3 minute read
40 Hari Setelah Bebasnya Ikon Kebebasan
Imaginery Interview 40 HARI SETELAH BEBASNYA IKON KEBEBASAN
Sore hari di pelataran makam Pere-Lachaise, Paris. Di antara kerumunan para nisan penyair besar. Jim membicarakan apa yang belum pernah di bicarakan. Dengan santai ia menjawab satu persatu pertanyaan, tentu tanpa diiringi musik dan ditemani alkohol seperti hari-hari biasanya.
Advertisement
Jim, apakah saat ini kamu benar merasa bebas?
Entahlah, orang berkerumun di rumahku yang baru. Mereka menangis menatap nisanku. Mereka benar-benar membosankan. Seharusnya mereka senang karena aku saat ini merasa benar-benar bebas.
Sebenarnya kebebasan macam apa yang kamu janjikan?
Aku tidak menjajnikan apa-apa tentang kebebasan, kebebasan adalah tidak terdefinisikan.
Maksudnya Jim?
Kebebasan adalah milik mereka sendiri. Kebebasan bukan berarti mereka melihat aku di panggung menari seperti orang indian, menghisap ganja di studio, melakukan seks di motel yang murah, dll. Jika aku mendefiniskan
90
kebebasan maka kata”bebas” itu sendiri sudah terkurung dalam satu hal yang serba terbatas.
Bagaimana kamu menyampaikan itu kepada mereka?
Seharusnya mereka tidak mengenal aku. Sebaiknya mereka membunuh aku sejak sebelum lahir. Tidak ada kebebasan yang utuh di muka bumi.
Kenapa begitu?
Aku merasa semua yang aku lakukan itu sia-sia. Mereka melihat aku di paggung, berfoto telanjang dada, kenal baik dengan andy warhol, merokok setiap saat seakan akan mereka melihat aku benar-benar bebas, padahal sebetulya aku kesepian. Sungguh. Aku pergi ke paris untuk menghidari suntuk di amerika. Aku ingin menziarahi makam penyair dan berharap mati di kuburkan di tempat yang sama. Dan itu akhirnya terwujud. Lantas dengan kehidupanku yang demikian kenapa mereka mengidolakan aku? Menjadi kan aku sebagai ikon kebebasan mereka. Kebebasan hanya bisa di rebut dengan dirinya sendiri. Bukan karena aku ataupun karya-karya ku.
Tapi karya-karyamu sudah mengispirasi akan kebebasan banyak orang!
Aku hanya menuntahkan persoalanku. Aku menganggap bahwa hidup seharusnya bebas, tanpa ada kungkungan dari sekitar, terbebas dari dogma, sistem,dll
Apakah kamu menganggap bahwa dunia ini absurd dan makna dari sebuah hidup tak lebih dari kesia-siaan?
Akhir-akhir ini aku selalu merenung tentang hidup. Tentang apa yang telah banyak aku lakukan. Aku rasa hidup itu jelas bermakna bagi mereka yang memberikan makna untuk kehidupan, tapi aku sendiri belum menemukan itu. Lalu seterusnya aku hanya berjalan di antara kehampaan, orang-orang belakangan ini kian berpaling dari ku.
Terbiasa dan memang akrab dengan kesepian?
91
Seperti nya begitu. Entahlah. Paris membuatku merasa hidup dengan sejarahnya, dengan penindasannya dengan kemegahan arsitektur, seni dan semua yang ada di dalamnya.
Dan kau masih kesepian?
……………………. (menyalakan rokok)
Bagaimana hubunganmu dengan musik dan the doors. Apa kamu sebelum mati sudah ingin meninggalkannya?
Aku besar bersama the doors dan musik dan aku pula yang membesarkan mereka. Aku tidak akan begitu saja meninggalkannya. Aku banyak belajar dari sana di waktu yang sama hal itu juga yang membuatku tenggelam dalam kehidupan hedonistik yang padahal tidak begitu menyenangkan.
Kamu mati di umur 27 seperti halnya para pendahulumu. Robert Johnson, Brian Jones, Jimi Hendrix. Kamu masih belia jim, di negaraku ada pula yang mati seumuranmu, penyair termahsyur Chairil Anwar dan seorang idealis muda Soe Hok Gie dan setelah mati mereka menjadi ikon yang mewakili generasinya masing-masing
Siapa yang tahu tentang kematian. Besok pula bisa juga kamu yang menyusul. Tapi yang pasti kami yang mati muda telah berusaha dengan sadar ataupun tidak memberikan arti pada generasi kami ataupun generasi yang akan datang. Meskipun kadung kami yang mati muda suntuk dengan istilah ikon yang orang-orang sematkan, penokohan terlalu menjemukan seperti halnya orang-orang yang ingin bebas tetapi tidak melakukan banyak hal, mereka hanya membaca buku tentangku, mendengarkan musikku dan membaca karya-karya penulis besar yang malah rontok dengan kebebasan yang di bicarakannya.
Mati ironi?
Tidak, mereka justru mati dengan gagah berani. Menjemput ajal dengan mengundang malaikat untuk minum bir (tertawa)
92
Kamu pernah menulis catatan dengan judul “Aku bukan penyelamat”, apa yang sebenarnya kamu bicarakan. Apa memang orang-orang menganggap habwa kau juru selamat bagi mereka yang frustasi dengan hidup?
Pertanyaan bodoh! jelas orang yang menganggap ku begitu adalah mereka yang keliru tentang aku. Aku bukan Tuhan, aku hanya melakukan hal-hal yang memang seharusnya aku lakukan. Mereka selamat atas diri mereka sendiri. Kalau aku “penyelamat” kenapa aku disini berbicara tentang segala sesuatu sesudah kematian.
Santai, aku hanya memancingmu untuk marah jim. Bukankah itu yang selalu media inginkan
Media memang membosankan!
93