Edisi 8/Agustus 2014
Majalah bulanan dprd sumenep
gallery (butuh foto + caption)
www.dprdsumenep.com
Daftar isi Dapil 1 Aqis Jasuli 3 Herman Dali Kusuma 4 Moh. Yusuf 5 Bambang Prayogi 6 Iwan Budiharjo 7 Nurus Salam 8 Djoni Tunaidy 9 Dwita Andriyani 10 Ahmadi 11 Dapil 2 Ruqi Abdillah 13 Jubriyanto 14 Ummul Hasanah 15 AF Hari Ponto 16 Jonaidi 17 A. Kurdi 18 Faisal Muhlis 19 Subaidi 20 Dapil 3 Abrori Mannan 22 Abrari 23 Zulfah 24 A Jazuli 25 Hosaini Adhim 26 Ahmad Salim 27 M. Ramzi 28 Dapil 4 Rozah Ardhi K 30 Hamid Ali Munir 31 Zainal 32 Rukminto 33 Indra W 34 Agus Rahman B 35 Syaiful Bari 36 Dapil 5 Nayatullah 38 Umar 39 Fathor Rozi 40 Suroyo 41 Masdawi 42 Ahmad 43 Juhari 44 Dapil 6 Risnawi 46 Darul Hasyim Fath 47 A. Zainur R 48 Farid Affandi 49 Mas’ud Ali 50 Dapil 7 Dul Siam 52 A. Mukhlis 53
PARLEMEN Majalah Bulanan DPRD Sumenep
Penerbit: Sekretariat dprd Sumenep Pelindung: KH. Imam Hasyim SH, MH (Ketua DPRD Sumenep)
Pembina: R. Moh. Mulki, SE (Sekretaris DPRD Sumenep)
Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab : Akh. Raisul Kawim S.Sos, M.Si (Kabag Humas dan Publikasi)
Dewan Redaksi: Fembri Suandy S.Ip (Kasubag Humas)
HF. Maskuri (Kasubag Publikasi)
Staf Redaksi: Ahmad Yani Linda Krisnawati Chandra Purnomo Reporter: M. Asyim Khairil Anwar Fotografer dan Grafis: Asyik Abdullah Moh. Slamet Alamat Redaksi & Sirkulasi: Bagian Humas dan Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep Jalan Trunojoyo 124 Sumenep
Moh Hanafi 54 Suharinomo 55 M. Syukri 56 Imran 57 Badrul Aini 58
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
1
Dapil 1 Anggota DPRD Sumenep
2
Parlemen
AGUSTUS 2014
www.dprdsumenep.com
Review
U
SIA memang masih muda. Tapi, semangat dan kemampuan untuk menjadi wakil rakyat belum tentu kalah dengan yang sudah dewasa. Sebab, darah mengalir lebih segar, pikiran masih cemerlang dan semangat untuk berjuang pasti masih berkobar. Begitulah sosok Akis Jasuli, salah satu anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019. Mungkin dialah wakil rakyat termuda di Sumenep pada masanya. Sebab, hingga saat ini dia masih berusia 24 tahun. Akis Jasuli sendiri kelahiran Sumenep 14 Februari tahun 1990 silam. Saat ini, dia tinggal di Jalan Majapahit Nomor 45 Desa Kombang, Kecamatan Talango, Pulau Poteran. Dia tinggal bersama istrinya yang bernama Afrilia Wahyuni. Pasangan ini ditemani seorang buah hati mereka bernama Agung Ayatullah. Di rumah ini tercipta suasana keluarga hangat dan harmonis. Akis-begitu Akis Jasuli akrab disapamerasa terpanggil untuk menggeluti dunia politik setelah melihat fakta sosial yang memprihatinkan. Sehingga, untuk mengubah kondisi masyarakat ke arah yang lebih baik dipandang perlu untuk terjun langsung. Dia pun berusaha untuk mewujudkan keinginan itu. Caranya, dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Sumenep. Akis mencalonkan diri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) daerah pemilihan (dapil) Sumenep 1. Yakni, meliputi Kecamatan Kota, Kalianget, Talango, Batuan dan Manding. Adapun tujuan menjadi anggota dewan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat. Sebab, Akis berpandangan selama ini banyak aspirasi masyarakat hanya menjadi aspirasi. Padahal, yang diinginkan masyarakat adalah wujud nyata dari aspirasi yang mereka suarakan. Lebih lanjut Akis mengemukakan, sebagai wakil rakyat, dirinya siap menampung setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat. Selanjutnya, dia juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan aspirasi teresbut dalam bentuk yang nyata. ”Keberadaan kami di DPRD Sumenep nanti ingin menjadi bagian dari solusi atas permasalah yang terjadi di tengah-
www.dprdsumenep.com
Akis jasuli, S.IP
Muda, Wujudkan Aspirasi Masyarakat tengah masyarakat,” katanya. Caranya, dia siap menjadi pendengar setiap aspirasi masyarakat yang disampaikan kepadanya. Selanjutnya, aspirasi tersebut diusahakan semaksimal mungkin untuk ditindaklanjuti. Sehingga, aspirasi masyarakat itu bisa terwujud sebagai jawaban atas kebutuhnan dan keinginan masyarakat itu sendiri. Untuk mewujudkan aspirasi tersebut perlu dilihat dengan menggunakan skala prioritas. Yakni, dengan memilih dan memilah keinginan masyarakat yang perlu didahulukan dan mana yang masih bisa ditunda pelaksanakannya. Sebab, program pemerintah juga dilaksanakan dengan menggunakan skala prioritas. Selain itu, program pemerintah tersebut benar-benar tepat sasaran sesuai kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Sehingga, program sebagai wujud aspirasi masyarakat itu benar-benar bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. ”Sebab, apapun yang dilakukan pemerintah baik eksekutif maupun legislatif semua untuk kepentingan dan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Maka, kita harus berusaha untuk memenuhi dan mewujudkan keinginan masyarakat itu,” tambah bapak satu anak yang punya hobi menulis itu. Sehingga, ketika semua pihak, mulai dari pemerintah dan masyarakat sama-sama bergerak ke arah yang lebih baik, tidak menutup kemungkinan suatu saat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan tercapai. Hal itu bisa tercapai dengan beberapa faktor pendukung. Seperti, pelayanan pendidikan, kesehatan ekonomi dan fasilitas umum yang memadai. ”Ketika semua kebutuhnan masyarakat terpenuhi, hidup mereka akan lebih mandiri,” pungkasnya. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
3
P
IALA Dunia 2014 memiliki kenangan tersendiri bagi Herman Dali Kusuma. Ajang paling bergengsi kompetisi sepakbola sejagat itu telah menjadi titik balik dirinya dalam memahami dunia yang akan segera dilakoni: politik. Dari pesta terbesar empat tahunan itu politisi asal Dusun Tanjung Alas, Desa Padike, Kecamatan Talango ini banyak belajar prinsip politik. Adakah hubungan sepakbola dengan politik? Herman Dali Kusuma merasakan adanya persamaan antara politik dan sepakbola, baik langsung atau tidak langsung. Baginya, baik sepakbola maupun politik sesungguhnya memiliki persamaan dalam hal etika dan tujuan yang ingin dicapai. “Sepakbola tidak bisa dimainkan dengan asal atau serampangan, tapi ada aturan. Di sana jelas ada etika,” katanya. Begitu juga dalam urusan politik. Politik tanpa etika akan anarkis dan cenderung otoriter dalam upaya mencapai tujuan. Karena itulah, politisi PKB kelahiran 10 April 1967 ini menganggap sepakbola dan politik sebagai sesuatu yang sama dalam konteks etika. Untuk itu, baik dalam sepakbola maupun politik memerlukan sikap yang secara sadar menjunjung tinggi etika. Kesamaan antara sepakbola dalam politik adalah kebersamaan dalam mencapai tujuan. Menurutnya, dalam sepakbola tujuan yang ingin dicapai adalah kemenangan tim. Dan, kemenangan itu hanya bisa diraih dengan kerjasama antarpersonil. Begitu juga dalam politik, tujuan utama pengabdian pada masyarakat akan dicapai dengan kebersamaan para politisi. “Jika sesama politisi tidak bisa saling kerjasama sulit mencapai tujuan utama sebagai wakil rakyat, yakni pengabdian kepada masyarakat,” papar anggota DPRD yang mengaku memiliki motto berani berbuat berani bertanggungjawab ini. Meski kembali melakoni kehidupan politik praktis setelah sebelumnya sempat gagal, tapi suami Hj. Kusmawati ini mengaku tak kesulitan bersosialisasi. Maklum, selama ini politisi yang meraup
4
Parlemen
AGUSTUS 2014
H. Herman Dali Kusuma, MH
Pegang Teguh Filosofi Sepakbola 4.411 suara pribadi dalam Pileg 2014 ini sudah banyak malang melintang dalam dunia organisasi. “InsyaAllah tidak akan ada kesulitan karena sudah terbiasa di organisasi, tinggal penyesuaian saja,” ujar bapak tiga anak ini. Di sisi lain, Herman menyadari pentingnya arahan dari para politisi senior. Untuk itu, dirinya akan terus menjalin komunikasi intensif demi peningkatan kapasitas pribadinya dalam politik. “Pergaulan para politisi mengharuskan kecapakan bersikap dan bertindak. Makanya, tentu nanti harus banyak berkoordinasi dengan teman-teman yang sudah lebih dulu menjadi wakil rakyat,” paparnya. Ditanya soal prioritas program yang akan dilaksanakan setelah bekerja di parlemen, bapak dari Syarifatul Qomariah ini
mengaku akan memaksimalkan menunaikan janji kampanye. Yakni, memerjuangkan aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (dapil) 1 yang meliputi Kecamatan Kota, Talango, Kalianget, Batuan dan Manding. “Banyak aspirasi masyarakat yang perlu diperjuangkan, salah satunya soal infrastruktur. Di Talango saja infrastruktur jalan banyak rusak, belum lagi soal kebutuhan air bersih dan sebagainya,” papar Herman Dali Kusuma. Untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, pihaknya berjanji menjalin kerjasama dengan banyak pihak. Mulai dari sesama anggota dewan hingga pihak SKPD di pemkab yang memiliki kaitan dengan aspirasi masyarakat di wilayahnya. (*)
www.dprdsumenep.com
Mohammad Yusuf, SE
Komitmen Menjadi Bagian dari Perubahan
S
EGALANYA pasti berubah. Siapa yang tak tanggap, niscaya akan tergilas oleh perubahan. Tentu, perubahan bukanlah sesuatu yang begitu saja turun dari langit. Perubahan senantiasa digerakkan oleh aktor-aktor historis. Rupanya, manusialah yang menjadi aktor penggerak perubahan di muka bumi ini. Menyadari hal itu, Muhammad Yusuf, wakil rakyat di DPRD Sumenep masa bhakti 2014-2019 yang terpilih dari dapil 1 ini berkomitmen akan menjadi bagian dari perubahan menuju Sumenep lebih maju. Bagi dia, kemajuan Kota Sumekar dapat dicapai jika seluruh pemangku kebijakan –baik eksekutif maupun legislatif– tidak alergi terhadap perubahan. Proses perubahan yang dimaksud politisi Partai Keadialan Sejahtera (PKS) ini yaitu yang senantiasa mengarah pada perbaikan dan kemajuan. Sebenarnya, kata Yusuf, Sumenep memiliki potensi lebih dari cukup untuk menggapai kemajuan. ”Potensi
www.dprdsumenep.com
alam kita melimpah. Buktinya, banyak perusahaan migas (minyak dan gas) beroprasi di Sumenep,” ucap dia. Begitu juga dengan potensi sumber daya manusia (SDM), tidak sedikit putra-putri Sumenep telah mengenyam pendidikan tinggi yang baik. Sehingga hal itu bisa menjadi modal berharga bagi Sumenep untuk bergerak semakin maju lagi. ”Sumenep harus lebih maju dari tiga kabupaten lain di Madura,” ujar suami Reivku Junaidi Poetri ini. Lebih lanjut politisi 32 tahun tersebut menyatakan, ikhtiar memajukan Sumenep harus dilakukan secara bersama-sama. Menurut dia, tidak bisa perubahan menuju kemajuan hanya dibebankan pada pemerintah. Sebab, masyarakat juga penting peranannya guna mencapai kemajuan. Apalagi dewasa ini perubahan justru didorong oleh gerakan-gerakan masyarakat sipil (civil society). ”Di zaman demokrasi seperti sekarang ini, pemerintah harus mau mendengarkan kehendak rakyat.
Pemerintah harus banyak berperan sebagai artikolator dari aspirasi rakyat. Karena tujuan kerja dan program pemerintah adalah untuk kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat,” papar Yusuf yang telah dikarunai seorang putri bernama Almira Zafirah Yusuf. Komitmen menjadi bagian dari perubahan menuju kemajuan itulah yang akan dipegang teguh Yusuf selama mengemban amanah menjadi anggota DPRD Sumenep 2014-2019 nanti. Pria yang berulang tahun tiap 30 Mei ini berharap, khususnya masyarakat di Kecamatan Kota, Kalianget, Talango, Manding, dan Batuan tetap medukungnya secara kritis. Yusuf percaya, gerakan perubahan Sumenep lebih maju yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran dan mendengarkan kehendak rakyat akan mampu membawa berkah bagi semua kalangan. ”Yakni mampu menjadi rahmatan lilalamin,” tegas lelaki yang hobi traveling tersebut. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
5
P
EMILIK nama lengkap Ir. Bambang Prayogi ini satu dari beberapa nama yang terpilih kembali sebagai anggota DPRD Sumenep. Sebelumnya, dia dipercaya sebagai wakil rakyat di Kabupaten Sumenep dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2009-2014. Kini, pada pemilihan legislatif 9 April lalu dia kembali mendapat kepercayaan masyarakat untuk periode 2014-2019. Dia mendapat dukungan dari masyarakat di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 1. Meliputi Kecamatan Kota, Kalianget, Talango, Batuan dan Manding. Terpilihnya Bambang untuk kali kedua itu membuktikan keberhasilan dalam mewakili dan memperjuangkan nasib rakyat selama menjabat sebagai orang yang selalu bersuara lantang di degung parlemen Sumenep. Baginya, menjadi anggota dewan bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Jauh dari itu, dia berkomitmen untuk memperjuangkan nasib masyarakat Sumenep secara keseluruhan. Sehingga, keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat untuk semakin maju sangat terasa selama menjadi penyambung lidah dan corong masyarakat di DPRD Sumenep ini. Melihat realitas masyarakat Sumenep masih banyak yang perlu diperjuangkan untuk hidup lebih baik. Sehingga, dia merasa terpanggil kembali untuk menjadi bagian dari perubahan Sumenep yang lebih baik itu. Caranya, tugas dan fungsi sebagai anggota DPRD Sumenep benar-benar dilaksanakan secara maksimal. Untuk itu, dia selalu mengatakan dengan tegas terhadap terkait masalah yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Dia katakan tidak jika berhadapan dengan sesuatu yang merugikan masyarakat dan tidak sesuai dengan tujuan pembangunan. �Saya menjadi wakil rakyat karena dipilih rakyat. Bagaimana pun saya akan pergunakan segala kemampuan hanya untuk kepentingan rakyat,� katanya. Sebab, menurut pria kelahiran Malang, 4 April 1961 itu, setiap orang berhak untuk hidup dengan layak. Sehingga, siapapun berhak untuk memiliki citacita. Tidak hanya itu, cita-cita tidak hanya sebatas keinginan dan angan-angan. Bagi dia, cita-cita itu harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata.
6
Parlemen
AGUSTUS 2014
Ir. Bambang Prayogi REF
Jadikan Cita-Cita sebagai
Perjuangan Nyata
Hal itu yang mendasari suami Wiwik Nuhayati dan Zaitunah itu menjadikan cita-cita adalah perjuangan dan bukan hanya sekedar angan-angan. Dengan demikian, dia berpandangan keinginan dan cita-cita masyarakat Sumenep harus diperjuangkan dan diwujudkan dalam bentuk yang konkret. Salah satunya melalui perjuangan wakil mereka di DPRD setempat melalui optimalisasi peran dan fungsi sebagai legislator. Menurut pria 53 tahun itu, menjadi anggota dewan merupakan amanah. Sehingga, selama lima tahun ke depan akan menggunakan segala daya dan upaya hanya untuk menyuarakan dan mencarikan solusi atas problem yang terjadi di tengah-
tengah masyarakat. Kepercayaan itulah yang senantiasa menjadi pegangan dalam mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat. Komitmen memperjuangkan nasib rakyat itu merupakan spirit kehidupan keluarganya yang damai dan harmonis. Dari pernikahan dengan kedua istrinya, dia dikaruniai tujuh orang putra-putri. Mereka adalah Hendra Anugrah Pratama, Putri Prawidia Sari dan Ayu Nurfitria Sari. Empat putranya yang lain adalah Dimas Pramana Putra, Bayu Eka Saputra, Dewi Noviantika Sari dan Agus Prayitno. Bersama keluargnya, saat ini Bambang yang mempunyai hobi main basket itu tinggal di Jalan Aries No. 44 Sumenep. (*)
www.dprdsumenep.com
Review
M
EMANG, hidup itu adalah perjuangan. Tak ada sesuatu yang bisa diraih tanpa perjuangan. Kerja keras yang sungguh-sungguh dilandasi dengan keteguhan hati, tentu bisa diyakini akan membuahkan hasil yang baik. Sikap hidup seperti inilah yang melandasi perjalanan hidup Drs Ec Iwan Budiharto MH, politisi kawakan Partai Golkar tersebut kini dipercaya oleh rakyat untuk berjuang di kursi DPRD Sumenep. Bertubuh gagah dan caranya berbicara menandakan sosok yang tegas. Dengan penuh perjuangan, ia mengaku harus menunjukkan kemampuan dan kepercayaan diri, jika dirinya mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat. Walaupun ia menyadarinya bahwa perjuangan itu takkan pernah berhenti, sebab sebagai anggota DPRD itu, perjuangan lebih besar dari sekadar menahkodai sebuah partai politik. Selain dituntut untuk menyuarakan aspirasi dari daerah pemilihannya, tapi juga aspirasi seluruh rakyat Sumenep. Menurut pria kelahiran Sumenep, 14 Mei 1966 itu, terjun ke dunia politik juga merupakan suatu perjuangan. Menyitir Aristoteles, tokoh filsafat empirisme, menurut Iwan kita semua adalah makhluk politik. Sebab, setiap hari kita sebenarnya berpolitik. Oleh karena itu, orang perlu berpolitik jika hendak membangun negara. Pula mendakwakan kebaikan melalui negara. Sebab negara tanpa agama akan buta, agama tanpa negara juga pincang. Maka diawali dengan dengan mencari kekuasaan, setelah berkuasa baru bisa merubah keadaan. Tentunya perubahan yang positif. Karena politik itu bukan menadapatkan kekuasaan, tetapi mengatur kekuasaan. Tanpa berpolitik perjuangan akan percuma. Karena dalam berpolitik, apapun masalahnya, seberapapun keterbatasannya, kapanpun masanya kalau kita yakin dan dilandasi dengan kesungguhan niat, pasti kita bisa mengatasinya. “Karena politik itu perjuangan,” ujar pria yang
www.dprdsumenep.com
Drs. Ec. Iwan Budiharto, mh
Berpolitik untuk Berjuang dan Mengabdi akrab disapa Iwan tersebut. Bagi ketua DPC Partai Golkar tersebut, apa yang ditegaskannya bukanlah sekadar slogan atau janji manis semata. Namun lebih memperlihatkan sebuah semangat dan optimisme hidup dalam menghadapi kondisi bangsa yang selalu berubah. Maka tak terlalu berlebihan bilaman orang bisa memantapkan diri terjun ke dunia politik praktis. “Tentu bukan hanya mengejar prestise, tetapi untuk berjuang dan mengabdi kepada rakyat. itulah demokrasi yang setuhnya. Perubahan arah angin politik terus ia ikuti. Menjelang pemilu 2014 kemarin, ia berangkat dari partai kebanggaannya, Golkar. Rupanya kepiawaiannya menggalang massa membuat dirinya melenggang mulus masuk gedung DPRD Sumenep daerah pemilihan 1. Pada saat KPU
menetapkan dirinya menjadi anggota DPRD, bapak tiga anak tersebut pun merasa sangat takut. Sebab rakyat telah mengamanahkan tanggung jawab yang besar kepadanya. “Bagi saya politik kan perjuangan, sehingga rasa khawatir dan takut pasti ada. Sebab saya takut tak bisa menjaga amanan rakyat. Wakil rakyat harus benar-benar melayani, bukan malam menjadi tuan. Sebab demokrasi itu mengajarkan kita bagaiman menjadi pelayan yang baik bagi rakyat, tetapi malah menjadi tuan,” jelasnya. Ia pun berjanji bahwa ketika dirinya dilantik, maka beberapa masalah yagn melilit Sumenep kita selesaikan segera, sehingga rakyat benar-benar berdaulat di negerinya sendiri. “Mari kita kawal DPRD periode selanjutnya agar berpihak kepada rakyat kecil. Jangan biarkan APBD tidak pro pada rakyat,” tegas pria berumur 48 tahun tersebut. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
7
Nurussalam
Memulai Sesuatu
dengan Cara yang baik
B
ANYAK cara untuk mengabdikan diri seseorang kepada masyarakat. Salah satunya dengan menjadi anggota DPRD Sumenep. Sebab, dengan menjadi anggota DPRD dapat memperjuangkan nasib rakyat dengan maksimal. Cara itulah yang ditempuh Nurus Salam. Dia menjadi anggota DPRD Sumenep setelah terpilih karena mendapat dukungan dari masyarakat. Yakni, pesta demokrasi pemilihan legislatif (pileg) 9 April 2014 lalu. Dia mendapat dukungan suara cukup banyak dari masyarakat daerah pemilihan (dapil) Sumenep 1. Yakni, meliputi Kecamatan Kota, Kalianget, Talango, Batuan dan Manding. Dia terpilih sebagai anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019 melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
8
Parlemen
AGUSTUS 2014
Dengan menjadi anggota dewan, dia ingin membangun masyarakat Sumenep yang jaya dari segala sektor. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sekonomi dan beberapa sektor lain. Sebab, sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Sumenep dapat dikembangkan untuk menjadikan daerah ini lebih berkembang dan maju. Menurut dia, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi perhatian utama mencapai tujuan tersebut. Sebab, dengan SDM yang memadai dapat menggali potensi alam yang ada di Bumi Sumekar. Sehingga, semua potensi yang dimiliki Sumenep dipat dirasakan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat setempat. Dengan catatan, pengelolaan dan pengembangan dilakuan dengan caranya yang baik. Sehingga, masyarakat akan menjadi berdaya dan dapat mengelola sendiri potensi
alam yang dimiliki daerahnya. Artinya, mengubah masyarakat sebagai penonton menjadi pemain. Sehingga, gerakan Indonesia raya dapat tercipta dengan memberdayaan SDM yang ada secara maksimal. Sebab, pada dasarnya masyarakat Sumenep mampu untuk mengelola dan mengembangkan setiap potensi kandungan alam daerahnya. �Tinggal bagaimana kita memposisikan diri untuk mamajukan daerah kita sendiri,� ucapnya. Untuk menggapai keinginan mulia tersebut dia memiliki cara tersendiri. Sesuai dengan motto hidupnya, dia selalu memulai segala sesuatu dengan cara yang baik. Untuk memulai diawali dengan niat yang baik dan proses yang baik pula. Sehingga, ketika dua hal itu dilakukan setiap usaha dan keinginan akan membuahkan hasil yang baik juga. Seperti itulah pria kelahiran Sumenep, 23 Maret 1970 itu memaknai diri dalam mengabdikan sebagai wakil rakyat di DPRD selama lima tahun ke depan. Keinginan baik tersebut tentu selalu mendapat dukungan penuh istri tercintanya. Yakni, Muliana Ika Oktafia yang sekaligus menjadi ibu dari empat putra-purtinya. Keempat putra-putri pasangan tersebut antara lain R. Yanuaris Salam, Diemas Rangga Dinata, Ananda Dwi Lestari NF dan Fajril Achmad Basyara. Di mata keluargnya, Nurus Salam merupakan sosok yang bijaksana dan menjadi pemimpin keluarga yang baik. Tak heran bila bila mendapat dukungan suara cukup banyak dan mengantarkan dia duduk di kursi parlemen. Pria 43 tahun yang hobi olah raga tersebut tinggal di rumahnya. Yakni, di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep bersama keluarganya. (*)
www.dprdsumenep.com
R. Ach. Djoni Tunaidy, S.Sos
Memimpin dengan Keteladanan
N
AMA R Ach Djoni Tunaidy, S.Sos cukup familiar di kalangan masyarakat Kecamatan Kota Sumenep. Selain aktif dalam kegitan sosial kemasyarakatan, politisi yang akrab disapa Joni itu juga merupakan pentolan DPD Partai Demokrat Sumenep. Tak mengagetkan, pada pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014 dia memeroleh dukungan meyakinkan dari masyarakat. Joni berhasil melenggang duduk di kursi DPRD Sumenep periode 2014-2019 dengan perolehan suara terbanyak ketiga di daerah pemilihan (dapil) 1. Dapil yang meliputi Kecamatan Kota Sumenep,
www.dprdsumenep.com
Kalianget, Talango, Manding, dan Batuan ini dikenal sebagai dapil neraka karena para calon anggota legislatif (caleg) yang berkompetisi rata-rata cukup popular di mata masyarakat. Kini, Joni telah memegang mandat sebagai wakil rakyat. Politisi 45 tahun itu berkomitmen akan melayani masyarakat agar lebih sejahtera. Konsep melayani masyarakat ini tentu masih abstark sehingga perlu dikonkritkan dalam bentuk kerja dan kegiatan nyata. Bagi dia, melayani masyarakat salah satunya bisa ditempuh dengan memilih menjadi anggota dewan yang baik dan amanah. Hal itu, tegas politisi yang senang
oleh raga tenis ini, bisa dibuktikan dengan disiplin masuk kantor dan aktif mengikuti rapat yang membahas kepentingan rakyat, baik rapat komisi maupun rapat paripurna. Anggota dewan juga tak boleh segan melakukan reses atau turun ke bawah (turba) guna mendenger dan menyerap aspirasi rakyat. �Selain itu, wakil rakyat mesti mau malakukan kunjungan kerja (kunker) demi meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerjanya,� kata Joni yang sudah dikarunia dua anak, Rahma Tika Nur Dillah dan Meida Riski Tunaidy, dari pernikahannya dengan Endang Purwo Astuty. Lebih lanjut, politisi yang berulang tahun tiap 20 Juni ini menyatakan, anggota dewan yang amanah harus mampu menjaga integritas dan moralitasnya. Jangan sampai anggota dewan tersangkut kasus korupsi dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Sebab, sebagai pemimpin rakyat, anggota dewan sudah selayaknya menjadi teladan yang baik. Joni berpendapat, salah satu tantangan terberat anggota DPRD yaitu bagaimana menjaga diri agar tidak terlibat korupsi. Dia yakin, kepercayaan masyarakat akan runtuh jika legislator terindikasi korupsi. Padahal kepercayaan masyarakat merupakan modal penting menjalankan kinerja dengan baik. �Lagi pula, tindakan korupsi itu bertentangan dengan rasa keadilan rakyat,� tegasnya. Karena itu, Joni berkomitmen akan bekerja melayani masyarakat agar lebih sejahtera dengan cara memberikan keteladanan nyata. Nantinya dia akan bekerja disiplin sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai anggota DPRD Sumenep. Dia juga akan berusaha merawat kepercayaan masyarakat dengan membentengi diri dari tindakan korupsi. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
9
D
UNIA politik sebenarnya jauh dari bayangan Dwita Andriani. Jauh sebelum terjun ke dunia politik, Ita hanya aktif di organisasi kesenian dan kepemudahaan. Sebelumnya, Ia tidak pernah tertarik untuk terjun ke dunia politik. Bahkan, putri dari pasanghan H. Fachrudin Ismail dan Hj. Farida ini tidak pernah memiliki bercitacita menjadi anggota legislatif. Sebelum duduk di kursi legislatif, Ita adalah karyawan bank swasta. Selama kurang lebih lima tahun, dari 1990 hingga 1994, alumnus SMA Negeri 1 Sumenep itu bekerja sebagai Customer Service Officer (CSO) BCA. Kemudian, dari tahun 2004, Ia menyatakan keluar dari BCA dan bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumenep. Sejak masuk organisasi itulah Ita banyak bergerak dibidang kontruksi. Ia membangun sebuah perusahaan ”CV. Anita” yang bergerak di bidang usaha kontruksi sekaligus menjadi Direktur di lembaga tersebut dari tahun 2002 hingga 2009. Ketertarikannya terhadap dunia politik berawal di Jogjakarta tahun 1998. Di Kota pendidikan itu, Ita merasakan langsung gerakan reformasi yang berhasil menggulingkan rezim orde baru. Saat itu, banyak aksi unjuk rasa, hingga ada gerakan sejuta ummat turun jalan menuntut lengsernya Suharto. ”Saya kebetulan, ada ditengah-tengah gerakan sejuta umat itu. Bersama anak-anak dan saudara di Jogja ikut berkumpul di AlunAlun Jogja menuntut Suharto mundur,” tuturnya. Sejak saat itu, mulai banyak membaca berita tentang politik. Dalam gerakan reformasi itu, Ia mengagumi tokoh Amien Rais yang kebetulan tinggal di Jogjakarta. Karena kekagumannya terhadap mantan Ketua MPR RI itu, Ita juga mulai tertarik dengan Partai Amanat Nasional yang dimotori Amien Rais tersebut. ”Pak Amien adalah sosok yang saya kagumi, sehingga apapun yang menjadi produknya termasuk PAN saya
10
Parlemen
AGUSTUS 2014
dwita Andriani, S.Psi
"Berperang"
Melawan Belenggu Patriarki senangi. Dan kebetulan pada Pemilu pertama di era reformasi banyak partai yang bermunculan, salah satunya PAN,” terangnya. Tahun 2002, Ita kembali ke Sumenep. Di Bumi Sumekar itu, tanpa sengaja kenal dengan salah seorang anggota DPRD, Malik Effendi (sekarang anggota DPRD Provinsi, Red) yang kebetulan salah satu tokoh PAN. Dari situlah, dirinya mengaku mulai banyak mengetahui orientasi politik dan Visi Misi PAN, hingga akhirnya menyatakan bergabung ke partai berlambang matahari putih bersinar itu. Singkatnya, ia mencalonkan diri di pileg melalui Daerah Pemilihan (Dapil) 1 meliputi Kecamatan, Kota, Manding, Kalianget, dan Talango, hingga akhirnya duduk di kursi Legislatif. ”Pertama kali saya mencalonkan di 2004, namun gagal. Di 2009 maju lagi hingga terpilih dan berlanjut di Pileg 2014 masih dipercaya rakyat untuk menjadi wakilnya pada priode 2014-2019,” tutur legislator yang lahir di Semarang, 20 Desember 1965 ini. Sebagai anggota legislatif tugasnya dan tanggung jawabnya mewakili rakyat cukup berat. Apalagi, sebagai seorang perempuan yang masih tergolong kelompok minoritas tentu tantangannya tidak mudah untuk memperjuangkan nasib rakyat. Dia menyadari yang akan menjadi kendala dalam menjalankan tugasnya adalah pengaruh gender dan budaya patriarkhi yang masih melekat. Belenggu gender dan Patriarkhi tidak mengenai ruang dan waktu termasuk di DPRD. ”Suka atau tidak suka, disadari atau tidak di kantor dewan-pun pengaruh gender sangat kuat. Ada semacam ketidak relaan kalau ada perempuan memimpin dan mempunyai potensi yang lebih,”tandasnya. Sebagai anggota legislatif perempuan, kondisi tersebut tentu membuat dirinya tidak leluasa melakukan lobi-lobi karena mengakarnya pengaaruh gender. Dirinya tidak mudah melakukan lobi-lobi dengan tujuan tertentu dan di tempat tertentu karena dapat dipandang prilaku yang dipandang melanggar norma, walaupun sebenanya yang dilakukan terkait lobi-lobi politik. ”Tidak hanya dengan kolega di legilatif maupun di eksekutif, dengan konstituen pun saya kira kurang,” pungkas istri dari dr. Ali Rahman, S.Pog ini. (*)
www.dprdsumenep.com
Ir. H. Ahmadi Said
Tulus dan Ikhlas
Mengabdi untuk Rakyat
K
EBEBASAN berpolitik sebagai buah reformasi, melahirkan banyak politisi dengan berbagai latar belakang. Salah satunya terlihat dari munculnya pengusaha yang mulai mewarnai dinamika politik. Entah sebagai calon legislatif, calon kepala dan wakil kepala daerah, atau tidak mencalonkan, namun posisinya di partai politik (parpol) tertentu cukup strategis. Umumnya orang beranggapan kondisi tersebut hanya untuk melanggengkan usahanya. Tidak dapat dipungkiri, jika saat ini, banyak pengusaha yang merangkap politisi atau politisi yang tiba-tiba merangkap pengusaha ketika duduk di posisi strategis. Karena melalui politik itulah usaha yang dijalankan diharapkan lebih mapan dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar, bahkan dapat memonopoli usaha. Namun demikian, mungkin salah besar jika perilaku politik tersebut digeneralisir terhadap semua politisi. Sebab, tidak sedikit politisi yang sebelumnya pengusaha mempunyai niatan yang tulus untuk mengabdi. Mereka mempunyai iktikad kuat untuk ikut andil dalam rangka memperbaiki bangsa menuju masyarakat yang sejahtera. Semangat itulah yang mendorong Ahmadi Said untuk terjun ke dunia politik. Wakil Rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Sumenep ini memilih terjun ke dunia Politik hanya untuk berjuang dan mengabdi demi kesejahteraan masyarakat. ”Intinya ingin mengabdi kepada masyarakat dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” tegas Ahmadi ketika ditemui Parlemen di kediamannya di Desa
www.dprdsumenep.com
Marengan Daya, Kecamatan Kota, beberapa waktu lalu. Baginya, politik sebenarnya tidak semata-mata untuk mencari kekayaan dan kekuasaan. Sebab, politik hakikatnya adalah jalan juang untuk memperjuangkan nasib rakyat. Melalui politik seluruh kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat bisa diakomodir. Suami dari Hj. Dra. Istiqomah ini merasa terpanggil terjun ke dunia politik dengan niatan tulus hanya untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan khususnya di Kabupaten Sumenep. Menurutnya, masih banyak persoalan-persoalan di daerah diberbagai aspek yang perlu dibangun bersama. Tidak hanya menyangkut tidak meratanya pembangunan infrastruktur, tapi juga mengenai pelayanan pendidikan, kesehatan hingga mengenai kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dan itu, perlu sosok yang tulus
mengabdi, bukan sosok yang hanya ingin mengejar materi dan ambisi akan kedudukan. Menurutnya, butuh jiwajiwa pejuang yang rela mengorbankan jiwa dan raga termasuk pemikiran untuk menyelesaikan problem yang dihadapi oleh masyarakat yang begitu kompleks. Butuh jiwa-jiwa pahlawan baik Legislatif maupun Eksekutif termasuk masyarakat sendiri dalam memberi kontribusi terhadap Pembangunan dengan tanpa pamrih. ”Sekarang ini, tanpaknya nyaris sudah tidak ada yang namanya kemurnian. Semuanya seolah dinilai dengan kepentingan dan diukur secara materi. Padahal, kebahagiaan hakiki itu bukan materi atau jabatan. Tapi, seberapa besar manfaat keberadaan kita terhadap orang lain,” ujar ayah dari Raihana SA, Rizqiyani PA, Rofila LA, dan Rofi Amrullah ini. ”Ini adalah priode kedua saya. Mudah-mudahan dapat menjalankan amanat rakyat sebaik-baiknya,” harapnya. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
11
Dapil 2 Anggota DPRD Sumenep
12
Parlemen
AGUSTUS 2014
www.dprdsumenep.com
M
ENJADI anggota parlemen bukan untuk mengejar jabatan politik. Bukan pula untuk mencari nafkah. Menjadi anggota parlemen hanyalah salah satu sarana untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Hal itulah yang diyakini oleh Moh. Ruqi Abdillah, SH. Dia adalah calon legislatif dari Partai Kebangkita Bangsa (PKB) untuk DPRD daerah pemilihan 2. Pria kelahiran Sumenep, 29 September 1960 tersebut ingin terus menyuarakan rakyat, jika dulu lewat pemerintahan desa, kini ia ingin menyuarakan rakyat lewat parlemen. Iya, Ruqi dikenal oleh masyarakatnya adalah peribadi yang supel dan dermawan, tak berhenti untuk sekedar bercengkrama dan menyapa masyarakat di sekitarnya. Bahkan itu merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat hal tersebut merupakan pintu untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat, sehingga dapat mengetahui keadaan masyarakat yang sesungguhnya, berbeda dengan yang biasanya tidak memiliki waktu untuk berkiprah dan membaur di tengah-tengah masyarakat. “Kita telah ditahbiskan oleh masyarakat bahwa kita sebagai wakil rakyat yang harus selalu melayani rakyat dengan segala persoalan yang biasanya menjadi keluhan dan persoalan bagi rakyat,” katanya.. Ruqi menjelaskan bahwa alasan ia terjun dalam dunia politik, karena terinspirasi dari Rasulullah. “Sebenarnya tokoh yang pertama menginspirasi saya tentunya adalah Rasulullah. Saya mempunyai 5 buku Sirah dan semua saya baca tuntas. Saya sangat menyukai sirah Rasul. Kita juga bisa kaji dalam Sirah Rasul tersebut, di mana beliau tidak memisahkan antara sosial dan politik. Jadi, usaha saya untuk merubah masyarakat tidak mencukupi hanya kalau gerakan sosial semata, tapi perlu juga adanya gerakan politik,” urainya. Maka sangat jelas alasan dia menjadi anggota dewan, yaitu memberdayakan masyarakat dengan bekerja dan berbagai untuk rakyat. “Bukan malah memperdaya masyarakat, itu bukan wakil rakyat, tetapi tuan rakyat,’ ujarnya Ayah tiga anak ini juga mengungkapkan bahwa tujuannya memasuki panggung perpolitikan, ia ingin lebih mewarnai warna politik dengan nilai-nilai Islami yg berpihak
www.dprdsumenep.com
H. Moh. Ruqi Abdillah, SH
Lewat Parlemen Menyuarakan
Kepentingan Rakyat kepada rakyat dan sekaligus umat Islam. Karena beliau berangkat dari partai yang berasaskan nilai keislaman yang kuat, yaitu PKB. Maka Ruqi ingin menjadi agama sebagai energi dalam kekuasaan. “Sebab agama dan negara saling membutuhkan, jika yang satu tidak ada maka akan timpang. Sehingga agama dan kuasa ibarat Kini, ketika ia coba mengamati tentang wilayah Sumenep, kata Ruqi, sebenarnya mempunyai potensi yang sangat luar biasa baik dari potensi pariwisata, pendidikan atau industry. “Orang dari luar daerah banyak yang berbondongbondong datang ke Sumenep. Itu membuktikan bahwa Sumenep mempunyai daya tarik yang luar biasa. Eksotisme pariwista yang indah, kekayaan alam yang
melimpah, hingga Kabupaten yang punya khazanah masa lalu yang unik. Sehingga mengundang daya tarik banyak kalangan,” tegasnya. Namun sayangnya, kata Ruqi sejauh pengamatannya, masih belum ada program yang taktis dilakukan. Semestinya ada terobosan baru, misalnya bekerja sama membuat solusi infrastuktur jalan yang memadai. Karena permintaan masyarakat tidak muluk-muluk, infrastruktur jalan yang baik, pelayanan kesehatan yang mudah, dan pendidikan yang tak berbiaya tinggi,” urainya. Oleh karena itu, ia menilai wakil rakyat saat ini perlu lebih meningkatkan keseriusannya dalam menjalani tugas-tugas yang diembannya, yang telah diamahkan rakyat kepada mereka. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
13
Jubriyanto
Demi Masyarakat
yang Lebih Sejahtera
J
UBRIYANTO adalah satu di antara delapan calon anggota legislatif (caleg) di daerah pemilihan (dapil) 2 yang sukses dipercaya rakyat duduk di kursi DPRD Sumenep 2014-2019. Meski merupakan pendatang baru, legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini memiliki konsep, visi, dan misi yang matang untuk diperjuangkan. Bagi pria yang akrab disapa Jubri ini, perjuangan sebagai wakil rakyat sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan perjuangan sebagai manusia. Menurut politisi yang berulang tahun tiap 19 Juli ini, semua insan harus memiliki motivasi dalam mengarungi hidup. Sebab hidup yang dijalani tanpa tujuan ibarat busa yang terombang-ambing arus di lautan luas. ”Manusia tanpa motivasi biasanya
14
Parlemen
AGUSTUS 2014
begitu mudah mengikuti apa yang berlalu-lalang di sekitarnya. Orang lain ke kanan, ikut ke kanan. Orang lain melakukan ini, juga ikut-ikutan melakukannya. Gampangnya, orang yang tidak menanamkan tujuan hidup yang jelas akan mudah terbawa lingkungan dan orang lain,” kata Jubri. Suami Azizah ini sepenuhnya menyadari, sebagai anggota baru di DPRD Sumenep, nantinya dia akan menghadapi beragam tarikan dan intrik politik. Baik dari sesama wakil rakyat maupun dari kalangan eksekutif sebagai mitra kerja. Karena itu, agar tidak mudah terpengaruh pada intrik politik yang kurang baik, dia memantapkan tujuan dan arah juang sebagai wakil rakyat sejak jauh-jauh hari. Jubri berkomitmen akan memperbaiki Sumenep ke depan demi masyarakat yang lebih sejahtera. Hal tersebut sejalan
dengan motto hidup politisi 38 tahun itu, yakni berbuat baik demi kebaikan orang lain adalah kebaikan sejati. ”Motivasi saya menjadi anggota dewan demi melakukan dan menyebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya kepada orang lain,” ucapnya. Tentu saja, lanjut politisi yang gemar berolahraga ini, orang-orang yang telah memilihnya sebagai wakil rakyat akan menjadi prioritas merealisasikan perbuatan baik. Yaitu warga di dapil 2 yang meliputi Kecamatan Lenteng, Saronggi, Bluto, dan Giligenting. Lebih luas lagi, Jubri akan berupaya mewujudkan tatanan kehidupan warga Sumenep yang lebih sejahtera. ”Semoga saya mampu dan diberi kekuatan oleh Allah untuk menjalankan amanah sebagai wakil rakyat. Sehingga kehidupan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur benar-benar menjadi kenyataan di Sumenep,” harap ayah Qurrotul Ainaini Djefryei dan Ahmad Faizi Djefryei ini bersahaja. (*)
www.dprdsumenep.com
H. Ummul Hasanah
Ingin Menjadi Manusia yang Bermanfaat
M
anusia yang baik adalah manusia yang dapat memberikan manfaat. Prinsip itulah yang melekat pada diri perempuan bernama lengkap Ummul Hasanah ini. Sebab, di muka bumi ini manusia bertindak sebagai khalifah. Selama nafas masih berhembus, sebisa mungkin untuk berbuat yang dapat dan memberikan manfaat kepada manusia lain dan alam sekitarnya. Sehingga, keberadaan manusia di muka bumi ini tidak sia-sia. Hal itu akan berakibat secara luas dalam mengarungi hidup ini di jalan yang baik dan benar. Untuk itulah dia mempunyai keinginan untuk memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat Sumenep. Caranya dengan menjadi anggota DPRD Sumenep. Dan pada pemilihan legislatif 9 April 2014, dia dipercaya masyarakat daerah pemilihan (dapil) Sumenep 2 yang terdiri dari Kecamatan Lentang, Saronggi, Giligenting dan Kecamatan Bluto itu memberikan dukungan kepadanya. Itu dibuktikan dengan meraih suara cukup banyak dan
www.dprdsumenep.com
mengantarkan dia sebagai calon legislatif (caleg) terpilih menjadi wakil rakyat periode 2014-2019. Dengan itu pula, dapat meyakinkan dirinya untuk mendedikasikan memberikan manfaat kepada masyarakat secara maksimal. Sebagai anggota dewan dia berangkat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Adapun tujuan menjadi anggota DPRD Sumenep supaya dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Yakni masyarakat Sumenep yang memilih dirinya sebagai wakil rakyat. Terpilihnya dia sebagai anggota DPRD Sumenep 2014-2019 semakin memantapkan perempuan kelahiran Sumenep, 05 Januari 1975 itu yang memang suka bergelut dengan oragnisasi. Sehingga, ketika dia berada di DPRD Sumenep tidak akan canggung berhadapan dengan publik. Apalagi, sebagai angggota dewan dari kalangan perempuan merupakan sebuah prestasi membanggakan. Sebab, hingga saat ini pandangan kurang baik terhadap perempuan masih dilihat sebelah mata. Namun, dengan munculnya nama Ummul Hasanah
sebagai calon legislatif (caleg) terpilih dapat membuktikan bahwa perempuan tidak seperti dibayangkan sebagain pihak. Yakni, sebagai pihak yang selalu berada di bawah kaum laki-laki. Stigma negatif dengan sendirinya akan kian berkurang. Sebab, baik laki-laki mampun perempuan memiliki porsi dan hak yang sama di mata hukum. Sehingga, siapa pun yang memiliki kemampuan untuk berkompetisi di bidang yang baik, dialah yang memiliki kesempatan. Ummul Hasanah adalah satu diantara perempuan yang dapat membuktikan kemampuan perempuan yang tidak mudah diremehkan. Bergantung kualitas yang akan memberikan predikat seseorang itu mampu mengemban amanah. Tidak memandang jenis kelamin apakah orang itu laki-laki atau perempuan. Keseriusan memberikan manfaat kepada masyarakat melalui jalan sebagai anggota dewan didukung suami tercintanya, Imam Mahmudi, SE. Keduanya tinggal di rumahnya di Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng. Dari pernikahan pasangan tersebut dikarunia empat keturunan. Antara lain Ridho Umam, Jihan Umam, Nanda Luti Shaikani, dan Anzilia Aura. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
15
A. Fajar Hari Ponto, SH, MH
Teruji dan Terbukti, Gapai Peluang Besar
B
ERBINCANG dengan politisi yang satu ini sangat menarik. Selain memang berpengalaman di bidang politik juga memiliki visi dan misi yang akan mampu membuat konstituen bahagia. Ya, AF Hari Ponto, politisi gaek yang sudah malang melintang di gedung parlemen ini memang relatif banyak dikenal karena sepak terjangnya. Selama menjabat di kursi parlemen pada periode sebelumnya, Ponto memang relatif menjadi newsmaker. Ini tak lepas dari kegigihannya ketika berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui optimalisasi fungsi DPRD, yakni pengawasan, penganggaran dan legislasi. Lebihlebih dalam hal pengawasan, Ponto memang dikenal sebagai politisi tegas ketika berhadapan dengan SKPD. Tak heran, ketika dipercaya menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD Sumenep pada periode lalu
16
Parlemen
AGUSTUS 2014
dia cukup disegani. Hal itu tak lain karena konsistensinya mendorong pengawasan secara maksimal terhadap laju dan perkembangan pembangunan. “Selama kita bisa bekerja maksimal, semua pasti akan sesuai harapan. Kuncinya memang pada konsistensi kerja,” ujar suami dari Sri Wahyuni ini. Tentang keberhasilannya kembali ke parlemen setelah berjuang keras di dapil II, menurut Ponto tak lepas dari visi dan misi yang ingin membangun daerah lebih maju dan terarah. Dengan pengalaman menjadi politisi parlemen selama bertahun-tahun membuatnya lebih paham dan mengerti bagaimana menjadi wakil yang baik untuk masyarakatnya. Strategi yang dilakukan untuk memenangkan pileg cukup sederhana, tapi sangat tepat dengan melakukan blusukan dan berhadapan langsung ke pemilih. “Dengan berhadapan langsung dengan pemilih, kita menjadi
paham keinginan masyarakat,” ujarnya tegas. Alhasil, meski Ponto periode ini dicalonkan Partai Golkar dari dapil di luar kebiasannya tetap mampu mendapatkan tiket ke gedung parlemen. Periode kali ini dia mencalonkan dari dapil II, sedangkan sebelumnya dapil V. Dengan demikian, Ponto seperti sudah teruji dan terbukti dalam menggapai sukses dari peluang yang ada. Bapak dari Vita de Loren, Laura Fariza dan Akhmad Razin Zahran ini memang bertekad mengabdi kepada masyarakat. Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perjuangan di kursi parlemen. “Mungkin klise menyebut untuk mengabdi kepada rakyat, tetapi hal itulah yang memang mendasari saya berjuang kembali di parlemen,” papar politisi kelahiran Bangkalan, 18 November 1961 itu. Di luar keinginan besarnya mengabdi kepada rakyat, Ponto berupaya untuk selalu hadir di tengah kehangatan keluarga. Sehingga dirinya tidak hanya bisa sukses karir, tetapi sukses sebagai bapak dan seorang suami. Karena itulah, Ponto mengaku memiliki motto untuk selalu menghargai waktu. “Kita harus sadar bahwa kesempatan hanya sekali. Gunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya,” kata Ponto meyakinkan. Bersama keluarga kecilnya, untuk mencapai semua keinginan besarnya kini Ponto tinggal di Jl. Adirasa 90 Kolor, Sumenep. “Keluarga adalah segalanya, makanya kita semua harus bisa menjaga kehangatan keluarga. Seperti bersama saat jalan sehat pagi atau menemani si kecil saat belajar, itu kehangatan yang dibutuhkan keluarga. Kalau keluarga sukses, karir akan terdorong,” pungkasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
A
PBD Sumenep seringkali tidak berpihak kepada rakyat, bahkan antara belanja pegawai dan publik amat berbeda jauh dan timpang. Padahal, adanya legislatif tak lain untuk memperjuangkan APBD agar pro terhadap rakyat. Jonaidi punya niat yang mulia, dirinya telah berkomitmen untuk APBD saat dirinya dilantik akan berpihak pada rakyat. Pria kelahiran Sumenep 22 September 1968 tersebut, memang telah dididik selalu bersama rakyat, sehingga merasa terganggu ketika kebijakan itu tidak berpihak pada rakhyat. “Apalagi APBD? Ia kan merupakan tolak ukur bagaimana rakyat bisa sejahtera. Jika APBD timpang, maka jangan harap rakyat menjadi sejahtera,” ucapnya di selasela duduk santai sembari bercerita tentang pengalaman hidupnya sejak kecil. Oleh karena itu, Jonaidi nantinya akan memberikan dukungan kepada pemerintah dengan kegiatan-kegiatan yang betul-betul berpihak pada rakyat, bahkan saat dirinya dilantik akan memberikan dukungan dari sisi anggaran (APBD), sebab ia sadar bahwa memperjuangkan rakyat itu adalah tugas dari wakil rakyat. “Semoga saja saya bisa menjalankan amanah rakyat dengan baik sehingga saya bisa mendorong yang disediakan dari DPRD untuk rakyat, sebab ini merupakan kewenangan DPRD untuk menetapkan anggaran, tentu anggaran yang pro terhadap kepentingan rakyat,” jelasnya. Tak ada tujuan lain baginya mencalonkan diri pada 9 April lalu kecuali untuk berjuang untuk rakyat. Sebab kita semua, dalam hemat Jonaidi hidup pada sebuah era baru, bukan orla ataupun orba, tetapi reformasi. Reformasi pun telah melahirkan demokrasi. Sudah
www.dprdsumenep.com
Jonaidi
Niat Mulia
untuk Mengawal APBD Sumenep Demi Rakyat jelas, demokrasi adalah pemerintahan rakyat. “Apa yang rakyat inginkan, maka sebagai wakil rakyat kita harus siap melayani,” ujarnya. Jon, panggilan akrabnya, berjuang pada kontestasi politik 9 April lalu daro daeraj pemilihan (Dapil) 2, yakini Bluto, Giligenting, Lenteng, dan Saronggi. Motto yang ia junjung hingga saat ini adalah bahwa kita tidak perlu memakai teori orang pintar, tapi kita pakai pertanyaan orang kecil di kampung dan pendidikannya yang terbatas, karena kita semua yang berada di daerah yang mayoritas berada di Kampungkampung. Prinsip yang ia bawa memang sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Ia di lahirkan di kampung, maka ia pun punya pikiran agar anggaran harus turun ke kampung, dimana kampung adalah tempat tinggal rakyat kecil untuk bertahan hidup, bahkan kadang merasa kekurangan.
”Kita jangan bermimpi membangun istana Kabupaten Sumenep ini kalau pondasinya tidak kita perkuat, sebab istana sesungguhnya yang harus kita dahulukan adalah istana yang berada di lingkungan RT, RW, Kelurahan ataupun perkampungan dan pelosok desa,” ungkapnya. Jonaidi pun hendak ke gedung dewan tanpa alasan. Ia mengaku, motivasi kuat mencalonkan diri tak lain untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang belum bisa diatasi. Hal tersebut, jelas kata pria yang gemar berolah raga tersebut, menunjukan bahwa APBD belum sepenuhnya berpihak pada rakyat. “Legislatif itu punya tugas tiga fungsi, yaitu kita akan mendorong Peraturan Daerah (Perda) yang memihak pada rakyat, memperkuat APBD dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap Perda serta APBD. Termasuk harus memberi kontrol terhadap kebijakan pemerintah,” tegasnya. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
17
KH. A. Kurdi HA, S.Pd
Mengabdi untuk Masyarakat Pedesaan
D
UDUK di kursi dewan bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Lebih dari itu juga untuk memperjuangkan nasib masyarakat menjadi lebih baik merupakan sebuah keharusan. Sebab, jabatan sebagai anggota lagislatif dimaknai sebagai amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. KH. A. Kurdi HA, S.Pd adalah salah satu orang yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat. Bagi pria kelahiran Sumenep, 18 Juli 1965 itu, menjadi anggota DPRD bukanlah perkara mudah. Sebab, dituntut benar-benar serius dan dapat menyampaikan aspirasi masyarakat. Selanjutnya, setiap aspirasi masyarakat itu diupayakan untuk mendapat respon positif
18
Parlemen
AGUSTUS 2014
dari pemerintah. Baik dalam bentuk program maupun dalam bentuk yang lain. Sebagai tujuan akhir, bagaimana membangun masyarakat yang sejahtera dan terpenuhi semua kebutuhan dari hak yang harus diperolehnya. Sebagai wakil rakyat, Kurdi bertekad untuk tetap berada di barisan depan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Komitmen itulah yang mengantarkan Kurdi kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat, khususnya masyarakat di daerah pemilihan (dapil) 2 dari Partai Demokrat. Sehingga, sebagai calon incumbent dia tetap mendapat dukungan masyarakat dapil 2 yang terdiri dari Kecamatan Lenteng, Saronggi, Bluto dan Giligenting itu.
Sehingga, selama lima tahun ke depan, dia tetap terus akan berupaya menjadi lidah masyarakat yang diwakilinya. �Intinya, menjadi anggota DPRD itu merupakan kepanjangan tangan masyarakat. Sehingga, kinerja kita sepenuhnya diperuntukkan sebagai sebuah pengabdian kepada masyarakat sesuai kebutuhan,� kata pria 49 tahun itu. Karena alasan itulah Kurdi kembali ingin menjadi anggota DPRD. Sebab, dalam pandangan Kurdi, banyak hal yang harus diperjuangkan dari kehidupan masyarakat. Baik masalah ekonomi, fasilitas umum berupa insfrastruktur maupun hak lain yang melekat sebagai rakyat. Semua itu, tambah Kurdi perlu diperjuangkan sehingga masyarakat benar-benar merasakan hidup berbangsa dan bernegara ini. Menurut suami Nasirah ini, terpilih sebagai anggota dewan merupakan kepercayaan masyarakat untuk memperjuangkan nasib mereka. Sehingga, kepercayaan itulah menjadi pegangan Kurdi dalam melaksanakann tugas sebagai legislator di DPRD Sumenep. Bapak dua anak itu tidak ingin dalam melaksanakan tugasnya justru menciderai kepercayaan masyarakat yang telah memilihnya dalam pemilihan legislatif (pileg) 9 April lalu. Namun, diakui bapak dari Ana Kamilah dan Mohammad Arisyi ini, ada kalanya dalam menjalankan rutinitas butuh hiburan. Sebab, sebagai manusia biasa, kemampuan dalam bekerja itu terbatas. Sehingga, hobi pria dari Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng itu adalah berolah raga. Baginya, olah raga tidak hanya persoalan fisik. Melainkan juga, olah rasa untuk mencairkan kesuntukan dan kebuntuan manusia. Sehingga, olah raga yang menjadi hobinya dapat membantu mensukseskan dalam melaksanakan tugas kedewanan. Sebab, diakui Kurdi, kesehatan merupakan suatu yang penting dalam kehidupan. Kesuksesan, tambah Kurdi, salah satunya karena pola hidup sehat. Baik sehat jasmani maupun rohani. �Berolah raga itu penting untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh. Sehingga, tujuan menjadi wakil rakyat untuk mengabdi untuk kepentingan masyarakat bisa tercapai dengan kondisi bada yang sehat ini,� tandasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
J
AUH sebelum terjun ke politik praktis, Faisal Mukhlis tidak pernah membayangkan akan duduk di kursi legislatif. Dirinya mengaku kesandung masuk ke jalur politik. Sebab, disamping latar belakang pendidikan bukan dari ilmu politik, Ia juga tidak punya latar belakang keluarga politisi. Apalagi, sebelumnya, Ia hanya aktif di lembaga pendidikan sebagai kepala sekolah dan mengajar. Praktis, Faisal tidak mempunyai backround sebagai politisi. Namun, takdir berkata lain. Dari dunia pendidikan, Ia pindah haluan ke jalur politik. Perjalanannya ke dunia politik, berawal dari tawaran partai politik, tepatnya PAN untuk maju sebagai calon legislatif (Pileg) 2009 lalu. Saat itu, dirinya yang masih aktif di sejumlah lembaga pendidikan diminta untuk maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Sumenep, meliputi Bluto, Saronggi, Lenteng, dan Gili Genting. Kondisi tersebut sempat membuatnya bingung. Sebab disatu sisi, Ia mempunyai banyak tanggung jawab sebagai kepala sekolah dan guru di lembaga pendidikan di daerahnya. Namun disisi lain, tawaran tersebut justru merupakan peluang besar baginya untuk terus mengabdi kepada masyarakat yang lebih luas. Jika di lembaga pendidikan ruang lingkup pengabdiannya hanya kepada masyatakat di daerahnya saja, namun dengan di politik ruang pengabdiannya justru lebih luas kepada masyarakat Sumenep pada umumnya. Meski demikian, bukan lantas tawaran tersebut langsung diterima begitu saja. Selain memang sudah banyak desakan untuk maju, Ia meminta nasehat dan saran para tokoh dan kiai di daerahnya, sebelum memutuskan menerima tawaran tersebut. ”Setelah mendapat restu dari sejumlah tokoh masyarakat dan para Kiai, akhirnya masuk PAN dan mencalonkan diri dari Dapil dua, hingga akhirnya duduk disini (Kursi DPRD, Red), ” tuturnya. Di periode 2014-2019 merupakan kali kedua Sekretaris DPD PAN
www.dprdsumenep.com
Faisal Muhlis, S.Ag
Ingin Mengabdi Tulus untuk Rakyat Sumenep ini duduk di kursi Legislatif. Ia kembali melenggang ke DPRD melalui Pileg 2014 dengan memperoleh 6. 277 suara dengan total suara partai sebanyak 10. 292 suara. Di periode sebelumnya, Faisal menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumenep. Di unsur Pimpinan Dewan, ia dikenal paling muda dibanding tiga pimpinan lainnya. Namun demikian, Ia tidak canggung lagi duduk di posisi tersebut. Tidak jarang, Ia memimpin sidang dan rapat-rapat lainnya di DPRD ketika Ketua DPRD, Imam Hasyim, saat itu, berhalangan hadir. Ia cukup piawai memimpin rapat ditengah banyaknya perbedaan pendapatan dan kepentingan. Soal politik, Ia mempunyai prinsip bahwa di politik hanya ingin mengabdi kepada masyarakat, bukan untuk mengejar materi apalagi kekuasaan. Dalam persepsinya, politik pada dasarnya bukan teknik untuk berkuasa,
melainkan etika untuk mengabdi. Menurutnya, salah besar jika masuk di politik hanya ingin berkuasa, sebab politik adalah media untuk mencari orang yang siap mengabdi demi kesejahteraan masyarakat. Karena prinsip mengabdi itulah, terang Faisal, orang-orang yang masuk ke dunia politik harus memiliki tekad sekuat baja hanya demi mengabdi ke masyarakat. Tak goyah akan uang yang hilir mudik di depannya. ”Dan tentu sudah menjadi resiko sendiri, siap mengabdi berarti harus siap berkorban. Tak ada satu alasanpun yang mengharuskan memakan uang rakyat,” ucapnya tersenyum. Disisi lain, usianya memang terbilang masih muda. Faisal Lahir di Sumenep pada 10 Februari 1970. Melalui pernikahannya dengan Pramita Puspasari, legislator yang tinggal di Desa Aeng Beje Raje ini dikaruniai dua orang putra dan putri, yakni Irfan Nufail In’amy dan Nafisaturrohimah. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
19
H. Subaidi, SE, MM
Pengalaman Memperjuangkan Nasib Rakyat
P
OLITISI yang satu ini merupakan satu dari sekian incumbent yang dinyatakan lolos di kursi legislatif di Kabupaten Sumenep periode 2009-2014. KPU Kabupaten Sumenep menetapkan politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sebagai caleg terpilih setelah perolehan suaranya di Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 sebanyak 5.320 suara dengan perolehan total partainya di Dapil II sebanyak 12.654 suara. Pada periode kali ini merupakan masa kedua Moh. Subaidi, suami dari Hj. Rahmani Kartini itu menjabat sebagai wakil rakyat di Kabupaten Sumenep. Di periode sebelumnya, 2009-2014, Ia menjabat sebagai Ketua Komisi D, membidangi urusan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, Ia juga merupakan Ketua Fraksi PPP dan Anggota Badan Anggaran
20
Parlemen
AGUSTUS 2014
(Banggar) DPRD. ”Alhamdulillah, berkat dukungan dan kepercayaan masyarakat, akhirnya kami terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kabupaten Sumenep hingga 2019 mendatang. Semoga kami dapat menjalankan amanat rakyat,” ujar Sekretaris DPC PPP Sumenep ini. Lima tahun melakoni sebagai anggota dewan periode 2009-2014, Subaidi mengaku menimba begitu banyak pengalaman, baik manis ataupun pahit. ”Banyak memang keluh kesah yang kami rasakan selama menjadi wakil rakyat. Tapi saya kira lebih banyak senangnya dibanding pahitnya, karena selama di dewan saya niatkan sebagai pengabdian,” katanya. Sisi yang paling manis menurut Subaidi, yaitu ketika dirinya bisa memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat luas. Tidak ada umpan balik material dari perjuangan yang diinginkan ketika
diniatkan untuk mengabdi. ”Kemengan moral yang saya rasakan jauh melebihi segalanya. Saya merasa puas ketika apa yang diperjuangkan di kursi parlemen akan bermanfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya. Di gedung parlemen, Subaidi mempunyai obsesi untuk mengabdikan dirinya terhadeap masyarakat. ”Motivasi saya maju di Pileg yaitu sematamata hanya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui lembaga dewan,” terang ayah dari Rizka Fitriyah, Sofia Unsiyah, dan Afifatus Zakiyah ini. Diungkapkannya, sebagai wakil rakyat di kursi legislatif, dirinya mempunyai tiga tugas dan fungsi yang melakat pada DPRD. Tiga fungsi tersebut, yaitu pengawasan, penganggaran, dan kebijakan atau pembuatan peraturan dan perundang-undangan. ”Kalau kita ingin berjuang untuk kepentingan orang banyak, harus masuk ke lembaga dewan yang kemudian terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Sebab, bila hendak memperjuangkan sesutau di luar lembaga lembaga resmi yang telah di atur oleh UU, maka suara kita sering hilang begitu saja,’’ begitu Subaidi menjelaskan. Dalam persepsi Subaidi, sejauh ini, banyak persoalan yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Sumenep yang masih perlu terus diperjuangkan. Soal pendidikan misalnya, sejauh ini belum sesuai dengan harapan. Ketimpangan pelayanan pendidikan, baik dari sisi SDM atau tenaga didik, fasilitas, dan sarana pendukung lainnya dinilai tidak merata. ”Bisa dilihat. Sekolah yang ada di Kawasan Kota dengan Pedesaan, bahkan di daerah-daerah terpencil atau tertinggal lainnya seperti di Kepulauan sangat mencolok. Padahal jelas, dalam Undang-Undang semua warga negara berhak mendapat pendidikan yang sama,” ujar legislator kelahiran Sumenep, 28 Februari 1961 ini. Selain pendidikan, persoalan yang menyiksa masyarakat khususnya di pedesaan adalah masalah ekonomi dan kesejahteraan. Sejauh ini, banyak masyarakat desa yang berada bawah garis kemiskinan. ”Semua persoalan itu, akan kami perjuangkan di kursi Parlemen. Mohon Do’a dan dukungannya,” pungkas pria asal Lenteng itu. (*)
www.dprdsumenep.com
Dapil 3 Anggota DPRD Sumenep
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
21
T
ERLIHAT jelas wajah sumringah tampak di raut muka H. Abrory, S. Ag setiap masuk ruang Komisi A DPRD Sumenep. Maklum, politisi dari Partai Kebangkitan Banga (PKB) ini kembali dipercaya lagi oleh masyarakat daerah pemilihan (Dapil) 3 (Pragaan, Guluk-Guluk, Ganding) agar meneruskan estafet amanah rakyat. H. Abrory, S. Ag lahir di Rembang, Pragaan. Pengabdiannya di parlemen ia mulai pada tahun 2009 silam. Sementara kendaraan politik yang ia tumpangi adalah PKB. Motivasi politiknya sangat mulia, mengabdi tiada henti untuk rakyat, bangsa dan negara. Saat ditemui, Abrory mengaku ingin fokus melanjutkan programprogramnya di bidang penegakan hukum dan pemerintahan. Selain itu, di bidang kesehatan ia juga ingin mendorong pelayanan kesehatan dan memperjuangkan sarana prasarana kesehatan bagi Kabupaten Sumenep. “Di komisi apapun nantinya yang akan saya tempati, saya selalu siap menjalankan tugas. Itu semua bergantung pada keputusan partai. Namun jika boleh berharap, ingin tetap duduk di komisi A. Karena tetap ingin berkecimpung dalam tata kelola pemerintah dan penegakan hukum,” ucap Ketua Komisi A periode 2009-2014 tersebut. Abrory terlihat tegas saat memperjuangkan tentang pelayanan kesehatan di Sumenep. Konon, beberapa bulan yang lalu, Abrory pernah melempar statement yang memancing amarah para dokter. Bukan unsur kesengajaan, ia melempar statement itu di media karena memang sesuai dengan realitas yang terjadi. Pelayanan kesehatan, termasuk dokternya tak jauh beda. Cara merawa pasien benarbenar kurang arif. Padahal, kata Abrory, merawat pasien itu tidak hanya dengan obat, tetapi perlu menggunakan hati nurani, murah senyum dan ramah dalam memperlakukan pasien. Tetapi nyatanya sangat berbeda. Sehingga benar kata orang, rumah sakit di Sumenep itu lebih mementingkan persoalan administrasi daripada nyawa. “Apa yang saya lakukan itu semata-
22
Parlemen
AGUSTUS 2014
KH. Abrori, S,Ag
Komitmen
Lanjutkan Tongkat Estafet
Amanah Rakyat
mata hanya untuk rakyat. Sebab kita semua tahu bahwa pelayanan kesehatan di Sumenep itu cukup amburadul. Tak berlebihan jika orang pulau ketika berobat lebih suka ke Bali, karena kalau dibawa ke Sumenep bisa mati,” tegasnya Abrory juga mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada warga masyarakat yang kembali mempercayai dirinya untuk menjadi anggota DPRD. “Tentu saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan masyarakat terhadap saya. Ini amanah bagi saya untuk kembali melanjutkan perjuangan membela kepentingan masyarakat,” katanya. Selama ini Abrory dikenal di masyarakat sebagai anggota yang
merakyat sebab sering terjun langsung menemui masyarakat. Walaupun ia lahir dari kultur kiai, ia tak pernah canggung untuk menyapa dan melempar senyum saat bertemu dengan rakyat. Mungkin itulah salah satu alasan masyarakat kembali mempercayainya duduk di panggung parlemen. “Kemenangan ini murni suara masyarakat yang kembali percaya kepada kami. Jangan main-main dengan rakyat, suara rakyat adalah suara tuhan,” ujarnya. Ia menegaskan kalau Pemilu legislatif seyogjanya dijadikan ajang untuk memilih wakil rakyat yang amanah, bukan memilih tukang sawer yang paling royal,” tegasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
abrari, M. PSi
Berjuang dari Jalanan Hingga Panggung Parlemen
P
RIBADI yang tak banyak tingkah, tetapi kocak sering bertabayun adalah salah satu bagian dari karakter politisi muda yang satu ini. Iya, Abrari Alzael orang-orang mengenalnya. Kini, jurnalis senior asal Sumenep tersebut akan memulai babak baru dalam hidupnya. Jika dulu, pengabdiannya kepada negeri ini lewat dunia menulis dan jurnalis, sekarang ia akan mengabdi kepada negeri lewat politisi. Maklum, pada 9 April lalu, melalui kontestasi politik dengan kendaraan partai moncong putih, ia terpilih sebagai wakil rakyat daerah pemilihan (Dapil) 3: Pragaan, Guluk-Guluk, dan Ganding. Sungguh, setelah ia mengabdi lewat dunia tulis menulis dan akedemisi, ia ditakdirkan oleh Sang Khalik untuk melayani rakyat di parlemen. ”Kita dilahirkan memang untuk mengabdi, baik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sebab hidup itu hanya sekali,
www.dprdsumenep.com
maka harus berarti. Inilah prinsip saya dalam hidup,” ucapnya. Disinggung soal alasan menjadi anggota DPRD, ia menjawab sederhana dan penuh makna, hanya ingin memberi warna pada wujud demokrasi di Sumenep. Baginya, demokrasi itu mahal harganya, bahkan demokrasi kita berwujud setelah melalui perjuangan yang berdarahdarah. “Maka tentu, demokrasi yang telah berwujud ini kita lestarikan dan pupuk, agar kehidupan berbangsa dan bernegara tidak tercerai berai dan utuh sepanjang masa. Inilah salah satu motivasi saya hendak berurun rembug dalam panggung politik,” katanya. Saat ditasbihkan oleh KPU Sumenep pada 9 April lalu, ada tangis bercampur haru. Sebab ia tak menyangka, pada hitungan kalender 2014 ini, Tuhan memberikan amanah yang cukup berat baginya. Sebab, tepat pada kontestasi politik kesekian kalinya, ia terpilih sebagai anggota DPRD Sumenep
dari PDI Perjuangan. Haru karena menelisik kehidupan sehari-harinya, Direktur Koran Madura itu hidup dengan isteri dan empat anaknya sungguh sangat sederhana. Sehari-harinya, pulang pergi kantor redaksi, menulis dan mengedit berita yang masuk ke redaksi. Selain itu, dalam mengisi waktu luangnya, pria yang akrab di sapa abe itu adalah dosen di Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk. “Sungguh tak menyangka, saya hanya bermodal motivasi dan niat tulus, saya memberanikan diri terjun ke panggug politik tak ada tujuan lain karena rakyat yang meminta. Padahal saya sudah bilang bahwa politik itu identik dengan kotor. Karena saya tak mau sedikitpun menyakiti rakyat,” ungkap pria yang suka dunia seni itu. Kini, panggung parlemen akan menjadi suara Abrari dalam menyuarakan kepentingan rakyat. Dulu Abrari dikenal begitu getol menyuarakan aspirasi di media, sebentar lagi ia akan duduk di parlemen dan menjadi penampung aspirasi. “Bagi saya, menyuarakan aspirasi itu sama saja, karena sama-sama berjuang untuk kepentingan rakyat. Situasinya saja yang berbeda. Di parlemen, ada kepentingan yang lebih besar harus kami suarakan, sementara jika menyuarakan ketidakadilan di media bagaimana agar suara rakyat bisa di dengar,” akunya. Diakuinya, memang tidak mudah beradaptasi dengan iklim politik di parlemen. Di sana tentu iklimnya jauh lebih terorganisir dan diatur secara protokoler. Berbeda dengan tempatnya berkecimpung selama ini. Karena itu, Abrari mangaku harus mulai belajar dari sekarang. “Tentu saya harus belajar memahami bagaimana menjadi wakil rakyat yang baik. Yang jelas bahwa visi dan misi saya satu, ingin memberi warna pada wujud demokrasi di Sumenep,” katanya. “Saya jadikan jabatan ini sebagai jatah poin saja dari proses yang saya lakukan. Karena saya yakin, tanpa proses, seorang Abrari takkan bisa punya mimpi menjadi politisi, yang sibuk melayani rakyat di gedung DPRD,” tegasnya. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
23
Hj. Zulfah
Tegakkan Persatuan
M
EMBACA adalah suatu hal yang memberikan banyak manfaat. Baik itu membaca teks maupun membaca konteks. Pengalaman intelektualitas seseorang salah satunya ditopang dengan membaca. Apalagi, firman Allah SWT yang pertama adala perintah untuk membaca. Itu menandakan betapa pentingnya membaca. Sebab, dengan membaca manusia akan mengatahui dan memahami tentang sesuatu yang sebelumnya belum diketahui. Selanjutnya, hasil dari apa yang telah dibacanya itu diimplementasikan dalam realitas kehidupan nyata. Tujuannya tentu untuk menjalani roda kehidupan ini segala sesuatu yang bernilai positif. Untuk itulah, membaca dijadikan hobi Hj. Zaufah ini. Baginya, membaca bukan hanya sekedar membaca. Tapi, lebih dari itu, dia membaca salah satunya untuk memahami realitas kehidupan sosial masyarakat Sumenep. Sehingga, dia merasa terpanggil untuk menjadi bagian dalam memberikan
24
Parlemen
AGUSTUS 2014
solusi terbaiknya. Dia adalah calon legislatif (caleg) terpilih DPRD Sumenep periode 20142019. Dia terpilih sebagai anggota DPRD Sumenep setelah meraih banyak dukungan dalam pemilihan legislatif (pileg) 9 April 2014. Dia merupakan caleg dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 3. Yakni, meliputi Kecamatan Pragaan, Ganding dan Guluk-Guluk. Keputusan untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Sumenep merupakan keputusan yang tepat. Sebab, perempuan berusia 41 tahun ini ingin mengabdikan diri hanya untuk kepentingan masyarakat. Mengabdi kepada masyarakat merupakan inisiatif mulia yang patut diacungi jempol. Istri dari H. Su’udi itu merupakan ibu rumah tangga. Keinginan untuk mengabdi kepada masyarakat memiliki nilai yang sangat baik. Padahal, menjadi anggota dewan bukan perkara mudah. Tantangan dan hambatan tentu dia hadapi dengan bijaksana hanya demi kepentingan masyarakat yang lebih baik.
Namun, semua itu dia sadari sebagai bagian dari lika-liku bagi wakil rakyat. Sehingga, apapun yang terjadi tidak akan mengubah niat baik untuk membela kepentingan masyarakat. Sebab, baginya, memperjuangkan kepentingan masyarakat berada di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sebab, disadari atau tidak menjadi anggota dewan merupakan jabatan politis yang sarat dengan kepentingan. Namun, dari sekian anggota dewan yang ada sama-sama hanya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sehingga, semua anggota dewan sama-sama akan satu suara demi kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, falsafah bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat tepat. Boleh berbeda-beda tapi tujuan tetap satu.Yakni untuk kepentingan masyarakat. Begitulah ungkapan bagi wakil rakyat di DPRD Sumenep. Zulfah berpandangan bahwa perbedaan itu merupakan hal yang biasa. Dengan catatan, perbedaan itu tidak sampai menjadi pemicu terpecahnya persatuan dan kesatuan. Penegasan dan penegasan persatuan merupakan hal yang penting bagi perempuan yang beralamat di Guluk-Guluk tersebut. Sekedar tambahan, dari pernikahannya dengan H. Su’udi, Zulfah dikaruniai tida keturunan. Antara lain Widdul Watsiq, Millatul Athiyah dan Wafiq Zamzami. Di mata ketiga anaknya, Zulfah merupakan sosok seorang ibu yang luar biasa. (*)
www.dprdsumenep.com
Drs. Akhmad Jasuli
Sumenep Harus Lebih Maju dan Berkembang
S
EBAIK-baik manusia adalah dia yang banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya. Kata bijak ini terpatri kuat dalam hati Drs Akhmad Jasuli. Ingin mengabdi dan memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat, memotivasi dia ikut dalam bursa pemilihan anggota DPRD Sumenep, 9 April 2014 lalu. Pria 47 tahun ini maju dari Partai Demokrat di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 3 yang meliputi Kecamatan Pragaan, Ganding, dan Guluk-Guluk. Syukur alhamdulillah, Jasuli terpilih dan dipercaya rakyat untuk duduk di kursi DPRD Sumenep periode 2014-2019. Keterpilihan dia tentu tidak lepas dari pengabdiannya kepada masyarakat selama ini. Sambil menunggu proses pelantikan anggota dewan pada Agustus 2014 nanti, Jasuli terus mematangkan konsep mewujudkan Sumenep semakin baik di masa mendatang. Konsep perbaikan disusun agar ketika sudah resmi duduk di kursi dewan, dia bisa langsung beraksi menyuarakan kepentingan rakyat. ”Prinsipnya, saya ingin memperbaiki Sumenep,” kata suami Bahiyatun ini mantap. Bagi Jasuli, jabatan anggota dewan merupakan amanah. Melalui jabatan wakil rakyat itu, bapak yang telah dikarunia dua putra dan satu putri ini akan berusaha memberikan manfaat kepada lebih banyak orang. ”Jika sebelumnya cuma kepada tetangga
www.dprdsumenep.com
sekitar, dengan menjadi wakil rakyat mudahmudahan saya bisa menebar manfaat pada seluruh rakyat Sumenep,” ucap ayahanda Basroni Rizal, Firmansyah, dan Zahida Qalbi Nafida ini. Jasuli sadar, usaha memperbaiki Sumenep dan memberikan manfaat kepada orang lain tidak akan berjalan mulus begitu saja. Sebab, dunia politik yang dia geluti memang kerap penuh intrik dan bahkan saling sikut. Karena itu, warga Desa Bataal Barat Kecamatan Ganding ini berharap, tetap ada kontrol dan masukan konstruktif dari rakyat yang memilihnya. ”Walaupun konsep yang akan saya lakukan selama menjadi wakil rakyat sudah ditata dengan bagus, tapi sebagai manusia biasa tentu saya tidak akan lepas dari keselahan. Makanya saya tetap terbuka untuk diperbaiki. Saya juga tetap mengharapkan masukan konstruktif dari masyarakat agar perjuangan saya menjadikan Sumenep lebih baik tidak melenceng,” papar Jasuli yang lahir pada 2 Junuari 1967. Lagi pula, lanjut politisi yang hobi berolahraga ini, sudah menjadi tugas anggota dewan menyuarakan aspirasi rakyat. Sudah seharusnya antara wakil rakyat dengan rakyat terjalin komunikasi yang baik. Yaitu komunikasi yang tidak melulu dari anggota dewan ke rakyat. ”Tapi justru yang lebih baik, komunikasi yang mengalir dari rakyat ke wakilnya di legislatif,” ujar Jasuli. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
25
T
EGAS dan apa adanya, itu yang pertama kali ditangkap Parlemen saat berbicara dan bertukar pikiran dengan Drs. H.A. Hosaini Adhim, Ms.i. Sosok anggota DPRD Sumenep yang satu ini dikenal sebagai salah satu anggota legislatif yang vokal dan kritis terhadap berbagai persoalan terutama yang menyangkut urusan rakyat. Ia tidak mengenal toleransi terhadap kebijakan yang dinilainya kurang tepat, apalagi jika menyangkut terhadap kepentingan orang banyak. Sebagai legislator yang ikut menentukan kebijakan, Ia merasa ikut berdosa apabila dalam proses penetapan anggaran kurang memberi efek positif terhadap masyarakat luas. Hosaini juga tidak segan-segan mengusulkan agar anggarannya dipangkas, bahkan mencoretnya ketika menemukan program yang dinilai kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak pro rakyat. Ia tidak ingin anggaran yang diprogramkan di APBD oleh SKPD-SKPD hanyalah copy paste terhadap anggaran sebelumnya. Sikap dan karakter yang dimiliki Hosaini itu tentu tidak lepas dari pengalaman dan perjalanan hidupnya sejak sebelum menjadi anggota legislatif. Semasa menjadi pelajar dan mahasiswa Ia memiliki perasaan skeptis terhadap penyelenggara pemerintahan. Gerakangerakan perlawanan kerap kali Ia lakukan sebagai bentuk advokasinya terhadap kebijakan Pemerintah yang kurang pro terhadap rakyat. Di era tahun 90-an, dimana kondisi sosial-politik saat itu cukup runyam, Hosaini tampil sebagai salah satu penggerak perubahan dikalangan Pemuda dan Mahasiswa. Tidak jarang, Ia kerap kali melakukan aksi turun jalan menentang kebijakan Pemerintah yang dianggap bertentangan dengan keinginan masyarakat umum. ”Tekanan terhadap para aktivis saat itu sangat luar biasa, tidak sebebas seperti sekarang. Tapi itu semua tidak membuat semangat dan gerakan yang dilakukan temanteman menjadi kendor,” ujar mantan Ketua Senat Mahasiswa INSTIKA itu.
26
Parlemen
AGUSTUS 2014
Drs. H. A. Hosaini Adhim, M.Si
Dari Aktivis Mahasiswa Hingga
Politisi Kawakan
Pengalaman yang paling berkesan dalam perjalanannya sebagai seorang aktivis, ketika Hosaini dan rekan-rekannya ketika Ia melakukan gerakan tehadap isu kristenisasi karena saat itu banyak aktivis dan santri yang ditangkap aparat. Bahkan, Hosaini juga pernak disekap Kodim Sumenep saat itu karena diduga melakukan pembakaran terhadap gedung SDSB di Kecamatan Ganding. ”Itu bagian dari pengalaman saya ketika menjadi aktivis yang tidak akan pernah saya lupakan. Banyak pahit manis yang saya rasakan selama menjadi aktivis,” ujar mantan Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu. Disisi lain, Hosaini juga sudah terbiasa dengan kerja-kerja advokasi dan pendampingan hukum. Kompetensi pendidikannya memang belatar belakang guru, namun soal pemberdayaan, pendampingan dan advokasi bukan sesuatu yang asing lagi baginya. Ia tidak segan-segan melakukan pendampingan jika melihat ketimpangan bahkan rasa keadilan yang dialami masyarakat. Untuk mematangkan kerja
advokasinya itu, Hosaini banyak belajar mengenai hak yang berkaitan dengan hukum walaupun basicnya adalah pendidik. Ia juga banyak berkonsultasi dengan pakar hukum ketika melakukan pendampingan. Bahkan, dalam perjalannya Ia juga pernah mendatangi Pusat Advokasi HAM di Jogjakarta yang saat itu dipimpin Artejo Alkostar. ”Itu sedikit cerita dari pengalaman saya ketika menjadi aktivis,” katanya tersenyum. Hosaini merasa upayanya dalam melakukan pendampingan terhadap kepentingan masyarakat luas tidak cukup hanya menjadi seorang aktivis. Ia perlu masuk ke jalur Politik sebab melalui politiklah seluruh kebijakan diambil. Dengan berpolitik Ia bisa ikut ambil bagian dari proses kebijakan, sehingga dengan politiklah kepentingan yang berkaitan dengan rakyat bisa diakomudir. ”Singkatnya saya bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) dan mencalonkan diri di Pileg hingga akhirnya terpilih jadi anggota Dewan. Dan ini (Periode 2014-2019, Red) sudah kedua kalinya,” pungkas suami dari Hj. Siti Maryam ini. (*)
www.dprdsumenep.com
Ahmad Salim
PolitikBukan Adu Kekuatan, tapi Pengabdian
P
OLITIK bukanlah adu kekuatan, persaingan, atau semata-mata adu dukungan. Tapi, politik adalah jalan untuk pengabdian. Politik seharusnya menyejukkan, bukan melahirkan perpecahan, apalagi permusuhan. Dan politik sejatinya harus berbuah manis, bukan pahit. Sebab, politik adalah sarana atau jalan untuk berjuang demi kesejahteraan rakyat. Prinsip politik itulahlah yang senantiasa dipegang oleh Ahmad Salim. Komitmennya di politik yaitu ingin mengabdikan dirinya demi kesejahteraan masyarakat di jalur politik. Sebab, melalui politik itulah, seluruh aspirasi dan harapan masyarakat dapat diakomudir. ”Politik ujungnya akan melahirkan sosok penguasa atau pemerintah. Melalui kekuasaan itulah bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat khususnya rakyat yang diwakilinya,” ujar politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini. Suami dari Ny. Faizah ini juga mengumpamakan, politik tidak ubahnya sebuah pisau. Tergantung pada siapa yang akan menggunakannnya. Pisau fungsi dasarnnya digunakan untuk memotong, mengupas, atau memangkas. Tentu fungsi pisau itu akan memberi manfaat dan dampak yang sangat positif baik pada diri sendiri maupun orang lain. Namun sebaliknya, bisa saja, pisau itu digunakan pada hal yang negatif, jika tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Ia bisa saja tidak hanya membuat celaka orang lain, tetapi juga dirinya jika digunakan pada di luar fungsi dasarnnya, misalnya untuk
www.dprdsumenep.com
menusuk, mencelakanan, bahkan membunuh. Begitulah politik. Tergantung pada siapa pelakunya, apakah akan digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya digunakan pada kejahatan. ”Semuanya tergantung pada orangnya. Jika niatnya berpolitik baik, maka tentu akan Positif, namun jika diniatkan untuk hal yang buruk melanggaran hukum dan agama, maka tunggulah dampak negatifnya,” terang Salim ketika berdiskusi soal politik dengan Parlemen. Bagi legislator yang lahir di Sumenep, 20 Agustus 1972 ini, politik harus berbuah manis. Politik harus memberi manfaat, bukan madharat. Dan untuk mencapainya, diperlukan sosok politisi yang tulus dan tidak hanya berjuangan semata-mata untuk mencari kekuasaan atau harta. Seseorang berpolitik akan terasa nikmat jika tidak hanya mengejar kebutuhan duniawai, tapi adalah kenikmatan yang hakiki adalah ukhrowi. Salim sangat menyesalkan dengan pandangan umum orang termasuk Politisi yang menganggap politik hanya untuk mencari kekuasaan atau jabatan. Pemikiran bahwa politik
hanya untuk mengejar kekuasaan atau jabatan. ”Saya juga tidak sepakat dengan sebagai kelompok yang menyatakan golput di pemilu. Itu berarti kurang memahami dengan subtansi Politik. Politik bukan mencari kekuasaan, tapi ikhtiyar untuk pemerataan kesejahteraan pengawasalan terhadap hak-hak berbangsa dan bernegara,” tandasnya. Sebagai legislator yang terpilih kembali melalui Pileg 9 Juli 2014 lalu, Salim mengaku tugas tugas dan tanggung jawabnya semakin berat. Masih banyak harapan dan persoalan masyarakat yang perlu diperjuangkan di kursi legislatif. Melalui Jabatan yang dimilikinya saat ini, Salim mempunyai tekad untuk terus berjuang demi kesejahteraan rakyat. Baginya tidak ada kata akhir untuk mengabdi demi kesejahteraan masyarakat. ”Bagaimanapun ini adalah pengabdian. Sehingga, mungkin, selama hampir lima di tahun di DPRD, banyak pengalaman baik suka maupun duka yang dirasakan selama di kursi parlemen,” tutur ayah dari Mohammad Hafiluddin Salim, Zaidatul Mumayyizah, Mohammad Romzi, Mohammad Rofiq, dan Mohammad Jakfar Asshodik tersenyum. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
27
M. Ramzi
Dari Parlemen Jalanan
ke Parlemen Integritas
G
AYA bicaranya lugas, pembawaannya tenang, ketika berbicara meyakinkan. Begitulah kesan yang bisa ditangkap dari M. Ramzy, politisi asal Kecamatan Pragaan ini. Kemampuannya bersosialisasi dengan masyarakat mencuri perhatian warga di daerah pemilihan (dapil) III yang meliputi Kecamatan Guluk-Guluk, Ganding dan Kecamatan Pragaan. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya meraih 5.630 suara pribadi dan parpol sebanyak 6.411 suara. Dengan total suara itu Ramzy mendapatkan tiket menuju gedung DPRD Sumenep untuk periode 2014-2019. Sukses yang bisa dibilang tertunda lantaran pada pemilu legislatif (pileg) 2009 silam gagal mendapatkan tiket menuju parlemen. Dari kegagalan itulah sesungguhnya bapak dua anak ini belajar banyak. Terutama, menyangkut kemampuan bersosialisasi dengan warga. Setelah gagal pada pileg sebelumnya alumni ilmu politik dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini langsung meningkatkan sosialisasi kepada warga. Pada setiap kesempatan Ramzy mencoba membangun komunikasi yang intensif dengan warga. “Alhamdulillah setelah berjuang keras mencari simpati warga saya bisa dapat kursi di gedung parlemen,” kata mantan aktivis PMII Jakarta ini. Di dunia barunya yang saat ini dijalani Ramzy mengaku harus banyak belajar lagi bersosialisasi. Khususnya, dengan sesama anggota dewan yang notabene berasal dari berbagai latar belakang. “Meski secara pribadi sudah terbiasa sosialisasi dengan banyak orang, tetapi tetap harus banyak berkomunikasi intensif dengan rekan dewan yang lain,” paparnya. Ramzy sendiri sebelum meniti karir sebagai politisi di
28
Parlemen
AGUSTUS 2014
gedung parlemen merupakan salah satu aktivis sosial. Melalui bendera Sumenep Independen dia banyak bergelut dengan kehidupan aktivis di Kota Sumekar, selain di Partai Hanura yang memberangkannya ke parlemen. Sebagai seorang mantan parlemen jalanan bapak dari Nadia Evilina Dewi dan Kevin Kaifani ini mengaku harus merubah cara berpikir. Jika sebelumnya cenderung bersikap kritis aspiratif, kini harus bisa menjadi kritis akomodatif. “Sebagai anggota dewan tak cukup hanya kritis, tapi harus bisa akomodatif dengan kepentingan masyarakat. Kami yang sekarang di parlemen tak akan bisa dapat kursi tanpa dukungan rakyat,” tutur pria kelahiran Sumenep 03 Agustus 1977 ini. Secara pribadi, Ramzy mengaku tak sulit untuk menjalankan aktivitas sebagai anggota dewan. Sebab, pengalaman di dunia aktivis telah banyak mengajarkannya tentang arti perjuangan dan mengimplementasikan keinginan sebagai aspirasi yang harus diperjuangkan. “Inti dari fungsi dewan kan tiga hal itu, pengawasan, penganggaran dan legislasi. Sebagai anggota dewan harus konsisten pada tiga wilayah itu sebagai entitas tak terpisahkan dalam setiap gerakan yang bermuara pada pemenuhan aspirasi rakyat,” kata Ramzy berapi-api. Ditanya soal komisi yang akan dipilih ketika sudah efektif bekerja di DPRD, Ramzy belum berpikir sejauh itu. Saat ini, kata dia, pihaknya hanya berupaya memaksimalkan potensi diri untuk dikongkritkan dalam wilayah etik perjuangan di komisi. “Ibaratnya begini, kalau dulu di jalanan sekarang kan di parlemen. Di sini tak hanya soal sikap dan tindakan yang akan diambil, tapi integritas diri. Soal komisi apapun itu persoalan teknis, bergantung perkembangan,” pungkasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
Dapil 4 Anggota DPRD Sumenep
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
29
Editorial Rozah Ardhi Kautsar
Ingin Mengabdi kepada Bangsa
A
DALAH Rozah Ardhi Kautsar yang ingin mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa. Semasa hidupnya dia ingin sebesar-besarnya dipergunakan untuk untk kepentingan masyarakat. Sehingga, kehidupan masyarakat dalam berbangsa ini menjadi lebih baik. Sebagai pribadi yang ingin mengabdi, segala sesuatu pada dirinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa. Mulai dari waktu, tenaga dan pikiran akan dia curahkan sepenuhnya untuk memberikan manfaat yang besar hanya untuk kepentingan bangsa. Jalur politik merupakan pilihan tepat yang dia tempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut. Bergabunglah di dengan
30
Parlemen
AGUSTUS 2014
Partai Nasional Demokrat (NasDem). Melalui partai itu dia mencalonkan diri sebagai anggora DPRD Sumenep periode 20142019. Pada pemilihan legislatif (pileg) 9 April lalu dia mendapat dukungan dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 4 yang terdiri dari Kecamatan Ambunten, Pasongsongan, Dasuk dan Kecamatan Rubaru. Dukungan menjadikan dia sebagai anggoa dewan membuktikan bahwa masyarakat menginginkan perubahan ke arah lebih lain. Sebab, spirit yang ada dalam diri Rozah Ardhi Kautsar adalah tercipnya masyarkat yang berkecukupan dalam setiap kebutuhannya. Termasuk kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah. Sehingga, masyarakat
mempercayaan suara dan mewakilkan dirinya kepada pemuda kelahiran Sumenep, 17 Februari 1989 itu sebagai legislator di gedung parlemen Sumenep. Lelaki yang memunyai hobi mancing itu mengatakan, prinsip dalam menjalankan tugas adalah lebih cepat lebih baik. Apa pun yang bisa dilaksanakan sekarang harus dilaksanakan tanpa harus menunda. Bahkan, kalau bisa diselesaikan tidak perlu menunggu waktu lebih lama untuk dituntaskan. ”Lebih cepat lebih baik,” tagasnya. Motto hidup itu yang menjadi prinsip dalam menjalani hidup. Sebab, dalam menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan masyarkat dibutuhkan kegesitan dan kecepatan. Menurutnya, masyarakatkan manapun menginginkan masalah yang dihadapinya segera selesai dan menemukan solusi terbaik. Utamanya, yang berhubungan dengan pelayanan dan tanggung jawab pemerintah. Dikatakan, pelayanan masyarakat yang berlarutlarut dan terkesan berteletele justru menghambat kemajuan. Menurutnya, bergerak dengan solusi cepat sangat dibutuhkann dan ditunggu masyarakat. Sehingga, pemerintah
dituntut untuk tanggap terhadap setiap persoalan yang terjadi di tengahtengah masyarakat. Sebab, jika dikakukan dengan keserusan dan kepedulian kepada nasib masyarakat diyakini tidak ada masalah tanpa solusi. ”Makan, kita harus selalu hadir di tengahtengah mereka sebagai solusi,” sambungnya. Ternyata, kegigihan laki-laki asal Kecamatan Pasongsongan itu berkat dukungan orang terdekat yang mencintainya sepenuh hati. Dialah istri yang selalu memberikan motivasi pada dirinya. Dialah perempuan bermana Puby Pradani Sabatina yang tak henti mendoakan dan mendukung setiap langkah positif suami tercintanya. Dari pernikahan keduanya dikarunia dua orang putri. Yakni, Aulia Arasya Maghfira dan Afika Arasya Yasiro. Kehidupan keluarga yang damai juga mejadi pemicu hidup yang lebih baik. Sehingga, totalitas untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya semakin yakin dilakukan. Motivasi dari orang tercintanya itu menjadikan laki-laki 25 tahun itu bertekad untuk mengabdi kepada bangsa. ”Salah satu cara memberikan manfaat dengan mengabdikan diri kita kepada bangsa,” tandas penghobi mancing itu. (*)
www.dprdsumenep.com
M
ENJADI anggota parlemen bukan untuk mengejar jabatan politik. Bukan pula untuk mencari ‘nafkah’. Menjadi anggota parlemen hanyalah salah satu sarana untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Bahkan menjadi panggung untuk melayani rakyat. Hal itulah yang jadi motivasi Hamid Ali Munir saat mencalonkan kembali pada Pileg 9 April lalu. Ia akan bertarung di daerah pemilihan (Dapil) 4, yang meliputi Rubaru, Dasuk, Ambunten dan Pasongsongan. Hamid adalah salah satu dari caleg terpiih dengan latar-belakang kultur keNU-an. Baginya, menjadi anggota DPRD bukan sekadar euporia kursi parlemen, tetapi sarana membangun gerakan rakyat. Ia lahir Sumenep, 15 Januari 1970. Ia menghabiskan masa kanak-kanak di tanah kelahirannya, Desa Matanair, Rubaru. Terjun dalam panggung politik Hamid tergolong cukup senior. Sebab pada Tahun 2014 ini, ia tercata telah tiga periode menjadi anggota DPRD. Ia mulai aktif di panggung parlemen pada tahun 2004 silam. Bagi Hamid, aktif dipanggung politik tidak serta merta bisa duduk dengan mudah, ia harus bersekolah politik, selain di partai kebanggannya, PKB. Pengalaman itu sangat berharga baginya. Menurutnya, persentuhannya dengan kehidupan buruh dan petani membuka matanya lebar-lebar untuk menyaksikan penindasan dan penghisapan yang dialami kaum buruh dan petani. “Saya hidup layaknya seperti buruh dan petani, sehingga dapat mengerti persoalan kaum buruh dan petani di Sumenep,” tuturnya. Hamid mengaku bahwa menjadi Caleg di tengah rakyat yang apatis terhadap politik bukanlah perkara gampang. Tidak sedikit orang yang sinis dengan caleg maupun partai politik. Maklum, banyak anggota DPR yang tersangkut kasus korupsi. Tak hanya itu, DPR juga banyak memproduksi kebijakan yang justru merugikan rakyat. “Sehingga tidak mudah menyuarakan rakyat di panggung parlemen Namun, Hamid tidak berkecil hati. Baginya, korup dan tidaknya seorang anggota DPR tidak lepas dari orientasi politiknya. “Kalau dia menjadi anggota DPR karena motif ekonomi, memperkaya
www.dprdsumenep.com
KH. Abd. Hamid Ali Munir, SH
parlemen
Panggung Melayani Rakyat diri, atau mengejar jabatan semata, maka jelas ia gampang dijebak korupsi. Apalagi jika ia menghalalkan segala cara, termasuk politik uang, untuk mendapatkan kursi,” paparnya. Karena itu, supaya rakyat tidak terjebak dengan politisi korup, Hamid mengajukan tiga syarat: pertama, periksa rekam jejak dari si caleg tersebut; kedua, caleg harus punya agenda politik yang jelas; dan ketiga, caleg harus punya program politik yang bisa menjawab persoalan rakyat, terutama di basis konstituennya. Hamid sendiri membawa sejumlah program politik yang sedianya akan dijalankan pada periode ketiganya menjadi anggota DPRD, Hamid akan mempergunakan posisinya sebagai “penyambung lidah rakyat”. Artinya, ia akan menggunakan jabatan
politiknya sebagai wakil rakyat untuk menyuarakan berbagai aspirasi dan persoalan rakyat. “Sebab tugas kita sebagai wakil rakyat sejatinya bukan tuan, tetapi pelayan. Inilah yang harus tertanam dalam diri setiap anggota DPRD. Sehingga rakyat bisa sejahtera dan berdaya, bukan malah diperdayakan,” jelasnya. Dengan program itu, Hamid benar-benar disukai oleh rakyatnya. Pada pemilu kemarin misalnya, dari semua caleg PKB, Hamid mendapat suara tertinggi. Bahkan bukan hanya sekarang, tahun sebelumnya juga meraup suara tertinggi. “Maka dari itu, izinkan kami kembali berjuang untuk melayani rakyat. Sebab kami tak ada apa-apanya kalau tanpa rakyat. Inilah demokrasi yang setuhunya, pemerintah rakyat,” ungkapnya. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
31
H. Zainal Arifin, SH
Komitmen Memperjuangkan Hak Rakyat Kecil
S
IAPA sih yang tidak ingin hidup sukses, sejahtera dan tenteram, semua orang pasti mendambakan itu. Ada banyak cara yang mereka lakukan untuk mewujdukan cita-cita itu. Ada yang lewat akademisi, pengusaha, jurnalis hingga politisi. Kini, banyak orang mulai menjadikan politik sebagai panggung untuk mewujudkan cita-cita itu. Mereka jago tebar simpati dan menebar janji kepada konstituen agar bisa terpilih dan bisa melenggang ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik RI, Provinsi maupun Kabuputen/Kota. Namun, setelah impian terwujud, mereka lupa daratan dengan apa yang dijanjikan pada masyarakat saat kampanye. Sebab
32
Parlemen
AGUSTUS 2014
mereka terjun dalam panggung politik tak lebih hanya mencari kekuasaan dan harta. Iya, pemikiran semacam itu hampir menjadi pemikiran banya politisi di negeri ini. Tetapi pemikiran seperti itu tak sedikitpun terlintas dalam benak H. Zainal Arifin, SH, calon legislatif terpilih dari PDI Perjuangan, daerah pemilihan (Dapil) 4 Kecamatan Rubaru, Ambunten, Dasuk, dan Pasongsongan. “Saya tertarik terjung dalam panggung politik tak lebih hanya ingin mengabdi, bukan untuk mencari kekuasaan dan harta, termasuk untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil, agar rakyat bisa sejahtera dalam hidupnya,” ucap pria Sumenep, 15 Maret 1971 terseut saat bercerita tentang
motivasinya terjun ke dunia politik Menurut mantan Kepala Desa Tambak Agung Tengah tersebut bahwa sebelum dirinya terjun ke dunia politik, ia memang dikenal sebagai orang yang sering membantu orang banyak, terutama dalam mempermudah masyarakat mendapat pupuk. Bahkan dirinya sudah banyak memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu. Misalnya membantu orang sakit, membantu biaya pendidikan anak-anak yang tidak mampu atau yatim piatu hingga selalu membuat tetangganya merasa nyaman dan aman. Tak hanya itu, saat menjadi Kades, ia pun tak pernah merasa lelah untuk membantu masyarakat, bahkan tak pernah
mempersulit masyarakat ketika hendak bertemu dengannnya. Maka tak salah, pada Pileg kemarin, ia meraih suara tertinggi se-Sumenep, yakni 10.099 dari jumlah sura PDIP se dapil 4 adalah 17.579. Hal demikian menjadi pembuktian bahwa dirinya benar-benar telah dicintai oleh masyarakatnya. Namun, Zainal merasa, bantuannya ke masyarakat masih belum sepenuhnya maksimal, karena masih adanya keterbatasan untuk membantu masyarakat secara maksimal. Namun, ia meminta doa kepada masyarakat di dapilnya agar di DPRD nanti perjuangannya memperjuangkan hak rakyat kecil dengan lancar. Untuk memuluskan visi kemasyarakatannya, ia benar-benar punya tugas mulia, akan terus mengawal pendidikan gratis. “Kenapa banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah, faktornya adalah ekonomi orang tua yang tidak mampu. Saya ingat waktu ekonomi orang tua saya dulu belum mapan seperti sekarang ini, saya hampir-hampir tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP pada waktu itu, sedih rasanya. Makanya, pengalaman saya tak mau dialami oleh anak-anak ayng lain,” kenangnya. Untuk itu, lelaki yang telah dikarunia dua orang anak tersebut, pendidikan gratis bakal menjadi prioritas utama Zainal saat dilantik nanti. Selain itu, ia juga hendak terus bersama rakyat kecil. Bahkan pintunya akan selalu terbuka bagi siapa saja yang hendak bertemu. “Prinsip saya dalam hidup ini khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia apabila dalam hidupnya bermanfaat bagi orang lain,” kata suami HJ. Rohatin Zain ini. (*)
www.dprdsumenep.com
R
AMAH, tenang, bersahaja, dan simpatik. Begitulah yang tampak dari kepribadian Roekminto, SH, salah satu caleg incumbent yang terpilih kembali dikursi Legislatif. Tuturnya lembut penuh nilai. Pemikirannya jauh kedepan penuh bobot. Dan wawasannya terpancar luas ketika diajak berbincang banyak hal, mulai soal ilmu dan kehidupan. Saat ini, di kursi Legislatif merupakan periode ketiga yang dijalaninya menjadi wakil rakyat di Kabupaten Sumenep. Rukminto kembali ditetapkan KPU sebagai caleg terpilih periode 2014-2019 untuk DPRD Kabupaten Sumenep dari daerah pemilihan IV, meliputi Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk, dan Rubaru. Di Pileg 9 April 2014 lalu, politisi asal Partai Golkar ini berhasil maraih 4.423 suara dengan perolehan total suara Partai Golkar di Dapil IV sebanyak 6.334 suara. ”Bagaimanapun apa yang saya peroleh saat ini adalah amanat rakyat. Ini bukan semata-mata kesuksesan saya, tetapi kesuksesan semua khususnya masyarakat Dapil IV yang saya wakili,” ujar suami dari Dian Azizah ini. Pada periode sebelumnya, Roekminto dikenal sebagai sosok anggota DPRD yang vokal dan kritis. Berbagai permasalahan dan urusan yang ditangani komisinya, mulai soal pengawasan, penganggaran hingga legislasi ia hadapi dengan piawai. Argumentasinya di setiap forum DPRD selalu menggunakan logika dan tidak asal bicara, sehingga pendapat yang dikemukakan berkwalitas, penuh bobot dan bernilai. Dalam pembahasan
www.dprdsumenep.com
Roekminto, SH
Politisi Ramah
Berpengalaman di Kursi Parlemen APBD alumnus Univeritas Muhammadiyah Malang ini sangat cermat melihat kegiatan yang diprogramkan SKPD. Mulai soal rasionalitas penganggaran, pioritas hingga urgensi kegiatan yang diprogramkan dikaji dan dibelejeti secara detil. Bahkan, Roekminto juga tidak segan menolak atau menghapus programprogram yang sifatnya copy paste, kurang penting, dan tidak pro rakyat. Karena itu, politisi asal Partai Golkar itu juga cukup disegani oleh Pimpinan SKPD yang menjadi konterpat komisinya. Dimata kolega dan rekan-rekannya di Gedung DPRD Ia menjadi
kawan yang menyenangkan. Mudah diajak diskusi dan bertukar pikiran mengenai banyak hal. Ayah dari Nabila Filo Justitia, Fawaida Furqona, dan Dea Ummu Aymani ini juga dapat dikatakan sosok anggota DPRD yang konsisten dalam berpolitik. Ia memulai karir Politiknya di Partai Golkar. Di Partai berlambang beringin itulah, karir Politiknya terus naik mulai Pimpinan Cabang Partai Golkar Pasongsongan, hingga menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kab. Sumenep dari tahun 1999 hingga Sekarang. ”Sejak awal memang saya di Golkar, tidak dari Partai
lain. Karena memang plat form Partai (Golkar,red) sangat jelas dan sampai saat ini masih konsist dengan plat formnya,” tutur pria kelahiran Sumenep 18 Maret 1967 ini menceritakan. Roekminto merasa cocok dengan Partai yang kini dipimpin Abu Rizal Bakri itu. Keaktifannya di organisasi Ekstra Kampus di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat menjadi aktivis mahasiswa dulu membuatnya lebih dekat dengan Partai Golkar. ”Kebetulan di Kampus saya aktif di HMI dulu, sehingga secara ideologi mungkin saya merasa lebih cocok dengan Golkar,” ujar pria yang mengidolakan Akbar Tanjung itu. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
33
Indra Wahyudi, SE, M.Si
Harus Kompak demi Kesejahteraan Umat
I
NDRA Wahyudi, ST., M. Si memang masih muda karena usianya baru 30 tahun. Tapi semangatnya mengabdi untuk kemaslahatan umat patut dicontoh bahkan oleh kalangan tua sekalipun. Dia aktif terlibat kegiatankegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Hebatnya, berbagai aktivitas demi kepentingan umat itu dilaksanakan dengan kebersamaan yang kuat. Barangkali karena semangat pengabdiannya itu, pria yang akrab disapa Indra ini memperoleh kepercayaan dari masyarakat menjadi anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019. Indra terpilih sebagai anggota
34
Parlemen
AGUSTUS 2014
dewan dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 4. Dapil ini meliputi Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk, dan Kecamatan Rubaru. Meski merupakan pendatang baru di jagad perpolitikan Sumenep, politisi muda Partai Demokrat ini meraih dukungan suara rakyat cukup meyakinkan. Indra sukses melenggang ke gedung dewan dengan meraup suara terbesar ketiga di antara tujuh calon anggota legislatif (caleg) lain yang terpilih di dapil 4. Fakta ini menunjukkan dia populer di mata masyarakat. Perjuangan Indra sebagai legislator pantas mendapat perhatian di masa-masa
mendatang karena dia merupakan salah satu representasi kaum muda di DPRD Sumenep. Politisi yang gemar menulis dan berolahhraga ini memikul tanggung jawab membuktikan kaum muda juga memiliki kepedulian tinggi menyejahterakan umat. Tentu saja, usaha mewujudkan kesejahteraan itu tidak bisa dilakukan seorang diri. Indra sepenuhnya menyadari, ikhtiar merealisasikan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Sumenep harus ditempuh dengan kerjakerja kolektif. Antara wakil rakyat di legislatif dan pemerintah selaku eksekutif mesti saling bersinergi
menjalankan program demi kesejahteraan masyarakat. ”Mari kita bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kepentingan rakyat,” kata politisi yang lahir 25 Mei 1984 tersebut. Bagi Indra, kebersamaan tidak selamanya harus seragam. Menurut suami Santi Diniyah, Amd. Kep ini, kebersamaan yang perlu digalang yaitu yang bertujuan demi kepentingan rakyat. Meski berbeda latar belakang aliran dan partai politik, anggota dewan sudah selayaknya tetap mengutamakan aspirasi masyarakat. ”Prinsipnya, jika sudah menyangkut kepentingan rakyat, semua harus bersatu,” ujarnya. Lagi pula, lanjut Indra, kalau dipahami secara jernih, kerja demi rakyat sebenarnya justru menciptakan kebersamaan dan kekompakan. Karena itu, ketika sudah resmi bertugas menjadi anggota DPRD Sumenep, pria yang dikarunia satu orang anak ini berkomitmen akan menjalin kerjasama yang kokoh, baik dengan sesama anggota dewan maupun dengan pemerintah sebagai mitra kerja. Indra sadar, problem yang akan dihadapi sebagai anggota DPRD Sumenep pasti kompleks sehingga memerlukan kekompakan semua komponen untuk mengatasinya. ”Diperlukan pemikiran-pemikiran kreatif guna menyelesaikan problem yang muncul di masyarakat. Karena tidak mungkin masalah yang kompleks bisa diselesaikan dengan satu solusi,” tegas ayah Irfan Zaki Wahyudi tersebut. (*)
www.dprdsumenep.com
B
ICARA soal keterlibatannya dalam dunia politik, Agus Rahman Budiharto berujar bahwa panggung politik sebagai ladang pengabdiannya kepada rakyat. Karena bagi Agus, politik menjadi penyeimbang dalam kariernya. Tentu, dalam prinsipnya berpolitik, apa yang ia kerjakan adalah politik sehat. Menurut pria kelahiran Jember, 28 April 1968 ini, melalui politik dapat mengeksplor lebih leluasa dalam memperjuangkan sesuatu, khususnya dalam memperjuangkan kaum marginal yang selama ini selalu tersisihkan. “Saya harus bisa buktikan, bahwa saya bisa dapat berperan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya Sebagai politisi yang dipercaya menjadi caleg DPRD dari PAN pada pemilu 2014 lalu, kini lebih mantap dalam menentukan sikap dan memperjuangan aspirasi rakyat. “Saya masuk politik bukan untuk kepentingan pribadi, ada banyak hal yang bisa saya perbuat untuk kepentingan bangsa ini, sekaligus mendorong rakyat agar berdikari,” tambahnya. Dalam setiap momentum pemilu, tambah Agus, masyarakat harus bisa membuktikan bahwa pemilu merupakan pesta demokrasi yang harus didorong dengan semangat kebersamaan. Bagi Agus, melalui Pemilu Legislatif 9 April lalu, yang masih ingat dalam benaknya karena ia juga bisa mewarnai pesta demokrasi rakyat tersebut. “Target saya tidak muluk-muluk, yakni lebih besar untuk memikirkan kesejahteraan rakyat, khususnya
www.dprdsumenep.com
Agus Rahman Budiharto, SE
Lebih Mantap
Memperjuangkan Nasib Rakyat memperjuangkan hakhak kaum marginal dalam berbagai bidang kehidupan untuk masyarakat Sumenep sesuai dengan kemampuan dan talenta yang saya miliki,” tandasnya. Sebagai figur yang sangat akrab dikenal suka memikirkan dunia pendidikan, maka jika Agus diberi amanah di Komisi D akan memfokuskan pada upaya perbaikan dan kemajuan dunia pendidikan saat ini. “Karena pendidikan menjadi hak setiap orang dan upaya mencerdaskan anak-anak bangsa, maka harus sampai pada masyarakat lapisan paling bawah, jangan sampai ada anak-anak kita yang tidak mengenyam dunia pendidikan karena faktor
ekonomi yang lemah, kemiskinan atau bahkan karena paradigma bahwa pendidikan tidak penting, ini yang harus kami perjuangkan sehingga anakanak dan generasi muda ke depan adalah generasi yang cerdas, tangguh, bertanggung jawab dan memiliki moralitas yang baik untuk cita-cita dan masa depan mereka,” paparnya. Maka tak salah, jika lelaki yang dikarunia tiga anak hasil dari buah pasangan Munawarah itu tak sabar untuk segera memperjuangkan aspirasi rakyat di gedung DPRD. Ia ingin sekali ikut rembug soal problematika Sumenep. Karena dalam hemat Agus, anggota dewan yang baik adalah mereka yang paham peta permasalahan
yang dihadapi basis konstituennya dan tahu solusi teknis dan konseptualnya. Ia mencontohkan tentang kekayaan alam di kepulauan. Sungguh sangat luar biasa, kandung migas yang banyak, terumbu karang yang terlihat bagus, hingga banyak wisata yang tersebar dimana. Kesemuanya sampai saat ini belum tergarap dengan baik. “Dana PI dan CSR kita tidak jelas dari eksplorasi migas. Katanya, migas itu menyejahterakan, tetapi mana kok rakyat kepulauan masih beleum menikmati manisnya. Maka, problematika ini tentu akan ladang perjuangan saya sebagai anggota DPRD,” jelas lelaki yang dikarunia tiga orang anak tersebut. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
35
H. Syaiful Bari, S.Pd
Koran dan TV Jadi Sumber Inspirasi
P
ERKEMBANGAN dunia teknologi informasi memang tak bisa terelakkan. Kemajuan ilmu pengetahuan, disadari atau tidak, ikut mendukung pembangunan teknologi informasi. Arus informasi pun menjadi kebutuhan bagi setiap orang, terutama mereka yang bergelut dengan aktivitas sosial padat. Politisi yang satu ini satu dari sekian orang penggila media, baik cetak maupun elektronik. Baginya, kehadiran media seperti koran dan televisi (TV) menjadi bagian pendukung aktivitas keseharian. Maklum, melalui koran dan TV kebutuhan akan arus informasi bisa terpenuhi.
36
Parlemen
AGUSTUS 2014
“Perkembangan dunia mutakhir memang tak lepas dari arus informasi global. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus bersahabat dengan teknologi informasi sebagai sarana pendukung komunikasi global,” kata pemilik nama lengkap H. Syaiful Bari S.Pd ini. Politisi yang berasal dari partai berlambang Kakbah ini menyadari betul kesehariannya memang tak lepas dari informasi. Untuk itu, pria kelahiran 09 Desember 1959 ini memang selalu berupaya mengikutinya. Baik melalui berita di koran maupun di TV. “Ada yang kurang kalau hari-hari saya tanpa membaca koran dan melihat berita TV,” paparnya.
Suami dari Hj. Layyinah yang memilih tetap tinggal di Desa Tambaagung Timur, Kecamatan Ambunten ini mengaku menyempatkan membaca koran sebelum masuk kantor. Sehingga ketika sudah sampai di kantor langsung fokus pada pekerjaan. Selain itu, Syaiful Bari mengaku langsung merasakan sudah tidak ketinggalan informasi begitu pagi hari membaca koran. Sedangkan waktu untuk nonton TV biasanya pada malam hari menjelang tidur. Menurutnya, informasi di TV pada malam hari biasanya sudah lengkap karena berita yang disajikan sudah utuh. “Kalau siang atau sore cenderung beritanya tidak utuh, masih harus
dilengkapi,” bebernya. Lebih jauh dikatakan, melalui berita di koran dan TV dirinya mendapatkan banyak informasi penting. Baik yang bersifat umum maupun untuk kepentingan pekerjaan sebagai wakil rakyat. “Bagaimana bisa memahami alur sebuah UU misalnya kalau kita tak pernah mendengar mengenai latar belakang pembuatannya. Di berita koran dan siaran TV biasanya diulas soal seperti itu,” tandas bapak tiga anak ini. Dalam hal tugas keseharian, Syaiful Bari yang kembali terpilih sebagai anggota dewan dari PPP ini mengaku akan berusaha terus melengkapi dirinya dengan keilmuan. Baik yang diperoleh dari media maupun melalui proses pembelajaran. Bapak dari Moh. Ainun Najib, Ali Abror dan Maltufatul Hasnaa’ie ini kembali terpilih sebagai anggota dewan setelah berhasil meraih suara pribadi 6.681 suara. Sedangkan perolehan partainya secara umum mencapai 17.102 suara untuk seluruh dapil IV yang meliputi Kecamatan Dasuk, Ambunten, Rubaru dan Kecamatan Pasongsongan itu. “Mudah-mudahan nanti saya bisa lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh konstituen dari dapil saya. Semaksimal mungkin saya akan berusaha untuk mewujudkan semua itu,” harap Syaiful Bari yang periode sebelumnya tergabung di komisi D itu. (*)
www.dprdsumenep.com
Dapil 5 Anggota DPRD Sumenep
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
37
S
AAT ini, kita seolah hidup di tengah bangsa yang penuh dengan agenda terselubung demi kepentingan individu, kelompok, atau pun golongan tertentu. Akibatnya, seringkali kehidupan bersama sebagai bangsa besar dan bermartabat kian terluka. Meski tak ringan, ini tetaplah tugas mulia yang harus dijalankan. Begitulah kata H. Nayatullan Bin Superrang, pria yang dilahirkan di Batang-Batang tersebut benar-benar memiliki idealisme kebangsaan yang bagus. Walau di umurnya yang tak lagi muda, tetapi wawasan kebangsaannya tak boleh diragukan. Dalam hemat suami Hj Nurhasiyah tersebut, sebagai manusia Indonedia, kita tak boleh berhenti untuk menularkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 (Pembukaan) kepada generasi muda bangsa ini. “Kita pun juga tak boleh berhenti untuk mengatakan bahwa kita adalah satu dan sama dalam NKRI, dan meski bhineka, kita ini tetap satu (tunggal ika) dalam ikatan negara-bangsa yang namanya Indonesia. Tidak berboleh terkoyak hanya gara-gara berbeda dalam segala hal,” ucapnya. Oleh karena itu, lanjut Nayat, saatnya bangsa ini harus terus membangun kebersamaan untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang lebih adil, makmur, dan bermartabat. Hal ini harus dimulai dengan memberi keteladanan dalam penyelenggaraan negara dengan sikap saling menghormati dan menjunjung tinggi martabat yang ditunjukkan oleh para penyelenggara negara itu sendiri. “DPRD adalah salah satu institusi yang tepat untuk
38
Parlemen
AGUSTUS 2014
H. Nayatullah Bin Superrang
Menjaga Keutuhan NKRI Lewat Panggung Parlemen terus memupuk idealisme kebangsaan. Kebijakankebijakan yang dibuat benar-benar Dalam posisinya yang sangat istimewa, kita sebagai manusia Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam hal membangun kebersamaan sebagai bangsa. Inistitusi ini harus menjadi pilar yang menjaga integritas bangsa, melalui upaya yang tiada henti dalam menumbuhkan semangat nasionalisme demi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Di tengah semakin terkikisnya sikap kenegarawanan para penyelenggara negara, kata politisi PKB tersebut berharap banyak kepada penerus bangsa ini agar institusi tersebut harus tetap berdiri tegak sebagai pengawal dan penjaga martabat bangsa, dan terus berjuang untuk menularkannya kepada
generasi penerus. “Agar bangsa ini bisa kita titipkan kepada kita semua, sebab tak lagi yang bisa diharap selain kita. Mari kita rawat generasi kita yang akan datang. Sumenep suatu saat nanti harus menjadi daerah yang terpandang dengan SDM yang mumpuni,” ungkapnya. Bagi Nayat, NKRI itu adalah harga mati. Maka harus dijunjung tinggi, agar idealisme kebangsaan itu terus mengkristal dalam diri kita. Kalau sudah dari kecil tertanam nilai agama, moral, dan cinta NRKI, generasi muda kita akan memberikan kontribusi besar bagi pembanguna bangsa dan negara ini. Nantinya, ketika dia dewasa dan menjadi politisi, birokrat, pengusaha dan lainnya, pasti NKRI dan merah putih di atas segalagalanya. “Ini sesuai dengan semangat dan cita-cita pejuang kita dahulu dan telah diproklamasikan oleh
Bung Karno dan Bung Hatta pada Jumat 17 Agustus 1945,” tambahnya.. Soal alasannya menjadi anggota DPRD, selain hendak berjuang untuk menjunjung keutuahan NKRI, ia juga ingin menjadi penyambung aspirasi rakyat. Termasuk akan menjadikan rakyat sebagai objek kesejahteraan. Mau tidak mau, kata dia, DPRD kita harus berani keluar dari tipologi kepemimpinan yang selama ini terkungkung dalam budaya pragmatis. Sebab pemimpin itu seringkali selalu di depan, tetapi tidak pernah belajar ada di belakang. Permasalahan bangsa ternyata bukan di depan, tetapi di belakang. “Mereka harus mengetahui persoalan sosial di masyarakat, terutama soal kesejahteraan yang masyarakat yang dambakan. Maka jika ditanya apa alasan saya, sebagai penyambung lidah rakyat,” tegasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
Umar
Wujudkan Sumenep Semakin Maju
U
MAR adalah salah satu calon legislatif (caleg) terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 5. Dari dapil yang terdiri dari Kecamatan Batuputih, Batang-Batang, Dungkek dan Gapura ini dia mendapat dukungan masyarakat untuk menjadi wakilnya di DPRD Sumenep periode 2014-2019. Dia mencalonkan diri sebagai anggota dewan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Itu setelah pada 9 April 2014 lalu dia meraih suara cukup banyak. Dia merupakan warga Desa Lapataman, Kecamatan Dungkek yang menikah dengan perempuan bernama Sapni’ah. Dari pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak. Antara lain Abu Hurairah, Sulaiman dan Warda Maisaroh. Ciki khas sebagai orang Madura terlihat dari hobinya yang suka minum kopi. Seperti kebanyakan orang Madura, meskipun pulau ini bukan daerah penghasil kopi, tetapi masyarakatnya mayoritas suka
www.dprdsumenep.com
minuman berwarna hitam itu. Salah satu dari kebanyakan orang itu adalah Umar. Baginya, menjadi anggota DPRD Sumenep merupakan sesuatu yang mulia. Dengan menjadi wakil rakyat dia ingin menjadi bagian yang dapat mensejahterakan masyarakat. Sebab, peran sebagai legislator cukup signifikan dalam memajukan daerahnya. Konstribusi yang akan dilakukan akan nyata disamping peran pihak eksekutif. Meskipun tidak bertindak sebagai pelaksana program pemerintah, menjadi wakil rakyat sangat berpengaruh terhadap pembangunan suatu daerah. Sebab, tugas wakil rakyat adalah legislasi, anggaran dan pengawasan. Sehingga, dalam rangka mewujudkan keinginan dan harapan masyarakat bisa dilakukan melalui peran dan fungsi tersebut. Selama menjadi anggota DPRD Sumenep dia bertekad untuk memperjuangkan keinginan masyarakat. Saran, usulan dan
keinginan masyarakat yang dituangkan dalam program pemerintah kabupaten (pemkab) akan dikawal supaya terwujud menjadi kenyataan. Bahkan, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat Sumenep yang sejahtera anta lain bisa diperjuangkan melalui beberap hal. Mulai dari peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Hak dasar masyarakat harus terpenuhi sehingga dengan sendirinya masyarakat akan hidup mandiri. Hal tersebut juga perlu disokong oleh program lain. Ketersediaan sarana prasaranan berupa infrastruktur penunjang harus dipenuhi. Baik berupa keberadaan jalan yang baik beserta beberapa faktor pendukung lain. Semua itu sangat mungkin bisa tercapai dan bisa dilakukan pemerintah setempat. Sebab, anggaran pemerintah untuk masyarakat sangat besar. Sehingga, tinggal optimalisasi realisasi proram yang menyedot anggaran tersebut untuk sebesar-besarnya pada kepentingan masyarakat. Sebab, anggaran yang dimiliki pemerintah sejatinya merupakan uang rakyat. Sehingga, pengelolaan dan peruntukan anggaran tersebut harus digunakan hanya untuk kepentingan rakyat. Dan wakil rakyat di DPRD Sumenep memiliki memilki peran fital untuk mengawal kesuksekan program pemerintah. Sehingga, program yang dudah direncanakan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai pemilik hal atas anggaran tersebut. Pada akhirnya, keinginan menuju Sumenep yang semakin maju dapat terwujud menjadi kenyataan. Keinginan tersebut menjadi motto Umar sebagai legislator di DPRD Sumenep selama lima tahun ke depan. Dia merupakan tipe anggota dewan yang terbuka. Selama menjabat sebagai wakil rakyat dia berharap masukan, saran dan kritik konstruktif demi kemajuan kabupaten Sumenep. Sebab, menjadi anggota DPRD merupakan wakil dari masyarakat itu sendiri. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
39
P
ERUBAHAN tak pernah datang dari langit. Ia butuh kerja keras dan upaya dari siapa pun yang menginginkan perubahan itu. Tak berlebihan kiranya pandangan itu disampaikan dalam konteks upaya menciptakan perubahan di tengah masyarakat. Lebih-lebih pada wilayah masyarakat yang hadir dengan wajah tradisional. Maka, untuk mencapai perubahan itu harus diawali dari semangat diri dan lingkungan. Semangat itulah yang kemudian harus digelorakan dalam upaya mencapai perubahan. Di sinilah perlunya dorongan dari siapa pun untuk mencapai perubahan itu, demi kehidupan yang lebih baik. Prinsip itulah yang dipegang teguh Fathor Rozi S.Sos, anggota DPRD asal Kecamatan Dungkek ini. Sebagai anggota dewan yang terpilih dari proses politik pada Pileg 2014 lalu, dirinya sadar tak bisa menggapai perubahan sendiri. Politisi kelahiran Sumenep, 27 Mei 1985 itu memahami jika posisinya tak akan berguna jika upaya untuk mendorong perubahan tak pernah dilakukan. Karena itulah, setelah dinyatakan sebagai anggota dewan oleh KPU beberapa waktu lalu dirinya langsung berikrar dalam hati. “Ikrar saya, sejak saat ditetapkan sebagai
40
Parlemen
AGUSTUS 2014
Fathor Rozi
Semangat Soekarno
untuk Mendorong Perubahan anggota dewan komitmen betul-betul mendorong perubahan di tengah masyarakat. Saya sadar posisi dewan ini strategis, tetapi harus aktif mendorong perubahan demi kemajuan,” katanya kepada Parlemen. Peran dan fungsi sebagai anggota legislatif diyakini mampu untuk tidak hanya menjadi tukang stempel sebuah kebijakan. Di luar itu, kata bapak satu anak ini, memiliki daya dorong untuk mencapai tujuan umum masyarakat, yakni tercapainya kesejahteraan bersama. “Maka, tidak ada pilihan lain kecuali aktif menyuarakan aspirasi rakyat melalui optimalisasi fungsi di DPRD. Selain pengawasan, penganggaran
dan atau funngsi legislasi. Semua itu muaranya pada kesejahteraan rakyat,” papar suami Arisatul Silfiyah yang berangkat dari Partai Golkar melalui dapil IV ini. Ditanya soal filosofi kehidupan yang ingin dijadikan dasar perjuangan, Rozi-sapaan akrabnyamengaku menyukai semua jalan pikiran Soekarno. Untuk itulah, dirinya juga bertekad menjadi penyambung lidah rakyat yang akan selalu berposisi sebagai katalisator dan fasilitator pembangunan. “Kalau sebagai anggota dewan bisa maksimal memerjuangkan aspirasi rakyat, di situlah sesungguhnya kenyataan sebagai penyambung lidah seperti kata Soekarno,” katanya panjang lebar.
Dikatakan bapak dari Salsabila Azizah ini, kerja keras mewujudkan sebagai penyambung lidah rakyat adalah upaya itu sendiri dalam mewujudkan perubahan. Sebab, dengan mewujudkan semua aspirasi masyarakat langsung atau tidak langsung akan mendorong terciptanya perubahan di tengah masyarakat. Rozi menambahkan, semua keinginannya itu tak akan tercapai jika secara pribadi tidak menyiapkan diri. Baik secara mental atau kepribadian. “Termasuk juga menjaga kesehatan, kalau sakit kan tidak bisa apa-apa juga. Makanya saya memiliki motto hidup sehat hidup sejahtera,” pungkas penyuka olahraga bulutangkis ini tegas. (*)
www.dprdsumenep.com
H. Suroyo, SE
Ingin Mengawal Aspirasi Masyarakat
S
EBAGAI putra daerah, kita harus peduli terhadap daerah kita sendiri. Mungkin ungkapan itu pantas disematkan pada H. Suroyo, SE. Pria asal Desa Gapura Timur, Kecamatan Gapura ini ingin membangun Sumenep lebih maju. Untuk itulah Suroyo merasa terpanggil untuk ikut serta membangun daerahnya lebih maju. Caranya, pada pemilihan legislatif (pileg) 9 April lalu dia ikut serta mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Sumenep 2014-2019 dari daerah pemilihan 5. Yakni, meliputi Kecamatan Batuputih, Batang-Batang, Dungkek dan Kecamatan
www.dprdsumenep.com
Gapura. Untuk mencapai tujuan itu dia berangkat dengan menggunakan kendaraan politik Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Kesungguhan untuk membangun Sumenep lebih maju rupaya bak bagung bersambut dengan keinginan masyarakat. Buktinya, masyarakat memberikan kepercayaan berupa dukungan kepada Suroyo. Dukungan dan pilihan masyarakat itu mengantarkan dia mendulang suara cukup banyak. Otomatis, dukungan dan pilihan masyarakat dapil 5 tersebut menjadikan dia terpilih sebagai anggota DPRD
Sumenep untuk lima tahun ke depan. Pada saat itu pula, keinginan untuk membangun Sumenep lebih baik dan maju semakin menggelora. Dia pun menginginkan selama menjadi anggota legislatif untuk mengawal aspirasi masyarakat. Sebab, menurut suami Hj. Wildah Ruqoyyah itu, menjadi anggota dewan sejatinya adalah mewakili rakyat. Sebagai wakil, tambah bapak tiga anak itu, siapapun yang duduk di kursi dewan harus benarbenar menjadi penyambung lidah masyarakat. Sehingga, selama menjadi legislator di DPRD Sumenep bersedia mendengar setiap aspirasi masyarakat. Baik itu berupa kritik, saran, usul maupun keluhan masyarakat. Menurut pria kelahiran Sumenep 23 Mei 1965 itu, aspirasi apapun dari masyarakat harus ditampung dan dicarikan solusinya. Sehingga, kehidupan masyarakat yang diwakilinya menjadi lebih baik. ”Peningkatan taraf hidup masyarakat agar bisa mandiri menjadi idaman kami,” jelas pria 49 tahun itu. Di gedung dewan merupakan tempat untuk menerima dan membahas setiap aspirasi masyarakat itu. Dan Suroyo, satu dari puluhan anggota dewan lain yang siap bertarung manyampaikan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sehingga, kebutuhan masyarakat sebagai warga negara dapat terpenuhi. ”Untuk membangun
Indonesia raya, kita mulai dari yang terkecil dan paling mungkin kita lakukan. Mari kita bersama-sama mulai dari daerah Sumenep. Kita bangun songsong Sumenep yang lebih maju,” tambahnya. Sebab, menurut bapak dari Niqrisatut Thilab, Fitrotil Aqliyyah dan Naylil Hawaij ini, masih banyak yang perlu diperbaiki di Sumenep. Kabutuhan dan keinginan masyarakat belum sepenuhnya terpenuhi. Hal itulah yang menjadi komitmen Suroyo untuk turut serta memenuhi kebutuhan masyarakat itu. Suroyo berpendapat, tidak ada yang tidak mungkin untuk menuju ke arah yang lebih baik. Dan tidak ada yang tidak mungkin menjadi lebih maju jika semua berusaha untuk mencapai keinginan itu. Untuk itu, penghobi bulu tangkis itu mengajak masyarakat bersama membangun Sumenep lebih baik. Kemandirian dan sikap kritis masyarakat menjadi modal untuk membangun Sumenep lebih maju. Sebab, dengan daya kritis, masyarakat akan menyampaikan aspirasinya kepada anggota dewan. Selanjutnya, aspirasi tersebut akan dibahas dan diperjuangkan untuk diwujudkan menjadi kenyataan. ”Selain anggota dewan yang turun ke tengahtengah masyarkat, tidak salah jika masyarakat yang menyampaikan langsung kepada kami,” pungkas pria penyuka Soto Madura itu. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
41
H. Masdawi
Hidup dan Berjuang Bersama Rakyat
P
EMILIK nama lengkap H Masdawi ini hidup bersama rakyat. Karena itu dia paham apa kebutuhan rakyat. Sikap mau mengerti kebutuhan rakyat itu yang mengantarkan Masdawi sukses melenggang ke gedung DPRD Sumenep masa bhakti 2014-2019. Politisi Partai Demokrat ini memeroleh dukungan meyakinkan dari rakyat pada pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014. Dia
42
Parlemen
AGUSTUS 2014
meraup suara terbanyak di antara tujuh calon anggota legislatif (caleg) terpilih lainnya di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 5. Seperti diketahui, dapil 5 meliputi empat kecamatan. Yakni Kecamatan Batuputih, Batang-Batang, Dungkek, dan Gapura. Di empat kecamatan ini, Masdawi memang dikenal dekat dengan rayat. Bahkan dia sudah biasa hidup dan melakukan kegiatan bersama rakyat. Bagi Masdawi,
kepercayaan rakyat memilih dia menjadi anggota dewan merupakan amanah. Maka sudah seharusnya amanah itu dipelihara dan ditunaikan dengan baik. Caranya, dengan mengabdikan diri di masyarakat. ”Saya ingin mengabdi,” kata suami Hj Irawati ini. Bapak yang dikaruniai tiga orang anak ini menyatakan, agar pengabdian bisa berjalan maksimal, dia akan terus hidup bersama rakyat. Sehingga dengan begitu,
apa yang menjadi keluhan dan keinginan rakyat mampu dipahami secara baik. ”Antara rakyat dan wakil rakyat, tidak boleh ada sekat pemisah dalam hal penyampaian aspirasi,” ujar ayahanda Rony Wirawan, Mairy Wirawati, dan Zhafirah Azzahra Wirawan tersebut. Pemikiran Masdawi yang demikian itu sejalan konsep demokrasi perwakilan. Dalam sistem demokrasi perwakilan, aspirasi dan kebutuhan rakyat disampaikan untuk kemudian diperjuangkan oleh wakil rakyat di legislatif. Dengan begitu seluruh kebijakan yang diambil pemerintah tidak akan jauh melenceng dari kehendak rakyat. Pun demikian dengan program yang dirancang pemerintah bersama anggota dewan akan selaras dengan kebutuhan rakyat. ”Karena semangat penyusunan program memang berasal dan demi kesejahteraan rakyat,” papar Masdawi. Politisi 43 tahun ini sadar betul, amanah terpilih menjadi anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019 sebenarnya merupakan kesempatan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat luas. Dia percaya, dengan meyandang jabatan sebagai angota dewan, kesempatan berbuat baik kepada banyak orang terbuka lebar. Apalagi, motivasi dasar Masdawi menjadi anggota DPRD Sumenep memang ingin mengabdikan diri di masyarakat. Sehingga lima tahun ke depan akan menjadi masa-masa Masdawi berjuang bersama rakyat. ”Semoga saya diberi kekuatan,” ucap politisi yang hobi olahraga off road ini. (*)
www.dprdsumenep.com
H. Iskandar
Sederhana dan Konsisten
Memperjuangkan
Rakyat
I
SKANDAR sosok sederhana yang tidak ingin jabatannya sebagai anggota legislatif membuat dirinya sombong dan ingin dihormati. Baginya menjadi anggota DPRD Kabupaten Sumenep adalah amanat. Wakil rakyat dipilih oleh rakyat, sehingga tanpa rakyat tidak mungkin mungkin seseorang duduk di kursi parlemen. ”Jabatannya dewan hanya lima tahun. Tidak abadi, hanya sementara sesuai periodenya. Setelah jabatannya berakhir hanya hanya ada dua pilihan, kembali lagi ke Kursi
www.dprdsumenep.com
Parlemen atau berhenti dan kembali keaktivitas semula menjadi orang biasa, atau bahkan menjadi sampah karena tidak dapat melakukan hak yang berharga lagi bagi masyarakat,” ujarnya tersenyum merendah diri. Dalam persepsinya, yang paling pokok dari konsekwensi jabatan yang dipegangnya adalah memahami visi lembaga, mengoptimalkan, dan mengimplementasikan tugas dan fungsi dewan terutama yang menyangkut dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Iskandar memahami fungsi penting keberadaan dirinya di gedung parlemen yaitu menfasilitasi dan memperjuangkan usulan masyarakat. ”Kalau memahami tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat, tentu jabatannya di legislatif sangat strategis dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tiga fungsi DPRD, yaitu pengawasan, penganggaran, dan kebijakan perlu dioptimalkan demi kepentingan masyarakat,” kata suami dari Yulia Fatmawati itu. Karena ghirah dan perjuangan uletnya dalam mendampingi masyarakat dan kerja-kerja kerasnya selama di kursi parlemen, telah mampu mengantarkan dirinya kembali menjadi anggota DPRD Sumenep. Priode ini, merupakan masa ke tiga Iskandar duduk di Kursi DPRD Kabupaten Sumenep. Sebelumnya, Legislator yang lahir 13 Desember 1958 itu menjadi anggota legislatif di periode 2004-2009 dan 2009-2014. Di periode 2009-2014, Iskandar menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Disamping itu, oleh fraksinya Ia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi C sekaligus anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Sumenep. Perjuangannya dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, telah dibuktikannya selama dua kali menjabat sebagai anggota DPRD Sumenep. Selama di kursi parlemen di periode sebelumnya, Ia dikenal kritis dan vokal. Tidak hanya saat proses pembahasan APBD, tapi di tataran pelaksanaan, Iskandar kerap kali menyoroti mengenai pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Aktivitasnya di gedung dewan, Ia lakukan dengan penuh tanggung jawab. Baginya, yang paling terkesan dalam menjalankan tugasnya sebagai Wakil Rakyat yaitu ketika dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum. ”Prinsip saya adalah bagaimana agar keberadaan saya terutama di kursi DPRD ini dapat memberi manfaat terhadap masyarakat khususnya Warga yang saya wakili. Bukankan, sia-sia hidup seseorang jika tidak memberi manfaat kepada orang lain,” tegas ayah dari Yan Faisal Akbar, Lia Fianita Darmawati, Fusron Lillah Damayanti, dan Furtina Yulinda Putri ini. Iskandar berkomitmen untuk tidak menyia-nyiakan kepercayaan rakyat di Kursi Parlement. Selama lima tahun kedepan, Iskandar berjanji untuk lebih semangat dan bekerja lagi memperjuangkan aspirasi masyarakat. ”Tentu ini perlu dukungan semua pihak, bukan hanya saya pribadi. Melalui fraksi dan komisi serta alat kelengkapan dewan lainnya, kami akan bekerja semaksimalkan mungkin demi masyarakat Sumenep,” tandasnya. ”Mohon kritik bahkan kalau perlu kritik saya jika memang apa yang dilakukan sebagai legislatif belum sesuai dengan keinginan Rakyat, sebab bagaimanapun kami adalah manusia yang bisa lalai dalam menjalankan tugas rakyat,” tandasnya legislator asal Kolor Sumenep ini. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
43
T
IDAK ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan di dunia. Segalanya terjadi mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan Sang Pencipta. Barang siapa yang berusaha sungguhsungguh ingin menggapai sesuatu niscaya akan berhasil. Pepatah arab mengatakan, man jadda wajada yang artinya barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil. Demikian gambaran kesuksesan Juhari, S. Ag dipilih masyarakat menjadi anggota DPRD Sumenep periode 20142019. Dia maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 5. Di dapil yang meliputi Kecamatan Batuputih, Batang-Batang, Dungkek, dan Gapura ini, Juhari didukung oleh ribuan rakyat. Politisi 46 tahun tersebut berhasil memperoleh dukungan terbesar keempat dari rakyat. Porelehan suara Juhari di dapil 5 hanya kalah dari Masdawi (Partai Demokrat), Nayat (Partai Kebangkitan Bangsa/PKB), dan Iskandar (Partai Amanat Nasional/ PAN). Namun demikian, keberhasilan Juhari duduk di kursi DPRD Sumenep periode mendatang tatap
44
Parlemen
AGUSTUS 2014
mengagumkan karena dia merupakan pendatang baru di dunia perpolitikan Sumenep. Kesusksesan Juhari melenggang ke gedung dewan tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Keberhasilan tersebut hanyalah buah dari kerja kerasnya mengabdi di masyarakat selama ini. Dia memang dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat. Berbagai kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan dilaksanakan Juhari demi menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat. Suami Sofiyah tersebut disukai warga sekitar karena kepribadiannya yang peduli pada sesama, jujur, dan pekerja keras. Selain itu, Juhari juga dikenal sebagai pribadi yang hangat, menyayangi keluarga, dan terbuka terhadap ide-ide baru. Barangkali karena sikapnya tersebut, Juhari dipercaya duduk di kursi DPRD Sumenep untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan rakyat. Sebenarnya, meski tidak menjabat anggota dewan, bapak satu anak ini sudah sering terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Juhari berharap, dengan menjadi anggota legislatif, peranperan pengabdiannya
Juhari, S,Ag
Tak Abai Menyuarakan
Kepentingan Rakyat dapat dirasakan rakyat dalam skala yang lebih luas lagi. ”Saya menjadi anggota dewan agar bisa lebih banyak lagi memberikan manfaat kepada orang lain,” ucap ayah Muh. Afif Jauhari tersebut. Dia berkomitmen, tidak akan lupa pada tanggung jawab memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat jika sudah bertugas di kantor DPRD Sumenep. Dia pun tidak akan abai untuk menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala. Juhari sadar betul bahwa semua itu memang merupakan kewajibannya dalam mengemban tugas
dan wewenang sebagai wakil rakyat. Juhari paham, kewajibannya sebagai anggota dewan tidak selesai sampai di situ. Dia masih harus menampung dan menindaklanjuti aspirasi serta pengaduan masyarakat. Dan yang terpenting, politisi yang berdomisili di Desa Grujugan Kecamatan Gapura itu sepenuhnya sadar harus memberikan pertanggungjawaban secara moral kepada konstituen yang memilihnya. ”InsyaAllah saya bisa amanah,” ucap Juhari bersahaja. (*)
www.dprdsumenep.com
Dapil 6 Anggota DPRD Sumenep
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
45
B
ISA dibilang H. Risnawi SH menjadi salah satu wajah baru dari segelintir orang muda yang memiliki keberanian untuk masuk ke parlemen sebagai seorang senator. Memiliki rekam jejak yang bagus di daerahnya membuat dirinya punya impian besar untuk memberikan warga baru bagi DPRD Sumenep ke depan. Bahkan politisi yang lahir dari rahim PKB itu sangat serius untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, terutama daerah kepulauan Raas. Tentu tidak percuma dia punya pengetahuan hukum, sehingga dia bisa menggawangi tentang perundang-undangan di DPRD. Lahir di kepulauan Raas pada 06 Desember 1978, pria ini membawa moto “Bersih, Profesional, Merakyat dan Berwawasan Muda” untuk menunjukkan sikap dan sekaligus jati dirinya sebagai professional yang mengedepankan transparansi. Pria yang disapa H. Risna tersebut dikarunia satu orang orang anak, buah pasangan menikah dengan H. ummu Hafida. Ia dikenal sangat aktif pada berbagai organisasi kemasyarakatan, Ia menegaskan bahwa kehadirannya sebagai anggota DPRD untuk menunjukkan bahwa sudah saatnya DPRD Sumenep berubah dan lebih gesit dan menunjukkan kinerja sebagai lembaga yang membela kepentingan rakyat serta mewujudkan pemerataan pembangunan kesejahteraan rakyat menuju ibu kota megapolitan kelas dunia. “Saya termasuk orang yang heran mengapa selama ini anggota DPRD asal kepulauan
46
Parlemen
AGUSTUS 2014
H. Risnawi, SH
Siap Memberi Warna Baru DPRD belum terdengar nyaring suaranya saat Sumenep membutuhkan dukungan besar. Harusnya mereka berjuang keras untuk membela kepentingan rakyat, terutama dalam bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan,” katanya Baik sebelum dan sesudah terpilih sebagai anggota DPRD, H. Risna punya visi dan misi tentang Sumenep ke depan. Pertama, melayani masyarakat Sumenep sebagai wakil rakyat yang senantiasa menjujung tinggi prinsip-prinsip Bersih, Profesional, Berwawasan dan Transparan. Kedua, menyalurkan suara dan aspirasi masyarakat Sumenep untuk mewujudkan pemerataan pembangunan kesejahteraan rakyat. Ketiga, mengembangkan pola hubungan kerjasama yang sinergis antar-stakeholders, antara lain pemerintah, pengusaha, kelompok
dan masyarakat terkait. “Selain itu, saya juga ingin membangun sistim legislatif yang lebih efektif dan demokratis,” ujar pria yang hobi olah raga tersebut. Dalam hemat H Risna, menyelesaikan masalah Sumenep itu memang tidak bisa cepat. Kita belum bisa memberikan kesimpulan hanya dalam waktu setahun atau menuju dua tahun sudah bisa diselesaikan, sehinga butuh proses yang matang untuk mencapai sebuah visi dan misi. “Tapi sejauh ini saya melihat lumayan, ada banyak yang positif; strateginya bagus, cara kerja, begitu juga rekrutmen personalia yang terbuka. Namun, kita juga bisa lihat transparansi masih belum ada sepenuhnya,” tegasnya Saat dirinya dilantik nanti, ada beberapa hal yang hendak dilakukan. Pertama, harus membenahi pemain-pemain proyek pemda hingga ke bawah,
meliputi semua pejabat di bawah mereka yang sepertinya perlu terus diawasi. Karena dari sana citra Pemkab Sumenep juga akan terbangun. “Selama ini kan seringkali kita amati beberapa proyek sering mangkrak, akhirnya rakyat yang jadi korban,” imbuhnya. H. Risna punya moto “Sumenep Pasti Bisa”, karena menurutnya Sumenep itu bisa lebih peduli, lebih aman, lebih baik dibandingkan Kabupaten lain di Madura. Itu karena Sumenep adalah jendela Madura; bahkan lumbung minyak dan gas ada di Sumenep. Termasuk terbentang beberapa pulau. “Belum lagi soal pariwisata dan beberapa khazanah kebudayaan masa lalu. Sumenep harus bisa menjadi kota berkelas, sebab kenyataannya memang kita bisa lebih baik dari kota-kota lain,” pungkasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
Darul hasyim fath
Kawan Berjuang Orang Pulau
T
ITAH sejarah yang menuntun setiap generasi yang hendak bangkit berjuang untuk memastikan kewajiban negara menunaikan hak mendistribusikan keadilan dan kesejahteraan. Spirit gagasan itulah yang mendorong Darul Hasyim Fath menjadi bagian dari proses demokratisasi. Ia kembali mencalonkan di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 melalui Dapil VI Sumenep kepulauan, yakni Masalembu, Raas, Gayam, dan Nonggunong. Di Pileg ia berhasil mendapat 4. 183 suara dengan total keseluruhan suara partai 5.517 suara, hingga akhirnya politisi PDI Perjuangan itu kembali duduk di kursi legislatif Kabupaten Sumenep untuk priode 2014-2019. Dalam persepsi lulusan Universitas Gajah Mada Jogjakarta ini, partai politik sebagai intrumen demokratisasi
www.dprdsumenep.com
menjadi bagian penting ketika tatkala hendak memperjuangkan nilai dan gagasan yang diyakini benar secara ideologis. PDI Perjuangan sebagai partai dengan akar historis dan garis perjuangan melawan neoliberalisme menjadi pilihan logis setiap generasi tidak terkecuali dirinya orang pulau yang hendak bangkit. Politik adalah medan keniscayaan bagi setiap orang. Hampir semua lini kehidupan mulai masalah sosial, ekonomi, budaya, struktur masyarakat semuanya mengarah pada politik karena di dalam politiklah desecion dilakukan. Pengambilan keputusan, pembicaraan yang menentukan nasib segala peristiwa kemanusiaan adalah politik. ”Situasi yang niscaya itulah, yang mendorong setiap orang, termasuk saya untuk terlibat dalam arena politik,” ungkap anggota DPRD Sumenep yang pernah duduk di Komisi A
DPRD Sumenep periode 2009-2014 ini. Darul melihat banyak isu-isu hak keadilan dan kesejahteraan khususnya masyarakat Kepulauan yang belum terdistribusi secara optimal. Agenda-agenda programatik pemerintahan khususnya diwilayah Kepulauan cenderung tidak optimal proses pelaksanaannya. Disparitas daratan dan kepulauan cukup mencolok diwaktu yang cukup panjang. Kemudian, aksebilitas masyarakat pulau terhadap public good seperti desentralisasi energi, kemudian cara orang Pulau dalam mewujudkan haknya mendapat public good seperti BBM belum terealisasi maksimal. Disisi lain, jaminan konstitusi setiap warga negara berhak dan berpartisipasi dengan hak yang sama diproses pengendaraan pemerintahaan harus diterjemahkan pada perangkat yang lebih tekhnis. ”Itu yang selama ini
belum ada,” tandasnya. Kondisi riil yang dialami warga pulau itu, menurut Darul perlu dikelola oleh tenaga politik yang melimpah. Tenaga politik yang melimpah itu adalah komitmen legislator, komitmen partai politik, kemudian pengetahuan yang memadahi dengan ditopang oleh komitmen politisi untuk memastikan hak-hak rakyat yang terproteksi. Anggota DPRD asal Masalembu ini menegaskan, isu utama yang perlu diutamakan di kursi Parlemen yaitu memastikan desentralisasi energi dan hak orang pulau mengakses BBM sebagai public good dijamin oleh pemerintah. ”Dan saya kira itu tugas kita semua, tidak terkecuali Legislator,” ucapnya. Di sektor minyak dan gas bumi (migas), Darul juga cukup prihatin karena keberadaannya kurang memberi dampak positif terhadap masyarakat Kepulauan. Kepulauan sama sekali kurang diuntungkan dengan keberadaan perusahaan-perusahaan migas di Sumenep. Pemerintah tidak sunggungsungguh secara power full memperjuangan hak-hak orang pulau yang berkaitan dengan Migas. ”Satu atau dua miliar untuk PLTD di Pulau Goa-Goa Raas, tapi mengabaikan hak-hak orang pulau lainnya seperti pendidikan dan pelayanan kesehatan, saya kira ini bukanlah hal yang benar,” kata alumnus SMA Negeri 1 Sumenep ini. ”Tugas utama saya dan PDI Perjuangan yaitu memastikan semua yang menjadi hak rakyat tiba ditelapak tangan rakyat tanpa berkurang sedikit-pun,” tegas DPRD yang berulang tahun 29 Desember ini. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
47
Drs. H. Akhmad Zainur Rakhman
Menjadikan Sumenep Lebih Baik Adalah Pilihan
S
OSOK dengan nama lengkap Drs H Akhmad Zainur Rakhman ini memeroleh dukungan meyakinkan dari masyarakat di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 6. Zainur, begitu dia akrab disapa, mampu menjadi peraih suara terbanyak nomor dua pada pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014. Berkat pengabdiannya, Zainur kini mendapat mandat dari warga Kecamatan Gayam,
48
Parlemen
AGUSTUS 2014
Nonggunong, Raas, dan Masalembu untuk menjadi anggota DPRD Sumenep 2014-2019. Perjalanan sukses Zainur terpilih menjadi wakil rakyat tentu tidak mudah. Politisi Partai Demokrat itu sudah lama bergaul dan dekat dengan masyarakat. Dia juga telah teruji dan terbukti melakukan kegiatankegitan pengabdian pada masyarakat jauh sebelum mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif (caleg). Karena itu, tak
berlebihan jika warga kepulaun mempercayakan aspirasinya di pundak Zainur. Politisi 46 tahun tersebut kini memegang mandat menyuarakan kehendak rakyat di legislatif. Dia berkomitmen akan menjaga kepercayaan konstituennya dengan bekerja sebaikbaiknya. Perhatian utama Zainur sebagai legislator adalah bagaimana membangun Sumenep menjadi lebih baik dan lebih maju. Menurut dia, modal
sosial dan modal sumber daya alam yang ada saat ini sangat memungkin untuk membuat Sumenep jauh lebih maju lagi. Yang menjadi tantangan saat ini, kata pria yang dikarunia dua orang anak itu, adalah bagaimana meyakinkan pemangku kebijakan dan seluruh rakyat percaya bahwa Sumenep bisa berkembang dan maju. Sehingga dengan kepercayaan yang kuat itu, pemerintah dan rakyat tergerak untuk bersama-sama mambangun Sumenep. Tentu saja, pembangunan harus dilakukan secara adil dan merata. Artinya, tidak ada dikotomi antara Sumenep daratan dan kepulauan. �Membangun Sumenep menjadi lebih baik itu merupakan keniscayaan. Jika toh kita tidak melakukannya, pembangunan tetap akan berjalan tapi tidak tahu kemana arahnya. Karena itu, membangun Sumenep ke arah yang lebih baik harus menjadi pilihan sadar pemerintah dan rakyat. Kita memang harus memilih, mau terus maju atau justru ingin kian amburadul,� terang bapak dari Geraldy Noorzamarend Reza Pahlevi dan Fajrina Noorzamarend Maulida Syabila, itu. Politisi yang lahir pada 31 Januari 1968 tersebut melanjutkan, sejarah perkembangan negaranegara maju menunjukkan, pembangunan senantiasa diarahkan untuk kemajuan. Sekali lagi, pembangunan menjadi pilihan sadar dan tidak terjadi begitu saja. Pembanguan demi kemajuan Sumenep juga harus demikian. �Yaitu dilakukan secara sadar oleh pemerintah dan rakyat. Karena kemajuan Sumenep adalah pilihan,� ucap Zainur. (*)
www.dprdsumenep.com
F
ARID Affandi, S.Pd salah satu calon legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) yang terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Sumenep periode 2014-2019. Ia terpilih menjadi anggota legislatif melalui Daerah Pemilihan (Dapil) VI (Enam) Kabupaten Sumenep, meliputi Kecamatan Kepulauan, yakni Raas, Gayam, Nonggunong, dan Masalembu. Usianya masih tergolong produktif, yaitu 44 tahun hingga 2014, tinggal di Jl. Pahlawan No. 37 Desa Karangduak Kecamatan Kota Sumenep. Melalui pernikahannya dengan Agustini Farida, politisi PAN yang hobi main bulu tangkis ini dikaruniai empat orang putra dan Putri, yakni Sultan Nadzir Abdus Su’ud, Naila Fithri, Ahmad Sami Royyan, dan Ayyas Aidin Asisi. Kendatipun asal usulnya bukan dari kepulauan, namun Ia mendapat simpatik banyak masyarakat kepulauan. Terbukti, ditengah banyaknya putra daerah dan masyarakat lokal yang mencalonkan diri di pileg, Ia dengan berani maju menjadi caleg dapil 6 kepulauan, sama seperti yang dilakukannya pada pileg 2009 lalu. Alhasil, melalui Pileg 9 April 2014 lalu, Farid mendulang suara tertinggi diinternal partainya yaitu memperoleh 3.736 suara dengan perolehan total suara partai 7.271 suara, Ia akhirnya melenggang ke kursi legislatif. Tentu hal tersebut tidak sematamata karena upaya dan taktik politiknya di pemilu, tapi upaya-upaya kongkrit yang dilakukannya selama di kursi legislatif. Periode ini, merupakan priode
www.dprdsumenep.com
Farid Affandi, S.Pd
Orang Daratan Yang Peduli Kepulauan kedua baginya duduk di kursi Parlement. Pada periode 2009-2014, Farid bergabung di Komisi D, membidangi urusan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, oleh Fraksinya pernah dipercaya menjadi Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Badan Musyawarah (Bamus) DPRD. ”Alhamdulillah, saya sedikit banyak sudah medapat banyak pengalaman di periode sebelumnya. Banyak cacatatan mengenai kekurangan pada periode sebelumnya, sehingga ini perlu diperbaiki lagi secara pribadi. Di kursi parlemen, dia mempunyai obsesi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat khususnya konstituen yang diwakilinya. Dalam hidupnya, Ia
mempunyai prinsip untuk menjadikan hidupnya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. ”Hakikat hidup kan, adalah menjadi orang bermanfaat dengan sesama. Sungguh sangat rugi apabila keberaan kita tidak memberi manfaat, apalagi memberi madharat,” katanya. Farid mengungkapkan, masih banyak persoalan baik ekonomi maupun sosial yang dihadapi masyarakat, namun kurang mendapat perhatian dari Pemerintah. Soal Kepulauan misalnya, sebenarnya bukan soal disparitas antara daratan dan Kepulauan. Juga bukan karena perbedaan perlakukan
Pemerintah terhadap masyarakat Kepulauan. ”Sebenarnya adalah komitmen dan kepedulian semua untuk membangun Sumenep, tanpa membedakan itu kepulauan atau itu daratan,” tambahnya. Dalam persepsinya, kepulauan adalah bagian dari Sumenep. Masyarakat di Kecamatan Kepulauan adalah sama dengan di daratan. Persoalan yang menyangkut Kepulauan, tidak semata-mata menjadi tanggung jawab masyarakat Kepulauan sendiri, tapi juga harus menjadi perhatian sesama tidak mengenal batas geografis, sehingga warga daratanpun harus ikut andil memikirkan persoalan di Kepulauan. Untuk itu, Farid merasa terpanggil untuk ikut andil dalam membangun wilayah Kepulauan. Pihaknya berjanji untuk berjuang semaksimal mungkin guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat khususnya Konstituen yang diwakilinya. ”Semoga saya dapat melaksanakan amanat Rakyat ini dengan baik. Dan tolong ingatkan jika sekiranya lupa terhadap amanat ini,” pungkas anggota DPRD yang juga hobi naik Vespa ini. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
49
Drs. H. Mas'ud Ali
Kerja Keras Demi Aspirasi Rakyat
A
PA yang mendorong para calon anggota legislatif (caleg) ramai-ramai memperebutkan kursi DPRD Sumenep 2014-2019? Tenaga, pikiran, hingga dana dikeluarkan habis-habisan demi menyandang jabatan anggota dewan. Tentu tiap caleg memiliki jawaban dan rasionalisasi yang bisa saja tidak sama. Tapi bagi Drs H Mas’ud Ali, jabatan legislator tiada lain adalah untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Menurut dia, dalam sistem demokrasi seperti yang berlaku di Indonesia,
50
Parlemen
AGUSTUS 2014
suara dan aspirasi rakyat diharapkan tersalurkan melalui anggota legislatif. Pemahaman demikian akan memunculkan kesadaran bahwa tugas utama anggota dewan menyuarakan dan memperjuangkan kehendak rakyat. ”Ini yang kadang dilupakan caleg ketika sudah resmi duduk di kursi anggota dewan,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut. Memang, lanjut Mas’ud, secara formal ada tiga fungsi utama DPRD. Yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran (budgeting), dan fungsi kontrol atau pengawasan. Tetapi semua fungsi yang
melekat pada DPRD itu tetap harus ditopang dan diorientasikan untuk malaksanakan mandat rakyat. ”Dalam menjalankan fungsi legislasi, misalnya, legislator harus mampu menghasilkan perda (peraturan daerah) yang mihak kepentingan rakyat,” terang politisi 49 tahun itu. Begitu juga ketika menjalankan fungsi budgeting, anggota dewan bersama pemerintah (eksekutif ) mesti mengutamakan anggaran untuk program yang bersentuhan langusung dengan kebutuhan dasar masyarakat. Seperi anggaran untuk
peningkatan kesejahteraan, anggaran untuk pendidikan, anggaran untuk kesehatan, dan anggaran untuk program pro rakyat lainnya. ”Itu patokan dasarnya,” tegas Mas’ud. Pun demikian dengan fungsi pengawasan, wakil rakyat dituntut berpegang teguh pada kebenaran riil ketika menilai dan mengevaluasi program pemerintah. Kontrol anggota dewan terhadap implementasi program kerja pemerintah sangat penting guna meminimalisasi terjadinya penyimpangan. ”Anggota dewan memiliki tanggung jawab moral memastikan program pemerintah benar-benar untuk rakyat,” ujar Mas’ud yang tak lain suami dari Sun’afiya. Politisi yang sudah dikarunia dua anak ini menambahkan, sebenarnya anggota dewan tidak melulu memikul tanggung jawab dari rakyat. Lebih dari itu, harus disadari, wakil rakyat juga bertanggung kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, anggota DPRD Sumenep periode 20142019 akan mengucapkan sumpah atas nama Tuhan. ”Jangan lupa itu,” pesan bapak Sofil Widad dan Miftahol Arifin tersebut. Drs H Mas’ud Ali adalah anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019. Dia mendapat mandat sebagai wakil rakyat karena terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 6 yang meliputi Kecamatan Gayam, Nonggunong, Raas, dan Kecamatan Masalembu. Di dapil tersebut, Mas’ud memeroleh suara terbanyak ketiga di antara lima caleg terpilih lainnya. (*)
www.dprdsumenep.com
Dapil 7 Anggota DPRD Sumenep
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
51
H. Dul siam
Berjuang Demi Masyarakat Kepulauan
p
ERALIHAN rezim orde baru ke reformasi membuka kran pada siapa saja untuk berkiprah dalam konstelasi politik tanpa mengenal golongan, kewilayahan, paham, bahkan agama sekalipun. Reformasi yang pada gilirannya memunculkan sistem multy partai dalam politik pada Pemilu 1999 lalu memberi ruang pada semua golongan menempatkan WakilWakilnya di Gedung Parlement. Diwilayah Kepulauan Sumenep sendiri, reformasi seolah memberi jawaban atas keinginan masyarakatnya untuk memiliki Wakil sendiri di Legislatif yang tidak pernah didapat selama masa orde baru. Semangat itulah yang masih menggelora di Kepulauan sampai saat ini, hingga muncul figur-figur Legislator asal Kepulauan di DPRD Kabupaten Sumenep, salah satunya H. Dulsiam Zamzam Mubarok, S.Ag, M.Pd. Lulusan Pasca sarjana Universitas
52
Parlemen
AGUSTUS 2014
Kanjuruhan Malang ini merupakan salah satu dari Caleg Incumbent yang terpilih kembali sebagai Anggota DPRD Sumenep priode 2014-2019. Sebelumnya, Legislator asal dapil VII Sumenep (Sapeken, Arjasa, dan Kangayan) ini bergabung di Komisi D, membidangi urusan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Fraksi PKB dan Anggota Badan Anggaran (Banggar) dan Badan Legislasi (Baleg) DPRD. Di Dunia Politik, suami dari Hj. Nurjannah, S.Pd ini bukanlah orang baru. Ia terjun ke Dunia Politik sejak masa transisi orde baru ke era reformasi, sekitar tahun 1997. Lulusan IAIN Ibrohimi Sukorejo Situbondo ini ikut membidani lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) khususnya di Kecamatan Kepulauan Sapeken. Di partai berlambang dunia dikeliling sembilan bintang itu, Dulsiam menduduki posisi yang sangat vital.
Mulai Sekretaris Tanfidz DPAC PKB Sapeken dua kali priode, Ketua Tanfidz DPAC PKB Sapeken dua kali priode, dan saat ini dipercaya sebagai Wakil Ketuan Tanfidz DPC PKB Sumenep. Tidak jauh berbeda dengan Politisi PKB lainnya. Legislator yang mengidolakan sosok Mantan Presiden RI ke IV, KH. Abdurahman Wahid (Gusdur) ini bergabung ke PKB berawal dari keaktifannya di organisasi NU. Sejak tahun 1990, Ia dipercaya menjadi Sekretaris dan Ketua PAC NU Sapeken masing-masing dua kali priode. Dan Ketika PKB lahir, Ia ikut membangun lahirnya Partai yang kini dipimpin Muhaimim Iskandar itu di Kecamatan Sapeken, hingga dipercaya menjadi Sekretaris DPAC (1997), Ketua Tanfidz DPAC PKB Sapeken 2002, bahkan Wakil Ketua DPC PKB Sumenep sejak 2012 hingga sekarang. Bagi Dulsiam, terjun ke dunia Politik merupakan keharusan sebagai sarana ikhtiyarnya memperjuangkan nasib masyarakat Kepulauan. Politik merupakan salah satu cara untuk keluar dari keterbatasan itu melalui WakilWakilnya di Parlemen. Sebagai sosok yang lahir dan dibesarkan di Pulau, Dulsiam tahu persis mengenai kehidupan masyarakat Kepulauan yang serba terbatas. Mulai soal transportasi, infrastruktur, tenaga penerangan, ketersediaan air bersih, hingga tidak memadahinya sarana pendidikan dan informasi terekam baik pada sosok legislator asal Sapeken ini. Keluhan umum masyarakat kepulauan itu, diakuinya sampai saat ini, masih belum teramini. Menurutnya, kondisi geografis wilayah Kepulauan yang terpisah dengan laut membuat kehidupannya sangat tergantung pada kondisi alam. Distribusi sembako dari daratan yang tidak lancar karena cuaca buruk hingga menyebabkan melambungnya harga kebutuhan, krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) karena distribusinya tersendat, dan terlantarnya penumpang kepulauan di pelabuhan karena kapal tidak berlayar, dan masalah sosial lainnya selalu menjadi cerita kelam warga Kepulauan. �Harapan dan amanat masyarakat Kepulauan masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Untuk itu, di Priode ini, kami bertekad untuk bekerja lebih maksimal demi kepulauan,� pungkasnya. (*)
www.dprdsumenep.com
M
ELAKONI hidup sejak kecil di Kepulauan di bawah cengkraman kesusahan secara ekonomi, keterbatasan pelayanan, finansial, dan sebagainya, Ahmad Mukhlis mengaku mengetahui secara langsung penderitaan masyarakat Kepulaun. Menurutnya, masyarakat kepulauan tidak hanya susah, tapi amat sangat susah. Kesusahan itu berlangsung cukup lama dan berlanjut hingga sekarang, bahkan tidak bisa dipastikan kapan berakhirnya. Sosok anggota DPRD Sumenep yang satu ini mengaku tahu persis betapa tidak enaknya menjalani hidup dalam serba keterbatasan, di Kepulauan. Di tengah tingginya tuntutan aneka biaya Kepulauan yang sangat besar, penghasilan masyarakat kepulauan justru sangat tidak memadahi. Untuk itulah, suami dari Hadija ini merasa terpanggil untuk maju menjadi Calon Legislatif (Legislatif ) untuk DPRD Kabupaten Sumenep. Ia mencalonkan diri melalui Partai Gerindra untuk Daerah Pemilihan (Dapil) VI (Tujuh) meliputi Kecamatan Sapeken, Arjasa, dan Kangayan. Di Pileg tersebut berhasil meraih 3.968 suara dengan total perolehan hasil Pileg untuk Gerindra di Dapil tersebut sebanyak 8.379 suara, hingga akhirnya ditakdirkan menjadi anggota DPRD Kabupaten Sumenep untuk periode 2014-2019. Sebagai salah satu wakil rakyat, Ia akan memperjuangkan sekaligus
www.dprdsumenep.com
Ahmad Mukhlis
Wujudkan Kepulauan Lebih Baik menempatkannya di posisi utama terhadap hal atau persoalan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat bawah. Sebab, bagi Ahmad Muhlis, ia berada di gedung dewan justru karena ingin memperjuangkan hak hak masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan bawah. Masyarakat kelas bawah seperti buruh, petani, nelayan, pedagang kecil dan lainnya sejauh ini, menurut Ahmad Muhlis tetap saja terpinggirkan. Di saat sebagian warga daratan di Kabuaten Sumenep dikelilingi dengan aneka kebutuhan yang berlebih, masyarakat kalangan bawah terutama di kepulauan justru masih berkutat tentang persoalan
bagaimana memenuhi kebutuhan dasar. ”Soal Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, transportasi, infrastruktur, persediaan makanan dan minuman termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM), sejauh ini, masih menjadi persoalan klasik yang belum ada akhirnya,” kata Ahmad Mukhlis menyesalkan. Dikatakannya, pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten, sejauh ini, belum meluncurkan program yang di maksudkan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan di kepulauan. ”Saya melihat program program itu sepenuhnya belum sepenuhnya mampu mengatasi masalah yang ada. Program itu seolah hanya sekedar pencitraan,’’
ujar politisi Gerindra yang berulang tahun 29 Desember 1968 ini. Dalam padangannya, Pemerintah mesti memiliki political will untuk mengatasi persoalan di Kepulauan khususnya yang berkaitan dengan kemiskinan. Sebagus apapun program yang dibuat pemerintah, tapi bila tidak di dukung political will dari para aparat pelaksana bukan tidak mungkin program itu hanya bagus pada tataran teori. ”Saya berharap legislatif yang baru nantinya dapat membawa perubahan khususnya bagi masyarakat kepulauan yang lebih baik,” harap ayah dari Iqbal Mukhlashin, Abror Mukhlashin, dan Ainun Nabila ini. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
53
Drs. H. Mohammad Hanafi, MM
Berjuang untuk Kepentingan Masyarakat
B
ANYAK hal yang harus diperjuangkan dari kehidupan masyarakat. Mulai dari persoalan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan seabrek persoalan lain. Sejumlah persoalan tersebut butuh cara dan upaya dari semua pihak untuk menyelesaikan. Atas beberapa persoalan tersebut segera dicarikan solusi terbaik. Sehingga, persoalan demi persoalan tersebut tidak semakin berlanjut dan terus terjadi tanpa ada penyelesaian yang nyata. Akibatnya, persoalan tersebut tidak akan kunjung selesai. Melihat relalitas yang demikian, memantik hati nurani Drs. Mohammad Hanafi, MM, untuk turun tangan. Yakni, ingin terlibat dan menjadi bagian dari solusi atas segala persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Itu dilakukan karena tidak ingin masalah
54
Parlemen
AGUSTUS 2014
yang dijalani masyarakat berlarut-larut. Sehingga, pada pemilihan legialatif (pileg) 9 April lalu dia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Sumenep periode 20142019. Saat itu dia berangkat dari daerah pemilihan (dapil) Sumenep 7 meliputi Kecamatan Arjasa, Kangayan dan Kecamatan Sapeken. Dia mencalonkan diri sebagai anggota dewan dari Partai Demokrat. Menurut Hanafi, masih banyak yang harus dibenahi di Kabupaten Sumenep. Terutama ketika membandingkan antara wilayah daratan dengan kepulauan. �Semaksimal mungkin kita perjuangkan kepentingan masyarakat,� ucapnya. Dikatakan, hingga saat ini banyak keluhan yang disampaikan masyarakat kepulauan. Khususnya, masalah yang berkenaan dengan masyarakat transportasi. Hal itu butuh
solusi cepat dan cermat. Sehingga, meskipun berada di kepulauan masyarakat tidak merasa dinomorduakan. Sebagai anggota yang berangkat dari dapil kepulauan itu akan berusaha untuk memperjuangkan keinginan masyarakat setempat. Sebab, selama ini tidak sedikit masyarakat pulau yang berobat ke Bali di kala sakit. Utamanya, masyarakat kepulauan Sapeken. Itu terjadi karena jarak tempuh Sapeken-Bali lebih dekat dibanding SapekenSumenep. Selain itu, alat transportasi menuju Bali lebih memadai daripada ketika akan menyeberang ke Pelabuhan Kalianget untuk menuju Sumenep. Padahal, secara geografis, potensi Kabupaten Sumenep banyak yang berasal dari daerah kepulauan. Bahkan, kabupaten ini memiliki 126 pulau baik yang
berpenghuni maupun yang tidak. Sehingga, mau tidak mau pemkab setempat dituntut untuk sama-sama memperhatikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Baik mereka yang ada di daratan maupun yang tinggal di beberapa pulau. Niat memperjuangkan kepentingan masyarakat oleh Mohmammad Hanafi itu didukung penuh Hj. Siti Zubaidah, istri tercintanya. Dialah perempuan yang memberikan dukungan dan motivasi kepada pria kelahiran Sumenep, 3 April 1967 itu. Oleh karena itu, keinginan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat semakin bulat. Sebab, iktikat dan niat yang ingin dilakukan suami tercintanya itu merupakan hal yang luhur. Sebagai manusia, wajar untuk memperhatikan dan peduli terhadap nasib sesamanya. Sehingga, prinsip mendedikasikan hidup untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya akan tetap dilakukan untuk kepentingan bersama. Bahkan, selama menjadi anggota DPRD Sumenep lima tahun ke depan dia peruntukkan dirinya hanya untuk kepentingan masyarakat. Harapan atas keinginan masyarakat untuk berkembang maju dapat terwujud menjadi kenyataan. �Ketika masyarakat senang, kita pun senang,� tambah bapak dari Moh.Afif itu. Saat ini, pria 47 tahun yang punya hobi shoping itu kini tinggal di Jalan Matahari nomor 34 Perumahan Satelit, Sumenep. Di tempat itulah dia hidup rukun dan damai bersama sanggota keluarganya. (*)
www.dprdsumenep.com
P
ERJUANGAN menuju cita-cita memang tidak mudah, harus melalui proses yang panjang dan berliku. Apalagi kalau citacita untuk memperjuangan aspirasi rakyat di parlemen. Suharinomo adalah salah satu dari 50 anggota DPRD Sumenep yang terpilih untuk ikut memperbaiki tata kelola pemerintahan Sumenep. Suhari berkompetisi menjadi anggota legislatif pada Pemilu 9 April 2014 lalu berangkat dari Partai berbasis Islam, yakni Partai Amanat Nasional (PAN). Ia mengungkapkan bahwa dirinya mulai berpikir untuk ikut menjadi agen perubahan di sistem pemerintahan Sumenep, agar dapat memperbaiki kondisi birokrasi Sumenep menuju daerah berperadaban, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik di pulau santri ini. ”Saya yakin, jika sistem pemerintahan dikelola dengan baik, kehidupan masyarakat Sumenep akan jauh lebih bermartabat dan sejahtera,” ucapnya Namun bagi pria Kelahiran Sumenep, 20 Januari 1970 juga menyadari bahwa persoalan pemerintahan di Sumenep itu sangatlah kompleks, tidak mudah membalikkan telapak tangan dalam melakukan reformasi birokrasi. Maka dalam hemat suami Ismayanti itu diperlukan kekuatan, kemampuan dan kesabaran yang luar biasa untuk memperbaikinya. Oleh sebab itulah, bagi ayah yang dikarunia 3 orang anak tersebut punya motivasi yang kuat untuk berjuang mewujdukan cita-cita di panggung parlemen. “Sebab sebelum terjun ke dunia politik, saya harus meningkatkan kemampuan manajerial dan
www.dprdsumenep.com
SuharinOmo, SH
Menjadi Legislatif
Perjuangan Mewujudkan Cita-Cita kepemimpinan saya. Saya sadar, menjadi anggota DPRD itu berat tanggung jawabnya. Baik kepada diri sendiri, isteri, lebih-lebih adalah rakyat,” tegasnya Kata Suhari, 9 April lalu masih tengiang dalam benaknya bagaimana para caleg menunjukkan diri sebagai orang yang pintar-berkualitas, religius, idealis, dan atau antikorupsi. Bahkan gelar akademis yang berjejer rapi mereka pamerkan ke publik. Para politikus bak negarawan yang seolah prihatin terhadap kondisi negeri ini. Negeri yang makmur, kaya dengan sumber daya alam, tapi rakyatnya kesulitan ekonomi. Harga-harga membumbung karena para pengelola negeri yang “rakus”, tidak mampu mensejahterakan rakyat. Mereka pandai beretorika,
dan cenderung mencari keuntungan dari kekayaan alam negeri ini serta mengharap fee atas barang-barang impor. Rakyat dipaksa memenuhi kebutuhan hidup dengan produk-produk negara lain. Padahal, negara ini kekayaan alamnya melimpah, dan produknya pun tak kalah kualitasnya. Namun, pola pikir semacam itu tidak bagi Suharinomo. Ia mengaku alasannya maju dalam kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) 2014 lalu bukan semata-mata karena kemauan sendiri dan kepentingan pribadi, melainkan dorongan dari lingkungan sekitarnya. “Beberapa tokoh masyarakat mendatangi saya, dan meminta kesiapan saya untuk maju dan membawa aspirasi mereka,” ucapnya
“Ini kan merupakan amanah terberat buat saya. Mereka yang mendukung saya, merekalah yang memberikan motivasi kepada saya, sebab karena merekalah saya bisa terpilih,” jelasnya.Ketika ditanya lebih jauh terkait bentuk perjuangan yang akan diberikannya kepada rakayat, Suharinomo tak begitu muluk. Buatnya, apapun yang rakyat suarakan, maka ia akan dengar, sebab ia sadar, menjadi DPRD itu harus siap melayani rakyat dimana saja. Ia juga menegakan apapun kursinya di gedung DPRD, baik di Komisi A, B, C, dan D, ia siap berjuang bagi kepentingan rakyat. “Terutama dalam mengawal APBD. Sehingga APBD kita benar-benar pro terhadap rakyat,” terang Suharinomo. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
55
M. Syukri, SH
Kekuasaan untuk Pengabdian pada Rakyat
P
ROSES terpilihnya M Syukri, SH menjadi anggota DPRD Sumenep periode 2014-2019 cukup menyita perhatian. Meski tergolong pendatang baru, dia mampu memperoleh dukungan dari rakyat terbanyak kedua di daerah pemilihan (dapil) Sumenep 7. Di dapil yang meliputi Kecamatan Sapeken, Arjasa, dan Kangayan itu, Syukri hanya kalah dari politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dulsiam. Catatan keterpilihan Syukri sebagai anggota
56
Parlemen
AGUSTUS 2014
dewan ini bisa menjadi motivasi bagi calon anggota legislatif (caleg) lain di kemudian hari. Pengalaman politisi muda (38 tahun) itu menunjukkan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Apalagi di dunia politik yang memang identik dengan seni segala kemungkinan (the art of possibility). Status pendatang baru di bidang politik sama sekali tidak menjadi penghalang untuk mengalahkan politisi senior. Menurut Syukri, selama mau bekerja keras dan disertai niat tulus ingin mengabdi untuk rakyat,
jabatan politik tidak terlalu sulit digapai. Kerja keras yang dia maksud yaitu semangat memberi tanpa pamrih kepada masyarakat. ”Yang terpenting, kita mau melakukan amal sosial secara ikhlas, dan bukan karena ambisi merengkuh kekuasaan. Sebagai contoh, melakukan kebaikan hanya ketika mau nyaleg, itu tidak akan efektif,” kata dia. Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menilai, masyarakat sudah cerdas dalam berpolitik. Masyarakat sudah bisa membedakan siapa yang benar-benar mau berbuat
baik dan siapa yang hanya miliki kepentingan sesaat. Lagipula, amal sosial yang dilakukan dengan tulus ikhlas itu tetap bernilai ibadah. Sementara berbuat baik dengan kepentingan sesaat tidak akan berarati apa-apa ketika kepentingannya gagal dicapai. ”Malah bisa stres,” ucap Syukri. Yang tak kalah penting, lanjut dia, berpolitik harus dipahami sebagai aktifitas yang tidak semata untuk memburu dan meraih kekuasaan. Memang benar orientasi politik adalah kekuasaan. Tapi setelah berhasil didapat, yang harus menajdi perhatian selanjutnya yaitu bagaimana memanfaatkan kekuasaan sebagai ruang menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Kekuasaan hendaknya menjadi sarana melakukan kebaikan untuk seluruh rakyat. Semangat pengabdian seperti itulah yang akan dibawa politisi yang gemar olahraga dan membaca ini ketika sudah bertugas di gedung DPRD Sumenep. Seluruh daya dan pikiran akan dia fokuskan untuk mengabdi kepada rakyat melalui fungsi dan tugas kelegislatoran di gedung dewan. ”Namanya wakil rakyat, ya harus mengabdi sama kepentingan rakyat,” ujar Syukri. Pria yang lahir pada 14 Juli 1976 ini optimistis mampu mengemban amanat masyarakat yang memilihnya menjadi wakil rakyat. Sebab selama ini, dia sudah terbiasa menjalankan kegiatan-kegiatan demi kemaslahatan masyarakat. ”Insya Allah, semoga saya terus diberi kekuatan untuk melaksanakan mandat rakyat ini,” tegas Syukri bersahaja. (*)
www.dprdsumenep.com
S
EJATINYA tak ada perbedaan kasta dalam konteks pembangunan. Baik pulau atau daratan memiliki peluang sama. Hanya saja, ada kecenderungan di tingkat realisasi selalu muncul jurang pemisah. Bahkan, terkadang sampai terjadi kesenjangan. Persoalan itulah yang sesungguhnya mengemuka belakangan ini. Lebih-lebih ketika semakin banyak persoalan di kepulauan berhasil dipotret sebagai sebuah hal yang mendesak harus diselesaikan. Berangkat dari kenyataan itulah, Imran, anggota DPRD dari daerah pemilihan (dapil) 7 berkomitmen mendorong pembangunan pulau. Politisi Partai Hanura yang terpilih dalam Pemilu Legislatif 2014 silam, politisi 44 tahun ini memang punya “dendam” dalam hal pengembangan kepulauan. Menurutnya, sebagai orang yang diberi mandat rakyat untuk menjadi anggota legislatif pihaknya harus memerhatikan aspirasi warga pulau. “Dengan alasan apapun saya tidak boleh diam melihat pembangunan kepulauan yang seolah timpang dengan daratan,” katanya. Untuk mewujudkan “dendam”nya itu suami dari Suhaema ini berjanji terus mendorong peluang pengembangan untuk pulau. Tentu saja, peluang itu bisa dimaksimalkan dengan melihat potensi keuangan daerah yang tercantum dalam APBD. “Itu sebabnya, pada pembahasan APBD kami yang dari pulau harus bisa maksimal memetakan pembangunan pulau,” janji politisi penghobi olahraga ini.
www.dprdsumenep.com
Imran
Dari Pulau
Siap Kerja untuk Sumenep Bapak tiga anak ini menegaskan, pertarungan dalam memerjuangkan pembangunan pulau memang muaranya tetap di pembahasan APBD. Sehingga pihaknya harus menjalin kerjasama intensif dengan wakil rakyat dari kepulauan lainnya. Sebab, tanpa kerjasama dan kesepahaman itu sulit mewujudkan ide pembangunan kepulauan yang utuh. Jika semua keinginan besar untuk kepulauan itu bisa terwujud, Imran yakin akan mendorong pembangunan Sumenep secara keseluruhan. Sehingga keinginan membangun Sumenep lebih baik ke depan akan
dapat terealisasi secara komprehensif. “Cita-cita kami dari pulau tidak untuk kepulauan saja, tapi untuk Sumenep ke depan yang harus lebih baik lagi. Bagaimana pun juga kepulauan itu satu kesatuan dalam bingkai Kabupaten Sumenep,” papar bapak Nurul Hasanah, Moh. Hengki Irawan dan Moh. Asharul Faisal ini. Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran utuh tentang rencana pembangunan kepulauan, Imran berjanji memaksimalkan kegiatan reses. Pada saat reses harus menjadi momentum penyampaian semua persoalan secara terbuka oleh masyarakat kepada
wakilnya di parlemen. “Reses harus dimaksimalkan agar kita benar-benar paham aspirasi yang ada di bawah. Reses momentum rakyat untuk menagih janji kamikami yang saat ini ada di parlemen,” beber Imran yang mengaku menjadi politisi untuk melanjutkan pengabdian ini. Sebelumnya Imran merupakan seorang pengusaha di kepulauan yang bergerak di banyak bidang. Setelah menjadi anggota dewan dirinya berjanji untuk lebih fokus pada kegiatan di parlemen. Saat ini Imran memiliki rumah tinggal di Jl. Adirasa, Kolor Sumenep. (*)
AGUSTUS 2014
Parlemen
57
Badrul Aini
Inginkan Percepatan Pembangunan Kepulauan
S
EORANG perawat pada umumnya enggan terjun ke dunia politik. Namun, Badrul Aini justru melepas profesinya itu dengan bergabung ke partai politik. Tujuannya untuk mengabdi dan memberi banyak manfaat pada masyarakat yang lebih luas terlebih di Kepulauan Sumenep. Dalam pandangan Badrul, sejauh ini, Kepulauan dipandang sebelah mata. Pembangunannya jauh tertinggal dibanding wilayah daratan. Tidak hanya kondisi infrastruktur, akses transportasi, pelayanan kesehatan, hingga pendidikan dan hak-hak dasar lainnya bagi Masyarakat Kepulauan
58
Parlemen
JANUARI 2014
sangat tidak memadahi. Sebagai sosok yang lahir dan dibesarkan di Kepulauan, Badrul Aini mengetahui secara persis mengenai tidak imbangnya Pembangunan antara daratan dan Kepulauan. Kebijakan Pemerintah selama ini masih kurang pro terhadap wilayah Kepulauan. Masyarakat Kepulauan menjadi kelompok yang kurang diuntungkan, padahal potensi alamnya tidak kalah dengan wilayah daratan. Untuk itulah, Badrul mempunyai obsesi mewujudkan Kepulauan sebagai daerah yang maju dan mandiri. Dan untuk mewujudkan obsesinya itu tentu tidak bisa ditempuh jika masih tetap menekuni
profesinya sebagai seorang tenaga kesehatan di kepulauan. Dijelaskannya, untuk mengubah keadaan kearah yang lebih baik akan sulit tercapai jika berada diluar sistem. ”Saya berpikir perlu masuk ke dalam sistem untuk merubah Kepulauan pada kondisi yang lebih baik,” katanya semangat. Salah satu ikhtiyarnya untuk masuk ke dalam sistem itu, Badrul menilai perlu bergabung ke Partai Politik agar Kepulauan memiliki wakil di DPRD Kabupaten Sumenep. Sebagai salah satu unsur dari Pemerintah, Legislatif mempunyai power untuk merubaah sistem yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Dengan power
kewenangannya itu, Badrul berkomitmen untuk merubah kebijakan yang kurang berpihak terhadap kepulauan. Singkatnya, pada Pemilu 2009 lalu, Badrul mencalonkan diri melalui Partai Bulan Bintang (PBB), hingga Ia ditakdirkan duduk dikursi legislatif pada Priode 2009-2014. Selanjutnya, di Pileg 2014 kembali mencalonkan diri melalui dapil yang sama, yakni Dapil VII Kepulauan hingga akhirnya terpilih untuk kali ketiganya di kursi Parlemen. Suara saat itu Pileg mencapai 3.967 dengan total suara partai 5.551. Di Gedung Parlement, Badrul dikenal sebagai sosok Anggota DPRD yang tergolong muda. Bahkan, pada Priode 2004-2009 lalu, di masa pertama duduk di Kursi Legislatif merupakan sosok Anggota DPRD termuda dari 45 anggota dewan lainnya saat itu. Usianya saat itu, baru 22 tahun. Sebuah usia yang relatif sangat muda saat itu. Namun, meski tergolong muda, Anggota DPRD yang satu ini mempunyai pengalaman yang cukup luas. Profesinya sebagai tenaga kesehatan di Kepulauan yang dijalani beberapa tahun membuatnya banyak berhadapan dengan banyak orang, sehingga menjadi bekal baginya di Kursi Parlement. Ia tahu betul mengenai persoalan dikepulauan, apalagi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. ”Intinya adalah keadilan bagi Kepulauan. Kalau hakhak dasarnya itu terpenuhi dengan dan kebutuhan akan pelayanan dapat terpenuhi dengan bagus, saya yakin keinginan untuk menjadi Kabupaten sendiri tidak akan ada,” ujar Badrul. (*)
www.dprdsumenep.com
Suara Desa Penandatanganan apbd perubahan ta. 2014 oleh pimpinan dprd dan bupati sumenep
gallery (butuh foto + caption)
www.dprdsumenep.com
AGUSTUS 2014
Parlemen
59
60
Parlemen
AGUSTUS 2014
www.dprdsumenep.com
Suara Desa
gallery (butuh foto + caption)
Salurkan Aspirasi Anda
untuk sumenep yang lebih maju email : humasdprdsumenep@gmail.com SMS center: 0819 1368 2437 Website: www.dprdsumenep.com