5 minute read
Tahun 2727, Jimi Hendrix Di Nobatkan Sebagai Dewa
Imaginery Interview TAHUN 2727, JIMI HENDRIX DI NOBATKAN SEBAGAI DEWA
Delapanabad setelah kematiannya, Jimi Hendrix dinobatkan sebagai dewa dan ia harus bersaing dengan Robert Johnson, Brian Jones, Jim Morrison, dan Kurt Cobain. Andai saja Bob Dylan mati muda di umur 27, pasti akan menjadi kandidat paling kuat untuk menjadi dewa musik. Penobatan ini dilakukan untuk mengganti dewa musik yang sebelumnya disandang oleh Appollo, karena sudah tidak ditemukan lagi jejaknya.
Advertisement
Saat ini (tahun 2727) dunia sedang sekarat. Setelah semua elemen kehidupan diambil alih oleh mesin kecerdasan buatan. Dimana perbudakan dan penindasan kembali eksis dan dianggap sebagai perbuatan yang wajar dan lazim. Tidak hanya terjadi kepada orang-orang kulit hitam seperti 11 abad lalu, tetapi semua ras manusia -tak terkecuali orang-orang kulit putih- di eksplotasi dan dijadikan budak. Sialnya, Jimi Hendrix didaulat untuk menyelamatkan dunia dengan raungan Blues-nya.
Ditengah kesibukannya menghibur para manula di swarga loka sana, saya berhasil mewawancarai Jimi Hendrix via telepati. Dengan bekal ilmu Jurnalmistik dan sedikit praktik jurus mabuk, akhirnya saya terhubung dengan belio.
94
Hi Jim. Dunia sedang ramai memperbincangkanmu. Sudah tau kabarnya?
Hi you, voodoo child! Oia? Kenapa bisa? Saya sudah kenyang diperbicangkan (tersenyum sombong)
Panitia God Award menobatkanmu sebagai dewa untuk menggantikan Appollo. Katanya karena sudah tidak ditemukan lagi jejak Apollo di dalam buku maupun obrolan.
Oh begitu. Manusia jaman sekarang mah malas diskusi sama baca buku ya. Sebenernya Saya kurang menyukai mitos, kurang kenal juga dengan namanya Appollo.
Materialis sekali. Jangan-jangan kamu komunis?
………………………. (berbincang cukup lama dan Jimi Hendrix meminta untuk wawancara off the record).
Dunia saat ini sedang kacau. Perbudakan dan ekplotasi manusia dianggap sebagai hal yang wajar dan lazim. Bagaimana menurumu Jim?
Iqra!
(notif e-mail kunyalak. Ada pesan dengan judul ‘e-book Das Kapital vol.I, II dan III’) dari jimihendrix.nakzbluezzthea@gmail.com. –kalo mau kamu bisa memintanya juga via surel.
Jangan bilang-bilang sama ABRI ya.
Siap Jim. Terimakasih banyak!
*Tiba-tiba sayup terdengar seseorang memanggil-manggil Jimi Hendrix.*
Kenapa Jim?
Saya harus memainkan Blues-ku dulu. Eh kamu tau gak, aku sekarang satu panggung bareng sama BB King. Seneng banget deh Jimi.
95
Kamu tiba-tiba kemayu gitu. Oke, nanti kita lanjut lagi. Salam buat si mbah BB King.
Okey, nanti aku hubungimu lagi. Daaaaah………..
*2 jam kemudian kepala ku berdering*
Ya Jim. Udah beres?
Udah nih
Oke, kita lanjut lagi. Editor ku di Kelakar Fibrasi sudah rewel pengen segera ngacak-ngacak tulisanku ini.
Mampus kau di koyak-koyak editor!
Jadi gimana Jim perasaanmu setelah dinobatkan sebagai Dewa?
Gimana ya, campur sih. Meskipun sebelumnya saya sudah dijuluki dewa gitar, with is Jimi sangat terharu ya mendengar kabar itu, lumayan kan kalo kepilih naik pangkat jadi dewa musik menggantikan Apollo. Meskipun terkadang hidup Jimi terasa tak ada future, mostly Jimi senang banget. literally ………….
Sudah cukup Jim, kamu nak Jaksel beud. Roziiit!
Sialan, disini lagi ngetren bahasa itu. Ayok kita mulai serius!
Jim kamu menginspirasi banyak musisi ketika masih hidup dulu, sebenarnya apa yang kamu lakukan?
Saya hanya menuangkan apa yang ada di kepala saya melalui musik dan Blues menjadi medium yang paling tepat. Terlebih karena saya berkulit hitam dan kehidupan di Amerika dulu begitu keras. Bisa saja kamu (jika berkulit hitam) akan segera diamankan polisi jika jam 11 malam masih berkeliaran. Kamu bisa di intimidasi dan dijebloskan ke penjara kapanpun dimanapun
96
Kamu pernah masuk satuan militer kan? Kenapa akhirnya memilih musik?
Ya, dulu 31 Mei 1961 di Fort Ord, California saya mengawali karir saya di militer. Lalu pada 8 November 1961 saya tercatat sebagai anggota 101st Airborne Divisional. Itu semua saya lakukan atas permintaan ayah saya, saya sendiri sebenarnya tidak ingin. Ketika latihan terjun payung saya sengaja mematahkan pergelangan kaki. Saya memiliki keyakinan untuk hidup bersama musik sampai mati. Meskipun akhirnya mati muda. tapi tak mengapa, toh musik ku masih didengarkan sampai saat ini. Buktinya aku dinobatkan menjadi dewa. Yeay!
Keyakinan mu itu yang akhirnya kamu bikin pernyataan “Music is my Religion” ketika wawancara disalah satu media?
Dulu begitu. Sebelum akhirnya saya ketemu Gito Rollies disini. Dan dia banyak mengajarkan saya tentang dunia spirituil. Kalau kamu lihat, saya sekarang sedang pakai celana diatas mata kaki loh.
Luar biasa. Sampai saat ini saya juga masih mendengarkan Gito
rollies. Salah satu legenda hidup musik rock di negaraku.
*Untuk beberapa waktu kami menyanyikan lagu Gito Rollies bersamasama.
“semua yang ada padamu, ohhh…… membuat diriku tiada berdaya. hanyalah bagimu, untukmu Tuhanku, seluruh hidup dan cintaku”. Tidak sadar kami berdua meneteskan air mata.
Lalu bagaimana Jim, seandainya kamu terpilih apa kamu masih akan menerima gelar dewa musik itu?
Entahlah, Setelah saya sadar kalau musik bukanlah agama dan do’a, sepertinya saya tidak akan menerimanya. Biarkan si Brian Jones atau Robert Johnson saja yang menerimanya, mereka lebih pantas. Mereka sudah melakukan banyak hal sebelum saya.
Bagaimana dengan Jim Morrison dan Kurt Cobain?
97
Saya kurang yakin dengan mereka.
Okay. Sangat mengesankan bisa wawancara eksklusif denganmu Jim.
Sama-sama. Saya juga senang masih banyak orang yang mengenang saya. Tolong sampaikan salamku buat tim redaksi Kelakar Fibrasi yang pada tuna asmara dan bertampang Proletar itu.
Siap. Oia hari ini 19 September adalah hari kematianmu. Apa yang mau disampaikan?
“Knowledge Speaks, But Wisdom Listens”
Terimaksih. I love you Jim……..
Beberapa bulan setelah wawancara. Akhirnya acara God Award itu diselenggarakan. Banyak nominasi yang keluar. Misalnya, gelar Dewi Cinta disandang oleh Janis Joplin. Lalu Amy Winehouse didaulat sebagai Dewi Seksualitas.
Semua kandidat adalah mereka yang mati muda di usia 27 tahun. Tidak terkecuali Chairil Anwar dan Soe Hok Gie yang mewakili Indonesia pada nominasi Dewa Bohemian dan Dewa Kepemudaan.
Untuk gelar Dewa Musik akhirnya jatuh kepada Jimi Hendrix, namun ia menolaknya. Keputusan dewan juri tidak bisa di alih tangankan. Untuk waktu yang lama piala tersebut tergeletak diatas podium, tidak ada yang mengambil. Dunia kini tidak memiliki Dewa Musik.
Sedangkan mereka yang tidak terpilih sebagai dewa musik menempati posisi dewa lain. Robert Johnson sebagai Dewa Mitos, Jim Morrison sebagai Dewa Kebebasan dan Kurt Cobain sebagai Dewa Noise.
Dunia kini berbahagia, namun hampa dengan abstain nya nama Jimi Hendrix. Meski demikian, Jimi Hendrix masih melantunkan Blues di surga sana. Mendoakan kebebasan umat manusia…
98
“(Freedom) Freedom!, (give it to me) That’s what I want now (Freedom) Freedom!, (give it to me) That’s I need now (Freedom) Freedom!, (give it to me) To Live (Freedom) Freedom!, (give it to me) so I can give” -Jimi Hendrix – Freedom
99