elegan dan mewah. Simak beritanya di halaman 134135. Talenta muda yang berbakat di industri pembuatan jam tangan mewah juga kini semakin banyak, kami hadirkan puteri Philippe Dufour yang baru menginjak usia 23 tahun, Danièla Dufour yang menjadi watchmaker paling muda di industri jam saat ini (halaman 48-49).
Masih banyak berita menarik lainnya yang tidak bisa seluruhnya kami terbitkan di edisi cetak, untuk itu kami tayangkan di situs online: www.cgw-indonesia.com. Semoga berkenan, dan sampai jumpa di edisi akhir tahun nanti yang penuh ‘kejutan’ menarik! Stay tuned!
Publisher & Chief Editor
Lulu Fuad Pasha
COLLECTOR’S GUIDE ®
WATCHES
INDONESIA
EDISI 25-2024
PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu Fuad Pasha
FEATURES EDITOR: Billy Saputra
EDITOR: David Tang
ART DIRECTOR: Fatorahman Handayani
GRAPHIC DESIGNER: Taufik Nurman
SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA
CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com)
OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)
CONTRIBUTORS
JAKARTA: Dwi Sutarjantono, Rendy Kairupan, Yessar Rosendar, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire
PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA
The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 344 0999 Website: www.cgw-indonesia.com
Switzerland Sales Representative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com
PT. Zamrud Khatulistiwa Media BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797
COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com
PRINTING: PT. Harapan Prima
COVER PAGE KONSTANTIN CHAYKIN, NEW WORLD’S THINNEST MECHANICAL WRISTWATCH
TAG HEUER BOUTIQUES
JAKARTA: PLAZA SENAYAN - PLAZA INDONESIA - SENAYAN CITY
PACIFIC PLACE - CENTRAL PARK BANDUNG: 23 PASKAL
Collector’s Corner
30 Time To Beat
Penentu trend jam dari ajang Geneva Watch Days 2024
36 Cover Story: The King of Thin Watches
Jam tangan mekanis ultra-tipis karya Konstantin Chaykin
54 Timeless Elegance
Setiap detail dalam pembuatan dial Rolex adalah mahakarya
60 Simply Alluring
Biver dan koleksi Automatique yang kompleks dan mewah
62 Mastering Timeless Legacy
Breitling edisi terbatas 140th Anniversary yang eksklusif
64 Walking The Moon
Omega Moonwatch merayakan ulang tahun Apollo 11 ke-55
66 Dynamic Duo
Jaeger-LeCoultre Reverso dan Nicholas Saputra
68 Breitling Pop-Up Museum
Breitling membuka museum pop-up pertamanya di Zurich
72 Red Carpet Choice
Barry Keoghan dan Omega Speedmaster Moonwatch
74 Under The Morning Sun
Mahakarya terbaru Grand Seiko yang terinspirasi dari alam
80 Boundless Precision
Teknologi inovatif TAG Heuer Carrera Extreme Sport
86 The Ocean Star With The Star
Peluncuran Mido Ocean Star ke-80 bersama Kim Soo Hyun
92 Trilogy of King Seiko
King Seiko terbaru dengan dial terinspirasi oleh ‘Periode Edo’
94 The Ultimate Game
Edisi Terbatas Rado dwi-warna yang terinspirasi dari papan catur
96 Coastal Heritage
Baume & Mercier Riviera terbaru yang unik dan tangguh
98 A Bridge Of Time
Tissot PRX yang ikonik dan UFO Robot Grendizer
100 Vintage Appeal
Koleksi Seiko Presage dan Prospex Speedtimer terbaru
102 140 Years Of Success
Buku 140 tahun Breitling dalam 140 kisah menarik
NICHOLAS SAPUTRA
104 GENEVA WATCH DAYS 2024
Pertemuan horologi antara pembuat jam dan penggemarnya
116 IAMWATCH 2024
Ajang bergengsi bagi komunitas kolektor jam tangan Pan-Asia
120 SPRING SPRANG SPRUNG 2024
Ajang komunitas jam tangan dan pebisnis merek mikro
122 HKTDC WATCH & CLOCK FAIR 2024
Ajang pameran jam tangan internasional di Hong Kong
Interviews
42 Timeless Modernity
Christian Knoop dan IWC Schaffhausen Portugieser terbaru
44 The Lord Of Time
Christian Selmoni dan keunggulan Vacheron Constantin
46 Dive Deep
Franz Linder dan perayaan ulang tahun ke-80 Mido Ocean Star
48 The Lady Watchmaker
Pembuat jam termuda di dunia, Danièla Dufour mengikuti
jejak ayahnya
50 Reinventing Success
Arti waktu dan kesuksesan bagi Taha Bouqdib
52 A Timeless Legend
100 tahun A. Lange & Söhne dan warisan Walter Lange
140 Time For The Legends
Omega pilihan Léon Marchand dan Michael Phelps
Time for Fashion
128 Elegance & Extravagance
Perayaan Piaget ke-150 tahun dalam jam tangan mewah ikonis
130 From Saddle to Wrist
Hermès Arceau Grand Tralala yang elegan dan mewah
132 Shoot For The Stars
Omega Constellation terbaru dan bintang-bintang ternama
134 The Epitome Of Luxury
Kolaborasi Nicholas Saputra hadir dalam Mondial Precious
136 Time For The Stones
Jaquet Droz dan The Rolling Stones “Some Girls”
138 Office Time
Tissot PRX pilihan aktor Korea Lee Dong Wook
Time to Travel
142 Hidden Paradise
Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa, Labuan Bajo
144 Javanese Luxury
Daya tarik seni dan budaya Jawa di Hotel Tentrem Jakarta
MASTER OF MATERIALS
CAPTAIN COOK HIGH-TECH CERAMIC SKELETON JI
Rado Store, Plaza Indonesia, Jakarta, Level 2, No.E020 - E020A, Indonesia
Rado Store, Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Lantai 1, Unit 89, 8-12, Indonesia
The Racing Spirit
Produsen jam tangan Prancis, B.R.M Chronographes dan Honda Racing Corporation (HRC) berkolaborasi dalam peluncuran koleksi jam tangan eksklusif dalam warna HRC.
B.R.M Chronographes, yang diberi label sebagai Living Heritage Company, mewujudkan keahlian kerajinan tangan, setiap jamnya adalah hasil dari hasrat terhadap pembuatan jam tangan dan mobil. Empat model jam tangan yang menampilkan warna legendaris logo HRC, biru dan merah ini dirancang khusus untuk penggemar sepeda motor, dan seri lainnya didedikasikan untuk penggemar mobil dari divisi HRC. Hadir dengan casing baja tahan karat 316L, material yang sama pentingnya dalam dunia olahraga motor karena berkontribusi pada performa, keamanan, dan tampilan estetika kendaraan. Ada dua lapisan casing, satu dengan lapisan keramik putih dan casing kotak-kotak yang mewujudkan semangat balap. Pabrikan Prancis tersebut secara eksklusif memasarkan model tiga jarum dengan mesin otomatis yang terlihat, dengan jarum jam kerangka. Stiker angka 12 yang ikonik pada dial digantikan oleh logo HRC, tombol jam diukir dengan logo divisi sepeda motor atau mobil HRC. Jam tangan dilengkapi dengan tiga pegas ‘Shock Absorbers’ (SA), sebuah teknologi inovatif yang dikembangkan oleh produsen Prancis dan dirancang untuk menyerap guncangan dan getaran guna memastikan pengoperasian yang andal bahkan dalam kondisi yang paling ekstrem. https://brm-chronographes.com/
Born To Race
Kehadiran Duta Tissot dan pembalap top dari tim Ducati Lenovo, Enea Bastianini di MotoGP™ dan Mandalika, Lombok bulan ini menyita perhatian para penggemar ajang balap itu. Sebagai pencatat waktu resmi MotoGP, Tissot memperkenalkan 4 model terbaru termasuk Edisi Terbatas T-Race MotoGP Chronograph 75th Anniversary yang eksklusif, demi merayakan seperempat abad sebagai pencatat waktu resmi kejuaraan balap bergengsi itu dan menghormati warisan 75 tahun MotoGP. Dihiasi palet biru dan merah yang khas, jam tangan ini menampilkan desain khas seperti cakram rem, tombol yang terinspirasi dari stang, dan sirip pendingin mesin. Dial jamnya mencerminkan kecepatan, dengan kronograf yang terinspirasi dari speedometer. Jam tangan berdiameter 45mm ini kedap air dan memiliki jarum jam dan menit berlapis SuperLumiNova®, untuk kejelasan dan keterbacaan dalam semua situasi. Dikemas dalam helm mini, sangat ideal untuk penggemar dan kolektor jam yang mencari sesuatu yang mewakili kecintaan mereka pada olahraga favorit mereka. www.tissotwatches.com
CLASSICS
BECAUSE CLASSICS DOES NOT MEAN BASIC
FREDERIQUE CONSTANT BOUTIQUE Ciputra World Surabaya GF-55, Jl. Mayjend Sungkono 89 Surabaya - East Java Tel: +62 31-33601001
Moneta Moonphase
Watches and Wonders Geneva 2025
Sebanyak 60 merek telah mengonfirmasi kehadiran mereka di Watches and Wonders Geneva 2025
Tidak terasa, Edisi 2025 dari Salon pembuatan jam tangan terbesar yang pernah diadakan di Jenewa ini sudah semakin dekat. Watches and Wonders Geneva 2025 nanti akan diikuti oleh tidak kurang dari 60 merek jam eksklusif, termasuk 7 pendatang baru yang semakin memperkuat eksistensi ajang pameran jam tangan paling akbar di dunia ini. Mereka akan menyambut para peritel, jurnalis, dan profesional dari seluruh dunia selama 4 hari pertama, sebelum membuka pintu bagi masyarakat umum mulai 5 hingga 7 April 2025 nanti.
Tentunya pameran jam tangan paling eksklusif dan ditunggutunggu ini akan menjadi kesempatan bagi Jenewa untuk bersinar sebagai ibu kota pembuatan jam tangan dunia, karena para pelaku utama industri ini akan berkumpul pada musim semi mendatang. Kedatangan Bulgari dan 6 merek independen baru merupakan langkah penting dalam evolusi Salon. Acara ini belum pernah sebelumnya menyambut begitu banyak peserta pameran. Para pelaku bisnis bergengsi, pendatang baru, tempat baru, dan tentunya berbagai kreasi baru untuk dibagikan mulai 1 hingga 7 April 2025.
Dan ada yang unik untuk tamu kehormatan tahun di ajang ini, yaitu para pemuda. Merek-merek jam nantinya tidak hanya akan memamerkan koleksi dan karya baru mereka, tetapi juga bakatbakat termuda mereka, dengan menyoroti para pekerja magang terbaik, lulusan baru, dan perajin. Mereka akan berkontribusi pada program tersebut sambil berbagi keahlian dan pengalaman mereka dengan para pengunjung. Jenewa sendiri juga akan menjadi tempat pameran bagi kaum muda, dalam ajang bertajuk ‘In the City’. Para profesional muda dan peserta pelatihan akan mempresentasikan perdagangan dan proyek yang sedang mereka kerjakan di Watchmaking Village, serta di butik-butik tentunya. Terdapat berbagai kegiatan menarik seperti tur berpemandu, acara, lokakarya penemuan, konferensi, dan diskusi panel tentang tematema yang terkait dengan generasi muda dan pengukuran waktu, semuanya ada dalam agenda. Dan para pecinta, penggemar, dan kolektor jam tangan juga akan dihibur dengan pesta di pusat kota pada Kamis malam, 3 April, untuk merayakan tradisi pembuatan jam tangan di Jenewa. Baik itu keriuhan peserta yang bersemangat atau irama yang memukau dari para perajin yang dengan cermat merakit mekanisme yang luar biasa, mulai 1 hingga 7 April 2025, Jenewa akan menjadi pelopor dalam dunia pembuatan jam tangan. See you all there! www.watchesandwonders.com
TISSOT BOUTIQUE JAKARTA
PLAZA SENAYAN - MALL KELAPA GADING 3 - GRAND INDONESIA - PONDOK INDAH MALL 2
Tribute To Haute Horology
Dua koleksi terbaru ArtyA menjadi bukti dari tekad merek ini untuk terus mengejar keunggulan dan hasrat terhadap keterampilan tingkat tinggi
Untuk jam tangan ‘Purity Central Tourbillon Blue’, produsen jam tangan independen ArtyA kembali dinominasikan oleh Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) 2024 untuk kategori ‘Men’s Complication’. Mahakarya ini mengusung sebuah tourbillon sentral 20mm yang megah yang berdetak pada frekuensi 4 Hz, mesin kaliber internal ke-5 yang dikembangkan oleh ArtyA dan yang ke-4 yang dilengkapi dengan tourbillon. Dengan rotor tungsten, ini juga merupakan kaliber pertama merek tersebut yang dilengkapi dengan pemutar otomatis. Dua laras, yang dipasang secara paralel, menyediakan cadangan daya yang besar lebih dari 60 jam. Tampilan waktu telah sepenuhnya dibayangkan kembali dengan dua jarum perifer yang berputar dengan anggun di sekitar tourbillon. Dial jam dibuat dari safir biru, yang berubah menjadi ungu tua di bawah sinar UV—sentuhan halus keanggunan dan penguasaan teknis, dibuat sebagai penghormatan kepada keahlian ArtyA dalam kristal safir berwarna, salah satu spesialisasinya.
ArtyA juga meluncurkan jam tangan terbarunya, PURITY ‘Stairway To Heaven’ HMS Wavy, sebuah penghormatan cemerlang terhadap kemurnian dan kesederhanaan. Model ini memperkenalkan mesin jam baru ‘Time Only’, yang menampilkan tiga jarum dan arsitektur terbuka yang menonjolkan transparansi dan keringanan. Desain casing jam Wavy diciptakan oleh Jérémie Arpa yang muda dan berbakat, putra Yvan dan Dominique Arpa yang inspirasinya terwujud dalam desain organik yang cair yang mengingatkan pada gerakan ombak laut yang kuat. Jam tangan Edisi Terbatas yang hanya diproduksi sejumah 99 buah ini menampilkan casing kristal safir berdiameter 40mm dan tebal 13mm, dan bagian belakang casing juga dilindungi kristal safir transparan, disekrup, yang memperlihatkan mesin ArtyA Purity Stairway To Heaven HMS buatan manufaktur. Penanda jam terukir pada kristal bagian atas, dengan fungsi jam, menit dan detik tengah, dan cadangan daya minimal 72 jam, berkat dua laras yang dipasang secara paralel. Jam yang dilengkapi tali Nubuck hitam dengan desain gesper eksklusif ArtyA, dengan atau tanpa lapisan PVD hitam, ditawarkan dengan harga referensi CHF 44,900 (sekitar IDR 818,3 juta, diluar pajak). www.artya.com
True Blue
Salah satu nama terkemuka dalam generasi baru pembuat jam tangan independen, De Bethune merilis model DB28xs Aérolite di ajang Geneva Watch Days. Pola guilloché acak pada dial jam terlihat sangat kontras dengan garis geometris meteorit Muonionalusta yang presisi, menunjukkan kemampuan De Bethune dalam menyelaraskan desain dan juga teknik pengerjaan. Case terbuat dari bahan matte anthracite zirconium langka yang jarang kita lihat dalam pembuatan jam tangan, memberikan tampilan yang khas dan modern. Bagian lug yang mengambang, dipatenkan oleh De Bethune pada tahun 2006, memastikan jam terpasang dengan nyaman di pergelangan tangan. Berdiameter 38,7mm dan ketebalan hanya 7,4mm, DB28xs Aérolite memberikan keseimbangan sempurna antara keanggunan dan keberanian dalam hal desain. Kristal safir dengan lapisan anti-reflektif ganda yang menutupi dial dan bagian case-back juga menampilkan ketelitian dalam pembuatan mesin jam. Bagian dial jam meteorit berwarna biru menampilkan langit berbintang dalam tampilan white gold khas De Bethune— sebuah ciri khas dari desain surgawi mereka. Jarum jam dan penanda waktu dari pink gold yang dipoles. www.debethune.ch
The Luxury Of Time
Bovet 1822 selalu menghadirkan karya-karya yang memadukan seni dan keahlian horologi tingkat tinggi. Bovet Récital 12 terbarunya dikembangkan selama lebih dari dua tahun, karena pemiliknya, Pascal Raffy, ingin menanggapi permintaan dari banyak kolektor di seluruh dunia untuk jam tangan yang dapat dikenakan sehari-hari, khususnya yang memiliki gelang. Mesin jam manual yang didesain ulang dan dikonfigurasi ulang, dengan cadangan daya 168 jam, terlindungi sempurna dalam casing 40mm, dan gelang jam yang seluruhnya terbuat dari titanium grade 5, sehingga ringan, ergonomis, sekaligus berfokus pada horologi tingkat tinggi. Dial jam yang tidak sejajar menampilkan guilloche “Bunga Teratai” ikonik Bovet, dengan 12 kelopak untuk mewakili 12 jam. Sekrup berwarna biru api menahan dial jam di tempatnya, dan dilapisi dengan delapan lapisan pernis yang kaya. Tepat di atas dial jam terdapat indikator cadangan daya yang memamerkan tujuh hari otonomi yang mengesankan. www.bovet.com
IT’S TIME TO SHINE
Dari ajang Geneva Watch Days, Breguet adalah salah satu merek yang memamerkan produk terbarunya yang mewah dan eksklusif
Sebagai salah satu merek jam tangan paling ikonik dan bersejarah di dunia yang dikenal karena inovasi dan keahlian horologinya, Breguet tidak hanya merilis Type XX Chronograph 2067 terbaru dengan gelang baja, tetapi juga Type XX Chronographe 2067 versi rose gold 18K yang mewah ini. Boleh dibilang jika Type XX Chronograph 2067 ini adalah versi super mewah jam tangan pilot Breguet yang awalnya dirancang untuk digunakan oleh pilot Angkatan Udara Prancis dan militer pada tahun 1950-an, menjadikannya salah satu model legendaris dalam sejarah horologi.
Dengan diameter 42mm dan tebal 14,1mm, Breguet Type XX adalah jam tangan besar, tetapi sangat nyaman di pergelangan tangan. Bezel emasnya sedikit lebih lebar dari casing jamnya, dengan desain yang menggabungkan elemen klasik dengan sentuhan modern. Pada dial jam dengan angka-angka emas ini dilapisi enamel biru pada bezel rose gold 18K. Tatahan keramik biru menandai pertama kalinya Breguet menggunakan sisipan bezel keramik. Jam tangan mewah ini ditenagai oleh kaliber 728
Breguet, mesin otomatis dengan ketukan tinggi dan frekuensi 36.000vph (atau 5Hz). Kaliber ini terkenal karena akurasi dan daya tahannya, identik dengan yang ada pada Type XX versi baja dari tahun 2023. Dirancang untuk memanfaatkan sebanyak mungkin ruang yang tersedia dalam mesin jam, laras yang menyediakan energi dilengkapi dengan pegas yang materialnya memiliki kepadatan energi tinggi yang menyediakan cadangan daya 60 jam lebih lama. Konstruksi mekanisnya mencerminkan keahlian tinggi dalam pembuatan jam, dengan perhatian yang mendetail pada setiap komponen.
Tersedia dalam dua set tali jam yang dapat diganti: satu dari kulit buaya, satu lagi dari kain NATO. Masing-masing memiliki gesper pin emas 18K sendiri, Breguet Type XX Chronographe 2067 dalam versi emas ini harganya senilai CHF 35.000 (sekitar IDR 640 juta). Koleksi terbaru Breguet, termasuk beberapa edisi terbatasnya yang eksklusif sudah tersedia di butik The Time Place, Plaza Indonesia, Tel. +62-21 3107715. www.breguet.com
TIME FOR LUXURY
All About Luxury Watches Collector’s Corner Interviews
TIME TO BEAT
Dari ajang pertemuan horologi musim panas Geneva Watch Days 2024 bulan lalu, kami menjumpai begitu banyak merek jam yang berpartisipasi, dengan jumlah total Maison mencapai 51. Kami pilihkan beberapa model jam yang paling menarik perhatian dan tentunya layak dikoleksi.
Armin Strom
Merek jam tangan independen Swiss ini merayakan ulang tahun ke-15 Manufakturnya dengan menata ulang inovasi yang paling signifikan secara historis, komplikasi resonansi, dalam Dual Time GMT Resonance First Edition terbaru. Dengan casing emas putih 18K berukuran 39mm, ini menjadi jam tangan resonansi terkecil Armin Strom hingga saat ini. Fitur paling memesonanya tentu saja resonansi, dan mesin Calibre ARF22 yang baru dikembangkan. Dengan menggunakan pegas kopling, Armin Strom menghubungkan ke stud setiap pegas keseimbangan, dengan keseimbangan berdetak 180 derajat keluar fase, yang membuat mereka berputar ke arah yang berlawanan. Ketika mesin mulai berjalan, kedua roda keseimbangan membutuhkan waktu untuk mulai berdetak dengan offset yang benar, tetapi dengan setiap gerakan pegas rambut, impuls dikirim ke sepanjang pegas kopling, yang memengaruhi stud pegas rambut mengambang yang berlawanan dan pada gilirannya osilasinya. Setiap mesin dapat disesuaikan secara independen, dengan laras rangka ganda yang keduanya dililit oleh tombol jam pada pukul 4. Jam mewah ini menampilkan sub-dial warna biru langit, berpola kerawang, dilengkapi tali jam kulit buaya abu-abu matte dan kulit buaya abu-abu muda, gesper pin dari emas 18K, dan diproduksi terbatas hanya 25 buah, dengan harga USD120.700 (sekitar IDR 1,89 milyar). www.arminstrom.com
H. Moser & Cie.
Merek jam mewah H. Moser & Cie. dan Studio Underd0g berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang istimewa: Endeavour Perpetual Calendar Passion Fruit oleh H. Moser & Cie. dan 03SERIES Passi0n Fruit oleh Studio Underd0g. Kedua jam tangan terbaru ini terinspirasi oleh buah markisa, dan kedua jam tangan ini dijual sebagai satu set, edisi terbatas hanya 100 buah. Endeavour Perpetual Calendar Passion Fruit hadir dalam case baja berukuran 42mm dan tebal 12,8mm. Kristal safir yang melengkung di bagian depan menjamin kejernihan, dan di bagian belakang terlihat mekanisme mesin jam kaliber HMC 800 Manufacture dengan cadangan daya 7 hari. jam berlapis pernis ungu dengan pola sunburst. Bagian tengah berlapis enamel Maracuja fumé Grand Feu dengan tekstur yang dipalu, dibuat dari emas kuning 18K. Jarum jam berbentuk panah dengan sentuhan pernis hijau untuk menunjukkan bulan, penanda tanggal pada posisi jam 3, kolom sub seconds untuk detik berada di posisi jam 6, dan indikator cadangan daya pada posisi jam 9.
Jam Studio Underd0g 03SERIES Passi0n Fruit juga hadir dalam case baja berdiameter 38,5mm dan ketebalan 13,6mm. Jam tangan ini dilengkapi dengan mono-pusher chronograph pada posisi jam 2 dan berlapis kristal safir, dengan bagian depan tipe double-domed dan bagian belakang bertipe datar. jam menonjol dengan bagian tengah dégradé amber dan lapisan akhir royal purple tipe ra di sekelilingnya, lengkap dengan skala tachymeter. Jarum penunjuk jam berbentuk pensil, jarum penunjuk detik dan menit fungsi chronograph dilengkapi aksen berujung hijau. https://h-moser.com/
HYT
Terkenal dengan terobosan penggunaan teknologi fluid untuk penunjuk waktu, HYT tengah merayakan ulang tahun yang ke-12 ini memperkenalkan T1 Series, yang dilengkapi dengan spektrum warna yang lebih luas. Khusus di ajang Geneva Watch Days, HYT meluncurkan tiga tambahan model baru pada Seri T1 dengan nama edisi Millésime, dalam warna ungu, hijau, dan coklat. Trio baru dalam edisi Millésime ini memiliki diameter case 45mm dengan ketebalan 17,2mm, dan masih menjadi jam berukuran terkecil di antara koleksi HYT lainnya. Untuk model berwarna hijau dan ungu dikemas dalam case titanium, sedangkan model berwarna coklat dibalut case rose gold 18K. Ketiga versi ini menggabungkan detail titanium DLC berwarna hitam di bagian sisi case jam, termasuk tombol jam titanium pada posisi pukul 2, dengan visibilitas jam yang sangat jelas. jam dilengkapi penanda jam di sekeliling tepi luarnya, sedangkan skala menit hadir dalam tabung kaca yang berisi cairan berwarna merah untuk model dengan coklat dan hijau, dan hitam untuk model berwarna ungu. Satu jarum penunjuk yang terletak di tengah, dilapisi dengan Super-LumiNova, menunjukkan menit, dan terdapat indikator cadangan daya pada pukul 2:30. Ditenagai Caliber 501-CM, dengan cadangan daya 72 jam yang dilengkapi sepasang alat penghembus yang mendorong cairan melalui tabung kapiler kaca. Jam tangan yang dilengkapi tali karet yang serasi dengan warna masing-masing ini tersedia dalam jumlah terbatas, dan ditawarkan secara eksklusif mulai September hingga April 2025. https://www.hytwatches.com/
MB&F
Maximilian Büsser dan tim MB&F memperkenalkan edisi kelima dari seri M.A.D. Editions di ajang Geneva Watch Days, dengan menciptakan jam tangan yang lebih mudah diakses yang merayakan sensasi seni mekanik: M.A.D.1S. Jam M.A.D.Editions awalnya dirancang oleh Max Büsser sebagai ucapan “terima kasih” yang jujur kepada mereka yang mengubah sketsa awalnya menjadi kreasi nyata yang dikenakan di pergelangan tangan. Setelah empat model yang sebelumnya dikeluarkan, lini M.A.D.1 semakin berkembang. Tiga tahun kemudian, M.A.D.1S bergabung dalam lini koleksi ini. Penambahan huruf “S” menandakan lebih dari sekedar nomor referensi baru, tapi melambangkan mesin jam buatan Swiss yang lebih ramping dengan satu silinder. MB&F memilih untuk menggunakan case baja 316L berukuran 42mm dan tinggi 15mm, dengan jam tangan yang terlihat futuristik dan 20% lebih ramping dibandingkan edisi sebelumnya. Untuk melengkapi evolusi ini, mesin jam dan ukuran case yang lebih ramping dipadukan dengan bagian lug yang didesain ulang agar lebih pas di pergelangan tangan. Profil yang lebih ramping ini diperoleh berkat tampilan satu silinder, dibandingkan dengan sistem dua silinder yang sebelumnya digunakan untuk jam dan menit. Bagian rotor yang dimodifikasi juga meningkatkan transparansi mesin jam. M.A.D.1S akan ditawarkan kepada “Friends” (pemasok) dan “Tribe” (kolektor MB&F) dalam seri terbatas dengan aksen ungu pada dial jam. Bagi masyarakat umum, M.A.D.1S akan memulai debutnya dengan aksen berwarna ice blue. Keduanya dilengkapi dengan mesin jam buatan Swiss yang pertama dalam seri ini, mesin otomatis La Joux-Perret G101, dengan cadangan daya 68 jam. www.mbandf.com
Horologer MING
Di tahun 2021, mereka meluncurkan Special Projects Cave sebagai cara untuk memungkinkan partisipasi pelanggan dalam jam tangan eksperimental yang difokuskan pada pengembangan teknologi baru yang spesifik. Cave telah melahirkan beberapa hal pertama di dunia jam tangan seperti safir Mosaic - struktur 3D internal yang dibuat di dalam kristal safir dengan laser femtodetik, Hyceram – material bercahaya yang menyatu dengan keramik, dan LW.01 - jam tangan mekanis produksi paling ringan di dunia dengan berat hanya 8,8 gram yang dibuat menggunakan paduan magnesium AZ31 dan simulasi elemen. Kali ini mereka melanjutkan tradisi dengan MING 20.01 Seri 3, jam tangan pertama dengan dial borosilikat yang menyatu, dan satu-satunya yang digerakkan oleh mesin Agenhor Agengraphe yang luar biasa. Rongga merupakan kunci dari dial jam unik ini, berjumlah 600 dalam pola melingkar simetris radial yang berubah ukuran tidak hanya pada bidang horizontal, tetapi juga vertikal: rongga tersebut membentuk gelombang dengan ketebalan penampang yang terlihat jelas dengan dial jam pada sudut tertentu. Seluruh 600 rongga diisi dengan tangan secara individual menggunakan jarum suntik dan campuran Super-LumiNova X1 cair untuk menciptakan cahaya paling intens yang pernah dimasukkan ke dalam jam tangan. tombol kronograf dan tombol pemutar jam dari rose gold 18K 5N, dan inti titanium DLC untuk kontras. Jam tangan berdiameter 41.5mm ini hanya diproduksi 20 buah dengan pengiriman mulai Oktober 2024. Harga CHF 43.500 (sekitar IDR 784,5 juta) dan tersedia secara eksklusif di situs www.ming.watch
Speake Marin
Lini Ripples pertama mereka diciptakan pada tahun 2022, menandai masuknya merek tersebut untuk pertama kalinya ke dalam kategori jam tangan sport mewah. Koleksi ini menonjol dengan case “La City” yang khas, dirancang oleh Stéphane Lacroix. Desainnya terinspirasi dari lanskap arsitektur distrik finansial terkenal di London, sebagai penghormatan SpeakeMarin kepada warisan Inggris. Tahun ini Speake-Marin hadir dengan Ripples Skeleton. Jam tangan dalam lini koleksi modern dan sporty-chic ini dilengkapi mesin jam otomatis ultra-thin. Speake-Marin menggunakan bahan steel 904L untuk pertama kalinya, yang mengandung persentase nikel, kromium, dan tembaga yang lebih tinggi dan lebih berharga dibandingkan steel 316L yang konvensional. Elemen tambahan ini juga yang meningkatkan ketahanannya terhadap korosi dan asam. Diameternya tetap konsisten di angka 40,30mm. Namun, ketebalannya kali ini telah dikurangi menjadi hanya 6,30mm. Pengurangan sebesar 30% ini dimungkinkan oleh generasi terbaru dari mesin kaliber SMA07, yang hanya setebal 3,25mm dan dilengkapi mikrorotor dengan cadangan daya 52 jam. Bagian case dilengkapi bezel persegi dengan tepi yang membulat, menampilkan profil keseluruhan. Terdapat fitur subdial small seconds pada pukul 1:30, jarum penunjuk jam dan menit berwarna biru, dengan ujung berbentuk hati di jarum penunjuk jam, yang menjadi sentuhan manis di tengah arsitektur desain dari Speake Marin. https://speake-marin.com/
THINKING –THE KING OF THIN WATCHES
Karya terbaru Konstantin Chaykin adalah jam tangan mekanis ultra-tipis yang memecahkan rekor jam tangan tertipis di dunia saat ini, dengan ketebalan hanya 1,65mm
Mengalahkan merek-merek ternama seperti Bulgari, Piaget dan Richard Mille, Konstantin Chaykin hadir mengejutkan di ajang Geneva Watch Days yang baru lalu dengan mengklaim rekor ketipisan jam tangan terbarunya, ThinKing. Dalam sejarah pembuatan jam, memang ada beberapa periode di mana para pembuat jam terlibat serius dalam mengurangi ketebalan mesin jam secara drastis dan juga ketebalan jam tangan, yang disebut perlombaan untuk jam tangan tertipis. Tentu Anda masih
ingat, saat Piaget meluncurkan prototipe jam tangan Altiplano Ultimate Concept pada tahun 2018 dengan casing yang pada saat itu memiliki ketebalan 2mm yang luar biasa mengesankan, dan model ini mulai dikomersikan pada tahun 2020 dan menjadi jam tangan tertipis di dunia. Kemudian Bulgari hadir dengan jam tangan Octo Finissimo Ultra dengan ketebalan casing 1,8mm pada bulan Maret tahun 2022, yang dikembangkan bekerja sama dengan pabrik mesin Concepto. Namun rekor ini tidak bertahan lama, beberapa
MESIN JAM TANGAN THINKING
DIMODELKAN MENGIKUTI DESAIN INDIKASI
JOKER, YAITU DENGAN TAMPILAN JAM (KIRI) DAN MENIT (KANAN) TERPISAH, YANG
MEMBENTUK MATA SANG KARAKTER
bulan kemudian, di bulan Juni tahun yang sama, Richard Mille mengumumkan RM UP-01 Ferrari, yang sejak saat itu menjadi jam tangan tertipis di dunia. Ketebalannya 1,75 mm dan dikembangkan oleh pabrik komplikasi AP Renaud & Papi. Pada tahun 2024 ini, pemain baru memasuki perlombaan ini, yaitu pembuat jam tangan independen asal Moskow, Rusia, Konstantin Chaykin dengan ketebalan jam tangan mekanis ultra-tipis terbarunya yang hanya setebal 1,65mm yang dinamakan ThinKing.
Konstantin Chaykin adalah seorang pembuat jam independen asal Rusia yang sangat berbakat, anggota Académie Horlogère des Créateurs Indépendants (AHCI) sejak 2010 dan dikenal karena kemampuannya menggabungkan seni horologi dengan inovasi teknologi. Di antara karyanya yang terkenal adalah Joker Wristmon, dan karya terbarunya ini adalah contoh sempurna dari desain yang cerdas dan fungsional itu. Ketika ia mulai mengembangkannya, Chaykin memutuskan bahwa jam tangan ultra-tipisnya pastilah
sebuah “Wristmon” (Wrist Monsters). Ia juga tertarik dengan ide untuk memberikan pewarnaan emosional langsung pada proyek yang murni teknis seperti jam tangan ultra-tipis, inilah keuntungan dari koleksi Wristmons yang ia ciptakan. Karena alasan ini, mesin jam tangan ThinKing dimodelkan mengikuti desain indikasi Joker, yaitu dengan tampilan jam (kiri) dan menit (kanan) terpisah, yang membentuk mata sang karakter. Sementara pada jam tangan Joker asli dan banyak Wristmon lainnya, senyum sang karakter adalah fase bulan yang terbalik dibandingkan dengan konfigurasi
HALAMAN SAMPING
Tampilan prototipe jam tangan mekanis ultra-tipis ThinKing yang mengagumkan
HALAMAN INI
Konstantin Chaykin di ruang kerjanya; Chaykin memutuskan bahwa jam tangan ultra-tipisnya adalah sebuah “Wristmon” (Wrist Monsters)
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI CANGGIH, JAM INI DAPAT MENAMPILKAN TANGGAL, FASE
BULAN, DAN BAHKAN INFORMASI TAMBAHAN
LAINNYA, MENJADIKANNYA BUKAN HANYA
SEKADAR AKSESORI
standar, pada jam tangan ThinKing ultra-tipis yang baru ini, peran senyum diambil alih oleh logo merek yang terukir di sepanjang lengkungan pada penutup atas jam tangan. Sungguh unik, karena tidak ada tampilan jam seperti itu.
Pengembangan jam tangan ultra-tipis ini tidak mungkin dilakukan tanpa menciptakannya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengembangan, Chaykin mengajukan tiga paten yang menjelaskan desain laras pemutar (winding barrel) ultra-tipis, roda keseimbangan ganda, dan tali khusus untuk jam tangan ultratipis. Dua unit teknis pertama sangat penting dalam mengurangi ketebalan jam tangan ThinKing, sedangkan penemuan ketiga memungkinkan penggunaan jam tangan ultra-tipis lebih aman bagi jam tangan itu sendiri. Chaykin menciptakan laras pegas utama yang sangat tipis untuk jam tangan ini, sembari menghadirkan desain yang sangat indah dengan pawl dan pegas yang terpasang di poros laras, “Hasilnya adalah mahakarya kami: laras pegas utama tidak memiliki penutup, dan pada saat yang sama semuanya berfungsi dengan stabil. Mekanisme pemutar dengan pawl dan pegas datar terintegrasi ke poros laras, sehingga memungkinkan untuk menampung pegas utama yang baik dalam volume yang sangat tipis,” jelasnya di acara Press Breakfast di Hotel d’Angleterre Geneva.
Keseimbangan ganda juga menjadi salah satu penemuan cerdik sang pakar jam asal Rusia ini. Meskipun ada preseden untuk penggunaan keseimbangan ganda yang dihubungkan oleh gigi di tepinya, desain seperti itu belum pernah digunakan dalam jam tangan yang sangat tipis. Seperti halnya semua hal yang cerdik, idenya sederhana. Dengan menggunakan roda keseimbangan ganda, gerakan dapat dibuat lebih tipis karena fungsinya tersebar pada dua keseimbangan. Keseimbangan pertama bekerja bersama dengan tuas, dan pegas rambut dipasang pada keseimbangan
HALAMAN SAMPING
Jam tangan ultra-tipis ini sangat nyaman saat dikenakan; Mekanisme pemutar dengan pawl dan pegas datar terintegrasi ke poros laras, memungkinkan untuk menampung pegas utama yang baik dalam volume yang sangat tipis
HALAMAN INI
Pemain anggar pun akan nyaman mengenakan jam tangan yang sangat ringan ini, karena berat jam tangan ThinKing hanyalah 13,3 gram tanpa tali
FILOSOFI DI BALIK THINKING ADALAH MENDORONG PEMAKAINYA UNTUK BERHENTI SEJENAK, MERENUNG, DAN MEMIKIRKAN WAKTU DALAM KONTEKS YANG LEBIH LUAS
elemen elastis pada tali jam yang terbuat dari kulit buaya hitam dengan sisipan elastis dan penyangga titanium fleksibel ini. Dan bersamaan dengan pengembangan desain jam yang sangat tipis, Chaykin juga berhasil menciptakan jam tangan yang sangat ringan, salah satu jam tangan paling ringan di dunia, karena berat jam tangan ThinKing hanyalah 13,3 gram tanpa tali.
kedua. Salah satu fitur utama dari ThinKing adalah kemampuan jam ini untuk menampilkan berbagai informasi dengan cara yang intuitif. Menggunakan teknologi canggih, jam ini dapat menampilkan tanggal, fase bulan, dan bahkan informasi tambahan lainnya, menjadikannya bukan hanya sekadar aksesori, tetapi juga alat multifungsi.
Tidak hanya sampai di situ, Chaykin sekali lagi menunjukkan kemampuannya untuk menciptakan tali jam tangan, yang jarang ada di industri ini. Tali jam tangan ThinKing adalah sesuatu yang sangat istimewa. Keunikannya adalah tali jam ini mentransfer tekanan yang tidak diinginkan dari casing ke sepasang penyangga titanium yang fleksibel dan dua sisipan elastis yang dijahit di dalam tali jam. Ketika terjadi gaya yang dapat membahayakan jam tangan seperti guncangan, tekukan dan lain sebagainya, sebagian kecil gaya ini ditransfer ke casing, sementara sebagian besar diserap oleh
Konstantin Chaykin dan karyanya, ThinKing, adalah contoh luar biasa dari inovasi dalam dunia horologi. Dengan desain yang unik dan fitur canggih, ThinKing bukan hanya sebuah jam tangan, tetapi juga sebuah pernyataan tentang cara kita memandang waktu dan kehidupan. Karya-karya Chaykin terus menginspirasi para penggemar jam tangan di seluruh dunia, menjadikannya salah satu nama penting dalam industri ini. Dan ia tidak hanya membuat jam tangan, melainkan menciptakan pengalaman. Filosofi di balik ThinKing adalah mendorong pemakainya untuk berhenti sejenak, merenung, dan memikirkan waktu dalam konteks yang lebih luas. Dengan menggabungkan fungsi dan estetika, Chaykin mengajak kita untuk melihat waktu sebagai sesuatu yang berharga dan bermakna.
HALAMAN SAMPING
Selain tampilan jam yang sangat tipis, tali jam tangannya juga istimewa dan dapat mentransfer tekanan yang tidak diinginkan dari casing ke sepasang penyangga titanium yang fleksibel dan dua sisipan elastis yang dijahit di dalam tali jam
HALAMAN INI
Sang pakar jam asal Rusia di bengkel kerjanya di Moskow; Perakitan berbagai bagian mesin jam yang membutuhkan ketelitian tinggi
TIMELESS MODERNITY
Berbincang dengan figur penting dibalik koleksi ikonik IWC Schaffhausen Portugieser terbaru, Christian Knoop
Watches and Wonders 2024 lalu menyisakan berbagai kejutan di dunia horologi, termasuk peluncuran Portugieser Eternal Calendar dari IWC Schaffhausen dengan kalender abadi sekuler pertama yang menampilkan fase bulan yang sangat akurat, dan menyimpang hanya satu hari dalam 45 juta tahun! Apa saja keunggulan jam tangan ini dan koleksi Portugieser terbaru lainnya. Christian Knoop, Chief Design Officer di IWC Schaffhausen, memandu kita untuk mengenal lebih jauh koleksi terbaru ini dan koleksi unik lainnya. Berikut rangkumannya.
Apa sebenarnya arti Portugieser bagi IWC?
Portugieser adalah salah satu koleksi simbolis IWC Schaffhausen. Jam ini dibuat pada akhir tahun 1930-an, saat kami memasang mesin jam saku berpresisi tinggi ke dalam casing seukuran jam tangan, sehingga jam ini menjadi luar biasa besar menurut standar saat itu. Kombinasi mesin yang kokoh dan berukuran besar dengan estetika yang bersahaja dari dial yang sangat mudah dibaca menjadikan Portugieser salah satu keluarga jam tangan kami yang paling populer. Portugieser juga merupakan lambang kecakapan IWC Schaffhausen dalam seni pembuatan jam tangan mewah. Selama bertahun-tahun, kami
telah menyempurnakannya dengan berbagai komplikasi, seperti kalender mekanis, tourbillon, dan tampilan pasang surut (air laut) yang inovatif. Dan jangan lupa bahwa Siderale Scafusia, jam tangan paling rumit yang pernah dibuat oleh IWC Schaffhausen, juga merupakan Portugieser.
Apa yang membuat desain Portugieser begitu abadi?
Tampilan dan nuansanya yang khas dari sebuah instrumen, dan yang dengan sempurna mewujudkan warisan dan keahlian IWC dalam jam tangan teknis. Selain itu, sulit untuk menghubungkan casing sederhana dan dial yang rapi dan mudah dibaca dengan era tertentu. Meskipun fitur desain utamanya sudah ada sejak lebih dari 80 tahun yang lalu, daya tarik estetikanya abadi. Jam ini tetap fresh dan modern hingga hari ini. Anda dapat membandingkannya dengan modernisme dalam arsitektur dan desain, yang mengantarkan terciptanya banyak bangunan dan furnitur abadi. Ambil contoh Paviliun Barcelona karya Mies van der Rohe yang ikonik, yang bahasa desainnya minimalis dan garis-garisnya yang bersih menginspirasi Manufakturzentrum kami. Produk dan arsitektur dari era itu terus memancarkan modernitas yang mencolok dan memukau generasi berikutnya.
Christian Knoop Chief Design Officer di IWC Schaffhausen
KALENDER ABADI SEKULER PERTAMA YANG
MENAMPILKAN FASE BULAN YANG SANGAT
AKURAT, DAN MENYIMPANG HANYA SATU HARI
DALAM 45 JUTA TAHUN!
Bagaimana koleksi baru ini terbentuk?
Pertama dan terutama, kami berfokus pada model-model yang telah diterima dengan sangat baik selama bertahun-tahun. Selain Portugieser Perpetual Calendar, koleksi ini juga mencakup Portugieser Automatic, Portugieser Automatic 40, dan Portugieser Chronograph. Kami mengerjakan ulang jam tangan ini dengan cermat, menghargai sejarahnya, dan menyempurnakannya hingga ke detail terkecil. Kami telah merekayasa ulang desain casing dan penyelesaian dial jam secara menyeluruh. Pada saat yang sama, kami mengembangkan komplikasi baru yang inovatif. Hasilnya adalah koleksi baru yang menggabungkan inovasi dan rekayasa dengan desain yang indah dan tak lekang oleh waktu.
Portugieser Eternal Calendar adalah inovasi yang luar biasa. Bagaimana itu bisa terjadi?
IWC Schaffhausen telah mengumpulkan banyak sekali keahlian dalam kalender mekanis sejak tahun 1980-an. Kalender abadi Kurt Klaus adalah yang pertama kali memiliki tampilan yang sepenuhnya tersinkronisasi satu sama lain dan dapat dimajukan hanya dengan menggunakan tombol jam. Kami telah mengembangkan desainnya yang mudah digunakan, selangkah lebih maju dan sekarang meluncurkan kalender abadi sekuler pertama kami. Kalender ini memiliki program mekanis yang mengenali panjang bulan yang berbeda dan menambahkan hari kabisat di akhir Februari setiap empat tahun. Namun, itu belum semuanya. Kalender ini juga memperhitungkan bahwa dalam rentang waktu 400 tahun, tiga tahun kabisat yang biasanya terjadi dalam kalender Gregorian dihilangkan. Portugieser Eternal Calendar
menghilangkan tahun kabisat pada tahun yang habis dibagi 100, tetapi tetap menggunakannya untuk tahun yang habis dibagi 400. Ini dimungkinkan oleh modul abad yang roda paling lambatnya hanya menyelesaikan satu putaran setiap 400 tahun sekali.
Anda juga meluncurkan model baru dengan tourbillon.
Ya, Portugieser Hand-Wound Tourbillon Day & Night. Tourbillon ini memiliki flying minute tourbillon pada pukul 6 dan berisi 56 bagian individual tetapi beratnya hanya 0,675 gram. Berkat penghenti tourbillon terintegrasi, Anda dapat menghentikan mekanisme sepenuhnya dan menyetel jam dengan presisi hingga detik terakhir. Lapisan berlian pada garpu palet dan roda lepas mengurangi gesekan secara signifikan. Teknologi Diamond Shell® ini, demikian kami menyebutnya, membantu meningkatkan aliran energi dalam mesin jam dan menciptakan cadangan daya 84 jam yang sangat besar. Keunikan lain adalah tampilan siang/malam yang tidak biasa pada pukul 9.
Apa yang istimewa dari tampilan tersebut?
Display tersebut memiliki tampilan 24 jam yang menunjukkan perjalanan waktu, bukan dengan jarum jam, melainkan dengan bola kecil. Bola tersebut memiliki sisi hitam dan sisi emas, yang melambangkan siang dan malam di bumi. Bola tersebut dapat dilihat dari kedua sisi jam: dari dial jam dan melalui mesin jam. Hal ini dimungkinkan karena kaliber 81925 buatan IWC diputar dengan tangan dan tidak memiliki rotor. Layar tersebut merupakan gagasan salah satu peserta pelatihan kami sebagai pesertanya dalam salah satu tantangan magang kami. Prestasi seperti Portugieser Hand-Wound Tourbillon Day & Night melambangkan keberhasilan pendekatan pelatihan IWC, yang telah kami sempurnakan secara bertahap sejak perusahaan ini berdiri 155 tahun yang lalu. Pelatihan internal dan promosi budaya inovatif merupakan elemen mendasar dari pendekatan unik kami terhadap pembuatan jam tangan berkualitas.
HALAMAN SAMPING
IWC Portugieser Eternal Calendar; IWC Portugieser Hand-Wound Tourbillon Day & Night
HALAMAN INI
Chief Design Officer di IWC Schaffhausen, Christian Knoop; Mesin caliber 52640 buatan manufaktur yang menggerakan jam tangan
IWC Portugieser Eternal Calendar
THE LORD OF TIME
ADirancang untuk miliarder dan taipan asuransi William Robert Berkley, jam ini memiliki 63 komplikasi dan telah mendapatkan gelar sebagai jam tangan paling rumit di dunia
rtikel tentang jam saku paling kompleks di dunia, Les Cabinotiers ‘Berkley’ Grand Complication yang mengusung 63 komplikasi dari Vacheron Constantin sudah kami terbitkan di edisi sebelumnya. Mahakarya ini adalah inovasi luar biasa dan merupakan jam paling rumit di dunia saat ini yang memiliki Kalender abadi Tiongkok pertama. Namun kami ingin mengupas lebih mendalam tentang keandalan dari koleksi ini, langsung dari Christian Selmoni, Heritage & Style Director (Direktur Gaya & Warisan) di Vacheron Constantin. Pria kelahiran tahun 1959 dari keluarga pembuat jam Swiss di Vallée de Joux ini telah bergabung dengan Vacheron Constantin sejak tahun 1990. Pada tahun 2017, Christian diangkat sebagai Direktur Gaya dan Warisan. Di departemen Warisan, tanggung jawab utamanya adalah memperkaya dan mengembangkan warisan Maison, serta mengekstraksi desain dan elemen desain dari masa lalu untuk memelihara kreasi Vacheron Constantin saat ini dan di masa mendatang.
Apa kesan Anda secara keseluruhan terhadap jam tangan ini?
Saya sangat mengagumi kerumitan jam tangan ini, tingkat penyelesaiannya, dan presisinya, mengingat 63 komplikasinya. Ini adalah lambang hiper-horologi, yang berasal dari usaha dan kecerdikan selama bertahun-tahun. Setelah Referensi 57260, orang mungkin mengira jam tangan ini merupakan ‘kata terakhir’ di bidang ini. Seperti yang dapat kita lihat, tuntutan dapat ditingkatkan selangkah lebih maju dengan mencapai apa yang belum pernah dicapai oleh siapa pun sebelumnya, yaitu kalender abadi Tiongkok tanpa koreksi apa pun hingga tahun 2200.
Dapatkah Anda menceritakan detail lebih lanjut tentang kalender ini?
Tiga pembuat jam di departemen Les Cabinotiers kami – yang bekerja selama 11 tahun pada jam tangan ini – berhasil membuat model kalender yang sangat rumit ini. Maksud kami adalah
menerjemahkannya dan mentranskripsikannya ke dalam algoritme yang kemudian dapat diterapkan secara mekanis. Secara konkret, ini diterjemahkan ke dalam tiga mekanisme – yang oleh para pembuat jam tangan kami disebut “otak” – yang mengendalikan berbagai variabel kalender: siklus Metonik 19 tahun; tanggal Tahun Baru; siklus seksagesimal 60 kombinasi; dan terakhir siklus pertanian surya satu tahun tropis. Menggabungkan elemen-elemen ini menghasilkan kalender abadi Tiongkok yang kesulitannya tidak hanya terletak pada ketidakteraturannya tetapi juga pada siklussiklus yang berbeda ini. Sebuah prestasi inovasi yang sesungguhnya.
Solusi teknis apa yang juga layak disorot?
Jarum detik retrograde tipe regulator adalah salah satunya. Meskipun sudah jarang memiliki jarum detik retrograde pada jam tangan, para pembuat jam tangan di Les Cabinotiers menginginkannya seakurat mungkin. Ini berarti mengimbangi waktu yang dibutuhkan jarum detik untuk kembali ke posisi awalnya. Mereka mencapainya dengan menambahkan dua cam tambahan ke mekanisme tersebut. Fungsi “Malam” dari Grande Sonnerie adalah fungsi lainnya. Mode ini menangguhkan alarm di malam hari untuk jangka waktu yang dipilih pelanggan, sebuah fitur baru. Di antara banyak perkembangan teknis lainnya, armillary tourbillon tiga sumbu layak disebutkan secara khusus. Meskipun sudah ada dalam Referensi 57260, tourbillon ini tetap merupakan prestasi mekanis dan sangat masuk akal dalam kasus jam saku yang menurut definisinya dikenakan dalam satu posisi.
Anda menyebutkan tingkat penyelesaian akhir yang diterapkan pada kaliber. Bisakah Anda menjelaskannya lebih lanjut?
Penyelesaian akhir komponen mesin secara manual merupakan salah satu ciri khas High Watchmaking dan khususnya Vacheron Constantin, dengan teknik yang disesuaikan dengan semua jenis permukaan yang berbeda: bevelling, rounding off, circular-graining,
PENGUJIAN INTERNAL MENUNJUKKAN
BAHWA JAM SAKU INI MEMILIKI PRESISI
YANG MELAMPAUI PERSYARATAN COSC, DENGAN MARGIN TOLERANSI HARIAN -4
HINGGA +6 DETIK
straight-graining, dan lainnya. Sementara operasi semacam itu sudah memerlukan keahlian yang sangat dikuasai untuk mesin sederhana yang terdiri dari sekitar 150 komponen, orang dapat membayangkan apa yang diwakilinya dengan 2.877 komponen! Terlebih lagi, pekerjaan ini sama sekali tidak terlihat karena jam dua sisi ini tidak memiliki bukaan pada mesin selain dari lubang tourbillon. Hanya ketika Anda membuka jam tangan tersebut, Anda menyadari skala tugasnya. Terlebih lagi, tiga pembuat jam yang mengerjakan jam tangan ini dan membuat sebagian besar dekorasinya tidak mengambil jalan pintas. Bahkan, kalibernya memiliki lapisan buram berpasir yang tidak menyisakan ruang untuk kesalahan, karena penanganan yang tidak tepat waktu akan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Oleh karena itu, mudah untuk melihat mengapa jam tangan ini membutuhkan waktu satu tahun penuh untuk dirakit.
Anda juga menyebutkan presisi?
Jam tangan ini tidak mengklaim sebagai kronometer, karena belum diuji oleh Lembaga Pengujian Kronometer Resmi Swiss (COSC). Meskipun demikian, pengujian internal menunjukkan bahwa Les Cabinotiers - The Berkley Grand Complication memiliki presisi yang melampaui persyaratan COSC, dengan margin toleransi harian -4 hingga +6 detik. Perlu diingat dalam konteks ini bahwa jam tangan ini memiliki Hallmark of Geneva, jaminan asalusul, keahlian, keandalan, keahlian, dan presisi. Kriteria Hallmark menetapkan bahwa laju arloji harus bervariasi tidak lebih dari satu menit setelah tujuh hari dan arloji ini jauh di bawah tanda ini – yang cukup luar biasa, mengingat kompleksitasnya.
HALAMAN SAMPING
Vacheron Constantin Les Cabinotiers ‘Berkley’ Grand Complication yang mengusung 63 komplikasi ini adalah lambang hiper-horologi
HALAMAN INI DARI ATAS
Christian Selmoni yang tanggung jawab utamanya adalah memperkaya dan mengembangkan warisan Maison Vacheron Constantin; Fitur kalender abadi Tiongkok dengan komplikasi yang tanpa koreksi apa pun hingga tahun 2200
Christian Selmoni
Direktur Gaya & Warisan di Vacheron Constantin
BRAND TALK
DIVE DEEP
Berbincang dengan CEO Mido tentang jam tangan selam terbaru mereka, rencana ke depan dan perayaan ulang tahun ke-80 koleksi Ocean Star
Tidak banyak jam tangan selam yang ramping, berdiameter 39mm dan benar-benar dapat dikenakan untuk aktivitas menyelam. Pada akhir Juli lalu, bersama Duta merek, Kim Soo Hyun, CEO Mido, Franz Linder kembali mengundang tamu VIP dan media dari beberapa negara untuk hadir memeriahkan acara peluncuran Ocean Star 39, jam tangan selam baru yang berukuran 29mm dan dirilis untuk merayakan ulang tahun ke-80 koleksi Ocean Star. Beberapa media terpilih, termasuk Collector’s GuideWATCHES Indonesia berkesempatan mewawancarai langsung Franz Linder di L’espace Etnah, Seoul, Korea. Berikut rangkuman wawancaranya.
Mengapa Anda mengeluarkan ukuran baru untuk koleksi Ocean Star ini? Apakah Anda mengincar pasar konsumen wanita, atau apakah Anda akan mengeluarkan produk genderless?
Sebenarnya ini bukan strategi, tetapi pilihan tambahan. Ini sebenarnya adalah penghormatan bagi Ocean Star kami,
sesuatu yang baru. Ukurannya, 39mm, adalah pilihan baru untuk konsumen kami. Jika dengan ukuran baru ini kami bisa mendapatkan konsumen baru, entah itu pria ataupun wanita, asalkan mereka senang memakainya, saya juga senang. Saya rasa akan ada wanita yang membelinya, tetapi ini bukan jam tangan wanita, ini jam tangan unisex
Dalam hal penentuan harga, apakah Anda masih memegang motto bahwa Mido merupakan pembuat jam tangan Swiss yang harganya terjangkau atau apakah Anda akan mengubahnya juga?
Tujuan kami adalah membuat harga kami semenarik mungkin, jadi kami tidak pernah menanyakan seberapa tinggi kami bisa memasang harga. Untuk model ini, kami menggunakan mesin jam yang cukup mahal. Jadi kami menawarkannya dengan harga semenarik mungkin yang kami bisa. Karena kami ingin tampilan jam tangan yang lebih ramping (tipis), jadi kami menggunakan
Anda telah lama menjadi presiden Mido dan berhasil membawanya ke berbagai market di dunia. Apa momen paling membanggakan bagi Anda dan bagaimana caranya bisa tetap mengikuti perkembangan?
Masalahnya, selama hampir 30an tahun yang saya jalani dengan banyak momen dan prestasi mengesankan, saya tidak bisa memilih hanya satu. Tapi secara umum saya bisa katakan bahwa jika dibandingkan antara Mido ketika saya memulai dulu dengan Mido sekarang, benar-benar ada perubahan besar. Dan saya rasa itu bagus. Semua itu berkat teamwork, tapi saya juga merasa konsistensi sangat membantu.
Menjelang akhir tahun, apakah ada koleksi yang akan diluncurkan oleh Mido?
Tentu kami akan informasikan kejutan dari kami pada saatnya nanti.
Bicara soal koleksi Mido, apa fokus untuk koleksi tahun ini?
Ocean Star dan Multifort sangat menonjol tahun ini.
ADAKAH JAM TANGAN DIVING YANG LEBIH
TIPIS DARI BUATAN MIDO? RASANYA SAYA
BELUM PERNAH MENDENGAR ADA YANG
LEBIH TIPIS
mesin jam ini. Jika Anda bandingkan dengan Ocean Star 200 biasanya, ini memang akan sedikit lebih mahal. Tapi coba, adakah jam tangan diving yang lebih tipis dari buatan Mido? Rasanya saya belum pernah mendengar ada yang lebih tipis.
Mido berada di bawah naungan Swatch Group Company. Sumber daya apa yang didapatkan Mido dari grup itu? Mido mendapatkan semua sumber daya dari Swatch Group. Menurut saya, tidak ada merek yang menawarkan value-for-money yang lebih tinggi daripada Swatch Group Company. Itulah kekuatan industrial grup ini. Mengapa? Karena sudah terindustrialisasi, terotomatisasi, jadi kami dapat melakukannya dalam kuantitas yang besar. Hasilnya, jujur saja, jika sudah terotomatisasi, robot biasanya memiliki presisi lebih tinggi daripada manusia. Artinya, kualitasnya akan lebih baik. Biayanya lebih rendah dan kualitasnya lebih tinggi. Itulah efek berantai yang timbul.
Bicara tentang kualitas untuk jangka panjang, karena Mido sudah ada bahkan hingga 100 tahun, tentu ada banyak arloji vintage dari Mido. Apakah Anda akan tertarik masuk ke pasar preloved, karena kini orang bahkan ingin membeli versi-versi lama arloji Mido dari lelang?
Ini pasar yang memang ada. Dan tentu saja ada beberapa model dari Mido yang sangat laris, tetapi ini bukan bisnis yang akan secara aktif kami terjuni. Ini bukan ceruk kami.
Kita tahu Mido punya gerakan kepedulian yang kuat soal lingkungan. Apakah Anda punya pesan tertentu mengenai lingkungan hidup?
Sebagai bagian dari Swatch Group, sebagaimana bisa Anda baca dalam laporan tentang apa yang dilakukan Swatch Group, ini topik yang diangkat di mana saja, tetapi saya selalu katakan bahwa kami berfokus pada jam tangan otomatis dan saya rasa ini mungkin salah satu produk paling ekologis yang bisa Anda buat. Seperti saya bilang, 60 tahun, 70 tahun ….. jadi saya rasa jejak ekologis jam tangan otomatis kami dibandingkan dengan banyak produk lain terbilang bagus.
Apakah koleksi terbaru akan tersedia di semua negara?
Biasanya ketika kami meluncurkan produk, kami berusaha ada di mana saja dalam waktu yang kurang lebih bersamaan. Perbedaannya hanya beberapa pekan saja.
Apakah Anda punya pesan khusus untuk para kolektor jam tangan di Indonesia?
Saya mengundang Anda untuk melihat Ocean Star 39 kami. Saya rasa untuk konsumen Indonesia, ukuran dan model jam tangan ini sangat sempurna untuk konsumen Indonesia. Karena itu, silakan lihat, coba kenakan, dan ambillah keputusan sendiri.
HALAMAN SAMPING
Tampilan sporty-chic dari jam tangan Mido Ocean Star 39 terbaru, dengan diameter 39mm, dan bagian belakang case terukir sebentuk
Bintang Laut (Sea Star)
HALAMAN INI
CEO Mido, Franz Linder; Bersama Kim Soo Hyun di acara peluncuran
Mido Ocean Star 39
Franz Linder CEO Mido
THE LADY WATCHMAKER
Dia menyandang salah satu nama besar dalam pembuatan jam modern, yang identik dengan keunggulan dan independensi tertinggi
Philippe Dufour adalah salah satu nama besar yang dihormati di dunia pembuatan jam tangan saat ini. Kini puterinya yang baru menginjak usia 23 tahun (6 Juli 2001) , Danièla Dufour memilih untuk mengikuti jejak ayahnya, dan berhasil meraih suskes dan menjadi pembuat jam tangan wanita termuda di dunia. Simak wawancara eksklusif kami dengan sang watchmaker muda yang sangat ramah dan rendah hati ini.
Kami terkesan dengan pencapaian Anda di usia yang begitu muda. Bisa diceritakan tentang jam tangan Hand-Made Danièla Dufour Simplicity buatan Anda?
Saya membuat jam tangan Simplicity pertama ini saat magang di sekolah jam tangan ayah saya. Bersamanya, saya belajar seni finishing, dekorasi pada mesin jam pembuatan jam. Kesempurnaan adalah ilusi, tapi kita harus sedekat mungkin dengannya, tidak ada ruang untuk kesalahan. Arloji ini memiliki aura yang sangat
besar bagi saya. Jam ini, “she” memiliki bagian dari ayah dan saya, seperti saya menyematkan ayah di pergelangan tangan saya. Saya menyebut jam ini sebagai she (dia perempuan) dan bukan barang, karena ini lebih dari sekadar objek sederhana bagi saya. Ini adalah transmisi pengetahuan, warisan yang tidak dapat diambil oleh siapa pun dari saya. Melalui pembuatan jam, Anda belajar banyak hal yang berguna dalam hidup sepanjang hari: Kesabaran, ketekunan, pengulangan gerakan untuk menguasainya, kepercayaan diri, pengendalian diri terutama ketika Anda harus memulai dari awal lagi. Di tahun 2013, saat ayah saya menerima Special Jury Prize di GPHG, ia menyebutkan bahwa di dalam hati setiap pembuat jam, terdapat impian untuk membuat jam tangannya sendiri. Dan saya mengabdikan diri untuk memproduksi jam tangan saya sendiri dengan memasukkan DNA ayah saya ke dalamnya. Ada kepastian bahwa di tahun-tahun berikutnya, orang akan melihat beberapa pencatat waktu karya Danièla Dufour.
Dibesarkan di Vallée de Joux yang sangat konservatif, apa saja tantangannya?
Tantangan yang ada harus diterima. Saya seorang ras campuran, multikultural, seorang wanita yang bekerja di bidang seni pembuatan jam yang hanya diperuntukkan bagi pria, anak muda dari daerah di Paris dan yang pindah bersama orang tua ke daerah pedesaan yang memiliki daya tarik tersendiri, saya akui. Saya mengalami rasisme, kecemburuan, kebencian yang tidak beralasan, julukan yang tidak senonoh, pelecehan di sekolah, dll... Namun saat ini, tujuan saya bukan lagi untuk diterima atau menyenangkan orang. Akan selalu ada hal negatif yang dikatakan tentang Anda. Yang saya tuju adalah seluruh alam semesta, mendorong batas kemampuan saya. Yang paling penting adalah melakukan apa yang saya sukai dan melakukannya melebihi yang terbaik. Tanpa pretensi, saya ingin menjadi contoh bagi generasi muda yang semakin tidak menghargai pekerjaan, menghargai orang lain dan waktu yang merupakan kekayaan bersama, yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kesempatan dalam hidup. Lihatlah latar belakangku! Dan ini baru permulaan. Jika saya melakukannya, Anda juga bisa melakukannya. Ini bukan cara termudah tetapi pada akhirnya sungguh memuaskan!
Sebagai seorang pembuat jam tangan wanita termuda dan anggota GPHG Academy, pencapaian apa yang paling Anda banggakan?
Setiap tahun saya memiliki pengalaman baru untuk ditambahkan ke buku hidup saya. Jam tangan pertama saya, wawancara pertama saya, panel diskusi pertama saya, pameran pertama saya, lelang pertama saya, pertukaran pertama saya dengan penggemar jam tangan dan pelanggan, GPHG pertama saya, penciptaan yayasan kami, penciptaan merek saya... Mengetahui dari mana saya berasal, itu adalah kemenangan tersendiri, tetapi menurut saya apa yang paling saya banggakan,
LIHATLAH LATAR BELAKANGKU! DAN INI BARU PERMULAAN. JIKA SAYA MELAKUKANNYA, ANDA JUGA BISA MELAKUKANNYA.
INI BUKAN CARA TERMUDAH TETAPI PADA AKHIRNYA SUNGGUH MEMUASKAN!
selain realisasi jam Simplicity pertama saya, adalah fakta terus belajar dalam profesi yang terus berevolusi. Industri pembuatan jam tangan tidak terbatas dan saya ingin melakukan perjalanan di dalamnya sebagaimana industri tersebut berjalan dalam diri saya.
Saat kita bertemu di Jenewa, Anda sedang mempromosikan Yayasan Philippe & Elisabeth Dufour milik orang tua Anda. Ceritakan sedikit kepada kami, dan apakah ada bidang lain yang ingin Anda jelajahi tahun ini?
Pada tahun 2023, bersama orang tua saya dan wakil presiden kami, Maricela Lancoud, kami mendirikan yayasan kemanusiaan dan nirlaba Philippe and Elisabeth Dufour Foundation untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, pelestarian seni di bidang apa pun, dan akses terhadap perawatan dan sekolah. Kami secara khusus membuat jam tangan Unique Simplicity untuk dilelang di Christie’s Hong Kong pada tahun 2023 untuk peluncurannya, sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sebelum bertanya kepada orang lain, kami melakukan dengan apa yang kami miliki dan membawa bukti atas apa yang kami lakukan. Dan setiap 2 tahun sekali, kami berencana memproduksi sebuah jam tangan yang akan dijual di lelang dan berharap jam tangan tersebut akan disertai dengan jam tangan lain dari pabrikan berbeda untuk melanjutkan tujuan ini. Kami tidak mengklaim mampu menyelamatkan seluruh dunia namun kami tidak mengatakan bahwa sungai kecil lah yang mengalirkan sungai besar.
HALAMAN SAMPING
Danièla Dufour berfoto bersama ibunya dan CEO merek jam BOVET 1822, Pascal Raffy di ajang penghargaan GPHG 2023
HALAMAN INI DARI ATAS
Danièla Dufour bersama kedua orangtuanya, Philippe dan Elisabeth Dufour, di depan pemindai yang disumbangkan bagi Rumah Sakit Vallée de Joux; Dalam usia muda, ia berhasil menjadi pembuat jam tangan wanita termuda di dunia dan anggota GPHG Academy
REINVENTING SUCCESS
Dengan fokus dan konsistensi tingkat tinggi, ia telah sukses dengan TWG Tea, dan akan mengulang keberhasilannya dengan Bacha Coffee
Taha Bouqdib, President & CEO dari perusahaan Singapura, V3 Gourmet adalah seorang pengusaha dibalik kesuksesan TWG Tea, merek teh premium yang telah mendunia, kali ini ia akan mengulangi keberhasilannya dengan Bacha Coffee dengan menyebarkannya di lokasi premium di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bacha Coffee sendiri merupakan merek legendaris yang telah ada semenjak 1910 di Marrakech, Maroko dan telah dihidupkan kembali menjadi tempat premium bagi para pencinta kopi yang akan dimanjakan dengan berbagai macam kopi jenis Arabika yang mewah. Berikut cuplikan wawancara eksklusif kami, termasuk cerita tentang jam tangan yang memiliki peran khusus dalam kegiatannya sehari-hari.
Sebagai pebisnis, waktu tentu sangat penting bagi Anda. Apakah filosofi tentang waktu telah membantu Anda dalam menjadi seorang pengusaha sukses?
Waktu adalah sebuah kemewahan dan bagi saya, waktu memberi makna pada segala sesuatu yang kita lakukan. Tanpa berlalunya waktu, kita tidak menyadari betapa cepatnya setiap momen dalam hidup ini. Terlepas dari siapa kita dan apa yang kita lakukan, kita hanya punya waktu 24 jam setiap hari. Oleh karena itu, waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang sebanyak apa pun dan kesadaran akan hal ini telah membantu saya merencanakan waktu saya dan melakukan sesuatu dengan tujuan dan makna.
Penulis:Yessar Rosendar
WAKTU ADALAH SEBUAH KEMEWAHAN DAN
BAGI SAYA, WAKTU MEMBERI MAKNA PADA
SEGALA SESUATU YANG KITA
LAKUKAN
Elemen penting apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan produk mewah yang akan meninggalkan kesan abadi pada pelanggan?
Kemewahan terletak pada detailnya, jadi sudah barang tentu kemasan produk mewah apa pun haruslah menginspirasi. Faktanya, kami menghabiskan banyak waktu untuk merancang kemasan produk baru seperti halnya kami membuat kopi di dalamnya. Namun, kami sangat berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap pengalaman Bacha Coffee harus lebih dari sekadar pemasaran: produk itu sendiri harus sama luar biasanya dengan layanan dan lingkungan tempat pelanggan menemukannya. Saya telah belajar bahwa jika Anda ingin menciptakan bisnis mewah, Anda perlu mengeluarkan uang tanpa menghitung di awal.
Bagaimana jam tangan mewah cocok dengan gaya hidup Anda sebagai seorang pengusaha sukses?
terbuat dari baja tahan karat. Tampilan berani dari detail mesin jam yang halus, dengan masing-masing komponen bekerja dalam harmoni yang sempurna, tetap menyenangkan untuk dilihat dan merupakan bukti keahlian yang diwujudkan dalam kemewahan.
Anda telah membangun TWG menjadi sebuah merek yang sukses. Bagaimana Anda berencana mengulang kesuskesan tersebut dengan Bacha Coffee? Apa yang membuat Anda tertarik dengan Bacha Coffee?
Salah satu kunci kesuksesan yang telah kami pelajari dalam mengembangkan TWG Tea dan akan kami duplikasi dengan Bacha Coffee adalah fokus dan konsistensi tingkat tinggi. Dari tahun ke tahun, kita mencari panen terbaik dan mempertahankan konsistensi produk yang telah lama menjadi favorit konsumen. Kami telah banyak berinvestasi untuk dapat melakukan hal yang sama di Bacha Coffee. Ketika saya pertama kali menemukan Bacha Coffee, saya melihat peluang di pasar untuk berbagi kopi Arabika 100% yang luar biasa dengan mengemasnya menjadi sebuah pengalaman bagi para pelanggan. Sejarah merek kopi ini di Marrakesh dan Dar el Bacha adalah tempat yang sangat unik dan membekas bagi setiap pengunjungnya, dan sangat menginspirasi saya untuk menghadirkan kembali panca indera dalam pengalaman meminum secangkir kopi.
Di tahun 2021, V3 Gourmet mengalokasikan $100 juta untuk pengembangan merek, termasuk Bacha Coffee. Bagaimana rencana Anda untuk memperluas merek Bacha Coffee melampaui target tahun ini yaitu 50 lokasi?
Saya memilih jenis jam tangan yang berbeda untuk setiap negara yang saya kunjungi. Misalnya, jika saya bepergian ke iklim panas, saya akan memilih jam tangan yang memiliki gelang yang terbuat dari logam, sedangkan untuk iklim dingin saya dapat memilih tali kulit atau yang terbuat dari karet. Saat liburan musim panas, saya biasanya membawa Rolex Daytona karena saya bisa memakainya dari fajar hingga senja – termasuk ke pantai! Saya juga mempertimbangkan tren fesyen lokal di negara yang saya kunjungi, dan biasanya memilih hasil akhir yang berbeda untuk perjalanan saya ke Eropa dan jam tangan yang lebih mewah seperti Richard Mille saat saya bepergian ke Timur Tengah. Karena jam tangan adalah satu-satunya perhiasan saya, saya bepergian dengan dua model jam tangan yang berbeda sehingga saya selalu berpakaian sesuai dengan acara.
Apa jam tangan favorit Anda dan apakah Anda punya cerita unik di baliknya?
Sulit untuk menyebutkan satu saja, saya punya beberapa favorit yang tak lekang oleh waktu, tapi yang pertama dan terpenting, saya menyukai Audemars Piguet Royal Oak Openworked saya yang
Saya ingin mengembangkan Bacha Coffee menjadi merek yang mengutamakan kualitas dan detail, menerapkannya pada produk dan konsep yang akan merevolusi minuman kopi, sehingga merek ini dapat terus memikat pelanggan di masa depan. Bacha Coffee adalah sebuah konsep yang luar biasa, pada saat yang sama, saya juga terobsesi untuk memilih lokasi ritel utama untuk merek tersebut, untuk memastikan bahwa sejak awal, Bacha Coffee adalah sebuah tujuan, bukan sekedar merek kopi lain di jalanan. Kami akan membuka lokasi tertentu di setiap ibu kota di seluruh dunia selama tiga tahun ke depan, dimulai di Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Kami baru saja membuka lokasi unggulan di Korea Selatan dan Indonesia, dan akan membuka satu lokasi penting di ChampsÉlysées, Paris pada akhir tahun.
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Presiden & CEO V3 Gourmet, Taha Bouqdib; Bacha Coffee Baraka; Bacha Coffee di Ritz Paris, Prancis
HALAMAN INI
Bacha Coffee Plaza Senayan menghadirkan boutique, takeaway counter, ruang minum kopi yang ikonik dan ruang VIP; Pilihan menu all-day dining yang tradisional, termasuk lebih dari 40 varian dan filled croissant; Caprese Salad; I Love Paris Coffee Nomad dan penggiling biji kopi Vanili Tahiti; Layanan penyedia kopi; Bacha Coffee di Marrakech, Maroko
A TIMELESS LEGEND
Merayakan seratus tahun kejayaan merek jam tangan A. Lange & Söhne dan warisan dari pendirinya yang legendaris, Walter Lange
Tanggal 29 Juli lalu menandai tonggak bersejarah dalam dunia horologi, yaitu perayaan ulang tahun ke-100 mendiang Walter Lange, pendiri A. Lange & Söhne, merek dagang dari Lange Uhren GmbH, produsen jam tangan mewah dan prestise Jerman. Nama Walter Lange sudah tidak asing lagi di dunia horologi tingkat tinggi, karena pria kelahiran Dresden 29 Juli 1924 ini adalah pendiri Lange Uhren GmbH. Dikenal sebagai pionir dalam industri jam tangan, Lange telah berkontribusi besar terhadap kebangkitan jam tangan mewah Jerman setelah reunifikasi. Walter Lange dibesarkan dalam tradisi panjang pembuatan jam di Sachsen, Jerman. Setelah perang, ia berhasil menghidupkan kembali perusahaan keluarganya pada tahun 1990. Di bawah kepemimpinannya, A. Lange & Söhne memproduksi jam tangan mewah yang dikenal akan kualitas dan keindahannya, menggabungkan teknik tradisional dengan inovasi modern.
DIKENAL SEBAGAI PIONIR DALAM INDUSTRI JAM TANGAN, LANGE TELAH BERKONTRIBUSI BESAR TERHADAP
KEBANGKITAN JAM TANGAN MEWAH JERMAN SETELAH REUNIFIKASI
Ini adalah momen yang tidak hanya untuk menghormati pencapaiannya dalam dunia horologi, tetapi juga warisan yang ia tinggalkan, dan bukan sekedar perayaan usia, melainkan juga perayaan dedikasi dan inovasi yang telah membentuk salah satu merek jam tangan mewah terkemuka di dunia. Seperti diketahui, Walter Lange mewarisi tradisi horologi keluarga yang dimulai oleh kakeknya, Ferdinand Adolph Lange, di Glashütte, Jerman. Setelah Perang Dunia II dan terpisah dari perusahaan keluarga, Walter Lange memulai kembali usahanya pada tahun 1990 dengan tekad untuk menghidupkan kembali keunggulan dan reputasi A. Lange & Söhne. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini tidak hanya berhasil kembali ke pasar, tetapi juga menetapkan standar baru dalam dunia jam tangan mewah. Ulang tahun ke-100-nya dirayakan dengan berbagai acara, termasuk pameran yang menampilkan koleksi jamjam ikoniknya. Banyak kolega dan penggemar dari seluruh dunia mengucapkan selamat, mencerminkan pengaruhnya yang luas di industri ini.
Warisan Walter Lange tidak hanya terletak pada produk-produk luar biasa yang dihasilkan perusahaannya, tetapi juga pada nilai-nilai yang ia tanamkan—ketelitian, keindahan, dan semangat inovasi. Dengan dedikasi dan visinya, ia menginspirasi generasi pembuat jam selanjutnya. Salah satu perhatian utama Walter Lange adalah masa depan profesi pembuat jam tangan. Awalnya, perusahaan ini berdiri pada tahun 1997 hanya dengan dua orang peserta pelatihan, dan kini sekolah internalnya diakui secara internasional. Walter Lange selalu mendengarkan kekhawatiran para pembuat jam tangan generasi berikutnya dan dengan keterlibatannya, ia masih menjadi panutan bagi generasi muda saat ini.
A. Lange & Söhne dikenal dengan komitmennya terhadap kerajinan tangan, presisi yang tak tertandingi, dan desain yang
elegan. Setiap jam tangan dari merek ini adalah perwujudan dari keahlian teknis dan estetika, mencerminkan filosofi Walter Lange yang mengutamakan kualitas di atas segalanya. Inovasi yang diluncurkan di bawah kepemimpinannya, seperti mekanisme pengaturan waktu yang revolusioner dan komplikasi yang rumit, telah menetapkan standar baru dalam industri jam tangan.
Ia juga sudah menerima puluhan penghargaan pribadi selama hidupnya, termasuk penghargaan internasional seperti Prix Spécial du Jury du Grand Prix d’Horlogerie de Genève di tahun 2014, Lifetime Achievement Award dari Fondation de la Haute Horlogerie pada tahun 2013 – keduanya di Jenewa – dan Caesars Award di Bucharest pada tahun 2011. Seratus tahun setelah kelahirannya, warisan Walter Lange tetap hidup dan berkembang, menunjukkan bahwa keunggulan dalam kerajinan dan inovasi tidak hanya berusia satu abad, tetapi terus menerus berkembang dan menginspirasi generasi baru. Perayaan ini adalah pengingat bahwa dalam dunia yang terus berubah, kualitas dan dedikasi yang tulus tetap menjadi kunci untuk kesuksesan dan keabadian.
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Walter Lange di tahun 1998 (kiri) dan di tahun 1954, saat berusia 30 tahun; Kantor pusat keluarga Lange yagn bersejarah setelah renovasi pada tahun 2001
HALAMAN INI DARI KIRI SEARAH JARUM JAM
Jam tangan A. Lange & Söhne 1815, Penghormatan untuk Walter Lange; Menteri-Presiden Saxon Stanislaw Tillich memberikan penghargaan Order of Merit dari Republik Federal Jerman kepada Walter Lange; Order of Merit; Buku catatan Lange; Bersama Günter Blümlein di monumen FerdinandAdolph-Lange di Glashütte, 1994; Bersama para siswa pembuat jam di depan kantor Lange; Walter Lange bersama ayahnya, Rudolf dan saudarasaudaranya Ferdinand, Edeltraut, dan Sylvia
TIMELESS ELEGANCE
Setiap detail dalam pembuatan dial Rolex adalah mahakarya, menyatukan inovasi dan tradisi untuk menciptakan jam tangan yang melampaui sekadar fungsi
Penulis: Billy Saputra
Rolex selalu dikenal karena presisinya dalam menggabungkan keahlian tradisional dan teknologi modern, termasuk dalam pembuatan dial. Setiap dial jam dimulai sebagai kanvas logam kosong yang melalui serangkaian proses yang sangat teliti, mulai dari pemotongan, pembentukan, hingga dekorasi. Proses ini dilakukan di fasilitas khusus di Chêne-Bourg, Jenewa, Swiss, yang menjadi rumah bagi sekitar 500 spesialis dial Rolex. Mereka menggunakan gabungan teknik tradisional seperti enameling dan guillochage, bersama teknologi canggih seperti Physical Vapour Deposition (PVD) dan electroplating, menciptakan dial yang tidak hanya fungsional tetapi juga menjadi karya seni yang berharga
PROSES INI DILAKUKAN DI FASILITAS KHUSUS
DI CHÊNE-BOURG, JENEWA, SWISS, YANG
MENJADI RUMAH BAGI SEKITAR 500 SPESIALIS
DIAL ROLEX
Proses kreatif pembuatannya melibatkan sinergi antara desainer dan insinyur untuk menghasilkan inovasi yang unik dan estetis. Setiap dial mengalami lebih dari 60 tahapan proses sebelum siap dipasang pada jam tangan. Sebagai contoh, dial Rolex bisa melalui tahap seperti pelapisan emas untuk memberikan warna metalik atau lacquer untuk warna intens seperti biru, hijau, atau hitam. Dekorasi seperti sunray finishing—menghasilkan garis-garis halus yang memancar dari pusat dial—menambah kesan elegan. Tiap detail sangat diperhatikan, sehingga ketebalan dan kerapian garis pada dial menjadi standar yang harus terpenuhi
HALAMAN SAMPING
Tampilan dIal jam pernis hijau dengan angka Romawi yang didekonstruksi dan penanda jam indeks yang dipotong (Rolex Day-Date 40), dan dial jam pernis hitam (Rolex Air-King)
HALAMAN INI DARI ATAS
Dial jam lapisan mutiara putih, penanda jam bertatahkan berlian (Rolex Day-Date 36); Dial jam dengan motif yang dibuat menggunakan metode champlevé dengan enamel grand feu (Rolex Day-Date 36); Dial jam Rolex dapat dibuat dari bahan alami, termasuk aventurine hijau, mutiara, atau berlian (Rolex Day-Date 36)
COLLECTOR’S CORNER
MEREK JAM MEWAH INI KERAP MENGGUNAKAN
BATU ALAM SEPERTI AVENTURINE, TURQUOISE, DAN EISENKIESEL UNTUK MENCIPTAKAN DIAL
DENGAN TEKSTUR UNIK
Penggunaan material langka juga menjadi salah satu keunggulan Rolex. Merek jam mewah ini kerap menggunakan batu alam seperti aventurine, turquoise, dan eisenkiesel untuk menciptakan dial dengan tekstur unik. Selain itu, material seperti kulit kerang dan meteorit memberikan tampilan yang tidak bisa dihasilkan oleh bahan lain. Dial dari material ini tidak hanya eksklusif tetapi juga unik, karena pola yang dihasilkan oleh batu alam tersebut berbeda satu sama lain. Inilah yang membuat setiap jam tangan Rolex menjadi personal dan tidak tertandingi dalam hal estetika dan nilai
HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS
Hasil akhir sunray ditandai dengan garis-garis yang sangat halus yang memancar keluar dari bagian tengah permukaan dial; Menguji warna pernis yang tepat sesuai dengan sketsa yang dibuat oleh Departemen Desain; Memasang aplikasi tombol jam Rolex pada dial menggunakan tangan; Tiga model dial jam, ada yang terbuat dari batu hias: eisenkiesel (Rolex Day-Date 40), onyx (Rolex Day-Date 40) dan turquoise (Rolex Day-Date 36)
HALAMAN INI DARI KIRI
Oyster Perpetual GMT-Master II, Oyster Perpetual Day-Date 40 dengan dial slate ombré
Pada tahap akhir, setiap dial menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kualitas terbaik. Applique atau marker jam, seperti angka Romawi atau indeks, dipasang secara manual oleh tangan-tangan ahli dengan sangat hati-hati. Bahkan mahkota Rolex yang terletak pada posisi 12 jam dipasang menggunakan teknik khusus untuk memastikan presisi. Setiap elemen dial ini melalui uji ketahanan seperti drop test untuk memastikan semuanya tetap kokoh di tempatnya, meski digunakan dalam kondisi ekstrem. Dengan pendekatan ini, Rolex tidak hanya menciptakan jam tangan, tetapi juga mahakarya seni yang hidup di pergelangan tangan
Seni pembuatan dial jam ditampilkan dengan indah dalam jam tangan baru yang diluncurkan di Watches and Wonders tahun ini. Setiap bagian menggambarkan pengerjaan yang sangat teliti, menonjolkan teknik rumit dan perhatian terhadap detail yang digunakan untuk menciptakan pelat jam yang menakjubkan. Salah satu highlight adalah Oyster Perpetual GMT-Master II, kini hadir dalam versi Oystersteel dengan bezel Cerachrom berwarna abu-abu
dan hitam. Warna-warna ini menggambarkan pergantian siang dan malam, menciptakan kesan halus yang menghubungkan pengguna dengan dunia di sekitar mereka. Jam ini menampilkan dial hitam berlapis lacquer dengan tulisan “GMT-Master II” dalam warna hijau, yang berpadu indah dengan jarum 24 jam berwarna serupa. Tersedia dengan dua pilihan gelang jam, Oyster dan Jubilee, model ini tetap mengedepankan fungsionalitas dan keanggunan yang mendalam
Jam tangan Rolex di koleksi 2024 yang tak kalah menarik adalah Oyster Perpetual Day-Date yang hadir dalam dua versi mewah yang masing-masing menonjolkan kombinasi material dan warna yang indah. Versi pertama dalam emas Everose 18 karat memiliki dial ombré berwarna slate yang memberikan transisi warna dari terang ke gelap, menciptakan efek cahaya yang menawan. Versi kedua hadir dalam emas putih 18 karat dengan dial jam lapisan mutiara putih, menghasilkan pantulan warna yang indah dengan tekstur tak beraturan menyerupai awan. Day-Date dengan emas putih ini dilengkapi dengan berlian baguette pada indeks jam yang
COLLECTOR’S CORNER
PERPETUAL 1908 MEMBERIKAN KESAN KLASIK
NAMUN MODERN, DENGAN CASE PLATINUM
950 DAN DIAL BERWARNA ICE BLUE YANG SANGAT IKONIS. DIHIASI DENGAN MOTIF GUILLOCHÉ BERBENTUK BUTIRAN BERAS
menambah sentuhan kemewahan, menjadikannya mahakarya yang tak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu tetapi juga sebuah perhiasan
Sementara itu, Perpetual 1908 memberikan kesan klasik namun modern, dengan case platinum 950 dan dial berwarna ice blue yang sangat ikonis. Dihiasi dengan motif guilloché berbentuk butiran beras, jam ini memancarkan kilauan yang berbeda setiap kali terkena cahaya, menciptakan permainan refleksi yang menakjubkan. Kombinasi antara teknik dekorasi tradisional dan detail modern membuat jam tangan ini sangat istimewa, terutama dengan dial kecil yang menunjukkan detik di posisi jam 6 yang dikelilingi oleh desain rosette. Setiap aspek dari jam ini, mulai dari bezel beralur hingga ukiran guilloché, menegaskan bahwa ini bukan sekadar jam tangan, tetapi juga sebuah pernyataan persona penggunanya.
Bagi para pecinta laut dalam, Oyster Perpetual Rolex Deepsea kini hadir dengan case emas kuning 18 karat, memadukan material premium dengan teknologi tinggi. Jam ini dirancang untuk
menyelam di kedalaman laut, dilengkapi dengan cincin kompresi berbahan keramik biru dan sistem Ringlock untuk menahan tekanan ekstrem di dasar laut. Kombinasi material yang belum pernah terlihat sebelumnya, termasuk titanium RLX pada bagian belakang case dan katup pelepas helium, memastikan jam ini tidak hanya tangguh tetapi juga memikat dengan warna biru cerah yang kontras dengan emas kuning. Rolex Deepsea terbaru ini benarbenar membawa presensi cahaya ke kedalaman laut.
Rolex pun juga memperkenalkan dua versi baru dari
Cosmograph Daytona yang menonjol dengan kombinasi dial kulit kerang hitam dan putih, serta bezel berlian brilian-cut. Keduanya dilengkapi dengan gelang jam Oysterflex dan Oyster, menambah
sentuhan eksklusif. Sementara itu, Sky-Dweller hadir dalam emas Everose 18 karat dan emas kuning 18 karat dengan gelang jam Jubilee, menawarkan permainan refleksi cahaya yang memikat. Dengan begitu, setiap jam tangan Rolex yang diluncurkan di tahun 2024 menunjukkan bagaimana fungsi dan kemewahan dapat berjalan beriringan. Setiap model, dari GMT-Master II hingga Sky-Dweller, seluruhnya menggabungkan teknologi mutakhir dengan keindahan desain, menciptakan mahakarya yang melebihi ekspektasi. Entah ketika penggunanya tengah mencari petualangan di laut dalam, perjalanan global, atau sekadar menikmati momen dalam elegansi, Rolex telah membuktikan eksistensinya dalam menawarkan jam tangan yang melengkapi setiap aspek kehidupan.
Biver meluncurkan koleksi Automatique yang menawarkan kompleksitas jam namun dengan desain yang minimalis dan elegan
Pada tahun 2023, figur legenda hidup di dunia horology, Jean-Claude Biver beserta anaknya, Pierre Biver meluncurkan merek Biver dengan Carillon Tourbillon Minute Repeater, jam tangan kompleks yang mewujudkan visi inovatif mereka dalam pembuatan jam. Jam ini menggabungkan dua komplikasi masterpiece, menetapkan bahasa desain unik yang menyoroti komitmen merek terhadap seni dalam pembuatan sebuah jam tangan. Bab selanjutnya ditandai dengan peluncuran Biver Automatique, jam otomatis pertama mereka dengan tiga jarum yang dirancang untuk penggunaan sehari-hari. Jam ini menggabungkan pengaruh tradisional dengan estetika modern, serta membangun fondasi untuk jam tangan dari merek ini di masa depan. Meskipun tampak sederhana, jam ini menawarkan kompleksitasnya. Biver Automatique memiliki fungsi untuk jam, menit, dan detik, serta dilengkapi dengan mikro-rotor dua arah dan mekanisme pengaturan nol. Jam ini tersedia dalam versi platinum atau rose gold 18 karat, dengan diameter 39mm dan ketebalan 10mm, serta ukuran lug-to-lug 47,55mm dan lebar lug 19mm. Walau kecil kemungkinan penggunanya akan membawa jam ini ke kolam renang, jam ini kedap air hingga 80 meter.
Penulis:
Penulis: Yessar Rosendar
KEDUA MODEL INI MENAWARKAN INTERPRETASI BERBEDA DARI AUTOMATIQUE, MENGGABUNGKAN KEUNGGULAN TEKNIS DENGAN SENI VISUAL
“Jam tangan yang menunjukkan jam, menit, dan detik adalah bentuk paling penting dari karya seni kami. Menyingkirkan kompleksitas bagi inkarnasinya yang paling murni dan paling sederhana dapat berupa mahakarya tersendiri, yang ditemukan dalam kesempurnaan dan disiplin mutlaknya,” ungkap JeanClaude Biver. Biver Automatique memiliki desain minimalis dengan tiga jarum menunjukkan jam, menit, dan detik—tidak lebih, tidak kurang. Dial yang terbuat dari emas putih dan rose 18K terdapat dalam casing logam yang sesuai, menampilkan finishing yang diaplikasikan secara manual yang kompleks. Jam ini juga memiliki penanda emas 18K dan jarum dengan finishing anthracite untuk keterbacaan yang lebih baik, bersama dengan tanda “Biver” dan jalur rel emas di sekitar dial.
Di jantungnya terdapat Calibre JCB-003, yang dikembangkan bersama Dubois Depraz, dirancang untuk memberikan fondasi yang kokoh bagi model saat ini dan mendatang. Mesin jamnya mencakup sistem pemuntir otomatis dengan mikro-rotor emas 22K dan memungkinkan pemuntiran secara manual. Mekanisme pengaturan nol memastikan pengaturan waktu yang tepat. Mesin jam ini Beroperasi pada frekuensi 3,5 Hz (25.200 v.p.h.) dan memiliki cadangan daya sampai 65 jam.
Untuk yang ingin sesuatu yang lebih eksotis namun tetap tidak mencolok, Biver juga menawarkan varian Automatique Atelier Series Pietersite dengan dial yang terbuat dari batu yang unik. Dial batu merupakan bagian penting dari filosofi Biver untuk menghubungkan setiap jam tangan dengan keabadian. Untuk mencapai filosofi ini, Biver akan merilis sejumlah terbatas jam
tangan Automatique setiap tahun yang menampilkan dial batu, yang diberi nama Koleksi Atelier. Setiap jam unik ini mewakili esensi keahlian dari Biver. Batu-batu yang digunakan akan tersedia untuk waktu yang terbatas dan dalam jumlah kecil, memungkinkan Biver menceritakan berbagai kisah melalui berbagai batu dari waktu ke waktu.
Untuk meluncurkan koleksi Atelier, Biver memperkenalkan dua model Automatique dengan dial batu: satu dengan casing platinum yang dipadukan dengan obsidian hitam, dan yang lainnya dengan casing rose gold 18 karat yang dipadukan dengan Pietersite, batu biru gelap dengan corak putih dan oranye. Kedua model ini menawarkan interpretasi berbeda dari Automatique, menggabungkan keunggulan teknis dengan seni visual. Koleki jam Automatique memiliki pilihan tali jam kulit dengan gesper pin platinum atau rose gold, atau gelang jam lima baris khas Biver. Walaupun memiliki tampilan yang simpel, harga jam tangan terbaru ini tidaklah murah karena akan berkisar antara CHF 75.000 hingga CHF 121.000 atau setara dengan IDR 1.3 miliar sampai IDR 2.1 miliar, tergantung pada bahan dan pilihan tali jam.
HALAMAN SAMPING
Tampilan mewah dari Biver Automatique Atelier Series Pietersite dengan dial yang terbuat dari batu Pietersite, casing rose gold 18K dan mesin
Calibre JCB-003
HALAMAN INI DARI KIRI
Biver Automatique Atelier Series yang terbuat dari batu Obsidian dalam case platinum; Biver Automatique dari rose gold 18K dan jarum dengan finishing anthracite; Mesin Calibre JCB-003 terlihat pada bagian belakang case transparan; Pierre Biver, fotografer: Sebastien Agnetti
MASTERING TIMELESS LEGACY
Breitling mempersembahkan edisi terbatas 140th Anniversary yang eksklusif dengan tiga ikon terbaru dan inovasi mesin kaliber B19
MBreitling menorehkan sejarah dengan memperkenalkan koleksi edisi terbatas dari tiga model ikonisnya: Premier, Navitimer, dan Chronomat. Melalui ketiga seri ini, Breitling meluncurkan kaliber eksklusif terbarunya, B19—perpetual calendar chronograph perdana dari jenama legendaris ini. Jam tangan ini tak hanya dirancang dengan ketelitian tinggi, tetapi juga
menjanjikan performa luar biasa dengan cadangan daya 96 jam dan kemampuan presisi yang dapat bertahan hingga satu abad tanpa perlu diatur ulang. Dari meja desain hingga pergelangan tangan para kolektor, Breitling terus membuktikan keunggulannya dalam dunia horologi. Dalam koleksi ini, warisan dan evolusi teknologi berbaur sempurna yang diinfusi ke dalam sebuah karya yang memukau.
Kaliber B19 menjadi pusat perhatian dalam perayaan 140 tahun Breitling. Dikembangkan sepenuhnya di Breitling Chronometrie, mesin ini menghadirkan perpaduan inovatif antara chronograph dan perpetual calendar, dua fitur yang menjadi keahlian
Breitling selama bertahun-tahun. Dengan fitur full calendar dan moonphase, kaliber B19 secara otomatis menyesuaikan dengan tahun kabisat dan bulan yang memiliki jumlah hari berbeda, memastikan performa sempurna hingga hampir satu abad
tanpa intervensi besar. Selain itu, rotor emas 22 karat dengan ukiran Montbrillant Manufactory—bekas pabrik bersejarah
Penulis: Yessar
Rosendar
Penulis: Billy Saputra
DENGAN FITUR FULL CALENDAR DAN
MOONPHASE, KALIBER B19 SECARA OTOMATIS
MENYESUAIKAN DENGAN TAHUN KABISAT
DAN BULAN YANG MEMILIKI JUMLAH HARI
BERBEDA, MEMASTIKAN PERFORMA SEMPURNA
HINGGA HAMPIR SATU ABAD
Breitling—menambah sentuhan prestisius pada gerakan ini. Inilah pencapaian monumental dalam dunia horologi, di mana teknologi dan estetika berpadu untuk menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar alat penunjuk waktu. Ketiga model yang digunakan untuk menampilkan kehebatan kaliber B19 adalah ikon dalam sejarah Breitling. Pertama, Premier B19 Datora 42 yang diperkenalkan pada 1943 sebagai jam tangan elegan dengan fungsionalitas chronograph. Edisi terbatas ini hadir dengan material emas merah 18 karat, tali jam kulit buaya hitam, dan detail pushers berbentuk kotak yang khas. Kedua, Navitimer B19 Chronograph 43 merupakan penghormatan pada arloji penerbangan yang pertama kali dikembangkan untuk Aircraft Owners and Pilots Association (AOPA) di tahun 1952, dilengkapi dengan skala slide rule sirkuler yang kini tampil dalam emas merah yang mencolok. Terakhir, Super Chronomat B19 44, dengan desain maskulin dan tab rider pada penanda 15 menit, memberikan tampilan sporty dengan dial skeleton pertama di lini Chronomat. Ketiga jam ini adalah bukti keabadian dan semangat inovasi Breitling yang terus berdegup.
Masing-masing model tidak hanya menonjol dari sisi estetika, tetapi juga menawarkan performa mekanis yang luar biasa.
Premier hadir dengan diameter 42mm, sedangkan Navitimer dan Super Chronomat memiliki ukuran 43mm dan 44mm, masingmasing disesuaikan untuk menonjolkan kepribadian pemakainya. Material emas merah 18 karat yang digunakan di ketiga model ini menambah kesan mewah, sementara kristal safir pada kedua sisi jam memberikan perlindungan optimal sekaligus visibilitas maksimal terhadap mekanisme di dalamnya. Sertifikasi COSC pada kaliber B19 menegaskan keakuratan mesin, sementara fitur seperti Super-LumiNova® pada jarum dan penanda jam memastikan visibilitas yang optimal di segala kondisi pencahayaan. Perpaduan antara desain klasik dan teknologi mutakhir membuat jam tangan ini sempurna untuk para kolektor dan pecinta horologi. Breitling juga memberikan pengalaman istimewa dengan kemasan eksklusif berupa kotak kayu berlapis bahan suede, yang dapat menampung hingga tiga jam tangan sekaligus. Tak hanya itu, setiap pemilik jam tangan ini akan menerima edisi khusus dari buku Breitling: 140 Years in 140 Stories, yang dipersonalisasi dengan gambar model jam pilihan di sampulnya. Ini adalah pengingat akan perjalanan panjang dan pencapaian gemilang Breitling yang tertuang dalam narasi dan fotografi memikat.
HALAMAN SAMPING
Edisi Terbatas ulang tahun ke-140 Breitling dari tiga model andalannya— Premier, Navitimer, dan Chronomat; Mesin jam Caliber B19 yang revolusioner, yang menjanjikan presisi selama satu abad tanpa penyesuaian besar
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Detil dial jam Breitling Premier B19 Datora 42 140th Anniversary; Model mengenakan jam Breitling Super Chronomat B19 44 Perpetual Calendar 140th Anniversary; Setiap pemilik jam tangan akan menerima edisi khusus dari buku
Breitling: 140 Years in 140 Stories
WALKING THE MOON
Omega merayakan dan mengenang kembali 55 tahun pendaratan pertama manusia di bulan dalam koleksi ikoniknya
Merek jam mewah asal Swiss, Omega merayakan ulang tahun ke-55 Apollo 11 dengan mengajak kita untuk menyelami lebih dalam akan koleksi ikoniknya, Omega Moonwatch, perannya dalam sejarah luar angkasa, hingga warisan abadinya dalam pembuatan jam tangan. Tahun ini Omega merayakan 55 tahun mendaratnya manusia untuk pertama kali di bulan. Momen dimana para astronot dari Apollo 11 menapakkan kakinya di permukaan bulan merupakan sejarah yang mengubah dunia dan kemungkinan yang manusia bisa capai selamanya. Pada momen spesial ini, Omega Speedmaster Professional menjadi jam
pertama yang dikenakan di bulan, menjadikan momen ini sebagai warisan yang luar biasa bagi jam tangan yang sekarang telah menjadi sangat ikonis.
Untuk merayakan momen yang spesial ini, Omega mengenang kembali misi yang luar biasa, serta proses unik yang dilewati oleh “Moonwatch” agar dapat berhasil dikenakan astronot di permukaan bulan. Kisah ini dimulai pada tahun 1964, ketika Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berusaha untuk mencari sebuah jam tangan yang dapat diandalkan untuk
DARI SEKIAN BANYAK MEREK YANG
BERPARTISIPASI, OMEGA MERUPAKAN SALAH
SATU DI ANTARANYA YANG MENGIRIMKAN JAM
TANGANNYA UNTUK DIUJI SECARA BRUTAL
OLEH NASA
semua misinya ke luar angkasa yang disertai para astronot.
Deke Slayton, Direktur Operasi untuk Kru Penerbangan saat itu mengeluarkan permohonan kepada berbagai pembuat jam dari seluruh dunia untuk menawarkan jam chronograph terbaik yang mereka miliki.
Dari sekian banyak merek yang berpartisipasi, Omega merupakan salah satu di antaranya yang mengirimkan jam tangannya untuk diuji secara brutal oleh NASA. Berbagai pengujian ekstrim diberikan kepada semua jam chronograph yang dikirimkan, pengujian ini termasuk uji daya tahan terhadap panas, guncangan, getaran, dan kedap udara. Dari sekian banyak jam, hanya Speedmaster Professional dari Omega yang berhasil melewati semua ujian. Hasilnya, NASA memberikan sertifikasi “Layak Terbang” bagi Omega Speedmaster untuk digunakan di semua misi yang membawa astronot pada 1 Maret 1965. Semenjak momen itu, Omega menjadi satu-satunya pemasok jam tangan untuk program penerbangan manusia ke luar angkasa dari NASA. Jam tangan legendaris ini telah digunakan dan dipercaya untuk keseluruhan misi-misi Mercury, program Gemini, dan tentunya program Apollo yang terkenal karena bertujuan untuk mencapai bulan.
Penulis:Yessar
Dengan seluruh mata di dunia tertuju pada Apollo 11 pada tahun 1969, setiap teknologi dan perlengkapan yang digunakan harus dibuat secara benar dan sempurna, karena tidak ada ruang untuk kesalahan yang bisa berujung kepada petaka. Pencapaian ini membuat Omega berbangga untuk mengingat kembali bahwa jam tangan buatannya yang telah dipercaya secara penuh dari semua orang yang terlibat.
Pada momen itu, dua astronot yaitu Neil Amstrong dan Buzz Aldrin menjadi manusia pertama yang berjalan di permukaan bulan, pada jam 2:56 UTC pada tanggal 21 Juli 1969. Perjalanan mereka di permukaan bulan hanya berlangsung selama dua setengah jam, namun momen dan pencapaian ini telah meninggalkan jejak yang penting bagi sejarah eksplorasi luar angkasa. 55 tahun kemudian, Omega masih sangat berbangga telah berhasil mengukur waktu bagi salah satu momen terpenting bagi manusia, serta menjadi bagian sentral dari cerita perintis yang luar biasa. Sejarah yang penting ini juga telah menjadikan jam Omega Speedmaster Professional sebagai sebuah ikon dan buruan para penggemar jam tangan di seluruh dunia. Telah banyak versi dari Moonwatch yang dirilis oleh Omega sejak saat itu. Salah satu yang terbaru adalah Speedmaster Professional dalam dial jam berwarna putih yang dipernis, terinspirasi oleh eksplorasi ruang angkasa dan warisan sejarah yang telah didapatkan oleh jam ikonis ini.
HALAMAN SAMPING
Eagle alias Buzz Aldrin mendarat di bulan pada tahun 1969, di pergelangan tangannya terdapat Omega Speedmaster yang ikonik (Foto: milik NASA/Omega); Jam tangan Omega Moonwatch tahun 1965
HALAMAN INI DARI KIRI
Sertifikat Omega Speedmaster dari tahun 1965; Astronot Apollo 1, Buzz Aldrin (Foto-foto: milik NASA/Omega)
DYNAMIC DUO
Jaeger-LeCoultre Reverso dengan sempurna mewakili perpaduan antara Nicholas Saputra dan karakter yang diperankannya
Berbagi nilai-nilai yang diusung oleh Jaeger-LeCoultre, seperti keindahan, keanggunan dan dedikasi terhadap kualitas, Nicholas Saputra sangat cocok mengenakan Jaeger-LeCoultre Classic Reverso Monoface Small Seconds yang ikonik. Sang aktor, aktivis, model, dan produser Indonesia ini terlihat mengenakan jam tangan Jaeger-LeCoultre itu untuk penampilannya di film The Architecture of Love. Nicholas Saputra adalah salah satu figur publik yang dikenal memiliki selera tinggi dalam hal gaya dan estetika. Ia tidak hanya dikenal karena bakat aktingnya, melainkan juga karena kecintaannya terhadap seni, budaya, dan barang-barang berkualitas tinggi. JaegerLeCoultre Reverso dengan sempurna menangkap perpaduan antara Nicholas dan karakter yang diperankannya, seperti bagaimana merek jam tangan mewah asal Swiss ini memadukan dualitas teknis dan estetika dalam pembuatan jam tangan. Dengan gerakan casing jam yang dapat dibalik, jam tangan ini menyingkap dial tersembunyi, membuatnya sangat mudah beradaptasi baik untuk siang maupun malam.
DARI KIRI ATAS
Nicholas Saputra tampil casual dengan Jaeger-LeCoultre Classic Reverso Monoface Small Seconds, saat pemutaran perdana film terbarunya. Fotofoto Nicholas Saputra: Time International; Casing belakang Reverso dapat dipersonalisasi dan diberi ukiran pribadi; Casing jam Reverso dapat dibalik, menyingkap dial tersembunyi
@Foto-foto: Time International
BREITLING POP-UP MUSEUM
Breitling merayakan ulang tahunnya yang ke-140 dengan membuka museum pop-up pertamanya di pusat kota Zurich
Sebagai merek jam tangan mewah yang inovatif dan berpengaruh secara global, pembuat jam tangan Swiss, Breitling merayakan ulang tahunnya yang ke-140 dengan membuka museum pop-up pertamanya di pusat kota Zurich. Kami dari Collector’s Guide-WATCHES Indonesia turut diundang untuk hadir dan menyaksikan langsung acara pembukaan museum popup yang sangat menarik dan interaktif ini.
Museum yang diberi nama Breitling Then & Now ini terletak di jantung kota di Rennweg 14–16, di ujung jalan dari butiknya di Bahnhofstrasse 70. Museum pop-up interaktif ini berfokus pada sejarah Breitling yang cukup panjang saat merek ini merayakan 140 tahun pertama. Di antara tamu VIP yang hadir pada pembukaan resmi di Zurich pada tanggal 28 Agustus lalu turut hadir Duta merek lama, penjelajah Swiss, dan pendukung iklim Bertrand Piccard dan Gregory Breitling, putra Willy Breitling, anggota
TERSEDIA BANYAK BAHAN ARSIP UNTUK
PENDEKATAN BERLAPIS-LAPIS YANG BERSIFAT
EDUKATIF SEKALIGUS MENGASYIKKAN
terakhir keluarga Breitling yang memimpin perusahaan ini. CEO Breitling, Georges Kern berujar, “Museum pop-up ini merupakan sekilas pandang di balik tirai koleksi Breitling yang terinspirasi dari warisan. Gaya modern-retro kami tidak akan mungkin terwujud tanpa fondasi dari 140 tahun pertama yang menjadi pionir.”
Kami pun diajak masuk untuk melihat dan merasakan langsung pengalaman menjelajahi beragam ruang dengan jam tangan hingga pernak-pernik bersejarah yang mencakup 88 jam tangan antik, simulator penerbangan, Chronometrie mini internal, dan sekumpulan fakta, memorabilia, serta foto dari masa lalu Breitling yang gemilang dan inovatif. Pameran difokuskan pada para perintis yang menjadikan Breitling sebagai kekuatan dalam pembuatan jam tangan Swiss seperti sekarang, serta tiga “dunia” Breitling, yaitu udara, darat, dan laut. Museum pop-up pertama Breitling yang terinspirasi dari warisan budaya ini dibuka untuk umum secara gratis untuk waktu terbatas. Pengunjung
dapat meminta tiket dengan datang langsung atau memilih slot waktu secara online untuk memesan kunjungan terlebih dahulu. Selain itu, Breitling Café di lantai dasar menyajikan kopi hingga koktail khas Breitling dan piring-piring kecil. Kafe ini akan dibuka untuk semua pengunjung dengan tiket untuk tanggal berapa pun selama berlangsungnya museum pop-up di Rennweg 14–16 di Distrik 1 Zurich.
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Pengguntingan pita menandai pembukaan Breitling Pop-Up Museum; Breitling Then & Now Pop-Up Museum berlokasi di Rennweg 14/16, Zürich
HALAMAN INI
Museum interaktif ini menawarkan pengalaman imersif yang tersebar di tiga lantai, mewakili tiga “dunia” Breitling, yaitu udara, darat, dan laut. Pengunjung dapat melihat koleksi langka dari 88 jam tangan antik yang memamerkan inovasi perintis Breitling dan eksplorasi selama lebih dari 140 tahun, lorong waktu, simulator penerbangan, Chronometrie mini internal, memorabilia, dan masih banyak lagi
Selain dibukanya museum interaktif ini, Buku peringatan khusus Breitling: 140 Years in 140 Stories juga dirilis oleh Rizzoli dan dijual di toko suvenir mulai 29 Agustus, bersama dengan perlengkapan dan aksesoris bermerek Breitling. Melalui pilihan cerita yang unik dan sering kali tak terungkap, Breitling membawa pengunjung kembali ke masa-masa awal berdirinya merek tersebut di Saint-Imier pada tahun 1884, sebelum Leon Breitling memindahkan perusahaan tersebut ke kota asalnya, La Chaux-deFonds, jantung industri pembuatan jam tangan Swiss. Pengunjung diajak untuk menemukan tonggak sejarah utama Breitling dengan perjalanan melalui Terowongan Waktu Breitling sebelum menyelami lebih dalam tiga “alam semesta” merek tersebut, yaitu udara, darat, dan laut. Mini Chronometrie internal memungkinkan pengunjung menjelajahi seluk-beluk pembuatan mesin jam
Breitling dengan dukungan teknologi interaktif canggih, sementara simulator penerbangan di lokasi membawa merek tersebut ke masa kini dengan berbagai aktivitas yang ramah keluarga.
Sebagai merek jam tangan pertama yang mematenkan dualpusher chronograph, mengirim jam tangan Swiss ke luar angkasa, dan menambahkan suar darurat ganda internasional ke jam tangan, tersedia banyak bahan arsip untuk pendekatan berlapislapis yang bersifat edukatif sekaligus mengasyikkan. Koleksi 88 jam tangan antik langka yang memamerkan inovasi perintis Breitling dan eksplorasi yang menginspirasi selama 140 tahun menjadi fokus utama museum pop-up ini. Foto-foto para selebritas yang telah mengenakan jam tangan Breitling termasuk musisi jazz hebat Miles Davis, aktor Raquel Welch, dan musisi Prancis Serge
PAMERAN DIFOKUSKAN PADA PARA PERINTIS
YANG MENJADIKAN BREITLING SEBAGAI
KEKUATAN DALAM PEMBUATAN JAM TANGAN
SWISS SEPERTI SEKARANG
Gainsbourg menghiasi dinding. Duta merek saat ini termasuk bintang basket Giannis Antetokounmpo, penyerang Manchester City Erling Haaland, juara World Surf League Kelly Slater dan Sally Fitzgibbons, serta aktor dan produser pemenang Oscar Charlize Theron juga termasuk dalam barisan publik figur yang mengenakan jam tangan ini.
Di bagian lain dari ruangan museum yang terdiri dari dua tingkat ini menampilkan tonggak sejarah yang dirayakan, termasuk jam tangan Swiss pertama di luar angkasa yang dikenakan oleh astronot Mercury 7 NASA Scott Carpenter pada tahun 1962, dan jam tangan yang menyertai penerbangan balon udara nonstop pertama yang diselesaikan oleh Bertrand Piccard dan Brian Jones pada tahun 1999. Breitling menemukan kronograf selam pertama, SuperOcean Ref. 807, dan menjadi yang pertama memasang suar darurat internasional di jam tangan, yang disebut “Emergency”. Jika Anda pengagum Breitling yang berpengalaman, atau sekedar
ingin mencari cara unik untuk menghabiskan sore, Anda tidak akan melupakan sejarah Breitling yang hanya terjadi sekali seumur hidup ini. Jam kunjungan: Selasa - Jumat dari pukul 10 pagi sampai 7 malam, dan Sabtu dan Minggu dari pukul 10 pagi sampai 6 sore. Then & Now tutup pada hari Senin. Untuk keterangan lebih lanjut dan untuk mendaftar untuk mengunjungi museum pop-up, silakan kunjungi: breitling.com/zz-zz/140-years/pop-up-museum.
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Tamu undangan terpilih dan media menyaksikan pembukaan museum; Sambutan CEO Breitling, Georges Kern; Penjelajah dan Duta merek Breitling, Bertrand Piccard, orang pertama yang menyelesaikan penerbangan balon udara non-stop mengelilingi dunia dengan balon Breitling Orbiter 3 turut hadir di acara pembukaan dan menjajal beberapa fasilitas; Politisi Swiss Jurg Sulser turut mencoba fasilitas di museum; Jurg Sulser dan Natalie Rickli di ruang simulasi; Simulator penerbangan
HALAMAN INI DARI ATAS (KI-KA)
Fred Mandelbaum dan Georges Kern; Fredy Gantner dan Georges Kern; Franjo von Allmen; Georges Kern dan Jurg Sulser; Luisianna Breitling dan Gregory Breitling; Vrony dan Max Cotting-Julen; Nino Niederreiter; Jurg Sulser, Natalie Rickli, Georges Kern dan Tiana Moser; Para atlet triatlon Swiss, Ronnie Schildknecht dan Jan van Berkel; Duta Breitling dan koki
Rene Schudel; Bertrand Piccard, Georges Kern dan Thomas Matter bersama anggota tim aerobatik Swiss Patrouille Suisse; Wakil Presiden Fondation
Haute Horlogerie (FHH), Aurélie Streit
RED CARPET CHOICE
Barry Keoghan telah mendominasi liputan karpet merah selama dua
tahun terakhir, dengan pakaiannya yang mencuri perhatian publik, termasuk pilihan jam tangannya
Masih ingat penampilannya di Met Gala beberapa bulan lalu? Barry Keoghan tampil stylish dengan jam saku
Omega Lépine “Sideros” Art Deco langka tahun 1930an, Omega De Ville Prestige dalam emas kuning, dan Omega Seamaster Aqua Terra dalam Sedna Gold dan berlian. Para pengamat jam tangan dan fans Barry juga mengetahui pilihannya, dimana Barry terkenal dengan gayanya yang ekspresif dan sering kali terlihat mengenakan jam tangan Omega. Kini ia telah resmi menjadi ‘New Friend of the Brand’ dan untuk merayakan kolaborasi resmi mereka, Omega meluncurkan dua varian terbaru dari lini Speedmaster. Sang aktor mengenakan Speedmaster Moonwatch, yang dikenal sebagai kronograf paling terkenal di Bumi dan di luar angkasa, berkat peran jam tangan ini sebagai pelopor dalam setiap pendaratan di bulan sepanjang sejarah.
Versi Bi-Colour yang baru ini memadukan dua material yang memukau dalam satu desain yang unik, termasuk baja tahan karat dan 18K Moonshine™ Gold, yang merupakan paduan logam emas kuning tahan lama milik Omega. Dial jam berwarna keperakan mengilap dibingkai oleh bezel keramik hitam, yang menampilkan skala takometer ikonik dalam Omega Ceragold™, sementara subdial yang kontras juga dihadirkan dalam galvanic 18K Moonshine™ Gold. Dilengkapi gelang jam dengan kaitan yang dipoles dan disikat, serta sistem penyesuaian pelepas kenyamanan
yang dipatenkan Omega, sementara di bagian dalam, jam tangan ini didukung oleh mesin jam Co-Axial Master Chronometer Calibre 3861 yang luar biasa. Model dua warna ini dikenakan oleh Barry Keoghan, dan satu lagi dalam baja tahan karat dan Emas Sedna™ 18K, yang kini sudah tersedia di butik-butik Omega, masih penasaran? Silakan kunjungi Omega Boutique di Plaza Indonesia, Level 1, Shop Unit 184, T. +62 21 2992 3723, Happy shopping!
HALAMAN INI DARI KIRI
Omega Speedmaster Professional Moonwatch dari baja tahan karat dan and Sedna pink gold 18K; Versi dari baja tahan karat dan emas kuning Moonshine™ Gold 18K; Barry Keoghan
UNDER THE MORNING SUN
Grand Seiko kembali merilis beberapa mahakarya terbarunya yang sangat eksklusif dan terinspirasi dari indahnya pegunungan dan aliran sungai di Jepang
Alam selalu menjadi salah satu inspirasi utama Grand Seiko dalam menciptakan berbagai jam tangan mewahnya. Demi merayakan 20 tahun mesin jam Caliber 9R Spring Drive, Grand Seiko menghadirkan koleksi terbarunya, SBGA499 yang menampilkan dial indah yang terinspirasi oleh pegunungan Hotaka. Jam tangan dengan dial merah membara ini diciptakan untuk merayakan dua dekade kehadiran mesin jam Caliber 9R Spring Drive. Masih dari lini Grand Seiko Elegance 20th Anniversary Limited Edition, hadir koleksi Karasawa SBGY035 yang juga mengusung mesin jam Caliber 9R Spring Drive. September ini,
para kolektor dan penggemar jam tangan mewah asal Jepang ini juga dimanjakan dengan rilis terbaru dari lini SLGA025 yang tidak kalah menarik dengan dial biru kehijauannya yang terinspirasi dari sungai di lembah Atera di Jepang.
Koleksi pertama, Grand Seiko SBGA499 dengan dial merahnya sangat cocok bagi kolektor jam yang ingin menarik perhatian dalam cara yang cukup elegan. Dial jam ini berwarna merah karena terinspirasi dari indahnya pegunungan Hotaka di Jepang. Motif indah pada dial jamnya menggambarkan keharmonisan
pegunungan Hotaka yang memerah saat matahari terbit dan terbenam, serta transformasi semarak dedaunan musim gugur dalam cahaya pagi. Gunung Hotaka adalah gunung yang menjulang megah di wilayah Shinshu di Jepang tengah, tempat kelahiran Grand Seiko dengan mesin Spring Drive.
SBGA499 menampilkan dial yang indah di dalam casing jam stainless steel berukuran 40.2mm, ukuran yang cukup fleksibel untuk berbagai ukuran pergelangan tangan. Jam ini juga hanya setebal 12.8mm yang membuatnya lebih terlihat minimalis dan elegan. Lapisan kaca safirnya mampu menahan pantulan sehingga mudah terbaca di berbagai sudut pencahayaan. Casing jamnya kedap air sampai 10 bar dan menahan medan magnet
MOTIF INDAH PADA DIAL JAMNYA MENGGAMBARKAN KEHARMONISAN
PEGUNUNGAN HOTAKA YANG MEMERAH SAAT
MATAHARI TERBIT DAN TERBENAM, SERTA TRANSFORMASI SEMARAK DEDAUNAN MUSIM
GUGUR DALAM CAHAYA PAGI
sampai 4.800 A/m. Jam tangan ini menjadi lebih spesial karena dibuat untuk merayakan dua dekade kehadiran msin jam 9R yang merupakan evolusi dari konsep Spring Drive yang diciptakan Grand Seiko pada tahun 70an. Konsep mesin Spring Drive didesain untuk menciptakan jam tangan yang ideal dengan menggabungkan tenaga dari mainspring dengan teknologi pembuatan jam elektronik. Hasilnya adalah mesin jam dengan tingkat akurasi yang tidak dapat ditandingi oleh jam tangan mekanikal konvensional lainnya. Jam SBGA499 akan dibuat terbatas sejumlah 1.300 buah saja dan diperkuat oleh Caliber 9R65, mesin jam pertama di keluarga 9R yang legendaris. Caliber 9R65 merupakan mesin jam otomatis dengan 30 jewels yang memiliki tingkat akurasi sampai kurang lebih 15 detik per bulannya (kira-kira satu detik per hari) dengan cadangan daya sampai 72 jam.
HALAMAN SAMPING
Grand Seiko Elegance 20th Anniversary Limited Edition SBGA499 yang ramping dan elegan
HALAMAN INI
Dial jam SBGA499 ini berwarna merah cerah menangkap pemandangan pegunungan Hotaka dan dedaunan musim gugur yang cemerlang bermandikan sinar matahari pagi keemasan; Tulisan ‘Limited Edition’ dan nomor seri terukir di bagian belakang casing
Penulis: Yessar
COLLECTOR’S CORNER
Koleksi kedua yang terinspirasi oleh pegunungan Hotaka dan merupakan Grand Seiko yang tipis dan elegan dalam tema warna musim gugur adalah Karasawa SBGY035 yang mempertahankan desain lengkung dengan permukaan polesan Zaratsu dan sisisisi berlapis satin. Casing jamnya yang halus dilapisi oleh kristal safir lengkung ganda dan proporsinya sangat menawan, dengan diameter 38,5mm dan ketebalan sekitar 10mm. Untuk edisi terbatas Karasawa ini, dial jamnya menangkap momen matahari terbit di Karasawa, dikelilingi oleh puncak Hotaka yang terkenal sebagai salah satu tempat paling menakjubkan di Jepang untuk
TEKSTUR YANG TERGORES SECARA ACAK
DISAJIKAN DENGAN WARNA MERAH
KECOKELATAN YANG KAYA DAN DALAM
DENGAN EFEK GRADASI YANG HALUS
menikmati dedaunan musim gugur. Tekstur yang tergores secara acak disajikan dengan warna merah kecokelatan yang kaya dan dalam dengan efek gradasi yang halus. Memperkuat nuansa musim gugur, jarum detik dan logo GS berwarna emas. Dress watch yang elegan ini dilengkapi dengan tali jam kulit buaya dengan gesper lipat yang senada dengan dial
September ini, Grand Seiko juga memperkenalkan SLGA025 yang tidak kalah menarik. Jam tangan terbaru ini menarik perhatian lewat dial yang berwarna biru kehijauan yang terinspirasi dari tenangnya aliran sungai Atera. Sungai Atera terletak di prefektur Nagano, tempat produksi jam tangan Spring Drive, area
bagi sejumlah gunung yang tingginya lebih dari 3.000 meter. Banyaknya sungai yang mengalir dari pegunungan ini selama bertahun-tahun, telah menciptakan lingkungan alami yang subur.
Sungai Atera membentuk jurang dalam yang disebut Lembah Atera, yang terkenal dengan keindahannya yang menakjubkan.
HALAMAN SAMPING
Koleksi Edisi Terbatas yang juga terinspirasi dari pegunungan Hotaka adalah Karasawa SBGY035, dengan gradasi pada dial mencerminkan momen ketika
matahari mulai terbit; Koleksi ini ditenagai mesin Spring Drive Caliber 9R31 berpemuntir manual
HALAMAN INI
Atera Valley di Shinshu menginspirasi penambahan terbaru pada koleksi Evolution 9 - SLGA025 Spring Drive yang eksklusif ini
DIAL ATERA BLUE INI MEMILIKI POLA YANG
MENCERMINKAN ALIRAN SUNGAI, DENGAN
WARNA YANG SECARA PERLAHAN BERTRANSISI
DARI WARNA HIJAU ZAMRUD CERAH KE WARNA
HIJAU SEPERTI HUTAN YANG LEBAT
Jam tangan terbaru ini mengambil motifnya dari air sungai Atera yang jernih berwarna hijau zamrud. Dial Atera Blue ini memiliki pola yang mencerminkan aliran sungai, dengan warna yang secara perlahan bertransisi dari warna hijau zamrud cerah ke warna hijau seperti hutan yang lebat. Motif dial ini juga adalah pertama kalinya hadir dengan warna gradasi mencolok yang digunakan dalam koleksi yang bukan edisi terbatas sejak tahun 1989, menambahkan sentuhan makna sejarah pada jam tangan terbaru ini. Jam SBGA499 memiliki keunggulan lain karena menggunakan bahan titanium yang lebih ringan jika dibandingkan dengan stainless steel. Jam ini mudah dipasangkan dengan berbagai ukuran pergelangan tangan karena memiliki diameter 40mm dan hanya setebal 11.8mm. Casing jam ini juga seperti kebanyakan jam Grand Seiko yang lain, kedap air sampai 10 bar dan tahan magnet sampai 4.800 A/m. Selain casing jamnya, jam tangan terbaru ini juga menggunakan gelang jam dalam bahan titanium dan memiliki gesper lipat tiga dengan tombol pelepas yang bisa ditekan.
SBGA499 diperkuat oleh mesin Caliber 9RA2 yang merupakan evolusi signifikan jika dibandingkan dengan Caliber 9R65. Mesin jam ini memiliki tingkat akurasi +/-10 detik per bulan (+/-0,5 detik per hari). Mesin ini mempunyai cadangan daya yang jauh lebih lama dibandingkan 9R65, dengan cadangan daya sampai lima hari (sekitar 120 jam), dibandingkan tiga hari yang biasa ada di model Spring Drive Grand Seiko lainnya. Jam tangan ini sudah tersedia di Grand Seiko Boutique di Marina Bay Sands, Singapura dan semua peritel resmi mulai September 2024.
HALAMAN SAMPING
Dial yang berwarna biru kehijauan dari Grand Seiko SLGA025 ini terinspirasi dari tenangnya aliran sungai Atera yang terletak di prefektur Nagano, tempat produksi jam tangan Spring Drive
HALAMAN INI
Jam tangan yang terbuat dari Titanium dengan intensitas tinggi ini berdiameter 40.0mm dan memiliki motif dial unik
BOUNDLESS PRECISION
TAG Heuer Carrera Extreme Sport hadir dengan teknologi inovatif dan desain memukau yang menggabungkan performa dan gaya
Penulis: Billy Saputra
HALAMAN SAMPING
TAG Heuer Carrera Chronograph Extreme Sport dengan tali jam karet warna oranye
HALAMAN INI DARI ATAS
Aktor Hollywood, filantropis, pebalap mobil yang ulung dan Duta TAG Heuer, Patrick Dempsey terlihat mengenakan jam tangan TAG Heuer Carrera Chronograph Extreme Sport; Dua pilihan terbaru dari lini TAG Heuer Carrera, yaitu Tourbillon Extreme Sport dan Carrera Chronograph
TERINSPIRASI DARI BALAP LEGENDARIS
CARRERA PANAMERICANA, JAM INI
BUKAN SEKADAR ALAT PENUNJUK WAKTU, MELAINKAN SIMBOL KEBERANIAN DAN PROGRES DARI SEGI TEKNIK CIPTA
Dalam lanskap horologi modern, inovasi selalu menjadi penentu keunggulan. TAG Heuer sekali lagi menegaskan posisinya dengan menghadirkan koleksi Tourbillon Extreme Sport dan Carrera Chronograph. Terinspirasi dari balap legendaris Carrera Panamericana, jam ini bukan sekadar alat penunjuk waktu, melainkan simbol keberanian dan progres dari segi teknik cipta. Dengan perpaduan material seperti titanium, keramik, dan karbon yang ditempa, desain Skeleton dial (jam tangan dengan dial transparan) memancarkan kemewahan dalam balutan keindahan teknis. Diciptakan bagi mereka yang menguasai jalur cepat, terutama profesional yang menghargai presisi dan estetika tanpa kompromi. Dalam perjalanan ini, akan dikupas kompetensi dari jam tangan luar biasa ini, termasuk rahasia dibalik teknologi tourbillon dan kecanggihan mesin jam chronograph yang dihadirkan.
COLLECTOR’S CORNER
INI DARI ATAS
Sebagian mesin jam kaliber TH20-00 terlihat dibalik skeleton dial TAG Heuer Carrera
Chronograph Extreme Sport; Detil dial skeleton pada jam TAG Heuer Carrera Chronograph Extreme Sport; Lapisan cakram tanggal versi open-worked mengikuti bentuk mesin jam di dalamnya, mencerminkan DNA mobil balap
HALAMAN SAMJPING DARI ATAS
Duta TAG Heuer dari Asia, Liu Haoran terlihat mengenakan jam tangan TAG Heuer Carrera Chronograph Extreme Sport; TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon Extreme Sport
HALAMAN
DITENAGAI KALIBER TH20-09 IN-HOUSE, MEKANISME TOURBILLON INI MEMILIKI
FITUR VERTICAL CLUTCH DAN COLUMN
WHEEL, MENCIPTAKAN GERAKAN YANG
HALUS DAN PRESISI
Sebagai mahakarya dari koleksi ini, dua seri Tourbillon Extreme Sport adalah perwujudan keanggunan horologi dan performa ekstrem. Diameter 44mm memberikan keseimbangan sempurna antara teknisitas dan daya tarik visual. Seri pertama tampil gagah dengan bezel karbon yang ditempa, memancarkan energi maskulin yang kuat dan kokoh. Sementara itu, versi rose gold 18K mempersembahkan kilau kemewahan nan elegan, menciptakan perpaduan sempurna antara keindahan visual dan performa teknis. Skeleton dial memungkinkan penggemar menikmati mekanisme tourbillon dalam detail yang mengagumkan—setiap pergerakan mesin menjadi sebuah tarian yang memikat mata. Dengan setiap detak, pemiliknya dapat merasakan keanggunan seni yang berpadu dengan presisi teknik, sempurna untuk mereka yang menginginkan jam tangan berkelas dengan cita rasa tinggi.
Tidak hanya menawan secara visual, dua tourbillon dalam koleksi ini menawarkan performa teknis luar biasa. Ditenagai kaliber TH20-09 in-house, mekanisme tourbillon ini memiliki
SETIAP ASPEK JAM INI MENUNJUKKAN
PERHATIAN TERHADAP DETAIL DAN DEDIKASI
TAG HEUER DALAM MENGHASILKAN JAM
TANGAN YANG TIDAK HANYA MEMUKAU
SECARA ESTETIS, NAMUN JUGA UNGGUL
DALAM PERFORMA
fitur vertical clutch dan column wheel, menciptakan gerakan yang halus dan presisi. Dengan cadangan daya hingga 65 jam, sistem rewinding otomatis memastikan jam ini terus berjalan bahkan dalam kondisi terberat. Detail pada dial memamerkan lapisan mekanik dalam yang dirancang dengan sempurna, memungkinkan pemilik untuk menyaksikan keindahan teknis dalam setiap detik. Lapisan interior terbuka yang dirancang kompleks ini memberikan pengalaman visual yang sangat menarik, memperlihatkan seni mikromekanis yang menggabungkan inovasi teknik canggih dan estetika mewah, menambah kesan luar biasa di setiap pengamatan.
Mengiringi gemerlap tourbillon, TAG Heuer memperkenalkan empat varian chronograph yang tak kalah menawan. Setiap model hadir dengan keunikan tersendiri, baik dalam permainan warna maupun material yang digunakan. Titanium dan keramik mendominasi dengan kekuatannya yang tangguh, sementara warna-warna seperti oranye yang berani dan biru yang
menenangkan memberikan kesan dinamis. Terdapat juga pilihan serba hitam yang membawa nuansa misterius dan tegas, serta kombinasi emas dan titanium yang menambah kesan berkelas dan eksklusif. Perpaduan antara material canggih dan desain yang dinamis menjadikan setiap model mampu mengimbangi aktivitas intens, tanpa melupakan sisi elegan. Jam ini dirancang bagi mereka yang tak hanya menghargai fungsionalitas, tetapi juga estetika dalam tiap penampilan.
Empat varian chronograph mengusung kaliber TH20-00 yang mengesankan. Selain fungsi dasar seperti tanggal dan detik, jam ini memiliki cadangan daya hingga 80 jam, memberikan kenyamanan lebih lama tanpa perlu mengatur ulang jam tangan dalam waktu singkat. Setiap model menampilkan desain ergonomis dengan diameter dan ketebalan yang telah disempurnakan untuk kenyamanan optimal di pergelangan tangan. Material seperti titanium dan keramik membuatnya tangguh dan tahan lama, sementara lapisan Super-LumiNova® memberikan visibilitas sempurna di segala kondisi. Setiap aspek jam ini menunjukkan perhatian terhadap detail dan dedikasi TAG Heuer dalam menghasilkan jam tangan yang tidak hanya memukau secara estetis, namun juga unggul dalam performa. Dengan sentuhan teknologi tinggi, jam ini siap mendampingi aktivitas sehari-hari maupun petualangan paling ekstrem sekalipun.
TAG Heuer membuktikan inovasi kreasi dengan memperkenalkan material premium seperti titanium, keramik, dan karbon yang ditempa. Elemen ini memberikan keseimbangan sempurna antara kekuatan, ketahanan, dan estetika yang menawan. Skeleton dial baru menawarkan kemudahan membaca waktu tanpa mengorbankan keindahan, mengundang para pecinta jam untuk menyelami detail mekanis di dalam dapur pacunya. Teknologi Super-LumiNova® memastikan visibilitas maksimal, bahkan dalam kondisi cahaya rendah, membuatnya sempurna bagi penggemar aktivitas ekstrem yang mengutamakan performa tinggi. Desain dial yang terbuka ini juga menjadi simbol dari perpaduan antara teknologi modern dan seni horologi, menjadikan jam ini lebih dari sekadar alat penunjuk waktu—melainkan sebuah pernyataan gaya hidup yang visioner.
Selain itu, desain tali jam karet terintegrasi yang diadaptasi dari sistem ventilasi mobil balap memberikan kesan sporty namun tetap luwes, memastikan kenyamanan saat digunakan dalam berbagai aktivitas. In-house kaliber TH20-00 dan TH20-09 menegaskan keunggulan teknis TAG Heuer, memberikan cadangan daya yang memadai untuk aktivitas apa pun dan segala jenis petualangan. Dengan garansi lima tahun, koleksi ini memastikan bahwa performa tidak akan pernah berkurang dan kualitas tetap terjaga. Bagi mereka yang mencintai kecepatan dan gaya, koleksi ini lebih dari sekadar aksesoris—jam tangan ini adalah pernyataan gaya hidup yang penuh semangat. Siapkah Anda merasakan sensasi tersebut di tiap detiknya?
HALAMAN SAMJPING DARI KIRI
TAG Heuer membuktikan inovasi dengan material premium seperti titanium, keramik, dan karbon yang ditempa; Teknologi Super-LumiNova® memastikan visibilitas maksimal, bahkan dalam kondisi cahaya rendah; Dua model terbaru dari TAG Heuer Carrera Extreme Sport, yaitu Tourbillon Extreme Sport dan Carrera Chronograph
HALAMAN INI
Tampilan mewah dan tangguh dari koleksi TAG Heuer Carrera Chronograph Tourbillon Extreme Sport dari bahan rose gold 18K 5N, dilengkapi desain tali jam karet terintegrasi yang diadaptasi dari sistem ventilasi mobil balap, dan mesin jam in-house kaliber TH20-09, ditawarkan senilai CHF 32,000 (sekitar IDR 576 juta)
THE OCEAN STAR, WITH THE STAR
Duta merek Mido, Kim Soo Hyun tampil secara khusus untuk memperkenalkan Ocean Star 39 terbaru sekaligus merayakan ulang tahun Mido Ocean Star ke-80 di Seoul
PERAYAAN ULANG TAHUN KE-80 SERI MIDO
OCEAN STAR DAN PELUNCURAN OCEAN STAR 39 YANG MEMUKAU DI L’ESPACE ETNAH SEOUL
Bagaimana sebuah merek jam tangan ternama yang telah berusia lebih dari 1 abad menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi dalam produk-produknya sehingga tetap relevan hingga saat ini? Mido yang didirikan oleh Georges Schaeren di Swiss pada tahun 1918 ini menjawab tantangan tersebut dengan keunggulan dalam hal inovasi sebagai kunci suksesnya. Demikian jelas CEO Mido, Franz Linder saat menyambut para tamu VIP dan media dari berbagai negara di Asia di acara perayaan ulang tahun ke-80 seri Mido Ocean Star dan peluncuran Ocean Star 39 yang memukau di L’espace Etnah Seoul, Korea Selatan pada akhir Juli lalu.
Acara yang dihadiri pers dan tamu dari seluruh Asia ini disambut langsung oleh aktor Korea Selatan dan Duta merek Mido sejak tahun 2021, Kim Soo Hyun, yang mendampingi kami untuk menjelajahi tempat yang menakjubkan dan menemukan alam bawah laut Ocean Star dan hamparan pasir pantai dengan Ocean Star 39 terbarunya. Dalam kampanye Mido yang menampilkan Kim Soo Hyun, nilai-nilai yang diusung adalah ketepatan waktu, keandalan, dan desain yang elegan, semua kualitas yang sejalan dengan identitas Mido. Kolaborasi Mido dan Kim Soo Hyun membuktikan komitmen merek jam ternama ini untuk menggabungkan tradisi Swiss dalam pembuatan jam tangan dengan gaya modern dan pesona yang dimiliki oleh aktor terpopuler di Asia yang dianggap sebagai simbol gaya dan keanggunan ini. Kampanye yang menampilkan Kim Soo Hyun selalu menekankan nilai-nilai seperti ketepatan waktu, keandalan, dan keanggunan, kualitas yang sejalan dengan identitas Mido.
Setelah melayani sesi wawancara eksklusif dengan kami, Kim Soo Hyun menyambut para tamu dengan ramah, dan berbagi rasa antusiasmenya usai ditunjuk sebagai bagian dari keluarga Mido, “Tahun ini adalah tahun yang istimewa karena kita merayakan ulang tahun ke-80 (lini jam tangan) Mido Ocean Star. Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari perayaan ini. Saya merasa sangat beruntung bisa merasakan betapa berharganya jam tangan penyelam ini, seolah-olah saya sedang menyelam di laut yang dalam,” ungkapnya. Ia semakin menjadi sorotan usai penampilannya di serial Queen
of Tears, yang meraih rating tinggi sebagai serial drama sehingga menuai banyak pujian, membuat apa saja yang dikenakan oleh aktor serta aktrisnya menjadi trendsetter
Acara dimulai di sore hari yang cukup terik, namun para tamu disambut dengan pemandangan luar biasa di bagian luar area acara utama, yang menampilkan zona foto logo Mido, dikelilingi oleh kursi-kursi pantai dan bar yang dihiasi payung jerami, seakan membawa kami langsung ke suasana pemandangan tepi laut dan pasir pantai. Keseruan acara dimulai sejak seluruh tamu undangan melewati pintu masuk dalam warna biru laut yang terinspirasi oleh ombak, mengingatkan pada motif dial jam Ocean Star 39. Patung bintang laut yang merupakan lambang keahlian bersejarah Mido dalam ketahanan air hingga dekorasi lainnya menyempurnakan
HALAMAN SAMPING
Kim Soo Hyun hadir di L’espace Etnah mengenakan setelan warna biru yang senada dengan jam Mido Ocean Star terbarunya
HALAMAN INI DARI KIRI
Jam tangan Mido Ocean Star 39 ini kedap air hingga tekanan 200 meter; Kim Soo Hyun hadir dalam perayaan Mido Ocean Star yang menampilkan nuansa laut, gerobak pantai, papan selancar hingga ruangan mirip aquarium raksasa
tema utama malam itu. Kami juga dihibur dengan pertunjukan seni pasir yang memukau dan musik LIVE yang membuat acara semakin meriah. Franz Linder pun naik ke panggung untuk menyapa para tamu, sekaligus memperkenalkan produk baru Mido dalam tayangan film singkat yang menarik. Dan puncak acara malam itu adalah saat Kim Soo Hyun naik ke panggung. Dengan antusias ia berbagi kabar tentang kegiatannya baru-baru ini dan kesannya saat menghadiri acara ini. Di akhir acara, ia mengajak para tamu untuk bersulang bersamanya dan Franz, yang memberikan kesan tak terlupakan pada perayaan tahun ini.
Acara peringatan 80 tahun Mido ini khusus mengulas koleksi legendaris Ocean Star, dengan peluncuran Ocean Star 39 yang sporty dan anggun. Jam tangan penyelam ini untuk pertama kalinya hadir dalam ukuran lebih kecil, yaitu 39mm. Terbuat dari baja tahan karat 316L bermutu tinggi dan desain casing yang ramping dan menawan, dial jam seri terbaru ini menjadi daya tarik utama, dalam motif relief gradasi biru tua yang menggambarkan pergerakan arus di pasir. Gradasi warna juga tercermin pada bezel yang berputar searah dengan cincin aluminium, menjadikan tampilannya berbeda pada setiap sudut pandang. Lapisan SuperLumiNova® putih memberikan kemudahan membaca waktu dalam
TERBUAT DARI BAJA TAHAN KARAT 316L
BERMUTU TINGGI DAN DESAIN CASING YANG RAMPING DAN MENAWAN, DIAL JAM SERI
TERBARU INI MENJADI DAYA TARIK UTAMA, DALAM MOTIF RELIEF GRADASI BIRU TUA
suasana minim cahaya. Bagian belakang casing menampilkan motif bintang laut, lambang keahlian Mido yang bersejarah dalam ketahanan air, melindungi pegas penyeimbang Nivachron™ untuk mesin Caliber 72 di dalamnya yang memiliki cadangan daya hingga 72 jam. Terdapat variasi lain dengan pilihan dial jam warna hitam, champagne atau gradien abu-abu, dengan gelang jam yang dapat diganti dengan ekstensi khas ‘penyelam’.
Berkat diameternya yang kecil, jam tangan selam ini tidak hanya cocok untuk pria, melainkan juga untuk pergelangan tangan wanita, seperti yang terlihat dikenakan oleh Sabrina Chairunnisa. Mahasiswi program Doktoral di Universitas Indonesia yang juga dikenal sebagai model, content creator, dan pemegang gelar kontes kecantikan Indonesia ini hadir sebagai tamu undangan VIP dari Indonesia atas undangan Mido Indonesia, dan terlihat anggun dalam balutan gaun dari Balmain, pakaian yang dikenakan Hong Hae In di Queen of Tears. Istri Deddy Corbuzier yang juga kolektor jam tangan ini memberikan apresiasi tinggi terhadap kualitas dan desain jam tangan Mido, “Merupakan suatu kehormatan bagi aku terpilih sebagai perwakilan Mido Indonesia untuk menghadiri perayaan ulang tahun ke-80 Mido. Aku sangat menyukai koleksi Ocean Star dari Mido, terutama karena desainnya yang elegan dan cocok untuk pria maupun wanita. Meskipun pergelangan tangan aku kecil, diameter jam tangan ini sangat pas. Desainnya yang serbaguna membuatnya cocok untuk berbagai gaya dan acara,” jelasnya.
Di Indonesia, jam tangan Mido berada di bawah naungan Watch Continent, selaku peritel utama. Penggemar yang ingin mencoba keunggulan jam-jam Mido dapat datang langsung ke butik Mido Grand Indonesia, West Mall Level UG No. 16. Butik ini
telah dilengkapi dengan area coffee lounge agar aktivitas belanja semakin nyaman. Seluruh jam tangan Mido memiliki garansi purnajual selama 2 - 5 tahun yang berlaku secara nasional dan internasional. Di Indonesia, pusat klaim garansi berlokasi di Watch Continent, Galeri Niaga Mediterania 1, Jl. Pantai Indah Utara 2 Blok B / 8P, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Service center ini menghadirkan suku cadang orisinal pabrikan, peralatan lengkap dengan kualitas terbaik dari Swiss, serta teknisi berpengalaman yang divalidasi oleh principal pabrikan Mido. Mido juga tersedia di toko jam offline peritel resmi terkemuka yang tersebar di 20 kota besar di Indonesia dan di marketplace. (www.watchcontinent.co.id)
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Kim Soo Hyun bersama CEO Mido, Franz Linder menyambut tamu undangan; Dial jam gradasi biru tua motif pergerakan arus di pasir; Variasi lain dengan dial gradien abu-abu atau champagne; Bagian belakang casing menampilkan motif bintang laut
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM
Sabrina Chairunnisa berpose di zona foto dengan logo Mido; Kim Soo Hyun memberikan kata sambutan; CEO Watch Continent, Steven Cheng bersama team dari Indonesia; Papan dekorasi dan kursi pantai menghiasi area di luar gedung; Sabrina terlihat anggun dalam balutan gaun dari Balmain dan jam tangan Mido terbaru
Foto-foto
Sabrina:@sabrinachairunnisa_
KIM SOO HYUN
UPCLOSE & PERSONAL
Kami mengajukan tiga pertanyaan khusus untuk Kim Soo Hyun yang dijawabnya dengan ramah dan antusias
HALAMAN INI
Kim Soo Hyun mengenakan Mido Ocean Star 39 terbaru
HALAMAN SAMPING
Hadir di acara ulang tahun ke-80 seri Mido Ocean Star, Kim Soo Hyun dengan ramah menyambut media dari berbagai negara untuk mewawancarainya secara eksklusif
Saat hadir dalam acara ulang tahun ke-80 seri Mido Ocean Star yang berlangsung di L’espace Etnah Seoul, Korea pada akhir Juli lalu, Kim Soo Hyun kembali menyambut media dari berbagai negara untuk mewawancarainya secara eksklusif, meski setiap perwakilan media dari tiap negara hanya boleh mengajukan tiga pertanyaan. Ini adalah kali ketiga kami bertemu langsung dan diberi kesempatan untuk berbincang dengan sang aktor yang sangat ramah dan sopan ini. Ia bahkan sempat tersipusipu saat kami menanyakan apakah ia punya pesan khusus untuk para fansnya dan penggemar jam tangan di Indonesia.
Jam tangan apa yang Anda kenakan di serial televisi Queen of Tears?
Saya mengenakan Mido MultiFort series. Juli tahun lalu, saya sedang di Jerman untuk Queen of Tears dan saya mengenakan Mido MultiFort TV Big Date.
(Selain itu kami perhatikan di adegan pembuka, ia terlihat mengenakan Mido Baroncelli Moonphase Chronograph, dan Mido Baroncelli Chronometer di beberapa adegan lain).
Untuk merayakan ulang tahun Ocean Star yang ke-80, Mido menghadirkan Ocean Star 39, jam tangan selam dengan diameter yang lebih kecil yaitu 39mm. Apa Anda punya pesan khusus terhadap desain terbaru ini?
Mido Ocean Star 39 adalah jam tangan yang harus dimiliki, jangan dilewatkan. Jadi, lihatlah sendiri, nikmati jam tangan ini karena ini adalah jam tangan yang sempurna untuk sehari-hari. Silakan kunjungi department store terdekat di mana ada toko Mido supaya Anda bisa menikmatinya.
Ada pesan untuk penggemar dan pecinta jam tangan di Indonesia?
Bulan September saya (akan) menemui Anda semua (di Indonesia), jadi mari “bertemu” dengan Mido melalui saya (nanti).
TRILOGY OF KING SEIKO
Seiko merilis tiga model King Seiko terbaru dengan dial bertekstur dan berwarna-warni yang terinspirasi oleh pola tradisional Jepang yang digunakan selama ‘Periode Edo’
Merek jam tangan asal Jepang, King Seiko terinspirasi dari asal usulnya di wilayah Kameido, Tokyo dalam tiga model terbarunya dari seri SJE103, SJE105 dan SJE107. Ketiga seri ini mengekspresikan keindahan kawasan Kameido yang sering digambarkan dalam cetakan ukiyo-e dari Zaman Edo, dengan pola khas Jepang dan gradasi warna yang halus. Ketiga jam di koleksi terbaru ini menampilkan daya tarik yang memukau lewat kilauan warna di tiap dial jamnya. Dari ketiga koleksi ini, SJE103
merupakan jam yang paling mencolok, menampilkan dial dengan gradasi warna merah tua yang mencerminkan indahnya bunga plum yang tengah mekar, yang dianggap sebagai bunga harum yang melambangkan awal musim semi.
Bagi penyuka jam yang ingin warna yang lebih tenang, hadir pilihan SJE105 dengan dial biru tua yang terinspirasi dari Sungai Sumida yang terkenal. Warna ini dikombinasikan dengan pola
Penulis:Yessar
Rosendar
JAM INI MENAMPILKAN DIAL YANG
MENGGABUNGKAN POLA BUNGA
WISTERIA DAN GRADASI UNGU MUDA YANG LEMBUT MENGEKSPRESIKAN
WISTERIA KAMEIDO YANG TERKENAL
berbentuk tempurung kura-kura yang menyimbolkan akar King Seiko di wilayah Kameido. Dari ketiganya, SJE107 merupakan jam yang memiliki warna dial yang paling menarik. Jam ini menampilkan dial yang menggabungkan pola bunga wisteria dan gradasi ungu muda yang lembut mengekspresikan wisteria Kameido yang terkenal. Daerah Kameido di Tokyo adalah tempat dimana Seiko menciptakan jam King Seiko untuk pertama kalinya. Di dekat fasilitas ini juga terdapat Kuil Kameido Tenjin yang menakjubkan dan telah didirikan sejak tahun 1662, pekarangan kuil ini juga memiliki bunga wisteria yang menjadi inspirasi dial jam SJE107.
Ketiga warna dial ini dipadukan dengan desain jam King Seiko yang telah lama digandrungi oleh penyuka merek asal Jepang ini. Jam King Seiko pertama kali diluncurkan tahun 1960an dan koleksi terbaru ini tetap mempertahankan desainnya yang banyak disukai, dengan teknologi pembuatan jam terkini dari Seiko. Pada awal kemunculannya, King Seiko telah membantu memimpin kemajuan pembuatan jam tangan mekanis bermutu tinggi di Jepang. Meskipun sempat terhenti, namun produksinya dihidupkan kembali pada tahun 2022, sehingga menarik minat luas dari para penggemar jam tangan di seluruh dunia. Sebagai koleksi andalan Seiko, ia terus menawarkan jam tangan yang menampilkan kualitas premium dari manufaktur kontemporer Seiko dan desain yang megah. Dial jam ini mempunyai detil yang unik, index penanda jam 12 memiliki bentuk yang seperti pemantik api mewah. Keunikan dial jam digabungkan dengan desain case yang tajam, menjadikannya sebuah kombinasi yang menarik.
Casing jam ini berdiameter 38.6mm yang membuatnya cocok untuk berbagai ukuran pergelangan tangan. Case ini juga dibuat untuk memberikan kesan ramping dan elegan. Lapisan anti-reflektif pada permukaan bagian dalam kristal memberikan keterbacaan tinggi dari sudut mana pun. Lug yang tebal dan bersisi memiliki sudut tajam dan permukaan datar lebar yang dilengkapi finishing cermin, sehingga menciptakan kesan presisi. Casing jam ini juga mampu menahan tekanan air sampai lima bar dan tahan terhadap daya magnet sampai 4,800 A/m. Bagian tombol pemutar jam dan casing belakang memuat lambang King Seiko yang baru, yang desainnya terinspirasi dari KSK tahun 1965. Sementara gelang jamnya terinspirasi dari desain seri King Seiko asli dan banyak permukaan miringnya yang memantulkan cahaya dengan cara yang dinamis dan selalu berubah. Ketiga jam terbaru ini diperkuat emsin jam 6L35 yang mampu dipuntir secara otomatis ataupun manual. Ketepatan movement yang memiliki 26 jewels ini sampai +15 atau -10 detik per harinya dan memiliki cadangan daya sampai 45 jam.
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Tiga model terbaru King Seiko dari seri SJE103, SJE105 dan SJE107, masing-masing dengan keunikan pada dial jam yang terinspirasi oleh pola tradisional Jepang
HALAMAN INI
Seri SJE107 menampilkan dial wana ungu, dengan casing jam berdiameter 38.6mm yang membuatnya cocok untuk berbagai ukuran pergelangan tangan
THE ULTIMATE GAME
Rado hadir dalam model keramik papan catur hitam dan putih serta putih dan hitam yang eksklusif dan patut dikoleksi
Sebagai salah satu merek jam tangan terkemuka di dunia, Rado terus menunjukkan inovasi dan desain yang khas. Salah satu koleksi terbaru yang menarik perhatian adalah Rado True Square Open Heart Limited Edition, yang tidak hanya menonjolkan estetika yang menawan tetapi juga teknik pembuatan yang sangat presisi. True Square Open Heart Limited Edition adalah perpaduan harmonis antara desain modern dan pengerjaan yang inovatif. Dengan desain yang mencolok dan mekanisme yang canggih, jam ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai pernyataan gaya.
Memamerkan perpaduan sempurna antara inovasi, estetika, dan tradisi, jam tangan ini menjadi akan pilihan yang sangat menggoda. Casing berbentuk persegi dan tombol yang terbuat dari keramik monoblok berteknologi tinggi dan kualitas mumpuni tidak hanya memberikan daya tahan, tetapi juga membuat jam ini ringan dan nyaman saat dikenakan. Bagian dial jamnya dirancang dengan jendela transparan yang memungkinkan pemiliknya melihat mekanisme mesin jam yang menawan. Kombinasi warna yang cermat dan detail yang halus membuat setiap elemen dari jam ini terasa harmonis.
TERDAPAT DUA VERSI, YAITU REF. R27073752 (DOMINAN WARNA PUTIH), DAN REF. R27086752 (DOMINAN WARNA HITAM), DAN MENGUSUNG MESIN JAM RADO KALIBER R734 OTOMATIS
Terdapat dua versi, yaitu Ref. R27073752 (dominan warna putih), dan Ref. R27086752 (dominan warna hitam), dan mengusung mesin jam Rado kaliber R734 otomatis, dengan cadangan daya 80 jam dan pegas rambut Nivachron™ antimagnetik, yang telah melampaui persyaratan uji standar dari 3 hingga 5 posisi untuk akurasi yang lebih tinggi. Rado menggunakan teknologi mutakhir dalam pembuatan jam, yang mencakup perawatan khusus untuk meningkatkan daya tahan terhadap goresan dan kerusakan. Selain itu, jam tangan ini didukung oleh mesin otomatis yang berkualitas tinggi, memastikan akurasi dan kehandalan dalam setiap detiknya, dan dilengkapi dengan fitur kedap air, sehingga cocok untuk penggunaan sehari-hari. Sebagai edisi terbatas yang hanya diproduksi sejumlah 888 saja,
Rado True Square Open Heart yang berukuran 38.0mm x 44.2mm x 9.7mm ini akan sangat menarik bagi para kolektor dan pecinta jam tangan. Setiap jamnya dilengkapi dengan nomor seri unik yang menunjukkan keistimewaannya, dan dengan jumlah produksi yang terbatas, kepemilikan jam ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri, serta nilai investasinya yang cenderung meningkat seiring waktu.
HALAMAN SAMPING
Rado True Square Open Heart Limited Edition hadir dalam dua versi yang eksklusif
HALAMAN INI
Rado True Square Open Heart yang berukuran 38.0mm x 44.2mm x 9.7mm memamerkan dial jam dengan jendela transparan yang memungkinkan pemiliknya melihat mekanisme mesin jam
COASTAL HERITAGE
Baume & Mercier kembali dengan lima model terbaru dari koleksi Riviera yang menekankan kombinasi desain elegan dan performa teknis yang solid
Setelah merayakan tonggak pencapaian 50 tahun pada tahun lalu dengan model diving berteknologi tinggi dan inovasi teknis terdepan, Baume & Mercier kini kembali ke akar koleksi Riviera dengan sentuhan yang lebih alami pada tahun 2024. Terinspirasi oleh lanskap memukau wilayah French Riviera, koleksi terbaru ini menonjolkan warna-warna alam yang sejuk, seperti hijau hutan, terracotta berbatu, dan biru laut yang dalam. Koleksi ini tidak hanya memperkuat hubungan antara jam tangan dan alam, tetapi juga menggabungkan karakter sport-chic dengan inovasi teknis. Sejak diperkenalkan pada tahun 1973, desain khas dodecagonal Riviera telah menjadi ciri utama, sambil terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi horologi modern. Tahun ini, Baume & Mercier memperkenalkan deretan jam tangan yang menggabungkan keindahan estetika dan performa teknis yang lebih mendalam, menghasilkan detail inovatif dalam setiap modelnya.
Riviera M0A10770 hadir dengan dial smoky green sapphire yang terinspirasi dari alam, khususnya hutan pinus di French Riviera. Jam ini menggunakan mesin Baumatic dengan frekuensi 4Hz (28.800 vph), menjamin ketepatan waktu yang konsisten. Salah satu fitur unggulannya adalah cadangan daya yang mencapai lima hari (120 jam), memungkinkan pengguna untuk tidak perlu terlalu sering melakukan winding. Diameter casing 39mm dengan ketebalan 10.2mm memberikan proporsi yang ideal bagi penggemar jam tangan yang lebih kompak. Bezel jamnya dibuat dari stainless steel yang dipoles dan disikat satin, serta tahan air hingga kedalaman 100 meter, menjadikannya pilihan yang handal untuk aktivitas sehari-hari maupun aktivitas di dekat air.
Model terbaru dari Riviera M0A10764 menonjolkan dial terracotta yang mencerminkan bebatuan vulkanik Massif de l’Esterel. Jam tangan ini ditenagai mesin self-winding dengan frekuensi 4Hz, memberikan cadangan daya hingga 38 jam. Dimensinya lebih kecil, dengan diameter 36mm dan ketebalan 9.5mm, menjadikannya pilihan unisex yang ideal. Bezel jam stainless steel dipoles dengan halus, sementara gelang jam stainless steel menambah kesan elegan sekaligus fungsional. Selain itu, jam ini tahan air hingga 50 meter, menjadikannya cukup tangguh untuk penggunaan kasual sehari-hari tanpa khawatir oleh paparan air.
Riviera M0A10763 hadir dengan karakter lebih sporty dibandingkan model lain dalam koleksi ini. Jam ini dilengkapi dial hijau tua dengan motif gelombang yang membangkitkan kesan alam. Casing 42mm dengan ketebalan 10.6mm menjadikannya lebih besar dan lebih maskulin, dengan bezel ADLC (Amorphous Diamond-Like Carbon) yang meningkatkan ketahanan terhadap goresan. Jam ini menggunakan mesin self-winding dengan frekuensi 4Hz dan cadangan daya selama 38 jam. Tali karet dengan pola kanvas menambah daya tahan dan kenyamanan bagi pengguna yang lebih aktif. Seperti model lainnya, jam ini juga tahan air hingga 100 meter.
JAM INI MEMILIKI MESIN BAUMATIC YANG
UNGGUL DENGAN CADANGAN DAYA HINGGA
LIMA HARI (120 JAM), MEMASTIKAN JAM INI
TETAP BERJALAN PRESISI MESKI TIDAK DIPAKAI
SETIAP HARI
Koleksi Riviera M0A10768 hadir dengan dial biru tua yang menonjolkan nuansa kedalaman laut Mediterania. Dengan diameter 42mm dan ketebalan 10.6mm, jam tangan ini menampilkan desain yang serupa dengan M0A10763, namun dengan warna yang lebih tenang. Mesin self-winding di dalamnya memberikan cadangan daya 38 jam dan frekuensi 4Hz, memastikan presisi yang sama dalam jangka waktu yang cukup panjang. Bezel ADLC hitam dipadukan dengan tali karet berpola kanvas memberikan kesan sporty, namun tetap elegan. Kedap air hingga 100 meter, jam ini adalah pilihan ideal bagi mereka yang menyukai aktivitas air tanpa mengorbankan sentuhan gaya.
Para kolektor jam juga dapat memilih edisi terbatas yang didesain khusus sebagai penghormatan bagi juara skateboard Aurélien Giraud, yaitu Riviera Aurélien Giraud Special Edition yang diproduksi dalam edisi terbatas hanya 100 unit. Jam ini memiliki mesin Baumatic yang unggul dengan cadangan daya hingga lima hari (120 jam), memastikan jam ini tetap berjalan presisi meski tidak dipakai setiap hari. Dial abu-abu dengan aksen merah pada jarum detik menambah kesan dinamis yang mencerminkan semangat olahraga skateboard. Dimensi 42mm dengan bezel ADLC hitam dan tali berbahan karet serta Alcantara menjadikannya jam tangan yang cocok bagi mereka dengan gaya hidup aktif. Ketahanan air hingga 100 meter menambah nilai praktis bagi pengguna yang membutuhkan daya tahan ekstra. Koleksi Riviera terbaru ini menegaskan Baume & Mercier sebagai produsen jam tangan yang tidak hanya unggul dalam estetika, tetapi juga matang dalam teknologi dan daya tahan. Dengan berbagai pilihan yang disesuaikan untuk kebutuhan yang berbeda, koleksi ini mampu menarik perhatian penggemar horologi yang mencari kombinasi desain elegan penuh detail dan performa teknis yang dapat diandalkan.
HALAMAN SAMPING
Riviera Aurélien Giraud Special Edition diproduksi dalam edisi terbatas hanya 100 unit; Juara skateboard Aurélien Giraud; Bagian belakang casing dodecagonal berlapis kristal safir transparan, dihiasi logo Phi timbul berwarna merah
HALAMAN INI DARI KIRI
Riviera M0A10770 berdiameter 39mm dengan dial safir hijau smoky; Bagian belakang casing 10770 menampilkan mesin Baumatic; Riviera M0A10764 menonjolkan dial terracotta; Riviera M0A10763 berdiameter 42mm dan dial hijau tua; Riviera M0A10768 dengan dial biru tua
Penulis: Billy Saputra
A BRIDGE OF TIME
Bersatunya dua legenda dari akhir ’70-an, yaitu
Tissot PRX yang ikonik dan UFO Robot Grendizer
Bagaimana rasanya memiliki sebuah jam tangan yang membuat kita seakan kembali ke masa kecil? Nostalgia inilah yang mungkin dirasakan dengan kehadiran Tissot PRX UFO Robot Grendizer, peleburan dua legenda dari akhir ’70-an, yaitu “leluhur” jam tangan Tissot PRX dan UFO Robot Grendizer, tokoh heroik dari dunia manga dan anime yang diciptakan oleh Go Nagai. Bayangkan gambaran ini. Nun jauh di pelosok jagat raya, terdapat Planet Tissot, sebuah keajaiban selestial dengan cincincincin yang terbuat dari komponen-komponen jam tangan Tissot PRX, melayang dalam keselarasan yang sempurna. Kemudian, sebuah bintang berkerlip terang di kosmos. Bintang itu adalah Grendizer, sang pembela legendaris, melesat menuju Planet Tissot.
Dalam animasi 2D klasik, kilat menyambar komponenkomponen jam tangan yang tersebar di cincin-cincin Planet Tissot, seiring sang pahlawan melesat melintasi antariksa. Letupanletupan elektrik itu mengembuskan napas kehidupan pada komponen jam, menyuntikkan energi dan membuat komponen tersebut mulai merakit diri dengan presisi dan tujuan. Bagian demi bagian, PRX pun akhirnya mewujud, bertransformasi menjadi
JARUM DETIKNYA BERGAYA HARKEN
DAN ROTORNYA BERGRAFIR UNIK, YANG
TENTUNYA AKAN MEMBANGKITKAN KEMBALI
NOSTALGIA BAGI PENGGEMAR SEJATI
sebuah edisi khusus yang mengejawantahkan esensi kedua ikon. Terciptalah sebuah jam tangan yang sangat Istimewa, yang menunjukkan penghormatan atas warisan era ’70-an sembari mengundang para penggemar baru untuk menemukan keberanian Grendizer lewat keahlian pembuatan jam tangan di era modern.
Kolaborasi ini membuka babak baru dalam sejarah Tissot. Dengan peluncuran seri Grendizer U teranyar ini, para penggemar baru disambut dengan tangan terbuka dalam dunia fantastis ini, sementara mereka yang sudah mengenal manga ini diajak bernostalgia ke masa lalu. Perusahaan jam tangan yang berbasis di Le Locle, Swiss, ini memang dikenal piawai dalam melebur tradisi dan semangat pelopor sejak 1853. Tissot PRX UFO Robot Grendizer ini menggabungkan desain vintage PRX dengan elemen ikonis serial anime populer itu, yang dulu sama-sama diluncurkan pada ‘70-an. Case jam tangan ini terbuat dari stainless steel 316L berdiameter 40mm dan dial biru, yang dihiasi bust pahlawan robot itu dengan lapisan Super-LumiNova. Jarum detiknya bergaya Harken dan rotornya bergrafir unik, yang tentunya akan membangkitkan kembali nostalgia bagi penggemar sejati. Di bagian flange atas, terdapat tulisan dalam huruf kanji Jepang, “UFO ロボ グレンダイザー”, judul asli Grendizer. Detail ini menegaskan keautentikan kolaborasi antara merek Swiss tersebut dengan manga Jepang itu.
Ditenagai mesin jam Powermatic 80, arloji ini menawarkan cadangan daya hingga 80 jam, sementara balance spring Nivachron™ memastikan presisi tinggi dan keandalannya. Terproteksi oleh kristal safir dan dilengkapi punggung jam dari kaca mineral, edisi khusus ini menawarkan ketahanan sembari tetap memberikan ruang untuk menonjolkan serial
tersebut. Kedap air hingga 100 meter dan tombol jam bergrafir, jam tangan ini menjamin keandalannya di segala lingkungan. Desainnya yang kokoh dengan gelang logam ikonis era ‘70-an memberikan kenyamanan maksimal. Tak kalah menakjubkan adalah kotak wadah jam tangan ini, yang bahkan didesain secara khusus menyerupai model Spazer, UFO Grendizer. Wadahnya memberikan sentuhan personal yang mengingatkan akan pesawat luar angkasa legendaris sang tokoh utama, sementara sleeve kotaknya dihiasi gambar asli Go Nagai. Menurut Go Nagai, “Sungguh menakjubkan bahwa UFO Robot Grendizer dan Tissot PRX sama-sama ‘lahir’ di tahun ’70-an. Mereka berasal dari dunia yang berbeda, tetapi kolaborasi ini menghadirkan makna yang Istimewa.” Dia mengelaborasikan signifikansi kolaborasi itu. “Dengan memadukan perjuangan UFO Robot Grendizer untuk masa depan yang lebih baik dan perjalanan PRX menciptakan tonggak bersejarah, kami telah menciptakan sebuah jam tangan yang merupakan penghormatan sejati bagi warisan keduanya.”
Jam tangan ini memadukan keahlian Tissot dengan material terbaik, melebur tradisi dengan sentuhan nostalgia dan kreativitas. Mulai dari boks yang dirancang khusus hingga motif Grendizer yang memukau pada dial dan rotor, setiap elemen merupakan penghormatan kepada serial manga itu. Inilah jembatan penghubung dunia dan generasi yang sejati. Tissot mendampingi setiap individu dalam setiap momen, merayakan tak hanya pencapaian, tetapi juga perjalanan itu sendiri.
HALAMAN SAMPING
Tissot PRX UFO Robot Grendizer terbaru, menghadirkan tokoh heroik ciptaan Go Nagai
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Mesin jam Powermatic 80 menawarkan cadangan daya hingga 80 jam; Case jam terbuat dari stainless steel 316L dan dial biru, dihiasi bust pahlawan robot dengan lapisan Super-LumiNova; Desainnya kokoh dengan gelang logam memberikan kenyamanan maksimal
VINTAGE APPEAL
Seiko memanjakan para kolektornya dengan jam Seiko Presage
Craftsmanship Porter Classic dan koleksi Prospex Speedtimer yang memamerkan desain klasik
Seiko merilis Seiko Presage Craftsmanship Porter Classic Collaboration Limited Edition: SPB449, hasil kolaborasi antara Seiko dan Porter, merek tas Jepang yang terkenal dengan kualitas dan kerajinan tangan yang luar biasa. SPB449 menampilkan desain yang memukau dengan nuansa klasik yang kuat. Dial berwarna biru gelap memberikan kesan yang elegan, sementara tampilan yang bersih dan minimalis menjadikannya mudah dibaca. Indeks jam dan jarum yang dilapisi luminescent menambah daya tarik visual serta fungsionalitas di dalam kondisi pencahayaan rendah. Dengan inspirasi dari Porter, setiap detail pada jam ini dirancang dengan perhatian yang luar biasa. Case yang terbuat dari stainless steel dengan finishing yang halus dan tali jam kulit premium menciptakan kombinasi yang sempurna antara gaya dan kenyamanan.
Di dalam SPB449 yang berdiamater 35mm ini terdapat mesin otomatis 6R35, yang dikenal akan ketepatan dan cadangan daya yang mencapai 70 jam. Mekanisme ini memastikan bahwa jam tangan ini tidak hanya indah, tetapi juga sangat fungsional dan dapat diandalkan. Sebagai edisi terbatas, SPB449 menghadirkan sentuhan eksklusif dengan nomor seri pada bagian belakang case,
elegan juga mencerminkan kualitas dan perhatian terhadap detail yang menjadi ciri khas dari kedua merek.
Selain itu, Seiko juga merilis dua jam chronograph terbaru dari koleksi Prospex yang unik dengan tampilan vintage. Seiko Speedtimer SRQ051 dan SRQ053 menampilkan banyak elemen desain dari jam chronograph yang dirilis di era 70an, lewat desain case, gelang jam multi baris, dan dial jam panda yang ikonik. Koleksi Speedtimer chronograph terbarunya mengambil inspirasi dari Speedtimer yang dirilis pada tahun 1969, sebuah jam penting bagi Seiko karena merupakan jam tangan otomatis pertama di dunia dengan sebuah column wheel dan vertical clutch. Kedua inovasi ini membuat penghitungan waktu lebih akurat dan tidak akan meleset. Jam Speedtimer seri SRQ051 memiliki dial dengan warna biru tua yang elegan, sementara seri SRQ053 hadir dengan dial warna hitam. Jam terbaru ini mengusung case stainless steel berukuran 42mm yang merupakan kombinasi yang pas antara tampilan yang besar dan nyaman untuk dilihat, namun cocok untuk dipakai meski untuk seseorang dengan pergelangan tangan yang kecil.
Daya tarik utama tentunya adalah desain chronograph klasik yang minimalis, elegan, namun sporty dengan tiga tombol di sisi jamnya. Case jam terbaru ini juga memiliki vertical hairline
KOLEKSI SPEEDTIMER CHRONOGRAPH
TERBARUNYA MENGAMBIL INSPIRASI DARI
SPEEDTIMER YANG DIRILIS PADA TAHUN 1969
finishing yang membuatnya terlihat mewah dan memiliki lapisan super hard coating dari Seiko yang membuatnya lebih tahan terhadap goresan dan benturan. Dial jam chronograph terbaru ini memamerkan aura klasik yang sangat kental dengan desain nomor, indeks, dan tachymeter yang begitu nostalgis. Elemen desain lainnya yang membuatnya sangat kental dengan tampilan klasik adalah gelang jam stainless steel dengan desain multi-row Tampilan ini juga memiliki fungsi membuat gelang jam ini lebih nyaman untuk digunakan.
Jam terbaru ini diperkuat oleh Caliber 8R yang merupakan mesin jam tercanggih Seiko untuk sebuah chronograph mekanikal. Mesin jam ini menggunakan vertical clutch dan mekanisme column wheel untuk tingkat presisi dan durabilitas tingkat tinggi. Mesin jam ini juga memiliki escapement yang ringan namun juga kuat. Dengan satu tekanan di tombol reset, jarum jam ini mampu kembali ke angka nol secara instan dan sempurna. Caliber 8R48 adalah mesin jam otomatis yang juga memiliki kemampuan untuk dipuntir secara manual. Tingkat ketepatan waktu mesin jam mekanikal yang memiliki 34 jewels ini juga cukup baik dengan perubahan waktu hanya +25 sampai -15 detik per harinya. Mesin jam ini mampu menahan daya puntirnya sampai 45 atau hampir dua hari, daya tahan yang membuatnya masih fleksibel dan praktis bagi pengguna yang gemar gonta-ganti jam tangan.
HALAMAN SAMPING
Tampilan Seiko Presage Craftsmanship Series Porter Classic SPB449J1; Terdapat nomor seri pada bagian belakang case
HALAMAN INI DARI KIRI
Seiko Speedtimer SRQ051 dengan dial biru yang elegan; Seiko Speedtimer SRQ053 hadir dengan dial warna hitam
Penulis: Yessar
Rosendar
140 YEARS OF SUCCESS
Breitling meluncurkan buku eksklusif tentang sejarah merek selama 140 tahun dalam 140 kisah menarik
Serumit mekanisme jam tangannya, buku ini diterbitkan untuk merayakan komitmen Breitling terhadap kerajinan, budaya, dan inovasi. Sebuah eksplorasi warisan, yang dirancang bukan hanya bagi mereka yang menghargai mekanisme arloji mewah, tetapi bagi siapa pun yang terinspirasi oleh kemajuan kecerdikan. Simak sejarah Breitling selama 140 tahun dalam 140 cerita yang membawa Anda menelusuri warisan merek, dari terobosan yang kurang dikenal hingga pencapaian pertama yang bersejarah.
Ditulis oleh team Breitling dengan kontribusi oleh Gregory Breitling, Fred Mandelbaum serta Jeff Stein dan Kris Stoever, buku ini mengajak pembacanya untuk menjelajahi sejarah berdirinya merek jam asal Swiss yang dimulai dari sebuah bengkel sederhana di tahun 1884 ini. Leon Breitling memulai warisan yang akan mendefinisikan ulang kronograf modern, memperjuangkan langit sebagai pencatat waktu resmi penerbangan sipil, meluncurkan jam tangan ke luar angkasa, dan menempatkan suar darurat internasional pertama dalam sebuah jam tangan. Terdapat 140 kisah menarik yang dikemas dengan foto-foto, kisah orang pertama, dan visual lebih dari 100 jam tangan vintage dan
modern. selain team Breitling, profil para kontributor di buku ini adalah nama-nama besar seperti Gregory Breitling (anggota keluarga pendiri merek Breitling), Fred Mandelbaum (sejarawan merek Breitling dan seorang kolektor terkenal), Jeff Stein adalah penggemar berat jam tangan dan penulis blog arloji OnTheDash, dan Kris Stoever, putri astronot Mercury Seven Scott Carpenter, yang mengenakan arloji Breitling di luar angkasa.
Judul: Breitling: 140 Years in 140 Stories
Tanggal Terbit: 05 November 2024
Format: Sampul tebal
Penerbit: Rizzoli
Ukuran Sampul: 8-2/3 x 11
Halaman: 288
Harga USD: $95,00
Harga CDN: $130,00
ISBN: 978-88-918417-7-3
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Sampul buku ekslusif terbaru Breitling; Tampilan visual setiap halaman yang menarik; Beberapa jam tangan Breitling yang ikonik; Foto pecahan mesin
Breitling Caliber 11 Chrono-Matic 1969
GENEVA WATCH DAYS 2024
Pertemuan horologi musim panas di Paviliun Rotonde du Mont-Blanc, Jenewa ini kembali dengan edisi kelimanya yang berlangsung dari 29 Agustus hingga 2 September lalu. Ajang pameran jam yang eksklusif ini dihadiri oleh 13.800 pengunjung dan sukses mengadakan beragam acara menarik dari 52 merek jam tangan, 1.500 pembuat jam profesional, termasuk 650 perwakilan media dan 250 peritel dari seluruh dunia. Terbuka untuk umum selama 5 hari, para penggemar pembuatan jam tangan mewah dapat mengagumi lebih dari 100 jam tangan baru secara gratis, yang ditampilkan di 65 etalase dengan 4 tema, dan 650 dari mereka memanfaatkan tur berpemandu yang diberikan oleh para ahli dari Fondation de la Haute Horlogerie, dan program VIP ditawarkan kepada para kolektor. Dari begitu banyak merek jam yang berpartisipasi, kami pilihkan beberapa yang paling mengesankan, dan dipastikan akan menjadi buruan para kolektor dan penggemar jam tangan.
HALAMAN INI DARI ATAS (KI-KA)
Acara berada di tepi danau Geneva; Para CEO merek jam yang berpartisipasi; Edouard Meylan, Aurel Bacs, Carine Maillard, Catherine Eberlé-Devaux, FHH team, Max Busser dan Pierre Jacques; Power Brunch bersama Michael Tay (The Hour Glass) dan Max Busser (MB&F); Tamu undangan di Pavillion; GPHG Forum; Vincent Subilia, Patrick Pruniaux, Jean-Claude Babin, Delphine Bachmann dan Georges Kern; Kemeriahan suasana dari pagi hingga pesta di malam hari, di GWD Pavilion maupun Glass Box dan hiasan bendera di sepanjang jembatan Pont du Mont Blanc
SKY HIGH
Inilah kolaborasi terbaru dari L’Epée 1839 dan MB&F yang luar biasa unik, canggih dan akan menjadi buruan para kolektor fanatik
Sberbeda, dua merek jam paling ikonik di bidangnya masingmasing ini kembali bekerjasama untuk menciptakan sebuah karya seni yang luar biasa di ajang Geneva Watch Days 2024. L’Epée 1839 dan MB&F meluncurkan koleksi Albatross by L’Epée 1839 and MB&F yang secara teknis paling ambisius hingga saat ini. Terdiri dari 1.520 komponen, Albatross memiliki automaton dengan 16 pasang baling-baling yang menyala setiap jam. Albatross juga merupakan jam pertama yang memiliki fitur propeller hour Sistem mekanisme yang inovatif ini memungkinkan pemiliknya untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi lonceng dan baling-baling secara mandiri. Dua tombol on-demand juga memungkinkan lonceng dan baling-baling diaktifkan kembali secara terpisah.
Koleksi ini dirancang oleh Eric Meyer yang terinspirasi dari pesawat “Albatross” dalam novel “Robur the Conqueror” karya Jules Verne, serta dari roket dan balon udara yang juga dibayangkan oleh si penulis asal Prancis yang dikenal dengan ketertarikannya pada dunia penerbangan. Karya-karya Verne sebelumnya juga telah menginspirasi beberapa kreasi MB&F, termasuk lini koleksi Legacy Machines, karya unik yang diukir oleh ahli pengukir Eddy Jaquet. Selain inspirasi, spesifikasi teknis dari jam ini juga sama mengesankannya. Albatross terbuat dari kombinasi kuningan, baja,
dan aluminium, yang memiliki berat 17 kg dan berukuran panjang 60cm, tinggi 60cm, dan lebar 35cm. Ketika jam menunjukkan waktunya, pesawat ini seakan langsung beraksi, bersiap lepas landas dengan 32 baling-baling yang berputar selama kurang lebih tujuh detik lamanya. Jam yang menawarkan cadangan daya selama 8 hari untuk fungsi penunjuk waktu dan fungsi dentingnya, dan satu hari untuk bagian automaton ini juga didukung oleh dua mesin jam yang terpisah dan dua sistem putaran. Satu mesin untuk menggerakkan waktu dan fungsi jam yang berdenting, dengan memanfaatkan dua bagian barrel yang terpisah, sementara mesin kedua menggerakkan baling-baling melalui bagian barrel yang ketiga. Albatross hanya tersedia dalam lima warna mulai dari biru, merah, hijau, sampanye, dan hitam, yang masing-masing hanya dibatasi sebanyak delapan buah.
HALAMAN INI
Tampilan Albatross by L’Epée 1839 and MB&F, terdiri dari 1.520 komponen, dilengkapi automaton dengan 16 pasang baling-baling yang menyala setiap jam dan fitur propeller hour. Kolaborasi MB&F dan L’Epee dipimpin pendiri merek, Max Busser dan Arnaud Nicolas
GILDED TIME
Melanjutkan kelahiran kembali peninggalan warisan Daniel Roth, model
Tourbillon Rose Gold yang mewah dirilis di ajang Geneva Watch Days
Setelah meluncurkan Tourbillon Souscription dalam versi yellow gold sejumlah 20 buah, Daniel Roth melanjutkan kembali era kebangkitannya dengan memperkenalkan Tourbillon Rose Gold. Terinspirasi oleh Tourbillon C187 asli, yang dirancang oleh Daniel Roth sendiri dan juga merupakan jam tangan pertama mereka yang menampilkan tourbillon besar pada bagian dial jamnya, Tourbillon Rose Gold memancarkan estetika “pink on pink” yang sangat dikagumi dan disukai oleh para pecinta jam tangan. Tourbillon ikonik yang tampil perdana dalam versi rose gold ini juga menampilkan dial jam terbaru dengan guilloché en ligne Baik bagian case maupun dial jam dengan guilloché dibuat dari bahan rose gold 5N, sehingga menciptakan tampilan yang harmonis dan juga mewah.
Bagian case dengan tipe double ellipse, yang pada awalnya dirancang oleh Daniel Roth ketika ia mendirikan perusahaan ini pada tahun 1988, tetap menjadi fitur ikonik yang sangat dihargai oleh para penggemar merek ini. Versi terbaru ini kemudian menyempurnakan desain klasik dengan peningkatan dari sisi ergonomis dan ketebalan yang dikurangi sebesar 9,2mm. Bagian lug juga telah dibentuk ulang secara halus agar lebih nyaman dipakai. Bagian tombol pemutar jam, yang sekarang memiliki emblem Daniel Roth, juga telah didesain ulang agar putaran manualnya lebih halus. Bagian dial jam terbuat dari paduan bahan rose gold 5N yang sama dengan bagian case-nya,
BAGIAN CASE DENGAN TIPE DOUBLE
ELLIPSE, YANG PADA AWALNYA DIRANCANG
OLEH DANIEL ROTH KETIKA IA MENDIRIKAN
PERUSAHAAN INI PADA TAHUN 1988, TETAP MENJADI FITUR IKONIK
mempertahankan ciri khas jam tangan Daniel Roth yang terkenal. Menariknya, dial jam ini akan diproduksi secara eksklusif oleh Kari Voutilainen, meskipun merek Daniel Roth telah mengakuisisi dua pabrik pembuat dial jam di Swiss. Kolaborasi dengan pembuat jam tangan ternama asal Finlandia ini semakin menambah pamor jam tangan ini secara tidak langsung. Melanjutkan kelahiran kembali peninggalan warisan dari Daniel Roth, model Tourbillon Rose Gold ini akan diberi nomor individual pada bagian dial jam, yang dimulai dari “21” secara berurutan dengan model Tourbillon Souscription, yang diberi nomor dari “01” hingga “20.” Namun, karena proses pengerjaan yang sangat teliti untuk setiap jamnya, tidak lebih dari 50 Tourbillon Daniel Roth akan diproduksi setiap tahunnya.
HALAMAN INI Tampilan jam tangan Tourbillon Rose Gold yang terinspirasi oleh Tourbillon C187 asli; Dial jam dihiasi tourbillon berukuran besar; Kerumitan mesin jam terlihat dari case back transparan
LIVE YOUR PASSION
Frederique Constant
menjawab permintaan para kolektor jam dengan merilis Classic Tourbillon Manufacture dalam edisi terbatas yang eksklusif
Tetap setia pada misinya untuk “Live Your Passion,” merek jam tangan Frederique Constant kembali menciptakan jam tangan Edisi Terbatas yang menyentuh hati dan pikiran para kolektor. Terus mendorong batasan horologi, merek jam tangan Swiss ini merilis Classic Tourbillon Manufacture FC-980AV3H8 terbarunya di ajang Geneva Watch Days 2024 yang baru lalu. Jam tangan edisi terbatas buatan tangan ini digerakkan oleh mesin jam kaliber FC-980-4 otomatis dengan escapement silikon, yang terlihat melalui aperture khas Heart Beat milik Frederique Constant di posisi pukul 6, ditujukan untuk para kolektor cerdas yang mencari jam tangan abadi yang tengah mencari jam tangan abadi yang dialnya terinspirasi oleh kubah langit. Tourbillon, yang juga berfungsi sebagai jarum detik, ditampilkan dengan jelas.
Jam tangan edisi terbatas kelas atas yang hanya diproduksi 36 buah di seluruh dunia ini tentu menarik hati para kolektor jam, dengan casing emas putih 39mm, tali kulit buaya warna biru tua, dan gesper lipat. Jam tangan ini memiliki dial aventurine yang
terinspirasi oleh kubah langit dan dibuat secara unik dengan tangan, memastikan tidak ada dua jam tangan yang sama persis. Aventurine adalah jenis kaca yang dikenal karena tampilannya yang berkilauan, yang disebabkan oleh adanya inklusi mineral, biasanya tembaga, yang menciptakan efek menakjubkan yang dikenal sebagai “aventurescence.” Hal ini membuat dial jam yang berwarna biru tua berkilau ini seakan mengingatkan kita pada langit malam berbintang, yang selaras dengan tema surgawi yang ingin dibangkitkan oleh Frédérique Constant. Jam tangan ini ditawarkan dengan harga senilai EUR 39.995 (sekitar IDR 679 juta).
HALAMAN INI
Classic Tourbillon Manufacture FC-980AV3H8 terbaru dari Frederique
Constant yang sangat mewah, dilengkapi dial aventurine yang terinspirasi oleh kubah langit, dan sudah dilengkapi dengn mesin jam kaliber FC-980-4 otomatis dengan escapement silikon
ENDURING SPIRIT
Merek jam tertua kedua di dunia, Favre Leuba hadir kembali di industri jam tangan dengan memperkenalkan berbagai koleksi baru yang menarik
Favre Leuba adalah merek jam Swiss tertua kedua di dunia, yang kini hadir kembali dan menggebrak dunia jam tangan dengan merilis 22 varian jam tangan sekaligus dalam tiga koleksi terbarunya, Chief, Deep Blue dan Sea Sky. Ketiga koleksi jam ini didesain ulang oleh desainer Antoine Tschumi dan Laurent Auberson. Menggabungkan desain dan mesin jam yang baru, jajaran produk ini adalah upaya pertama transformasi mendalam dari sebuah merek legendaris. Harga jam tangan dikoleksi terbaru dari Favre Leuba juga cukup kompetitif, mulai dari sekitar 2,000 sampai 4,000 Swiss Franc atau sekitar Rp 35 juta sampai Rp 70 jutaan.
Favre Leuba lahir di tahun 1737 yang menjadikannya merek jam tertua kedua, hanya dua tahun setelah Blancpain. Didirikan oleh ahli pembuat jam Abraham Favre di Le Locle, pegunungan Neuchâtel, merek ini sekarang berkantor pusat di Grenchen, di wilayah Solothurn. Favre Leuba saat ini sedang membangun fasilitas
pembuatan jam dan museum yang akan selesai didirikan dalam beberapa bulan mendatang. “Favre Leuba bukan sekadar merek jam tangan; ini adalah simbol ketangguhan dan inovasi bagi seluruh industri pembuatan jam tangan. Kami menghormati masa lalu dan warisan kolektif kami sambil merangkul masa depan, menciptakan jam tangan yang mewujudkan semangat kepeloporan para pendiri kami,” ujar Patrik Hoffmann, CEO Favre Leuba.
“Peluncuran kembali Favre Leuba menandai transformasi yang luar biasa. Dengan tim ahli berpengalaman dan visi strategis yang ambisius, kami bertekad untuk mengembalikan merek legendaris ini ke tempat yang selayaknya dalam lanskap pembuatan jam tangan global. Di Geneva Watch Days ini, kami menampilkan 22 referensi di tiga koleksi dengan tiga msin jam yang tahun ini dibuat dengan La Joux-Perret. Tahun 2025, kami akan memperkenalkan Tourbillon di salah satu lini, dengan Chronode.
Penulis: Yessar Rosendar
FAVRE LEUBA LAHIR DI TAHUN 1737 YANG
MENJADIKANNYA MEREK JAM TERTUA KEDUA, YANG DIDIRIKAN OLEH AHLI PEMBUAT JAM ABRAHAM FAVRE
Pendekatan kami adalah revival dan renaissance: Revival berarti bahwa produk sekitar 80% sesuai dengan model asli dalam hal desain atau ukuran. Renaissance berarti sekitar 40% dari desain asli telah dipertahankan,” lanjutnya. Patrik yang dipilih untuk memimpin kembalinya Favre Leuba adalah seorang yang sangat berpengalaman di dunia jam tangan mewah, sebelumnya ia adalah CEO Ulysse Nardin dan telah membantu mengembangkan merek tersebut selama hampir dua dekade. Kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk mengembalikan Favre Leuba ke masa jaya, karena setelah krisis quartz pada tahun 80an, keluarga pendiri menjual merek ini dan pemilik baru silih berganti berupaya mengembalikan kejayaannya.
Dari ketiga koleksi terbarunya, koleksi Chief Chronograph menggabungkan desain khas tahun 70-an dengan estetika sporty modern. Casing ‘cushion’ vintage menampilkan dial sunburst dalam tiga warna (biru, biru tua, dan hitam) dan dua sub-dial untuk
HALAMAN SAMPING
Jam tangan Favre Leuba terbaru dari lini Chief Chronograph ini mempertahankan elemen desain khas tahun 70-an, hadir dengan dial sunburst dalam warna biru
HALAMAN INI DARI KIRI
CEO Favre Leuba, Patrik Hoffmann; Kliping iklan vintage yang menginspirasi koleksi Deep Blue Revival terbaru; Koleksi Bathy 50 dari sekitar tahun 1968; Dua model Favre Leuba vintage lainnya
“FAVRE LEUBA BUKAN SEKADAR MEREK JAM TANGAN; INI ADALAH SIMBOL KETANGGUHAN
DAN INOVASI BAGI SELURUH INDUSTRI PEMBUATAN JAM TANGAN” ~ PATRIK HOFFMANN
pembacaan presisi. Casing 41mm dari baja 316L kedap air hingga 100 meter, dengan kaca belakang safir dan simbol jam pasir khas Favre Leuba. Ditenagai mesin chronograph La Joux-Perret L113 dengan cadangan daya 60 jam, koleksi ini menonjolkan finishing berkualitas tinggi. Chief Chronograph tersedia di harga sekitar Rp 70 jutaan. Demi merayakan ulang tahun ke-60 untuk lini Deep Blue (1964-2024), Favre Leuba meluncurkan model ikoniknya, Deep Blue Revival, yang setia pada desain asli dan ukuran 39mm. Jam ini menampilkan dial abu-abu dengan finishing sunray dan indeks berbentuk baton, serta jendela tanggal bulat di posisi 4:30 yang mencerminkan desain di tahun 1964. Kedap air mencapai 300 meter, lebih dari model tahun 60-an, dengan bezel yang dapat diputar unidirectional. Ditenagai oleh mesin jam otomatis G100 dari La Joux-Perret, jam ini memiliki cadangan daya 68 jam. Casing baru menggunakan kristal safir untuk ketahanan yang lebih baik, dengan detail yang terinspirasi dari desain vintage. Koleksi yang ketiga, Sea Sky Chronograph mencerminkan keunggulan jam tangan Swiss dengan presisi dan kualitas luar biasa. Jam tangan ini hadir dalam casing 40mm dari baja 316L, menggunakan mesin jam chronograph otomatis La Joux-Perret L112 dengan cadangan daya 60 jam yang bisa terlihat melalui bagian belakang casing safir yang dihias dengan finishing mewah. Tersedia dalam dial hitam, biru, atau coklat sunburst, setiap model dilengkapi tiga counter putih. Jam ini kedap air hingga kedalaman 100 meter dan dilengkapi dengan tali jam kulit yang mudah diganti.
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Patrik Hoffmann saat membuka konferensi pers di Geneva Watch Days; Koleksi Sea Sky Chronograph yang tangguh; Koleksi Deep Blue Renaissance dengan dial jam biru dan gelang baja; Versi baru dari model ikoniknya dari tahun 1964, Deep Blue Revival, berukuran 39mmm dengan dial abu-abu; Mesin otomatis Chief Date dengan rotor rangka 4N
TIME FOR MAESTRO DUCATI
Untuk merayakan ulang tahun ke-30 merek motor legendaris
Ducati 916, Gerald Charles dan Ducati menghadirkan Maestro
4.0 Ducati 30° Anniversario 916
Di dunia sepeda motor berperforma tinggi, hanya sedikit nama yang memiliki pengaruh sedalam Ducati, dan bahkan lebih sedikit model yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan seperti Ducati 916. Untuk memperingati ulang tahun ke-30 sepeda motor ikonik ini, merek jam tangan Gerald Charles meluncurkan Ducati Maestro 4.0 Ducati 30° Anniversario 916—penghormatan yang tidak hanya menghormati warisan tetapi juga mengangkatnya dengan sentuhan kecanggihan modern. Ducati 916, yang diperkenalkan pada tahun 1994, merupakan mahakarya teknik dan desain, yang dikenal karena garis-garisnya yang ramping, performa yang bertenaga, dan teknologi perintis. Dirancang oleh Massimo Tamburini yang legendaris, sepeda motor ini menetapkan standar baru baik dalam estetika maupun fungsi, menjadi klasik dan tolok ukur dalam sejarah sepeda motor. 916 bukan hanya sekadar sepeda motor; melainkan sebuah pengalaman, memadukan kekuatan mentah dengan keanggunan yang tak tertandingi.
INI ADALAH JAM TANGAN SKELETON GERALD
CHARLES PERTAMA SEKALIGUS YANG PERTAMA
YANG MENAMPILKAN WAKTU PADA RODA
SEPEDA MOTOR
Gerald Charles, nama yang identik dengan presisi dan inovasi dalam dunia kemewahan dan performa, dikenal karena keahliannya dalam memadukan desain klasik dengan teknologi mutakhir. Ciptaannya, Ducati Maestro 4.0 Ducati 30° Anniversario 916 bukan sekadar penghargaan, melainkan pencitraan ulang sebuah legenda. Hanya diproduksi sebanyak 250 buah, Maestro 4.0 Ducati 30° Anniversario 916 yang ditawarkan seharga USD 42,400 (atau sekitar IDR 654,1 juta) ini merupakan visi kolaboratif dari para CEO, yaitu Federico Ziviani dari Gerald Charles dan Claudio Domenicali dari Ducati. Kedua perusahaan tersebut meneruskan warisan artistik penting dari para desainer terdahulu mereka: Gérald Charles Genta dan Massimo Tamburini. Maestro 4.0 dipengaruhi oleh kedua orang ini dan merayakan desain sebagai ekspresi artistik dari kedua dunia, memadukan presisi pembuatan jam tangan dengan semangat mengendarai sepeda motor.
Sesuai dengan ciri utama Maison, jam tangan ini dilengkapi casing Maestro yang ikonik dan tali jam karet vulkanisasi, tersedia dalam warna Ruby Red. Edisi khusus ini menggabungkan material dan teknologi canggih namun tetap mempertahankan esensi desain 916. Penggunaan serat karbon dan titanium tidak hanya meningkatkan performa, tetapi juga memberi penghormatan kepada material yang menjadi ciri khas 916 asli. Garis-garis aerodinamis yang ramping tetap ada, tetapi kini dilengkapi dengan perangkat elektronik canggih dan mesin yang lebih canggih, yang menawarkan keseimbangan antara pesona nostalgia dan kehebatan kontemporer. Skema warna Ducati Maestro 4.0 merupakan penghormatan kepada corak ikonik 916, dengan sentuhan modern. Garis-garis merah cerah dan putih kontras dilengkapi dengan aksen khusus yang merayakan tonggak sejarah 30 tahun, menjadi pesta visual yang menangkap semangat orisinal sekaligus memamerkan kemajuan era modern.
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 13 tahun, Gerald Charles memperkenalkan kembali komplikasi jumping hours, salah satu komplikasi paling ikonik dari desain Genta. Karya ini merupakan evolusi dari jumping hours Gerald Charles Maestro 39 yang bersejarah, yang diproduksi sebelum tahun 2011 saat pendirinya masih menjadi kepala desainer Maison. Dirancang untuk daya tahan dan desain, jam tangan berukuran 39mm x 41.90mm ini memiliki bezel keramik hitam pekat pada badan casing Carbon Forged hitam marmer, terintegrasi dengan tombol jam Titanium Kelas 5, bagian belakang casing, dan gesper - bukti komitmen Gerald Charles yang teguh terhadap keunggulan. Bahan-bahan ini, yang dikenal di dunia sepeda motor sebagai bahan yang sangat ringan dan tahan, sangat ideal untuk jam tangan baru ini. Selain itu, finishing jamnya mencerminkan aspal lintasan balap. Karena konstruksi casing yang khusus, jam ini kedap air yang tinggi hingga 100 meter dan dijamin ketahanan guncangan 5G. Maestro 4.0 Ducati 30° Anniversario 916 adalah jam tangan skeleton Gerald Charles pertama sekaligus yang pertama yang menampilkan waktu pada roda sepeda motor. Di bagian tengah casing, roda tengah telah ditambahkan sebagai penghormatan halus pada pelek roda Ducati 916 asli. Cakram jam tangan emas mencerminkan roda paduan perunggu tiga jarijari asli sepeda motor, dengan kontur hitam yang meningkatkan kontras warna. Dengan sentuhan yang lebih elegan, safir bagian atas dilengkapi bingkai “guichet”, yang juga dihiasi kontur merah yang diresapi SuperLuminova, menawarkan tampilan halus saat lampu padam. Selain itu, setiap jam edisi terbatas dilengkapi juga dengan sketsa litografi khusus jam tangan yang dirancang oleh Octavio Garcia yang diberikan sebagai hadiah. Setiap jam tangan akan dirilis sebagai edisi terbatas sebanyak 250 buah — harta karun sejati bagi para kolektor jam tangan dan penggemar Ducati.
HALAMAN SAMPING
CEO Gerald Charles, Federico Ziviani bersama pebalap motor Pecco Bagnaia; Tampilan jam tangan Gerald Charles Maestro 4.0 Ducati 30° Anniversario 916; Jam dilengkapi casing Maestro yang ikonik dan tali jam karet vulkanisasi
HALAMAN INI DARI KIRI
CEO Ducati Corse, Claudio Domenicali diapit Federico Ziviani dan perancang sepeda motor legendaris dari Italia, Massimo Tamburini; Sketsa litografi khusus yang dirancang oleh Octavio Garcia, Kepala Kreatif di Gerald Charles; Mesin jam otomatis, Ref. GCA 3002JH terlihat dari bagian belakang case
SUMMER TIME
Merek jam asal Swiss yang terkenal akan jam menyelamnya, DOXA meluncurkan dua koleksi terbaru di Geneva Watch Days, SUB 300T Professional Aristera dan koleksi SUB dengan warna dial hijau ‘Sea Emerald’
Untuk koleksi yang pertama, SUB 300T Professional Aristera, DOXA memperkenalkan jam tangan selam otomatis pertama yang dirancang khusus untuk pengguna tangan kiri atau kidal, dengan posisi tombol pemutar jam di sisi kiri casing Model ini merupakan bagian dari koleksi SUB yang ikonik yang diluncurkan pada tahun 1968 dan terkenal dengan dial oranye cerah yang meningkatkan keterbacaan di bawah air. Selain desain yang unik, jam tangan ini juga menawarkan inovasi teknis, seperti bezel unidirectional dan katup pelepas helium, menjadikannya pilihan yang menarik bagi kalangan penyelam profesional dan amatir. SUB 300T Aristera mempertahankan ciri khasnya dengan penempatan tombol pemutar jam di pukul 9, sementara jendela tanggal tetap di pukul 3, yang memerlukan rotasi gerakan 180 derajat di dalam
casing. Nama “Aristera,” yang berarti ‘kiri’ dalam bahasa Yunani, mencerminkan identitas brand DOXA, yang berarti ‘Kemuliaan.’ Jam tangan ini memiliki bezel dengan insert aluminium dan casing baja tahan karat 316L, memberikan ketahanan terhadap korosi. Dibalik kristal safir yang tahan gores, semua indikator dilapisi dengan material luminescent Super-LumiNova, memastikan keterbacaan yang baik dalam kondisi pencahayaan rendah. Menggunakan mesin otomatis Swiss, jam ini memiliki cadangan daya sekitar 38 jam dan kedap air hingga 1.200 meter. SUB 300T Aristera hadir dengan dial oranye ikonik, serta pilihan gelang jam stainless steel atau tali jam NATO yang sporty. Dilengkapi dengan ukiran kapal layar di bagian belakang case, menjadikannya koleksi menarik untuk para petualang, baik pengguna tangan kiri maupun kanan.
DOXA MEMPERKENALKAN JAM TANGAN
SELAM OTOMATIS PERTAMA YANG
DIRANCANG KHUSUS UNTUK PENGGUNA
TANGAN KIRI ATAU KIDAL
Koleksi terbaru kedua hadir dalam warna hijau ‘Sea Emerald’ yang mencolok untuk lini jam tangan SUB. Warna dial yang menakjubkan ini tadinya hanya tersedia di koleksi jam SUB 200 T, kini akan tersedia di lima koleksi utama: SUB 200, SUB 300T, SUB 300, SUB 600T, dan SUB 300 Carbon. Model-model baru ini juga menampilkan dial dengan finishing sunburst, yang secara elegan menangkap cahaya, menciptakan tampilan refleksi yang menakjubkan. Beberapa referensi, seperti SUB 300T dan SUB 300, dilengkapi dengan aksen emas yang menambah sentuhan kemewahan. Semua model SUB dalam warna ‘Sea Emerald’ tetap mempertahankan atribut teknis yang telah mendefinisikan seri SUB sejak 1967. DOXA memiliki hubungan mendalam dengan lautan dan lingkungan akuatik, yang menginspirasi semangat petualangan di dalam air. Warna ‘Sea Emerald’ mencerminkan ikatan ini, mengingatkan pada warna gelombang dan arus di berbagai belahan dunia. Merek jam yang berdiri sejak tahun
1889 ini secara konsisten selalu menyatukan tradisi dan inovasi secara berkelanjutan. DOXA adalah merek pertama yang memperkenalkan jam tangan selam untuk masyarakat umum pada tahun 1967 dengan menam,pilkan bezel berputar searah untuk menghitung dan memantau tanpa henti waktu menyelam, sebuah lompatan besar untuk memastikan keselamatan penyelam. Seiring dengan inovasi utamanya, DOXA SUB menjadi ikon yang mudah dikenali dengan dial jam yang berwarna oranye.
HALAMAN SAMPING
SUB 300T Professional Aristera adalah jam tangan selam otomatis pertama
DOXA yang dirancang khusus untuk pengguna tangan kiri atau kidal, dengan posisi tombol jam di sisi kiri casing, dan dial oranye
HALAMAN INI
Beberapa pilihan dan versi dalam dial warna hijau ‘Sea Emerald’ yang mencolok dari lini jam tangan SUB terbaru, tersedia di lima koleksi utama: SUB 200, SUB 300T, SUB 300, SUB 300 Carbon, dan SUB 600T
IAMWATCH 2024
Peritel jam tangan mewah di Singapura, The Hour Glass memperkenalkan program 4 hari berskala intim dalam suasana santai dan kasual
Ajang bergengsi “IAMWATCH 2024” yang mempertemukan komunitas kolektor jam tangan Pan-Asia secara langsung dengan beberapa kolektor jam tangan independen terkemuka di dunia digagas oleh The Hour Glass mulai tanggal 18 Oktober – 20 Oktober nanti, dengan aturan berpakaian ‘Doublewristed, Resort casual’; dimana pengunjung dianjurkan untuk mengenakan jam tangan di kedua pergelangan tangan. Peritel jam tangan mewah The Hour Glass telah memulai acara serupa di tahun 2004, meluncurkan apa yang dianggap sebagai salah satu pameran jam tangan pertama di dunia yang ditujukan bagi penggemar, yaitu “Tempus – The Great Watchscapade”. Dua dekade kemudian, mereka memperkenalkan platform keterlibatan komunitas baru, dalam forum “IAMWATCH 2024”.
The Hour Glass juga mengumumkan jadwal GTG, kuliah, kelas master, dan percakapan untuk program 4 hari di Singapura. Setiap sesi telah dirancang untuk komunitas kolektor jam tangan Pan-Asia, yang mendorong interaksi tatap muka dalam suasana santai dan kasual. Bergabunglah dengan kami saat kami menyelami kualitas manusia yang mendorong industri jam tangan - gairah, kesabaran, dan ketekunan. “Kami senang menyambut komunitas jam tangan di IAMWATCH 2024,” ujar Michael Tay, Group Managing Director dari The Hour Glass. “Platform IAMWATCH 2024 bukan hanya tentang memamerkan pembuatan jam tangan tradisional; ini adalah kesempatan untuk keterlibatan dan wacana yang bermakna. Kami telah menyusun serangkaian GTG, ceramah mendalam oleh penulis David Rooney
IAMWATCH 2024 AKAN MENJADI KESEMPATAN
YANG TAK TERTANDINGI BAGI PARA KOLEKTOR
DAN PENGGEMAR UNTUK MENJELAJAHI LANSKAP
HOROLOGI MASA KINI
tentang evolusi penunjuk waktu dan desainer Lee Yuen-Rapati tentang tipografi jam tangan; kelas master oleh Jean-Claude Biver dan Maximilian Büsser, serta percakapan dengan pembuat jam, desainer, dan penentu selera. IAMWATCH 2024 akan menjadi kesempatan yang tak tertandingi bagi para kolektor dan penggemar untuk menjelajahi lanskap horologi masa kini.”
Terdapat beragam program seperti presentasi menarik hingga beberapa kelas master dan bincang-bincang yang dipandu para pakar di dunia jam tangan independen kelas dunia. Tamu undangan bisa mendaftarkan diri untuk hadir di acara ‘Breakfast GTG’ bersama Urwerk dan AkriviA di tanggal 18 Oktober, perbincangan menarik tentang Pasar, Moralitas dan Produksi yang dipandu penulis ‘About Time’ David Rooney yang akan berbicara tentang jam bursa saham pertama di Amsterdam,
pencatatan waktu keuangan modern, hubungan antara waktu dan perdagangan, dan bagaimana jam dan arloji memengaruhi manufaktur dari abad ke-18 hingga Henry Ford.
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Aurel Bacs; Eleanor Picciotto; Felix Baumgartner; James Marks, Jean-Claude Biver dan putranya, Pierre Biver
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS, SEARAH JARUM JAM
Matthieu Haverlan; Maximilian Büsser; Konstantin Chaykin; Pierre Jacques; Theo-Auffret; Rexhep Rexhepi
Selain itu juga banyak program lain yang sangat menarik seperti Masterclass tentang kewirausahaan pembuat jam tangan oleh legenda pemasaran yang tak terbantahkan dalam industri jam tangan. Jean-Claude Biver, yang akan berbagi wawasan tentang kepemimpinan, pembangunan merek, dan semangat yang dipelajari dari kariernya di Blancpain, Omega, Hublot, dan Biver. Pendiri dan Direktur Kreatif MB&F Maximilian Büsser juga akan menyampaikan presentasinya dalam Masterclass di hari yang sama. Malamnya masih ada acara ‘Evening GTG’ bersama CEO Girard-Perregaux dan Direktur Pelaksana Ulysse Nardin, dan pemutaran film ‘Keeper Of Time’ yang akan menampilkan kisah empat pembuat jam tangan, Philippe Dufour, Roger W. Smith, François-Paul Journe, dan Maximilian Büsser, beserta wawancara dari para cendekiawan terkemuka di bidang fisika teoretis dan filsafat.
Hari berikutnya pun tidak kalah seru, beberapa program yang dapat dipilih di hari Sabtu tanggal 19 Oktober, dimulai dengan ‘Breakfast GTG’ bersama Maximilian Büsser. Dan ada acara ‘Geek To Goat’ yang mengungkap seni dan ilmu mengoleksi jam tangan artisanal. Bergabunglah bersama Alexandre Ghotbi, Firmin Li, Michael Tay, dan Tiffany To saat mereka membahas kemunculan pembuatan jam tangan artisanal, perubahan lanskap, dan logika di balik preferensi koleksi mereka. Program ‘Comeback Kings’ memberikan pelajaran tentang ketahanan. Alain Silberstein, Franc Vila, Manuel Emch, dan Raul Pages berbagi pelajaran hidup dalam kewirausahaan jam tangan. Mengapa refleksi diri sangat berharga dalam industri yang dibangun atas penemuan kembali.
Acara di hari Minggu juga sangat digemari bahkan hampir semua kelas telah penuh / melebihi kapasitas, termasuk acara
‘How To Build A Million Dollar Watch Collection’, dimana Aurel Bacs, Jean-Claude Biver, Sam Hines, dan Wei Koh mengeksplorasi perubahan keadaan pasar jam tangan pada tahun 2024, perubahan apa yang mungkin diharapkan dalam kegiatan ritel fisik, e-commerce, dan balai lelang, seiring dengan terus berkembangnya perilaku konsumen, teknologi, dan kekuatan pasar. Tunggu apa lagi? Jika Anda tengah berada di Singapura pada tanggal 17-20 Iktober nanti, kunjungi keseruan acara komunitas kolektor jam tangan Pan-Asia dengan para kolektor jam tangan independen terkemuka di dunia ini.
ACARA DI HARI MINGGU JUGA SANGAT
DIGEMARI BAHKAN HAMPIR SEMUA KELAS
TELAH PENUH / MELEBIHI KAPASITAS, TERMASUK ACARA ‘HOW TO BUILD A MILLION DOLLAR WATCH COLLECTION’
Tanggal: Kamis, 17 Okt 2024: Khusus undangan untuk sesi Private View: pukul 15.00 – 17.00 dan Vernissage dari pukul 17.00 – 20.00. Jumat, 18 Okt - Minggu, 20 Okt 2024, antara pukul 11.00 – 20.00. Tempat: The Singapore EDITION hotel di 38 Cuscaden Rd, Singapura
Tiket masuk gratis dan terbuka untuk umum, namun seluruh tamu diminta untuk melakukan pra-pendaftaran di: https://iamwatch.com
HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS, SEARAH JARUM JAM
Cédric Johner; Florian Bedat; Gautier Massonneau; Philippe Lebru; Benoit Mintiens; Patrick Pruniaux; Ken Koshiyama
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS, SEARAH JARUM JAM
Rémi Maillat; Rémy Cools; Raúl Pagès; Bob Bray; Tiffany To; Su Jiaxian; Sylvain Pinaud
SPRING SPRANG SPRUNG 2024
Para komunitas jam tangan dan pebisnis jam, catat tanggalnya dan jadilah orang pertama yang menjadi bagian dari #SPRG2024!
Pameran jam tangan berbasis di Singapura yang berfokus pada merek jam tangan independen, SPRING SPRANG SPRUNG (SPRG), kembali diadakan tahun ini di lokasi baru, yaitu Perpustakaan Nasional Singapura. Tahun lalu, SPRG sukses mempertemukan lebih dari 30 merek jam tangan independen lokal, regional, dan internasional dengan sekitar 1.500 pengunjung selama tiga hari. Tahun ini para penggemar dan pebisnis di industri jam tangan akan mendapatkan kesempatan untuk bertukar pandangan dan memperoleh wawasan dengan serangkaian sesi berbagi di Chat Time, yang dipimpin oleh para pakar industri dan teman-teman kolektor SPRG. Aktivitas baru lainnya adalah Handy Time, yaitu serangkaian lokakarya yang diselenggarakan oleh para pemuka industri yang memungkinkan pengunjung untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam berbagai aspek pembuatan dan kerajinan jam tangan. Pengunjung juga dapat menikmati musik live oleh Sheng Li, Busk King dari UFM100.3, mendapatkan beberapa produk dagangan baru, dan yang terpenting, bersenang-senang dengan komunitas jam tangan lokal dan regional.
SPRG TAHUN LALU SUKSES MENGHADIRKAN
BERAGAM PESERTA PAMERAN YANG BERASAL
DARI TOTAL DELAPAN NEGARA BERBEDA, TERMASUK LIMA WATCH DARI INDONESIA
Dicetuskan pertama kali pada Oktober 2022 oleh Yong Keong Lim, pemilik Feynman Timekeepers, dan Sugiharto Kusumadi, pendiri Red Army Watches, SPRG bercita-cita menjadi ajang yang menyenangkan, kasual, ramah, dan inklusif. Tujuan utamanya adalah agar pameran ini menjadi wadah bagi pemilik dan penggemar merek untuk berkumpul setiap tahun guna berbagi minat, ide, saran, dan banyak lagi. Tahun ini, ajang kasual ini kembali dengan hampir 50% lebih banyak peserta pameran dan berlangsung dari 18-20 Oktober 2024. “Akhir pekan yang menyenangkan bagi para pecinta jam tangan adalah akhir pekan saat SPRG2024 diselenggarakan bersamaan dengan IAMWATCH oleh The Hour Glass. Untuk SPRG2024, kami sangat gembira berada di tempat baru yang lebih besar, berlokasi di pusat kota, dengan pencahayaan alami yang indah, lantai berkarpet, tetapi tetap dengan suasana santai dan menyenangkan yang menjadi ciri khas SPRG. Tempat baru ini menyediakan tempat yang jauh lebih besar yang berpotensi menampung dua kali lipat jumlah merek dari tahun sebelumnya. Kegiatan sampingan seperti lokakarya, ceramah, dan pertunjukan musik langsung juga sedang direncanakan, dan ini pasti akan membuat pengunjung tetap terlibat dan memperpanjang waktu kunjungan mereka ke pameran,” ungkap Lim dan Kusumadi tentang apa yang dapat kita lihat dari SPRG tahun ini.
SPRG tahun lalu sukses menghadirkan beragam peserta pameran yang berasal dari total delapan negara berbeda, termasuk Lima Watch dari Indonesia. Para peserta pameran ini membawa berbagai macam gaya, dengan harga mulai dari kisaran SGD500 (USD360) hingga lebih dari SGD6.000 (USD4.500). Para peserta pameran seperti Zelos, Vario, Feynman, Delugs, dan BOLDR yang merupakan favorit Singapura, bergabung dengan berbagai rekan yang kembali hadir seperti Atelier Wen, Haavan Tuvali, Lima, dan Horizon Watches. Merek-merek baru seperti Constellar, Estrowerk, dan Bauche menggunakan pameran ini sebagai landasan peluncuran untuk koleksi pertama mereka. Tahun ini, SPRG berharap dapat memamerkan merek-merek dari lebih dari 15 negara termasuk 23 peserta pameran yang kembali dan 20 merek baru. Merek-merek tersebut termasuk Azimuth, Bomberg, Luminox, Nodus, Tsai, dan Wise Watches, dan masih banyak lagi.
Tempat: National Library Singapore, Level 3 Pendaftaran gratis: www.spring-sprang-sprung.com
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Acara Spring Sprang Sprung 2023; Ikon jam tangan Oris, Kermit The Frog; Stand merek Oris tahun lalu menampilkan koleksi Pro Pilot X Kermit Edition
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Duo pencetus acara Spring Sprang Sprung, Sugiharto Kusumadi dan Yong Keong Lim; Sesi berbagi di Chat Time; Herman Tan, pendiri Lima Watch; Beragam merek jam hingga aksesori jam dari berbagai negara turut hadir; Handy Time dan serangkaian lokakarya yang menarik juga dapat diikuti selama pameran berlangsung
HKTDC WATCH & CLOCK FAIR 2024
Ajang pameran jam tangan internasional di Asia kembali digelar di Hongkong atas prakarsa HKTDC dan kembali sukses menarik belasan ribu pengunjung
Setiap bulan September, Hong Kong menjadi surga bagi para pebisnis dan penggemar jam tangan di kawasan Asia karena terdapat dua pameran bergengsi sekaligus, yaitu ‘Hong Kong Watch & Clock Fair’ yang tahun ini menginjak tahun ke-43, dan ‘Salon de TIME’ yang ke-12. Kedua ajang pameran yang eksklusif ini diselenggarakan oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) bekerja sama dengan asosiasi pembuat jam tangan ternama, Hong Kong Watch Manufacturers Association Ltd dan The Federation of Hong Kong Watch Trades & Industries Ltd.
Acara yang berlangsung dari tanggal 3 hingga 7 September di Hong Kong Convention and Exhibition Centre ini memiliki komitmen untuk membawa lebih dari sekadar pameran dan kreasikreasi jam tangan terkini, melainkan juga menjadi panggung bagi teknologi dan inovasi baru di industri horologi. Pameran fisik yang tahun ini berhasil menarik sekitar 17.000 pembeli dari 106 negara dan wilayah ini menunjukkan pertumbuhan industri terbesar yang terus terjadi di Jepang, Taiwan, Australia dan Kepulauan Pasifik dan Korea Selatan di antara pasar tradisional, dan ASEAN, Timur
PAMERAN FISIK YANG TAHUN INI BERHASIL
MENARIK SEKITAR 17.000 PEMBELI DARI 106
NEGARA DAN WILAYAH INI MENUNJUKKAN
PERTUMBUHAN INDUSTRI TERBESAR YANG
TERUS TERJADI
Tengah dan India di antara pasar berkembang. Collector’s GuideWATCHES Indonesia yang diundang sebagai media partner resmi dari Indonesia menyaksikan begitu besarnya peluang bagi pasar Indonesia untuk turut berpartisipasi di ajang ini, dan tahun ini VIP klien dari Indonesia pun cukup banyak. Meskipun pameran sempat ditutup sementara karena topan Yagi, namun penyelenggara memperpanjang jam buka selama tiga dari lima hari pameran, sehingga bisnis masih dapat menangkap lebih banyak peluang. Pembeli dan peserta pameran juga dapat secara proaktif menggunakan model hibrida EXHIBITION+ yang memungkinkan para peserta pameran dan pembeli untuk menikmati diskusi bisnis yang diperpanjang hingga 14 September. Belasan ribu pembeli
HALAMAN SAMPING
Acara pembukaan pameran Hong Kong Watch & Clock Fair’ ke-43 dan ‘Salon de TIME’ ke-12 yang meriah, dihadiri para petinggi HKTDC, asosiasi pembuat jam tangan ternama, Hong Kong Watch Manufacturers Association Ltd dan The Federation of Hong Kong Watch Trades & Industries Ltd
HALAMAN INI
Fashion parade di panggung ‘Salon de TIME’; Pengunjung VIP hingga selebriti turut hadir melihat berbagai desain jam tangan mewah yang dipamerkan
global dari luar Hong Kong yang hadir sebagian besar berasal dari Tiongkok Daratan, Taiwan, India, india, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, yang menyoroti pentingnya Hong Kong sebagai pusat perdagangan jam tangan.
Jam tangan dan aksesorisnya tidak terlepas dari segi desain, dan kami juga diberi kesempatan untuk hadir di dua ajang pameran lainnya, yaitu ‘Salon de TIME’ dan pameran produk fashion yang bertajuk ‘CENTRESTAGE’, acara mode yang tahun ini untuk pertama kalinya sepenuhnya terbuka untuk umum. Jumlah pengunjung acara ini pun melebihi 15.000 orang. Para penggemar jam tangan dan mode dapat menghargai puncak keahlian dan
desain serta membeli barang-barang favorit mereka. Zona “Salon de TIME” menghadirkan lima tema berbeda bagi mereka yang menyukai jam tangan dengan sentuhan modern. Dari “World Brand Piazza” yang menampilkan edisi terbatas dari merekmerek internasional, hingga “Craft Treasure” yang mengusung jam mekanik dengan kerajinan tangan yang menakjubkan. Kami melihat beberapa koleksi paing eksklusif dan unik dari merekmerek besar seperti Ice-Watch, Romago, dan Bruce Lee, yang hadir di zona “Chic & Trendy,” memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung yang mengincar jam dengan desain model collectibles
Selain dari kawasan Asia, merek-merek jam tangan indipenden dari Swiss pun turut berpartisipasi, dan tergabung dalam SIWP (Swiss Independent Watchmakers Pavilion) yang didirikan oleh Amarildo Pilo, yang juga pemilik merek Pilo & Co Geneve. Sebagai bagian dari misinya untuk mempromosikan merek jam tangan Swiss yang independen, SIWP mendampingi sekitar dua puluh merek ke pameran internasional. Beberapa jam tangan untuk
para kolektor yang eksklusif dari Swiss Pavilion adalah jam tangan Corleone Superleggera terbaru dari Pilo & Co Geneve. Jam tangn Corleone Evoluzione Superleggera ini diproduksi terbatas, memamerkan casing karbon tempa, dial jam dari batu meteorit, ditenagai oleh mesin kronograf otomatis dengan cadangan daya. Sebuah karya unik, yang disempurnakan oleh kristal safir berbentuk kubah dan miring, membuat jam tangan ini cocok untuk para kolektor jam. https://pilo-watches.com/
Merek lainnya dari Swiss adalah Greco-Genève yang didirikan oleh Greco Stéphane, yang tahun ini memamerkan jam tangan Timesquare Purple feathers. Koleksi Timesquare ini menetapkan tren baru dengan desain perseginya, yang terinspirasi oleh persimpangan Kota New York yang ikonik, memadukan neoklasisisme dengan modernitas, sehingga setiap bagian merupakan kreasi yang unik dan dapat disesuaikan. Memamerkan case persegi berukuran 38mm x 38mm dan tebal 12mm, jam tangan yang terbuat dari baja tahan karat ini memiliki dial dalam finishing
HALAMAN SAMPING DARI KIRI SEARAH
JARUM JAM
Beberapa merek jam di fashion parade ‘Salon de TIME’; Tampilan jam tangan Corleone Superleggera dari Pilo & Co Geneve; Jam tangan Greco-Genève Timesquare Purple feathers; Jam tangan Etoile Big Moon; Keseruan peserta pameran berlatih kungfu di luar gedung; Suasana di Swiss Pavilion
HALAMAN INI
Beragam model dan tipe jam tangan dari berbagai negara yang dipamerkan, termasuk suku cadang jam tangan dari Swiss, hingga merek jam tangan Bruce Lee yang collectibles di zona ‘Chic & Trendy’ bagi para kolektor jam tangan
BEBERAPA JAM TANGAN UNTUK PARA KOLEKTOR YANG EKSKLUSIF DARI SWISS PAVILION
ADALAH JAM TANGAN CORLEONE SUPERLEGGERA TERBARU DARI PILO & CO GENEVE
silikon ungu, jarum jam berlapis rhodium dan bagian belakang case kristal safir transparan memperlihatkan sebagian mesin jam Swiss ETA 2824 dengan cadangan daya 42 jam. Gelang jam dari satin hitam dengan bulu angsa halus dalam warna ungu anggur. https://greco-geneve.com/
Merek ketiga yang juga sangat eksklusif dan unik hadir dari Etoile, yang memamerkan jam tangan Big Moon high complication dengan fitur bulan purnama Hijriah dan Kalender Ganda. Jam tangan rumit otomatis buatan Swiss ini memiliki fase bulan besar, yang dapat disesuaikan dengan tombol. Dilengkapi dengan modul komplikasi yang diproduksi oleh Agenhor di Jenewa. Jam tangan ini ditempatkan dalam case baja bundar berukuran 42mm yang menunjukkan jam dan menit serta detik dengan tiga jarum besar di bagian tengah dial. Waktu ditunjukkan dengan angka timbul besar dan tanda dari satu hingga dua belas. Tampilan besar fase bulan berevolusi pada indikasi waktu pukul 6 sebanyak 30 langkah. https://etoile-highcomplication.com/
Tidak hanya pameran, HKTDC juga mendorong kreativitas melalui Hong Kong Watch & Clock Design Competition yang rutin diadakan setiap tahun. Dengan tema “Talent Moment” untuk kategori pelajar dan “Go Beyond Innovation” untuk kategori umum, kompetisi ini membuka jalan bagi para desainer lokal untuk menunjukkan karya inovatif mereka. Desain canggih yang menyoroti kekuatan Hong Kong dalam inovasi berhasil unggul menampilkan desain-desain terbaik mereka, seperti pemenang pertama dari Open Group, Vertical 6.0 yang dirancang oleh Wong Ting Bong. Jam tangan yang terinspirasi dari balapan mobil ini memungkinkan pemakainya merasakan sensasi mengejar kecepatan dan sensasi balapan. Casing logam yang ditempatkan di atas permukaan menghadirkan estetika industrial. Juara pertama runner-up adalah The time for flowers, karya Cheng Pui Ling. Dial jam dilapisi dengan daun semanggi dan kupu-kupu berenamel. Saat jarum jam bergerak, setiap daun semanggi di dekat penanda jam akan terbuka satu per satu, seolah dibelai oleh angin musim semi.Juara kedua runner-up adalah Odyssey, karya Inspo Watches Company Limited. Jam tangan ini dilengkapi dengan tampilan
DARI “WORLD BRAND PIAZZA” YANG
MENAMPILKAN EDISI TERBATAS DARI
MEREK-MEREK INTERNASIONAL, HINGGA
“CRAFT TREASURE” YANG MENGUSUNG JAM
MEKANIK DENGAN KERAJINAN TANGAN YANG MENAKJUBKAN
waktu dunia dengan dua dial yang inovatif. Mesin jam otomatis yang unik menggerakkan dua dial zona waktu hemisferik, dengan hanya penyesuaian sederhana yang diperlukan untuk memeriksa waktu di zona waktu yang berbeda.
Dari Student Group untuk mahasiswa dari perguruan tinggi lokal yang terdaftar, terlihat bakat mereka di industri jam tangan yang sedang naik daun. Pemenang tahun ini adalah Liminality, karya Lau Cheuk Lai dari Creative Secondary School. Karya ini mengaburkan batasan antara jam tangan dan perhiasan, menunjukkan bentuk sementara yang menggabungkan AI dengan tradisi dan dekorasi dengan kepraktisan. Masih begitu banyak yang kami saksikan, begitu singkat waktu berlalu, dan sebagia beritanya kami tampilkan di situs online: www.cgw-indonesia.com dan platform sosial media kami, lengkap dengan video-video yang menarik. Sampai jumpa di tahun depan!
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM
Para pemenang 41st Watch & Clock Design Competition berfoto bersama para juri; Jam tangan Vertical 6.0; Jam tangan The time for flowers; The Watcher karya Yu Po Kwan; Liminality; Odyssey; Kami menikmati TramOramic Tour, yaitu tur keliling kota di sepanjang landmark Hong Kong yang luar biasa
TIME FOR FASHION
Fashion Forward Watches
Jewellery Haven Stars & Timepieces
@Jaquet Droz
JEWELLERY TIME
ELEGANCE & EXTRAVAGANCE
Piaget memperingati hari jadinya yang ke-150 dengan mempersembahkan pengembangan cantik dari lini High Jewellery Watches mereka yang paling ikonis
Dengan warisan yang telah ada selama 150 tahun, Piaget secara konsisten telah mendefinisikan ulang batas kreativitas dan keterampilan. Dari ajang Watches and Wonders 2024, Maison perhiasan dan jam tangan ternama asal Swiss yang dikenal dengan komitmennya terhadap keanggunan dan inovasi ini menghadirkan lini “The Art of Extraleganza” sebagai perwujudan sempurna dari kemewahan dan inovasi. Dengan desain yang memikat dan teknologi mutakhir, koleksi ini menawarkan lebih dari sekadar penunjuk waktu, melainkan pengalaman yang tak terlupakan bagi pemiliknya.
Kreasi-kreasi bersejarah Piaget yang mewah terlahir kembali dengan peleburan berani karya seni dan penguasaan akan bahan, membawanya ke abad 21 dengan keanggunan dan orisinalitas. Para artisan Piaget bukan sekadar pembuat jam tangan dan perhiasan, mereka adalah pembuat jam tangan yang menjadi pembuat perhiasan. Yves Piaget pernah berkata, “Saya ingin menunjukkan bahwa jam tangan dan perhiasan kami merupakan karya seni sejati, dan bahwa pembuatnya adalah seniman sejati.” Kecintaan itulah yang terus menjadi karakteristik Piaget—dulu, kini, dan nanti.
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Model mengenakan dua model Piaget cuff watch yang mewah; Versi lain dari cuff watch dengan dial batu opal bernuansa hijau; Setiap mata rantainya dipilin dengan tangan, membentuk struktur emas yang mengelilingi dial
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Tiga model terbaru dari kalung Piaget Swinging Sautoir dengan dial jam yang sekaligus menjadi liontin; Tampilan dial opal dengan nuansa hijau dan biru dalam cuff rantai emas; Dua model terbaru jam tangan High Jewellery Aura Piaget
SWINGING SAUTOIR
Untuk dapat mengapresiasi evolusi jam tangan High Jewellery Piaget, kita harus kembali ke tahun 1957 ketika mesin jam berpemutar manual 9P yang supertipis lahir di La Côte-auxFées, Swiss, tempat lahirnya Piaget pada 1874. Mesin jam ini revolusioner, namun keputusan untuk hanya menggunakannya dalam logam mulia mengukuhkan perusahaan ini sebagai master sejati Haute Horlogerie dan Haute Joaillerie. Tahun 1969, Piaget memperkenalkan jam tangan sautoir dalam peluncuran 21st Collection di Basel, menawarkan kebangkitan kembali sebuah gaya klasik dan reinterpretasi kontemporernya. Meleburkan inovasi horologis dengan mesin jam 9P supertipis, dial dengan desain ornamen yang berani, dan gaya dinamis era 1960-an dan 1970-an, Swinging Sautoir identik dengan konsep yang megah, warna-warna cerah, dan logam mulia nan mewah. Dikenakan sebagai kalung ataupun sabuk, kreasi ini akan “berayun” anggun seiring gerakan pemakainya, membuatnya dinamakan “Swinging Sautoir”.
SETELAH DIANUGERAHI GPHG LADIES’ WATCH PRIZE UNTUK CUFF HIDDEN TREASURES 2023, PIAGET MEMPERSEMBAHKAN INTERPRETASI BARUNYA MUSIM INI
Tahun ini, Piaget mempersembahkan tiga Swinging Sautoir baru yang cantik, dua di antaranya dapat dikenakan sebagai pemanis pergelangan tangan. Kreasi pertama dihiasi rantai emas yang terpilin cantik, seakan menyambung dengan jam tangannya. Swinging Sautoir memamerkan bentuk trapesium yang melengkung elegan, mengingatkan pada bentuk asli tahun 1969. Sebuah perpaduan warna biru dan hijau yang terilhami era 1970-an menghiasi kalung yang dipercantik manik-manik malachite dan pirus, safir kuning, dan berlian brilliant-cut. Jam dengan dial batu pirus menggantung dari sebutir safir kuning 29,24 karat dari Sri Lanka dan sebutir batu aquamarine 6,11 karat, menyempurnakan tampilan Sautoir ini hingga menjadi sebuah mahakarya High Jewellery yang juga dapat dikenakan sebagai kalung. Bagian jamnya dapat dilepas dan dipasangkan pada tali satin hijau. Sautoir kedua memiliki rantai ganda dengan satu berlian tertumpu pada cabochon opal putih 11,68 karat yang menyangga case jam. Desainnya terlihat spektakuler dengan rumbai-rumbai berlian, emas, dan chalcedony menjuntai dari sebutir safir kuning emeraldcut langka, mencerminkan nuansa flamboyan khas Piaget.
CUFF WATCH
Di tahun 1969, Piaget juga memperkenalkan cuff watch, yang terkenal karena bentuknya yang tegas dan bahannya yang mewah— cuff yang terbuat dari kerawang emas, gelang emas yang sarat tekstur, dan dial berwarna cerah. Arloji-arloji memukau ini seakan menjadi identitas bagi kaum elite internasional di abad ke-21. Setelah dianugerahi GPHG Ladies’ Watch Prize untuk cuff Hidden Treasures 2023, Piaget mempersembahkan interpretasi barunya musim ini. Sebuah dial opal hitam, berkilau dengan nuansa hijau dan biru “mengintip” dari dalam cuff rantai emas buatan tangan itu. Setiap mata rantainya, yang dipilin dengan tangan, membentuk sebuah struktur emas bagai batu karang mengelilingi dial. Kreasi ini menunjukkan salah satu ciri khas Piaget, bermain-main dengan warna dan emas bertekstur.
AURA
Pertama diperkenalkan pada 1989, arloji High Jewellery Aura Piaget memantik antusiasme dengan integrasi mulus antara case dengan gelangnya, yang penuh dihiasi berlian baguette-cut Dimotori mesin jam 40P berpemutar manual supertipisnya, model ini merupakan bukti atas keahlian horologis perusahaan tersebut di saat banyak pemain industri mengandalkan pada mesin quartz. Untuk merayakan 35 tahun peluncuran ikon ini, Piaget memperkenalkan dua model baru Aura, dengan hiasan spektakuler batu delima, safir pink, dan berlian. Menggunakan teknik pemotongan dan pemasangan yang mumpuni, Piaget telah menciptakan dial dengan hamparan batu delima yang cerah gemerlap dikelilingi berlian baguette-cut. Versi kedua menampilkan efek gradien, bertransisi dari merah delima pekat ke safir pink lembut dan berlian. Desain baru ini tersedia dalam dua ukuran, memuncaki keahlian pembuatan jam tangan dan High Jewellery.
FROM SADDLE TO WRIST
Hermès menghadirkan momen terindah dalam mahakarya yang dibentuk oleh tangan para perajin untuk menjadikannya teman sejati bagi mereka yang memakainya
CASE JAM YANG BERDIAMETER 34MM INI
MENAFSIRKAN ULANG DESAIN SYAL SUTRA
GRAND TRALALA YANG DIRANCANG OLEH
SENIMAN PRANCIS, VIRGINIE JAMIN
Arceau Grand Tralala: Brides et Mors adalah salah satu koleksi jam tangan mewah yang memancarkan keanggunan dan kreativitas khas dari merek horologi Perancis, Hermès. Dengan desain yang unik dan estetika yang kaya, jam ini menjadi simbol perpaduan antara seni, tradisi, dan inovasi. Koleksi Arceau memang dikenal dengan bentuk casing jamnya yang bulat dan tali jam yang nyaman. Case jam yang berdiameter 34mm ini menafsirkan ulang desain syal sutra Grand Tralala yang dirancang oleh seniman Prancis, Virginie Jamin. Model jam ini menonjolkan detail yang terinspirasi dari dunia berkuda, yang merupakan bagian penting dari warisan Hermès. Dengan motif sabuk dan pelana, jam ini menggabungkan elemen klasik dengan nuansa modern, menjadikannya menarik bagi penggemar horologi dan fashion.
Terdapat dua versi Arceau Grand Tralala, keduanya dalam warna emas merah muda dengan berlian. Pilihannya terletak pada dial jam, yaitu hitam ramping atau putih bersih. Berukuran 34mm, jam cantik ini memamerkan dial jam yang dihiasi sebentuk kekang dan keping saling terkait dalam kecemerlangan emas mawar dan 110 berlian, membentuk dekorasi grafis namun cantik. Dimeriahkan oleh jarum detik kecil berbentuk keping, model ini digerakkan oleh mesin jam Manufacture Hermès H1912 yang terlihat melalui bagian belakang casing berlapis kristal safir. Mesin yang digunakan dirakit dengan perhatian mendetail, mencerminkan tradisi panjang Hermès dalam pembuatan barang-barang mewah. Keahlian ini tidak hanya terlihat dalam mekanisme, tetapi juga dalam finishing yang halus dan detail
halus pada dial dan casing. Salah satu fitur menarik dari Arceau Grand Tralala adalah penggunaan warna dan desain yang berani. Dial yang dihiasi dengan motif yang cerah dan menyenangkan menciptakan daya tarik visual yang kuat. Jam ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai aksesori yang mencerminkan gaya hidup dan kepribadian pemakainya. Dibuat di bengkel Hermès Horloger, tali jam kulit buaya chantilly atau hitam yang halus senada dengan warna dial melengkapi tampilan jam tangan mewah ini.
Arceau Grand Tralala “Brides et Mors” menawarkan nilai eksklusivitas yang tinggi. Setiap jam dirancang untuk memberikan pengalaman unik bagi pemiliknya, membuatnya sangat dicari oleh kolektor dan penggemar jam tangan mewah. Dengan desain yang mengagumkan, mekanisme yang canggih, dan perhatian mendetail terhadap seni, jam ini menawarkan lebih dari sekadar fungsi. Ia adalah pernyataan gaya yang mencerminkan keanggunan dan kreativitas merek Hermès, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang menghargai kualitas dan keindahan dalam setiap detil.
HALAMAN SAMPING
Arceau Grand Tralala: Brides et Mors dalam warna emas merah muda yang tampak kontras dengan dial jam warna hitam yang elegan; Berdiameter 34mm dan dihiasi 110 berlian
HALAMAN INI
Versi dial jam dalam warna putih yang menawan, menampilkan motif sabuk dan pelana yang terinspirasi dari dunia berkuda, bagian penting dari warisan Hermès
JEWELLERY TIME
SHOOT FOR THE STARS
Saat para bintang kelas dunia ingin memadukan waktu dengan perhiasan, Omega menjawabnya dengan koleksi Constellation terbaru
SETIAP JAM TANGAN DIBEDAKAN OLEH POLA
BERPUTAR PADA PELAT JAMNYA, DALAM
FORMASI HIPNOTIS YANG TERBENTANG
ANGGUN DARI KONSTELASI BINTANG
Sempurna mewakili kualitas elegan dan menawan dari koleksi Omega, Duta global Omega dan aktris Korea Selatan, So-hee Han, bergabung bersama model dan aktris Amerika, Kaia Jordan Gerber yang juga global Omega, dan aktris dan ballerina Tiongkok, Liu Shishi (Cecilia Liu) dalam sesi foto koleksi Omega Constellation terbaru. Memantulkan cahaya dengan berbagai cara yang menawan, koleksi Constellation terbaru ini seakan mengaburkan batas antara jam tangan dan perhiasan, dan berhasil menciptakan aksesori terindah yang mewakili gaya ekspresif setiap wanita yang mengenakannya. Setiap jam tangan dibedakan oleh pola berputar pada pelat jamnya, dalam formasi hipnotis yang terbentang anggun dari konstelasi bintang yang menjadi simbol yang terletak pada pukul 6. Motif spiral yang unik dan canggih dari Omega ini hadir dalam berbagai warna dalam 20 pilihan individual.
Untuk menekankan warisan Constellation yang terkenal, setiap jam tangan baru dihiasi dengan fitur-fitur yang menjadi simbol, termasuk segi half-moon di setiap ujung casing, dan bezel berlapis berlian yang dijalin di antara cakar-cakar terkenal di kedua sisinya. Hadir dalam tiga ukuran, termasuk 29mm, 28mm, dan 25mm, dengan versi baja klasik, Moonshine™ 18K penuh atau Emas Sedna™ 18K, atau perpaduan baja dan emas. Dan demi memenuhi setiap selera pribadi, koleksi ini juga hadir dengan gelang jam Constellation khas dengan sistem penyesuaian kenyamanan, atau pilihan tali berbahan kulit yang berkilauan. Mesin jam kaliber Co-Axial Master Chronometer hadir untuk model 29mm. Mesin jam mekanis ini terlihat melalui casing belakang kristal safir dan menjamin standar tinggi yang disetujui oleh Institut Metrologi Federal Swiss (METAS). Akurasi terbaik juga ditawarkan untuk model quartz dalam diameter 28mm dan 25mm, dengan medali Constellation Observatory, yang dicap pada setiap casing belakang metalik.
HALAMAN SAMPING
So-hee Han mengenakan Omega Constellation warna ungu; Kaia Gerber mengenakan Omega Constellation dalam warna hijau; Liu Shishi memilih Omega Constellation dalam diameter 29mm dan dial warna perak berkilauan
HALAMAN INI DARI KIRI
Omega Constellation dengan dial hijau bertatahkan berlian, terdapat dua ukuran, 28 mm dan 25mm dari baja dan 18K Moonshine™ Gold; Versi dengan diameter 25mm dari baja dan 18K Sedna™ Gold, dan dial ungu bertatahkan berlian; Versi 29mm dari baja dan 18K Sedna™ Gold, bezel bertatahkan berlian dan ditenagai mesin Co-Axial Master Chronometer Omega Caliber 8700
JEWELLERY TIME
THE EPITOME OF LUXURY
Kolaborasi terbaru Nicholas Saputra dan Mondial menghadirkan koleksi Mondial Precious yang elegan dan mewah
Masih ingat bros The Medallion yang mewah karya
Nicholas Saputra? Aktor multi-talenta yang menjadi
Duta Mondial dan juga Direktur Kreatif dari koleksi
Mondial Precious ini kembali terlibat langsung dalam proses kreatif dari keseluruhan desain perhiasan dari lini Mondial
Precious terbaru. Lebih dari sekedar kolaborasi antara Duta merek dan publik figur, Mondial memberikan kebebasan penuh pada
Nicholas untuk menuangkan jiwa artistik dan ide-idenya dalam koleksi perhiasan ini. Inovasi dan jiwa artistiknya tertuang di setiap detail dan potongan batu permata berkualitas tinggi yang sudah sesuai dengan standar Mondial sebagai jenama perhiasan berlian berkelas internasional.
BROS MEWAH INI MENAMPILKAN BERBAGAI
BATU MULIA, TOTAL 222 BATU PERMATA DENGAN BERAT GABUNGAN 12,537 KARAT
Terinspirasi oleh arsitektur yang mengusung bentuk geometri dasar yaitu lingkaran, segi empat, dan segitiga, Nicholas berhasil menciptakan berbagai karya yang indah, dan ia mengaku kagum pada Mondial, “Ini adalah tahun kedua saya dalam berkarya melalui perjalanan kreatif saya bersama Mondial. Dalam dua tahun ini, Mondial telah melakukan berbagai inovasi yang. patut dikagumi, baik dalam pengembangan karya perhiasannya serta dalam mempertahankan pelayanannya yang selalu mengutamakan kebutuhan customer dan komunitasnya. Bagi saya pribadi, Mondial juga menjadi wadah kreatif saya dalam mewujudkan visi saya ke dalam desain-desain perhiasan, yang mana telah terwujud melalui koleksi Mondial Precious yang dalam momentum ini juga menampilkan the latest addition-nya.”
Tampil elegan dalam setelan jas dipadukan dengan kemeja putih, Nicholas terlihat mengenakan bros Mondial The Tassel yang disematkan di ujung kerah kemejanya. The Tassel adalah bros rumbai yang dirancang agar dapat menjadi perhiasan mewah yang multifungsi, mengacu pada kemegahan bros The Medallion yang mewujudkan rasa adaptabilitas dan kecanggihan. Motif rumbai melambangkan fluiditas dan gerakan, yang mencerminkan gaya hidup dinamis pemakainya, sementara detail yang rumit menunjukkan dedikasi terhadap kualitas dan seni. Baik dikenakan sebagai bros, liontin, atau kalung, karya ini dirancang untuk mempercantik penampilan apa pun dengan pesona dan keserbagunaannya yang tak terbantahkan. Bros mewah ini menampilkan berbagai batu mulia, total 222 batu permata dengan berat gabungan 12,537 karat, terdiri dari 204 berlian F VVS bulat (total 7,709 karat), 6 rubi bulat (total 1,372 karat), 6 berlian princesscut (total 1,692 karat), 6 safir princess-cut (total 1,764 karat). harga dimulai dari IDR 644,2 juta.
Dari lini perhiasan ‘Arc’ terdapat koleksi liontin berlian dan rantai, serta cincin wanita ‘Arc Ladies Ring’ dan ‘Arc Twist Ladies Ring’ yang terinspirasi oleh keajaiban arsitektur dunia. Tepi yang tajam dan garis-garis yang tegas melambangkan kekuatan dan kejelasan, kualitas yang diwariskan dari generasi ke generasi. Liontin berlian Arc hadir dengan garis-garis yang bersih dan sudut-sudut yang tepat, dan berlian yang ditata dengan cermat menambah sentuhan kemewahan. Terbuat dari emas 18K, liontin ini merupakan perayaan gaya yang abadi, bertatahkan sebuah berlian Princess cut dan 17 berlian bundar. Cincin Arc Twist hadir dengan 28 berlian bulat berkilau yang disusun secara cermat sehingga meningkatkan kilau berlian, menciptakan tarian cahaya yang memukau saat pemakainya bergerak. Harga dimulai dari IDR 31,1 juta (Arc Twist Ladies Ring) dan IDR 16,9 juta (Arc Ladies Ring).
Perhiasan multi-fungsi juga dihadirkan dalam anting-anting ‘Lavesa Dangling Multiway’ yang menjuntai dan serbaguna, terbuat dari emas putih 18K. Anting ini bertatahkan 2 safir oval, total 4,37 karat, 2 Berlian MEC, total 1,1 karat, 22 berlian princess-cut, total 1,83 karat, dan 32 berlian meruncing, total 4,006 karat. Antinganting ini menawarkan tampilan serbaguna dan mewah dengan tiga komponen yang dapat dipertukarkan, yaitu anting berlian soliter, anting berlian geometris yang menggantung panjang, dan liontin safir yang indah. Harga mulai dari IDR 657 juta. Kaum pria juga dimanjakan dengan pilihan cincin pria ‘Gradiore Chivalry’ yang mewujudkan semangat kesatriaan dan maskulinitas modern. Bertatahkan 1 berlian princess-cut dan di sekelilingnya dihiasi 18 berlian bundar, cincin yang terbuat dari rose gold 18K ini menciptakan hamparan kecemerlangan yang berkilauan. Harga mulai dari IDR 75,8 juta.
HALAMAN SAMPING
Duta Mondial dan Creative Director Mondial Precious, Nicholas Saputra mengenakan bros The Tassel yang memikat; Anting-anting ‘Lavesa Dangling Multiway’ yang multifungsi
HALAMAN INI DARI KIRI
The Tassel yang multifungsi dan dapat dikenakan sebagai bros, liontin, atau kalung; Lini perhiasan Arc’, berupa liontin berlian dan rantai, cincin wanita ‘Arc Ladies Ring’ dan ‘Arc Twist Ladies Ring’; Cincin pria ‘Gradiore Chivalry’
TIME FOR THE STONES
Masih ingat saat sampul album The Rolling Stones “Some Girls” disensor di tahun 1978? Akankah jam tangan otomatis yang dipersembahkan untuknya ini mengalami nasib yang sama?
Setelah sukses dengan karya uniknya tahun lalu, merek jam tangan Swiss yang terkenal dengan keahlian horologi dan inovasi, Jaquet Droz kembali menciptakan sesuatu yang sangat istimewa tahun ini: The Rolling Stones “Some Girls”. Koleksi ini tidak hanya merayakan salah satu band paling ikonik di dunia, tetapi juga menampilkan teknik otomaton yang mengagumkan, memadukan seni dengan keahlian teknis yang luar biasa. Inti dari karya ini adalah potret Mick Jagger, ditafsirkan ulang dalam gaya grafis unik dalam semangat “Some Girls”. Mereproduksi warna pop-art yang mencolok, jam tangan ini dibuat sepenuhnya dengan tangan, menampilkan lukisan dan patung miniatur. Para perajin ahli dari merek Jaquet Droz telah melengkapinya dengan beberapa otomata bergerak yang membuatnya tampak hidup, sesuai permintaan. Sebuah karya unik yang, 45 tahun kemudian, pada gilirannya akan meninggalkan jejaknya di dunia Haute Horlogerie.
SAAT DIAKTIFKAN, LIDAH STONES YANG
IKONIK, PADA PUKUL 9, TERANGKAT, TURUN, DAN BERGOYANG. TEPAT DI ATAS INI, TONEARM PEMAIN NAIK DAN TURUN, YANG
MEMUNGKINKAN CADANGAN DAYA DIBACA
Jaquet Droz The Rolling Stones Automaton - Some Girls adalah contoh luar biasa dari kombinasi antara seni, budaya, dan keahlian teknis dalam dunia horologi. Dengan desain yang memukau dan fitur otomaton yang inovatif, jam ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai karya seni yang mengabadikan semangat musik legendaris. Ini adalah pilihan sempurna bagi siapa saja yang menghargai keindahan, inovasi, dan warisan budaya yang mendalam. Automaton “Some Girls” menampilkan desain yang terinspirasi langsung dari album berjudul sama yang dirilis pada tahun 1978. Keunikan pada dial jam yang berdiameter 43mm dan tebal 16.96mm ini adalah hiasan dengan elemen grafis yang mencolok, termasuk warna-warna cerah dan simbol-simbol yang menjadi ciri khas The Rolling Stones. Salah satu fitur paling menarik dari koleksi ini adalah penggunaan teknologi otomaton, yang merupakan salah satu keahlian khas Jaquet Droz. Jam ini dapat menampilkan animasi yang menarik, berupa animasi yang menggambarkan beberapa elemen dari budaya pop yang tercermin dalam lagu-lagu The Rolling Stones,
termasuk gerakan lidah dan karakter ikonik lainnya saat tombol di tekan. Detail mekanis yang rumit dan pergerakan halus dari otomaton menunjukkan keahlian luar biasa para pembuat jam, menghidupkan setiap elemen dengan keindahan yang memukau.
Di tengah komposisi terdapat “panggung” grup band ikonik itu, dan di dalamnya terdapat ukiran miniatur semua instrumen band, gitar Ron Wood dan Keith Richards, drum kit minimalis Charlie Watts, serta mikrofon dan harmonika Jagger, yang berukuran beberapa belas milimeter saja. Setiap instrumen dibuat dengan tangan dari balok emas dan diletakkan di atas sampul asli “Some Girls”, yang seluruhnya direproduksi menggunakan lukisan miniatur. Lingkaran ketiga ditenagai oleh sebuah automaton. Di permukaannya terdapat alur-alur kecil yang ditemukan pada piringan hitam, seperti rilisan awal “Some Girls” dengan kecepatan 33 rpm – yang terukir pada permukaan kuningan. Cakram tersebut berputar penuh satu kali setiap 30 detik, sesuai permintaan, dengan menekan pendorong koaksial pada tombol jam pada pukul 3. Cadangan daya automaton cukup untuk animasi selama 4 menit (yaitu 8 putaran berturut-turut). Saat diaktifkan, lidah Stones yang ikonik, pada pukul 9, terangkat, turun, dan bergoyang. Tepat di atas ini, tonearm pemain naik dan turun, yang memungkinkan cadangan daya dibaca.
Jaquet Droz dikenal dengan perhatian detail yang tinggi dalam pembuatan mesinnya, dan jam ini tidak terkecuali. Ditenagai oleh mekanisme otomatis yang rumit, menjamin akurasi dan presisi tinggi, memastikan bahwa setiap detik terukur dengan akurat, dan keandalan yang menjadikannya pilihan yang sempurna bagi para pecinta horologi. Sebagai edisi terbatas, jam tangan ini sangat dicari oleh kolektor dan penggemar. Setiap jamnya telah dilengkapi dengan nomor seri unik, memberikan nilai eksklusivitas yang tinggi. Kepemilikan jam ini tidak hanya sebagai simbol status, tetapi juga sebagai investasi yang berharga, mengingat nilai koleksi yang terus meningkat seiring waktu.
HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS
Jaquet Droz The Rolling Stones “Some Girls”; Mesin Jaquet Droz 2653AT2 terlihat dari bagian belakang case; Hiasan dengan elemen grafis yang mencolok menghiasi bagian dial jam; Instrumen miniatur seperti gitar
Ron Wood dan Keith Richards, drum kit Charlie Watts, serta mikrofon dan harmonika Jagger
HALAMAN INI DARI KIRI
Jam dengan warna-warni pop-art yang berani ini cocok sebagai pernyataan fashion; Perakitan jam secara manual di workshop; Cakram pada dial jam berputar penuh satu kali setiap 30 detik
OFFICE TIME
Kini kegiatan di kantor tidak akan membosankan lagi, simak pilihan aktor Korea Lee Dong Wook dan pastikan Anda memiliki salah satunya
Sebagai Duta Tissot yang mewakili kawasan Asia, aktor Korea Lee Dong Wook hadir kembali dalam kampanye terbaru koleksi Tissot PRX di Asia. Kampanye bertajuk ‘One Office Day At A Time’ ini menampilkan keunggulan jam tangan Tissot PRX terbaru yang dikenakan sang aktor. Tissot PRX terinspirasi dari model jam tangan Tissot yang bersejarah sekaligus revolusioner yang diluncurkan pada tahun 1978 dan menjadi salah satu jam tangan mewah sekaligus sporty pertama yang terbuat dari baja.
Koleksi terbaru ini menambahkan warna-warna baru dan orisinal ke dalam model PRX terbaru, cocok bagi mereka yang menghargai daya tarik jam tangan klasik dan retro yang ingin tampil berbeda. Terbalut casing yang meruncing dan ramping, dial jam dengan pola geometris yang mengingatkan pada seni Vasarely, dan gelang jam terintegrasi dari baja tahan karat yang kokoh namun ergonomis menjadikan PRX benar-benar seperti ledakan masa lalu dan karya modern yang canggih. Terdapat
TISSOT PRX TERINSPIRASI DARI MODEL
JAM TANGAN TISSOT YANG BERSEJARAH
SEKALIGUS REVOLUSIONER YANG
DILUNCURKAN PADA TAHUN 1978
pilihan dengan dial jam yang memiliki warna berpendar memudar, yang berubah dari biru es atau hitam menjadi pantulan biru metalik, menawarkan skema warna mencolok yang menembus kemonotonan kehidupan sehari-hari. Selain model dalam berbagai warna cerah, hadir varian yang berbalut teknologi tinggi, dibuat dengan casing karbon tempa yang membuat setiap bagiannya unik, selain memberikan daya tahan yang ringan. Casing ini dirancang untuk performa optimal dalam kondisi yang menuntut. Model karbon menonjol dengan estetika hitam penuh yang mencakup cakram jendela tanggal hitam, dan gelang jam dari karet, satu-satunya model rilis baru dengan jenis tali ini. Tissot juga menjawab permintaan pelanggan dengan memperkenalkan versi dengan mesin jam otomatis untuk pilihan dial jam hijau mint yang populer selama musim panas. Model ini memiliki pelat jam wafel hijau muda yang mencolok dan kontras dengan casing baja, yang tersedia dalam dua ukuran, 40mm dan 35mm. Pilihan lengkap jam tangan Tissot ini sudah tersedia di butik-butik Tissot di Plaza Senayan, Mall Kelapa Gading-3, Grand Indonesia dan Pondok Indah Mall 2. Selamat berburu jam tangan pujaan Lee Dong Wook!
HALAMAN SAMPING
Lee Dong Wook mengenakan jam tangan Tissot PRX versi casing karbon hitam; Sang aktor terlihat elegan dengan Tissot PRX dalam versi dial biru
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Lee Dong Wook mengenakan Tissot PRX versi dial wafel warna hijau; Ia mengenakan versi dial dalam warna berpendar, dari biru es menjadi pantulan biru metalik; PRX Powermatic 80 dengan dial gradien black chameleon; Versi 35mm cocok untuk wanita; Versi casing karbon tempa warna hitam; Dua model terbaru dalam warna biru dan hijau mint
TIME FOR THE LEGENDS
Seiring kemeriahan Olimpiade dan Paralimpiade, Omega juga merayakan duta renang mereka, legenda renang Léon Marchand dan Michael Phelps
Leon Marchand, perenang muda asal Prancis, telah mengguncang dunia renang dengan meraih empat medali emas dan memecahkan beberapa rekor di Olimpiade Paris yang baru lalu. Bersama legenda renang dan atlet Olimpiade paling berprestasi sepanjang masa dan peraih 28 medali Olimpiade, Michael Phelps, mereka bergabung dalam kampanye Omega yang berjudul “Legends Inspire Legends”. Masing-masing mengenakan jam tangan Omega Seamaster Aqua Terra terbaru dengan dial hitam. Tampilan klasik dan abadi ini tersedia dalam ukuran 41mm, 38mm, dan 34mm. Aqua Terra dikenal sebagai simbol gaya Omega yang terinspirasi dari laut, dengan desain simetris yang mengingatkan pada jam tangan selam warisan merek tersebut.
Sempurna mewakili pentingnya ketepatan waktu, Omega sebagai pencatat waktu resmi Olimpiade mengangkat legenda renang yang juga Duta Omega ini dalam kampanye yang menyoroti dua generasi bintang renang dan menunjukkan bagaimana obor dapat diwariskan selama bertahun-tahun. Sama seperti Michael Phelps yang membangun karier yang menginspirasi selama bertahun-tahun, Léon Marchand juga menorehkan jejaknya sendiri di kolam renang, dan akan menjadi inspirasi bagi perenang muda lainnya.
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Léon Marchand dan Michael Phelps; Michael Phelps; Omega Seamaster
Aqua Terra 150M terbaru dalam ukuran 41mm, 38mm, dan 34mm; Léon
Marchand; Mesin Calibre Omega 8800 terlihat dari bagian belakang case jam
TIME TO TRAVEL
All About Luxury Travels Parties Around The Globe
HIDDEN PARADISE
Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa hadir di destinasi wisata yang semakin populer, Labuan Bajo
Labuan Bajo adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, terutama destinasi budaya seperti Taman Nasional Komodo. Di tengah pesona ini, Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa hadir menawarkan pengalaman menginap yang tak terlupakan bagi para wisatawan yang mencari kenyamanan dan kemewahan. Berada di antara labirin hutan liar dan kilauan Pantai Laut Flores, resor mewah yang berada dibawah naungan The Luxury Collection, bagian dari portofolio global Marriott Bonvoy ini mengundang wisatawan untuk meresapi kekayaan budaya dan pemandangan laut yang menakjubkan di Labuan Bajo.
Nama “Ta’aktana” yang berarti tanah hijau, berasal dari bahasa Manggarai di Pulau Flores dan merupakan penghormatan kepada Sawah Lingko, sawah berbentuk jaring yang merupakan bagian berharga dari budaya tradisional Manggarai. Ta’aktana mengusung konsep yang harmonis dengan alam sekitar. Dengan arsitektur yang terinspirasi oleh budaya lokal, resor ini menghadirkan suasana yang hangat dan ramah. Setiap villa
TUJUH VILA DI ATAS AIR MENAWARKAN KEMEWAHAN DAN KETENANGAN YANG
TAK TERTANDINGI, MENGGAMBARKAN
PENGALAMAN SEPERTI HIDUP LAYAKNYA PARA PENGEMBARA LAUT INDONESIA
dirancang dengan perhatian khusus pada detail, menawarkan pemandangan spektakuler dari laut dan pulau-pulau sekitarnya. Dengan luas properti lebih dari 16 hektar yang dirancang oleh ANP Interior, resor ini memiliki 70 kamar tamu, termasuk 25 vila dan 45 suite dengan balkon terbuka yang menghadap langsung ke pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan. Tujuh vila di atas air menawarkan kemewahan dan ketenangan yang tak tertandingi, menggambarkan pengalaman seperti hidup layaknya para pengembara laut Indonesia yang dahulu hidup di atas perahu Panjang. Resort ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas kelas dunia, termasuk kolam renang infinity yang menghadap ke laut, Di’a Spa yang menawarkan perawatan tradisional dan modern, serta pilihan beragam restoran hingga bar yang menyajikan kuliner lokal dan internasional, yaitu Leros, Umasa, Taba, Nera Lounge hingga Maiga!. Para tamu juga dapat menikmati layanan butler pribadi, memastikan setiap kebutuhan mereka terpenuhi.
Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa tidak hanya menawarkan kenyamanan di dalam villa, tetapi juga beragam aktivitas luar ruangan. Wisatawan dapat mengikuti tur menyelam, snorkeling, atau trekking di Pulau Komodo untuk melihat komodo secara langsung. Selain itu, resort ini juga menyediakan pengalaman budaya, seperti kelas memasak masakan lokal. Resor ini menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang ingin merasakan kemewahan sambil menikmati keindahan alam Indonesia. Dengan fasilitas yang luar biasa, pengalaman yang tak terlupakan, dan komitmen terhadap keberlanjutan, resor ini menjanjikan liburan yang tidak akan terlupakan.
Ta’aktana, a Luxury Collection Resort & Spa Labuan Bajo
Pantai Wae Rana, Labuan Bajo, East Nusa Tenggara – 86763
Tel: +62-3852381888
JAVANESE LUXURY
Menikmati daya tarik budaya, seni, dan warisan Jawa yang kaya dalam kenyamanan hotel terbaru di jantung kawasan Alam Sutera yang semarak
Kata ‘Tentrem’ dalam bahasa Jawa berarti damai dan tenang, dan kesan itulah yang kami rasakan begitu masuk ke lobi utama hotel terbaru di kawasan Alam Sutera ini. Saat tiba di depan hotel, kita disambut oleh kehadiran pohon Bodhi yang dramatis di gerbang utama, yang melambangkan kedamaian, pencerahan, dan perlindungan. Dan kita dapat langsung merasakan sensasi damai dan tenang begitu masuk ke lobi Sekar Jagad di lantai 1 melalui pintu yang megah, yang menampilkan arsitektur yang tak lekang oleh waktu dan interior yang apik mencerminkan keanggunan desain Jawa. Hotel Tentrem Jakarta yang baru dibuka secara resmi pada bulan Juli lalu ini sarat dengan keindahan budaya Jawa, sesuai dengan namanya, ‘Tentrem’ yang mewujudkan esensi kedamaian dan ketenangan dan mencerminkan keseimbangan yang harmonis antara alam semesta dan manusia. Setelah sukses dengan Hotel Tentrem Yogyakarta dan Hotel Tentrem Semarang, kini hadir
Hotel Tentrem Jakarta yang berdiri megah di tanah seluas 5.500 hektar dengan luas bangunan sekitar 33.000 meter persegi, menghadirkan ketenangan yang harmonis tak tertandingi di kawasan Alam Sutera.
Hotel bertaraf bintang lima dengan tinggi 17 lantai ini dirancang untuk memberikan pengalaman budaya yang mendalam, dan menampilkan elemen arsitektur dan interior yang terinspirasi oleh estetika Jawa yang tak lekang oleh waktu. Terdapat pilihan 200 kamar yang luas, mulai dari kamar Deluxe, Premiere, Executive, Junior Suite, Kusuma Suite, Kraton Suite, Wijaya Suite, Prambanan Suite, Borobudur Suite, dan Presidential Suite, yang masing-masing menawarkan suasana elegan yang berkelas. Para tamu akan merasakan sensasi di dunia tempat tradisi kuno bertemu dengan kenyamanan kontemporer, di mana setiap sudut memancarkan zen, abadi, dan damai.
HOTEL YANG BERDIRI MEGAH DI TANAH
SELUAS 5.500 HEKTAR DENGAN LUAS
BANGUNAN SEKITAR 33.000 METER PERSEGI
INI MENGHADIRKAN KETENANGAN YANG
HARMONIS TAK TERTANDINGI DI KAWASAN
ALAM SUTERA
Tidak hanya sekedar pengalaman menginap, Hotel Tentrem Jakarta juga menawarkan berbagai pengalaman budaya dan seni. Mulai dari lobi yang terletak di lantai enam yang ditinggikan untuk memberikan pemandangan yang menakjubkan, menampilkan ukiran kayu Jepara dan motif yang terinspirasi oleh batik tradisional Jawa. Ruang serbaguna di hotel ini juga memamerkan beragam kerajinan Indonesia, dengan interior kayu ek yang diperkaya oleh ukiran Jepara dan representasi artistik ikon budaya yang terinspirasi oleh candi Borobudur dan Prambanan. Para tamu dapat menikmati berbagai kuliner lezat dengan beragam pilihan menu di restoran-restoran mereka, Kayu Manis, Canella, Lin 林 , Populico, dan Tirta Lounge. Di lounge ini selain tamu dapat menikmati pemandangan yang indah, berbagai pilihan minuman yang dikurasi, dan sajian teh sore khas, hingga moktail dengan sensasi jamu yang unik dan menyegarkan langsung menjadi favorit kami.
Beragam kegiatan menarik disediakan bagi para tamu, seperti meracik jamu, membatik pada waktu tertentu, relaksasi di Gaharu Spa, berenang atau mencoba pusat kebugaran yang canggih yang menyediakan sesi pelatihan pribadi untuk pengalaman kesehatan yang komprehensif. Anak-anak juga dimanjakan dengan Aruna Kids Club yang luas dan menawarkan kegiatan yang menarik untuk anak-anak. Hotel Tentrem Jakarta juga memiliki berbagai ruang acara yang luas di beberapa lantai, termasuk Tentrem Ballroom yang megah, 11 ruang pertemuan serbaguna, dan kapel atau aula serbaguna yang ikonis di plaza lantai 6. Grand Ballroom seluas lebih dari 1.000 meter persegi di hotel ini cocok untuk merayakan pernikahan atau acara-acara istimewa lainnya.
Hotel Tentrem Jakarta
Jl. Alam Sutera Boulevard No.11, Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten 15325 Tel: +62-21 50872300 / +62 811-9005-7290 (reservation) W: https://jakarta.hoteltentrem.com/
TIMELESS ELEGANCE
Koleksi terbaru Patek Philippe dari ajang Watches and Wonders 2024 telah hadir di Indonesia
Bekerja sama dengan peritel eksklusif mereka di Indonesia, Cortina Watch Indonesia, merek jam tangan mewah ternama Patek Philippe mengadakan acara Patek Philippe Novelties Cocktails di butik mereka di Plaza Indonesia. Acara yang berlangsung pada akhir Juli lalu ini secara khusus mengundang rekan-rekan media dan klien VIP untuk melihat koleksi terbaru mereka dari ajang Watches and Wonders 2024. Di antara koleksi yang dihadirkan adalah Patek Philippe Golden Ellipse Ref. 5738/1R yang menampilkan keanggunan abadi dalam case rose gold dan dial yang elegan berwarna hitam. Selain memamerkan beberapa koleksi terbaru mereka yang sudah sangat dinanti-nanti oleh para kolektor jam di Indonesia, acara kali ini juga menampilkan tonggak penting sejarah Patek Philippe sejak didirikan pada tahun 1839 oleh Antoni Patek dan Adrien Philippe, berbagai koleksi ikonik mereka
hingga koleksi terbarunya di tahun 2024. Presentasi menarik disampaikan oleh Christoph Choi, Regional Director Sales & Marketing dari Patek Philippe yang khusus hadir di Jakarta untuk acara ini.
DARI ATAS (KI-KA)
Christoph Choi, Regional Director Sales & Marketing Patek Philippe; Ronald Liem dan Christoph Choi; Presentasi oleh Joey Ang; Lusiana Udjaja, Dean Syahmedi dan Dwi Sutarjantono; Presentasi tentang tonggak penting sejarah Patek Philippe; Media berkesempatan untuk “Touch & Feel” beragam produk terbaru, termasuk Patek Philippe Ref. 5330G-001 World Time Date; Aquanaut Travel Time Reference 5269; Saat rekan media mencoba beberapa jam tangan terbaru; Patek Philippe Golden Ellipse Ref. 5738/1R; Canape lezat dihiasi logo Patek Philippe
THE WATCHMAKING COMEBACK
Di bawah pimpinan Patrik Hoffmann, Favre Leuba hadir kembali di industri jam tangan mulai tahun ini
Sembari merayakan 287 tahun keunggulan merek ini di industri jam tangan, Favre Leuba mengumumkan kebangkitannya kembali di ajang Geneva Watch Days 2024. Pada konferensi pers yang diadakan pada tanggal 29 Agustus lalu, veteran di industri jam dan CEO Favre Leuba, Patrik Hoffmann bersama Wei Koh, pendiri majalah jam tangan global Revolution berbagi visi baru dan ambisi masa depan merek ini. Ia didampingi oleh Kepala Desain, Kim Siegel dan Direktur Penjualan Internasional Emmanuel Bitton. “Favre Leuba bukan sekadar merek jam tangan; ini adalah simbol ketahanan dan inovasi untuk seluruh industri pembuatan jam tangan. Kami menghormati masa lalu dan warisan kolektif kami sambil merangkul masa depan, menciptakan jam tangan yang mewujudkan semangat perintis para pendiri kami,” jelas Patrik Hoffmann. “Peluncuran ulang Favre Leuba menandai transformasi yang luar biasa. Dengan tim yang terdiri dari para ahli berpengalaman dan visi strategis yang ambisius, kami
bertekad untuk mengembalikan merek legendaris ini ke tempatnya yang semestinya di lanskap pembuatan jam tangan global.”
Mereka meluncurkan tiga koleksi baru yang memadukan warisan dengan modernitas – Chief, Deep Blue, dan Sea Sky – yang sepenuhnya dipikirkan ulang oleh desainer Antoine Tschumi dan Laurent Auberson. Koleksi ini terdiri dari 22 referensi baru yang menggambarkan ambisi Favre Leuba untuk memproduksi beberapa ribu buah setiap tahun dalam waktu tiga tahun.
DARI ATAS SEARAH JARUM JAM (KI-KA) Konferensi pers di ajang Geneva Watch Days 2024; C. Emmanuel Bitton, Patrik Hoffmann, Kim Siegel dan Wei Koh; Kim Siegel dan Wei Koh; Beberapa tamu undangan berbincang dengan Emmanuel Bitton; Air mancur Jet d’Eau di danau Jenewa; Glass Box di Geneva Watch Days; Tamu undangan dan media berkesempatan melihat langsung koleksi jam Favre Leuba terbaru
SEIKO FLAGSHIP STORE
Seiko Indonesia meresmikan pembukaan Seiko Boutique di Plaza Senayan dalam tampilan yang lebih elegan
Dengan tujuan untuk menjangkau target market baru yang lebih spesifik, Seiko Indonesia yang telah 37 tahun hadir di Melawai, kini mengambil langkah strategis dengan merelokasi flagship store mereka ke Mal Plaza Senayan, Jakarta. Butik terbarunya yang terletak di lantai 3 ini menampilkan desain yang memberikan kesan elegan dan mewah, dan merupakan perwujudan rencana rebranding Seiko yang diumumkan pada bulan Februari lalu. Tidak hanya desain interior yang lebih luas dan nyaman, butik ini memiliki beragam produk Seiko dari lini Prospex, Presage, 5 Sports, hingga King Seiko 110th Anniversary Limited Edition. Para pelanggan setia juga dapat menemukan produk-produk terbaru Seiko dan edisi terbatas yang hanya tersedia di toko flagship ini. General Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie menegaskan, “Pembukaan Seiko Boutique merupakan bukti komitmen
kami untuk memberikan pengalaman berbelanja terbaik bagi para pelanggan Seiko. Setelah mempertimbangkan masukan pelanggan, serta didorong motivasi untuk terus memberikan suasana terbaik kepada pelanggan ketika berbelanja, kami memutuskan untuk memperbarui Seiko Boutique agar terlihat lebih mewah dan berkelas.”
General
Lie dan
Seiko
untuk Ulang Tahun ke-100 Seiko; Dua model Seiko Presage terbaru; Canape dihiasi logo Seiko; Presentasi saat pembukaan butik Seiko; Kevin Lie di depan butik Seiko; Seiko Prospex SPB451
DARI ATAS (KI-KA)
Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie; Aaron, Lulu Fuad, Kevin Lie, Harjono
Benny Suteja; Edisi Spesial
Prospex 1965 Heritage
A TIMELESS CELEBRATION
Casio merayakan 50 tahun berinovasi, melalui acara media gathering eksklusif
Dari peluncuran Casiotron di tahun 1974 hingga koleksi terbaru seperti GM-2110 dan GA-010, merek jam ini terus menetapkan standar di industri jam tangan digital. Acara dihadiri oleh tokohtokoh ternama seperti Tetsuro Ono (Executive Officer Casio), Kikuo Ibe, sosok legendaris yang dikenal sebagai bapak dari G-SHOCK dan desainer utama jam tangan Casio, dan Shinji Saito tim dari research and development Casio), yang berbagi pandangan tentang masa depan inovasi Casio.
Acara ini juga dihadiri oleh publik figur dari Indonesia, termasuk Grace Tahir, Leonard Theosabrata, dan Hadi Ismanto. Para undangan juga mendapatkan kesempatan langka untuk melihat
kembali sejarah panjang dan beragam dari jam tangan Casio. Mereka memamerkan beberapa model bersejarah yang telah menjadi ikon di industri jam tangan, termasuk koleksi edisi spesial yang dirilis untuk memperingati ulang tahun ke-50 ini. Koleksi ini mencerminkan perpaduan sempurna antara warisan klasik dan teknologi modern yang menjadi ciri khas Casio.
DARI ATAS SEARAH JARUM JAM (KI-KA)
Kikuo Ibe, bapak G-Shock dan desainer utama jam tangan Casio; Tamu undangan berfoto bersama manajemen Casio dari Jepang dan Indonesia; Grace Tahir bersama Kikuo Ibe; Beberapa model terbaru Casio; Presentasi dari Shinji Saito; Presentasi dari Kikuo Ibe; Bincang-bincang inspiratif yang dimoderasi oleh Hadi Ismanto
TIMELESS PULSE
Koleksi jam tangan Daniel Wellington Autumn/Winter 2024 hadir dengan sentuhan minimalis yang elegan dan modis
Daniel Wellington, sejak awal kemunculannya telah identik sebagai jenama jam tangan dengan pendekatan desain minimalis dari Swedia. Kini hadir dengan koleksi terbaru untuk musim Autumn/Winter 2024, dengan membidik generasi muda yang menghargai desain bersih namun sarat makna. Terinspirasi dari gaya hidup yang menyenangkan, sehat, dan modis, peluncuran koleksi ini mengajak penggemarnya untuk menemukan irama yang selaras dengan aktivitas sehari-hari. Acara yang berlangsung pada 19 September lalu, di Common Grounds Terra & Menteng Tennis Club, Jakarta juga menawarkan “pengalaman interaktif” yang menekankan pentingnya keseimbangan antara kesehatan, kreativitas, dan gaya hidup. Pengalaman ini mengajak para tamu untuk merasakan langsung apa yang ditawarkan oleh Daniel Wellington. “Mengusung tren gaya hidup yang menyenangkan, sehat, dan modis yang sedang bertumbuh khususnya di pasar Indonesia, melalui koleksi Autumn/Winter 2024 ini, Daniel
Wellington akan memperkenalkan serangkaian produk baru yang mewujudkan nilai-nilai ini,” ungkap Natis Johansson, Commercial Manager SEA dari Daniel Wellington. Koleksi terbarunya mencakup berbagai varian yang menonjolkan fitur-fitur inovatif, mulai dari Bound, Quadro Mini Bezel, Quadro Roman Numerals, Petite Roman Numerals, Classic Piano, Petite Mini 19, hingga Petite Moonphase. Masing-masing desain memiliki elemen yang berbeda, menawarkan pilihan kustomisasi tali jam kulit, mesh, NATO, atau baja berwarna perak, emas, dan rose gold
DARI ATAS (KI-KA)
Berfoto bersama setelah acara; CEO The Watch Co, Erick Susanto dan Commercial Manager SEA Daniel Wellington, Natis Johansson; Erick Susanto dan Natis Johansson berfoto bersama para content creator dan pebisnis berlatar belakang fesyen kreatif; Tamu undangan berkesempatan menjajal jam tangan terbaru; Beberapa koleksi Daniel Wellington Autumn /WInter 2024
Penulis: Billy Saputra
S A CRED W A T E R
TO H E A L TH E SOU L
Kedara is a hidden water garden in Balinese river forest , fed by a clear spring sacred to the local Hindu people. Out side the village communit y, the only people granted access are guests of COMO Shambhala Es tate, who can at tend a private blessing ceremony The experience ha s to be felt to be understood an iconic Suite COMO -bedroom wo t a in ay t s wellness four-night a of t par s a enjoy can you experience COMO
comohotels.com/comoshambhalaestate
ARCHIVES
ONCE UPON A TIME
Merek jam Rado yang terkenal dengan desain inovatif dan penggunaan material revolusioner ini berawal dari tahun 1917 dengan berdirinya pabrik pembuat jam Schlup & Co. di Lengnau, Swiss. Sejak awal diciptakan hingga kini, Rado telah mengubah visi menjadi kenyataan konkret. Mulai dari berlian berteknologi tinggi hingga keramik berteknologi tinggi, merek jam asal Swiss ini telah beralih dari satu terobosan ke terobosan berikutnya. Melihat kembali ke warisan inovasi merek ini, yang terus-menerus memperkenalkan hal-hal tak terduga ke dalam pembuatan jam tangan Swiss, tak heran jika Rado tetap eksis hingga sekarang. Berikut tinjauan kronologis dari tonggak terpenting sejarah Rado, termasuk visual iklan Rado Schlup & Co. di tahun 1929, jam tangan awal dengan nama Rado yang diproduksi sekitar tahun 1930-an, hingga iklan Rado di pameran industri jam Swiss tahun 1952.
WATCHES
The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Magzter, Rockstand Digital or ISSUU from your PC, Mac, Tablet, iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com