
34 minute read
Kerangka Berpikir Proyek Sinergi
Berpikir merupakan penafsiran yang membentuk gambaran pada pikiran akibat interaksi terhadap lingkungan sekitar. Penafsiran ini melibatkan proses sensasi, persepsi, dan memori. Ketiga proses tersebut memiliki peran penting dalam membentuk penafsiran ketika kita sedang berpikir. Sensasi merupakan proses yang pertama kali dilakukan ketika kita berinteraksi atau menghadapi sesuatu. Pada proses ini, diri menangkap informasi yang dirasakan oleh panca indera kita. Selanjutnya adalah proses persepsi. Pada proses ini, kita akan mengolah informasi yang didapat dari proses sensasi dan memprosesnya untuk dapat dipahami. Proses ini membantu kita dalam menemukan solusi ketika sedang menghadapi permasalahan. Proses ini sekaligus melibatkan proses memori. Apa yang dirasakan akan diolah pada dua proses sebelumnya dan akan diingat ketika menghadapi permasalahan yang sama di masa mendatang. Selain bermanfaat untuk mengolah informasi yang didapat diri dalam menyelesaikan masalah, berpikir dapat membuat kita menghasilkan ide-ide kreatif dan membantu dalam mengambil keputusan. Berpikir menjadi dasar tindakan yang dilakukan manusia dan respon atas interaksi yang dilakukan. Walaupun manusia memiliki syaraf tersendiri dalam melakukan dan merespon suatu tindakan, terdapat beberapa aktivitas yang dipengaruhi oleh pikiran manusia. Berpikir adalah aktivitas intelektual yang melibatkan kesadaran dan subyektivitas tertentu. Aktivitas ini juga diartikan sebagai proses representasi mental dalam memanipulasi informasi untuk menghasilkan ide-ide kreatif dan memecahkan suatu masalah. Berpikir melibatkan pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu yang mencakup pemecahan masalah, perencanaan, dan pengambilan keputusan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental yang melibatkan kerja otak. Pikiran manusia lebih dari sekadar kerja salah satu organ tubuh kita yaitu otak. Berpikir juga melibatkan perasaan, pribadi, dan kehendak dari manusia. Berpikir mengarahkan kita pada suatu obyek dan menyadari serta menghadirkannya secara aktif dalam pikiran sehingga kita memiliki wawasan tentang obyek tersebut. Berpikir juga dapat diartikan sebagai sebuah proses mental untuk memahami sesuatu yang dialami serta memprosesnya untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapi. Ketika berpikir, otak kita akan memproses segala informasi yang didapat untuk memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat
kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan. Aktivitas berpikir juga muncul akibat rangsangan yang ditimbulkan oleh kebingungan akan apa yang terjadi di sekitar. Oleh karena itu, aktivitas berpikir selalu tersituasikan dengan kondisi subyek yang bersangkutan.
Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan satu fase berpikir dimana manusia menggunakan pikirannya untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh atau dihasilkan. Hal ini karena tidak semua informasi yang diperoleh dan dihasilkan ketika manusia berpikir dapat dijadikan dasar dalam bertindak. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan menerima informasi secara mentah. Orang yang berpikir secara kritis akan mencari fakta-fakta atau informasi tambahan yang mendukung segala informasi yang diterima. Hal ini yang akan dijadikan dasar dalam membentuk berbagai keputusan, tindakan, serta kesimpulan. Berpikir kritis membuat seseorang melakukan pilihan tindakan secara rasional yang tidak akan membuat kerugian untuk dirinya dan juga orang lain. Berpikir kritis tidak menjamin tindakan atau keputusan yang dihasilkan adalah benar. Hal ini dapat terjadi karena bias seseorang dalam mencari, dan mengolah informasi yang ada. Bias ini juga dapat terjadi akibat kurangnya informasi yang sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk dapat menyadari kekeliruan yang terjadi dalam diri. Berpikir kritis merupakan adalah proses disiplin intelektual aktif dan kemahiran dalam mengkonsep, menerapkan, mensintesa, dan atau mengevaluasi informasi dari hasil pengumpulan atau ditimbulkan dari pengamatan, pengalaman, perenungan, penalaran atau komunikasi sebagai petunjuk yang dapat dipercaya dan dalam bertindak. Berpikir kritis memiliki peran penting dalam mengevaluasi informasi yang diterima sehingga mengurangi risiko dalam merespon dan bertindak. Berpikir kritis memiliki karakteristik kreatif, logis dan rasional, berhati-hati dan mencari informasi, sistematik dan sesuai dengan intelektual. Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya dalam memeriksa kebenaran dari informasi yang diterima. Upaya ini melibatkan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran atas bias yang mungkin terjadi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis berbeda dengan mengkritisi orang lain. Makna kata kritis disini tidak identik dengan ketidaksetujuan terhadap pandangan orang lain. Hal ini dikarenakan berpikir kritis bersifat netral, imparsial, dan tidak emosional.
Berpikir kritis merupakan cara berpikir yang berguna dalam segala pekerjaan.
Selain dalam pekerjaan, berpikir kritis pun digunakan pada hampir setiap aktivitas kita seperti pada saat menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan. Berpikir secara kritis membantu meningkatkan pemahaman tentang suatu masalah. Pemikiran yang kritis membantu kita dalam memilih alternatif solusi terhadap suatu permasalahan yang dihadapi. Selain itu, berpikir kritis bermanfaat bagi kita dalam mengekspresikan segala ide yang kita miliki. Penilaian manfaat terhadap pemilihan ide terbaik modifikasinya jika diperlukan. Berpikir secara kritis membutuhkan kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan lebih dalam, menemukan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. mengumpulkan informasi yang relevan, mengenali asumsi dan nilai-nilai yang ada di balik keyakinan, pengetahuan, maupun kesimpulan. Selain itu, berpikir kritis meliputi kemampuan untuk dapat menarik kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan serta menguji kesimpulan yang dibuat. Ketika seseorang mempertimbangkan kebenaran suatu informasi yang diterima dan tindakan yang akan dilakukan, dapat dikatakan orang itu sedang berpikir kritis. Berpikir kritis terjadi ketika seseorang membuat keputusan serta memecahkan suatu persoalan. Seseorang yang berpikir secara kritis akan mengkaji keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki rasional atau tidak.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang menghambat kita dalam proses berpikir kritis, antara lain :
1
2
3
4
5
6
7
8
Sulit berubah.
Mindset yang kaku. Petunjuk praktik secara tradisional. Kebiasaan dan rutinitas.
Takut membuat kekeliruan.
Enggan untuk mengambil risiko atau mencari strategi alternatif. Pengambilan keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional. Kegagalan menilai efektivitas dari pengobatan.
Apabila berpikir kritis dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru), dapat menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir secara mandiri.Kemampuan berpikir kritis akan menjadikan seseorang lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan karena kemampuan analisis yang baik. Selain membantu dalam pengambilan keputusan dengan analisis yang baik, kemampuan berpikir kritis membantu kita untuk mampu menjelaskan dan menganalisis secara sistematis suatu ide atau gagasan untuk kemudian dikembangkan.
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang dijadikan landasan dalam merancang proyek sinergi. Kerangka Berpikir proyek sinergi mengadopsi konsep iterasi design thinking (Tschimmel, K, 2012) dan memodifikasinya agar mudah diterima mahasiswa baru. Kerangka berpikir Proyek Sinergi terdiri dari 7 tahap yaitu: 1. Observation/Observasi:
Mengidentifikasi potensi, masalah dan memprediksi solusi. 2. Analysis/Analisis:
Mengumpulkan, memahami, dan menginterpretasikan, data informasi.
3. Inference/Inferensia: Membentuk kesimpulan yang berasal dari data yang relevan, informasi, dan pengetahuan serta pengalaman pribadi. 4. Creativity/Kreativitas: Merancang solusi, berupa ide-ide baru berdasarkan permasalahan yang ada.
5. Communication/Komunikasi:
Kemampuan berkomunikasi dan berbagi pandangan dengan stakeholder.
6. Problem Solving/Penyelesaian
Masalah: Melakukan kegiatan pemecahan masalah. 7. Sustainability/Keberlanjutan:
Melakukan evaluasi kegiatan dengan merancang rencana tindak lanjut untuk keberlanjutan program dan peluang-peluang baru kedepan. Gambar 21 menunjukkan bahwa tahap observasi dan analisis adalah tahapan divergen dimana mahasiswa
1
3 Observasi
Analisis 2
Empathy
Inferensia
Define
5 Kreativitas 4
Komunikasi
Ideation
Pemecahan Masalah 6
7
Keberlanjutan
Prototype/ Implementation
Test
Gambar 21. Kerangka berpikir proyek sinergi
perlu empati terhadap isu sekitar. Tahap inferensia merupakan titik konvergen dimana mahasiswa perlu membuat kesimpulan dari informasi di tahap sebelumnya. Tahap kreativitas dan komunikasi kembali menjadi divergen untuk mengeksplorasi bentuk dan metode paling efektif. Tahap pemecahan masalah sama seperti pada tahap prototype/ implementation dimana mahasiswa mengimplementasikan ide proyeknya.
Tahap keberlanjutan pada proyek sinergi memiliki prinsip iterasi yang sama dengan tahap test dimana mahasiswa melakukan evaluasi dan perbaikan terus-menerus.
Lembar Kerangka Berpikir Proyek Sinergi
Observasi
Ceritakan bagaimana kelompok Anda mengidentifikasi masalah dan potensi solusi?
Daftar masalah: Potensi solusi:
Analisis
Ceritakan proses riset yang kelompok Anda lakukan dan metode apa yang digunakan? Komunikasi
Ceritakan proses kelompok Anda melakukan komunikasi terkait solusi/ proyek yang sudah dirancang kepada pihak stakeholder (Kepala Desa, Warga, Expert, dll)?
Stakeholder: Hasil Komunikasi:
Pemecahan Masalah
Ceritakan proses kelompok Anda melakukan proyek, mulai dari persiapan, hingga pelaksanaan?
Penyebab Masalah: Kebutuhan:
Inferensia
Ceritakan proses diskusi Kelompok Anda dalam mengambil kesimpulan terhadap data yang sudah dikumpulkan saat proses Observasi dan Analisis?
Ceritakan proses kreatif/penambahan kebaruan yang Kelompok Anda lakukan dalam merancang solusi/proyek? Termasuk penyusunan rencana aksi dan linimasa.
Kreativitas
Kebaruan: Rencana Proyek: Judul Proyek: Bentuk Proyek: Kategori Proyek: Lingkup Proyek: Deskripsi Umum Proyek: Tujuan Proyek: Target dan Sasaran Proyek: Waktu Pelaksanaan: Hasil Pelaksanaan Proyek:
Keberlanjutan
Ceritakan proses pengambilan rekomendasi yang kelompok Anda lakukan dari evaluasi proyek yang sudah dilakukan. Jelaskan pula rasionalisasi kenapa memilih rekomendasi tersebut (bisa dikaitkan ke teori SDGs).
Hasil Evaluasi: Rekomendasi:
1
Observasi adalah memperhatikan atau melihat. Bila dijabarkan, observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu peristiwa, isu, atau obyek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait obyek tersebut. Observasi dapat juga dimaksudkan sebagai proses pengumpulan informasi yang bersifat kasat mata atau dapat dideteksi dengan panca indera. Observasi dilakukan menggunakan indera sehingga tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata, namun juga mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba (Sangadji, 2010). Dalam proyek sinergi, observasi menjadi langkah pertama yang penting untuk dilakukan dalam mengidentifikasi masalah dan potensi solusi. Observasi merupakan langkah eksplorasi/divergen terhadap isu, peristiwa, atau obyek yang berpotensi untuk diberi tindakan solutif. Observasi menuntut diri untuk peka dan ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar. Anggota kelompok dapat membuat daftar masalah beserta potensi solusinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman pribadi maupun orang terdekatnya.
Contoh Penerapan Observasi pada Proyek Sinergi:
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Pada awal pengerjaan proyek ini, kami memulai dengan mengidentifikasi masalah sosial yang ada. Kami melihat adanya masalah sosial seperti pemutusan kerja secara massal, kenaikan harga, penurunan pendapatan, serta isolasi dan pembatasan sosial secara besar-besaran selama pandemi. Namun, kami mencoba melihat dari sudut pandang lain yang lebih dekat dengan kondisi kami seperti keadaan siswa ketika harus bersekolah secara daring. Isu yang kami temukan seperti anakanak yang terkendala dalam mengikuti kegiatan sekolah daring, adanya kesulitan para siswa dalam mengakses bahan bacaan, serta alat belajar yang tidak mencukupi karena ketidakmampuan ekonomi menjadi landasan dalam mengapa kami menggagas kegiatan Paradigma Untuk Literasi.
Setelah identifikasi masalah, kami memutuskan untuk fokus pada isu kesulitan akses bahan bacaan dan melihat bahwa gerakan yang sifatnya kolektif dapat menjadi potensi solusi dari masalah tersebut. Gerakan kolektif yang dimaksud kelompok kami adalah kegiatan penggalangan buku fisik maupun dana yang nantinya disalurkan kepada anak-anak yang kurang mampu dengan harapan dapat membantu memudahkan akses kegiatan membaca dan belajar. Gerakan kolektif dalam bentuk kegiatan galang buku dan dana dipilih karena dua alasan. Pertama, kami ingin
membawa pesan bahwa tanggung jawab literasi maupun pendidikan untuk anak-anak yang kurang mampu merupakan tanggung jawab bersama sebagai bagian dari masyarakat. Alasan kedua adalah agar buku-buku yang sekiranya telah tidak terpakai dapat dialihtangankan sehingga dapat bermanfaat kembali dibanding hanya ditaruh di rak atau dibuang.
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Sebelum merencanakan dan mengadakan suatu proyek, diperlukan kegiatan observasi. Kegiatan observasi bertujuan melihat kondisi di lingkungan masyarakat terkait problematika yang sedang dihadapi. Kami berlima masing-masing mengamati situasi apa yang terjadi di daerah kami dan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu hal tersebut. Proses observasi segera dilakukan setelah linamasa untuk melakukan proyek dirilis Kami mengamati bahwa ada satu hal yang menonjol di daerah kami yang masalah itu memang ada dan selalu diupayakan untuk mengatasinya, hal tersebut adalah belajar daring. Permasalahan mengenai belajar daring ini kami perkuat juga dengan melakukan survei yang ditujukan untuk teman-teman pelajar yang berada di bangku sekolah dan tingkat universitas atau lainnya. Kami sepakat dan menyimpulkan memang benar belajar secara daring masih menjadi suatu problematika dan perlu diberikan motivasi atau dorongan untuk mereka. Dari permasalahan tersebut kami berlima berdiskusi terkait solusi yang dapat kami tawarkan untuk mereka para pelajar. Oleh karena itu, kami membuat proyek yang berhubungan dengan permasalahan belajar daring, yaitu podcast yang memiliki unsur memotivasi para pelajar selama belajar di saat pandemi.
Pandemi COVID-19 sedang berlangsung di indonesia bahkan dunia. Dengan banyaknya dampak negatif dari COVID-19 yang menimpa masyarakat, kami berpikir ingin ikut berkontribusi. Masalah yang paling banyak kami temukan adalah banyak masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya dan orang-orang yang terkena COVID-19 malah dibully dan dijauhi. Tetapi saat kami mencari tahu kembali ada satu berita yang membuat kami terkejut. Ternyata, ada orang-orang yang melakukan kekerasan seksual dengan modus pendaftaran vaksin. Dimana ada seorang petugas kesehatan menyalahgunakan wewenang dengan
menginstruksikan seorang wanita yang ingin mendaftar untuk memotret bagian privatnya sebagai syarat pendaftaran vaksinasi. Hal ini menunjukan bahwa kasus kekerasan seksual ini masih sering kali terjadi di Indonesia tidak memandang tempat, waktu, bahkan keadaan. Hal ini sungguh disayangkan karena banyak juga setelah kita telusuri orang-orang yang tidak ingin melapor kepada pihak berwajib bahkan ke keluarganya sendiri karena merasa takut dan malu. Oleh sebab itu kami ingin membuat solusi kecil yang mungkin bisa membantu para korban untuk bisa bercerita tanpa rasa takut dan malu. Kami ingin membuat sebuah akun instagram yang dimana instagram tersebut berisi tentang pengetahuan-pengetahuan mengenai sexual harassment. Di instagram tersebut kami juga mempersilakan orang-orang yang ingin bercerita tentang kisah mereka.
2
Analysis/Analisis
Analisis merupakan penyelidikan yang dilakukan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis dapat dijadikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis merupakan proses menginterpretasikan masalah dari data dan informasi yang ada. Tahapan analisis termasuk ke dalam tahapan yang krusial yang dilakukan dalam proyek sinergi karena hasil tahap observasi dapat didukung melalui tahapan analisis. Pertanyaan seperti “Masalah mana yang paling penting dan memiliki urgensi?”, “Apa sebenarnya penyebab masalah ini?”, dan “Apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini?”merupakan tiga hal yang perlu dicari informasinya. Pengumpulan data dan informasi yang lebih dalam dapat dilakukan melalui survei lapangan, kuesioner, atau wawancara mendalam. Analisis juga dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk meneliti semua masalahmasalah yang terkait dengan permasalahan inti dan memperlihatkan informasi serangkaian hubungan sebab akibat. Satu masalah selalu ada penyebabnya, dan satu penyebab masalah pasti ada penyebabnya lagi, begitu seterusnya sehingga terlihat kaitan masalah yang satu dengan masalah yang lain sebagai hubungan sebab akibat. Dalam praktiknya, kita dapat melakukan analisis masalah dengan menggunakan beberapa metode seperti diagram pohon dan pendekatan whywhy-why. Alat ini digunakan untuk memvisualisasikan proses dari analisis masalah. Apa yang dihasilkan dari tahap analisis akan menjadi dasar dalam langkah yang akan diambil berikutnya seperti penentuan prioritas dan tindakan solutif. Tujuan analisis masalah adalah untuk membuat struktur, merangkum, dan mengelola temuantemuan masalah untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang lebih jelas mengenai situasi.
Penyebab 1 Penyebab 2
Penyebab 3 Penyebab 4 Penyebab 5 Penyebab 6
Penyebab 7 Penyebab 8 Penyebab 9
Gambar 22. Ilustrasi Diagram Pohon dalam penetuan prioritas Prioritas yang dipilih untuk dirancang tindakan solutifnya
Contoh Penerapan Analisis pada Proyek Sinergi:
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Setelah kami mendapatkan permasalahan yang akan diangkat, kami melakukan riset untuk menentukan tempat yang akan digunakan dalam proyek ini. Dengan menghubungi beberapa pengurus taman baca masyarakat di Jakarta, kami mencoba mencari informasi tempat bacaan anak di daerah Jakarta. Rumah Literasi 45 yang berada di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan Griya Acitya adalah tempat yang kami pilih untuk melakukan proyek ini. Setelah mendapatkan tempat pelaksanaan proyek, salah satu dari tim kami melakukan survei langsung ke Rumah Literasi 45. Survei ini bertujuan untuk mencari data terkait kondisi rumah baca, pengaruh pandemi terhadap kelangsungan kegiatan literasi, dan hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan literasi anakanak di daerah rumah baca tersebut.
Dalam proses pengumpulan data tersebut, kami melakukannya menggunakan metode wawancara kepada pengurus Rumah Literasi 45. Data yang telah terkumpul selanjutnya kami analisa dan kami cocokkan dengan permasalahan yang akan kami angkat.
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Setelah mengobservasi potensi masalah yang bisa kami tangani dalam proyek sinergi ini, kami mulai menganalisis bagaimana masalah dalam belajar tersebut muncul dan solusi dari masalahnya. Sudah menjadi hal yang umum bahwa para pelajar sangat sulit memahami dalam belajar terlebih di saat pandemi COVID-19 sekarang yang serba daring dan tidak bisa bertatap muka secara langsung baik dengan pengajar maupun teman-teman. Selain itu, kendala lainnya seperti jaringan yang kurang memadai menambah tantangan para siswa maupun guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar selama pandemi. Kelompok kami melakukan riset dengan menggunakan Google Form. Dengan Google Form, harapannya kami dapat menyaring data yang kami peroleh dengan baik dan dapat dianalisis lebih lanjut. Ada beberapa hal yang kami tanyakan dalam menyaring data tersebut, mulai dari hal yang paling fundamental hingga kendala yang dialami ketika belajar. jawaban yang kami terima dari responden pun beragam, ada yang belajar karena hanya keterpaksaan demi tuntutan akademik dan ada pula mereka yang belajar karena benar-benar ingin mendapatkan ilmu yang diperoleh dari proses belajar tersebut. Setelah mendapatkan garis besar masalah yang dialami responden, kami mulai berdiskusi dan membahas eksekusi yang tepat untuk dibahas dalam podcast yang akan dijalankan. Kami membuat pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya dapat mewakili perasaan para responden terkait dengan kendala belajar dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi pelajar yang baik. Tentunya dalam menjalankan podcast ini, kami mendatangkan narasumber yang mengerti bahwa pentingnya menanamkan semangat dalam belajar untuk mengisi acara podcast revolusi belajar agar pesan yang ingin kami sampaikan bahwa kewajiban belajar bukan hanya demi tuntutan akademik, tetapi belajar adalah kebebasan kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya karena dari proses itulah kita terus menggali rasa keingintahuan kita dan mencapai tujuan dari mimpi-mimpi kita kedepannya.
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Metode yang digunakan pada proyek kami ini menggunakan media Google Form. Melalui media ini kami memberikan tautan Google Form ke grup WhatsApp yang terisi oleh orang-orang yang memiliki umur interval 14 - 20 tahun. Kami juga menyebarkan melalui Instagram dan Line dengan cara membuat jarkoman serta dipublikasikan melalui stories. Bentuk Pertanyaan pada Google Form berisi: 1. Bagi yang pernah mengalami, bentuk sexual harassment apa yang kalian alami?
2. Cara kalian menangani tindakan tersebut seperti apa? 3. Apakah ada rasa trauma yang masih tertinggal? 4. Apakah di lingkungan kalian sudah cukup teredukasi mengenai sexual harassment?
5. Menurut kalian apa hal yang bisa dilakukan agar sexual harassment tidak terjadi lagi? Hasil data yang kami kumpulkan adalah sebanyak 61 responden. Kami menemukan bahwa perempuan sering kali tertimpa sexual harassment, dari interval usia 16-20 tahun. Bentuk sexual harassment yang terjadi seperti tindakan verbal (ejekan tidak senonoh dan rayuan) hingga tindakan fisik seperti genggaman dan sentuhan. Melalui diskusi dari ide-ide anggota tim, kami memutuskan untuk mengangkat kasus sexual harassment sebagai tema dari proyek ini. Setelah mengumpulkan berbagai pendapat, kami sadar bahwa kasus sexual harassment adalah salah satu kasus yang masih marak terjadi di masyarakat dan kaum muda adalah garda terdepan dalam penanganan masalah ini. Kami mendapati bahwa solusi pertama yang bisa digalakkan adalah dengan menyebarkan informasi mengenai sexual harassment, untuk itu Tim Abipraya berdiskusi kembali mengenai platform apa yang sekiranya akan membantu proyek ini. Untuk memahami lebih jelas obyek proyek kami, Tim Abipraya menyiapkan survei sebagai acuan dasar sebelum bergerak menjalankan proyek.
3
Inferensi dapat disebut sebagai penarikan kesimpulan. Inferensi merupakan suatu pernyataan yang ditarik berdasarkan fakta hasil serangkaian pengumpulan data dan informasi. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk membuktikan validitas dari argumen-argumen yang ada. Inferensi juga dapat diartikan sebagai proses memahami makna tuturan sedemikian rupa sehingga sampai pada penyimpulan maksud dari tuturan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis atau implementasi berdasarkan informasi yang tersedia. Inferensi juga dapat disebut sebagai kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Dalam melakukan inferensi, terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu penalaran maju, dan penalaran mundur. Penalaran maju mencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (if lalu then). Sedangkan penalaran mundur mencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (then lalu if).
Contoh Penerapan Inferensi pada Proyek Sinergi:
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Berdasarkan data yang kami dapatkan, Rumah Literasi 45 merupakan salah satu tempat bacaan anak yang terdampak pandemi. Pandemi ini menyebabkan rumah literasi tersebut tidak dapat beroperasi dan anak-anak di lingkungan sekitar kesulitan mengakses bahan bacaan dan mainan edukatif lainnya. Hal-hal yang diperlukan Rumah Literasi 45 untuk menunjang kegiatan literasi anak-anak di daerahnya, diantaranya buku bacaan anak usia 5-12 tahun, mainan edukatif anak, dan alat warna.
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Setelah memperoleh data berupa informasi dari survei google form, kami merasa bahwa perlu dilakukan penanganan dalam masalah-masalah kegiatan belajar dan mengajar selama pandemi COVID-19 berlangsung. Sosialisasi online merupakan solusi yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan pada periode waktu tersebut. Awalnya kami ingin melakukan seminar online atau webinar dengan tema pendidikan, tetapi kami merasa webinar tersebut hanya bersifat onetime conference. Kami ingin agar proyek ini bisa dirasakan kapan saja dan di mana saja. Pada akhirnya, kami merasa bahwa podcast dengan
audio adalah bentuk komunikasi yang pas sebagai platform sosialisasi yang akan kami lakukan. Podcast juga berpotensi memiliki citra yang kuat untuk proyek ini.
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Contoh Penerapan Kreativitas pada Proyek Sinergi:
Dari hasil survei yang kami adakan, dapat disimpulkan bahwa rata-rata peserta dari proyek kami adalah kelompok remaja berusia 18 tahun yang masih aktif bersosial media. Dengan hasil itu, kami Abipraya memutuskan untuk menjadikan Instagram sebagai platform untuk membagikan informasi sekaligus menerima informasi dari audiens Berani Mengungkap. Alasannya, Instagram merupakan salah satu sosial media yang paling banyak digunakan oleh kaum milenial sebagai sasaran utama dari proyek ini sendiri. Setelah berdiskusi selama beberapa pertemuan, kami berhasil merangkum kegiatan-kegiatan apa yang sekiranya akan kami bagikan melalui instagram Berani Mengungkap, diantaranya game, unggahan, dan podcast.
4
Creativity/Kreativitas
Kreativitas memiliki peran penting dalam pemecahan masalah, khususnya dalam merencanakan pemecahan masalah. Kreativitas adalah suatu kemampuan individu untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang “baru” untuk memecahkan masalah secara fasih, dan fleksibel. kreativitas pemecahan masalah dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang “baru” dalam menemukan suatu cara/alat untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan (masalah) secara fasih, dan fleksibel.
Berangkat dari temuan kami, kami sepakat untuk menambahkan aspek keinteraktifan dalam kegiatan kami yaitu membawakan dongeng dan kegiatan bermain bersama dengan anak-anak. Aspek keinteraktifan diniatkan agar kegiatan literasi tidak dipandang sebagai sebuah kegiatan yang monoton atau membosankan. Kami juga akhirnya memutuskan untuk menambahkan permainan edukatif sebagai salah satu jenis barang yang akan didonasikan.
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Untuk teknis penggalangan, kami membuka donasi dengan menyebarkan informasi melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan juga ke kerabat serta teman dekat. Teknik ini kami rasa cukup efisien untuk menggalang buku, dana, dan sebagainya dalam waktu yang relatif singkat. Kami juga memilih untuk menyebarkan informasi penggalangan melalui akun media sosial pribadi kami dibanding membuat akun khusus agar dapat merambah lebih banyak orang, yakni pengikut yang telah kami masing-masing miliki. Dalam pelaksanaan kegiatan, tentu saja tidak luput dari adanya permasalahan. Perbedaan domisili anggota kelompok yang jauh dari Taman Baca Rumah Literasi-45 membuat kami berinisiatif untuk menarik beberapa sukarelawan yang akan membantu dalam kegiatan penyerahan donasi hasil penggalangan. Selain itu, waktu penggalangan donasi yang sempit membuat kami memanfaatkan relasi yang ada sebagai donatur untuk menunjang kegiatan kami. Kami juga menambahkan aspek keinteraktifan yang sifatnya edukatif yang dapat menambah pengetahuan anak seperti menceritakan dongeng mengenai COVID-19 dan pengadaan kuis berhadiah sebagai bentuk hiburan bagi anak-anak di Taman Baca Rumah Literasi-45.
Kami merencanakan proyek kami untuk dapat selesai dalam waktu kurang lebih satu bulan. 23 Agustus–6 September kami rencanakan untuk melakukan penggalangan buku dan dana. 7–17 September kami rencanakan untuk belanja barang, dan persiapan penyaluran. Tanggal 18 September kami rencanakan untuk menjadi puncak dari kegiatan kami. Pada tanggal tersebut kami merencanakan untuk menyalurkan sekaligus melakukan hasil donasi dan belanja di Rumah Literasi 45.
Diskusi dilakukan setelah melakukan observasi dan pengambilan data dari survei yang kami adakan. Ketika melakukan survei 11–22 Agustus 2021 dimana masih dalam kondisi pandemi dan sistem belajar masih dilakukan secara daring. Karena situasi tersebut kami memiliki ide membuat suatu proyek yang tujuannya untuk memotivasi dan memberi semangat kepada teman-teman para pelajar karena pandemi belum berakhir. Hal itu kami ketahui dari keluh kesah teman-teman yang mengisi survei, kebanyakan mengisi bahwa situasi pandemi ini menyulitkan untuk proses belajar jika dilakukan secara daring, kurang maksimal seperti saat belajar secara luring atau tatap muka. Setelah banyak ide dan referensi yang jauh lebih banyak lagi, kami memutuskan untuk membuat podcast, ide podcast ini muncul dari
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Fahran. Setelah itu, kami berdiskusi terkait nama podcast kita sekaligus nama dari proyek kita. Muncul kata Revolusi Belajar, terlihat menarik untuk dijadikan nama proyek, ide ini diusulkan oleh Arya dan disusul singkatan nama podcast kami menjadi Povolar, yaitu Podcast Revolusi Belajar, nama Povolar ini merupakan ide dari Angelo. Setelah mendapatkan nama proyek dan gambaran proyek yang akan dibuat, pada tanggal 29–31 Agustus 2021, kami putuskan membuat sebanyak empat episode dengan tiga narasumber dan kami berlima mendapat bagian sendiri dalam podcast Povolar. Kami membagi dan membuat terlebih dahulu apa saja yang menjadi pembahasan di empat episode kami, daftar pertanyaan yang kami susun juga berdasarkan hasil survei yang diperoleh, daftar pertanyaan ini dibuat oleh Kania dan Fayza. Selanjutnya kami menentukan siapa saja narasumber podcast kami serta membuat surat undanga dan TOR untuk narasumber pada tanggal 29 Agustus – 6 September 2021. Semua kegiatan eksekusi yang terdiri atas pembuatan poster, rekaman podcast, editing, dan upload podcast, kami lakukan dalam rentang tanggal 6–30 September 2021.
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Konsep proyek ini adalah memberikan edukasi dan menyediakan wadah untuk berbagi pengalaman. Ide kreatif yang kami lakukan agar edukasi lebih mudah diterima dan menarik untuk disimak adalah mengemasnya dalam bentuk podcast dan microblog. Podcast Berani Mengungkap. id membahas pengenalan kekerasan seksual, tindakan preventif dan represif saat menghadapi kekerasan seksual, serta membacakan pengalaman kekerasan seksual yang dialami oleh teman-teman Berani Mengungkap.id. Sementara itu, microblog kami mengulas edukasi serupa namun dalam bentuk tulisan. Dalam rangka menjalin komunikasi interaktif dengan para pengikut di Instagram, kami juga mengunggah konten games menggunakan fitur Stories secara berkala. Setelah kami menentukan konsep proyek dan ide konten Instagram, kami segera menyusun linimasa proyek. Hari Sabtu menjadi waktu rapat rutin bagi tim Berani Mengungkap.id. Selama proyek berlangsung, kami menjadwalkan rapat tim sebanyak 6 kali. Di dalam rapat, kami membahas progress proyek setiap minggunya. Kami menetapkan jadwal unggah microblog dan Stories pada tanggal 27 Agustus, 3 September, 10 September, 17 September, dan 24 September 2021. Konten edukasi Berani Mengungkap.id ditutup dengan video podcast oleh seluruh anggota tim. Setelah semua rangkaian proyek selesai dijalankan, kami mengadakan evaluasi proyek dan tim, lalu mulai menyusun laporan dan video dokumenter pada tanggal 26 September 2021.
5
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat. Dengan demikian, kemampuan komunikasi sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam berkomunikasi di lingkungan sehari-hari sangat penting untuk dipahami. Kemampuan komunikasi sangat penting untuk diperhatikan setiap orang, agar diketahui seberapa jauh ia mampu untuk berhubungan secara baik dan wajar serta memahami lawan bicara, sehingga pesan yang disampaikan dapat tercapai dan dipahami. Komunikasi yang berkualitas sangat penting untuk diperhatikan agar pesan yang disampaikan dalam komunikasi dapat tercapai dan tepat sasaran serta ditanggapi dengan benar oleh lawan bicara, sehingga tercipta saling kesepahaman. Komunikasi sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan masyarakat. Proses komunikasi ditujukan untuk menciptakan penyampaian suatu pesan kepada orang lain, yaitu dengan komunikasi yang efektif. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif maka harus dilakukan persiapan-persiapan secara matang terhadap seluruh komponen proses komunikasi, yaitu, komunikator, pesan, saluran komunikasi, komunikan, efek dan umpan balik. Bahkan dengan kata lain, proses komunikasi yang akan dilakukan harus didahului dengan upaya pemeriksaan terhadap pertanyaanpertanyaan, “Siapa komunikatornya?”, “Apa pesannya?”, “Melalui media apa?”, “Sasarannya siapa?”, dan “Bagaimana efeknya pada sasaran?”. Proses komunikasi pada proyek sinergi ditujukan untuk mengkomunikasikan pandangan yang didapat dengan masyarakat dan juga stakeholder guna menghasilkan solusi konkrit yang dapat diimplementasikan. Mahasiswa dituntut melakukan komunikasi interpersonal, kelompok, organisasi, dan massa. Komunikasi interpersonal dan kelompok berlangsung di antara anggota kelompok dalam proses berbagi informasi, pemecahan masalah, dan penumbuhan karakteristik pribadi dan kelompok. Komunikasi organisasi dan massa dilakukan anggota kelompok dengan stakeholder atau kelompok masyarakat tertentu (Hubeis dan Kartika, 2018).
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Setelah merancang kegiatan Paradigma Untuk Literasi, kami menghubungi Kembali Ketua Taman Baca Masyarakat DKI Jakarta, Bapak Yudy, dan pengurus Taman Baca Masyarakat Jakarta Timur, Ibu Indah, untuk berdiskusi terkait program kami. Respon beliau berdua positif dan kami juga berdiskusi kembali Bapak Andreas Tambah, pengurus Taman Baca Anak Rumah Literasi 45. Kami mengunjungi beliau dan berdiskusi terkait program kami dan penanaman literasi pada anak secara umum. Salah satu yang beliau tekankan dan apresiasi adalahsalah satu masalah literasi pada anak saat ini ialah bukan sekAdar minat saja, tetapi juga akses terhadap bahan bacaan. Permasalahan akses bahan bacaan utamanya menyasar anak-anak kalangan bawah. Beliau juga menyampaikan bahwa meningkatkan minat literasi pada anak tidak melulu dilakukan melalui kegiatan membaca atau menulis, namun juga dapat dikembangkan melalui permainan dan dongeng yang merangsang keingintahuan dari anak-anak sehingga keingintahuan anak kemudian disalurkan pada kegiatan membaca. Hasil diskusi dengan Bapak Andreas kami makin mantap dengan rancangan kegiatan kami. Dengan siapnya rancangan program Paradigma Untuk Literasi, kami mulai mengeksekusi rencana kami dalam 3 tahapan. Tahap pertama, 23 Agustus–6 September 2021, kami membuka penggalangan buku anak-anak bekas layak baca dan dana melalui media sosial. Tahapan ini bertujuan untuk memperkaya koleksi buku-buku anak yang terdapat di Rumah Literasi 45 sehingga dapat dibaca oleh anak-anak bimbingan Rumah Literasi 45. Tahap kedua, 7–17 September 2021, kami melakukan persiapan penyaluran meliputi belanja buku-buku anak, alat tulis, dan permainan edukatif untuk anak. Tahap ketiga, 18 September 2021, kami melakukan eksekusi program kami, yaitu penyaluran hasil penggalangan di Rumah Literasi 45 beserta dua sukarelawan.
Setelah menentukan solusi atas permasalahan dan bentuk proyek, kami merasa perlu adanya narasumber atau pemateri yang menguasai bidang yang sesuai dengan masalah-masalah kegiatan belajar dan mengajar selama pandemi COVID-19 berlangsung. Diperlukannya narasumber tersebut sudah didiskusikan oleh kami berlima juga melalui komunikasi dengan Zoom meeting dan grup Whatsapp. Hasil dari diskusi yang baik
dengan sesama anggota tim, kami memutuskan untuk membuat daftar terlebih dahulu siapa saja nantinya yang akan menjadi narasumber podcast. Kami menemukan narasumber dari kalangan Mahasiswa Tingkat Akhir (Kak Langit Biru) bahkan Mahasiswa S2 (Bang Muhammad Ridho Notonegoro) dan Alumni IPB (Kak Bagus Wahyutomo). Setelah menemukan narasumber, baru lah kami berusaha untuk berkomunikasi dengan para narasumber melalui salah satu anggota yang ditunjuk sebagai humas dalam tim kami, dengan kepercayaan dan rasa ingin kolaborasi yang tinggi, kami diterima oleh para narasumber untuk mengadakan podcast dengan mereka. Sehingga podcast ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan dampak yang baik bagi pendengar, kami, dan narasumber. Kami juga bekerja sama dengan beberapa media partner, di antaranya bemkmipb, wujudkanasamu.id, pemimpin.indonesia, dan info.event. Adanya kerja sama dengan media partner mengharuskan kami untuk memperluas komunikasi agar tidak terjadi miskomunikasi ketika menyebarkan poster podcast kami melalui Instagram. Komunikasi yang kami lakukan dengan media partner seperti jadwal unggah poster dan tentunya kesediaan dari media partner untuk bekerja sama dengan kami.
Dalam menjalankan proyek ini, kami tidak melakukan komunikasi dengan stakeholder terkait seperti psikolog. Hal ini dikarenakan untuk menjangkau stakeholder tersebut, kami membutuhkan waktu dan jangkauan yang lebih banyak di tengah proses perkuliahan. Untuk solusi dari masalah, tim Abipraya banyak menekankan pertemuan diskusi satu sama lain dalam penanganan masalah. Kami saling menjaga komunikasi agar tetap terjalin sehingga kekosongan dari kehadiran sosok stakeholder yang seharusnya kami butuhkan tidak akan mengganggu progres dari pencarian solusi untuk proyek ini.
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
6
Problem Solving/Pemecahan Masalah
Problem solving atau pemecahan masalah adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Penyelesaian masalah atau problem solving merupakan tahapan proses penyelesaian suatu permasalahan atau kejadian, upaya pemilihan salah satu dari beberapa alternatif atau option yang mendekati kebenaran dari suatu tujuan tertentu. Pemecahan masalah proses yang melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan untuk mencapai tujuan. Pemecahan masalah ditujukan untuk penciptaan dan penggunaan aturan yang kompleks dan lebih tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi masalah. Dalam pemecahan masalah kita mengundang kembali informasiinformasi yang relevan yang diasumsikan telah dipelajari sebelumnya. Dalam proyek sinergi, pemecahan masalah dapat diartikan sebagai proses untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sebagai terjemahan dari istilah problem solving, istilah pemecahan masalah dalam bahasa Indonesia bermakna ganda yaitu proses memecahkan masalah itu sendiri dan hasil dari upaya memecahkan masalah, yaitu solusi.
Contoh Penerapan Pemecahan Masalah pada Proyek Sinergi:
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Pada hari penyaluran, kami awali kegiatan dengan dongeng interaktif bertemakan hidup sehat di masa pandemi beserta kuis berhadiah tentang dongeng yang diceritakan. Kemudian, kami bermain bersama dengan anak-anak seperti menyusun puzzle, melipat kertas origami, membentuk plastisin, dan menyusun balok. Sembari bermain, kami berbincang dengan anak-anak tentang buku kesukaan mereka dan membaca buku bersama mereka. Kegiatan diakhiri dengan penyaluran buku dan permainan interaktif anak hasil penggalangan, pemberian bingkisan berisi buku bacaan dan alat tulis kepada seluruh peserta kegiatan, dan foto bersama. Kegiatan di tanggal 18 September 2021 telah selesai dan kami melakukan evaluasi menyeluruh terkait program yang kami adakan. Ada tiga poin evaluasi penting yang kami ambil. Poin pertama, kami perlu lebih fokus dalam mengaitkan antara permainan interaktif dengan kegiatan literasi seperti membaca. Hal ini diperlukan agar keingintahuan pada anak benar-benar tersalurkan kepada kegiatan membaca. Poin kedua yaitu kami perlu mengaitkan pula kegiatan literasi dasar dengan bentuk literasi lainnya, salah satunya yaitu literasi lingkungan. Hal ini diniatkan agar selain minat dan kemampuan baca anak terasah, anak-anak juga mendapatkan pengetahuan atau keterampilan di bidang literasi lainnya. Poin terakhir,
kami perlu berusaha untuk dapat memberikan akses internet kepada anak-anak agar dapat mengakses bahan bacaan yang tersedia di internet seperti buku elektronik dan sumber belajar elektronik lainnya. Hal ini kami rasa perlu mengingat di zaman revolusi industri 4.0, banyak sumber belajar yang tersedia di internet.
Proses pelaksanaan proyek podcast kami ini, kami bagi dalam dua tahapan, yaitu tahap pra-pelaksanaan berupa proses survei untuk mendapatkan data dan tahap pelaksanaan dimulai dari awal pembuatan script sampai upload podcast. Persiapan yang kami lakukan seperti menentukan narasumber untuk podcast, menyiapkan daftar pertanyaan untuk narasumber, konsep unggah podcast akan seperti apa, bagaimana sistem penyebaran info terkait podcast kami, dan perlunya kerja sama dengan media partner. Persiapan yang kami lakukan tentunya dibuat juga dalam bentuk linimasa pelaksanaan seluruh kegiatan proyek sebagai pengingat dan acuan dari progres yang kami lakukan. Selama proyek podcast ini kami lakukan, kami menemukan berbagai macam permasalahan yang harus kami hadapi. Permasalahan terdapat pada sebelum, saat, maupun setelah recording podcast. Oleh karena itu, setiap permasalahan yang ada kami selalu mendiskusikan hal tersebut melalui grup Whatsapp atau Zoom meeting mengenai solusi atau alternatif lain untuk mengatasinya. Permasalahan yang terjadi seperti bentrok jadwal karena suatu hal sehingga kami perlu reschedule waktu diskusi kami. Segala kendala atau halangan selama proses pelaksanaan proyek dari masing-masing anggota tim selalu disampaikan secara langsung melalui grup Whatsapp agar segera menemukan solusinya. Ketika proses recording podcast, terdapat permasalahan yang muncul, seperti bentrok jadwal antara kami dengan narasumber, sehingga kami memutuskan untuk mengundur jadwal rekaman selama sepekan. Permasalahan lainnya yaitu ada satu anggota kami yang seharusnya menjadi moderator tetapi ada kendala karena suatu hal, sehingga kami anggota tim lainnya segera memindahkan tugas tersebut sebagai moderator kepada anggota tim lainnya yang siap. Pemindahan tugas tersebut hanya bertukar moderator dengan siapa narasumbernya, bukan menjadi double jobdesc atau bukan dua kali menjadi moderator. Setelah selesai melakukan proses rekaman, kami mengunggah poster melalui akun instagram pribadi masing-masing. Saat itu ada juga masalah yang muncul, yaitu adanya sedikit miskomunikasi mengenai waktu upload poster oleh media partner, akan tetapi semua dapat teratasi dengan baik setelah melakukan koordinasi kembali yang dilakukan oleh humas.
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Proyek sosial Berani Mengungkap : Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual ini dipersiapkan secara matang, dimulai dari membuat rencana aksi yang akan kami laksanakan selama 3 minggu, lalu mengatur pembagian program-program yang akan dilaksanakan. Program pertama yang kami rencanakan ialah survei, kami membuat beberapa pertanyaan untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan dan pengalaman masyarakat akan sexual harassment. Program kedua yang kami rencanakan ialah membuat akun Instagram @beranimengungkap. id yang mana akan ada beberapa konten seperti microblog, stories, games, dan podcast. Persiapan microblog sendiri mengharuskan kami untuk mencari informasi yang akurat mengenai sexual harassment dari beberapa media untuk menghindari kesalahan yang berakibat pada hoax. Sedangkan untuk persiapan podcast, kami membuat narasi secara garis besar dari apa saja yang nantinya akan dibahas serta berbagi cerita yang pernah dialami. Pelaksanaannya terbilang cukup lancar, namun tentu tidaklah mudah. Banyak kendala yang tidak bisa dihindari dan harus diselesaikan dengan sebaik mungkin. Contohnya konten microblog yang terkendala dalam pengunggahan dikarenakan oleh aplikasi eror, podcast yang terkendala dalam pengeditan dikarenakan rekaman yang berdengung, perangkat yang tidak memadai, sulitnya menemukan waktu yang tepat dalam pelaksanaan proyek, dan yang terakhir adalah kasus yang sering terjadi apabila dalam berkelompok, yaitu miskomunikasi yang berakibat terjadi ketegangan antar sesama anggota. Namun, pada akhirnya semua kendala berhasil kami atasi dengan baik. Dari kendala-kendala yang sudah terjadi kami mengadakan evaluasi yang diantaranya:
Survei a. Survey telah dilaksanakan tepat pada waktunya b. Responden yang didapat sudah sesuai target c. Saat pengisian survey terdapat responden yang mengisi tidak benar Podcast a. Penentuan waktu yang cukup panjang karena jadwal anggota yang berbeda-beda b. Rekaman podcast terlaksana dengan lancar c. Proses penyuntingan yang cukup lama karena kendala dalam rekaman video
1
2
3 Microblog a. Semua unggahan Instagram telah dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan b. Materi yang diunggah sudah sesuai target
7
Sustainability/Keberlanjutan
Keberlanjutan merupakan pemeliharaan atau pengaruh tambahan perubahan positif yang dihasilkan oleh program atau proyek sesudah proyek berakhir dilaksanakan. Melalui tindakan keberlanjutan diharapkan program/proyek dapat dilanjutkan meskipun intervensi sudah berakhir, baik oleh organisasi yang sama ataupun oleh organisasi yang berbeda. Dengan keberlanjutan, konsistensi akan selalu terjaga sama seperti sesaat setelah kegiatan dimulai. Semuanya mengalir dengan sendirinya. Keberlanjutan disini memiliki arti untuk melakukan evaluasi kegiatan dan merancang rencana tindak lanjut untuk keberlanjutan program. Sebelum merancang rencana keberlanjutan, perlu dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan proyek. Evaluasi dapat membantu mengetahui seberapa pengaruhnya dan seberapa besar perubahan yang didapatkan dari kegiatan tersebut. Evaluasi dapat dimulai dengan penetuan obyektivitas/tujuan evaluasi, penentuan alat evaluasi, pengambilan dan atau pengolahan data, serta pelaporan data.
Evaluasi bertujuan memberikan gambaran, acuan, dan saran dalam penyelenggaraan proyek selanjutnya. Proyek berkelanjutan perlu melakukan evaluasi dari berbagai perspektif, seperti penyelenggaraan, implementasi, proses, dan hasil (Fajriati et al, 2016). Hasil evaluasi perlu digali terus menerus agar pula dapat melakukan peningkatan secara terus-menerus.
Langkah Evaluasi Proyek Menentukkan Obyektivitas/Tujuan Contoh: “Mengukur pemahaman peserta”, “Mengukur kemampuan narasumber”, dsb
Menentukan Alat Evaluasi Contoh: Kuesioner dengan pertanyaan skala likert 5, Komparasi pre-test dan post-test, dsb
Pengambilan dan atau Pengolahan Data
Pelaporan Data Contoh: Disajikan dalam bentuk infografik melalui media vdi
Gambar 23. Langkah evaluasi proyek
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi
Poin-poin evaluasi tersebut kami ambil dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin keempat yakni pendidikan berkualitas. Kami yakin, bahwa pendidikan berkualitas merupakan hak semua anak terlepas dari latar belakang mereka. Kami juga ingin mendukung SDGs poin 17, kemitraan untuk mencapai tujuan, dengan mengajak orang-orang di sekitar kami untuk ikut berkontribusi dalam program kami dalam bentuk sumbangan maupun menjadi sukarelawan. Kami berencana untuk melanjutkan program ini di salah satu desa yang terletak di daerah Bogor. Harapannya, Paradigma Untuk Literasi yang kami asuh ini dapat memberikan manfaat yang berarti kepada anak-anak sehingga dapat menjadi generasi cerdas di masa depan.
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)
Evaluasi dari proyek kami adalah proyek ini bisa lebih dari sekadar podcast berupa audio. Jika ingin membuat proyek podcast, dapat sekaligus merekam video saat rekaman, Selain itu, eksekusi pembuatan proyek bisa juga dilakukan dengan penambahan konten edukatif berupa video juga, video yang dibuat dengan beragam karakter animasi yang menarik dengan pembahasan ringkas yang nantinya dapat dimengerti dengan mudah. Saran tersebut dilihat juga karena mengikuti zaman yang serba canggih dan senantiasa up to date setiap saat. Selain itu, untuk menarik minat audiens adalah dengan membuat sesuatu yang out of the box, tontonan sederhana, dan mudah dipahami. Hal-hal yang berhubungan dengan edukasi di masa mendatang juga akan menjadi hal yang penting dan akan selalu dicari karena edukasi akan senatiasa selalu ada dan tidak akan pernah hilang.
Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual
Proyek Sexual Harassment sangat diperlukan agar terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman di lingkungan sosial. Dari proyek ini, kita dapat mengetahui kondisi korban serta ketidaktahuannya dalam mengatasi sexual harassment. Ada beberapa keterbatasan dalam melanjutkan proyek ini, yaitu keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan jangkauan ke psikolog dan menggunakan. Kami mengetahui dengan keterbatasan pengetahuan ini kami belum dapat mengatasi sexual harassment dari responden karena keterbatasan faktor tersebut. Namun, kami tetap ingin mengembangkan proyek Sexual harassment, terbukti dengan kami memberikan beberapa solusi yang kami ketahui untuk para responden yang ingin konsul ke kami. Keterkaitan dengan SDGs, dapat dilihat pada nomor 4 dan 5, yakni Pendidikan Berkualitas dan Kesetaraan Gender. Kami memilih SDGs tersebut karena ada hubungan serta keterkaitan dalam peluang proyek kami. Dari SDGs Pendidikan Berkualitas dimaksudkan dengan adanya proyek ini kami memberikan pengetahuan sexual harassment baik dari tindakan pencegahan, jenis sexual harassment, hingga solusi yang tepat ketika terjadi sexual harassment. Kami memberikan informasi dengan cara membuka open chat serta dengan cara memberikan informasi di media instagram @beranimengungkap.id. Selain itu kami juga memilih SDGs Kesetaraan Gender, keterkaitan pada point SDGs ini dikarenakan agar tercapainya kesetaraan gender dan juga memberdayakan kaum perempuan. Dapat diketahui dari hasil data yang kami ambil dengan menggunakan media Google Form, dapat disimpulkan bahwa rata-rata korban sexual harassment adalah Perempuan. Salah satu responden kami mengatakan bahwa adanya paksaan dari kekuasaan pelaku sexual harassment. Tim Abhipraya menggalakan bahwasanya, baik dari perempuan dan juga laki-laki tidak boleh adanya pemaksaan atas tindakan yang semena mena serta kasus sexual harassment harus ditegakkan.